K13 - Statistik Non Parametrik Untuk Uji Kemaknaan Sampel Tunggal
K13 - Statistik Non Parametrik Untuk Uji Kemaknaan Sampel Tunggal
K13 - Statistik Non Parametrik Untuk Uji Kemaknaan Sampel Tunggal
𝑫 = 𝑭𝒐 𝒙 − 𝑭𝒕 (𝒙)ȁ𝐦𝐚𝐤𝐬
D = penyimpangan
F0 x = distribusi kumulatiif teoritis
Fn x = distribusi kumulatif hasil observasi
Ketentuan
• Signifikansi
• Nilai D hitung dibandingkan nilai tabel D
• D < D tabel; Ho diterima, Ha ditolak
• D ≥ D tabel; Ho ditolak, Ha diterima
Untuk data di atas 35, nilai D tabel
dapat diperoleh dengan rumus apabila
alpha 5%:
1,36
𝐷=
𝑛
CONTOH
Sebuah studi berminat memeriksa apakah berat otak para penderita penyakit tertentu didistribusikan secara
normal. Dari suatu autopsi diketahui berat otak 15 orang dewasa penderita penyakit tertentu sebagaimana
tersaji pada tabel berikut.
Dapatkah berdasarkan data tersebut, kita menarik kesimpulan bahwa populasi asal sampel didistribusi secara
normal, dengan mean 1083 dan simpang baku 129? Tentukan pula p untuk uji ini.
Asumsi
Sampel yang tersedia adalah sampel acak sederhana dari sebuah distribusi populasi kontinu
Hipotesis
𝐻𝑜 ∶ 𝐹 𝑥 = 𝐹𝑡 𝑥 untuk semua x dari – sampai +
𝐻𝑎 ∶ 𝐹 𝑥 ≠ 𝐹𝑡 𝑥 untuk paling sedikit sebuah x
Statistik Uji
𝐷 = 𝐹𝑜 𝑥 − 𝐹𝑡 (𝑥)ȁmaks
Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa sampel berat otak berasal dari populasi dengan distribusi normal.
Uji Independensi
Chi Square
(test of independence)
• Untuk mengetahui apakah dua variabel saling
berhubungan (tergantung, mempengaruhi,
dependen) atau tidak saling berhubungan (tidak
tergantung, tidak mempengaruhi, independen)
• Data yang dianalisis berasal dari sebuah sampel
acak dari sebuah populasi
• Data dianalisis menurut 2 variabel variabel c
kategori dan variabel r kategori dipresentasikan
ke dalam tabel r x c
RUMUS
2
𝑂𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗
𝜒2 =
𝐸𝑖𝑗
Di mana :
𝑂𝑖𝑗 = frekuensi teramati pada sel ij
𝐸𝑖𝑗 = frekuensi harapan pada sel ij
Variabel I
Kategori 1 Kategori 2
Kategori 1 a b a+b
Variabel II
Kategori 2 c d c+d
𝑎+𝑐 × 𝑎+𝑏
𝐸11 =
𝑁
𝑏+𝑐 × 𝑎+𝑏
𝐸12 = dan 𝑁 =𝑎+𝑏+𝑐+𝑑
𝑁
𝑎+𝑐 × 𝑐+𝑑
𝐸21 =
𝑁
𝑏+𝑑 × 𝑐+𝑑
𝐸22 =
𝑁
Dengan demikian, statistik χ2 dapat dihitung lebih cepat dengan alternatif sbb:
𝑁(𝑎𝑑 − 𝑏𝑐) 2
𝜒2 =
(𝑎 + 𝑏)(𝑐 + 𝑑)(𝑎 + 𝑐)(𝑏 + 𝑑)
Sebuah studi berminat mengetahui hubungan antara persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit dan pemilihan
jenis pemberi pelayanan kesehatan. Dari populasi pemakai pelayanan kesehatan modern dan tradisional dicuplik
sebuah sampel. Persepsi kerentanan dibagi dua kategori: sangat serius dan kurang serius. Hasilnya disajikan pada tabel
berikut.
PERSEPSI KERENTANAN
TERHADAP PENYAKIT
Sangat Serius Kurang Serius
Berdasarkan data tersebut, dapatkah kita simpulkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi kerentanan terhadap
penyakit dan pemilihan jenis pemberi pelayanan kesehatan pada ⍺ = 0,05?
Penyelesaian:
Asumsi
Sebuah sampel dipilih secara acak dari populasi dan pengamatan dilakukan independen
Hipotesis
Ho : Kedua variabel (persepsi kerentanan terhadap penyakit dan pemilihan jenis pemberi pelayanan kesehatan) tidak
saling tergantung
Ha : Kedua variabel saling tergantung
Statistik Uji
2
2
𝑂𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗
𝜒 =
𝐸𝑖𝑗
𝑎+𝑐 × 𝑎+𝑏 32 × 30
𝐸11 = = = 19,2
𝑁 50
𝑏+𝑑 × 𝑎+𝑏 18 × 30
𝐸12 = = = 10,8
𝑁 50
𝑎+𝑐 × 𝑐+𝑑 32 × 20
𝐸21 = = = 12,8
𝑁 50
𝑏+𝑑 × 𝑐+𝑑 18 × 20
𝐸22 = = = 7,2
𝑁 50
2 𝑁(𝑎𝑑−𝑏𝑐)2 50 24 12 −(6)(8) 2
𝜒 = = = 8,33
(𝑎+𝑏)(𝑐+𝑑)(𝑎+𝑐)(𝑏+𝑑) (30)(20)(32)(18)
Keputusan Statistik
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi pasien tentang kerentanan
terhadap penyakit dan jenis pemberi pelayanan kesehatan yang dipilih.
Dengan memperhatikan distribusi frekuensi dalam tabel 2x2, dapat dikatakan bahwa jika pasien
menganggap sakitnya sangat serius, ia cenderung memilih rumah sakit untuk berobat daripada dukun.
Uji Exact Fisher
• Digunakan untuk menguji kemaknaan hubungan
antara dua variabel kategorikal
• Menggunakan pendekatan probabilitas pasti
(exact probability)
• Alternatif dari uji Kai Kuadrat bila jumlah sel dalam
tabel kontingensi yang memuat frekuensi harapan
< 5 lebih dari 20%
• Memberikan hasil yang akurat untuk semua tabel
2x2 yang nilai-nilai harapannya terlalu kecil untuk
dianalisis dengan uji Kai Kuadrat
Format tabel 2 x 2 dalam uji pasti Fisher
Variabel I
Kategori 1 Kategori 2 TOTAL
Kategori 1 a b a+b
Variabel II
Kategori 2 c d c+d
Satu sisi
Ho : p1 = p2
Ha : p1 < p2
Ho : p1 = p2
Ha : p1 > p2
p = P(a) + P(a+1) + … + P(k)
Contoh:
Sebuah studi kasus kontrol meneliti jumlah kematian orang-orang berusia 50-54 tahun di sebuah kabupaten dalam 1
bulan. Ditemukan bahwa dari 30 orang yang meninggal karena penyakit serebrovaskuler (CVD), 4 orang mempunyai
riwayat diet tiggi garam. Sedangkan dari 20 orang yang meninggal karena sebab lain. 2 orang mempunyai riwayat diet
tinggi garam. Data disajikan pada tabel kontingensi berikut.
KONSUMSI GARAM
Tinggi garam Rendah garam TOTAL
CVD 4 26 30
SEBAB
KEMATIAN
NON CVD 2 18 20
TOTAL 6 44 50
KONSUMSI GARAM
Tinggi garam Rendah garam
CVD 0 30 30
SEBAB
KEMATIAN
NON CVD 6 14 20
6 44 50
20 × 19 × 18 × 17 × 16 × 15
=
50 × 49 × 48 × 47 × 46 × 45
= 0,00244
Pembuatan semua konfigurasi table dengan jumlah tepi tetap
0 1 2 3
4 26 5 6
2 18
Pembuatan semua konfigurasi table dengan jumlah tepi tetap
0 30 1 29 2 28 3 27
6 14 5 15 4 16 3 17
4 26 5 25 6 24
2 18 1 19 0 20
Keuntungan dari memakai rumus pengulangan, kita hanya perlu menghitung tabel ke 0 dengan
menggunakan rumus faktorial. Berdasarkan nilai probabilitas tabel ke 0 tersebut, penghitungan
probabilitas tabel-tabel berikutnya cukup memaka rumus ulangan sbb:
𝑏𝑐
𝑃(𝑎+1) = 𝑃(𝑎)
(𝑎 + 1)(𝑑 + 1)
Dengan
𝑃(𝑎) = probabilitas untuk memperoleh tabel a, dengan a = 0,1,…,k
𝑃(𝑎+1) = probabilitas untuk memperoleh tabel a + 1
Maka,
𝑃(0) = 1 × 𝑃 0 = 1 × 0,00244
30×6 30×6
𝑃(1) = 𝑃(0) 1×15 = 0,00244 1×15
= 0,02928
29×5 29×5
𝑃(2) = 𝑃(1) 2×16 = 0,02928 = 0,13267
2×16
28×4 28×4
𝑃(3) = 𝑃(2) 3×17 = 0,13267 = 0,29135
3×17
27×3 27×3
𝑃(4) = 𝑃(3) 4×18 = 0,29135 = 0,32777
4×18
Dan seterusnya hingga 𝑃(6)
Pembuatan semua konfigurasi table dengan jumlah tepi tetap
0 30 1 29 2 28 3 27
6 14 5 15 4 16 3 17
4 26 5 25 6 24
2 18 1 19 0 20