Laporan PKL Rendy

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG

MANAJEMEN PEMBERIANPAKANKAMBING PERANAKAN ETAWA


(PE) DI PETERNAKAN BAPAK PARSUM DESA PONDOK MEJA
KECAMTAN MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI

OLEH
DIMAS PRASETYO SILABAN
E10018167

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN KAMBING PERANAKAN ETAWA DI
PETERNAKAN BAPAK PARSUM DESA PONDOK MEJA KECAMATAN
MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI

OLEH
DIMAS PRASETYO SILABAN
E10018167

Telah Diuji di Hadapan Tim Penguji


Pada hari....,dan dinyatakan ......
Ketua :
Anggota : 1.
2.

Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan/Program Studi Pembimbing Lapangan

Dr. Bayu Rosadi, S.Pt., M.Si Dr. Ir. Zulfa Elymaizar, M.P.
NIP. 197212101999031003 NIP.196205061990032001
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja lapang ini tepat pada waktunya. Laporan ini berisi tentang
informasi mengenai manajemen pakan di usaha peternakan kambing perah PE
Bapak Parsumyang berlokasi di Desa Pondok Meja, dengan harapan laporan ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Zulfa Elymaizar,
M.P. selaku dosen pembimbing Farm Experience yang telah banyak membantu
dalam memberikan masukan, arahan serta ilmu pengetahuan kepada penulis,
sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada Bapak Parsum selaku pemilik peternakan, yang telah mengizinkan
dilaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang dan untuk informasi yang penulis
butuhkan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Jambi, Januari 2022

Dimas Prasetyo Silaban

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Tujuan ...................................................................................... 2
1.3. Manfaat .................................................................................... 2
BAB IIPROSEDUR KERJA ...................................................................... 3
2.1. Waktu dan Tempat ................................................................... 3
2.2. Prosedur Kerja ......................................................................... 3
2.3. Analisis Data. ........................................................................... 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 5
3.1. Kondisi Umum Peternakan Kambing Bapak Parsum .............. 5
3.2. Pengalaman Praktek Kerja Lapangan ...................................... 6
3.3. Manajemen Pemberian Pakan.................................................. 7
3.3.1. Jenis pakan yang diberikan .......................................... 7
3.3.2. Jumlah pakan hijauan yang diberikan ........................... 8
3.3.3. Konsumsi hijauan .......................................................... 10
3.4. Pertambahan Bobot Badan ...................................................... 12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 14
4.1. Kesimpulan .............................................................................. 14
4.2. Saran ........................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 15

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Jadwal Kegiatan PKL di Peternakan Bapak Parsum ................................ 3
2. Jumlah Kambing PE Milik Bapak Parsum (ekor) .................................... 5
3. Kandungan Nutrisi Hijauan (%) ............................................................... 8
4 Konsumsi Hijauan Ternak Kambing di Peternakan Bapak 11
Parsum ......................................................................................................
5. Konsumsi Nutrisi Ternak Kambing di Peternakan Bapak 12
Parsum.............................................................................................
5. Pertambahan Bobot Badan Kambing di Peternakan Bapak 13
Parsum selama PKL ..................................................................................

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Jenis pakan hijauan ........................................................................ 8
2. Pemberian pakan hijauan pada kambing ....................................... 10
3. Penimbangan sisa pakan ................................................................ 10
4. Penimbangan bobot badan ternak ................................................. 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kambing adalah salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah dikenal
secara luas di Indonesia. Ternak ini memiliki produktivitas cukup tinggi sebagai
penghasil susu, daging dan kulit. Pendapatan dan nilai tambah beternak kambing
akan semakin nyata apabila peternak memilih bibit yang baik, pemberian pakan
yang cukup dari segi volume dan gizi, pemeliharaan dengan tata laksana yang
benar, serta mengetahui permintaan dan kebutuhan pasar.
Salah satu bangsa kambing yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah
kambing Peranakan Etawa (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan antara
kambing Kacang dan kambing Etawa dari India (Mustakim dan Kurniawan,
2010). Kambing PE termasuk ke dalam tipe dwiguna (Prajoga, 2007), yaitu
penghasil susu dan daging. Kambing PE memiliki postur tubuh besar, muka
cembung, telinga menggantung panjang, bulu panjang di bagian paha belakang.
Ambing pada kambing PE betina relatif lebih besar dari pada kambing lokal
lainnya (Ali et al., 2017).
Menurut Marhaeniyanto et al. (2019) ternak dapat tumbuh sesuai dengan
yang diharapkan apabila pakan yang diberikan cukup dan jenis pakan berkualitas.
Dalam mencukupi kebutuhan pakan ternak, masih ada peternak yang belum
memahami kualitas dan kontinuitas ketersediaan pakan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak. Pakan yang diberikan terbagi menjadi 2 kelompok yaitu
konsentrat dan hijauan (Ramadhan et al., 2013). Manajemen pemberian pakan
merupakan faktor yang penting agar kebutuhan pakan ternak terpenuhi baik
kualitas maupun kuantitas, sehingga produktivitas ternak menjadi lebih optimal
serta tidak mudah terserang penyakit yang merugikan.Oleh sebab itu manajemen
pemberian pakan ternak kambing harus diperhatikan berdasarkan berat
badan,tingkat pertumbuhan, tingkat produksi, jenis kelamin dan umur ternak
(Chuzaemi dan Hartutik, 1988).
Pada peternakan milik Bapak Parsum memelihara kambing PE bertujuan
untuk menghasilkan susu.Selain memelihara ternak kambing betina, di peternakan

1
Bapak Parsum ini juga memelihara kambing jantan dan juga kambing remaja.
Sistem pemeliharaandilakukan secara intensif, dimana ternak dikandang secara
terus-menerus dan semua kebutuhan pakan ternak disediakan oleh
peternak.Kebutuhan pakan hanya berupa hijauan yang biasa diperoleh dari daerah
sekitar. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktek kerja lapang untuk
mengetahui manajemen pemberian pakan pada kambing perah PE di peternakan
Bapak Parsum.

1.2.Tujuan

Tujuan praktek kerja lapang ini adalah untuk mengetahui manajemen


pemberian pakan pada peternakan kambing perah PE Bapak Parsumdi Desa
Pondok Meja Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi.

1.3. Manfaat

Manfaat praktek kerja lapang ini adalah menambah pengetahuan, wawasan,


keterampilan, dan pengalaman kerja dalam manajemen pemberian pakan kambing
PE sebagai kesiapan mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja.

2
BAB II
PROSEDUR KERJA

2.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan praktek kerja lapang dilaksanakan di Peternakan kambing perah


PE Bapak Parsum di Desa Pondok Meja Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro
Jambi Provinsi Jambi.Kegiatan ini berlangsung selama 1 bulan mulai dari tanggal
1 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 1 November 2021.

2.2. Prosedur Kerja


Materi yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan
adalahkambing PE sebanyak26 ekor. Pakan yang digunakan adalah rumput
lapang, daun karet dan daun nangka. Peralatan yang digunakan adalah sapu lidi,
tali, timbangan, gerobak, sekop, cangkul, dan ember.
Aktivitas yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapang (PKL) yaitu
dengan terlibat langsung dalam pemeliharaan kambing setiap hari selama satu
bulan mulai dari kegiatan membersihkan kandang, membuang kotoran,
membersihkan sisa pakan, memberikan pakan hijauan pada pagi dan sore
hari,memberikan air minum dan membersihkan daerah sekitarkandang.Jadwal
kegiatan Pratek Kerja Lapang di peternakan Bapak Parsum dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Kerja Praktek Lapangan di Peternakan Bapak Parsum.

No Kegiatan Waktu
1 Pembersihan kandang 06.30-07.30
2 Pemberian pakan 07.30-08.00
3 Pemberian pakan 11.00-11.30
4 Istirahat 11.30-14.00
5 Pembersihan kandang 16.00-16.30
6 Pemberian pakan 17.00-17.30

3
2.3. Analisis Data
Data yang diperoleh meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan cara observasi dan wawancaralangsung ke peternak. Observasi
meliputi praktek dan pengamatan secara langsung seperti jumlah ternak, cara
pemberian pakan, pembersihan kandang, perawatan kambing, dan pengolahan
limbah, sedangkan wawancara dilakukan berpedoman pada kuesioner yaitu
sejarah berdirinya peternakan, pemasaran ternak, pemilihan bibit kambing. Data
sekunder diperoleh dari data yang telah ada berupa jurnal dan literatur. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif yaitu menginterpretasikan data yang
diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang
diamati dan secara matematis sederhana (penambahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian).
Data yang dihimpun adalah jumlah ternak, jenis dan jumlah pakan yang
diberikan, frekuensi pemberian pakan dan air minum, konsumsi pakan dan berat
badan ternak.
1. Jumlah ternak adalah banyak ternak yang dipelihara (ekor).
2. Jumlah pakan adalah banyaknya pakan yang diberikan pada ternak dalam
sehari (kg).
3. Frekuensi pemberian pakan dan minum adalah banyak kali pakan dan
minuman yang diberikan dalam sehari.
4. Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang diberikan (kg) dikurangi dengan
pakan sisa (kg).
5. Bobot badan ternak ditafsir dengan rumus sebagai berikut :
PBB (kg) = Bobot Akhir – Bobot Awal .................. (Parakkasi 1999)
Keterangan: PBB : Pertambahan Bobot Badan

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Kondisi Umum Peternakan Kambing Perah PE Bapak Parsum

Peternakan kambingperah PE BapakParsum ini berlokasi di Dusun Catur


Karya RT 02Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi,
Provinsi Jambi. Peternakan ini berdiri pada tahun 1995 di lahan seluas 65m2.
Bapak Parsum memulai usahanya dengan bermodal 3 ekor kambing PE. Sampai
pada tahun 2007 usaha peternakan Bapak Parsum terus berkembang danjumlah
kambing bertambahmelalui proses reporduksi antara kambing PE yang dimiliki
oleh Bapak Parsum. Pada tahun 2010 Bapak Parsum dan masyarakat sekitar
Dusun Catur Karya membentuk sebuah kelompok tani yang bernama GUYUB
yang diketuai oleh Bapak Parsum dan pada saat itu kelompok tani tersebut telah
diakui oleh pemerintah dan mendapat bantuan berupa kambing PE sebanyak 125
ekor. Bantuan kambing tersebut dibagikan kepada masyarakat sekitar danBapak
Parsum mendapatkanbagian sebanyak 5 ekor kambing PE. Pada tahun yang sama
kelompok tani yang dipimpin oleh Bapak Parsum mulai menjalin kerja sama
dengan dosen-dosen Fakultas Peternakan Universitas Jambi sebagai tempat
menjalankan program inovasi untuk mengembangkan usaha peternakan dan
sebagai tempat penelitian.Pada saat pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang,
Bapak Parsum memiliki 26 ekor kambing PE dengan rincian dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Kambing PE Milik Bapak Parsum (ekor).

Jenis Kelamin Dewasa Remaja Pedet Jumlah


Jantan 4 3 8 15
Betina 7 1 3 11
Total 11 4 11 26

BapakParsum yang saat ini berusia 54 tahun dalam menjalankan usaha


peternakannyadibantu oleh 2 orang anaknya untuk mencari pakan hijauan. Dalam
aktivitas sehari-hari Bapak Parsum memulai kegiatan pada pagi hari dengan
memerah kambing PE yang laktasi, setelah itu Bapak Parsum melanjutkan

5
mencari pakan hijauan menggunakan motor.Dalam sehari Bapak Parsum mencari
pakan hijauan sebanyak 3-4 kali dan dapat memperoleh kurang lebih 100 kg
rumput. Rumput yang diambil tidak langsung diberikan ke ternak tetapi
diletakkan terlebih dahulu dan diangin-anginkan beberapa saat.
Bapak Parsum pernah mengikuti pelatihan beternak kambing PE yang
diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Pertanian Jambi, Semua ilmu yang diperoleh
dalam pelatihan tersebut diterapkan dalam peternakannya. Pengalaman yang
diperoleh dari mengikuti pelatihan tersebut menjadi penunjang keberhasilan
Bapak Parsum dalam beternak kambing PE. Faktor utama yang sangat
menentukan keberhasilan usaha peternakan adalah peternak itu sendiri dengan
menerapkan pengalaman yang diperoleh, selanjutnya pendidikan merupakan salah
satu faktor pendukung usaha peternakan (Marpaung, 2019) karena dengan
pendidikan yang cukup peternak akan lebih mudah mempelajari suatu ilmu
pengetahuan yang berkaitan dibidang peternakankambing.Menurut Bapak Parsum
peternakan kambing PE merupakan usaha yang menjanjikan ke depannya.

3.2. Pengalaman Praktek Kerja Lapangan


Kegiatan praktek kerja lapangan merupakan kuliah lapangan yang dilakukan
oleh setiap mahasiswa peternakan Universitas Jambi sebelum menyelesaikan studi
yang dijalankan. Hal ini dilakukan untuk membekali mahasiswa agar dapat
menerapkan ilmu yang diproleh dari bangku perkuliahan dan memproleh ilmu
baru di lapangan dalam beternak. Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan selama
30 hari di peternakankambingperah PE milik Bapak Parsum di Desa Pondok Meja
Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi. Kegiatan yang dilaksanakan
selama praktek kerja lapangan adalah memberi makan, menimbang sisa pakan,
membersihkan kandang meliputi membuang sampah, menyapu kandang, dan
membuang kotoran kambing.
Pengalaman yang didapat selama praktek kerja lapangan yaitu mengetahui
bagaimana cara pemberian pakan kambing PE, pemberian minum, pemerahan
susu, sanitasi yang dilakukan serta pemanfaatan limbah menjadi pupuk kompos.

6
3.3 Manajemen Pemberian Pakan
Dalam usaha peningkatan produksi ternak, selain bibit dan manajemen
pemeliharaan, pakan juga merupakan salah satu faktor yang harus mendapatkan
perhatian. Oleh karena itu, pemberian pakan terhadap ternak harus sesuai dengan
kebutuhan ternak tersebut baik kuantitas maupun kualitas. Pakan yang dibutuhkan
oleh ternak berfungsi untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ternak
kambing yaitu dengan meningkatkan mutu pakan yang diberikan dan menerapkan
manajemen pemberian pakan yang baik.

3.3.1. Jenis pakan yang diberikan


Pemilihan jenis pakan dan tata cara pemberian pakan sangat menentukan
keberhasilan dalam usaha peternakan. Pakan yang diberikan di peternakan Bapak
Parsum hanya berupa hijauan saja, sedangkan konsentrat tidak diberikan dengan
alasan harga konsentrat mahal. Pakan hijauan adalah semua bahan pakan yang
berasal dari tanaman ataupun tumbuhan berupa daun-daunan, terkadang termasuk
batang, ranting dan bunga. Pakan yang baik sangat dibutuhkan oleh ternak
kambing untuk tumbuh dan berkembangbiak karenapakan yang baik mampu
mengembangkan pekerjaan sel tubuh (Setiawan, 2005). Segala macam daun-
daunan dan rumput disukai kambing, tetapi hijauan dari daun-daunan lebih
disukai daripada rumput.
Jenis hijauan yang biasa diberikan pada kambing di peternakan Bapak
Parsum berupa rumput lapang, daun karet dan daun nangka (Gambar 1) yang
diperoleh dari perkebunan karet dan daerah sekitar. Menurut Mulyono dan
Sarwono (2008) pakan kambing sebagian besar terdiri dari hijauan, yaitu rumput
dan daun-daunan tertentu (daun nangka, daun waru, daun pisang dan daunan
leguminosa), pada dasarnya kambing tidak selektif dalam memilih pakan.
Pemberian jenis hijauan berupa daun karet dan daun nangka ini sudah
termasuk baik karena memiliki kandungan nutrisi tinggi yang tentunya dapat
meningkatkan produktifitas ternak. Menurut Nuraini et al. (2014) tingginya
produktivitas ternak tergantung pada nutrient pakan yang cukup sesuai dengan
kebutuhan ternak. Kandungan nutrisi hijauan yang diberikan pada ternak kambing

7
di peternakan Bapak Parsum dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Gambar 1. Jenis pakan hijauan

Tabel 3. Kandungan Nutrisi Hijauan (%)

Jenis Hijauan BK ABU LK PK SK BETN TDN


Rumput Lapanga 35,40 9,70 1,80 6,70 34,20 47,60 56,20
Daun Karetb 40,40 9,78 2,50 19,50 27,00 - 65,20
Daun Nangkac 36,36 15,78 2,57 15,78 32,96 41,44 56,34
Sumber : a) Fathul (2003), b)Wigatiet al. (2014), c)Yanwaret al. (2020).

3.3.2. Jumlah pakan hijauan yang diberikan

Pada peternakan Bapak Parsum hijauan yang diberikan ke ternak dalam


keadaan utuh dan dilayukan terlebih dahulu. Tentunya ini akan berpengaruh baik
kepada kesehatan ternak, dimana hijauan yang dalam keadaan layu bertujuan
untuk mengurangi kandungan air di dalam hijauan sehingga terjadinya kembung
pada ternak dapat diminimalisir. Ensminger (1985) menyatakan bahwa pelayuan
pada hijauan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam hijauan sebesar 10-15%
dan meningkatkan persentase kadar gula.

8
Pelayuan hijauan membutuhkan waktu selama 2-4 jam dibawah sinar
matahari atau dengan cara mengangin-anginkan dalam ruangan (gudang) selama
24 jam, agar diperoleh kadar air optimal bagi hijauan untuk mencapai hasil yang
baik, yaitu sekitar 65-70% (Soedomo, 1998).. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wahyono (2004) bahwa pengolahan pakan dapat dilakukan dengan cara fisik atau
mekanik, kimiawi, biologis dan kombinasi. Perlakuan secara fisik dapat dilakukan
dengan cara penjemuran, pencacahan dan pemotongan, penggilingan serta
penghancuran.
Pemberian pakan di peternakan Bapak Parsum dilakukan secara ad libitum
atau secara terus-menerus dan jumlah yang diberikan dapat mencapai 8 kg per
ekor dalam satu hari. Ini berarti secara kuantitas jumlah pakan yang diberikan
untuk ternak kambing sudah mencukupi bahkan sudah melebihi pemberian normal
karena pemberian hijauan segar pada ternak kambing pada prinsipnya adalah
sebanyak 6 kg (Sasroamidjojo, 1983). Menurut Aryanto et al. (2013) pemberian
pakan secara ad libitum dapat meningkatkan konsumsi pakan. Akan tetapi
pemberian pakan kurang bervariasi dikarenakan tidak adanya pemberian
konsentrat untuk mencukupi nutrisi dari kambing tersebut. Rianto dan Purbowati
(2009) menyatakan bahwa untuk pemeliharaan secara intensif, pakan hijauan dan
konsentrat diberikan kepada ternak di dalam kandang. Selama melakukan
kegiatan PKL di peternakan Bapak Parsum rata-rata variasi pemberian pakan
rumput lapang, daun karet dan daun nangka adalah dengan perbandingan 6:1:1
maka didapat masing-masing jumlah rumput lapang yang diberikan 6 kg/hari,
daun karet 1 kg/hari dan daun nangka 1 kg/hari.
Pemberian pakan di peternakan Bapak Parsum dilakukan 2 kali sehari,
yaitu pada pukul 07.30 WIB dan17.30 WIB. Frekuensi pemberian pakan minimal
adalah 2 kali dalam sehari dan idealnya dilakukan 3 kali dalam sehari. Sesuai
dengan pendapat Sarwono (2008) bahwa pemberian frekuensi pemberian hijauan
yang ideal adalah 3 kali dalam sehari, namun dapat diberikan 2 kali dalam sehari
bila membebankan biaya untuk tenaga kerja. Pemberian pakan hijauan pada
ternak kambing dan penimbangan sisa pakan dapat dilihat pada Gambar 2 dan
Gambar 3.

9
Gambar 2. Pemberian pakan hijauan pada kambing

Gambar 3. Penimbangan sisa pakan

Selama kegiatan PKL berlangsungpemberian air minum di peternakan


Bapak Parsum tidak dilakukan dikarenakan menurut beliau kebutuhan air sudah
dapat tercukupi dari konsumsi pakan hijauan yang diberikan dan keadaan ini tidak
baik. Menurut Sodiq dan Abidin (2007), air memiliki fungsi untuk membantu
pencernaan, mengatur suhu tubuh. Sebaiknya air disediakan dalam jumlah yang
tidak terbatas ditempatkan khusus dalam bak air yang diletakkan dekat tempat
pakan agar tidak terinjak oleh kambing.

3.3.3. Konsumsi Hijauan


Jumlah pakan yang dikonsumsi yaitu selisih antara pakan yang diberikan
dengan sisa pakan, dinyatakan dalam kg/hari. Tabel 4 menyajikan rataan
konsumsi pakan ternak kambing per ekor per hari di peternakan Bapak Parsum.

10
Tabel 4. Konsumsi Hijauan Ternak Kambing di Peternakan Bapak Parsum.
Bobot Jumlah Pakan Sisa Pakan yang
Ternak
No. Badan yang Diberikan Pakan dikonsumsi
Kambing
(kg) (kg/hari) (kg/hari) (kg/ekor/hari)
1. Jantan (dewasa) 40,5 8 0,85 7,15
2. Jantan (dewasa) 45 8 1,10 6,90
3. Jantan (dewasa) 51 8 0,65 7,35
4. Jantan (dewasa) 50 8 0,37 7,63
5. Jantan (remaja) 31 8 0,90 7,10
6. Jantan (remaja) 29 8 0,54 7,46
7. Jantan (remaja) 33,6 8 1,40 6,60
Total 280,1 56 5,81 50,19
Rataan 40,01 8 0,83 7,17

Pada Tabel 4 terlihat bahwa konsumsi rata-rata kambing PE jantan 7,17


kg/ekor/hari dengan kisaran antara 6,60 – 7,63 kg/ekor/hari. Konsumsi pakan
kambing PE di peternakan Bapak Parsum termasuk tinggi karena menurut Kearl
(1982) konsumsi pakan ternak kambing adalah sebesar 2,5 kg/ekor/hari.
Konsumsi pakan kambing dipengaruhi di antaranya oleh kelembapan, suhu,
ransum yang diberikan dan lain sebagainya. Menurut Tarigan (2010) faktor yang
mempengaruhi kemampuan ternak ruminansia dalam mengonsumsi ransum
adalah : 1) ternak itu sendiri yang meliputi bobot badan, status fisiologi, potensi
genetik, kesehatan ternak dan tingkat produksi; 2) ransum yang diberikan seperti
bentuk dan sifat, komposisi zat gizi, frekuensi pemberian, keseimbangan zat gizi
dan kandungan bahan toksik serta anti nutrisi dan 3) faktor lain yang meliputi
suhu dan kelembaban udara, curah hujan, lama siang atau malam hari serta
keadaan ruangan kandang dan tempat ransum.
Berdasarkan konsumsi rata-rata kambing PE jantan 7,17 kg/ekor/hari,
dengan perbandingan antara rumput lapang, daun karet, daun nangka adalah 6:1:1
maka kandungan BK, PK dan TDN hijauan yang dikonsumsi oleh ternak kambing
PE di peternakan Bapak Parsum yaitu sebesar 2,59; 0,25; dan 1,49 kg/hari
(Tabel). Jika dibandingkan dengan kebutuhan BK, PK dan TDN secara berurutan
yaitu 1,867; 0,344; dan 1,105 kg/hari (Marwah et al. 2010) maka dapat dilihat
bahwa kebutuhan untuk PK belum dapat tercukupi

11
Tabel . 5 Konsumsi Nutrisi Ternak Kambing di Peternakan Bapak Parsum.
Jumlah hijauan
Konsumsi (kg/hari)
yang
No.
dikonsumsi
BK PK TDN
(kg/hari)
Rumput lapang 5,37 1,9 0,13 1,07
Daun karet 0,9 0,36 0,07 0,23
Daun nangka 0,9 0,33 0,05 0,19
Total 7,17 2,59 0,25 1,49

3.4. Pertambahan bobot badan


Pertambahan bobot badan didapat dari selisih antara bobot badan ternak
akhir dikurangi dengan bobot badan awal. Bobot badan kambing dapat diketahui
dengan pasti dengan menggunakan timbangan ternak, namun karena timbangan
ternak tidak tersedia di peternakan Bapak Parsum maka dilakukan dengan
menggunakan timbangan orang dengan cara menggendong ternak kambing. Cara
menimbang ternak kambing dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Penimbangan bobot badan ternak

Berdasarkan hasil penimbangan, maka didapat bobot badan awal dan


bobot badan akhirternak kambing di Peternakan Bapak Parsum selama Praktek
Kerja Lapang yang tampak dilihat pada Tabel 5.

12
Tabel 6. Pertambahan Bobot Badan Kambing di Peternakan Bapak Parsum
selama Praktek Kerja Lapang

Bobot Badan Pertambahan Pertambahan


No. Ternak Kambing Minggu I Minggu IV Bobot Badan Bobot Badan
(kg) (kg) (kg/bln) (gr/hari)
1. Jantan (dewasa) 40,5 42,3 1,80 60
2. Jantan (dewasa) 45 46,2 1,20 40
3. Jantan (dewasa) 51 53,97 2,97 99
4. Jantan (dewasa) 50 51,8 1,80 60
5. Jantan (remaja) 31 32,6 1,60 53,33
6. Jantan (remaja) 29 30,5 1,50 50
7. Jantan (remaja) 33,6 35,22 1,62 54
Total 280,1 292,59 12,49 416
Rata-rata 4,01 41,79 1,78 59,4

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata pertambahan bobot badan


kambing yang diperoleh selamapelaksanaan praktek kerja lapang di peternakan
Bapak Parsum yaitu 1,78 kg/bulan atau 59,3 gram/ekor/hari. Hasil ini
menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan kambing sangat rendah
karenatidak sesuai dengan pendapat Davendra dan Burns (1994) bahwa rata-rata
pertambahan bobot badan harian untuk kambing berkisar ±206 gr/ekor/hari.
Demikian juga bila dibandingkan dengan hasil penelitian Suparjo (2011), yang
mendapatkan pertambahan bobot badan harian kambing sebesar 81
gram/ekor/hari. Pertambahan bobot badan yang rendah ini diduga karena pakan
yang diberikan kurang berkualitas. Pakan sumber protein yaitu daun karet dan
daun nangka yang diberikan dalam jumlah sangat sedikitdan pemberian
konsesntrat tidak dilakukan. Menurut Abidin (2002) kualitas dan kuantitas dari
pakan yang diberikan kepada ternak sangat mempengaruhi pertambahan bobot
badan dari ternak tersebut.
Selain itu pada Tabel 5 terlihat juga bahwa pertambahan bobot badan
ternak kambing berbeda-beda. Hal ini terjadi karena umur, keadaan dan kondisi
fisiologi ternak juga berbeda-beda. Menurut Davendra dan Burns (1994)
pertambahan bobot badan hewan muda sebagian disebabkan oleh pertumbuhan
otot-otot, tulang-tulang dan organ-organ vital, sedangkan hewan yang lebih tua
bobot badannya disebabkan karena deposit lemak.Sugeng (1992) menyatakan

13
bahwa faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan selain pakan, bangsa,
jenis kelamin, juga dipengaruhi oleh umur dan bobot badan awal.

14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Manajemen pemberian pakan di Peternakan Bapak Parsum secara


kuantitas sudah cukup baik, akan tetapi dari segi kualitas masih kurang baik
karena hanya memberikan hijauan tanpa memperhatikan kandungan nutrisi pakan
sesuai dengan kebutuhan ternak.

4.2. Saran
Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan selama Farm Experience
dapat disarankan untuk lebih menyediakan tempat pakan atau pakan tambahan,
agar disaat musim kemarau pakan yang diberikan untuk ternak sudah tersedia dan
tercukupi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2002. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Penggemukan Sapi


Potong. Agromdia Pustaka, Jakarta.
Ali, N., N. Munawarah, dan N. Sofyan. 2017. Pengaruh pemberian ampas tahu
terhadap produksi air susu dan pertambahan berat badan kambing
peranakan etawa (pe). Jurnal Saintek Peternakan dan Perikanan. 1(1): 23-
26.
Anggordi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.
Aprilia, C. 2010. Kecernaan Nutrien Metode Acid Insoluble Ash dan Performa
Domba Lokal yang Diberi Moringa oleifera Lamk, Gliricidia sepium, dan
Artocarpus heterophyllus. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Aryanto., S. Bambang, dan Panjono. 2013. Efek pengurangan dan pemenuhan
kembali jumlah pakan terhadap konsumsi dan kecernaan bahan pakan pada
kambing kacang dan peranakan etawah. Buletin peternakan 32(1):12-18.
Budi, H. S., I. L. Kriswandini, and A. D. Iswara. 2015. Antioxidant activity test
on ambonese banana stem sap (Musa parasidiaca var. sapientum). Dental
Journal, 48(4):188-92.
Chuzaemi, S. dan Hartutik. 1988. Ilmu Makanan Ternak Khusus Ruminansia.
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.
Chuzaemi, S. dan Hartutik. 1988. Ilmu Makanan Ternak Khusus Ruminansia.
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.
Devendra, C. dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Penerbit
ITB, Bandung.
Ensminger, M. E. 1985. Animal Science. 1st Ed. The Interstate Printers and
Publishers Inc., Danvill, Illinois.
Fathul, F., N. Purwaningsih, dan S. Tantalo. 2003. Bahan Pakan dan Formulasi
Ransum. Buku Ajar. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Forrest, J. C., C. D. Aberle, H. B. Hendrick, M. D. Judge and R. A. Markel. 1975.
Principle of Meat Science. W.H. Freeman and Co., San Francisco.
Goodwin, D. H. 1977. The Production and Management of Sheep. 3rd Ed.
Hutchinson and Co., Ltd., London.
Hartadi, H.S. Reksohadiprojo dan A. D. Tilman. 1986. Tabel Konsumsi Pakan
Untuk Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak
Ruminansia. Cetakan Pertama. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

16
Marhaeniyanto, E., S. Susanti, dan A.T. Murti. 2020. Penampilan produksi
kambing peranakan etawa yang diberi pakan konsentrat berbasis daun
tanaman. Jurnal Ternak Tropika. 21(2): 93-101.
Marpaung, P. 2019. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas
Ternak Sapi Potong Dan Strategi Pengembangannya Di Kabupaten Dairi.
Tesis.Sekolah Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara
Mulyono, S. 2003. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan Ke-V.
Penerbit PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mustakim, A.S.W., dan A.P. Kurniawan. 2010. Perbedaan kualitas kulit kambing
peranakan etawa (pe) dan peranakan boor (pb) yang disamak krom. Jurnal
Ternak Tropika. 11(1): 38-50
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Prajoga, S.B.K. 2007. Pengaruh silang dalam pada estimasi respon seleksi bobot
sapih kambing peranakan etawa (pe), dalam populasi terbatas. Jurnal Ilmu
Ternak. 7(2): 170-178
Pribadi, P., E. Latifah, dan R. Rohmayanti. 2014. Pemanfaatan perasan buah kepel
(Stelechocarpus burahol (Blume) Hook & Thomson) sebagai antiseptik
luka. Pharmaciana, 4(2):177-183.
Ramadhan, B.G., T.H. Suprayogi, dan A. Sustiyah. 2013. Tampilan produksi susu
dan kadar lemak susu kambing peranakan ettawa akibat pemberian pakan
dengan imbangan hijauan dan konsentrat yang berbeda. Animal
Agriculture Journal. 2(1): 353-361.
Rianto, E. dan E. Purbowati. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Rohaeni, E. S., A. Darmawan, R. Qomariah, A. Hamdan, dan A. Subhan. 2005.
Inventarisasi dan karakterisasi kerbau rawa sebagai plasma nutfah.
Laporan Hasil Pengkajian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Kalimantan Selatan, Banjarbaru. 90 hlm.
Sarwono dan Mulyono 2008. Spesifikasi Kambing Peranakan Ettawah dalam
Pemeliharaan di Lingkungan yang Berbeda. Program Penyuluh
Peternakan. Dinas Peternakan Jawa Timur. Jawa Timur
Sasroadmijoyo, M. S.1985. Ternak Potong dan Kerja. CV Yasaguna. Jakarta.
Setiawan, T dan T. Arsa. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa.
Penebar Swadaya, Jakarta.

17
Sodiq, A. 2002. Kambing Peranakan Etawa Penghasil Susu Berkhasiat Obat.
Cetakan Pertama. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sodiq, A. 2009. Aksesibiltas terhadap Perbankan dalam Mendukung
Pembangunan Peternakan. Makalah Utama Sidang Pleno. Pertemuan
Teknis Fungsi-Fungsi Pembangunan Peternakan, Mataram, NTB, 23-25
April 2009.
Soedomo, R. 1988. Pakan Ternak Gembala. BPFE. Yogyakarta.
Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan 1. Gadjah Mada University
Press,Yogyakarta.
Sosroamidjojo, M. S. 1991. Ternak Potong dan Kerja. Cetakan Ke-11. CV
Yasaguna, Jakarta.
Sugeng, Y. B.1992. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sukarman S. H. 2012. Daun Singkong Adalah Bahan Baku Protein Pakan yang
Murah dan Mudah Didapat. Balai Pustaka. Jakarta
Suparjo, K. G. Wiryawan, E. B. Laconib, dan D. Mangunwidjajac. 2011.
Performa kambing yang diberi kulit buah kakao terfermentasi. Media
Peternakan 35-41.
Tarigan, A.Y. 2010. Pemanfaatan Pelepah Sawit dan Hasil Ikutan Industri Kelapa
Sawit terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Simental Fase Pertumbuhan.
Skripsi. Sekolah Sarjana, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Umeta, G., Hundesa, F., Duguma, M., & Muleta, M. 2011. Analysis of goat
production situation at Arsi Negele Woreda, Ethiopia Journal of Stored
Products and Postharvest Research 2(8) : 156-163.
Wahyono, D.E. dan R. Hardianto. 2004. Pemanfaatan sumber daya pakan lokal
untuk pengembangan usaha sapi potong. Lokakarya Sapi Potong 2004.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan: 66 – 76
Wigati, S., M. Maksudi and A. Latief. 2014. Analysis of rubber leaf (hevea
brasiliensis) potency as herbal nutrition for goats. Proccedings the 16 th
AAAP congress: Sustainable Livestock Production in The Persperctive of
Food Security, Policy, Genetic Resources, and Climate Change. Vol II
abstract : 10-14 November 2014, Yogyakarta, Indonesia. P. 130
Williamson, G dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Ilmu Peternakan di Daerah
Tropis. Diterjemahkan oleh S.G.N. D Darmaja. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Yanwar, L., A. Rochana, dan I. Hermawan. 2020. Pengaruh penggunaan daun
nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai pengganti rumput
lapang terhadap produksi ammonia dan asam lemak terbang (In Vitro).
Jurnal Peternakan Lingkungan Ternak Tropis. 3(1):31-36.

18
Yusuf, R. 2010. Kandungan protein susu sapi perah friesien holstein akibat
pemberian pakan yang mengandung tepung katu yang berbeda. Jurnal
Teknologi pertanian 6(1):1-6.

19

Anda mungkin juga menyukai