Jsasi2010 16 4 6 Tjoanda
Jsasi2010 16 4 6 Tjoanda
Jsasi2010 16 4 6 Tjoanda
43
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010
Oleh: M. Tjoanda
ABSTRACT
Agreement is a legal relationship between two people or more, which creates certain rights
and obligations. In terms of the debtor or the debt does not meet its obligations or does not
meet its obligations as they should and not fulfilled that obligation because there is an
element of him, then the lender has the right to demand restitution,
This is what this writing melatarbelakngi How problems with the form of compensation
according to the Book of Law Civil Law? The results obtained that the compensation as a
result of default set out in the Book of Civil Law Act, may also apply for compensation as a
result of an unlawful act. Given the form of material loss and imateriil, then a form of
compensation can be either kind (some money) or innatura.
Keyword: compensation
perikatan untuk memberikan sesuatu, untuk wanprestasi dengan keadaan jika sekiranya
melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan tidak terjadi wanprestasi.1
sesuatu. Pengertian kerugian yang hampir sama
Kedua, pasal 1237 KUHPerdata dikemukakan pula oleh Yahya Harahap,
mengatakan: ganti rugi ialah “kerugian nyata” atau
“ dalam hal adanya perikatan untuk “fietelijke nadeel” yang ditimbulkan
memberikan suatu kebendaan tertentu, perbuatan wanprestasi2. Kerugian nyata ini
kebendaan itu semenjak perikatan ditentukan oleh suatu perbandingan keadaan
dilahirkan, adalah atas tanggungan si yang tidak dilakukan oleh pihak debitur.
berpiutang. Lebih lanjut dibahas oleh Harahap, kalau
maka sejak debitur lalai, maka resiko begitu dapat kita ambil suatu rumusan,
atas obyek perikatan menjadi tanggungan besarnya jumlah ganti rugi kira-kira sebesar
debitur. jumlah yang “wajar” sesuai dengan besarnya
Yang ketiga adalah, bahwa kalau nilai prestasi yang menjadi obyek perjanjian
perjanjian itu berupa perjanjian timbal dibanding dengan keadaan yang
balik, maka berdasarkan pasal 1266 menyebabkan timbulnya wanprestasi. Atau
KUHPerdata : ada juga yang berpendapat besarnya ganti
“ syarat batal dianggap selalu rugi ialah “sebesar kerugian nyata” yang
dicantumkan dalam persetujuan- diderita kreditur yang menyebabkan
persetujuan yang bertimbal balik, timbulnya kekurangan nilai keutungan yang
manakala salah satu pihak tidak akan diperolehnya. Lebih lanjut dikatakan
memenuhi kewajibannya” oleh Abdulkadir Muhammad, bahwa pasal
maka kreditur berhak untuk 1243 KUHPerdata sampai dengan pasal
menuntut pembatalan perjanjian, dengan 1248 KUHPerdata merupakan pembatasan-
atau tanpa disertai dengan tuntutan ganti pembatasan yang sifatnya sebagai
rugi. Tetapi kesemuanya itu tidak perlindungan undang-undang terhadap
mengurangi hak dari kreditur untuk tetap debitur dari perbuatan sewenang-wenang
menuntut pemenuhan. pihak kreditur sebagai akibat wanprestasi3.
Apabila salah satu pihak dalam Pengertian kerugian yang lebih luas
perikatan merasa dirugikan oleh pihak dikemukakan oleh Mr. J. H. Nieuwenhuis
lainnya dalam perikatan tersebut, maka sebagaimana yang diterjemahkan oleh
hukum memberikan wahana bagi pihak yang Djasadin Saragih, pengertian kerugian
merasa dirugikan tersebut untuk melakukan adalah berkurangnya harta kekayaan pihak
gugatan ganti rugi. Hal inilah yang melatar yang satu, yang disebabkan oleh perbuatan
belakangi penulis untuk melakukan (melakukan atau membiarkan) yang
penulisan dengan permasalahan bagaimana melanggar norma oleh pihak yang lain4.
wujud ganti rugi menurut Kitab Undang- Yang dimaksud dengan pelanggaran norma
Undang Hukum Perdata? oleh Nieuwenhuis di sini adalah berupa
wanprestasi dan perbuatan melawan hukum.
Bila kita tinjau secara mendalam,
B. PEMBAHASAN kerugian adalah suatu pengertian yang
1. Pengertian Kerugian 1
R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan,
Pengertian kerugian menurut R. Binacipta, Bandung, 1977, h. 17.
2
Setiawan, adalah kerugian nyata yang M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian,
Alumni, Bandung, 1986, h. 66.
terjadi karena wanprestasi. Adapun besarnya 3
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Alumni,
kerugian ditentukan dengan mem- Bandung, 1982, h. 41.
4
bandingkan keadaan kekayaan setelah Mr. J.H. Nieuwenhuis, terjemahan Djasadin Saragih,
Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Airlangga University
Press, Surabaya, 1985, h. 54.
Merry Tjoanda, Wujud Ganti Rugi …………………. 45
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010
disertai penggantian kerugian, sudah a. Hubungan Sine Qua Non (Von Buri)
tentu dengan didahului protes atau Syarat pertama untuk membebankan
disertai ganti rugi atas dasar cacat kerugian pada orang lain adalah bahwa telah
tersembunyi ; terjadi pelanggaran norma yang dapat
c. Sebagai pengganti atas kerugian yang dianggap sebagai condicio sine qua non
diderita oleh kreditur oleh karena kerugian tersebut.
keterlambatan prestasi dari kreditur, jadi Menurut teori ini suatu akibat
suatu ganti rugi yang dituntut oleh ditimbulkan oleh berbagai peristiwa yang
kreditur di samping kewajiban tidak dapat ditiadakan untuk adanya akibat
perikatannya ; tersebut. Berbagai peristiwa tersebut
d. Kedua-duanya sekaligus; jadi sini merupakan suatu kesatuan yang disebut
dituntut baik pengganti kewajiban “sebab”.
prestasi pokok perikatannya maupun Nieuwenhuis memberikan contoh
ganti rugi keterlambatannya.8 menarik untuk ini :
C menyewakan sejumlah kamar kepada
3. Sebab-Sebab Kerugian beberapa orang, termasuk A dan B. Kamar-
Dari pengertian kerugian pada sub kamar tersebut terletak di atas ruang
bab sebelumnya dapat kita lihat bahwa konfeksi milik C. Menurut kontrak sewa,
kerugian adalah suatu pengertian kausal, para penyewa dilarang menggunakan alat
yakni berkurangnya harta kekayaan masak listrik. Dalam urutan kronologis
(perubahan keadaan berkurangnya harta terjadi yang berikut ini: 11
kekayaan), dan diasumsikan adanya suatu a. A menghubungkan alat listrik pemasak
peristiwa yang menimbulkan perubahan air dengan jaringan listrik.
tersebut. Syarat untuk menggeserkan b. B menggunakan alat listrik pemanas air
kerugian itu kepada pihak lain oleh pihak dalam kamar mandi, yang menyerap
yang dirugikan adalah bahwa kerugian tenaga listrik yang sama.
tersebut disebabkan oleh pelanggaran suatu c. Aliran listrik terhenti dan mesin-mesin
norma oleh pihak lain tersebut. jahit listrik di ruang konfeksi C terhenti.
Menurut Nurhayati Abas, ganti Apa yang menjadi “penyebab”
kerugian harus memenuhi beberapa sebab: 9 berhentinya mesin-mesin jahit listrik
a. Harus ada hubungan kausal tersebut? Mesin-mesin itu tidak akan
b. Harus ada adequate berhenti andaikata A tidak menggunakan
kreditur mempunyai kewajiban untuk alat listrik pemanas air, Jadi tingkah laku A
berusaha membayar kerugian yang timbul berpengaruh terhadap berhentinya mesin-
sampai batas-batas yang patut. Kalau mesin jahit tersebut. Peristiwa a merupakan
kreditur tidak berusaha membatasi kerugian syarat untuk timbulnya peristiwa c. Dalam
itu maka akibat dari kelalaiannya tidakdapat artinya bahwa tanpa a, c tidak akan terjadi
dibebankan kepada debitur. Ketentuan ini (condicio sine qua non).
juga berkaitan dengan prinsip dapat digugat Kalau “penyebab” dirumuskan
dan hubungan adequat.10 sebagai tiap peristiwa, yang tanpa peristiwa
tersebut peristiwa lain tidak akan terjadi,
maka b juga merupakan “penyebab”
berhentinya mesin-mesin jahit tersebut.
Anadaikata B tidak menggunakan alat
8
J. Satrio, Hukum Perikatan (Perikatan Pada Umumnya), pemanas air di kamar mandi, maka tidak
Alumni, Bandung, 1999, h. 147.
9
Nurhayati Abbas, Materi Kuliah Mata Kuliah Hak-Hak
akan ada kelebihan beban listrik dan mesin-
Dalam Hubungan Keperdataan, Disampaikan Tanggal mesin jahit itu tidak akan berhenti. Jadi,
05 Maret 2008, Program Pasca Sarjana S3 Ilmu
Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar.
10 11
Ibid. Mr. J.H. Nieuwenhuis, Op cit., h. 61.
Merry Tjoanda, Wujud Ganti Rugi …………………. 47
Jurnal Sasi Vol. 16 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2010
Lain-Lain :