0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
96 tayangan42 halaman

SOD1

Dokumen tersebut berisi soal-soal mengenai sistem penyimpanan data pada tape. Pertama, menanyakan isi track ke-9 berdasarkan parity yang digunakan. Kedua, menghitung kapasitas penyimpanan tape berdasarkan densitas, panjang tape, panjang block dan interblock gap. Ketiga, menghitung waktu akses tape berdasarkan jumlah block dan kecepatan pemindahan data.

Diunggah oleh

0..0 ?
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
96 tayangan42 halaman

SOD1

Dokumen tersebut berisi soal-soal mengenai sistem penyimpanan data pada tape. Pertama, menanyakan isi track ke-9 berdasarkan parity yang digunakan. Kedua, menghitung kapasitas penyimpanan tape berdasarkan densitas, panjang tape, panjang block dan interblock gap. Ketiga, menghitung waktu akses tape berdasarkan jumlah block dan kecepatan pemindahan data.

Diunggah oleh

0..0 ?
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 42

SOAL 1

1. Track

1 : 0 1 1 0 0 1

2 : 1 1 1 1 1 1

3 : 1 0 1 0 0 1

4 : 0 1 0 1 0 1

5 : 1 1 0 0 1 0

6 : 1 1 1 1 0 0

7 : 0 1 1 1 0 0

8 : 0 0 1 1 1 1

Bagaimana isi dari track ke-9, jika untuk merekam data digunakan odd parity dan even
parity ?

ODD PARITY :111000

EVENT PARITY : 0 0 0 1 1 1

2. Densitas suatu tape adalah 1600 bpi dan panjang interblock gap adalah 0.6 inch.
Record yang panjangnya 80 character akan disimpan pada tape yang panjangnya
2400 feet.

Ditanya :

❖ Berapa banyak record yang dapat disimpan jika dalam 1 block berisi 5
record ?

Jawab :

Rumus Kapasitas Penyimpanan Tape


𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑝𝑒 2400 𝑓𝑒𝑒𝑡 ∗ 12 𝑖𝑛𝑐ℎ
=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 + 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑝 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑎𝑐𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 + 𝑔𝑎𝑝
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
28.800 28.800 28.800
80 = 0,25+0,6 = = 33.882 ∗ 5 = 169.411 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘/𝑡𝑎𝑝𝑒
5∗ +0.6 0,85
1.600
❖ Berapa banyak record yang dapat disimpan jika dalam 1 block berisi 15
record?

Jawab :

Rumus Kapasitas Penyimpanan Tapess


𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑝𝑒 2400 𝑓𝑒𝑒𝑡 ∗ 12 𝑖𝑛𝑐ℎ
=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 + 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑝 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑎𝑐𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 + 𝑔𝑎𝑝
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
28.800 28.800 28.800
80 = 0.75+0.6 = = 21.333 ∗ 15 = 320.000 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘/𝑡𝑎𝑝𝑒
15∗ +0.6 1,35
1.600

3. Dari soal no 2, Jika kecepatan pemindahan data adalah 100 inchi / sec.
Waktu yang diperlukan untuk melewati interblock gap adalah 0.1 second. Berapa
waktu akses yang dibutuhkan tape tersebut?
Jawab :
Rumus waktu akses Tape

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘


+ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑔𝑎𝑝
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠

169.411∗0.25
= + 169.411 ∗ 0.1
100

42.352,75
= + 16.941,1 = 423,527 + 16.941,1 = 17.364,627 𝑠𝑒𝑐/𝑡𝑎𝑝𝑒
100

320.000∗0.75
= + 319.995 ∗ 0.1 = 2.400 + 32.000 = 34.400 𝑠𝑒𝑐/𝑡𝑎𝑝𝑒
100
SOAL 2
1. Track 1 : 1 1 0 0 0 1
2 : 1 1 0 0 1 1
3 : 1 0 1 0 0 1
4 : 0 1 0 1 0 1
5 : 1 1 1 0 1 0
6 : 1 1 1 1 0 0
7 : 0 1 0 1 1 0
8 : 0 0 1 1 1 0
Bagaimana isi dari track ke-9, jika untuk merekam data digunakan odd parity dan
even parity ?
ODD PARITY : 011111
EVENT PARITY : 1 0 0 0 0 0

2. Densitas suatu tape adalah 6250 bpi dan panjang interblock gap adalah 0.75 inch.
Record yang panjangnya 80 character akan disimpan pada tape yang panjangnya
2400 feet.

Ditanya :

Berapa banyak record yang dapat disimpan jika dalam 1 block berisi 5 record ?

Jawab :

Rumus Kapasitas Penyimpanan Tape


𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑝𝑒 2400 𝑓𝑒𝑒𝑡 ∗ 12 𝑖𝑛𝑐ℎ
=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 + 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑝 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑎𝑐𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 + 𝑔𝑎𝑝
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

28.800 28.800 28.800


= = = = 35.380 ∗ 5 = 176.904 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘/𝑡𝑎𝑝𝑒
80
5∗ + 0.75 0,064 + 0,75 0,814
6.250
Berapa banyak record yang dapat disimpan jika dalam 1 block berisi 15 record?

Jawab :

Rumus Kapasitas Penyimpanan Tape


𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑝𝑒 2400 𝑓𝑒𝑒𝑡 ∗ 12 𝑖𝑛𝑐ℎ
=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 + 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑝 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑎𝑐𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 + 𝑔𝑎𝑝
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

28.800 28.800 28.800


= = = = 30.573 ∗ 15 = 458.598 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘/𝑡𝑎𝑝𝑒
80 0,192 + 0.75 0,942
15 ∗ + 0.75
6.250

3. Dari soal no 2, Jika kecepatan pemindahan data adalah 100 inchi / sec.

Waktu yang diperlukan untuk melewati interblock gap adalah 0.1 second. Berapa
waktu akses yang dibutuhkan tape tersebut?

Rumus waktu akses Tape

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘


+ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑔𝑎𝑝
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠
176.904∗0,064
Jawab : = + 176.904 ∗ 0.1 = 113,2 + 17.690,4 = 17.803,6 𝑠𝑒𝑐/𝑡𝑎𝑝𝑒
100
458.598∗0,192
= + 458.598 ∗ 0.1 = 880,5 + 45.859,8 = 46.740,3 𝑠𝑒𝑐/𝑡𝑎𝑝𝑒
100
SOAL 3
1. Track 1 : 1 0 0 0 1 1
2 : 0 1 0 1 1 1
3 : 1 0 1 0 0 1
4 : 0 1 0 1 0 1
5 : 1 1 0 0 1 0
6 : 1 1 1 1 0 0
7 : 0 1 1 1 0 0
8 : 0 1 1 0 0 1

Bagaimana isi dari track ke-9, jika untuk merekam data digunakan odd parity dan even parity
?
ODD PARITY :111100
EVENT PARITY : 0 0 0 0 1 1
2. Densitas suatu tape adalah 1600 bpi dan panjang interblock gap adalah 0.75 inch. Record
yang panjangnya 100 character akan disimpan pada tape yang panjangnya 2400 feet.
Ditanya :
Berapa banyak record yang dapat disimpan jika dalam 1 block berisi 5 record ?
Jawab :
Rumus Kapasitas Penyimpanan Tape

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑝𝑒 2.400 𝑓𝑒𝑒𝑡 ∗ 12 𝑖𝑛𝑐ℎ


=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 + 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑝 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑎𝑐𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ + 𝑔𝑎𝑝
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
28.800 28.800 28.800
= 100 = 0.3125+0.75 = 1,0625 = 27.105,8 ∗ 5 = 135.529,4 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘/𝑡𝑎𝑝𝑒
5∗ +0.75
1.600
Berapa banyak record yang dapat disimpan jika dalam 1 block berisi 15 record?
Jawab :
Rumus Kapasitas Penyimpanan Tape
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑝𝑒 2.400 𝑓𝑒𝑒𝑡 ∗ 12 𝑖𝑛𝑐ℎ
=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 + 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑝 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑎𝑐𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 + 𝑔𝑎𝑝
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

28.800 28.800 28.800


= = = = 17.066,6 ∗ 15 = 256.000 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘/𝑡𝑎𝑝𝑒
100 0,9375 + 0.75 1,6875
15 ∗ 1.600 + 0.75

3. Dari soal no 2, Jika kecepatan pemindahan data adalah 120 inchi / sec.
Waktu yang diperlukan untuk melewati interblock gap adalah 0.2 second. Berapa waktu akses
yang dibutuhkan tape tersebut?
Jawab :
Rumus waktu akses Tape

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘


+ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑔𝑎𝑝
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠

135.529,4∗0,3125
a. = + 135.529,4 ∗ 0.2 = 352,9 + 27.105,8 = 27.458,7 𝑠𝑒𝑐/𝑡𝑎pe
120

256.000∗0,9375
b. = 120
+ 256.000 ∗ 0.2 = 2000 + 51.200 = 53.200 𝑠𝑒𝑐/𝑡𝑎𝑝𝑒
SOAL 4
1. Track 1 : 0 1 0 0 0 1
2 : 1 0 1 1 1 1
3 : 1 0 1 1 0 1
4 : 0 1 0 1 0 1
5 : 1 0 0 0 1 0
6 : 1 1 1 1 0 0
7 : 1 1 1 1 0 0
8 : 0 0 1 1 1 1
Bagaimana isi dari track ke-9, jika untuk merekam data digunakan odd parity dan even
parity ?
Jawab :
ODD PARITY :010100
EVENT PARITY : 1 0 1 0 1 1

2. Densitas suatu tape adalah 6250 bpi dan panjang interblock gap adalah 0.6 inch.
Record yang panjangnya 100 character akan disimpan pada tape yang panjangnya
2400 feet.
Ditanya :
Berapa banyak record yang dapat disimpan jika dalam 1 block berisi 5 record ?
Jawab :
Rumus Kapasitas Penyimpanan Tape
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑝𝑒 2400 𝑓𝑒𝑒𝑡 ∗ 12 𝑖𝑛𝑐ℎ
=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 + 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑝 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑎𝑐𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 + 𝑔𝑎𝑝
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

28.800 28.800 28.800


= = = = 42.352,9 ∗ 5 = 211.764,7 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘/𝑡𝑎𝑝𝑒
100
5∗ + 0,6 0,08 + 0,6 0,68
6.250
Berapa banyak record yang dapat disimpan jika dalam 1 block berisi 15 record?
Jawab :
Rumus Kapasitas Penyimpanan Tape
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑝𝑒 2400 𝑓𝑒𝑒𝑡 ∗ 12 𝑖𝑛𝑐ℎ
=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 + 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑝 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑎𝑐𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑟𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ + 𝑔𝑎𝑝
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

28.800 28.800 28.800


= = = = 34.285,7 ∗ 15 = 514.285,7 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘/𝑡𝑎𝑝𝑒
100
15 ∗ + 0,6 0,24 + 0,6 0,84
6250
3. Dari soal no 2, Jika kecepatan pemindahan data adalah 120 inchi / sec.
Waktu yang diperlukan untuk melewati interblock gap adalah 0.5 second. Berapa
waktu akses yang dibutuhkan tape tersebut?
Jawab :
Rumus waktu akses Tape

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘


+ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 ∗ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑔𝑎𝑝
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠
211.764,7 ∗ 0,08
= + 211.764,7 ∗ 0.5 = 141,1 + 105.882,3 = 106.023,4 𝑠𝑒𝑐/𝑡𝑎𝑝𝑒
120
514.285,7 ∗ 0,24
= + 514.285,7 ∗ 0.5 = 1.234,2 + 257.142,8 = 258.377𝑠𝑒𝑐𝑡𝑎𝑝𝑒
100
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

1. Organisasi berkas sequential adalah Organisasi


berkas sequential adalah merupakan cara yang paling
dasar untuk mengorganisasikan kumpulan record-
record dalam sebuah berkas. Dalam organisasi berkas
sequential, pada waktu record ini dibuat, record-record
direkam secara berurutan.

2. Bagaimana Pola Akses dari organisasi berkas


Sequential?

Pola Akses Pola Akses adalah penentuan akses


berdasarkan field tertentu. Selama pola akses, berkas
sequential dapat dipasangkan dengan record-record
yang sudah diurut pada berkas, maka waktu aksesnya
sangat baik. Jadi kita harus menentukan pola akses
terlebih dahulu, kemudian baru menentukan
organisasi berkas sequential berdasarkan urutan yang
sesuai dengan pola aksesnya, jangan sebaliknya.
Contoh:
Berkas gaji yang disusun secara sequential
berdasarkan NIP, hendak diakses berdasarkan NAMA,
maka program tidak baik. Juga tidak baik mengakses
record dengan urutan sebagai berikut:
NIP = 15024508, NIP = 15024607
NIP = 15024115, NIP = 1502800
Dimana NIP tersebut belum tersortir.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

3. Jelaskan pembuatan Berkas Sequential !


Pembuatan Berkas Sequential
Pembuatan Berkas Sequential / File Sequential /
Sequential File meliputi penulisan record – record dalam
serangkaian yang diinginkan pada media penyimpanan.
Pembuatan berkas transaksi sequential meliputi tugas –
tugas :
1. Pengumpulan data (Data Entry Device)
2. Perubahan data dalam bentuk Bahasa yang dapat
dibaca oleh mesin (Undedited Batch of Transaction)
3. Pengeditan Data (EDIT)
4. Pemeriksaan transaksi yang ditolak (Edit-Reject
Report)
5. Penyortiran edit (Sorted Batch of Edited Transaction)
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Dalam pembuatan berkas laporan sequential dikenal 3


jenis record :
1. Header Record;
Mencakup report header, page header dan group header.
Dikenal sebagai informasi pengenal (Identifying
Information).
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

2. Detailed Record;
Mencakup isi laporan yang umumnya disusun dalam
kolom.
3. Footer Record;
Mecakup report footer, page footer dan group footer.
Dikenal sebagai informasi ringkasan (Summary
Information)
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Ada beberapa tahapan dalam organisasi berkas secara


sequential, yaitu :
1. Pengumpulan Data
Proses dimana data yang ada dikumpulkan secara berurut
berdasarkan klasifikasi yang membedakannya. Pada tahap
pengumpulan data ini, semua data akan diurutkan secara
bertahap dan terorganisir dengan baik. Bentuk dari tahap
ini adalah seperti pada Database Kemahasiswaan seperti
menampilkan IPK, menampilkan mata kuliah dan
menmpilkan Biodata mahasiswa.
2. Pemasukkan Data ( Input Data )
Pada tahap ini, data-data yang telah dibedakan dan
dikumpulkan tersebut akan secara permanent dimasukkan
( di input ) kedalam suatu device penyimpanan. Device (
media ) penyimpanan ini dapat berupa memori atau device
penyimpanan lainnya. Contohnya adalah Data pribadi dan
KRS Mahasiswa.
3. Pengeditan Data
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan dalam proses
secara sequential adalah pengeditan data. Setelah data yang
ada dikumpulkan dan proses input data juga telah
dilakukan maka proses selanjutnya adalah editing. Dalam
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

tahap ini data yang telah di input akan diubah ( edit ). Tahap
ini berlangsung berdasarkan pengguna atau user. User
sangat dominant dalam tahap ini, sebab proses pengeditan
data yang ada berdasarkan perintah kerja dari user.
4. Penyortiran Data Yang Telah Di Edit
Tahap terakhir dalam tahap sequential ini adalah
penyortiran. Setelah user melakukan pengeditan pada data-
data yang ada, maka selanjutnya data yang telah di edit
tersebut kan di sortir. Dalam proses penyortiran ini, peran
user juga sangat dominan dalam mempengaruhi hasil dari
penyortiran yang dilakukan.
Pembuatan Berkas Sequential meliputi penulisan record-
record dalam serangkaian yang diinginkan pada media
penyimpanan.
. Pengumpulan data.
. Perubahan data dalam bentuk bahasa yang dapat dibaca
oleh mesin.
. Pengeditan data.
. Pemeriksaan transaksi yang ditolak.
. Penyortiran edit data.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

1. Sebutkan 3 teknik dasar yang digunakan untuk


menyatakan fungsi pemetaan R.
Ada 3 teknik dasar yang digunakan untuk menyatakan
fungsi pemetaan R, dimana R(NILAI KEY) → ADDRESS
1. Direct Mapping (Pemetaan Langsung)
2. Directory Look Up (Pencarian Tabel)
3. Calculation (Kalkulasi)
TEKNIK PEMETAAN LANGSUNG
Teknik ini merupakan teknik yang sederhana untuk
menterjemahkan nilai record key menjadi address.
Ada 2 cara dalam pemetaan langsung, yaitu:
1. Absolute Addressing (Pengalamatan Mutlak)
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Keuntungan dari Pengalamatan Mutlak


• Fungsi pemetaan R sangat sederhana.
• Tidak membutuhkan waktu lama dalam menentukan
lokasi record pada penyimpanan sekunder.

Kelemahannya
• Pemakai harus mengetahui dengan pasti record-record
yang disimpan secara fisik
• Alamat mutlak adalah device dependent. Perbaikan atau
pengubahan device, dimana berkas berada akan
mengubah nilai key.
• Alamat mutlak adalah address space dependent.
Reorganisasi berkas relatif akan menyebabkan nilai key
berubah.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

2. Relative Addressing (Pengalamatan Relatif)

Keuntungan dari Pengalamatan Relatif


• Fungsi pemetaan R sangat sederhana.
• Nilai key dari sebuah record dapat ditentukan lokasi
recordnya dalam sebuah penyimpanan sekunder tanpa
memerlukan waktu proses yang berarti.
Kelemahannya
• Alamat Relatif adalah bukan device dependent.
• Alamat Relatif adalah address space dependent.
• Terjadinya pemborosan ruangan.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

TEKNIK PENCARIAN TABEL


Dasar pemikiran pendekatan pencarian tabel adalah
sebuah tabel atau direktori dari nilai key dan address.
Untuk menemukan sebuah record dalam berkas relatif,
pertama dicari dalam direktori nilai key dari record
tersebut, yang akan menunjukan alamat dimana record
tersebut berada dalam penyimpanan. Data dalam
direktori tersebut disusun secara urut menurut nilai key,
sehingga pencarian nilai key dalam direktori lebih cepat
dengan binary search dibanding sequential search.
Alternatif lain, direktori dapat disusun dalam Binary
Search Tree, M-way Search Tree atau B-Tree.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Keuntungan dari Pencarian Tabel

• Sebuah record dapat diakses dengan cepat, setelah


nilai key dalam direktori ditentukan.
• Nilai key dapat berupa field yang mudah dimengerti,
seperti PART NUMBER, NPM, karena nilai key
tersebut akan diterjemahkan menjadi alamat.
• Nilai key adalah address space independent, dimana
reorganisasi berkas tak akan memepengaruhi nilai
key, yang berubah adalah alamat dalam direktori.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Adalah dengan melakukan kalkulasi terhadap nilai key,


hasilnya adalah alamat relatif. Ide dasar dari kalkulasi
alamat adalah mengubah jangkauan nilai key yang
mungkin, menjadi sejumlah kecil alamat relatif.
Salah satu masalah dari teknik ini adalah ditemukannya
alamat relatif yang sama untuk nilai key yang berbeda.

Sedangkan nilai key K1 dan K2 disebut synonim.


Synonim adalah dua atau lebih nilai key yang berbeda
pada hash ke home address yang sama.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Teknik-teknik yang terdapat pada Kalkulasi Alamat


• Scatter storage techniques
• Randomizing techniques
• Key-to-address transformation methods
• Direct addressing techniques
• Hash table methods
• Hashing
Disini yang akan kita bahas mengenai teknik hashing.
Kalkulasi terhadap nilai key untuk mendapatkan sebuah
alamat disebut fungsi hash.
Beberapa fungsi Hash yang umum digunakan:
• Division Remainder
• Mid Square
• Folding
DIVISION REMAINDER
Pada division remainder, alamat relatif dari suatu nilai key
merupakan sisa dari hasil pembagian nilai key tersebut
dengan suatu bilangan yang disebut sebagai bilangan
pembagi.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

MID SQUARE HASHING


Untuk mendapatkan alamat relatif, nilai key dikuadratkan,
kemudian beberapa digit diambil dari tengah.

HASHING BY FOLDING
Untuk mendapatkan alamat relatif, nilai key dibagi
menjadi beberapa bagian, setiap bagian (kecuali bagian
terakhir) mempunyai jumlah digit yang sama dengan
alamat relatif. Bagian-bagian ini kemudian dilipat (seperti
kertas) dan dijumlah. Hasilnya, digit yang tertinggi
dibuang (bila diperlukan).

2. Untuk mengukur kepenuhan berkas relatif


digunakan Load Factor (Faktor Muat) adalah :

Load Factor = banyak record dalam berkas


max. banyak record dalam berkas

Biasanya load factor yang sering digunakan adalah 0.7


atau 0.8.
Jika load factor lebih besar dari 0.7 atau 0.8 maka
berkas tersebut harus diperbesar dan di reorganisasi.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Jadi jika kita ingin menyimpan sebanyak n record pada


suatu berkas dan load factor adalah 0.8, maka max.
banyak record pada berkas adalah 1.25 n.

4000
= 1.25
0.8 ∗ 4000

3. Kita ingin membuat berkas yang terdiri dari 4000


record.
Load Factor (Faktor muat) = 0.8

maka max. banyak record pada berkas:


(1.25) n = (1.25) x 4000
= 5000
Bilangan pembagi: 5003
Semua fungsi Hash mulai bekerja buruk, bila berkas hampir
penuh. Jika faktor muat lebih besar dari 0,7 atau 0,8, maka
berkas tersebut harus diperbesar dan direorganisir. Karena
itu, jika berkas berisi relatif N record, maka ruang alamat
harus mempunyai paling sedikit 0,25 N record Untuk faktor
muat 0,8)
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

• Contoh : Sebuah berkas relatif yang berisi 4000 record,


paling sedikit harus mempunyai ruang alamat untuk 5000
record (faktor muat 0,8). Angka yang dekat dengan 5000
dan terdiri dari faktor prima kurang dari 20 adalah angka
5003. Angka ini dipakai sebagai pembagi.

Alamat relatif didapat dari sisa pembagian + 1

123456789 = 24676 sisa 2761 + 1


5003 (alamat relatif)

987654321 = 197412 sisa 2085 + 1


5003 (alamat relatif)
Jadi alamat relatif didapat dari sisa pembagian + 1
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Dari nilai key yang dikuadratkan kita cari tengah-


tengahnya. Jumlah nilai key yang dikuadratkan:

Kita mulai dari digit ke 8 dihitung dari kiri, maka alamat


relatif = 8750 (karena ditentukan 4 digit sebagai alamat
relatif).
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Contoh:
Nilai key 123456789 dan alamat relatif sebanyak 4 digit.
Nilai key dibagi menjadi bagian-bagian yang terdiri dari 4
digit, mulai dari sebelah kanan.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

1. Jenis akses yang diperbolehkan pada organisasi berkas


index sequential adalah :
Jenis akses yang diperbolehkan pada organisasi berkas
Indeks Sequential adalah
Akses Sequential dan Akses Individu berdasarkan nilai
key.
Organisasi Berkas Indeks Sequential adalah salah satu
cara yang paling efektif untuk mengorganisasi kumpulan
record – record yang membutuhkan akses record secara
sequential maupun akses record secara individu
berdasarkan nilai key.
2. Ada 2 pendekatan dasar untuk
mengimplementasikan konsep dari organisasi berkas
indeks sequential , yaitu
Terdapat 2 Pendekatan dasar untuk mengimplementasikan
konsep dari Organisasi Berkas Indeks Sequential :
1. Blok Indeks dan Data (Dinamik)
terdapat dua bagian yaitu bagian indeks dan bagian data
dalam blok. Berkas indeks mempunyai struktur tree,
sedangkan Berkas data mempunyai struktur sequential
(berurutan) yang didistribusikan antara populasi record .
Jika kita menginginkan penyisipan maupun penghapusan
terhadap isi berkas, maka berkas/blok indeks dan
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

berkas/blok data akan dibuat dengan sejumlah ruang bebas,


yang biasanya disebut sebagai padding. Struktur tree
adalah struktur dari sekumpulan elemen, dengan salah satu
elemennya merupakan akarnya atau root dan sisanya yang
lain merupakan bagian – bagian pohon yang terorganisasi
dalam susunan berhirarki dengan root sebagai puncaknya.
Salah satu pohon yang sering digunakan yaitu Pohon biner
dimana jenis aksesnya ada 2 yaitu sequential(berurutan)
dan direct(langsung), ada juga jenis prosesnya yaitu Batch
dan Interactive, sedangkan Struktur Berkas Indeks
Sequential yaitu Indeks sebagai Binary Search Tree/
struktur tree itu sendiri dan Data sebagai Sequential.

2. Prime dan Overflow Data Area (Statik)


Pendekatan lain untuk mengimplementasikan berkas
indeks sequential adalah berdasarkan struktur indeks
dimana struktur indeks ini lebih ditekankan pada
karakteristik fisik dari penyimpanan, dibandingkan dengan
distribusi secara logik dari nilai key.

3. Jelaskan ke 2 implementasi tersebut (dari soal no.2).


Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Pada gambar tersebut ada N blok data dan 3 tingkat dari


indeks. Setiap entry pada indeks mempunyai bentuk (nilai
key terendah, pointer), dimana pointer menunjuk pada blok
yang lain, dengan nilai key-nya sebagai nilai key terendah.
Setiap tingkat dari blok indeks menunjuk seluruh blok,
kecuali blok indeks pada tingkat terendah yang menunjuk
ke blok data.

Jika sebuah permintaan untuk mengakses record tertentu,


misal kita ingin mengakses dengan nilai key BAT, indeks
dengan tingkat tertinggi (dalam hal ini blok indeks 3-1)
yang pertama yang akan dicari pada contoh ini, pointer dari
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

AARDVARK menunjuk blok indeks 2-1. Pointer yang


ditunjuk pada kotak tersebut adalah pointer yang berisikan
AARDVARK, yang akan menunjuk ke blok indeks 1-1.
Pointer berikutnya yang akan ditunjuk adalah pointer yang
berisi BABOON, yang selanjutnya akan menunjuk blok
data 2. Blok data ini akan mencari untuk record dengan key
tujuan, yaitu BAT, dimana pada blok ini record tersebut
ditemukan. Permintaan untuk akses data dalam urutan
sekuensial dilayani dengan mengakses blok data dalam
urutan sekuensial. Sebagai catatan blok data merupakan
consecutive secara logik dan bukan consecutive secara
fisik. Dalam hal ini, blok data harus dihubungkan secara
bersama dalam urutan secara logik, seperti terlihat pada
gambar . Misal : Setiap blok data mempunyai ruang yang
cukup untuk menampung 5 record dan setiap blok indeks
mempunyai ruang yang cukup untuk menyimpan 4 pasang
(nilai key, pointer). Parameter ini biasanya sudah
dilengkapi dengan rutin dukungan sistem manajemen data,
pada saat berkas binatang ini dibentuk. Jika kita
menginginkan penyisipan maupun penghapusan terhadap
isi berkas, maka blok indeks dan blok data akan dibuat
dengan sejumlah ruang bebas, yang biasanya disebut
sebagai padding dan pada gambar ditunjukkan sebagai
irisan.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Permintaan :
INSERT APE
INSERT AIREDALE
Hanya blok data 1 yang digunakan dan hasilnya
ditunjukkan pada gambar dibawah ini Entry pada blok
harus diletakan berdasarkan urutan sekuensial ascending.

Permintaan : INSERT ARMADILLO Pencarian dari


struktur indeks menyatakan bahwa ARMADILLO
seharusnya menempati blok data 1, tetapi blok tersebut
sudah penuh. Untuk mengatasi keadaan tersebut, blok data
1 dipecah dengan memodifikasi blok indeks 1-1. Separuh
dari isi blok data, tetap menempati blok tersebut dan
separuhnya lagi dipindahkan ke blok yang baru dibuat,
yaitu blok data 1A.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Permintaan :
INSERT CAT
INSERT BEAR
INSERT BOBCAT
Akan mengisi blok data 2, tetapi blok data tersebut harus
dipecah menjadi blok data 2 dan 2A. Blok indeks 1-1 sudah
penuh dan tidak dapat memuat pointer pada blok data 2A,
sehingga inipun harus dipecah, dengan cara mengubah
penafsiran indeks tingkat 2. Jika blok indeks pada tingkat
paling tinggi (dalam hal ini indeks tingkat 3) sudah penuh,
maka harus dipecah, sehingga sebuah indeks tingkat yang
baru akan ditambahkan pada indeks tree. Maka seluruh
pencarian langsung, memerlukan pengaksesan empat blok
indeks dan sebuah blok data.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

1. Apa yang dimaksud dengan Organisasi Berkas


dengan Multi Key
Organisasi berkas yang memperbolehkan record
diakses oleh lebih dari satu key field disebut
organisasi berkas dengan banyak key.

Sebuah berkas (file) harus dapat diakses secara


langsung (direct) dari berbagai kunci atribut (key
field) yang ditentukan.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

2. Berikan contoh dari soal no. 1


Contoh Kasus Multi Key
• File Mahasiswa yang berisi biodata mahasiswa,
harus bisa mencari record data seorang
mahasiswa berdasarkan NPM, Nama, atau alamat.
• Organisasi berkas multi key diperlukan karena
berbagai user akan membutuhkan data yang
sama dengan cara pandang yang berbeda.

Aplikasi Berkas Multi Key


• Contoh: Sebuah sistem perbankan mempunyai
beberapa pemakai (user):
• Kasir
• Pegawai Kredit
• Manajer Cabang
• Pegawai Bank
• Nasabah
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

3. Ada 2 teknik dasar untuk pemberian


hubungan antara sebuah indeks dan data record
dari berkas, yaitu :

Teknik pada organisasi berkas Multi key


• Ada beberapa teknik yang dipakai untuk
organisasi berkas multi key.

• Terdapat 2 teknik dasar untuk pemberian


hubungan antara sebuah indeks dan data record
dari berkas yaitu:
1. Inversion
❑ Inversi adalah suatu pendekatan untuk
memberikan hubungan antara indeks dan data
record dari berkas (file).
• Indeks inversi yang sederhana dibentuk sebagai
sebuah tabel
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

• Contoh:
• Inversi file ACCOUNT terhadap SOCNO
menghasilkan indeks inversi.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

❑ Inverted file adalah Sebuah key pada indeks


inversi mempunyai semua nilai key dimana
masing-masing nilai key mempunyai penunjuk ke
record yang bersangkutan.
• Sebuah indeks inversi dapat dibuat bersama
dengan sebuah file relative atau file index
sequential.
• Sebuah index inversi dengan key SOCNO untuk
sebuah file relative dengan nilai key ID akan
memberikan sebuah file yang dapat diakses
langsung oleh sebuah ID atau SOCNO
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

❑ Primary key adalah key yang digunakan untuk


menentukan struktur storage file.
❑ Completely inverted adalah file yang mempunyai
indeks inversi untuk setiap data field.
❑ Partialy Inverted file adalah file yang paling
sedikit mempunyai satu index inversi.
2. Multi-list
• Suatu pendekatan lain yang memberikan
hubungan antara sebuah indeks dan data record
dari sebuah file disebut organisasi multi-list file
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

• Sebuah multi-list file mempunyai sebuah indeks


untuk setiap secondary key.

Dalam indeks multi-list untuk sebuah nilai key


mempunyai hanya sebuah penunjuk untuk data
record pertama dengan nilai key . Data record
mempunyai penunjuk untuk data record
selanjutnya dengan nilai key dan seterusnya.
Maka terdapat sebuah linked-list dari data record
untuk setiap nilai dari secondary key.
• Nilai key harus diurut, struktur indeks adalah
tabel dengan indirect addressing dan mempunyai
hubungan data record yang disusun menurut ID
secara ascending.
Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Multi-List indeks untuk Group-code Secondary Key.


Nama : Roberto Ocaviantyo Tahta Laksmana, Kelas : 2DB01, NPM: 31120049 TUGAS INDIVIDU

Multi-List indeks untuk Overdraw-Limit Secondary


Key.

4. File yang mempunyai indeks inversi untuk setiap


data field disebut completely inverted.

Anda mungkin juga menyukai