Resume KDK JEAN WATSON

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

RESUME

“WATSON PHYLOSOPHY AND SCIENCEOF NURSING”

Disusun oleh :

Ni’matul Maulabibi

(P20005)

Kelas : P20A

D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA


“TEORI KEPERAWATAN

MENURUT JEAN WATSON”

A. Manusia sebagai Fokus Sentral Keperawatan.

Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk


mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik
dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Tindakan keperawatan mengacu
langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan
memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta penegahan penyakit. Model
Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien
dalam mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses
perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan
respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial, kebutuhan
manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan
kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu
perawat juga memberikan kenyamanan pada perhatian serta empati pada klien dan
keluarganya.

Menurut Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang


digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A. Azis Alimul
Hidayat 2002). Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi
bahwa human science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan
keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan
empiris dengan estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang
human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan,
seperti dinyatakan oleh Watson (1985) " human care is the heart of nursing". Dalam
pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully functional
integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh, ….."the
human is viewed as greater than, and different from, the sum of his or her parts ….
(Watson,1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang
manusia, secara bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya.
Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga
diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan
lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan itu semua penting untuk
perkembangan personalnya. Pandangan dasar tentang manusia ini, yang dalam paradigma
keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya memberi arah pada eksplorasi tentang
human science , human responses (to health and illness) dan human care serta menuntun
perawat untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan
manusiawi. Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada
unsur teori kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaraanya:

1. Kebutuhan Dasar Biofisikal (kebutuhan untuk hidup) : kebutuhan makan dan cairan,
kebutuhan eliminasi, dan kebutuhan ventilasi.
2. Kebutuhan Dasar Psikofisikal (kebutuhan fungsional) : kebutuhan aktifitas dan
istirahat, serta kebutuhan sexualitas.
3. Kebutuhan dasar Psikososial (kebutuhan untuk integrasi) : kebutuhan untuk
berprestasi dan berorganisasi.
4. Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (pengembangan) yaitu
kebutuhan aktualisasi diri.

Skema Kebutuhan Dasar menurut J.Watson, berdasarkan 4 kebutuhan tersebut, Jean


Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki
bermacam-macam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera
merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencaegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya
pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

B. Sehat Dan Kesehatan.

Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the
mind,body and soul. Its also associated with the degree of congruence between the self as
perceived and the self as experienced, such a viewed of health focuses on the entire nature of
the individual in his or her physical, social, esthetic and moral realms-instead of just certain
aspects oh human behavior and physiology." Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat
merupakan kondisi yang utuh dan selaras antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan
dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan.
Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang
bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan
fisiologi manusia semata. Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat
dikemukakan beberapa hal prinsip antara lain :

 Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya


multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-
faktor yang mempengaruhi.
 Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.
 Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
 Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan
yang dinamis.
 Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi
tubuh (manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-
pengaruh yang dapat mengganggu (agent,environment).

C. Carrative Factor.
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam
perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :
1. Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values).
2. Keyakinan dan harapan (Faith and Hope).
3. Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others).
4. Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara
manusiawi.
5. Pengekspresian perasaan positif dan negative.
6. Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving caring
process).
7. Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning).
8. Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual.
9. Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance).
10. Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.
Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya
memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia
lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan
kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya
melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi
disertai “warmth, kindness, compassion”.

D.Clinical Caritas Process.


Watson kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP), untuk
menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti
memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical Caritas Process adalah suatu praktek
perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh
kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu
mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam
hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan
transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka peka dan iba. kreatif
menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai bagian dari
caring-healing-practice. menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,f isik dan non
fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang memperhatikan keindahan,
kenyamanan, kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar
mengajar, yang dihadirkan sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and meaning)”, dan
mencoba melihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain.

E. Transpersonal Caring Relationship.


Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu berkarakteriskkan
hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen
melindungi dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.
Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan
menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan
sejak,hubungan,pengalaman dan persepsi sedang berlangsung. Hubungan ini menjelaskan
bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,menunjukkan perhatian kepada
subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran
perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi
orang lain.
Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan
pasien,dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari
suatu hubungan. Oleh karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam
mencari makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah
transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai
kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada
akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi,
meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan keselarasan batin.

F.Caring Occation Moment.


Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang
pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik
mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human.
Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka
refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau
kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti
persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang,
sekarang atau masa yang akan datang.
Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga
perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasienya , lebih
lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh
perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan menjadi bagian
dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal bilamana
memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya
kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan –kemampuan untuk
berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)
G. DASAR-DASAR TENTANG TEORI WATSON.

Beberapa bagian dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut :

1. Asuahan keperawatan dilakukan secara interpersonal yaitu antar manusia.


2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor terapeutik yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuahan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4. Respon asuahan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal – hal yang mungkin terjadi nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan memberi keleluasaan bagi seseorang untuk memilih
kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat menyehatkan daripada mengobati.
7. Praktik asuhan merupakan pusat keperawatan.

H. PENERAPAN TEORI JEAN WATSON.

1. Pengkajian : kegiatan ini meliputi observasi, identifikasi serta peninjauan masalah.


Pengkajian didasarkan atas tingkatan kebutuhan dasar yang dibagi dalam 4 tingkatan yaitu :

a. Kebutuhan tingkat rendah (biofisik), yang terdiri dari kebutuhan nutrisi dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
b. Kebutuhan tingkat rendah (psikofisik), meliputi kebutuhan aktifitas dan kebutuhan
seksual.
c. Kebutuhan tingkat tinggi (psikososial), meliputi kebutuhan untuk berprestasi dan
kebutuhan untuk diakui sebagai anggota kelompok.
d. Kebutuahan tertinggi (kebutuhan intepersonal dan intrapersonal), meliputi kebutuhan
untuk aktualisasi diri.

2. Perencanaan.

Perencanaan merupakan suatu pendekatan konseptual untuk memecahkan suatu


masalah, karena perencanaan yang baik dapat memecahkan masalah. Perencanaan membantu
menentukan bagaimana suatu variabel dapat diuji atau diukur.
3. Pelaksanaan.

Implementasi merupakan tindakan langsung dari rencana intervensi, dalam proses


implementasi juga berlangsung proses pengumpulan data.

4. Evaluasi.

Evaluasi merupakan suatu metode dan proses menganalisa data serta menilai
pengaruh intervensi yang telah diberikan. Selain itu yang termasuk dalam proses ini adalah
interpretasi hasil, kriteria hasil yang dicapai secara umum.

Anda mungkin juga menyukai