Materi 2 Irigasi
Materi 2 Irigasi
Materi 2 Irigasi
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
ICHSAN RAUF
materi pembelajaran
SALURAN PEMBUANG D
B SALURAN PEMBAWA
peta ikhtisar jaringan irigasi
Peta yang menyajikan tata letak daerah irigasi yang
menghubungkan komponen-komponen dalam sebuah Daerah
Irigasi. Peta ikhtisar proyek irigasi tersebut memperlihatkan:
Bangunan Utama Lokasi bangunan air.
Jaringan dan trase sal. Batas-batas daerah irigasi.
pembawa Jaringan dan trase jalan
Jaringan dan trase sal. Daerah-daerah yang tidak
pembuang diairi, misal: desa
Petak-petak primer,
sekunder, dan tersier.
PETA IKHTISAR umum dapat dibuat berdasarkan PETA TOPOGRAFI yang
dilengkapi dengan garis-garis kontur dengan skala 1:25000 Peta Ikhtisar
detail yang biasa di sebut “PETA PETAK”, dimana untuk perencanaan dibuat
dengan skala 1: 5000 dan untuk petak tersier 1: 5000 atau 1: 2000
aturan tata nama peta ikhtisar
TATA NAMA HARUS JELAS, diambil dari nama sungai / desa didekatnya dan tidak
mempunyai tafsiran ganda.
NAMA DAERAH IRIGASI diambil dari nama sungai atau desa terkenal didekatnya
atau nama bendung yang ditetapkan (nama bendung diambil dari nama sungai
atau desa)
NAMA JARINGAN IRIGASI PRIMER DAN SEKUNDER, pada saluran primer sama
dengan nama bendung atau D.I. Dengan menambah kata ruas dan nomor,
Bangunannya, singkatan dari nama tersebut dengan menambah huruf b
didepannya dan nomor dibelakangnya, Saluran sekunder diambil dari nama
desa yang diairi dengan menambah kata ruas dan nomor,
NAMA PETAK TERSIER NAMA PETAK TERSIER diambil dari nama bangunan
sadapnya, dengan membuang huruf b dan menambah huruf (ka) untuk kanan,
(ki) untuk kiri, dan (tg) untuk tengah.
warna Jaringan IRIGASI
• Biru untuk jaringan irigasi garis
penuh untuk saluran yang
sudah ada garis-titik-garis
untuk saluran primer &
sekunder rencana garis putus-
putus untuk saluran tersier.
• Merah untuk sungai & jaringan
pembuang garis penuh untuk
saluran pembuang yang sudah
ada garis putus-putus untuk
saluran pembuang rencana.
warna dalam PETA IKHTISAR IRIGASI
Ω COKLAT : UNTUK JARINGAN JALAN
Ω KUNING : UNTUK DAERAH YANG TIDAK DIAIRI (DATARAN
TINGGI, RAWA-RAWA)
Ω HIJAU : UNTUK PERBATASAN KABUPATEN, KECAMATAN,
DESA DAN KAMPUNG.
Ω MERAH : UNTUK NAMA / KODE BANGUNAN.
Ω HITAM : UNTUK JALAN KERETA API.
Ω ARSIRAN : BAYANGAN UNTUK BATAS PETAK SEKUNDER,
BATAS PETAK TERSIERNYA AKAN DIARSIR DENGAN
WARNA YANG SAMA TETAPI LEBIH MUDA
Peta Ikhtisar Daerah Irigasi
Peta Ikhtisar Daerah Irigasi
TAHAPAN PERENCANAAN
daerah IRIGASI
Petak Irigasi
Bangunan Irigasi
Saluran Irigasi
SYARAT ADMINISTRATIF
PETAK TERSIER
• Tergantung dari kondisi topografi baik itu batas petak dapat berupa
saluran pembuang,sungai,jalan dan batas desa.
• Terletak pada batas administrasi desa (hindari satu petak tersier
berada pada dua desa)
• Diusahakan batas petak tersier adalah sama dengan batas hak milik.
SYARAT TEKNIS
• ukuran optimum PETAK TERSIER diatur
antara (50-100) ha (maksimum 150 ha
jika keadaan memaksa)
• luas PETAK KWARTER antara (8-15) ha.
• bentuk optimum petak tersier adalah
BUJUR SANGKAR, namun dapat
disesuaikan dengan kondisi topografi
lokasi rencana.
• Panjang saluran tersier < 1500 m
• Panjang saluran kuarter < 500 m
• Jarak antar saluran & pembuang < 300 m
SYARAT TEKNIS
• kriteria kondisi medan berdasarkan
topografi Daerah Irigasi
PETAK TERSIER medan terjal
• Medan terjal sangat rawan terhadap
bahaya erosi oleh aliran air yang
tidak terkendali.
• Saluran dibuat mengikuti kemiringan
lahan.
• saluran tersier paralel dengan
saluran sekunder pada satu sisi dan
memberikan aimya ke saluran
kuarter garis tinggi melalui box bagi
disisi lainnya.
PETAK TERSIER medan terjal
• saluran tersier dapat memberikan
airnya ke saluran kuarter di kedua
sisi.
• Sebaiknya saluran tersier ini sama
jauhnya dari batas-batas petak
tersier, sehingga memungkinkan luas
petak kuarter dibuat kira-kira sama
PETAK TERSIER medan agak terjal
Saluran Primer
C * NFR * A 1 * 1,58 * A
2,44
e 0.648
A(lt/dt)
Perencanaan H I D R O L I S Saluran Irigasi
• Perencanaan aliran
didasarkan pada asumsi
aliran merupakan aliran
tetap (steady).
• Mengacu pada
persamaan Strickler.
Keterangan :
V = kecepatan aliran (m/dt)
K = koefisien kekasaran “Strikler”
R = jari-jari Hidrolis (m)
I = kemiringan Saluran
A = luas potongan melintang aliran (m2)
P = keliling Basah (m)
Q = debit Saluran (m3/dt)
h = tinggi air (m)
b = lebar dasar saluran(m)
m = kemiringan talud
n = rasio lebar dasar sal. dan tinggi Air
T = lebar puncak saluran
W = tinggi jagaan
Tabel Karakteristik S A L U R A N
Kemiringan
Perbandingan b/h Faktor Kekasaran
Debit (m3/dt) Talud
1:m n K
0,15 – 0,30 1,00 1,0 35
0,30 – 0,50 1,00 1,0 – 1,2 35
0,50 – 0,75 1,00 1,2 – 1,3 35
0,75 – 1,00 1,00 1,3 – 1,5 35
1,00 – 1,50 1,00 1,5 – 1,8 40
1,50 – 3,00 1,50 1,8 – 2,3 40
3,00 – 4,50 1,50 2,3 – 2,7 40
4,50 – 5,00 1,50 2,7 – 2,9 40
Tabel KE C E P A T AN A L I R A N dan T I N G G I J A G A A N