Laporan PKL Rendy
Laporan PKL Rendy
Laporan PKL Rendy
OLEH
DIMAS PRASETYO SILABAN
E10018167
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN KAMBING PERANAKAN ETAWA DI
PETERNAKAN BAPAK PARSUM DESA PONDOK MEJA KECAMATAN
MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI
OLEH
DIMAS PRASETYO SILABAN
E10018167
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan/Program Studi Pembimbing Lapangan
Dr. Bayu Rosadi, S.Pt., M.Si Dr. Ir. Zulfa Elymaizar, M.P.
NIP. 197212101999031003 NIP.196205061990032001
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja lapang ini tepat pada waktunya. Laporan ini berisi tentang
informasi mengenai manajemen pakan di usaha peternakan kambing perah PE
Bapak Parsumyang berlokasi di Desa Pondok Meja, dengan harapan laporan ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Zulfa Elymaizar,
M.P. selaku dosen pembimbing Farm Experience yang telah banyak membantu
dalam memberikan masukan, arahan serta ilmu pengetahuan kepada penulis,
sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada Bapak Parsum selaku pemilik peternakan, yang telah mengizinkan
dilaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang dan untuk informasi yang penulis
butuhkan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Tujuan ...................................................................................... 2
1.3. Manfaat .................................................................................... 2
BAB IIPROSEDUR KERJA ...................................................................... 3
2.1. Waktu dan Tempat ................................................................... 3
2.2. Prosedur Kerja ......................................................................... 3
2.3. Analisis Data. ........................................................................... 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 5
3.1. Kondisi Umum Peternakan Kambing Bapak Parsum .............. 5
3.2. Pengalaman Praktek Kerja Lapangan ...................................... 6
3.3. Manajemen Pemberian Pakan.................................................. 7
3.3.1. Jenis pakan yang diberikan .......................................... 7
3.3.2. Jumlah pakan hijauan yang diberikan ........................... 8
3.3.3. Konsumsi hijauan .......................................................... 10
3.4. Pertambahan Bobot Badan ...................................................... 12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 14
4.1. Kesimpulan .............................................................................. 14
4.2. Saran ........................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 15
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Kegiatan PKL di Peternakan Bapak Parsum ................................ 3
2. Jumlah Kambing PE Milik Bapak Parsum (ekor) .................................... 5
3. Kandungan Nutrisi Hijauan (%) ............................................................... 8
4 Konsumsi Hijauan Ternak Kambing di Peternakan Bapak 11
Parsum ......................................................................................................
5. Konsumsi Nutrisi Ternak Kambing di Peternakan Bapak 12
Parsum.............................................................................................
5. Pertambahan Bobot Badan Kambing di Peternakan Bapak 13
Parsum selama PKL ..................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Jenis pakan hijauan ........................................................................ 8
2. Pemberian pakan hijauan pada kambing ....................................... 10
3. Penimbangan sisa pakan ................................................................ 10
4. Penimbangan bobot badan ternak ................................................. 12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kambing adalah salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah dikenal
secara luas di Indonesia. Ternak ini memiliki produktivitas cukup tinggi sebagai
penghasil susu, daging dan kulit. Pendapatan dan nilai tambah beternak kambing
akan semakin nyata apabila peternak memilih bibit yang baik, pemberian pakan
yang cukup dari segi volume dan gizi, pemeliharaan dengan tata laksana yang
benar, serta mengetahui permintaan dan kebutuhan pasar.
Salah satu bangsa kambing yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah
kambing Peranakan Etawa (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan antara
kambing Kacang dan kambing Etawa dari India (Mustakim dan Kurniawan,
2010). Kambing PE termasuk ke dalam tipe dwiguna (Prajoga, 2007), yaitu
penghasil susu dan daging. Kambing PE memiliki postur tubuh besar, muka
cembung, telinga menggantung panjang, bulu panjang di bagian paha belakang.
Ambing pada kambing PE betina relatif lebih besar dari pada kambing lokal
lainnya (Ali et al., 2017).
Menurut Marhaeniyanto et al. (2019) ternak dapat tumbuh sesuai dengan
yang diharapkan apabila pakan yang diberikan cukup dan jenis pakan berkualitas.
Dalam mencukupi kebutuhan pakan ternak, masih ada peternak yang belum
memahami kualitas dan kontinuitas ketersediaan pakan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak. Pakan yang diberikan terbagi menjadi 2 kelompok yaitu
konsentrat dan hijauan (Ramadhan et al., 2013). Manajemen pemberian pakan
merupakan faktor yang penting agar kebutuhan pakan ternak terpenuhi baik
kualitas maupun kuantitas, sehingga produktivitas ternak menjadi lebih optimal
serta tidak mudah terserang penyakit yang merugikan.Oleh sebab itu manajemen
pemberian pakan ternak kambing harus diperhatikan berdasarkan berat
badan,tingkat pertumbuhan, tingkat produksi, jenis kelamin dan umur ternak
(Chuzaemi dan Hartutik, 1988).
Pada peternakan milik Bapak Parsum memelihara kambing PE bertujuan
untuk menghasilkan susu.Selain memelihara ternak kambing betina, di peternakan
1
Bapak Parsum ini juga memelihara kambing jantan dan juga kambing remaja.
Sistem pemeliharaandilakukan secara intensif, dimana ternak dikandang secara
terus-menerus dan semua kebutuhan pakan ternak disediakan oleh
peternak.Kebutuhan pakan hanya berupa hijauan yang biasa diperoleh dari daerah
sekitar. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktek kerja lapang untuk
mengetahui manajemen pemberian pakan pada kambing perah PE di peternakan
Bapak Parsum.
1.2.Tujuan
1.3. Manfaat
2
BAB II
PROSEDUR KERJA
No Kegiatan Waktu
1 Pembersihan kandang 06.30-07.30
2 Pemberian pakan 07.30-08.00
3 Pemberian pakan 11.00-11.30
4 Istirahat 11.30-14.00
5 Pembersihan kandang 16.00-16.30
6 Pemberian pakan 17.00-17.30
3
2.3. Analisis Data
Data yang diperoleh meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan cara observasi dan wawancaralangsung ke peternak. Observasi
meliputi praktek dan pengamatan secara langsung seperti jumlah ternak, cara
pemberian pakan, pembersihan kandang, perawatan kambing, dan pengolahan
limbah, sedangkan wawancara dilakukan berpedoman pada kuesioner yaitu
sejarah berdirinya peternakan, pemasaran ternak, pemilihan bibit kambing. Data
sekunder diperoleh dari data yang telah ada berupa jurnal dan literatur. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif yaitu menginterpretasikan data yang
diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang
diamati dan secara matematis sederhana (penambahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian).
Data yang dihimpun adalah jumlah ternak, jenis dan jumlah pakan yang
diberikan, frekuensi pemberian pakan dan air minum, konsumsi pakan dan berat
badan ternak.
1. Jumlah ternak adalah banyak ternak yang dipelihara (ekor).
2. Jumlah pakan adalah banyaknya pakan yang diberikan pada ternak dalam
sehari (kg).
3. Frekuensi pemberian pakan dan minum adalah banyak kali pakan dan
minuman yang diberikan dalam sehari.
4. Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang diberikan (kg) dikurangi dengan
pakan sisa (kg).
5. Bobot badan ternak ditafsir dengan rumus sebagai berikut :
PBB (kg) = Bobot Akhir – Bobot Awal .................. (Parakkasi 1999)
Keterangan: PBB : Pertambahan Bobot Badan
4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
mencari pakan hijauan menggunakan motor.Dalam sehari Bapak Parsum mencari
pakan hijauan sebanyak 3-4 kali dan dapat memperoleh kurang lebih 100 kg
rumput. Rumput yang diambil tidak langsung diberikan ke ternak tetapi
diletakkan terlebih dahulu dan diangin-anginkan beberapa saat.
Bapak Parsum pernah mengikuti pelatihan beternak kambing PE yang
diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Pertanian Jambi, Semua ilmu yang diperoleh
dalam pelatihan tersebut diterapkan dalam peternakannya. Pengalaman yang
diperoleh dari mengikuti pelatihan tersebut menjadi penunjang keberhasilan
Bapak Parsum dalam beternak kambing PE. Faktor utama yang sangat
menentukan keberhasilan usaha peternakan adalah peternak itu sendiri dengan
menerapkan pengalaman yang diperoleh, selanjutnya pendidikan merupakan salah
satu faktor pendukung usaha peternakan (Marpaung, 2019) karena dengan
pendidikan yang cukup peternak akan lebih mudah mempelajari suatu ilmu
pengetahuan yang berkaitan dibidang peternakankambing.Menurut Bapak Parsum
peternakan kambing PE merupakan usaha yang menjanjikan ke depannya.
6
3.3 Manajemen Pemberian Pakan
Dalam usaha peningkatan produksi ternak, selain bibit dan manajemen
pemeliharaan, pakan juga merupakan salah satu faktor yang harus mendapatkan
perhatian. Oleh karena itu, pemberian pakan terhadap ternak harus sesuai dengan
kebutuhan ternak tersebut baik kuantitas maupun kualitas. Pakan yang dibutuhkan
oleh ternak berfungsi untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ternak
kambing yaitu dengan meningkatkan mutu pakan yang diberikan dan menerapkan
manajemen pemberian pakan yang baik.
7
di peternakan Bapak Parsum dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
8
Pelayuan hijauan membutuhkan waktu selama 2-4 jam dibawah sinar
matahari atau dengan cara mengangin-anginkan dalam ruangan (gudang) selama
24 jam, agar diperoleh kadar air optimal bagi hijauan untuk mencapai hasil yang
baik, yaitu sekitar 65-70% (Soedomo, 1998).. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wahyono (2004) bahwa pengolahan pakan dapat dilakukan dengan cara fisik atau
mekanik, kimiawi, biologis dan kombinasi. Perlakuan secara fisik dapat dilakukan
dengan cara penjemuran, pencacahan dan pemotongan, penggilingan serta
penghancuran.
Pemberian pakan di peternakan Bapak Parsum dilakukan secara ad libitum
atau secara terus-menerus dan jumlah yang diberikan dapat mencapai 8 kg per
ekor dalam satu hari. Ini berarti secara kuantitas jumlah pakan yang diberikan
untuk ternak kambing sudah mencukupi bahkan sudah melebihi pemberian normal
karena pemberian hijauan segar pada ternak kambing pada prinsipnya adalah
sebanyak 6 kg (Sasroamidjojo, 1983). Menurut Aryanto et al. (2013) pemberian
pakan secara ad libitum dapat meningkatkan konsumsi pakan. Akan tetapi
pemberian pakan kurang bervariasi dikarenakan tidak adanya pemberian
konsentrat untuk mencukupi nutrisi dari kambing tersebut. Rianto dan Purbowati
(2009) menyatakan bahwa untuk pemeliharaan secara intensif, pakan hijauan dan
konsentrat diberikan kepada ternak di dalam kandang. Selama melakukan
kegiatan PKL di peternakan Bapak Parsum rata-rata variasi pemberian pakan
rumput lapang, daun karet dan daun nangka adalah dengan perbandingan 6:1:1
maka didapat masing-masing jumlah rumput lapang yang diberikan 6 kg/hari,
daun karet 1 kg/hari dan daun nangka 1 kg/hari.
Pemberian pakan di peternakan Bapak Parsum dilakukan 2 kali sehari,
yaitu pada pukul 07.30 WIB dan17.30 WIB. Frekuensi pemberian pakan minimal
adalah 2 kali dalam sehari dan idealnya dilakukan 3 kali dalam sehari. Sesuai
dengan pendapat Sarwono (2008) bahwa pemberian frekuensi pemberian hijauan
yang ideal adalah 3 kali dalam sehari, namun dapat diberikan 2 kali dalam sehari
bila membebankan biaya untuk tenaga kerja. Pemberian pakan hijauan pada
ternak kambing dan penimbangan sisa pakan dapat dilihat pada Gambar 2 dan
Gambar 3.
9
Gambar 2. Pemberian pakan hijauan pada kambing
10
Tabel 4. Konsumsi Hijauan Ternak Kambing di Peternakan Bapak Parsum.
Bobot Jumlah Pakan Sisa Pakan yang
Ternak
No. Badan yang Diberikan Pakan dikonsumsi
Kambing
(kg) (kg/hari) (kg/hari) (kg/ekor/hari)
1. Jantan (dewasa) 40,5 8 0,85 7,15
2. Jantan (dewasa) 45 8 1,10 6,90
3. Jantan (dewasa) 51 8 0,65 7,35
4. Jantan (dewasa) 50 8 0,37 7,63
5. Jantan (remaja) 31 8 0,90 7,10
6. Jantan (remaja) 29 8 0,54 7,46
7. Jantan (remaja) 33,6 8 1,40 6,60
Total 280,1 56 5,81 50,19
Rataan 40,01 8 0,83 7,17
11
Tabel . 5 Konsumsi Nutrisi Ternak Kambing di Peternakan Bapak Parsum.
Jumlah hijauan
Konsumsi (kg/hari)
yang
No.
dikonsumsi
BK PK TDN
(kg/hari)
Rumput lapang 5,37 1,9 0,13 1,07
Daun karet 0,9 0,36 0,07 0,23
Daun nangka 0,9 0,33 0,05 0,19
Total 7,17 2,59 0,25 1,49
12
Tabel 6. Pertambahan Bobot Badan Kambing di Peternakan Bapak Parsum
selama Praktek Kerja Lapang
13
bahwa faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan selain pakan, bangsa,
jenis kelamin, juga dipengaruhi oleh umur dan bobot badan awal.
14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan selama Farm Experience
dapat disarankan untuk lebih menyediakan tempat pakan atau pakan tambahan,
agar disaat musim kemarau pakan yang diberikan untuk ternak sudah tersedia dan
tercukupi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Marhaeniyanto, E., S. Susanti, dan A.T. Murti. 2020. Penampilan produksi
kambing peranakan etawa yang diberi pakan konsentrat berbasis daun
tanaman. Jurnal Ternak Tropika. 21(2): 93-101.
Marpaung, P. 2019. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas
Ternak Sapi Potong Dan Strategi Pengembangannya Di Kabupaten Dairi.
Tesis.Sekolah Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara
Mulyono, S. 2003. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan Ke-V.
Penerbit PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mustakim, A.S.W., dan A.P. Kurniawan. 2010. Perbedaan kualitas kulit kambing
peranakan etawa (pe) dan peranakan boor (pb) yang disamak krom. Jurnal
Ternak Tropika. 11(1): 38-50
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Prajoga, S.B.K. 2007. Pengaruh silang dalam pada estimasi respon seleksi bobot
sapih kambing peranakan etawa (pe), dalam populasi terbatas. Jurnal Ilmu
Ternak. 7(2): 170-178
Pribadi, P., E. Latifah, dan R. Rohmayanti. 2014. Pemanfaatan perasan buah kepel
(Stelechocarpus burahol (Blume) Hook & Thomson) sebagai antiseptik
luka. Pharmaciana, 4(2):177-183.
Ramadhan, B.G., T.H. Suprayogi, dan A. Sustiyah. 2013. Tampilan produksi susu
dan kadar lemak susu kambing peranakan ettawa akibat pemberian pakan
dengan imbangan hijauan dan konsentrat yang berbeda. Animal
Agriculture Journal. 2(1): 353-361.
Rianto, E. dan E. Purbowati. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Rohaeni, E. S., A. Darmawan, R. Qomariah, A. Hamdan, dan A. Subhan. 2005.
Inventarisasi dan karakterisasi kerbau rawa sebagai plasma nutfah.
Laporan Hasil Pengkajian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Kalimantan Selatan, Banjarbaru. 90 hlm.
Sarwono dan Mulyono 2008. Spesifikasi Kambing Peranakan Ettawah dalam
Pemeliharaan di Lingkungan yang Berbeda. Program Penyuluh
Peternakan. Dinas Peternakan Jawa Timur. Jawa Timur
Sasroadmijoyo, M. S.1985. Ternak Potong dan Kerja. CV Yasaguna. Jakarta.
Setiawan, T dan T. Arsa. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa.
Penebar Swadaya, Jakarta.
17
Sodiq, A. 2002. Kambing Peranakan Etawa Penghasil Susu Berkhasiat Obat.
Cetakan Pertama. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sodiq, A. 2009. Aksesibiltas terhadap Perbankan dalam Mendukung
Pembangunan Peternakan. Makalah Utama Sidang Pleno. Pertemuan
Teknis Fungsi-Fungsi Pembangunan Peternakan, Mataram, NTB, 23-25
April 2009.
Soedomo, R. 1988. Pakan Ternak Gembala. BPFE. Yogyakarta.
Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan 1. Gadjah Mada University
Press,Yogyakarta.
Sosroamidjojo, M. S. 1991. Ternak Potong dan Kerja. Cetakan Ke-11. CV
Yasaguna, Jakarta.
Sugeng, Y. B.1992. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sukarman S. H. 2012. Daun Singkong Adalah Bahan Baku Protein Pakan yang
Murah dan Mudah Didapat. Balai Pustaka. Jakarta
Suparjo, K. G. Wiryawan, E. B. Laconib, dan D. Mangunwidjajac. 2011.
Performa kambing yang diberi kulit buah kakao terfermentasi. Media
Peternakan 35-41.
Tarigan, A.Y. 2010. Pemanfaatan Pelepah Sawit dan Hasil Ikutan Industri Kelapa
Sawit terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Simental Fase Pertumbuhan.
Skripsi. Sekolah Sarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Umeta, G., Hundesa, F., Duguma, M., & Muleta, M. 2011. Analysis of goat
production situation at Arsi Negele Woreda, Ethiopia Journal of Stored
Products and Postharvest Research 2(8) : 156-163.
Wahyono, D.E. dan R. Hardianto. 2004. Pemanfaatan sumber daya pakan lokal
untuk pengembangan usaha sapi potong. Lokakarya Sapi Potong 2004.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan: 66 – 76
Wigati, S., M. Maksudi and A. Latief. 2014. Analysis of rubber leaf (hevea
brasiliensis) potency as herbal nutrition for goats. Proccedings the 16 th
AAAP congress: Sustainable Livestock Production in The Persperctive of
Food Security, Policy, Genetic Resources, and Climate Change. Vol II
abstract : 10-14 November 2014, Yogyakarta, Indonesia. P. 130
Williamson, G dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Ilmu Peternakan di Daerah
Tropis. Diterjemahkan oleh S.G.N. D Darmaja. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Yanwar, L., A. Rochana, dan I. Hermawan. 2020. Pengaruh penggunaan daun
nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai pengganti rumput
lapang terhadap produksi ammonia dan asam lemak terbang (In Vitro).
Jurnal Peternakan Lingkungan Ternak Tropis. 3(1):31-36.
18
Yusuf, R. 2010. Kandungan protein susu sapi perah friesien holstein akibat
pemberian pakan yang mengandung tepung katu yang berbeda. Jurnal
Teknologi pertanian 6(1):1-6.
19