Jsasi2010 16 4 6 Tjoanda

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Merry Tjoanda, Wujud Ganti Rugi ………………….

43
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010

WUJUD GANTI RUGI MENURUT


KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

Oleh: M. Tjoanda

ABSTRACT

Agreement is a legal relationship between two people or more, which creates certain rights
and obligations. In terms of the debtor or the debt does not meet its obligations or does not
meet its obligations as they should and not fulfilled that obligation because there is an
element of him, then the lender has the right to demand restitution,
This is what this writing melatarbelakngi How problems with the form of compensation
according to the Book of Law Civil Law? The results obtained that the compensation as a
result of default set out in the Book of Civil Law Act, may also apply for compensation as a
result of an unlawful act. Given the form of material loss and imateriil, then a form of
compensation can be either kind (some money) or innatura.

Keyword: compensation

A. LATAR BELAKANG. itu karena ada unsur salah padanya, maka


Perikatan adalah suatu perhubungan ada akibat-akibat hukum yang bisa menimpa
hukum antara dua orang atau dua pihak, dirinya, yaitu :
berdasarkana mana pihak yang satu berhak  Pertama-tama, sebagai yang disebutkan
menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dalam pasal 1236 KUHPerdata :
dan pihak yang lain berkewajiban untuk “ si berutang adalah wajib memberikan
memenuhi tuntutan itu. ganti biaya, rugi dan bunga kepada si
Pihak yang berhak menuntut sesuatu berpiutang, apabia ia telah membawa
dinamakan kreditur atau si berpiutang, dirinya dalam keadaan tak mampu
sedangkan pihak yang berkewajiban untuk menyerahkan kebendannya, atau
memenuhi tuntutan dinamakan debitur atau telah tidak merawat sepatutnya guna
si berutang. Tuntutan atau kewajiban menyelamatkannya”
tersebut lazimnya disebut sebagai prestasi. dan 1243 KUHPerdata :
Pasal 1234 KUHPerdata : “ Penggantian biaya, rugi dan bunga
“ Tiap-tiap perikatan adalah untuk karena tak dipenuhinya suatu perikatan,
memberikan sesuatu, untuk berbuat barulah mulai diwajibkan, apabila si
sesuatu, atau untuk tidak berbuat berutang, setelah dinyatakan lalai
sesuatu.” memenuhi perikatannya, tetap
Menurut Pasal 1234 KUHPerdata melalaikannya, atau jika sesuatu yang
prestasi itu dibedakan atas : harus diberikan atau dibuatnya, hanya
1. Memberikan sesuatu dapat diberikan atau dibuat dalam
2. Berbuat sesuatu tenggang waktu yang telah
3. Tidak berbuat sesuatu dilampaukannya”
Dalam hal debitur atau si berutang Kreditur berhak untuk menuntut
tidak memenuhi kewajibannya atau tidak penggantian kerugian, yang berupa ongkos-
memenuhi kewajibannya sebagaimana ongkos, kerugian dan bunga. Akibat hukum
mestinya dan tidak dipenuhinya kewajiban seperti ini menimpa debitur baik dalam
Merry Tjoanda, Wujud Ganti Rugi …………………. 44
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010

perikatan untuk memberikan sesuatu, untuk wanprestasi dengan keadaan jika sekiranya
melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan tidak terjadi wanprestasi.1
sesuatu. Pengertian kerugian yang hampir sama
 Kedua, pasal 1237 KUHPerdata dikemukakan pula oleh Yahya Harahap,
mengatakan: ganti rugi ialah “kerugian nyata” atau
“ dalam hal adanya perikatan untuk “fietelijke nadeel” yang ditimbulkan
memberikan suatu kebendaan tertentu, perbuatan wanprestasi2. Kerugian nyata ini
kebendaan itu semenjak perikatan ditentukan oleh suatu perbandingan keadaan
dilahirkan, adalah atas tanggungan si yang tidak dilakukan oleh pihak debitur.
berpiutang. Lebih lanjut dibahas oleh Harahap, kalau
maka sejak debitur lalai, maka resiko begitu dapat kita ambil suatu rumusan,
atas obyek perikatan menjadi tanggungan besarnya jumlah ganti rugi kira-kira sebesar
debitur. jumlah yang “wajar” sesuai dengan besarnya
 Yang ketiga adalah, bahwa kalau nilai prestasi yang menjadi obyek perjanjian
perjanjian itu berupa perjanjian timbal dibanding dengan keadaan yang
balik, maka berdasarkan pasal 1266 menyebabkan timbulnya wanprestasi. Atau
KUHPerdata : ada juga yang berpendapat besarnya ganti
“ syarat batal dianggap selalu rugi ialah “sebesar kerugian nyata” yang
dicantumkan dalam persetujuan- diderita kreditur yang menyebabkan
persetujuan yang bertimbal balik, timbulnya kekurangan nilai keutungan yang
manakala salah satu pihak tidak akan diperolehnya. Lebih lanjut dikatakan
memenuhi kewajibannya” oleh Abdulkadir Muhammad, bahwa pasal
maka kreditur berhak untuk 1243 KUHPerdata sampai dengan pasal
menuntut pembatalan perjanjian, dengan 1248 KUHPerdata merupakan pembatasan-
atau tanpa disertai dengan tuntutan ganti pembatasan yang sifatnya sebagai
rugi. Tetapi kesemuanya itu tidak perlindungan undang-undang terhadap
mengurangi hak dari kreditur untuk tetap debitur dari perbuatan sewenang-wenang
menuntut pemenuhan. pihak kreditur sebagai akibat wanprestasi3.
Apabila salah satu pihak dalam Pengertian kerugian yang lebih luas
perikatan merasa dirugikan oleh pihak dikemukakan oleh Mr. J. H. Nieuwenhuis
lainnya dalam perikatan tersebut, maka sebagaimana yang diterjemahkan oleh
hukum memberikan wahana bagi pihak yang Djasadin Saragih, pengertian kerugian
merasa dirugikan tersebut untuk melakukan adalah berkurangnya harta kekayaan pihak
gugatan ganti rugi. Hal inilah yang melatar yang satu, yang disebabkan oleh perbuatan
belakangi penulis untuk melakukan (melakukan atau membiarkan) yang
penulisan dengan permasalahan bagaimana melanggar norma oleh pihak yang lain4.
wujud ganti rugi menurut Kitab Undang- Yang dimaksud dengan pelanggaran norma
Undang Hukum Perdata? oleh Nieuwenhuis di sini adalah berupa
wanprestasi dan perbuatan melawan hukum.
Bila kita tinjau secara mendalam,
B. PEMBAHASAN kerugian adalah suatu pengertian yang

1. Pengertian Kerugian 1
R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan,
Pengertian kerugian menurut R. Binacipta, Bandung, 1977, h. 17.
2
Setiawan, adalah kerugian nyata yang M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian,
Alumni, Bandung, 1986, h. 66.
terjadi karena wanprestasi. Adapun besarnya 3
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Alumni,
kerugian ditentukan dengan mem- Bandung, 1982, h. 41.
4
bandingkan keadaan kekayaan setelah Mr. J.H. Nieuwenhuis, terjemahan Djasadin Saragih,
Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Airlangga University
Press, Surabaya, 1985, h. 54.
Merry Tjoanda, Wujud Ganti Rugi …………………. 45
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010

relatif, yang bertumpu pada suatu (b)Kerugian karena kerusakan, kehilangan


perbandingan antara dua keadaan. Kerugian ata barng kepunyaan kreditur akibat
adalah selisih (yang merugikan) antara kelalaian debitur (damages). Kerugian di
keadaan yang timbul sebagai akibat sini adalah yang sungguh-sungguh
pelanggaran norma, dan situasi yang diderita, misalnya busuknya buah-buahan
seyogyanya akan timbul anadaikata karena keterlambatan penyerahan,
pelanggaran norma tersebut tidak terjadi. ambruknya sebuah rumah karena salah
Lebih lanjut Nieuwenhuis mengatakan konstruksi sehingga merusakkan perabot
bahwa kita harus hati-hati agar tidak rumah tangga, lenyapnya barang karena
melukiskan kerugian sebagai perbedaan terbakar.
antara situasi sebelum dan setelah (c) Bunga atau keuntungan yang diharapkan
wanprestasi atau perbuatan melanggar (interest). Karena debitur lalai, kreditur
hukum5. Pengertian kerugian dibentuk oleh kehilangan keutungan yang
perbandingan antara situasi sesungguhnya diharapkannya. Misalnya A akan
(bagaiaman dalam kenyataannya keadaan menerima beras sekian ton dengna harga
harta kekayaan sebagai akibat pelanggaran pembelian Rp. 250,00 per kg. Sebelum
norma) dengan situasi hipotesis (situasi itu beras diterima, kemudian A menawarkan
akan menjadi bagaimana andaikata lagi kepada C dengan harga Rp. 275,00
pelanggaran norma tersebut tidak terjadi). per kg. Setelah perjanjian dibuat, ternyata
Sehingga dapat ditarik suatu rumusan beras yang diharapkan diterima pada
mengenai kerugian adalah situasi waktunya tidak dikirim oleh penjualnya.
berkurangnya harta kekayaan salah satu Di sini A kehilangan keutungan yang
pihak yang ditimbulkan dari suatu perikatan diharapkan Rp. 25,00 per kg.6
(baik melalui perjanjian maupun melalui Purwahid Patrik lebih memperinci
undang-undang) dikarenakan pelanggaran lagi unsur-unsur kerugian. Menurut Patrik,
norma oleh pihak lain. kerugian terdiri dari dua unsur :
a. Kerugian yang nyata diderita (damnum
2. Unsur-Unsur Ganti Rugi emergens) meliputi biaya dan rugi
Dalam pasal 1246 KUHPerdata b. Keutungan yang tidak peroleh (lucrum
menyebutkan : cessans) meliputi bunga.7
“ biaya, rugi dan bunga yang oleh si Kadang-kadang kerugian hanya
berpiutang boleh dituntut akan merupakan kerugian yang diderita saja,
penggantiannya, terdirilah pada tetapi kadang-kadang meliputi kedua-dua
umumnya atas rugi yang telah unsur tersebut.
dideritanya dan untung yang sedianya Satrio melihat bahwa unsur-unsur
harus dapat dinikmatinya, dengan tak ganti rugi adalah :
mengurangi pengecualian-pengecualian a. Sebagai pengganti daripada kewajiban
serta perubahan-perubahan yang akan prestasi perikatannya; untuk mudahnya
disebut di bawah ini.” dapat kita sebut “prestasi pokok”
Menurut Abdulkadir Muhammad, perikatannya, yaitu apa yang ditentukan
dari pasal 1246 KUHPerdata tersebut, dapat dalam perikatan yang bersangkutan, atau
ditarik unsur-unsur ganti rugi adalah sebagai b. Sebagian dari kewajiban perikatan
berikut : pokoknya, seperti kalau ada prestasi yang
(a) Ongkos-ongkos atau biaya-biaya yang tidak sebagaimana mestinya, tetapi
telah dikeluarkan (cost), misalnya ongkos kreditur mau menerimanya dengan
cetak, biaya meterai, biaya iklan.
6
Abdulkadir Muhammad, Loc. Cit.
7
Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan
(Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian dan Dari
5
Ibid. Undang-Undang), Mandar Maju, Bandung, 1994, h. 14.
Merry Tjoanda, Wujud Ganti Rugi …………………. 46
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010

disertai penggantian kerugian, sudah a. Hubungan Sine Qua Non (Von Buri)
tentu dengan didahului protes atau Syarat pertama untuk membebankan
disertai ganti rugi atas dasar cacat kerugian pada orang lain adalah bahwa telah
tersembunyi ; terjadi pelanggaran norma yang dapat
c. Sebagai pengganti atas kerugian yang dianggap sebagai condicio sine qua non
diderita oleh kreditur oleh karena kerugian tersebut.
keterlambatan prestasi dari kreditur, jadi Menurut teori ini suatu akibat
suatu ganti rugi yang dituntut oleh ditimbulkan oleh berbagai peristiwa yang
kreditur di samping kewajiban tidak dapat ditiadakan untuk adanya akibat
perikatannya ; tersebut. Berbagai peristiwa tersebut
d. Kedua-duanya sekaligus; jadi sini merupakan suatu kesatuan yang disebut
dituntut baik pengganti kewajiban “sebab”.
prestasi pokok perikatannya maupun Nieuwenhuis memberikan contoh
ganti rugi keterlambatannya.8 menarik untuk ini :
C menyewakan sejumlah kamar kepada
3. Sebab-Sebab Kerugian beberapa orang, termasuk A dan B. Kamar-
Dari pengertian kerugian pada sub kamar tersebut terletak di atas ruang
bab sebelumnya dapat kita lihat bahwa konfeksi milik C. Menurut kontrak sewa,
kerugian adalah suatu pengertian kausal, para penyewa dilarang menggunakan alat
yakni berkurangnya harta kekayaan masak listrik. Dalam urutan kronologis
(perubahan keadaan berkurangnya harta terjadi yang berikut ini: 11
kekayaan), dan diasumsikan adanya suatu a. A menghubungkan alat listrik pemasak
peristiwa yang menimbulkan perubahan air dengan jaringan listrik.
tersebut. Syarat untuk menggeserkan b. B menggunakan alat listrik pemanas air
kerugian itu kepada pihak lain oleh pihak dalam kamar mandi, yang menyerap
yang dirugikan adalah bahwa kerugian tenaga listrik yang sama.
tersebut disebabkan oleh pelanggaran suatu c. Aliran listrik terhenti dan mesin-mesin
norma oleh pihak lain tersebut. jahit listrik di ruang konfeksi C terhenti.
Menurut Nurhayati Abas, ganti Apa yang menjadi “penyebab”
kerugian harus memenuhi beberapa sebab: 9 berhentinya mesin-mesin jahit listrik
a. Harus ada hubungan kausal tersebut? Mesin-mesin itu tidak akan
b. Harus ada adequate berhenti andaikata A tidak menggunakan
kreditur mempunyai kewajiban untuk alat listrik pemanas air, Jadi tingkah laku A
berusaha membayar kerugian yang timbul berpengaruh terhadap berhentinya mesin-
sampai batas-batas yang patut. Kalau mesin jahit tersebut. Peristiwa a merupakan
kreditur tidak berusaha membatasi kerugian syarat untuk timbulnya peristiwa c. Dalam
itu maka akibat dari kelalaiannya tidakdapat artinya bahwa tanpa a, c tidak akan terjadi
dibebankan kepada debitur. Ketentuan ini (condicio sine qua non).
juga berkaitan dengan prinsip dapat digugat Kalau “penyebab” dirumuskan
dan hubungan adequat.10 sebagai tiap peristiwa, yang tanpa peristiwa
tersebut peristiwa lain tidak akan terjadi,
maka b juga merupakan “penyebab”
berhentinya mesin-mesin jahit tersebut.
Anadaikata B tidak menggunakan alat
8
J. Satrio, Hukum Perikatan (Perikatan Pada Umumnya), pemanas air di kamar mandi, maka tidak
Alumni, Bandung, 1999, h. 147.
9
Nurhayati Abbas, Materi Kuliah Mata Kuliah Hak-Hak
akan ada kelebihan beban listrik dan mesin-
Dalam Hubungan Keperdataan, Disampaikan Tanggal mesin jahit itu tidak akan berhenti. Jadi,
05 Maret 2008, Program Pasca Sarjana S3 Ilmu
Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar.
10 11
Ibid. Mr. J.H. Nieuwenhuis, Op cit., h. 61.
Merry Tjoanda, Wujud Ganti Rugi …………………. 47
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010

meskipun peristiwa a dan b kedua-duanya tertentu. Hoge Raad malahan berpendapat,


merupakan conditio sine qua non untuk bahwa penggantian “ongkos, kerugian, dan
peristiwa c, namun ahli hukum hanya bunga” harus dituangkan dalam sejumlah
mengkualifikasikan perbuatan A sebagai uang tertentu. Namun jangan menjadi rancu;
penyebab berhentinya mesin-mesin jahit kreditur bisa saja menerima penggantian in
tersebut dan kerugian yang ditimbulkan, natura dan membebaskan debitur. Yang
karena baginya yang penting adalah tidak dapat adalah bahwa debitur menuntut
menetapkan apakah kerugian dapat kreditur agar menerima ganti rugi dalam
dibebankan pada orang lain daripada yang wujud lain daripada sejumlah uang.
dirugikan. Karena ini hanya mungkin jika Pendapat seperti itu dengan tegas
kerugian adalah akibat pelanggaran norma dikemukakan, ketika Hoge Raad
oleh orang lain itu, maka ahli hukum hanya menghadapi masalah tuntutan ganti rugi dari
menaruh minat akan syarat-syarat untuk seorang yang minta kepada toko perhiasan,
timbulnya kerugian dimana terdapat pula agar perhiasan yang ia beli daripadanya
pelanggaran norma hukum. Penyebab dalam diperbaiki, tetapi perbaikan itu ternyata
arti yuridis dalam situasi di atas hanya malah menimbulkan kerusakan dan kerugian
penggunaan alat pemanas air minum oleh A lebih parah lagi. Hof memutuskan bahwa
(yang dilarang) meskipun perbuatan B pemilik toko perhiasan harus mengganti
dalam ukuran yang sama turut berperan kerugian, dengan cara mengembalikan harga
dalam timbulnya kerugian. yang dulu dibayar oleh pembeli dan pembeli
mengembalikan perhiasannya. Cara
b. Hubungan Adequat (Von Kries) perhitungan ganti rugi seperti ini tidak
Kerugian adalah akibat adequat dibenarkan oleh Hoge Raad. Ganti rugi
pelanggaran norma apabila pelanggaran harus diwujudkan dalam sejumlah uang.
norma demikian meningkatkan Pitlo berpendapat bahwa undang-
kemungkinan untuk timbulnya kerugian undang kita tidak memberikan dasar yang
demikian. Inilah inti ajaran penyebab yang cukup kuat untuk kita katakan, bahwa
adequat. tuntutan ganti rugi hanya dapat
Teori ini berpendapat bahwa suatu dikemukakan dalam sejumlah uang
syarat merupakan sebab, jika menurut tertentu.12 Alasan pokoknya sebenarnya
sifatnya pada umumnya sanggup untuk adalah bahwa berpegang pada prinsip seperti
menimbulkan akibat. Selanjutnya Hoge itu banyak kesulitan-kesulitan dapat
Raad memberikan perumusan, bahwa suatu dihindarkan. Anehnya, kalau ganti rugi itu
perbuatan merupakan sebab jika menurut berkaitan dengan onrechtmatige daad, maka
pengalaman dapat diharapkan / diduga akan syarat “dalam wujud sejumlah uang” tidak
terjadinya akibat yang bersangkutan. Ajaran berlaku, karena Hoge Raad dalam kasus
ini mencampur adukkan antara causalitet seperti itu membenarkan tuntutan ganti rugi
dan pertanggunganjawaban. dalam wujud lain.
Hoge Raad menganut ajaran Walaupun demikian hal itu tidak
adequate. Hal ini ternyata dari arrest-nya berarti, bahwa untuk setiap tuntutan ganti
tanggal 18 November 1927, dimana rugi kreditur harus membuktikan adanya
dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan kepentingan yang mempunyai nilai uang.
akibat yang langsung dan seketika adalah Hal itu akan tampak sekali pada perikatan
akibat yang menurut aturan-aturan untuk tidak melakukan sesuatu, dimana
pengalaman dapat diharapkan terjadi. pelanggarannya biasanya menimbulkan
kerugian yang sebenarnya tidak dapat dinilai
4. Wujud Ganti Rugi dengan uang.
Pada umumnya ganti rugi
diperhitungkan dalam sejumlah uang 12
J. Satrio, Op Cit., h. 153.
Merry Tjoanda, Wujud Ganti Rugi …………………. 48
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010

Sering pula muncul pada tuntutan sejumlahuang). Konsekuensinya, Hakim


ganti rugi atas dasar onrechtmatige daad. tidak berhak menetapkan ganti rugi
Namun adanya ganti rugi atas kepentingan sejumlah uang tertentu atas kerugian, kalau
yang tidak dapat dinilai dengna uang, secara bagaimanapun dengan uang itu (kerugian)
tegas-tegas diakui, seperti pada pasal 1601w tidak akan dapat dikurangi atau diperbaiki,
KUHPerdata yang menyatakan bahwa : kecuali sudah tentu kalau undang-undang
“ Jika salah satu pihak dengan sengaja sendiri membolehkan hal seperti itu.
atau karena salahnya telah berbuat
melawan dengan salah satu 5. Bentuk-Bentuk Kerugian
kewajibannya dan kerugian yang Bentuk-bentuk kerugian dapat kita
karenanya diderita oleh pihak lawan bedakan atas dua bentuk yakni :
tidak dapat dinilaikan dengan uang, a. Kerugian materiil
maka Hakim akan menetapkan suatu b. Kerugian immateriil
jumlah uang menurut keadilan, sebagai Undang-undang hanya mengatur
ganti rugi”. penggantian kerugian yang bersifat materiil.
Lebih dari itu Pitlo secara tegas Kemungkinan terjadi bahwa kerugian itu
mengatakan bahwa kehilangan kesempatan menimbulkan kerugian yang immateriil,
menikmati kesegaran hidup (gederfde tidak berwujud, moril, idiil, tidak dapat
levensvreugde) dapat menjadi dasar untuk dinilai dengan uang, tidak ekonomis, yaitu
tuntutan ganti rugi; demikian juga berupa sakitnya badan, penderitaan batin,
kehilangan nilai-nilai affectie. Tuntutan rasa takut, dan sebagainya.
ganti rugi (kerugian idiil) sebesar f. 600,00 Sulit rasanya menggambarkan
oleh seorang komponis atas dasar telah hakekat dan takaran obyektif dan konkrit
dibawakannya lagu ciptannya dalam suatu sesuatu kerugian immateriil. Misalnya:
pertunjukan komersial (dengan memungut bagaimana mengganti kerugian penderitaan
bayaran) tanpa mendapat izinnya lebih jiwa. Si A berjanji kepada si B untuk
dahulu telah dikabulkan oleh Raad van menjual cincin berlian sekian karat.
Justite Batavia dalam keputusannya tanggal Ternyata berlian itu palsu yang
11 Maret 1927. Dengan demikian di sini mengakibatkan kegoncangan dan
dasar pemikirannya bukannya tidak boleh penderitaan batin bagi si B. Bagaimana
memberikan ganti rugi kepada kerugian memperhitungkan kerugian penderitaan
yang berwujud lain, tetapi karena kerugian batin dimaksud? Sekalipun memang benar
yang berwujud lain itu tidak dapat diganti menentukan hakekat dan besarnya kerugian
dengan uang. non-ekonomis, ganti rugi terhadap hal ini
Jadi yang dimaksud bukannya sifat pun dapat dituntut. Penggantiannya
dari kepentingan yang dirugikan, tetapi dialihkan kepada suatu perhitungan yang
apakah yang dirugikan bisa dipulihkan berupa “pemulihan”. Biaya pemulihan inilah
dengan pembayaran ganti rugi sejumlah yang diperhitungkan sebagai ganti rugi yang
uang. Kalau bisa maka hal itu berarti, bahwa dapat dikabulkan oleh hakim.
kerugian itu bisa dinilai dengan uang. Seperti dalam contoh di atas, tentu
Untungnya pengadilan dalam hal ini tidak tidak dapat diganti kegoncangan jiwa yang
mengambil sikap yang kaku; rasa sakit bisa diderita oleh si pembeli tersebut. Tetapi
dihilangkan atau dikurangi dengan debitur dapat “dibebankan” sejumlah biaya
pemberian obat (yang dibayar dengan pengobatan rehabilitasi. Misalnya ongkos
sejumlah uang), kebutaan dibantu dengan dokter dan biaya sanatorium. Sampai benar-
seorang penuntun (yang harus dibayar benar si kreditur itu pulih kembali. Atau
secara berkala), kenikmatan estetika bisa kalau kita ambil kecelakaan yang semakin
diganti dengan kenikmatan sejenis yang lain merajalela di jalan raya. Karena kesalahan
(yang harus dibeli atau dibayar dengan dan kecerobohan , A menabrak B sehingga
Merry Tjoanda, Wujud Ganti Rugi …………………. 49
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010

kakinya harus diamputasi. Tak mungkin C. P E N U T U P


debitur mesti mengganti kaki yang dipotong Ganti rugi sebagai akibat
itu. Bagaimana mengherstel kaki yang sudah pelanggaran norma, dapat disebabkan
dipotong. Yang rasional ialah sejumlah ganti karena wanprestasi yang merupakan
rugi kebendaan berupa uang. Ini sesuai pula perikatan bersumber perjanjian dan
dengan ketentuan pasal 1371 KUHPerdata perbuatan melawan hukum yang merupakan
yang menyatakan : cacat atau puntung pada perikatan bersumber undang-undang. Ganti
bagian badan / tubuh yang dilakukan dengan rugi sebagai akibat wanprestasi yang diatur
“sengaja” atau oleh karena “kurang hati- di dalam Kitab Undang-Undang Hukum
hati”, memberi hak kepada orang itu Perdata, dapat juga diberlakukan bagi ganti
menuntut “bayaran” di luar biaya rugi sebagai akibat perbuatan melawan
pengobatan. Dari pasal ini dapat ditarik hukum. Mengingat adanya bentuk kerugian
kesimpulan si korban dapat menuntut ganti materiil dan imateriil, maka wujud ganti rugi
rugi “kebendaan” atau kerugian yang non- dapat berupa natura (sejumlah uang)
ekonomis, yang terdiri dari : maupun innatura.
- sejumlah biaya pengobatan ;
- dan sejumlah uang bayaran sesuai dengan
keadaan cacat yang diderita.
Mengenai ukuran uang bayaran cacat
di luar pengobatan tadi, dinilai atas dasar
“kedudukan dan kemampuan” kedua belah
pihak, sambil memperhatikan hal ihwal
kejadian itu sendiri.
Akan tetapi tidak setiap kerugian DAFTAR PUSTAKA
ekonomis mesti diganti dengan suatu yang
bersifat kebendaan yang bernilai uang.
Malah kadang-kadang lebih tepat diganti Setiawan R., Pokok-Pokok Hukum
dengan hal-hal yang bersifat non-ekonomis Perikatan, Binacipta, Bandung, 1977.
pula. Umpamanya “hak perseorangan”
(persoonlijkerechten) : integritas pribadi, Harahap M. Yahya, Segi-Segi Hukum
kebebasan pribadi, memulihkan nama baik Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986.
dan sebagainya. Dalam hal ini pemulihan
atau rehabilitasi hak asasi perseorangan tadi, Meliala Djaja S., Perkembangan Hukum
jauh lebih efektif dari pada penilaian ganti Perdata Tentang Benda dan Hukum
rugi uang. Perikatan, Nuansa Aulia, Bandung,
Namun di luar hal-hal yang tersebut 2007.
tadi biasanya ganti rugi non-ekonomis lebih
sempurna bila diganti dengan sejumlah uang Muhammad Abdulkadir, Hukum Perikatan,
sebagai alat rehabilitasinya. Asal benar- Alumni, Bandung, 1982.
benar jumlah ganti rugi tadi “efektif”
Nieuwenhuis J.H., terjemahan Djasadin
banyaknya sesuai dengan perhitungan yang
Saragih, Pokok-Pokok Hukum
memungkinkan tercapainya hasil pemulihan
Perikatan, Airlangga University Press,
yang mendekati keadaan semula. Misalnya
Surabaya, 1985.
pengobatan sanatorium disamping biaya
pemulihan dan kehidupan selanjutnya, Patrik Purwahid, Dasar-Dasar Hukum
haruslah benar-benar efektif nilainya Perikatan (Perikatan Yang Lahir Dari
(effectieve waarde). Perjanjian dan Dari Undang-Undang),
Mandar Maju, Bandung, 1994.
Merry Tjoanda, Wujud Ganti Rugi …………………. 50
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010

Satrio J., Hukum Perikatan (Perikatan Pada


Umumnya), Alumni, Bandung, 1999.

Lain-Lain :

Nurhayati Abbas, Materi Kuliah Mata


Kuliah Hak-Hak Dalam Hubungan
Keperdataan, Disampaikan Tanggal 05
Maret 2008, Program Pasca Sarjana S3
Ilmu Hukum, Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai