OHT Persiapan Peledakan - 04072018
OHT Persiapan Peledakan - 04072018
OHT Persiapan Peledakan - 04072018
[email protected]
Hp/WA 081373939018
Bagaimana merencanakan geometri peledakan,
pemeriksaan kondisi lubang ledak, hambatan pada lubang
ledak, pemeriksaan kondisi lokasi peledakan, dan
perangkaian setiap lubang ledak
Misal φ= 3 inci
𝐿
Maka > 60 , sehingga
3
L >180 inci =......m?
2. Tinggi jenjang
Kemampuan alat bor
Ukuran mangkok (bucket)
Kestabilan jenjang
4. Spasi
5. Subdrill
6. Kolom Stemming
Perhitungan Geometri Peledakan
A. Rancangan menurut J.C. Konya
Burden
dimana B = burden (ft), de = diameter bahan peledak (inci), ρe = berat jenis bahan
peledak dan ρr = berat jenis batuan
Spasi
H > 4B maka S = 2B (instantaneous single-row blastholes)
H > 4B maka S = 1.4B (sequenced single-row blastholes)
Stemming
T = B (batuan massif)
T = 0,7 B (batuan berlapis)
Tinggi jenjang (H) dan burden (B) sangat erat hubungannya untuk
keberhasilan peledakan dan ratio H/B (yang dinamakan Stifness Ratio) yang
bervariasi memberikan respon berbeda terhadap fragmentasi, airblast,
flyrock, dan getaran tanah yang hasilnya. Serta Aturan Lima (Rule of Five)”,
yaitu ketinggian jenjang (dalam feet) “Lima” kali diameter lubang ledaknya
(dalam inci).
Ad. Information
Hubungannya dengan Scale of Depth of Burial
(𝑆𝑡𝑒𝑚 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ +5 D) m
SD = 3
10 D x(π 𝑥D2 x 250ρ)
D dalam m,
ρ dalam g/cc
Contoh-1: PT. XX mendapat proyek untuk memotong tebing yang akan
digunakan jalan raya. Tinggi jenjang maksimum 30 ft. Karena alat yang
akan digunakan kecil, maka fragmentasi harus sesuai dengan ukuran
peralatan tersebut. Terdapat 2 unit alat bor yang masing-masing bisa
membuat lubang ledak berdiameter 4 inci dan 6 inci. Bahan peledakan
yang akan digunakan ANFO 0,8 gr/cc. Densitas batuan yang akan
diledakkan 2,2 ton/m3 batuan terindikasi berlapis. Rancang geometrinya
agar pembongkaran tebing berhasil.
Penyelesaian
H/B = 3; dengan H = 30 ft diperoleh B = 30/3 = 10 ft.
de = 10/ (3,15 x 0,714)
= 4,4 inci
Spasi (S) = 1.4B
= 14 ft
PF =
Dengan kasus yang sama, coba dihitung geometri peledakan ICI
Explosive serta PF pada rancangan konya?
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN PELEDAK
Whandak = PC x ρd
Wtotal handak = n x PC x ρd
Carcep = D2 ρ
1273
m
2
15 m
2,5 m
6m
3m
B I D A N G B E B A S
4m
15 m
3,75 m OHT 3
PERHITUNGAN VOLUME DAN BERAT YANG AKAN
DILEDAKKAN
VS = B x S x H (Bank)
VL = B x S x H (Loose)
SF
SF = Vs x 100%
VL
W=Vxρ
FRAGMENTASI PELEDAKAN
Fragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukkan ukuran setiap bongkah
batuan hasil peledakan. Keberhasilan peledakan adalah ukuran fragmentasi
hasil peledakan relatif seragam dengan maksimum bongkah 10-15% dari
produksi peledakan (Mc.Gregor, 1967).
Ukuran fragmentasi tergantung pada proses selanjutnya.
Ukuran fragmentasi terbesar biasanya dibatasi oleh dimensi mangkok alat gali
(excavator atau shovel) yang akan memuatnya ke dalam truck dan oleh ukuran
gap bukaan crusher .
a. Cara ke 1 b. Cara ke 2
Detonator listrik
2)
3)
Penyumbat
(stemming)
Kolom lubang
ledak
BOTTOM
PRIMING
OHT 22
Beberapa hal yang harus diperhatikan a.l:
Hati-hati saat memasukkan primer ke dalam lubang
ledak agar detonator atau sumbu tidak terlepas dari
cartridge.
Setelah primer terletak pada posisinya, ikatlah kawat
atau sumbu dengan batu atau kayu di bagian luar agar
tidak merosot masuk ke dalam lubang ledak.
Kawat detonator listrik (legwire) jangan sampai
terkelupas akibat bergesekan dengan dinding lubang.
Disamping itu hindari legwire yang terlalu pendek,
kalau terpaksa dapat disambung dan sambungannya
harus diisolasi agar air tidak masuk ke kawat.
Dilarang memadatkan (tamping) primer secara
berlebihan.
Diameter primer harus lebih kecil sedikit dari diameter
lubang ledak. Bila waktu memasukkan primer agak
susah turunnya, maka dapat dibantu didorong dengan
tongkat kayu dengan perlahan-lahan.
Hitung berat primer yang dipakai
Untuk lubang tegak mengarah ke atap pada bukaan
bahwa tanah diperlukan retainer untuk menahan
primer agar tidak jatuh. Setelah itu “isian utama”,
misalnya ANFO, dipompakan ke dalam lubang dengan
tekanan antara 270 -340 kPa
Peragakan pembuatan primer menggunakan
detonator biasa, listrik, dan nonel dengan
bahan peledak berbentuk cartridge dan padat
(booster)
Peragakan cara memasukkan primer ke dalam
lubang ledak dan cara pengamanannya
Lubang ledak berdiameter “kecil” berukuran <50 mm (2”) dan “sedang”
antara 50 – 100 mm (2” – 4”)
Bisa dilakukan secara manual atau alat mekanis
Dengan cara manual, bahan peledak (biasanya ANFO) dituang langsung
ke dalam lubang ledak menggunakan tempat sederhana, misalnya ember
plastik, yang telah ditetapkan volumenya
Penuangan sedikit demi sedikit diiringi dengan pengukuran ketinggiannya
menggunakan selang plastik atau tongkat berskala sampai batas yang telah
direncanakan
Bila ANFO dituang ke dalam lubang ledak yang berair, maka harus
diproteksi oleh selubung plastik yang cukup kuat
Pada tambang bawah tanah biasanya menggunakan bahan peledak
cartridge yang dituang menggunakan alat mekanis khusus.
PT.Indocement, Cibinong, Bogor, Jawa Barat Semen Bosowa, Makassar
PT.Trumix Beton (andesit), Bogor, Jawa Barat Tambang batubara Bukit Baiduri, Samarinda
Tambang batubara KPC, Sangata, Kaltim oleh PT. Dahana
Diam. lubang Densitas bahan peledak, gr/cc
mm inci 0.70 0.80 0.85 0.90 1.00 1.15 1.20 1.25 1.30
76 3.00 3.18 3.63 3.86 4.08 4.54 5.22 5.44 5.67 5.90
89 3½ 4.35 4.98 5.29 5.60 6.22 7.15 7.47 7.78 8.09
102 4.00 5.72 6.54 6.95 7.35 8.17 9.40 9.81 10.21 10.62
108 4¼ 6.41 7.33 7.79 8.24 9.16 10.54 10.99 11.45 11.91
114 4½ 7.14 8.17 8.68 9.19 10.21 11.74 12.25 12.76 13.27
121 4¾ 8.05 9.20 9.77 10.35 11.50 13.22 13.80 14.37 14.95
127 5.00 8.87 10.13 10.77 11.40 12.67 14.57 15.20 15.83 16.47
130 9.29 10.62 11.28 11.95 13.27 15.26 15.93 16.59 17.26
140 5½ 10.78 12.32 13.08 13.85 15.39 17.70 18.47 19.24 20.01
152 6.00 12.70 14.52 15.42 16.33 18.15 20.87 21.78 22.68 23.59
159 6¼ 13.90 15.88 16.88 17.87 19.86 22.83 23.83 24.82 25.81
165 6½ 14.97 17.11 18.18 19.24 21.38 24.59 25.66 26.73 27.80
178 7.00 17.42 19.91 21.15 22.40 24.88 28.62 29.86 31.11 32.35
187 19.23 21.97 23.34 24.72 27.46 31.58 32.96 34.33 35.70
203 8.00 22.66 25.89 27.51 29.13 32.37 37.22 38.84 40.46 42.08
210 8¼ 24.25 27.71 29.44 31.17 34.64 39.83 41.56 43.30 45.03
229 9.00 28.83 32.95 35.01 37.07 41.19 47.37 49.42 51.48 53.54
MELAKUKAN PENYUMBATAN
LUBANG LEDAK (STEMMING)
Material stemming yang baik berupa krikil atau batu split berukuran 0,5
– 1 cm, agar setelah dimampatkan/dipadatkan butirannya akan saling
mengunci. Dengan dmk diharapkan stemming ejection tidak terjadi.
Bila tak ada dapat digunakan serbuk bor (cutting)
Lubang vertikal disumbat menggunakan penyumbat kayu atau alat
khusus utk itu
Menurut Kepmen 1827/K/30/MEM/2018
Poin J :
Peledakan tidur
Peledakan tidur (sleep blast) dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) tidak boleh menggunakan detonator di permukaan lubangledak;
2) dilakukan pengamanan terhadap daerah peledakan tidur; atau
3) apabila terjadi peledakan tidur yang tidak direncanakan karena masalah tertentu, KTT
harus melapor kepada KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT.
Secara teknis waktu tidur dpt dilakukan dengan memperhatikan jenis bhn peledak dan
mengacu pada spesifikasi dari pabrik pembuatnya.
Contoh waktu tidur bahan peledak seri “Titan 4000” dari Nitro Nobel seperti terlihat
pada tabel di bawah.
Jelaskan bagaimana penggunaan Tabel Pengisian
Lubang Ledak (blasthole loading density)
Jelaskan bagaimana Saudara mengidentifikasi waktu
tidur bahan peledak
Peragakan cara pengisian bahan peledak:
• ANFO ke lubang ledak kecil atau sedang
• ANFO ke lubang yang berair
• ANFO dan Emulsi ke lubang ledak besar
Peragakan cara pengisian stemming
BAGIAN V
PERANGKAIAN LUBANG LEDAK
Beberapa hal yang harus diperhatikan dlm penyambungan:
Arus listrik yang harus dicegah disebut arus liar (stray current) dan
arus statis (static current) yang bisa muncul dari dalam bumi atau dari
udara
Sambungan legwire dengan connecting wire di dalam lubang harus
diisolasi dengan baik dan kuat
Penyambungan rangkaian antar lubang harus dilaksanakan
secepatnya.
Ujung kawat harus selalu tersambung, baik legwire secara terpisah
maupun ujung kawat dari rangkaian yang akan disambung ke kawat
utama (lead wire).
Rangkaian harus dibuat rapih dan efektif. Upayakan agar kawat tidak
kusut.
Sebelum rangkaian disambung ke kawat utama, tahanan listrik dan
kesinambungan arus dari rangkaian harus diukur dengan
blastohmeter (BOM). Tahanan listrik rangkai harus sesuai dengan
perhitungan teoritis dgn toleransi ± 10% dianggap baik.
Secara terpisah “kawat utama” harus diukur juga tahanannya.
Pemegang kunci BM dan pelaku inisiasi hanya diijinkan kepada orang
yang benar-benar mengerti, cukup berpengalaman dan memiliki Kartu
Ijin Meledakkan (KIM) atas nama yang bersangkutan dan perusahaan.
a. b. c. (d) (e)
Langkah-langkah penyambungan:
1. Rapatkan sepasang kawat terbuka
2. Lengkungkan sepasang kawat
tersebut sekitar separuh dari
bagian kawat terbuka
3. Putar lengkungan kawat sebanyak
tiga kali
4. Letakkan sambungan di atas tanah
dan usahakan bagian yang terbuka
tidak menyentuh tanah. Caranya
bisa dengan melipat bagian yang
terselubung kemudian letakkan di
atas tanah (d) atau letakkan Quarry batugamping semen Bosowa,
sambungan di atas sebuah batu (e) Makassar
Jenis rangkaian adalah seri,
paralel, dan gabungan (paralel Leg wire
Connecting wire
Kawat utama
dalam seri atau seri dalam
paralel)
Penerapan rangkaian pada
peledakan listrik antara lain :
– Rangkaian seri diterapkan RTS R1 R2 R3 ... Rn
pada peledakan kecil dgn jml
detonator kurang dari 40 biji Imin seri = 1,5 Amp/rangkaian
atau maksimum 50 detonator
– Rangkaian paralel-seri dan V=IR
seri-paralel dipakai pada
peledakan dgn jml detonator
cukup banyak atau lebih dari
50 biji.
– Rangkaian paralel digunakan
pada aplikasi khusus,
biasanya pada tambang
bawah tanah. 1 1 1 1 1
...
Kontinuitas rangkaian seri dpt R TP R1 R 2 R 3 Rn
diuji secara akurat
Imin paralel = 0,5 Amp;
Pengujian kontinuitas rangk
paralel akan akurat bila yakin Itotal = 0,5 x detonator
bahwa setiap detonator
berfungsi V=IR
Paralel-seri (series in parallel)
Blasting Machine
Rangkaian peledakan
Seri-paralel (parallels in serie)
Blasting Machine
Rangkaian peledakan
Paralel -Seri (series in parallel)
Diketahui R setiap detonator listrik 1,6 Ω, R connecting wire 8 Ω, dan R
lead wire (firing cable) 5 Ω.
Apabila 50 detonator dirancang 5 baris seri dengan 10 detonator per
baris, hitung potensial (voltage) yang dibutuhkan !!
3 2 1 0 1 2 3
4 3 2 1 2 3 4
5 4 3 2 3 4 5
Hinged connector
Hinged-greased connector
(Orica)
Proses penyambungan
detonator elektronik
Hanya dapat diterapkan pada bbrp lubang ledak, maks
sekitar 20 lubang, karena keterbatasan teknis dan
pertimbangan aspek keselamatan kerja
Minimal panjang yang keluar dari lubang ledak sekitar 60
cm, karena kecepatan rambat sumbu api 60 cm/menit
Penyambung yang digunakan bisa Multiple Fuse Ignitor
(MFI), Plastic Ignitor Cord (PIC), Bean-hole Connectors, dan
Slotted Connectors
Bentuk setiap jenis penyambung tersebut di atas dapat
dilihat pada Modul 2: PERLENGKAPAN PELEDAKAN.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Sumbu api sudah dihubungkan dengan detonator biasa
Bila peledakan setiap lubang dibedakan interval waktunya,
sumbu api harus dipotong dgn panjang berbeda
Untuk peledakan beberapa lubang sekaligus, rangkai sumbu
api dengan PIC menggunakan salah satu konektor, yaitu
Multiple Fuse Ignitor (MFI), Bean-hole Connectors, atau
Slotted Connectors.
Bila peledakan untuk beberapa lubang sekaligus tetapi tidak
memakai PIC dan konektor, maka penyulutan sumbu api
harus dilakukan oleh minimal 2 orang Juru Ledak yang salah
seorang diantaranya berperan sebagai Pengawas.
Pelaku penyulutan hanya diijinkan kepada Juru Ledak yang
cukup berpengalaman dan memiliki Kartu Ijin Meledakkan
(KIM) atas nama yang bersangkutan dan perusahaan.
Sumbu api
MFI
1
Cara menghubungkan beberapa
sumbu api ke dalam MFI
2
MFI
Lubang ledak
Sumbu api dari lubang ledak ke MFI 3
1 Sumbu api utama atau penyuplai
pembakaran. Sumbu api ini bisa
disulut bergantian sesuai nomor
Contoh penggunaan MFI pada peledakan
urutnya atau sekaligus bersamaan bawah tanah (pembuatan terowongan)
• Peragakan cara menyambung detonator biasa
dengan sumbu api
• Peragakan cara membuat primer menggunakan
detonator biasa dengan cartridge
• Disiapkan 10 lubang ledak yang masing-masing
akan diledakkan secara berurutan dengan
sistem peledakan biasa. Bagaimana
merancangnya dengan:
– langsung tanpa menggunakan PIC, dan
– dengan menggunakan PIC dan konektor
Aman dari resiko arus liar dan frekuensi radio
Tidak sensitif terhadap panas dan benturan, baik di dalam lubang
maupun di permukaan
Waktu tunda lebih presisi dan bervariasi dibanding detonator
listrik
Tidak bersuara
Tidak terpengaruh adanya symphatetic detonation
Tidak ada pengaruh negatif terhadap bahan peledak di dalam
lubang ledak
Jumlah lubang ledak banyak, bisa di atas 500 lubang
Tahan terhadap air bertekanan tinggi
Lentur dan tidak mudah patah walaupun pada musim dingin
OHT 38
Uraian tentang perlengkapan untuk sistem peledakan nonel terdapat
pada Modul 2: PERLENGKAPAN PELEDAKAN
Tie-in sumbu nonel adalah penyambungan sumbu nonel di permukaan
(surface / trunkline) dgn di dalam lubang (in-hole / downline). Karena
sumbu nonel dipermukaan dan di dalam lubang terdapat delay
detonators, maka disebut surface / trunkline delay dan in-hole /
downline delay.
Perhatikan arah datangnya gelombang inisiasi yang menuju rangkaian
Blok pengikat (bunch block) yang dilengkapi detonator tunda harus
diletakkan dekat dengan lubang ledak
Disepanjang control line terdapat minimal 4 ikatkan sumbu nonel per
bunch block, yaitu 1 sumbu nonel tunda downline dan 3 sumbu nonel
tunda trunkline yang terdiri dari pengikatan 1 sumbu control line
“datang” dengan 1 sumbu nonel cabang dan 1 sumbu control line
“pergi”.
Pada sumbu nonel cabang hanya terdapat 3 ikatan sumbu nonel per
bunch block, yaitu 1 sumbu nonel tunda downline, 1 sumbu nonel
OHT 39 tunda trunkline “datang”, dan 1 sumbu nonel tunda trunkline “pergi”.
Arah gelombang
masuk ke rangkaian Spasi
(IP) Blok pengikat sumbu
(bunch block) Control line
293 310 327 344 361 378 395 412 429 436
59 76 93 110 127 144 161 178 195 212
234 251 268 285 302 319 336 353 370 387
17 34 51 68 85 102 119 136 153
175 192 209 226 243 260 277 294 311 328
bidang bebas
IP (instant) waktu tunda permukaan waktu lubang meledak
sebenarnya
POLA PELEDAKAN
42 ms ke arah
Waktu tunda permukaan diagonal Waktu tunda dalam lubang
(surface atau trunkline delay ) : (in-hole atau downline delay ):
17 ms sebagai
- Menggunakan
control-line di depan
PRIMADET 175 ms
OHT 41
Free Face
334 434 534 634 734 834 934 1034 1051
309 409 509 609 709 809 909 1009 1026
284 384 484 584 684 784 884 984 1001
259 359 459 559 659 759 859 959 976
134 234 334 434 534 634 734 834 851
217 317 417 517 617 717 817 917 1017
192 292 392 492 592 692 792 892 992
167 267 367 467 567 667 767 867 967
142 242 342 442 542 642 742 842 942
17 117 217 317 417 517 617 717 817
200 300 400 500 600 700 800 900 1000
175 275 375 475 575 675 775 875 975
150 250 350 450 550 650 750 850 950
125 225 325 425 525 625 725 825 925
bidang bebas
IP (instant) waktu tunda permukaan waktu lubang meledak
sebenarnya
POLA PELEDAKAN
Waktu tunda permukaan 17 ms ke arah Waktu tunda dalam lubang
diagonal
(surface atau trunkline delay ) : (in-hole atau downline delay ):
100 ms sebagai - Menggunakan
control-line di depan PRIMADET 125 - 200 ms
Label waktu
tunda
Trunkline
Tampak samping
J-Hook J-Hook
(a)
Arah tarikan
sumbu nonel
Ultrasonic seal
Mulut lubang
ledak
1. Kaitkan J-Hooks ke trunkline
Trunkline detcord (a)
2. Genggam ikatan J Hooks dan
(b) trunkline detcord, kmd tarik
perlahan-lahan sumbu nonel ke
arah luar agar tdk kendur (b)
3. Atur posisi ikatan J Hooks dgn
menggesernya sepanjang trunkline
(c)
detcord ( c )
Hanging wall
Sumbu nonel
Kayu penopang
trunkline
Dinding samping
Dinding samping Detonator
pemicu
Trunkline
Ikatkan trunkline ke kayu
Lantai Tarik sumbu nonel dari penopang agar kencang
Dilarang memasang dalam lubang agar kencang dan tidak menyentuh dasar
detonator sebelum seluruh Detonator sebagai dan ikatkan ke trunkline
penyambungan rangkaian di pemicu ledak ke arah
permuka kerja selesai permuka kerja
Lubang
ledak
rang ledak
pele kaian
an
dak
g
men mban
uju
lo
MS Connector
h ge
Ara
Bentangan sambungan Simpul bunga
sumbu ledak cengkeh
Posisi MS-
connector
DRC
DRC
b
• Buatlah primer dengan sumbu ledak menggunakan bahan
peledak cartridge dan padat (booster)
• Peragakan cara-cara penyambungan sumbu ledak di ruang
kelas
• Gambarkan pola peledakan sumbu ledak dengan ketentuan
sbb:
– jumlah lubang 100 disusun dalam 3 baris
– Surface delay menggunakan MS-connector 42 ms
– Arah peledakan ketengah-tengah area peledakan
• Gambarkan pola peledakan kombinasi nonel dengan sumbu
ledak dengan ketentuan sbb:
– jumlah lubang 100 disusun dalam 3 baris
– Sumbu ledak sebagai surface delay dan sumbu nonel sebagai
downline delay
– Surface delay menggunakan MS-connector 42 ms, dan in-hole
menggunakan 100 ms
– Arah peledakan kesalah satu pojok area peledakan