Didaktik Metodik - Dikonversi
Didaktik Metodik - Dikonversi
Didaktik Metodik - Dikonversi
DOSEN PENGAMPU:
Ust. Agus Ali, M.Pd.
Di susun oleh:
Muhamad Yuda Maulidin
Assalamualaikum Wr. Wb
Allhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
melimpahkan rahmat serta inayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penulisan makalah
Didaktik metodik Pendidikan islam ini dan kami tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang ikut menyemangati dan memberi kritik dan saran dalam pembuatan makalah
ini. Hal ini dengan tujuan untuk membantu para mahasiswa untuk mengetahui, memahami,
bahkan mengimplementasikannya.
Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Akhirul kalam, semoga dapat memberikan bantuan kepada para mahasiswa dalam
menyelenggarakan proses belajar mengajar dikampus. Amin
TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui maksud dari metode ceramah, diskusi dan tanya jawab
2. Mengetahui Langkah-langkah penerapan metode tersebut
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan metode tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
a. Metode ceramah
1. Pengertian metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan pengajaran melalui penerangan dan
penuturan lisan oleh guru kepada siswa tentang suatu topik materi. Dalam ceramahnya guru dapat
menggunakan alat bantu/alat peraga seperti gambar, peta, benda, barang tiruan dan lain-lain. Peran
siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan seksama dan mencatat pokok-pokok
penting yang dikemukakan oleh guru. Menurut Abuddin Nata, “bahwa metode ceramah adalah
cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan secara
langsung dihadapan peserta didik.” Sedangkan menurut Sholeh Hamid dalam bukunnya
Edutaiment mengatakan bahwa “metode ceramah adalah metode yang memang sudah ada sejak
adannya pendidikan.”
Metode ceramah ini termasuk metode yang paling banyak digunakan digunakan karena biaya
murah dan mudah dilakukan, memungkinkan banyak materi yang disampaikan, adannya
kesempatan bagi guru untuk menekankan bagian yang penting, dan pengaturan kelas dapat
dilakukan secara sederhana. Mengajar dengan metode ceramah berarti memberikan suatu
informasi melalui pendengaran siswa, siswa dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru
dengan cara mendengarkan apa yang telah guru ucapkan. Dalam proses pembelajaran disekolah,
tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian,
prinsip- prinsip) yang banyak serta luas.
2. Langkah-langkah penerapan metode ceramah
Langkah pertama : persiapan
a) Menjelaskan tujuan lebih dahulu kepada siswa dengan maksud agar Siswa mengetahui
arah kegiatannya dalam belajar.
b) Mengemukakan pokok materi yang disampaikan kepada siswa.
c) Memancing pangalaman siswa dengan materi yang akan dipelajarinya yaitu dengan cara
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian mereka.
Langkah kedua : penyajian
a) Memperhatikan siswa dari awal sampai akhir pelajaran, agar siswa tetap
berkonsentrasi terhadap pelajaran.
b) Menyajikan pelajaran secara sistematis.
c) Kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif.
d) Memberi pelajaran ulangan kepada siswa
e) Membangkitkan motivasi belajar secara terus menerus selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
f) Menggunakan media pelajaran yang variatif yang sesui dengan tujuan pembelajaran.
Langkah ketiga : penutup
a) Mengambil kesimpulan dari semua materi pelajaran yang telah diberikan.
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi materi pelajaran yang telah
diberikan.
c) Melaksanakan penilaian secara komprehensip untuk mengukur perubahan tingkah
laku.
3. Kelebihan dan kekurangan metode ceramah
Kelebihan metode ceramah antara lain :
a) Praktis dari sisi persiapan.
b) Efisien dari sisi waktu dan biaya.
c) Dapat menyampaikan materi yang banyak
d) Mendorong guru untuk menguasai materi
e) Lebih mudah mengontrol kelas
f) Peserta didik tidak perlu persiapan
g) Peserta didik langsung menerima ilmu pengetahuan.
Kekurangan metode ceramah antara lain :
a) Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru.
b) Siswa seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru,
meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar.
c) Siswa akan lebih bosan dan merasa mengantuk, karena dalam metode ini, hanya
guru yang aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan para peserta didik hanya
duduk diam mendengarkan penjalasan yang telah diberikan oleh guru.
b. Metode diskusi
1. Pengertian metode diskusi
Secara etimologi kata diskusi merupakan serapan dari bahasa Latin, yakni discutio, dan
maksudnya adalah bertukar pikiran. Namun dalam aktivitasnya bertukar pikiran tidak semuanya
bisa dihubungkan dengan diskusi. Ini disebabkan, esensi dari diskusi merupakan aktivitas bertukar
pikiran secara sistematis dan terarah.
Metode diskusi adalah aktivitas pembelajaran yang pada penerapannya siswa akan diberi
suatu problem yang bisa berbentuk pertanyaan atau fakta untuk dirundingkan bersama pada
sebuah grup belajar.
Model diskusi merupakan pengajaran yang berfokus pada cara belajar siswa untuk bisa
memecahkan kasus dari sebuah masalah. Metode ini dilakukan oleh dua atau lebih siswa yang
saling berinteraksi.
Sebelum aktivitas diskusi dimulai, guru akan menjelaskan beberapa materi sebagai bahan
stimulus bagi siswa dalam berdiskusi. Selanjutnya siswa diberi waktu untuk bertanya tentang
bahan materi yang belum bisa dipahami.
Setelah aktivitas diskusi selesai siswa akan mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
Selanjutnya siswa akan diberi cara untuk merangkum agar materi bisa dipahami dan dikuasi
dengan baik.
• Metode ini bisa menstimulus siswa menjadi kreatif. Sehingga siswa bisa
menyampaikan segala inspirasi yang ada di pikirannya. Ini bermanfaat
untuk problem solving dan breakthrough.
• Meningkatkan perilaku toleransi dan menerima pemikiran orang lain.
• Bisa memperluas dan memperdalam ilmu dan wawasan.
• Membimbing siswa sehingga terbiasa dengan musyawarah untuk mencari sebuah
solusi.
• Metode ini kurang bisa digunakan pada grup belajar yang besar.
• Diskusi pada siswa bisa menjadi melenceng bila tidak di arahkan. Ini bisa memuat
waktu menjadi lama.
• Diskusi bisa menjadi timpang bila siswa yang pendiam tidak menunjukan inisiatif
untuk berpartisipasi.
• Siswa memperoleh data materi yang sedikit.