Teknik Pemesinan Frais 1 Revisi 2 PDF Free
Teknik Pemesinan Frais 1 Revisi 2 PDF Free
Teknik Pemesinan Frais 1 Revisi 2 PDF Free
Program Studi:PEMESINAN
TEKNIK Teknik Pemesinan
FRAIS 1 Kode:
TM.TPM-TPF 1 TM.TPM-TPF 1
Kode:
(Kelas XI -XISemester
(Kelas 3) 3)
- Semester
Disusun Oleh:
Disusun oleh:
HADI MURSIDI, SST;
Tatang M.Pd M.Pd
Rahmat,
Hadi Mursidi, SST; M.Pd
Disusun Oleh:
Tatang Rahmat, M.Pd
Hadi Mursidi, SST; M.Pd
i
KATA PENGANTAR
iii
MATA PELAJARAN KELOMPOK - C 2
iv
Teknik Pemesinan TM.TPM-TPG 1 TM.TPM-TPG 2
Gerinda (XII-5) (XII-6)
(TM.TPM-TPG)
Teknik TM.TPM- TM.TPM-TPB 2
Pemesinan CNC TPC)1(XII- (XII-6)
(TM.TPM-TPC) 5)
GLOSARIUM
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetens siswa dari sisi
pengetahuan, ketrampilan serta sikap secara utuh. Tuntutan proses
pencapaiannya melalui pembelajaran pada sejumlah mata pelajaran yang
dirangkai sebagai satukesatuan yang saling mendukung dalam mencapai
kompetensi tersebut. Buku teks bahan ajar ini berjudul “Teknik Pemesinan
Frais 1” berisi empat bagian utama yaitu: pendahuluan, pembelajaran,
evaluasi, dan penutup yang materinya membahas sejumlah kompetensi
yang diperlukan untuk SMK Program Keahlian Teknik Mesin pada Paket
Keahlian Teknik Pemesinan yang pada kelas XI semester 3. Materi dalam
buku teks bahan ajar ini meliputi: Identifikasi mesin frais, Alat potong pada
mesin frais, Parameter pemotongan, dan Teknik pemesinan frais
Buku Teks Bahan Ajar ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan
oleh siswa untuk mencapai sejumlah kompetensi yang diharapkan dalam
dituangkan dalam kompetensi inti dan kompetensi dasarsesuai dengan
pendekatan scientific approach yang dipergunakan dalam kurikulum 2013,
siswa diminta untuk memberanikan dalam mecari dan menggali kompetensi
yang ada dala kehidupan dan sumber yang terbentang disekitar kita, dan
dalam pembelajarannya peran Guru sangat penting untuk meningkatkan dan
menyesuaikan daya serap siswa dalam mempelajari buku ini. Guna
diusahakan untuk memperkaya dengan mengkreasi mata pembelajaran
dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan yang bersumber
relevan yang bersumber dari alam sekitar kita.
Penyusunan Buku Teks Bahan Ajar ini dibawah kordinasi Direktorat
Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, yang akan
dipergunakan dalam tahap awal penerepan kurikulum 2013. Buku Teks
Bahan Ajar ini merupakan dokumen sumber belajar yang senantiasa dapat
diperbaiki, diperbaharui dan dimutahirkan sesuai dengan kebutuhan dan
perubahan zaman. Maka dari itu, kritik dan saran serta masukan dari
1
berbagai pihak diharapkan dapat meningkatkan dan menyempurnakan
kualitas isi maupun mutu buku ini.
a) Prasyarat
Prasyarat untuk dapat mempelajari materi ini, siswa sebelumnya harus
menguasai materi diantaranya:
1. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
2. Teknik gambar mesin
3. Teknik pengukuran
4. Teknik penanganan material
5. Teknik penggunaan perkakas tangan
A. Petunjuk Penggunaan
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan buku teks bahan
ajar ini, siswa perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu:
2
Setelah mempelajari buku teks bahan ajar ini peserta diklat diharapkan
dapat:
1. Mengidentifikasi mesin frais sesuai SOP
2. Menggunakan/menggoperasikan mesin frais standar sesuai SOP
3. Mengidentifikasi alat potong mesin frais
4. Menggunakan alat potong mesin frais untuk berbagai jenis pekerjaan
5. Menerapkan parameter pemotongan mesin frais
6. Menggunakan parameter pemotongan mesin frais untuk berbagai jenis
pekerjaan
7. Menerapkan teknik pemesinan frais
8. Menggunakan teknik pemesinan frais untuk berbagai jenis pekerjaan
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
(KELAS XI)
KI-1 1.1 Menyadari sempurnanya ciptaan Tuhan
Menghayati dan tentang alam dan fenomenanya dalam
mengamalkan ajaran mengaplikasikan teknik pemesinan frais
agama yang dianutnya pada kehidupan sehari-hari.
1.2 Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama
sebagai tuntunan dalam mengaplikasikan
teknik pemesinan frais pada kehidupan
sehari-hari
KI-2 2.1 Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti,
Menghayati dan kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan
mengamalkan perilaku tanggungjawab dalam mengaplikasikan
jujur, disiplin, tanggung teknik pemesinanfraispada kehidupan
jawab, peduli (gotong sehari-hari.
2.2 Menghargaikerjasama, toleransi, damai,
royong, kerjasama, toleran,
santun, demokratis, dalam
damai), santun, responsif
menyelesaikan masalah perbedaan
dan proaktif, dan
konsep berpikirdalam mengaplikasikan
menunjukkan sikap
teknik pemesinan frais pada kehidupan
sebagai bagian dari solusi
sehari-hari.
3
atas berbagai 2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif,
permasalahan dalam konsisten, dan berinteraksi secara efektif
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian
dengan lingkungan sosial dari solusi atas berbagai permasalahan
dan alam serta dalam dalam melakukan tugas mengaplikasikan
menempatkan diri sebagai teknik pemesinan frais
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI-3 3.1 Mengidentifikasi mesin frais
Memahami, menerapkan
3.2 Mengidentifikasi alat potong mesin frais
dan menganalisis 3.3 Menerapkan parameter pemotongan
pengetahuan faktual, mesin frais
konseptual, prosedural 3.4 Menerapkan teknik pemesinan frais
dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah
KI-4 4.1 Menggunakan mesin bubut untuk
Mengolah, menalar, dan berbagai jenis pekerjaan
4.2 Menggunakan alat potong mesin frais
menyaji dalam ranah
untuk berbagai jenis pekerjaan
konkret dan ranah abstrak
4.3 Menggunakan parameter pemotongan
terkait dengan
mesin frais untuk berbagai jenis
pengembangan dari yang
pekerjaan
4
dipelajarinya di sekolah 4.4 Menggunakan teknik pemesinan frais
secara mandiri, dan untuk berbagai jenis pekerjaan
mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung
Pilhan Jawaban
No. Daftar Pertanyaan
Sudah Belum
Materi: Mesin Frais Standar
Apakah anda sudah dapat menjelaskan definisi
1
mesin frais
Apakah anda sudah dapat menyebutkan
2.
macam-macam mesin frais dan fungsinya
Apakah anda sudah dapat menyebutkan
3.
bagian-bagia utama mesin frais
Apakah anda sudah dapat menyebutkan
4.
perlengkapan mesin frais
Apakah anda sudah dapat menyebutkan alat
5.
bantu kerja mesin frais
Apakah anda sudah dapat menjelaskan dimensi
6.
mesin frais
Apakah anda sudah dapat menjelaskan
7.
penggunaan mesin frais
Materi: Alat Potong Mesin Frais
1. Apakah anda sudah dapat menjelaskan fungsi
alat potong pada mesin frais
2. Apakah anda sudah dapat menyebutkan
macam-macam alat potong pada mesin frais
berikut fungsinya
3. Apakah anda sudah dapat menjelaskan
5
geometris pisau frais
4. Apakah anda sudah dapat menentukansudut
potong pisau frais
5. Apakah anda sudah dapat mengidentifikasi
bahan/ material alat potong/ pahat frais
6. Apakah anda dapat menjelaskan penggunaan
pisau frais
Materi Parameter Pemotongan:
1. Apakah anda sudah dapat menentukan
kecepatan potong (Cutting speed – Cs) pada
proses pengefraisan
2. Apakah anda sudah dapat menghitung
kecepatan putaran mesin frais (Revolotion Per
Menit – Rpm)
3. Apakah anda sudah dapat menetapkan
kecepatan putaran mesin frais (Revolotion Per
Menit – Rpm)
4.
Apakah anda sudah dapat menghitung
kecepatan pemakanan (Feed) pada proses
pengefraisan
6
melakukan proses pengefraisan rata, sejajar
dan siku arah tegak (vertikal)
5. Apakah anda sudah dapat menjelaskan dan
melakukan proses pengefraisan bertingkat
6. Apakah anda sudah dapat menjelaskan
melakukan proses pengefraisan bidang miring
7. Apakah anda sudah dapat menjelaskan dan
melakukan proses pengefraisan alur
8. Apakah anda sudah dapat menjelaskan
melakukan proses pengefraisan bentuk persegi
9. Apakah anda sudah dapat menjelaskan
melakukan proses memperbesar lubang dengan
pisau frais
10. Apakah anda sudah dapat menjelaskan
melakukan proses mereamer pada mesin frais
11. Apakah anda sudah dapat menjelaskan tentang
kepala pembagi
12. Apakah anda sudah dapat menjelaskan fungsi
kepala pembagi
13. Apakah anda sudah dapat menjelaskan
pembagian langsung
14. Apakah anda sudah dapat menjelaskan
pembagian sederhana
15. Apakah anda sudah dapat menjelaskan
pembagian sudut
15. Apakah anda sudah dapat menjelaskan
pembagian diferensial
16. Apakah anda sudah dapat menjelaskan dan
melakukan cara pengefraisan roda gigi lurus
17. Apakah anda sudah dapat menjelaskan dan
melakukan cara pengefraisan gigi rack lurus
7
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN I - TEKNIK PEMESINAN FRAIS 1
a. Deskripsi
Kegiatan pembelajaran teknik dasar pemesinan frais, terdiri dari beberapa
kegiatan belajar diantarnya: macam-macam mesin frais, bagian-bagian
utama mesin frais , perlengkapan mesin frasi, macam-alat potong pada
mesin frais, parameter pemotongan pada mesin frais dan teknik
pengefraisan
2. Uraian Materi
8
Sebelum mempelajari materi mesin frais standar, lakukan kegiatan sebagai
berikut:
Pengamatan:
Silahkan mengamati mesin frais yang terdapat pada (Gambar 1.1) atau objek
lain sejenis disekitar anda (dilingkungan bengkel mesin produksi).
Selanjutnya tugas anda adalah:
a. Sebutkan bagian-bagian utama mesin frais standar berikut fungsinya
b. Sebutkan perlengkapan mesin frais standar berikut fungsinya
c. Jelaskan bagaimana cara mengoperasikan mesin frais standar
Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas,
bertanyalah/ berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru yang
sedang membimbing anda.
Mengekplorasi:
Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut
melalui: benda konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.
9
Mengasosiasi:
Selanjutnya katagorikan/ kelompokkan masing-masing bagian dan
perlengkapan mesin bubut standar. Apabila anda sudah melakukan
pengelompokan, selanjutnya jelaskan bagaimana cara menggunakannya.
Mengkomunikasikan:
Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda terkait mesin frais standar,
dan selanjutnya buat laporannya.
MESIN FRAIS
Mesin frais adalah salahsatu jenis mesin perkakas yang dapat digunakan
untuk mengerjakan benda kerja untuk berbagai bentuk komponen termasuk
roda gigi sesuai tuntutan dan kebutuhan pekerjaan, dengan menggunakan
berbagai kelngkapan dan pisau frais sebagai alat potongnya.
Apabila dilihat dari cara kerjanya, mesin frais termasuk jenis mesin perkakas
yang mempunyai gerak utama berputar dengan posisi spindel mendatar/
horizontal atau tegak/vertikal. Pada saat digunakan, pisau faris dipasang/
diikatkan pada arbor atau dengan alat pengikat lainnnya dengan didukung
oleh penyangga arbor. Jika mesin dihidupkan maka pisau frais yang terikat
pada arbor akan ikut berputa dan dengan arah putaran sesuai ketentuan,
pisau frais tersebut dapat melakukan penyayaatan/pemotongan. Arah
putaran pisau frais dapat diatur sesuai kebutuhan yaitu searah atau
berlawanan jarum jam, yang besar putarannya mengacu pada hasil
perhitungan.
13
5
12
3
4
10
11
9
1
8
7
14
Keterangan:
11
1. Kolom/bodi 8. Lutut/knee
2. Kepala spindel 9. Poros penggrerak naik/turun meja
3. Spindel 10. Handel gerak memanjang
4. Meja/bed 11. Handel ke arah melintang
5. Motor penggerak spind 12. Handel pengatur naik/
turun spindel
6. Gear box feeding 13. Switch On-Off motor spindel
7. Pendukung lutut/knee 14. Switch On-Off motor otomatis
c
e
s0
o b
d g
p f1
n 1
r i
q
k
j
l
h m
12
Gambar 1.3 Mesin frais Mendatar sederhana
Keterangan:
a. Lengan penahan arbor l. Pendukung lutut
b. Tuas otomatis meja memanjang m. Alas bodi
c. Meja/bed machine n. Switch kontrol gerak arah
naik turun
d. Handel penggerak memanjang o. Motor pengerak spindel
e. Tuas pengunci meja mesin p. Dudukan meja/bed
machine
f. Handel penggerak meja melintang q. Motor penggerak otomatis
g. Gear box feeding r. Tiang (colom)
h. Tombol ON-OFF motor otomatis s. Spindel mesin
i. Poros pengatur naik/ turun meja t. Lengan mesin
j. Switch kontrol gerak arah naik turun u. Lengan penahan arbor
k. Lutut/knee v. Tombol ON-OF spindel
13
Gambar 1.4 Mesin frais universal
14
sehingga benda yang dihasilkan akan memiliki bentuk atau profil sama
dengan mal/maste.
Mesin faris copy, dilengkapi dengan dua kepala spindel mesin yang
fungsinya adalah sebagai berikut :
Spindel mesin yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan
masternya.
Spindel mesin yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai
bentukan masternya.
Antara spindel mesin yang pertama dan kedua dihubungkan dengan
menggunakan sistem hidrolik. Sistem referensi pada waktu proses
pengerjaan adalah sebagai berikut :
Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan pengarah (guide) pada head
pertama ke arah master adalah 1 arah.
Sistem menuju satu titik, yaitu tekanan pengarah (guide) menuju
pada satu titik dari master.
15
5) Mesin Frais Hobbing (Hobbing Milling Machine)
Mesin frais hobbing (Gambar 1.6), adalah salah satu jenis mesin frais
yang dikhususkan untuk membuat bermacam-macam bentuk roda gigi
(gear) diantaranya roda gigi lurus, helik dan cacing. Alat potong yang
digunakan memiliki bentuk yang spesifik dan profil gigi (evolvente )
yang standar, sehingga menghasilkan roda gigi yang lebih presisi jika
dibandingkan dengan hasil roda gigi yang dibuat pada mesin frais
standar atau universal.
17
Gambar 1.8. Mesin faris planer
18
Gambar 1.9. Mesin frais CNC
19
Gambar 1.10a. Mesin faris gravir manual
1) Kolom/badan mesin
Badan mesin ini adalah berdiri tegak dan kokoh karena ia dipakai sebagai
patokan dan merupakan dudukan dan rumah dari roda gigi. Selain dari itu
juga akan jadi dudukan dari sumbu utama, bahkan untuk jadi dudukan
motor dan puli-pulinya itulah ditempatkan.
Bagian depan yang dikerjakan secara khusus, adalah berbentuk ekor
burung tegak yaitu untuk gerak turun naiknya lutut yang membawa sadel
dan meja. Pada bagian sebelah atas kolom ini dipasang sumbu
utama/spindel untuk dudukan dan membawa arbor sebagai pemegang
dari pisau frais itu sendiri, sehingga dapat berputar. Pada bagian atas
juga dibuat alur ekor burung mendatar yaitu untuk dudukan lengan, dan
arm ini dapat didorong maju ataupun mundur untuk mencapai kedudukan
tertentu (Gambar 1.11).
21
Posisi lengan adalah terletak pada bagian paling atas dari badan mesin
dan bawahnya mempunyai bentuk ekor burung yang pas kepada alur
ekor burung pada badan mesin, lengan ini dapat dikunci dan dilepas
untuk kebutuhan tertentu. Pada lengan ini dapat dipasang dukungan
arbor (suport arbor) yang mempunyai alur ekor burung pas kepada
lengan tadi dan ia dapat dikunci pada posisi tertentu, sehingga cocok
untuk kebutuhan pekerjaan tertentu.
Untuk beberapa jenis mesin frais lainnya, pendukung arbor ini jumlahnya
ada yang satu ada yang dua buah untuk lebih kokohnya dukungan
terhadap arbor.
22
Gambar 1.13. Meja mesin frais
Sadel
23
5) Lutut (Knee)
Lutut pada mesin frais univesal mempunyai dua alur ekor burung yang
saling tegak lurus, yaitu satu alur dipaskan kepada kolom dan satunya
lagi dipaskan kepada sadel itu tadi.
Bagian berbentuk rongga, dan dalam rongga itulah dipasang roda-roda
gigi untuk gerakan otomatis, mundur maju, naik turun dan kiri kanan.
Gerakan dari lutut ini hanya dua arah yaitu turun dan naik saja, lutut ini
juga dapat dikuncikan kepada kolom, agar kukuh pada waktu
pengefraisan.
Lutut (knee)
6) Alas mesin
Alas mesin ini letaknya sama dengan namanya yaitu alas, artinya bagian
paling bawah dari mesin, alas ini berfungsi untuk menumpu seluruh
beban yang ada pada mesin, seperti berat mesin ditambah berat bahan
yasng dikerjakandan berat perlengkapan yang dipakai serta berat dari
alas itu sendiri.
Pada alas mesin ini dibuat rongga sebagai bak penampung, yaitu untuk
menampung cairan pendingin. Dan pompa air untuk mengalirkan cairan
pendingin kepada cutter dan benda kerja,juga dipasang pada alas ini
untuk membuat sirkulasi air pendingin itu tadi.
24
Gambar 1.16 Alas mesin
25
Gambar 1.17b. Contoh penggunaan arbor
26
Gambar 1.18b. Contoh pemasangan pisau pada stub arbor
3) Cekam Kolet (Collet Chuck)
Collet chuck adalah salah satu perlengkapan jenis mesin frais yang
digunakan sebagai pengikat alat potong/pisau (end mill, slot drill, center
drill, mata bor, dll), yang pemasangannya pada spindel utama atau
tegak. Jadi posisinya dapat dipasang dengan posisi mendatar
(horisontal) atau tegak vertikal. Alat jenis pada umumnya tersedia
dalam satu set yang terdiri dari: kolet, rumah kolet dan kunci C sebagai
pengencang dan pembuka alat potong. Contoh beberapa jenis Collet
chuck dapat dilihat pada (Gambar 1.19a) dan pemasangan pisau pada
Collet chuck dapat dilihat pada (gambar 1.19b).
27
Gambar 1.19a. Beberapa contoh collet chuck
28
Gambar 1.19b. Contoh pemasangan pisau pada
collet chuck dan penggunaannya
4) Adaptor Mesin Frais (Adaptors Milling Machine)
Adaptor mesin frais atau biasa disebut adaptor, adalah salah satu jenis
perlengkapan mesin frais yang berfungsi sebagai dudukan sekaligus
sebagai pengikat alat potong (cutter) yang akan digunakan untuk
proses pengefraisan. Terdapat dua jenis adaptor yang sering digunakan
untuk proses pengefarisan yaitu, adaptor lubang tirus dan adaptor
lubang lurus (endmil adaptors).
29
Gambar 1.20a. Adaptor lubang lurus
30
Gambar 1.21b. Contoh pemasangan mata bor
tangkai tirus pada adaptor lubang tirus
6) Ragum/Catok Mesin
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit
dengan kuat agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan
gerakannya ragum dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
32
Gambar 1.24. Ragum Putar
35
Kepala pembagi (dividing head) adalah salah satu perlengkapan mesin
frais yang digunakan untuk membentuk lingkaran/radius, membagi
jarak-jarak lubang/alur, dan membagi bidang segi banyak beraturan
atau tidak beraturan dengan jumlah tertentu dalam satu keliling
lingkaran pada pusat sumbu. Terdapat beberapa jenis kepala pembagi
diantaranya: kepala pembagi dengan alur V, kepala pembagi dengan
pelat pembagi, kepala pembagi dengan penggerak roda cacing dan ulir
cacing, Kepala pembagi dengan roda gigi cacing yang dilengkapi
dengan piring pembagi, kepala pembagi universal.
36
Kepala pembagi dengan pelat berlubang, konstruksi lubangnya
terletak pada permukaan pelat dengan diameter relatif kecil sehingga
jumlah lubang yang tersedia lebih banyak jika dibandingkan dengan
pelat beralur V dan tersedia beberapa tingkat keliling lingkaran
berlubang dengan jumlah yang berbeda-beda (Gambar 1.30).
Kepala pembagi Jenis ini, pada prinsipnya memiliki fungsi yang
sama dengan kepala pembagi dengan pelat beralur V yaitu
digunakan untuk proses pembagian langsung, dengan pengertian
proses pembagiannya dapat dilakukan secara langsung dengan cara
membagi jumlah lubang yang terdapat pada pelat dengan angka
kelipatannya. Misalnya pada permukaan pelat berlubang yang
terpasang pada kepala pembagi tersedia empat tingkat lingkaran
yaitu: lingkaran pertama berjumlah 18 lubang, lingkaran kedua
berjumlah 40 lubang, lingkaran ketiga berjumlah 60 lubang dan
pada lingkaran keempat berjumlah 80 lubang, maka dapat
melakukan pembagian keliling lingkaran sebagai berikut:
Pada lingkaran pertama berjumlah 18 lubang, dapat membagi
keliling lingkaran berjumlah 2, 6, 9. dan 18 bagian
Pada lingkaran kedua berjumlah 40 lubang, dapat membagi
keliling lingkaran berjumlah 2, 4, 5, 8, 10, 29 dan 40 bagian
Pada lingkaran ketiga berjumlah 60 lubang, dapat membagi
keliling lingkaran sebanyak 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, 30, dan 60
bagian
Pada lingkaran keempat berjumlah 80 lubang, dapat membagi
keliling lingkaran sebanyak 2, 4, 8, 10, 12, 20, 40, dan 80 bagian.
37
Gambar 1.30. Kepala pembagi dengan pelat berlubang
38
mempermudah mengetahui berapa jumlah lubang yang ada pada
satu lingkaran piring pembagi, biasanya pada setiap keliling
lingkarannya sudah ditandai dengan angka sesuai jumlah lubang
yang terdapat pada satu lingkaran tersebut (Gambar 1.32).
39
Namun demikian, dengan beberapa fasilitasnya kepala pembagi
jenis ini masih tetap dapat digunakan untuk pembagian langsung dan
sederhana.
40
Gambar 1.33. Kepala lepas
41
Ukuran/dimensi mesin frais sangat menentukan performa mesin dalam
melakukan pemotongan, karena terkait dengan kemampuan daya motor
penggeraknya. Semakin besar ukuran/dimensi mesin faris berarti daya
motor yang digunakan semakin besar pula, sehingga mesin tersebut
dapat menerima beban pemotongan yang lebih besar.
Selain itu ukuran/dimensi mesin, sangat berpengaruh terhadap area kerja
pada saat melakukan pemotongan, karena terkait dengan kapasitas gerak
meja mesin memanjang/melintang, jarak spindel terhadap meja dan jarak
sumbu spindel terhadap kolom. Semakin besar ukuran/dimensi mesin,
berati semakin besar pula area kerja atau ruang gerak pada saat
melakukan pemotongan.
Ukuran/dimensi mesin frais yang paling utama ditentukan oleh beberapa
faktor diantaranya:
Panjang langkah/jarak tempuh meja mesin frais arah memanjang
Panjang langkah/jarak tempuh meja mesin frais arah melintang
Jarak spindel sampai pada permukaan meja mesin
Jarak spindel sampai sumbu spindel dengan kolom mesin
Contoh ukuran/dimensi mesin faris secara lengkap dari salah satu
pabrikan pembuat mesin frais dapat dilihat pada (Gambar 1.35).
42
Gambar 1.35. Contoh ukuran/dimensi mesin faris secara lengkap
3. Rangkuman
Mesin frais adalah salah satu jenis mesin perkakas dapat digunakan untuk
mengerjakan/suatu bentuk benda kerja dengan mempergunakan pisau
frais sebagai alat potongya. Dan secara garis besar mesin frais terdiri dari,
mesin frais vertical, mesin frais mendatar dan mesin frais universal.
Arah gerakan meja mesin frais dapat dilakukan kearah memanjang,
melintang dan naik/turun. Dengan berbagai kemungkinan gerakan tadi,
mesin frais dapat digunakan untuk, membentuk bidang-bidang
diantaranya:1) Bidang-bidang rata datar, 2) bidang-bidang rata miring
menyudut, 3) bidang-bidang siku, 4) bidang-bidang sejajar, 5) alur lurus atau
melingkar, dan 6) segi-segi beraturan atau tidak beraturan. Selain itu dengan
bantuan meja putar atau kepala pembagi mesin frais dapat juga digunakan
untuk membuat diantaranya: 1) Roda gigi lurus, 2) Roda gigi helik, 3) Roda
43
gigi payung, 4) Roda gigi cacing, 5) Nok/eksentrik, dan 6) Ulir scolor (ulir
pada bidang datar).
Ukuran suatu mesin frais ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: 1)
panjang langkah meja mesin frais arah memanjang, 2) jarak spindel
sampai permukaan meja pada kedudukan paling bawah. dan 3) Jarak
tempuh ke arah melintang maximum yang dapat dicapai oleh meja mesin
terhadap kolomnya.
Untuk menunjang proses pengefraisan, mesin frais dilengkapi beberapa
perlengkapan diantaranya: 1) arbor, 2) stub arbor, 3) collet chuck, 4)
adaptor, 5) pembesar lubang 4) ragum, 5) meja putar, 6) kepala
pembagi dan 7) klem mesin.
4. Tugas
a. Buat rangkuman dengan singkat, terkait materi mesin frais.
b. Produk/benda kerja hasil pengefarisan, dapat digunakan untuk
komponen-komponen pemesinan. Jelaskan dengan singkat untuk apa
saja komponen-komponen tersebut diaplikasikan pada sebuah
rangkaian mekanik pemesinan.
5. Tes Formatif
a. Jelaskan fungsi mesin frais standar minimal enam buah.
b. Secara garis besar mesin frais ada tiga, sebutkan dan jelaskan cirri-
cirinya!.
c. Sebutkan bagian-bagian utama mesin frais minimal enam buah.
d. Sebutkan perlengkapan mesin frais minimal enam buah
e. Ukuran mesin frais ditentukan oleh beberapa factor, sebutkan!.
44
C. Kegiatan Belajar 2– Alat Potong pada Mesin frais
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, dengan melalui mengamati, menanya,
pengumpulan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta
didik dapat:
2. Uraian Materi
Sebelum mempelajari materi alat potong pada mesin frais, lakukan
kegiatan sebagai berikut:
Pengamatan:
Silahkan mengamati jenis-jenis pisau frais yang terdapat pada (Gambar
2.1) atau objek lain sejenis disekitar anda (dilingkungan bengkel mesin
produksi). Selanjutnya sebutkan dan jelaskan macam-macam dan fungsi
alat potong frais tersebut.
45
Gambar 2.1. Macam-macam pisau frais
Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas,
bertanyalah/ berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru
yang sedang membimbing anda.
Mengekplorasi:
Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut
melalui: benda konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.
Mengasosiasi:
Selanjutnya katagorikan/ kelompokkan masing-masing macam-macam
pisau frais tersebut. Apabila anda sudah melakukan pengelompokan,
selanjutnya jelaskan fungsinya dan cara menggunakannya..
Mengkomunikasikan:
Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda terkait alat potong
pada mesin frais, dan selanjutnya buat laporannya.
Gb. 2.2a Pisau frais mantel (plane milling cutter) helik kanan
Gb. 2.2b Pisau frais mantel (plane milling cutter) helik kiri
Jenis pisau frais mantel, ada beberapa type yang fungsinya berbeda-
beda, diantaranya dapat dilihat pada (Tabel 2.1)
47
Mantel
pengefraisan baja
carbon rendah/ baja
lunak
3. W (lunak) Memiliki sudut potong/
baji 69º dan jarak
diantara gigi pisau
jarang. Jenis pisau ini
digunakan untuk
pengefraisan logam
non fero.
48
(a) (b)
49
Gambar 2.5 Pisau frais alur melingkar.
6) Pisau Frais Sisi dan Muka Gigi Silang (Staggered Tooth Side and
Face Cutter).
50
Pisau sisi dan muka gigi silang memiliki mata sayat pada sisi muka dan
samping bersilang, digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan
benda kerja. Perbedaan dengan pisau frais sisi dan muka adalah
pemakanannya lebih ringan, karena pemotongannya mata sayatnya
bergantian (Gambar 2.7).
51
Gambar.2.8b. Concave form milling cutter
52
Gambar.2.10 Macam-macam bentuk pisau jari
Jika dilihat dari besar sudut helik dan jumlah mata sayatnya, pisau
frais jari terdapat beberapa macam yang masing-masing memilki ciri-
ciri dan fungsi yang berbeda-beda. Macam-macam pisau jari, dilihat
dari besar sudut helik dan jumlah mata sayatnya dapat dilihat pada
(Tabel 2.2).
53
2. Sudut helik kecil, gigi lebih
banyak, digunakan untuk
pengefraisan baja yang keras
dan ulet
54
Gambar 2.11 Pisau Frais jari radius
(a) (b)
Gambar 2.14 Pisau frais sisi dan muka
56
dan pisau frais gergaji mata sayat silang (staggered slitting saw milling
cutter) - (Gambar 2.15c)
57
C. Oleh karena itu jenis tidak cocok kalau digunakan untuk proses
kecepatan potong yang tinggi.
3) Cemented Carbide
Merupakan baja perkakas bukan paduan yang mengandung
karbon,Tungten dan Cobalt, bahan paduan ini tahan keausan sampai
suhu 900º C. Cemented Carbide pada umumnya dibuat dalam bentuk
tip yang terpasang pada pemegang Cutter. Pisau bahan ini untuk
pengefrais dengan kecepatan tinggi, sehingga waktu pemotongan
dapat dipersingkat dan dapat menghasilkan kualitas permukaan yang
halus.
58
Gambar 2.16. Contoh
geometri pisau frais jari (endmill)
60
4. Pisau frais Alur Melingkar
(Woodruff Keyseat Cutter)
61
8. Pisau Frais Alur T
(T Slot Cutter)
62
13. Pisau Frais Gergaji (Slitting
Saw
3. Rangkuman
Banyak macam-macam nama bentuk pisau frais yang diperuntukan
sesuai dengan profil atau bentuk yang akan di frais. Maka dari itu pada
saat memilih pisau frais harus cermat baik nama maupun bentuknya,
sehingga hasil pengefraisan dapat maksimal.
Macam-macam pisau frais diantaranya: 1) Pisau frais mantel (Plane
milling cutter), 2) Pisau frais sudut (Angle milling cutter), 3) Pisau frais
ekor burung (Dove tail milling cutter,) 4) Pisau sisi dan muka (Side and
face cutter), 5) Pisau frais alur melingkar (Woodruff keyseat cutter),
6)Pisau Frais sisi gigi silang (Staggered tooth side and face cutter), 7)
Pisau frais radius (bentuk) (Form cutter) 8) Pisau frais alur T (T Slot
cutter), 9) Pisau Frais Jari (Endmill cutter), 10) pisau frais roda gigi
(Gear cutter), 11) Pisau frais muka (Face mill cutter), 12) Pisau frais sisi
dan muka (Shell endmil cutter), 13) Pisau frais bentuk (Form Cutter)14)
Pisau frais gergaji (Slitting saw).
4. Tugas
a. Buatlah rangkuman secara singkat terkait materi macam-macam alat
potong mesin frais
b. Jelaskan dengan singkat, apa yang terjadi jika menggunakan pisau
mantel arah putarannya terbalik.
63
5. Test Formatif
a. Jika dilihat arah heliknya, pisau frais mantel ada yang helik kanan dan
helik kiri. Jelaskan apa perbedaannya?.
b. Type pisau faris mantel ada tiga, sebutkan dan jelaskan kegunaannya
c. Pisau frais sudut ada dua jenis sebutkan dan jelaskan fungsi
d. Jelaskan fungsi pisau frais dove tail cutter
e. Jelaskan fungsi pisau frais woodruff keyseat cutter
f. Jelaskan fungsi pisau frais side and face cutter
g. Jelaskan fungsi pisau frais staggered tooth side and face cutter
h. Jelaskan fungsi pisau frais form cutter
i. Jelaskan fungsi pisau frais T slot cutter
j. Jelaskan fungsi pisau frais endmill cutter
64
a. Menetapkan kecepatan potong (Cutting speed – Cs) pada proses
pengefraisan
b. Menerapkan kecepatan potong (Cutting speed – Cs) pada proses
pengefraisan
c. Menghitung putaran (Revolotion permenit – Rpm) pada proses
pengefraisan
d. Menerapkan putaran (Revolotion permenit – Rpm) pada proses
pengefraisan
e. Menghitung kecepatan pemakanan (feed) pada proses
pengefraisan
f. Menerapakan kecepatan pemakanan (feed) pada proses
pengefraisan
g. Menghitung waktu pemesinan pada proses pengefraisan
h. Menerapkan waktu pemesinan pada proses pengefraisan
2. Uraian Materi
Sebelum mempelajari materi parameter pemotongan pada mesin frais,
lakukan kegiatan sebagai berikut:
Pengamatan:
Silahkan anda mengamati beberapa kegiatan proses pemotongan pada
mesin frais sebagimana terlihat pada (Gambar 3.1) atau objek lain sejenis
disekitar anda. Pada saat melakukan proses pengefraisan seperti yang
anda lihat, untuk dapat memotong/menyayat benda kerja agar dapat
membentuk komponen sesuai tuntutan pada gambar kerja, selain
membutuhkan jenis alat potong yang geometrisnya standart, fakktor
lainnya adalah penetapan parameter pemotongan yang digunakan pada
saat proses pengefraisan. Sebutkan parameter pemotongan apa saja
diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut dan jelaskan bagaimana
cara menghitungnya.
65
Gambar 3.1. Proses Pengefraisan
Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas,
bertanyalah/ berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru
yang sedang membimbing anda.
Mengekplorasi:
Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut
melalui: benda konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.
Mengasosiasi:
Setelah anda memilki data dan menemukan jawabannya, selanjutnya
jelaskan bagaimana cara menerapkan pada proses pengefraisan.
Mengkomunikasikan:
Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda, terkait parameter
pemotongan pada mesin frais, dan selanjutnya buat laporannya
66
PARAMETER PEMOTONGAN MESIN FRAIS
Yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada mesin frais adalah,
informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang
medasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada proses
pengfraisan. Parameter pemotongan pada mesin frais meliputi: kecepatan
potong (Cutting speed - Cs), kecepatan putaran mesin (Revolotion Permenit
- Rpm), kecepatan pemakanan (Feed – F) dan waktu proses
pemesinannya.
68
Keterangan:
d : diameter alat potong (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14
Contoh soal 1:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau
frais shell endmill cutter berdiameter () 60 mm dengan kecepatan
potong (Cs) 25 meter/menit. Pertanyaannya adalah: Berapa besar
putaran mesinnya?.
n = 132,696 Rpm
Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 132,69 Rpm
Contoh soal 2:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau
frais pisau frais shell endmill cutter berdiameter () 2 inchi dengan
kecepatan potong (Cs) 20 meter/menit. Pertanyaannya adalah: Berapa
besar putaran mesinnya ?.
69
Satuan inchi bila dijadikan satuan mm harus dikalikan 25,4 mm. Dengan
demikian diamter () 2 inchi = 2x25,4=50,8 mm. Maka putaran mesinnya
adalah:
n = 125,382 Rpm
Jadi putaran mesinnya adalah sebesar 125,382 Rpm
Dari hasil perhitungan di atas, dapat dijadikan dasar sebagai acuan dalam
menyetel putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis
pada tabel yang ditempel pada mesin tersebut. Artinya putaran mesin
yang digunakan dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling dekat
dengan hasil perhitungan di atas. Selain itu, untuk menentukan besaran
putaran mesin frais juga dapat menagacu atau menggunakan tabel yang
sudah tersedia sebagaimana terlihat pada (Tabel 3.2).
70
c. Kecepatan Pemakanan (Feed - F) – mm/menit
Kecepatan pemakanan atau ingsutan pada proses pengefraisan,
ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa factor diantaranya:
kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong,
bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan
digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar
kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan
yang optimal. Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan
pemakanan pada umumnya untuk proses pengasaran ditentukan pada
kecepatan pemakanan tinggi karena tidak memerlukan hasil pemukaan
yang halus (waktu pengefraisan lebih cepat), dan pada proses
penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan rendah
71
dengan tujuan mendapatkan kualitas permukaan hasil penyayatan yang
lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu pengefrisan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin friais tentukan oleh
seberapa besar bergesernya pisau frais (f) dalam satuan mm/putaran
dikalikan seberapa besar putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran.
Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah: F = f x n
(mm/men)
Keterangan:
f= besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n= putaran mesin (putaran/menit)
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan putaran mesinnya (n) 600
putaran/menit dan besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran. Pertanyaannya
adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya ?.
Jawaban contoh 1:
F= f x n
= 0,2 x 600 = 120 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pisau bergeser sejauh 120 mm, selama satu menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan pisau frais berdiameter 40 mm,
dengan kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit dan besar pemakanan (f)
0,2 mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan
pemakanannya ?.
Jawaban contoh 2:
72
= 199,044 ≈ 199 Rpm
F=fxn
F= 0,2 x 199 = 39,8 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pisau bergeser sejauh 39,8 mm, selama satu
menit.
73
Gambar 3.2 Panjang langkah pengefraisan rata
L = ℓ+ℓa+ℓu
F = f.t.n
Keterangan:
t = jumlah mata sayat alat potong
f = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
F = pemakanan setiap menit
Contoh soal 1:
74
Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang
250 mm dengan pisau jari. Data parameter pemesinannya ditetapkan
sebagai berikut: Putaran mesin frais (n)= 400 putaran/menit,
pemakanan dalam satu putaran (f)= 0,13 mm/putaran, jarak start awal
(la)= 20 mm, jarak akhir (Lu)= 20 mm dan mata sayatnya pisau jari (t)=
6 mata.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan
pengefraisan sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses ?.
Jawaban soal 1:
F = f .t .n
= 0,13 . 4 . 400
= 208 mm/ menit
L = ℓ + ℓa + ℓu = 250 + 20 + 20 = 290 mm
L 290
tm 1,394 menit
F 208
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengefraisan sesuai data
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang
350 mm dengan pisau shell endmil berdiameter 40 mm. Data
parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Kecepatan
pemakanan (Cs)= 25 meter/menit, pemakanan dalam satu putaran (f)=
0,23 mm/putaran, jarak start awal (la)= 25 mm, jarak akhir (Lu)= 25 mm
dan mata sayatnya pisau jari (t)= 8 mata.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan
pengefraisan sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses ?.
75
Jawaban soal 2:
76
Gambar 3.3 Proses pengeboran pada mesin frais
Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka
perhitungan waktu pengeboran (tm) dapat dihitung dengan rumus:
L= ℓ + 0,3d (mm.
F= f.n (mm/putaran)
Keterangan:
ℓ = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor (Rpm)
f = pemakanan (mm/putaran)
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin frais
sepanjang 38 mm dengan mata bor berdiameter 12 mm. Data
parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin
frais (n)= 800 putaran/menit, dan pemakanan dalam satu putaran (f)=
0,04 mm/putaran.
77
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk
melakukan pengeboran pada mesin frais sesuai data diatas, apabila
pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawab soal 1 :
F = f.n = 0,04 x 800= 32 mm/menit
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin frais
sepanjang 30 mm dengan mata bor berdiameter 10 mm. Data
parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Kecepatan
potong (Cs)= 25 meter/menit, dan pemakanan dalam satu putaran
(f)= 0,04 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk
melakukan pengeboran pada mesin bubut sesuai data diatas,
apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawab soal 2 :
78
F = f.n = 0,04 x 796= 31,84 mm/menit
3. Rangkuman
Menghitung putaran mesin Frais:
Rumus untuk menentukan putaran mesin frais adalah:
L = ℓ+ℓa+ℓu
F = f.t.n
Keterangan:
t = jumlah mata sayat alat potong
f = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
79
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
F = pemakanan setiap menit
L= ℓ + 0,3d (mm.
F= f.n (mm/putaran)
Keterangan:
ℓ = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor (Rpm)
f = pemakanan (mm/putaran)
4. Tugas
1. Buat ringkasan terkait materi parameter pada pemesinan frais
2. Jelaskan dengan singkat alasan mengapa parameter pemesinan harus
digunakan pada saat proses pengefraisan?.
5. Test Formatif
1. Tuliskan rumus dasar kecepatan potong (Cs) dan turunkan menjadi
rumus putaran mesin frais (n)
2. Diketahui: Baja lunak 60, akan difrais dengan Cs = 25 m/menit.
Hitung: Kecepatan putaran mesinnya!.
3. Diketahui putaran mesin frais (n)= 400 putaran/menit, f pada tabel
mesin disetel 0,2 mm/putaran. Berapa kecepatan pemakanannya (F
mm/menit)!.
4. Diketahui, Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin
frais sepanjang 18 mm dengan mata bor berdiameter 10 mm. Data
80
parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin
frais (n)= 700 putaran/menit, dan pemakanan dalam satu putaran (f)=
0,03mm/putaran.
5. Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan
pengeboran pada mesin frais sesuai data diatas, apabila pemakanan
dilakukan satu kali pemakanan/proses ?
2. Uraian Materi
Sebelum mempelajari materi parameter pemotongan pada mesin frais,
lakukan kegiatan sebagai berikut:
Pengamatan:
Silahkan anda mengamati beberapa kegiatan proses pengefraisan seperti
terlihat pada (Gambar 4.1) atau objek lain sejenis disekitar anda. Pada
saat melakukan proses pengefrasian seperti yang anda lihat, untuk dapat
menghasilkan produk sesuai tuntutan pekerjaan tentunya memerlukan
beberapa teknik pengefraisan. Tugas anda adalah, menyebutkan teknik
apa saja yang diperlukan untuk melakukan proses pengefraisan benda
tersebut dan jelaskan caranya.
82
Gambar 4.1. Proses Pengerjaan pada mesin frais
Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas,
bertanyalah/ berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru
yang sedang membimbing anda.
Mengekplorasi:
Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut
melalui: benda konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.
Mengasosiasi:
Setelah anda memilki data dan menemukan jawabannya, selanjutnya
jelaskan bagaimana cara menerapkan pada proses pengefraisan.
Mengkomunikasikan:
Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda, terkait teknik proses
penefraisan dan selanjutnya buat laporannya.
TEKNIK PENGEFRAISAN
Yang dimaksud teknik pemngefraisan adalah, bagaimana cara melakukan
berbagai macam proses pengefraisan yang dilakukan dengan menggunakan
prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori pendukung
yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan
(K3L). Pada saat melaksanakan proses pengefarisan, banyak teknik-teknik
pengfraisan yang harus diterapakan diantaranya, bagaimana teknik
pemotongan benda kerja dan teknik-teknik pengefraisan lainnya.
a. Metode Pemotongan
83
Untuk mendapatkan hasil pengfraisan yang baik dan alat potongnya tahan
lama, perlu memahami metoda pemotongan yang benar. Metode
pemotongan pada proses pemesinan frais dibagi menjadi tiga,
diantaranya:
1) Pemotongan searah
Yang dimaksud pemotongan searah adalah, pemotongan yang
datangnya benda kerja searah dengan arah putaran cutter. Pada
pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja)
cenderung tertarik oleh cutter ( Gambar 4.2)
84
Gambar 4.3 Pemotongan berlawanan arah
3) Pemotongan Netral
Yang dimaksud pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi
apabila lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari
ukuran diameter cutter, sehingga beban tetap ditengah-tengah senter
pisau (Gambar 4.4).
b. Teknik Pengefraisan
Dalam melakukan proses pengefarisan, banyak teknik-teknik yang harus
dikuasai agar dapat menghasilkan produk sesuai tuntutan pekerjaan.
Berikut akan dijelaskan beberapa teknik pengefraisan yang umum
dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu
85
Dalam melakukan pemotongan mendatar, jenis mesin yang
digunakan yaitu mesin frais horizontal. Jenis pisau yang digunakan yaitu
jenis pisau frais mantel. Berikut ini langkah-langkah pengefraisan rata
dengan posisi mendatar:
a) Persiapan Mesin
Persiapan mesin sebelum melakukan pemasangan pisau frais
adalah menyiapkan perlengkapan pemegang pisau frais meliputi,
arbor dan satu set kollar (ringarbor) dengan diameter lubang sama
dengan diameter lubang pisau frais yang akan digunakan.
Selanjutnya persiapkan mesin berikut kelengkapan lainnya dengan
tahapan sebagai berikut:
Geser lengan mesin (Gambar 4.5a), dan lepaskan pendukung
(support) arbornya (Gambar 4.5b).
Bersihkan arbor dan lubang spindel pada bagian tirusnya (Gambar
4.6).
Pasang arbor pada spindle mesin dan ikat arbor dengan
mengencangkan kepala baut pengikat yang terletak dibelakang
bodi mesin (Gambar 4.7).
86
Gambar 4.5b. Melepas pendukung arbor
87
b) Pemasangan pisau (cutter) dan ring arbor (kollar) pada
arbor
Pemasangan pisau (cutter) dan ring arbor (kollar) pada arbor
dengan posisi pengikatan yang benar (gambar kiri) dan dengan
posisi pengikatan yang salah apabila pisau pisau yang digunakan
mantel helik kanan (Gambar 4.8)
88
Gambar 4.9. Pemasangan pendukung arbor
d) Pemasangan Ragum
Pemasangan ragum pada meja mesin faris tahapan sebagaiberikut:
Pasang ragum pada meja mesin frais pada posisi kurang lebih di
tengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area kerja yang
maksimal.
Lakukan pengecekan kesejajaran ragum.Apabila jenis
pekerjaannya tidak dituntut hasil kesejajaran dengan kepresisian
yang tinggi pengecekan kesejajaran ragum dapat dilakukan
dengan penyiku (Gambar 4.10a). Apabila hasil kesejajarannya
dituntut dengan kepresisian yang tinggi pengecekan kesejajaran
ragum harus dilakukan dengan dial indicator (Gambar 4.10b).
(a) (b)
Gambar 4.10. Pemasangan ragum
89
(a) (b)
Gambar 4.11. Pemasangan benda kerja pada ragum
f) Setting Pisau
Setting lakukan setting nol untuk persiapan melakukan pemakanan
dengan cara menggunakan kertas (Gambar 4.12a). Untuk jenis
pekerjaan yang tidak dituntut hasil dengan kepresisian tinggi batas
kedalaman pemakanan dapat diberi tanda dengan balok penggores
(Gambar 4.12b).
90
Atur putaran dan feeding mesin sesuai dengan perhitungan atau
melihat table kecepatan potong mesin frais.
Selanjutnya lakukan pemakanan dengan arah putaran searah
jarum jam bila pisau yang digunakan arah mata sayatnya helik kiri
(Gambar 4.13).Pemakanannya dapat dilakukan secara manual
maupun otomatis.
91
Gambar 4.14 Pemutaran handel pemakanan
92
Gambar 4.16. Pengefraisan bidang permukaan miring
93
4) Pengefraisan Alur
Pengefraisan Alur V Menggunakan pisau Sudut
Pemotongan bidang miring atau sudut juga dapat dibuat
dengan pisau sudut. Hasil pengefraisan menggunakan pisau dua
sudut 45° (Gambar 4.18 dan prosesnya dapat dilihat pada (Gambar
4.19)
94
Gambar 4.20. Pengefraisan alur
95
Gambar 4.22. Pengefraisan alur pasak posisi horizontal
menggunakan pisau frais jari
97
yang mampu digunakan untuk membuat berbagai macam bentuk
komponen.Oleh sebab itu diperlukan langkah-langkah sistematis yang
perlu dipertimbangkan sebelum mengoperasikan mesin frais. Langkah-
langkah tersebut antara lain :
Mempelajari gambar kerja untuk menentukan langkah kerja yang efektif
dan efesien
Memahami karakteristik bahan yang akan dikerjakan untuk menentukan
jenis cutter putaran mesin feeding dan media pendingin yang akan
digunakan.
Menetapkan kualitas hasil penyayatan yang diinginkan.
Menentukan geometri cutter yang digunakan
Menentukan alat bantu yang dibutuhkan didalam proses.
Menentukan parameter-parameter pemotongan yang berpengaruh
dalam proses pengerjaan (kecepatan potong, kecepatan sayat,
kedalaman pemakanan, waktu pemotongan dan lain-lain).
d. Penerapan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
Pada Proses Pengefraisan
Kegiatan produksi pada bengkel manufaktur terutama pada proses
pengefraisan; penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan
(K3L) di lingkungan kerja seharusnya sudah menjadi keasadaran diri yang
harus dilaksanakan tanpa adanya peringatan dan bahkan paksaan dari
siapapun. Karena pada dasarnya penerapan K3L di lingkungan kerja
secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada diri
sendiri, orang disekitarnya, mesin, peralatan dan lingkungan kerja sehari-
hari. Dengan demikian, apabila K3L diterapkan dengan penuh kesadaran
akan berdampak positif dan jika tidak akan berdampak negatif terhadap
diri sendiri dan lingkungan kerja.
Terdapat beberapa kegiatan standar yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan terkait penerapan K3L pada saat melakukan proses
pengefraisan, diantaranya:
99
pada saat proses pengefraisan
100
Gambar 4.29. Matikan mesin pada saat mengecek hasil
pengefraisan
101
Gambar 4.31. Penempatkan peralatan kerja yang tidak aman
102
Berkerumunan disekirtar mesin bubut tanpa alat pelindung adalah
salahsatu kegitan yang sangat membahayakan, karena rawan terjadi
kecelakaan akibat loncatan tatal/beram atau perlengkapan mesin
frais yang terjatuh (Gambar 4.33).
103
Menggunakan Sarung Tangan Pada Saat Proses Pengefraisan
Menggunakan sarung tangan pada saat proses pengefraisan, juga
sangat tidak dianjurkan. Karena jika menggunakan sarung tangan,
kepekaan tangan jadi berkurang sehingga dalam melakukan
pengukuran hasil pengefraisan kurang sensitif (Gambar 4.36), dan
juga tangan jadi kurang peka terhadap kejadian-kejadian lainnya
yang dapat mengakibatkan tangan rawan terjadi kecelakaan.
104
3. Rangkuman:
Metode Pemotongan:
Metode pemotongan pada proses pemesinan frais dibagi menjadi tiga,
diantaranya:
Pemotongan searah
Yang dimaksud pemotongan searah adalah, pemotongan yang
datangnya benda kerja searah dengan arah putaran cutter. Pada
pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja)
cenderung tertarik oleh cutter.
Pemotongan Berlawanan Arah
Yang dimaksud pemotongan searah adalah, pemotongan yang
datangnya benda kerja berlawanan deangan arah putaran cutter. Pada
pemotongan ini hasilnya dapat maksimal karena meja (benda kerja)
tidak tertarik oleh cutter
Pemotongan Netral
Yang dimaksud pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi
apabila lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari
ukuran diameter cutter.
105
Kegiatan yang tidak boleh dilakukan terkait penerapan K3L pada saat
melakukan proses pengefraisan, diantaranya:
Menempatkan peralatan kerja yang tidak aman
Meninggalkan kunci pengikat pemegang pisau/holder pada spindel
mesin
Berkerumunan disekitar mesin frais tanpa menggunakan pakaian kerja
dan alat keselamatan kerja.
Membiarkan air pendingin dan tatal/beram berserakan di lantai
Menggunakan sarung tangan pada saat proses pengefraisan
Membuang tatal/beram bersama jenis sampah lainnya
4. Tugas
1. Buat ringkasan dengan singkat terkait materi proses pengefraisan
2. Jelaskan dengan singkat, mengapa dalam proses pengefraisan harus
menggunakan teknik-teknik benar?.
5. Test Formatif
1. Metode pemakanan pada proses penegfraisan ada tiga. Sebutkan dan
jelaskan!
2. Menjelaskan macam-macam teknik proses pengefraisan
3. Jelaskan dengan singkat teknik pengefraisan rata, sejajar dan siku arah
mendatar (horizontal)
4. Jelaskan dengan singkat teknik pengefraisan rata sejajar dan siku arah
tegak (vertikal)
5. Jelaskan dengan singkat teknik pengefraisan bidang miring
6. Jelaskan dengan singkat teknik pengefraisan alur
7. Jelaskan dengan singkat pengefraisan bentuk persegi
8. Jelaskan dengan singkat langkah-langkah pengoperasian mesin frais
9. Menerapkan K3L pada pada proses pengefraisan
Soal Praktek 1:
Latihan mengefrais rata, sejajar dan siku
1. Peralatan:
a. Mesin frais dan perlengkapanya
b. Shell endmill cutter berikut holdernya
c. Paralel pad
d. Palu lunak
e. Mistar sorong
f. Kikir halus
g. Penyiku
2. Bahan:
106
Baja lunak MS 104 x 40 x 24 mm
3. Keselamatan Kerja
a. Periksa alat-alat sebelum digunakan
b. Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan
sesudah digunakan
c. Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
d. Operasikan mesin sesuai SOP
e. Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
f. Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja
dinilaikan
107
Gambar Kerja 1:
N6
DIATAS
0.5 S.D DIATAS DIATAS 30 DIATAS DIATAS 315
UKURAN NOMINAL 6 S.D
3 3 S.D 6 S.D 120 120S.D315 S.D 1000
30
TOLERANSI HALUS ± 0,05 ± 0,05 ± 0,1 ± 0,15 ± 0,2 ± 0,3
YANG SEDANG ±0,1 ± 0,1 ± 0,2 ± 0,3 ± 0,5 ± 0,8
DIIZINKAN KASAR ± 0,2 ± 0,5 ± 0,8 ± 1,2 ±2
108
PPPPTK BMTI - BANDUNG
Menerpakan prinsip-prinsip K3
Membaca dan memahami gambr kerja
Menyimpan perlengkapan mesin sesuai
SOP
Menyimpan alat potong sesuai SOP
Menyimpan alat ukur sesuai SOP
Memasang dan menggunakan
perlengkapan mesin sesuai SOP
Menggunakan alat potong sesuai SOP
Menggunakan alat ukur sesuai SOP
Menggunakan putaran mesin sesuai
SOP
Menggunakan feding mesin sesuai SOP
Mengopersikan mesin sesuai SOP
Akhir Membersihkan dan merawat alat ukur
Kegiatan
Membersihkan mesin dan
perlengkapannya
Membersikan dan merawat alat potong
Membersih lingkungan kerja dan
sekitarya
Memberi pelumas pada bagian mesin
sesuai SOP
SISWA: GURU PEMBIMBING:
109
Nama : Nama :
Tanda Tangan : Tanda Tangan :
Sub total 90
TAMPILAN:
Kehalusan permukaan N7 6
(6 bidang )
Penyelesaian/finising 4
Sub total 10
TOTAL 100 Nilai hasil Nilai akhir:
persentase:
SISWA: GURU PEMBIMBING:
Nama : Nama :
110
Soal Praktek 2:
Latihan mengefrais miring, mengebor alur dan chmamper.
1. Peralatan:
a. Mesin frais dan perlengkapanya
b. Mat bor Ø 10,3 berikut cekam bornya
c. Endmill cutter Ø 20 mm berikut koletny
d. Kontersingg Ø 25 mm, sudut 90 º
e. Paralel pad
f. Palu lunak
g. Mistar sorong
h. Kikir halus
i. Penyiku
2. Bahan:
Baja lunak MS 100 x 36 x 20mm
3. Keselamatan Kerja
a. Periksa alat-alat sebelum digunakan
b. Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan
sesudah digunakan
c. Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
d. Operasikan mesin sesuai SOP
e. Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
f. Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja
dinilaikan
Gambar Kerja 2:
111
Lembar Penilaian Proses 2:
112
Hasil
Tahapan Uraian Kegiatan Penilaian Keterangan
Ya Tidak
Persiapa Memahami SOP
n
Menyiapkan alat keselamatan kerja
Menyiapkan gambar kerja
Menyiapkan mesin dan kelengkapannya
Menyiapkan alat potong sesuai kebutuhan
kerja
Mengkondisikan lingkungan kerja
Proses Menerapkan SOP
Menerpakan prinsip-prinsip K3
Membaca dan memahami gambr kerja
Menyimpan perlengkapan mesin sesuai
SOP
Menyimpan alat potong sesuai SOP
Menyimpan alat ukur sesuai SOP
Memasang dan menggunakan
perlengkapan mesin sesuai SOP
Menggunakan alat potong sesuai SOP
Menggunakan alat ukur sesuai SOP
Menggunakan putaran mesin sesuai SOP
Menggunakan feding mesin sesuai SOP
Mengopersikan mesin sesuai SOP
Akhir Membersihkan dan merawat alat ukur
Kegiatan
Membersihkan mesin dan
perlengkapannya
Membersikan dan merawat alat potong
Membersih lingkungan kerja dan sekitarya
Memberi pelumas pada bagian mesin
sesuai SOP
SISWA: GURU PEMBIMBING:
Nama : Nama :
Tanda Tangan : Tanda Tangan :
113
Lembar Hasil Produk 2:
LEMBAR PENILAIAN Kode :
Mulai tgl :
MNGEFRAIS ALUR, CHAMPER, MIRING Dicapai :
DAN MENGEBOR Waktu
Standard :
Nilai
SUB KOMPONEN Maks Yang
dicapai
UKURAN:
Jarak 10 12
Jarak 23,5 12
Jarak 30 12
Lebar 13 4
Tebal 5 10
Sudut 30º 6
Lubang ulir 10,3 4
Ulir M12x1,75 4
Champer ulir (2 bidang) 4
Champer alur (2 bidang) 4
Kesimetrisan alur 6
terhadap bidang B1 dan
B2
Kesimetrisan lubang ulir 6 Keterangan
terhadap bidang B1 dan
B2
Ketegaklurusan ulir 6
terhadap bidang A
Sub total 90
TAMPILAN:
Kehalusan permukaan N7 3
bidang D
Kehalusan permukaan N7 3
bidang alur
Kehalusan permukaan N7 2
bidang champer
Penyelesaian/finising 2
Sub total 10
TOTAL 100 Nilai hasil Nilai akhir:
persentase:
SISWA: GURU PEMBIMBING:
Nama : Nama :
LAMPIRAN
114
TABEL KECEPATAN PEMAKANAN UNTUK PROSES BOR
Kecepatan Pemakanan (mm/putaran) Diameter Mata Bor (mm)
115
0,02 ÷ 0,05 <3
0,05 ÷ 0,1 3÷6
0,1 ÷ 0,2 6 ÷ 12
0,2 ÷ 0,4 12 ÷ 25
DAFTAR PUSTAKA
116
Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industrii.Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Direktirat Jendral Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
http://andryanto86.wordpress.com/artikel/jenis-jenis-mesin-milling/12-12-12
117