0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
105 tayangan36 halaman

Modul Sesi 6. Siklus Rankine

Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja melalui proses pemompaan air ke boiler, pembentukan uap di boiler, ekspansi uap di turbin, dan kondensasi uap di kondensor. Siklus ini digunakan untuk menghasilkan listrik di pembangkit tenaga listrik uap.

Diunggah oleh

Berbiktambunan
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
105 tayangan36 halaman

Modul Sesi 6. Siklus Rankine

Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja melalui proses pemompaan air ke boiler, pembentukan uap di boiler, ekspansi uap di turbin, dan kondensasi uap di kondensor. Siklus ini digunakan untuk menghasilkan listrik di pembangkit tenaga listrik uap.

Diunggah oleh

Berbiktambunan
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Anda di halaman 1/ 36

SIKLUS RANKINE

TERMODINAMIKA II

Bantu Hotsan Simanullang


Siklus Rankine

• Siklus Rankine adalah siklus daya uap yang digunakan


untuk menghitung atau memodelkan proses kerja mesin
uap / turbin uap.
• Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia,
William John Maqcuorn Rankine
• Siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi
kerja.
• Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik
yang dihasilkan di seluruh dunia.
Komponen Siklus Rankine

1. Boiler sebagai alat pembangkit uap


2. Turbin uap sebagai alat mengubah uap menjadi
kerja
3. Kondensor sebagai alat pengembun uap
4. Pompa boiler sebagai alat memompa air ke boiler
• Proses 1-2: Fluida kerja (misalnya air) dipompa dari
tekanan rendah ke tekanan tinggi. Pada tahap ini fluida
kerja berfase cair sehingga hanya membutuhkan energi
yang relatif kecil untuk proses pemompaan.
• Proses 2-3: Air bertekanan tinggi memasuki boiler
untuk dipanaskan. Di sini air berubah fase menjadi
uap jenuh. Proses ini berlangsung pada tekanan
konstan.
• Proses 3-4: Uap jenuh berekspansi pada turbin sehingga
menghasilkan kerja berupa putaran turbin. Proses ini
menyebabkan penurunan temperatur dan tekanan uap,
sehingga pada suhu turbin tingkat akhir kondensasi titik
air mulai terjadi.
• Proses 4-1: Uap basah memasuki kondenser dan
didinginkan sehingga semua uap berubah menjadi
fase cair. Air dipompakan kembali (Proses 1-2)
Siklus Rankine
Daya Turbin Uap
• Analisis energi ini dilihat dari tiap komponen (alat-alat) yang
terdapat pada siklus Rankine dengan menggunakan asumsi
bahwa komponen-komponen tersebut bekerja pada aliran
steady.
• Persamaan energi untuk masing-masing komponen dapat ditulis:
Pompa (Q = 0) Wpompa, in = h2 – h1
Boiler (W = 0) Qin = h3 – h2
Turbin (Q = 0) Wturb,out = h3 – h4
Condenser (W = 0) Qout = h4 – h1
Kerja bersih:
Wnet = Qin – Qout = W turb,out – W pompa,in
Efisiensi termal siklus Rankine
𝑊𝑛𝑒𝑡 𝑄 𝑜𝑢𝑡
𝜂= =1-
𝑄 𝑖𝑛 𝑄𝑖𝑛
Dimana:
h = entalphi
η = efisiensi termal
Faktor Kebasahan (x)

• Ketika molekul air berubah fase menjadi gas, terjadi


campuran gas dan cair. Maka kadar uap dalam
campuran tersebut disebut faktor kebasahan atau
sering disingkat dengan huruf X.
• Faktor Kebasahan dapat dihitung dengan rumus:
ℎ𝑠 𝑡 − ℎ 𝑆𝑔 𝑡 −𝑆
𝑓 𝑓
x= =
ℎ𝑓𝑔 𝑆𝑓𝑔
Faktor Kebasahan (x)
Dimana:
X : faktor kebasahan (%) menyatakan persentase uap
hg(t) : entalpi uap pada temperatur fluida tertentu (kJ/kg)
hf : entalpi cair (kJ/kg)
hfg : entalpi perubahan dari cair ke gas (kJ/kg)
sg(t) : entropi uap pada temperatur fluida tertentu (kJ/kg.K)
sf : entropi cair (kJ/kg.K)
sfg : entropi perubahan dari cair ke gas (kJ/kg.K)
Jenis-Jenis Uap

Keadaan uap ada beberapa macam, dilihat dari apakah


uap itu masih mengandung air atau tidak.
Uap ada 2 macam yaitu :
1. Uap basah adalah uap yang masih mengandung
butir-butir air.
2. Uap kering adalah uap yang tidak mengandung
butir-butir air.
Uap Kering

Uap kering dapat dibagi dua yaitu :


a. Uap jenuh / kenyang adalah uap yang mempuntai
tekanan tertinggi pada suhu tertentu.
b. Uap panas lanjut adalah uap yang tekanannya tidak
sebanding dengan suhunya, atau uap yang suhunya
lebih tinggi dari suhu uap kenyang pada tekanan
yang sama.
Studi Kasus

• Sebuah siklus Rankine sederhana ideal bekerja pada


temperatur 400 derajat celcius dan tekanan 80 bar.
Tekanan kondensor 0,1 bar. Aliran massa uap yang
masuk ke turbin 100 kg/s. Hitunglah kerja turbin,
kerja pompa (Wt), kalor masuk (Qin), kalor keluar
(Qout) dan efisiensi siklus (Pt). daya yang dihasilkan
turbin dan daya netto siklus (Pnett)
Penyelesaian
Solusi

• Dari tabel sifat-sifat uap panas lanjut di dapat:


• Pada suhu 400℃ dan tekanan 80 bar didapat:
• h1= 3139,4 kJ/kg
• Entropi uap masuk ke turbin : s1 = 6,3658 kJ/kg.K
• Entropi uap keluar turbin sama dengan entropi uap
masul turbin (proses ideal atau isentropis) sehingga
s1 = s2 = 6,3658 kJ/kg.K
Solusi (lanjut)

• Dari tabel uap jenuh, pada tekanan 0,1 bar (10 kPa)
didapat :
• Entalpi fase uap (hg2) = 2583,9 kJ/kg
• Entalpi fase cair (hf2) = 191,81 kJ/kg
• Entalpi perubahan fase (hfg2) = 2392,1 kj/kg
• Entropi fase uap (sg1) = 8,1488 kJ/kg.K
• Entropi fase cair (sf2) = 0,6492 kJ/kg.K
• Entropi perubahan fase (sfg2) = 7,4996 kJ/kg.K
Solusi (lanjut)

• Fraksi (kadar) uap (X)adalah:


𝑠2 −𝑠𝑓2 6,3658−0,6492
𝑋=  𝑋= = 0,7662
𝑠𝑓𝑔2 7,4996
X = 76,22% (kadar uap yang keluar dari turbin
menuju kondensor adalah 76,22 % atau fluida yang
keluar dari turbin 76,22 % uap dan 23.78 % cair. Bagian
yang cair ini tidak perlu lagi diembunkan, tetapi 76,22 %
uap ini yang harus dibuang kalornya supaya fasenya
berubah menjadi cair)
Solusi (lanjut)

• Energi total yang terkandung di dalam 76,22% uap:


ℎ2 −ℎ𝑓2 ℎ2 −191,81
• 𝑋= ℎ𝑓𝑔2
 0,7622 =
2392,1
• h2 = (0,7622 x 2392,1) + 191,81 = 2015,07 kj/kg
• Sehingga kerja turbin, Wt = h1-h2
• Wt = 3139,4 - 2015,07 = 1124,33 kj/kg
Solusi (lanjut)

• Daya Turbin, PT = Wt.m


PT = 1124,33 kj/kg.100 kg/s = 112433 KW atau
112,433 MW
• Kalor yang dibuang kondensor:
• Qout = h2-h3, dimana: h2 = entalpi uap yang masuk ke
kondensor = 2015,07 kJ/kg, dan h3 = entalpi air yang
keluar dari kondensor = 191,81 kJ/kg
• Sehingga Qout = 2015,07- 191,81 = 1823,26 kj/kg
Solusi (lanjut)
• Daya Kondensor yang diperlukan untuk membuang kalor:
• PK = Qout.m  1823,26 kj/kg . 100 kg/s = 182326 KW
= 182,326 MW
• Kerja Pompa (Wp)
• Wp= v. (p4-p3) = h4-h3)
• ν = volume jenis air pada tekanan 0,1 bar = 0,00101
m3/kg
• p4 = tekanan air keluar pompa = tekanan boiler (proses
ideal tidak ada rugi-rugi tekanan) maka p4 = p1 = 400 bar
= 40 Mpa.
Solusi (lanjut)

• Sehingga Wp= v. (p4-p3)  0.00101.(40.000-10)


= 40,3899 kj/kg
• Daya Pompa, Pp = Wp.m
Pp = 40,3899 kj/kg.100kg.s = 4038,99 KW
• Daya Netto Siklus:
• Pnett = PT - PP  = 112433 watt - 4038,99 KW
= 108305,01 kw = 108,305 MW.
Solusi (lanjut)

• Kalor yang masuk ke dalam system (Qin)


• Qin = h1-h4
• dimana h1 = entalpi uap panas lanjut keluar dari
boiler = 3139,4 kJ/kg
• h4 = entalpi air keluar pompa yang besarnya =
entalpi air masuk pompa + kerja pompa, maka h4 =
191,81 + 40,3899 = 232,1999 kJ/kg
Solusi (lanjut)

• Sehingga Kalor yang masuk ke dalam system:


• Qin = 3139,4 kJ/kg - 232,1999 kJ/kg
= 2900,2 kj/kg
Daya yang dihasilkan Boiler:
PB = 2900,2 kJ/kg x 100 kg/s = 290.020 kW = 290,02
MW
Solusi (lanjut)

• Sehingga efisiensi thermal siklus:


𝑊𝑇 −𝑊𝑃
• η𝑡 = 𝑞𝑖𝑛
1124,33−40,3899
• η𝑡 = 2900,2
= 0,3737 = 37,37%
• Dapat dilihat hanya 37,37 % dari daya yang diberikan ke
dalam boiler yang dapat diubah menjadi energi mekanis,
sisanya hilang atau dibuang ke alam melalui kondensor
dan ada sebagian kecil yang digunakan untuk mengerakan
pompa.
Referensi

1. http://pakgurufisika.blogspot.co.id/2015/07/siklus-
rankine-dalam-sistem-tenaga-uap.html
2. https://djukarna.wordpress.com/termodinamika/
siklus-rankine/
3. https://djukarna.wordpress.com/termodinamika/
siklus-rankine/
4. http://ziehan96.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-
persyaratan-dan-fungsi-ketel.html

Anda mungkin juga menyukai