0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
344 tayangan80 halaman

Analisis Pemasaran Telur Ayam Ras Di Pasar Tradisional Kabupaten Serdang Bedagai

Skripsi ini membahas analisis pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lembaga pemasaran, saluran pemasaran, bentuk pemasaran, dan menganalisis margin pemasaran, pangsa peternak, rasio keuntungan, serta efisiensi pemasaran telur ayam ras. Penelitian dilakukan pada pedagang pengecer dan peternak dengan teknik wawancara dan kuision

Diunggah oleh

Arjun Mamonto
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
344 tayangan80 halaman

Analisis Pemasaran Telur Ayam Ras Di Pasar Tradisional Kabupaten Serdang Bedagai

Skripsi ini membahas analisis pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lembaga pemasaran, saluran pemasaran, bentuk pemasaran, dan menganalisis margin pemasaran, pangsa peternak, rasio keuntungan, serta efisiensi pemasaran telur ayam ras. Penelitian dilakukan pada pedagang pengecer dan peternak dengan teknik wawancara dan kuision

Diunggah oleh

Arjun Mamonto
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 80

ANALISIS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI PASAR

TRADISIONAL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

Oleh
OKTAVIANISA
160306015

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
2

ANALISIS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI PASAR


TRADISIONAL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

Oleh
OKTAVIANISA
160306015

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di


Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021

2
4

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala

pernyataan dalam skripsi ANALISIS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI

PASAR TRADISIONAL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI adalah benar

merupakan gagasan dan hasil penelitian saya sendiri di bawah arahan komisi

pembimbing. Semua data dan sumber informasi yang digunakan dalam skripsi ini

telah dinyatakan secara jelas dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian

akhir skripsi serta dapat diperiksa kebenarannya. Skripsi ini juga belum pernah

diajukan untuk memperoleh gelar pada program studi sejenis perguruan tinggi

lain.

Medan,25 Juni 2021

Oktavianisa
NIM 160306015

4
i

ABSTRAK

OKTAVIANISA, 2021 “Analisis Pemasaran Telur Ayam Ras di Pasar


Tradisional Kabupaten Serdang Bedagai ”. Dibimbing oleh ARMYN HAKIM
DAULAY dan ACHMAD SADELI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lembaga
pemasaran, saluran pemasaran, bentuk pemasaran, menganalisis Margin
pemasaran, Farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya telur ayam ras serta
menganalisis efisiensi pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional Kabupaten
Serdang Bedagai. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Oktober
2020. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah penarikan sample
pedagang pengecer dengan menggunakan metode purposive sampling, sedangkan
sampel peternak menggunakan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik wawancara menggunakan kuisioner.
Analisis data meliputi biaya pemasaran, Margin pemasaran dan
keuntungan biaya masing-masing saluran pemasaran. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada dua saluran pemasaran. Margin pemasaran terkecil
diperoleh saluran pemasaran pertama. Farmer’s share terbesar diperoleh saluran
pertama. Saluran ini hanya menggunakan pedagang pengecer sebagai perantara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa saluran pertama adalah saluran yang paling efisien
karena memiliki biaya terkecil.

Kata kunci : Telur ayam ras, saluran pemasaran, efisiensi pemasaran

i
ii

ABSTRACT

OKTAVIANISA, 2021 "Marketing Analysis of Chicken Eggs in


Traditional Markets Serdang Bedagai Regency”. Supervised by ARMYN
HAKIM DAULAY and ACHMAD SADELI.
This study aims to determine the characteristics of marketing institutions,
marketing channels, forms of marketing and to analyze marketing margins,
farmer's share, profit ratio, and cost of chicken’s egg, as weil as analyze
marketing efficiency of ras chicken egg in traditional markets of Serdang Bedagai
Regency. This research was conducted from September to October 2020. The
method used in data collecting was sampling retailers using purposive sampling
method, while sample of breeder use snowball sampling. The data was collected
by means of interview techniques using a questionnaire.
Data analysis includes marketing costs, marketing margins and farmer
share, and cost benefit ratio of each marketing channel. The results of this
research indicate that there are two marketing channels. The smallest marketing
margin is obtained by the first marketing channel. The largest farmer's share is
obtained by the first channel. This channel only uses retailers as intermediaries.
So it can be concluded that the first channel is the most efficient channel because
it has the smallest cost.

Key words: chicken’s Egg, marketing channels, marketing efficiency

ii
iii

RIWAYAT HIDUP

Oktavianisa dilahirkan di Panyabungan pada tanggal 2 Oktober 1998, anak

tunggal dari Bapak Alm. Syamrul dan Ibu Sri Nila Wati.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2010 di SDN 142575

Panyabungan, pendidikan menengah pertama diselesaikan di MTS Darul Ikhlas

Panyabungan pada tahun 2013 dan dilanjutkan ke pendidikan menengah atas yang

diselesaikan pada tahun 2016 di MAN Natal. Pada

tahun 2016 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Sumatera

Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

penulis memilih Program Studi Peternakan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan

Mahasiswa Peternakan (IMAPET), sebagai anggota Himpunan Mahasiswa

Muslim Peternakan (HIMMIP) USU dan sebagai anggota Himpunan Mahasiswa

Pantai Barat Mandailing (HMPBM).

Penulis melakukan kuliah kerja kerja nyata (KKN) di Desa Motung

Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2019 dan melakukan

praktik kerja lapangan (PKL) di peternakan Sapi Potong Bapak Zaniar di Dusun

Cipto Tanjung Anom Tandem Hilir II Kecamatan Hamparan Perak pada tahun

2020.

iii
iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

karunia nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Pemasaran Telur Ayam Ras di Pasar

Tradisional Kabupaten Serdang Bedagai” yang merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Penulis ucapkan terima kasih kepada Ir. Armyn Hakim Daulay. MBA

selaku ketua komisi pembimbing dan Achmad Sadeli, S.Pt., M.Si selaku anggota

komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberi arahan dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Di samping itu, penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada seluruh civitas akademik di Program Studi Peternakan

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan semua rekan-rekan mahasiswa

yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah merawat, mendidik,

memberikan semangat serta mendukung penulis dalam segala hal, baik moral

maupun materi.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

iv
v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5


Karakteristik Daerah Serdang Bedagai ............................................................ 5
Telur ayam ras ................................................................................................. 6
Harga ................................................................................................................ 7
pasar ................................................................................................................ 8
pemasaran ....................................................................................................... 8
Saluran Pemasaran ........................................................................................... 9
Fungsi Pemasaran ............................................................................................ 10
Lembaga Pemasaran ........................................................................................ 11
Margin Pemasaran ........................................................................................... 12
Farmer’s share ................................................................................................. 13
Rasio Kuntungan dan Biaya ............................................................................. 14
Efisiensi Pemasaran ......................................................................................... 14
Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 15

METODE PENELITIAN .............................................................................. 16


Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 16
Metode Penelitian ............................................................................................ 17
Metode Penentuan Sampel ............................................................................. 18
Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 18
Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 18
Definisi dan Batasan Operasional ................................................................... 20

v
vi

GAMBARAN UMUM PENELITIAN.......................................................... 23


Letak dan Keadaan Geografis Lokasi Penelitian ............................................. 23
Keadaan Demografi Lokasi Penelitian............................................................ 24
Karakteristik Pedagang Responden.................................................................. 24
Karakteristik Agen ........................................................................................... 27
Karakteristik Peternak ...................................................................................... 30

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 33


Lembaga Pemasaran......................................................................................... 34
Saluran Pemasaran ........................................................................................... 34
Margin Pemasaran ........................................................................................... 35
farmer’s share .................................................................................................. 39
Rasio Keuntungan dan Biaya ........................................................................... 40
Efisiensi Pemasaran Telur Ayam Ras .............................................................. 41

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 42


Kesimpulan ...................................................................................................... 42
Saran................................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 43

LAMPIRAN .................................................................................................... 47

vi
vii

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Luas Wilayah dan Rasio Kabupaten Serdang Bedagai .............................. 5

2. Komposisi kimia telur ayam ras ................................................................. 6

3. Jenis-jenis asam amino............................................................................... 7

4. Jumlah pasar dirinci menurut Kabupaten Serdang Bedagai ...................... 16

5. Pasar mingguan yang telah disurvey .......................................................... 17

6. Jumlah penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai


pada tahun 2018 ......................................................................................... 24

7. Karakteristik pedagang responden berdasarkan umur ............................... 24

8. Karakteristik pedagang pengecer berdasarkan tingkat pendidikan ............ 25

9. Karakteristik pedagang pengecer berdasarkan pengalaman berusaha ....... 26

10. Karakteristik Agen berdasarkan umur ....................................................... 27

11. Karakteristik Agen berdasarkan tingkat pendidikan .................................. 28

12. Karakteristik Agen berdasarkan pengalaman berusaha ............................. 29

13. Karakteristik Responden Peternak Berdasarkan Umur .............................. 30

14. Karakteristik Peternak Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................... 31

15. Karakteristik Peternak Berdasarkan Pengalaman Beternak ...................... 32

16. Biaya pemasaran telur ayam ras yang dikeluarkan oleh setiap lembaga
Pemasaran pada saluran I ........................................................................... 35

17. Biaya pemasaran telur ayam ras yang dikeluarkan oleh setiap lembaga
Pemasaran pada saluran II .......................................................................... 36

18. Margin Pemasaran...................................................................................... 38

19. Analisis Farmer’s share pada saluran pemasaran telur ayam ras di
Kabupaten Serdang Bedagai ...................................................................... 39

20. Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya.............................................. 40

vii
viii

21. Nilai efesiensi pemasaran pada saluran pemasaran telur ayam ras
di Kabupaten Serdang Bedagai .................................................................. 41

viii
ix

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 15

2. Skema Saluran Pemasarn I ......................................................................... 34

3. Skema Saluran Pemasarn II ....................................................................... 34

ix
x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Profil Pedagang Pengecer Telur Ayam Ras ............................................... 40

2. Profil Agen Telur Ayam Ras...................................................................... 41

3. Profil PeternakTelur Ayam Ras ................................................................. 41

4. Data Pengecer Pada Saluran I .................................................................... 42

5. Data Pengecer Pada Saluran II ................................................................... 44

6. Data Agen Telur Ayam Ras ....................................................................... 47

7. Data Peternak Telur Ayam Ras .................................................................. 48

8. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 49

x
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara umum perkembangan populasi ayam ras petelur di Indonesia

berkembang cukup tajam dengan kecendrungan mengalami peningkatan.

Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan pertumbuhan penduduk sehingga

kebutuhan akan telur ayam ras dipastikan akan meningkat, khususnya di daerah

perkotaan dimana pada umumnya lebih memilih telur ayam ras karena harganya

yang relatif murah dari pada telur ayam kampung/lokal.

Telur merupakan salah satu produk peternakan unggas yang memiliki

kandungan gizi yang lengkap dan mudah dicerna. Telur adalah salah satu sumber

protein hewani disamping daging, ikan, dan susu. Telur merupakan bahan

makanan yang bernilai gizi tinggi dan relatif murah dibandingkan sumber protein

yang lain, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat besarnya kandungan kalori

protein, dan lemak tiap 100 gram bagian yang di makan dari telur adalah

kandungan kalori 162 kalori, 12,8 lemak, dan protein sebesar 11,5

(Sediaoetama,2006).

Rata-rata konsumsi telur dari masing-masing pulau di Indonesia

memperlihatkan variasi yang besar. Masyarakat di pulau Sumatera dan Jawa

mengkonsumsi telur lebih banyak dibandingkan dengan pulau-pulau lain,

terutama terhadap masyarakat di pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Walaupun rata-rata konsumsi telur masyarkat di Bali dan Nusa Tenggara Barat

lebih tinggi daripada Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, namun tidak

sebesar konsumsi telur Masyarakat di Pulau Sumatera dan Jawa (Nurmanaf,2003).

1
2

Rata-rata konsumsi produk telur ayam ras perkapita per tahun di Indonesia

menurut Sekretariat Ditjen PHK (2019) yaitu pada tahun 2015 sebesar

123.213,57 butir, tahun 2016 sebanyak 136.197,14 butir, tahun 2017 sebanyak

133.850,71 butir, dan pada tahun 2018 sebanyak 149.754,29 butir.

Serdang Bedagai merupakan salah satu sentra peternakan ayam petelur di

Sumatera Utara. Ayam merupakan salah satu jenis unggas yang paling populer di

masyarakat, selain itu ayam merupakan hewan yang sangat mudah diternakan

dengan modal biaya yang digunakan relatif kecil dibandingkan dengan ternak

besar. Produksi telur ayam ras yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai

menurut Badan Pusat Statistika 2011 tahun 2010 sebanyak 9.823.83 ton, tahun

2014 sebanyak 10.304.15 ton, tahun 2016 sebanyak 10.318.721 ton tahun 2017

sebanyak 10.374.50 ton, tahun 2018 sebanyak 10.482.716 ton dan tahun 2019

sebanyak 10.587.539.

Pemasaran telur merupakan proses akhir dari suatu kegiatan usaha

peternakan telur ayam ras dimana peternak atau produsen menyampaikan hasil

produksinya kepada konsumen dengan bantuan lembaga pemasaran yang

terdapat satu atau lebih dari lembaga pemasaran lainnya. Peran lembaga

pemasaran sangat dibutuhkan oleh produsen agar produk yang dihasilkan oleh

produsen cepat sampai ketangan konsumen. Saluran pemasaran akan terjadi pada

saat pedagang melakukan transaksi penjualan dengan berbagai lembaga

pemasaran (Pinto, et al, 2016).

Efesiensi pemasaran telur ayam ras merupakan suatu hal yang sangat

penting khususnya dalam melindungi peternakan dari pembagian yang tidak adil

serta konsumen dapat memperoleh harga telur ayam ras yang sesuai. Akibat dari 3

2
3

penataan jalur pemasaran yang kurang tepat, maka sudah pasti efesiensi

pemasaran tidak akan tercapai. Sebelum menentukan kemana produk telur ayam

ras akan dipasarkan, maka penyusunan program pemasaran harus dikaji lebih

tuntas, karena penyusunan program pemasaran dengan rantai pemasaran yang

panjang akan menyebabkan tingginya biaya pemasaran sehingga menjadi tidak

efesien akan menyebabkan kerugian baik bagi peternak maupun konsumen,

karena konsumen merasa beban yang berat untuk membayar pada harga yang

tinggi, sedangkan bagi peternak perolehan pendapatan menjadi lebih rendah

karena harga penjualan yang diterima jauh lebih rendah.

Cara atau indikator untuk mengukur efesiensi pemasaran antara lain adalah

margin pemasaran, bagian penerimaan peternak dari harga yang dibayar

konsumen akhir (Farmer’s share) . Dalam penelitian ini akan mengkaji indikator-

indikator tersebut yang kaitannya dengan fungsi pemasaran dan pola saluran

pemasaran, khususnya pada produk telur ayam ras di Kabupaten Serdang Bedagai.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul, “Analisis Pemasaran Telur Ayam Ras di Pasar Kabupaten

Serdang Bedagai”.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam

pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Serdang Bedagai ?

2. Bagaimana bentuk saluran pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional

Kabupaten Serdang Bedagai ?

3. Bagaiman analisis pemasaran dilihat dari margin pemasaran, farmer share dan

Rasio keuntungan ?

3
4

4. Apakah sistem saluran pemasaran ayam telur ras sudah efesien ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan penulisan ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik lembaga-lembaga pemasaran telur ayam ras di pasar

tradisional Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Mengetahui bentuk pemasaran telur ayam ras di pasar tradisioanl Kabupaten

Serdang Bedagai.

3. Menganalisis margin pemasaran, farmer share dan rasio keuntungan

pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Serdang Bedagai.

4. Mengetahui efesien pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional Kabupaten

Serdang Bedagai.

Manfaat Penelitian

1. Bahan informasi bagi para pelaku bisnis atau para pedagang mengenai

pemasaran telur ayam ras.

2. Bahan informasi bagi pemerintahan dalam pengambilan keputusan yang

berhubungan dengan usaha pemasaran telur ayam ras.

3. Menajdi literature untuk penelitian-penelitian yang sejenis.

4
5

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Daerah Serdang Bedagai

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada

di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Serdang

Bedagai terletak pada posisi 03°01’2,5’’ Lintang Utara - 3°46’33’’ Lintang Utara

dan 98°44’22’’ Bujur Timur - 99°19’01’’ Bujur Timur dengan ketinggian berkisar

0 – 500 meter diatas permukaan laut (Badan Pusat Statistika, 2019).

Tabel 1. Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Luas Kabupaten Serdang Bedagai
menurut Kecamatan, 2020
No Kecamatan Luas (Km) Rasio terhadap Luas Total (%)
1. Kotarih 78,02 4,11
2. Silinda 56,74 2,99
3. Bintang Bayu 95,59 5,03
4. Dolok Masihul 237,42 12,49
5. Serbajadi 50,69 2,67
6. Sipispis 145,26 7,64
7. Dolok Merawan 120,60 6,35
8. Tebing Tinggi 182,29 9,59
9. Tebing Syahbandar 120,30 6,33
10. Bandar Khalipah 116,00 6,10
11. Tanjung Beringin 74,170 3,90
12. Sei Rampah 198,90 10,47
13 Sei Bamban 72,26 3,80
14 Teluk Mengkudu 66,95 3,52
15 Perbaungan 111,62 5,87
16 Pegajahan 93,12 4,90
17 Pantai Cermin 80,30 4,23
Jumlah 1.900,22 100,00
Sumber :BPS Daerah Kab. Serdang Bedagai 2020
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 Km2 yang

terdiri dari 17 Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan Definitif. Wilayah Kabupaten

Serdang Bedagai di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan

dengan Kabupaten Simalungun, sebelah timur dengan Kabupaten Batu Bara dan

5
6

Kabupaten Simalungun, serta sebelah barat dengan Kabupaten Deli Serdang

(Badan Pusat Statistik, 2019).

Telur Ayam Ras

Telur ayam ras adalah salah satu sumber pangan protein hewani yang

popular dan sangat diminati oleh masyarakat. Hampir seluruh kalangan

masyarakat dapat mengkomsumsi telur ayam ras untuk untuk memenuhi

kebutuhan protein hewani. Hal ini karena telur ayam ras relatif murah dan mudah

diperoleh serta dapat memenuhi kebtuhan gizi yang diharapkan (Lestari, 2009).

Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya.

Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan

untuk berbagai keperluan. Komposisinya terdiri dari 11% kulit telur, 58% putih

telur, dan 31% kuning telur. Telur merupakan produk peternakan yang

memeberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat.

Sumber telur konsumsi yang paling mudah diperoleh dan tersedia dalam jumlah

yang cukup ada ayam petelur (layer) (Sudaryani, 2003).

Tabel 2. Komposisi kimia telur ayam ras


Komposisi kimia Telur utuh
Air (%) 73,3
Protein (%) 12,9
Lemak (%) 11,2
Karbohidrat (%) 0,9
Sumber : Komala, 2008
Telur jenis ini diproduksi dari ayam ras petelur yang diternakkan dalam

jumlah besar dengan cara budidaya dan pemberian pakan yang modren dan

teratur, serta dengan produktivitas telur yang tinggi. Hampir setiap bagian telur

mempunyai unsur yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Bahan makanan ini

mengandung protein sekitar 13 persen dan lemak 12 persen, sebagian protein

6
7

(50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Disamping itu, telur juga

mengandung 10 macam asam amino esensial dari 18 macam asam amino yang

ada (Sarwono,1994).

Tabel 3. Jenis-jenis asam amino


Asam Amino Esensial Asam Amino non Esensial
Valin Asam Aspartat
Leusin Asam Glumate
Lisin Alanin
Isoleusin Sistin
Treonin Glisin
Tripofan Prolin
Fenilalanin Serin
Metionin Tirosin
Arginin
Histidin
Sumber: Mutiara, 2016

Harga

Harga adalah ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang

terhadap produk yang dibelinya. Seseorang akan berani membayar suatu produk

dengan harga yang mahal apabila dia menilai kepuasan yang diharapkannya

terhadap produk yang dibelinya itu tinggi. Sebaliknya apabila seseorang itu

menilai kepuasannya terhadap suatu produk itu rendah maka dia tidak akan

bersedia untuk membayar atau membeli produk itu dengan harga yang mahal.

Nilai ekonomis diciptakan oleh kegiatan yang terjadi dalam mekanisme pasar

antara pembeli dan penjual (Indriyo, 2014).

Harga merupakan nilai yang dinyatakan dalam satuan mata uang atau alat

tukar, terhadap sesuatu barang tertentu. Dalam kenyataannya besar kecilnya nilai

atau harga itu tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik saja yang diperhitungkan,

akan tetapi faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor lain berpengaruh pula

terhadap harga (Philip kotler, 2005).

7
8

Pasar

Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan

(pembeli) dan penawar (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga

akhirnya dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang

diperdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli dan

penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati antar pembeli dan penjual.

Pasar memiliki tempat atau lokasi tertentu sehingga memungkinkan pembeli dan

penjual bertemu untuk melakukan transaksi jual beli produk baik barang maupun

jasa (Kasmir, 2010).

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

ditandai dengan transaksi penjual dan pembeli secara langsung dan biasanya ada

proses tawar menawar. Kebanyakan penjual dan pengelola menjual kebutuhan

sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, sayuran, buah, telur,

daging, kain, pakaian, jasa dan lain-lainnya (Daryanto, 2010).

Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu

atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada

pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa

mulai dari produsen sampai konsumen (Shinta, 2011).

Strategi pemasaran sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu

usaha. Langkah yang tepat untuk merancang strategi pemasaran yang unggul.

Lembaga usaha melakukan hal ini dengan membagi pasar menjadi segmen

pelanggan dan memilih segmen mana yang akan dituju. Berikutnya, lembaga

8
9

usaha harus memutuskan bagaimana cara melayani pelanggan sasaran. Lembaga

usaha menyediakan kebutuhan dengan mengedepankan proposisi nilai,

sekumpulan keuntungan yang dijanjikan mereka pada pelanggan untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan. Proposisi nilai terpenuhi melalui penawaran

pasar yang memberikan nilai dan kepuasan pelanggan, menghasilkan hubungan

timbal-balik jangka panjang dengan pelanggan (Yusran dan Indah, 2013).

Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran atau distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang

melakukan semua kegiatan atau fungsi yang digunakan untuk menyalurkan

produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi

selalu terdiri dari dari produsen dan konsumen, termasuk di dalamnya perantara

yang terlibat dalam pemindahan kepemilikan barang. Para perantara juga

merupakan bagian dari saluran distribusi meskipun mereka tidak mempunyai hak

atas barang. Hal ini bisa terjadi karena perantaraan memainkan peranan yang

efektif dalam pemindahan hak kepemilikan barang atau jasa dari produsen ke

konsumen (Djaslim Saladin, 2002).

Adapun saluran distribusi menurut Kottler (2007) jumlah tingkat saluran

distribusi dibagi dalam lima jalur yang dapat dipakai produsen dalam

menyalurkan produknya, yaitu :

1. Produsen Konsumen

Jenis saluran ini adalah bentuk yang paling pendek dan sederhana sebab tanpa

menggunakan perantaraan. Produsen dapat menjual barang dilakukan secara

langsung kepada konsumen.

2. Produsen Pengecer Konsumen

9
10

Jenis saluran ini hanya ada satu perantaraan yaitu pengecer, dimana pengecer

langsung menjual produk kepada konsumen.

3. Produsen Pedagang Besar Pengecer Konsumen

Jenis saluran ini dilakukan oleh produsen yang tidak ingin menjual secara

langsung tetapi menginginkan suatu lembaga guna menyalurkan produknya,

sehingga dalam hal ini produsen menjual kepada pedagang besar saja.

Kemudian para pedagang besarlah yang menjual kepada pedagang pengecer

dan meneruskannya ke tangan konsumen. Jadi disini produsen hanya

berhubungan dengan pedagang besar.

4. Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen

Jenis saluran ini terdapat tiga perantara penjualan yaitu : agen, pedagang

besar, dan pengecer. Disini adalah saluran terpanjang dari keempat tingkatan

saluran pemasaran karena produsen menggunakan tiga perantaraan untuk

mencapai ke konsumen akhir.

5. Produsen Agen Pengecer Konsumen

Jenis saluran ini produsen memilih agen yang akan dipertemukan produsen

untuk menjalankan kegiatan penjualan kepada pengecer dan selanjutnya

pengecer kepada konsumen.

Fungsi Pemasaran

Pemasaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam menghubungkan

produsen dengan konsumen dan memberikan nilai tambah yang besar dalam

perekonomian. Sistem distribusi produk dari produsen ke konsumen dapat terdiri

dari beberapa rantai tataniaga (marketing channels). Pelaku pasar tersebut masing-

masing memberikan jasa yang berbeda (Butarbutar et al., 2014).

10
11

Fungsi-fungsi pemasaran dikelompokkan menjadi tiga fungsi yaitu:

a. Fungsi pertukaran

Pertukaran merupakan suatu tindakan untuk memperoleh objek yang

diharapkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai penggantinya.

Proses pertukaran mencakup kegiatan mencari pembeli, mengidentifikasikan

kebutuhan, merancang produk dan jasa yang baik, menetapkan harga,

mempromosikannya, menyimpan, dan mengirimkannya (Sunarto, 2006).

b. Fungsi fisik

Proses yang tercakup dalam fungsi fisik adalah pengolahan, penyimpanan, dan

pengangkutan. Proses-proses tersebut akan menciptakan kegunaan bentuk,

kegunaan tempat, dan kegunaan waktu (Hasyim, 2012).

c. Fungsi fasilitas

Fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar

kegiatan yang terjadi antara produsen dan konsumen. Fungsi fasilitas terdiri

dari empat, yaitu: standarisasi dan grading, penanggulangan risiko,

pembiayaan, dan informasi pasar (Hasyim, 2012).

Lembaga Pemasaran

lembaga pemasaran adalah badan–badan yang menyelenggarakan kegiatan

atau fungsi pemasaran dimana barang bergerak dari produsen sampai ke

konsumen. Lembaga pemasaran ini bisa termasuk golongan produsen, pedagang

perantara, dan lembaga pemberi jasa. Tugas lembaga pemasaran adalah

menjalankan fungsi – fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen

semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga

pemasaran berupa marjin pemasaran (Moehar,2001).

11
12

Lembaga-lembaga tersebut juga berfungsi sebagai sumber informasi

mengenai suatu barang dan jasa. Ada tiga kelompok yang secara langsung terlibat

dalam penyaluran barang/jasa mulai dari tingkat produsen sampai tingkat

konsumen, yaitu:

(1) pihak produsen,

(2) lembaga-lembaga perantara dan

(3) pihak konsumen akhir.

Pihak produsen adalah pihak yang memproduksi barang dan jasa yang

dipasarkan, seperti: petani sayur, petani buah, pabrik rokok, dan lain-lain. Pihak

lembaga perantara adalah yang memberikan pelayanan dalam hubungannya

dengan pembelian dan penjualan barang/jasa dari produsen ke konsumen, yaitu

pedagang besar, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer, sedangkan

konsumen akhir adalah pihak yang langsung menggunakan barang/jasa yang

dipasarkan, konsumen akhir ini dapat terdiri dari rumah tangga dan perusahaan-

perusahaan (sudiyono,2002).

Margin Pemasaran

Menurut Nainggolan (2017) margin pemasaran adalah perbedaan harga

yang diterima oleh peternak penghasil dengan harga yang dibayarkan oleh

konsumen akhir. Margin pemasaran sebagai perbedaan antara harga dibayarkan

oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh lembaga pemasaran dan

biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan

penawaran jasa-jasa pemasaran. Biaya dari jasa-jasa tersebut terdiri atas biaya

pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam

melakukan fungsi pemasaran dan keuntungan yang diperoleh sebagai imbalan jasa

12
13

melakukan fungsi pemasaran tersebut. Jadi komponen marjin pemasaran terdiri

atas baiya pemasaran dan keuntungan pemasaran, sehingga secara sistematis

margin dapat ditulis sebagai berikut :

Margin Pemasaran = Harga Konsumen – Harga Produsen atau


Margin Pemasaran = Biaya Lembaga Pemasaran + Keuntungan

Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan harga yang diterima peternak terhadap harga

yang dibayar oleh konsumen akhir. Besar kecilnya farmer’s share ditentukan oleh

panjang saluran pemasaran dan besarnya harga jual yang dibayarkan oleh

konsumen. Untuk mencari farmer’s share digunakan rumus :

Putra Bisuk (2009) menyatakan bahwa pada umumnya suatu sistem

pemasaran untuk produk hasil peternakan dapat dikatakan efisien bila Farmer’s

share berada di atas 50%.

Rasio Keuntungan dan Biaya

Rasio keuntungan dan biaya pemasaran pada lembaga pemasaran memiliki

rumus sebagai berikut:

euntungan
Rasio euntungan Terhadap Biaya 100
Biaya Pemasaran

Bila nilai dari rasio dan biaya sama dengan satu, menunjukkan bahwa

keuntungan yang dihasilkan sama besar dengan biaya yang dikeluarkan dalam

usaha tersebut, dan bila lebih besar dari satu menunjukkan bahwa keuntungan

13
14

yang diperoleh lebih besar dari pada biaya yang telah dikeluarkanya (Dahl dan

Hammond,1997).

Efisiensi Pemasaran

efisiensi pemasaran adalah nisbah antara total biaya dengan total nilai

produk yang dipasarkan (Soekartawi,1989). Dapat dirumuskan dengan :

Efisiensi Pemasaran = Total Biaya Pemasaran x 100%


Total Harga Produk

Pemasaran yang efisien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam

sistem pemasaran, dimana sistem pemasaran memberikan kepuasan kepada setiap

pihak-pihak yang terlibat produsen, konsumen, dan lembaga-lembaga pemasaran.

Ukuran dalam peningkatan kepuasan konsumen tersebut sangat sulit dan relatif.

Indikator efisiensi pemasaran produk agribisnis (pangan dan serat) dapat

dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu efisiensi operasional dan efisiensi harga

(Asmarantaka, 2012).

Dalam perhitungan total biaya transportasi dilakukan dengan menghitung

rata-rata transportasi yang dikelurkan kemudian dibagi rata-rata transportasi

volume pembelian. Untuk perhitungan total biaya produk dilakukan dengan

menghitung margin pemasaran kemudian ditambahkan dengan harga jual

produsen. Masalah pemasaran komoditi perternakan pada dasarnya adalah

bagaimana menyalurkan produk-produk perternakan dari produsen kepada

konsumen dengan harga yang wajar dan biaya pemasaran minimal. Menurut

Downey dan Erickson (1992) bahwa system pemasaran dikatakan efesiensi kalau

nilai efesiensi pemasarannya adalah < 1.

14
15

Kerangka Pemikiran

Analisis Pemasaran
Telur Ayam Ras

Peternak / Produsen -Lembaga Pemasaran Konsumen


- Agen
- Pedagang Pengecer

Analisis Kuliatatif Analisi Kuantitatif

- Karakteristik Lembaga - Margin Pemasaran


Pemasaran - Farmer’s Share
- Saluran Pemasaran - Rasio Keuntungan dan
Biaya
- Efesiensi Pemasaran

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

15
16

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pasar tradisional Kabupaten Serdang Bedagai,

Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan mulai bulan September sampai

dengan Oktober 2020.

Tabel 4. Jumlah pasar dirinci menurut Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2020
No Pasar Tradisional Jenis pasar Volume Kegiatan
1. Tanjung Beringin Pasar Rakyat Harian
2. Sei Rampah Pasar Rakyat Harian
3. Kampong Pon Pasar Rakyat Mingguan
4. Sei Buluh Pasar Rakyat Mingguan
5. Sei Berong Pasar Rakyat Mingguan
6. Juhar Pasar Rakyat Mingguan
7. Sialang Buah Pasar Rakyat Mingguan
8. Matapao Pasar Rakyat Mingguan
9. Serba Nanti Pasar Rakyat Mingguan
10. Pekan Sipispis Pasar Rakyat Mingguan
11. Nagur pane Pasar Rakyat Mingguan
12. Marjanji Pasar Rakyat Mingguan
13. Tinoklah Pasar Rakyat Mingguan
14. Dolok Masihul Pasar Rakyat Harian
15. Kota Tengah Pasar Rakyat Mingguan
16. Kuala Bali Pasar Rakyat Mingguan
17. Pantai Cermin Pasar Rakyat Mingguan
18. Perbaungan Pasar Rakyat Harian
19. Perbaungan pasar baru Pasar Rakyat Harian
20. Sergai walk Pasar Rakyat Harian
21. Pekan selasa Pasar Rakyat Mingguan
22. Siahab Pasar Rakyat Mingguan
23. Kotarih Pasar Rakyat Mingguan
24. Silinda Pasar Rakyat Mingguan
25. Bengkel Pasar Rakyat Mingguan
26. Suka Sari Pasar Rakyat Mingguan
Sumber : BPS, Kabupaten Serdang Bedagai Dalam Angka 2020

Pada tabel 4, terdapat 26 pasar yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai

dan diambil 5 pasar tradisional untuk diteliti yaitu pasar Tanjung Beringin, pasar

Sei Rampah, pasar Dolok Masihul, Pasar lama Perbaungan dan Pasar baru

16
17

Perbaungan. Pada tabel pasar harian ada 6 pasar tetapi yang dipakai untuk sampel

hanya 5 pasar dikarenakan sergai walk itu tempat masyarakat untuk bermain dan

membeli makanan seperti nasi goreng, bakso, mie goreng, minuman dan lain-

lain. Alasan memilih kelima pasar tradisional tersebut sebagai lokasi penelitian

dikarenakan kelima pasar tradisional tersebut menjual komoditi yang akan diteliti

dan merupakan pasar harian di Kabupaten Serdang Bedagai sedangkan pasar

lainnya juga menjual komoditi yang akan diteliti akan tetapi sampel yang diteliti

karakteristiknya pengecer tetap dengan waktu berjualan harian. Menurut

Arikunto (2002) bahwa sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil

subjek bukan atas starata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu dengan syarat mempunyai ciri-ciri atau karakteristik populasi.

Tabel 5. Pasar mingguan yang telah disurvei


No Nama Pasar Kegiatan Pasar Jumlah Penjual Telur
1 Pasar Tanjung Beringin Jumat -
2 Pasar Sei buluh Senin dan Kamis 1
3 Pekan Kampung Pon Senin dan Kamis 2
4 Pekan Sipispis Kamis -
5 Pekan Kotarih Minggu 2
6 Pekan Kuala Bali Sabtu Malam -
7 Pekan Kota Tengah Rabu Malam -

Faktor utama alasan tidak mengambil pasar tersebut adalah pasar

mingguan yang telah disurvey penjual telur nya tidak menetap dan ada sebagian

pasar yang tidak menjual komoditi yang akan diteliti. Sedangkan pasar yang

diteliti yaitu pengecer tetap dengan waktu berjualan harian.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan

responden pedagang pengecer yang menjual telur ayam ras dipasar tradisional,

pedagang pengumpul, dan peternak. Survei adalah metode pengumpulan data

17
18

primer dengan memberikan pertanyan-pertanyaan kepada responden individu

dalam bentuk kuesioner (Erlina, 2011).

Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

purposive sampling yaitu pedagang telur ayam ras yang terdapat dipasar Pasar

Tanjung Beringin, Pasar Sei Rampah, Pasar Dolok Masihul, Pasar lama

Perbaungan dan Pasar baru Perbaungan di Kabupaten Serdang Bedagai.

Penentuan responden peternak dilakukan dengan metode snowball

sampling, metode ini diperoleh dari informasi yang didapatkan setelah melalui

wawancara dengan responden sebelumnya mengenai saluran pemasaran telur

ayam ras dipasar tradisional Kabupaten Serdang Bedagai. Metode ini dilakukan

dengan tujuan untuk menelusuri aliran produk dan keterlibatan lembaga-lembaga

pemasaran dalam melakukan fungsi pemasaran.

Metode Pengumpulan Data

Data primer dan sekunder dikumpulkan pada saat penelitian berlangsung.

Data-data primer dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi langsung

dan wawancara dengan responden menggunakan angket atau kuisioner. Data-data

sekunder dikumpulkan dari data BPS (Badan Pusar Statistika) Kabupaten Serdang

Bedagai dan dari instansi lain yang terkait dengan penelitian serta dari literature,

buku atau jurnal.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah secara kualitatif dan

kuantitatif, dan disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi angka. Pengolahan

data dilakukan dengan metode deskriptif.

18
19

Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui karakteristik lembaga

pemasaran, dan saluran pemasaran telur ayam ras.

1. Analisi Margin Pemasaran

Menurut Soekartawi (1995), untuk mencari margin pemasaran dapat

digunakan rumus :

Mp = Pr- Pf

Keterangan :

Mp : Margin Pemasaran (Rp/kg)

Pr : Harga di tingkat konsumen (Rp/kg)

Pf : Harga di tingkat peternak (Rp/kg)

2. Analisis Farmer’s Share yang diterima produsen

Menurut Sudiyono (2002), untuk mencari share harga yang diterima produsen

dapat digunakan rumus:

Keterangan :

Spf : Farmer’s Share ( )

Pr : Harga di tingkat konsumen (Rp/kg)

Pf : Harga di tingkat peternak (Rp/kg)

3. Rasio Keuntungan Terhadap Biaya

euntungan
Rasio euntungan Terhadap Biaya 100
Biaya Pemasaran

4. Efisiensi Pemasaran

Total Biaya Pemasaran


fesiensi pemasran 100
Total arga Produk

19
20

Menurut Downey dan Erickson (1992) bahwa sistem pemasaran dikatakan

efisiensi kalau nilai efesiensi pemasaranya adalah < 1. Tolak ukur yang digunakan

untuk mengukur efisiensi pemasaran adalah dengan melihat masing-masing

lembaga pemasaran yang terlibat dengan kriteria sebagai berikut :

1. Margin pemasaran

Pemasaran dikatakan efisien apabila margin pemasaran peternakan lebih

besar dari margin pemasaran yang diterima oleh lembaga pemasaran secara

keseluruhan dan sebalikanya.

2. Berdasarkan farmer’s share

Dikatakan efesien jika farmer’s share > 50 . Nilai farmer’s share

memiliki hubungan negatif dengan margin pemasaran artinya semakin tinggi

margin pemasaran maka farmer’s share semakin rendah.

3. Rasio Keuntungan Biaya

Dikatakan efesien jika rasio keuntungan biaya > 1 dan Sebaliknya

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalah pahaman dalam menafsirkan

penelitian, maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Defenisi

1. Telur ayam ras adalah telur yang diproduksi dari ayam ras petelur yang

diternakkan dalam jumlah besar dengan cara budidaya dan pemberian pakan

yang modern dan teratur, serta dengan produktivitas telur yang tinggi.

2. Peternak dalam penelitian ini adalah peternak ayam petelur yang terlibat

dalam saluran pemasaran telur ayam ras di Kabupaten Serdang Bedagai.

20
21

3. Agen dalam penelitian ini adalah lembaga pemasaran yang membeli telur

ayam ras dari peternak dan menjualnya kembali ke pedagang pengecer atau

konsumen.

4. Pedagang pengecer dalam penelitian ini adalah lembaga pemasaran yang

membeli telur ayam ras dari agen dan menjual nya kembali di pasar tradisional

Kabupaten Serdang Bedagai.

5. Konsumen akhir dalam penelitian ini adalah seseorang atau kelompok yang

membeli telur ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Serdang Bedagai.

6. Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada

pihak lain

7. Lembaga pemasaran adalah orang atau badan usaha yang terlibat dalam proses

pemasaran telur ayam ras pada pasar tradisional Kabupaten Serdang Bedagai.

8. Saluran pemasaran adalah penjualan barang-barang dan volume arus barang

pada setiap saluran dari peternak/produsen ke konsumen

9. Fungsi pemasaran adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga pemasaran

10. Harga jual peternak (Rp/butir) adalah harga rata-rata produk per butir yang

diterima peternak.

11. Harga beli ditingkat pedagang (Rp/butir) adalah harga rata-rata produk per

butir yang dibeli dari peternak atau dari pedagang perantaraan sebelumnya.

21
22

12. Harga jual di tingkat pedagang (Rp/butir) adalah harga rata-rata produk per

butir yang dijual pedagang kepada pedagang lainya atau kepada konsumen

akhir.

13. Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang diterima oleh peternak

penghasil dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir

14. Farmer’s share adalah persentase harga telur ayam yang diterima oleh

peternak yaitu dengan membandingkan harga telur ayam dari peternak yaitu

dengan membandingkan harga telur ayam dari peternak dengan harga beli

telur ayam pada konsumen akhir dikalikan 100%.

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan dipasar tradisional Kabupaten Serdang Bedagai dan

lokasi asal telur ayam ras yang diperjual belikan.

2. Penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai Oktober 2020.

3. Objek penelitian adalah lembaga-lembaga pemasaran telur ayam ras yang

terlibat dalam pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional Kabupaten

Serdang Bedagai.

4. Ruang lingkup penelitian ini adalah pemasaran telur ayam ras di 5 pasar

tradisional Kabupaten Serdang Bedagai. Pengamatan juga dilakukan pada

peternak telur ayam ras yang terlibat dipasar tradisional Kabupaten Serdang

Bedagai. Analisis pemasaran dilakukan dengan melihat lembaga pemasaran,

saluran pemasaran, analisis margin pemasaran, analisis farmer’s share, analisi

rasio keuntungan terhadap biaya dan efesiensi pemasaran.

22
23

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Letak dan Keadaan Geografis Lokasi Penelitian

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada

di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Serdang

Bedagai terletak pada posisi 03°01’2,5’’ Lintang Utara - 3°46’33’’ Lintang Utara

dan 98°44’22’’ Bujur Timur - 99°19’01’’ Bujur Timur dengan ketinggian berkisar

0 – 500 meter diatas permukaan laut. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki luas

wilayah 1.900,22 km2 yang terdiri dari 117 kecamatan dan 237 desa, dan 6

kelurahan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Dolok

Masihul yaitu 237,42 km2 atau 12,49 persen dari luas Kabupaten Serdang

Bedagai. Kecamatan yang paling kecil adalah Kecamatan Serbajadi yaitu 50,69

km2 atau 2,67 persen dari luas Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang

Bedagai memiliki batas-batas wilayah sebagi berikut:

Sebelah Utara : Selat Malaka

Sebelah Timur : Kabupaten Batu Bara

Sebelah Selatan : Kabupaten Simalungun

Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dimana kondisi

iklimnya hampir sama dengan Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk.

Pengamatan Stasiun Sampali menunjukkan rata-rata kelembaban udara perbulan

sekitar 78%, curah hujan berkisar antara 41 sampai dengan 417 mm perbulan

dengan periodik tertinggi pada bulan Oktober 2018, hari hujan per bulan berkisar

6-23 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan September-Oktober

2018. Rata-rata kecepatan angin berkisar 2,2 m/dt dengan tingkat penguapan

23
24

sekitar 4,08 mm/hari. Rata-rata temperatur udara per bulan minimum 23,7 C dan

maksimum 32,2 C.

Keadaan Demografi Lokasi Penelitian

Jumlah penduduk di Kabupaeten Serdang Bedagai pada tahun 2019

berjumlah 616.396 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki 309.382

jiwa dan perempuan 307.014 jiwa.

Tabel 6. Jumlah penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai


pada tahun 2020.
No Kecamatan Jumlah (Jiwa)
1 Kotarih 8.216
2 Silinda 8.544
3 Bintang Bayu 10.864
4 Dolok Masihul 49.837
5 Serbajadi 20.071
6 Sipispis 32.437
7 Dolok Merawan 17.455
8 Tebing Tinggi 41.681
9 Tebing Syahbandar 33.124
10 Bandar Khalipah 25.478
11 Tanjung Beringin 38.011
12 Sei Rampah 65.660
13 Sei Bamban 44.275
14 Teluk Mengkudu 42.513
15 Perbaungan 105.177
16 Penggajahan 27.676
17 Pantai Cermin 45.341
Kabupaten Serdang Bedagai 616.396
Sumber: BPS Kabupaten Serdang Bedagai dalam angka 2020

Profil Responden

Karaktaristik Pedagang Responden

Penyampaian komoditi telur dari produsen hingga ke tangan konsumen

akan melalui beberapa lembaga pemasaran. Pada penelitian ini terdapat 19 orang

pedagang pengecer yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai. Masing-masing

pedagang dari kelima pasar tradisional yang terlibat memiliki sifat yang

24
25

mempengaruhi pada aktivitas pemasaran yang dilakukan. Karakteristik pedagang

responden yang meliputi jenis umur, tingkat pendidikan dan pengalaman

berdagang.

Umur Pedagang Responden

Tingkat umur responden pedagang pengecer yang berjumlah 19 orang

terdiri dari laki-laki dan perempuan. Pedagang termuda adalah berumur 25 tahun

dan pedagang yang tertua adalah berumur 65 tahun. Ini menyatakan bahwa

pedagang responden yang masih berusia produktif (15-65 tahun) dan masih

memungkinkan untuk mengembangkan usaha pada waktu yang lama. Adapun

keadaan umum pedagang responden tingkat umur di Kabupaten Serdang Bedagai

dapat di lihat padaTabel 7.

Tabel 7. Karakteristik pedagang pengecer responden berdasarkan umur


Kelompok Umur ( Tahun) Jumlah Pedagang (Orang) %
< 15 tahun - -
15- 40 tahun 10 53
41-65 tahun 9 47
> 65 tahun - -
Total 19 100
Sumber: Data primer diolah, 2020.
Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa pedagang responden dengan

umur produktif yaitu 15- 40 tahun sebanyak 10 orang dengan persentase sebesar

(53%) dan pedagang responden pada umur 41- 65 sebanyak 9 orang dengan

persentase sebesar (47%). Hal ini menunjukkan bahwa pedagang responden

termasuk dalam umur yang produktif . Menurut Favan (2020) usia dari pedagang

pasar memiliki pengaruh terhadap pendapatan pedagang pasar. Usia berhubungan

dengan pengalaman kerja yang telah dilewati oleh pedagang pasar, semakin tinggi

usia pemilik usaha maka kemungkinan memiliki pengalaman kerja dan

25
26

membangun usaha juga semakin tinggi. Namun semakin lanjut usia dari pedagang

menurunnya kekuatan dan tenaga untuk melakukan proses usaha.

Tingkat Pendidikan Pedagang Pengecer

Tingkat pendidikan mempengaruhi cara berpikir dalam analisis dan cara

pengambilan keputusan serta cara bertindak. Khususnya dalam hal kegiatan jual

beli di pasar tradisional. Adapun keadaan umum responden pedagang pengecer

tingkat pendidikan di Kabupaten Serdang Bedagai dapat di lihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Karakteristik pedagang responden berdasarkan tingkat pendidikan


Tingkat Pendidikan Jumlah Pedagang (orang) %
SMP - -
SMA 17 89
D3 1 5
S1 1 5
Total 19 100%
Sumber: Data Primer diolah, 2020.
Berdasakan Tabel 8, pada penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan sebanyak 17 orang (89%) responden tammat SMA, 1 orang tamat D3

dan 1 orang tamat S1. Hal ini menunjukkan sebagian besar pedagang responden

memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi yaitu SMA. Menurut Wawan dan

Dewi (2010), bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang akan pola hidup

terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada

umumnya, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi dan inovasi.

Pengalaman Usaha Pedagang Pengecer

Pengalaman berdagang merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh

seseorang pedagang dalam meningkatkan produktivitas dan kemampuan kerjanya

26
27

dalam usaha dagang. Adapun keadaan umum responden pedagang pengecer

pengalaman usaha di Kabupaten Serdang Bedagai dapat di lihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Karakteristik pedagang responden berdasarkan pengalaman berusaha


Pengalaman Berusaha (Tahun) Jumlah Pedagang (Orang) (%)
< 3 tahun 7 37
3 -6 tahun 7 37
> 6 tahun 5 26
Total 19 100
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 9, menunjukkan bahwa pedagang responden yang

memiliki pengalaman berusaha dengan persentase dibawah 3 tahun sebanyak 7

orang (37%), pengalaman berusaha 3-6 tahun sebanyak 7 orang (37%) dan diatas

6 tahun sebanyak 5 orang (26%). Firdausa dan Arianti (2013) menyatakan bahwa

lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan, ini berarti

bahwa semakin lama seseorang menggeluti bidang usahanya maka semakin besar

peluang untuk memperoleh pendapatan yang besar.

Karakteristik Agen
Agen telur ayam ras dalam penelitian ini adalah pedagang yang berperan

sebagai penyalur telur ayam ras dari peternak hingga ke pedagang pengecer. Agen

yang terlibat dalam pemasaran telur ayam ras adalah sebanyak 4 orang.

Umur Agen
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku dalam

melakukan atau mengambil keputusan dan dapat bekerja secara optimal serta

produktif. Seiring dengan perkembangan waktu, umur manusia akan mengalami

perubahan dalam hal ini penambahan usia yang dapat mengakibatkan turunnya

tingakat produktivitas seseorang dalam bekerja. Adapun keadaan umum

27
28

responden agen tingkat umur di Kabupaten Serdang Bedagai dapat di lihat pada

Tabel 10.

Tabel 10. Karakteristik agen berdasarkan umur


Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Pedagang (orang) (%)
< 15 tahun - -
15- 40 tahun 1 25
41-65 tahun 3 75
> 65 tahun - -
Total 4 100%
Sumber: Data primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 10, menunjukkan bahwa agen yang umur produktif

yaitu 15-40 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase (25%) dan agen pada umur

41-64 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase (75%) . Hal ini menyatakan

termasuk umur yang produktif dan masih dalam kondisi yang bugar untuk

melakukan proses pengangkutan telur ayam ras ke pasar tradisional Kabupaten

Serdang Bedagai. Putri dan Setiawati (2013) menyatakan kekuatan fisik

seseorang untuk melakukan aktivitas sangat erat kaitannya dengan umur karena

bila umur seseorang telah melewati masa produktif, maka semakin menurun

kekuatan fisiknya sehingga produktivitasnya pun menurun dan pendapatanya juga

ikut menurun.

Tingkat Pendidikan Agen


Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam hidup seseorang,

dengan pendidikan seseorang yang berusia produktif dapat berkompetisi dalam

pasar. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka kecendrungan untuk bekerja

semakin besar. Adapun keadaan umum responden di tingkat pendidikan agen di

Kabupaten Serdang Bedagai dapat di lihat pada Tabel 11.

28
29

Tabel 11. Karakteristik agen berdasarkan tingkat pendidikan


Tingkat Pendidikan Jumlah Pedagang (orang) %
SMP - -
SMA 4 100%
D3 - -
S1 - -
Total 4 100%
Sumber: Data primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dalam

bentuk jumlah dan persentasi sebanyak 4 orang (100%) agen tammat SMA. Hal

ini menunjukkan bahwa agen telur ayam ras memiliki tingkat pendidikan yang

cukup memadai. Mat dan Razak (2011) menyatakan pendidikan merupakan salah

satu karakteristik wirausahawan yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis mereka

bahwa pengalaman pendidikan dan manajerial dapat berkontribusi terhadap

pertumbuhan bisnis.

Pengalaman Usaha Agen

Lama usaha adalah waktu yang dijalani pedagang atau pelaku usaha

lainnya dalam menjalankan usahanya semakin lama seseorang menekuni

pekerjaannya maka semakin mahir dalam mengelola usahanya. Ini berpengaruh

terhadap omset penjualan karena semakin lama usaha maka akan semakin banyak

konsumen yang bersifat langganan. Adapun keadaan umum responden agen

pengalaman usaha di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Karakteristik agen berdasarkan pengalaman usaha


Pengalaman Berusaha (Tahun) Jumlah Pedagang (Orang) %
< 3 tahun - -
3 - 6 tahun - -
> 6 tahun 4 100
Total 4 100%
Sumber: Data primer diolah,2020

29
30

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa agen sudah berpengalaman di

atas 6 tahun dengan persentase (100%). Pengalaman berusaha sangat dibutuhkan

oleh pelaku pemasaran telur ayam ras untuk mengelolah usaha dagang nya. Setiaji

dan Fatuniah (2018) menyatakan bahwa lama usaha berpengaruh positif terhadap

pendapatan. Artinya semakin lama seseorang pedagang melakukan usahannya

maka akan memiliki banyak pengalaman dan memasarkan produknya sehingga

akan berpengaruh pada tingkat pendapatan pedagang.

Karakteristik Peternak Responden

Peternakan responden dalam penelitian ini berasal dari daerah Kabupaten

Serdang Bedagai Kecamatan Pantai Labu dan Kecamatan Sei Bamban yang terdiri

dari 5 orang peternak.

Umur Peternak

Umur seorang peternak dapat berpengaruh pada produktifitas kerja mereka

dalam kegiatan usaha peternakan. Umur juga erat kaitannya dengan pola pikir

peternak dalam menentukan sistem manajemen yang akan diterapakan dalam

kegiatan usaha peternakan. Adapun keadaan umum peternak di tingkat umur di

Kabupaten Serdang Bedagai dapat di lihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Karakteristik Responden Peternak Berdasarkan Umur


Kelompok Umur ( Tahun) Jumlah Peternak (Orang) %
< 15 0 0
15- 40 1 20
41-65 3 60
> 65 1 20
Total 5 100
Sumber: Data primer setelah diolah, 2020

Peternak responden dalam penelitian ini berasal dari Kecamatan Sei

Bamban dan Pantai Labu yang berjumlah 5 orang. Berdasarkan Tabel 13,

30
31

menunjukkan bahwa persentase peternak berdasarkan umur pada kelompok umur

15 - 40 tahun, dan lebih 65 tahun adalah sebesar (20%) dan kelompok umur 41-

65 adalah sebesar (60%). Menurut Sumiati (2011) menyatakan bahwa

kemampuan kerja seseorang peternak sangat dipengaruhi oleh tingkat umur.

Semakin produktif umur peternak maka semakin mempunyai semangat ingin tahu

hal-hal baru yang belum diketahui. Selain itu usia juga mempengaruhi kondisi

fisik dan motivasi peternak.

Tingkat Pendidikan Peternak

Tingkat pendidikan seseorang merupakan suatu indikator yang

mencerminkan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Pendidikan juga dapat merubah pola pikir peternak dalam mengadopsi berbagai

inovasi dan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha.

Adapun keadaan umum responden peternak tingkat pendidikan di Kabupaten

Serdang Bedagai dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Karakteristik Responden Peternak Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tingkat Pendidikan Jumlah Peternak (Orang) %
SMP - -
SMA 3 60%
D3 - -
S1 2 40%
Total 5 100%
Sumber: Data Primer diolah, 2020.
Berdasarkan Tabel 14, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan peternak

paling banyak yaitu pada tingkat SMA sebanyak 3 orang dengan persentase

sebesar (60%) dan tingkat pendidikan paling sedikit yaitu pada tingkat S1

sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar (40%). Hal ini menunjukkan dengan

tingginya pendidikan peternak, tingkat penerimaan mereka terhadap informasi

31
32

mengenai telur ayam ras akan cepat. Hendrayani dan Febrina (2009) menyatakan

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang tentunya akan semakin tinggi

pula daya serap teknologi dan semakin cepat untuk menerima inovasi yang datang

dari luar.

Pengalaman Beternak

Pengalaman usaha ternak erat hubungannya dengan keterampilan yang

dimiliki, semakin lama pengalaman beternak seseorang maka keterampilan yang

dimiliki akan lebih tinggi dan berkualitas. Adapun keadaan umum responden

peternak pengalaman usaha di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada

Tabel.

Tabel 15. Karakteristik Peternak Responden Berdasarkan Pengalaman Beternak


Pengalaman Jumlah Peternak (Orang) %
1-5 tahun - -
6-10 tahun - -
11-15 tahun - -
16-20 tahun 2 40%
> 21 tahun 3 60%
Total 5 100%
Sumber: Data primer diolah, 2020.
Berdasarkan Tabel 15, menunjukkan bahwa yang memiliki pengalaman

11-15 berjumlah 2 orang dengan persentase (40%) dan yang memiliki pengalaman

diatas 21 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase (60%). Hal ini menunjukkan

bahwa peternak ayam ras petelur sudah memiliki banyak pengalaman beternak

ayam ras petelur. Hendrayani dan Febrina (2009) menyatakan bahwa pengalaman

beternak merupakan modal penting untuk berhasilnya suatu kegiatan usaha ternak,

berbedanya tingkat pengalaman masing-masing peternak maka akan berbeda pula

pola pikir mereka dalam menerapkan inovasi pada kegiatan usaha ternaknya.

32
33

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lembaga Pemasaran

Penelitian mengenai analisis pemasaran telur ayam ras di Kabupaten

Serdang Bedagai melibatkan berbagai lembaga pemasaran dalam menyalurkan

produk telur ayam ras dari peternak hingga konsumen akhir. Kabupaten Serdang

Bedagai merupakan salah satu penghasil telur ayam ras. Akan tetapi tidak semua

pedagang membeli telur ayam ras di daerah Kabupaten Serdang Bedagai ada juga

sebagian pedagang membeli telur ayam ras di daerah Kecamatan Pantai Labu

Kabupaten Deli Serdang.

Peternak adalah produsen dari telur ayam ras yang memasarkan atau

menjual telur ke agen dan pedagang pengecer. Peternak langsung menjual telur

tanpa proses sortir. Jumlah responden peternak di Kabupaten Serdang bedagai ada

5 responden yang berasal dari Pantai Labu dan Sei Bamban. Jadi peternak skala

usaha menengah dan besar berada di daerah Pantai Labu dan merekalah yang

mensuplai sebagian besar kebutuhan telur di Kabupaten Serdang Bedagai. Dalam

penelitian ini tergambar bahwa masing-masing peternak sudah mempunyai

langganan sendiri

Agen adalah lembaga pemasaran yang membeli telur ayam ras dari

peternak dan menjual telur ayam ras ke pedagang pengecer. Pedagang pegumpul

dari penelitian ini terdapat 4 responden yang membeli telur dari peternak

langsung.

Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli telur ayam ras dari

peternak dan agen. Dalam penelitian ini pedagang pengecer yang dipilih sebagai

sampel adalah pedagang yang berada di Pasar Tanjung Beringin, Pasar Sei

33
34

Rampah, Pasar Dolok Masihul, Pasar Baru Perbaungan dan Pasar Lama

Perbaungan di daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

Konsumen adalah pihak terakhir di dalam saluran pemasaran telur ayam

ras yang mengkonsumsi langsung telur ayam ras.

Saluran Pemasaran

Dalam kegiatan pemasaran telur ras di pasar Kabupaten Serdang Bedagai

terdapat dua saluran pemasaran yang menghubungkan produsen dan konsumen

dalam menyampaikan hasil produksi. Hal tersebut dilihat pada tabel berikut:

Saluran Pemasaran I

Peternak Pedagang Pengecer Konsumen

Gambar 2. Skema Saluran Pemasaran tingkat I

Jenis pemasaran berdasarkan gambar 2, ialah pemasaran satu tingkat

karena saluran ini hanya menggunakan satu lembaga perantara yakni pedagang

pengecer telur ayam ras. Peternak telur ayam ras pada saluran ini jumlah yang

cukup banyak. Penyalur telur pada saluran ini berasal dari peternak kepedagang

pengecer yang berada tidak jauh dari lokasi peternakan.

Peternak Agen Pedagang Pengecer Konsumen

Gambar 3. Skema Saluran Pemasaran tingkat II

Jenis pemasaran berdasarkan gambar 3, ialah pemasaran dua tingkat

karena saluran ini menggunakan dua lembaga perantara yakni agen dan pedagang

pengecer. Peternak ini memasarkan telur ayam ras dalam jumlah banyak sehingga

memasarkannya melalui agen dan agen memasarkan telur ayam ras ke pedagang

pengecer dengan cara mengangkut telur kepasar dengan menggunakan pick up.

34
35

Margin Pemasaran

Margin pemasaran merupakan selisih harga yang diterima oleh peternak

telur ayam ras dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen yang membeli telur

ayam ras. Margin pemasaran suatu komoditas terdiri dari biaya pemasaran yang

dikeluarkan oleh masing-masing lembaga pemasaran serta biaya yang diterima

oleh peternak telur ayam ras dan lembaga-lembaga pemasaran. Untuk dapat

mengetahui pengeluaran setiap pelaku pemasaran maka perlu dilakukan analisis

margin pemasaran pada setiap saluran pemasaran.

Tabel 16. Biaya pemasaran telur ayam ras yang dikeluarkan oleh setiap lembaga
pemasaran pada saluran tingkat I
Biaya Pemasaran Saluran Tingkat I
Jumlah Telur Biaya Biaya
Terjual Pemasaran Rata-rata
No Jenis (Butir/bulan) (Rp/bulan) (Rp/butir)
1 Peternak (196.000) 784.000
a. Tray Karton @600 10.080.000
b. Tali 122 @8.000 3.904.000
Jumlah 13.984.000 17,837
pedagang pengecer
2 (24.600) 98.400
a. Tenaga Kerja 800.000
b. Sewa Tempat 100.000
c. Kebersihan 37.333
d. Tali 33.333
e. Plastik 46.666
f. Tranportasi 280.000
Jumlah 1.297.332 13,184
Total Biaya Pemasaran 15.281.332 31,021

Berdasarkan Tabel 16, biaya saluran pemasaran I yang dikeluarkan oleh

peternak sebesar Rp. 13.984.000,- per bulan dengan jumlah penjualan sebesar

784.000 butir maka biaya rata-rata per butir adalah Rp. 17,837. Biaya pemasaran

peternak meliputi biaya tray karton sebesar Rp. 10.080.000,- per bulan dan biaya

tali sebesar Rp. 3.904.000,- per bulan.

35
36

Berdasarkan Tabel 16, saluran pemasaran tingkat I pedagang pengecer

sebesar Rp. 1.297.332,- per pulan dengan jumlah penjualan sebesar 98.400 butir

maka biaya rata-rata per butir adalah Rp. 13,184. Biaya pemasaran pedagang

pengecer meliputi biaya tenaga kerja Rp. 800.000,- per bulan, biaya sewa tempat

sebesar Rp. 100.000,- per bulan, biaya kebersihan sebesar Rp. 37.333,- per bulan,

biaya tali sebesar Rp. 33.333,- per bulan dan biaya plastik Rp. 46.666,- per bulan.

Total biaya pemasaran untuk saluran pemasaran I sebesar Rp. 15.281.332,- per

bulan dan biaya perbutir sebesar 31,021. Vicky (2020) menyatakan rendahnya

biaya pemasaran saluran tingkat I di karenakan lembaga pemasaran yang dilalui

sangat sedikit sehingga tidak mengeluarkan biaya pemasaran yang terlalu banyak.

Tabel 17. Biaya pemasarn telur ayam ras yang dikeluarkan oleh setiap lembaga
pemasaran pada saluran tingkat II
Biaya Pemasaran Tingkat II
Jumlah Biaya Biaya
Jenis Telur Pemasaran Rata-rata
No (Butir/bulan) (Rp/bulan) (Rp/butir)
1 Peternak (728.000) 2.912.000
a. Tray Karton @600 55.200.000
b. Tali (283) @8.000 9.056.000
Jumlah 64.256.000 22,066
2 Agen (180.600) 722.400
b. Tenaga Kerja (4) 6.000.000
c. Transportasi 5.400.000
d. Konsumsi 1.216.000
Jumlah 12.616.000 17,464
Pedagang Pengecer
3 (34.200) 136.800
a. Tenaga Kerja (1) 1.000.000
b. Sewa Tempat 100.000
c. Kebersihan 42.000
d. Tali 32.000
e. Plastik 51.700
Jumlah 1.225.700 8,960
Total Biaya Pemasaran 78.097.700 48,490

36
37

Berdasarkan Tabel 17, saluran pemasaran kedua terdiri dari peternak yang

berasal dari Kecamatan Pantai labu dan Kecamatan Sei Bamban dan pedagang

pengecer yang ada di Pasar Tanjung Beringin, Pasar Sei Rampah, Pasar Dolok

Masihul, Pasar Baru Perbaungan dan Pasar Lama Perbaungan. Biaya pemasaran

yang dikeluarkan oleh peternak sebesar Rp. 64.256.000,- per bulan dengan jumlah

penjualan telur sebesar 2.912.000 butir maka biaya rata-rata per butir Rp. 22,066.

Biaya pemasaran yang dikeluarkan peternak terdiri dari biaya tray karton sebesar

Rp. 55.200.000,- per bulan dan tali sebesar Rp. 9.056.000,- per bulan. Sehingga

total biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh peternak sebesar Rp. 64.256.000.-

per bulan.

Berdasarkan Tabel 17, biaya saluran kedua agen sebesar Rp. 12.616.000,-

per bulan dengan jumlah telur yang dipasarkan 722.400 butir maka biaya rata-rata

per butir adalah 17,464. Biaya pemasaran yang dikeluarkan agen meliputi biaya

tenaga kerja untuk 4 orang sebesar Rp. 6.000.000,- per bulan, biaya transportasi

sebesar Rp. 5.400.000,- per bulan dan biaya konsumsi sebesar Rp. 1.216.000,- per

bulan. Sehingga total biaya pemasaran yang dikeluarkan agen Rp. 12.616.000,-

per bulan.

Berdasarkan Tabel 17, biaya saluran kedua pemasaran pedagang pengecer

sebesar Rp. 1.225.700,- per bulan dengan jumlah telur yang dipasarkan sebesar

136.800 butir maka biaya rata-rata perbutir sebesar Rp. 8,96. Biaya pemasaran

yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer meliputi biaya tenaga kerja 1 orang

sebesar Rp. 1.000.000,- per bulan, biaya sewa tempat Rp. 100.000,- per bulan,

biaya kebersihan sebesar Rp. 42.000,- per bulan, biaya tali sebesar Rp. 32.000,-

per bulan dan biaya plastik sebesar Rp. 51.700,- per bulan. Total biaya pemasaran

37
38

untuk saluran pertama sebesar Rp. 78.097.700 per bulan dengan biaya per butir

adalah Rp. 48,490. Daniel (2002) menyatakan bahwa semakin panjang rantai

pemasaran dan semakin banyak perantaraan yang terlibat dalam pemasaran, maka

biaya pemasaran semakin tinggi.

Tabel 18. Margin Pemasaran


Saluran Pemasaran
Uraian 1 2
Nilai (Rp/butir) Nilai (Rp/butir)
Peternak
Harga Jual 1.200 1.200
Biaya Pemasaran 17,837 22,066
Agen
Harga Beli 1.200
Biaya Pemasaran 17,464
Harga jual 1.300
Keuntungan 82,536
Margin 100
Pedagang pengecer
Harga Beli 1.200 1.300
Biaya Pemasaran 13,184 8,960
Harga Jual 1.341 1.470
Keuntungan 127,816 161,04
Margin 141 170
Total Biaya Pemasaran 31,021 48,490
Total Keuntungan 127,29 243,576
Total Margin 141 271

Berdasarkan Tabel 18, kedua saluran pemasaran telur ayam ras yang ada

di Kabupaten Serdang Bedagai biaya pemasaran terbesar ditanggung oleh saluran

pemasaran II sebesar Rp. 48,490. Hal ini karena rantai pemasaran yang melalui

dua lembaga pemasaran dan jumlah yang diperjualbelikan sangat banyak.

Sementara biaya yang ditanggung oleh jalur pemasaran I sebesar Rp. 31,021 yang

merupakan rantai pemasaran yang terpendek.

38
39

Berdasarkan Tabel 18, keuntungan pemasaran terbesar terdapat pada

saluran pemasaran II sebesar Rp. 243,576 karena merupakan rantai pemasaran

terpanjang. Keuntungan terkecil terdapat pada saluran pemasaran tingkat I sebesar

Rp. 127,29.

Berdasarkan Tabel 18, margin pemasaran terbesar terdapat pada saluran

pemasaran II yaitu sebesar Rp. 270 karena saluran pemasaran II merupakan rantai

terpanjang dari pada saluran I. Margin pemasaran terkecil terdapat pada jalur I

yaitu sebesar Rp.141 karena pada jalur ini peternak langsung menjual telur ayam

ras kepada pedagang pengecer. Indriyo (2001) menyatakan semakin panjang dan

semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran akan

semakin besar total margin yang di dapat oleh pelaku pemasaran, sebaliknya

semakin pendek dan sedikit lembaga pemasaran semakin kecil total margin yang

di dapatkan lembaga pemasaran

Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan perbandingan harga antara peternak dengan

harga konsumen, dan pada umumnya dinyatakan oleh persentase. Besar kecil

Farmer’s share ditentukan oleh panjang saluran pemasaran dan besarnya harga

jual yang dibayarkan oleh konsumen..

Tabel 19. Analisis Farmer’s share pada saluran pemasaran telur ayam ras di
Kabupaten Serdang Bedagai
Harga di Tingkat Harga di Tingkat
Saluran Farmer's Share
Peternak Konsumen
Pemasaran (%)
(Rp/butir) (Rp/butir)
1 1.200 1.341 89,485
2 1.200 1.470 81,632

Berdasarkan Tabel 19, menunjukkan bahwa Share Harga (Farmer’s

Share) terbesar pada saluran pemasaran I yaitu sebesar 89,485%, artinya peternak

39
40

menerima harga 89,485% dari harga yang dibayarkan konsumen. Sedangkan

saluran II memperoleh nilai Farmer’s share terendah yaitu sebesar 81,632%.

Menurut Natali (2015) berdasarkan teori ekonomi bahwa apabila Farmer’s share

lebih besar dari 50% maka pemasaran sudah dianggap efesien. Pada tabel 19,

bahwa nilai Farmer’s share dari setiap saluran pemasaran telur ayam ras di pasar

tradisional Kabupaten Serdang Bedagai adalah lebih besar dari 50% yang artinya

efisien. Maria dan Setiyowati (2019) menyatakan semakin pendek rantai

pemasaran maka akan semakin besar nilai Farmer’s share dan semakin efisien.

Rasio Keuntungan dan Biaya

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran

dalam menyalurkan telur ayam ras dari peternak ke konsumen akhir yang

dinyatakan dalam rupiah per butir. Sedangkan keuntungan lembaga pemasaran

merupakan selisih antara margin pemasaran dengan biaya yang dikeluarkan

selama proses pemasaran. Analisis rasio keuntungan per biaya dapat digunakan

untuk mengetahui apakah kegiatan pemasaran yang dilakukan memberikan

keuntungan kepada pelaku pemasaran.

Tabel 20. Analisis rasio keuntungan terhadap biaya


Lembaga Pemasaran Keuntungan (Rp/Butir) Biaya (Rp/Butir) π/C
Saluran I
Peternak 1.200
Pedagang Pengecer 127,816 13,184 9,64
Total 127,816 13,184 9,64
Saluran II
Peternak 1.200
Agen 82,536 17,464 4,72
Pedagang Pengecer 161,04 8,960 17,97
Total 243,576 26,424 9,21
Berdasarkan Tabel 20, Pada saluran I total yang dikeluarkan oleh

pedagang pengecer adalah sebesar Rp. 13,184 per butir sedangkan keuntungan

40
41

adalah sebesar Rp. 127,816 per butir. Maka rasio keuntungan biaya adalah sebesar

Rp. 9,64 per butir. Pada saluran II total biaya yang dikeluarkan per butir telur

adalah sebesar Rp. 26,424. Biaya terbesar ditanggung oleh agen yaitu sebesar Rp.

17,464 per butir, biaya pemasaran terendah ditanggung oleh pedagang pengecer

adalah sebesar Rp. 8,960 per butir. Keuntungan terbesar diperoleh pedagang

pengecer yaitu sebesar Rp. 161,04 perbutir, sedangkan terendah diperoleh agen

yaitu sebesar Rp. 82,536 per butir. Siti (2009) menyatakan keuntungan yang

diterima oleh produsen dan lembaga pemasaran berbeda-beda. Keuntungan

diperoleh dari selisih margin pemasaran dan biaya pemasaran.

Efesiensi Pemasaran Telur Ayam Ras

Tabel 21. Nilai efesiensi pemasaran pada saluran pemasaran telur ayam ras di
Kabupaten Serdang Bedagai
Nilai Produk Nilai Efisiensi
Lembaga Pemasaran Biaya (Rp/butir)
(Rp/butir) (Rp/butir)
Saluran I
Peternak 17,837 1.200 0,015
Peadagang Pengecer 13,184 1.341 0,010
Saluran II
Peternak 22,066 1.200 0,018
Agen 17,464 1.300 0,013
Pedagang Pengecer 8,960 1.470 0,006

Berdasarkan rumus Downey dan Erickson (1992) sistem pemasaran dapat

dikatakan efisien apabila nilai efisiensi pemasarannya adalah < 1 yang artinya

efisien. Pada Tabel 20, bahwa nilai efesien dari semua lembaga pemasaran di

pasar tradisional Kabupaten Serdang Bedagai sudah efisien yaitu < 1. Cahyono

(2015) menyatakan mengenai rantai pemasaran yang pendek akan efisien karena

tingkat harga yang diperoleh petani/peternak produsen lebih tinggi dan tingkat

harga di tingkat konsumen dapat lebih rendah.

41
42

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Serdang Bedagai

terdiri dari 2 saluran pemasaran, saluran pemasaran tingkat I dan saluraran

pemasaran II yaitu terdiri dari peternak, agen dan pedagang pengecer.

Karakteristik usia dari pedagang pengecer 53% berusia 15-40 tahun, usia agen

75% berusia 41-65 tahun dan usia peternak 60% berusia 41-65 tahun, tingkat

pendidikan terakhir pedagang pengecer SMA 89%, agen SMA 100% dan peternak

SMA 60% serta sudah berpengalaman dalam berdagang dan beternak telur ayam

ras.

Margin pemasaran terkecil pada saluran I yaitu Rp. 141,- perbutir,

farmer’s share saluran I menempati nilai tertinggi yaitu sebesar 89,485% dan

keuntungan biaya terbesar adalah saluran pemasaran I. Efisiensi pemasarannya

bahwa saluran tingkat I dan tingkat II pemasaran sudah efisien dengan nilai < 1.

Saran

Dari hasil penelitian sebaiknya konsumen memilih saluran pemasaran

tingkat I dimana konsumen mendapatkan harga yang lebih rendah.

42
43

DAFTRA PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


PT.Rineka Cipta, Jakarta.

Asmarantaka, R.W. 2012. Pemasaran Agribisnis (Agrimarketing). Depertemen


Agribisnis FEM-IPB, Bogor.

Badan Pusat Statistika. 2020. Serdang Bedagai Dalam Angka Keadaan Geografi
dan Iklim. Kabupaten Serdang Bedagai.

Badan Pusat Statistik. 2020. Serdang Bedagai Dalam Angka Sensus Penduduk.
Kabupetn Serdang Bedagai.

Badan pusat statistik 2020. Serdang Bedagai Dalam Angka Keuangan dan Harga.
Kabupaten Serdang Bedagai. .

Butarbutar, Nicolar.,B. Rorimpandey., R.A.J Legrans. 2014. Analisis Keuntungan


Pedagang Pengecer Daging Sapi di Pasar Tradisional Kota Manado.
Jurnal Zootek, 34 (1) :48-61

Cahyono, B. 2015. Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.

Dahl, D., and Hammond, J. 1997. Market and Price Analysis. Agricultura
Industries. New York: McGraw-Hill Book Company

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Daryanto, A. 2010. Revitalisasi Pasar Tradisional. Gramedia pustaka Utama.


Jakarta.

Djaslim, S. 2002. Intisari Pemasaran dan Unsur Pemasaran. Penerbit Lindakarya.


Bandung.

Downey, D. dan Erikson, S. 1992. Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga.


Jakarta.

Erlina. 2011. Metodologi penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Fakultas
Ekonomi. USU. Medan.

Favan, A.R. 2020. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Pedagang Sektor Informal di Pasar Legi. Blitar

Firdausa dan Arianti. 2013. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan Jam kerja
Terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintaro Demak
Diponegoro. Journal Of Economy. Volume 2, No 1

Hasyim, A.I. 2012. Tataniaga Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

43
44

Hendrayani, E. dan Febrina, D. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Motivasi Beternak Sapi di Desa Koto Benai Kabupaten
Singingi. Jurnal Ilmu Ternak, Juni 2010,10 (1) : 7-13

Indriyo, G. 2014. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: IKAPI

Indriyo, G. 2001. Akuntasi Biaya. Edisi Ketujuh. Penerbit BPEE. Yogyakarta.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana Prenada Media Group.


Jakarta.

Komala, I. 2008. Kandungan Gizi Produk Peternakan. Student Master Animal


Science, Fac. Agriculture-UPM.

Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi dua belas Bahasa Indonesia. Jilid 1,
PT Indeks, Jakarta.

Lestari, T. 2009. Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup Petani.
Skripsi. Bogor. Institute Pertanian Bogor.

Maria, H., dan Setiyowati. 2019. Rantai Pemasaran Ayam Kampung Super di
Kabupaten Lampung Timur. Fakultas Pertanian. Universitas Tulang
Bawang Lampung. Bandar Lampung. Volume 3, No1

Mat, I.E.N dan Razak R.C. 2011. Atribut Lingkungan Dan Aktivitas
Kewirausahaan Wanita. Ilmu Sosial. Volume 7, No 9

Mutiara, N. 2016. Buku Pengetahuan Bahan Pangan. Universitas Yogyakarta.


Yogyakarta

Moehar. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Nainggolan, J. D. 2017. Efesiensi Pemasaran Telur Ayam Ras di Kota Medan.


Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Natali, D. A., M. Harisudin dan R. K. Adi. 2015. Analisis Pemasaran Beras di


Kabupaten Klaten. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Nurmanaf, 2003. Keseimbangan Produksi-Konsumsi Telur dan Variasinya Antar


Provinsi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi. Bogor

Philip, K., et. al. 2005. Manajemen Pemasaran. Sudut Pandang Asia; PT Indeks.
Jakarta.

Pinto, R. M., Hapsari. T. D. dan Hartadi, R 2016. Kajian Pemasaran Telur Ayam
Ras dan Prospek Pengembangannya di Perusahaan Gracia Fram Timor
Leste. Jurnal Ilmiah. Universitas Jember.

44
45

Putra, B. 2009. Analisis Tataniaga dan Elastisitas Transmisi Harga dan CPO
Internasional Terhadap Harga TBS (Tandan Buah Segar) Kelapa Sawit.
Studi Kasus Desa Mananti Sosa Kabupaten Padang Lawas. Skripsi USU

Putri A.D., dan Setiawati, N.D. 2013 Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan
Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin di Desa Bebandem.

Sarwono, B. 1994. Pengawetan dan Pemanfaatan Telur. Cetakan Keenam.


Penebar Swadaya. Jakarta. Soekartawi, Soeharjo, A., Dillon, J. L. dan
Hardaker, J. B. 1986. Ilmu Usahatani. Ui-Perss, Jakarta.

Sediaoetama. 2006. Ilmu Gizi. Jilid 1. Cetakan Keenam. Dian Rakyat ; Jakarta.
Sugiyono 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Cv. Alfaveta.
Bandung.

Sekretariat Jendral-Kementrian Pertanian. 2019. Outlook Telur. Pusat Data dan


Sistem Informasi Pertanian.

Setiaji, K. dan Ana, L.F. 2018. Pengaruh Modal, Lama Usaha Dan Lokasi
Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Pasca Relokasi. Jurnal Pendidikan
Dan Bisnis. Volume 6, No 1

Shinta, A. 2011. Manajemen Pemasaran. UB Press: Malang

Siti, H. 2009. Analisis Margin Pemasaran Ubi Kayu (Manihot utilissima) (Studi
Kasus Di Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri ). Fakultas
Pertanian. Universitas Sebelas Maret.

Soekartawi. 1989. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasinya.


Penerbit Rajawali. Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. UI-Press. Jakarta.

Sudaryani, T. 2003. Kualitas Telur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Malang: Penerbit UMM Press Malang

Sumiati. 2011. Analisis Kelayakan dan Faktor-Faktor Yang Memotivasi Petani


Dalam Kegiatan- Kegiatan Agroforestri. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Bogor

Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Muhammadiyah University Press.


Malang.

Sunarto. 2006. Pengantar Manajemen Pemasaran. UST Press. Yogyakarta.

Vicky, W. 2020. Analisis Pemasaran Wortel Di Desa Lingga Kecamatan Simpang


Empat. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

45
46

Yusran dan Indah, S. 2013. Strategi Pemasaran 1. Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Jakarta.

Wawan, A. dan Dewi. 2010. Teori Pengukuran Pengetahuan dan Perilaku


Manusia. Penerbit Nuhamedika. Yogyakarta.

46
47

LAMPIRAN

Lampiran 1. Profil Pedagang Pengecer Telur Ayam Ras di Pasar Tradisional Kabupaten Serdang Bedagai
No Nama Jenis Kelamin Umur (tahun) Pendidikan Pengalaman Usaha (tahun) Sumber Telur
1 Dendi Aron Siagian P 38 SMA 2 Agen
2 Rani Lubis W 48 SMA 3 Agen
3 Shofi W 55 SMA 1 Agen
4 Arwi Teguh Ginting P 25 SMA 1 Agen
5 Leli W 48 SMA 2 Agen
6 Sonia W 49 D3 4 Agen
7 Hamri Pulang P 43 SMA 10 Agen
8 Selly W 30 SMA 5 Agen
9 Sapri P 65 SMA 30 Agen
10 Budi P 25 SMA 2 Agen
11 Santi W 58 SMA 15 Agen
12 Eva W 32 SMA 3 Agen
13 Idris P 26 SMA 10 Peternak Pantai Labu
14 Acong P 65 SMA 15 Peternak Pantai Labu
15 Yudi P 54 SMA 6 Peternak Pantai Labu
16 Nur Hasanah W 25 S1 1 Peternak Sei Bamban
17 Hendra P 40 SMA 4 Peternak Pantai Labu
18 Fatimah W 35 SMA 2 Peternak Pantai Labu
19 Rudi P 30 SMA 4 Peternak Pantai Labu

47
48

Lampiran 2. Profil Agen Telur Ayam Ras di Pasar Tradisional Kabupaten Serdang Bedagai
No Nama Jenis Kelamin Umur (tahun) Pendidikan Pengalaman Usaha (tahun) Sumber Telur
1 Edi P 50 SMA 15 Peternak Sei Bamban
2 Rini W 40 SMA 22 Peternak Pantai Labu
3 Aldo P 45 SMA 18 Peternak Pantai Labu
4 Ahwi P 50 SMA 13 Peternak Pantai Labu

Lampiran 3. Profil Peternak Ayam Ras


No Nama Jenis Kelamin Umur (tahun) Pendidikan Pengalaman Usaha ( tahun)
1 Agoan Pohok P 58 S1 56
2 Asan P 50 S1 20
3 Awi P 36 SMA 18
4 Jhon P 71 SMA 30
5 Cing Hong P 65 SMA 22

48
49

Lampiran 4. Data Pengecer Pada Saluran I


REKAPITULASI PEDAGANG PENGECER SALURAN TINGKAT I
Jumlah beli
Harga Jumlah Harga
telur ayam Biaya
No Nama Lokasi penjualan Dari beli jual jual
ras (Rupiah/minggu)
(Rupiah) (butir/minggu) (Rp/butir)
(butir/minggu)
1 Idris (25) 4.500 Pasar Baru Perbaungan Peternak 1.200 Sewa Tempat : 25.000 4.500 1.400
Tenaga Kerja : -,
Transportasi : 70.000
Kebersihan : 14.000
Tali : 8.000
Plastik : 10.000
2 Yudi (54) 5.400 Pasar Baru Perbaungan Peternak 1.200 Sewa Tempat : 25.000 5.400 1.350
Tenaga Kerja : -,
Transportasi : 70.000
Kebersihan : 14.000
Tali : 12.000
Plastik : 10000
Pasar Lama
3 Acong (70) 2.700 Peternak 1.200 Sewa Tempat : 25.000
Perbaungan 2.700 1.300
Tenaga Kerja : -,
Transportasi : 70.000
Kebersihan : 7.000
Tali : 5.000
Plastik : 10.000

49
50

4 Hendra (40) 6.600 Pasar Dolok Masihul 1.200 Sewa Tempat : 25.000 6.600 1.350
Tenaga Kerja :
250000
Transportasi : 70.000
Kebersihan : 7.000
Tali : 10.000
Plastik : 15.000
5 Fatimah (35) 2.400 Pasar Dolok Masihul Peternak 1.200 Sewa Tempat : 25.000 2.400 1.300
Tenaga Kerja : -,
Transportasi : 70.000
Kebersihan : 7.000
Tali : 5.000
Plastik : 10.000
6 Rudi (30) 3.000 Pasar Dolok Masihul Peternak 1.200 Sewa Tempat : 25.000 3.000 1.350
Tenaga Kerja :
250.000
Transportasi : 70.000
Kebersihan : 7.000
Tali : 10.000
Plastik : 15.000
Total 24.600 24.600
Rata-rata 4.100 1.200 4.100 1.341

50
51

Lampiran 5. Data Pengecer Pada Saluran II


REKAPITULASI PEDAGANG PENGECER SALURAN II
Jumlah beli
Jumlah Harga
telur ayam Harga beli Biaya
No Nama Lokasi penjualan Dari jual Jual
ras (Rupiah) (Rupiah/minggu)
(butir/minggu) (Rp/butir)
(butir/minggu)
1 Dendi Aron (38) 1.800 Pasar Tanjung Beringin Agen 1.300 Sewa Tempat : 25.000 1.800 1.500
Tenaga Kerja : -,
Trasportasi : 70.000
Kebersihan : 14.000
Tali : 8.000
Plastik : 10.000
2 Rani Lubis (48) 1.200 Pasar Tanjung Beringin Agen 1.300 Sewa Tempat : 25.000 1.200 1.500
Tenaga Kerja : -,
Trasportasi : 70.000
Kebersihan : 14.000
Tali : 8.000
Plastik : 10.000
3 Shofi (55) 1.200 Pasar Dolok Masihul Agen 1.300 Sewa Tempat : 25.000 1.200 1.500
Tenaga Kerja :
250.000
Trasportasi : 70.000
Kebersihan : 7.000
Tali : 8.000
Plastik : 10.000

51
52

4 Arwi (25) 1.500 Pasar Dolok Masihul Agen 1.300 Sewa Tempat : 25.000 1.500 1.500
Tenaga Kerja : -,
Trasportasi : 70.000
Kebersihan : 7.000
Tali : 8.000
Plastik : 10.000
5 Leli (48) 2.100 Pasar Sei Rampah Agen 1.300 Sewa Tempat : 25.000 2.100 1.500
Tenaga Kerja : -,
Trasportasi : 70.000
Kebersihan : 7.000
Tali : 8.000
Plastik : 10.000
6 Sonia (49) 4.200 Pasar Sei Rampah Agen 1.300 Sewa Tempat : 25000 4.200 1.500
Tenaga Kerja : -,
Trasportasi : 70000
Kebersihan : 7000
Tali : 8000
Plastik : 15000
7 Hamri (43) 4.200 Pasar Sei Rampah Agen 1.300 Sewa Tempat : 25.000 4.200 1.500
Tenaga Kerja : -,
Trasportasi : 70.000
Kebersihan : 7.000
Tali : 8.000
Plastik : 15.000

52
53

8 Sapri (65) 3.300 Pasar Baru Perbaungan Agen 1.300 Sewa Tempat : 25.000 3.300 1.450
Tenaga Kerja : -,
Trasportasi : 70.000
Kebersihan : 14.000
Tali : 8.000
Plastik : 15.000
9 Budi (55) 3.900 Pasar Baru Perbaungan Agen 1.300 Sewa Tempat : 25.000 3.900 1.400
Tenaga Kerja : -,
Trasportasi : 70.000
Kebersihan : 14.000
Tali : 80.00
Plastik : 15.000
10 Eva (30) 3.600 Pasar Baru Perbaungan Agen 1.300 Sewa Tempat : 25.000 3.600 1.400
Tenaga Kerja : -,
Trasportasi : 70.000
Kebersihan : 14.000
Tali : 8.000
Plastik : 15.000
11 Santi (58) 4.200 Pasar Baru Perbaungan Agen 1.300 Sewa Tempat : 25.000 4.200 1.450
Tenaga Kerja : -,
Trasportasi : 70.000
Kebersihan : 14.000
Tali : 8.000
Plastik : 15.000

53
54

12 Selly (30) 3.000 Pasar Lama Perbaungan Agen 1.300 Sewa Tempat : 25.000 3.000 1.450
Tenaga Kerja : -,
Trasportasi : 70.000
Kebersihan : 7.000
Tali : 8.000
Plastik : 15.000
Total 34.200 34.200
Rata-rata 2.850 1.300 2.850 1.470

Lampiran 7. Data Agen Telur Ayam Ras


REKAPITULASI AGEN
Jumlah beli telur
Harga beli Jumlah jual Harga jual
No Nama ayam Dari Biaya (rupiah/minggu)
(rupiah) (Butir/minggu) (Rp/butir)
ras (butir/minggu)
Tenaga kerja : 375.000
1 Edi 52.500 Peternak Sei Bamban 1.200 Transportasi : 300.000 42.000 1.300
Konsumsi : 84.000
Tenaga Kerja : 375.000
2 Rini 73.500 Peternak Pantai Labu 1.200 Transportasi : 250.000 67.200 1.300
Konsumsi : 70.000
Tenaga kerja : 375.000
3 Aldo 37.800 Peternak Pantai Labu 1.200 Transportasi : 500.000 33.600 1.300
Konsumsi : 70.000

54
55

4 Ahwi 42.000 Peternak Pantai Labu 1.200 Tenaga Kerja : 375.000 37.800 1.300
Transportasi : 300.000
Konsumsi : 80.000
Total 205.800 180.600
Rata-rata 51.450 1.200 45.150 1.300

Lampiran 6. Data Peternak Telur Ayam Ras


REKAPITULASI PETERNAK
Lama Usaha Produksi Produksi
No Nama Umur Tempat JumlahTernak Harga Jual
(Tahun) Telur/Hari Telur/Minggu
1 Agoan Pohok 58 Pantai Labu 40.000 56 40.000 280.000 1.200
2 Asan 50 Pantai Labu 15.000 20 10.000 70.000 1.200
3 Awi 36 Sei Bamban 50.000 18 50.000 350.000 1.200
4 Jhon 71 Sei Bamban 25.000 30 18.000 126.000 1.200
5 Cing Hong 65 Pantai Labu 22.000 22 14.000 98.000 1.200

55
56

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Pedagang Pengecer Telur Ayam Ras

Gambar 2. Agen Telur Ayam Ras

Gambar 3. Pengangkatan Telur Ayam Ras Oleh Agen

56
57

Gambar 4. Produsen Telur Ayam Ras

Gambar 5. Peternakan Telur Ayam Ras

57
58

Gambar 6. Pasar Tanjung Beringin

Gambar 7. Pasar Lama Perbaungan

Gambar 8. Pasar Baru Perbaungan

58
59

Gambar 9. Pasar Sei Rampah

Gambar 10. Pasar Dolok Masihul

59
60

KUISIONER PEDAGANG TELUR AYAM RAS

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021

60
61

LEMBAR KUISIONER UNTUK PEDAGANG TELUR


AYAM RAS
No. Responden :
Lokasi :

Nama Toko :
Pemilik :
Umur :
Jlh Tanggungan :
Pendidikan Terakhir :
Kapan Usaha dimulai :
Biaya Pemasaran

Keterangan Jumlah Biaya (Rp)


Sewa Toko
Tenaga Kerja
Transportasi
Kebersihan
Perlengkapan :
Tali
Papan Telur
Plastik
Total

Jumlah telur yang dibeli : ... (per hari / minggu)


Harga beli telur :
Dari siapa dibeli :
Sistem pembayaran : cash /hutang
Jumlah telur yang dijual : ... (per hari / minggu)
Harga jual telur :
Menjual ke siapa :
Sistem penjualan : cash / hutang
Apakah anda melakukan penyotiran :
a. Bagus / Busuk
b. Besar / Kecil

61
62

Siapa yang menyortir :

Berapa upah :

Apakah anda juga berdagang telur ayam kampung :

Berapa harga beli :

Berapa jumlah pembelian : ... (per hari / minggu)

Dari siapa dibeli :

Sistem pembayaran : cash / hutang

Jumlah telur yang dijual : ... (per hari / minggu)

Harga jual telur :

Menjual ke siapa :

Sistem penjualan : cash / hutang

Bagaimana anda memperoleh informasi tentang harga jual :

Bagaimana saudara menentukan harga jual :

Apakah saudara melakukan penyimpanan :


Jika ya
Berapa jumlah yang disimpan:
Berapa lama penyimpanan :
Berapa biaya penyimpanan :

Apakah anda menanggung resiko kebusukan :

Dengan ini saya menyatakan bahwa data yang diisikan di atas adalah
benar.
Kabupaten Serdang Bedagai, 2020
Disetujui Oleh

( )

62
63

KUISIONER PETERNAK TELUR AYAM RAS

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021

63
64

KUISIONER PETERNAK TELUR AYAM RAS

I. Biodata
No, Sampel :
Lokasi :

Nama :
Jenis Kelamin : Laki –laki Perempuan
Umur :
Jlh tanggungan :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan lain :
Pendapatan : /Bulan
Frekuensi pembelian : /Bulan
Jumlah permintaan : /Bulan
Barang subsitusi :

64
65

II. Pertanyaan
1. Sejak kapan memulai usaha
2. Berapa jumlah ternak
3. Apakah punya perusahaan mitra
4. Kalau ada mitra, apa jenis kemitraan
a. agen b. dagang c. inti plasma d. bentuk lain
5. apakah pernah menerima bantuan kredit
6. jika pernah berapa dan dari siapa
7. berapa bunganya
8. berapa banyak jumlah ayam yang dimiliki
9. berapa luas kandang
10. apa status lahan yang diusahakan (sewa / milik sendiri / garapan):
11. usaha tani telur ayam yang dilakukan
Kegiatan Dilakukan pada Dilakukan Upah TK
1 musim dengan tenaga (Rp/hari)
kerja

12. berapa produksi telur : ....butir/(hari/minggu)


13.apakah saudara selalu mengikuti informasi mengenai cara
meningkatkan produksi telur ayam:
14. jika pernah dari mana mendapatkannya :

15. aspek pemasaran


15.1. kemana hasil produksi dijual:
a. pedagang pengumpul c. melalui kelompok peternak
b. pengusaha makanan d. lainnya
15.2. biaya pemasaran yang ditanggung
a. pengangkutan c. pungutan

65
66

b. transportasi d. lainnya
15.3. apakah saudara mengalami kesulitan dalam memasarkan telur:
( ) ya, mengapa ...................
( ) tidak, mengapa ...............
15.4. kegiatan penjualan
a. berapa harga jual
b. kemana dijual
c. berapa jumlah penjualan
d. berapa harganya
e. bagaimana sistem pembayaran (utang/cash)
15.5. siapa yang menentukan harga jual:

15.6. apakah dilakukan penyortiran berdasarkan besar kecil:

15.7. apakah pekerjaan sampingan lain yang anda lakukan

15.8. berapa pendapatan dari hasil sampingan:

15.9. apa hambatan dalam mengembangkan produksi:

15.10. apa dukungan dalam mengembangkan produksi:

Dengan ini saya menyatakan bahwa data yang diisikan di atas adalah
benar.
Kabupaten Serdang Bedagai, 2020
Disetujui Oleh

( )

66

Anda mungkin juga menyukai