Laporan Praktikum Tioma (2006573550) Mekanika Tanah Consolidation (CSL)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Laboratorium Mekanika Tanah

Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

NAMA PRAKTIKAN : Tioma Rebeckha Debora 2006573550


Dwiky Ihsan Wal Afif 2006525362
Nurul Hairul Nizah 2006472091
KELOMPOK : S-12
TANGGAL PRAKTIKUM : 19 Maret 2022
JUDUL PRAKTIKUM : Consolidation
ASISTEN : Hanif Rahma
PARAF DAN NILAI :

I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 2435 “Standard Test Method for One-Dimensional Consolidation
Properties of Soils”
SNI 03-2812-1992 “Metode pengujian konsolidasi tanah satu dimensi”

B. Maksud dan Tujuan Percobaan


 Menentukan koefisien pemampatan / Compression Index (CC).
 Mencari tegangan Pre-Consolidated (PC), untuk mengetahui kondisi tanah
 dalam keadaan Normally Consolidated atau Over Consolidated .
 Menentukan koefisien konsolidasi (CV), yang menjelaskan tingkat kompresi
 primer tanah.
 Menentukan koefisien tekanan sekunder (C) yang menjelaskan koefisien
 rangkak (creep) dari suatu tanah.

C. Alat-alat dan Bahan


a. Alat
 Consolidation loading device
 Consolidation cell
 Ring Konsolidasi
 Beban (1; 2; 4; 8; 16; 32 kg)
 Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm
 Gergaji kawat dan spatula

1
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

 Vaseline, kertas pori, dan batu porous,


 Oven pengering
 Dial dengan akurasi 0,002 mm
 Stopwatch
 Extruder
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
 Can
b. Bahan
 Sampel tanah undisturbed dari tabung

Gambar 11.1 Alat konsolidasi

D. Teori dan Rumus yang Digunakan


Konsolidasi adalah peristiwa penyusutan volume secara perlahan-lahan pada tanah
jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air pori.
Proses tersebut berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang
disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang.

2
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Penurunan konsolidasi adalah perpindahan vertikal permukaan tanah sehubungan


dengan perubahan volume pada suatu tingkat dalam proses konsolidasi.
Perkembangan konsolidasi di lapangan dapat diketahui dengan menggunakan alat
piezometer yang dapat mencatat perubahan air pori terhadap waktu.

Waktu proses konsolidasi bergantung pada beberapa faktor berikut:


- Derajat kejenuhan
- Koefisien permeabilitas tanah
- Viskositas dan kompresibilitas dari rongga cairan
- Panjang dari jalur drainase

Terjadi tiga tahapan yang berbeda dalam proses konsolidasi:


 Tahap I : Terjadi pemampatan awal yang terjadi akibat dari pembebanan
awal.
 Tahap II : Terjadi konsolidasi primer, yaitu saat dimana tekanan air pori
secara perlahan dipindahkan kedalam tegangan efektif, yang merupakan
akibat dari keluarnya air dari pori-pori tanah.
 Tahap III: Terjadi Konsolidasi sekunder, yaitu disaat tekanan air pori telah
hilang seluruhnya. Pemampatan yang terjadi pada masa ini disebabkan
oleh terjadinya penyesuaian plastis dari partikel-partikel tanah.
Sementara itu, penurunan segera atau yang dapat disebut immediate settlement,
merupakan akibat dari deformasi elastis yang terjadi pada tanah kering, basah dan
jenuh air tanpa adanya perubahan kadar air.

E. Teori Tambahan
Penurunan konsolidasi adalah perpindahan vertikal permukaan substrat karena
perubahan volume pada satu tahap proses konsolidasi. Penurunan massa tanah
dikendalikan oleh perubahan tegangan massa tanah, beban struktur di atas tanah,
dan penurunan muka air tanah. Tanah akan menyusut atau berkurang volumenya
jika diberikan pembebanan. Penyusutan yang terjadi akan lebih besar pada tanah
dengan kadar air yang lebih tinggi karena air merupakan sumber utama air
membasahi atau melumasi partikel tanah akan menghasilkan efek pemadatan yang
lebih banyak. Penggunaan daya dukung dari bagian tanah yang diperkuat harus

3
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

lebih besar dari beban timbunan. Penguatan tanah menggunakan dolken bisa
berbeda dengan diameter dan panjang yang berbeda dari cerobong yang ada,
tambah jumlah ceruk, karena ini dapat meningkatkan kapasitas pendukung.
Indeks kompresi (Cc) merupakan salah satu parameter yang sangat
berpengaruh pada penurunan yang terjadi akibat proses konsolidasi tanah
pendukung, terutama pada lapisan tanah lunak. Untuk mendapatkan parameter
indeks kompresi (Cc) dilakukan pengujian laboratorium dengan alat uji
oedometer. Sedangkan, Kecepatan penurunan dihitung dengan menggunakan
koefisien konsolidasi. Kecepatan penurunan perlu diperhitungkan bila penurunan
konsolidasi yang terjadi pada suatu struktur diperkirakan sangat besar. Nilai
banding overconsolidation (Overconsolidation Ratio, OCR) didefinisikan sebagai
nilai banding tekanan prakonsolidasi terhadap tegangan efektif yang ada. Tanah
normally consolidated mempunyai nilai OCR = 1, dan tanah overconsolidated bila
mempunyai OCR >1. Berikut adalah tabel Cv.

Tabel 11.1 Pengelompokkan Tanah Clay Berdasarkan Nilai Cv


Sumber: Carter and Bentley, 1991

II. Prosedur Praktikum


A. Persiapan
1. Memberikan dan mengolesi vaseline pada ring konsolidometer di seluruh
permukaan bagian dalam, kemudian mengukur dimensi (D dan h0) dan massa-
nya (Wring) dengan jangka sorong dan timbangan.

4
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 11.2 Pengolesan vaseline ke silinder ring (kiri), pengukuran diameter ring
konsolidasi (kanan), dan pengukuran tinggi ring konsolidasi (bawah)

2. Mengeluarkan sampel tanah dengan menggunakan extruder dan memasukkan


ke dalam ring dan meratakan permukaannya dengan spatula. Kemudian
menimbang beratnya (Ww0).

Gambar 11.3 Tanah dikeluarkan dari tabung dengan extruder (kiri), proses
perataan permukaan ring (kanan).
B. Jalannya Praktikum

5
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

1. Susun modul ke dalam sel konsolidasi dengan urutan dari bawah :


 Batu pourous
 Kertas pori
 Sampel tanah dalam ring
 Kertas pori
 Batu porous
 Silinder tembaga yang berfungsi meratakan beban
 Penahan dengan 3 mur

Gambar 11.4 Kertas pori dan batu porous (kiri) dan sample tanah dalam ring
konsolidasi (kanan)

Gambar 11.5 Silinder tembaga (kiri) dan 3 mur penahan (kanan)


2. Berikan air sampai permukaan silinder tembaga tergenang, kemudian set dial
menjadi nol sebelum beban ditambahkan; sedangkan lengan beban masih ditahan
baut penyeimbang.

III. Pengolahan Data


A. Data Hasil Praktikum

WET UNIT WEIGHT     (gwet) 18,19 kN/m3

6
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

DRY UNIT WEIGHT     (gdry) 13,44 kN/m3


WATER CONTENT     (W) 36,73 %
RING DIAMETER     (D) 6,43  
AREA     (A)   cm2
HEIGHT     (H) 1,94 cm
INITIAL HEIGHT OF SOIL     (Hi)   cm
SPECIFIC GRAVITY OF
SOIL     (Gs) 2,68  
           
Wt. of CAN + WET SOIL       171,44 gram
Wt. of CAN + DRY SOIL       142,15 gram
Wt. of CAN       53,40 gram
Wt. of WATER         gram
Wt. of DRY SOIL         gram
INITIAL WATER
CONTENT         %
           
WEIGHT OF RING          
+ SPECIMENT AT
BEGINNING         gr
WEIGHT OF RING       59,89 gr
WEIGHT OF WET SOIL     (Wt)   gr
COMPUTED DRY
WEIGHT     (W's)    
OVEN DRY WEIGHT     (Ws)   gr
COMPUTED HEIGHT
SOLID     (H0)   cm
INITIAL HEIGHT VOID     (Hv)    
INITIAL DEG.
SATURATION     (Si)    
INITIAL VOID RATIO     (e0)    
Tabel 11.2 Data Hasil Praktikum Dasar
Sumber: Praktikum Mekanika Tanah, 2022

Tabel 11.3 Data Hasil Praktikum Loading dan Unloading

7
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sumber: Praktikum Mekanika Tanah, 2022


B. Pengolahan Data

WET UNIT WEIGHT     (gwet) 18,19 kN/m3

DRY UNIT WEIGHT     (gdry) 13,44 kN/m3


WATER CONTENT     (W) 36,73 %
RING DIAMETER     (D) 6,43  
AREA     (A) 32,46 cm2
HEIGHT     (H) 1,94 cm
INITIAL HEIGHT OF SOIL     (Hi) 1,94 cm
SPECIFIC GRAVITY OF
SOIL     (Gs) 2,68  
           
Wt. of CAN + WET SOIL       171,44 gram
Wt. of CAN + DRY SOIL       142,15 gram
Wt. of CAN       53,40 gram
Wt. of WATER       29,29 gram
Wt. of DRY SOIL       88,75 gram
INITIAL WATER CONTENT       33,00 %
           
WEIGHT OF RING          
+ SPECIMENT AT
BEGINNING       177,93 gr
WEIGHT OF RING       59,89 gr
WEIGHT OF WET SOIL     (Wt) 118,04 gr
COMPUTED DRY WEIGHT     (W's) 88,75 gr
OVEN DRY WEIGHT     (Ws) 88,75 gr
COMPUTED HEIGHT
SOLID     (H0) 1,02 cm
INITIAL HEIGHT VOID     (Hv) 0,92 cm
INITIAL DEG.
SATURATION     (Si) 0,98  
INITIAL VOID RATIO     (e0) 0,90  
Tabel 11.4 Data Perhitungan Praktikum
Sumber: Praktikum Mekanika Tanah, 2022
a) Properti Fisik Tanah
 Kadar Air
Wt of water 29,29
Kadar Air= ×100 %= × 100 %=33 %
Compted Dry Weight 88,75
 Massa Tanah Kering (Ws’)
Ws’= Wt. of Dry Soil = 88,75 gram
 Tinggi Awal Sampel (H0)

8
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Ovendry weight 88,75


H0= = =1,02 cm
Speciific gravity of soil × Area 2,68 ×32,46
 Tinggi Awal Rongga/Void (Hv)
Hv = Hi-H0 = 1,94 – 1,02= 0,92 cm
 Derajat saturasi awal (Si)
Wt wet soil−Wt dry soil 118,04−88,75
Si = ×100 %= ×100 %=98 %
( Hi−H 0 ) × Ring area 0,92×32,46
 Initial void ratio (e)
Hv
e= =0,90
H0
 Pembacaan tinggi sampel tanah (∆ H )
∆H = Unloading Reading – Loading Reading = 0,2298 cm
 Final Ht of Voids (Hvf)
Hvf = Hv-∆H= 0,69 cm
 Final Void Ratio (ef)
Hvf
ef = =0,674
H0

Data percobaan awal


Luas ring (A) 32,46
Tinggi ring (Hi) 1,94
Tinggi sampel 1,94
Harga spesific gravity 2,68
Berat (tanah+ring) awal 177,93
Berat ring 59,89
Berat tanah basah 118,04
Kadar air awal 33,00
Berat kering tanah 88,75
Berat tanah kering oven 88,75
Tinggi tanah awal 1,02
Beda tinggi 0,92
Derajat saturasi 0,98
Void ratio 0,90
Tabel 11.5 Data Perhitungan Akhir Praktikum
Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

Data percobaan akhir

9
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Pembacaan awal 0,091


Pembacaan akhir 0,3208
Bedaan tinggi 0,2298
Tinggi sampel akhir 0,69
Void ratio akhir 0,673617668
Kadar air akhir 33,0028169
P0 0,187471765
Beda tinggi 0,23
Beda void ratio 0,22
Void ratio 0,673617668
Tabel 11.6 Data Perhitungan Akhir Praktikum
Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

b). Determinasi T90


Setelah menghitung nilai %strain dengan rumus
( pembacaanmenit− pembacaanmenit 0)
%strain= ×100 %,
( pembacaanmenit 1440− pembacaanmenit 0)
praktikan kemudian memplot grafik hubungan antara %-strain
terhadap √t. Setelah membuat grafik, akan muncul suatu garis tegak
lurus. Titik pertemuan antara garis tersebut dengan garis 1.15x
merupakan besar √t90 sehingga nilai t90 dapat diketahui. Berikut adalah
data dalam table beserta grafik dari masing- masing pembebanan.
Contoh perhitungan pada beban 1 kg.
9 26−926
 √0 = ×100 %=0 %
1069−926
965−926
 √0,32= ×100 %=27,27 %
1069−926
969−926
 √0,5= ×100 %=30,07 %
1069−926
973−926
 √0,71= ×100 %=32,87 %
1069−926
978−926
 √1= ×100 %=36,36 %
1069−926
9 85−926
 √1,41= ×100 %=41,26 %
1069−926
9 93−926
 √ 2= ×100 %=46,85 %
1069−926

10
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

1004−926
 √ 2,83= ×100 %=54,54 %
1069−926
1016−926
 √3,87= ×100 %=62,94 %
1069−926
1030−926
 √5,48= ×100 %=72,73%
1069−926
10 40−926
 √7,75= ×100 %=79,72 %
1069−926
10 45−926
 √9,49= ×100 %=83,22%
1069−926
1069−926
 √37,95= ×100 %=100 %
1069−926
 Beban 1 kg
% strain √Time
0 0,00
27,2727273 0,32
30,0699301 0,50
32,8671329 0,71
36,3636364 1,00
41,2587413 1,41
46,8531469 2,00
54,5454545 2,83
62,9370629 3,87
72,7272727 5,48
79,7202797 7,75
83,2167832 9,49
100 37,95
Tabel 11.7 Data Perhitungan Beban 1 kg
Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

11
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik 11.1 T90 Beban 1 kg


Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022
 Beban 2 kg
% strain √Time
0% 0,00
17,091 0,32
20,727 0,50
23,6363636 0,71
27,6363636 1,00
32,3636364 1,41
38,9090909 2,00
47,6363636 2,83
57,0909091 3,87
69,8181818 5,48
78,1818182 7,75
83,6363636 9,49
100 37,95
Tabel 11.8 Data Perhitungan Beban 2 kg
Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

12
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik 11.2 T90 Beban 2 kg


Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022
 Beban 4 kg
% strain √Time
0 0,00
17,0212766 0,32
20,668693 0,50
24,3161094 0,71
28,5714286 1,00
34,3465046 1,41
42,2492401 2,00
52,2796353 2,83
63,2218845 3,87
75,9878419 5,48
85,7142857 7,75
91,4893617 9,49
100 37,95
Tabel 11.9 Data Perhitungan Beban 4 kg
Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

13
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik 11.3 T90 Beban 4 kg


Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022
 Beban 8 kg
% strain √Time
0 0,00
16,9451074 0,32
21,4797136 0,50
25,0596659 0,71
30,3102625 1,00
37,2315036 1,41
46,5393795 2,00
58,4725537 2,83
70,4057279 3,87
81,8615752 5,48
89,4988067 7,75
95,4653938 9,49
100 37,95
Tabel 11.10 Data Perhitungan Beban 8 kg
Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

14
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik 11.4 T90 Beban 8 kg


Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022
 Beban 16 kg
% strain √Time
0 0,00
14,5610278 0,32
18,8436831 0,50
23,1263383 0,71
29,1220557 1,00
37,4732334 1,41
47,9657388 2,00
60,1713062 2,83
71,0920771 3,87
82,2269807 5,48
88,6509636 7,75
92,5053533 9,49
100 37,95
Tabel 11.11 Data Perhitungan Beban 16 kg
Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

15
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik 11.5 T90 Beban 16 kg


Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022
 Beban 32 kg
% strain √Time
0 0,00
13,4052388 0,32
16,7950693 0,50
20,1848998 0,71
25,1155624 1,00
31,8952234 1,41
41,4483821 2,00
53,4668721 2,83
65,1771957 3,87
76,8875193 5,48
84,5916795 7,75
89,2141757 9,49
100 37,95
Tabel 11.12 Data Perhitungan Beban 32 kg
Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

16
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik 11.6 T90 Beban 32 kg


Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

c) Menghitung Koefisien Konsolidasi (Cv)

Perhitungan menggunakan rumus,

0,848 H 2 1 ∆H
Cv= ; H= ( H ring − ) dengan H merupakan Half average load height.
t 90 2 2

Misal, perhitungan Cv pada pembebanan 2 kg


 Def. dial reading = Dial reading end 2 kg ×10−4 = 0,1344
 ∆ H =H n−H n−1=0,0275 cm
∆H
 ∆ e= =0,1344
H0

 e=en−1−∆ e n=0,77
∆ Hn
 H . av=H . av n−1−( )= 0,955
2
1
 H c = H . av=0,4773 cm
2
2
0,848 H
 Cv= = 0,604 cm2/min.
t 90
Loa Inst Averag Time
Deformasi ΔH Change in
dF p (kg/cm2) void e ht for Hc for
(mm) (cm) void ratio
(kg) ratio e load consol Cv
0 0 0 0 0 0,90 1,02 0,510929 0 0
1 0,308111847 0,1069 0,1069 0,104613 0,79 0,968 0,484204 0,5 0,397633
2 0,616223694 0,1344 0,0275 0,026912 0,77 0,955 0,477329 0,32 0,603784
4 1,232447388 0,1673 0,0329 0,032196 0,73 0,938 0,469104 0,32 0,583155
8 2,464894776 0,2092 0,0419 0,041004 0,69 0,917 0,458629 0,5 0,356738

17
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

16 4,929789552 0,2559 0,0467 0,045701 0,65 0,894 0,446954 0,32 0,529385


32 9,859579104 0,3208 0,0649 0,063512 0,58 0,861 0,430729 0,32 0,491648
16 4,929789552 0,3015 -0,0193 -0,01889 0,60 0,871 0,435554 0,32 0,502725
8 2,464894776 0,277 -0,0245 -0,02398 0,63 0,883 0,441679 0,5 0,330856
4 1,232447388 0,265 -0,012 -0,01174 0,64 0,889 0,444679 0,32 0,52401
2 0,616223694 0,2514 -0,0136 -0,01331 0,65 0,896 0,448079 0,32 0,532053
1 0,308111847 0,2412 -0,0102 -0,00998 0,66 0,901 0,450629 0,5 0,344401
Tabel 11.13 Data Perhitungan Cv
Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

P vs cv
1
0.9
0.8
Cv (cm^2/min

0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.1 1 10 100

σ' (kg/cm²)

Loading Unloading

Grafik 11.7 Hubungan antara P dan Cv


Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

e vs σ' (semilogarithmic scale)


Loading Unloading
1.00
0.90
0.80
Void ratio, e

0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.1 1 10 100
σ' (kg/cm²)

Grafik 11.8 Hubungan antara e dan σ '


Sumber: Praktikan Mekanika Tanah, 2022

Dari grafik di atas, dapat ditentukan:

18
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Pc = Tekanan akhir pasca konsolidasi = 5 kg/cm2


e1 = Angka pori beban 32 kg = 0.58
e2 = Angka pori beban 16 kg = 0.65
P2 = Tekanan beban 16 kg = 4.92 kg/cm2
P1 = Tekanan beban 32 kg = 9.89kg/cm2
e0 = Angka pori awal sebelum konsolidasi = 0.9
P0 = Tekanan awal sebelum proses konsolidasi = 0.19 kg/cm2
IV. Analisis
A. Analisis Percobaan
Praktikum konsolidasi ini bertujuan untuk menentukan koefisien pemapatan
(Compression Index (Cc)), tegangan Pre-Consolidated (Pc), Koefisien
Konsolidasi (Cv) . Terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum
praktikum yaitu tanah sampel dari praktikum Hand Boring.
Langkah pertama yaitu tanah sampel undisturbed disiapkan di mana harus
terjaga dan tidak tercampur. Hal itu dilakukan karena sampel tanah tidak
langsung dipakai ketika diambil, tetapi terdapat perbedaan waktu 1 hari. Sampel
tanah tersebut dicetak dengan extruder. Pada praktikum, bagian dalam ring
dilapisi dengan oli agar mengurangi gaya gesek antara tanah dan ring sehingga
pengeluaran sampel dari ring dimudahkan sehingga tidak ada tanah yang
menempel dan beratnya tidak hilang
Percobaan diawali dengan menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan beserta
fungsinya meliputi ring konsolidasi sebagai tempat tanah uji, beban sebesar 1, 2,
4, 8, 16, dan 32 kg sebagai variasi pembebanan, jangka sorong sebagai alat
pengukur dimensi ring, oven pengering sebagai alat pemanggang tanah, dial
sebagai alat pembacaan pada extruder, extruder sebagai rangkaian alat penguji,
stopwatch sebagai penentu selang waktu untuk pembacaan dial, timbangan untuk
menimbang tanah uji, sampel tanah undisturbed sebagai bahan uji, oli sebagaii
pelicin antara tanah uji dengan ring, serta kertas pori dan batu porous sebagai
bagian dari lapisan di dalam sel konsolidasi. Peletakkan kertas pori bertujuan agar
tanah tidak bersentuhan langsung dengan batu pori. Setelah seluruh bahan dan alat
siap, praktikan memulai percobaan. Sebelum itu semua , hal yang harus dilakukan
adalah diameter dan tinggi diukur. Bahan – bahan sel konsolidasi lalu disusun
oleh praktikan yang diisi dengan sampel tanah yang bagian atas dan bawahnya

19
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

dilapisi kertas pori sebagai penahan agar sampel tanah tidak menempel pada batu
porous, dan batu berpori. Setelah itu dipasang silinder tembaga. Silinder tembaga
mempunyai fungsi untuk meratakan beban agar semua sampel tanah mendapatkan
beban.
Selanjutnya beban diberikan sebesar 1 kg dengan pembacaan dial setiap 0” ,
6” , 15’’, 30’’, 1’, 2’, 4’, 8’, 15’, 30’, 60’, dan 1440’ . Setelah itu , dilakukan
prosedur yang sama dilakukan dengan penambahan beban menjadi 2 kg, 4 kg, 8
kg, 16 kg, dan 32 kg dengan penambahan air terlebih dahulu. Penambahan air
sebelum pemberian beban berfungsi untuk mencegah terjadinya pengembangan
tanah/swelling yang akan terjadi. Setelah mencapai beban 32 kg , dilakukan proses
unloading beban dari 32 kg menuju 1 kg dan proses unloading dilakukan dua kali
sehari. Setelah mencapai beban 32 kg, praktikan melakukan unloading secara
bertahap ke beban 16, 8, 4, 2, dan 1 kg dengan interval waktu 24 jam pada
masing-masing unloading. Berbeda dengan pembacaan loading, pembacaan pada
saat unloading hanya perlu dilakukan sekali setelah 24 jam. Kemudian, tanah
sampel diambil dari perangkat konsolidasi. Setelah itu, tanah bersama ring yang
sudah dijadikan bahan praktikum ditimbang di dalam can dengan alat timbang
digital untuk mengetahui beratnya. Kemudian, tanah di-oven selam 24 jam.
Setelah itu, sampel tanah teroven ditimbang kembali untuk mendapatkan berat
tanah ovennya sehingga dapat ditentukan besarnya kadar air sampel tanah
setelah konsolidasi.

B. Analisis Data dan Hasil


Praktikan mengukur berat tanah basah beserta can, berat tanah kering oven,
dan berat can sehingga water content dapat diukur. Water content yang terukur
adalah sebesar 0.33 atau 33%. Selain itu, dengan mendata initial height of void,
computed height of soil, computed height of soil, initial void ratio, dan initial
degree saturation, praktikan mendapatkan nilai final height of voids (Hvf) sebesar
0.69 cm, water content sebesar 33,003%, dan final void ratio (ef) sebesar 0,6736.
Praktikan melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode t90. Pada
masing-masing beban 1, 2, 4, 8, 16, dan 32 kg, praktikan membuat grafik %strain
terhadap √t sehingga total grafik yang dihasilkan pada tahap ini adalah sebanya
enam grafik. Pada masing-masing grafik, terdapat garis x dan 1.15 x. Titik

20
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

perpotongan garis grafik dengan garis 1.15 t pada sumbu x (√t) merupakan nilai
√t90 sehingga nilai t90 dapat diketahui dengan menguadratkan nilai √t90. Dari
pengolahan data yang dilakukan, didapatkan nilai √t90 dari beban 1, 2, 4, 8, 16,
dan 32 kg secara berurutan sebesar 0,5; 0,32; 0,32; 0,5; 0,32; dan 0,32.
Berdasarkan teori, pertambahan beban mengakibatkan pertambahan nilai √t90
sehingga hubungannya adalah berbanding lurus walaupun tidak linear. Namun,
hubungan yang terbentuk adalah eksponensial karena sumbu x yang digunakan
adalah akar waktu. Artinya, pertambahan sedikit beban dapat menyebabkan
peningkatan √t90 yang cukup drastis. √t90 merupakan akar dari waktu tanah yang
telah mengalami konsolidasi 90% di mana dalam perhitungan digunakan sebagai
pendekatan waktu konsolidasi 100% (waktu ketika tidak terjadi penurunan lagi
ketika diberi beban tertentu). t90 digunakan pada perhitungan Cv (kecepatan
konsolidasi). Pada praktikum ini, pertambahan beban tidak mempengaruhi nilai
√t90 secara signifikan yang berarti kemungkinan terjadi karena hanya pada waktu
0.32 dan 0.5 terjadi strain yang sesuai dengan standar pengukuran grafis yang
berlaku.
Setelah itu, praktikan mencari nilai CV dengan rumus

CV =
0,848 1
t 90 (
×( H t−
2
∆H 2
2 )
) pada masing-masing pembebanan mulai dari

loading hingga unloading, mulai dari beban 1 kg (loading) hingga kembali lagi ke
beban 1 kg (unloading) secara berurutan sebesar 0.397; 0,604; 0,583; 0.356;
0.529; 0.491; 0.502; 0.330; 0.524; 0.532; dan 0.344 dalam cm 2/menit. Koefisien
konsolidasi cenderung menurun untuk setiap penambahan beban seperti
ditunjukkan pada tabel dan grafik Cv. Nilai Cv umumnya menurun ketika beban
bertambah karena kemampuan tanah untuk mengkonsolidasi menjadi menurun
karena tanah akan menjadi semakin padat. Namun, pada kasus pada praktikum ini,
grafik dan nilai Cv cenderung stabil yang berarti tanah tidak mengalami
pemadatan yang signifikan.
Setelah itu, praktikan membuat grafik void ratio (e) terhadap pressure dalam
kg/cm2 sehingga dari grafik dapat diperoleh nilai Pc (pasca-consolidated
preassure) sebesar 5 kg/cm2. Selain itu, didapatkan pula nilai e1 (angka pori pada
loading 32kg) sebesar 0.58; e2 (angka pori pada loading 16 kg) sebesar 0.65; P1
(tekanan pada loading 32 kg) sebesar 9.89 kg/cm2; dan P2 (tekanan pada loading

21
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

16 kg) sebesar 4.93 kg/cm2. Dengan turut mengetahui nilai e0 sebesar 0.90 dan Po
e 2−¿e
sebesar 0.19 kg/cm , dapat dihitung nilai Cc dengan rumus Cc= 1
¿
log P 1−logP 2
sehingga didapatkan nilai Cc sebesar 0.211; nilai CR dengan rumus
e 0−¿e
CR= 2
¿sehingga didapatkan nilai CR sebesar 0.176; dan nilai OCR
log P 2−logP 0
Pc
dengan rumus sehingga didapatkan nilai OCR sebesar 26.671. Pada Grafik
P0
11.7 “Hubungan antara P dan Cv”, terdapat ketidaksinkronan antara grafik loading
dan unloading. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan pada nilai loading dan
unloading pada P dan Cv yang jauh, sehingga saat dibuat grafik letak loading
lebih tinggi daripada unloading.
Nilai OCR yang dihasilkan bernilai >1. Hal ini menandakan bahwa tanah
mengalami overconsolidated dengan tekanan pascakonsolidasi lebih besar dari
tekanan prakonsolidasi. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa tanah uji
merupakan tanah jenis overconsolidated clay (lempung) atau silt (lanau), karena
hanya tanah jenis tanah itulah yang dapat mengalami konsolidasi.

Tabel 11.14 Pengelompokkan Tanah Clay Berdasarkan Nilai Cv


Sumber: Carter and Bentley, 1991

Berdasarkan tabel di atas, tanah dengan nilai Cv 26.671 adalah termasuk jenis
tanah Boston Blue Clay.

C. Analisis Kesalahan
Kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan konsolidasi ini adalah

22
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

• Pembacaan dial yang tidak tepat karena lebih cepat atau lebih lambat dari
waktu yang seharusnya. Cara mencegahnya ialah memperhatikan dial dan
stopwatch dengan lebih jeli sehingga tidak terjadi kesalahan pembacaan dial.
• Kurang tegak lurusnya posisi mata praktikan terhadap dial saat pembacaan
nilai. Cara mencegahnya adalah memastikan mata praktikan tegak lurus dengan
dial sehingga pembacaan dapat dilakukan dengan baik
• Terjadinya guncangan pada saat proses loading maupun unloading sehingga
terjadi kesalahan yaitu berupa keakuratan data. Cara mencegahnya ialah
memeriksa peralatan praktikum sebelum digunakan dan dibetulkan apabila terjadi
kerusakan.

V. Aplikasi
Fenomena konsolidasi dapat terjadi secara tak terduga jika penelitian terkait
kondisi tanah tidak dilakukan. Oleh karena itu, pendataan kondisi tanah lapangan
penting dilakukan oleh surveyor agar masalah tersebut dapat diatasi dengan
treatment tertentu yang telah dipertimbangkan.
Contoh, pembangunan jalan tol di daerah Batang. Tanah pada lapangan
konstruksi memiliki tekstur lunak dan kadar air yang tinggi sehingga fenomena
konsolidasi setelah dilakukan pembebanan di atas tanahnya sangat mungkin
terjadi. Hal ini dapat dicegah dengan melakukan pengurangan kadar air tanah.
Pengeluaran kadar air tanah dapat dilakukan dengan menggunakan PVC
(Prefabricated Vertical Drain) dan PHD (Prefabricated Horizontal Drain). PVC
dan PHD merupakan alat berupa selang yang berfungsi mengalirkan air dari
dalam tanah agar air yang terkandung di dalam tanah dapat keluar. (Michael,
2017)

23
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 11.6 Skema Aliran Air dari PHD dan PVD


Sumber: Michael, 2017

VI. Kesimpulan

Dari percobaan CSL yang dilakukan, praktikan dapat menyimpulkan:


1. Nilai CC tanah uji adalah sebesar 0.211
2. Nilai PC tanah uji adalah sebesar 5 kg/cm2
3. Nilai CV tanah uji adalah sebesar pada masing-masing
pembebanan mulai dari loading hingga unloading, mulai dari
beban 1 kg hingga kembali lagi ke beban 1 kg secara
berurutan sebesar 0.397; 0,604; 0,583; 0.356; 0.529; 0.491;
0.502; 0.330; 0.524; 0.532; dan 0.344 dalam cm2/menit.
4. Nilai CR tanah uji adalah sebesar 0.176
5. Nilai OCR tanah uji adalah sebesar 26.671
6. Nilai OCR yang terukur pada tanah uji adalah > 1. Hal ini
menandakan bahwa tanah mengalami overconsolidated
dengan tekanan pascakonsolidasi lebih besar dari tekanan
prakonsolidasi. Jenis tanahnya ialah Boston Blue Clay.

VII. Referensi

Budhu, M. (2011). Soil Mechanics and Foundations. Arizona :


John Wiley & Sons, INC.

Michael. (2017, December). Analisis Konsolidasi Tanah Lunak


Menggunakan Preloading dan PVD dengan Metode Analitis dan
Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Proyek Jalan Bebas
Hambatan Medan-Kualanamu KM 36+100). Retrieved April 4,
2020, from Departemen Teknik Sipil:
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/3156/120
404037.pdf?seq uence=1&isAllowed=y

Laboratorium Mekanika Tanah, 2020. Buku Panduan Praktikum


Mekanika Tanah. 1st ed. Depok: Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.

VIII. Lampiran

24
Consolidation
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil; – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Lampiran 11.1 Pencetakan sampel tanah ke ring dengan ekstruder


Sumber: Video Praktikum, 2022

Lampiran 11.2 Penaruhan kertas pori dan batu porous


Sumber: Video Praktikum, 2022

25
Consolidation

Anda mungkin juga menyukai