Stabilisasi Tanah Menggunakan Fly Ash

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

STABILISASI TANAH MENGGUNAKAN FLY ASH TERHADAP


NILAI KUAT TEKAN BEBAS BERDASARKAN VARIASI KADAR
AIR OPTIMUM
(Studi Kasus Jalan Raya Bojonegara, Kab. Serang)
Rama Indera K1, Enden Mina2, Akbar Prasetio Hutomo3
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman Km.3 Kota Cilegon – Banten Indonesia
3
[email protected]

ABSTRAK

Tanah merupakan dasar dari suatu konstruksi bangunan sipil yang menerima dan menahan beban dari suatu
struktur di atasnya. Terdapat beberapa masalah yang harus dihadapi oleh seorang insinyur sipil di lapangan,
dimana lokasi di daerah Jalan Raya Bojonegara KM 19 Kabupaten Serang memiliki karakteristik tanah yang
kurang baik sehingga mengalami kerusakan pada jalan. Untuk menambah kekuatan dan memperbaiki daya
dukungnya perlu salah satu metode yang dilakukan upaya stabilisasi pada tanah di lokasi tesebut.
Penambahan abu terbang merupakan salah satu cara stabilisasi tanah ekspansif yang paling efektif, karena
abu terbang bersifat pozzolan yang dapat mengikat mineral tanah menjadi padat, sehingga dapat mengurangi
kembang susut tanah dan menambahkan nilai kekuatan tanah.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi klasifikasi tanah, indeks plastisitas tanah dan mengetahui
nilai kuat tekan bebas serta pengaruh penambahan fly ash terhadap sifat fisik tanah dalam kondisi eksisting.
Kadar air benda uji diambil dari hasil pemadatan proctor untuk campuran benda uji menggunakan kadar air
optimum dengan variasi campuran abu terbang 0%, 10%, 20%,dan 30%.
Dari hasil pengujian diperoleh tanah yang di stabilisasi dengan fly ash pada variasi 0%, 10%, 20%, dan 30%
menunjukkan adanya peningkatan nilai daya dukung, dan menurunkan batas plastis, batas cair tanah serta
nilai berat jenis tanah. Nilai UCT (Unconfined Compression Test) terbesar terdapat pada tanah campuran
dengan kadar fly ash sebesar 30% dengan pemeraman selama 28 hari yaitu sebesar 2.4 kg/cm2 kenaikan nilai
kuat tekan sebesar 36.1% dari nilai kuat tekan awal tanpa bahan campuran, penambahan fly ash menurunkan
nilai batas plastis dan batas cair serta menurunkan nilai berat jenis.

Kata Kunci : Abu Terbang, Stabilisasi, Pemadatan, UCT (Unconfined Compression Test) , Sifat Fisik
Tanah

ABSTRACT

Soil is the foundation of civil construction building to receive and hold the load from a structure on it. There
are some problems that must be faced by a civil engineer in the field, where location in the highway
Bojonegara KM 19 distict Serang having the characteristics of soil less well that damaged in the way. To the
add strength and improve bearing capacity soil need to be stabilized. The addition of fly ash is one of the
methods to stabilize expansive soil, because fly ash is material, that can be binded to minerals soil and make
the soil stabilizing , thus reducing the swell shrinkage of the soil and add value of soil strength.
The research aims to find out the classification of the soil, soil plasticity index and know value of
compressive strength and influence additional fly ash against the character of physical of soil in the existing.
The water content of the object test taken from the proctor compaction for mixing test use the moisture
content of optimum , mixture of fly ash variation of 0%, 10%, 20% and 30%.
Based on the result, soil that stabilized by fly ash on a variation of 0%, 10%, 20%, and 30% showed increase
of in value capacity ,soil strength and decrease plastic limits,liquid limit soil but in the value of specific
grafity soil. The largest value of UCT (Unconfined Compression Test) result for soil sample mixed with fly
ash levels by 30% and curing for 28 days, the value is 2,4 kg/cm2. A rise in value of compressive strength
36.1% of the value of power early without of ingredients mixed. The addition of fly ash decrease the value of
the plastic limit and the liquid limit,and in the value of specific grafity soil.

Keywords: Fly ash, stabilization, compaction, UCT (Unconfined Compression Test), Soil Physical Properties

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 1


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

1. PENDAHULUAN berdasarkan pada system classification


Tanah merupakan dasar dari suatu unified dan AASTHO dan berapa nilai kuat
konstruksi bangunan sipil yang berfungsi tekan bebas tanah sebelum dan sesudah
menerima dan menahan beban dari suatu pencampuran tanah dengan fly ash,
struktur di atasnya. Pada tanah lunak terdapat berdasarkan (ω optimum) kadar air optimum
dua masalah pokok. Pertama, masalah daya yang di cari melalui uji lab degan presentase
dukung tanah yang rendah. Kedua, masalah fly ash 0%,10%, 20% dan 30%.
penurunan yang besar. Sifat tanah lunak yang Peneilitian yang dilakukan ini
lain, yang juga kurang menguntungkan mempunyai tujuan yaitu mengetahui jenis
adalah mempunyai kadar air yang tinggi. dan klasifikasi tanah pada Jalan Raya
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan Bojonegara Kabupaten Serang dengan
upaya perbaikan tanah melalui usaha pengujian fisik tanah, Memberikan
stabilisasi tanah. fly ash merupakan satu tambahan informasi di bidang teknik sipil
bahan tambah (additive) yang cukup populer bahwa Fly Ash dapat meningkatkan nilai kuat
saat ini untuk digunakan sebagai pengganti tekan untuk tanah dasar jalan, berdasarkan
sebagian semen dalam campuran beton dan nilai kadar air optimum dan kadar air tiap
sebagai bahan untuk stabilisasi tanah sampel tanah
ekspansif. Pemanfaatan fly ash lebih mudah, Dalam penelitian ini mempunyai ruang
melihat kerusakan di Jalan Raya Bojonegara lingkup dan batasan penelitian, diantaranya
menimbulkan pertanyaan, apa jenis dan pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik
klasifikasi tanah yang terdapat di jalan Raya Sipil UNTIRTA Cilegon, Banten, dan
Bojonegara dan Berapa nilai kuat tekan bebas Sampel tanah diambil di daerah Jalan Raya
tanah sebelum dan sesudah pencampuran Bojonegara, diambil satu titik di daerah
tanah dengan fly ash. tersebut. Fly Ash yang digunakan digunakan
Sampel tanah diambil di daerah Jalan untuk pencampuran adalah limbah batu bara
Raya Bojonegara. Diambil satu titik di dari PLTU Lontar, Kabupaten Tangerang.
daerah tersebut. Fly ash yang digunakan Kadar presentase bahan tambah Fly Ash
digunakan untuk pencampuran adalah limbah adalah 0%, 10%, 20%, dan 30% berdasarkan
batu bara dari PLTU Lontar yang terletak di berat tanah kering udara dab Waktu
Kabupaten Tangerang. Pengujian nilai kuat pemeraman tanah campuran Fly Ash adalah
tekan bebas sebelum dan sesudah dicampur 0 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
fly ash untuk mengetahui nilai Qu. Kadar
persentase campuran fly ash bervariasi. Tidak 2. TINJAUAN PUSTAKA
melakukan pengujian kandungan kimia pada Banyak studi terdahulu yang berkaitan
tanah, fly ash dan air suling. Kadar air yang dengan penelitian stabilitas tanah dengan
dipakai untuk semua variasi persentase fly bahan campuran aditif, yaitu sebagai berikut :
ash adalah kadar air optimum tanah 1) Penambahan fly ash ke dalam tanah
campuran fly ash variasi fly ash dapat menurunkan Berat jenis atau
0%,10%,20% dan 30%. specific gravity (Gs) meningkatkan
Penelitian ini berlokasi di Jalan Raya indeks plastisitas (PI), meningkatkan
Bojonegara KM 19. Kab Serang Banten Berat volume kering (dry density),
menurunkan potensi pengembangan
(swelling potential) dan menaikan
kekuatan tanah.
2) Pengaruh Kadar Air Terhadap Kuat
Geser Tanah Expensif Bojonegoro
Dengan Stabilisasi Menggunakan 15%
Fly Ash Dengan Metode Deep Soi Mix
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Kadar air pada tanah asli berpengaruh
Sumber : google maps, 2016 terhadap kuat geser tanah. Semakin
besar kadar air, nilai qu, tegangan dan
Berdasarkan permasalahan tersebut Cu semakin kecil. Semakin besar kadar
diatas, maka merumuskan bahwa Apa jenis air pada tanah, nilai sudut geser dalam
tanah pada jalan Raya Bojonegara (ф) semakin kecil. Berbeda dengan nilai
2 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

kohesi, nilai kohesi maksimum berada


pada daerah sekitar OMC (kadar air ω= x 100% …………(1)
optimum). Volume deep soil mix
berpengaruh terhadap pengembangan
(swelling), semakin besar rasio volume C. Berat Jenis Butir
perbaikan deep soil mix, maka Pengertian berat jenis butir tanah adalah
pengembangan (swelling) semakin kecil. perbandingan antara massa isi butir tanah dan
3) Stabilisasi Tanah Lempug Dari hasil uji massa isi air (Standar Nasional Indonesia
tanah asli di dapat nilai berat isi kering SNI 1964-2008). Cara menentukan berat
maksimum (Ɣd) = 1,49 gr/cm³, Kadar jenis tanah ialah dengan mengukur berat
air optimum (Wopt) = 11,9 %, LL = sejumlah tanah yang isinya diketahui. Rumus
45,53% PL = 28,20%, SL = 16,25% dan untuk menghitung nilai Gs adalah :
PI = 17,32%, mengandung fraksi halus 2− 1
96,66 %, dengan gravitas khusus (Gs) = = …...(2)
( 4− 1) − ( 3 − 2)
2,53. Menurut (AASHTO) tanah
tersebut termasuk kelompok A-7-6 Keterangan :
(Tanah Lempungan). Hasil uji batas W1 = Berat piknometer kosong (gr)
konsistensi (batas – batas atterberg W2 = Berat piknometer + contoh tanah
limits) campuran tanah dengan kering (gr)
penambahan persentase fly ash di W3 = Berat piknometer + contoh tanah +
bandingkan tanah asli menunjukkan air suling (gr)
batas cair (LL) mengalami penurunan W4 = Berat piknometer + air suling (gr)
dan batas plastis (PL) cenderung K = Faktor Koreksi terhadap suhu
menurun, maka Indeks Plastissitasnya
(IP) menurun. D. Batas Cair
Batas cair tanah (LL) adalah kadar air
A. Definisi Tanah minimum di mana sifat suatu tanah berubah
Tanah adalah himpunan mineral bahan dari keadaan cair menjadi plastis. Besaran
organik dan endapan-endapan yang relatif batas cair digunakan untuk menentukan sifat
lepas (loose) yang terletak di atas batuan dan klasifikasi tanah. Percobaan ini berfungsi
dasar. Ikatan antar partikel tanah lemah untuk menentukan batas cair suatu contoh
disebabkan oleh pengaruh karbonat atau tanah.Rumus Batas Cair sebagai berikut :
oksida yang bersenyawa, atau dapat juga
disebabkan oleh adanya material organik. = ………………….(3)
Diantara partikel-partikel tanah terdapat 25
ruang kosong yang disebut pori-pori (void
space) yang berisi air atau udara. E. Batas Plastis
Proses pembentukan tanah terjadi secara Batas plastis (plastic limit/PL) adalah
fisis atau kimiawi. Proses fisis yaitu kadar air dimana suatu tanah berubah dari
mengubah batuan menjadi partikel kecil keadaan plastis keadaan semi solid.
akibat pengaruh angin, erosi, es, manusia, Angka Indeks Plastisitas tanah didapat
suhu atau cuaca. Sedangkan proses kimiawi setelah pengujian Batas Cair dan Batas
akibat pengaruh zat disekitarnya seperti Plastis selesai dilakukan. Angka Indeks
oksigen, karbondioksida, air terutama yang Plastisitas Tanah merupakan selisih angka
mengandung asam atau alkali dan proses Batas Cair (liquid limit, LL) dengan Batas
kimia lainnya. Plastis (plastic limit, PL). Rumus Indeks
Plastisitas tanah adalah :
B. Kadar Air
Kadar air tanah ialah perbandingan berat PI = LL – PL ……………………….(4)
air yang terkandung dalam tanah dengan
berat kering tanah tersebut. Kadar air tanah F. Analisa Besar Butir
dapat digunakan untuk menghitung Analisa saringan adalah suatu usaha
parameter sifat-sifat tanah. Rumus untuk untuk mendapatkan ukuran distribusi tanah
menghitung kadar air suatu tanah adalah : dengan menggunakan saringan. Sifat dari

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 3


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

suatu jenis tanah tergantung kepada ukuran Zero Air Void :


butiran yang lolos saringan tertentu . Oleh
karena itu, pengukuran besarnya butiran γ = ………………..(6)
tanah merupakan suatu percobaan yang 1+( )
sangat penting dilakukan dalam bidang
Mekanika Tanah. I. Kuat Tekan Bebas
Kuat tekan bebas adalah tekanan aksial benda
G. Klasifikasi Tanah uji pada saat mengalami keruntuhan atau pada
Klasifikasi tanah adalah saat regangan aksial mencapai 20%. Pengujian
mengelompokkan tanah berdasarkan kuat tekan bebas termasuk hal khusus dari
kategori-kategori dan karakteristik dari pengujian Triaksial Unconsolidated Undrained,
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dalam
masing-masing tanah dengan berbagai cara,
melakukan pengujian kuat tekan bebas tanah
menggunakan sebuah alat maupun secara kohesif, dengan tujuan untuk memperoleh nilai
sederhana. Klasifikasi keteknikan yang kuat tekan bebas tanah kohesif Uji kuat tekan ini
paling banyak digunakan adalah klasifikasi mengukur seberapa kuat tanah menerima kuat
Unified Soil Classification System (USCS). tekan yang diberikan sampai tanah tersebut
Klasifikasi USCS memiliki tiga kelompok terpisah dari butiran-butirannya juga mengukur
utama, yaitu tanah dengan ukuran partikel regangan tanah akibat tekan tersebut
kasar (mengandung pasir dan kerikil), Sifat berkurangnya kekurangan tanah
partikel halus (tanah lempung dan liat), dan akibat adanya kerusakan struktural tanah
tanah dengan kadar organik tinggi (misal tersebut disebut kesensitifan (sensitivity).
tanah gambut). Klasifikasi secara Tingkat kesensitifan dapat ditentukan sebagai
menyeluruh membutuhkan banyak data yang ratio antara kekuatan tanah yang masih asli
terdiri dari warna, kadar air, kekuatan tekan, dengan kekuatan tanah yang sama setelah
batas cair, batas plastis dan sifat lainnya. terkena kerusakan (remolded), bila tanah
tersebut diuji dengan cara tekanan tak
H. Pemadatan tersekap
Pemadatan tanah dilakukan untuk mencari
kerapatan menyeluruh dan kadar air supaya J. Stabilitas Tanah
dapat menentukan kerapatan kering. Tanah Stabilitas tanah adalah usaha untuk
yang renggang harus dipadatkan agar meningkatkan stabilitas dan daya dukung
meningkat volumenya. Pemadatan dilakukan tanah. Menurut Bowles (1984) apabila tanah
dengan menggilas dan menumbuk sehingga yang terdapat di lapangan bersifat lepas atau
menimbulkan pemampatan pada tanah sangat mudah tertekan, atau apabila
dengan mengusir udara dari pori-pori. mempunyai indeks konsistensi yang tidak
Penambahan air pada tanah yang sedikit sesuai, permeabilitas terlalu tinggi, atau sifat
lembab sedikit membantu pemadatan, dengan lain yang tidak diinginkan sehingga tidak
mengurangi tarikan permukaan. Namun akan sesuai untuk suatu proyek pembangunan,
menimbulkan kadar air optimum, yang akan maka harus dilakukan stabilisasi tanah.
mengakibatkan meningkatnya pori-pori.
Kadar air yang paling tepat dimana harga K. Abu Terbang (Fly ash)
berat volume kering maksimum tanah dicapai SNI 03-6414-2002 mendefinisikan fly ash /
disebut “kadar air optimum”. Buat kurva abu terbang adalah limbah hasil pembakaran
hubungan antara kadar air (w) sebagai absis batu bara pada tungku pembangkit listrik
dan berat volume tanah kering sebagai tenaga uap yang berbentuk halus, bundar dan
ordinat, puncak kurva sebagai nilai (γd bersifat pozolanik. Fly ash dan bottom ash
maks), kurva yang digunakan adalah kurva merupakan limbah padat yang dihasilkan dari
dari uji pemadatan tanah (proctor standart). pembakaran batubara pada pembangkit
Dari titik puncak ditarik garis vertikal tenaga listrik
memotong absis, pada titik ini adalah kadar
air optimum. Rumus Kerapatan Kering :
100
= ……………….(5)
100 +

4 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

Tabel 1. Klasifikasi Fly ash

Gambar 2. Grafik Hubungan Liquid Limit dan


Plasticity Index
Sumber : Hardiayatmo,1992

Tabel 3. Klasifikasi Tanah Bebutir Halus


menurut USCS

3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan beberapa
tahap, pertama pengujian sifat fisik tanah dan
analisa besar butir untuk mengetahui jenis
tanah. Selanjutnya melakukan uji pemadatan
untuk mengetahui kadar air optimum dan
berat isi kering maksimm tanah. Setelah itu
melakukan pembuatan benda uji dengan
kadar fly ash yang ditentukan yaitu 0%, Sumber : Brockenbrough dkk, 2003
10%, 20% dan 30%. Setelah pemeraman
selesai maka lakukan uji Unconfined Dari hasil pengujian analisa besar butir,
Compression Test (UCT), atau disebut juga batas cair dan batas plastis kemudian
Uji Kuat Tekan Bebas untuk mendapatkan disesuaikan dengan tabel sistem USCS maka
nilai daya dukung tanah tersebut. Selain uji tanah Jalan Raya Bojonegara Kabupaten
UCT lakukan juga uji sifat fisik tanah untuk Serang diklasifikasikan sebagai tanah MH,
mengetahui pengaruh fly ash terhadap sifat yaitu lempung tak organik, lempung
fisik tanah. Kemudian melakukan analisis. bercampur lanau pasir halus.

4. HASIL DAN ANALISIS B. Pemadatan


A. Sifat Fisik Tanah Uji pemadatan bertujuan untuk
Berikut adalah hasil pengujian analisa besar mengetahui nilai kadar air optimum dan berat
butir, Batas Plastis, Batas Cair, Kadar Air, isi kering maksimum tanah. Dari hasil uji
serta Berat Jenis tanah tanpa campuran fly pemadatan tanah diperoleh grafik sebagai
ash untuk mengetahui jenis tanah yang diuji : berikut:
Grafik Hubungan Berat Isi Kering,Zero Air
Tabel 2. Karakteristik Tanah Void dengan Kadar Air
No Karakteristik Nilai 2,000
Zero Air
1 Kadar Air 18.73%
Berat Isi kering

1,800 Void
(gram/cm3)

2 Analisa Besar Butir 51,83 %


1,600 у Dry Max
3 Berat Jenis 2,578 %
= 1.31
4 Batas Cair 54% 1,400
5 Batas Plastis 33.95%
1,200
6 Indeks Plastisitas 20.05% W opt =
Sumber : Analisis Pribadi 1,000 19.50

0,00
10,00 20,00 30,00
Kadar Air (%)
Gambar 3. Grafik Hubungan Kadar Air
dengan Berat Isi Kering.

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 5


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

Dari gambar grafik diatas didapat kadar air Dari tabel di atas menjelaskan bahwa
optimum sebesar 19.5 % dan  d maksimum dalam menentukan banyaknya tanah yang di
sebesar 1.31 gr/cm3 butuhkan untuk setiap variasi campuran Fly
Ash 0%,10%,20% dan 30% di buatkan
C. Hasil Pengujian Bahan Campuran menjadi 1500 gram di karenakan untuk
1) Berat Jenis Menggunakan Variasi mempermuda saat proses pengujian
Campuran Fly Ash pemadatan tanpa mengurangi atau
menambahakan campuran benda uji
Tabel 4. Variasi Fly Ash
3) Jumlah Massa Kebutuhan Bahan
No Bahan tambah Berat Jenis (Gs) Tambah
1 0% 2.57984 Tabel 7. Kebutuhan Benda Uji
2 10% 2.56139 Massa bahan (gram)
Variasi
3 20% 2.5119 Bahan Fly Air
Tanah Wopt
4 30% 2.49 Tambah ash (ml
(gr) (%)
(gr) )
Sumber : Analisis Penelitian, 2016
292
0% 1500 19.5 0
.5
Penurunan nilai berat jenis nilainya menurun
10 % 1500 23 150 345
Hal ini menunjukkan bahwa nilai berat jenis
Fly Ash lebih kecil dari nilai berat jenis tanah 20 % 1500 25 300 375
sehingga menyebabkan penurunan nilai Berat
30 % 1500 28 450 420
Jenis setiap penambahan persentase Fly Ash.
Dengan menurunnya nilai Gs maka berat Sumber : Analisis Penelitian, 2016
tanah akan menurun sehingga memudahkan
dalam pekerjaan pemindahan tanah. Kemudian dipadatkan dengan alat pemadatan
tanah laboratorium, diambil sampel untuk
2) Pemadatan Mencari Kadar Air benda uji kuat tekan bebas sebanyak tiga
Optimum buah . kemudian masing- masing sample juga
di beri waktu pemeraman yang telah di
Tabel 5 Pemadatan mencari Kadar Air Optimum ketahui waktu pemeramannya yaitu 0 hari, 7
No Variasi d Kadar air hari, 14 hari dan 28 hari.
bahan maksimum optimum (W
tambah (gram/cm2) optimum) (%) D. Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas
1 0% 1.31 19.5 Kuat tekan bebas adalah besarnya beban
aksial persatuan luas. Metode ini
2 10% 1.33 23 dimaksudkan sebagai acuan dalam
3 20 % 1.365 25 melakukan pengujian kuat tekan bebas tanah
kohesif, Gaya kohesif adalah gaya tarik
4 30% 1.38 28 menarik antara partikel tanah yang satu
Sumber : Analisis Penelitian, 2016 dengan partikel tanah yang lain.
1) Nilai Kuat Tekan Bebas dengan
Tabel 6. Kebutuhan Tanah Presentase Fly Ash Terhadap Lama
No Variasi d Massa tanah Pemeraman
Benda maksimum (Ms) =  d x
Uji (gram/cm2) (Vmold) Tabel 8. Nilai Kuat Tekan Bebas
(gram) qu Persentase
Waktu Fly Ash
1 0% 1.31 1080.59 (kg/cm2 Kenaikan
Pemeraman (%)
2 10% 1.33 1097.09 ) (%)
3 20% 1.365 1121.83 0 1.763 0.0%
4 30% 1.38 1138.33 10 1.79 1.5%
0 Hari
20 1.847 4.8%
30 2.043 15.9%

6 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

0 1.8 2.1% Tabel 9. Nilai qu Dengan Lama Pemeraman


Waktu Fly Kenaikan
10 1.87 6.1% qu
7 Hari Pemeran ( Ash 2 Presentase
(kg/cm )
20 1.91 8.3% Hari ) (%) (%)
30 2.06 16.8% 0 1.763 0.0%
0 2.20 24.8% 7 1.8 2.1%
0
10 2.24 27.1% 14 2.2
14 Hari 19.9%
20 2.27 28.8% 28 2.35 25.0%
30 2.29 29.9% 0 1.79 1.5%
0 2.35 33.3%
7 1.87 5.7%
10 2.37 34.4% 10
28 Hari 14 2.24 21.3%
20 2.39 35.6%
28 2.37 25.6%
30 2.4 36.1%
0 1.874 5.9%
Dari Tabel 8 hasil pengujian diatas 7 1.91 7.7%
menunjukan bahwa banyaknya penambahan 20
Fly Ash memberikan pengaruh pada 14 2.27 22.3%
peningkatan nilai qu. 28 2.39 26.2%
.
0 2.043 13.7%
3
7 2.06 14.4%
2,5 30
14 2.29 23.0%
Nilai qu (kg/cm²)

2 0 hari
28 2.4 26.5%
1,5
7 hari
1
14 hari Dari Tabel 9. hasil pengujian diatas
0,5
28 hari
menunjukan bahwa lama pemeraman dapat
0 memberikan pengaruh terhadap peningkatan
nilai qu. Terlihat pada semua persentase Fly
0 20 40
Ash 0%,10%,20% dan 30% mengalami
Persentase Fly Ash (%)
kenaikan yang signifikan pada presentase Fly
Gambar 4. Nilai qu terhadap presentasi fly ash Ash 20% dan 30% qu mengalami
Sumber : Analisis Penelitian, 2016
peningkatan pada awal pemeraman hingga
pemeraman yang telah di tentukan, Nilai qu
Dari semua data hasil pengujian
maksimal pada lama pemeraman 28 hari.
persentase nilai qu diatas dapat disimpulkan
3
bahwa baik waktu pemeraman maupun
persentase limbah Fly Ash yang diberikan 2,5
pada material pengujian akan mempengaruhi
Nilai qu (kg/cm²)

presentasi nilai qu. Pengaruh tersebut adalah 2


0%
berupa peningkatan nilai qu yang diperoleh 1,5
dengan penambahan waktu pemeraman dan 10%
penambahan persentase limbah Fly Ash 1 20%
secara bertahap pada material pengujian.
0,5 30%
2) Nilai qu Dengan Lama Pemeraman 0
Terhadap Presentase Fly Ash 0 7 14 21 28 35
Lama Pemeraman (hari)
Gambar 5 Nilai qu terhadap Pemeraman
Sumber : Analisis Penelitian, 2016

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 7


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

Dari grafik tersebut maka dapat di 2) Nilai Batas Cair


simpulkan bahwa variasi Fly Ash Untuk nilai Batas Cair dengan
0%,10%,20% dan 30% nilai qu Persentase Fly ash terhadap lama pemeraman
meningkat sedikit demi sedikit walaupun dapat hasil pengujian diatas menunjukan
tidak signifikan di karenakan setiap bahwa persentase Fly Ash dapat memberikan
pengaruh yang sangat besar pada penurunan
variasi Fly Ash di campurkan dengan
Batas Cair
kadar air maksimum pertiap varisai
campuran Fly Ash maka tidak mengalami 60

Nilai Batas Cair (%)


penurunan, apabila penambahan Fly Ash 58
56 0 hari
melewati batas dari bahan campuran
54
maka qu akan mengalami penurunan 52 7 hari
akibat kebanyakan penambahan variasi 50 14 hari
Fly Ash. 48
28 hari
0 10 20 30 40
E. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah Presentasi Fly Ash (%)
Dengan Bahan Tambah
Pengujian sifat fisik tanah dengan Gambar 7. Grafik Hubungan Persentase Fly
perbandingan pemeraman benda uji meliputi Ash Terhadap Nilai Batas Cair
uji batas plastis, batas cair, dan berat jenis Sumber : Analisis Penelitian, 2016
tanah, berikut adalah hasil dari pengujian
tersebut : Pada Gambar 6 grafik diatas
1) Nilai Batas Plastis merupakan hasil pengujian nilai Batas Cair
Untuk nilai Batas Plastis dengan berdasarkan persentase Fly Ash. Dari grafik
Persentase Fly ash terhadap lama pemeraman diatas dapat dilihat Fly Ash menurunkan nilai
Hasil pengujian diatas menunjukan bahwa Batas Cair. Hal ini disebabkan karena Fly
persentase Fly Ash dapat memberikan Ash mampu meyerap air sehingga kadar air
pengaruh yang sangat besar pada penurunan yang dihasilkan semakin kecil. Kadar air
Batas Plastis. Seperti terlihat pada grafik yang kecil mengakibatkan batas cair kecil.
dibawah ini:
3) Nilai Indeks Plastis
40,00 Untuk nilai Indeks Plastis dengan
Nilai Batas platis (%)

35,00 0 hari
Persentase Fly Ash terhadap lama
30,00
25,00 7 hari pemeraman dapat dilihat dari
20,00 Dari Tabel 12 hasil pengujian diatas
15,00 14 hari menunjukan bahwa penambahan persentase
10,00 Fly Ash dapat menurunkan nilai berat jenis
5,00
0,00 28 hari tanah. Seperti yang terlihat dari grafik hasil
pengujian berat jenis terhadap persentase
0 10 20 30 40
jumlah Fly Ash berikut:
Presentasi Fly Ash(%) 25
Nilai Indeks Plastis

20
Gambar 6. Grafik Hubungan Persentase Fly 15 0 hari
Ash Terhadap Nilai Batas Plastis
(%)

Sumber : Analisis Penelitian, 2016 10


5 7 hari
Pada Gambar dapat di simpulkan 0
bahwa seiring dengan semakin banyaknya 0% 10% 20% 30% 40%
penambahan Fly Ash, maka nilai batas plastis Presentasi Fly Ash (%)
tanah semakin menurun. Karena sifatnya Fly
Gambar 8. Grafik Hubungan Nilai Indeks
Ash dapat menyerap air, maka tanah Platis dengan Varisi Fly Ash
mendekati sifatnya semi padat, karena Sumber : Analisis Penelitian, 2016
kandungan air yang ada tanah tersebut kecil.

8 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

Dari Gambar diatas dapat disimpulkan diklasifikasikan sebagai tanah (MH)


bahwa Fly Ash mampu menurunkan Nilai yang berpedoman pada tabel system
Indeks Plastisitas, hal ini disebabkan karena classification unifed.
nilai Indek Plastisitas itu merupakan 2) Berdasarkan pengujian UCT
pengurangan dari nilai Batas Cair dikurangi (Unconfined Compression Test) pada
nilai Batas Plastis. Berdasarkan penelitian ini benda uji dengan variasi fly ash 30%
diperoleh bahwa nilai batas cair dan batas nilai yang paling maksimum dengan
plastis turun mengakibatkan indeks plastisitas pemeraman 0 hari, 7 hari, 14 hari dan 28
mengalami penurunan. hari berturut-turut adalah 2.043 kg/cm2 ,
2.06 kg/cm2 , 2.29 kg/cm2 dan 2.4
4) Nilai Berat Jenis kg/cm2. Nilai kuat tekan (qu) terbesar
Hasil pengujian menunjukan bahwa terdapat pada pemeraman 28 hari
penambahan persentase Fly Ash dapat dengan presentase fly ash 30% sebesar
menurunkan nilai berat jenis tanah. Seperti 2.4 kg/cm2. Pemeraman meningkatkan
yang terlihat dari grafik hasil pengujian berat nilai kuat tekan bebas (qu), semakin
jenis terhadap persentase jumlah Fly Ash lama pemeraman dan jumlah variasi fly
berikut: ash paling maksimum maka nilai kuat
3,50 tekan bebas (qu) semakin kuat, dapat di
sebabkan karena dalam kandungan fly
Nilai Berat Jenis (Gs)

3,00
ash sama dengan sifat semen, namun
2,50
ada titik maksimalnya jika fly ash terlalu
2,00 0 Hari
banyak maka benda uji menjadi kering
1,50 7 hari sehingga nilai kuat tekan bebas (qu)
1,00 akan menurun.
0,50 14 hari
3) Mengetahui campuran mana yang
0,00 28 hari
cocok dengan tanah terganggu di daerah
0 10 20 30 40 bojonegara dengan presentasi yang telah
Presentasi Fly Ash(%) di tentukan, yaitu tanah dengan
presentasi fly ash 30% dengan
Gambar 9. Grafik Hubungan Berat jenis pemeraman 28 hari yang paling tinggi
dengan Persentase Fly Ash nilainya, pembentukan kekuatan
Sumber : Analisis Penelitian, 2016 campuran tanah fly ash sangat
tergantung pada waktu pemeraman,
Pada gambar diatas dapat dilihat Fly Ash kenaikan kekuatan yang cepat terjadi
menurunkan nilai berat jenis. Hal ini pada waktu pemeraman 7-28 hari, dan
menunjukkan bahwa nilai berat jenis Fly Ash kenaikannya menjadi berkurang pada
lebih kecil dari nilai berat jenis tanah waktu – waktu sesudahnya atau lebih
sehingga menyebabkan penurunan nilai Berat dari 28 hari karena sudah melebihi
Jenis setiap penambahan persentase Fly Ash. waktu maksimum pemeraman.
Dengan menurunnya nilai Gs maka berat B. Saran
tanah akan menurun sehingga memudahkan Dalam penyusunan tugas akhir ini
dalam pekerjaan pemindahan tanah. masih Penulisan tugas akhir ini masih
sangat jauh dari sempurna sehingga
5. KESIMPULAN DAN SARAN diharapkan untuk penelitian tugas akhir
A. Kesimpulan selanjutnya:
Berdasarkan dari hasil penelitian 1) Setiap tanah dasar pada jalan tiap daerah
laboratorium diperoleh kesimpulan sebagai memiliki jenis tanah dan nilai qu yang
berikut: berbeda-beda maka harus dilakukan
1) Hasil pengujian fisik tanah pengujian terlebih dahulu seperti
menunjukkan bahwa tanah tersebut pengujian sifat fisik tanah dan pengujian
termasuk pada golongan tanah lempung CBR atau UCT.
bercampur lanau pasir pada Jalan Raya 1) Kajian ini dapat dilanjutkan dengan
Bojonegara Kabupaten Serang menambahkan campuran material lain

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 9


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

selain fly ash, berupa bahan campuran e-journal FT UNRAM, Volume II No. 1,
lainnya seperti abu sekam, abu sawit, April, Halaman 77-83.
semen, slag baja, karbit dll. Sutarman, Encu. 2003. Konsep dan Aplikasi
2) Melakukan pengujian fisik setelah Mekanika Tanah. Bandung :Andi
penambahan fly ash dengan lama Yogyakarta
pemeramannya. SNI 03-1742-1989, Metode pengujian
3) Melakukan pencarian kadar air optimum tentang kepadatan ringan untuk tanah.
di sarankan di kerjakan dengan bantuan SNI 03-1964-1990, Metode Pengujian
teman apabila ingin menyelesaikan tentang berat jenis tanah.
dengan cepat di karenakan pada proses SNI 03-1965-1990, Metode pengujian
pencarian kadar air optimum kita harus tentang kadar air tanah.
pengujian pemadatan dengan variasi fly SNI 03-1966-1990, Metode pengujian
ash yang telah di tentukan tentang batas plastis tanah.
4) Untuk Penelitian selanjutnya disarankan SNI 03-1967-1990, Metode pengujian
melihat pengaruh stabilisasi tanah tentang batas cair tanah.
terhadap parameter kekuatan tanah SNI 03-1968-1990, Metode pengujian
seperti sudut geser tanah dan kuat geser tentang analisis saringan
tanahnya. Tangchirapat, W., C. Jaturapitakkul and P.
Chindaprasirt, 2009.Use of Palm Oil
6. DAFTAR PUSTAKA Fuel Ash as a Supplementary
Berry, Peter L. 1987 An Introduction to Soil Cementitious Material for Producing
Mechanics. England: McGraw- Hill High-strength Concrete.
Book Company Constructionand Building Materials,
Bowles, Joseph. (1989). Sifat-sifat fisis dan 23(7): 2641-2646.
Geoteknis Tanah. Terjemahan Johan K. Wardani, Sri Prabandiyani Retno (2008).
Hainim Jakarta : Penerbit Erlangga. Pemanfaatan Limbah Batubara (fly ash)
Cristanto, Andy & Setiawan, Dedy (2003). untuk stabilisasi tanah maupun
Pengaruh Fly Ash Terhadap Sifat keperluan teknik sipil lainnya dalam
Pengembangan Tanah Ekspansif. mengurangi pencemaran Lingkungan.
Das, Braja M. 1985. Mekanika Tanah Wesley, L.D. (1988). Mekanika Tanah,
(Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jakarta Selatan :PekerjaanUmum.
Jilid Penerbit Erlangga : Jakarta Yuliana, Rizqi. 2010. Karakteristik Fisis Dan
Hardiyatmo, Hary C. (1992). Mekanika Mekanis Abu Sawit (Palm Oil Fuel
Tanah 1, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka SNI 03-1742-1989, Metode pengujian
Utama. tentang kepadatan ringan untuk
Hardiyatmo, Hary C. (1994). Mekanika tanah.
Tanah 2, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka SNI 03-1964-1990, Metode Pengujian
Utama. tentang berat jenis tanah.
Ika Meisy Putri Rahmawati (2015). Pengaruh
SNI 03-1965-1990, Metode pengujian
Kadar Air Terhadap Kuat Geser Tanah
Expensif Bojonegoro Dengan Stabilisasi tentang kadar air tanah.
Menggunakan 15% Fly Ash Dengan SNI 03-1966-1990, Metode pengujian
Metode Deep Soi Mix tentang batas plastis tanah.
Leliana, Arinda. (2015). Pengaruh Fly Ash SNI 03-1967-1990, Metode pengujian
Terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas Pada tentang batas cair tanah.
Tanah Lempung Di Daerah Magetan SNI 03-1968-1990, Metode pengujian
Jawa Timur. tentang analisis saringan
Ibrahim (2004).. Stabilisasi Tanah Lempung SNI - 1744-2012, Metode Uji CBR
Dengan Bahan Adiktif Fly Ash Sebagai Laboratorium
Lapisan Pondasi Dasar Jalan SNI 03-2460-1991, Spessifikasi Abu
(Subgrade).
Terbang
Sulistyowati, T. (2006). Pengaruh Stabilisasi
Tanah Lempung Ekspansif dengan Fly
Ash Terhadap Nilai Daya Dukung CBR.

10 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Anda mungkin juga menyukai