Makalah Pengantar Karya Ilmiah: Dosen Pengampu: Dr. H. Mukson, M.M, M.PD

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGANTAR KARYA ILMIAH


Dosen Pengampu : Dr. H. Mukson, M.M, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Riyadi
NIM 61201200073

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI 2020/2021
KATA PENGANTAR

Pertama dan yang utama, penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Yang Maha
Kuasa. Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah
Pengantar Karya Ilmiah ini sesuai  waktu yang telah di tentukan.

Laporan Pengantar Karya Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara dalam menyusun makalah atau jurnal
beserta sumber – sumbernya dengan baik dan benar.

Penulis menyadari makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena memiliki banyak
kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisan. Oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang menbangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir
kata, semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Brebes, 02 Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3. Tujuan Makalah..............................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................................................3


2.1. Sumber dan Kriteria Topic Penelitian dan Cara- Cara Penentuan Jurnal
Penelitian.........................................................................................................................3
2.2. Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli, Sikap dan Cara Berfikir Peneliti, Serta
Manfaat dan Fungsi Penelitian........................................................................................6
2.3. Tujuan Pendekatan, Bidang Ilmu, Tempat, Variable, Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif................................................................................................................9
2.4. Kendala – Kendala Dalam Penulisan Jurnal Ilmiah.....................................................10
2.5. Media Publikasi Ilmiah, Tahapan – Tahapan Penulisan Ilmiah dan Kendala –
Kendala Dalam Penulisan Ilmiah.................................................................................11

BAB III. PENUTUP..............................................................................................................17


3.1. Kesimpulan...................................................................................................................17
3.2. Saran.............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Membicarakan
produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan
temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah dilakukan
melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian merupakan satusatunya karya tulis
ilmiah. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu per- masalahan.
Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data
yang diperoleh melalui suatu penelitian.
Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang
sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti.
Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah
hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui
penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk
tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui
suatu sistematika penulisan yang disepakati. Dalam karya tulis ilmiah cirri-ciri
keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung jawabkan secara empiris dan
objektif. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam
membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan
ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa
yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diindentifikasikan mana yang
merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat
kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus
dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa
yang harus disampaikannya.
Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis ilmiah
mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan
penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacam-macam tujuan sesuai
dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai
definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam
pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Jelaskan sumber dan kriteria topik penelitian dan cara – cara penentuan judul
penelitian
2. Jelaskan :
a. Pengertian penelitian menurut para ahli
b. Sikap dan cara berpikir peneliti
c. Manfaat dan fungsi penelitian
3. Jelaskan tentang tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, hadirnya variabel,
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif
4. Jelaskan kendala – kendala dalam penulisan jurnal ilmiah
5. Jelaskan tentang : buku, proceeding, majalah ilmiah, dan jurnal ilmiah. Serta jelaskan
tahapan – tahapan penulisan ilmiah dan kendala – kendala dalam penulisan ilmiah.

1.3. Tujuan
1. Mengetahui sumber dan kriteria dalam topik penelitian dan cara – cara penentuan
judul penelitian.
2. Mengetahui tentang penelitian menurut para ahli, memahami bagaimana sikap dan
cara berfikir peneliti serta mengetahui manfaat dan fungsi dari penelitian.
3. Mengetahui tentang tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, hadirnya variabel,
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
4. Mengetahui kendala – kendala apa saja dalam penulisan jurnal ilmiah.
5. Mengetahui tentang media publikasi ilmiah, mengetahui tahapan – tahapan penulisan
ilmiah dan memahami kendala – kendala dalam penulisan ilmiah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sumber Dan Kriteria Topik Penelitian Dan Cara – Cara Penentuan Judul
Penelitian
1. Sumber-Sumber Pencarian dan Penemuan Topik Penelitian
Pencarian topik penelitian harus dilakukan oleh seorang peneliti dengan berbagai
sumber. Sumber informasi apa saja yang dapat membantu munculnya topik harus
dicari oleh peneliti,baik itu yang bersumber dari kegiatan-kegiatan ilmiah maupun
yang bersumber dari tulisan. Diantaranya adalah :
A. Penelitian-penelitian yang sudah ada
Kekurangan-kekurangan yang ada pada penelitian tersebut ditampung, dan
kemudian dijadikan topik dan dilanjutkan dengan mengadakan penelitian
berikutnya.
B. Pengamatan di lapangan
Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan merupakan hal yang
sangat baik untuk menimbulkan ide-ide secara spontan dalam menimbulkan
topik. Karena begitu banyak fenomena atau peristiwa di lapangan yang bisa
dijadikan topik untuk melakukan penelitian.
C. Pengalaman Pribadi
Catatan serta pengalaman pribadi sering merupakan sumber dari topik
penelitian, misalkan pengalaman ketika Praktik Kerja Lapangan, atau
pengalaman ketika melakukan kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat. Sekiranya
peneliti menemukan masalah atau kesenjangan antara teori dengan praktik dan
hal tersebut dianggap perlu untuk diteliti lebih lanjut, hal tersebut dapat dijadikan
sebagai topik penelitian.
D. Melalui diskusi-diskusi ilmiah
Topik penelitian dapat juga bersumber dari diskusi-diskusi, seminar,
kuliah-kuliah maupun pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya. Dalam diskusi
tersebut, seorang calon peneliti dapat menangkap banyak analisis-analisis ilmiah,
serta argumentasi-argumentasi professional, yang dapat menjurus pada suatu
topik atau masalah yang baru.
E. Dosen-dosen, para peneliti, dan para ahli
Dosen, para peneliti maupun para ahli pada umumnya mempunyai
kelebihan dan menguasai permasalahan yang telah menjadi tanggung jawabnya,

3
oleh karena itu peneliti harus berusaha untuk berkonsultasi kepada mereka untuk
mencari topik maupun permasalahan yang ingin dilakukan.
F. Daftar kepustakaan
Perpustakaan merupakan tempat yang baik untuk mencari topik penelitian.
Di perpustakaan tersedia berbagai macam buku dan jurnal-jurnal ilmiah yang bisa
dijadikan sebagai referensi atau sumber dalam menentukan atau mencari suatu
topik penelitian. Sehingga bisa menemukan topik yang baik untuk melakukan
langkah-langkah penelitian berikutnya.
Selain dari buku-buku yang ada relevansinya dengan masalah-masalah
yang akan dikaji, masih banyak sumber-sumber lain yang perlu dicari yaitu
dengan melakukan survei literatur dari sumber informasi, seperti jurnal,
ensiklopedia, skripsi, tesis dan disertasi, laporan hasil penelitian ilmiah, majalah-
majalah, bulletin ( siaran-siaran singkat tentang berita terkini ). Selain itu, dengan
kemajuan teknologi informasi, maka calon peneliti dapat melakukan searching
( pencarian ) di situs-situs internet.
Sumber-sumber pencarian topik ini digunakan untuk mencari data awal
Penelitian. Data awal adalah data yang digunakan untuk mendukung atau
menguatkan topik yang telah dipilih.

2. Topik Penelitian Yang Baik


Hal pertama yang harus diperhatikan oleh calon peneliti adalah ciri-ciri topik
penelitian yang baik agar topik penelitian yang dipilih benar-benar dapat dikatakan
cukup berharga untuk diteliti.
Ciri-ciri topik penelitian yang baik, antara lain adalah : Urgen untuk diteliti, akan
membuahkan sesuatu yang baru bagi ilmu pengetahuan, merupakan sumbangan bagi
pengembangan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat, topik aktual dan lain
sebagainya.
A. Urgen untuk diteliti
Maksudnya penting untuk segera diselidiki pada waktu atau saat ini. Di
masyarakat kita dapat menjumpai banyak topik atau permasalahan yang perlu
diteliti, namun ada yang mendesak dan belum mendesak untuk ditangani, baik
dari segi jangkauan kegunaannya maupun dari segi keterlaksanaan prosedurnya.
Dalam penelitian harus dapat memilih atau menentukan topik yang menuntut atau
mendesak untuk segera diselidiki. Oleh karena peneliti harus selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan memerhatikan fenomena sosial dalam

4
masyarakat agar dapat membedakan mana permasalahan yang urgen untuk
diteliti dan yang tidak.
B. Topik harus menarik perhatian penulis
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi penulis secara terus
menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-
baiknya.
C. Menghasilkan sesuatu yang baru bagi ilmu pengetahuan
Artinya penelitian mengenai topik tersebut akan menghasilkan temuan
baru yang dapat membuka pemikiran dan memperkaya pengetahuan dengan
informasi yang mutakhir. Penelitian mengenai topik yang tidak akan
membuahkan hal baru bagi ilmu pengetahuan akan kurang bermanfaat. Mungkin
topik itu sendiri bukan topik yang sama sekali baru, akan tetapi tetaplah dituntut
untuk melahirkan tesis dan hipotesis baru atau setidak-tidaknya data baru.
D. Sumbangan bagi pengembangan ilmu dan bermanfaat bagi masyarakat
Hasil penelitian harus merupakan sumbangan yang berarti bagi
pengembangan disiplin ilmu itu khususnya dan ilmu pengetahuan umumnya,
serta dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, baik sekarang maupun masa
yang akan datang.
E. Topik yang actual
Topik penelitian yang aktual jelas akan lebih baik daripada topik yang
sudah “usang”. Peneliti yang selalu mengikuti perkembangan ilmu akan lebih
mudah menemukan topik yang aktual dan segar. Sekedar melakukan penelitian
mengenai topik yang usang, apalagi temuan-temuannya sudah sejak lama
diketahui dan sudah sedemikian banyak dipublikasikan sehingga hasilnya sudah
sagat konklusif, tidak banyak artinya lagi. Tanpa disertai oleh pendekatan atau
teori baru, penelitian mengenai topik yang tidak lagi aktual nilainya tidak lebih
daripada replikasi atau repetisi terhadap penelitian yang telah dilakukan orang
lain.

3. Merumuskan Judul Penelitian


Judul merupakan hal penting dalam karya ilmiah. Sebab tanpa judul, karya ilmiah
tidak dapat disebut sebagai karya ilmiah. Judul adalah nama yang diberikan untuk
pokok bahasan    . Judul harus diusahakan semenarik mungkin. Untuk merumuskan

5
dan kemudian membuat judul penelitian ada beberapa hal yang wajib diperhatikan.
Diantaranya adalah :
A. Judul harus dirumuskan dengan singkat, searah dan konsisten dengan
topik  Penelitian
B. Rumusan judul diusahakan dapat menarik minat pembaca sehingga dapat
membangkitkan perhatian dan minat orang untuk membacanya.
C. Judul harus dapat menggambarkan keseluruhan isi penelitian. Judul penelitian
harus menggambarkan :
a. Sifat dan jenis penelitian
b. Objek penelitian
c. Subjek penelitian
d. Lokasi penelitian, dan
e. Waktu penelitian
D. Judul penelitian harus melihat pendekatan penelitian yang dipilih
E. Judul merupakan penegasan bahwa topik yang dikemukakan penting untuk
dilakukan penelitian
F. Harus menggunakan bahasa yang baik dan benar
G. Judul penelitian yang baik menggunakan kalimat pernyataan karena akan lebih
mudah dipahami.

2.2. Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli, Sikap dan Cara Berpikir Peneliti, Serta
Manfaat dan Fungsi Penelitian
1. Pengertian penelitian menurut para ahli
Terdapat beberapa pengertian penelitian yang dikemukakan oleh para ahli antara
lain sebagai berikut:
A. Parson: Menurut parson bahwa pengertian penelitian adalah pencarian atas
sesuatu (inkuiri) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini
dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
B. John: Pengertian penelitian menurut John bahwa arti penelitian adalah pencarian
fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara
fakta dan menghasilkan dalil atau hukum tertentu.
C. Woody: Pengertian penelitian menurut woody adalah suatu metode untuk
menemukan sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi pemberian definisi dan
redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara,
membuat kesimpulan, dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-
hati atas semua kesimpulan yang diambil untuk menentukan apakah kesimpulan
tersebut cocok dengan hipotesis.

6
D. Donald Ary: Menurut Donald Ary, pengertian penelitian adalah penerapan
pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah untuk memperoleh informasi
yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan.
E. Hill Way: Menurut Hill Way, pengertian penelitian adalah suatu metode studi
yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segala bentuk fakta yang dapat
dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah tersebut.
F. Winarno Surachmand: Pengertian penelitian menurut Winarno Surachamnd
adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru yang bersumber dari
primer-primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umu, serta
mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki
G. Soetrisno Hadi: Menurut Soetrisno hadi bahwa pengertian penelitian adalah
usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
H. Cooper & Emory: Suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan
pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah- 6 masalah.
I. Suparmoko: Usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau
mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu
manusia.

2. Sikap dan Cara Berpikir Peneliti


Seorang peneliti harus memiliki sikap yang khas dan kuat dalam penguasan
prosedur dan prinsip-prinsip dalam penelitian.
A. Sikap - sikap yang harus dikembangkan seorang peneliti adalah sebagai berikut.
a. Objektif, Seorag peneliti harus dapat memisahkan antara pendapat pribadi
dan fakta yang ada. Untuk menghasilkan penelitian yang baik, seorang
peneliti harus bekerja sesuai atas apa yang ada di data yang diperoleh di
lapangan dan tidak memasukkan pendapat pribadi yang dapat mengurangi
dari keabsahan hasil penelitiannya (tidak boleh subjektif).
b. Kompeten, Seorang peneliti yang baik memiliki kemampuan untuk
menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik
penelitian tertentu.
c. Faktual, Seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh,
bukan berdasarkan observasi, harapan, atau anggapan yang bersifat abstrak.
B. seorang peneliti juga diharapkan memiliki pola pikir yang mendukung tugas-
tugas mereka. Cara berpikir yang diharapkan dari seorang peneliti adalah sebagai
berikut.
a. Berpikir Skeptis, Seorang peneliti harus selalu mempertanyakan bukti atau
fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan (tidak mudah percaya)
7
b. Berpikir analisis, Peneliti harus selalu menganalisi setiap pernyataan atau
persoalan yang dihadapi
c.Berpikir kritis, Mulai dari awal hingga akhir kegiatan, penelitian dilakukan
berdasarkan cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu
pengetahuan.
3. Manfaat dan fungsi penelitian
A. Manfaat penelitian
Kegunaan penelitian berkenaan dengan manfaat ilmiah dan praktis dari
hasil penelitian :
a. Manfaat ilmiah, yaitu untuk memberi sumbangsih terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan yang ada relevansinya dengan bidang ilmu yang sedang
dipelajari.
b. Manfaat praktis, yaitu kegunaan penelitian bagi dunia praktis di lapangan.
B. Fungsi penelitian
Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawababn terhadap
permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat
digunakan untuk pemecahan masalah. Pemecahan dan jawaban terhadap
permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana hanya dalam
penelitian dasar (basic research) dan dapat spesifik seperti biasanya ditemui pada
penelitian terapan (applied research).
a. Mendiskripsikan, memberikan, data atau informasi. Penelitian dengan tugas
mendiskripsi gejala dan peristiwa yang terjadi, maupun gejala-gejala yang
terjadi disekitar kitaperlu mendapat perhatian dan penanggulangan.gejala dan
peristiwa yang terjadi itu ada yang besar dan ada pula yang kecil tetapi, kalau
dilihat dari segi perkembangan untuk masa datang perlu mendapat perhatian
segera.
b. Menerangkan data atau kondisi atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa
atau fenomena. Penelitian dengan tugas menerangkan. Berbeda dengan
penelitian yang menekankan pengungkapan peristiwa apa adanya, maka
penelitian dengan tugas menerangkan peristiwa jauh lebih kompleks dan
luas. Dapat dilihat dari hubungan suatu dengan hubungan yang lain.
c. Menyusun teori, Penyusunan teori baru memakan waktu yang cukup panjang
karena akan menyangkut pembakua dalam berbagai instrumen, prosedur
maupun populasi dan sampel.
d. Meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi Suatu peristiwa yang
mungkin terjadi berdasarkan data-data yang telah diketahui dan
dikumpulkan, informasi yang didapat akan sangat berarti dalam
memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi untuk melalui masa
berikutnya. Melalui penelitian dikumpulkan data untuk meramalkan
beberapa kejadian atau situasi masa yag akan datang.

8
e. Mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi. Melalui
penelitian juga dapat dikendalikan peristiwa maupun gejalagejala.
Merancang sedemikian rupa suatu bentuk penelitian untuk mengendalikan
peristiwa itu. Perlakuannya disusun dalam rancangan adalah membuat
tindakan pengendalian pada variabel lain yang mungkin mempengaruhi
peristiwa itu.
2.3. Tujuan, Pendekatan, Bidang Ilmu, Tempat, Hadirnya Variabel, Penelitian
Kuantitatif Dan Penelitian Kualitatif.
1. Tujuan
Penelitian ditinjau dari tujuan meliputi penelitian eksplanatif, penelitian
pengembangan dan penelitian verifikasi.
2. Pendekatan
Penelitian ditinjau dari pendekatan meliputi pendekatan longitudinal (pende-katan
bujur) dan pendekatan cross section (pendekatan silang). Penelitian dengan
pendekatan longitudinal (pendekatan bujur) adalah penelitian yang meneliti
perkembangan sesuatu aspek atau ssuatu hal dalam seluruh periode waktu, atau
tahapan perkembangan yang cukup panjang. Penelitian dengan pendekatan cross
section adalah penelitian dalam satu tahapan atau satu periode waktu, hanya meneliti
perkembangan dalam tahapan-tahapan tertentu saja. Contoh penelitian dengan
pendekatan longitudinal adalah perkembangan kemampuan berbicara sejak bayi
sampai dengan usia delapan tahun, sedangkan contoh penelitian dengan pendekatan
cross section adalah perkembangan kemampuan berbicara masa bayi.
3. Bidang ilmu
Penelitian ditinjau dari bidang ilmu disesuaikan dengan jenis spesialisasi dan
interest. Ragam penelitian ini antara lain penelitian di bidang pendidikan, kedokteran,
perbankan, keolahragaan, ruang angkasa, pertanian, dan sebagainya.
4. Tempat
Penelitian ditinjau dari tempatnya meliputi penelitian di laboraturium, penelitian
di perpustakaan dan penelitian di lapangan (kancah).
5. Variabel
Penelitian ditinjau dari hadirnya variabel meliputi penelitian variabel masa lalu,
sekarang dan penelitian variabel masa yang akan datang. Penelitian yang dilakukan
dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang
terjadi) adalah penelitian deskriptif. Penelitian yang dilakukan terhadap variabel masa
yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
6. Penelitian kuantitatif dan kuantitatif
Penelitian kuantitatif menekankan pada fenomena-fenomena objektif dan dikaji
secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian kuantitatif menurut

9
Sukmadinata (2009) dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan
statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Metode penelitian yang tergolong ke
dalam penelitian kuantitatif bersifat noneksperimental adalah deskriptif, survai,
expostfacto, komparatif, korelasional. Penelitian kualitatif menekankan bahwa
kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial
yang diinterpretasikan oleh individu-individu.
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari
sudut atau perspektif partisipan. Paritsipan adalah orang-orang yang diajak
berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran,
persepsinya. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan berbagai
macam strategi yang bersifat interaktif seperti observasi langsung, observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknikteknik pelengkap.
Penelitian kualitatif memiliki dua tujuan utama yaitu untuk menggambarkan dan
mengungkapkan (to describe and explore) dan tujuan yang kedua yaitu
menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain).
Perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif antara lain pada penelitian
kuantitatif terdapat kesenjangan jarak antara peneliti dengan objek yang diteliti,
sementara penelitian kualitatif menyatu dengan situasi dan fenomena yang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif kegiatan manusia sangat dipengaruhi oleh seting dimana
hal tersebut berlangsung. Penelitian kuantitatif memandang peneliti lepas daari situasi
yang diteliti.Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif bukan
sekedar perbedaan teknis, tetapi juga perbedaan secara mendasar. Keduanya bertolak
dari pandangan filsafat yang berbeda tentang kenyataan, memiliki asumsi dan
pendekatan yang berbeda pula dalam mengkaji kenyataan.

2.4. Kendala – Kendala Apa Saja Dalam Penulisan Jurnal Ilmiah.


Dalam kegiatan apapun ada saja hambatan yang datang menghampiri.
Demikian halnya dengan kegiatan menulis. Mengingat bahwa kegiatan menulis
merupakan kegiatan yang tidak jadi dalam sehari. Hambatan yang dihadapi oleh
masing-masing orang mungkin bisa sama, demikian juga dengan mahasiswa.
Namun cara menyikapinya bisa berbeda-beda. Dodi Mawardi mengemukakan
beberapa hambatan yang dihadapi dalam menulis sebagai berikut :
A. Yang pertama tidak punya waktu, aktivitas yang dimiliki oleh seseorang
seringkali menjadi alasan yang menyebabkan kesulitan dalam mengatur
waktu sehingga mempunyai alasan untuk tidak menulis. Sebenarnya itu
alasan yang klise karena ada banyak orang yang mempunyai segudang
aktifitas namun tetap bisa menerbitkan beberapa buku dalam setiap
bulannya. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa kalau tidak
mampu memanfaatkan waktu maka bisa menjadi sebuah hambatan dalam
menulis.
10
B. Kemudian kesulitan memulai, entah karena kurang memahami dan
menguasai pola penulisan karya ilmiah, maka banyak orang yang
beralasan bahwa mereka sangat kesulitan dalam memulai tulisa. Hal lain
yang menjadi penyebab juga dikarenakan banyaknya ide yang bersarang
dalam benak sehingga tidak mampu mengeluarkannya.
C. Selanjutnya tidak punya ide, memilih topik yang tepat harus berdasar pada
ide- ide yang ditemukan baik dari pengalaman maupun eksplorasi.
Sayangnya, tidak punya ide juga masih menjadi alasan seseorang untuk tidak
menulis. Dan yang terakhir takut dihujat, takut salah, dan tidak percaya diri;
kurangnya intensitas latihan atau karena belum terbiasa menjadikan
seseorang menjadi kurang percaya diri. Ketakutan dan kecemasan untuk
melakukan hal-hal yang salah menyebabkan banyak sekali orang tidak
percaya diri untuk menulis. Akibatnya, tulisan menjadi terhambat dan gagal
dalam menulis.

2.5. Media Publikasi Ilmiah, Tahapan – Tahapan Penulisan Ilmiah Dan Kendala –
Kendala Dalam Penulisan Ilmiah.
1. Media Publikasi Ilmiah
A. Buku
Buku merupakan bentuk publikasi ilmiah yang berisi pembahasan
mendalam tentang suatu ilmu atau cabang ilmu, berkait dengan permasalahan
lampau dan terkini yang diperoleh dari ringkasan hasil penelitian terbaru dan
memberikan penjelasan teori, filosofi, dan panduan yang disusun bagian per
bagian atau bab per bab secara bersinambung. Secara garis besar, buku untuk
level perguruan tinggi diklasifikaskan ke dalam (1) buku referensi (refererence
book), (2) monograf (monograph), (3) buku ajar buku teks (textbook), dan (4)
modul. Masih ada buku yang dijumpai di pasaran, yang tergolong buku populer,
atau buku dagang, yang menjadi bacaan kalangan awam. Produk buku terbit
menjadi salah satu tolok ukur kinerja dosen dan peneliti.
Umumnya buku yang baik memiliki kriteria berikut:
a. Ditulis oleh pakar sesuai dengan bidang ilmunya, yang merupakan hasil
penelitian atau pemikiran yang orisinal;
b. Diterbitkan oleh penerbit seperti badan ilmiah/organisasi/perguruan tinggi
melalui proses editorial yang mencakup pemeriksaan kebenaran keilmuan
dan tata bahasa;
c. Memiliki International Standard Book Number (ISBN); dan
d. Tebal tidak kurang dari 40 halaman cetak (menurut format UNESCO).

11
B. Prosiding
Prosiding merupakan kumpulan artikel yang sudah dipresentasikan dalam
suatu kegiatan seminar. Prosiding mirip dengan jurnal ilmiah jika ditinjau dari
segi penyajian, adanya penentuan topik, maupun proses reviewnya. Hal utama
yang membedakan antara prosiding dengan jurnal ilmiah adalah bahwa artikel
yang dipublikasikan dalam prosiding sebagai hasil dari konferensi atau pertemuan
ilmiah. Sedangkan artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah merupakan khusus
untuk publikasi ilmiah, yang belum atau tidak dipresentasikan dalam pertemuan
ilmiah. Jadi, makalah-makalah dalam suatu seminar atau konferensi disusun dan
diterbitkan menjadi prosiding. Selain itu, perbedaan keduanya biasanya ditandai
dengan nomor terbitan, yakni pada prosiding dengan ISBN
(Indeks Series Book Numbers), sedangkan jurnal menggunakan ISSN (indeks
Series Standar Number).
Pada lembaga-lembaga ilmiah tertentu, artikel atau makalah yang
disajikan dalam seminar atau pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya, diseleksi
secara ketat. Namun masih banyak pula lembaga penyelenggara seminar yang
mengelola prosidingnya tidak seketat pada
jurnal ilmiah. Menurut Toni (2015), bahkan ada pula prosiding yang bahkan tidak
mengalami peer review. Penerbit proceeding umumnya dapat mengetahui apakah
prosiding yang ingin ia submit mengalami proses peer reviewed atau tidak. Hal
ini tentu saja, membuat prosiding memiliki tingkat level ke-ilmiahan yang lebih
rendah dibandingkan Jurnal Ilmiah.
C. Majalah Ilmiah
Biasanya untuk mempublikasikan artikel ilmiah yang berupa gagasan baru
dahi hasil studi literer, analisis permasalahan yang berkembang di lapangan, dan
pemikiran baru hasil meta analisis terhadap berbagi pemikiran dan hasil penelitian
yang ada.
D. Jurnal Ilmiah
Menurut Sahidi (2015) jurnal ilmiah adalah sebuah kumpulan artikel dari
hasil-hasil penelitian. Bentuknya biasanya kurang lebih mirip majalah, namun
dengan format berisi kumpulan rangkuman karya ilmiah yang dibuat masing-
masing peneliti. Jurnal ilmiah terbit dalam setiap jangka waktu tertentu (bisa
bulanan, bisa dwi bulanan, atau bahkan tahunan). Jurnal ilmiah diterbitkan oleh
lembaga publikasi ilmiah, baik berupa kampus, perusahaan, ataupun media
lainnya.
Kualitas suatu jurnal biasanya data dilihat dari proses seleksi naskah.
Menurut Sahidi (2015) salah satu ciri utama dari jurnal llmiah adalah adanya peer
review dari seseorang atau sekelompok orang ahli. Peer review itu adalah hasil
karya kita akan direview, untuk menilai seberapa valid dan layak karya tulisan
terbit di jurnal tersebut. Dengan demikian ada kemungkinan suatu naskah akan
ditolak karena tidak memenuhi syarat dalam jurnal tersebut. Proses peer review
12
kurang lebih akan seperti proses bimbingan skripsi atau thesis dimana penulis
diminta untuk melakukan perbaikan. Selain itu, suatu jurnal dianggap sudah baik
jika sudah terakreditasi, bukan hanya memiliki ISSN saja. Perlu dipahami bahwa
dalam proses untuk memperoleh akreditasi merupakan perjuangan yang berat bagi
pengelolanya karena membutuhkan pengelolaan yang lancar, transparan dan
memenuhi syarat terakreditasi selama beberapa tahun. Sebaiknya penulis perlu
‘menjelajah’ (melalui internet) untuk mencari informasi tentang jurnal
terakreditasi yang sesuai kebutuhan.

2. Tahapan – Tahapan Menulis Karya Ilmiah


Langkah-langkah penulisan karya ilmiah pada umumnya meliputi empat tahapan,
yaitu:
A. Perumusan Masalah
Untuk memulai penulisan artikel, kita harus menapatkan suatu
pemasalahan artikel. Dari permasalahan ini kita bisa menelorkan suatu tema atau
topik yang lebih spesifik yang bisa dikembangkan menjadi sebuah tulisan.
Kemudian dari topik ini dapat diangkat suatu judul artikel.
Pada dasarnya ada banyak permasalahan yang mengitari kehidupan kita
seperti permasalahan relevansi pendidikan, kemiskinan, lingkungan hidup,
sosialisasi politik, suksesi kepemimpinan nasional, ketergantungan di bidang
teknologi, dampak negatif proses industrialisasi, dan masih banyak yang lain lagi.
Kita bisa memilih salah satu atau beberapa permasalahan tersebut untuk kita
angkat sebagai topik penulisan artikel. Untuk memilih permasalahan tersebut,
kita perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Permasalahannya yang actual dan up to date (‘hangat” dan “menggigit”),
sehingga menarik perhatian pembaca.
b. Permasalahannya sesuai dengan minat dan disiplin ilmu yang kita tekuni,
sehingga kita lebih mudah untuk memper -tanggungjawabkannya secara
ilmiah.
c. Permasalahan tersebut memang sangat urgen di dalam masyarakat, dan perlu
segera mendapatkan pemecahan. Penulis pemula biasanya mengalami
kesulitan untuk mencari masalah. Seolah-olah dunia sekelilingnya berjalan
tanpa ada masalah. Padahal, kalau kita mau merenung, banyak sekali
masalah yang cukup menarik untuk ditulis. Permasalahan bisa kita temukan
dari pengalaman maupun teori - teori. Apabila sulit mencari permasalahan,
langkah yang perlu dilakukan adalah :
f. Bacalah teori dari berbagai buku dan sumber sebanyak mungkin.
g. Bacalah laporan-laporan hasil penelitian, termasuk skripsi dan tesis
h. Biasakan mengamati dan merenungkan segala fenomena yang terjadi di
sekeliling kita. Hal ini perlu dilakukan agar kita bisa mengembangkan intuisi

13
yang kita miliki sehingga akhirnya kita memiliki tingkat kepekaan dan
kepedulian yang tinggi terhadap berbagai fenomena dan regularitas sosial
budaya dan alam yang ada di sekeliling kita.

B. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis perlu dikembangkan agar kita bisa memberikan jawaban
sementara terhada masalah yang kita angkat. Ini penting untuk kita lakukan agar
kita bisa menyajikan berbagai alternatif pemecahan masalah yang kita hadapi.
Hipotesis untuk kepentingan karya tulis ilmiah ini tidak harus dirumuskan secara
formal seperti pada karya tulis penelitian. Fungsi utama hipotesis dalam karya
tulis ilmiah ialah untuk mengarahkan imajinasi ilmiah kita agar bisa
mengantisipasi apa yang akan terjadi jika kita berupaya memecahkan
permasalahan yang kita hadapi dengan pendekatan-pendekatan tertentu.
C. Pengumpulan dan Analisis Data
Langkah ini kita ambil agar apa yang kita hipotesiskan bisa didukung
data-data yang memadai. Data yang kita ambil bisa data kuantitatif maupun
kualitatif, sesuai dengan kebutuhan kita. Juga tidak harus berupa data primer,
data sekunder pun bisa kita gunakan. Dalam langkah ini kita perlu menganggap
bahwa pendapat orang, hukumhukum yang telah mapan, dan juga teori-teori yang
ada bisa kita perlakukan sebagai data yang bisa mendukung atau membantah
hipotesis yang kita ajukan.
Kalau kita mampu menyajikan data yang memadai dengan benar, maka
akan terasa bahwa artikel atau karya tulis yang kita buat akan menjadi lebih utuh.
Di samping itu hasil karya tulis kita pun akan semakin berbobot dan menarik
untuk dibaca. Seandainya karya tulis itu akan digunakan sebagai landasan
pengambilan kebijakan, maka pengambil kebijakan akan mendapatkan landasan
yang lebih akurat.
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi penulis
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Pada tahap ini tercapailah klimak
pembahasan, sehingga dalam tahap ini penulis harus bisa memaparkan dengan
jelas apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Untuk bisa melakukan
pembahasan dengan akurat, kita sebaiknya banyak membaca teori-teori dan hasil-
hasil penelitian yang terkait dengan topik karya tulis kita. Dengan berbuat
demikian berarti kita telah mengambil dan menentukan posisi ilmiah bagi diri
kita sendiri. Selanjutnya kita perlu menyimpulkan inti karya tulis kita,
memberikan saran atau himbauan, sesuai dengan temuan karya tulis kita tersebut.
Ke empat langkah di atas itulah yang perlu kita pegang dalam
mengembangkan gagasan dalam penulisan artikel ilmiah. Namun demikian, hal
yang perlu juga diperhatikan ialah bahwa susunan dan sistematikanya tidak harus

14
eksplisit. Bahkan jangan sekali-kali mengeksplisitkan empat langkah tersebut
dalam karya tulis ilmiah (papaer/makalah/artikel), karena justru akan
mengganggu pembaca dalam memahami inti karya tulis tersebut. Masing-masing
langkah tidak perlu dirumuskan dan dibuat sebagai subbahasan. Susunlah
sistematika artikel seluwes mungkin. Namun, dari sistematika itu, yang penting
kita harus memiliki dan melakukan empat langkah itu secara implisit entah pada
pokok bahasan mana saja asalkan masih logis dilihat dari kronologisnya.

3. Kendala – Kendala Dalam Penulisan Ilmiah


A. Tidak Memiliki Bakat Menulis
Seseorang sering beranggapan menulis dipengaruhi oleh bakat yang
dimiliki sejak awal. Hal tersebut menyebabkan seseorang enggan untuk menulis
karena merasa tidak memiliki kemampuan atau bakat dalam menulis.
B. Tidak Mengetahui Cara Menulis
Masalah selanjutnya adalah kesulitan dalam menuangkan ide. Seseorang
seringkali memiliki ide namun kesulitan dalam membuat judul yang baik dan
mengmbangan judul tersebut menjadi karya tulis yang utuh. Kesulitan lain yang
dialami yaitu kurang dapat merangkai kalimat dan kesinambungan paragraph
dengan baik.
C. Rasa Tidak Percaya Diri terhadap Hasil Tulisannya
Seseorang yang tidak terbiasa meulis mengganggap tulisannya tidak
sebagus tulisan penulis yang sudah terbiasa menulis yang diterbitkan baik berupa
artikel, opini, maupun karya yang lain.
D. Takut dengan Kritikan Orang Lain
Kritikan seringkali dianggap sebagai hal yang tidak wajar. Semakin
banyak kritikan berarti semakin menunjukkan kelemahan diri. Perasaan minder
dapar dialami setelah tulisan selesai, namun ada juga yang merasa minder dahulu
sebelum menulis.
E. Tidak Memiliki Waktu untuk Menulis
Aktivitas yang dimiliki oleh seseorang seringkali menjadi alasan
yang menyebabkan kesulitan dalam mengatur waktu sehingga
mempunyai alasan untuk tidak menulis.

F. Tidak Mengetahui Langkah Selanjutnya


Setelah Tulisan Selesai, banyak yang merasa bingung untuk
menindaklanjuti hasil tulisannya setelah selesai dibuat. Mereka kurang tahu
kemana harus mengirim hasil tulisan tersebut agar tulisan tersebut dapat
bermanfaat.

15
BAB III
PENUTUP

16
3.1. Kesimpulan

Dalam membuat suatu karya ilmiah dibutuhkan beberapa proses yang harus
dilakukan oleh seorang penulis, di mulai dari mencari sumber – sumber referensi yang
dapat menjadi inspirasi menulis, dilanjut dengan mencari topik dan menentukan judul.

Penulis juga harus mengetahui tujuan dan manfaat dari karya tulis atau penelitian
tersebut. Sikap dan cara berfikir dari penulis atau peneliti juga sangat penting terhadap
hasil dari karya tulis ilmiah tersebut. Kendala juga ada di dalam membuat suatu karya
ilmiah, untuk bisa mengatasi kendala – kendala dalam menulis maka dibutuhkan dengan
memperbanyak referensi – referensi atau dengan melakukan penelitian secara langsung.

Setelah selesai membuat suatu karya tulis, dibutuhkan media untuk


mempublikasikan karya tulis tersebut. Media publikasi tersebut diantaranya yaitu buku,
prosiding, majalah ilmiah, dan jurnal ilmiah.

3.2. Saran

Dalam menulis karya ilmiah diharapkan memperhatikan sistematika penulisan


sesuai jenisnya sehingga karya ilmiah dapat diterima oleh berbagai kalangan

Dalam menulis karya ilmiah penulis diharapkan dapat menyajikan berbagai


fenomena dan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat saat ini sehingga karya
ilmiah dapat menjadi menarik dan bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

17
Teguh, Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi, 2005, PT RajaGafindo Persada,
Jakarta.

Makalah Metodologi Penelitian (Pemilihan Topik Penelitian)

Muslich, Masnur dan Maryaeni, Bagaimana Menulis Skripsi ?, 2009, Bumi Aksara,


Jakarta.
Muhamad, Metodologi Penelitian ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, 2008, PT
RajaGafindo Persada, Jakarta.
Nazir, Mohammad, Metode penelitian, 2013, Ghalia Indonesia, Bogor.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, 2014, BPFE,
Yogyakarta.
Buku Dasar Metodologi Penelitian, Dr. H. Sandu Siyoto, S.Sos.,SKM.,M.Kes,
M. Ali Sodik, M.A
Prof.Dr. Suryana, M.Si, Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif Dan
Kualitatif, Universitas Pendidikan Indonesia , 2010
Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes, Dasar Metodologi Penelitian; Editor: Ayup—Cetakan 1
—Yogyakarta: Literasi Media Publishing, Juni 2015
Jurnal Analisis Kendala Internal Mahasiswa Dalam Menulis Karya Ilmiah, Rahmiati,
Dosen fakultas Syari’ah dan hukum UIN Alauddin Makassar

(Lukman, dkk. 2019. Pedoman publikasi Ilmiah 2019. Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi)

(Abdullah, Mikrajudin. 2004. Menembus Jurnal Nasional dan Internasional. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama)

Modul Penulisan Karya Ilmiah, Wasmana, S.Pd., M.Pd.

Brotowidjoyo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah. (Ed. Ke-2). Jakarta:


Akademika Pressindo.

Arifin, E. Zaenal. 2004. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo.

Effendi, S. 1987. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.

Skripsi, Faktor-Faktor Penghambat Penulisan Karya Tulis Ilmiah Dalam Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan Guru Sekolah Dasar Negeri Lempuyangwangi Yogyakarta, Rahma
Titi Larasati

18

Anda mungkin juga menyukai