A. Investasi-WPS Office

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

1. Investasi dan perdagangan internasional Indonesia.

A. Investasi

Investasi sering disebut penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal
atau perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang
dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sukirno, 2004 : 121). Jadi sebuah pengeluaran dapat
dikatakan sebagai investasi jika ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan produksi. Investasi
merupakan hal yang penting dalam perekonomian. Dalam ekonomi ada terminologi "there is no
(economic) growth without investment". Pernyataan ini mengandung makna bahwa investasi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, walaupun investasi bukan
satu-satunya komponen pertumbuhan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi, investasi mempunyai
dua peran penting. Pertama, peran dalam jangka pendek berupa pengaruhnya terhadap permintaan
agregat yang akan mendorong meningkatnya output dan kesempatan kerja. Kedua, efeknya terhadap
pembentukan kapital. Investasi akan menambah berbagai peralatan, mesin, bangunan dan sebagainya.
Dalam jangka panjang, tindakan ini akan meningkatkan potensi output dan mendorong pertumbuhan
ekonomi secara berkelanjutan.

 Investasi dalam negeri dan luar negeri

Guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan berdampak pada penciptaan lapangan
kerja dan secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan (berarti mengurangi kemiskinan), maka
salah satu kebijakan yang penting adalah meningkatkan nilai investasi, baik melalui penanaman modal
dalam negeri (PMBN) maupun penanaman modal asing (PMA). Antara PMDN dan PMA memiliki
dinamika yang sama. Hal tersebut menunjukan bahwa investor asing dan domestik mempunyai
ekspektasi yang sama. Yang menarik adalah aliran investasi langsung yang negatif yang masih terus
berlanjut bahkan setelah tahun 2000. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lannya, Indonesia
adalah negara yang paling terpukul akibat krisis ekonomi dan satu-satunya negara yang mengalami
pertumbuhan FDI yang negatif (LPEM, 2003).

 Investasi oleh ekonomi rakyat

Pemerintah Indonesia cenderung menerapkan dualisme kebijakan ekonomi. Pada satu sisi pemerintah
mendorong terjadinya investasi asing yang bermodal besar sedangkan pada pernyataannya yang lain
pemerintah mendorong investasi ekonomi rakyat yang bermodal relatif lebih kecil. Meskipun sejak
tahun 1983 pemerintah menyatakan akan melakukan restrukturisasi ekonomi namun kenyataannya
pemerintah lebih berpihak pada investasi besar dan tidak memberi kesempatan yang memadai pada
investasi ekonomi rakyat.

 Masalah struktural peningkatan investasi di Indonesia

Adanya sentralisasi kebijakan dan kuatnya dominasi pusat atas daerah telah menimbulkan
ketergantungan yang tinggi dari daerah-daerah kepada pusat. Dalam bidang keuangan atau anggaran,
ketergantungan ini antara lain dapat dilihat pada anggaran pemerintah daerah yang komponen
sumbangan dan bantuan pusatnya sangat tinggi, melampaui pendapatan asli daerahnya (PAD).
Berkembangnya struktur dominasi pusat atas daerah ini, disamping melahirkan ketergantungan, juga
berakibat pada munculnya pola hubungan "eksploitatif", dimana pusat memegang hegemoni,
memompakan sistem dan mekanisme pemerintah serta pengelolaan pembangunan sentralistik,
sektoral, departemental, secara "pukul rata" pada setiap daerah.

 Kebijakan pengembangan investasi untuk kesejahteraan rakyat

Dalam era otonomi daerah ini, untuk menarik investasi kedaerah pemda mempunyai kewajiban untuk
menggali segala potensi yang ada didaerahnya. Pemerintah perlu melakukan strategi-strategi investasi
yang menguntungkan rakyat seperti peraturan yang mendorong investasi pada ekonomi
rakyat.pemerintah harus menyusun dan mengimplementasikan suatu mekanisme agar perbankan
percaya dan berpihak pada investasi ekonomi rakyat.

B. Perdagangan Internasional

 Konsep dan kritik perdagangan bebas

John Madeley (2005: 67-71) menyatakan bahwa para penganjur perdagangan bebas (liberalisasi
perdagangan), yang mayoritas berasal dari pemerintah dan perusahaan besar dinegara maju,
beranggapan bahwa perdagangan bebas dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk
dunia.perdagangan bebas dipercaya dapat memberikan peluang bagi pemanfaatan terbaik atas berbagai
sumber daya yang ada atas dasar teori keuntungan komparatif David Ricardo. Perdagangan bebas juga
dipercaya akan memberikan peluang-peluang bagi peningkatan akses pasar, dan praktis akan
memperbaiki pendapatan ekspor bagi negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, yang pada
akhirnya akan memberi makan penduduk miskin dan orang-orang yang kekurangan pangan.

 Perkembangan dan kinerja perdagangan internasional

Pada beberapa tahun terakhir, perekonomian dunia telah tumbuh dengan pesat sekaligus memainkan
peranan yang besar dalam perekonomian global. Meningkatnya rasio ekspor terhadap produk domestik
bruto (PDB) suatu negara, merupakan salah satu indikator keterbukaan negara tersebut dalam
perdagangan internasionalnya. Terkait dengan masalah perdagangan luar negeri Indonesia (dalam hal ini
masalah ekspor) maka perlu dicermati beberapa indikator seperti "Unit Value Index" yang
menggambarkan harga barang ekspor dan impor serta Term of Trade.

 Perdagangan internasional di era globalisasi

Sejalan dengan teori-teori yang berkaitan dengan integrasi ekonomi, liberalisasi perdagangan menjadi
ujung tombak globalisasi ekonomi. Sepanjang yang dapat dilihat saat ini, perkembangan perdagangan
dunia memang sangat pesat sejak dibentuknya General Agreement on Trade and Tariff (GATT). Namun
secara absolut, perkembangan menjadi sangat cepat selama dua dasawarsa terakhir ini.
 Masalah struktural perdagangan internasional

Secara makro-global dapat dikatakan peningkatan perdagangan bebas tersebut merefleksikan


peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia. Namun kesimpulan tersebut dipertanyakan manakala
dilihat siapa atau negara-negara mana sebenarnya yang perekonomiannya mengalami peningkatan
pesat tersebut. Data menunjukkan bahwa ekspansi perdagangan terutama terjadi di negara-negara
maju.

 Menyikapi perdagangan bebas

Puluhan aktivis dan petani yang tergabung dalam koalisi rakyat untuk kedaulatan pangan berunjuk rasa
diBundaran Hotel Indonesia (HI), Jakrta, Senin (11/4/2005). Selain menentang globalisasi, aksi yang
bertajuk "Global Week of Action on Trade" juga menentang liberalisasi dan privatisasi yang merugikan
kaum miskin.

2. Koperasi dan privatisasi di Indonesia

 Koperasi Indonesia

Koperasi adalh upaya bersama yang ditunjukkan untuk kepentingan bersama tanpa menghilangkan
peranan pribadi karena masing-masing anggota memiliki hak untuk berperan serta. Prinsip dasar
koperasi adalah keanggotan bersifst sukarela, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa
hasil usaha dilakukan dengan adil, pemberian balas jasa yang terbatas pada modal, semangat
kesetiakawanan dan tolong menolong, dan kemandirian. Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia
mulai merumuskan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia seperti yang tertuang pada
pasal 33 UUD 1945. Koperasi seringkali digunakan sebagai alat politik oleh partai politik dan penguasaan
orde baru. Program perkembangan koperasi yang dinilai berhasil adalah koperasi unit desa (KUD).
Namun program tersebut disalahgunakan kembali orang yang ingin memperkaya diri sendiri.

 Privitasi di Indonesia

Gagasan privatisasi (swastanisasi) sangat gencar dimasa perekonomian yang sedang dilanda kesulitan.
Reformasi BUMN dilakukan dengan dua pendekatan yang berjalan simultan, yaitu restrukturisasi dan
privatisasi. Dalam hal ini restrukturisasi diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan
perusahaan dan pengembangan kinerja usaha atau privatisasi BUMN. Langkah yang dilakukan antara
lain dengan memperkuat posisi manajemen perusahaan sebesar-besarnya kepada manajemen dan
meminimalkan keterlibatan pemerintah. Lima prinsip dasar privatisasi, yaitu : (a) kejelasan tujuan, (b)
otoritas dan otonomi, (c) pantauan kerja. (d) system penghargaan dan hukum, dan (e) persaingan yang
netral. Privatisasi bukanlah agenda yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari agenda liberalisasi
ekonomi ala Washington Consensus yang bertujuan membuka seluas-luasnya perekonomian Indonesia
kepada masuknya korporat asing. Targetnya adalah penguasaan sumber-sumber daya strategis (faktor-
faktor produksi) yang makin besar ditangan korporat. Privatisasi ditandai beralihnya kepemilikan tampak
produksi ke pihak asing (misalnya Indosat). Akibatnya, pola produksi dan pola konsumsi nasional akan
dibentuk oleh kebebasan kekuatan pasar internasional sehingga tidak lagi menerima prioritas
pengutamaan kepentingan nasional.

Sumber rererensi:

Buku Materi Pokok ESPA4314/3SKS/MODUL 1-9 PEREKONOMIAN INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai