Stabilisasi Tanah Menggunakan Fly Ash
Stabilisasi Tanah Menggunakan Fly Ash
Stabilisasi Tanah Menggunakan Fly Ash
ABSTRAK
Tanah merupakan dasar dari suatu konstruksi bangunan sipil yang menerima dan menahan beban dari suatu
struktur di atasnya. Terdapat beberapa masalah yang harus dihadapi oleh seorang insinyur sipil di lapangan,
dimana lokasi di daerah Jalan Raya Bojonegara KM 19 Kabupaten Serang memiliki karakteristik tanah yang
kurang baik sehingga mengalami kerusakan pada jalan. Untuk menambah kekuatan dan memperbaiki daya
dukungnya perlu salah satu metode yang dilakukan upaya stabilisasi pada tanah di lokasi tesebut.
Penambahan abu terbang merupakan salah satu cara stabilisasi tanah ekspansif yang paling efektif, karena
abu terbang bersifat pozzolan yang dapat mengikat mineral tanah menjadi padat, sehingga dapat mengurangi
kembang susut tanah dan menambahkan nilai kekuatan tanah.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi klasifikasi tanah, indeks plastisitas tanah dan mengetahui
nilai kuat tekan bebas serta pengaruh penambahan fly ash terhadap sifat fisik tanah dalam kondisi eksisting.
Kadar air benda uji diambil dari hasil pemadatan proctor untuk campuran benda uji menggunakan kadar air
optimum dengan variasi campuran abu terbang 0%, 10%, 20%,dan 30%.
Dari hasil pengujian diperoleh tanah yang di stabilisasi dengan fly ash pada variasi 0%, 10%, 20%, dan 30%
menunjukkan adanya peningkatan nilai daya dukung, dan menurunkan batas plastis, batas cair tanah serta
nilai berat jenis tanah. Nilai UCT (Unconfined Compression Test) terbesar terdapat pada tanah campuran
dengan kadar fly ash sebesar 30% dengan pemeraman selama 28 hari yaitu sebesar 2.4 kg/cm2 kenaikan nilai
kuat tekan sebesar 36.1% dari nilai kuat tekan awal tanpa bahan campuran, penambahan fly ash menurunkan
nilai batas plastis dan batas cair serta menurunkan nilai berat jenis.
Kata Kunci : Abu Terbang, Stabilisasi, Pemadatan, UCT (Unconfined Compression Test) , Sifat Fisik
Tanah
ABSTRACT
Soil is the foundation of civil construction building to receive and hold the load from a structure on it. There
are some problems that must be faced by a civil engineer in the field, where location in the highway
Bojonegara KM 19 distict Serang having the characteristics of soil less well that damaged in the way. To the
add strength and improve bearing capacity soil need to be stabilized. The addition of fly ash is one of the
methods to stabilize expansive soil, because fly ash is material, that can be binded to minerals soil and make
the soil stabilizing , thus reducing the swell shrinkage of the soil and add value of soil strength.
The research aims to find out the classification of the soil, soil plasticity index and know value of
compressive strength and influence additional fly ash against the character of physical of soil in the existing.
The water content of the object test taken from the proctor compaction for mixing test use the moisture
content of optimum , mixture of fly ash variation of 0%, 10%, 20% and 30%.
Based on the result, soil that stabilized by fly ash on a variation of 0%, 10%, 20%, and 30% showed increase
of in value capacity ,soil strength and decrease plastic limits,liquid limit soil but in the value of specific
grafity soil. The largest value of UCT (Unconfined Compression Test) result for soil sample mixed with fly
ash levels by 30% and curing for 28 days, the value is 2,4 kg/cm2. A rise in value of compressive strength
36.1% of the value of power early without of ingredients mixed. The addition of fly ash decrease the value of
the plastic limit and the liquid limit,and in the value of specific grafity soil.
Keywords: Fly ash, stabilization, compaction, UCT (Unconfined Compression Test), Soil Physical Properties
3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan beberapa
tahap, pertama pengujian sifat fisik tanah dan
analisa besar butir untuk mengetahui jenis
tanah. Selanjutnya melakukan uji pemadatan
untuk mengetahui kadar air optimum dan
berat isi kering maksimm tanah. Setelah itu
melakukan pembuatan benda uji dengan
kadar fly ash yang ditentukan yaitu 0%, Sumber : Brockenbrough dkk, 2003
10%, 20% dan 30%. Setelah pemeraman
selesai maka lakukan uji Unconfined Dari hasil pengujian analisa besar butir,
Compression Test (UCT), atau disebut juga batas cair dan batas plastis kemudian
Uji Kuat Tekan Bebas untuk mendapatkan disesuaikan dengan tabel sistem USCS maka
nilai daya dukung tanah tersebut. Selain uji tanah Jalan Raya Bojonegara Kabupaten
UCT lakukan juga uji sifat fisik tanah untuk Serang diklasifikasikan sebagai tanah MH,
mengetahui pengaruh fly ash terhadap sifat yaitu lempung tak organik, lempung
fisik tanah. Kemudian melakukan analisis. bercampur lanau pasir halus.
1,800 Void
(gram/cm3)
0,00
10,00 20,00 30,00
Kadar Air (%)
Gambar 3. Grafik Hubungan Kadar Air
dengan Berat Isi Kering.
Dari gambar grafik diatas didapat kadar air Dari tabel di atas menjelaskan bahwa
optimum sebesar 19.5 % dan d maksimum dalam menentukan banyaknya tanah yang di
sebesar 1.31 gr/cm3 butuhkan untuk setiap variasi campuran Fly
Ash 0%,10%,20% dan 30% di buatkan
C. Hasil Pengujian Bahan Campuran menjadi 1500 gram di karenakan untuk
1) Berat Jenis Menggunakan Variasi mempermuda saat proses pengujian
Campuran Fly Ash pemadatan tanpa mengurangi atau
menambahakan campuran benda uji
Tabel 4. Variasi Fly Ash
3) Jumlah Massa Kebutuhan Bahan
No Bahan tambah Berat Jenis (Gs) Tambah
1 0% 2.57984 Tabel 7. Kebutuhan Benda Uji
2 10% 2.56139 Massa bahan (gram)
Variasi
3 20% 2.5119 Bahan Fly Air
Tanah Wopt
4 30% 2.49 Tambah ash (ml
(gr) (%)
(gr) )
Sumber : Analisis Penelitian, 2016
292
0% 1500 19.5 0
.5
Penurunan nilai berat jenis nilainya menurun
10 % 1500 23 150 345
Hal ini menunjukkan bahwa nilai berat jenis
Fly Ash lebih kecil dari nilai berat jenis tanah 20 % 1500 25 300 375
sehingga menyebabkan penurunan nilai Berat
30 % 1500 28 450 420
Jenis setiap penambahan persentase Fly Ash.
Dengan menurunnya nilai Gs maka berat Sumber : Analisis Penelitian, 2016
tanah akan menurun sehingga memudahkan
dalam pekerjaan pemindahan tanah. Kemudian dipadatkan dengan alat pemadatan
tanah laboratorium, diambil sampel untuk
2) Pemadatan Mencari Kadar Air benda uji kuat tekan bebas sebanyak tiga
Optimum buah . kemudian masing- masing sample juga
di beri waktu pemeraman yang telah di
Tabel 5 Pemadatan mencari Kadar Air Optimum ketahui waktu pemeramannya yaitu 0 hari, 7
No Variasi d Kadar air hari, 14 hari dan 28 hari.
bahan maksimum optimum (W
tambah (gram/cm2) optimum) (%) D. Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas
1 0% 1.31 19.5 Kuat tekan bebas adalah besarnya beban
aksial persatuan luas. Metode ini
2 10% 1.33 23 dimaksudkan sebagai acuan dalam
3 20 % 1.365 25 melakukan pengujian kuat tekan bebas tanah
kohesif, Gaya kohesif adalah gaya tarik
4 30% 1.38 28 menarik antara partikel tanah yang satu
Sumber : Analisis Penelitian, 2016 dengan partikel tanah yang lain.
1) Nilai Kuat Tekan Bebas dengan
Tabel 6. Kebutuhan Tanah Presentase Fly Ash Terhadap Lama
No Variasi d Massa tanah Pemeraman
Benda maksimum (Ms) = d x
Uji (gram/cm2) (Vmold) Tabel 8. Nilai Kuat Tekan Bebas
(gram) qu Persentase
Waktu Fly Ash
1 0% 1.31 1080.59 (kg/cm2 Kenaikan
Pemeraman (%)
2 10% 1.33 1097.09 ) (%)
3 20% 1.365 1121.83 0 1.763 0.0%
4 30% 1.38 1138.33 10 1.79 1.5%
0 Hari
20 1.847 4.8%
30 2.043 15.9%
2 0 hari
28 2.4 26.5%
1,5
7 hari
1
14 hari Dari Tabel 9. hasil pengujian diatas
0,5
28 hari
menunjukan bahwa lama pemeraman dapat
0 memberikan pengaruh terhadap peningkatan
nilai qu. Terlihat pada semua persentase Fly
0 20 40
Ash 0%,10%,20% dan 30% mengalami
Persentase Fly Ash (%)
kenaikan yang signifikan pada presentase Fly
Gambar 4. Nilai qu terhadap presentasi fly ash Ash 20% dan 30% qu mengalami
Sumber : Analisis Penelitian, 2016
peningkatan pada awal pemeraman hingga
pemeraman yang telah di tentukan, Nilai qu
Dari semua data hasil pengujian
maksimal pada lama pemeraman 28 hari.
persentase nilai qu diatas dapat disimpulkan
3
bahwa baik waktu pemeraman maupun
persentase limbah Fly Ash yang diberikan 2,5
pada material pengujian akan mempengaruhi
Nilai qu (kg/cm²)
35,00 0 hari
Persentase Fly Ash terhadap lama
30,00
25,00 7 hari pemeraman dapat dilihat dari
20,00 Dari Tabel 12 hasil pengujian diatas
15,00 14 hari menunjukan bahwa penambahan persentase
10,00 Fly Ash dapat menurunkan nilai berat jenis
5,00
0,00 28 hari tanah. Seperti yang terlihat dari grafik hasil
pengujian berat jenis terhadap persentase
0 10 20 30 40
jumlah Fly Ash berikut:
Presentasi Fly Ash(%) 25
Nilai Indeks Plastis
20
Gambar 6. Grafik Hubungan Persentase Fly 15 0 hari
Ash Terhadap Nilai Batas Plastis
(%)
3,00
ash sama dengan sifat semen, namun
2,50
ada titik maksimalnya jika fly ash terlalu
2,00 0 Hari
banyak maka benda uji menjadi kering
1,50 7 hari sehingga nilai kuat tekan bebas (qu)
1,00 akan menurun.
0,50 14 hari
3) Mengetahui campuran mana yang
0,00 28 hari
cocok dengan tanah terganggu di daerah
0 10 20 30 40 bojonegara dengan presentasi yang telah
Presentasi Fly Ash(%) di tentukan, yaitu tanah dengan
presentasi fly ash 30% dengan
Gambar 9. Grafik Hubungan Berat jenis pemeraman 28 hari yang paling tinggi
dengan Persentase Fly Ash nilainya, pembentukan kekuatan
Sumber : Analisis Penelitian, 2016 campuran tanah fly ash sangat
tergantung pada waktu pemeraman,
Pada gambar diatas dapat dilihat Fly Ash kenaikan kekuatan yang cepat terjadi
menurunkan nilai berat jenis. Hal ini pada waktu pemeraman 7-28 hari, dan
menunjukkan bahwa nilai berat jenis Fly Ash kenaikannya menjadi berkurang pada
lebih kecil dari nilai berat jenis tanah waktu – waktu sesudahnya atau lebih
sehingga menyebabkan penurunan nilai Berat dari 28 hari karena sudah melebihi
Jenis setiap penambahan persentase Fly Ash. waktu maksimum pemeraman.
Dengan menurunnya nilai Gs maka berat B. Saran
tanah akan menurun sehingga memudahkan Dalam penyusunan tugas akhir ini
dalam pekerjaan pemindahan tanah. masih Penulisan tugas akhir ini masih
sangat jauh dari sempurna sehingga
5. KESIMPULAN DAN SARAN diharapkan untuk penelitian tugas akhir
A. Kesimpulan selanjutnya:
Berdasarkan dari hasil penelitian 1) Setiap tanah dasar pada jalan tiap daerah
laboratorium diperoleh kesimpulan sebagai memiliki jenis tanah dan nilai qu yang
berikut: berbeda-beda maka harus dilakukan
1) Hasil pengujian fisik tanah pengujian terlebih dahulu seperti
menunjukkan bahwa tanah tersebut pengujian sifat fisik tanah dan pengujian
termasuk pada golongan tanah lempung CBR atau UCT.
bercampur lanau pasir pada Jalan Raya 1) Kajian ini dapat dilanjutkan dengan
Bojonegara Kabupaten Serang menambahkan campuran material lain
selain fly ash, berupa bahan campuran e-journal FT UNRAM, Volume II No. 1,
lainnya seperti abu sekam, abu sawit, April, Halaman 77-83.
semen, slag baja, karbit dll. Sutarman, Encu. 2003. Konsep dan Aplikasi
2) Melakukan pengujian fisik setelah Mekanika Tanah. Bandung :Andi
penambahan fly ash dengan lama Yogyakarta
pemeramannya. SNI 03-1742-1989, Metode pengujian
3) Melakukan pencarian kadar air optimum tentang kepadatan ringan untuk tanah.
di sarankan di kerjakan dengan bantuan SNI 03-1964-1990, Metode Pengujian
teman apabila ingin menyelesaikan tentang berat jenis tanah.
dengan cepat di karenakan pada proses SNI 03-1965-1990, Metode pengujian
pencarian kadar air optimum kita harus tentang kadar air tanah.
pengujian pemadatan dengan variasi fly SNI 03-1966-1990, Metode pengujian
ash yang telah di tentukan tentang batas plastis tanah.
4) Untuk Penelitian selanjutnya disarankan SNI 03-1967-1990, Metode pengujian
melihat pengaruh stabilisasi tanah tentang batas cair tanah.
terhadap parameter kekuatan tanah SNI 03-1968-1990, Metode pengujian
seperti sudut geser tanah dan kuat geser tentang analisis saringan
tanahnya. Tangchirapat, W., C. Jaturapitakkul and P.
Chindaprasirt, 2009.Use of Palm Oil
6. DAFTAR PUSTAKA Fuel Ash as a Supplementary
Berry, Peter L. 1987 An Introduction to Soil Cementitious Material for Producing
Mechanics. England: McGraw- Hill High-strength Concrete.
Book Company Constructionand Building Materials,
Bowles, Joseph. (1989). Sifat-sifat fisis dan 23(7): 2641-2646.
Geoteknis Tanah. Terjemahan Johan K. Wardani, Sri Prabandiyani Retno (2008).
Hainim Jakarta : Penerbit Erlangga. Pemanfaatan Limbah Batubara (fly ash)
Cristanto, Andy & Setiawan, Dedy (2003). untuk stabilisasi tanah maupun
Pengaruh Fly Ash Terhadap Sifat keperluan teknik sipil lainnya dalam
Pengembangan Tanah Ekspansif. mengurangi pencemaran Lingkungan.
Das, Braja M. 1985. Mekanika Tanah Wesley, L.D. (1988). Mekanika Tanah,
(Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jakarta Selatan :PekerjaanUmum.
Jilid Penerbit Erlangga : Jakarta Yuliana, Rizqi. 2010. Karakteristik Fisis Dan
Hardiyatmo, Hary C. (1992). Mekanika Mekanis Abu Sawit (Palm Oil Fuel
Tanah 1, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka SNI 03-1742-1989, Metode pengujian
Utama. tentang kepadatan ringan untuk
Hardiyatmo, Hary C. (1994). Mekanika tanah.
Tanah 2, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka SNI 03-1964-1990, Metode Pengujian
Utama. tentang berat jenis tanah.
Ika Meisy Putri Rahmawati (2015). Pengaruh
SNI 03-1965-1990, Metode pengujian
Kadar Air Terhadap Kuat Geser Tanah
Expensif Bojonegoro Dengan Stabilisasi tentang kadar air tanah.
Menggunakan 15% Fly Ash Dengan SNI 03-1966-1990, Metode pengujian
Metode Deep Soi Mix tentang batas plastis tanah.
Leliana, Arinda. (2015). Pengaruh Fly Ash SNI 03-1967-1990, Metode pengujian
Terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas Pada tentang batas cair tanah.
Tanah Lempung Di Daerah Magetan SNI 03-1968-1990, Metode pengujian
Jawa Timur. tentang analisis saringan
Ibrahim (2004).. Stabilisasi Tanah Lempung SNI - 1744-2012, Metode Uji CBR
Dengan Bahan Adiktif Fly Ash Sebagai Laboratorium
Lapisan Pondasi Dasar Jalan SNI 03-2460-1991, Spessifikasi Abu
(Subgrade).
Terbang
Sulistyowati, T. (2006). Pengaruh Stabilisasi
Tanah Lempung Ekspansif dengan Fly
Ash Terhadap Nilai Daya Dukung CBR.