Laprak Percobaan 2 Decoder Dan Encoder
Laprak Percobaan 2 Decoder Dan Encoder
NIM : A1C320049
Kelas : Reguler B
Asisten Dosen :
UNIVERSITAS JAMBI
2022
I. Judul : Decoder dan Encoder
II. Hari / Tanggal : Selasa / 29 Maret 2022
III. Tujuan :
Adapun tujuan dari praktikum elektronika digital pada percobaan Decoder
dan Encoder diantaranya sebagai berikut :
1. Dapat mengenal macam-macam rangkaian Decoder dan Encoder.
2. Dapat membedakan Decoder dan Encoder.
3. Dapat menganalisis prinsip kerja Decoder dan Encoder.
Dari table kebenaran diatas didapat persamaan keluaran dari rangkaian decoder 2
to 4 adalah sebagai berikut :
𝑌0 = B . A
𝑌1 = B. 𝐴
𝑌2 = 𝐵. A
𝑌3 = 𝐵. 𝐴
Jadi berdasarkan persamaan diatas, realisasi dari rangkaian decoder 2 to 4 adalah :
The truth table of an 8-of-3 encoder is shown in Table 4.3. The input signal
xi represents a set of variables with different information. Only one of the inputs
x0–x7 is logic ‘1’ in every input series. The outputs are three-digit binary codes
ABC. Each input xi corresponds to a unique set of coded signals ABC. According
to the truth table, we can obtain the relational expression:
A = x1 + x3 + x5 + x7
B = x2 + x3 + x6 + x7
C = x4 + x5 + x6 + x7
Menurut Hong (2019), fungsi utama dari encoder adalah untuk mengubah
makna tertentu dari informasi menjadi kode biner.
Tabel 4.3. Tabel Kebenaran Encoder 8 to 3
V.2.Bahan :
1. Jumper = Secukupnya
2. Breadboard = 1 Unit
3. Kabel = Secukupnya
4. IC 7404, 7432, 7408
5. LED
3. Divariasikan nilai masukan A3, A2, A1 dan A0 berurutan seperti yang tertera
pada tabel, dan amati keluarannya. Tuliskan hasil pengamatan pada tabel
yang telah disediakan.
VII. Hasil dan Pembahasan
7.1 Hasil
7.1.1 Tabel Hasil Percobaan Decoder 2 to 4
I0 I1 D0 D1 D2 D3
0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1
7.2 Pembahasan
Rangkaian kombinasional adalah rangkaian yang outputnya hanya
tergantung pada input ”pada saat itu”. Pada prinsipnya, rangkaian kombinasional
merupakan penerapan dan penerjemah langsung dari aljabar boolean, yang
biasanya dinyatakan sebagai fungsi logika. Operator logika yang digunakan dalam
aljabar boolean adalah inversi/negasi (NOT), perkalian logika (AND),
penambahan logika (OR).
Pada prinsipnya, rangkaian kombinasional merupakan penerapan dan
penerjemah langsung dari aljabar boolean, yang biasanya dinyatakan sebagai
fungsi logika. Operator logika yang digunakan dalam aljabar boolean adalah
inversi/negasi (NOT), perkalian logika (AND), penambahan logika (OR).
Rangkaian kombinasional terdiri dari gerbang logika yang memiliki output yang
selalu tergantung pada kombinasi input yang ada. Rangkaian kombinasional
melakukan operasi yang dapat ditentukan secara logika dengan memakai sebuah
fungsi boolean.
Rangkaian Logika Kombinasional adalah rangkaian logika digital tanpa
memori yang outputnya bisa kapan saja hanya bergantung pada kombinasi
inputnya. Tidak seperti Rangkaian Logika Sekuensial yang outputnya bergantung
pada inputnya saat ini dan status keluaran sebelumnya memberi mereka beberapa
bentuk Memori. Output dari Rangkaian Logika Kombinasional hanya ditentukan
oleh fungsi logika dari status arus input mereka, logika “0” atau logika “1”, pada
waktu tertentu.
Hasilnya adalah bahwa rangkaian logika kombinasional tidak memiliki
umpan balik, dan setiap perubahan pada sinyal yang diterapkan pada inputnya
akan segera berpengaruh pada output. Dengan kata lain, dalam Rangkaian Logika
Kombinasional, output bergantung pada kombinasi inputnya setiap saat. Dengan
demikian rangkaian kombinasi ini tidak memiliki memori.
Jadi jika salah satu kondisi inputnya berubah status, dari 0-1 atau 1-0, maka
output yang dihasilkan juga sebagai rangkaian logika kombinasional default
membuatnya "tidak ada memori", "waktu" atau "putaran umpan balik" dalam
desain mereka.
Dengan melihat tabel kebenaran di atas, operasi dari decoder dapat lebih
dipahami. Ketika kedua input A dan B adalah 0, Y0 akan aktif “HIGH” atau logika
1 dan pin output yang tersisa akan menjadi “LOW” atau logika 0. Demikian pula,
pin output Y1 akan berada pada logika 1 untuk A = 0 dan B = 1. Output berkode
yang dihasilkan oleh input A = 1 dan B = 1 adalah “1000”, di mana pin Y 3 berada
pada logika 1 dan pin yang tersisa berada di logika 0.
c. Decoder 4 to 16
Untuk merancang decoder 4 ke 16 maka dapat digunakan decoder 3 ke 8.
Seperti yang diketahui Decoder 3 ke 8 memiliki tiga input A2, A1 dan A0 dan
delapan output, Y7 ke Y0. Sedangkan decoder 4 ke 16 Decoder memiliki 4 input
yaitu A3, A2, A1 dan A0 dan 16 ouput yaitu Y15 hingga Y0. Dengan kata lain,
diperlukan 2 decoder 3 ke 8 untuk merancang 1 decoder 4 ke 16. Berikut ini
adalah diagram bloknya. Berikut ini adalah diagram blok dari decoder 4 to 16.
Untuk merancang decoder 4 ke 16, diperlukan 4 input biner (A, B, C, D). Tiga
input A, B dan C diberikan sebagai input ke dua decoder biner 3 ke 8. Input
keempat D diberikan sebagai input enable (EN) ke kedua decoder.
Seperti yang dapat kita lihat dari diagram di atas ketika input D = 0, decoder di
atas akan diaktifkan dan yang di bawah akan dinonaktifkan. Dan sebaliknya,
ketika D = 1, itu akan mengaktifkan decoder bagian bawah dan menonaktifkan
decoder bagian atas.
Berikut table kebenaran dari rangkaian decoder 4 to 16
Data BCD 4 bit diubah menjadi tampilan visual angka desimal 0-9
menggunakan rangkaian logika dasar digital (AND, OR dan NOR). Data BCD 4
bit tersebut diubah sesuai nilai desimal seperti pada tabel berikut. Proses
pengkodean data BCD menjadi tampilan angka desimal dilakukan secara terpisah
untuk tiap-tiap ruas/segment (ruas a- ruas g).
2. Jenis-jenis Rangkaian Encoder
Encoder adalah sebuah kombinasi sirkuit yang sering digunakan pada semua
sistem digital. Secara bahasa, Encoder adalah pembuat kode. Encoder adalah
bagian yang berfungsi untuk membuat kode biner, agar input dari luar yang
bentuknya bukan biner bisa dimengerti oleh mesin. Input seperti bilangan desimal
akan melewati encoder dan keluar sebagai kode dalam bentuk bit-bit biner (BCD)
yang direpresentasikan dengan 1 dan 0.
Encoder adalah kebalikan dari decoder. Jika decoder mengubah input yang
bentuknya kurang dimengerti manusia menjadi bentuk yang lebih familiar untuk
manusia, maka encoder yang merupakan kebalikannya akan mengubah input yang
dimengerti oleh manusia menjadi bentuk binary yang notabene bukan bahasa
manusia.
Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode
bilangan biner dengan konfigurasi 2^n input dan n output. Dia akan mengubah
informasi dari 2^n input tersebut menjadi kode binary sejumlah n yang ekuivalen
dengan inputnya. Dari sini kita bisa memahami beberapa jenis Encoder
berdasarkan jumlah input dan outputnya.
Secara umum Encoder populer diketahui adalah 4 to 2 Encoder, 8 to 3
Encoder alias oktal to Binary encoder, 10 to 4 Encoder alias Decimal to BCD
Encoder. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai jenis-jenis Encoder.
a. Encoder 4 to 2
Encoder 4 to 2 ini terdiri dari 4 input Y3, Y2, Y1 dan Y0 dan dua output A1
dan A0. Di mana setiap salah satu dari input mendapat logic 1 maka akan
menghasilkan kondisi kedua output tertentu
Berikut ini table kebenaran atau truth table dari tipe encoder 4 to 2
Jadi, persamaan logika untuk masing-masing output A1 dan A0 adalah
A1 = Y3 + Y2
A0 = Y3 + Y1
Jika diimplementasikan ke dalam rangkaian logika menggunakan 2 gerbang
OR, maka akan jadi rangkaian seperti di bawah ini:
Persamaan logika untuk masing-masing output A3, A2, A1 dan A0 adalah sebagai
berikut:
A3 = Y9 + Y8
A2 = Y7 + Y6 + Y5 +Y4
A1 = Y7 + Y6 + Y3 +Y2
A0 = Y9 + Y7 +Y5 +Y3 + Y1
Persamaan di atas dapat diimplementasikan ke dalam rangkaian logika
menggunakan empat gerbang OR, seperti berikut:
2. Adapun perbedaan dari decoder dan encoder dapat dilihat dalam table berikut
ini :
Perbedaan Decoder dan Encoder
Decoder Encoder
suatu rangkaian digital yang rangkaian digital yang dapat
merubah bilangan biner menjadi mengubah bilangan decimal
bilangan decimal. Rangkaian logika menjadi biner. Encoder melakukan
decoder menerima input-input operasi kebalikan dari decoder.
dalam bentuk biner dan Encoder menghasilkan output dalam
mengaktifkan salah satu outputnya bentuk bit. Syarat yang harus
sesuai dengan urutan biner inputnya. dipenuhi adalah bahwa input harus
berupa word biner yang ekivalen
dengan bilangan decimal 2
(1,2,4,6,16,..) sehingga Encoder
hanya berguna dalam bentuk
priority encoder yang hanya
memperoleh prioritas data tertinggi
untuk di kodekan.
Decoder adalah suatu rangkaian Encoder adalah suatu rangkaian
logika yang berfungsi untuk logika yang berfungsi untuk
mengkonversikan kode yang kurang mengkonversikan kode yang lebih
dikenal manusia kedalam kode yang dikenal oleh manusia ke dalam kode
lebih dikenal manusia yang kurang dikenal manusia.
Baria, A. M. A., Darlis, D., & Hariyani, Y. S. 2016. Perancangan dan Realisasi
Modul Praktikum Teknik Digital Dan Komputer SAP-1 Sebagai Sarana
Perkuliahan D3 Teknik Telekomunikasi. E-Prociding of Applied Science,
1(1), 789-796.
Das, J. C., & De, D. 2019. Novel design of reversible priority encoder in quantum
dot cellular automata based on Toffoli gate and Feynman gate. The Journal of
Supercomputing, 75(10), 6882-6903.
Hong, Q., Shi, Z., Sun, J., & Du, S. 2021. Memristive self-learning logic circuit
with application to encoder and decoder. Neural Computing and
Applications, 33(10), 4901-4913.
Jan, M., Sianipar, R. H., & Sultan. 2017. Perancangan Simulator Rangkaian
Logika Dengan Visual C++. Dielektrika, 2(2), 151-163.
Liu, S., Li, M., Yu, X., et al. 2016. Biomacromolecular logic gate,
encoder/decoder and keypad lock based on DNA damage with
electrochemiluminescence and electrochemical signals as outputs. Chemical
Communications, 51(67, 1-4.
Manus, G., Mamahit, D. J., & Sompie, S. R. 2017. Perancangan dan Pembuatan
Trainer Praktikum Sistem Digital di Laboratorium Elektronika dan
Instrumentasi. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 6(1), 41-47.
Sugiartowo, & Ambo, S. N. 2018. Simulasi Rangkaian Kombinasional Sebagai
Media Pembelajaran Sistem Digital Pada Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Prosiding Semnastek, 1-11.
Sinduningrum, E. 2019. Teori dan Praktik Rangkaian Digital dan Gelombang.
Yogyakarta : Deepublish.
Zhou, C., Wu, C., Liu, Y., & Wang, E. (2016). Effective construction of a
AuNPs–DNA system for the implementation of various advanced logic
gates. RSC advances, 6(108), 106641-106647.
LAMPIRAN
A. Lampiran Gambar Percobaan
1. Percobaan Decoder 2 to 4
Input 0 0
Input 0 1
Input 1 0
Input 1 1
2. Percobaan Encoder 4 to 2
Input 0 0 0 1
Input 0 0 1 0
Input 0 1 0 0
Input 1 0 0 0
Input 0 0 0 0
B. Lampiran Literatur
Arifianto, T. 2017. Papan Pergantian Pemain Sepak Bola Berbasis Digital
Menggunakan IC4072 dan IC7447. Rekayasa, 10(1), 44-50.
Baria, A. M. A., Darlis, D., & Hariyani, Y. S. 2016. Perancangan dan Realisasi
Modul Praktikum Teknik Digital Dan Komputer SAP-1 Sebagai Sarana
Perkuliahan D3 Teknik Telekomunikasi. E-Prociding of Applied Science,
1(1), 789-796.
Das, J. C., & De, D. 2019. Novel design of reversible priority encoder in quantum
dot cellular automata based on Toffoli gate and Feynman gate. The Journal of
Supercomputing, 75(10), 6882-6903.
Hariyadi. 2017. Digital trainer laboratorium Teknik Elektro FT-UMSB. Menara
Ilmu, 11(75), 31-48
Hong, Q., Shi, Z., Sun, J., & Du, S. 2021. Memristive self-learning logic circuit
with application to encoder and decoder. Neural Computing and
Applications, 33(10), 4901-4913.
Jan, M., Sianipar, R. H., & Sultan. 2017. Perancangan Simulator Rangkaian
Logika Dengan Visual C++. Dielektrika, 2(2), 151-163.
Liu, S., Li, M., Yu, X., et al. 2016. Biomacromolecular logic gate,
encoder/decoder and keypad lock based on DNA damage with
electrochemiluminescence and electrochemical signals as outputs. Chemical
Communications, 51(67, 1-4.
Zhou, C., Wu, C., Liu, Y., & Wang, E. (2016). Effective construction of a
AuNPs–DNA system for the implementation of various advanced logic
gates. RSC advances, 6(108), 106641-106647.