MATLAB Dastor
MATLAB Dastor
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ADDIEN NANDA ARDHANA
NIM : 03041281621037
MATLAB atau yang kita sebut dengan (Matrix Laboratory) yaitu sebuah
program untuk menganalisis dan mengkomputasi data numerik, dan MATLAB
juga merupakan suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan, yang dibentuk
dengan dasar pemikiran yang menggunakan sifat dan bentuk matriks. Matlab
adalah singkatan dari MATRIX LABORATORY, yang biasanya di gunakan
dalam; Pengembangan Algoritma matematika dan komputasi ,Pemodelan,
simulasi, dan pembuatan prototype dari penerimaan data, Analisa, eksplorasi, dan
visualisasi data, Scientific dan engineering, Pengembangan aplikasi berbasis
grafik dan pembuatan Graphical User Interface (GUI) Software Matlab memilki
pengaplikasian yang berbeda – beda khususnya dalam pengaplikasian yang
membutuhkan perhitungan secara matematis. Penting untuk mengetahui bahwa
matlab melakukan seluruh perhitungan matematis dalam bentuk matriks. Semua
operasi matematika dalam Matlab adalah operasi matriks. Pada awalnya program
aplikasi MATLAB ini merupakan suatu interface untuk koleksi rutin-rutin
numerik dari proyek LINPACK dan EISPACK, dan dikembangkan dengan
menggunakan bahasa FORTRAN, namun sekarang ini MATLAB merupakan
produk komersial dari perusahaan Mathworks, Inc. Yang dalam perkembangan
selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan bahasa C++ dan assembler,
(utamanya untuk fungsi-fungsi dasar MATLAB). MATLAB telah berkembang
menjadi sebuah environment pemprograman yang canggih yang berisi fungsi-
fungsi built-in untuk melakukan tugas pengolahan sinyal, aljabar linier, dan
kalkulasi matematis lainnya. MATLAB juga menyediakan berbagai fungsi untuk
menampilkan data, baik dalam bentuk dua dimensi maupun dalam bentuk tiga
dimensi. MATLAB juga bersifat extensible, dalam arti bahwa seorang pengguna
dapat menulis fungsi baru untuk menambahkan pada library, ketika fungsi-
fungsi built-in yang tersedia tidak dapat melakukan tugas tertentu. Kemampuan
pemrograman yang dibutuhkan tidak terlalu sulit bila kita telah memiliki
pengalaman dalam pemrograman bahasa lain seperti C, PASCAL, atau
FORTRAN.. Ciri dari windows ini adalah adanya prompt (tanda lebih besar) yang
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ADDIEN NANDA ARDHANA
NIM : 03041281621037
yang semakin baik tulisan ini dibatasi pada sistem dengan Unity Feedback
System.PID Controller sebenarnya terdiri dari 3 jenis cara pengaturan yang saling
dikombinasikan, yaitu P (Proportional) Controller, D (Derivative) Controller, dan
I (Integral) Controller. Masing-masing memiliki parameter tertentu yang harus
diset untuk dapat beroperasi dengan baik, yang disebut sebagai konstanta. Setiap
jenis, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Parameter-parameter
tersebut, tidak bersifat independen, sehingga pada saat salah satu nilai
konstantanya diubah, maka mungkin sistem tidak akan bereaksi seperti yang
diinginkan. Tabel di atas hanya dipergunakan sebagai pedoman jika akan
melakukan perubahan konstanta. Untuk merancang suatu PID Controller,
biasanya dipergunakan metoda trial & error. Sehingga perancang harus mencoba
kombinasi pengatur beserta konstantanya untuk mendapatkan hasil terbaik yang
paling sederhana. Desain sebuah sistem kontrol, dimulai dengan membuat blok
diagram sistem. Blok diagram (yang berisi transfer function) tersebut selanjutnya
akan dianalisa dengan menggunakan aksi pengontrolan yang berbeda. Dengan
perubahan sinyal input sehingga perancang dapat melihat respon sistem jika
mendapat input sinyal tertentu. Kombinasi antara sinyal input dan jenis aksi
pengontrolan ini akan menghasilkan respon yang berbeda-beda. Dahulu untuk
melihat respon suatu sistem dengan berbagai macam kombinasi sinyal input dan
aksi pengontrolan merupakan hal yang sulit dan membosankan Adapun prosedur
yang harus dilalui adalah sebagai berikut; 1. Mendapatkan transfer function sistem
(dalam s-domain) dengan Laplace Transform; 2. Menentukan jenis aksi
pengontrolan beserta dengan konstantanya; 3. Menggabungkan transfer function
yang sudah didapatkan dengan jenis aksi pengontrolan; 4. Menentukan sinyal
input yang akan dimasukkan (biasanya fungsi step, fungsi ramp dan pulse) dan
menggabungannya ke dalam transfer function yang baru; 5. Melakukan
perhitungan invers Laplace Transform untuk mendapatkan fungsi dalam t-domain;
6. Menggambar respon berdasarkan fungsi dalam t-domain. Untuk melakukan
langkah-langkah di atas diperlukan ketelitian yang tinggi dan hasil
penggambarannya sering kali kurang (tidak) akurat. Selain itu, jika perancang
ingin mengamati respon sistem terhadap sinyal input yang lain, maka proses-
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ADDIEN NANDA ARDHANA
NIM : 03041281621037
proses tersebut sebagian besar akan diulang kembali. Hal ini bertambah kompleks
jika perubahan yang dilakukan tidak terbatas pada sinyal input, tetapi juga pada
jenis aksi pengontrolannya. Sehingga untuk mendapatkan respon dari berbagai
macam kombinasi, membutuhkan waktu yang relatif lama. Selain itu, perancang
juga melakukan proses perhitungan yang rumit dan membosankan. Perkembangan
teori kontrol juga diikuti oleh software pendukungnya. Mulai dari software untuk
pemrograman sistem, sampai dengan software untuk proses simulasinya. Salah
satu software yang dapat dipergunakan untuk simulasi tersebut adalah MatLab
dari Mathworks, Inc. Software ini dilengkapi dengan berbagai toolbox yang
memudahkan pemakai untuk melakukan perhitungan-perhitungan tertentu.
Bahkan saat ini sudah dikembangkan toolbox khusus untuk simulasi yang diberi
nama Simulink. Aplikasi MatLab dalam bidang pengaturan dilengkapi Control
Toolbox. Toolbox ini sudah dilengkapi dengan berbagai macam fungsi pendukung
yang dipergunakan dalam analisa sistem kontrol. Beberapa fungsi pendukung
yang sering dipergunakan untuk menganalisa suatu sistem adalah : feedback, step,
rlocus, series, dll. Untuk menganalisa suatu sistem, software hanya memerlukan
masukan berupa transfer function yang ditulis dalam Laplace Transform (dalam s-
domain) atau matriks. Untuk selanjutnya, pemakai tinggal memilih analisa yang
akan dipergunakan. Tulisan ini akan membahas penggunaannya secara khusus
untuk merancang PID Controller pada suatu sistem. Pengendali PID ini paling
banyak dipergunakan karena sederhana dan mudah dipelajari serta tuning
parameternya. Lebih dari 95% proses di industri menggunakan pengendali ini.
Pengendali ini merupakan gabungan dari pengedali proportional (P), integral (I),
dan derivative (D).