0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
196 tayangan54 halaman

Array (LARIK) Pada C++: Contoh-Contoh Program C++ Dan Penjelasannya

Ringkasan dokumen tersebut adalah: Array pada C++ digunakan untuk menyimpan banyak data tipe yang sama secara terstruktur, dan dapat berbentuk satu atau dua dimensi. Fungsi merupakan blok kode yang dirancang untuk melaksanakan tugas khusus dan dapat meningkatkan struktur program.

Diunggah oleh

Daud Putra
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
196 tayangan54 halaman

Array (LARIK) Pada C++: Contoh-Contoh Program C++ Dan Penjelasannya

Ringkasan dokumen tersebut adalah: Array pada C++ digunakan untuk menyimpan banyak data tipe yang sama secara terstruktur, dan dapat berbentuk satu atau dua dimensi. Fungsi merupakan blok kode yang dirancang untuk melaksanakan tugas khusus dan dapat meningkatkan struktur program.

Diunggah oleh

Daud Putra
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 54

Contoh-Contoh Program C++ dan penjelasannya

Array (LARIK) pada C++

Apakah Array?

Contoh Kasus : Suatu universitas ingin mendata nilai mahasiswa di sutau kelas dengan banyak
mahasiswa 10 orang. Dari semua nilai yang telah dimasukan tersebut ingin ditampilkan kembali
dan dicari nilai rata-ratanya.

Untuk membuat program dengan ketentuan seperti diatas, ada beberapa cara untuk
memecahkannya :

Program 1 : Tanpa menggunakan array

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

void main()

int n1,n2,n3,n4,n5,n6,n7,n8,n9,n10;

float total, ratarata;

// Pembacaan semua nilai dari keyboard

printf(“Pemasukan data nilai mahasiswa : \n”);

printf(“Nilai mahasiswa Ke-1 : “);scanf(“%d”,&n1);

printf(“Nilai mahasiswa Ke-2 : “);scanf(“%d”,&n2);

/* diulang dari nilai ke-3 sampai terakhir */

printf(“Nilai mahasiswa Ke-10: “);scanf(“%d”,&n10;

// perhitungan total dan rata-rata

total=n1+n2+n3+n4+n5+n6+n7+n8+n9+n10;

ratarata=total/10;

// Menampilkan data nilai yang telah dimasukan


printf(“Nilai mahasiswa Ke-1 : %3d\n”,n1);

printf(“Nilai mahasiswa Ke-2: %3d\n”,n2);

/* diulang dari nilai ke-3 sampai terakhir */

printf(“Nilai mahasiswa Ke-10 : %3d\n”,n10);

// Menampilkan nilai rata-rata

printf(“Rata-rata kelas : %6.2f\n”,ratarata);

getch();

Dengan menggunakan cara diatas, sebenarnya programnya telah mencukupi, tetapi kalau nilai
yang akan diolah menjadi lebih banyak, maka pendeklarasian variabel n harus dilakukan
sebanyak yang diperlukan. Jadi kalau data yang akan diolah sebanyak 100 buah, maka
pendeklarasian dan pembacaan datanya pun dilakukan sebanyak 100 kali. Dan perhitungannya
juga. Rumus perhitungan total pun menjadi berubah. Pemrograman di atas sebenarnya
sederhana tetapi bisa sangat merepotkan. Oleh karena

Array 1 dimensi

Solusi kedua dari kasus diatas adalah dengan menggunakan array. Array adalah suatu variabel
yang dapat menampung lebih dari satu data dengan tipe data yang sama dan dibedakan
berdasarkan nomor indexnya. Dalam bahasa C, array selalu dimulai dari index ke-0 (nol).

Contoh deklarasi array :

int N[10];

Deklarasi diatas berarti pendeklarasian variabel array bernama N yang mempunyai elemen
sebanyak 10 buah dengan index dimulai dengan nomor 0 sampai 9. Dalam memori deklarasi
tersebut dapat digambarkan seperti berikut :
N[0] N[1] N[2] N[3] N[4] N5] N[6] N[7] N[8] N[9]

Untuk memasukan suaut elemen data dalam array, perintah yang dilakukan ditulis seperti
pembacaan data variabel biasa hanya perbedaannya harus ditulis untuk index ke berapa.

Contoh untuk pengisian data ke elemen array :

scanf(“%d”, &N[2]);

Perintah diatas berarti pembacaan data dari keyboard untuk data bertipe integer (%d) dan
dimasukan ke variabel array index ke-2 (urutan ke-3).

Contoh-contoh lain pengisian ke suatu elemen array :

I=5; // variabel I diisi dengan nilai 5

N[I] = 7; // data ke-I dari variabel N diisi dengan nilai 7

scanf(“%d”,&N[N[I]]);

// pembacaan data untuk variabel N pada index ke-N[I] (7)

Karena nomor elmeen dari array bisa diisi dengan variabel, berarti kita bisa melakukan
perulangan (loop) untuk melakukan pembacaan data dari elemen pertama sampai elemen
terakhir.

Untuk lebih jelas, lihat program pada halaman berikutnya.

#include <stdio.h>

#include <conio.h>
void main()

int Nilai[10];

int index;

float total,ratarata;

// Pembacaan data dari keyboard

printf(“Pembacaan data nilai \n”);

for (index=0;index<10;index++)

printf(“Nilai mahasiswa ke-%d = “,index+1);

scanf(“%d”,&Nilai[index]);

// Perhitungan total dan rata-rata

total=0;

for (index=0;index<10;index++)

total=total+Nilai[index];// atau total+=Nilai[index];

ratarata=total/10;

// Menampilkan data yang telah dimasukan dan rata-rata.

for (index=0;index<10;index++)

printf(“Nilai mahasiswa ke-%d = %3d\n“,index+1,Nilai[index]);

printf(“Rata-rata = %6.2f\n”,ratarata);
getch();

Array 2 Dimensi

Array 2 dimensi biasanya digunakan untuk menyimpan data dalam bentuk matrik. Index Array 2
dimensi terdiri dari index baris dan kolom.

Pendeklarasian array 2 dimensi adalah :

Tipedata namaarray[b][k];

Dimana : b adalahbanyak baris dan k adalah banyak kolom.

Contoh

int matrik[5][5];

Perintah di atas akan membuat sebuah array 2 dimensi yang kalau digambarkan adalah sebagai
berikut :

index 0 1 2 3 4

0 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4

1 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4

2 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4


3 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4

4 4,0 4,1 4,2 4,3 3,3

Cara pengaksesan elemen array 2 dimensi dapat dilihat pada contoh di bawah ini :

mat[0][0]=7;

printf(“Masukan data : “);scanf(“%d”,&mat[2][1]);

printf(“Data yang dimasukan : %d\n”,mat[2][1]);

Keterangan :

– Baris pertama adalah mengisikan nilai 7 ke array mat pada baris 0 kolom 0.

– Baris kedua adalah perintah untuk membaca data elemen matrik pada baris 2 kolom ke
1.

– Baris ketiga adalah perintah untuk menampilkan data elemen matrik/array pada baris 2
dan kolom ke-1.

Pembacaan elemen-elemen array 2 dimensi melibatkan 2 perulangan. 1 perulangan baris dan 1


perulangan kolom. Untuk lebih jelas perhatikan program di bawah ini.

Contoh Program Array 2 Dimensi :

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

#define maks 3

main()

int mat[maks][maks];
int b,k;

printf(“Pengisian Array : \n”);

for (b=0;b<maks;b++)

for (k=0;k<maks;k++)

printf(“Matrik [%d,%d] : “,b,k);

scanf(“%d”,&mat[b][k]);

printf(“Matrik yang telah dimasukan :\n”)

for (b=0;b<maks;b++)

for (k=0;k<maks;k++)

printf(“%6d”,mat[b][k]);

printf(“\n”);

getch();

return 0;

Contoh Program Operasi pertambahan 2 matrik.


#include <stdio.h>

#include <conio.h>

#define maks 3

main()

int mat1[maks][maks], mat2[maks][maks], mathasil[maks][maks];

int b,k;

printf(“Pengisian Matrik 1 : \n”);

for (b=0;b<maks;b++)

for (k=0;k<maks;k++)

printf(“Matrik [%d,%d] : “,b,k);

scanf(“%d”,&mat1[b][k]);

printf(“Pengisian Matrik 2 : \n”);

for (b=0;b<maks;b++)

for (k=0;k<maks;k++)
{

printf(“Matrik [%d,%d] : “,b,k);

scanf(“%d”,&mat2[b][k]);

// awal operasi pertambahan matrik

for (b=0;b<maks;b++)

for (k=0;k<maks;k++)

mathasil[b][k]=mat1[b][k]+mat2[b][k];

// akhir operasi perhitungan

printf(“Matrik 1 :\n”)

for (b=0;b<maks;b++)

for (k=0;k<maks;k++)

printf(“%6d”,mat1[b][k]);

printf(“\n”);

printf(“Matrik 2 :\n”)

for (b=0;b<maks;b++)
{

for (k=0;k<maks;k++)

printf(“%6d”,mat2[b][k]);

printf(“\n”);

printf(“Matrik Hasil :\n”)

for (b=0;b<maks;b++)

for (k=0;k<maks;k++)

printf(“%6d”,mathasil[b][k]);

printf(“\n”);

getch();

return 0;

Fungsi (FUNCTION) pada C++

Pendahuluan

Fungsi merupakan blok dari kode program yang dirancang untuk melaksanakan tugas khusus.
Fungsi banyak dilibatkan dalam pembuatan suatu program, dengan tujuan :
Program menjadi lebih tersetuktur, sehingga mudah dipahami dan mudah dikembangkan

Dapat mengurangi pengulangan kode.

Bentuk umum suatu fungsi adalah sebagai berikut :

Tipedata namafungsi(daftarparameter)

/*Badan Fungsi*/

return nilaireturn; /* untuk tipe data bukan void */

Fungsi Bertipe void

Fungsi bertipe void, kalau dalam program pascal atau delphi disebut sebagai procedure. Fungsi
ini tidak mempunyai nilai kembalian, jadi fungsi bertipe ini hanya merupakan sekumpulan kode
program yang bekerja sesuai dengan parameter yang diberikan.

Contoh fungsi bertipe void :

void TampilNama()

textcolor(RED);

cprintf(“Nama Saya : Tulis Nama Ada\n\r”);

cprintf(“Alamat : Jl. Can Di Aspal No. 70\n\r”);

cprintf(“Telepon : 022-2513709\n\r”);

main()

TampilNama();

TampilNama();
TampilNama();

Dalam program di atas, ada sebuah fungsi yang bernama TampilNama(), yang berguna untuk
menampilkan data Nama, Alamat, dan Telepon. Dalam program utama (fungsi main() ), cara
pemanggilan fungsi tersebut adalah dengan menulis nama fungsinya (dalam hal ini TampilNama()
). Jadi program di atas akan menampilkan isi fungsi TampilNama() sebanyak 3 kali.

Fungsi di atas merupakan fungsi yang dipanggil tanpa memakai parameter. Untuk melihat contoh
fungsi berparameter, perhatikan program di bawah ini.

void Kotak(int X1,int Y1, int X2,int Y2,int Bingkai,int Latar)

int i;

textcolor(Bingkai);

textbackground(Latar);

gotoxy(X1,Y1);cprintf(“é”); /* alt+218 */

gotoxy(X1,Y2);cprintf(“%c”,192);

gotoxy(X2,Y1);cprintf(“%c”,191);

gotoxy(X2,Y2);cprintf(“%c”,217);

for (i=X1+1;i<=X2-1;i++)

gotoxy(i,Y1);cprintf(“%c”,196);

gotoxy(i,Y2);cprintf(“%c”,196);

for(i=Y1+1;i<=Y2-1;i++)

gotoxy(X1,i);cprintf(“%c”,179);
gotoxy(X2,i);cprintf(“%c”,179);

main()

Kotak(1,1,80,24,WHITE,BLUE);// Memanggil Procedur Kotak

Kotak(2,2,15,23,WHITE,RED);

getch();

return 0;

Void Kotak merupakan sebuah fungsi yang akan membuat suatu kotak di layar sesuai dengan
koordinat yang diberikan di bagian parameter. Koordinat tersebut adalah koordinat kiri atas
(X1,Y1), dan koordinat titik kanan bawah (X2,Y2). Selain itu fungsi ini membutuhkan parameter
Bingkai yang berguna untuk menentukan warna bingkai kotak, dan juga parameter Latar yang
berguna untuk menentukan warna latar belakang kotak yang dibuat.

Pemanggilan Kotak(1,1,80,24,WHITE,BLUE) berguna untuk membuat kotak dengan posisi kiri atas
pada koordinat (1,1) dan posisi kanan bawah pada koordinat (80,24) dengan warna bingkai kotak
berwarna putih dengan latar belakang kotak berwarna biru.

Fungsi bertipe data

Dalam dunia matematika, kita mengenal fungsi. Contoh : F(X)=X2+3X+5, yang berarti kita
mempunyai sebuah fungsi bernama F yang membutuhkan parameter X sebagai data yang akan
dihitung dengan persamaan X2+3X+5 sehingga kalau kita menulis F(5), maka nilai dari fungsi
tersebut adalah 52 + 3.5+ 5 = 45.

Bentuk umum dari Function ini dalam bahasa Pascal adalah :

typedata NamaFungsi(daftar parameter)


{

Perintah;

Perintah;

Return NilaiHasilUntukFungsi;

Contoh 1 : Fungsi matematik untuk menghitung persamaan F(X) = X2+3X+5;

float F(float X)

return X*X+3*X+5;//Fungsi diisi hasil dari perhitungan X2+3*X+5

Contoh 2 : Fungsi untuk mencari Faktorial dari suatu nilai

float Faktorial(int N)

int I;

float Hasil;

Hasil:=1;

for(I=2;I<=N;I++)

Hasil=Hasil * I;

return Hasil;

Contoh 3: Fungsi untuk mencari Kombinasi dengan rumus :


Kombinasi (X,Y) =

Float Kombinasi(int X, int Y)

return Faktorial(Y) / (Faktorial(X)*Faktorial(Y-X));

Perulangan (LOOP)

Pendahuluan

Untuk memahami mengenai fungsi perulangan, coba lihatlah kasus sebagai berikut :

Buatlah suatu program untuk menampilkan angka dari 1 sampai dengan 5. Maka untuk kasus
tersebut program yang buat adalah sebagai berikut :

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

printf(“1\n”);

printf(“2\n”);

printf(“3\n”);

printf(“4\n”);

printf(“5\n”);

getch();

return 0;
}

Program di atas telah memenuhi yang diinginkan, tetapi jika bilangan yang akan ditampilkan
misalkan dari 1 sampai 1000, maka sangatlah merepotkan jika harus menulis angka 1 sampai
dengan 1000 secara manual. Oleh karena itu, di semua bahasa pemrograman terdapat suatu
mekanisme yang bernama loop (perulangan).

Ada beberapa jenis perulangan yang dapat dilakukan oleh bahasa pemrograman C, yaitu :

For

While

Do While

Label

Perulangan Dengan Perintah for

Perulangan for mempunyai bentuk umum seperti berikut :

for(inisialisasi counter; kondisi perulangan; statement)

statement;

Contoh berikut akan menampilkan angka 1 sampai 100, kemudian menampilkan angka 10 turun
sampai 0 dengan perubahan nilainya adalah setengah (0.5).

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

int i;
int f;

for (i=1;i<=1000;i++)

printf(“%i\n”,i);

for (f=10;f>=0;f-=0.5)

printf(“%6.2f\n”,f);

getch();

return 0;

Dalam perulangan yang menggunakan for, perulangan dilakukan hanya jika kondisi
perulangannya mempunyai nilai true (tidak 0).

Perulangan Dengan Perintah while

Bentuk umum dari while adalah seperti berikut :

while (kondisi)

perintah;

perintah;

Cara kerja dari perulangan while mirip dengan perulangan for. Tetapi dalam perulangan while
ini, tidak ada jaminan bahwa program akan masuk ke dalam perulangan. Ini dikarenakan
pemeriksaan kondisinya dilakukan di awal perulangan.

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()
{

int i;

float f;

i=1;

while (i<=1000)

printf(“%i\n”,i);

i++;

f=10;

while (f>=0)

printf(“%6.2f\n”,f);

f=f-0.5;

getch();

return 0;

Perulangan Dengan Perintah do while

Bentuk umum dari do while adalah seperti berikut :

do

perintah;
perintah;

} while (kondisi);

Cara kerja dari perulangan do while mirip dengan perulangan while. Tetapi dalam perulangan
do while ini, pengecekan kondisi dilakukan di akhir loop. Sehingga program pasti dapat masuk
ke perulangan ini minimal 1 kali.

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

int i;

float f;

i=1;

do

printf(“%i\n”,i);

i++;

} while (i<=1000);

f=10;

do

printf(“%6.2f\n”,f);

f=f-0.5;

} while (f>=0);

getch();

return 0;
}

Perulangan Dengan Menggunakan label

Perulangan dengan menggunakan teknik label, merupakan teknik perulangan yang paling awal
dikenal, biasanya ada dalam pemrograman berbahasa assembly. Tetapi perulangan seperti
ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena bisa membuat struktur program menjadi acak-
acakan.

Untuk lebih jelas, perhatikan contoh program di bawah ini.

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

int i;

i=0;

awal:

i=i+1;

printf(“%i\n”,i);

if(i<10)

goto awal;

else

goto akhir;

printf(“Perintah ini tak akan dieksekusi\n”);

printf(“Perintah ini juga tak akan dieksekusi\n”);

akhir:

getch();
return 0;

Program di atas akan menampilkan angka 1 sampai 10. Perhatikan perintah di bawah ini :

printf(“Perintah ini tak akan dieksekusi\n”);

printf(“Perintah ini juga tak akan dieksekusi\n”);

Perintah tersebut tidak akan pernah dieksekusi, karena ketika program telah mencapai nilai 10
maka akan melewatkan perintah tersebut dan langsung loncat (goto) ke bagian akhir yang
ditandai dengan perintah akhir:.

Percabangan pada C++

Statement if – else

Bentuk dasar perintah if – else adalah sebagai berikut :

if (expression)

Statement1;

else

Statement2;

StatementBerikutnya;

Jika ketika dieksekusi ekspresi menghasilkan nilai true, maka statement1 akan dieksekusi
danstatement2 tidak akan dikerjakan dan kemudian program akan
mengeksekusi statementberikutnya, dan jika ekspresi tersebut bernilai false
maka statement1 tidak akan dieksekusi dan statement2 akan dieksekusi, dan dilanjutkan
dengan mengeksekusi statementberikutnya.

Operator-operator yang biasa digunakan dalam operasi logika, dapat dilihat di tabel di bawah
ini.

Operator Contoh Arti


== A==B Apakah Isi Variabel A sama dengan Isi Variabel B

!= A!=B Apakah Isi Variabel A Tidak Sama Dengan Isi Variabel B

> A>B Apakah Isi Variabel A lebih besar dari Isi Variabel B

< A<B Apakah Isi Variabel A lebih kecil dari Isi Variabel B

Apakah Isi Variabel A lebih besar atau sama dengan Isi


>= A>=B Variabel B

Apakah Isi Variabel A lebih kecil atau sama dengan Isi


<= A<=B Variabel B

(A<=100)
Apakah A lebih kecil atau sama dengan dari 100 dan A lebih
&& &&(A>=80) besar atau sama dengan 80

(A>100)||

|| (A<0) Apakah A lebih besar dari 100 atau A lebih kecil dari 0

! !(A==B) Apakah A Tidak Sama dengan B

Untuk lebih jelas, perhatikan perintah berikut :

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

int Nilai;
printf(“Nilai : “);scanf(“%i”,&Nilai);

if(Nilai>=50)

printf(“Selamat Anda Lulus.”);

else

printf(“Maaf. Anda Tidak Lulus.”);

getch();

return 0;

Perintah di atas hanya mempunyai 2 kemungkinan yaitu keterangan “Selamat Anda Lulus” jika
nilai lebih besar dari atau sama dengan 50 dan keterangan “Maaf. Anda Tidak Lulus”, ketika nilai
lebih kecil dari 50.

Jika perintah yang akan dieksekusi ketika kondisi tercapai lebih dari 1 perintah, maka perintah-
perintah tersebut harus diblok dengan tanda kurawal {}.

Perhatikan program di bawah ini yang merupakan perubahan dari program di atas.

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

int Nilai;

printf(“Nilai : “);scanf(“%i”,&Nilai);

if(Nilai>=50)

printf(“Anda Hebat!\n”);

printf(“Selamat Anda Lulus.”);

}
else

printf(“Maaf. Anda Tidak Lulus.”);

printf(“Perbaiki semester depan yah!.”);

getch();

return 0;

Perhatikan juga program di bawah ini :

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

int a,b;

printf(“Masukan A : “);scanf(“%i”,&a);

printf(“Masukan B : “);scanf(“%i”,&b);

if(a==b)

printf(“Isi Variabel A Sama Dengan B”);

else

if(a>b)

printf(“Isi Variabel A lebih besar dari B”);

else

if(a<b)

printf(“Isi Variabel A lebih kecil dari B”);


getch();

return 0;

Program di atas akan meminta anda untuk memasukan nilai variabel A dan B, kemudian program
akan memeriksa apakah variabel A samadengan B, atau A lebih besar dari B, dan A lebih kecil
dari B.

Contoh Kasus :

Di sebuah universitas penilaian yang dipakai adalah :

NilaiAkhir=20%*tugas+30%*uts+50%*uas

Nilai Akhir Index

>=80 A

>=68 B

>=56 C

>=45 D

>=0 E

Diluar nilai di atas, maka index adalah X (index tidak diketahui).

Data yang diinputkan adalah : tugas, uts, uas.

#include <stdio.h>
#include <conio.h>

main()

int tugas,uts,uas;

float nilaiakhir;

char index;

printf(“Nilai Tugas : “);scanf(“%i”,&tugas);

printf(“Nilai UTS : “);scanf(“%i”,&uts);

printf(“Nilai UAS : “);scanf(“%i”,&uas);

nilaiakhir=0.2*tugas+0.3*uts+0.5*uas;

printf(“Nilai Akhir : %f\n”,nilaiakhir);

if(nilaiakhir>=80)

index=’A';

else

if(nilaiakhir>=68)

index=’B';

else

if(nilaiakhir>=56)

index=’C';

else

if(nilaiakhir>=45)

index=’D';

else

if(nilaiakhir>=0)
index=’E';

else

index=’X';

printf(“Index : %c\n”,index);

getch();

return 0;

Perintah switch – case – default

Selain if-else, perintah yang digunakan untuk percabangan adalah switch – case. Bentuk dasar
dari perintah tersebut adalah :

switch(ekspresi)

case kondisi1:perintah1;break;

case kondisi2:perintah2:break;

default : perintah3;

Cara kerja perintah di atas adalah : “Jika ekspresi sama dengan kondisi1, maka perintah1 akan
dieksekusi dan kemudian keluar dari switch, dan jika ekspresi sama dengan kondisi2 maka
perintah 2 yang akan dieksekusi dan kemudian keluar dari switch, dan jika tidak 1 kondisi pun
yang sama dengan ekspresi maka perintah3 (perintah default) yang akan dieksekusi. Perintah
default kalau tidak diperlukan bisa dihilangkan.

Untuk lebih jelas, perhatikan perintah di bawah ini.


switch (index)

case ‘A':printf(“Keterangan : Bagus Sekali\n”);break;

case ‘B':printf(“Keterangan : Bagus\n”);break;

case ‘C':printf(“Keterangan : Cukup\n”);break;

case ‘D':printf(“Keterangan : Kurang\n”);break;

case ‘E':printf(“Keterangan : Kurang Sekali\n”);break;

default :printf(“Keterangan : Index Tak Diketahui\n”);

Keterangan program di atas adalah jika index=’A’ maka keterangan Bagus Sekali, jika index=’B’
maka keterangan Bagus, jika index=’C’ maka keterangan Cukup, jika index=’D’ maka keterangan
Kurang, jika index=’E’ maka keterangan Kurang Sekali, dan jika index bukan A – E, maka
keterangan adalah Index Tidak Diketahui.

Perintah if else dengan banyak kondisi

Jika kondisi yang harus diperiksa lebih dari 1 kondisi, maka hanya if-else lah yang bisa dipakai.
Operator-operator logika yang dipakai adalah operator && (and), dan operator || (or).

Untuk lebih jelas, perhatikan perintah di bawah ini:

if((index==’A’)||(index==’B’)||(index==’C’))

printf(“Selamat Anda Lulus”);

else

if((index==’D’)||(index==’E’))

printf(“Anda Tidak Lulus. Lebih giat lagi belajar!”);


Perintah di atas akan menampilkan string “Selamat Anda Lulus” ketika index berisi A, B atau C,
dan akan menampilkan keterangan “Anda Tidak Lulus. Lebih giat lagi belajar!” ketika index
berisi D atau E.

Untuk lebih jelas, buatlah program untuk mengatasi kasus di bawah ini.

Di sebuah perusahaan bus, tabel harga dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

KELAS

EKSEKUTIF(1) BISNIS(2) EKONOMI(3)

JAKARTA(1) 70000 40000 10000

YOGYA(2) 80000 50000 20000

TUJUAN SURABAYA(3) 90000 60000 30000

Karena sekarang masa promosi, maka khusus untuk surabaya-eksekutif dan yogya-ekonomi
mendapatkan diskon sebesar 10%.

Buatlah program dengan data yang dimasukan adalah jenis kelas, tujuan dan banyak tiket yang
dibeli. Data yang ingin ditampilkan adalah harga tiket dan total tiket, diskon dan besar
pembayaran.

Contoh :

Pilih Jurusan :

1. Jakarta

2. Yogya

3. Surabaya

Jurusan yang anda pilih : 2 [input]

Pilih Kelas :
1. Eksekutif

2. Bisnis

3. Ekonomi

Kelas yang anda pilih : 3 [input]

Banyak Tiket : 5 [input]

Harga Tiket : Rp. 20000 [output]

Total Tiket : Rp. 100000 [output]

Diskon : Rp. 10000 [output]

Bayar : Rp. 90000 [output]

Program untuk kasus di atas :

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

int kodejurusan,kodekelas,banyaktiket;

long int hargatiket,total;

float diskon,bayar;

printf(“Pilih Jurusan :\n”);

printf(“—————\n”);

printf(“1. Jakarta\n2. Yogya\n3. Surabaya\n”);

printf(“—————\n”);

printf(“Jurusan yang dipilih : “);scanf(“%i”,&kodejurusan);

printf(“Pilih Kelas :\n”);

printf(“—————\n”);
printf(“1. Eksekutif\n2. Bisnis\n3. Ekonomi\n”);

printf(“—————\n”);

printf(“Kelas yang dipilih : “);scanf(“%i”,&kodekelas);

printf(“Banyak Tiket : “);scanf(“%i”,&banyaktiket);

if((kodejurusan==1)&&(kodekelas==1))

hargatiket=70000;

else

if((kodejurusan==1)&&(kodekelas==2))

hargatiket=40000;

else

if((kodejurusan==1)&&(kodekelas==3))

hargatiket=10000;

else

if(kodejurusan==2)

if(kodekelas==1) hargatiket=80000; else

if(kodekelas==2) hargatiket=50000; else

if(kodekelas==3) hargatiket=20000;

else

if(kodejurusan==3)

switch (kodekelas)

{
case 1:hargatiket=90000;break;

case 2:hargatiket=60000;break;

case 3:hargatiket=30000;

printf(“Harga Tiket : Rp. %li\n”,hargatiket);

total=banyaktiket*hargatiket;

printf(“Total Tiket : Rp. %li\n”,total);

if( ((kodejurusan==3)&&(kodekelas==1)) ||

((kodejurusan==2)&&(kodekelas==2))

diskon=0.1*total;

else

diskon=0;

printf(“Diskon 10%% : Rp. %f\n”,diskon);

bayar=total-diskon;

printf(“Bayar : Rp. %f\n”,bayar);

getch();

return 0;

Input dan Output Data

Pemasukan (Input) Data


Umumnya suatu program mempunyai proses pemasukan data. Dalam program berbahasa C,
pemasukan data dapat dilakukan dengan perintah scanf. Fungsi scanf merupakan fungsi yang
dapat digunakan untuk memasukan berbagai jenis data, tergantung dengan format penentunya.

Format-format penentu tipe data yang umum dipakai adalah :

Format Kegunaan

%c Digunakan untuk pemasukan data bertipe char

%i atau %d Digunakan untuk pemasukan data bertipe int, char.

Digunakan untuk pemasukan data berupa unsigned int atau


%u unsigned char.

Digunakan untuk pemasukan data berupa bilangan pecahan


%f (float)

%o Digunakan untuk pemasukan data angka berbasis oktal

%x Digunakan untuk pemasukan data angka berbasis hexadesimal

%s Digunakan untuk pemasukan data berupa string.

Bentuk umum penggunaan fungsi scanf adalah

scanf(“format”,&namavariabel);

Contoh :

int i,jam,menit,detik;

unsigned int j;
float f;

char nama[60];

scanf(“%i”,&i);

scanf(“%u”,&j);

scanf(“%f”,&f);

scanf(“%i %i %i”,&jam,&menit,&detik);

scanf(“%s”,nama);

Fungsi scanf() kurang begitu bagus jika dipakai untuk pembacaan string. Karena data yang
tersimpan adalah hanya sampai menemukan spasi, maksudnya jika kita mengisikan 2 buah kata
dengan pemisah spasi, maka data yang masuk ke variabel tersebut hanyalah kata yang pertama.

Oleh karena itu, pembacaan data bertipe string biasanya menggunakan perintah gets() yang
bentuk umumnya adalah :

gets(namavariabel);

Contoh :

gets(nama);

gets(alamat);

Untuk pembacaan data bertipe char, selain dengan menggunakan scanf() dengan format %c, bisa
juga dengan menggunakan fungsi getch() atau getche(). Perbedaan dari getch() dan getche()
adalah getch() digunakan untuk membaca data bertipe char tanpa menampilkannya di layar, dan
getche() digunakan untuk membaca data bertipe char dengan menampilkan data karakternya di
layar.

Contoh :
#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

char a,b;

printf(“Masukan Huruf pertama : “);

a=getch();

printf(“Masukan Huruf kedua : “);

b=getche();

printf(“Data yang dimasukan adalah %c dan %d\n”,a,b);

getch();

return 0;

Pengeluaran (Output) Data

Untuk output data, perintah yang bisa dipakai adalah printf(). Untuk menampilkan data dengan
fungsi printf(), kita harus mengatur format tampilannya, dengan format-format penentu. Untuk
lebih jelas perhatikan program di bawah ini.

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

int a=25000;

unsigned int b=50000;


float c=12345.678;

char nama[50]=”Universitas Islam Negeri”;

char alamat[10]=”Malang”;

clrscr();

printf(“Penampilan data tanpa di format\n”);

printf(“Nilai a : %d\n”,a);

printf(“Nilai b : %u\n”,b);

printf(“Nilai c : %f\n”,c);

printf(“String : %s %s\n”,nama,alamat);//rata kanan

printf(“Penampilan data setelah di format\n”);

printf(“Nilai a : %8d\n”,a);

printf(“Nilai b : %8u\n”,b);

printf(“Nilai c : %11.2f\n”,c);

printf(“String 1: %40s %10s\n”,nama,alamat);//rata kanan

printf(“String 2: %-40s %-10s\n”,nama,alamat);//rata kanan

getch();

return 0;

Program di atas akan menampilkan hasil eksekusi seperti di bawah ini :

Penampilan data tanpa di format

Nilai a : 25000

Nilai b : 50000

Nilai c : 12345.677734

String : Universitas Islam Negeri


Penampilan data setelah di format

Nilai a : 25000

Nilai b : 50000

Nilai c : 12345.68

String 1: Universitas Islam Negeri Malang

String 2: Universitas Islam Negeri Malang

Contoh Program

Contoh Kasus :

Di suatu perusahaan, data penggajian dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :

Gaji Pokok : Rp. 5000000

Gaji Lembur/jam : Rp. 5000

Total Gaji Lembur : Lama Lembur * Gaji Lembur/jam

Gaji Kotor : Gaji Pokok + Total Gaji Lembur

Pajak : 10%

Gaji Bersih : Gaji Kotor – Pajak

Data yang diinputkan adalah : Nama Pegawai, Lama Lembur.

Program ke-1 (tanpa memformat tampilan data).

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

int jamlembur;
long int gajipokok=500000,gajikotor,totalgajilembur;

float pajak,gajibersih;

char nama[50];

clrscr();

printf(“Nama Pegawai : “);gets(nama);

printf(“Lama Lembur : “);scanf(“%i”,&jamlembur);

totalgajilembur=(long int)5000*jamlembur;

gajikotor=gajipokok+totalgajilembur;

pajak=0.1*gajikotor;

gajibersih=gajikotor-pajak;

clrscr();

printf(“Hasil Perhitungan\n”);

printf(“Nama Pegawai : %s\n”,nama);

printf(“Gaji Pokok : Rp. %li\n”,gajipokok);

printf(“Lama Lembur : %i jam\n”,jamlembur);

printf(“Total Gaji Lembur : Rp. %li\n”,totalgajilembur);

printf(“Gaji Kotor : Rp. %li\n”,gajikotor);

printf(“Pajak (10%%) : Rp. %f\n”,pajak);

printf(“Gaji Bersih : Rp. %f\n”,gajibersih);

getch();

return 0;

Program di atas akan menghasilkan tampilan program seperti di bawah ini :

Hasil Perhitungan
Nama Pegawai : Shelly Septiani

Gaji Pokok : Rp. 500000

Lama Lembur : 50 jam

Total Gaji Lembur : Rp. 250000

Gaji Kotor : Rp. 750000

Pajak (10%) : Rp. 75000.000000

Gaji Bersih : Rp. 675000.000000

Program Ke-2 (dengan memformat tampilan datanya).

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

int jamlembur;

long int gajipokok=500000,gajikotor,totalgajilembur;

float pajak,gajibersih;

char nama[50];

clrscr();

printf(“Nama Pegawai : “);gets(nama);

printf(“Lama Lembur : “);scanf(“%i”,&jamlembur);

totalgajilembur=(long int)5000*jamlembur;

gajikotor=gajipokok+totalgajilembur;

pajak=0.1*gajikotor;
gajibersih=gajikotor-pajak;

clrscr();

printf(“Hasil Perhitungan\n”);

printf(“Nama Pegawai : %s\n”,nama);

printf(“Gaji Pokok : Rp. %10li\n”,gajipokok);

printf(“Lama Lembur : %i jam\n”,jamlembur);

printf(“Total Gaji Lembur : Rp. %10li\n”,totalgajilembur);

printf(“Gaji Kotor : Rp. %10li\n”,gajikotor);

printf(“Pajak (10%%) : Rp. %10.0f\n”,pajak);

printf(“Gaji Bersih : Rp. %10.0f\n”,gajibersih);

getch();

return 0;

Tampilan data ketika program di atas di eksekusi.

Hasil Perhitungan

Nama Pegawai : Shelly Septiani

Gaji Pokok : Rp. 500000

Lama Lembur : 50 jam

Total Gaji Lembur : Rp. 250000

Gaji Kotor : Rp. 750000

Pajak (10%) : Rp. 75000

Gaji Bersih : Rp. 675000


Tipe Data (Operator-Operator Manipulasi Bit)

Untuk keperluan memanipulasi data dalam bentuk bit, Turbo C menyediakan operator-operator
berikut :

Operator Operasi

<< Geser bit ke kiri

>> Geser bit ke kanan

& Dan (AND)

| Atau (OR)

^ XOR

~ NOT (Komplemen)

Seluruh operator manipulasi bit hanya dikenakan pada operand / variabel / angka yang bertipe
bilangan bulat (int, char, long).

Prioritas eksekusinya adalah

~<< >>

&

TertinggiTerendah |

Tabel Kebenaran dari tiap operator manipulasi bit adalah :


A B ~A A&B A|B A^B

0 0 1 0 0 0

0 1 1 0 1 1

1 0 0 0 1 1

1 1 0 1 1 0

Contoh :

#include <stdio.h>#include <conio.h>

main()

unsigned int x,y,and,or,not,xor;

x=78;// 41h

y=520;// 208h

and=x & y;

or=x | y;

xor=x ^ y;

not = ~y;

clrscr();

printf(“x : %6u : %4Xh\n”,x,x);

printf(“y : %6u : %4Xh\n”,y,y);


printf(“————————–\n”);

printf(“x & y : %6u : %4Xh\n”,and,and);

printf(“x | y : %6u : %4Xh\n”,or,or);

printf(“x ^ y : %6u : %4Xh\n”,xor,xor);

printf(” ~y : %6u : %4Xh\n”,not,not);

getch();

return 0;

Jika di-Run akan menghasilkan :

x : 78 : 4Ehy : 520 : 208h

————————–

x&y: 8: 8h

x|y: 590 : 24Eh

x^y: 582 : 246h

~y : 65015 : FDF7h

Pembuktian :

x : 78 : 4eh : 00000000 01001110y : 520 : 208h : 00000010 00001000

x&y: x : 00000000 01001110 y : 00000010 00001000

—————– & (and)

x & y : 00000000 00001000 = 8h = 8 (terbukti)

x|y: x : 00000000 01001110 y : 00000010 00001000

—————– | (or)

x | y : 00000010 01001110 = 24eh = 590 (terbukti)


x^y: x : 00000000 01001110 y : 00000010 00001000

—————– ^ (xor)

x ^ y : 00000010 01000110 = 246h = 582 (terbukti)

~y : y : 00000010 00001000 —————– ~ (komplemen)

~y : 11111101 11110111 = FDF7h = 65015 (terbukti)

Operator-operator pergeseran bit, berguna untuk menggeserkan bit yang ada dalam suatu
variabel.

Contoh :

#include <stdio.h>#include <conio.h>

main()

unsigned int angka,x,y;

angka=50;

x=angka << 2;

y=angka >> 2;

clrscr();

printf(“Angka : %5u : %xh\n”,angka,angka);

printf(“x=angka << 2 : %5u : %xh\n”,x,x);

printf(“y=angka >> 2 : %5u : %xh\n”,y,y);

getch();

return 0;

Jika di-Run akan menghasilkan :

Angka : 50 : 32hx=angka << 2 : 200 : c8h


x=angka >> 2 : 12 : ch

Pembuktian :

Angka : 50 : 00000000 00110010x=angka << 2 : 00000000 11001000 = 128 + 64 +


8 = 200 : c8h

x=angka >> 2 : 00000000 00001100 = 8 + 4 = 12 : ch

Aturan-Aturan Perhitungan

Perhatikan perintah berikut :

float a;a= 9/5;

Jika anda mengharapkan bahwa nilai yang didapat adalah 1.8, maka anda akan kecewa, karena
angka yang didapat adalah 1. Kenapa ini terjadi?.

Ada aturan-aturan pengkonversian data yang berlaku dalam suatu operasi perhitungan,
diantaranya :

1. Jika suatu bilangan bulat dioperasikan dengan bilangan bulat, maka nilai yang didapat
adalah bilangan bulat pula.

2. Operasi perhitungan dilakukan berdasarkan tipe bilangan yang terbesarnya. Jadi jika ada
suatu perhitungan antara int dengan long, maka komputer akan memperlakukan int sebagai long.

Untuk mengkonversi suatu variabel menjadi suatu variabel yang berbeda tipe, maka bisa
dilakukan dengan type cast. Caranya adalah dengan menulis tipe data yang diinginkan diapit
dengan tanda kurung. Contoh :

float a,b;a=(float)9/5;

b=(float)(9/5);

Pada perintah a=(float) 9/5, maka angka 9 akan dikonversikan menjadi float sehingga perintah
tersebut akan menghasilkan nilai 1.8, tetapi jika perintah b=(float)(9/5) dikerjakan maka akan
menghasilkan nilai 1.0 karena yang dikerjakan duluan adalah 9/5 yang menghasilkan nilai 1 yang
kemudian dikonversikan ke dalam bentuk float.

Konversi tipe data juga terjadi dalam operasi penugasan / pengisian data terhadap variabel.
Perhatikan perintah berikut :
#include <stdio.h>#include <conio.h>

main()

char c;

int i;

float f;

f=65.9;

i=f;

c=i;

printf(“F : %f\n”,f);

printf(“I : %d\n”,i);

printf(“C : %c\n”,c);

getch();

return 0;

Jika dieksekusi, akan menghasilkan :

F : 65.900002I : 65

C :A

Keterangan :

– f=65.9; pengisian nilai 65.9 ke variabel f

– i=f; pengisian nilai f ke variabel i. Dalam baris ini terjadi konversi dari float ke int.
Pengkonversian float ke int selalu menghilangan angka pecahannya, dan tidak terjadi
pembulatan.

– c=i; pengisian nilai i ke variabel c. Dalam baris ini terjadi konversi dari int ke char.

Mendefinisikan Konstanta Simbolis


Untuk mendefinisikan suatu konstanta, perintah yang bisa dipakai adalah perintah $define diikuti
dengan nama konstanta dan isinya.

Contoh :

#include <stdio.h>#include <conio.h>

#define PI 3.14

#define pembuat “Wahyu Setiawan”

main()

float radius=10,keliling,luas;

keliling=2*PI*radius;

luas=PI*radius*radius;

printf(“Perhitungan Lingkaran\nDibuat Oleh : %s\n”,pembuat);

printf(“======================\n”);

printf(“Radius : %6.2f\n”,radius);

printf(“Keliling : %6.2f\n”,keliling);

printf(“Luas : %6.2f\n”,luas);

getch();

return 0;

Jika dieksekusi, akan menghasilkan :

Perhitungan LingkaranDibuat Oleh : Wahyu Setiawan

======================

Radius : 10.00
Keliling : 62.80

Luas : 314.00

Ketika program dieksekusi, maka compiler akan mengganti semua PI dengan nilai 3.14 dan
pembuat dengan “Wahyu Setiawan”. Jadi ketika kita ingin menggunakan nilai PI yang lebih
exact, maka pada define PI, nilai 3.14 diganti dengan 22.0/7.

Tipe Data pada C++

Komputer bisa diartikan sebagai alat untuk menghitung. Untuk melakukan proses perhitungan
tersebut, maka dibutuhkan data yang akan diproses. Tipe data ada beberapa jenis yaitu :

• Tipe data karakter


• Tipe data bilangan bulat.
• Tipe data bilangan pecahan.

Jika kita membutuhkan suatu tipe data yang baru yang tidak terdapat pada tipe data standar,
maka kita dapat membuat tipe data baru dengan menggunakan perintah struct. Perintah struct
akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

Setiap tipe data mempunyai jangkauan nilai yang berbeda.

1. Tipe data karakter

Untuk tipe data karakter kita gunakan perintah char.

Contoh

char karakter;

char kar1,kar2,kar3;

char kar4=’A’;

char kar5=65;

Tipe data ini mempunyai jangkauan dari 0 sampai 255 atau karakter ASCII ke 0 sampai karakter
ASCII 255. Tipe data karakter bisa ditampilkan sebagai suatu karakter atau sebagai suatu
bilangan. Hal ini tergantung dari bagaimana penulisannya apakah dianggap sebagai karakter atau
sebagai bilangan.

Untuk menuliskan isi dari data bertipe char adalah dengan menggunakan printf dengan format
penulisannya menggunakan tanda %c kalau ingin ditampilkan sebagai suatu karakter atau dengan
%i jika ingin ditampilkan sebagai suatu angka.

Pemberian nilai kepada suatu karakter digunakan perintah sebagai berikut :

karakter=’A’;

Atau

karakter=65;

Kedua cara tersebut menghasilkan suatu efek yang sama yaitu memberikan nilai 65 atau karakter
A ke variabel karakter. Kalau pengisian variable ingin menggunakan karakter maka karakter yang
akan dimasukan harus diapit dengan tanda apostrof.

Untuk melihat nilai yang ada dalam suatu variable yang bertipe char gunakan perintah berikut :

printf(“Karakter dilihat dalam bentuk karakter = %c.\n”,karakter);

printf(“Karakter dilihat dalam bentuk angka = %d.\n”,karakter);

Contoh program

//Program Ke-2 Nama File : Lat2.CPP

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

char k1,k2;

k1=’A’;

k2=k1;

printf(“Nilai variable K1 adalah %c\n”,k1);


printf(“Nilai variable K2 dalam bentuk angka = %d\n”,k2);

getch();

return 0;

Hasil dari eksekusi program adalah :

Nilai variable K1 adalah A

Nilai variable K2 dalam bentuk angka = 65

Keterangan program Lat2.CPP

Perintah “char k1,k2;” pada baris 6 berarti program memesan 2 buah tempat di memori untuk
menyimpan data bertipe karakter dengan nama k1 dan k2.

Perintah “k1=’A’;” pada baris 7 adalah perintah untuk memasukan nilai karakter A kapital ke
dalam variable k1 sehingga untuk baris berikutnya k1 berisi karakter A kapital atau angka 65.

Perintah “k2=k1;” pada baris 8 berarti bahwa nilai k2 diisi dari nilai k1 sehingga isi k2 sama
dengan isi variable di k1.

Perintah printf pada baris 9 berarti perintah penulisan ke layar sesuai dengan format “Nilai
variable k1 adalah %c\n”. Karakter %c tidak dicetak sebagai %c tetapi akan diganti dari variable
yang sesuai dengan urutannya yaitu k1 dalam bentuk karakter. Perintah printf pada baris 10 cara
kerjanya sama dengan perintah printf pada baris 9 bedanya hanya tanda %d berasal ditulis
berdasarkan isi variable k2 yang dicetak dalam bentuk angka bukan karakter. Tanda %d
digunakan untuk format pencetakan data dalam bentuk bilangan bulat.

Perintah getch() digunakan untuk menunggu sampai pengguna menekan sembarang karaker.

Perintah return digunakan untuk memberikan nilai kembalian dari fungsi main().

2. Tipe data bilangan bulat

Ada beberapa tipe data standar yang digunakan untuk data bilangan bulat.
Tipe Data Memori Format Jangkauan Nilai

int 2 byte %d/%i -32.768 s/d 32.767

unsigned int 2 byte %u 0 s/d 65.535

char 1 byte %d/%i -128 s/d 127

unsigned char 1 byte %u 0 s/d 255

unsigned long 4 byte %lu 0 s/d 4.294.967.295

long 4 byte %ld/%li -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647

Tipe-tipe data yang ada dalam table tersebut khusus untuk data yang nilai bilangannya bulat.
Cara pendeklarasian tipe data ini sama seperti pendeklarasian lainnya, yaitu :

int a;

unsigned int b;

char c;

long d;

Contoh Program :

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()
{

int a=1000,b=64000;

unsigned int c=64000;

printf(“Nilai yang telah dimasukan\na: %i dan b: %i\n”,a,b);

printf(“Nilai yang telah dimasukan : %u\n”,c);

getch();

return 0;

Perintah di atas akan menampilkan hasil seperti di bawah ini :

a: 1000 dan b: -1536

Nilai yang telah dimasukan : 64000

3. Tipe data bilangan pecahan

Tipe data untuk bilangan pecahan terdiri dari beberapa jenis yaitu :

Tipe Data Memori Format Jangkauan Nilai

float 4 byte %f 3.4*(10^-38) – 3.4*(10^+38

double 8 byte %f 1.7*(10^-308) – 1.7*(10^+308)

long double 10 byte %lf 3.4*(10^-4932) – 1.1*(10^+4932)

Contoh Program

#include <stdio.h>
#include <conio.h>

main()

float a=1234567890123456789;

double d=1234567890123456789;

printf(“Nilai a adalah : %30.20f\n”,a);

printf(“Nilai d adalah : %30.20f\n”,d);

getch();

return 0;

Hasil eksekusi program dapat dilihat di bawah ini :

Nilai a adalah : 1234567939550609410.00

Nilai d adalah : 1234567890123456770.00

4. Tipe data string

Dalam pemrograman C, untuk variabel yang menampung data string tidak ada perintah khusus,
karena dalam bahasa C, string adalah sebuah array karakter atau sebuah pointer ke sebuah
variabel char.

Cara pendeklarasian adalah :

char nama[50];

char *alamat;

Contoh program :
#include <stdio.h>

#include <conio.h>

main()

char nama[50]; //deklarasi dengan cara array

char *alamat; //deklarasi dengan cara pointer

printf(“Nama : “);scanf(“%s”,nama);

printf(“Alamat : “);gets(alamat);

printf(“Data yang telah dimasukan adalah : \n”);

printf(“

Anda mungkin juga menyukai