Laprak Komnum
Laprak Komnum
PENGENALAN MATLAB
Pada layar akan tampil apa yang tertulis di antara tanda petik
(teks), kemudian komputer menanti masukan data yang diikuti dengan
menekan enter melalui keyboard.
Contoh berikut ini menampilkan program perhitungan sederhana
dengan memasukkan data menggunakan kedua cara tersebut di atas.
Kedua contoh dijalankan pada layar utama MATLAB yang disebut
command window.
1
Contoh perhitungan luas persegi panjang A = p x l dengan cara inisialisasi
data.
>> data = 'persegi panjang'
data =
persegi panjang
>> panjang = 4
panjang =
4
>> lebar = 3
lebar =
3
>> luas = panjang * lebar
luas =
12
1.2.2 Komentar
Semua teks yang diawali dengan tanda persen „%‟ dianggap
sebagai pernyataan atau komentar atau keterangan atau catatan. Tujuannya
adalah untuk memberi keterangan agar lebih mudah memahami maksud
dan kegunaan suatu bagian program.
3
1.2.3 Key Words atau Reserved Words
Key words atau reserved words merupakan kata-kata yang
mempunyai arti khusus dalam MATLAB.
a. Variabel Khusus
Misalnya:
pi 3.14
ans nama variabel untuk hasil apapun (default)
inf bilangan tak berhingga, 1/0
NaN atau nan not a number, 0/0
i dan j imaginer
b. Fungsi
MATLAB banyak menyediakan fungsi (function) yang dapat
digunakan untuk berbagai perhitungan. Fungsi-fungsi yang telah
disediakan oleh MATLAB antara lain:
Fungsi-fungsi trigonometri dan matematika dasar
sqrt(x) akar pangkat dua dari x
abs(x) bilangan mutlak (nilai positif) dari x
sin(x) sinus dari x --> cos(x), tan(x), sinh(x), cosh(x),
tanh(x)
log(x) logaritma natur dari x
log10(x) logaritma basis 10 dari x
exp(x) eksponensial dari x
4
function A = luas (p,l)
% menghitung luas persegi panjang
A = p*l;
5
1.5 Hasil dan Pembahasan
6
Pada praktikum ini dilakukan dua tahap percobaan, yaitu percobaan
menggunakan fungsi-fungsi trigonometri dan matematika dasar pada bagian
command window dan menggunakan M-File (function) pada bagian editor.
Pada tahap pertama diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1.1. Terlihat pada hasil yang diperoleh, menggunakan fungsi-fungsi
tertentu dapat mempermudah dalam menghitung suatu operasi matematika dasar
seperti pada mencari nilai akar pangkat dua dari x, algoritma natur dari x, serta
eksponensial dari x.
Kemudian pada tahap kedua, dilakukan operasi pencarian luas dan
volume. Pada operasi pencarian luas, dilakukan pencarian luas lingkaran dengan
rumus . Pada kasus ini memiliki dua input, yaitu dengan nilai 3,14 dan r
untuk jari-jari. Rumus yang telah diketahui diletakkan pada bagian editor M-File
(function). Untuk menjalankan sistem maka simpan terlebih dahulu file di editor
tersebut dan tekan F5 atau Run. Selain dengan cara tersebut, dapat juga
dilakukan dengan menuliskan nama function yang digunakan seperti pada
Gambar 1.2. kemudian tekan enter dan MATLAB menampilkan hasil dari luas
lingkaran sesuai dengan input yang kita berikan.
Sama halnya dengan operasi luas, operasi volume juga melakukan
peninjauan rumus yang akan dicari kemudian diletakkan pada bagian editor serta
disimpan terlebih dahulu. Operasi volume yang dilakukan menggunakan volume
tabung dengan rumus dengan phi adalah 3.14, r adalah jari-jari, dan t
adalah tingi. Dikarenakan yang diketahui diameternya saja, maka sebelumnya
dilakukan pengoperasian untuk diameter dijadikan ke jari-jari dengan rumus
diameter dibagi 2. Seperti halnya luas, kemudian dilakukan run pada file
function di bagian command window. Hasil operasi volume ini dapat dilihat pada
Gambar 1.3.
1.6 Kesimpulan
7
PERCOBAAN 2
VEKTOR DAN MATRIKS
2.2.2 Vektor
Di dalam MATLB, vektor adalah sekumpulan data yang
membentuk hanya satu baris atau satu kolom. Penulisan elemen dilakukan
di dalam kurung siku [ ] yang dipisahkan dengan spasi atau titik koma.
Pengecualian berlaku hanya untuk penulisan data yang berbentuk deret
dengan pola tertentu. Vektor dapat mengalami operasi dengan skalar juga
dengan vektor lain asalkan mempunyai dimensi yang sama.
(i) Bentuk deret sederhana
Bentuk umum penulisan data dengan pola tertentu atau deret yang
sederhana.
variabel = n : m
2.2.3 Matriks
(i) Operasi Matriks
Matriks merupakan himpunan data yang membentuk beberapa baris dan
kolom. Matriks dapat terbentuk dari gabungan 2 vektor atau lebih yang
berdimensi sama. Dengan demikian, aturan operasi penjumlahan dan
pengurangan yang berlaku pada vektor juga berlaku untuk matriks.
Perkalian antara 2 buah matriks harus memenuhi aturan banyaknya kolom
pada matriks pertama harus sama dengan banyaknya baris pada matriks
kedua.
Contoh : Matriks dan Operasinya
>> r = [1 2 3; 2 3 4];
>> s = [3 4 5; 4 5 6];
>> t
= r
+ s
t =
4 6 8
6 8 10
>> u = s - r
u =
2 2 2
2 2 2
>> a
=
2*r
a =
2 4 6
4 6 8
>> b = s/4
b =
0.7500 1.0000 1.2500
1.0000 1.2500 1.5000
>> c = r*s
??? Error using ==> *
Inner matrix dimensions must agree.
10
>> c = r*s' % jumlah baris r harus sama dengan jumlah kolom s
c =
26 32
38 47
>> d = a^2
??? Error using ==> ^
Matrix must be square.
>> d = a.^2
d =
4 16 36
16 36 64
(ii) Pengalamatan
Merupakan cara penulisan yang digunakan untuk menampilkan atau
mendefinisikan ulang suatu data atau sekumpulan data pada vektor atau
matriks, ditulis dalam bentuk umum:
variabel(i,j)
dengan i menunjukkan baris dan j menunjukkan kolom vektor dan matriks.
Contoh pengalamatan vektor atau matriks:
x(2) menunjukkan elemen kedua vektor x
y(3) menunjukkan elemen ketiga vektor y
r(2,1) menunjukkan elemen matriks r pada baris kedua kolom
pertama
t(3,2) menunjukkan elemen matriks t pada baris ketiga kolom kedua
s(:,2) menunjukkan semua elemen matriks s pada kolom kedua
u(1,:) menunjukkan semua elemen matriks u pada baris pertama
Bentuk-bentuk khusus yang lain diantaranya: eye, rand, magic. Ada pula
manipulasi matriks untuk mengubah susunan matriks untuk rotasi (rot),
mengubah letak dari kiri ke kanan (fliplr), mengubah letak dari atas ke
bawah (flipud), dsb.
12
ans =
3 8 15
8 15 24
>> r./s
ans =
0.3333 0.5000 0.6000
0.5000 0.6000 0.6667
>> r.^s
ans =
1 16 243
16 243 4096
13
2.5 Hasil dan Pembahasan
Gambar 2.1 Hasil Percobaan Penjumlahan Dan Pembagian Matriks Ordo 2x3
Gambar 2.2 Hasil Percobaan Perkalian Dan Penguadratan Matriks Ordo 2x3
14
Praktikum ini membahas tentang vektor dan matriks dengan
memanfaatkan aplikasi MATLAB. Aplikasi MATLAB dapat beroperasi
menggunakan vektor dan matriks sesuai dengan data yang kita input.
Untuk membuat vektor dan matriks dimanfaatkan kurung siku ( [ ] )
kecuali dalam pembuatan deret. Setiap angka untuk vektor dipisahkan dengan
spasi, sedangkan untuk pemisahan antar baris dapat menggunakan tanda titik
koma (;) seperti yang terlihat pada hasil percobaan pada Gambar 2.1 dan 2.2.
dalam operasi matriks tersebut dimulai melalui input data terhadap matriks yang
akan dioperasikan. Kemudian barulah kita membuat rumus yang kita inginkan,
seperti pada penjumlahan kita misalkan sebagai C dengan rumus A+B. Begitu
pula dengan pembagian, perkalian, dan penguadratan. Namun, pada
penguadratan dan perkalian memiliki model rumus berbeda dari operasi
perkalian dan penguadratan biasa. Untuk operasi perkalian matriks, digunakan
tanda petik satu di belakang persamaan seperti A*B‟. Sedangkan untuk operasi
penguadratan matriks ditambahkan tanda titik sebelum tanda ^ di dalam
persamaan seperti A.^2.
Kemudian pada percobaan yang lain, MATLAB dapat juga dimanfaatkan
pada perhitungan luas secara bersamaan menggunakan model operasi matriks.
Seperti biasa, buatlah rumus luas menggunakan bagian editor bagian function
lalu simpan. Setelah itu tulislah input menggunakan kurung siku ( [ ] ) dengan
pengelompokan sesuai dengan bagian segitiga masing-masing. Maksudnya
dalam kasus ini yaitu untuk alas di dalam siku yang sama dan begitu pula
dengan tingginya yang memiliki baris dan kolom yang sama dengan pasangan
alasnya tadi. Setelah di enter, langsunglah didapatkan hasil luas segitiga 1,
segitiga 2, dan segitiga 3 secara sekaligus/ bersamaan.
2.6 Kesimpulan
15
PERCOBAAN 3
PENGATURAN ALUR PROGRAM
x=
1
x =
1 4
x =
1 4 9
x =
1 4 9 16
x =
1 4 9 16 25
16
end
sum =
4
sum =
14
sum =
32
3.2.3 If-Statement
Bentuk umum:
if if_expression
perintah-perintah
end
17
disp(['Jumlah yang harus dibayar = Rp ',
num2str(bayar)])
Running Program:
Apel yang dibeli = 5
Jumlah yang harus dibayar = Rp 5000
3.2.4 if-else-end
Pada kasus dengan dua pilihan, konstruksi if-else-end adalah:
if if_expression
perintah dikerjakan jika benar
else
perintah dikerjakan jika salah
end
Contoh :
Penentuan kelulusan seorang siswa didasarkan pada dua ujian yang
diikutinya. Ditetapkan bahwa siswa yang lulus harus memiliki nilai rata-rata
minimal 60.
nama = input('Nama Siswa = ', 's');
N1 = input('Nilai Ujian 1 = ');
N2 = input('Nilai Ujian 2 = ');
NR = (N1+N2)/2;
if NR > 60
ket = 'lulus';
else
ket = 'gagal';
end
Running Program :
Nama Siswa = A
Nilai Ujian 1 = 60
Nilai Ujian 2 = 70
Nama = A
Nilai rata-rata = 65
Hasil akhir = lulus
18
elseif if_expression 3
perintah dikerjakan jika if_ekspresi3 benar
elseif if_expression 4
perintah dikerjakan jika if_ekspresi4 benar
else
if
.
.
else
perintah dikerjakan jika tidak ada if_ekspresi yang benar
end
3.2.5 Switch-case-otherwise
Bentuk umum:
switch expression
case ekspresi1
perintah-perintah
case ekspresi2
perintah-perintah
case ……
.
.
otherwise
perintah-perintah
end
Contoh :
disp('1. Metoda Substitusi Berurut')
disp('2. Metoda Newton-Raphson')
disp('3. Metoda Tali Busur')
n = input('Metoda yang dipilih = ');
switch n
case (1), disp('Metoda Substitusi Berurut')
case (2), disp('Metoda Newton-Raphson')
case (3), disp('Metoda Tali Busur')
otherwise
disp('Metoda tidak termasuk dalam daftar')
end
19
(20%), nilai UTS (25%) dan nilai UAS (45%). Seorang mahasiswa
dinyatakan lulus jika total nilainya minimal 56. Terdapat lima kategori
penilaian yaitu A (total nilai ≥ 85), B (total nilai 70 - <85), C (total nilai
56 - <70), D (total nilai 40 - <56) dan E (total nilai < 40).
3. Masukkan sembarang nilai untuk jumlah kehadiran, nilai tugas/quiz, nilai
UTS dan UAS kemudian jalankan program yang telah dibuat.
20
Pada praktikum ini dilakukan pembahasan pada pengaturan alur program
aplikasi MATLAB. Pilihan alur program pada aplikasi ini sangat beragam,
namun ada 5 alur program yang dibahas pada praktikum ini, yaitu loop for, loop
while, if-statement, if-else-end, dan switch-case-otherwise.
Pada percobaan di atas digunakan alur program if-else-end dikarenakan
memiliki beberapa pilihan golongan terhadap nilai mahasiswa yang dinilai se-
detail mungkin. Input program ini ada empat kategori, yaitu kehadiran,
tugas/quiz, UTS serta UAS. Seluruh program yang telah diketik di bagian editor
kemudian dapat di run pada halaman command window. Terlihat pada Gambar
3.1, program langsung meminta input yang dibutuhkan kemudian menampilkan
hasil akhir seperti pada gambar 3.2 sesuai dengan kriteria yang diminta. Maka
dari itu, memanfaatkan aplikasi MATLAB dalam proses penilaian sangat
membantu dan mempermudah pekerjaan dalam mengolah data angka dengan
beberapa kriteria yang diinginkan.
3.6 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, dapat diambil kesimpulan seperti
berikut.
1. Program alur pada aplikasi MATLAB meliputi alur program loop for, loop
while, if-statement, if-else-end, serta switch-case-otherwise.
2. Alur program digunakan sesuai dengan kondisi yang digunakan. Seperti
pada praktikum ini menggunakan alur program if-else-end dikarenakan
memiliki kriteria atau pilihan yang banyak sehingga menggunakan alur
program tersebut.
21
PERCOBAAN 4
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE 1
Contoh :
Dengan menggunakan metoda euler, tentukanlah nilai y pada x = 1 jika
dy/dx = x2 y, dimana y = 1 pada x = 0.
Penyelesaian:
Dari bentuk umum, maka: yi+1 = yi + Δx.x2i.yi
Bila dipilih Δx = 0,1, maka:
% PDB - Eksplisit
x0 = 0; % Nilai awal
y0 = 1;
xa = 1; %
x akhir
dx = 0.1;
for i = 1:10
y = y0 + dx * x0^2 * y0
x0 = x0 + dx;
y0 = y;
end
Running Program:
y =
1
y =
1.0010
y =
1.0050
y =
1.0140
y =
1.0303
y =
1.0560
y =
22
1.0940
y =
1.1477
y =
1.2211
y =
1.3200
Contoh :
Tentukanlah nilai y pada x = 1 jika dy/dx = x2 y, dimana y = 1 pada x = 0
dengan Δx = 0,1.
Penyelesaian:
x0=0;
y0=1;
xa=1;
dx=0.1;
for i=1:10
k1=x0^2*y0;
k2=(x0+1/2*dx)^2*(y0+1/2*k1*dx);
k3=(x0+1/2*dx)^2*(y0+1/2*k2*dx);
k4=(x0+dx)^2*(y0+k3*dx);
y=y0+1/6*dx*(k1+2*k2+2*k3+k4)
x0=x0+dx;
y0=y;
end
23
telah dibuat sebelumnya, rentang nilai x adalah 0 sampai 1 dengan Δx=0,1
dan nilai y0 = 1.
Running Program:
x =
0
0.1000
0.2000
0.3000
0.4000
0.5000
0.6000
0.7000
0.8000
0.9000
1.0000
y =
1.0000
1.0003
1.0027
1.0090
1.0216
1.0425
1.0747
1.1211
1.1861
1.2751
1.3956
Hasil yang diperoleh dengan fungsi built-in ode45 ini sama dengan hasil
perhitungan secara analitik.
24
4.5 Hasil dan Pembahasan
25
Gambar 4. 4 Hasil Percobaan Menggunakan Metode Euler
Gambar 4.6 Hasil Percobaan Persamaan Diferensial Metode Runge – Kutta Orde
4
26
Gambar 4.7 Hasil Percobaan Persamaan Diferensial Metode Runge – Kutta Orde
4
Gambar 4.8 Hasil Percobaan Persamaan Diferensial Metode Runge – Kutta Orde
4
27
Gambar 4.10 Hasil Percobaan Menggunakan Fungsi ode45
28
4.6 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, dapat diambil kesimpulan bahwa
sebagai berikut.
1. Persamaan diferensial biasa orde satu adalah salah satu solusi untuk
mencari nilai y pada titik x yang telah diketahui melalui fungsi F.
2. Dalam pemecahan masalah persamaan diferensial biasa dapat di
gunakan beberapa metode, yakni metode euler dan metode Runge –
Kutta.
3. Pada metode Euler mengalami tingkat error yang bertambah
signifikan seiring bertambahnya iterasi. Namun pada metode Runge –
Kutta memiliki tingkat keakuratan yang tinggi sehingga tidak ada
error.
4. Pada percobaan ini memiliki selisih hasil nilai y sebesar 0,0279.
5. Persamaan diferensial biasa orde 1 dapat ditemukan menggunakan
aplikasi MATLAB dengan 3 metode pencarian, yaitu metode Euler,
metode Runge-Kutta Orde 4, serta menggunakan fungsi ode45.
29
PERCOBAAN 5
PERSAMAAN NON LINIER
30
y1= x1^4-exp(x1)+1;
end
disp(['Akar persamaan adalah=',num2str(x1)])
disp(['Banyaknya iterasi yang dilakukan=',num2str(itr)])
Contoh:
Program penentuan akar persamaan dengan menggunakan metode iterasi
titik tetap untuk persamaan f(x) = x4 – ex + 1 = 0.
% Menghitung akar persamaan : f(x)= x^4 - e^x + 1 = 0
% x = g(x) ---> x = (e^x - 1)^0.25
xtol = 5e-5;
itr = 1;
x0 = 1;
x1 = (exp(x0) - 1)^0.25;
y = x1^4-exp(x1)+1;
while abs(y) > xtol
itr = itr+1;
x0 = x1;
x1 = (exp(x0) - 1)^0.25;
y = x1^4-exp(x1)+1;
end
disp(['Akar persamaan adalah = ', num2str(x1)])
disp(['Banyaknya iterasi yang dilakukan = ', num2str(itr)])
fprintf('\n')
31
Dibutuhkan dua buah tebakan awal untuk metode ini, yaitu x0 dan x1.
Setelah perintah fzero , buatlah di dalam kurung nama file dalam bentuk
string yang diikuti dengan tebakan awal yang diberikan, di antaranya
dipisahkan dengan tanda koma. Bila akar persamaan lebih dari satu, maka
hasil yang ditampilkan hanyalah akar yang paling mendekati tebakan.
5.2.5 Polinomial
Polinomial mempunyai bentuk umum sebagai berikut:
f(x) = a0.xN + a1.xN-1 + a2.xN-2 + … + aN-2.x2 + aN-1.x1 + aN.x0
a. Menentukan akar persamaan
Untuk menentukan akar persamaan dari sebuah polinom, dapat digunakan
fungsi roots.
Contoh :
Perhatikan persamaan berikut:
f(x) = x2 + 3x + 2
= (x+2)(x+1)
sehingga akar persamaannya adalah: x1 = -2 dan x2 = -1
Dalam MATLAB dapat diselesaikan:
>> a=[1 3 2]; % koefisien polinom dimulai dari xN sampai x0
>> roots(a)
ans =
-2
-1
b. Membentuk polinom
MATLAB juga mempunyai fungsi untuk membentuk polinom dari akar-
akarnya.
Contoh :
Untuk akar persamaan yang diperoleh pada contoh sebelumnya, dapat
ditentukan persamaannya:
32
>> b = [-2 -1];
>> poly(b)
ans =
1 3 2
c. Operasi polinom
Polinom dapat mengalami berbagai operasi aritmatika.
Contoh:
Misalkan diketahui dua buah persamaan:
f(x) = 3x3 + 2x2 + 1
g(x) = 4x2 + 2x + 3
Operasi penjumlahan terhadap dua polinom adalah dengan cara
menjumlahkan masing-masing koefisiennya, demikian pula dengan
pengurangan.
>> f=[3 2 0 1];
>> g=[4 2 3];
>> f+g
??? Error using ==> +
Matrix dimensions must agree.
Contoh :
Untuk dua polinom yang sama seperti di atas, maka operasi perkalian dan
pembagian dapat ditulis sebagai berikut:
>> f=[3 2 0 1];
>> g=[4 2 3];
>> conv(f,g)
ans =
12 14 13 10 2 3
>> [k,s]=deconv(f,g)
k =
33
0.7500 0.1250
s =
0 0 -2.5000 0.6250
d. Evaluasi Polinom
Fungsi polyval digunakan untuk mengevaluasi polinom.
Contoh :
>> f=[3 2 0 1];
>> nilai = polyval(f,3)
nilai =
100
>> nilai = polyval(f,[3 2])
nilai =
100 33
>> x=linspace(-3,3);
>> nilai = polyval(f,x);
>> plot(x,nilai), title('3x^3+2x^2+1'), xlabel('x')
e. Turunan
Fungsi polyder merupakan fungsi yang disediakan MATLAB untuk mencari
turunan (derivat) dari suatu polinom.
Contoh :
>> f=[3 2 0 1];
>> der=polyder(f)
der = 9 4 0
5.2.6 Grafik
Perintah plot akan menghasilkan grafik dua dimensi x-y. Dibutuhkan
tabel data x dan y untuk menggunakan perintah ini.
Bentuk umum:
plot(x,y)
Contoh :
>> x = [1 2 3];
>> y = [2 4 9];
>> plot(x,y)
maka akan muncul sebuah grafik pada layar baru (khusus untuk grafik) yang
bernama Figure 1.
34
Untuk menambahkan keterangan pada grafik, dapat ditambahkan perintah-
perintah berikut:
title(‘teks’) %untuk menampilkan judul pada grafik
xlabel(‘teks’) %untuk memberi nama pada sumbu-x grafik
ylabel (‘teks’) %untuk memberi nama pada sumbu-y grafik
text(2,4,’Titik 2’) %untuk menampilkan teks ‘Titik 2’ pada
lokasi x=2 dan y=4
gtext(‘Titik 3’) %untuk menampilkan teks ‘Titik 3’
dengan cara mengklik kursor pada
sembarang lokasi yang diinginkan
Dua buah grafik dapat pula di-plot pada layar yang sama. MATLAB
akan mengatur warna dari kedua grafik tersebut.
Contoh:
>> x = [1 2 3];
>> y = [2 4 9];
>> z = [3 7 12];
>> plot(x,y, x,z)
Dapat pula beberapa grafik ditampilkan dalam sebuah layar grafik saja
dengan menggunakan perintah:
subplot(m,n,k)
Sebagai default, MATLAB memilih style garis lurus serta warna biru.
Pada perintah plot dapat ditambahkan argumen tambahan untuk memilih
warna dan style untuk grafik yang akan dibuat.
Berikut adalah contoh warna, penandaan, dan style garis yang disediakan
MATLAB :
35
5.3 Peralatan dan Bahan
Dalam percobaan ini, digunakan software MATLAB untuk
menghitung akar persamaan non linier, menjalankan operasi-operasi polinom
dan menampilkan grafik dari persamaan non linier.
36
Gambar 5.2 Grafik Hasil Percobaan Metode Newton-Raphson
37
Gambar 5.5 Grafik Hasil Percobaan Metode Secant
5.6 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini melalui percobaan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa sebagai berikut.
1. Persamaan non linier merupakan persamaan yang membutuhkan
iterasi berulang untuk mendapatkan akar persamaan yang
konvergensi tercapai.
2. Pada pemecahan persamaan non linier dapat menggunakan metode
Newton – Rapshon, metode iterasi titik tetap, dan metode tali busur
(Secant).
3. Pada metode Newton – Rapshon menggunakan satu titik yang
diketahui dan hasil fungsi turunan. Sedangkan pada metode Secant
menggunakan dua titik yang diketahui dan tidak menggunakan hasil
fungsi turunan.
4. Hasil yang diperoleh dari kedua metode hanya memiliki perbedaan
sebesar 0,0028.
39
PERCOBAAN 6
INTERPOLASI
Contoh :
Diketahui data: x ln(x)
1 0
4 1,3863
6 1,7917
Taksirlah harga logaritma natural dari 2 atau ln(2).
Running Program:
ln2 =
0.4621
b. Interpolasi Kuadratik
Merupakan polinom berderajat dua dengan bentuk umum:
40
f (x) = b0 + b1 (x – x0) + b2 (x – x0) (x – x1)
c. Built-in function
Penyelesaian dengan menggunakan built-in function adalah dengan perintah
interp1.
Bentuk umum:
YI = interp1(X,Y,XI)
Contoh :
% data x
x = [1 4 6];
% data ln x
lnX = [0 1.3863 1.7917];
hasil = interp1(x, lnX, 2)
hasil1 = interp1(x, lnX, 2, 'linear')
hasil2 = interp1(x, lnX, 2, 'cubic')
hasil3 = interp1(x, lnX, 2, 'spline')
hasil4 = interp1(x, lnX, 2, 'nearest')
hasil5 = interp1(x, lnX, [2 5])
Running Program
hasil =
0.4621
hasil1 =
0.4621
hasil2 =
41
0.5729
hasil3 =
0.5659
hasil4 =
0
hasil5 =
0.4621 1.5890
Running Program
hasil =
46.6000
a adalah angka terakhir NIM Anda. Jika angka tersebut adalah 0 atau 5,
maka gunakan angka ke-2 atau angka ke-3 dari belakang.
43
Gambar 6.3 Hasil Percobaan Interpolasi Kuadratik
44
Gambar 6.6 Hasil Percobaan Interpolasi Keseluruhan
6.6 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini melalui percobaan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sebagai berikut.
1. Untuk mencari hasil dari suatu fungsi titik yang diketahui beberapa
hasil fungsi titik serta titiknya dapat dicari melalui metode
interpolasi.
2. Metode interpolasi yang dibahas pada praktikum ini adalah
interpolasi linier dan interpolasi kuadratik.
3. Interpolasi kuadratik paling sedikit diketahui tiga hasil fungsi titik
beserta titiknya. Sedangkan interpolasi linier dibutuhkan paling
sedikit dua hasil fungsi titik beserta titiknya.
4. Hasil dari kedua metode memiliki perbedaan yang sangat kecil
sehingga dapat dikatakan hasil yang didapat akurat.
45