Laporan Praktikum Tioma (2006573550) Mekanika Tanah Consolidation (CSL)
Laporan Praktikum Tioma (2006573550) Mekanika Tanah Consolidation (CSL)
Laporan Praktikum Tioma (2006573550) Mekanika Tanah Consolidation (CSL)
I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 2435 “Standard Test Method for One-Dimensional Consolidation
Properties of Soils”
SNI 03-2812-1992 “Metode pengujian konsolidasi tanah satu dimensi”
1
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
E. Teori Tambahan
Penurunan konsolidasi adalah perpindahan vertikal permukaan substrat karena
perubahan volume pada satu tahap proses konsolidasi. Penurunan massa tanah
dikendalikan oleh perubahan tegangan massa tanah, beban struktur di atas tanah,
dan penurunan muka air tanah. Tanah akan menyusut atau berkurang volumenya
jika diberikan pembebanan. Penyusutan yang terjadi akan lebih besar pada tanah
dengan kadar air yang lebih tinggi karena air merupakan sumber utama air
membasahi atau melumasi partikel tanah akan menghasilkan efek pemadatan yang
lebih banyak. Penggunaan daya dukung dari bagian tanah yang diperkuat harus
3
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
lebih besar dari beban timbunan. Penguatan tanah menggunakan dolken bisa
berbeda dengan diameter dan panjang yang berbeda dari cerobong yang ada,
tambah jumlah ceruk, karena ini dapat meningkatkan kapasitas pendukung.
Indeks kompresi (Cc) merupakan salah satu parameter yang sangat
berpengaruh pada penurunan yang terjadi akibat proses konsolidasi tanah
pendukung, terutama pada lapisan tanah lunak. Untuk mendapatkan parameter
indeks kompresi (Cc) dilakukan pengujian laboratorium dengan alat uji
oedometer. Sedangkan, Kecepatan penurunan dihitung dengan menggunakan
koefisien konsolidasi. Kecepatan penurunan perlu diperhitungkan bila penurunan
konsolidasi yang terjadi pada suatu struktur diperkirakan sangat besar. Nilai
banding overconsolidation (Overconsolidation Ratio, OCR) didefinisikan sebagai
nilai banding tekanan prakonsolidasi terhadap tegangan efektif yang ada. Tanah
normally consolidated mempunyai nilai OCR = 1, dan tanah overconsolidated bila
mempunyai OCR >1. Berikut adalah tabel Cv.
4
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Gambar 11.2 Pengolesan vaseline ke silinder ring (kiri), pengukuran diameter ring
konsolidasi (kanan), dan pengukuran tinggi ring konsolidasi (bawah)
Gambar 11.3 Tanah dikeluarkan dari tabung dengan extruder (kiri), proses
perataan permukaan ring (kanan).
B. Jalannya Praktikum
5
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Gambar 11.4 Kertas pori dan batu porous (kiri) dan sample tanah dalam ring
konsolidasi (kanan)
6
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
7
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
8
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
9
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
10
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
1004−926
√ 2,83= ×100 %=54,54 %
1069−926
1016−926
√3,87= ×100 %=62,94 %
1069−926
1030−926
√5,48= ×100 %=72,73%
1069−926
10 40−926
√7,75= ×100 %=79,72 %
1069−926
10 45−926
√9,49= ×100 %=83,22%
1069−926
1069−926
√37,95= ×100 %=100 %
1069−926
Beban 1 kg
% strain √Time
0 0,00
27,2727273 0,32
30,0699301 0,50
32,8671329 0,71
36,3636364 1,00
41,2587413 1,41
46,8531469 2,00
54,5454545 2,83
62,9370629 3,87
72,7272727 5,48
79,7202797 7,75
83,2167832 9,49
100 37,95
Tabel 11.7 Data Perhitungan Beban 1 kg
Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022
11
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
12
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
13
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
14
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
15
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
16
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
0,848 H 2 1 ∆H
Cv= ; H= ( H ring − ) dengan H merupakan Half average load height.
t 90 2 2
e=en−1−∆ e n=0,77
∆ Hn
H . av=H . av n−1−( )= 0,955
2
1
H c = H . av=0,4773 cm
2
2
0,848 H
Cv= = 0,604 cm2/min.
t 90
Loa Inst Averag Time
Deformasi ΔH Change in
dF p (kg/cm2) void e ht for Hc for
(mm) (cm) void ratio
(kg) ratio e load consol Cv
0 0 0 0 0 0,90 1,02 0,510929 0 0
1 0,308111847 0,1069 0,1069 0,104613 0,79 0,968 0,484204 0,5 0,397633
2 0,616223694 0,1344 0,0275 0,026912 0,77 0,955 0,477329 0,32 0,603784
4 1,232447388 0,1673 0,0329 0,032196 0,73 0,938 0,469104 0,32 0,583155
8 2,464894776 0,2092 0,0419 0,041004 0,69 0,917 0,458629 0,5 0,356738
17
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
P vs cv
1
0.9
0.8
Cv (cm^2/min
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.1 1 10 100
σ' (kg/cm²)
Loading Unloading
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.1 1 10 100
σ' (kg/cm²)
18
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
19
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
dilapisi kertas pori sebagai penahan agar sampel tanah tidak menempel pada batu
porous, dan batu berpori. Setelah itu dipasang silinder tembaga. Silinder tembaga
mempunyai fungsi untuk meratakan beban agar semua sampel tanah mendapatkan
beban.
Selanjutnya beban diberikan sebesar 1 kg dengan pembacaan dial setiap 0” ,
6” , 15’’, 30’’, 1’, 2’, 4’, 8’, 15’, 30’, 60’, dan 1440’ . Setelah itu , dilakukan
prosedur yang sama dilakukan dengan penambahan beban menjadi 2 kg, 4 kg, 8
kg, 16 kg, dan 32 kg dengan penambahan air terlebih dahulu. Penambahan air
sebelum pemberian beban berfungsi untuk mencegah terjadinya pengembangan
tanah/swelling yang akan terjadi. Setelah mencapai beban 32 kg , dilakukan proses
unloading beban dari 32 kg menuju 1 kg dan proses unloading dilakukan dua kali
sehari. Setelah mencapai beban 32 kg, praktikan melakukan unloading secara
bertahap ke beban 16, 8, 4, 2, dan 1 kg dengan interval waktu 24 jam pada
masing-masing unloading. Berbeda dengan pembacaan loading, pembacaan pada
saat unloading hanya perlu dilakukan sekali setelah 24 jam. Kemudian, tanah
sampel diambil dari perangkat konsolidasi. Setelah itu, tanah bersama ring yang
sudah dijadikan bahan praktikum ditimbang di dalam can dengan alat timbang
digital untuk mengetahui beratnya. Kemudian, tanah di-oven selam 24 jam.
Setelah itu, sampel tanah teroven ditimbang kembali untuk mendapatkan berat
tanah ovennya sehingga dapat ditentukan besarnya kadar air sampel tanah
setelah konsolidasi.
20
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
perpotongan garis grafik dengan garis 1.15 t pada sumbu x (√t) merupakan nilai
√t90 sehingga nilai t90 dapat diketahui dengan menguadratkan nilai √t90. Dari
pengolahan data yang dilakukan, didapatkan nilai √t90 dari beban 1, 2, 4, 8, 16,
dan 32 kg secara berurutan sebesar 0,5; 0,32; 0,32; 0,5; 0,32; dan 0,32.
Berdasarkan teori, pertambahan beban mengakibatkan pertambahan nilai √t90
sehingga hubungannya adalah berbanding lurus walaupun tidak linear. Namun,
hubungan yang terbentuk adalah eksponensial karena sumbu x yang digunakan
adalah akar waktu. Artinya, pertambahan sedikit beban dapat menyebabkan
peningkatan √t90 yang cukup drastis. √t90 merupakan akar dari waktu tanah yang
telah mengalami konsolidasi 90% di mana dalam perhitungan digunakan sebagai
pendekatan waktu konsolidasi 100% (waktu ketika tidak terjadi penurunan lagi
ketika diberi beban tertentu). t90 digunakan pada perhitungan Cv (kecepatan
konsolidasi). Pada praktikum ini, pertambahan beban tidak mempengaruhi nilai
√t90 secara signifikan yang berarti kemungkinan terjadi karena hanya pada waktu
0.32 dan 0.5 terjadi strain yang sesuai dengan standar pengukuran grafis yang
berlaku.
Setelah itu, praktikan mencari nilai CV dengan rumus
CV =
0,848 1
t 90 (
×( H t−
2
∆H 2
2 )
) pada masing-masing pembebanan mulai dari
loading hingga unloading, mulai dari beban 1 kg (loading) hingga kembali lagi ke
beban 1 kg (unloading) secara berurutan sebesar 0.397; 0,604; 0,583; 0.356;
0.529; 0.491; 0.502; 0.330; 0.524; 0.532; dan 0.344 dalam cm 2/menit. Koefisien
konsolidasi cenderung menurun untuk setiap penambahan beban seperti
ditunjukkan pada tabel dan grafik Cv. Nilai Cv umumnya menurun ketika beban
bertambah karena kemampuan tanah untuk mengkonsolidasi menjadi menurun
karena tanah akan menjadi semakin padat. Namun, pada kasus pada praktikum ini,
grafik dan nilai Cv cenderung stabil yang berarti tanah tidak mengalami
pemadatan yang signifikan.
Setelah itu, praktikan membuat grafik void ratio (e) terhadap pressure dalam
kg/cm2 sehingga dari grafik dapat diperoleh nilai Pc (pasca-consolidated
preassure) sebesar 5 kg/cm2. Selain itu, didapatkan pula nilai e1 (angka pori pada
loading 32kg) sebesar 0.58; e2 (angka pori pada loading 16 kg) sebesar 0.65; P1
(tekanan pada loading 32 kg) sebesar 9.89 kg/cm2; dan P2 (tekanan pada loading
21
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
16 kg) sebesar 4.93 kg/cm2. Dengan turut mengetahui nilai e0 sebesar 0.90 dan Po
e 2−¿e
sebesar 0.19 kg/cm , dapat dihitung nilai Cc dengan rumus Cc= 1
¿
log P 1−logP 2
sehingga didapatkan nilai Cc sebesar 0.211; nilai CR dengan rumus
e 0−¿e
CR= 2
¿sehingga didapatkan nilai CR sebesar 0.176; dan nilai OCR
log P 2−logP 0
Pc
dengan rumus sehingga didapatkan nilai OCR sebesar 26.671. Pada Grafik
P0
11.7 “Hubungan antara P dan Cv”, terdapat ketidaksinkronan antara grafik loading
dan unloading. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan pada nilai loading dan
unloading pada P dan Cv yang jauh, sehingga saat dibuat grafik letak loading
lebih tinggi daripada unloading.
Nilai OCR yang dihasilkan bernilai >1. Hal ini menandakan bahwa tanah
mengalami overconsolidated dengan tekanan pascakonsolidasi lebih besar dari
tekanan prakonsolidasi. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa tanah uji
merupakan tanah jenis overconsolidated clay (lempung) atau silt (lanau), karena
hanya tanah jenis tanah itulah yang dapat mengalami konsolidasi.
Berdasarkan tabel di atas, tanah dengan nilai Cv 26.671 adalah termasuk jenis
tanah Boston Blue Clay.
C. Analisis Kesalahan
Kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan konsolidasi ini adalah
22
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
• Pembacaan dial yang tidak tepat karena lebih cepat atau lebih lambat dari
waktu yang seharusnya. Cara mencegahnya ialah memperhatikan dial dan
stopwatch dengan lebih jeli sehingga tidak terjadi kesalahan pembacaan dial.
• Kurang tegak lurusnya posisi mata praktikan terhadap dial saat pembacaan
nilai. Cara mencegahnya adalah memastikan mata praktikan tegak lurus dengan
dial sehingga pembacaan dapat dilakukan dengan baik
• Terjadinya guncangan pada saat proses loading maupun unloading sehingga
terjadi kesalahan yaitu berupa keakuratan data. Cara mencegahnya ialah
memeriksa peralatan praktikum sebelum digunakan dan dibetulkan apabila terjadi
kerusakan.
V. Aplikasi
Fenomena konsolidasi dapat terjadi secara tak terduga jika penelitian terkait
kondisi tanah tidak dilakukan. Oleh karena itu, pendataan kondisi tanah lapangan
penting dilakukan oleh surveyor agar masalah tersebut dapat diatasi dengan
treatment tertentu yang telah dipertimbangkan.
Contoh, pembangunan jalan tol di daerah Batang. Tanah pada lapangan
konstruksi memiliki tekstur lunak dan kadar air yang tinggi sehingga fenomena
konsolidasi setelah dilakukan pembebanan di atas tanahnya sangat mungkin
terjadi. Hal ini dapat dicegah dengan melakukan pengurangan kadar air tanah.
Pengeluaran kadar air tanah dapat dilakukan dengan menggunakan PVC
(Prefabricated Vertical Drain) dan PHD (Prefabricated Horizontal Drain). PVC
dan PHD merupakan alat berupa selang yang berfungsi mengalirkan air dari
dalam tanah agar air yang terkandung di dalam tanah dapat keluar. (Michael,
2017)
23
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VI. Kesimpulan
VII. Referensi
VIII. Lampiran
24
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
25
Consolidation