Mata Pelajaran : Sistem Pengendali Elektronika
Materi : ADC ( Analog to Digital Converter)
Kelas / Semester : XII / Ganjil
Guru Pengampu : Aditya T. Nugraha, S.Pd
ADC (Analog to Digital Converter)
A. Konverter
Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang
menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar
pengukuran variabel-variabel dinamik dilakukan oleh piranti ini yang menerjemahkan
informasi mengenai vaiabel ke bentuk sinyal listrik analog. Untuk menghubungkan sinyal ini
dengan sebuah komputer atau rangkaian logika digital, sangat perlu untuk terlebih dahulu
melakukan konversi analog ke digital (A/D). Hal-hal mengenai konversi ini harus diketahui
sehingga ada keunikan, hubungan khusus antara sinyal analog dan digital.
Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode – kode
digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi digital dan
rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara
sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya,
tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital
(komputer). ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan
sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal
analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan
sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Gambar 1. ADC dengan kecepatan sampling rendah dan kecepatan sampling tinggi
Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai contoh: ADC 8
bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255
(2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal input
dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan
ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit. Prinsip kerja ADC
adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio
perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5
volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika
menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital
sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner).
signal = (sample/max_value) * reference_voltage
= (153/255) * 5
= 3 Volts
B. Analog – Digital Converter
ADC adalah suatu perangkat yang mengubah suatu data kontinu terhadap waktu (analog)
menjadi suatu data diskrit terhadap waktu (digital). ADC banyak digunakan sebagai pengatur
proses industry, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/pengujian. Umumnya ADC
digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim computer
seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan
menggunakan sistim digital (komputer). ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2
karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi.
1. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan
kebentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya
dinyatakan dalam sample per second (SPS).
2. Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai contoh: ADC 8
bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam
255 (2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal
input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan
memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog kedalam bentuk besaran yang
merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila
tegangan referensi (Vref) 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah
60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan
sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentukbiner).
C. Proses di dalam ADC
Ada tiga proses di dalam ADC yaitu :
1. Pencuplikan
Adalah proses mengambil suatu nilai pasti (diskrit) dalam suatu data kontinu dalam satu
titik waktu tertentu dengan periode yang tetap. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
ilustrasi gambar berikut :
Gambar 2. Proses ADC berupa cuplikan
Semakin besar frekuensi pencuplikan, berarti semakin banyak data diskrit yang
didapatkan, maka semakin cepat ADC tersebut memproes suatu data analog menjadi data
digital.
2. Pengkuantisasian
Adalah proses pengelompokan diskrit yang didapatkan pada proses pertama
kedalam kelompok-kelompok data. Kuantisasi, dalam matematika dan pemrosesan sinyal
digital, adalah proses pemetaan nilai input seperti nilai pembulatan.
Gambar 3. Proses
ADC berupa
pengkuantisasian
Semakin banyak kelompok-kelompok dalam proses kuantisasi, berarti semakin
kecil selisih data diskrit yang didapatkan dari data analog, maka semakin teliti ADC
tersebut memproses suatu data analog menjadi data digital.
3. Pengkodean
Adalah mengkodekan data hasil kuantisasi kedalam bentuk digital (0/1) atau
dalam suatu nilai biner.
Gambar 4. Proses ADC berupa pengkodean dengan : X1=11, X2=11, X3=10, X4=01,
X5=01, X6=10.
Secara matematis, proses ADC dapat dinyatakan dalam persamaan:
Data ADC = (Vin/Vref) x Maksimal Data Digital
Dengan Vref adalah jenjang tiap kelompok dalam proses kuantisasi,kemudian
maksimal data digital berkaitan proses ke-3 (peng-kode-an). Sedangkan proses ke-1
adalah seberapa cepat data ADC dihasilkan dalam satu kali proses.
D. KOMPARATOR
Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog adalah piranti
(biasanya berupa IC) disebut komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara skematik
dalam Gambar 2, secara sederhana membandingkan dua tegangan pada kedua terminal
inputnya. Bergantung pada tegangan mana yang lebih besar, outputnya akan berupa sinyal
digital 1 (high) atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm ke
komputer atau sistem pemroses digital. Elemen ini juga merupakan satu bagian dengan
konverter analog ke digital dan digital ke analog yang akan didiskusikan nanti.
Gambar 5. Sebuah komparator merubah keadaan logika output sesuai fungsi tegangan
input analog
Sebuah komparator dapat tersusun dari sebuah opamp yang memberikan output terpotong
untuk menghasilkan level yang diinginkan untuk kondisi logika (+5 dan 0 untuk TTL 1 dan
0). Komparator komersil didesain untuk memiliki level logika yang dperlukan pada bagian
outputnya.
E. ADC SIMULTAN
ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel converter. Input analog Vi
yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator
tersebut, dan input pada sisi – tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi
tegangan input – dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya
akan memberikan output low.
Gambar 6. ADC Simultan
Bila Vref diset pada nilai 5 Volt, maka dari gambar 3 dapat didapatkan :
V(-) untuk C7 = Vref * (13/14) = 4,64
V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93
V(-) untuk C5 = Vref * (9/14) = 3,21
V(-) untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5
V(-) untuk C3 = Vref * (5/14) = 1,78
V(-) untuk C2 = Vref * (3/14) = 1,07
V(-) untuk C1 = Vref * (1/14) = 0,36
Misal : Vin diberi sinyal analog 3 Volt, maka output dari C7=0, C6=0, C5=0, C4=1,
C3=1, C2=1, C1=1, sehingga didapatkan output ADC yaitu 100 biner
F. ADC DALAM BENTUK IC
Chip ADC yang banyak digunakan serta tersedia dipasar adalah jenis ADC 0804, ADC
0808 dan 0809 chip ini dibuat dengan technologi CMOS mempunyai kemampuan melakukan
konversi sebanyak 8 buah chanel input analog secara multiplexing. Adapun data keluaran
digital yang dihasilkan adalah 8 bit bersifat tristate output. Chip ini menawarkan beberapa
keistimewaan antara lain high speed ( kecepatan tinggi ), konsumsi daya yang rendah.
Karenanya chip ini banyak digunakan pada proses control peralatan mesin-mesin serta
aplikasi automotif. ADC 0804 merupakan salah satu Analog to Digital Converter yang
banyak digunakan untuk menghasilkan data 8 bit. Adapun metode pengukur aras tegangan
cuplikan dan mengubahnya ke dalam sandi biner menggunakan metode pengubahan dengan
tipe pembanding langsung atau successive approximation. IC ADC 0804 mempunyai dua
input analog, Vin(+) dan Vin(-), sehingga dapat menerima input diferensial. Input analog
sebenarnya (Vin) sama dengan selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan
ke dua pin input yaitu Vin = Vin(+) – Vin(-). Kalau input analog berupa tegangan tunggal,
tegangan ini harus dihubungkan dengan Vin(+), sedangkan Vin(-) digroundkan. Untuk
operasi normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan referensi. Dalam
hal ini jangkauan input analog mulai dari 0 Volt sampai 5 Volt (skala penuh), karena IC ini
adalah SAC 8-bit, resolusinya akan sama dengan
IC ADC 0804 memiliki generator clock internal yang harus diaktifkan dengan
menghubungkan sebuah resistor eksternal (R) antara pin CLK R/CLK OUT dan CLK IN
serta sebuah kapasitor eksternal (C) antara CLK IN dan ground digital. Frekuensi clock yang
diperoleh sama dengan :
Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang dihubungkan ke pin
CLK IN. ADC 0804 memiliki 8 output digital sehingga dapat langsung dihubungkan dengan
saluran data mikrokomputer. Input Chip Select (aktif LOW) digunakan untuk mengaktifkan
ADC 0804. Jika berlogika HIGH, ADC 0804 tidak aktif (disable) dan semua output berada
dalam keadaan impedansi tinggi. Input Write atau Start Convertion digunakan untuk
memulai proses konversi. Untuk itu harus diberi pulsa logika 0. Sedangkan output interrupt
atau end of convertion menyatakan akhir konversi. Pada saat dimulai konversi, akan berubah
ke logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0.
ADC ini relatif cepat dan mempunyai ukuran kecil. Keuntungan tambahan adalah setiap
cuplikan diubah dalam selang waktu yang sama tidak tergantung pada arus masukan dan
secara keseluruhan ditentukan oleh frekuensi yang mengendalikan detak dan resolusi dari
pengubah. Sebagai contoh, pengubah 8 bit digunakan untuk menentukan arus logika setiap
bit secara berurutan mulai dari bit signifikan terbesar jika frekuensi detak 10 KHz, waktu
pengubahan 8 x periode detak = 8 x 0,1 mdetik. Jika frekuensi detak dinaikkan menjadi 1
MHz, waktu pengubahan akan berkurang menjadi 8 udetik.
Kekurangan pengubahan jenis ini adalah mempunyai kekebalan rendah terhadap derau
dan diperlukan adanya pengubah digital ke analog yang tepat dan pembanding dengan unjuk
kerja yang tinggi, Sebuah contoh diagram pin ADC 0804 adalah ditunjukkan pada gambar 7,
IC ADC 0804 adalah sebuah CMOS 8bit dan IC ADC ini bekerja dibawah 100 us. Gambar 8
ditunjukkan sebuah pengetes rangkaian yang menggunakan IC ADC 0804 dimana input
tegangan analog dimasukkan dengan mengatur potensio 10 Kohm yang dihubungkan dengan
ground dan tegangan (+5 volt). Hasil dari ADC adalah 1/255 (28 - 1) dari skala penuh
tegangan 5 Volt. Untuk setiap penambahan 0,02 volt (1/255 x 5 volt = 0,02 volt ). Jika input
analog diberi 0,1 volt maka keluaran binernya = 0000 0101 ( 0,1 volt/0,02 volt = 5 maka
binernya = 0000 0101 ).
Gambar 7. Pin ADC 0804 8 bit.
Gambar 8. Rangkaian dengan IC ADC 0804
Rangkaian ADC melalui port paralel ini tampak pada Gambar 9. Hubungan ke data
komputer melalui pin data yaitu D0-D7. Sinyal status yang digunakan ialah ERROR yang
digunakan dengan pin 5 ADC yaitu INTR’. Dua sinyal control yaitu STROBE’ dan INIT’
digunakan untuk mengaktifkan ADC. Pin 9 sebagai Vref tidak dihubungkan.
Gambar 9. Rangkaian ADC 0804 terhubung ke port paralel