0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
64 tayangan35 halaman

TUGAS 1 Dan 2 PIP B1 - FAPET - UMMISAM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 35

INDUSTRI PENETASAN (HATCHERY)

UMMI SAM

I011211242

PETERNAKAN E

PENGANTAR ILMU PETERNAKAN B1


MANAJEMEN PENETASAN
OLEH:

MADE WIRAPARTHA, SPt, MSi

PROF. DR.IR. GUSTI AYU MAYANI KRISTINA DEWI, MS

MANAJEMEN PENETASAN

Arti Manajemen:
Manajemen/pengelolaan adalah pengetahuan yang meliputi seluruh faktor manusia
untuk mendapatkan cara yang optimal untuk mencapai produksi secara efisien, baik efisiensi
fisik dari produksi ataupun efisiensi keuangan.
Arti manajemen penetasan :
Suatu cara pengelolaan usaha ternak unggas dibidang penetasan telur untuk meningkatkan
produksi anak ayam (DOC) melalui produksi dan efisiensi sehingga diperoleh keuntungan yang
maksimal.

PENETASAN :

1. Penetasan Alamiah
Adalah: Suatu proses menetaskan telur fertil (Blastoderm) yang dierami oleh seekor
induk ayam (selama 21 hari) sampai menetas menjadi anak ayam.
2. Penetasan Buatan/artificial
Adalah : Suatu usaha menetaskan telur dengan bantuan alat yang dibuat dengan fungsi
menyerupai induk alami sehingga dapat menetaskan telur secara bersamaan dengan jumlah yang
banyak. Beberapa istilah dalam penetasan:
• Telur tetas ayam : telur yang diperoleh dari induk yang dikawinkan dan diharapkan
selama 21 hari penetasan akan menghasilkan anak ayam
• Telur fertil : telur yang telah ditunasi dimana perkembangan sel telur pada saat
oviposition telah mencapai stadium balstoderm.
• Telur fertil diperoleh dari induk yang dikawinkan dengan pejantan 30 jam setelah
perkawinan (fertilitas Max : 2-6 hari stl perkawinan) spermatozoa tahan hidup di
oviduct 11-14 hari 6-10 stl perkawinan telur masih fertil)
• Telur infertil : telur yang tidak ditunasi dan digunakan sebagai telur konsumsi
• Mesin tetas = Incubator
• Setter = mesin tetas yang digunakan khusus untuk pengeraman telur selama 18 hari
(telur ayam)

• Hatcher = mesin tetas yang digunakan khusus untuk penetasan telur yaitu hari ke 19-21
(telur ayam)
• Regulator : Alat pengatur suhu incubator yang cara kerjanya secara otomatis.

MACAM-MACAM MESIN TETAS ADA BEBERAPA MACAM:


1. Mesin tetas tradisional/manual (gabah)

2. Mesin tetas semi otomatis

3. Mesin tetas otomatis/ modern


SEJARAH PERKEMBANGAN PENETASAN BUATAN
Di Mesir:
• Aristotles 400 th SM telur unggas ditetaskan dengan menimbun kotoran sapi disekitar
telur di dalam tanah
• Cara ini diturunkan dan dirahasiakan dari generasi ke generasi.
• Daya tetas cukup baik, upahnya penetas harus mengembalikan 2 anak ayam atau itik 3
butir telur yang ditetaskan.
• Cara ini dikembangkan terus oleh penetas Di
China:
• Sudah diketahui 264 SM cara ini banyak dikembangkan di Asia Tenggara dan Philipina.
• Sumber panas digunakan batu bara
• Dalam basket tempat telur dapat ditempatkan bermacam-macam telur ayam (600 butir),
telur itik (400 butir) dan telur angsa (175-200 butir)

Di Eropa:
• Cara yang ada di China dan Mesir ditiru untuk dilakukan di Eropa, tapi iklim berbeda
sehingga menghasilkan daya tetas rendah.
• Raja Frederick II memanggil 2 ahli penetasan dari Mesir untuk membuat penetasan di
Florence.
• Dari 144 butir yang menetas 61 ekor anak ayam. Cara ini selalu diperbaiki namun tetap
mempunyai daya tetas yang rendah.
• Reamur (1749) menggunakan prinsip fermentasi kotoran sapi yang mengeluarkan panas.

Di Amerika:
• Penetasan pertama kali yang dibuat dipantenkan di Inggris th 1844.
• Penetasan dengan mengalirkan air yang sudah dipanasi dengan batu bara berkembang
sebanyak 10-12 kali
• Perkembangannya cukup pesat oleh persatuan peternak unggas, dipatenkan oleh 3
perusahaan besar untuk yang komersial diperjual belikan seperti: Novelly, Eclipse dan
white mountain.
• Tahun 1900-1995, sebanyak 50 jenis penetasan dipromosi (100.000 butir), ada kapasitas
kecil dibawah 200 butir untuk peternak kecil.

Di Indonesia,khususnya di Bali:
• Penetasan dengan gabah belum diketahui pasti kapan mulai berkembang
• Diperkirakan datangnya dari China.
• Dibawa bersamaan dengan datangnya pedagang China.
• Prinsip: gabah yang sudah dipanasi (dijemur, dinyahnyah) sebagai sumber panas bagi
telur yang baru menetas.
• Hari ke-1, sebelum telur dimasukkan dalam kantong penetasan, telur dan gabah di
panaskan dengan sinar matahari. Lamanya tergantung suhu yang diinginkan (37.50C).
• Sampai hari ke 4, telur diletakkan selang-seling diantara gabah dengan telur yang
umurnya berbeda, sehingga terjadi transfer panas dari umur tua ke umur yang muda.
• Pembalikkan dilakukan 3 kali sehari, menjaga suhu panas telur konstan (37.5 oC). Hari
ke 25, telur itik dipindahkan kemeja penetasan, ditutup dengan karung goni agar suhu
tetap konstan, telur dibalikkan 3 kali sehari.
• Sumber panas didapatkan dari metabolisme embrio itu sendiri. Pengecekan suhu telur:
menempelkan telur pada kelopak mata.
• Pengecekan telur yang berlembaga, dilakukan hari ke 2 dan ke 5 setelah telur ditetaskan.
• Pemasukan telur baru 3 hari sekali sesuai pasaran, memudahkan menjual anak itik/DOD.
• Itik menetas 28 hari, sexing dilakukan 1 hari setelah menetas, melihat kelamin sekunder
jantan pada kloaka.
• Penetasan gabah banyak terdapat di Mengwi, Kediri dan Gianyar.

Keuntungan Penetasan Buatan


1. Dapat menghasilkan bibit ayam/itik (unggas) lebih banyak dengan waktu yang
bersamaan
2. Tidak mengenal musim
3. Memiliki daya tetas yang lebih baik
4. Kesehatan anak ayam lebih terjamin hidupnya
5. Modal relatif sedikit dan hasil berlipat
6. Induk ayam dapat memproduksi telur terus menerus (tidak mengerami dan mengasuh
anak)
7. Dapat meningkatkan produksi dan populasi ayam/unggas
lain Kelemahan Mesin Tetas Buatan:
1. Perlu listrik, ada biaya listrik.
2. Saat listrik padam perlu sumber pemanas bantuan
3. Dibutuhkan pengetahuan dan skill untuk mengoprasikan
4. Diperlukan tenaga /orang dan waktu untuk mengoprasikan/menggunakan mesin tetas

Faktor yang Menentukan Fertilitas Telur Tetas:


1. Perbandingan Jantan dan Betina
2. Umur ayam
3. Lama waktu penyimpanan telur tetas
4. Pakan
5. Kesehatan ayam

5 prinsip utama kebutuhan embrio selama proses perkembangannya dalam ruang


setter atau pada mesin tetas sederhana/ semi otomatis
1. Temperatur yang ideal (37oC sampai 38o C atau 98 o F– 100o F)
2. Kelembaban udara 55- 60 %
3. Sirkulasi udara, kesesuaian supply O 2 (76 %) dan kandungan CO2 minimal (0,1
sampai 0,3 %)
4. Turning /perputaran telur ( msn tetas moderen setiap 1 jam sekali sedangkan mesin tetas
sederhana 7 kali pemutaran sehari dan minimal 3 kali sehari.

5. Sanitasi dalam mesin tetas (sterilisasi/fumigasi) (3 S , Sebelum, sedang/ selama dan


setelah proses penetasan)

Bangunan Usaha Penetasan Telur Tetas Komersial dan Moderen memiliki Ruangan / tempat
kerja sesuai fungsi dan memiliki manfaat dalam efektifitas kerja.
1. Ruang penerimaan telur (terminal) > Telur di desinfektan
2. Ruang keluar masuk pekerja
3. Ruang seleksi telur dan memasukkan ke rak telur (holding room)
4. Ruang penyimpanan telur sebelum masuk ke incubator (Cooling room)
5. Ruang incubator ( Telur hari 1-18)
6. Ruang hatcher ( tempat telur unggas/ayam menetas, hari 19-21)
7. Ruang pencucian alat-alat penetasan
8. Ruang seleksi anak ayam, sexing, vaksinasi, termasuk pengepakan anak ayam
9. Ruang kantor administrasi
10. Gudang penyimpanan alat-alat
11. Ruang makan, WC, shower untuk mandi, ganti pakaian
12. Jalan/gang utk lalu lalang pekerja
13. Mes/kamar tidur untuk pekerja
14. Ruang Genset/listrik
MANAJEMEN PENETASAN MODERN/ MODERN HATCHERY MANAGEMENT

DI TERMINAL DAN HOLDING ROOM


Terminal adalah tempat peneriman telur tetas dari farm ke hatchery atau dari hatchery
ke hatchery. Terminal harus bersih sebelum, selama, dan setelah kegiatan supaya tidak
terkontaminasi ke bagian lain.
Management yang harus dilakukan dan diperhatikan yaitu :

1. Identifikasi Telur Tetas (HE/Hatching Egg)


Hal penting yang perlu diperhatikan staff hatchery dalam mengetahui kondisi telur tetas
yang baik adalah dengan melakukan identifikasi telur tetas (Identifikasi HE)
Tujuan dari identifikasi telur tetas: untuk mengetahui dengan baik kondisi telur tetas
yang akan diinkubasikan, sehingga dapat menetukan masa inkubasi yang tepat sesuai kondisi
telur tetas.
Hal yang harus diketahui dan sangat berpengaruh di dalam identifikasi telur tetas :
a. Jenis telur tetas / HE (Hatching egg) : Layer atau Broiler
b. Status kesehatan flock ( kesehatan ayam dalam 1 unit / bangunan kandang)
c. Usia induk di kandang
d. Koleksi HE di kandang
e. Lama koleksi (hari) jika dari farm/ dikoleksi dulu baru di kirim
2. Status Sanitasi Telur Tetas dari Farm
Status telur ini penting diketahui untuk dapat diketahui tindakan antisipasi sanitasi
Selama proses, mulai dari terminal (tempat penerimaan telur), setter,hatcher dan DOCnya.
Status sanitasi telur tetas dapat diketahui dengan tes laboratorium, menggunakan Metode
touch egg test. Idealnya sempel diambil 5 % dari jumlah telur yang diterima dari hasil analisa
laboratorium dapat diketahui tindakan untuk melakukan tindakan sanitasi ekstra atau tidak
3. Sanitasi
• Sanitasi di Hatchery mutlak dilakukan. Prinsip sanitasi di hatchery yaitu Sebelum,
Sedang dan Sesudah proses pekerjaan harus hyginies (tersanitasi baik).
• Pada ruang terminal dan cooling room normalnya dilakukan cuci total seminggu sekali
dengan menggunakan air bertekanan dan deterjen

• Dalam kesehariaanya sebelum menggunakan terminal dan cooling room terlebih dahulu
disiapkan bak sanitasi untuk foot dipping & cuci tangan
• Menggunakan desinfektan BKC / synergize dengan dosis 2 cc/ liter air
• Untuk mengepel lantai digunakan larutan BKC/Synergize 4 cc/ liter air.
• Apabila pada saat bekerja ada telur jatuh/pecah mengaibatkan lantai kotor, segera
dibersihkan dan disanitasi dengan desinfektan
• Setelah pekerjaan selesai secara keseluruhan, lantai terminal dan cooling room di pel
dengan desinfektan
• Sanitasi di Hatchery mutlak dilakukan. Prinsip sanitasi di hatchery yaitu Sebelum,
Sedang dan Sesudah proses pekerjaan harus hyginies (tersanitasi baik).
• Pada ruang terminal dan cooling room normalnya dilakukan cuci total seminggu sekali
dengan menggunakan air bertekanan dan deterjen
• Dalam kesehariaanya sebelum menggunakan terminal dan cooling room terlebih dahulu
disiapkan bak sanitasi untuk foot dipping & cuci tangan
• Menggunakan desinfektan BKC / synergize dengan dosis 2 cc/ liter air
• Untuk mengepel lantai digunakan larutan BKC/Synergize 4 cc/ liter air.
• Apabila pada saat bekerja ada telur jatuh/pecah mengaibatkan lantai kotor, segera
dibersihkan dan disanitasi dengan desinfektan
• Setelah pekerjaan selesai secara keseluruhan, lantai terminal dan cooling room di pel
dengan desinfektan
4. Grade Out HE ( Seleksi Telur Tetas)
Telur tetas yang masuk Hatchery perlu dilakukan seleksi untuk mendapatkan telur yang
sesuai setandar untuk diinkubasikan / ditetaskan.
Agar mempermudah pelaksanaan seleksi dapat diperhatikan kriteria berikut untuk
dijadikan pedoman untuk mengafkir telur tetas yaitu:
• Kotor
• Terlalu kecil (<46 gr)
• Double yolk
• Cangkang tipis
• Misshape( bentuk tidak normal)
• Ring egg (telur retaknya melingkar),
• Terlalu panjang
• Retak dan pecah
5. Fumigasi HE / Fumigasi telur tetas
Fumigasi supaya berfungsi dengan efektif, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Kosentrasi formaldehyde yang terkandung dalam formalin standar 40 %
b. Temperatur ruang fumigasi 27- 29 o C
c. Kelembaban ruang fumigasi 70-75 %
d. Volume ruang dan jumlah telur
e. Dosis fumigasi (PK + Formalin)
f. Sistem sirkulasi dan exhaust fan yang baik
g. Waktu fumigasi 15- 20 menit
h. Dosis fumigasi dengan kekuatan 1 kali dosis yang dijadika acuan adalah PK 21, 5 gr +
formalin 43 ml pada volume ruang 100 CF atau 2, 83 M3. Untuk dosis per 1 m 3 adalah
PK 7,6 gr : formalin 15,2 ml
Penyeperaian telur tetas di terminal pada saat penerimaan telur tetas dan saat seleksi per
egg tray akan membantu meningkatkan RH pada telur dan ruangan fumigasi serta membuat
lembab atau basah permukaan telur sehingga pada waktu fumigasi gas formaldehyde akan
terikat lebih lama di permukaan telur
6. Temperatur dan Kelembaban Cooling Room (di ruang penyimpanan)
Pengatuan temperatur dan kelembaban di cooling room sangat penting bagi Hatchery
untuk mencapai hatchability (daya tetas) yang optimal. Kesalahan pengaturan temperatur dan
kelembaban selama penyimpanan akan menurunkan daya tetas sampai 20 %
Nomalnya koleksi / penyimpanan telur tetas dilakukan 1-4 hari, jika lebih akan terdampak
negatif terhadap daya tetas.
Tabel Pengaturan tempertatur dan RH dlm cooling room (ruang penyimpanan telur)

Lama koleksi Temperatur (o C) Kelembaban (%) Posisi tumpul telur


(Penyimpanan)

1 – 3 hari 8 – 14 75 – 77 di atas
4 – 7 hari 14 –16 77 – 80 di atas

Contoh pengaturan temperatur dan RH serta efeknya tehadap Hatchability (Daya tetas)

Temperatur Waktu Waktu Perbedaan


penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan hatchability
1 - 3 hari 5 – 7 hari

15 73,4 76, 2 2,8


20 76,3 75,0 1,3
25 74,9 72,6 2,3
30 77,1 36,3 40,8

Ruang Cooling room/Holding room Seleksi telur di ruang cooling


room
7. Standar Kerja dan Pengesetan HE
• 1 orang tenaga kerja di terminal dan cooling room harus dapat menangani telur Minimal
25.000 dalam waktu 7 jam kerja.
• Pekerjaan yang dikerjakan yaitu:sanitasi di terminal, cooling room, seleksi telur
tetas,Sanitasi telur tetas, stock opname, pengesetan ke egg baggy (rak kereta telur) dan
administrasi
Faktor-faktor terpenting yang harus dlakukan dalam melakukan pengesetan HE / telur tetas:
• Posisi telur jangan terbalik (up side down), karena akan menghasilkan DIS dan sangat
merugikan secara ekonomis
• Telur jangan sampai dipilih yang kotor dan retak ambut tersetting
• Pemberian kode harus betul, meliputi: kode kandang, tgl produksi, kode setting Ini
penting utk identifikasi dan analisa masalah)
• Kelompokkan HE per mesin berdsrkan strain, type bulu, usia induk, kandang dan lama
koleksinya

8. Administrasi
Semua operator terminal dan cooling room harus mengetahui klasifikasi HE yang sudah
ditentukan oleh management, tujuannya supaya data awal tersebut sinkron dengan recording
dan pemasaran.

Standar HE dan DOC PT Multi Breeder Adirama Indonesia, Tbk

GRADE MB 202 MB 204

Umur Berat Umur Berat

Platinum HE > 35 Mgg 56 gr 30 Mgg > 53 Gr


DOC 37 gr > 34 Gr

Gold HE : 29 – 34 Mgg 52 - < 56 Gr 25 – 29 Mgg 49 - < 53 Gr


D0C > 34 Gr > 32 Gr

Silver HE : 25 – 28 Mgg 46 -< 52 Gr 21 – 24 Mgg 45 - < 49 Gr


DOC > 30 Gr >29 Gr
Administrasi yang dikerjakan di Terminal dan Cooling room, meliputi :
• HE yang akan ditetaskan
• Telur yang akan dikirim ke Depo
• LPTT (Laporan penerimaan telur tetas)
• Perkiraan Setting
• Laporan Pemakaian PK, Formalin, dan Disinfektan lain.
• Grade Out, HE (Terminal dan Cooling room)
• Bon pengeluaran dan penerimaan egg tray mesin

HATCHER DAN RUANG HATCHER

Management yang perlu dilakukan / diperhatikan

yaitu:

1. Temperatur
o
Temperatur mesin hatcher umumnya lebih rendah 1 F dibanding temperatur di setter.
O
Untuk ruang hathcer ciptakan temperatur dengan kisaran 35 sampai 37 C. Mengurangi suhu
pd saat anak ayam sedang menetas, akan meningkatkan daya tetas. Suhu rendah menguntungkan
anak ayam karena mengurangi pemakaian Oksigen dan mengurangi produksi CO2, serta
menurunkan frekuensi bernafas dan menambah panjang tarikan nafas.
2. Kelembaban
Kelembaban di mesin hatcher di butuhkan lebih tinggi di bandingkan di setter 55-
60 % begitu juga dengan ruangan hatcher. Masa-masa kritis yg memerlukan ketepatan
humudity:
a. Ketika anak ayam muncul keluar dari cangkang telur
b. Tingginya humuditas setelah munculnya anak ayam dapat merusak anak ayam tersebut.

Setelah beberapa telur mulai pipping dan menetas lebih kurang 10 %, humudity harus
dinaikkan menjadi 60 – 75 % dan temperatur diturunkan 1 – 2 o
F. Umumnya set point pada
mesin hatcher diset sebagai berikut:
- Low humudity : 85 o F
- Hight humudity : 90 o F
- Heat : 99,5 o F
- Cooling : 99,0 o F
- Hight temperature : 100, 0 o F
- Low temperatur : 97 o F
- Over temperatur : 101,0 o F
Tidak semua anak ayam menetas pada saat yang sama
- Beda menetas antara anak ayam pertama dengan terakhir dapat mencapai 24 jam
- Penyebabnya: umur telur, flock, berat telur dan kualitas cangkang.
- Jika anak ayam menetasterlalu dini dan dibiarkan di dalam mesin tetas terlalu
lama maka akan kekurangan cairan.
- Anak ayam yg menetas terlambat, susah utk keluar, sering menjadi afkian
- Ubahlah waktu ( yg sdh di set) utk mengkompensasi penetasan dini.
- Keuntungan ada pd menetasnya anak ayam terakhir, bukan anak ayam yg pertama.
3. Ventilasi
Ventilasi yang tepat dalam tempat penetasan adalah salah satu faktor terpenting utk
Mendapatkan daya tetas yang baik. Ventilasi adalah kunci keberhasilan dalam
hatchery/perusahaan penetasa.
Di mesin hatcher produksi panas dan CO2 oleh embrio sangat tinggiutk itu perlu supplay
oksigen yg lebih banyak usahakan agar blower atau damper sering bekerja. Direkomendasikan
agar kosentrasi CO2 pd kisaran 0,1 – 0,3 %. Velocity utk mesin hatcher adalah 200 – 220 CFM
per mesin.
4. Fumigasi dan Penguapan
Setelah tranfer telur selesai , segara lakukan fumigasi dengan kekuatan 1 kali dosis.
Tujuannya meminimalkan mikroba yg ada pd telur, mesin, dan perlengkapan penunjang.
Penguapan formalin perlu di lakukan pd saat telur mulai menetas kurang lebih 10 % dengan
dosis 60 cc per m3 . Hal ini bertujuan untuk pewarnaan bulu agar kuning cerah (brigh yellow)

dan meminimalkan mikroba karena pd waktu menetas banyak tedapat mikroba dalam mesin
hatcher.
5. Pencucian hatcher
a. Pertama kipas angin hatcher dikeluarkan, kemudian dilakukan pencucian meliputi: atap,
dinding dan lantai mesin
b. Cuci dengan bersih menggunakan pompa bertekanan tinggi
c. Cuci dengan detergen + desinfektan (BKC 4cc/liter air)
d. Komponen kipas dan heater harus dicuci dengan posisi berbaring agar secara
keseluruhan benar-benar bersih.
e. Bersihkan tempat air temperatur bola basah, ganti air dan sumbunya jika sdh kotor dan
kering.
f. Lakukan pengepelan pada atap mesin, dinding- dinding dan pada panel displey, dan lap
kering dan sampai bersih
g. Keringkan kipas dan heater dengan lap besih dan kering.

Ruang hatcher/ Tempat telur menetas

PULL CHIK

Management yang harus dilakukan dan diperhatikan yaitu:

1. Keriteria dan Syarat Pull Chick


a. Semua telur secara keseluruhan sudah menetas
b. DOC sudah dipanen saat masih 5 % basah disekitar bulu leher
c. Navel ( pusar) sudah menutup rapat dan kering
d. DOC menafas dengan normal, tdk terengah-engah. Jika terengah-engah ini indikasi
terlambat pull chick
e. Pegang dan rasakan kondisi perut DOC, apakah yolk terserap dengan baik. jika perut
kempes berarti panen sudah terlambat dan DOC akan mengalami dehidasi.
f. Kondisi perut yang normal adalah tidak kempes/ lembut dan tidak keras, (kenyal)
2. Waktu Pull Chik
a. Masa inkubasi normal utk telur broiler di daerah tropis adalah 498 – 501 jam sedangkan
layer adalah 504 – 506 jam
b. Angkat/ambil anak ayam sewaktu DOC sudah siap.
c. Kontrol secara berkala kondisi DOC, khususnya pd 4 – 6 jam menjelang waktu panen
normal
d. Timing waktu pull chick yg tepat akan mempengaruhi jumlah culled chick
(Culling DOC) dan kualitas DOC
e. Terlambat mengangkat anak ayam berartianak ayam menetas dini sehinga DOC
kekurangan cairan
f. Anak ayam yang baru menetas memerlukan istirahat selama 12 jam. Saat mengeringkan
bulu badan tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan
• Jagalah anak ayam pada humudity rendah
• Menetas serta bergeser keluar menjadikan anak ayam basah dan lelah
• Anak ayam seharusnya tdk dipindahkan terlalu cepat
• Jagalah anak ayam pd temperatur 34 – 37 o dan RH 75 %.
3. Analisis DIS (mati dalam shell) dan Culled Chick
Pada waktu panen saat memindahkan anak ayam ke box akan dtemui pd tay mesin
hatcher beberapa telur tidak menetas. Kumpulkan telur-telur tersebut dan hitung jumlahnya
dan

catat per masing-masing kandang. Data ini akan digunakan utk evaluasi hasil penetasan dan
rencana perbaikan ke depan.
Hal-hal yang menyebabkan telur tidak menetas :
• DIS (Mati dalam shell)
• Telur busuk (tapi tdk menetas)
• Telur rretak pd saat tranfer, krn handling yg kasar
• Telur infertil ( pengambilan infertil tdk sempurna)
• Telur piping (mati saat mematuk cangkang)
• Telur late ( terlambat menetas danmasih hidup)
Pada waktu panen juga ditemukan DOC afkir. LAkukan seleksi/pemisahan dan hitung
jumlahnya per masing-masing kandang agar diketahui penyebab culled chick.
4. Grading dan Seleksi DOC
Seleksi DOC adalah memilih DOC yang berkualitas dan layak dijual sekaligus
melakukan klasifikasi grade yang telah ditetapkan. Tanda-tanda DOC yang berkualitas baik:
a. Pusarnya kering dan tertutup baik
b. Sisik kaki bewarna kuning dan cerah dan tidak kering.
c. Tingkah lakunya lincah, esponsif dan wana bulu tidak kusam
d. Besarnya relatif seragam (uniform). Bobot DOC diperoleh 65 -69 % dari bobot telur awal (fresh eg
e. Tidak ada cacat fisik ataupun abnormalitas fisik.
f. Mata cerah dan terang, pusar bersih dan kering dari yolk sac atau memban yang menonjol
g. Hidung anak ayam bersih dan tidak ada bulu-blu kecil menempel. Ini menunjukkan
pernafasaan berjalan baik.
h. Cepat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang minor dan mampu
bereaksi normal dengan vaksin aktif yang diberikan.
Ada beberapa indikator lain yang digunakan peternak dalam memilih bibit ayam yaitu:
a. Tingkat mortalitas/kematian terutama sampai minggu pertama setelah menetas
b. Keseragaman bobot sangat diharapkan (lebih dari 80 %)
c. Memiliki zat kebal dari nduk yang cukup, terutama ND, IB dan IBD.
d. Tidak mengandung bibit penyakit yang ditularkan secara vertikal, misal kuman
salmonela pullarum dan mycoplasma
Seleksi DOC yang di culling
KESIMPULAN

Manajemen Penetasan merupakan Suatu cara pengelolaan usaha ternak unggas dibidang
penetasan telur untuk meningkatkan produksi anak ayam (DOC) melalui produksi dan efisiensi
sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal.
Penetasan terbagi menjadi 2 yaitu penetasan secara ilmiah dan penetasan secara buatan,adapun
beberapam macam mesin penetasan untuk membantu proses penetasan dimulai dari yang
sederhana hingga mesin yang modren.

Awal mula proses penetasan berkembang di Indonesia, khususnya di daerah Bali yang
diperkirakan datangnya dari China,dimana pada H1 sebelum telur dimasukkan dalam kantong
penetasan, telur dan gabah di panaskan dengan sinar matahari. Lamanya tergantung suhu yang
diinginkan (37.50C).Sampai hari ke 4, telur diletakkan selang-seling diantara gabah dengan telur
yang umurnya berbeda, sehingga terjadi transfer panas dari umur tua ke umur yang
muda.Pembalikkan dilakukan 3 kali sehari, menjaga suhu panas telur konstan (37.5 oC). Hari ke
25, telur itik dipindahkan kemeja penetasan, ditutup dengan karung goni agar suhu tetap
konstan, telur dibalikkan 3 kali sehari.Pengecekan telur yang berlembaga, dilakukan hari ke 2
dan ke 5 setelah telur ditetaskan.Pemasukan telur baru 3 hari sekali sesuai pasaran,
memudahkan menjual anak itik/DOD.Itik menetas 28 hari, sexing dilakukan 1 hari setelah
menetas, melihat kelamin sekunder jantan pada kloaka.

Tentunya ada kelebihan serta kekurangan dari penetasan telur secara buatan karena disebabkan beberapa
faktor.

Faktor yang Menentukan Fertilitas Telur Tetas:


1. Perbandingan Jantan dan Betina
2. Umur ayam
3. Lama waktu penyimpanan telur tetas
4. Pakan
5. Kesehatan ayam
Hal penting yang perlu diperhatikan staff hatchery dalam mengetahui kondisi telur tetas
yang baik adalah dengan melakukan identifikasi telur tetas (Identifikasi HE)
Tujuan dari identifikasi telur tetas: untuk mengetahui dengan baik kondisi telur tetas
yang akan diinkubasikan, sehingga dapat menetukan masa inkubasi yang tepat sesuai kondisi
telur tetas. Status telur ini penting diketahui untuk dapat diketahui tindakan antisipasi sanitasi
Selama proses, mulai dari terminal (tempat penerimaan telur), setter,hatcher dan
DOCnya.Selanjutnya pada Sanitasi di Hatchery mutlak dilakukan. Prinsip sanitasi di hatchery
yaitu Sebelum, Sedang dan Sesudah proses pekerjaan harus hyginies (tersanitasi baik). Telur
tetas yang masuk Hatchery perlu dilakukan seleksi untuk mendapatkan telur yang sesuai
setandar untuk diinkubasikan / ditetaskan. Agar mempermudah pelaksanaan seleksi dapat
diperhatikan kriteria berikut untuk dijadikan pedoman untuk mengafkir telur tetas yaitu:
• Kotor
• Terlalu kecil (<46 gr)
• Double yolk
• Cangkang tipis
• Misshape( bentuk tidak normal)
• Ring egg (telur retaknya melingkar),
• Terlalu panjang
• Retak dan pecah

Pengatuan temperatur dan kelembaban di cooling room sangat penting bagi Hatchery untuk
mencapai hatchability (daya tetas) yang optimal. Kesalahan pengaturan temperatur dan
kelembaban selama penyimpanan akan menurunkan daya tetas sampai 20 %
Nomalnya koleksi / penyimpanan telur tetas dilakukan 1-4 hari, jika lebih akan terdampak
negatif terhadap daya tetas.

Faktor-faktor terpenting yang harus dlakukan dalam melakukan pengesetan HE / telur tetas:
Posisi telur jangan terbalik (up side down), karena akan menghasilkan DIS dan sangat
merugikan secara ekonomis,Telur jangan sampai dipilih yang kotor dan retak ambut
tersetting,Pemberian kode harus betul, meliputi: kode kandang, tgl produksi, kode setting
Ini penting utk identifikasi dan analisa masalah) dan Kelompokkan HE per mesin berdsrkan
strain, type bulu, usia induk, kandang dan lama koleksinya.

Hatcher dan ruang hatcher manajemen yang perlu dilakukan dan diperhatikan yaitu;
temperature,kelembapan,ventilasi,fumigasi dan penguapan dan juga harus memperhatikan
pencucian hatcher

Pada Pull Chik, Management yang harus dilakukan dan diperhatikan yaitu:
Yang pertama yaitu memperhatikan kriteria dan syarat pull chik Semua telur secara
keseluruhan sudah menetas,DOC sudah dipanen saat masih 5 % basah disekitar bulu
leher,Navel ( pusar) sudah menutup rapat dan kering, DOC menafas dengan normal, tdk
terengah-engah. Jika terengah-engah ini indikasi terlambat pull chick Pegang dan rasakan
kondisi perut DOC, apakah yolk terserap dengan baik. jika perut kempes berarti panen
sudah terlambat dan DOC akan mengalami dehidasi. Kondisi perut yang normal adalah
tidak kempes/ lembut dan tidak keras, (kenyal).Kemudian yang kedua waktu Pull chik
Masa inkubasi normal utk telur broiler di daerah tropis adalah 498 – 501 jam sedangkan
layer adalah 504 – 506 jam Angkat/ambil anak ayam sewaktu DOC sudah siap.Kontrol
secara berkala kondisi DOC, khususnya pd 4 – 6 jam menjelang waktu panen normal
Timing waktu pull chick yg tepat akan mempengaruhi jumlah culled chick (Culling
DOC) dan kualitas DOC,Terlambat mengangkat anak ayam berartianak ayam menetas dini
sehinga DOC kekurangan cairan, Anak ayam yang baru menetas memerlukan istirahat
selama 12 jam.Kemudian analisis DIS(Mati dalam shell) dan culled chik Pada waktu panen
saat memindahkan anak ayam ke box akan dtemui pd tay mesin hatcher beberapa telur
tidak menetas. Kumpulkan telur-telur tersebut dan hitung jumlahnya dan catat per masing-
masing kandang. Data ini akan digunakan utk evaluasi hasil penetasan dan rencana
perbaikan ke depan.

Dan yang terakhir yaitu grading dan seleksi DOC Seleksi DOC adalah memilih DOC yang
berkualitas dan layak dijual sekaligus melakukan klasifikasi grade yang telah ditetapkan.
Tanda-tanda DOC yang berkualitas baik:
 Pusarnya kering dan tertutup baik
 Sisik kaki bewarna kuning dan cerah dan tidak kering.
 Tingkah lakunya lincah, esponsif dan wana bulu tidak kusam
 Besarnya relatif seragam (uniform). Bobot DOC diperoleh 65 -69 % dari bobot telur
awal
 Tidak ada cacat fisik ataupun abnormalitas fisik.
 Mata cerah dan terang, pusar bersih dan kering dari yolk sac atau memban yang menonjol
 Hidung anak ayam bersih dan tidak ada bulu-blu kecil menempel. Ini menunjukkan
pernafasaan berjalan baik.
 Cepat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang minor dan mampu
bereaksi normal dengan vaksin aktif yang diberikan.
Tugas 2 PIP B1
Berikan gambar dan ciri-ciri dari jenis-jenis unggas (Jantan dan betina) dibawah ini :
 2 breed(bangsa) yang paling terkenal dari setiap kelas ayam

Kelas Asia (Asiatic Class)

Brahma (di India)


Ayam Brahma berasal dari India, yaitu di sekitar sungai Brahma Putra. Ayam Brahma dibawa ke
Amerika pada tahun 1846 dan ke Inggris pada tahun 1953, terutama ayam yang berbulu terang. Bangsa
aslinya sudah sukar ditemukan, tetapi keturunannya yang dinamakan Gray Chittagong masih ada. Tanda
spesifik ayam Brahma adalah gerakannya lamban, jengger (comb) berbentuk pial, pertumbuhan bulu
baik dan longgar, berat badan jantan 4,56-5,50 kg dan betina 3,65-4.33 kg. Ayam Brahma mempunyai
tiga varietas, yaitu light (berbulu terang), dark (gelap), dan buff (keemasan).

Ayam Langshan
Ayam Langshan berasal dari daratan Cina Utara dan dibawa ke Inggris pada tahun 1872, kemudian
menyebar ke Amerika dibawa oleh para imigran. Ayam Langshan mempunyai tanda spesifik, yaitu
tubuh lebih kecil dan pendek dibandingkan dengan ayam Brahma dan Cochin, tetapi kakinya di panjang,
single comb, kerabang cokelat, ayam berdiri tegak, bulu tipis, show berbulu sedikit, berat badan 3,65 –
4,83 kg (jantan) dan 2,96 – 3.42 kg (betina). Varietas ayam Langshan yang terkenal adalah Langshan
hitam da Langshan putih.

Kelas Amerika (American Class)

Ayam Plymouth Rock (PR)


Ayam Plymouth merupakan ayam yang terkenal di Amerika. Tanda spesifik ayam ini adalah badan
besar dan panjang dengan proporsi daging baik, produksi telur tinggi, jengger tunggal dengan lima
gerigi, dan cincin mata merah. Berat badan ayam jantan 3,5-4,4 kg dan betina 2,75-3,5 kg Ayam White
Plymouth Rock (WPR) dikembangkan sebagai penghasil ayam broiler karena bulunya putih dan mudah
dicabut, serta kulitnya berwarna kuning. Varietas ayam Plymouth yang terkenal adalah Barred Plymouth
Road (BPR) yang merupakan persilangan antara ayam Dominique dan Black Cochin, White Plymouth
Rock, Silver Penceled Plymouth Rock, Columbian Partridge, Buff dan Blue Plymouth Rock

Ayam Rhode Island Red (RIR)

Ayam Rhode Island Red (RIR) merupakan hasil persilangan antara Red Malay Games dan Shanghai
merah yang seterusnya disilangkan dengan Brown Leghorn, Cornish, Wyandotte, dan Brahma. Bulu
berwarna merah cokelat, kerabang telur berwarna cokelat, cuping telinga berwarna merah shank dan
kuku berwarna kuning.
Varietas ayam Rhode Island Red (RIR) yang terkenal adalah Single Comb Rhode Island Red (RIR) dan
Rose Comb Rhode Island Red (RCRIR). Ekor dan sayap agak gelap. Berat betina 2,5 – 3,0 kg dan berat
jantan 4 kg. Konsumsi pakan cukup tinggi (165 g/ckor hari), kerabang telur berwarna cokelat, dan
soliditasnya kuat.

Kelas Mediteran (Mediterranean Class)


Ayam Leghorn
Ayam Leghorn berasal dari Italia. Tanda spesifik ayam Leghorn adalah bentuk tubuh ramping, paruh,
kulit dan kaki berwarna kuning, bentuk jengger tunggal dengan 5 buah gerigi pada bagian depan tegak
dan belakang rebah ke samping (meskipun ada comb rose). Ekor mencuat membentuk sudut 40° dengan
ekor, bobot ayam dewasa 2,7 – 2.9 kg (jantan) dan 2,0-2,25 kg (betina). Produksi telur 284 – 300
butir/ekor/tahun. Kulit telur berwarna putih. Konsumsi pakan 110 g/ekor/hari meskipun ayam diberi
pakan secara ad libitum.
Varietas ayam Leghorn yang terkenal adalah Single Comb White Leg horn (SCWL). Ayam ini tahan
terhadap temperatur panas sehingga cocok untuk dikembangkan sebagai ayam petelur di daerah tropis.
Ayam Leghorn sensitif terhadap stres, tetapi tidak memiliki sifat mengeram.
Ayam Minorca
Ayam Minorca berasal dari pulau Minorca di laut Mediterania dan merupakan bangsa ayam yang
terbesar dari kelas Mediteran. Tanda spesifik ayam Minorca adalah tubuh panjang, dada bulat, punggung
panjang dengan lekukan halus terhadap leher dan ekor, kulit berwarna putih, jengger tunggal dengan
enam gerigi, dan pial besar. Berat jantan 3,20 – 3,6 kg dan berat betina 2.70 -3,00 kg.
Varietas ayam Minorca yang terkenal adalah Single Comb White Minorca (SCWM), Single Comb
Black Minorca, dan Single Comb Buff Minorca (SCBM).

Kelas Inggris (English Class)

Ayam Orpington
Ayam Orpington dikembangkan pertama kali di Orpington, Kent Coun try oleh William Cook. Tanda-
tanda spesifik ayam Orpington adalah tubuh besar dengan bentuk panjang, dalam dan bulat, dada penuh,
tulang pendek, berat, bulu longgar, dan single comb. Jenis ayam ini kurang populer sebagai ayam
potong karena kulitnya putih, juga kurang baik sebagai petelur karena telurnya kecil. Varietas ayam
Orpington yang terkenal adalah ayam Buff White, Black, dan Blue Orpington.

Ayam Australorp
Ayam Australorp dikembangkan di Australia dari keturunan Black Orpington yang telah beradaptasi.
Tanda-tanda spesifik ayam Australorp adalah badan lebih kecil dibandingkan dengan ayam Black
Orpington, bulu rapat dan hitam, jengger tunggal, punggung panjang dan tegak, kaki dan kuku berwarna
hitam gelap, tetapi pada telapak kaki berwarna putih dan kerabang telur berwarna cokelat. Ayam
Australorp sering dikawinkan dengan betina White Leghorn dan menghasilkan Austra White.
Kelas Polandia (Polish Class)
Ayam kelas Polish merupakan ayam hias dan hanya ada satu breed yang terdiri atas 18 varietas. Ayam
Polish mempunyai mahkota (crest) dan janggut (beard)

Kelas Hamburg (Hamburg Class)

Ayam kelas Hamburg berasal dari Jerman dan Belanda. Jenis ayam memiliki badan kecil dan dikenal sebagai ayam
hias. Telur berwarna putih. warna bulu silver atau hitam-putih, jengger pea, berat ayam jantan berat ayam jantan 2,25
kg dan betina 1,8 kg

Kelas Kontinental (Continental Class)

Ayam kelas Kontinental terdiri atas dua breed, yaitu Campine asal Belgia dan Lakenvelder yang berasal dari Jerman.
Warna bulu ayam Campine umumnya lurik (barred) dengan bulu leher putih, perak, atau kuning emas. Kerabang telur
berwarna putih. Berat ayam betina 2,25 kg dan ayam jantan 2.70 kg.
Ayam Lakenvelder berasal dari Jerman. Warna favorit adalah putih perak dengan leher dan ekor hitam-cokelat. Berat
ayam betina 2 kg dan jantan 2.25 -2.70 kg
 Ciri dan jenis itik
1. Itik Tegal
Itik tegal, ciri - ciri umum itik jenis ini adalah bentuk badan yang mirip botol, langsing, postur tubuhnya
tegak, tinggi badannya dapat mencapai 50 cm. Lehernya cenderung membulat namun panjang, proporsi
kepala jauh lebih kecil daripada badan dan letak mata mengarah sedikit ke atas bagian kepala. Warna
bulu kecoklatan/tutul2 coklat. Biasanya umur produktif yang baik untuk jenis bebek tegal ini adalah 1-2
tahun, yang mana usia produktif dapat berulang sebanyak 3x dalam setahun. Satu lagi, itik tegal tidak
mengerami telur.

2. Itik Mojosari
Jenis yang kedua adalah Itik Mojosari. Itik jenis ini merupakan itik lokal unggul yang mulai diternak di
daerah Modupuro, Mojosari, Daerah Mojokerto Jawa Timur, oleh karena itu terkenal pula disebut itik
mojokerto. Kenapa itik Mojosari ini cepat sekali populer dan menjadi komoditas utama para peternak
bebek? Karena itik ini memiliki rasa yang enak. Lebih empuk karena struktur tubuh yang lebih kecil dari
bebek kebanyakan. Namun itik mojokerto ini mempunyai andalan lainnya, yaitu telur yang lebih besar
dari itik lainnya dan warnanya lebih hijau. Bentuk umum badan itik mojosari hampir sama dengan itik
tegal, namun badan lebih kecil dengan warna bulu yang cenderung kemerahan dengan campuran warna
coklat, hitam, dan putih.

3. Itik Bali (Anas SP)


Jenis ketiga adalah Itik Bali. Itik bali adalah varian itik lokal yang banyak dibudidaya di Pulau Bali dan
Pulau Lombok. Daya tahan tubuh yang sangat bagus membuat itik ini dapat diternak di berbagai daerah
dengan berbagai suhu yang berbeda-beda. Inilah yang menjadikan itik bali banyak diminati juga oleh
para peternak bebek.
Bentuk umum itik bali juga hampir sama dengan itik jawa/ itik tegal, namun badannya terlihat lebih
lebar/berisi dibandingkan itik jawa, lehernya juga lebih pendek. Hal lain dari itik bali yang membedakan
dari itik jawa adalah warna bulu yang lebih terang. Warna bulu juga mempengaruhi jumlah produksi
telur itik bali, sama seperti itik tegal.
Itik Bali dengan warna bulu sumi adalah yang paling banyak produksi telurnya, yaitu mencapai 153
butir telur per tahun. Itik Bali dengan bulu sumbian dapat memproduksi sekitar 145 butir telur tiap
tahunnya. Yang terakhir adalah Itik bali berbulu sikep hanya mampu menghasilkan 100 butir telur per
tahun. Jenis Itik bali yang lain adalah berbulu putih bersih dengan jambul di kepala, namun jenis
berjambul ini lebih banyak dijadikan sebagai sesaji atau itik hias daripada dijadikan itik petelur karena
keindahan bentuk dan warnanya.

4. Itik Alabio (Anas platurynchos)


Itik alabio adalah salah satu itik yang paling terkenal di Indonesia dan banyak pula dijual di pasaran. Itik
ini merupakan jenis itik asli dari Kalimantan. Lahir dari persilangan itik/bebek peking dengan itik lokal
kalimantan. Orang yang pertama kali menamai itik alabio adalah Drh. Saleh Puspo. Pada tahun 1950
Alabio adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Hulu daerah Kalimantan Selatan. Itik alabio
mempunyai ciri umum yaitu badan membentuk segitiga dan membentuk sudut 60 derajat dari tanah.
Bentuk kepala lebih mengecil dengan paruh berwarna kuning. Warna umum bulu itik alabio betina
adalah kuning bercampur dengan warna abu-abu. Ujung dada, sayap, kepala ekor ada sembur warna
hitam. Namun warna itik alabio jantan adalah abu-abu hitam dan ekornya ada bulu yang melengkung
keluar.

5. Itik Rambon (Itik Ras Cirebon)


Itik Rambon merupakan itik hasil persilangan antara itik lokal Cirebon (Itik Tegal ) dengan itik Alabio.
Tujuan persilangan adalah diperoleh itik pedaging berproduksi telur tinggi dan disukai oleh konsumen.
Karkteristik itik Rambon, berwarna bulu kecoklatan halus mengkilat, paruh dan kaki berwarna hitam,
ukuran badan ramping tinggi, leher panjang dan berdiri tegak nampak seperti botol, mata bening cerah.
Bobot badan umur 20 minggu berkisar 1,5 – 1,6 kg. Pejantan Rambon memilki birahi tinggi, sehingga
akan sering kawin. Produksi telur mencapai 75 – 80% dengan kulit telur berwarna hijau kebiru-biruan.

6. Itik Turi
Itik Turi mempunyai bentuk badan dan warna bulu yang berbeda dibanding itik lokal lainnya (Itik
Mojosari, Itik Alabio, itik Tegal dan itik Bali), ukuran badan itik Turi lebih kecil dibanding itik Tegal
maupun Mojosari dan termasuk itik tipe ringan.
Itik Metaram memiliki ciri fisik : bentuk badan yang langsing dan warna bulunya yang khas. Warna
bulu dapat digunakan untuk membedakan kategorinya, yakni hitam, bosokan atau coklat kehitaman, dan
bambangan atau coklat kemerahan. Itik yang berwarna bambangan mempunyai populasi terbanyak
dibandingkan warna bulu lainnya.

7. Itik magelang (kalung)


 Asal Magelang, Jawa tengah.
 Jantan (paruh berwarna hitam panjang dan melebar pada bagian ujungnya).
 Betina (bentuk kaki pendek, warna hitam)
 Umumnya warna bulu kecoklatan, dengan variasi coklat muda hingga coklat tua kehitaman.
 Ciri khas (warna putih melingkar di leher/kalung).
 Penamaan itik magelang berdasarkan variasi warna bulu:
 Kalung (warna coklat muda hingga tua, lehernya berkalung putih sempurna)
 Jawa (warna coklat muda sampai tua, tapi lehernya tdk berkalung).
 Bosokan (warna hitam kecoklatan mulus dan terkadang dgn tutul2 putih).
 Jarakan (warna coklat dengan tutul hitam, pada sayap terdapat bulu putih).
 Pelikan (warna putih mulus, paruh dan kaki kuning sampai jingga).
 Gambiran (hitam kecoklatan seragam, ujung sayap putih)
 Wiroko (hitam kelam, dada agak putih)
 Irengan (hitam mulus)

 Ciri dan jenis puyuh


1. Puyuh Batu (Excalfactoria chinensis)
Asal dari burung puyuh batu yaitu asli dari Indonesia dan berhabitat di dataran tinggi. Ciri ciri dari
burung puyuh batu yaitu bulunya berwarna hitam pekat dan dibagian leher ada pada bagian leher
berwarna putih. Ukuran tubuh burung puyuh batu sangat minimalis yaitu sekitar 15cm saja. Ia sering
dijadikan hewan peliharaan karena mudah ditangkap dan jarang terbang.

2.Puyuh Gonggong Jawa (Arborophila javanica)


Burung puyuh gonggong sering ditemui di daerah tinggi antara 1.000 – 3.000 mdpl. Memiliki ciri fisik
yakni berbulu kemerah-merahan dan ada tanda berbentuk cincin hitam dibagian kepala. Ukurannya agak
lumayan besar yaitu 23 cm. Puyuh gonggong jawa termasuk saah satu jenis puyuh yang banyak
dibudidayakan oleh masyarakat.
3. Puyuh Pepekoh (Coturnix chinensis)
Burung puyuh pepekoh memiliki ukuran tubuh yang kecil dan mungil. Ukurannya hanya sepanjang 15
cm. Awalnya burung puyuh pepekoh berasal dari hutan namun seiring berkembangnya waktu, puyuh ini
dikembangbiakan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Seperti puyuh gonggong, burung puyuh pepekoh
hidup secara berkoloni. Biasanya puyuh pepekoh dimanfaatkan untuk dimabil telurnya. Ia termasuk
jenis puyuh petelur yang dapat menghasilkan telur sekitar 200-280 butir pertahunnya.

4. Puyuh Jepang
Burung puyuh jepang termasuk jenis puyuh yang mudah dipelihara dan sering dibudidayakan oleh
masyarakat. Karena memiliki produktivitas telur yang tinggi yaitu 250-300 maka sering dijadikan
sebagai puyuh petelur. Puyuh jepang akan bertelur pada usia 40-50 hari dengan bobot telur berkisar 8-12
gram.
Ternyata tidak hanya dijadikan petelur, postur tubuhnya yang agak besar bisa menjadikan puyuh jepang
sebagai jenis puyuh dwiguna yakni dapat dimanfaatkan dagingnya. Biasanya jika puyuh jepang sudah
tidak berproduksi telur kembali, maka akan dijadikan sebagai puyuh pedaging. Ciri-ciri puyuh jepang
yaitu memiliki bulu yang mencolok yakni cokelat muda.

5. Puyuh Sengayan/ Mahkota


Burung puyuh ini tersebar di wilayah Asia Tenggara dan sering ditemui di dasar hutan. Ciri-cirinya yaitu
puyuh jantan berwarna biru keunguan, dahi putih serta jambul dan paruh berwarna merah. Sedangkan
puyuh betina kepala dan jambul berwarna abu-abu, bulu hijau dan sayap kecoklatan. Ukuran tubuh
puyuh sengayan/mahkota yaitu sektiar 25 cm.
6. Puyuh Albino
Banyak yang mengatakan bahwa puyuh albino memiliki kelainan genetika padahal sebenarnya puyuh ini
ada salah satu gen resesif yang ada albinonya. Dari sekian banyak jenis puyuh, albino inilah yang
memiliki beberapa kekurangan dari bagian fisiknya diantaranya yaitu pandangannya rabun dan daya
tahan tubuh sangat lemah sehingga angka kematiannya sangat tinggi.
Meskipun memiliki kekurangan ada sisi positif dari jenis puyuh albino yaitu produktivitas telur lebih
banyak daripada jenis puyuh yang lainnya.

7. Puyuh Rimba Sumatra


Seperti namanya, asal mula puyuh rimba yaitu ditemukan di hutan datar wilayah Sumatera dan termasuk
kedalam jenis burung puyuh hias. Pada pagi hari meraka akan berkicau dengan mengeluarkan suara
khasnya. Habitat burung puyuh rimba sumatra aslinya hidup berkelompok dengan jumlah disetiap
kelompok sekitar 2 – 5 burung puyuh.
8. Callipepla squamata
Asal dari puyuh callipepla squamata yaitu di Amerika Utara. Jika dibandingkan dengan jenis puyuh lain,
puyuh ini memiliki postur tubuh yang lebih besar yakni panjang sekitar 25-30 cm.

9. Puyuh Blaster
Keunggulan yang dimiliki dari puyuh blaster yaitu telur yang dihasilkan besar sekitar 12gram lebih dan
bobot afkir yang dihasilkan bisa mencapai 200gram keatas. Burung puyuh blaster masuk dalam jenis
puyuh dwiguna yaitu dapat dijadikan petelur maupun pedaging.
Cukup banyak juga peternak puyuh yang menggunakan puyuh blaster dalam usahanya

 Ciri dan Jenis Merpati

Jenis Burung Merpati Domestik

Burung merpati domestik adalah semua burung merpati yang tidak hidup liar atu sudah dikembang biakkan oleh
manusia.Mereka dipelihara dengan tujuan olah raga, hobi, bahkan untuk dimakan. Berikut ini beberapa ciri-ciri burung
merpati yang sehat:

 Memiliki mata yang bersinar terang dan pandangan yang tajam, tidak layu, cepat bereaksi terhadap benda-benda
di sekitarnya termasuk cahaya.
 Burung merpati terlihat aktif bergerak dan gesit saat bereaksi dengan lingkungan sekitar. Ia tidak terlihat diam
saja di satu tempat.
 Akan bereaksi jika melihat lawan jenis, misalnya salah tingkah.
 Mampu terbang pada ketinggian yang lebih tinggi hingga 77,6 mph dengan kecepatan rata-rata.
 Mampu menempuh jarak sekitar 600 hingga 700 mil.
 Mampu menavigasi arah terbang dan bisa kembali ke rumah atau tempat asalnya saat dilepaskan.
Merpati Liar

Hidup di alam liar atau tidak berinteraksi dnegan manusia merupakan bagian dari merpati ini.Merpati liar yang banyak
ditemukan di daerah pemukiman penduduk merupakan jenis merpati batu.Spesies ini memang senang mencari makan
di area terbuka bahkan ditengah kerumunan manusia.Kalau kalian jalan-jalan ke luar negeri dan menemukan merpati-
merpati di tengah kota itulah jenis merpati liar.Mereka tidak takut berdekatan dengan manusia meskipun tidak
dipelihara karena memang itu tempat mencari makan.Kalian bisa mendekati atau memegang merpati liar dengan
memberi mereka makan. Bisa dengan roti gandum maupun biji-bijian.

Merpati Ekor Pita

Jenis merpati ini merupakan merpati liar yang hidup di alam liar. Kebanyakan spesies ini ditemukan di daerah Amerika
bagian Utara hingga pentai pasifik.Seperti namanya burung ini memiliki ekor yang panjang dengan corak seperti pita
atau plester berwarna putih maupun abu-abu.Panjang tubuh merpati ini antara 14 hingga 18 inci dengan paruh dan kaki
berwarna kuning terang.Di alam liar mereka suka memakan biji-bijian, berbagai macam buah beri, dan biji pohon ek.
Mereka hidup di pinggiran hutan atau perkebunan dengan banyak pohon.Mereka memilih tempat dengan banyak pohon
sebagai sarang mereka. Waktu mereka lebih banyak dihabisnya untuk berdiam diatas pohon karena mereka suka
bersarang.
Merpati Modena

Jenis burung merpati yang berasal dari daerah Modena, Italia bagian Utara ini mempunyai bentuk tubuh yang gemuk
dan bulat. Selain itu ekornya berukuran pendek yakni sekitar 25 cm.Pada saat ini merpati Modena sudah menyebar ke
berbagai negara termasuk Indonesia. Adapun jenis yang dikenal di Indonesia adalah merpati American Modena dan
English Modena.Tetapi secara umum burung Modena terbagi menjadi dua jenis yaitu Gazzi/Pied, Magnani/Harlequin,
serta Schietti/self berwarna

Merpati Jacobin
Seperti penamaannya, ciri yang paling menonjol dari jenis ini adalah bulu yang berada di sekitar kepala sampai leher
berbentuk seperti mantel (Jacob). Sedang tubuhnya terangkat ke atas dan sedikit tegak, tetapi ekornya menjuntai ke lantai.

Merpati Brongsong

Merpati ini dikenal dengan nama merpati brongsong, yakni hewan endemik wilayah Jawa timur seperti Blitar, Kediri,
Tulungagung, dan sebagainya.Untuk mengenali merpati brongsong mudah saja sebab mereka mempunyai ciri tubuh
yang berukuran besar, jambul yang lebar dan menyebar pada bagian kepala sampai pipi, sedang bagian kakinya tidak
memiliki bulu.
Merpati Wulung

Jenis lain yang juga berasal dari Indonesia adalah merpati wulung. Disebut dengan wulung karena merpati ini
mempunyai motif warna yang persis dengan burung elang wulung/elang bondol.Warna tubuhnya didominasi oleh
warna putih di bagian kepala sampai leher, dan coklat pirang pada bagian perut sampai dengan ekornya. Jambul di atas
kepalanya juga menjadi ciri khas burung lucu ini. Banyak sekali jenis merpati lokal Indonesia yang banyak diminati
dan dijadikan hewan peliharaan, salah satunya adalah merpati pajer.Keistimewaan yang bisa ditemukan pada merpati
pajer adalah kemampuan terbangnya yang dapat menjulang tinggi. Pajer mempunyai ukuran paruh yang cukup panjang
serta jambul di bagian belakang kepalanya.

 Ciri dan Jenis Kalkun


1. Kalkun Bronze
Ayam kalkun bronze adalah jenis kalkun paling banyak dan populer di Indonesia. Ciri khasnya yaitu warna bulu yaitu hitam
kecoklatan berpadu dengan warna putih. Kalkun ini memang banyak dibudidayakan.Tentu saja karena harganya yang relatif
murah. Selain itu cita rasa daging ayam kalkun bronze cukup nikmat. Maka tak heran kalau kalkun jenis ini dijadikan sebagai jenis
kalkun pedaging.

2. Kalkun Golden Palm


Golden Palm adalah jenis kalkun yang terdapat banyak variasi warna pada bulunya. Perpaduan warnanya antara lain hitam, coklat
dan putih. Pada bagian ekornya terdapat warna bulu putih dengan strip hitam.

Di bagian kepala ayam kalkun golden palm, kita bisa lihat warna kebiru-biruan, pialnya berwarna merah serta pada bagian kakinya
yang berwarna putih ke abu-abuan. Populasi ayam kalkun golden palm sekarang ini semakin banyak ditemukan di pasaran lokal
Indonesia.
3. Kalkun Pencilled Palm
Kalkun yang unik karena punya warna perpaduan mirip warna batik pada bulu ekornya dan memiliki perpaduan warna mirip corak
warna bulu macan. Maka banyak pula yang menyebutnya sebagai kalkun pencilled tiger.

4. Kalkun Narragansett
Jenis Kalkun Narragansett adalah jenis kalkun yang memiliki corak mirip batik pada bagian bulu ekornya dan terdapat campuran
warna abu-abu gelap bercampur warna kuning keemasan.

5. Kalkun White Holland / Kalkun Putih


Jenis Kalkun White Holland atau biasa dinamakan sebagai ayam kalkun putih merupakan jenis kalkun yang memiliki warna bulu
putih di seluruh tubuhnya. Di wilayah Indonesia jenis Kalkun ini cukup populer dan banyak dipelihara oleh para penghobi ayam
hias.

6. Kalkun Bourbon Red


Jenis kalkun bourbon red merupakan jenis ayam kalkun yang berwarna merah kecoklatan. Dilihat dari segi harganya cukup tinggi
dan masih cukup jarang dipelihara. Namun bagi kalangan penghobi ayam hias sudah cukup akrab di telinganya.
7. Kalkun Black Spanish
Jenis Kalkun black Spanish adalah jenis kalkun termahal jika dibandingkan dengan jenis kalkun yang lainnya. Harganya relatif
lebih mahal membuat kalkun jenis ini dibudidayakan hanya untuk dimanfaatkan keindahannya dan dijadikan sebagai ayam hias.

8. Kalkun Blue Slate


Jenis ayam kalkun adalah jenis kalkun baru yang ada di Indonesia. Mulai dikembangkan sejak tahun 2016. Karena masih
tergolong baru maka keberadaannya di Indonesia pun masih cukup langka.

9. Kalkun Self Buff


Kalkun ini memiliki ciri khas warna dengan perpaduan putih dan coklat muda. Saat ini kalkun Self Buff masih cukup jarang
dipelihara di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai