Laporan Bedside Teaching - PICU

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN BEDSIDE TEACHING

RUANG PICU

Disusun dalam memenuhi salah satu tugas Keperawatan GADAR KRITIS dengan
Pembimbing CI Bu Novvy Tri Sudawaty S.Kep.Ners

Disusun Oleh:

Siti Halimah Tusadiah

319072

PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

PPNI JAWA BARAT

BANDUNG

2020
A. Pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD)
Analisa gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG) test adalah tes darah yang
diambil melalui pembuluh darah arteri untuk mengukur kadar oksigen, karbon
dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam darah. Komponen AGD:
1. pH : 7, 35-7,45
2. pCO2 : 35-45mmHg
3. HCO3 : 22-26 mmol/L
4. PaO2 : 80-100
5. Saturasi : 95-100%

Interprestasi AGD:

1. pH : ≤ 7, 35 (asidosis) ≥7,45 (alkalosis)


2. Asidosis Respiratorik : pH: ≤7, 35 pCO2 ≥45
3. Alkalosis Respiratorik : pH: ≥7, 45 pCO2 ≤35
4. Asidosis Metabolic : pH: ≤7, 35 HCO3: ≤22 mmol/L
5. Alkalosis Metabolic : pH: ≥7, 45 ≥ 26 mmol/L
B. Pengisian Lembar Kardeks
Lembar kardeks atau flowchart diisi oleh tenaga kesehatan. Diisi setiap 1 jam.
Meliputi:
1. Kolom identitas (BB diupdate setiap hari, tanggal masuk RS, tanggal masuk
ruangan, asal ruangan, hari rawat ke berapa dll)
2. Kolom diagnosa; harus sudah ditegakkan diagnose karna sudah banyak data
penunjang
3. Kolom TTV, diisi dengan warna pulpen berbeda HR merah, suhu hujau, RR biru,
lihat tanda-tanda syok dengan menghitung MAP ≤45, HR meningkat
4. Kolom intake (parenteral, transfuse, oral (harus diisi berapapun cc yang masuk
karna mempengaruhi BB) )
5. Kolom output (urine, NGT, muntah, drain
IWL rumus: Nilai konstanta x BB
24
6. Kolom dokumentasi seperti laboratorium (pengambilan sample jam berapa),
tindakan suction, nesting, postural drainage, ETT,OGT (tanggal pemasangan)
C. Pemberian Nutrisi Enteral
SOP:
1. Kaji kebutuhan terapi infus dan parenteral pasien
2. Pastikan program pemberian cairan: jumlah kebutuhan, jenis cairan dan lama
pemberian
3. Siapkan peralatan: 1 buah cairan infus /parenteral yang akan diberikan, 1 buah
infus set, alcohol swab 2 buah, mesin infus
4. Cuci tangan
5. Hubungkan infus set dengan cairan yang akan diberikan, pastikan tidak ada udara
dalam selang infus
6. Cek dan pastikan kelancaran dan kepatenan CVC atau perifer line yang akan
digunakan
7. Hubungkan infus set denganCVC atau perifer line yang tersedia
8. Nyalakan mesin infus pump
9. Buka pintu penutup dan masukan selang infus pada jalur yang tersedia (sesuaikan
dengan SPO dan alat yang ada)
10. Tutup pintu infus pump
11. Lakukan pengaturan terhadap mesin infus pump. Pengaturan dapat dilakukan
dengan menggunakkanwaktu atau jumlah larutan yang akan diberikan per jam atau
target cairan dalam
12. Setelah dilakukan pengaturan tekan tombol start untuk memulai pemberian terapi
cairan
13. Pastikan cairan yang diberikan mengalir dan tidak terdengan bunyi alarm
14. Cuci tangan
15. Lakukan pendokumentasian
D. Pemberian Terapi Melalui Infus Pump Triway Syringe Pump
SOP:
Pengkajian
1. Kaji kebutuhan pasien akan terapi medikasi dengan syringe pump
2. Perhatikan program medis terhadap pemberian medikasi: dosis, jumlah pelarut dan
lama pemberian

Persiapan Alat

1. 1 buah obat yang akan diberikan sesuai program


2. 1 buah pelarut
3. Spuit yang compatible 10cc, 20cc, 50cc sesuai kebutuhan
4. 1 buah extention tube
5. 2 buah alcohol swab
6. 1 buah mesin syringe pump

Pelaksanaan

1. Masukkan obat yang akan diberikan kedalam spuit. Jika dalam bentuk bubuk
larutkan terlebih dahulu. Jika dalam bentuk cair perhatikan apakah memerlukan
pelarut atau dapat diberikan langsung
2. Hubungkan spuit dengan extension tube. Pastikan tidak ada udara dalam extension
tube yang digunakan
3. Tutup satu jalur three way sehingga darah tidak mengalir keluar lalu buka capnya
4. Bersihkan three way dengan menggunakan alcohol swab
5. Hubungkan ujung ekstension tube dengan three way
6. Nyalakan syringe pump, lalu angkat tuas pengait dan tempatkan barrel spuit pada
syringe pump
7. Lakukan pengaturan jumlah obat yang akan diberikan
8. Setelah dilakukan pengaturan jumlah obat yang akan diberikan atau waktu
pemberian, selanjutnya tekan tombol start untuk memulai pemberian obat
9. Pastikan obat yang diberikan mengalir dengan lancer
10. Cuci tangan
11. Lakukan pendokumentasian
E. Menghitung Pemberian Dosis Obat
Rumus: Dosis Yang Dibutuhkan x Pelarut
Sediaan
Contoh Soal:
1. Meropenem 3x60ml
Sediaan: 1gr
Jawab: 60/1000x10= 0,6ml
2. Dexamethasone 1x0,8mg
Sediaan: 1ml=5mg
Jawab: 0,8/5x1= 0,016
3. Dobutamin 5mikro/jam dalam dextrose 5% 50ml(BB 8kg)
Sediaan: 250g=50ml
Rumus: 30mg/kgBB
Jawab: 30x8/50=4,8 cc ditambah 45,2ml dextrose
F. Pengelolaan Ventilator
Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang memberikan bantuan
nafas dengan cara membantu sebagian atau mengambil alih semua fungsi ventilasi
guna mempertahankan hidup. Terdapat 2 jenis ventilator yaitu ; tipe ventilator tekanan
negative dan tipe tekanan positif, namun seiring perkembangan pengetahuan saat ini
yang masih digunakan adalah ventilator tipe tekanan positif.
Indikasi dari pemasangan ventilator makanik adalah adanya ; gagal nafas akut
disertai asidosis respiratorik yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan biasa,
hipoksemia yang telah mendapat terapi oksigen maksimal, namun tidak ada
perbaikan, apneu.
Parameter setting yang lazim digunakan adalah dengan mengatur Respiratory
Rate (RR), Tidal Volume (TV), Fraksi Oksigen (FiO2), Inspirasi : Ekspirasi (I:E
ratio), Pressure limite/ Pressure inspirasi (IP), Trigger/ sensitivity, Positif End
Ekspirasi Pressure (PEEP). Respiratory Rate (RR) merupakan jumlah nafas yang
diberikan kepada pasien setiap menitnya. Tidal Volume merupakan jumlah volume
udara yang diberikan oleh ventilator kepada pasien setiap kali nafas. Fraksi Oksigen
(FiO2) merupakan jumlah konsentrasi oksigen yang diberikan oleh ventilator kepada
pasien. Inspirasi : Ekspirasi (I:E ratio) merupakan nilai normal fisiologis
perbandingan antara inspirasi dan ekspirasi. Pressure limite/ Pressure inspirasi
mengatur atau membatasi jumlah pressure yang diberikan dari volume cycle
ventilator. Trigger/ sensitivity berfungsi untuk menentukan jumlah upaya nafas pasien
yang diperlukan untuk memulai/ mentriger inspirasi pada ventilator. Positif End
Ekspirasi Pressure (PEEP) berguna untuk mempertahankan tekanan jalan nafas pada
akhir ekspirasi.
Mode ventilator konvensional secara umum dapat dibedakan menjadi ; Control
Mode, Asist Mode, IMV (Intermitten Mandatory Ventilator), SIMV (Synchronize
Intermitten Mandatory Ventilator), Pressure Support/ Spontan Mode. Control Mode
memungkinkan pasien menerima volume, pressure dan frekuensi sesuai yang telah di
atur, dengan kata lain semua fungsi pernafasan diambil alih oleh mesin. Asist Mode
memungkinkan pasien menerima volume dari mesin dan bantuan nafas, tetapi hanya
sedikit. Pasien diberikan kesempatan untuk bernafas spontan, jumlah pernafasan dan
volume semenit ditentukan oleh pasien. IMV (Intermitten Mandatory Ventilator)
memungkinkan pasien menerima volume dan RR dari ventilator, diantara pernafasan
yang diberikan ventilator, pasien diberi kesempatan untuk bernafas sendiri, dengan
modus ini ventilator memberikan bantuan nafas dimana saja pada saat siklus pasien
bernafas sendiri. SIMV (Synchronize Intermitten Mandatory Ventilator), modus ini
sama dengan IMV, namun pada modus ini bantuan nafas dari ventilator, tidak terjadi
pada saat pasien bernafas sendiri sehingga tidak terjadi benturan antara pernafasan
pasien dengan ventilator. Pressure Support/ spontan Mode, modus ini ventilator
memberikan bantuan ventilasi dengan cara memberikan tekanan positif yang telah
ditentukan pada saat pasien inspirasi. CPAP/ Spontan Mode, pada modus ini
memungkinkan ventilator memberikan tekanan positif pada jalan nafas untuk
membantu ventilasi selama siklus pernafasan, RR dan volume tidal ditentukan oleh
pasien.
G. Pengkajian Skala Nyeri Pediatric
1. Neonatal Infant Pain Score (NIPS)
No Kategori Skor
1 EKSPRESI WAJAH
Otot wajah rileks, ekspresi netral 0
Otot wajah tegang, alis berkerut, rahang dagu 1
2. Skala Nyeri Metode Flacc Scale (Khusus 2 Bulan – 7 Tahun)
mengunci
2 TANGISAN
Tenang, tidak menangis 0
Mengerang, sebentar-sebentar menangis 1
Terus menerus menangis, menangis kencang, 2
melengking
Note: menangis diam dapat dapat dimasukkan
kedalam skor ini jika bayi terintubasi dengan
dasar penilaiannya pergerakan mulut dan
wajah
3 POLA NAFAS
Rileks, nafas regular 0
Pola nafas berubah: tidak teratur, lebih cepat 1
dari biasanya, tersedak, menahan nafas
4 TANGAN
Rileks, otot tangan tidak kaku, kadang 0
bergerak tidak beraturan
Fleksi/ekstensi yang kaku, meluruskan kaki 1
tapi dengan cepat melakukan fleksi/ekstensi
yang kaku
5 KAKI
Rileks, otot tidak kaku, kadang bergerak 0
tidak beraturan
Fleksi/ekstensi yang kaku, meluruskan kaki 1
tapi dengan cepat melakukan fleksi/ekstensi
yang kaku
6 KESADARAN
Tidur pulas atau cepat bangun, alert dan 0
tenang
Rewel, gelisah dan meronta-ronta 1
NILAI TOTAL SKOR …./7
Catatan:
Skor >3 mengindikasikan bahwa bayi
mengalami nyeri
Observasi dilakukan setiap shift pada saat
pengukuran tanda vital, pasien pertama kali
dirawat dan pasien dengan paska tindakan
Bila skor >3 → observasi diulang tiap 4 jam
N Kategori Skor Tota
o l
0 1 2
Face Tidak Terkadang Sering
(wajah) ada meringis/menar menggertakan
ekspresi ik diri dagu dan
H. khusus, mengatupkan Suction

senyum rahang Suction


Leg (kaki) Normal, Gelisah, tegang Menendang, adalah
rileks kaki tertekuk, suatu
melengkungk cara
an punggung untuk
Activity Berbarin Menggeliat, Kaku atau
(aktivitas) g tidak bisa diam, menghentak
tenang, kaku
posisi mengerang
normal,
mudah
bergerak
Cry Tidak Merintih, Terus
(menangis) menangi merengek, menangis,
s kadang-kadang berteriak,
mengeluh sering
mengeluh
Consability Rileks Dapat Sulit dibujuk
(konstabilit ditenangkan
i) dengan
sentuhan,
pelukan,
bujukan, dapat
diahlihkan
Total
mengeluarkan secret dari saluran nafas dengan menggunakan suatu catheter suction
yang dimasukkan melalui hidung atau rongga mulut ke dalam pharing atau sampai
trachea. Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan
jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat
dengan cara mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya
sendiri.
Indikasi dilakukannya penghisapan adalah adanya atau banyaknya sekret yang
menyumbat jalan nafas, ditandai dengan : hasil auskultasi : ditemukan suara crackels
atau ronkhi, nadi dan laju pernafasan meningkat, sekresi terlihat di saluran napas atau
rangkaian ventilator, permintaan dari klien sendiri untuk dilakukan penghisapan
lender dan meningkanya peak airway pressure pada mesin ventilator.
Jenis kanul suction yang ada dipasaran dapat dibedakan menjadi Open Suction
dan Close Suction. Open Suction merupakan kanul konvensional, dalam
penggunaannya harus membuka konektor sirkuit antara ventilator dengan ETT/
pasien, sedangkan Close Suction: merupakan kanul dengan sistem tertutup yang
selalu terhubung dengan sirkuit ventilator dan penggunaanya tidak perlu membuka
konektor sehingga aliran udara yang masuk tidak terinterupsi.
Ukuran kanul suction yang direkomendasikan adalah anak usia 2-5 tahun 6-
8F, usia sekolah 6-12 tahun 8-10F, remaja-dewasa 10-16F. Tekanan suction dinding
pada dewasa 100-140 mmHg, anak-anak 95-100 mmHg, bayi 50-95 mmHg. Tekanan
pada suction portable pada dewasa 10-15 mmHg, anak-anak 5-10 mmHg, bayi 2-5
mmHg.

Prosedur pelaksaan suction pada pasien yang terpasang ETT yaitu:

1. Siapkan peralatan, antara lain :


a. Mesin suction / suction source / regulator suction dengan botolnya (kontainer)
b. Pipa penyambung
c. Suction cahteter dengan nomor yang sesuai
d. Air steril dalam tempat yang steril
e. 1 Sarung tangan steril, 1 non steril
f. Goggles (bila perlu)
g. Resuscitation bag yang telah dihubungkan dengan O2 100%
h. Stetoscope
2. Cuci tangan,
3. Jelaskan prosedur dan tujuan kepada pasien / keluarga
4. Pastikan peralatan suction berfungsi dengan baik, atur daya hisap sesuai
kebutuhan pasien, yaitu 110-150 mmHg untuk orang dewasa, 95-110 untuk anak-
anak dan 50-95 mmHg untuk bayi,
5. Buka pembungkus suction catheter
6. Pakai sarung tangan steril pada tangan yang lebih dominan, non steril pada tangan
yang lain kemudian hubungkan suction catheter dengan selang penghubung ke
botol
7. Lakukan hiperoksigenasi 100 % selama 2-3 menit dengan resuscitator bag atau
fasilitas yang ada di ventilator
8. Masukkan suction catheter ke dalam ETT dalam keadaan tidak menghisap secara
cepat dan lembut sampai ada reflek batuk, tarik sekitar 1 cm, kemudian ditarik
dalam keadaan menghisap secara rotasi dengan tangan memakai sarung tangan
steril, catheter suction hanya boleh 10-15 detik didalam ETT
9. Bilas suction cahteter dengan air steril, sementara untuk perawat kedua lakukan
hiperoksigenasi dengan resuscitator bag atau fasilitas yang ada di ventilator
10. Lakukan kembali pengisapan : bila sekret kental, melakukan bronchial washing
(SOP Bronchial Washing),
11. Buang suction catheter ke tempat yang telah ditentukan,
12. Hubungkan kembali ventilator ke ETT
13. Periksa pernafasan apakah pengembangan dada kanan dan kiri semetris
14. Bereskan alat-alat
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan kegiatan (catat sputum: banyaknya, kekentalan, warna) dan
keadaan pasien selama prosedur

Anda mungkin juga menyukai