tt2 Perspektif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Tugas Tutorial II

(Pertemuan ke 5)

Nama : Retno Hapsari


Nim : 857700848
Mata Kuliah : Perpektif Pendidikan di SD
Progdi : PGSD - BI

1. Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk-bentuk kegiatan belajar yang
bisa dilakukan oleh siswa SD. Jelaskan bentuk-bentuk kegiatan belajar yang
dimaksud
Jawab:
Bentuk-bentuk belajar tersebut adalah ;
1) Belajar Menemukan.
Menurut Jerome S. Bruner menyatakan bahwa inti belajar adalah bagaimana orang
memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut
Bruner, selama kegiatan belajar berlangsung hendaknya siswa dibiarkan untuk
menemukan sendiri makna segala sesuatu yang dipelajari ( discovery learning ). Dalam
hal ini siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam memecahkan
masalah.Dengan cara tersebut di harapkan mereka mampu memahami konsep-konsep
dalam bahasa mereka sendiri. Dengan kata lain metodediscovery learning mendorong
siswa untuk bertanya dan merumuskan jawaban sementara mereka, serta menarik
kesimpulan terhadap prinsip umum dari contoh praktik atau pengalaman yang
dilakukannya.
Untuk stimulus yang lebih kompleks dapat digunakan rangkaian gambar yang memuat
beberapa kesalahan , lalu anak diminta menemukan kesalahan dalam rangkaian gambar
tersebut. Contoh: tunjukkan serangkaian gambar yang memuat dua atau lebih anak yang
sedang berkelahi, lalu ajukan pertanyaan kepada mereka apa yang salah dari perilaku
anak-anak dalam rangkaian gambar itu. Jawaban-jawaban anak dapat menjadi bahan
diskusi yang dapat merangsang anak untuk berpikir kritis.
Selain itu guru juga dapat menerapkan metode percobaan (Experimental method ), yaitu
metode pengajaran yang mendorong dan memberi kesempatan anak melakukan
percobaan sendiri. Terdapat tiga tahapan yang dilakukan anak untuk memudahkan
masuknya informasi ,yaitu mendengar, menulis atau menggambar lalu melihat dan
melakukan percobaan sendiri. Misalnya, mengajak anak ke kebun pisang untuk
menjelaskan tentang pisang. Dengan belajar dari alam, anak dapat mengamati sesuatu
secara konkret.
2) Belajar Menyimak
Contoh kegiatan belajar menyimak siswa adalah sebagai berikut;
1. Bermain dengan kata seperti bercerita, membaca serta menulis. Hal ini dapat
membantu siswa mengingat nama, tempat, tanggal dan hal-hal lain dengan cara
mendengar kemudian menyebutkannya.
2. Bermain dengan pertanyaan dengan cara guru memancing keingintahuan dengan
berbagai pertanyaan.
3. Bermain dengan gambar.
4. Bermain dengan music.
3) Belajar Meniru.
Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi hingga
meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru menetap sebagai
suatu kebiasaan. Oleh karena itu, guru hendaknya selalu memberi contoh yang baik ,
sehingga siswa akan berperilaku sesuai dengan apa yang biasa dilihatnya.
4) Belajar Menghafal
Kecenderungan siswa belajar dengan metode menghafal ini disebabkan oleh budaya
yang terjadi disekolah, yang pada umumnya didominasi oleh komunikasi satu arah , yaitu
guru ke siswa dan kurang merangsang rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi.
Siswa menjadi penerima yang pasif. Metode menghafal juga mengandung akibat buruk
pada perkembangan mental siswa. Metode menghafal merupakan aktivitas yang tidak
terlalu banyak menuntut aktivitas berpikir. Hal ini akan berpola dalam banyak bentuk
kebiasaan belajar, sehingga siswa kehilanhansense of learning atau kepekaan untuk
belajar. Oleh karena itu sebagai guru harus dapat membenahi metode belajar siswa dan
member bekal keterampilan belajar serta berusaha membiasakan siswa menggunakan
metode berpikir logis dan sistematis.
5) Belajar Merangkai
Untuk mengembangkan kemampuan belajar merangkai dapat dilakukan dengan
permainan aneka jenis binatang.Melalui permainan ini, siswa yang dibagi ke dalam
beberapa kelompok binatang diharuskan untuk membuat karakteristik dari binatang yang
menjadi kelompoknya. Kemudian menyuruh siswa untuk merangkai pertanyaan
mengenai cirri-cirin yang sudah dibuat oleh teman di kelompok lain. Misalnya;
- Keluarga kambing
 Hidupnya di darat,
 Makanannya rumput
 Kegunaanya; sebagai hewan ternak, bulunya dapat dibuat untuk kerajinan
tangan,dapat menjadi hewan kurban
 Ciri-cirinya; mempunyai 4 kaki, berbulu lembut,mempunyai kepala , berkembang
biak dengan melahirkan, tidak punya cakar.
Setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan selama
presentasi, kelompok lain boleh bertanya atau menambahkan hal-hal lain tentang
binatang yang sedang dipresentasikan.
6) Belajar Mengamalkan.
Metode belajar mengamalkan erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan
Agama,karena dengan mata pelajaran tersebut anak diajarkan nilai-nilai moral dan
perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat.
7) Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar
menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka-teki atau
tebak-tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan
informasi yang tersedia dan mencari jawabannya.
Manfaat dari permainan teka-teki adalah;
1. Mengasah daya ingat
2. Belajar klasifikasi
3. Mengembangkan kemampuan analisis
4. Menghibur
8) Belajar Merespon
Respon merupakan suatu tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari
suatu tertentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon
bagi siswa SD adalah dengan memberikan pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi
di sekitarnya, misalnya bagaimana respon/tanggapan siswa apabila temannya sedang
ditimpa musibah banjir, gempa bumi atau tanah longsor.
9) Belajar Mengorganisasikan
Menurut Carl Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya
guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu;
o Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar
tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
o Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
o Pengorganisasian bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
Contoh belajar mengorganisasikan mata pelajaran IPS SD, ketika anak diberikan
pengetahuan tentang sejarah proklamasi kemerdekaan RI, guru dapat membuat skema
sebagai berikut
10) Belajar Mengambil Keputusan
Pada situs http://www.tabloidnova.com , ditampilkan contoh bahwa sebenarnya anak
sudah belajar secara alami bagaimana mereka harus menentukan pilihan.
Pengembangan kemampuan untuk mengambil keputusan dapat dilakukan dengan
metode problem solving atau pemecahan masalah.
11) Berlatih
Untuk mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode
bermain peran dengan cara mengajak siswa untuk praktek jual beli diwarung sekolah.
12) Belajar Menghayati
Kemampuan menghayati dapat dikembangkan melalui mata pelajaran kesenian, yaitu
dengan cara menghayati suatu peran / tokoh dalam cerita atau menghayati makna
yang terkandung pada sebuah lagu.
13) Belajar Mengamati
Metode untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati dapat dilakukan
dengan kegiatan mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut yang
memiliki keanekaragaman hayati tinggi.

2. Jelaskan prinsip-prinsip bimbingan di SD!


Jawab:
Program bimbingan didasarkan atas prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:
1. Bimbingan untuk semua.
Setiap siswa memiliki hak untuk mendapatkan layanan bimbingan dari gurunya; fokus
bimbingan bukan kepada siswa tertentu melainkan pada siswa yang normal bahkan yang
brillian sekalipun.
2. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua guru kelas.
Jika ada konselor maka tugasnya adalah memberikan layanan konseling dan konsultasi
kepada siswa, guru, dan orang tua siswa. Bimbingan diberikan kepada siswa secara
langsung dan tidak langsung.
3. Bimbingan diarahkan untuk Perkembangan Kognitif dan Afektif
Bimbingan diarahkan untuk membantu siswa mengetahui, memahami, menerima dirinya
sendiri baik secara kognitif maupun secara efektif. Maksudnya bahwa bimbingan
diarahkan untuk mengembangkan kompetensi pribadi yang kuat, dan untuk berhubungan
secara efektif dengan kegiatan dan tugas hidup sosialnya. Tekanan program bimbingan
bukan pada aspek remediasi (penyembuhan siswa yang bermasalah) melainkan pada
pengembangan aspek-aspek positif yang dimiliki oleh tiap siswa.
4. Bimbingan dapat diberikan secara Insedental informal
Program bimbingan memberikan pengalaman yang runtut dan berkelanjutan untuk
membantu siswa mencapai tugas perkembangan baik secara intelektual maupun aspek
emosional. Kurikulum memberikan pengalaman kepada siswa yang memungkinkan para
guru dapat mengintegrasikan prosedur bimbingan dengan materi pelajaran. Fungsi
bimbingan dari guru atau konselor adalah membantu siswa untuk mencapai kurikulum
secara sukses. Oleh karena itu, para guru membutuhkan keterampilan-keterampilan
bimbingan untuk membuat kurikulum menjadi pengalaman yang bermakna bagi setiap
siswa.
5. Bimbingan ditekankan pada tujuan Belajar dan Kebermaknaan Belajar
Bimbingan disekolah dasar menempatkan tekanan pada pencapaian tujuan dan
kebermakanaan pengalaman belajar. Tujuan yang ditetapkan oleh guru dan yang
diharapkan oleh siswa harus sesuai. Perencanaan guru dan penilaian siswa adalah
prosedur dasar untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
6. Bimbingan difokuskan pada aset.
Yaitu upaya guru dalam membantu siswa harus bertitik tolak dari potensi siswa, dan
melakukan apa yang terbaik untuk siswa. Tindakan guru merupakan proses-proses yang
membuat siswa melakukan sesuatu sesuai dengan kekuatan potensi yang dimilikinya.
7. Bimbingan terhadap Proses pendewasaan
Guru atau pembimbing mengakui bahwa siswa tengah mengalami proses menjadi yang
berarti guru harus lebih banyak melihat anak dari sisi positif daripada sisi negatifnya.
8. Program bimbingan akan dapat terlaksana sangat efektif jika diupayakan melalui kerja
sama yang baik antar guru, siswa, orang tua siswa, tenaga administratif dan sumber-
sumber daya yang ada di masyarakat sekitar.
3. Jelaskan pengertian dan indikator kompetensi guru SD
4. Jelaskan prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan kurikulum
5. Jelaskan aspek-aspek yang harus tercantum dalam struktur dan muatan
kuirkulum

2.
4. Secara umum terdapat bebarapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
kurikulu. Sukmadinata (2007:453-454) mengemukakan empat prinsip pengeabnagn
kurikulum, yaitu relevansi, fleksibilitass, efisiensi, dan efektivitas. Disamping keempat
prinsip tersebut, ada satu lagi prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum yaitu Prinsip Berkesinambungan. Berikut penjelasan dari kelima prinsip tersebut.
1) Prinsip Relevansi
Prinsip ini menuntut kurikulum sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan peserta
didik dan perkembangan masyarakat.
Berkenaan dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan peserta didik, kurikulum SD
dituntut untuk sesuai dengan tugas perkembangan peserta didik usia SD serta sesuai dengan
proses belajar peserta didik SD. Kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik
hendaknya ditentukan berdasarkan tugas perkembangan yang harus diselesaikan anak usia
SD. Pengalaman belajar yang disediakan dirancang dengan memperhatikan karakteristik
proses belajar usia anak atau dengan kata lain sesuai dengan konsep developmentaly
appropriate practices (DAP). Seperti yang anda ketahui, usia peserta didik SD merentang dari
6 sampai dengan 1 tahun. Pada usia tersebut tentu memiliki tugas perkembangan (intelektual,
sosial, dan emosional) yang harus dapat dilakukan sehingga mencapai perkembangan
optimal. Kurikulum hendaknya dikembangkan untuk membantu peserta didik untuk
mencapai perkembangan yang optimal dengan tugas perkembanganya. Untuk memenuhi
prinsip relevansi yang berkenaan dengan tuntutan dan perkembangan peserta didik,
pengembang kurikulum hendaknya memahami dengan mendalam karakteristik dan
perkembangan peserta didik serta karakteristik proses belajar peserta didik yang menjadi
binaanya. Informasi ini sangat bermanfaat bagi pengembang kurikulum dalam
mengembangkan kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik serta pengalaman
belajar dan mengorganisasikan materi yang harus disediakan.
Sementara itu, berkenaan dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat,
kurikulum juga harus mampu mempersiapkan peserta didik untuk dapat mengikuti dan
beradaptasi dengan perkembangan masyarakat. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat pesat, peserta didik dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan
tersebut. Kurikulum dituntut untuk dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan,
serta nilai dan sikap yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat.
Disamping prinsip relevansi yang berkaiatan dengan kebutuhan serta tuntutan perkembangan
peserta didik dan perkembangan masyarakat Sukmadinata (2005: 150) mengemukakan
adanya prinsip relevansi ke dalam dan relevansi ke luar. Prinsip relevansi keluar mengacu
pada kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan serta tuntutan perkembangan peserta didik dan
perkembangan masyarakat. Sementara itu, prinsip relevansi ke dalam mengacu pada
konsistensi anata berbagai komponen kurikulum (tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi).
Sebagai contoh, apabila tujuan atau kemampuan yang harus dikuasai berkenaan dengan
penguasaan keterampilan, maka pengalaman belajar dan materi serta evaluasi yang
dikembangkan harus mendukung penguasaan keterampilan yang telah dirumuskan.
2) Prinsip Efektivitas
Kegiatan pengembangan kurikulum mencakup kegiatan perancangan dan implementasi
kurikulum. Prinsip efektivitas dalam pengemabnagn kurikulum mengacu pada sejauh mana
kurikulum yang dirancang dapat diimplementasikan atau dilaksanakan dan dicapai di
sekolah. Melalui penerapan prinsip efektivitas, kurikulum yang dirancang diharapkan dapat
dilaksanakandan mencapai tujuan yang ditetapkan. Semakin lengkap dan tinggi tingkat
pencapaian kurikulum, semakain efektif implementasi kurikulum.
3) Prinsip Efisiensi
Secara umum makna efisiensi berkenaan dengan pengunaan sumber daya dalam rangka
pencapaian tujuan. Dengan menerapkan prinsip ini dalam pengembangan kurikulum,
kurikulum yang dirancang dapat dilaksanakan dengan lancar dan optimal. Berkenaan dengan
prinsip ini, pengembang kurikulum hendaknya memperhatikan berbagai faktor pendukung
dan penghambat pengelolaan pelaksanaan atau implementasi kurikulum di sekolah sehingga
kurikulum dapat diimplementasikan dengan lancar dan optimal.
4) Prinsip Fleksibilitas
Penerapan prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum menuntut kurikulum dapat
disesuaiakan dengan situasi dan kondisi sekolah tempat kurikulum diimplementasikan.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang fleksibel atau luwes. Memang betul, suatu
kurikulum hendaknya berisi tentang hal-hal yang prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Tetapi, implementasinya memungkinkan guru
melakukan penyesuaian berdasarkan ondisi dan situasi lingkungan sekolah, serta karakteristik
peserta didik.
5) Prinsip Berkesinambungan
Prinsip ini didasarkan pada pandangan bahwa perkembangan dan proses belajar anak
berlangsung secara berkesinambungan. Oleh karena itu, kurikulum yang dikembangkan
hendaknya berkesinambungan antara satu tingkatan kelas dengan kelas berikutnya, antara
satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan berikutnya. Kurikulum SMP harus
merupakankelanjutan dari kurikulum SD. Kurikulum kelas II SD harus merupakan
kelanjutandari kurikulum kelas I SD. Kurikulum kelas III SD harus merupakan kelanjutan
dari kurikulum kelas II SD dan seterusnya.
5. Aspek-aspek yang harus tercantum dalam struktur dan muatan kurikulum mencakup :
a. Mata Pelajaran
Dalam bagian ini dicantumkan mata pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum SD
yang tercantum dalam Standar isi.
b. Muatan Lokal
Mmuatan lokal merupakan kegiatan kulikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran lain dan/atau
terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Dengan demikian
jenis muatan lokal yang diberikan kepada para siswa ditentukan oleh sekolah dengan
memperhatikan ciri khas dan potensi daerah dimana sekolah berada. Dan tentu saja
substansi muatan lokal ini juga sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasi siswa.
c. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri adalah kegiatan dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler,
diantaranya melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial, sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta
didik, serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja.
d. Pengaturan beban belajar.
Berikut ini merupakan beberapa aturan yang berkenaan dengan beban belajar di SD:
1. Satu jam pembelajaran tatap muka untuk setiap mata pelajaran berlangsung
selama 35 menit.
2. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk setiap tingkatan kelas
berbeda. Diantaranya yaitu:
a) Kelas I adalah 26 jam pelajaran per minggu di tambah 2 jam pelajaran untuk
pengembangan diri;
b) Kelas II adalah 27 jam pelajaran per minggu di tambah 2 jam pelajaran untuk
pengembangan diri;
c) Kelas III adalah 28 jam pelajaran per minggu di tambah 2 jam pelajaran untuk
pengembangan diri;
d) Kelas IV, V dan VI adalah 32 jam pelajaran per minggu di tambah 2 jam
pelajaran untuk pengembangan diri;
Sekolah dapat menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan. Bisa digunakan untuk remidial, pengayaan atau digunakan untuk mata
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum
yang tercantum di dalam Standar isi.
e. Ketuntasan Belajar
Kriteria ideal untuk ketuntasan masing-masing indikator pada Kompetensi dasar
adalah 75%. Kriteria ketuntasan minimal ditentukan dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik dan kemamouan sumber daya pendukung
dalam penyelenggaraan pembelajaran yang ada di sekolah. Namun demikian sekolah
diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal.
f. Kenaikan kelas dan kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP. No 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok warganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan.
3. Lulusan ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi
serta
4. Lulus ujian nasional.
g. Pendidikan kecakapan hidup
Untuk membekali peserta didik dengan kecakapan pribadi, sosial, akademik dan/atau
vokasional, sekolah dapat menyelenggarakan pendidikan kecakapan hidup.
Pendidikan kecakapan hidup tersebut dapat merupakan bagian integral dari
pembelajaran semua mata pelajaran.
h. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
i. Kurikulum yang dicanangkan memberikan kesempatan kepada sekolah untuk
mengembangkan dan meningkatkan keunggulan yang dimilikinya dan tetap
memperhatikan persaingan nasional dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal
dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan
daya saing globak dalam aspek ekonomi budaya, bahasa, teknologi informasi dan
komunikasi, ekologi, dan lainnya yang bermanfaat bagi pengembangan kompetensi
peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai