100% menganggap dokumen ini bermanfaat (6 suara)
7K tayangan686 halaman

Modul LCCM 2021

Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan museum di Indonesia sejak zaman kolonial hingga masa prakemerdekaan. Museum-museum didirikan oleh kalangan bangsawan, kolektor, dan ilmuwan untuk mengumpulkan artefak sejarah dan budaya. Belanda mendirikan beberapa museum pertama di Indonesia untuk meneliti flora, fauna, dan budaya Indonesia.

Diunggah oleh

Andha Yanidha Rahim
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (6 suara)
7K tayangan686 halaman

Modul LCCM 2021

Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan museum di Indonesia sejak zaman kolonial hingga masa prakemerdekaan. Museum-museum didirikan oleh kalangan bangsawan, kolektor, dan ilmuwan untuk mengumpulkan artefak sejarah dan budaya. Belanda mendirikan beberapa museum pertama di Indonesia untuk meneliti flora, fauna, dan budaya Indonesia.

Diunggah oleh

Andha Yanidha Rahim
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 686

SEJARAH PERKEMBANGAN MUSEUM DI INDONESIA1

A. Pengantar

Sejak kehadiran manusia di muka bumi, mereka sudah memperlihatkan kegemaran


mengumpulkan sesuatu yang dipandang menarik atau unik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya
temuan-serta pada makam-makam prasejarah di berbagai negara. Kemungkinan besar
temuan-temuan itu merupakan benda-benda koleksi si mati semasa hidup.
Kegemaran mengumpulkan benda rupa-rupanya sudah dikenal sejak lama
sebagaimana tergambar dari kata museum (Yunani, mouseion), yakni ’kuil untuk memuja
dewi-dewi inspirasi, pembelajaran, dan patron seni’ (Akbar, 2010: 3). Di Mesopotamia
museum dalam bentuknya yang paling primitif, dikenal pada awal milenium ke-2 SM. Di
Sumeria pada abad ke-6 SM, menurut Kotler (2008) yang dikutip Akbar (2010), para raja
sudah mengoleksi benda-benda antik. Koleksi-koleksi tersebut disimpan di ruangan dekat
kuil mereka masing-masing.
Di Eropa terutama Yunani dan Romawi, benih-benih permuseuman lahir akibat
peperangan. Biasanya kerajaan yang menguasai wilayah lain akan membawa banyak
pampasan perang. Keadaan yang lebih baik mulai terjadi setelah masa Renaisans atau
’Kelahiran Kembali’ pada abad ke-15 M. Renaisans terkait dengan ilmu pengetahuan dan
kalangan elit (bangsawan, hartawan, tokoh politik, dan pemuka gereja).
Lahirnya museum juga tidak lepas dari hobi kalangan terpelajar dan bangsawan Eropa
untuk mengumpulkan benda-benda kuno. Ketika itu benda-benda kuno terlebih yang
dianggap menarik, indah, aneh, atau langka, amat diminati. Apalagi yang berasal dari suatu
zaman yang disebut-sebut oleh kitab sejarah, legenda, atau dongeng. Kalangan ini lazim
disebut antiquarian.
Sifat kritis dan selalu ingin tahu menjadi ciri pikiran orang Eropa, sehingga berbagai
ilmu berkembang dengan pesat. Bersamaan dengan itu, para pedagang barang antik juga
mempunyai naluri bisnis. Mereka sering bepergian ke berbagai tempat, termasuk ke negara-
negara non Eropa. Dari sana mereka membawa berbagai kisah dan benda dari negara-negara
yang mereka kunjungi. Hal ini membawa kesadaran pada orang-orang Eropa bahwa di luar
lingkungannya masih banyak terdapat kebudayaan lain.
Perkembangan hingga abad ke-17 memperlihatkan minat yang mula-mula terpusat
pada sejarah bangsa Eropa, berkembang lebih luas. Akibat kegiatan orang-orang berada dan
terpelajar, terkumpullah benda-benda kuno dalam jumlah besar. Benda-benda tersebut
kemudian disimpan dalam suatu tempat. Mereka saling mempertontonkan koleksi, bahkan
secara berkala mereka bertemu untuk mendiskusikan benda-benda tersebut. Namun
’museum’ yang mereka bangun belum terbuka untuk umum, biasanya mereka hanya
mengundang kalangan terbatas untuk berkunjung.

1Diambil dan disarikan dari buku Sejarah Permuseuman di Indonesia, diterbitkan oleh Direktorat Permuseuman pata tahun
2011

1
Mencari rempah-rempah di Nusantara, sebenarnya merupakan tujuan utama bangsa
Eropa datang ke sini. Sebagai negara tropis, tentu saja banyak hal tidak dapat dijumpai di
Eropa. Rupa-rupanya mereka tertarik dengan flora, fauna, dan budaya Nusantara yang
dianggap eksotik. Karena rasa keingintahuan yang besar, maka mereka melakukan berbagai
ekspedisi dan penelitian ilmiah sampai ke daerah pedalaman.
Peneliti yang paling sering disebut adalah Georg Eberhard Rumpf (1628-1702). Dia
seorang naturalis kelahiran Jerman tetapi bekerja untuk VOC. Pada 1660 ketika menjadi
saudagar, Rumpf mulai tertarik kepada dunia alam Pulau Ambon. Pada 1662 dia mulai
mengumpulkan berbagai spesies tumbuhan dan kerang di rumahnya. Sejak itu namanya lebih
terkenal sebagai Rumphius sesuai selera ilmu pengetahuan pada zaman Renaisans yang
gandrung akan nama-nama Latin atau Yunani.
Di Batavia, sejumlah orang Eropa mendirikan Bataviaasch Genootschap van Kunsten
en Wetenschappen pada 24 April 1778. Berbagai benda arkeologi dan etnografi milik para
kolektor dan cendekiawan dikumpulkan di sini, antara lain milik J.C.M. Radermacher (1741-
1783) dan Egbert Willem van Orsoy de Flines (1886-1964). Radermacher adalah kolektor
numismatik, sementara Orsoy de Flines adalah kolektor keramik. Lembaga ini menjadi cikal
bakal Museum Nasional.
Raden Saleh Sjarif Bustaman (1814-1880) selain sebagai pelukis, dikenal sebagai
bangsawan dan ilmuwan. Dia sering melakukan perjalanan budaya ke Jawa untuk mencari
benda-benda arkeologi dan manuskrip yang masih dimiliki oleh keluarga-keluarga pribumi.
Bahkan Raden Saleh sering kali melakukan ekskavasi untuk mencari fosil. Sumbangan Raden
Saleh terhadap Bataviaasch Genootschap dinilai sangat besar. Demikian pula F.W. Junghuhn
(1809-1864). Dia menyumbangkan temuan-temuan fosil mamalia. Sumbangan lain untuk
Bataviaasch Genootschaap datang dari Bupati Galuh, Kinsbergen, dan Canter Visscher.
Di tanah Jawa beberapa bangsawan juga menaruh perhatian besar pada bidang
kebudayaan. Pada masa pemerintahan Paku Buwono IX, K.R.A Sosrodiningrat IV berperan
mendirikan Museum Radya Pustaka (1890) di Surakarta. Museum ini mendapat dukungan
dari kalangan keraton, seperti R.T.H. Joyodiningrat II dan G.P.H. Hadiwijaya. Museum
Sonobudoyo di Yogyakarta berawal dari Java Instituut yang bergerak dalam bidang
kebudayaan Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. Yayasan itu berdiri pada 1919 di Surakarta
dipelopori oleh sejumlah ilmuwan Belanda. Museum Sonobudojo diresmikan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono VII pada 6 November 1935.
R.A.A. Kromodjojo Adinegoro mempunyai andil dalam mengumpulkan koleksi di
daerah Trowulan, Jawa Timur. Pada 1912 dia mendirikan Museum Mojokerto, namun sisa-
sisanya sukar dilacak kembali. Pada 1924 arsitek Belanda Ir. Henry Maclaine Pont
mendirikan Oudheidkundige Vereniging Majapahit (OVM). Museum Mpu Tantular, juga di
Jawa Timur, merupakan kelanjutan dari Stedelijk Historisch Museum Surabaya, didirikan
oleh Godfried Hariowald Von Faber pada 1933 dan diresmikan pada 25 Juni 1937. Selain di
Jawa, museum sejarah dan kebudayaan didirikan di Bali. Pemrakarsanya adalah Dr. W.F.J.
Kroon didukung para raja dan bangsawan Bali. Museum Bali dibuka secara resmi pada 1932.
Di Bukittinggi pada 1935 diresmikan Museum Rumah Adat Baanjuang. Pendirinya adalah

2
seorang Belanda, Mondelar. Museum-museum tersebut umumnya merupakan bagian dari
bidang sejarah dan kebudayaan.
Museum-museum bersifat ilmu pengetahuan sains didirikan di Bogor, yakni Museum
Zoologi (1894). Pendirinya adalah Dr. J.C. Koningsberger. Di Bandung, pemerintah Hindia
Belanda mendirikan Museum Geologi (1929). Demikianlah sedikit gambaran tentang upaya
pendirian museum yang dilakukan oleh kalangan bangsawan, kolektor, dan cendekiawan.
Uraian lebih lengkap terdapat pada Bab II dan Bab III buku ini.
Semua langkah awal pembangunan museum di Indonesia tersebut harus dapat
didokumentasikan secara baik. Sejalan dengan tujuan tersebut maka perlu disusun sebuah
buku yang dapat merangkum perjalanan sejarah permuseuman di Indonesia. Diharapkan buku
tersebut dapat menjadi referensi dalam membincangkan permuseuman Indonesia.

B. Museum-museum Masa Prakemerdekaan

a. Kedatangan Bangsa Barat dan Jepang


Keberadaan wilayah Nusantara di persilangan antara negara-negara Barat dan
Timur, Selatan dan Utara telah menjadi “titik temu” hubungan antarbangsa. Diawali dengan
pertemuan bangsa-bangsa tetangga di benua Asia seperti India, Thailand, Arab, Persi, dan
Cina. Disusul oleh kedatangan bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, dan Prancis, dari
Barat. Tahun 1942 bangsa Jepang datang menggantikan penjajah Belanda. Pertemuan
antarbangsa itu telah meninggalkan jejak dalam berbagai aspek kehidupan yang masih dapat
ditelusuri sejarahnya.
Kedatangan bangsa Barat di bumi Nusantara yang pada awalnya untuk berdagang,
akhirnya berubah jadi menjajah. Mata dagang yang terkenal saat itu adalah rempah-rempah
terutama cengkeh dan pala. Komoditi ini paling dicari bangsa Eropa sehingga di kalangan
mereka disebutnya sebagai mata dagang “gold and spices”. Dua komoditi itu menjadi
rebutan. Emas (gold) dibeli dari Afrika, rempah-rempah dari “Indias” dan dari suatu tempat
yang mereka sebut “as ilhas de cravo” yang mengandung makna ”rempah-rempah yang
tempatnya menjadi sasaran penjelajahan lautan” . Ini berarti, mata dagang ”rempah-rempah”
dalam bentuk cengkeh dan pala yang terkenal itu, belum diketahui tempat asal yang
sebenarnya. Bangsa Barat mendapatkan barang-barang itu dari pedagang Cina yang selama
berabad-abad memang merahasiakan, sebelum mereka datang dan mengetahui bahwa barang
itu berasal dari Kepulauan Maluku. Dengan cara demikian eksportir cengkeh dimonopoli oleh
Cina dan Sri Lanka .
Persaingan dagang antara Portugis, Spanyol, dan Belanda di wilayah Nusantara
berlangsung sejak tahun 1500-an. Armada dagang Portugis mendarat pertama kali di Maluku
(1511). Setelah dua tahun kedatangannya, Sultan Ternate memberikan hak monopoli kepada
Portugis. Tetapi setelah mendarat kapal dagang Spanyol (1521) di Maluku, hak monopoli
dipindahkan ke Spanyol karena negara ini berani membayar harga cengkeh dua kali lipat dari
pedagang Portugis. Selanjutnya, tahun 1601 Portugis dikalahkan Belanda dan tahun 1603
Spanyol meninggalkan Maluku .

3
Dengan kepergian Portugis dan Spanyol, Belanda berhasil memonopoli
perdagangan tidak hanya wilayah Maluku tetapi mencakup seluruh Nusantara. Sesuai dengan
sifat dagang, Belanda dengan segala cara dan strategi berupaya mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya. Untuk mendapatkan untung besar itu ada dua acara. Pertama, mampu
bersaing dengan pedagang lain, atau menjadi pedagang tunggal alias memonopoli. Dalam
perkembangan selanjutnya tidak hanya komoditi rempah-rempah yang dimonopoli tetapi juga
berbagai tambang, hutan, pertanian, dan perkebunan. Untuk menyatukan beberapa
perusahaan Belanda yang saling bersaing didirikanlah Verenigde Oost-Indische Compagnie
(VOC) atau “Persekutuan Dagang Hindia Timur” pada 20 Maret 1602 dengan akte pendirian
dari Staaten General (Parlemen Belanda).
Perkumpulan dagang VOC ternyata memiliki hak berdagang yang amat luas, tidak
hanya wilayah Nusantara tetapi mulai dari Tanjung Harapan sampai Selat Magellan,
termasuk pulau-pulau Selatan Pasifik, Kepulauan Jepang, Sri Lanka, dan Cina Selatan. VOC
juga diberi kewenangan membentuk angkatan perang, mengawasi para raja dari wilayah
kegiatannya, menyatakan perang, menerima perdamaian, membuat perjanjian, serta memaksa
raja tunduk kepada VOC. Selain itu juga kewenangan untuk membuat Undang-Undang,
Peraturan, serta membentuk Pengadilan dan Mahkamah Agung.
Kehadiran bangsa Belanda di wilayah Nusantara dengan seperangkat kewenangan
itu telah meninggalkan pengaruh besar di bidang kebudayaan. Pengaruh itu ada yang masuk
secara alami tetapi tidak sedikit yang dengan tekanan terhadap segala unsur budaya bangsa.
Sisa-sisa pengaruh itu hingga kini masih ada, baik terhadap tinggalan berupa benda budaya
(tangible cultural aspect), budaya yang bersifat nonfisik atau tak benda (intangible cultural
aspect), hasil penelitian, perlindungan, pengembangan maupun tinggalan dalam bentuk
kelembagaan kebudayaan.
Salah satu contoh pengaruh yang berlangsung dalam bentuk tekanan itu dapat
dilihat dari pembuatan surat perjanjian (Perjanjian Gianti) yang mengatur wilayah kekuasaan
antara pihak Belanda dengan raja Paku Buwono VII dari Surakarta. Perjanjian itu membawa
pengaruh besar terhadap tata pemerintahan di Jawa dan selanjutnya berdampak terhadap tata
budaya Jawa. Akibat dari penandatanganan perjanjian itu, menurut sejarahwan Darsiti
Soeratman, menyebabkan terjadinya kemerosotan kekuasaan dan pemerintahan keraton
Surakarta selama satu abad. Penandatanganan perjanjian itu membuktikan posisi raja sebagai
pemegang kekuasaan menjadi lemah ketika menghadapi Pemerintah Hindia Belanda.
Sebaliknya, posisi Pemerintah Hindia Belanda sangat menentukan dalam kehidupan
pemerintahan kerajaan. Merosotnya kekuasaan dalam bidang politik ini membawa pengaruh
terhadap kedudukan sosial raja. Intervensi terhadap bidang itu semakin mendalam dan terus
berjalan selama pemerintahan para penggantinya, dan akhirnya pada pemerintahan PB X
kekuasaan dalam bidang pengadilan sepenuhnya jatuh ke tangan Pemerintah Hindia Belanda
(1903). Akibat dari kebijakan Belanda itu Sunan lebih banyak mencurahkan perhatiannya
pada kemegahan dengan menyelenggarakan upacara dan pesta di keraton secara besar-
besaran yang cenderung meniru budaya Belanda. Di samping itu, tindakan PB X dengan
sangat sering bepergian ke luar daerah, menampakkan diri di muka umum, mendatangi

4
tokoh-tokoh daerah, hanyalah merupakan suatu usaha untuk menunjukkan wibawa dan
kebesarannya.
Kenyataan seperti itu tidak hanya terjadi di Keraton Kasunanan Surakarta. Hampir
di seluruh kerajaan atau kesultanan, kekuasaannya dilemahkan dengan memberlakukan
perjanjian dan segala peraturan perundang-undangan yang dibuat semata-mata hanya untuk
kepentingan pengekalan penjajahan. Tidak aneh bila kehidupan rakyat menjadi sengsara,
sebaliknya kehidupan pihak penjajah penuh dengan kemewahan. Politik diskriminasi
diterapkan dengan ketat sehingga kehidupan masyarakat pribumi ditindas dalam segala hal.
Orang bumiputra mendapatkan berbagai macam sebutan, seperti pribumi, nonpribumi, dan
indander, dihadapkan dengan sebutan indo, asing, dan Timur asing yang memang dengan
sengaja dikembangkan sebagai bagian dari politik pembagian kelas antara penduduk asli dan
pendatang, dalam hal ini kaum penjajah atau bangsa asing lainnya.
Masyarakat dibagi menjadi tiga kelas. Masyarakat kulit putih (Eropa) menempati
posisi paling terhormat. Yang menduduki posisi terhormat kedua adalah masyarakat Timur
Asing, yakni orang-orang yang berkebangsaan non-Eropa seperti Cina dan India. Kelas
ketiga justru ditempati oleh masyarakat pribumi yang secara turun-temurun dan berabad-abad
mendiami wilayah Nusantara. Bentuk kebijakan seperti itu memberikan pengaruh besar
terhadap gaya hidup masyarakat dan perkembangan kebudayaan bangsa. Bila ada kaum
pribumi yang ”terpilih” mendapat kesempatan boleh mengikuti pendidikan, kaum pribumi itu
dididik menjadi kebarat-baratan, sehingga tercabut dari akar kebudayaannya. Bahasa Belanda
ditetapkan sebagai bahasa pengantar, mengakibatkan bahasa lokal terpinggirkan. Dalam
bidang kesenian, penyajian seni tradisional digantikan oleh kesenian Barat: bidang seni rupa,
seni musik, seni suara, dan seni pertunjukan. Di bidang seni bangunan (arsitektur) banyak
berdiri bangunan dengan gaya “kolonial” atau menurut Djoko Sukiman disebut gaya “Indis” .
Memasuki abad ke-18 pemerintahan masa VOC/Hindia Belanda yang berpusat di
Batavia mulai menaruh perhatian terhadap upaya pemeliharaan, pembinaan, dan
pengembangan kebudayaan yang ada di wilayah Nederlandsch-Indie. Perhatian itu antara lain
dilakukan melalui pembentukan lembaga-lembaga kebudayaan di berbagai daerah. Perhatian
pemerintah Belanda terhadap kebudayaan dengan membentuk lembaga-lembaga itu dapat
dinilai sebagai sumbangan yang besar dalam menelusuri jejak perjalanan sejarah kebudayaan
bangsa.
Lembaga kebudayaan yang berdiri pada masa itu antara lain: (1) Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW), 1778; (2) Instituut voor de
Javaansche Taal, 1832; (3) Vereeniging van Oudheid, Land, Taal en Volkenkunde
(Perhimpunan Kepurbakalaan, Negeri, Bahasa dan Ilmu Banga-Bangsa) di Jogyakarta, 1886;
(4) s’Landarchief (Lembaga Arsip), 1892; (5) Commissie in Nederlandsch-Indie voor
Oudheidkundige onderzoek op Java en Madoera, 1901; (6) Commissie voor de Inlandsche
School en Volkslectuur, yang kemudian tahun 1917 berubah menjadi Volklectuur (Balai
Pustaka), 1908; (7) gedung pertunjukan seni Schouwburg, 1911; (8) Oudheidkundige Dienst
(OD) van Nederlandsch-Indie (Lembaga Purbakala), 1913; (9) Bataviaasch Kunstkring
(Lingkaran Seni Batavia), 1914; (10) Vereeniging tot bevordering van het Bibliotheekwezen
in Nederlandsch Indie (Perhimpunan untuk Memajukan Kehidupan Perpustakaan), 1916; (11)

5
Java-Instituut, 1919; dan (12) Oudheidkundige Vereeniging Madjapahit (Perhimpunan
Kepurbakalaan Madjapahit), 1924.
Selain lembaga-lembaga kebudayaan di atas, pemerintah Belanda juga telah
mendirikan berbagai museum di berbagai daerah. Lembaga-lembaga museum itu setelah
Indonesia merdeka menjadi modal dasar pengembangan museum di Indonesia. Lembaga
museum yang didirikan antara lain: (1) Museum van het BGKW, 1778; (2) Museum Radya
Pustaka, 1890; (3) Museum Zoologi Bogor, 1894; (4) Museum Zoologi Bukittinggi, 1894; (5)
Museum Mojokerto, 1912; (6) Museum Rumoh Aceh, 1915; (7) Museum Mangkunegoro
Surakarta, 1918; (8) Museum Trowulan, 1926; (9) Museum Gedong Kirtya Singaraja, 1928;
(10) Museum Geologi Bandung, 1929; (11) Museum Bali Denpasar, 1932; (12) Museum
Rumah Adat Banjuang Bukittinggi, 1933; (13) Museum Stedelijk Historisch Surabaya, 1933;
(14) Museum Sonobudoyo Yogyakarta, 1935; (15) Museum Simalungun Sumatera Utara,
1938; (16) Museum Kota Batavia Lama (Oud Bataviasch Museum), 1939.
Pada masa pemerintahan kolonial Inggris (1811-1816) dapat dikatakan kebijakan di
bidang kebudayaan tidak jauh berbeda dengan pemerintah Belanda. Tradisi keilmuan yang
telah berkembang di bangsa-bangsa Eropa oleh Gubernur Jenderal T.S. Raffles dilanjutkan
dan dikembangkan. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengganti nomenklatur BGKW
menjadi Literary Society. Posisi lembaga Literary Society di pemerintahan berada di bawah
Letnan Gubernur Jawa (Lieutenant Governor of Java), yang dijabat oleh Raffles. Misi
lembaga ini dititikberatkan pada upaya melakukan penelitian, pencatatan, dan pemeliharaan
kebudayaan untuk penyusunan buku sejarah. Lahirlah buku sejarah yang terkenal, History of
Java, yang oleh John Bastin dan Bea Brommer disebut sebagai “mahakarya” yang berisi
topografi Jawa yang benar-benar penting . Pada masa Raffles, beberapa ahli mendapat tugas
melakukan penggambaran, pencatatan, dan penelitian terhadap peninggalan sejarah dan
purbakala.
Langkah kedua yang dilakukan oleh Inggris adalah memindahkan kantor BGKW
dari Jalan Pintu Besar Selatan ke Jalan Majapahit, dekat gedung Societeit Harmonie (1815).
Selama memerintah, Inggris tidak membangun museum kecuali hanya memindahkan kantor
BGKW. Dalam bekerja Raffles telah memanfaatkan bantuan orang bumiputra sebagai nara
sumber. Setelah Inggris menyerahkan eks Hindia Belanda kepada Belanda sesuai Konvensi
London 1814, kebijakan pengurusan kebudayaan yang telah diletakkan oleh Raffles
dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Prof. C.G.C. Reinward yang datang ke Jawa
tahun 1816, selain diserahi tugas di bidang kesenian dan pengetahuan (kunst en
wetenschappen), juga di bidang kepurbakalaan (oudheiden).
Berbeda dengan kedatangan bangsa Barat, Jepang sebagai bangsa dan negara di
benua Asia, datang dengan cita-cita membangun imperium di benua Asia menjadi Asia
Timur Raya. Bangsa Barat yang menjajah di negara-negara Asia dipukul mundur oleh
Jepang. Politik penjajahan yang diterapkan oleh Jepang memang sangat keras. Dalam tempo
tiga setengah tahun rakyat Indonesia dibuat sangat menderita baik fisik maupun batin. Rakyat
dipaksa bekerja tanpa diberi upah. Pemuda-pemuda dipaksa menjadi tentara, dilatih dengan
disiplin yang keras. Tidak sedikit rakyat yang meninggal karena dihukum, dipaksa perang
dan kerja rodi, sakit dan kelaparan. Tetapi dari balik segala penderitaan itu terselip suatu nilai

6
positif bagi bangsa Indonesia. Kehadiran Jepang “secara tidak langsung lebih membantu
mendorong perkembangan kebudayaan Indonesia, khususnya dalam bidang bahasa, drama,
musik, seni rupa” . Di mata Sanoesi Pane tentara Dai Nippon “sanggup mengenyahkan
imperialis Belanda dan kita sekarang dapat kesempatan memperbaiki taman kebudayaan kita
kembali” . Sikap pemerintah Jepang yang anti kebudayaan Barat telah menjadi pelajaran
berharga dalam mengubah pola pikir rakyat Indonesia dari bangsa kuli, jongos, dan inlander
menjadi bangsa yang memiliki rasa percaya diri dan berani. Bangsa yang memiliki rasa
bangga terhadap bangsa dan kebudayaannya, bangkit menegakkan harkat dan martabatnya.
Salah satu departemen yang dibentuk pada masa pemerintahan Jepang adalah
Sendenbu, yakni departemen yang mengurus Urusan Propaganda. Di dalam departemen ini
dibentuk lagi organisasi-organisasi (Domei) yang berada dalam pengawasan dan tanggung
jawabnya, yaitu: (1) Hoso Kanri Kyoku atau Jawatan Radio, dibentuk Oktober 1942; (2)
Jawa Shinbunkai yang mengurus persuratkabaran, dibentuk Desember 1942; (3) Eiga
Haikyusha yang mengurus Pengedar Film, dibentuk Desember 1942; dan (4) Keimin Bunka
Sidosho atau Pusat Kebudayaan, dibentuk April 1943.
Selanjutnya, Keimin Bunka Sidosho dibagi ke dalam bidang-bidang berserta
pimpinannya. Sesuai kebijakan yang telah digariskan bahwa perlu diusahakan agar
kedatangan Jepang mendapatkan dukungan rakyat, maka pimpinan bidang-bidang dalam
organisasi Keimin Bunka Sidosho didamping oleh orang bumiputra. Bidang-bidang yang ada
dalam Keimin Bunka Sidosho adalah: (1) Bagian Kesusastraan, dipimpin Rintaro Tekada,
pendampingnya Armijn Pane dan Usmar Ismail; (2) Bagian Lukisan dan Ukiran dipimpin T.
Kono, tanpa ada pendamping; (3) Bidang Musik dipimpin oleh N. Iida, dengan pendamping
Cornel Simandjuntak; (4) Bidang Sandiwara dan Tari menari, dipimpin K. Yasuda,
pendamping tidak ada; (5) Bidang Film, dipimpin oleh Soitji Oja yang merangkap sebagai
Ketua Keimin Bunka Sidosho.
Antara pemerintah kolonial Belanda dan Inggris dengan pemerintah Jepang
mempunyai kesamaan dan perbedaan kebijakan dalam menjalin kerja sama dengan kaum
bumiputra. Dalam menjalankan pemerintahannya Belanda juga memerlukan dukungan kaum
bumiputra, tetapi hanya untuk jabatan-jabatan yang menengah dan rendah. Inggris
menggunakan pendekatan politik kerja sama dengan pemerintah kerajaan dan masyarakat
yang lebih lunak dibandingkan dengan Belanda. Pada masa pemerintahan Belanda jabatan
tinggi hanya diduduki oleh orang-orang Belanda. Kebijakan itu ditempuh karena selain untuk
mendapatkan simpati, gaji untuk tenaga bumiputra dibayar rendah. Pemerintah Jepang juga
memerlukan dukungan dan simpati dari kaum bumiputra tetapi kaum bumiputra dapat
mengisi jabatan-jabatan tinggi, seperti tersebut di atas.
Keimin Bunka Sidosho dibentuk dengan tujuan untuk membangunkan dan
memimpin kebudayaan, terutama berusaha memelihara kesenian klasik dan kesenian asli
Indonesia, di samping untuk menanam dan menyebarkan kesenian Nippon. Selain itu, untuk
mendidik dan melatih para ahli kesenian di segala lapangan, serta menghargai dan
menghadiahi pekerjaan ahli kesenian yang utama. Keimin Bunka Sidosho juga
mengusahakan agar nantinya mereka dapat diutus ke Nippon. Dengan penetapan kebijakan

7
dan tujuan seperti itu dinilai kebudayaan dapat dijadikan media dalam mengambil simpati
rakyat untuk mendukung kehadirannya di Indonesia.
Sementara itu, mengenai perhatian pemerintah Jepang terhadap bidang museum dan
kepurbakalaan tidak begitu besar dibandingkan dengan bidang seni (rupa, sastra, musik, tari,
drama dan film) tradisi dan bahasa. Bidang-bidang itu dinilai memiliki nilai strategis bagi
upaya melakukan propaganda. Tidak demikian halnya dengan bidang permuseuman dan
kepurbakalaan, tidak memiliki potensi untuk dimanfaatkan untuk propaganda. Tetapi ada satu
hal menarik dari sikap penjajah Jepang yang berbeda dengan sikap penjajah Belanda dan
Inggris. Meskipun selama menjajah Jepang dinilai telah merampas harta benda masyarakat,
tetapi terhadap berbagai koleksi yang disimpan di beberapa museum yang memiliki nilai
historis dan ekonomis yang tinggi justru pemerintah Jepang tidak mau mengambil, bahkan
sebaliknya membela keselamatannya.
Sebelum Jepang datang ke Batavia, banyak koleksi museum dibawa ke rumah
perseorangan untuk diselamatkan oleh pengurus BGKW. Mereka khawatir penjajah Jepang
menjarah koleksi yang telah dikumpulkan itu. Benda-benda itu kemudian dijaga oleh para
petugas museum. Keberadaan benda koleksi itu sempat kocar-kacir, dan bahkan ada yang
jatuh ke tangan orang Cina untuk dipajang di rumah masing-masing. Setelah Jepang benar-
benar masuk Batavia, pengurus BGKW termasuk orang-orang yang menyimpan benda
koleksi ditangkap dan diinternir. Pemerintah Jepang memerintahkan agar benda-benda
koleksi dicari dan dikembalikan ke museum, termasuk yang berada di tangan beberapa orang
Cina.
Selain untuk pengamanan benda-benda koleksi oleh perseorangan, pihak Belanda
juga telah menyusun rencana untuk membawa harta museum BGKW ke Australia. Terlebih
dulu benda-benda berharga itu akan dibawa ke Bandung, kemudian kalau keadaan memaksa
akan dibawa ke Cilacap dan dari sana akan diberangkatkan ke Australia. Benda-benda
tersebut dipak dalam peti-peti, diberangkatkan ke Bandung pada Agustus 1942 dan dititipkan
kepada de Javasche Bank. Tetapi pada November, Kinoshita, yang diberi tugas memimpin
museum oleh pemerintah Jepang, meminta kembali benda-benda tersebut. Ketika tiba
kembali di museum seorang petugas bernama Naiman diminta meneliti apakah ada benda
yang palsu atau tidak. Berkat ketelitian dan ketajaman ingatan, benda-benda tersebut
dinyatakan masih sama seperti dulu.
Di bidang kepurbakalaan, menurut Soekmono, pemerintah Jepang telah
memberikan pelajaran yang sangat berguna. Seorang pembesar Jepang di Magelang yang
mengetahui bahwa di belakang timbunan batu-batu yang mengelilingi kaki Candi Borobudur
terdapat sejumlah relief yang melukiskan adegan-adegan Karmawibhangga, telah
membongkar tumpukan batu-batu di sisi Tenggara. Pekerjaan itu dilakukan secara ceroboh,
asal bongkar saja, sehingga batu-batu bongkaran itu tidak dapat dikembalikan ke posisi
semula.
Uraian di atas memberikan gambaran tentang tujuan dan misi pembentukan Keimin
Bunka Sidosho sebagai lembaga-lembaga yang berhubungan dengan masalah-masalah
kebudayaan selama pemerintahan militer Jepang. Selain melakukan usaha-usaha itu, lembaga
ini juga menerbitkan peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi pemberitaan-

8
pemberitaan yang dianggap menyimpang dari kebijakan pemerintahan militer. Selama
memerintah, Jepang tidak membangun museum kecuali menyelamatkan koleksi Museum van
het BGKW.

b. Museum Masa Kolonial


Selain sebagai pusat pemerintahan Batavia juga menjadi tempat berkumpul
kalangan elit, seperti ilmuwan dan tokoh politik. Mereka mulai mempunyai perhatian
terhadap upaya penelitian, pemeliharaan, pembinaan, dan pengembangan kebudayaan yang
ada di wilayah Indonesia dulu (Nederlandsch-Indie), melalui beberapa kelembagaan. Mereka
mendirikan lembaga bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
(Lembaga Kesenian dan Pengetahuan Batavia) pada 24 April 1778 dan direstui oleh
Gubernur Jenderal Hindia Belanda Reinier de Klerk. Berdirinya lembaga swasta ini dirintis
Jacobus Cornelis Mattheus Radermacher (ketua Raad van Indie). Setelah lembaga ini berjalan
selama 84 tahun, pada 1862 mulai dirintis berdirinya gedung museum yang diberi nama
Museum van Het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Berdirinya
museum ini telah menggerakkan berdirinya museum-museum lain di berbagai daerah. Setelah
Indonesia merdeka museum-museum itu telah menjadi modal untuk melanjutkan
keberadaannya.
Perlu dicatat bahwa pada abad ke-17 ada sebuah nama yang dianggap pelopor
pendirian museum, yakni Georg Eberhard Rumpf (1628-1702) atau Rumphius. Dia seorang
naturalis kelahiran Jerman, yang bekerja untuk VOC. Rumphius bermukim di Ambon pada
1653-1702. Selama di daerah itu, ia memanfaatkan waktunya untuk menulis Ambonsche
Landbeschrijving, yang juga antara lain memberikan gambaran tentang sejarah atau hikayat
kesultanan di daerah Maluku, di samping penulisan mengenai keberadaan kepulauan,
kependudukan, dan lain sebagainya. Rumphius telah memberikan pengetahuan tentang hasil
penelitiannya terhadap jenis-jenis tumbuhan dari Pulau Ambon dan pulau-pulau sekitarnya.
Hasil karyanya itu baru diterbitkan setelah ia meninggal dunia, yaitu D’Ambonsche
Rariteitkamer (1705), dan dua jilid pertama dari Herbarium Amboinense atau Het
Amboinsche Kruidboek yang terdiri atas enam jilid (1741) dan jilid terakhir tahun 175015.
Sayang bangunan milik Rumphius yang dapat dikatakan museum tertua di
Nusantara itu, tidak diketahui jejaknya lagi. Diperkirakan pada mulanya bangunan tersebut
rusak karena gempa bumi (1674). Pada 1687 di Ambon terjadi kebakaran hebat. Bangunan
milik Rumphius kembali menjadi korban. Api menghanguskan gambar-gambar untuk
bukunya tentang tumbuhan, menghanguskan konsep naskah tentang kerang, serta
menghanguskan koleksi tumbuhan dan kerang. Bangunan dan berbagai koleksi yang
dikumpulkan Rumphius lebih dari 15 tahun ikut musnah.
Berikut ini gambaran singkat beberapa museum prakemerdekaan yang berada di
Jawa, Bali, dan Sumatera.

9
1. Museum van het BGKW, Batavia
Keberadaan museum ini tidak dapat dipisakan dari sejarah berdirinya BGKW.
Tempat kedudukan, waktu pendirian, dan tujuan BGKW dinyatakan dalam Statuten16 Pasal
1 sampai 3. Lembaga ini berkedudukan di Batavia. Tujuan pendiriannya sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 2 ialah ”Memajukan pengetahuan-pengetahuan kebudayaan, sejauh
hal-hal ini berkepentingan bagi pengenalan kebudayaan di Kepulauan Indonesia dan
kepulauan sekitarnya”. Slogannya berbunyi “Ten Nutte van het Algemeen” atau “Untuk
Kepentingan Masyarakat Umum”.
Dalam Pasal 3 Statuten dinyatakan bahwa untuk mencapai tujuannya ialah: (1)
memelihara museum termasuk perpustakaan; (2) mengusahakan majalah-majalah dan
penerbitan-penerbitan lainnya di samping pengumpulan hasil penulisan dari BGKW sendiri;
(3) mengadakan dan mengembangkan penelitian di samping memberikan penerangan dan
kerja sama dengan semua yang melakukan studi sesuai dengan lingkungan studi BGKW; dan
(4) memperbanyak penerangan bagi Pemerintah Hindia Belanda.
Semakin lama benda koleksi arkeologi dan etnografi itu semakin banyak. Koleksi
itu tidak hanya berasal dari usaha pengumpulan oleh BGKW tetapi juga milik para kolektor
dan cendekiawan yang disatukan di lembaga ini. Benda-benda koleksi museum semakin
banyak dan gedung di Jalan Majapahit itu sudah tidak memadai. Dimulailah rintisan
pendirian gedung museum pada 1862 dengan membuat rancangan sebuah gedung museum
baru. Lokasi yang dipilih adalah tanah bekas lapangan dan kandang kuda Perkumpulan
Penggemar Kuda “Batavia Wedloop Societeit” yang didirikan oleh Gubernur Jendral Van der
Capellen (1825), di Koningsplein West atau Jalan Merdeka Barat No.12 sekarang. Sembilan
puluh tahun sejak berdirinya BGKW gedung baru itu diresmikan, statusnya tetap di bawah
BGKW dengan nama Museum van Het BGKW.
Kegiatan museum diatur di Pasal 19 yang meliputi: (1) perbukuan (boekreij); (2)
himpunan etnografis; (3) himpunan kepurbakalaan; (4) himpunan prasejarah; (5) himpunan
keramik; (6) himpunan musikologi; (7) himpunan numismatik, pening, dan cap; (8)
himpunan naskah (handschriften) dan dapat diperluas dengan himpunan-himpunan lainnya
atas keputusan Direksi BGKW. Yang menarik, dalam Pasal 20 Statuten dinyatakan bahwa
semua benda yang telah menjadi himpunan museum atau BGKW tidak boleh dipinjamkan
dengan cara apa pun kepada pihak ketiga dan anggota-anggota atau bukan anggota untuk
dipakai atau disimpan, kecuali mengenai perbukuan dan himpunan naskah.
Pengenalan warisan budaya bangsa yang disimpan di Museum van Het BGKW
tidak hanya untuk masyarakat dalam negeri, tetapi juga ke luar negeri. Lembaga ini juga
berjasa dalam menyebarluaskan informasi hasil penelitian ke berbagai lembaga ilmiah di
berbagai benua dan juga memperkenalkan kebudayaan bumiputra melalui pameran
internasional.
Koleksi Museum van Het Batavia dan beberapa museum lainnya mulai dikenalkan
kepada masyarakat Eropa dengan mengikuti berbagai Pameran Internasional. Pameran
pertama diselenggarakan tahun 1851, yaitu Great Exhibition of the Works of Industry of all
Nations di kota London, Inggris. Disusul tahun 1883, The International Colonial and Export

10
Trade Exhibition, di Amsterdam, Belanda. Tahun 1889, pindah ke kota Paris, de l’Exposition
Universelle de Paris. Tahun 1900, diselenggarakan Netherlandsche Gids op de Parijsche
Tentoonstelling. Tahun 1910, di kota Brussels, Belgia diselenggarakan World Exhibition, dan
berikutnya tahun 1931 diselenggarakan lagi Exposition Coloniale Internationale, di kota Bois
de Vincennes, Prancis. Dalam pameran-pameran itu Museum van Het BGKW terlibat sebagai
penyelenggara atas nama negara Belanda.
Dalam kelembagaan BGKW telah masuk tenaga ahli dan staf dari kalangan
bumiputra yang menjadi perintis dalam penelitian kebudayaan setelah Indonesia merdeka.
Bila dibandingkan keberadaan lembaga-lembaga BGKW dengan lembaga-lembaga
kebudayaan (penelitian) masa sekarang, dapat disimpulkan adanya kecenderungan penurunan
dalam berbagai hal: vitalitas, mentalitas, dan kualitas penelitian tidak hanya di bidang
arkeologi.

2. Museum Radya Pustaka, Surakarta


Museum ini didirikan pada 1890, terutama menyimpan benda-benda dan naskah-
naskah kuno dari daerah Kasunanan Surakarta. Pendirinya adalah seorang bumiputra sejati,
K.P.A. Sosrodiningrat IV yang menjabat patih pada pemerintahan Sri Susuhunan Paku
Buwono IX. Peristiwa ini menjadi catatan penting karena seorang bumiputra pertama dan
seorang pejabat pemerintah (kerajaan) memiliki kesadaran tinggi tentang arti museum.
Museum ini menyimpan berbagai koleksi R.T.H. Joyohadiningrat II, sang pemrakarsa
berdirinya Perkumpulan Paheman Radya Pustaka.
Awalnya museum ini berada di salah satu ruang di kediaman K.P.A Sosrodiningrat
IV di Kepatihan, yakni Panti Wibowo, sehingga museum ini bersifat pribadi (privat) dan
swasta murni. Kemudian atas prakarsa Paku Buwana X, museum dipindahkan ke Loji
Kadipolo pada 1 Januari 1913. Gedung Loji Kadipolo yang menjadi lokasi museum sekarang
ini tanahnya dibeli oleh Sri Susuhunan Paku Buwono X dari seorang Belanda, Johannes
Buselaar seharga 65 ribu gulden dengan akta noktaris 13/VII tahun 1877 nomor 10 tanah
eigendom. Museum Radya Pustaka berstatus yayasan, yakni Yayasan Paheman Radyapustaka
Surakarta dan dibentuk pada 1951. Pelaksanaan tugas sehari-hari dilakukan oleh presidium,
yang pertama tahun 1966 diketahui oleh Go Tik Swan (K.R.T. Harjonagoro.
Museum ini berjasa dalam menyelamatkan berbagai artefak, juga di bidang bahasa
(Jawa). Setelah seminar yang dihadiri oleh utusan Keraton Surakarta, Yogyakarta, Pura
Mangkunagaran, Pura Paku Alaman serta sejumlah hadirin pada 29 Desember 1922, lahir
Ejaan Sriwedari, yaitu suatu kesepakatan dalam cara penulisan huruf Jawa. Hasil seminar ini
kemudian ditetapkan dengan keputusan Pemerintah Hindia Belanda.
Paheman Radya Pustaka juga menerbitkan majalah bulanan berbahasa Jawa
(Sasadara, Candrakanta, dan Nitibasa), menyelenggarakan kursus (dalang, gamelan, bahasa
Kawi), dan mengadakan pagelaran (membuat wayang, mengukir kayu, membuat keris, dan
membatik).

11
3. Museum Zoologi, Bogor
Pada Agustus 1894 Dr. J.C. Koningberger mendirikan Museum Zoologicum
Bogoriensis (MZB), merupakan bagian dari ‘s Lands Plantentuin. Fungsi awalnya adalah
laboratorium zoologi sebagai wadah penelitian bidang pertanian dan zoologi, dengan nama
Landbouw Zoologisch Museum. Pembangunan gedung museum baru selesai akhir Agustus
1931. Tujuan pendirian museum ini adalah mengumpulkan dan memamerkan koleksi
binatang-binatang yang telah diawetkan dari jenis mamalia, reptilia, serangga, burung,
amfibia, ikan, dan moluska. Juga himpunan concyologia dari Jawa khususnya HindiaBelanda
pada umumnya serta himpunan carcinaogia termasuk jenis kerang-kerang dari Kepulauan
Indonesia.
Tugas dan kewajiban Museum Zoologi didasarkan pada Surat Keputusan
Pemerintah tanggal 26 Januari 1908 No. 42 Departement van Landbouw (Departemen
Pertanian) . Museum ini bergabung dengan Laboratorium di Bogor dan dengan Stasiun
Perikanan (Visserij station) di Batavia.

4. Museum Zoologi, Bukittinggi


Museum ini didirikan bersamaan waktunya dengan pendirian Museum Zoologi
Bogor, yaitu tahun 1894. Museum itu kini berada di Taman Marga Satwa dan Budaya
Kinantan, di Jalan Cindua Mato Kelurahan Benteng Pasar Atas. Taman ini dibangun pada
1900 oleh Contreleur Strom Van Govent. Pada 1929 dijadikan kebun binatang oleh Dr. J
Hock dan sampai sekarang masih tetap berfungsi sebagai kebun binatang tertua di Indonesia.
Tujuan pendirian museum ini hampir sama dengan pendirian Museum Zoologi
Bogor, yakni mengumpulkan dan memamerkan koleksi binatang-binatang yang telah
diawetkan. Di tengah-tengah taman ini terdapat sebuah Museum Kebudayaan yang berbentuk
Rumah Adat Minangkabau, dibangun pada 1935.

5. Museum Mojokerto, Mojokerto


Museum ini didirikan pada 1912 atas usul Bupati Mojokerto, R.A.A Kromojoyo
Adinegoro. Ia adalah seorang pribumi yang mempunyai perhatian terhadap pendirian
museum dan konservator benda-benda warisan budaya bangsanya, terutama terhadap
peninggalan kebudayaan masa Indonesia-Hindu. Kromodjojo mendorong dilakukannya
penelitian peninggalan baik dari daerah Trowulan khususnya maupun dari daerah Jawa Timur
pada umumnya.
Pada 24 April 1924, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro bekerja sama dengan Ir. Henry
Maclaine Pont, seorang arsitek Belanda mendirikan Oudheidkundige Vereeniging Madjapahit
(OVM), yaitu sebuah perkumpulan yang bertujuan untuk meneliti peninggalan-peninggalan
Majapahit. OVM menempati sebuah rumah di Situs Trowulan yang terletak di jalan raya
jurusan Mojokerto-Jombang km 13, untuk menyimpan artefak-artefak yang diperoleh baik
melalui penggalian, survei maupun penemuan secara tidak sengaja oleh penduduk setempat.
Mengingat banyaknya artefak yang layak untuk dipamerkan, maka direncanakan untuk
membangun sebuah museum. Museum itu baru terealisasi pada 1926, dikenal dengan nama
12
Museum Trowulan. R.A.A. Kromojoyo Adinegoro juga tercatat sebagai anggota Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.
Sayang gedung museum yang amat bersejarah itu oleh Bupati Mojokerto di tahun
1996 “dipaksa” tukar guling dengan Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa
Timur. Caranya, pihak Kantor Suaka menyerahkan lahan Museum Mojokerto untuk
perluasan kantor Pemda dan selanjutnya pihak Pemda membangunkan perluasan kantor
Suaka/Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Mojokerto. Suatu cara pertukaran yang
sangat merugikan kepentingan sejarah, purbakala, dan permuseuman.

6. Museum Rumoh Aceh, Banda Aceh


Museum ini berawal dari sebuah bangunan yang dikenal dengan sebutan “Rumoh
Aceh”, berupa rumah panggung tradisi Aceh. Rumah ini dibuat pada 1914, digunakan
sebagai ruang pameran kebudayaan Aceh pada “Pameran Kolonial” (Colonial Exhibition)
yang berlangsung di beberapa kota di Eropa, seperti Amsterdam, Paris, London, dan Brussel.
Pameran Kolonial pernah diselenggarakan di Semarang. Bangunan ini kemudian
dibawa pulang ke Banda Aceh tahun 1915, ditempatkan pada lokasi sekarang. Oleh Gubernur
Van Swart (Belanda) rumah itu dijadikan Museum Rumoh Aceh. Museum inilah yang
menjadi modal dasar pembangunan Museum Negeri Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
sekarang. Museum ini menjadi tempat menyimpan, merawat dan memamerkan koleksi
benda-benda dari daerah bekas Kesultanan Aceh Darussalam dan benda budaya masyarakat
Aceh.

7. Museum Puro Mangkunegaran, Surakarta


Didirikan pada 1918 oleh Mangkunegoro VII, perintis diselenggarakannya Kongres
Kebudayaan Jawa. Mangkunegoro VII juga menjadi salah seorang pendiri lembaga
kebudayaan Java Instituut (1919) dan Museum Sonobudoyo di Yogyakarta (1935). Museum
Mangkunegaran bertujuan melestarikan sejarah Pura Mangkunegaran yang tidak dapat
dipisahkan dari kisah perjuangan R.M. Said atau Pangeran Sambernyawa antara tahun 1740-
1757. R.M. Said yang kemudian bergelar K.G.P.A.A. Mangkunegoro I adalah pendiri Pura
Mangkunegaran. Museum ini memamerkan berbagai benda koleksi milik Pura
Mangunegaran, mulai dari Mangkunegoro I hingga sekarang.
Museum Mangkunegara berada di sebelah Utara Pringgitan, menempati salah satu
bangunan dalam kompleks Pura Mangkunegaran. Di dalam museum ini juga tersimpan
koleksi buku, termasuk buku-buku sastra. Koleksi itu ditempatkan di sebuah ruangan yang
disebut “Rekso Pustaka” sebagai sumber ilmu pengetahuan yang berkembang di lingkungan
Pura Mangkunegaran, dibangun oleh Mangkunegoro IV. Selain sebagai pendiri museum,
menurut Takashi Shiraishi, seorang ahli sejarah Asia Tenggara dari Jepang, Mangkunegoro
VII disebutnya sebagai “raja modern berbudi cerah”. Juga sebagai tokoh kunci dalam politik
dan kebudayaan.

13
8. Museum Trowulan, Mojokerto
Pendirian museum ini diawali dengan berdirinya OVM oleh R.A.A. Kromojoyo
Adinegoro, Bupati Mojokerto bekerja sama dengan seorang arsitek dan
arkeolog,Ir.Henry Maclaine Pont. Tujuan dari perkumpulan ini adalah melakukan penelitian
peninggalan situs bekas kerajaan Majapahit dan mencegah pencurian artefak dari situs
Majapahit. Kantor OVM menempati sebuah rumah di situs Trowulan.
Untuk menyimpan dan merawat berbagai benda temuan, dibangun sebuah gudang.
Karena benda koleksi semakin banyak dan timbul keinginan untuk memamerkan, maka
direncanakanlah pembangunan museum. Berkat peran Bupati Kromojoyo Adinegoro
keinginan itu akhirnya tercapai dengan diremikannya Museum Trowulan pada 1926 di dekat
situs. Ketika Jepang datang pada 1942 Maclaine Pont ditawan, sehingga museum ditutup
untuk umum.

9. Museum Gedong Kirtya, Singaraja


Museum Gedong Kirtya dibangun di Singaraja berkat kepedulian seorang
berkebangsaan Belanda, L.J.J Caron. Suatu kali ia bertemu dengan para raja dan tokoh agama
untuk berdiskusi mengenai kekayaan kesenian sastra (lontar) yang ada di Bali. Menurut
Caron kekayaan seni ini sepatutnya dipelihara agar tidak rusak atau hilang sehingga
memberikan kesempatan bagi generasi selanjutnya untuk mengetahui isi dari kesenian sastra
(lontar) tersebut.
Museum ini bermula dari sebuah yayasan “Kirtya Lefrink – Van der Tuuk” (1928).
Nama ini berasal dari Asisten Residen Belanda di Bali, F.A Lefrink. Pada waktu itu ia sangat
tertarik dengan kebudayaan Bali. Dr. H.N Van der Tuuk adalah seorang sejarahwan, ia
memberikan tanah dan bangunannya untuk digunakan sebagai museum. Gedung ini terletak
di kompleks Sasana Budaya, yang merupakan istana tua Kerajaan Buleleng. Lokasi di Jalan
Veteran, Singaraja. Pada masa itu, Singaraja merupakan ibu kota Sunda Kecil.
Kata “kirtya” diusulkan oleh I Gusti Putu Djelantik, Raja Buleleng ketika itu; kirtya
berakar kata “kr”, menjadi “krtya”, sebuah kata dari bahasa Sansekerta yang mengandung
“usaha” atau “jerih payah”. Dari hasil riset terhadap koleksi perpustakaan Kirtya ini, ratusan
tesis magister dan disertasi doktoral telah lahir. Ribuan karya ilmiah mengalir. Yang paling
monumental, telah lahir sebuah megaproyek kamus Jawa Kuna, dikerjakan puluhan tahun
oleh Prof. P.J. Zoetmulder (salah satu peneliti terbesar sastra Jawa Kuna yang akrab dipanggil
Romo Zoet). Setelah Romo Zoet berpulang, misi ini dilanjutkan oleh Prof. S.O. Robson.
Awalnya hanya seri Jawa Kuna-Inggris, kini sudah tersedia terjemahan Jawa Kuna-Indonesia
atas jerih payah Romo Dick Hartoko. Yayasan ini bertujuan melacak semua naskah yang
ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan Pertengahan, berbahasa Bali, dan Sasak, sejauh masih
terdapat di Bali dan Lombok. Naskah-naskah itu kebanyakan dimiliki oleh perorangan.
Dengan demikian naskah-naskah tersebut dapat lebih mudah diakses para peminat.
Agar tujuan itu dapat dilaksanakan maka raja-raja setempat, para pendeta, dan
orang-perorangan di daerah itu diminta untuk menyerahkan milik mereka untuk sementara
waktu kepada Perpustakaan Kirtya. Di sana sebuah panitia terdiri atas 12 orang memutuskan

14
naskah-naskah mana yang dianggap cukup berharga untuk disimpan dalam koleksi itu.
Lontar-lontar itu disalin seteliti mungkin oleh sebuah kelompok, dengan bentuk huruf yang
sama dan di atas bahan yang sama (daun lontar). Barulah kemudian lontar-lontar (pinjaman)
itu dikembalikan kepada pemiliknya.

10. Museum Geologi, Bandung


Pada masa penjajahan Belanda keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan
sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak
pertengahan abad ke-17 oleh para ahli Eropa. Setelah mengalami revolusi industri pada
pertengahan abad ke-18, Eropa sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar
industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah
Nusantara. Melalui hal ini, diharapkan perkembangan industri di Belanda dapat ditunjang.
Maka pada 1850, dibentuklah Dienst van het Mijnwezen. Kelembagaan ini berganti nama
menjadi Dienst van den Mijnbouw pada 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan
geologi dan sumber daya mineral.
Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil, laporan, dan
peta memerlukan tempat untuk penganalisisan dan penyimpanan, sehingga pada 1928 Dienst
van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada
awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang juga disebut Geologisch Museum.
Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir.
Menalda van Schouwenburg. Pembangunannya memerlukan waktu 11 bulan dengan 300
pekerja. Dana yang dikeluarkan sebesar 400 Gulden. Peresmian gedung dilakukan pada 16
Mei 1929, menyambut penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth
Pacific Science Congress) di Bandung pada 18-24 Mei 1929.
Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International
Cooperation Agency). Dalam museum ini tersimpan materi-materi geologi, seperti fosil,
batuan, dan mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak
tahun 1850 .

11. Museum Bali, Denpasar


Museum ini didirikan pada 1932, terletak di jantung kota Denpasar. Museum Bali
dalam ruang lingkup mandala, pusat simbol kuasa dan spiritual. Sebelah timur berdampingan
dengan lapangan Puputan Badung, bersebelahan dengan Pura Agung Jagat Natha. Kisah
bangunan ini cukup panjang. Bermula pada 1910, saat kapal Belanda KPM mendarat di Bali
dan menurunkan turis. Sejak itu Bali mulai dikenal di mancanegara, sehingga mulai
kedatangan banyak turis. Dampaknya ternyata adalah banyak barang sejarah dan prasejarah
hilang atau diboyong oleh para pelancong itu. Melihat kondisi tersebut Mr. W.F.J Kroon,
Asisten Residen Bali dan Lombok memerintahkan Mr. Curt Grundler untuk membuat tim
perencanaan museum dengan arsitektur Bali. Museum Bali didirikan guna melestarikan
peninggalan peninggalan kebudayaan dan sejarah yang ada di Bali.

15
Rencana tersebut mendapat dukungan dari raja-raja Bali, di antaranya I Gusti Bagus
Jelantik (Raja Karangasem), I Gusti Alit Ngurah (Bestruurder Penegara Badung), I Gusti
Ketut Jelantik (Raja Buleleng), Raja Tabanan, serta unsur-unsur masyarakat dan seniman.
Tim tersebut membangun museum dengan perpaduan antara arsitektur pura (tempat ibadah)
dan puri (rumah bangsawan). Arsiteknya adalah I Gusti Gede Ketut Kandel dari banjar
Abasan, I Gusti Ketut Rai dari banjar Belong, dan Curt Grundler dari Jerman. Dana dan
material pembangunan disokong oleh raja Buleleng, Tabanan, Badung, dan Karangasem.

12. Museum Rumah Adat Baanjuang, Bukittinggi


Museum ini didirikan oleh seorang Belanda, Mr. Mondelar pada 1 Juli 1935.
Museum Baanjuang terletak di Pasar Atas Bukittinggi, tepatnya di dalam komplek Benteng
Fort De Kock. Bentuk bangunan berupa rumah tradisional yang memiliki anjuang kiri dan
kanan. Hampir semua bahan bangunan masih terlihat ketradisionalannya yang kental,
misalnya atap bangunan masih menggunakan ijuk, dinding terbuat dari kayu/bambu, serta
berlantai kayu.
Museum ini didirikan dengan tujuan untuk menghimpun benda-benda sejarah dan
budaya Tanah Minang. Dulunya museum ini bernama Museum Bundo Kanduang. Sesuai
dengan Perda Kota Bukittinggi No. 5 tahun 2005, maka berganti nama menjadi Museum
Rumah Adat Baanjuang. Koleksi yang dipamerkan adalah kelompok etnografika,
numismatika, binatang yang diawetkan, serta koleksi miniatur rumah gadang, surau, dan
rumah makan..

13. Museum Stedelijk Historisch, Surabaya


Museum Stedelijk Historisch adalah cikal bakal Museum Mpu Tantular. Museum
ini dirintis oleh seorang berkebangsaan Jerman, Godfried Hariowald Von Faber. Faber
mulanya gemar mengoleksi foto tentang kehidupan dan gedung di Surabaya, ia
mengumpulkannya sejak 1922. Karena kecintaannya dan keahliannya terhadap sejarah kota
Surabaya, ia ditugasi oleh pemerintah Hindia Belanda menyusun buku tentang Surabaya.
Akhirnya pada 1933 terbit buku Old Surabaya dan New Surabaya. Faber juga jatuh cinta
pada tinggalan sejarah kebesaran kerajaan Majapahit. Cita-citanya itu baru terwujud tahun
1933. Museum dibuka secara resmi pada 25 Juni 1937.
Museum ini mengumpulkan koleksi yang berkaitan dengan sejarah berdirinya kota
Surabaya. Awalnya lembaga ini hanya memamerkan koleksinya, dalam suatu ruang kecil di
Readhuis Ketabang. Atas kemurahan hati seorang janda bernama Han Tjong King, museum
dipindahkan ke Jalan Tegal Sari yang memiliki bangunan lebih luas. Seiring perjalanan
waktu, masyarakat pemerhati museum berinisiatif untuk memindahkan museum ke lokasi
yang lebih memadai, dan akhirnya dipindahkan ke bangunan di Jalan Pemuda No. 3,
Surabaya.
Sepeninggal Von Faber pada 30 September 1955, museum tersebut terbengkalai.
Baru pada 1 November 1974 diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan diberi

16
nama Museum Negeri Mpu Tantular. Pada 1975, lokasi museum dipindah ke Jalan Taman
Mayangkara 6, Surabaya, yang peresmiannya dilakukan pada 12 Agustus 1977.

14. Museum Sonobudoyo, Yogyakarta


Museum ini didirikan pada 1935 untuk maksud tempat penyimpanan, pemeliharaan,
dan pengenalan koleksi benda-benda, termasuk naskah-naskah kuno dari daerah Yogyakarta
dan dari daerah lain. Peran lembaga penelitian kebudayaan Jawa, Java Instituut, untuk
pendirian museum ini sangat besar. Lembaga Java Instituut dibentuk berdasarkan
rekomendasi Kongres Kebudayaan I (1918) yang digagas oleh Pangeran Prangwadono
(Mangkunegoro VII).
Pengurus Java Instituut kebanyakan cendekiawan bumiputra, antara lain Pangeran
Prangwadono, Husein Jayadiningrat, Purbacaraka, Rajiman Wedyodiningrat, P.H.
Hadinegoro, dan R. Sastrowijono, di samping cendekiawan Belanda seperti F.D.K Bosch, Th.
Karsten, dan S. Koperberg. Enam belas tahun setelah berdiri, Java Instituut berhasil
mengumpulkan benda budaya dari Sunda, Jawa, Madura, Bali, Palembang, dan lain-lain.
Kemudian timbul gagasan untuk mendirikan museum, lahirlah Museum Sonobudoyo pada 6
November 1935, diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII, sekaligus menjadi
pelindung museum.
Koleksi Museum Sonobudoyo merupakan terlengkap kedua setelah Museum
Nasional. Pada zamannya, koleksi buku di perpustakaan museum sangat banyak. Berbagai
buku langka masih tersimpan sampai kini. Dulu penerbitan bergengsi pernah dikeluarkan
Java Instituut, yakni majalah Djawa. Namun majalah berbahasa Belanda ini terhenti
penerbitannya bersamaan dengan runtuhnya kekuasaan Nederlandsch Indie.
Demikian pula dengan majalah Museum Sonobudoyo. Pada masa 1950-an dan
1960-an majalah ini sangat populer, namun tahun-tahun berikutnya mati karena ketiadaan
dana. Semasa Java Instituut (1935-1941) Museum Sonobudoyo pernah beberapa kali
menyelenggarakan pameran, yakni tosan aji, wayang, ukiran kayu, batik, kerajinan perak, dan
lukisan anak.

15. Museum Simalungun, Sumatera Utara


Pada 14 Januari 1937 diadakan rapat Harungguan. Ketika itu hadir tujuh orang Raja
Simalungun, kepala distrik, Tungkat, tokoh masyarakat, dan tokoh pemerintahan setempat.
Mereka menyetujui didirikannya sebuah museum di Pematang Siantar. Pembangunan
museum dimulai pada 10 April 1939 dan selesai pada Desember 1939. Museum Simalungun
menghabiskan biaya 1.650 gulden dan diresmikan pada 30 April 1940. Semula museum ini
disebut Rumah Pusaka Simalungun.
Tujuan pembangunan museum adalah untuk menghimpun, memelihara, dan
memperkenalkan berbagai koleksi benda budaya, termasuk naskah-naskah kuno dari daerah
Batak, agar tidak lenyap ditelan zaman. Sejak 7 Juni 1955 museum dikelola Yayasan
Museum Simalungun. Biaya perawatan dan pemeliharaannya diperoleh dari berbagai sumber,

17
seperti sumbangan pengunjung, pemerintah Kabupaten Simalungun, dan Pemerintah Kota
Pematangsiantar.

16. Museum Kota Batavia Lama (Oud Batavia Museum), Batavia


Museum ini disiapkan sejak 1937, menempati bangunan yang terletak di Jalan Pintu
Besar Utara No. 27, Jakarta Kota. Sebelum dijadikan museum, gedung ini semula adalah
sebuah gereja bernama “de Oude Hollandsche Kerk“ yang dibangun tahun 1640. Tahun 1732
gedung ini hancur karena terkena gempa, dan dibangun kembali oleh Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen dengan bentuk baru.
Namanya diganti menjadi “Nieuw Hollandsche Kerk” berfungsi pada 1733-1808.
Gedung ini kemudian dibeli oleh perusahan Geo Wehry & Co untuk dijadikan gudang.
Akhirnya pada 14 Agustus 1936 gedung berserta tanahnya dinyatakan sebagai monumen
(cagar budaya) dan dibeli dari perusahaan Geo Wehry & Co oleh Bataviaasch Genootschap
van Kunsten en Wetenschappen.
Sejarah pendirian museum berawal ketika pada 1937, Yayasan Oud Batavia
(Stichting Oud-Batavia) mengajukan rencana untuk mendirikan sebuah museum mengenai
sejarah kota Batavia. Tujuannya, untuk mengumpulkan, merawat, dan memamerkan berbagai
koleksi. Diharapkan koleksi ini dapat menggambarkan sejarah kota Batavia sejak masa
prasejarah hingga masa kini, termasuk menggambarkan kehidupan masyarakat Betawi, dan
bangsa asing seperti Arab, India, Belanda, Portugis, dan Cina. Pada pokoknya museum ingin
menggambarkan Jakarta sebagai pusat pertemuan budaya. Oud Bataviaasche Museum dibuka
untuk umum pada 22 Desember 1939. Pengelolaannya diserahkan kepada Stichting Oud
Batavia. Museum inilah yang menjadi cikal-bakal Museum Sejarah Jakarta (Museum
Fatahillah).
Pada 1957 nama Oud Bataviaasche Museum berubah menjadi Museum Djakarta
Lama di bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia), nama baru dari Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Pada 17 September 1962 lembaga ini
diserahkan kepada Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan RI, dan pada 23
Juni 1968 gedung ini diserahkan ke Pemerintah DKI Jakarta. Pada 30 Maret 1974 nama
museum ini berubah menjadi Museum Sejarah Jakarta.
Gedung museum menempati gedung lain, yakni bekas gedung Balai Kota atau
Stadhuis di stadhuisplein (sekarang Taman Fatahillah). Jaraknya tidak terlalu jauh dari
gedung lama yang bekas gereja. Selanjutnya gedung bekas gereja dijadikan Museum
Wayang.
Dari uraian di atas dapat diketahui perkembangan museum di masa kolonial.
Sebelum berdirinya lembaga museum di Indonesia, di kalangan masyarakat bumiputra telah
tumbuh kesadaran untuk melakukan hal yang sama dengan misi museum, meski masih dalam
bentuk yang sederhana dan bersifat koleksi pribadi. Sistem pengelolaannya masih sederhana,
belum mengikuti sistem manajemen museum. Bila “dipamerkan” biasanya hanya terbatas
pada kalangan sahabat dan keluarga besar. Di Indonesia lembaga museum mulai berdiri pada
awal abad ke-18 pada masa pemerintahan kolonial Belanda.

18
Dalam hal awal pendirian museum di Indonesia, kebanyakan merupakan bagian dari
kegiatan lembaga ilmu pengetahuan atau penelitian, kekayaan alam dan kebudayaan, serta
peradaban masa lalu, terutama dari masyarakat Jawa, Bali, Lombok, Madura, dan Sumatera.
Menurut Luthfi Asiarto, oleh pemerintah kolonial museum-museum kebudayaan beserta
lembaga penelitiannya itu mereka manfaatkan untuk mengenal kebudayaan rakyat jajahan.
Untuk mengeksploitasi sumber-sumber kekayaan alam negara kita, mereka mendirikan
museum-museum sains (Asiarto, 1987: 1-2).
Dalam hal pendiri museum, selain atas inisiatif dari kalangan bangsa Barat, ada
beberapa nama bumiputra yang telah memiliki kesadaran akan pentingnya museum.
Kemudian mereka tampil berperan dalam pendirian museum. Sejumlah nama yang patut
dicatat dalam sejarah, antara lain Pangeran Sosrodiningrat IV (pendiri Museum Radya
Pustaka), R.A.A. Kromojoyo Adinegoro (pendiri Museum Mojokerto), Dr. Husein
Jayadiningrat (salah seorang pendiri Museum Sonobudoyo); Pangeran Prangwadono atau
Mangkunegoro VII (Museum Sonobudoyo dan Museum Mangkunegaran). Di Bali peran I
Gusti Bagus Jelantik (Raja Karangasem), I Gusti Alit Ngurah (Bestruurder Penegara
Badung), dan I Gusti Ketut Jelantik (Raja Buleleng), juga besar dalam mendirikan Museum
Bali.
Mengenai tema dan koleksi yang dipamerkan ada beberapa macam. Museum
Zoologi di Bogor dan Bukittinggi serta Museum Geologi Bandung melestarikan tinggalan
sejarah alam berupa keanekaragaman flora, fauna, bebatuan, tambang, fosil, dan lain-lain.
Museum Radya Pustaka, Sonobudoyo, Mangkunegaran, dan Museum Bali menggambarkan
sejarah dan kekayaan budaya kehidupan kerajaan, meskipun di dalamnya juga terdapat
koleksi arkeologi. Sementara itu, Museum Mojokerto, Museum Trowulan, dan BGKW
menyimpan koleksi tinggalan arkeologi. Dua museum yang bertujuan melestarikan sejarah
kota adalah Stedelijk Historisch Museum yang menggambarkan sejarah kota Surabaya dan
Oud Batavia Museum yang mengggambarkan sejarah kota Batavia. Selanjutnya ada empat
museum yang berbasis pada penggambaran adat dan budaya daerah dan benda etnografi,
yakni Museum BGKW, Museum Rumoh Aceh, Museum Simalungun, dan Museum Rumah
Adat Baanjuang di Bukittinggi. Adapun Museum Gedong Kirtya di Singaraja awalnya lebih
mengarah pada pelestarian naskah kuno dalam bentuk lontara.
Menutup uraian dalam bab ini disimpulkan bahwa pendirian lembaga museum di
Indonesia pada masa kolonial Belanda tidak dapat dipisahkan dengan sistem politik
penjajahan. Berkat keanekaragaman budaya yang dijadikan koleksi museum pemerintah
Hindia Belanda dapat mengangkat derajat bangsa Belanda di mata bangsa-bangsa Eropa
(Barat). Negeri Belanda yang kecil saja berhasil menduduki urutan ketiga di antara negara-
negara kolonial karena berbagai koleksi museum di Hindia Belanda dipamerkan dalam
berbagai pameran kolonial (Colonial Exhibition) di Eropa dan Amerika Serikat. Oleh para
ahli kolonial di Prancis diakui bahwa produktivitas Indonesia sebagai daerah jajahan sangat
menguntungkan Belanda. Dalam koran L’Echo de Paris 10 Mei 1931 yang dikutip oleh
Frances Gouda dinyatakan, ”Belanda kecil, bagaimanapun, merupakan kekuatan kolonial
ketiga di dunia, dan negara jajahannya Indonesia selalu menguntungkan sepanjang waktu” .
Bagi Belanda, Indonesia adalah negeri jajahan yang setelah merdeka seperti ”surga yang

19
hilang”. Hal ini membuat M.B. van der Jagt, mantan Gubernur Surakarta dalam bukunya
”Memoires” yang dikutip oleh Gouda mengatakan, ”Dengan adanya penyerahan kedaulatan
kepada Republik Indonesia, Belanda dipaksa untuk meninggalkan karyanya yang sangat
berharga, yang merupakan hasil kerja keras selama tiga setengah abad, kehilangan kerjaan
Hindianya, kekayaan tropisnya…dst.” .

C. Museum-museum Setelah Indonesia Merdeka


Pendirian dan pengembangan museum di Indonesia semakin meningkat dari masa
sebelum kemerdekaan. Tujuan pendirian museum setelah kemerdekaan adalah untuk
kepentingan pelestarian dan pengembangan warisan budaya dalam rangka persatuan dan
peradaban bangsa, juga sebagai sarana pendidikan nonformal. Jumlah koleksi pada masa
kolonial cukup besar, namun disajikan dengan konsep tata pameran di Eropa. Sementara
jumlah koleksi setelah kemerdekaan memang masih terbatas, namun koleksi tersebut
dipamerkan untuk kepentingan bangsa dalam rangka penanaman rasa kebangsaaan dan jati
diri.
Bangunan museum sebelum kemerdekaan cenderung menggunakan bangunan tua.
Karena tidak diperuntukkan sebagai museum, maka tidak dapat memenuhi kriteria bangunan
museum modern. Sumber daya manusia dan pelayanan kepada pengunjung pada masa ini
belum ada, sedangkan sarana dan fasilitas belum mencukupi. Berbeda pada masa setelah
kemerdekaan, bangunan sudah direncanakan khusus untuk suatu museum dan mencerminkan
suatu gaya arsitektur tradisional daerah tertentu. Sumber daya manusia dan pelayanan telah
ada, meskipun belum profesional. Museum-museum juga telah ditunjang dengan sarana dan
fasilitas yang memadai.

1. Masa Peralihan dan Pembangunan Museum (1957-1984)


Setelah Indonesia merdeka, keberadaan museum-museum diabdikan pada
pembangunan bangsa Indonesia. Para ahli bangsa Belanda yang aktif dalam lembaga atau
museum yang berdiri sebelum 1945, masih diizinkan tinggal di Indonesia dan menjalankan
tugasnya. Banyak ahli bangsa Indonesia yang aktif dalam lembaga-lembaga dan museum
yang berdiri sebelum 1945, seperti Prof. Husein Jayadiningrat dan Prof. Purbacaraka.
Kemampuan mereka tidak kalah dengan ahli Belanda. Sejak Indonesia merdeka,
mereka semakin meningkatkan kemampuan dan penelitiannya tentang kebudayaan Indonesia.
Setelah 1950, perhatian pemerintah Indonesia terhadap pelestarian warisan budaya, semakin
meningkat. Pada awalnya, sejak 1946, masalah kebudayaan dikelola oleh bagian kebudayaan
di Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.
Bagian kebudayaan ini tidak terinci tugasnya, karena ketika itu masih dalam masa
perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Baru pada 1948 didirikan Jawatan Kebudayaan
dalam Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Pada 1957 dalam Jawatan
Kebudayaan dibentuk Bagian Urusan Museum. Hal ini menandakan masalah permuseuman
menjadi penting dan lebih terfokus, karena adanya lembaga yang berwenang mengurusi
museum-museum di Indonesia.
20
Bagian Urusan Museum pada 1965 ditingkatkan menjadi Lembaga Museum-
Museum Nasional, kemudian pada 1968 berubah menjadi Direktorat Museum, dan pada 1975
berubah lagi menjadi Direktorat Permuseuman (Soemadio dkk, 1987: 4 ).
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan permuseuman di Indonesia, pada 1971
Direktorat Permuseuman mengelompokkan museum menurut jenis koleksi. Ketika itu dikenal
tiga jenis museum, yaitu Museum Umum, Museum Khusus, dan Museum Lokal. Pada 1975,
pengelompokan tersebut diubah menjadi Museum Umum, Museum Khusus, dan Museum
Pendidikan. Pada 1980, pengelompokan itu disederhanakan lagi menjadi Museum Umum dan
Museum Khusus. Berdasarkan tingkat kedudukannya, Direktorat Permuseuman
mengelompokkan lagi Museum Umum dan Museum Khusus menjadi Museum Tingkat
Nasional, Museum Tingkat Regional (provinsi), dan Museum Tingkat Lokal
(Kodya/Kabupaten) (Soemadio, dkk. 1986: 5-6).
Pada 1962 Amir Sutaarga mengemukakan beberapa permasalahan museum di
Indonesia dan penyelesaiannya, yaitu:
1. Jumlah museum di Indonesia perlu ditambah.
2. Museum yang sudah ada seharusnya diperluas dan diperbaiki.
3. Diperlukan tenaga-tenaga museum yang harus mendapat didikan khusus.
4. Ada hal-hal yang dianggap penting, mengingat konstelasi masyarakat kita, yang
merupakan masyarakat yang berdiri di tengah tengah akulturasi.
5. Museum bukanlah semata-mata suatu alat untuk mencegah bahaya kemiskinan
kebudayaan suatu bangsa saja tetapi adalah suatu lembaga untuk memajukan
peradaban bangsa (Sutaarga, 1962: 15).

Pada mulanya gagasan pokok untuk mendirikan museum umum di setiap ibu kota
provinsi adalah agar dapat mencerminkan falsafah umum museum seperti yang tersirat dalam
rumusan definisi museum menurut ICOM (The International Council of Museums). Dalam
kenyataannya, museum umum yang memiliki koleksi beragam, belum dianggap sebagai
integrated museum. Hal itu menyebabkan jumlah museum khusus jauh lebih banyak
dibandingkan museum umum.
Berbagai perubahan yang terjadi dalam organisasi lembaga yang dipercaya untuk
melakukan pembinaan terhadap museum-museum, menunjukkan adanya proses
perkembangan kelembagaan museum di Indonesia. Hal itu juga menunjukkan adanya
prioritas kedudukan permuseuman dalam hubungan pembangunan nasional di bidang
kebudayaan.
Dengan adanya pembangunan nasional yang dilaksanakan melalui Rencana
Pembangunan Lima Tahun (Repelita), maka pembangunan permuseuman di Indonesia
selangkah lebih maju. Hal itu terjadi karena semakin jelas arah pengembangan dan
pembangunan museum, sejak Pelita I sampai dengan Pelita VI atau dalam kurun 30 tahun.
Jumlah museum di Indonesia tercatat 262 buah, dikelola oleh pemerintah dan oleh
swasta. Pembangunan permuseuman yang direncanakan dari Pelita I sampai dengan Pelita VI
dilaksanakan dengan dasar keinginan untuk menyelamatkan dan melestarikan warisan budaya
dan warisan alam. Selain itu juga untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang latar

21
belakang budaya provinsi yang bersangkutan dengan berbagai ciri yang dimiliki, meliputi
lingkungan alam dan budaya. (Asiarto. dkk, 1999: iii – vii).
Pembangunan museum yang monumental dan menarik, dengan sarana yang mutakhir,
tentunya memerlukan dana besar. Hal inilah yang menyebabkan pembangunan permuseuman
dilakukan secara bertahap. Masalah lain terkait dengan studi kelayakan pendirian museum
menyangkut lokasi, bangunan, koleksi, peralatan museum, organisasi, dan ketenagaan. Selain
itu perlu memperhatikan kondisi sosial, budaya, ekonomi, serta strategi pertahanan nasional
dan proses yang bersangkutan.
Pada era pembangunan nasional, di setiap ibu kota provinsi dibangun sebuah museum
negeri provinsi. Pembangunan dan pengembangan museum-museum negeri provinsi berjalan
melalui suatu proses. Proses itu dimulai dengan studi kelayakan yang bertujuan untuk
menghasilkan suatu profil daerah dilihat dari pandangan keperluan museum umum.
Profil daerah tersebut dapat digunakan sebagai dasar penyusunan suatu rencana induk.
Rencana induk yang disusun merupakan suatu dasar untuk menentukan perangkat lunak,
perangkat keras, dan ketenagaan museum serta desain bangunan museum negeri provinsi.
Permasalahan yang sering timbul adalah penentuan letak lahan bangunan museum
yang akan didirikan. Begitu pula pentahapan pembangunan museum yang setiap tahun tidak
selalu mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Anggaran dan Bappenas, karena sangat
dipengaruhi oleh dana yang tersedia.
Pada Pelita I (Tahun anggaran 1969/1970 – 1973/1974) pembangunan museum
didanai melalui Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Museum (lihat tabel 1).
Tabel 1. Museum Pelita I
No Nama Museum
1 Museum Pusat
2 Museum Negeri Provinsi Bali
3 Museum Negeri Provinsi D.I. Yogyakarta “Sonobudoyo”
Sumber: Asiarto, 1999

Pada Pelita II (Tahun anggaran 1974/1975 – 1978/1979) telah dibangun dan


direhabilitasi beberapa museum seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Museum Pelita II
No Nama Museum
1 Museum Pusat
2 Museum Negeri Provinsi Bali
3 Museum Negeri Provinsi D.I. Yogyakarta “Sonobudoyo”
4 Museum Negeri Provinsi Jawa Barat (Sri Baduga)
5 Museum Negeri Provinsi Jawa Timur “Mpu Tantular”
6 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan “La Galigo”
7 Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat “Adityawarman”
8 Museem Negeri Provinsi Kalimantan Barat
9 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara “Wanua Paksinata”
10 Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
11 Museum Kalimantan Timur “Mulawarman”

22
12 Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat
13 Museum Negeri Provinsi Maluku “Siwalima”
14 Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan “Bala Putra Dewa”
15 Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah “Ronggowarsito”
16 Museum Negeri Provinsi Riau “Sang Nila Utama”
17 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah
18 Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Timur
19 Museum Negeri Provinsi Bengkulu
20 Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”
21 Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan “Lambung
Mangkurat”
22 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara
23 Museum Negeri Provinsi D.I Aceh
24 Museum Negeri Provinsi Jambi
25 Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah “Balanga”
Sumber: Asiarto, 1999

Pada Pelita III beberapa museum yang telah dibangun dan direhabilitasi pada Pelita II
dikembangkan lagi (lihat tabel 3), ditambah pembangunan satu museum baru, yaitu museum
provinsi Irian Jaya (sekarang Papua).
Tabel 3. Museum Pelita III
No Nama Museum
1 Museum Pusat
2 Museum Negeri Provinsi Bali
3 Museum Negeri Provinsi D.I. Yogyakarta “Sonobudoyo”
4 Museum Negeri Provinsi Jawa Barat (Sri Baduga)
5 Museum Negeri Provinsi Jawa Timur “Mpu Tantular”
6 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan “La Galigo”
7 Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat “Adityawarman”
8 Museem Negeri Provinsi Kalimantan Barat
9 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara “Wanua Paksinata”
10 Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
11 Museum Kalimantan Timur “Mulawarman”
12 Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat
13 Museum Negeri Provinsi Maluku “Siwalima”
14 Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan “Bala Putra Dewa”
15 Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah “Ronggowarsito”
16 Museum Negeri Provinsi Riau “Sang Nila Utama”
17 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah
18 Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Timur
19 Museum Negeri Provinsi Bengkulu
20 Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”
21 Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan “Lambung
Mangkurat”
22 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara
23 Museum Negeri Provinsi D.I Aceh
24 Museum Negeri Provinsi Jambi
25 Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah “Balanga”
26 Museum Negeri Provinsi Irian Jaya (sekarang Papua)
Sumber: Asiarto, 1999

23
Pada pembangunan dan pengembangan museum sejak Pelita I sampai Pelita III
terdapat berbagai kendala. Oleh karenanya pada 1980 Direktorat Permuseuman, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, menetapkan pedoman pembakuan museum umum tingkat
provinsi. Ada tiga dasar penetapan pembakuan ini, yaitu 1) memberikan arahan bagi museum
umum negeri tingkat provinsi terhadap penyusunan dan pengaturan ruang-ruang, sirkulasi
antarruang, sirkulasi barang, jasa, dan benda; 2) kondisi lingkungan alam makro dan mikro
yang berbeda di setiap wilayah; dan 3) koleksi dan sasaran pemanfaatannya.
Dalam pedoman pembakuan tersebut disusun standarisasi museum umum negeri
provinsi yang didasarkan pada segi kependudukan, etnis, politik dan keamanan, pariwisata,
potensi ketenagaan, penerimaan dana rutin dan pembangunan daerah, dan kebudayaan. Hal
ini kemudian mendorong ditetapkannya tiga tipe museum, yaitu:
1. Tipe A: Museum Umum Negeri Provinsi yang tergolong besar
2. Tipe B: Museum Umum Negeri Provinsi yang tergolong sedang
3. Tipe C: Museum Umum Negeri Provinsi yang tergolong kecil (Sutaarga, dkk. 1980:
1-5).
Pada Pelita IV (tahun anggaran 1984/1985-1988/1989) beberapa museum yang telah
dibangun dan direhabilitasi pada Pelita III dikembangkan lagi (lihat tabel 4). Pengembangan
permuseuman pada Pelita IV secara umum akan ditekankan pada masalah-masalah:
1. Menyelesaikan pembangunan Museum Tingkat Provinsi.
2. Memantapkan secara merata fungsi museum-museum di lingkungan Depdikbud.
3. Memantapkan kerja sama dengan museum-museum maupun lembaga permuseuman
di luar negeri, dengan tujuan mengembangkan dan memperluas cakrawala pengertian
kebudayaan masyarakat Indonesia, melalui pameran-pameran internasional.
4. Mulai membangun beberapa Museum Khusus tingkat nasional untuk meningkatkan
apresiasi masyarakat terhadap ilmu dan teknologi.
5. Merintis penyusunan seluruh permuseuman ke dalam suatu sistem terpadu melalui
penyusunan dan pengesahan Undang-undang Permuseuman.
6. Mengembangkan program-program fungsionalisasi museum yang diorientasikan
secara jelas kepada pembangunan nasional dan untuk mencapai kemampuan tinggal
landas pada Repelita IV.
7. Pengembangan Museum Nasional sebagai museum induk akan dilanjutkan dan
ditingkatkan.
8. Dalam rangka peningkatan fungsionalisasi, museum menyelenggarakan pameran
khusus dan pameran keliling.
9. Bantuan kepada museum-museum swasta, berjumlah sekitar seratus museum.
10. Peningkatan apresiasi terhadap permuseuman di kalangan generasi muda dan
apresiasi masyarakat pada umumnya.

24
Tabel 4. Museum Pelita IV
No Nama Museum
1 Museum Pusat
2 Museum Negeri Provinsi Bali
3 Museum Negeri Provinsi D.I. Yogyakarta “Sonobudoyo”
4 Museum Negeri Provinsi Jawa Barat (Sri Baduga)
5 Museum Negeri Provinsi Jawa Timur “Mpu Tantular”
6 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan “La Galigo”
7 Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat “Adityawarman”
8 Museem Negeri Provinsi Kalimantan Barat
9 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara “Wanua Paksinata”
10 Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
11 Museum Kalimantan Timur “Mulawarman”
12 Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat
13 Museum Negeri Provinsi Maluku “Siwalima”
14 Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan “Bala Putra Dewa”
15 Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah “Ronggowarsito”
16 Museum Negeri Provinsi Riau “Sang Nila Utama”
17 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah
18 Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Timur
19 Museum Negeri Provinsi Bengkulu
20 Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”
21 Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan “Lambung
Mangkurat”
22 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara
23 Museum Negeri Provinsi D.I Aceh
24 Museum Negeri Provinsi Jambi
25 Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah “Balanga”
26 Museum Negeri Provinsi Irian Jaya (sekarang Papua)
Sumber: Asiarto, 1999

Pada Pelita V beberapa museum yang telah dibangun dan direhabilitasi pada Pelita V
dikembangkan lagi (lihat tabel 5).
Tabel 5. Museum Pelita V
No Nama Museum
1 Museum Pusat
2 Museum Negeri Provinsi Bali
3 Museum Negeri Provinsi D.I. Yogyakarta “Sonobudoyo”
4 Museum Negeri Provinsi Jawa Barat (Sri Baduga)
5 Museum Negeri Provinsi Jawa Timur “Mpu Tantular”
6 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan “La Galigo”
7 Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat “Adityawarman”
8 Museem Negeri Provinsi Kalimantan Barat
9 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara “Wanua Paksinata”
10 Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
11 Museum Kalimantan Timur “Mulawarman”
12 Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat
13 Museum Negeri Provinsi Maluku “Siwalima”
14 Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan “Bala Putra Dewa”
15 Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah “Ronggowarsito”

25
16 Museum Negeri Provinsi Riau “Sang Nila Utama”
17 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah
18 Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Timur
19 Museum Negeri Provinsi Bengkulu
20 Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”
21 Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan “Lambung
Mangkurat”
22 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara
23 Museum Negeri Provinsi D.I Aceh
24 Museum Negeri Provinsi Jambi
25 Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah “Balanga”
26 Museum Negeri Provinsi Irian Jaya (sekarang Papua)
Sumber: Asiarto, 1999

Pada Pelita VI dibangun satu Museum Negeri Provinsi termuda, yaitu Timor Timur
(Tahun anggaran 1994/1905 – 1998/1999). Beberapa museum yang telah dibangun dan
direhabilitasi pada Pelita V dikembangkan lagi (lihat tabel 6).
Tabel 6. Museum Pelita VI
No Nama Museum
1 Museum Pusat
2 Museum Negeri Provinsi Bali
3 Museum Negeri Provinsi D.I. Yogyakarta “Sonobudoyo”
4 Museum Negeri Provinsi Jawa Barat (Sri Baduga)
5 Museum Negeri Provinsi Jawa Timur “Mpu Tantular”
6 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan “La Galigo”
7 Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat “Adityawarman”
8 Museem Negeri Provinsi Kalimantan Barat
9 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara “Wanua Paksinata”
10 Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
11 Museum Kalimantan Timur “Mulawarman”
12 Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat
13 Museum Negeri Provinsi Maluku “Siwalima”
14 Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan “Bala Putra Dewa”
15 Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah “Ronggowarsito”
16 Museum Negeri Provinsi Riau “Sang Nila Utama”
17 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah
18 Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Timur
19 Museum Negeri Provinsi Bengkulu
20 Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”
21 Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan “Lambung
Mangkurat”
22 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara
23 Museum Negeri Provinsi D.I Aceh
24 Museum Negeri Provinsi Jambi
25 Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah “Balanga”
26 Museum Negeri Provinsi Irian Jaya (sekarang Papua)
27 Museum Negeri Provinsi Timor Timur
Sumber: Asiarto, 1999

Selain Museum Negeri Provinsi, juga dibangun museum khusus, misalnya Museum
Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi,
26
Museum Joang 45, dan Monumen Nasional untuk kepentingan penanaman nilai perjuangan
bangsa. Museum-museum di atas didirikan dan dibangun pada masa kepemimpinan Drs.
Moh. Amir Sutaarga (1965-1980), Drs. Bambang Soemadio (1980-1991), Dra. Soejatmi
Satari (1991-1996), dan Drs. Tedjo Susilo (1996-1998).
Pembinaan dan pengembangan permuseuman di Indonesia, khususnya di lingkungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan meliputi bidang koleksi, fisik bangunan,
ketenagaan, sarana penunjang, fungsionalisasi, serta peranan museum sebagai pembina
museum daerah dan swasta (Soemadio, dkk. 1986: 6).

2. Pembinaan dan Pembangunan Permuseuman (1984-2000)


Untuk mencapai tujuan pembangunan kebudayaan nasional dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Mahaesa sesuai dengan arahan Garis Besar Haluan Negara 1983, maka disusun
serangkaian kebijakan yang meliputi Pembinaan Kebahasaan, Kesusastraan, dan
Kepustakaan, Pembinaan Kesenian, Pembinaan Tradisi, Peninggalan Sejarah, Kepurbakalaan,
dan Permuseuman, serta Pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa.
Upaya melestarikan berbagai peninggalan sejarah dan kepurbakalaan sebagai kekayaan
budaya dan kebanggaan nasional ditingkatkan antara lain melalui pengamanan dan
perlindungan benda cagar budaya dari kemungkinan perusakan, pencurian, penyelundupan,
dan perdagangan benda tersebut, serta penyuluhan mengenai pentingnya nilai peninggalan
sejarah dan purbakala untuk meningkatkan kesadaran dan rasa memiliki dari masyarakat.
Untuk itu, kerja sama antarlembaga pemerintah dan masyarakat di dalam maupun di luar
negeri terus dikembangkan.
Tugas dan peranan museum dikembangkan, tidak hanya menjadi tempat menyimpan
benda peninggalan sejarah dan purbakala, tetapi juga sebagai tempat penelitian serta
pendidikan budaya dan jati diri bangsa terutama bagi generasi muda. Museum Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) juga dikembangkan dalam rangka penanaman dan
pengembangan budaya iptek sejak dini. Upaya pembinaan dan pengembangan permuseuman
di Indonesia masih belum dapat berjalan dengan baik.
Berikut adalah beberapa kendala yang dihadapi oleh Direktorat Permuseuman
berdasarkan pembangunan dan pengembangan museum, serta upaya untuk mengatasinya:
a. Bidang Ketenagaan (Sumber Daya Manusia)
Museum pada saat itu dituntut secara aktif meningkatkan ketenagaan (SDM) yang
dapat mendorong gerak maju pembangunan nasional. Museum yang mampu melakukan
peran semacam itu harus dikelola atau didukung oleh tenaga yang memiliki profesionalisme
permuseuman yang handal. Kendala yang dihadapi adalah belum adanya lembaga akademik
yang formal di bidang spesialisasi permuseuman. Sebagian besar tenaga yang bertugas di
museum, baik lulusan perguruan tinggi maupun yang berpendidikan non perguruan tinggi
pada awalnya belum dapat dikatakan “siap pakai”.
Menghadapi kenyataan demikian, perlu dilakukan pembinaan untuk peningkatan
kemampuan dan keterampilan tenaga-tenaga museum. Usaha yang telah dilakukan dan terus
dikembangkan adalah melalui penataran-penataran di dalam negeri maupun pelatihan di luar
27
negeri. Jumlah tenaga Direktorat Permuseuman, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum
Negeri Provinsi dan Museum Khusus, serta latar belakang pendidikan yang ada dapat dilihat
pada tabel 7 dan tabel 8.
b. Bidang Peraturan dan Perundang-undangan
Sampai saat itu peraturan perundang-undangan tentang permuseuman belum dapat
direalisasikan. Peraturan perundang-undangan sangat penting sebagai dasar hukum
kewenangan instansi terkait dalam melaksanakan tugas pembinaan permuseuman. Selain itu,
peraturan perundang-undangan akan menjadi tolok ukur kelayakan berdirinya suatu museum.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut disusun dan ditetapkan Peraturan
PemerintahNo.19 tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di
Museum. Meskipun demikian, hal tersebut masih kurang sesuai dengan yang dibutuhkan,
karena koleksi museum bukan hanya benda cagar budaya melainkan benda bukan cagar
budaya.
c. Bidang Koleksi
Koleksi sebelum kemerdekaan pada umumnya menggunakan bahasa Belanda,
sehingga kurang mendapatkan perhatian dan perawatan. Di samping itu terdapat masalah
dalam pengadaan koleksi karena kurangnya pengertian berbagai pihak yang dapat
memperlancar pengadaan tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka di setiap museum yang didirikan
sebelum kemerdekaan, perlu diadakan perbaikan administrasi dan perawatan khusus. Untuk
museum yang baru dan akan didirikan, perlu adanya pengertian dari berbagai pihak, sehingga
pelaksanaan pengadaan koleksi dalam rangka pengamanan warisan budaya di Indonesia dapat
berjalan dengan baik.
d. Fisik Bangunan
Bangunan yang dijadikan sebagai museum pada umumnya adalah bangunan
bersejarah yang dilindungi oleh Monumenten Ordonantie (Undang-undang Kepurbakalaan
1931) sehingga memerlukan perawatan khusus. Selain itu untuk bangunan baru pada
umumnya menghadapi masalah prosedur pengadaan tanah dan kesulitan mendapatkan arsitek
di bidang permuseuman pada waktu pembangunannya.
Upaya yang dilakukan adalah memberikan tindakan perawatan khusus untuk
bangunan bersejarah tersebut, disamping itu dilakukan perluasan dalam rangka
pengembangan museum. Untuk museum yang baru dan akan didirikan perlu diadakan
pendekatan dengan berbagai pihak untuk memperoleh kemudahan memperoleh areal tanah
yang memenuhi persyaratan museum.
e. Sarana Penunjang
Setiap museum pada umumnya belum memiliki peralatan kantor dan peralatan teknis.
Hal ini disebabkan hambatan prosedural dan di pasaran tidak tersedia jenis peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan.

28
Upaya yang dilakukan adalah megadakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai
dengan standarisasi permuseuman yang telah ditetapkan, baik peralatan dan perlengkapan
teknis permuseuman maupun peralatan dan perlengkapan kantor.
f. Sumber Dana
Masalah sumber dana akan menyebabkan munculnya masalah sarana, prasarana, dan
tidak lancarnya kegiatan fungsionalisasi museum. Bila museum-museum pemerintah hanya
mengandalkan dana dari pemerintah dan museum swasta hanya mengandalkan sumber dana
dari yayasan penyelenggara, maka kebutuhan dana museum tidak akan terpenuhi.
Upaya untuk mengatasi kendala ini adalah setiap museum harus “memasarkan”
dirinya untuk mencari sponsor dan donatur. Oleh karenanya museum-museum di Indonesia
harus berusaha mencapai terobosan-terobosan yang kreatif.
g. Apresiasi Masyarakat
Masalah yang dihadapi museum adalah kurangnya apresiasi masyarakat. Museum
identik dengan tempat sepi yang jarang dikunjungi oleh masyarakat. Kendala tersebut dapat
diselesaikan dengan kegiatan yang inovatif dan kreatif, agar masyarakat mengapresiasi
museum. Di samping itu perlu dilakukan kajian pengunjung untuk mengetahui ekspektasi
masyarakat terhadap museum.
Sasaran pembinaan dan pengembangan permuseuman di Indonesia menargetkan
peningkatan fungsi dan peran seluruh komponen yang mendukung tugas-tugas museum
sebagai lembaga tempat studi, pendidikan, dan rekreasi. Jumlah museum yang didirikan dapat
dilihat pada tabel 9.
Tabel 7. Jumlah Museum sebelum Otonomi Daerah
No Jenis Museum Jumlah
1 Museum Tingkat Nasional 1 buah
2 Museum Negeri Provinsi 26 buah
3 Museum Khusus di lingkungan Depdikbud 4 buah
4 Museum-museum di luar lingkungan Depdikbud 231 buah

Pembinaan terhadap museum-museum di luar Depdikbud, seperti museum milik


departemen lain atau milik swasta hanya menyangkut pembinaan di bidang teknis, sedangkan
pembiayaannya dan pengelolaanya tetap dilakukan oleh penyelenggara museum itu sendiri.
Sasaran pembinaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Permuseuman dijabarkan dalam
bentuk kegiatan-kegiatan, baik yang dibiayai oleh rutin maupun pembangunan.
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan permuseuman di Indonesia, diperlukan
suatu pembakuan yang dijadikan landasan dan pedoman pengembangan museum nasional,
museum umum, dan museum khusus di Indonesia. Maka Direktorat Permuseuman, Ditjen
Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menetapkan Pembakuan Rencana
Induk Permuseuman di Indonesia. Tujuan pembakuan ini adalah untuk mewujudkan fungsi
museum secara optimal sebagai sarana kultural edukatif, inspiratif, dan rekreatif dalam

29
rangka menunjang usaha pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan usaha
memajukan kebudayaan nasional.
Dalam pembakuan museum tersebut, dibuat kebijakan operasional yang menyangkut
usaha-usaha atau tindakan-tindakan berupa peningkatan dan pengembangan baik untuk
Museum Nasional, Museum Umum, maupun Museum Khusus yang meliputi koleksi, fisik
bangunan, ketenagaan, sarana penunjang, fungsionalisasi, dan museum pembina. Yang
dimaksud dengan museum pembinaan adalah Museum Nasional dan museum-museum negeri
provinsi diharapkan menjadi contoh dan membina permuseuman di daerahnya.

3. Kebijakan Permuseuman Setelah Otonomi Daerah (2000-sekarang)


Pasca Otonomi Daerah, museum dikembangkan dengan paradigma baru. Hal ini
terjadi akibat perubahan dari penyelenggaraan pemerintahan yang semula sentralisasi
menjadi desentralisasi. Museum negeri provinsi yang sebelumnya dikelola oleh pemerintah
pusat sebagai Unit Pelaksana Teknis, kini dikelola oleh pemerintah daerah sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas yang membidangi kebudayaan. Dengan kata lain, museum
sepenuhnya dikelola oleh pemerintah daerah tingkat provinsi.
Museum memang lembaga yang dinamis, oleh karena itu Direktorat Permuseuman,
Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, melakukan evaluasi museum-museum di
Indonesia. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut diketahui bahwa ada faktor internal dan
eksternal yang dihadapi museum. Faktor internal di antaranya adalah pemahaman tenaga
museum terhadap fungsi kelembagaan, perangkat kebijakan dan hukum yang belum
mengikuti perubahan eksternal, mekanisme penyelenggaraan dan pengelolaan yang masih
lemah, penanganan koleksi yang belum maksimal (mulai dari pengadaan sampai dengan
penghapusan), kurangnya pembiayaan untuk pengembangan museum, dan belum
maksimalnya peran kehumasan. Sementara faktor eksternal di antaranya adalah perubahan
paradigma museum sebagai ruang eksklusif menjadi ruang publik, perubahan metode
penyajian yang pada mulanya taksonomik dan kronologis menjadi tematik. Di samping itu
penyelenggaraan dan pengelolaan museum belum selaras dengan perkembangan teknologi
informasi dan ilmu pengetahuan.
Meskipun berbagai permasalahan tersebut muncul, di sisi lain museum juga memiliki
berbagai macam potensi, di antaranya:
1. Museum merupakan tempat pelestarian, lembaga pendidikan nonformal, sumber data
penelitian, dan bagian dari industri budaya;
2. Minat untuk mendirikan museum oleh pemerintah, perorangan, komunitas, instansi
swasta, dan perguruan tinggi dari waktu ke waktu cenderung meningkat;
3. Terbentuknya asosiasi yang mengelola permuseuman; program tanggung jawab sosial
(Corporate Social Responsibility) pada perusahaan yang membantu mempopulerkan
museum;
4. Beberapa perguruan tinggi mengembangkan studi museum (Universitas Indonesia,
Universitas Padjadjaran, dan Universitas Gadjah Mada); dan adanya dukungan dari
komunitas yang aktif membuat program-program permuseuman untuk publik.

30
Permasalahan dan potensi museum tersebut mendorong Presiden Republik Indonesia
menetapkan program prioritas nasional melalui Inpres nomor 1 tahun 2010 tentang
Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan, menetapkan Revitalisasi Museum sebagai
Program Prioritas Pembangunan Nasional khususnya dalam Prioritas 11: Kebudayaan,
Kreativitas, dan Inovasi Teknologi. Berdasarkan hal tersebut, Revitalisasi Museum menjadi
salah satu Program Unggulan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata 2010-2014.
Revitalisasi museum adalah upaya untuk meningkatkan kualitas museum dalam
melayani masyarakat sesuai dengan fungsinya, sehingga museum dapat menjadi tempat yang
dirasakan sebagai kebutuhan untuk dikunjungi. Visi revitalisasi museum yaitu “museum di
Indonesia menjadi sarana edukasi dan rekreasi yang berkualitas”. Sementara misinya adalah:
1. Meningkatkan tampilan museum menjadi lebih menarik.
2. Meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan museum dan pelayanan
pengunjung.
3. Mengembangkan program yang inovatif dan kreatif.
4. Mewujudkan dan memperkuat jejaring museum dan komunitas.
5. Menetapkan kebijakan pengelolaan museum.
6. Meningkatkan pencitraan museum.

Revitalisasi ini terdiri atas enam aspek, yaitu:

1. Fisik
Aspek fisik terdiri atas penataan interior, penataan eksterior, rehabilitasi fisik, fasilitas
penunjang, perluasan bangunan museum, dan pendirian museum baru. Penataan interior
meliputi renovasi ruang pameran tetap, penataan ruang penyimpanan koleksi (storage),
penataan laboratorium, penataan ruang pengenalan, dan penataan bengkel kerja preparasi.
Sementara penataan eksterior museum, meliputi penataan taman, pembuatan papan nama
museum, penanda, dan billboard calendar of event.
Rehabilitasi fisik mencakup dua perlakuan yang berbeda, yaitu rehabilitasi fisik
bangunan cagar budaya dan bukan cagar budaya. Jika bangunan yang digunakan sebagai
museum adalah bangunan cagar budaya, maka ketentuan pelaksanaan rehabilitasi harus
menganut pada prinsip-prinsip pelestarian cagar budaya sesuai dengan aturan perundang-
undangan. Sedangkan jika bangunan yang digunakan museum adalah bangunan bukan cagar
budaya, maka bangunan tersebut dapat direhabilitasi sesuai dengan perencanaan museum
masing-masing.
Fasilitas Penunjang meliputi sarana yang dapat digunakan oleh publik, seperti
perbaikan/pembuatan toilet, perbaikan ruang audiovisual, perbaikan auditorium, perbaikan
kantin dan toko cenderamata, pengadaan bangku istirahat pengunjung, pengadaan ramp untuk
kursi roda, dan pengadaan lemari penitipan barang.
Perluasan bangunan museum ini tidak diterapkan pada semua museum. Perluasan
yang dimaksud adalah penambahan ruang yang berkaitan langsung dengan pengembangan

31
ruang pamer dan rehabilitasi fisik bangunan. Hal ini juga berlaku untuk bangunan bukan
cagar budaya.
Pendirian museum baru ini dikhususkan untuk daerah yang tidak memiliki museum.
Usulan yang terkait dengan usulan pendirian museum baru, ketentuan pelaksanaannya
merujuk pada Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
Nomor KM.33/PL.303/MKP/2004 tentang Museum dan Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Permuseuman.
2. Manajemen
Manajemen pada Revitalisasi Museum terdiri atas empat bagian, yaitu manajemen
koleksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan manajemen layanan
pengunjung. Manajemen yang cenderung dijalankan oleh pemerintah pusat adalah
manajemen sumber daya manusia, sedangkan tiga manajemen lainnya diharapkan
pelaksanaannya dilakukan oleh museum masing-masing dengan bantuan dinas yang
membidangi kebudayaan.
Manajemen sumber daya manusia meliputi upaya peningkatan sumber daya manusia
yang dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Permuseuman, Direktorat
Jenderal Sejarah dan Purbakala di antaranya Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan
Tingkat Dasar, Menengah, dan Lanjut; Pelatihan Keterampilan Tenaga Museum Bidang
Museum untuk Publik (Public Programming); Workshop Konservasi Kerja Sama dengan
CCF, Workshop Manajemen Storage Kerja Sama dengan UNESCO; dan Pemberian
Beasiswa Program Spesialis Keahlian Museum Strata-2 bekerja sama dengan Universitas
Indonesia.
Manajemen koleksi adalah serangkaian penanganan koleksi museum, sejak
pengadaan koleksi hingga dipamerkan atau disimpan. Manajemen koleksi pada revitalisasi
mencakup pengadaan koleksi, database koleksi, registrasi koleksi, konservasi koleksi,
penelitian, dan dokumentasi.
Manajemen pelayanan pengunjung merupakan usaha museum dalam memberikan
informasi secara baik kepada pengunjung, tujuannya agar mereka mendapatkan kepuasan
berkaitan dengan pengetahuan tentang koleksi yang dipamerkan. Pelayanan informasi yang
diberikan ini erat hubungannya dengan tujuan museum sebagai pusat studi, pendidikan dan
“rekreasi”. Pelayanan pengunjung meliputi pengaturan pengunjung, bimbingan edukatif
kultural di museum, ceramah, dan layanan masyarakat lainnya.
Manajemen keuangan adalah pengelolaan finansial di museum, yang akan menjadi
sumber pendanaan museum. Masing-masing museum mempunyai manajemen yang berbeda
dalam hal pengelolaan keuangan, karena sumber dana atau cara perolehan dananya berbeda.
Museum pemerintah akan mempunyai pengelolaan finansial yang berbeda dengan museum
swasta yang sumber dananya dikumpulkan secara mandiri.
3. Jejaring
Pada aspek jejaring, terdapat empat hal yang diutamakan, yaitu pemberdayaan
masyarakat serta kemitraan dalam dan luar negeri. Pemberdayaan masyarakat mencakup

32
pendampingan komunitas, pengembangan relawan museum, sarasehan, workshop, dan
program pemberdayaan lainnya. Sementara kemitraan dalam dan luar negeri mencakup kerja
sama dengan perguruan tinggi, kerja sama dengan dunia usaha, kerja sama dengan asosiasi,
komunitas, dan akreditasi museum.
4. Kebijakan
Implikasi disempurnakannya Undang-undang No.5 Tahun 1995 tentang Benda Cagar
Budaya menjadi Undang-undang No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya membuat
sejumlah kebijakan harus dibuat. Beberapa kebijakan yang dibuat dalam bentuk pedoman
adalah Pedoman Akreditasi Museum dan Pedoman Penilaian Koleksi sebagai kekayaan
negara.
Selain itu terdapat Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 33 Tahun
2004 tentang Museum yang dijadikan sebagai Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK).
Saat ini telah disusun dan disiapkan Peraturan Pemerintah tentang Museum sebagai pengganti
dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan
Benda Cagar Budaya di Museum.
5. Pencitraan
Pencitraan dilakukan dengan berbagai kegiatan, di antaranya kampanye Gerakan
Nasional Cinta Museum (GNCM), publikasi cetak dan elektronik, serta peningkatan
pelayanan pengunjung. Pencitraan dilakukan untuk memperbaiki citra museum di mata
masyarakat.
6. Program
Tujuan dari aspek program adalah mengembangkan program yang inovatif dan
kreatif. Program yang dimaksud adalah program di dalam museum (in house), seperti lomba,
festival, sayembara, dan program edukasi. Sementara program di luar museum (outreach),
antara lain museum keliling, museum masuk sekolah, dan museum masuk mal.
Selain Revitalisasi Museum, Direktorat Permuseuman memiliki program utama lain,
yaitu GNCM. GNCM adalah upaya penggalangan kebersamaan antar pemangku kepentingan
dan pemilik kepentingan dalam rangka pencapaian fungsionalisasi museum guna
memperkuat apresiasi masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan budaya bangsa.
Gerakan ini didasarkan atas pemikiran bahwa museum sebagai bagian dari pranata
sosial dan sebagai suatu lembaga, memiliki tanggung jawab untuk mencerdaskan bangsa,
menggalang persatuan dan kesatuan, wawasan nusantara, serta memberikan layanan kepada
masyarakat. Oleh karena itu museum dituntut melestarikan aset bangsa tersebut sebagai
sumber penguatan pemahaman, apresiasi, dan kepedulian jati diri bangsa. Namun, kondisi
museum saat ini kurang berfungsi sebagai lembaga yang memberikan layanan kepada
masyarakat. Untuk mengatasi kendala tersebut, perlu upaya menggalang kebersamaan antar
pemangku dan pemilik kepentingan (share dan stakeholder) dalam memperkuat fungsi
museum pada posisi yang dicita-citakan, dengan membuat sebuah Gerakan yaitu GNCM.
Tahun Kunjung Museum (TKM) 2010 yang telah dicanangkan oleh Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata pada 30 Desember 2009 merupakan momentum awal GNCM.

33
TKM ini merupakan upaya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengajak
masyarakat mengunjungi museum, bersama-sama membenahi dan mengevaluasi berbagai
masalah, serta membuka peluang museum ke depan. Hal ini didasari pemikiran bahwa
museum merupakan pranata sosial yang memiliki tanggung jawab mencerdaskan bangsa,
menggalang persatuan dan kesatuan, memberikan layanan kepada masyarakat, serta
melestarikan aset bangsa sebagai sumber penguatan pemahaman, apresiasi, dan kepedulian
pada jati diri bangsa.
GNCM ini lebih dikenal dengan tagline Museum di Hatiku, bertujuan:
1. Terjadinya peningkatan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap nilai penting
budaya bangsa;
2. Semakin kuatnya kepedulian dan peran serta pemangku kepentingan dalam
pengembangan museum;
3. Terwujudnya museum sebagai media belajar dan kesenangan yang dinamis dan
atraktif bagi pengunjung;
4. Terwujudnya museum sebagai kebanggaan publik;
5. Terwujudnya kualitas pelayanan museum;
6. Peningkatan jumlah kunjungan ke museum.

Fokus GNCM adalah membenahi peran dan posisi museum yang difokuskan pada
aspek internal dan eksternal. Aspek internal berupa revitalisasi fungsi museum dalam rangka
penguatan pencitraan melalui pendekatan konsep manajemen yang terkait dengan fisik dan
nonfisik; sementara aspek eksternal berupa konsep kemasan program yaitu menggunakan
bentuk sosialisasi dan kampanye pada masyarakat sebagai bagian dari stakeholder.
Sasaran GNCM adalah menciptakan peran museum sebagai bagian dari pranata
kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan budaya bangsa; mewujudkan landasan yang kokoh
bagi masyarakat untuk meningkatkan apresiasi kesejarahan dan kebudayaan dalam upaya
memperkuat jati diri bangsa; menciptakan kerja sama yang berimbang dan saling
menguntungkan antara museum dengan pemangku kepentingan; kuantitas dan kualitas
kunjungan ke museum-museum seluruh Indonesia; membentuk rumusan kebijakan-kebijakan
terkait dengan penyelenggaraan museum yang tidak saja menekankan kepada kepentingan
ideologis dan kepentingan akademis, tetapi juga pada kepentingan lain dalam pemanfaatan
museum; serta terbentuknya sinergisitas dari para pemangku kepentingan khususnya di
bidang pariwisata untuk menempatkan museum sebagai lembaga yang memiliki daya tarik
wisata budaya untuk dikunjungi.
Dukungan dari beberapa komunitas untuk mempromosikan museum kepada publik
juga berperan dalam GNCM ini. Beberapa komunitas tersebut adalah Komunitas Jelajah
Budaya, Komunitas Historia Indonesia, dan Sahabat Museum.
Komunitas Jelajah Budaya (KJB) merupakan komunitas yang peduli pada seni,
budaya, bangunan tua serta peninggalan sejarah bangsa. KJB didirikan pada 17 Agustus 2003
sebagai bentuk keprihatinan terhadap kurangnya perhatian dan apresiasi masyarakat terhadap
warisan budaya bangsanya. Salah satu tujuan KJB adalah, memperkenalkan museum sebagai
sebuah lembaga yang memberi perhatian besar bagi pelestarian budaya bangsa. Beberapa

34
kegiatan yang baru saja diselenggarakan oleh KJB adalah Night Time Journey at Museum,
The Big Five Museum, dan Bank Tempoe Doeloe.
Komunitas Historia Indonesia (KHI) merupakan komunitas yang peduli terhadap
potensi sejarah dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. KHI yang didirikan pada 22
Maret 2003 ini membina hubungan baik dengan berbagai pihak, terutama yang terkait dengan
pendidikan, pariwisata, sejarah dan museum. Beberapa museum yang dijadikan mitra yaitu
Museum Sejarah Jakarta, Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Juang
45, Museum Bahari, dan Museum Kebangkitan Nasional.
Sahabat Museum merupakan komunitas anak muda yang peduli dan mempunyai
minat yang sama mengenai peninggalan sejarah dan budaya nusantara. Tujuan komunitas ini
adalah untuk berbagi informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah,
seni dan budaya, baik mengenai Indonesia pada umumnya, maupun Jakarta pada khususnya.
Kegiatan Sahabat Museum di antaranya adalah kunjungan ke museum, lokasi dan bangunan
yang mempunyai nilai sejarah.
Selain komunitas, Program Tanggung Jawab Sosial (CSR) pada perusahaan juga
diperlukan untuk mempopulerkan museum. Beberapa museum bahkan telah bermitra dengan
perusahaan melalui CSRnya. PT Pertamina (Persero) telah membantu pengembangan
Museum Migas Graha Widya Patra (Gawitra). Bantuan dalam bentuk dokumentasi
(pembuatan film dokumenter, pengadaan buku panduan, perlengkapan komputer dan laptop),
peralatan pengamanan (tabung pemadam dan portable fire pump), dan perbaikan diorama
serta penambahan sarana di ruang pamer.
CSR Starbucks Coffee juga membantu pelestarian budaya dalam bentuk Kampanye
Museum. Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan keberadaan museum di Jakarta,
Starbucks membagikan tiket gratis ke museum di lebih dari 50 gerai di Jabodetabek. Tiket
tersebut untuk lima museum, yaitu Museum Nasional, Museum Sejarah Jakarta (Fatahillah),
Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, serta Museum Tekstil. Selain untuk
memperkenalkan museum, hal ini juga untuk meningkatkan kecintaan publik terhadap
peninggalan budaya bangsa dan membantu mempromosikan keberadaan museum-museum di
Jakarta sebagai pusat sejarah, budaya, dan edukasi.
Keberhasilan Revitalisasi Museum dan GNCM ini amat bergantung pada komitmen
semua pihak khususnya pengelola museum dan stakeholder terkait lainnya, baik yang berada
pada tingkat nasional maupun daerah, untuk menjalankannya. Walaupun diakui masih banyak
isu penting untuk dirumuskan dalam dunia permuseuman di Indonesia, namun diharapkan
berbagai aktivitas dalam program ini dapat dikembangkan sedemikian rupa untuk
mengakomodasi kekurangan dan keterbatasan tersebut.

35
MUSEUM NASIONAL

A. Sejarah Singkat Museum Nasional


Abad ke-18 di Eropa berkembang kegiatan intelektual yang menghasilkan kemajuan ilmu
pengetahuan. Pada waktu itu banyak didirikan perkumpulan ilmiah, satu di antaranya adalah
De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda) yang
didirikan di Haarlem tahun 1952.
Pada awalnya perkumpulan ini berencana mendirikan sebuah cabang di Batavia (Jakarta),
tetapi ada segelintir orang yang punya gagasan lebih baik mendirikan perkumpulan yang
independen di Hindia Belanda. Maka pada tanggal 24 April 1778 berdirilah suatu lembaga
swasta yang disebut Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang
merupakan cikal bakal Museum Nasional.
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga
independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan,
etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hasil penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan
‘Ten Nutte van het Algemeen’ (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).
Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher, menyumbang-kan sebuah
rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Kecuali itu
ia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna;
sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan
perpustakaan.
Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811 – 1816), Letnan Gubernur Sir Thomas
Stamford Raffles menjadi Direktur perkumpulan ini. Oleh karena rumah di Kalibesar sudah
penuh dengan koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan
sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut gedung ‘Socièteit

de Harmonie’). Bangunan ini berlokasi di Jalan Majapahit nomor 3. Sekarang di tempat ini
berdiri kompleks gedung Sekretariat Negara, di dekat Istana Kepresidenan.

Jumlah koleksi milik BG terus meningkat hingga museum di Jalan Majapahit tidak dapat
lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan
untuk membangun sebuah gedung museum baru di lokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan
Merdeka Barat No. 12 (dulu disebut Koningsplein West). Tanahnya meliputi area yang
kemudian di atasnya dibangun gedung Rechst Hogeschool atau ‘Sekolah Tinggi Hukum’
(pernah dipakai untuk markas Kenpetai di masa pendudukan Jepang, dan sekarang
Departemen Pertahanan dan Keamanan). Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada
tahun 1868.

40
Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk
Jakarta. Mereka menyebutnya ‘Gedung Gajah’ atau ‘Museum Gajah’ karena di halaman
depan museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn
(Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang kala
disebut juga ‘Gedung Arca’ karena di dalam gedung memang banyak tersimpan berbagai
jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.
Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar ‘koninklijk’ karena jasanya dalam
bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga lengkapnya menjadi Koninklijk Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.
Pada tahun 1931, sebagian koleksi museum diikutsertakan dalam pameran kebudayaan
dunia di Paris. Malangnya, kebakaran di ruang pameran telah memusnahkan stan pameran
sehingga menghancurkan semua benda yang ada. Museum menerima uang asuransi sebagai
ganti rugi atas museibah kebakaran itu, dan tahun berikutnya dana tesebut digunakan untuk
membangun ruang pameran keramik, ruang perunggu, dan khazanah di lantai 2.
Pada tanggal 26 Januari 1950, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen diubah namanya menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Perubahan ini
disesuaikan dengan kondisi waktu itu, sebagaimana tercermin dalam semboyan barunya:
“memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang berfaedah untuk meningkatkan pengetahuan
tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri sekitarnya”.
Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada tanggal 17
September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada
pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/O/1979 tertanggal 28 Mei 1979,
Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.
Tahun 1987, koleksi Museum Nasional berupa naskah-naskah kuno dan buku-buku
pustaka di boyog ke Perpustakaan Nasional di Jalan Salemba Raya 28. Begitu pula dengan
koleksi seni rupa (tahun 2000) ditempatkan di Galeri Nasional di Jalan Medan Merdeka
Timur 14.

Hingga saat ini Museum nasional menyimpan lebih dari 196.000 koleksi benda-benda
bernilai sejarah yang terdiri dari koleksi prasejarah, arkeologi, etnografi, geografi, sejarah,
numismatik dan heraldik serta koleksi keramik. Saat ini Museum Nasional terdiri dari dua
gedung yaitu gedung lama (gedung A/gedung gajah) yang dibangun tahun 1862 dan gedung
baru (gedung B/gedung arca) yang diresmikan pada tanggal 20 Juni 2007 oleh Dr. Susilo
Bambang Yudhoyono, presiden ke-6 Republik Indonesia.

41
B. Gedung B Museum Nasional
Tahun 1996 - 2007 merupakan tahap-tahap pembangunan gedung baru Museum Nasional
di sebelah Utara gedung lama (Gedung A). Sejalan dengan pembangunan tersebut Museum
Nasional pun menyiapkan konsep pameran untuk mengisi ruang-ruang di sayap baru ini.
Berbeda dengan penataan pameran di gedung lama, di Gedung B ini alur ceritanya didasarkan
pada kerangka unsur-unsur kebudayaan, yang oleh Prof. Koentjaraningrat dikelompokkan
menjadi tujuh isi pokok kebudayaan, meliputi: [1] Sistem Religi dan Upacara Keagamaan;
[2] Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan; [3] Sistem Pengetahuan; [4] Bahasa; [5]
Kesenian; [6] Sistem Matapencaharian Hidup; [7]. Sistem Teknologi dan Peralatan.

Setiap benda budaya karya manusia tentu menggambarkan fungsinya ke dalam unsur-
unsur tersebut. Artinya, dilihat dari dimensi bentuk (form), ada koleksi yang menggambarkan
sistem religi, sistem mata pencaharian hidup, kesenian, dan seterusnya. Dimensi bentuk
tersebut kemudian dipadukan dengan pemilahan berdasarkan dimensi waktu (time). Dimensi
waktu yang dipakai bersifat makro yang kemudian dapat diurai ke dalam rincian waktu yang
lebih mikro. Pembagian dimensi waktu yang bersifat makro tersebut misalnya: masa
prasejarah, masa pengaruh Hindu-Buddha, masa Kolonial, dan seterusnya.

Penataan koleksi dengan konsep pemaduan antara parameter unsur budaya dalam dimensi
bentuk dan ruang serta parameter dimensi waktu tersebut diharapkan lebih memperjelas
gambaran kepada para pengunjung. Dengan demikian benda-benda koleksi yang dipamerkan
bisa lebih banyak berbicara karena satu sama lain saling melengkapi sehingga koleksi yang
dipamerkan menjadi satu kesatuan yang utuh, tidak sekedar sekumpulan koleksi yang
diletakkan di dalam suatu ruang.

Selain menggunakan parameter unsur budaya yang dipadu dalam dimensi bentuk, waktu,
dan ruang, (form, time, and space), ada sejumlah koleksi yang diperlakukan secara khusus,
yaitu koleksi khasanah dan koleksi keramik.

Benda-benda yang dapat dikategorikan sebagai koleksi khasanah (treasures) adalah


benda-benda atau koleksi yang memiliki nilai khusus, bisa karena terbuat dari emas dan
perak, atau batu-batu mulia (benda-benda yang bernilai sangat tinggi), atau juga benda-benda
yang memiliki 'arti khusus' yang berfungsi sebagai regalia.

Koleksi keramik diperlakukan secara khusus, didasarkan pada pertimbangan bahwa


koleksi keramik Museum Nasional sudah sangat terkenal di dunia internasional, selain karena
jumlahnya yang banyak, juga karena kelangkaan dan keindahannya. Selain itu, dalam

42
masyarakat, keramik sudah memiliki tempat khusus yang oleh kalangan penggemarnya
(kolektor keramik) dianggap sebagai barang seni yang mempunyai nilai tinggi, seperti halnya
lukisan atau perhiasan. Koleksi keramik Museum Nasional mempunyai arti khusus karena
keramik dari luar Indonesia tersebut semuanya ditemukan di Indonesia, jadi dapat menjadi
bukti betapa intensifnya hubungan dagang dengan negara-negara penghasil keramik tersebut
pada masa lalu.
Kini Museum Nasional telah selesai membangun gedung baru di sisi Utara yang terdiri
atas 7 (tujuh) lantai, dan empat di antaranya adalah ruang pameran tetap. Penataannya adalah
sebagai berikut: [a] Lantai 1: Manusia dan lingkungan; [b] Lantai 2: Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Ekonomi; [c] Lantai 3: Organisasi Sosial dan Pola Pemukiman; [d] Lantai 4:
Ruang Khasanah dan Keramik.
Bila dikaitkan dengan konsep unsur-unsur kebudayaan di atas memang belum semuanya
terakomodir dalam penataan pameran di keempat lantai tersebut. Diharapkan pembangunan
tahap berikutnya segera direalisasikan, sehingga penggambaran kerangka unsur-unsur
kebudayaan tersebut dapat disajikan secara lengkap.

Lantai 1: Manusia dan Lingkugan


Pameran Manusia dan Lingkungan menyajikan informasi tentang manusia serta
lingkungannya yang hidup pada kurun waktu jutaan tahun yang lalu hingga akhir masa
prasejarah. Penataan pameran di lantai dasar ini diawali dengan penyajian visual grafis di
sebelah kiri pintu masuk, yang menggambarkan keberagaman suku bangsa atau kelompok
etnis yang ada di Indonesia. Di sebelah kanan pintu masuk hingga ke bagian belakang
disajikan secara berurutan Sub Tema Pameran: "Geomorfologi dan Migrasi Manusia -
Fauna", "Manusia Purba Homo Erectus", "Persebaran Situs-Situs Hominid di Indonesia",
"Kehidupan Manusia Gua", dan "Kehidupan Akhir Masa Prasejarah". Kecuali itu juga
disajikan secara khusus Manusia Flores atau Homo Florensiensis.

1. Geomorfologi dan Migrasi Manusia - Fauna


Memberikan gambaran tentang perubahan-perubahan geomorfologi di kepulauan
Indonesia mulai Kala Miosen, Pliosen, Plestosen, Holosen hingga menemui bentuknya
sekarang. Pada Kala Miosen Bawah dan Tengah wilayah Nusantara mengalami genangan
laut. Sebaliknya pada Kala Miosen Atas dan Pliosen, terjadi susut laut yang mengakibatkan
munculnya daratan bahkan juga pegunungan. Pada Kala Plestosen, es yang berada di puncak-
puncak gunung tinggi meluas ke lereng serta lembah-lembah di sekitarnya, sehingga fauna
yang menempati daerah tersebut berpindah ke daerah lain untuk beradaptasi, agar tidak
punah. Perubahan-perubahan tersebut sangat mempengaruhi bentuk Kepulauan Indonesia.
Laut Jawa dan Laut Cina Selatan surut hingga membentuk jembatan darat di atas Paparan
Sunda yang menghubungkan Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan dengan Benua Asia

43
Daratan. Hal yang sama terjadi pula pada bagian timur Indonesia, hingga menyatukan
Australia, Papua, Papua Nugini, dan Tasmania dalam Paparan Sahul.
Perubahan terakhir terjadi ketika memasuki Kala Holosen sekitar 11.000 tahun silam yang
menghasilkan bentangan alam seperti yang sekarang terlihat. Pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan menjadi pulau yang independen dan terpisah dari daratan Asia Tenggara.

2. Manusia Purba
Menyajikan informasi tentang manusia purba jenis Homo Erectus yang hidup pada kala
plestosen. Manusia purba yang ditemukan di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga
tingkatan evolutif selama lebih dari satu juta tahun, yaitu:
* Homo Erectus Arkaik
Hidup pada kala Plestosen Bawah antara 1,5 - 0,9 juta tahun yang lalu, dan merupakan
fosil paling purba di Indonesia. Volume otaknya sekitar 800 cc, dengan tengkorak yang
menunjukkan struktur yang kekar, tebal tulang tengkorak kadang mencapai 1,2 cm.
Jenis manusia ini di temukan pada lapisan lempung hitam Seri Pucangan di Sangiran,
dan endapan vulkanik di Perning-Mojokerto. Belum pernah ditemukan artefak dari
Homo erectus arkaik ini.
* Homo Erectus Tipik
Merupakan jenis yang paling umum ditemukan, hidup pada kala Plestosen Tengah,
antara 0,8- 0,4 juta tahun yang lalu. Volume otak sekitar 900 cc, dengan struktur
tengkorak yang lebih ramping dibandingkan dengan jenis arkaik. Homo erectus tipik
merupakan jenis manusia purba yang banyak ditemukan, berasal dari lapisan pasir
fluvio vulkanik Seri Kabuh di Sangiran, Trinil, Kedungbrubus, dan Patiayam.Telah
sangat pandai membuat alat batu, antara lain jenis kapak perimbas (chopper), kapak
penatak (chopping tool), maupun alat-alat serpih (flake).
* Homo Erectus Progresif
Hidup pada akhir Kala Plestosen Tengah antara 200.000 - 100.000 tahun yang lalu.
Ukuran tengkorak lebih besar, lebih tinggi dan lebih bundar dibandingkan dengan jenis
arkaik dan tipik, dengan volume otak 1,100 cc, sehingga menunjukkan jenis yang
paling berevolusi, ditemukan di Ngandong, Sambungmacan, dan Ngawi. Seperti halnya
jenis tipik, Homo erectus progresif juga telah membuat alat batu dan tulang.

3. Persebaran Situs-Situs Hominid


Sub Tema ini menyajikan informasi tentang persebaran situs-situs hominid, khususnya
situs-situs penemuan Homo Erectus. Di Indonesia, Pulau Jawa terkenal dengan persebaran
situs-situs hominid-nya. Ini karena temuan fosil-fosilnya mewakili genus Homo yang lebih
awal dalam evolusi manusia. Bila di Jawa umumnya ditemukan fosil-fosil dalam taxon Homo

44
erectus, beberapa daerah di luar Jawa banyak ditemukan fosil-fosil dalam taxon yang lebih
muda, seperti Homo sapiens atau manusia subresen.
Di Pulau Jawa, situs-situs hominid tersebar di wilayah yang mencakup bagian timur Jawa
Tengah hingga bagian barat Jawa Timur. Situs-situs tersebut terutama dijumpai di sepanjang
aliran Sungai Bengawan Solo, seperti Sangiran, Sambungmacan, Ngandong, Ngawi, Trinil
dan Kedungrubus, dan Perning, di Mojokerto. Situs hominid lainnya adalah Patiayam,
terletak di kaki Gunung Muria, dekat Kudus. Selain itu, terdapat pula berbagai situs Kala
Plestosen yang sangat terkenal dengan penemuan alat-alat paleolitiknya, yang mungkin
merupakan produk budaya Homo erectus, adalah Kali Baksoka di Punung (Pacitan), maupun
Sungai Wallanae, di Sulawesi Selatan.

4. Lingkungan Alam Cekungan Solo 900.000 Tahun Yang Lalu


Bagian ini menyajikan informasi secara evokatif tentang Cekungan Solo dan sekitarnya
pada kurang lebih 900.000 tahun yang lalu. Pada masa itu terjadi erosi dari arah utara, dari
Pegunungan Kendeng. Erosi juga terjadi dari daerah pegunungan di selatannya yang
mengakibatkan terjadinya perubahan Lingkungan alam Solo. Vegetasi yang semula berupa
hutan rawa menjadi hutan terbuka. Tumbuh-tumbuhan beradaptasi dengan musim kemarau
yang keras karena terjadi pula perubahan iklim. Lama kelamaan terbentuklah hutan hujan
tropis, tempat ditemukannya berbagai jenis hewan seperti buaya, kura-kura, babi, monyet,
gajah, macan, kerbau atau kuda nil.

5. Kehidupan Gua
Sub tema ini menggambarkan kehidupan manusia pada awal Holosen, sekitar 11.500
tahun yang lalu, kehidupan manusia purba sudah berkembang lebih maju dibandingkan
dengan sebelumnya. Di masa ini manusia sudah mulai memanfaatkan gua-gua alam dan
ceruk. Mereka memilih tinggal di gua untuk berlindung dari serangan binatang buas atau dari
cuaca dan iklim yang tidak bersahabat. Mereka menetap untuk waktu tertentu, hingga suatu
saat berpindah jika tak mungkin lagi hidup di tempat tersebut.
Para penghuni gua yang sudah termasuk Homo sapiens ini memanfaatkan gua sebagai
tempat untuk melakukan berbagai aktifitas, seperti pembuatan alat-alat serpih bilah atau
penguburan. Mereka bahkan menggunakan dinding-dinding gua sebagai media ekspresi seni
lukisnya. Beberapa lukisan gua dapat dijumpai di situs-situs prasejarah di Kalimantan dan
Sulawesi. Sementara pada Situs Song Keplek, di Pacitan, Jawa Timur, kehidupan gua
mengindikasikan bahwa para penghuninya telah mengenal konsep tata ruang dengan adanya
pengelompokan kegiatan industri, perapian, penguburan, dan hunian.

45
6. Akhir Prasejarah dan Temuan Fosil Ras-ras Manusia
Sub tema ini menyajikan informasi tentang kehidupan manusia pada akhir masa
prasejarah. Pada masa akhir prasejarah, perkampungan makin besar dan jumlah penduduknya
pun makin banyak. Kebutuhan hidup manusia juga makin bervariasi dan tidak semua mampu
dibuatnya sendiri. Maka mulailah dikenal pekerjaan khusus yang biasa disebut tukang
(undagi), seperti pembuat gerabah, pandai besi, pembuat perhiasan, dan lain-lain, di samping
petani atau nelayan. Saat itu pula orang memulai aktivitas bertukar barang yang merupakan
awal dari perdagangan.
Seiring dengan berkembangnya teknologi logam, penggunaan alat logam (metal) mulai
semakin banyak, menggantikan peralatan batu yang berangsur mulai ditinggalkan, sehingga
selain disebut masa perundagian, masa akhir prasejarah juga sering disebut masa tradisi
paleometalik.
Satu lagi tradisi yang menonjol dari masa perundagian ini adalah sistem penguburan.
Selain penguburan langsung (primer), dikenal pula penguburan sekunder, yaitu penguburan
kedua, setelah jasad menjadi kerangka. Kedua cara penguburan itu dilakukan dengan wadah
kubur maupun tidak. Wadah kubur yang sering digunakan adalah tempayan, di samping
kubur batu. Posisi penguburan juga beragam, seperti terlentang, meringkuk atau terlipat.
Bersamaan dengan penguburan tersebut, sering pula disertai dengan bekal kubur yang isinya
berbeda-beda, tergantung pada tingkat sosial orang yang dikubur. Tentu saja sistem
penguburan seperti ini menunjukkan sistem religi yang telah maju.

Lantai 2: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Ekonomi


Di lantai 2 dipamerkan berbagai koleksi budaya materi yang menyingkapkan berbagai
pengetahuan umat manusia, khususnya manusia Indonesia, juga teknologi yang menyangkut
pengetahuan terapan yang bersifat teknis. Yang juga penting adalah kegiatan ekonomi, salah
satu aspek kehidupan manusia yang terfokus pada kegiatan produksi, distribusi, pertukaran
dan konsumsi barang serta pelayanan jasa.
Pameran dengan judul Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Ekonomi ini memiliki sub-
subtema sebagai berikut [1] Aksara dan Bahasa, [2] Hukum di Indonesia, [3] Astronomi dan
Navigasi, [4] Arsitektur, [5] Pengobatan dan Pengolahan Makanan, [6] Alat Perlindungan,
[7] Alat Produksi, [8] Alat Komunikasi, [9] Alat Transportasi, dan [10] Ekonomi.

1. Aksara dan Bahasa di Indonesia


Di India, seperti halnya di Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan bahasa
memiliki berbagai aksara, di antaranya yang pernah berkembang di Indonesia adalah aksara-
aksara Pallawa, Nagari dan Tamil. Ketiga jenis aksara yang berasal dari India ini pernah
berkembang di Indonesia dalam kurun waktu abad ke-5 - 15 Masehi.

46
Aksara Pallawa, diambil dari Dinasti Pallawa di India yang konon menciptakannya,
menurunkan berbagai variannya di wilayah Asia Tenggara seperti Campa (Vietnam), Khmer
(Kamboja), Thailand, Laos, Burma (Myanmar) dan Indonesia. Khusus di Indonesia, aksara
ini sudah berkembang sejak abad ke-5, menurunkan aksara Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali
Kuna. Selanjutnya mulai abad ke-16, muncul aksara-aksara "pasca Pallawa" di berbagai
daerah di Indonesia, antara lain Lampung, Batak dan Bugis.
Aksara Nagari (disebut juga aksara siddhamatrika atau siddham) asalnya dari India bagian
timur laut, pertama kali muncul di Indonesia sekitar abad ke-8. Sejak awal munculnya
hingga abad ke-9, aksara ini disebut Pranagari. Mulai abad ke-10 sd 15, aksara ini
berkembang, disebut sebagai aksara Nagari. Di India, aksara ini digunakan secara nasional,
disebut aksara Dewanagari. Aksara Nagari banyak digunakan pada prasasti-prasasti yang
bernafaskan agama Budha, seperti terlihat pada tablet-tablet tanah liat yang berisi mantra-
mantra Budhis.
Aksara Tamil adalah aksara yang keberadaannya di Indonesia termasuk jarang. Di India,
aksara ini umumnya digunakan oleh orang-orang yang berdiam di wilayah Tamil Nadu (India
Selatan), juga di negara Srilangka. Pertama muncul di Indonesia dalam abad ke-11,
khususnya di Sumatra bagian utara karena di sana ada komunitas orang-orang India
berbahasa Tamil yang umumnya adalah pedagang.
Tulisan Arab selalu diidentikan dengan agama Islam, karena memang agama ini terlahir di
jazirah Arab. Bukti tertua saat ini mengenai keberadaan Islam di Indonesia adalah sebuah
batu nisan yang ditemukan di Leran (dekat Gresik, Jawa Timur), ditulis dalam aksara dan
bahasa Arab. Batu nisan itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan
bernama Fatimah binti Maimun dalam tahun 1082 M. Agama Islam juga menyebar ke pulau-
pulau seperti Sumatra, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, dan lain-lain.
Dalam sejarah perkembangan tulisan Arab, dikenal dua tipe dasar, yaitu tipe tegak dan
kursif. Tipe tulisan Arab tegak tidak banyak mengalami evolusi; kufi merupakan contoh tipe
tulisan Arab tegak yang sering digunakan untuk menulis Qur'an dan inskripsi pada bangunan
mesjid atau batu nisan. Lain halnya dengan tipe tulisan Arab kursif yang sangat berkembang
sehingga bentuk dan gaya penulisan banyak macamnya. Enam di antaranya merupakan tipe
tulisan Arab kursif yang utama yaitu thuluth, naskhi, muhaqaq, rahyani, tawqi dan riqa.
Aksara Arab di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat signifikan.
Selainmenggunakan aksara Arab dengan lafal Arab, beberapa daerah mengembangkan aksara
Arab yang disesuaikan dengan lafal daerah. Modifikasi tulisan Arab dengan lafal bahasa
Jawa disebut Pegon, sedangkan tulisan Arab dengan lafal bahasa Melayu disebut Jawi atau
Arab-Melayu.
Kehadiran orang Cina di Indonesia diketahui sudah ada sejak abad ke-5, dan mulai marak
pada abad ke-14. Namun demikian akulturasi budaya Cina dengan budaya-budaya lokal tidak
begitu signifikan. Ini dapat dilihat dari peninggalan budaya materi seperti misalnya prasasti.
Kalau pun ada prasasti dalam aksara dan bahasa Cina di Indonesia tentunya ditulis oleh orang
Cina sendiri. Aksara Cina memang rumit dan tidak mudah dipelajari; dewasa ini tercatat

47
sekitar 4000 karakter (aksara) Cina yang diciptakan. Kesulitan makin bertambah dengan
banyak ragam dialek dalam bahasa Cina yang memiliki ciri tersendiri.
Secara umum inskripsi-inskripsi Cina dapat berupa tanda peringatan bagi seseorang yang
telah meninggal (berupa nisan dan papan arwah atau shenwei), mata uang, dan sebagai hiasan
dekoratif/ornamental.
Berikutnya, aksara Latin adalah aksara yang pertama kali diciptakan oleh bangsa Romawi
Kuna di semenanjung Itali. Aksara ini diperkenalkan oleh orang orang Eropa, terutama
bangsa Portugis, yang datang ke Indonesia pada awal abad ke-16. Mereka menyebarluaskan
aksara ini ketika menuliskan perjanjian-perjanjian di atas kertas, batu tanda peringatan seperti
padrao, tanda pendirian bangunan dan nisan. Bahasa yang digunakan pun beragam seperti
portugis, Belanda, Inggris, Perancis, dan lain-lain.

2. Hukum di Indonesia
Hukum adalah seperangkat aturan yang harus dipatuhi kelompok masyarakat, baik dalam
komunitas kesukuan, kebangsaan, kerajaan, maupun negara. Sistem hukum di wilayah
Indonesia telah terbentuk sejak kurang lebih abad ke-7. Awalnya berupa Hukum Adat yang
berlandaskan kepercayaan/religi yang dianut banyak suku bangsa di Indonesia.
Hukum-hukum adat ini memiliki asas-asas dan falsafah yang berbeda satu dengan yang
lainnya, akan tetapi mungkin terdapat dua unsur yang sama dimiliki oleh berbagai Hukum
Adat tersebut. Pertama, sifatnya yang kekeluargaan, dan kedua, sifatnya yang tidak tertulis.
Sanksi bagi pelanggar Hukum Adat dapat berupa hukuman yang paling ringan, misalnya
diasingkan/dikucilkan, sampai kepada hukuman yang paling berat, misalnya hukuman mati.
Unsur-unsur budaya asing seperti India (Hindu-Budha), Arab (Islam) dan Eropa (Kristen),
pada akhirnya turut memperkaya Hukum Adat yang sudah lama ada.
Bagi suku-suku bangsa yang mengenal budaya tulis, seperangkat aturan itu tentunya sudah
dituangkan menjadi sebuah naskah/kitab hukum. Beberapa naskah hukum di Jawa dan Bali
pada masa lampau contohnya, merupakan olahan dari naskah-naskah hukum di India.
Gambaran penerapan hukum di Indonesia, khususnya Jawa, pada masa lampau terdapat
dalam beberapa prasasti yang berisi keputusan pengadilan (jayapatra, jayasong dan
suddhapatra) dan keterangan tentang sukhadukha (berbagai tindak pidana dan perdata)
Pada masa pengaruh Islam hukum sudah berlandaskan kitab Al-Qur'an dan Hadits Nabi,
seperti yang dipegang teguh oleh orang Minang: adat basandi syarak, syarak basandi
kitabullah (Adat bersendi Syari'at Islam, Syari'at Islam bersendi kitab Al-Qur'an). Pada saat
ini di Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) juga sudah diberlakukan hukum berdasarkan
Syari'at Islam.
Pada masa kolonial Belanda, diberlakukan semacam undang-undang dasar bagi wilayah
Indonesia yang bernama Indische Staatsregeling. Pada masa itu pemerintah Hindia-Belanda
berusaha untuk melakukan unifikasi hukum di Indonesia. Berkat perjuangan Van

48
Vollenhoven, hukum adat juga dimasukkan dalam sistem Hukum Kolonial Belanda, sehingga
terdapat Indische Staatsregeling yang berada di pusatnya dan sistem Hukum Adat, sistem
Hukum Islam, serta sistem Hukum Barat berada di luarnya.

3. Astronomi dan Navigasi


Pengetahuan astronomi dan navigasi adalah termasuk dalam sepuluh unsur kebudayaan
Indonesia asli. Sebelum adanya pengaruh asing bangsa Indonesia sudah memiliki
pengetahuan tentang peredaran benda-benda angkasa; matahari, bulan, planet-planet dan
bintang-bintang. Pengaruh asing (India, Arab, Eropa) justru memperkaya khasanah
pengetahuan astronomi bangsa Indonesia.
Berdasarkan pengetahuan astronomi inilah kemudian tercipta kalender atau penanggalan.
Kalender berkaitan erat dengan pengukuran waktu yang dihubungkan dengan pergerakan
benda-benda angkasa. Benda-benda angkasa yang sering diamati manusia adalah matahari
dan bulan yang secara langsung mempengaruhi iklim di Bumi, gejala-gejala alam seperti
gerhana dan pasang surut air laut, juga segala aktivitas manusia.
Kalender apa pun yang pernah dibuat oleh manusia didasarkan pada peredaran Bumi
mengelilingi Matahari (kalender solar atau syamsiyah) atau Bulan mengelilingi Bumi
(kalender lunar atau qomariyah). Ada juga kalender yang memperhitungkan peredaran Bumi
dan Bulan mengelilingi Matahari; yang terakhir ini disebut kalender lunisolar. Beberapa
suku bangsa di Indonesia menciptakan kalendernya sendiri. Oleh karena itu ada kalender
Jawa (pranata mangsa), kalender Bali (tika atau wariga), kalender Batak (parhalaan), dan
lain-lain.
Pengetahuan astronomi juga dijadikan pedoman dalam pelayaran (navigasi). Tidak dapat
disangkal bahwa pelaut-pelaut Indonesia terkenal mahir dan mampu mengarungi lautan luas
sampai ke tempat-tempat yang jauh dengan berpedoman pada posisi bintang-bintang di
langit. Di samping itu, pelaut-pelaut Indonesia juga sudah mengenal peta untuk berlayar, ini
pernah dicatat oleh orang-orang Portugis pada awal abad ke-16. Albuquerque pernah
mengirim sebuah peta yang bertulisan huruf Jawa kepada raja Portugal. Tetapi kapal
Albuquerque yang membawa peta itu tenggelam sehingga tidak ada lagi bukti tentang
pengetahuan navigasi orang Jawa pada masa itu; seberapa jauh mereka dapat berlayar, dan
sampai di mana pengetahuan mereka tentang geografi dan kartografi nusantara pada waktu
itu.

4. Arsitektur
Salah satu kebutuhan pokok manusia, selain sandang dan pangan, adalah "papan" untuk
tempat tinggal. Di masa prasejarah, manusia memanfaatkan gua, ceruk atau tempat
berlindung (shelter) lain sebagai tempat tinggal untuk melindungi diri dari perubahan cuaca
dan gangguan binatang buas. Perkembangan selanjutnya, manusia sudah mulai

49
memanfaatkan dan mengolah bahan-bahan yang disediakan alam seperti kayu, dedaunan,
tanah dan batu; maka jadilah sebuah rumah tinggal yang dibangun secara sederhana maupun
rumit.
Rumah tinggal yang dibangun disesuaikan dengan kondisi geografis dan iklim yang ada;
rumah tinggal yang dibangun di daerah pegunungan yang beriklim dingin tentu beda rancang
bangunnya dengan rumah di daerah pesisir pantai yang cenderung beriklim panas. Pada
akhirnya "seni" juga lah yang membedakan antara bangunan di suatu daerah dengan daerah
lain. Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa mengembangkan seni rancang bangun
(arsitektur) dengan ciri khasnya masing-masing, diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Inilah yang kemudian disebut dengan istilah "rumah tradisional".
Latar keagamaan atau religi ikut berperan juga dalam perkembangan arsitektur; bangunan
profan (rumah tinggal) arsitekturnya beda dengan bangunan untuk ibadah (candi, pura,
mesjid, gereja, kelenteng) yang biasanya ditandai dengan simbol-simbol keagamaan.
Pengaruh-pengaruh asing turut memperkaya arsitektur tradisional Indonesia, sehingga
muncul langgam atau gaya. Contoh rumah tradisional Betawi bergaya Eropa, dan sebagainya.

5. Pengobatan dan Pengolahan Makanan


Kepulauan Indonesia telah lama dikenal karena keragaman sumber daya hayati, yang
dimanfaatkan berbagai kelompok etnik di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan makan dan
minum sehari-hari, juga menyembuhkan dan mencegah dari gangguan penyakit.
Pada masa prasejarah, manusia di Indonesia telah menjalani kehidupan berburu dan
mengumpulkan makanan. Meskipun alam menyediakan makanan, manusia perlu tahu
bagaimana cara memanfaatkannya. Mereka mempelajari teknik menangkap, membunuh,
menguliti dan menyiapkan hewan buruan sebagai makanan. Mereka juga tahu bagaimana
memilih tanaman yang dapat dimakan. Pada tahap ini, mereka tidak mempunyai cukup
pengetahuan cara mengolah makanan dan hanya tahu bagaimana menyantap makanan mentah
atau dipanggang di atas api.
Pada tahap selanjutnya, manusia mempelajari bagaimana mengerjakan tanah. Mereka
tidak hanya menggantungkan diri pada lingkungan, mereka juga tahu bagaimana cara
mengendalikan sumber daya alam. Mereka mengenal bagaimana cara bercocok tanam,
dengan metode yang mudah, menebang dan membakar hutan untuk membuka lahan
pertanian. Mereka juga menjinakkan dan memelihara binatang seperti unggas, anjing dan
babi. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai menjalani hidup dengan cara
menangkap ikan dan mengumpulkan kerang. Pada tahap perkembangan ini, mereka sudah
mengetahui cara membuat barang-barang tembikar (tanah liat) yang digunakan untuk
berbagai keperluan seperti wadah-wadah untuk menaruh dan memasak makanan.
Periode-periode selanjutnya (masa sejarah) menunjukkan perkembangan yang pesat dari
diversifikasi pangan. Cara mengolah makanan juga beragam, yang mana dapat dilihat dari
bahan-bahan yang digunakan dan hasil olahan. Sumber-sumber tertulis, panel-panel relief

50
candi dan artefak menunjukkan bahwa masyarakat pada waktu itu sudah mengetahui cara
mengolah makanan dengan cara direbus (dengan air), dipanggang (di atas api) dan digoreng
(dengan minyak). Mereka juga mengenal bagaimana meracik bumbu untuk menambah cita
rasa pada makanan dan membangkitkan selera makan. Untuk membuat makanan tahan lebih
lama, mereka mengawetkan makanan dan minuman dengan berbagai cara, dikeringkan atau
dijemur di bawah sinar mata-hari, dengan atau tanpa garam, diasapi, diasamkan, dan
difermentasikan. Cara yang terakhir khususnya diterapkan dalam pembuatan minuman.
Keragaman sumberdaya hayati juga dimanfaatkan untuk menyembuhkan dan mencegah
berbagai penyakit. Nenek moyang kita mewariskan berbagai cara pengobatan tradisional,
contohnya meracik jamu yang masih diproduksi hingga sekarang. Suku-suku bangsa di
Indonesia masing-masing memiliki pengetahuan berbagai pengobatan tradisional yang
memanfaatkan bahan-bahan alam. Dari sekitar 30.000 jenis tanaman baru sekitar 940 jenis
yang diketahui memiliki daya penyembuhan atau dipakai sebagai ramuan dalam pengobatan.
Produk obat-obatan ini selain digunakan sebagai obat telan juga obat luar untuk
menyembuhkan penyakit kulit, gigitan binatang dan luka-luka lain.
Di samping penyembuhan melalui pengobatan tradisional, banyak suku bangsa di
Indonesia mempraktekkan pengobatan dengan kekuatan gaib (supranatural), memohon
kesembuhan kepada roh-roh leluhur atau dewa, juga melalui kemukjizatan benda-benda
pusaka/bertuah. Secara umum, orang yang melakukan penyembuhan dengan kekuatan gaib
disebut 'dukun'; di Bali disebut dengan istilah balian, sedangkan orang-orang di Sumatra
menyebutnya datu.
Dukun adalah orang yang banyak pengetahuannya tentang penyembuhan penyakit, melalui
ramuan-ramuan tradisional dan kekuatan gaib, sebagaimana didokumentasikan dalam lontar
usada (Bali) dan pustaha laklak (Batak). Pustaha laklak contohnya, tidak hanya memberi
keterangan tentang penyembuhan melalui ramuan-ramuan tradisional, melainkan juga
mantra-mantra gaib. Ada keyakinan bahwa penyakit tidak hanya disebabkan oleh faktor fisik,
melainkan juga faktor non-fisik. Oleh karena itu, proses penyembuhan juga melibatkan
metode non-fisik. Orang Batak meyakini bahwa perbuatan-perbuatan salah terhadap orang
lain dapat mendatangkan penyakit bagi orang atau anggota keluarganya. Agar sembuh dari
penyakit, diperlukan permohonan maaf dari tetua adat yang telah meninggal.

6. Alat Perlindungan
Seperti halnya pangan dan papan (tempat tinggal), manusia juga membutuhkan sandang
(pakaian) untuk melindungi diri dari perubahan cuaca (panas dan dingin) dan serangan musuh
(baju zirah). Pada awalnya manusia prasejarah menggunakan kulit binatang hasil buruannya
untuk menutupi sebagian tubuhnya. Sejalan dengan perkembangan intelegensi manusia,
mereka mulai memanfaatkan dan mengolah bahan-bahan yang disediakan alam seperti kulit
kayu, serat-serat tanaman untuk dijadikan pakaian.Lebih jauh lagi, mereka mulai mengenal
kapas dan membudidayakan tanaman ini karena menghasilkan serat yang lebih halus, bahkan

51
juga sudah dapat membudidayakan ulat sutera untuk diambil benangnya yang teramat halus
dan ringan untuk dijadikan pakaian.
Perkembangan selanjutnya adalah bahwa pakaian tidak sekedar untuk melindungi diri dari
cuaca, tetapi sudah diberi pola-pola untuk memberikan nilai lebih, yaitu simbol status,
sehingga dapat dibedakan antara pakaian yang dikenakan para bangsawan dan rakyat biasa.
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa juga memiliki teknologi pembuatan pakaian
dengan kekhasannya masing-masing, contohnya tenun ikat, songket dan batik.
Termasuk dalam kategori alat perlindungan diri adalah senjata dan perisai. Senjata yang
diciptakan manusia untuk melindungi diri dari serangan musuh dan binatang buas adalah
senjata tajam/tusuk seperti klewang, mandau, pedang, keris, tombak, panah, juga senjata api
seperti senapan, pistol dan meriam. Seperti halnya pakaian, senjata juga ada yang bermakna
status sosial dan ritual, contohnya keris yang pada upacara tertentu lebih banyak dipakai
kaum pria atau mempresentasikan pengantin pria (pada upacara perkawinan).

7. Alat Produksi
Teknologi tidak hanya menyangkut produk olahan seperti gerabah, pakaian, pisau, pacul,
mata uang, dan sebagainya, melainkan juga alat pembuat produk tersebut. Contohnya alat
pintal benang, alat tenun kain, alat untuk membatik, alat penumbuk padi, alat membuat
gerabah (tatap-landas dan meja putar/pottery wheel), alat pertukangan logam (pandai besi),
alat cetak uang, dan sebagainya. Alat-alat produksi semacam itu merupakan aset dalam
kegiatan ekonomi.
Tempat untuk membuat produk olahan disebut industri atau pabrik. Di dalam industri
logam yang dijalankan secara sederhana, contohnya bengkel pandai besi, terdapat komponen
seperti tungku peleburan (tanur atau prapen) wadah pelebur logam (kowi), tabung pompa
angin (ububan), cetakan untuk logam cair, tang jepit, landasan tempa (paron), palu, kikir, dan
bak air pendingin. Alat-alat produksi yang digunakan dalam industri logam yang besar tentu
saja berbeda dari yang disebutkan di atas, lebih kompleks dan moderen.
Alat-alat produksi biasanya dibuat secara terbatas karena bukanlah barang konsumtif yang
siap pakai. Sebagai instrumen yang menghasilkan sesuatu, tidak setiap orang dapat
menggunakannya, dan perlu keahlian. Orang yang menguasai alat-alat produksi disebut
produsen, biasanya dikerjakan sendiri atau dengan bantuan orang lain (pekerja/buruh).
Barang-barang olahan yang dihasilkan dengan peralatan ini kemudian dipasarkan kepada
konsumen sebagai barang siap pakai.

8. Alat Komunikasi
Komunikasi adalah suatu upaya bagaimana manusia berhubungan dengan sesamanya,
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi langsung biasanya dilakukan
secara tatap muka atau dengan bantuan peralatan seperti telepon. Pada telepon, suara manusia

52
diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang kemudian diubah menjadi suara lagi ke telinga
lawan bicara, begitu seterusnya secara timbal balik. Inilah cikal bakal alat komunikasi yang
moderen.
Sebelum itu manusia berkomunikasi secara tidak langsung dengan isyarat bunyi-bunyian.
Contohnya kentongan yang pada saat ini masih digunakan di pedesaan-pedesaan di Jawa dan
Bali untuk memberikan isyarat tanda bahaya atau musibah (ada orang sakit atau meninggal)
jika dipukul dengan frekuensi tertentu. Dengan cara yang sama, genta atau bel dibunyikan
untuk memanggil umat agama tertentu agar datang beribadah ke kuil atau gereja. Sama
halnya dengan bedug yang ditabuh untuk menandai waktu sholat dan memanggil umat Islam
agar datang ke mesjid.
Alat komunikasi lain yang disampaikan secara tidak langsung adalah surat menyurat. Di
sini orang menyampaikan pesan ke dalam bahasa tulisan, lewat kurir diberikan kepada orang
yang dituju. Prasasti mungkin dapat dikatakan sebagai bentuk awal surat menyurat, karena
isinya berupa maklumat yang perlu atau harus diketahui oleh orang bersangkutan atau
masyarakat. Sebab orang menulis "pesan" (prasasti) tidak hanya pada batu, melainkan juga
pada tembaga (tamra) dan lontar (ripta).
Alat komunikasi moderen, baik langsung maupun tidak langsung, saat ini sudah
memanfaatkan berbagai media, khususnya media elektronik. Komputer adalah salah satu
media yang paling umum digunakan saat ini. Komputer yang berkemampuan multimedia
dapat dimanfaatkan untuk komunikasi secara langsung seperti chatting, teleconference, atau
tidak langsung seperti menulis pesan singkat (short message service) dan surat elektronik (e-
mail).

9. Alat Transportasi
Manusia dapat dikatakan sebagai makhluk yang dinamis, artinya ia tidak hanya berdiam di
satu tempat melainkan juga bergerak ke tempat lain untuk melakukan aktivitas. Jika tempat
yang dituju relatif dekat dan mudah dijangkau, barangkali cukup berjalan kaki untuk
mencapai tempat dimaksud. Mulai timbul kendala ketika tempat yang dituju berjarak jauh
dan relatif sulit dijangkau. Untuk mengatasi hambatan tersebut manusia menciptakan sarana
atau memanfaat-kan sarana yang sudah ada, yaitu transportasi.
Transportasi adalah sarana untuk mengangkut manusia, binatang atau barang dari satu
tempat ke tempat lain. Sarana ini menjadi sangat penting untuk menjalankan roda
perekonomian karena pasokan barang dagangan kepada konsumen akan tetap berlangsung.
Ketiadaan atau kesulitan transportasi menyebabkan pasokan barang yang dibutuhkan
konsumen menjadi terganggu sehingga ketersediaan barang di pasar menjadi langka dan
harganya pun mahal.
Awalnya manusia memanfaatkan sarana transportasi yang sudah ada, yaitu hewan-hewan
tunggangan seperti kuda, keledai, unta, sapi atau gajah. Selanjutnya manusia
mengembangkan kendaraan yang ditarik hewan kuda atau sapi sebagai transportasi darat

53
untuk mengangkut dirinya dan barang-barang bawaan atau dagangan, maka terciptalah
pedati, delman, dokar dan sejenisnya.
Selain transportasi darat, manusia juga menciptakan perahu dan kapal sebagai transportasi
air (sungai dan laut). Dengan diciptakannya transportasi air inilah manusia Indonesia dikenal
sebagai pelaut-pelaut yang berani mengarungi lautan luas untuk menjangkau pulau-pulau
yang jauh dari tempat tinggalnya. Dari sini kemudian berkembang hubungan perdagangan
antar pulau dan antar negara.
Alat transportasi makin berkembang pesat setelah ditemukannya mesin yang digerakkan
uap air, bahan bakar minyak, dan listrik seperti kereta api, mobil, motor, kapal uap.
Memasuki abad ke-20, terciptalah pesawat terbang sebagai sarana transportasi udara,
sehingga perjalanan jauh dapat ditempuh dalam waktu yang singkat.

10. Ekonomi
Ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang menaruh perhatian pada
aspek produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang serta pelayanan jasa. Standar
ekonomi dapat dibagi menjadi dua bagian besar. Pertama, teori nilai atau mikro ekonomi
yang menjelaskan betapa saling pengaruh antara persediaan (supply) dan permintaan
(demand) dalam pasar yang kompetitif, menciptakan sejumlah besar nilai-nilai individu
seperti nilai upah, ketentuan laba, dan perubahan-perubahan harga. Kedua, makro ekonomi,
berkaitan dengan penjelasan-penjelasan tentang pendapatan nasional dan perburuhan,
melibatkan konsumen, pengusaha/penanam modal, dan pemerintah.
Termasuk dalam aspek-aspek ekonomi yaitu perdagangan dan perpajakan. Perdagangan,
secara sederhana diartikan sebagai interaksi timbal balik yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih untuk mendapatkan barang dan jasa melalui pertukaran, secara barter atau dengan alat
tukar (uang). Dalam sistem perdagangan ada beberapa aktivitas, antara lain [1] perolehan
bahan baku; [2] produksi: menghasilkan barang dagangan; [3] distribusi: menyangkut arus
perpindahan barang atau pemasaran; [4] konsumsi atau penggunaan barang.
Dengan adanya aktivitas perdagangan maka roda perekonomian Indonesia secara lokal,
regional dan global terus berjalan sejak masa prasejarah hingga sekarang. Selain dari sektor
perdagangan perekonomian suatu kerajaan atau negara juga ditopang oleh pajak. Dari sektor
perpajakan pemerintah memperoleh pajak barang dan jasa yang dipungut dari rakyat.
Pendapatan kerajaan/negara ini nantinya juga dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk
pembangunan infrastruktur seperti membangun jalan, jembatan, dan lain-lain, atau digunakan
untuk membayar gaji para pegawai pemerintah/kerajaan. Pajak tidak identik dengan upeti
walau pun pada prakteknya sama yaitu "mengurangi/memungut sebagian penghasilan
rakyat". Upeti adalah semacam pungutan yang diberikan kepada individu (raja, bupati) bukan
kepada institusinya (kerajaan, negara).

54
Lantai 3: ORGANISASI SOSIAL DAN POLA PEMUKIMAN
Di dalam kehidupan masyarakat terdapat pengorganisasian untuk mengatur kehidupan
masyarakatnya dan pengorganisasian yang paling mudah dilihat adalah dari strata-strata yang
membedakan status seseorang dengan orang lainnya. Perbedaan itu dapat jelas terlihat
misalnya dalam cara berpakaian, perhiasan yang digunakan, pembagian pekerjaan antara laki-
laki dengan perempuan dan sebagainya.

Masa Prasejarah
Sejak masa prasejarah manusia telah hidup dalam kelompok, yang kemudian semakin
berkembang dan semakin rumit penataannya hingga membentuk masyarakat yang terdiri dari
sejumlah golongan dan bahkan strata. Diferensiasi sosial berdasarkan status bahkan telah
terlihat pada peninggalan masa prasejarah dari masa Perundagian yang berupa tata
penguburan yang menunjukkan adanya perbedaan di antara kerangka-kerangka dilihat dari
bekal kubur yang menyertainya. Tokoh-tokoh di dalam masyarakat misalnya, mempunyai
status sosial yang tinggi sehingga terdapat perbedaaan dalam penyertaan bekal kuburnya
mulai dari wadah kubur maupun benda-benda bekal kubur lainnya.

Masa Hindu-Budha
Dalam masa Hindu-Budha penataan masyarakat terdapat adanya penggolongan
masyarakat berdasarkan pekerjaan bahkan adanya jabatan-jabatan tertentu dalam sistem
ketatanegaraan yang tertulis dalam prasasti Telaga Batu yang berasal dari kerajaan Sriwijaya.
Dalam abad-abad selanjutnya di lingkungan kerajaan-kerajaan di Jawa, golongan-golongan
dalam masyarakat menjadi lebih kompleks lagi. Pada masa itu penyebutan masyarakatnya
lebih berdasarkan pada jenis pekerjaan yang dilakukan seseorang. Bahkan di dalam masa
Majapahit juga dikenal adanya kaum komunitas khusus yaitu kaum Rsi. Pada masa itu
muncul penggolongan-penggolongan di dalam masyarakat dengan lebih jelas dengan adanya
kerajaan dengan raja sebagai pemimpin dan rakyat sebagai komunitas yang kemudian
mengembangkan sistem negara. Sebagai contoh, koleksi dari prasasti Telaga Batu yang
berasal dari kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 yang berisi tentang adanya pejabat dan
penggolongan dalam kerajaan tersebut. Misalnya, selain adanya raja terdapat putra mahkota,
bupati, senapati, hakim dan sebagainya.

Masa Islam
Ketika agama Islam masuk ke Nusantara, sistem kerajaan bercorak agama Islam
demikian pula penataan masyarakatnyapun berbeda dari keadaan masa sebelumnya. Pada
masa ini perniagaan laut terjadi dengan pesat sehingga penataan masyarakat kerajaan terdapat
pula kelompok niagawan lokal maupun asing yang mempengaruhi perkembangan politik dan
ekonomi suatu kerajaan. Pada masa ini masih dikenal adanya kelompok bangsawan dan
rakyat jelata, padahal dalam Islam tidak membedakan status sosial seseorang. Masuknya
Islam di Indonesia membawa perubahan dalam berbagai aspek kebudayaan misalnya adanya
bangunan suci seperti masjid, cara berbusana tokoh-tokoh ulama dan sebagainya.

55
Masa Kolonial
Periode pemerintahan Kolonial Belanda masanya berbeda-beda antara satu daerah
dengan daerah lainnya di Indonesia. Dasar pembentukkan pelapisan masyarakatnya agaknya
lebih berdasar atau disesuaikan dengan kepentingan politik penjajahan Belanda. Dimana
masyarakatnya terbagi kedalam kelompok-kelompok dengan tatanan sebagai masyarakat
kelas satu yaitu orang Belanda dan bangsa Eropa lainnya, warga kelas dua adalah bangsa
Timur Asing seperti Cina, Arab, India, pribumi feodal, kaum priyayi, agamawan, rakyat biasa
dan golongan budak.
Orang Belanda hidup dalam kebudayaan yang berbeda dengan bangsa Indonesia mereka
hidup dalam bagian-bagian kota dan mempunyai tempat tinggal di dalam benteng dengan
perabot-perabotan khusus.

Kehidupan Suku-Suku Bangsa


Di dalam kehidupan suku-suku bangsa di Indonesia masyarakatnya terbagi-bagi dalam
pelapisan-pelapisan sosial atau kelompok tertentu berdasarkan pekerjaan seperti adanya
golongan bangsawan, rakyat biasa, masyarakat petani, masyarakat nelayan dan sebagainya.
Masing-masing suku bangsa yang memiliki aturan-aturan di dalam adat istiadatnya dan telah
menyepakati bersama sehingga melahirkan stratifikasi sosial membedakan satu dengan
lainnya yang dapat ditampilkan melalui atribut-atribut tertentu yang menunjukkan status
seseorang misalnya melalui pakaian, perhiasan, peralatan kenikmatan, peralatan rumah
tangga, simbol kekuasaan, masyarakat nelayan, peralatan transportasi, masyarakat petani dan
dunia anak-anak.

Pakaian
Pada mulanya pakaian hanya berfungsi sebagai penutup dan pelindung dari cuaca, namun
dalam perkembangan selanjutnya pakaian berfungsi sebagai simbol status atau sebagai
lambang keunggulan dan gengsi bagi pemakainya Hal ini dapat dilihat dari motif yang
terdapat pada kain, warna maupun bahan yang digunakan serta daerah wilayah pemakaian.
Sebagai contoh kain batik dapat dibagi menjadi batik pedalaman dan batik pesisiran, batik
pedalaman adalah kain yang biasanya dipakai oleh kaum bangsawan sedangkan batik
pesisiran adalah kain yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal didaerah pantai
khususnya pantai utara Jawa.

Perhiasan
Seseorang berpakaian adat dalam suatu upacara tertentu tidak akan merasa lengkap
apabila tidak menggunakan perhiasan. Bagi suku-suku bangsa di Indonesia perhiasan dan
kain mempunyai banyak arti dan fungsi dalam kehidupan sosial maupun keagamaan.
Perhiasan dan kain umumnya merupakan harta pusaka atau warisan dari nenek moyangnya
yang kemudian diturunkan secara turun temurun dan hanya dipakai pada acara atau upacara
adat yang amat khusus.

56
Peralatan Kenikmatan
Hampir seluruh wilayah Indonesia mempunyai tradisi makan sirih yang merupakan
kesenangan pribadi. Makan sirih terutama atau biasanya juga di lakukan pada waktu upacara,
misalnya perkawinan atau saat menyambut tamu. Namun menyirih atau juga merokok bagi
sebagain orang yang melakukannya merupakan suatu kesenangan yang amat pribadi sifatnya.
Menyirih juga merupakan suatu lambang atau simbol dari keramahan dan kebersamaan.

Peralatan Rumah Tangga


Peralatan rumah tangga sudah digunakan oleh masyarakat di Nusantara sejak masa
prasejarah hingga kini. Peralatan yang masih bertahan hingga kini adalah yang dibuat tanah
liat, kayu , perunggu yang masih umum digunakan oleh suku-suku bangsa di Indonesia
sampai saat ini.

Simbol Kekuasaan
Kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa ditampilkan melalui bermacam-macam simbol.
Pada umumnya berupa benda-benda yang dianggap dapat menambah kewibawaan seorang
penguasa sehingga rakyat atau golongan yang mendukung penguasa tersebut menjadi
semakin percaya bahwa sang penguasa mempunyai kelebihan melalui benda-benda yang
dipakai atau dimiliki.

Pola Pemukiman
Pola pemukiman di Indonesia biasanya terdiri dari desa-desa yang terletak berderet-deret
yang dipimpin oleh seorang kepala desa. Desa terdiri dari dua bagian utama yaitu daerah
kediaman utama atau pusat desa dan daerah hutan, ladang pertanian. Di daerah kediaman
utama biasanya ada tempat kegiatan agama, pemerintahan desa sehingga didalamnya terdapat
balai adat, pasar dan kantor kepala desa. Pada umumnya rumah-rumah tradisional di
Indonesia dibuat dari kayu dan bambu dan merupakan rumah panggung. Rumah panggung
dimungkinkan sebagai sarana keamanan dari gangguan binatang maupun banjir dan biasanya
dibawah rumah panggung juga berfungsi sebagai tempat untuk kandang ternak seperti ayam.

Masyarakat Nelayan
Disamping adanya masyarakat yang digolongan berdasarkan pada status sosial melalui
stratifikasi sosial, terdapat juga masyarakat yang dapat dikelompokkan berdasarkan
pekerjaannya seperti masyarakat nelayan. Masyarakat yang tinggal di daerah pantai hampir
semuanya memanfaatkan laut sebagai penangkap ikan serta hasil laut lainnya sebagai mata
pencaharian pokoknya. Penangkapan ikan oleh nelayan di pantai biasanya dilakukan oleh
kelompok-kelompok atau rumah tangga sendiri, alat-alat yang penting adalah kail, jala, jerat,
bubu, perahu dan sebagainya.

57
Lantai 4: Khazanah Emas dan Keramik
a. Ruang Khazanah Emas
Khasanah Emas Arkeologi
Kecintaan akan emas adalah salah satu sifat manusia yang paling tua karena emas atau
Aurum (Au) adalah logam kuning yang tahan terhadap korosi dan sebagian besar bahan
kimia tidak dapat mempengaruhinya. Benda-benda dari bahan logam mulia tersebut memiliki
nilai yang sangat tinggi karena memiliki kekhususan bahan, bentuk maupun fungsi. Di
Museum Nasional benda-benda tersebut dikelompokkan ke dalam kelompok khasanah.
Benda-benda khasanah tersebut selain berbahan logam mulia juga dilengkapi dengan batuan
mulia.
Dalam Sejarah Kebudayaan Indonesia, disebutkan tentang Suwarnadwipa atau
Suwarnabhumi (pulau emas) yang kemungkinan mengacu kepada pulau Sumatera dan Jawa
mengingat bahwa pada masa Hindu-Buddha di nusantara, emas banyak ditemukan di kedua
pulau tersebut. Selain itu emas juga dibawa oleh para pedagang dari Arab, Cina dan
Semenanjung Malaka. Sampai saat ini seni pandai emas dan perak masih berpusat di pulau-
pulau yang berada dalam jalur perdagangan internasional seperti pulau Sumatera, Jawa, Bali,
Sulawesi dan Kalimantan.
Koleksi khasanah emas Arkeologi mencakup benda-benda emas yang berasal dari masa
Hindu-Budha, abad ke-8 M hingga abad ke-15 M. Koleksi-koleksi tersebut merupakan hasil
penemuan atau penggalian para ahli Arkeologi sejak jaman Hindia-Belanda hingga penemuan
di masa sekarang. Umumnya benda-benda tersebut digunakan sebagai perhiasan dan
peralatan upacara.
Salah satu benda-benda yang tergolong dalam khasanah masa Hindu-Buddha dan dianggap
penemuan yang spektakuler pada masa ini adalah benda-benda penemuan dari desa
Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah dan penemuan dari desa Muteran, Mojokerto, Jawa Timur.
Benda-benda ini ditemukan dalam kurun waktu yang berbeda namun memiliki kesamaan
bentuk dan keindahan.
1. Khasanah Wonoboyo
Benda-benda khasanah Wonoboyo ditemukan secara tidak sengaja oleh Cipto Suwarno
beserta keenam tetangganya yang bernama Witalakon, Hadisihono, Widodo, Suhadi, Surip
dan Sumarno, pada tanggal 17 Oktober 1990 di lahan milik Cipto Suwarno sendiri, yang
bermaksud menggali tanah tersebut untuk djual sebagai tanah urugan. Benda-benda ini
tersimpan di dalam empat buah guci Cina dari masa Dinasti Tang (618-907 M) yang
berwarna olive-green dan sebuah boks bundar besar dari perunggu yang tertimbun
dikedalaman + 2,75 m.
Tidak kurang dari 35 kilogram emas termasuk 6396 keping emas “piloncito” dan 600
keping mata uang perak yang ditemukan di situs Wonoboyo ini. Benda-benda berupa emas
dan perak ini kemudian disimpan di Museum Nasional sedangkan wadah-wadah penyimpan
berupa guci dan boks perunggu disimpan di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP 3)

58
Yogyakarta. Nama Khasanah Wonoboyo diambil dari nama desa Wonoboyo sebagai tempat
penemuannya yang terletak di kecamatan Jogonalan kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Benda-
benda penemuan Wonoboyo ini dapat dikelompokkan menjadi:
▪ Kelompok Perhiasan: Sebagaimana diketahui perhiasan memiliki arti benda-benda yang
dipakai oleh seseorang pada tubuhnya dalam upaya memperindah diri. Selain itu
perhiasan identik dengan sifat mewah (luxury) khususnya yang berbahan emas dengan
dilengkapi batuan mulia. Dalam kehidupan masyarakat Hindu-Buddha, perhiasan emas
merupakan barang mewah dan mahal, oleh karena itu hanya kalangan bangsawan dan
keluarga kerajaan saja yang menggunakan benda-benda ini sebagai perhiasan sehari-hari.
Dapat dikatakan penggunaan emas masa itu, juga mencerminkan perbedaan status sosial.
Perhiasan yang dikenal pada masa itu adalah kalung, cincin, hiasan telinga, hiasan kepala,
hiasan dada, hiasan pinggang dan berbagai perhiasan lainnya.
▪ Kelompok Peralatan Upacara: Peralatan upacara adalah berbagai bentuk benda sebagai
kelengkapan upacara yang digunakan dalam upacara tertentu. Upacara yang dimaksud
pada masa Hindu-Buddha adalah upacara keagamaan dan upacara lainnya seperti upacara
sima, yaitu upacara penetapan desa perdikan (desa dimana pajaknya masuk ke kas desa
bukan ke kas kerajaan) yang dilakukan oleh seorang raja. Pada saat upacara ini, seorang
raja akan memberi hadiah kepada orang-orang yang dianggap berjasa, berupa mata uang
emas, perak dan sebagainya. Benda-benda upacara yang dipamerkan di pada ruang ini
meliputi wadah-wadah berupa piring, mangkuk, gayung, payung dan sebagainya.
▪ Bagian keris dan benda-benda yang belum diketahui fungsinya: Benda-benda
penemuan dari Wonoboyo selain digunakan sebagai perhiasan atau peralatan upacara,
ada juga yang merupakan bagian dari senjata seperti keris. Namun ada beberapa benda
penemuan yang belum diketahui secara pasti penggunaannya seperti lempengan emas
berukuran panjang dan untiran emas yang menyerupai spiral. Keris dan senjata lainnya
telah ada sejak jaman Hindu dan Buddha di Indonesia, seperti keris yang telah ada atau
dibuat pada jaman Singosari. Ditinjau dari cara penggunaannya, ada persamaan antara
cara pakai senjata pada jaman Jawa Kuna dengan cara pemakaian senjata ini pada jaman
sekarang, khususnya di daerah Jawa.

2. Khasanah Muteran
Di tahun 1881 tepatnya pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, di sebuah desa bernama
Muteran (saat ini secara administratif masuk kecamatan Trowulan, kabupaten Mojokerto,
Jawa Timur), ditemukan benda-benda purbakala berupa benda-benda emas dan perak secara
tidak sengaja oleh beberapa petani yang sedang menggarap tegalan. Benda-benda tersebut
tersimpan dalam sebuah wadah perunggu besar dan tertimbun di kedalaman 1,5 m. Benda-
benda tersebut kemudian disimpan di Museum Nasional dan dikenal sebagai khasanah
Muteran.

59
Khasanah Muteran diperkirakan berasal dari kisaran abad ke-9 Masehi atau abad ke-10
Masehi hingga abad ke-14 Masehi. Hal ini didasarkan pada beberapa analisis, seperti : (1)
Jenis aksara yang terdapat pada pinggan perak. Menurut Louis Charles Damais, penanggalan
pinggan perak ini diperkirakan berasal dari tahun 775-825 Masehi ; (2) Letak desa Muteran
yang terletak di sekitar Turen dekat desa Tambelang. Kata Tambelang ada kemiripan dengan
Tamwlang, ibukota kerajaan Sindok (prasasti Turyyan 929 Masehi); (3) Adanya dua candi
Buddhis, Brahu dan Gentong di sekitar Muteran. Ditinjau dari gayanya, candi Brahu berasal
dari masa antara tahun 1410 - 1446 Masehi, diperkirakan candi Gentong dibangun pada masa
yang sama dengan candi Brahu.
Berdasarkan tinjauan fungsi, benda-benda Khasanah Muteran dikelompokkan sebagai
berikut:
▪ Benda-benda Perhiasan: Benda-benda perhiasan khasanah Muteran meliputi benda-
benda berupa kelat bahu, tusuk konde, bagian dari mahkota, kalung dan hiasan pinggang.
▪ Benda-benda upacara
Benda-benda upacara yang termasuk dalam kelompok khasanah Muteran meliputi benda-
benda berupa pinggan perak beraksara, cermin, gelang kaki wadah, cerat wadah air dan
arca-arca dewa Buddha. Salah satu perbedaan antara penemuan Wonoboyo dan Muteran
adalah ditemukannya beberapa arca dewa Buddha di Muteran yang tidak ditemukan pada
penemuan benda-benda khasanah Wonoboyo.

Khasanah Emas Kesultanan


Koleksi khasanah emas kesultanan yang berjumlah 3.450 buah, sebagian diantaranya
dipamerkan di dua tempat, yaitu di ruang pameran tetap gedung lama dan di lantai 4 sayap
baru atau Gedung Arca Museum Nasional. Di gedung lama, koleksi disajikan berdasarkan
wilayah atau geografis dan di gedung baru ditata menurut fungsi serta sejarah
pengumpulannya.
Koleksi khasanah emas kesultanan terbuat dari logam emas dan perak serta beberapa
diantaranya dihias dengan batu permata. Koleksi ini memiliki nilai yang sangat tinggi karena
mempunyai kekhususan bahan, bentuk dan fungsi. Karena faktor warna, maka emas sering
dikaitkan dengan kesuburan, kemakmuran, atau kebahagiaan.
Koleksi khasanah emas kesultanan kebanyakan berasal dari berbagai kerajaan Islam
yang berkembang di nusantara dari abad ke-16 sampai ke-20 Masehi. Sejak abad ke-16,
fungsi sosial emas semakin menonjol. Emas digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
sebagai perhiasan, regalia dan hiasan dari berbagai jenis senjata.
Pola letak koleksi khasanah emas kesultanan di gedung Arca dikelompokkan menjadi dua
tema, yaitu berdasarkan:

60
1. Fungsi yang meliputi: (1) Benda-benda regalia atau pusaka kerajaan; (2) Hewan
sebagai wadah dan simbol kerajaan; (3) Peralatan menyirih atau menginang; (4)
Perhiasan; (5) Peralatan upacara dalam agama Hindu; serta (6)Seni pertunjukan.
2. Sejarah pengumpulan koleksi terdiri dari: (1) Hadiah raja; dan (2) Koleksi dari ekspedisi
militer.

1. Koleksi Berdasarkan Fungsi


▪ Regalia
Regalia adalah pusaka atau warisan kerajaan yaitu benda-benda yang melambangkan
kekuasaan raja. Benda-benda ini diturunkan oleh nenek moyang ke istana dan berfungsi
untuk mengesahkan kekuasaan di istana atau kerajaan.
Regalia biasanya mempunyai sejarah, nama, dan kekuatan spiritual yang dapat diminta
untuk melindungi rakyat dan pemimpin. Oleh karena regalia melambangkan kekuasaan
raja, kekalahan suatu kerajaan biasanya berarti perpindahan regalia ke penguasa yang
baru. Pemilikan pusaka kerajaan melambangkan legitimasi mereka.
Pemerintah kolonial Belanda memperoleh banyak regalia dari penguasa di Indonesia
dalam masa sejarah kolonial. Mereka biasanya disumbangkan ke Museum Bataviaasch
Genootschap (sekarang MNI). Contoh-contoh regalia dalam lemari pajang berasal dari
Kesultanan Banten (Jawa Barat), Kesultanan Banjar (Kalimantan Selatan), Kesultanan
Bangkalan (Madura, Jawa Timur), Kesultanan Palembang, Jambi, Batak, dan Riau-
Lingga (Sumatera), dan dari beberapa kerajaan di Bali.
▪ Hewan sebagai wadah dan simbol kerajaan
Naga dan singa adalah hewan yang merupakan representasi terpenting dari kekuasaan
istana. Di Banjarmasin, kepala naga menghiasi haluan perahu kerajaan. Naga ini
mengingatkan pada kedatangan Pangeran Suryanata dari Majapahit, pendiri kerajaan
Banjar.
Keris-keris kerajaan juga dihias dengan naga dan singa. Bilah keris “nagasasra” dari Jawa
Tengah dan keris dari Badung, Bali dihias dengan naga. Singa, adalah hewan yang sangat
kuat dan di beberapa kebudayaan dianggap sebagai raja hewan. Singgasana atau kursi
kerajaan dibawa oleh singa. Sebagai contoh tandu (jempana) milik Raja Pamecutan,
Denpasar, Bali disangga oleh empat ekor singa.
▪ Pekinangan
Hampir seluruh suku bangsa di Nusantara mengenal tradisi makan sirih. Kebiasaan
menyirih mempunyai peranan yang penting dalam berbagai kegiatan sosial dan upacara.
Selain sebagai barang kenikmatan dan obat yang mengandung antiseptik, sirih, dan
pinang disajikan kepada tamu sebagai tanda keramahtamahan dan sopan-santun. Sirih-
pinang juga disajikan dalam upacara pemujaan leluhur dan upacara lainnya.

61
Untuk keperluan menyirih, selain daun sirih (Piper betle) dan pinang (Areca catechu)
ditambah dengan ramuan lainnya, seperti kapur sirih (Calcium exyde) dan gambir
(Unracia gambir).
▪ Perhiasan
Perhiasan adalah istilah untuk menyebut hiasan seperti cincin, liontin, dan batu permata
yang dikaitkan dengan suatu gagasan tentang keindahan, kebesaran, dan keagungan serta
dimaksudkan untuk dipamerkan ke publik. Pada masyarakat Indonesia, perhiasan
memiliki peranan penting dalam kegiatan sosial maupun upacara-upacara.
Setiap daerah di Indonesia memiliki perhiasan yang berlainan. Masing-masing daerah
juga memiliki teknik pembuatan perhiasan yang bervariasi. Suatu perhiasan dapat
diketahui asalnya dengan melihat hasil tuangan, teknik dan hiasan-hiasan yang
diterapkannya.
Pada masa lampau, raja-raja atau sultan-sultan yang memiliki begitu besar kekuasaan
dapat memperkerjakan pandai-pandai logam mulia. Perhiasan-perhiasan yang berasal dari
masa jayanya para pandai logam mulia sekarang sebagian besar menjadi koleksi museum.
▪ Benda-benda yang digunakan dalam upacara agama Hindu Dharma
Agama Hindu Dharma adalah salah satu dari lima agama yang diakui di Indonesia.
Agama ini tidak hanya dianut oleh hampir seluruh penduduk Pulau Bali, tetapi juga oleh
orang Bali yang tinggal di Lombok dan di wilayah-wilayah lain di Indonesia.
Benda-benda upacara yang dimiliki oleh istana-istana di Bali dan Lombok terbuat dari
bahan-bahan yang berharga, seperti emas dan perak dan kadang-kadang dihias dengan
batu permata.
Benda-benda upacara dalam agama Hindu yang dipamerkan meliputi: (a) benda-benda
yang digunakan oleh pendeta untuk upacara; (b) benda-benda yang digunakan untuk
upacara pemujaan kepada dewa-dewa; dan (c) benda-benda yang digunakan untuk
upacara daur hidup.
▪ Seni Pertunjukan
Pada masa lalu istana tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga
sebagai pusat kebudayaan. Seni di lingkungan istana dapat tumbuh dan berkembang
karena mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari raja. Kesenian seperti seni musik,
seni pertunjukan wayang, topeng, tarian serta teater berkembang dengan sangat baik di
dalam lingkungan istana.

2. Koleksi Berdasarkan Sejarah Pengumpulannya


▪ Hadiah Raja
Koleksi khasanah emas kesultanan antara lain diperoleh melalui hadiah. Saling
memberikan hadiah merupakan bagian dari pemeliharaan hubungan sosial dan politik.

62
Pada masa kolonial, penguasa-penguasa Indonesia memberikan hadiah pada gubernur
jenderal. Jika tidak mau menyimpan hadiah-hadiah tersebut, mereka memberikannya ke
Museum Bataviaasch Genootschap (sekarang Museum Nasional).
Hadiah-hadiah itu biasanya dibuat dari bahan-bahan yang berharga dan dihias dengan
keahlian yang sangat tinggi. Hadiah-hadiah tersebut diberikan pada berbagai peristiwa
penting.
Pemerintah Belanda juga memberikan hadiah, kadang-kadang sebagai penghargaan atas
dukungan dari penguasa-penguasa Indonesia.
▪ Ekspedisi Militer
Ekspedisi militer Belanda ke berbagai wilayah di Indonesia untuk menaklukkan suatu
daerah sekaligus merupakan kegiatan pengumpulan koleksi. Setelah menaklukkan suatu
wilayah atau kerajaan, maka benda-benda pusaka (regalia) dan benda-benda istana
lainnya diambil dan sebagian diserahkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke Museum
Bataviaasch Genootschaap di Batavia dan museum-museum di Belanda.
Perang Banjar (Kalimantan Selatan), Perang Aceh (Sumatera), peristiwa peperangan
Lombok, aksi-aksi militer di Bone dan Gowa (Sulawesi Selatan), peristiwa perang
‘puputan’ di Bali merupakan contoh-contoh ekspedisi militer yang sekaligus kegiatan
pengumpulan koleksi.

b. Khazanah Keramik

Pengunjung yang datang di Museum Nasional, akan melihat koleksi keramik kuno yang
dipajang dalam jumlah banyak. Sesekali pernah timbul pertanyaan yang sederhana dari
pengunjung, mengapa keramik yang bukan buatan Indonesia ternyata dikumpulkan,
dilindungi, dan dipelajari ? Mereka tidak menyadari bahwa keramik-keramik itu erat
hubungannya dengan berbagai kegiatan di masa lampau yang merupakan peristiwa sejarah
kuno, bahwa kedatangan keramik sudah ada dari sekitar abad ke-2-3 sampai awal abad ke-20.
Kita ketahui semua bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah
perairan yang cukup luas. Letak kepulauan Indonesia yang disebut juga Nusantara sangat
strategis yakni berada di persimpangan jalan laut melalui Selat Malaka yang menghubungkan
daerah perdagangan antara wilayah timur seperti Cina dan Asia Tenggara ke wilayah barat
seperti India dan Eropa. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perkembangan teknologi
kebaharian dan perkapalan sejalan dengan perkembangan perdagangan lintas samudera.
Sekitar abad ke-2-3 masehi diduga telah ada jaringan pelayaran dan perdagangan antara
Nusantara dan India, bukti - bukti berupa tembikar buatan Arikamedu, di India Selatan yang
ditemukan di situs Buni, Jawa Barat (lihat gambar).
Nusantara dengan tanahnya yang subur, sehingga tumbuh bermacam tanaman dan hidup
bermacam hewan, juga kaya akan hasil tambang. Sejak sekitar awal masehi, karena berbagai
hasil bumi menjadi barang dagangan utama, misal cengkeh, pala, kapur barus, dan kayu

63
cendana, menyebabkan wilayah Indonesia mempunyai peran yang sangat penting di bidang
perdagangan. Kapal-kapal asing datang dengan tujuan utama mencari barang dagangan
rempah-rempah seperti cengkeh dan pala yang tumbuh subur dan tidak dihasilkan di tempat
lain maka bernilai sangat tinggi sehingga hanya mampu dimiliki oleh orang berada.
Manfaatnya banyak dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari sebagai campuran bumbu
mengolah dan mengawetkan makanan serta pengobatan (D.G.E. Hall, 1988; RZ. Leirissa,
1999). Pedagang asing yang datang antara lain India, Cina, Campa, Kamboja, Myanmar,
Arab, Persia, sampai kedatangan bangsa Eropa, yakni Portugis, pada tahun 1511, di Selat
Malaka dan Belanda, pada tahun 1596, di Banten. Pelayaran dan perdagangan di Asia
Tenggara, termasuk Nusantara menjadi ramai dan bersifat internasional, ditambah lagi karena
adanya jalur persimpangan Selat Malaka yang menghubungkan antara dua jalur pusat
perdagangan kuno India dan Cina
Bangsa Cina datang membawa komoditi unggulan mereka yakni keramik yang banyak
disukai, karena bentuk, warna, dan kwalitasnya dari yang baik sampai yang terbaik. Selain
keramik, ekspor utama dari Cina yang sangat terkenal adalah sutera dan teh. Kemudian
pembuatan keramik diikuti pula oleh Thailand (abad ke-14-16), Vietnam (abad ke-14-17),
dan Jepang (abad ke-17-19), dengan alasan karena banyak mendapatkan keuntungan.
Keramiknya dibuat terutama dari bahan dasar porselin dan batuan (stoneware) dimana
akhirnya banyak dikenal dan hampir seluruh lapisan masyarakat dapat memiliki karena ada
yang murah berarti berkwalitas kasar sampai yang mahal berarti yang berkwalitas terbaik.
Keramik-keramik yang datang diperdagangkan dengan cara barter (pertukaran benda
dengan benda) atau cara pembelian dengan uang. Pada masa-masa awal yang terjadi adalah
cara barter, misal antara keramik dengan rempah-rempah. Di Indonesia banyak ditemukan
keramik, hampir di seluruh wilayah dan yang terbanyak adalah yang berasal dari Cina (masa
dinasti Han, 206 SM - 220 M sampai masa dinasti Qing, 1644 - 1912). Tempat temuannya
antara lain di daerah pantai sampai di pedalaman, baik di bekas pusat kerajaan, daerah
percandian, pemakaman, pemukiman penduduk, mesjid, sampai ke daerah terpencil di
pegunungan, bahkan terdapat juga keramik temuan di dasar laut. Temuan terbanyak adalah
keramik berkwalitas kasar yang diproduksi massal dan biasanya dipakai untuk peralatan
rumah tangga, antara lain piring, mangkuk, cepuk, buli-buli, guci, tempayan, sendok, kendi
dan ceret.
Berdasarkan tempat pembuatannya, maka kadang disebut juga keramik asing karena
dibuat oleh bangsa lain atau bangsa asing. Koleksi keramik asing di Museum Nasional
dirintis oleh E. W. van Orsoy de Flines sejak tahun 1928 -1959, merupakan milik pribadi
yang kemudian dihibahkan kepada pemerintah Indonesia. Beliau mengumpulkan dari
seluruh Indonesia dengan cara pembelian dan menerima hibah. Kondisi keramik masih cukup
baik yang dibeli langsung dari pemiliknya karena mereka menyimpan dan merawat keramik
sebagai benda pusaka turun-temurun. Didalam pengumpulan rupanya de Flines sudah
memandang penting keramik temuan dasar laut yang ditempeli tanaman laut (lihat gambar).
Keramik sebagai salah satu data sejarah, dapat mengungkapkan berbagai kegiatan di masa
lampau dari berbagai aspek, terutama aspek sosial-budaya, seperti fungsinya untuk apa, siapa

64
pemakainya, atau tradisi penggunaan dan aspek ekonomi, seperti jalur pelayaran atau sistem
perdagangan.
Sebagai contoh koleksi keramik yang berada di lantai 4, Gedung Baru ini adalah berasal
dari India, Cina, Thailand, Vietnam, dan Jepang. Sebagian adalah koleksi yang dikumpulkan
oleh de Flines dan sebagian merupakan hasil kerjasama Direktorat Bawah Air (Direktorat
Jenderal Kebudayaan) dan Museum Nasional dari eksplorasi di dasar laut tahun 1999. Yakni
eksplorasi kapal Tek-Sing yang tenggelam tahun 1822 di perairan selat Gelasa, pulau
Bangka, Sumatra, karena cuaca buruk kemudian kapal menabrak batu karang. Selat Gelasa
di masa lalu adalah salah satu jalur kapal yang paling sering dilayari selain selat Malaka dan
selat Bangka. Temuan dasar laut itu, antara lain dapat mengungkapkan tentang pengetahuan
kebaharian termasuk teknologi perkapalan; berbagai macam komoditi dagang yang dibawa
dan seberapa besar kapal yang dipakai; jumlah keramik yang banyak dapat menunjukkan
kebutuhan yang tinggi dari masyarakat; atau kwalitas dan bentuk keramik juga dapat
menunjukkan keadaan dan penggunaannya. Bahwa masyarakat perlu mengetahui bahwa
keramik asing ini, baik yang ditemukan di daratan atau temuan di dalam laut perairan kita,
termasuk data sejarah atau Benda Cagar Budaya yang perlu dilindungi dan dimanfaatkan,
karena dapat mengungkapkan berbagai aspek kehidupan masyarakat di masa lalu.

65
Contoh Koleksi Museum Nasional

1. Koleksi Prasejarah

Kapak genggam Fosil tengkorak


Bejana upacara Sangiran 17 (replika)
Fosil tengkorak dan tulang
paha Pithecanthropus
erectus (replika)

Kjokkenmoddinger
(Sampah dapur)
Fosil rangka manusia
Moko praaksara Situs
Gilimanuk (replika)

Diorama situs Goa Song


Keplek

Kapak persegi
Dinding kubur batu
Diorama kehidupan
manusia purba

Candrasa

Belincung Kapak upacara

Gerabah dari situs Melolo

Gelang

Nekara
Kapak corong/kapak sepatu
2. Koleksi Arkeologi

Prasasti Mulawarman Prasasti Canggal


(Yupa) Arca Brahma

Arca Prajnaparamitha

Prasasti Kelurak

Prasasti Tugu

Aca Bhairawa Buddha

Arca Jambhala
Prasasti Gajah Mada
Prasasti Ciaruteun
(replica)

Arca Nandi
Mangkuk Ramayana

Prasasti Amogapasha
Prasasti Telaga Batu

Lingga dan yoni


Arca Manjusri Sikhadara

Prasasti Kota Kapur Arca Ganesha


3. Koleksi Etnografi

Mamuli dari Nusa


Tenggara
Patung Si Gale Gale dari Angklung dari Jawa Barat Sasando dari Nusa
Sumatera Utara Tenggara Timur

Rencong dari Aceh Topeng Hudoq


dari Kalimantan

Miniatur barong
Keket atau Barong Ket Patung nenek moyang
dari Bali dari Maluku
Miniatur rumah gadang
dari Sumatera Barat Paidon/tempolong

Kenyalang dari
Wadah pesihungan dari Kalimantan
Cap batik
Lampung
Patung korwar dari
Papua

Kain koffo dari Sulawesi

Kain songket dari Patung Tau Tau dari


Palembang Tifa dari Papua
Sulawesi
Wadah Pekinangan dari
Taka dari Nusa Kersi Singkir dari
Tenggara Palembang
Kerajaan Banjar
Ketopong (Mahkota
Kutai Kartanegara)

Mahkota Sultan Siak

Keris Si Ginjei dari Jambi


Jogan dari Riau Lingga
Kain Basurek dari
Bengkulu

Kalung dari Kerajaan Mahkota Kesultanan


Banten Sesako dari Lampung
Klungkung (Bali)
4. Koleksi Geografi

Kompas kapal

Globe Fosil cetakan Toxaster

Miniatur kapal pinisi Peta pulau Sumatera


Fosil Amonit

Sextant Peta Batavia

Dandel

Peta Selat Sunda


5. Koleksi Numismatik dan Heraldik

Uang gobok Uang gulden Uang sen

Alat cetak uang kasha


Medali

Koin zaman VOC

Uang kampua (bida)


Stempel
6. Koleksi Keramik

Keramik dari zaman Dinasti


Han
Guci zaman dinasti Qing
Kermaik dari Timur Tengah

Botol amphora dari zaman


Dinasti Tang Keramik dari Eropa
Keramik dari Thailand

Piring dari zaman dinasti


Song
Keramik dari Vietnam
Celengan babi dari
peninggalan Kerajaan
Majapahit

Piring dari zaman Dinasti


Yuan Keramik dari Myanmar

Guci dari zaman dinasti Ming


Keramik dari Jepang
7. Koleksi Sejarah (relik colonial)

Patung Raffles Furniture


Meriam

Batik R.A. Kartini


Pelana kuda dan tombak
Pangeran Diponegoro

Padrau

Wadah (brankas)
Contoh Koleksi Museum Nasional
Lantai 1
No Koleksi Museum Nasional Foto
1 Fosil Gading Stegodon, fosil ini ditemukan pada lapisan kabuh. Dalam evolusinya, gajah
harus memanjangkan taring atasnya menjadi gading untuk mempertahankan diri dari
serangan hewan-hewan pemangsa. Bibir atas juga ikut memanjang menjadi belalai agar
gajah dapat merumput ditanah.
2 Toxaster merupakan jenis fauna yang hidup pada Zaman Kapur, sekitar 145 sampai 65 juta
tahun yang lalu. Ciri-ciri utama fosilnya seperti batu kapur namun sangat keras dan memiliki
titik-titik kecil. Di bagian atasnya terdapat guratan seperti bintang, sementara bagian
bawahnya terdapat lubang menyerupai mulut.
3 Cetakan Fosil Amonit, termasuk dalam spesies Hungarites yatesi (Anis), merupakan fauna
yang terbentuk dari material yang masuk dan mengendap dalam cangkang moluska. Ciri
utama fosil fauna Zaman Trias ini memiliki garis sulur serta sisa-sisa cangkang.

4 Fosil Gajah, Kuda Nil dan Badak, Fosil gigi gajah (Elephas namadicus), rahang atas gajah
(Stegodon sp.), rahang bawah kuda nil (Hippopotamus), dan rahang bawah badak
(Rhinoceros sp.) ini ditemukan pada lapisan Kabuh. Habitat jenis-jenis vertebrata tersebut
menggambarkan keadaan alam Sangiran yang saat itu masih berupa hutan-hutan lebat dan
terbuka dengan sungai-sungainya.
5 Tengkorak Perning / Si Anak yang Tertua, Tengkorak anak berusia anak 5-7 tahun ini,
diperkirakan merupakan fosil manusia purba tertua di Indonesia. Dikenal juga dengan nama
Homo mojokertensis, tengkorak ini ditemukan oleh Tjokrohandodjo dalam endapan lumpur
bercampur lapisan marin berkala Plestosen Awal.
6 Sangiran 8 / Rahang Bawah Homo Erectus Arkaik, Fragmen rahang bawah (mandibula)
sangiran delapan ini dikenal juga dengan nama meganthropus B, tetapi sebagian ahli
meragukan statusnya sebagai meganthropus. Belakang dimasukan ke dalam kelompok Homo
erectus arkaik. Ditemukan oleh Teuku Jacob dan S. Sartono pada lapisan Grenzbank.

7 Tengkorak sangiran 17 yang lengkap dengan gambaran wajahnya ini merupakan


masterpiece temuan fosil manusia purba di Indonesia. Fosil yang dikenal juga dengan nama
Homo erectus VIII ini termasuk dalam kelompok Homo erectus tipik, yang hidup pada Kala
Plestosen Tengah. Kapasitas otaknya sekitar 1000 cc .
8 Manusia Sendang Busik / Sangiran 2, Fosil atap tengkorak manusia purba ini termasuk
dalam kelompok Homo erectus tipik. Kapasitas otaknya sekitar 1000 cc. diperkirakan hidup
pada Kala Plestosen Tengah.

9 Cetakan Otak Homo Erectus Progresif ini dibuat berdasarkan fosil tengkorak Homo
soloensis IV dengan volume sebesar 1.100 cc . Homo soloensis merupakan jenis manusia
purba paling maju (progresif) dalam tingkatan evolusi Homo erectus. Kelompok
pendahulunya, Homo erectus arkaik dan tipik, hanya mempunyai ukuran volume otak antara
900-1000 cc .
10 Homo Soloensis IX / Pembuat Alat Tulang Pertama
Salah satu dari sebelas fosil manusia purba Ngandong yang dikenal juga dengan nama Homo
Soloensis. Termasuk dalam kelompok Homo Erectus progresif yang pertama kali membuat
alat dari tulang dan diperkirakan hidup pada akhir Kala Plestosen Tengah. Volume otaknya
sudah mencapai sekitar 1.100 cc.
11 Fosil Manusia Purba Ngandong salah satu dari sebelas fosil manusia purba Ngandong yang
ditemukan oleh W.F.F Oppenoorth dan C Ter Haar antara tahun 1931-1933. Manusia
Ngandong dikenal juga dengan nama Homo Soloensis, termasuk dalam kelompok Homo
Erectus progresif yang pertama kali membuat alat dari tulang. Mereka hidup pada akhir kala
Plestosen Tengah, sekitar 200.000 tahun yang lalu. ukuran volume otaknya sekitar 1.100 cc.
12 Tengkorak Homo wajakenesis I adalah temuan manusia purba pertama yang dilaporkan dari
Indonesia. Ditemukan oleh B.D. van Rietschoten pada tahun 1889. Termasuk dalam jenis
Homo sapiens. Manusia Wajakenesis inilah yang menjadi alasan Eugine Dubois untuk
memindahkan pencarian missing linknya ke Pulau Jawa.

13 Tulang Paha dan Tengkorak (Manusia Jawa yang Menggemparkan) Pithecanthropus erectus
atau Manusia Jawa ini adalah temuan fosil manusia purba yang paling menggemparkan
dalam sejarah dunia palaeoantropologi. Temuan fosil tulang paha (femur) menunjukan
bahwa pemiliknya sudah dapat berjalan tegak. Dubois sempat menganggapnya sebagai
missing link (mata rantai yang hilang) dalam teori evolusi manusia. Fosil tengkorak ini
tergolong dalam kelompok Homo erectus Tipik, dan sekarang lazimnya Pithecanthropus
disebut sebagai Homo erectus.
14 Fosil Manusia Purba Homo Floresiensis ini adalah salah satu dari tujuh rangka Manusia
Flores yang menghebohkan dunia ilmu pengetahuan. Rangka manusia ini ditenggarai
merupakan "penghubung"antara Homo Erectus termuda yang berusia antara 200.000
sampai 100.000 tahun, dengan Homo Sapiens tertua yang berusia antara 20.000 sampai
13.000 tahun. Tempat penemuannya di Gua Liang Bua, Flores pada tahun 2003 dengan
perkiraan usia 30.000-18.000 tahun.
15 Kehidupan Gua. Gua bagi manusia prasejarah saat itu berfungsi untuk melindungi diri dari
cuaca dan serangan hewan buas. Gua juga dijadikan sebagai lokasi penguburan. Ada dua
jenis penguburan yaitu primer dan sekunder. Penguburan primer merupakan cara
penguburan secara langsung (tanpa ada proses pemindahan), sedangkan penguburan
sekunder merupakan cara penguburan yang dilakukan sebanyak dua kali, apabila jasad telah
menjadi berubah menjadi tulang maka dipindahkan ke dalam wadah. Contoh kuburan
primer adalah Gua Song Keplek di Pacitan, Jawa Timur. Ditemukan rangka manusia berjenis
kelamin wanita berusia 18 - 60 tahun ini, berasal dari ras Australomelanesid. Ini adalah
temuan rangka individu ke 4 dari penggalian situs Song Keplek. Diperkirakan hidup pada
masa budaya mesolitik. Rangka ditemukan terkubur di kedalaman 100 - 112 cm dalam posisi
terlipat beserta alat-alat serpih bilah.
16 Situs Gilimanuk. Kuburan primer manusia prasejarah juga ditemukan di Situs Gilimauk,
Jembrana, Bali, Tahun 1985. Rangka manusia tersebut diperkirakan berasal dari tahun 2.200
sampai 1.800 tahun yang lalu. Merupakan penguburan primer (primary burial). Di sisi rangka
terdapat senjata tajam dari logam berbentuk parang (atau mata tombak?) mungkin alat kerja
sehari-hari atau benda kesayangan si rangka saat masih hidup.
Lantai 2
No Koleksi Museum Nasional Foto
1 Prasasti Yūpa (Muarakaman) I, Prasasti berbentuk tugu (yūpa), ditulis dalam aksara Pallawa
dan bahasa Sanskerta. Isinya menyebutkan silsilah Raja Mūlavarman, dimulai dari Kunduŋga
yang berputra Asvavarman, yang mempunyai putra 3 orang. Yang terkemuka di antara ketiga
anaknya itu adalah Mūlavarman, raja yang berperadaban baik, kuat dan berkuasa.

2 Prasasti Kota Kapur Beraksara Pallawa akhir, bahasa Malayu Kuna. Isinya berupa kutukan bagi
mereka yang apabila berbuat jahat dan tidak setia terhadap raja akan mendapat celaka, dan
usaha Sriwijaya untuk menaklukan Bhumi Jawa yang tidak tunduk kepada Sriwijaya.

3 Prasasti Śiwagrha Prasasti berbahasa dan beraksara Jawa Kuna ini dinamakan prasasti
Śiwagrha karena isinya mengenai peresmian sebuah bangunan suci untuk dewa Śiwa
(Śiwagrha) beserta arca induknya. Menurut para ahli, bangunan suci dan arca yang
dimaksudkan dalam prasasti kemungkinan adalah Candi Śiwa di kompleks Candi Prambanan.

4 Prasasti Ciaruteun (Replika), berasal dari masa pemerintahan Raja Purnawarmman dari
kerajaan Tarumanagara, ditulis dalam aksara Pallawa bahasa Sanskerta. Berisi tentang puji-
pujian kepada Raja Purnawarman yang tapak kakinya disamakan dengan tapak kaki Dewa
Wisnu. Juga ditemukan pahatan tapak kaki, laba-laba, tulisan 'ikal' yang belum dapat dibaca.

5 Prasasti Porlak Dolok, Prasasti ini ditulis dalam dua aksara dan bahasa, yaitu aksara Sumatera
Kuna dan Tamil, bahasa Melayu Kuna (lokal) dan Tamil. Menyebutkan seorang pejabat yaitu
Senapati Rakan Dipangkara yang melaksanakan perbuatan amal mendirikan mahligai
(bangunan suci?) untuk Paduka Sri Maharaja.
6 Prasasti Sapu Angin, Berbahasa Jawa Kuna dan aksara Kadiri kuadrat. Menyebutkan tentang
pendirian sebuah pertapaan sebagai hadiah dari raja Kertajaya.

7 Prasasti Janggala, Berbahasa dan aksara Jawa Kuna. Prasasti pendek yang isinya berupa titi
mangsa: "Sakakala kala 1307".

8 Prasasti Gajah Mada, Beraksara dan berbahasa Jawa Kuna. Prasasti ini dikeluarkan oleh Sang
Mahamantrimukya Rakryan Mapatih Mpu Mada pada bulan Waiśakha tahun 1273 Śaka (= 27
April 1351 Masehi) dalam rangka pendirian sebuah bangunan çaitya untuk memperingati
gugurnya Pāduka Bhaṭāra Sang Lumafi ri Siwa Buddha (Raja Kertanagara) bersama para
pendeta dan pejabat tinggi kerajaan pada bulan Jyesta tahun 1213 Ś

9 Prasasti Mula Malurung, Aksara dan bahasa Jawa Kuna. Isinya menyebutkan Sang Nararya
Smining Rat, nama lain raja Wisnuwarddhana. Memberi anugrah kepada Sang Pranaraja
berupa status perdikan desa Mula dan Malurung karena ia menunjukkan kesetiaan yang tidak
terhingga kepada raja.
10 Prasasti Munggu Antan, Berisi tentang Sang pamgat Munggu bersama adiknya Sang Hadyan
Palutungan meresmikan desa Munggu Antan menjadi perdikan bagi sebuah biara. Sang
Hadyan Palutungan adalah istri dari seseorang yang dimakamkan di Pastika. Prasasti ini
dikeluarkan oleh Sang Pamgat Munggu yang menjadi saksi adalah Sri Maharaja Rake
Gurunwangi.
11 Prasasti Kelurak, Berbahasa Sansekerta dengan aksara Pra Nagari/ Siddham. Prasasti ini
berisikan tentang pentahbisan arca Mañjuśrī di sebuah bangunan suci yang diidentifikasikan
sebagai Candi Sewu dan upacara pentahbisan dipimpin oleh seorang Guru dari Gaudidvīpa
(daerah Benggala, India) .
12 Prasasti Balawi, Prasasti ini dibuat atas perintah raja Majapahit yang pertama, Sri Kertarajasa
Jayawarddhana atau Raden Wijaya, ditulis dalam aksara dan bahasa Jawa Kuna. Isinya
mengenai pengukuhan desa Balawi sebagai daerah perdikan atas permohonan Sang Wirapati.
Juga menyebutkan bahwa Raden Wijaya adalah menantu raja Kertanagara, karena
memperistri keempat anaknya.
13 Nisan Sultanah Nahrasiyah (Replika), aslinya terdapat di Samudra Pasai, Aceh terbuat dari
pualam yang dipesan dari Gujarat, India. Nisan ini serupa dengan nisan Syeh Maulana Malik
Ibrahim di Gresik, yang memakai nukilan huruf Arab dengan gaya tulisan kufic. Tulisan di nisan
menerangkan bahwa kubur ini merupakan kubur seorang Ratu lengkap dengan asal usul nama
keturunannya, yang mangkat pada hari 831 H/ 1428.
14 Tika Penanggalan, Penanggalan pada masyarakat Bali berfungsi sebagai pengatur kehidupan
social dan keagamaan seperti untuk menentukan hari perkawinan, upacara potong gigi,
upacara pembakaran jenazah (ngaben) dan ketika akan membangun Rumah. Penanggalan
berdasarkan tahun wuku disebut Tika. Pembuatan tanggalan sangat rumit, biasanya dilakukan
oleh seorang pendeta Brahmana /Dukun.
15 Prasasti Wurudu Kidul, ditulis dalam aksara dan bahasa Jawa Kuna. Isinya merupakan sebuah
jayapattra (surat keputusan mengenai kewarganegaraan). Penduduk desa Wurudu Kidul yang
bernama Dhanadi mengadu ke pengadilan karena dituduh merupakan warga keturunan asing
(Khmer). Prasasti inilah yang merupakan akta bagi Dhanadi yang mengukuhkan bahwa ia
adalah warga pribumi agar tidak ada gugatan dikemudian hari.

16 Kompas Kapal, Kompas berfungsi sebagai penunjuk arah. Pada zaman dahulu pelaut tidak
menggunakan kompas, tetapi hanya dengan melihat bintang, lingkungan sekitar serta desiran
ombak. Sejak sekitar abad ke-19 mulai dikenal pemakaian kompas dalam pelayaran.

17 Pistol, Pistol merupakan alat navigasi, yang digunakan untuk keperluan keamanan serta
memberi tanda pada saat kapal yang akan bersandar di pelabuhan.

18 Sextan, Sextant merupakan alat navigasi untuk mengukur jarak sudut antara benda astronomi
(matahari, bulan, bintang, dll.) dan garis cakrawala. Dalam dunia transportasi misalnya,
pengukuran ini bermanfaat untuk menentukan posisi kapal di laut ataupun pesawat terbang di
udara.

19 Peta Kepulauan Maluku pada tahun 1729, dibuat di Leiden oleh Pierre van der Aa. Bentuk
pulau belum sempurna. Garis katulistiwa memotong bagian tengah kepulauan ini.

20 Lonceng Kapal ini digunakan di kapal pada situasi tertentu, misalnya dalam keadaan bahaya
untuk memberikan kode. Biasanya dipakai pada kapal angkutan barang atau penumpang kapal
samudera atau nusantara

21 Peta Dunia (Replika), Peta dunia berukuran panjang 54 cm dan lebar 38 cm ini aslinya dibuat
pada tahun 1482 berdasarkan pengetahuan Cladius Ptolemy yang ditulisnya dalam buku
"Geographia" ± 150 Masehi. Saat ini peta yang asli menjadi koleksi R.A Skelton.

22 Dandel, Alat ini sangat vital digunakan dalam pelayaran terutama untuk kapal-kapal yang
bobot matinya tinggi. Berfungsi untuk memperkirakan waktu tiba di tujuan pelayaran, serta
untuk mempercepat ataupun memperlambat kapal.
23 Chronometer, merupakan alat untuk mengukur waktu secara tepat dan akurat. Alat ini sejenis
dengan jam tetapi mempunyai ketepatan dan keakuratan yang lebih tinggi, biasa dipakai untuk
keperluan ilmiah, juga biasa dipakai dalam pelayaran yaitu digunakan pada kapal kecil, antara
lain kapal antar pulau, perahu layar bermotor dan kapal pandu. Bentuk dari chronometer ini
juga mirip dengan jam yaitu dengan menggunakan tiga buah jarum sebagai penunjuk waktu
(jam, menit, detik), tetapi strip angkanya lebih lengkap.
24 Jam Kapal, Jam sejenis ini biasanya digunakan oleh kapal-kapal yang berdaya angkut tinggi,
misalnya pada kapal samudera, kapal nusantara, serta kapal pesiar. Merupakan alat navigasi
yang sangat penting, yaitu sebagai petunjuk waktu. Biasanya diletakkan di dekat pengemudi
kapal.

25 Teropong, Dahulu dalam berlayar digunakan pedoman bintang-bintang serta situasi alam
untuk mengetahui keadaan dan posisi kapal. Pada abad ke-19 mulai digunakan teropong dan
didukung oleh peta. Teropong ini menggunakan dua lensa yang berfungsi untuk melihat
benda yang tidak terjangkau oleh mata telanjang.
26 Lampu Kapal, Lampu jenis ini biasanya dipakai oleh kapal angkutan barang sebagai
penerangan dalam keadaan darurat (listrik mati). Digunakan pada saat kapal bersandar,
merupakan lampu yang tahan terhadap angin dan hujan.

27 Batu Duga,
Biasanya digunakan oleh pelaut tradisional sebagai alat untuk mengetahui kedalaman laut
demi keselamatan pelayaran. Kedalaman laut dapat diketahui dengan mengulur batu duga ini
ke kedalaman laut sampai ke dasar laut dengan arah tegak lurus, sehingga kedalaman laut
dapat diketahui dengan mengukur panjang tali yang terulur ke dalam air laut.

28 Haut Relief, Relief yang menggambarkan beberapa pendeta di suatu pertapaan (memegang
tasbih) dan sedang memberikan wejangan kepada murid-muridnya. Tampak di sini atap rumah
pertapaan berbentuk segi enam dan memiliki tiang-tiang bangunan.

29 Gendeng Suwungan, Terbuat dari keramik dan berfungsi sebagai dekorasi pada bagian atap
rumah. Banyak ditemui di daerah Kudus, Jawa Tengah.

30 Kemuncak Bangunan, Salah satu hiasan bangunan yang terletak di atas bangunan. Kemuncak
ini berbentuk 'caitya' dengan bagian atas semakin mengecil., berhias bunga mekar, dan
suluran.

31 Pancuran Air, Pancuran air dalam bahasa Sansekerta disebut jaladwara . Biasanya terdapat
pada bangunan candi ataupun pemandian di masa Jawa kuna.

32 Miniatur Tiang Bangunan, Tiang bangunan berfungsi sebagai tiang penyangga/penguat


bangunan. Ada yang dibuat polos tanpa hiasan, dan ada pula yang dihias dengan motif sulur-
suluran.
33 Kotak Jamu,
Kotak jamu serupa ini dipengaruhi oleh budaya Cina dan banyak dibuat di Palembang
(Sumatera selatan)

34 Batu ulekan/Cobek, Terdiri dari sepasang batu, yaitu lumpang yang berbentuk bulat dan alu /
penumbuk. Lumpang dan penumbuk digunakan untuk menumbuk makanan dan ramuan obat-
obatan.

35 Pipisan dan penggilingan, Kemungkinan alat ini digunakan untuk menggiling ramuan obat
tradisional.

36 Patung Tabib, Patung yang menggambarkan figur India Muslim. Pada masa Hindia Belanda
ditempatkan di balai pengobatan atau toko obat.

37 Lumpang dan Panggilingan, Kemungkinan benda ini digunakan untuk membuat ramuan obat-
obatan tradisional.

38 Wadah Kelapa Laut (Poh Jenggi), Digunakan sebagai wadah ramuan obat-obatan tradisional.

39 Pipisan dan Gandik, Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu pipisan dan gandik (penggilian).
Diduga benda ini digunakan untuk membuat ramuan obat-obatan tradisional dengan cara
ditumbuk.

40 Pendil, Pendil adalah salah satu bukti kemajuan teknologi. Hal tersebut disebabkan pada saat
proses pembuatan pendil dibutuhkan komposisi bahan serta pembakaran yang tepat. Benda
ini memiliki bentuk yang membundar serta terdapat karinasi. Selain itu, di bagian badan
terlihat adanya hiasan geometris. Pendil ini kemungkinan digunakan sebagai wadah untuk
aktivitas sehari--hari atau bekal kubur.

41 Bokor, Kemungkinan berfungsi sebagai wadah air atau makanan.

42 Jamasj
Tameng atau dalam bahasa lokalnya disebut jamasj ini bergaya khas Asmat Tengah. Tameng ini
terbuat kayu mangrove berukuran besar. Bentuknya persegi panjang dengan ragam hias yang
diukir cukup dalam. Bagian atas tameng terdapat figur tjemen yang merupakan lambang
phallus atau alat kelamin laki-laki. Ragam hias pada tameng ini menyerupai sosok manusia
jongkok yang direpresentasikan dengan figur yang terdiri dari dua belalang sembah/ belalang
sentadu yang disebut wenet.
43 Canting Cap, Canting cap merupakan alat untuk menorehkan lilin atau malam pada kain polos
untuk menghasilkan suatu ragam hias pada proses pembuatan kain batik. Canting cap mulai
dikenal sekira tahun 1850 di kawasan pesisir utara Jawa yang terkenal dengan industri
batiknya. Batik cap lebih cepat proses pembuatannya.
44 Pemukul Kulit Kayu, Selain ditemukan di Kalimantan (Ampah) juga ditemukan di Sulawesi
(Kalumpang dan Minanga Sipakka). Berbentuk segi empat pada salah satu sisinya beralur
sejajar. Kegunaan dari alat pemukul kulit kayu adalah untuk menyiapkan bahan pakaian
dengan cara memukul-mukul kulit kayu sampai halus serta membuat motif pada kulit kayu.
Saat ini pemukul kulit kayu masih digunakan di Papua dan Sulawesi.

45 Alat Cetak Uang Kasha, Sepasang alat cetak uang pada bagian permukaan berukir 6 sisi mata
uang (= 3 buah) yang berbeda. Pada cetakan 3 sisi mata uang tertera huruf Arab, dibaca "wau"
dan tahun 1267 terbalik dikelilingi bulatan-bulatan kecil. Cetakan 3 sisi lainnya tertera tulisan
Arab "Bandar Aceh Darassalam" terbalik dikelilingi bulatan-bulatan kecil.
46 Pelandas, Benda ini digunakan sebagai pelandas dalam proses pembuatan benda-benda
tembikar.

47 Alat Pembuat Tepung Sagu, Merupakan salah satu contoh teknologi memproduksi sagu.

48 Miniatur Pembuat Minuman Saguer, Miniatur ini menggambarkan proses produksi


pembuatan minuman.

49 Kowi, Kowi merupakan wadah pelebur logam, berbentuk seperti cawan, berukuran kecil, polos
tanpa hiasan. Terkadang benda perunggu yang tidak dipakai biasanya dilebur kembali guna
memuat barang baru.

50 Alat Pintal, Alat pemintal benang yang merupakan bagian dari peralatan menenun kain.

51 Kentongan
Kentongan biasanya dipukul sebagai pemberi isyarat atau untuk memanggil warga atau tanda
bahaya.

52 Genta Candi, Genta candi memiliki ukuran yang besar. Genta candi digunakan di lingkungan
percandian atau kuil sebagai alat komunikasi untuk memanggil umatnya beribadah. Oleh
karena hiasan pada puncak genta berbentuk arca dan dinding luar genta cukup raya maka
kemungkinan dibuat dengan teknik pengecoran logam sistem cetak lilin hilang dan patri.

53 Sepeda, Sepeda zaman dahulu memiliki roda belakang yang lebih besar dibandingkan roda
depan. Sepeda sejenis ini diperkirakan dimiliki oleh orang-orang kaya pada masa Hindia
Belanda, berasal dari abad ke 19.

54 Model Pesawat Terbang, Model pesawat terbang tipe F VII dengan huruf pendaftaran H-
NACC. Penerbangan pertama dari Belanda ke Indonesia pada tanggal 1 Oktober hingga 24
November 1924, dengan penumpang Van Der Hoop, Van Weerden Poelman dari Van En
Broeke.
55 Uang Gobog, Bagian tengah berlubang tembus sisi lainnya. Di sekitar lubang terdapat motif
bintang bersudut enam. Sisi muka bergambar relief wayang (Semar, Kresna), seekor gajah dan
ular. Sisi lainnya tertera tulisan Arab yang merupakan kalimat Syahadat "La ilaha Illallah,
Muhammad Rasulullah" . Uang ini disebut juga "pisis" dan diperkirakan beredar pada masa
akhir Kerajaan Majapahit.

56 Uang Kampua, Jenis uang ini terbuat dari sehelai kecil tenunan kasar berbentuk persegi
panjang. Tenunan ini dibuat oleh putri-putri istana dengan jumlah dan corak yang ditentukan
di bawah pengawasan Manteri Besar. Setiap tahun coraknya dibuat berbeda untuk
menghindari pemalsuan. Pemalsu uang "Kampua" dapat dituntut hukuman mati.

57 Prasasti Kelurak, Yogyakarta


Beraksara Pranagari dan berbahasa Sansekerta. Berisi tentang pendirian sebuah bangunan suci
untuk Manjustri atas perintah Raja Indra. Menurut para ahli bangunan yang dimaksud adalah
candi Sewu

58 Prasasti Kalasan, Yogyakarta


Berbahasa Sansekerta dengan aksara Pranagari yang berisi tentang Maharaja Dyah Pancapana
Kariyana Panangkarana mendirikan bangunan suci untuk Dewi Tara

59 Prasasti Lobu Tua, Baros, SUmaera Utara


Prasasti yang ditulis dalam aksara dan bahasa Tamil. Menyebutkan tentang Dewan Serikat
Dagang dalam kelompok ‘Lima ratus dari seribu arah’ bertemu di Velapuram in Virochu
(Baros), dan menganugerahkan pada dua orang gelar Nakara Senapati Nattu-cettiyar dan
Patinenbhum-teci-appar, dan kelompoknya yang dinamakan mavettus.

60 Sanghyang Tapak, Cibadak, Jawa Barat


Beraksara dan bahasa Jawa Kuna, Berisi tentang seorang Raja dari Prahajyan Sunda bernama
Sri Jayabhupati menetapkan daerah larangan di bagian timur Sanghyang Tapak, yaitu bagian
sungai (lubuk) yang ikannya tidak boleh ditangkap.

61 Prasasti Bulai, Jawa Tengah


Beraksara dan berbahasa Jawa Kuna, tidak memuat nama raja, prasasti ini berjenis
’suddhapattra’, yaitu prasasti yang berisi tentang pelunasan utang piutang.

62 Perahu Lete, Madura


Perahu lete Madura merupakan jenis perahu niaga dengan daya angkut sekitar 100-500 ton,
figunakan untuk pengangkutan antarpulau.

63 Model Rumah Tinggal, Jawa Barat


Miniatur ini merupakan penggambaran Rumah tradisional masyarakat Sunda. Rumah dengan
bentuk seperti ini digunakan sebagai Rumah Tinggal

64 Model Rumah Tongkonan, Toraja, Sulawsei Selatan


Tongkonan merupakan rumah tradisional suku bangsa Toraja. Tongkonan berasal dari kata
tongkon yang berarti duduk. Rumah tongkonan digunakan untuk bermusyawarah,
mendengarkan perintah, dan menyelesaikan masalah adat. Tongkonan selalu meghadap ke
Utara yang merupakan ungkapan simbolik penghormatan dan memuliakan ‘Puang Matua’
(pencipt jagat raya)l
65 Sumpit, Dayak, Kalimantan Barat
Sumpit adalah alat berburu dan berperang yang sangat efektif untuk sasaran yang berukuran
kecil. Sumpit dibuat dari bahan kayu dengan bentuk dasar serupa dengan laras senapan.
Tiupan mulut yang kuat untuk menembakkan peluru sumpit pada prinsipnya serupa dengan
mesiu senapan. Masyarakat tradsional Nusantara telah mengenal pemakaian alat ini sejak
masa kecil dengan sumpit bamboo dalam permainan perang-perangan.

66 Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia banyak menerbikan mata uang sendiri seperti Samudra
Pasai (derham dan Kasha), Kerajaan Palembang (Piti Buntu dan Piti Teboh). Kerajaan Cirebon
(Kasha) Kerajaan Buton (Kampua), Kerajaan Goa (Jingara), Kerajaan Banjarmasin (Keping), dab
lain-lain sebagai akibat meningkatnya hubungan perdagangan internasional dengan negara-
negara Timur Tengah. Umumnya uang tulisan ini tertera tulisan Arab dengan kata sultihan
sebagai pengganti gelar raja dan juga tahun Hijriyah, kecual uang Kampua/Bida dari Buton.

67 Kuwera (Hindu) atau Jambhala (Buddha), Jawa Tengah


Kuwera adalah dewa kekayaan, kemakmuran, para pedagang. Kuwera dianggap sebagai
symbol kekayaan dipuja oleh para pedagang atau usahawan karena dewa ini dianggap sebagai
pelindungnya. Ciri-cirinya berperut besar dan dikelilingi pundipundi harta.

68 Timbangan, Kesultanan Banjar/Banjarmasin, Kalimantan Selatan


Digunakan untuk menimbang pajak in natura berupa hasil bumi. Konon Sultan Banjar duduk di
salah satu sisi timbangan sebagai anak timbangan sedangkan lain ditempatkn hasil bumi,
sehingga berat hasil bumi harus seimbang dengan berat badan sultan

69 Miniatur Perahu Nade, Sumatera


Perahu ini merupakan perahu niaga tradisional. Perahu in digunakan untuk megangkut kayu,
hewan dan barang-barang lain untuk diperdagangkan. Sekarang perahu ini sudah banyak
menggunakan mesin, berbobot mati antara 200-500 ton.

70 Miniatur Perahu Janggolan, Galis, Bangkalan, Madura


Kata janggolan berarti perhubungan. Perahu janggolan merupakan perahu niaga untuk jarak
sedang. Perahu ini biasanya digunakan untuk megangkut garam dari ladang. Selain itu, juga
digunakan untuk mengangkut kelapa yang banyak dihasilkan di sepanjang pesisir Madura.

71 Haluan Perahu, Pulau Papua

72 Ani-ani, Sumatera
Alat yang digunakan untuk memotong padi

73 Kincir Air, Sumatera Barat


Kincir air berfungsi sebagai penumbuk padi. Kincir diletakan di samping sebuah kali kecil atau
selokan yang airnya deras. Arus air akan memutarkan kincir, mengangkat engikit yang
berfungsi sebagai penumbuk di atas lesung
Lantai 3
No Koleksi Museum Nasional Foto
1 Manik-Manik, Merupakan peninggalan masa Paleometalik/Perundagian. Kalung ini terdiri dari
manik-manik yang memiliki beragam bentuk, warna, serta ukuran. Fungsi benda ini, diduga
digunakan sebagai bekal kubur.
2 Kendi, Bentuk kendi sudah tidak utuh karena di bagian atas telah pecah. Pada saat ditemukan,
di dalam kendi tersebut terdapat pasir serta fosil kerang. Adapun fungsinya diperkirakan
sebagai bekal kubur, karena ditemukan di situs penguburan.

3 Prasasti Kanjuruhan, Prasasti ini ditulis dalam aksara Jawa Kuna dan bahasa Sansekerta. Isinya
mengenai seorang raja bernama Gajayana yang bertahta di Kanjuruhan pada tanggal 1
Kresnapaksa bulan Margasira tahun 682 Saka mendirikan sebuah bangunan suci untuk
menempatkan arca Agastya dari batu hitam sebagai pengganti arca Agastya yang telah dibuat
oleh nenek moyangnya dari kayu cendana.
4 Rumah Kyai , Model rumah yang merupakan tiruan dari rumah milik seorang kyai di Kudus,
Jawa Tengah. Rumah dengan bentuk limasan ini dindingnya dihiasi dengan banyak ukiran yang
biasanya dimiliki oleh pedagang kaya dan terkadang juga sebagai pemimpin agama atau kepala
kampung.

5 Miniatur Masjid, Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan gaya arsitektur masa Hindu-
Buddha dengan masa Islam, memiliki atap tumpang bersusun tiga dengan puncaknya
berbentuk seperti stupa seperti pada bangunan candi. Bentuk puncak bersusun ini mirip
dengan bentuk pura meru yang banyak ditemui di Bali dan daerah Cakranegara di Lombok.

6 Stempel, Stempel ini bertuliskan aksara Arab bahasa Melayu yang berbunyi "Pangeran
Penghulu Nata Alam Hamim al Qadhir Syara fil Balad al Palembang" dan terdapat angka tahun
hijriah 1294

7 Gelas Berkaki, Keberadaan gelas berkaki di Indonesia merupakan salah satu pengaruh
kedatangan bangsa Eropa. Gelas berkaki umumnya digunakan sebagai wadah minuman anggur
dan minuman beralkohol lainnya. Pada badan gelas dihias kapal layar khas Belanda dan
terdapat kalimat "Het Oost Indische Compagnie Welvaren" yang artinya "Kesejahteraan
Perseroan Hindia Timur".
8 Piring, Piring ini merupakan bagian dari satu set perlengkapan makan. Pada bagian tengah
piring terdapat gambar seekor macan dan gajah sedang memegang tulisan "CJW", sedangkan di
bawah kaki keduanya terdapat tulisan "Mallacca". Penduduk Malaka memberikan
perlengkapan makan ini kepada pemimpin Angkatan Laut Belanda "Constantijn Johan
Wolterbeek", karena pada tahun 1818 telah berhasil merebut kembali Malaka dari Inggris.

9 Medali, Medali tanda penghargaan 350 tahun kelahiran Jan Pieter Zoon Coen (1587 - 1937),
pendiri kota Batavia, Hindia Belanda (Indonesia).

10 Segel Mata Uang 20 Gulden, Berbentuk seperti anak timbangan, terdiri dari 2 bagian,
pegangan dan kepala segel. Pegangan berbentuk kecil bulat, kepala segel berbentuk silindris
yang mengecil di bagian bawah. Permukaan segel (bagian bawah) berukir lambang Kerajaan
Belanda diapit nilai nominal dan tulisan yang digambarkan secara terbalik.
11 Peti Besi,
Peti memiliki makna yang cukup penting bagi kehidupan bagi bangsa Eropa dan biasanya
digunakan untuk menyimpan benda berharga, arsip, pakaian dan lain-lain. Peti ini dihias
dengan gaya Barok yang berkembang pada masa pemerintahan raja Louis XIV di Perancis pada
abad ke-17 M. Peti serupa ini berfungsi untuk menyimpan uang.
12 Sesako, Lampung. Merupakan seperangkat kursi kebesaran, yang digunakan dalam upacara
papadon yaitu pengangkatan seorang kepala Marga dari salah satu suku bangsa. Sesako ini
merupakan bagian belakang bangku pendek dimana calon kepala suku itu duduk bersimpuh.
Upacara diadakan pada ruang upacara di dalam rumah adat. Motif naga merupakan simbol
kekuatan, motif burung merupakan simbol kekayaan, motif ikan simbol dari kesuburan dan
muka manusia merupakan simbol kekuasaan. Semua simbol ini merupakan cerminan hidup
seorang kepala adat.
13 Kursi Upacara Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah. Digunakan oleh kepala suku Dayak Ngaju di
Kalimantan Tengah. Berbentuk seorang laki-laki dengan menggunakan hiasan kepala perpaduan
antara burung enggang dan naga yang disebut 'Aso'. Laki-laki tersebut memegang seekor ular
yang dikelilingi oleh seekor naga. Suku Dayak Ngaju merupakan bagian dari kelompok Dayak
Barito yang terkenal dengan pahatannya, khususnya ukiran benda-benda upacara. 'Aso' pada
kursi tersebut merefleksikan kepercayaan bahwa burung enggang mewakili surga dan naga
simbol dari neraka.
14 Batik Per Keper, Ragam hias pada kain batik ini dikenal sebagai per keper yang berarti kupu-
kupu. Makna dari ragam hias ini adalah cinta yang abadi. Sebagai salah satu sentra batik
pesisiran, ragam hias batik Pamekasan banyak terinspirasi dari flora, fauna, dan hasil kontak
budaya dengan pihak luar. Dalam pemilihan warna cenderung cerah dan berani dibandingkan
batik pedalaman yang berasal dari Yogyakarta dan Surakarta.
15 Ulos Ragi Idup, Ulos ragi idup merupakan kain yang sangat bernilai bagi orang Batak Toba. Kain
ini biasanya dipakai dalam upacara daur hidup seperti upacara kelahiran, perkawinan dan
kematian. Ulos dipakai oleh laki-laki maupun perempuan, laki-laki memakainya sebagai selimut
penutup bahu sedangkan perempuan memakainya sebagai kain penutup dada sampai
kepinggang. Kain ulos yang berwarna putih merah mempunyai nilai yang tinggi, ia dipercaya
dapat menjauhkan sipemakai dari gangguan terhadap tubuh atau sebagai penolak bala yang
memberikan kehangatan kepada tubuh sipemakai. Kain ulos ini merupakan hadiah dari pihak
perempuan kepada pihak laki-laki pada upacara perkawinan.
16 Selendang songket, Palembang dikenal sebagai daerah penghasil songket yang menggunakan
benang emas. Benang emas sangat bernilai dan menunjukkan status sosial bagi pemakainya.
Motif pucuk rebung pada kepala kain dipercaya dapat menolak pengaruh jahat. Kain songket
biasanya juga menjadi warisan turun temurun yang hanya dipakai pada upacara keluarga yang
amat penting saja.
17 Sireuw, Manik-manik kaca merupakan benda yang dianggap sebagai benda yang bernilai tinggi
bagi masyarakat Papua yang berada di daerah Teluk Humbolt dan Danau Sentani. Di daerah
Danau Sentani, manik-manik yang tua sangat berharga sebagai bagian dari mas kawin selain
kapak batu dan gelang manik-manik. Mereka percaya bahwa manik-manik dengan bentuk atau
warna tertentu mempunyai kekuatan tertentu yang hanya boleh dipakai oleh kepala adat atau
dukun yang kemungkinan dapat mengendalikan kekuatannya. Sireuw dipakai oleh wanita
dalam upacara adat, umumnya pada saat tarian.

18 Kain Kofo, Orang Sangir Talaud memanfaatkan serat pohon pisang dipadukan dengan benang
kapas untuk membuat kain kofo. Ragam hias pada kain kofo dibuat menggunakan teknik
songket. Kain ini tahan air dan bertekstur keras. Pemanfaatan kain kofo tergantung pada
ukurannya. Kain kofo berukuran kecil digunakan sebagai taplak meja. Sedangkan yang
berukuran besar digunakan sebagai pembatas ruangan.
19 Tapis, Tapis merupakan kerajinan tradisional masyarakat Lampung dalam menyelaraskan
kehidupannya terhadap Tuhan dan lingkungannya. Tapis dipakai oleh perempuan pada saat
upacara adat, misalnya saat upacara pernikahan. Tapis digunakan pada bagian pinggang ke
bawah berbentuk sarung dengan bahannya terbuat dari benang kapas dengan motif alam, flora
dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.
20 Sarung, Sarung tenun khas Sumba yang permukaannya dipenuhi sulam aplikasi kerang dan
manik-manik motif fauna. Motif ini memiliki makna penting bagi kehidupan orang Sumba. Kain
ini juga dikenal dengan "Paliri Mbola" yang artinya bagian dasar sebuah keranjang dan ba gian
dari mas kawin. Selain itu, sarung ini juga dipakai dalam upacara kematian dan sebagai bekal
kubur.
21 Kalabubu, Nias. Dalam bahasa setempat kalung ini disebut kalabubu, dibuat dari tempurung
kelapa. Dipakai oleh laki-laki pada waktu berburu yang merupakan simbol kesuksesan dalam
berperang.

22 Perhiasan Kepala, Sangir Taulud, Perhiasan kepala yang dibuat dari kulit penyu berbentuk
seperti perahu. Perahu merupakan sarana transportasi dan komunikasi yang penting bagi
masyarakat Taulud. Dipakai oleh wanita di hari pernikahan

23 Gelang Kaki Madura, Madura. Para wanita di Madura mempunyai adat kebiasaan memakai
gelang di pergelangan kaki, digunakan terutama pada acara-acara tertentu sebagai pelengkap
pakaian adat.

24 Pipa Rokok, Pipa rokok ini biasanya digunakan secara bergantian diantara para laki-laki ketika
sedang berkumpul bersama di beranda rumah atau pada upacara-upacara adat lainnya.

25 Paidon,
Paidon ini digunakan sebagai wadah ludah sirih. Ragam hias pada bagian bawah paidon
berbentuk sulur-suluran dan bunga yang dipengaruhi oleh motif Eropa.

26 Pinggan,
Dibuat dari kayu, dengan bentuk bulat lonjong, permukaannya halus berwarna hitam, wadah ini
digunakan untuk tempat makanan yang akan disajikan. Pada bagian luar permukaan wadah
terdapat ukiran timbul bermotif binatang melata.

27 Kendi Pengantin,
Tulang Bawang.
Kendi ini berfungsi sebagai wadah air, namun dapat pula digunakan sebagai wadah jamu, dan
juga dalam upacara perkawinan. Kendi bercorot dua dengan figur pengantin perempuan
merupakan benda ritual dalam upacara perkawinan, sebagai simbol perkawinan yang langgeng.

28 Keris, Bangkalan, Madura.Keris bersarung perak dengan berbentuk raksasa duduk dan
bermahkota. Berhias motif sulur dan spiral. Keris dapat merupakan bagian dari perlengkapan
dalam berpakaian adat atau dalam masyarakat tertentu juga merupakan benda yang diwariskan
secara turun temurun sebagai warisan.
29 Model Rumah Gadang, Minangkabau, Sumatera Barat
Model rumah tinggal seseorang kepala adat di Padang, Sumatera Barat. Jenis rumah ini disebut
kelas lumbung atau apabila dilihat bentuk atapnya dinamakan gajah menyusui anak. Di
dindingnya penuh hiasan yang menunjukkan bahwa rumah ini dihuni oleh keluarga bangsawan.
Rumah gadang dihuni oleh keluarga besar matrilineal, yang terdiri dari kepala rumah tangga,
ibu, anak, serta kemenakan-kemenakan dari pihak keluarga.
30 Model Rakit Palembang, Model rumah rakit merupakan jenis bangunan yang digunakan oleh
masyarakat yang tinggal di sungai. Rumah rakit merupakan tempat tinggal permanen yang
dibangun di atas rakit. Rumah rakit merupakan rumah tertua di Palembang dan mungkin sudah
ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Selain digunakan sebagai tempat tinggal, juga digunakan
sebagai gudang dan kegiatan ekonomi.
31 Balai Adat, Ambon. Balai adat merupakan sarana tempat berkumpulnya warga desa untuk
mengadakan pertemuan atau rapat untuk membicarakan masalah-masalah adat yang
memerlukan kesepakatan-kesepakatan bersama.

32 Hiasan Ujung Perahu, Dekorasi ujung perahu ini adalah kombinasi bentuk naga dan gajah.
Bentuk ini menyerupai bentuk makara di kuil Hindu-Budha. Kemungkinan besar dekorasi
perahu ini dipengaruhi oleh seni dari periode Hindu-Buddha yang terus berkembang sampai
periode kesultanan. Berdasarkan bentuk dan dekorasi besar, dekorasi perahu ini lebih
cenderung digunakan untuk menghias ujung perahu kerajaan.
Selain fungsi estetika, dekorasi ujung perahu ini juga digunakan untuk menghindari pengaruh
jahat selama pelayaran.
33 Sandal, Kayu
Dibuat dari kayu ringan, digunakan pada waktu upacara peralihan seseorang dari masa anak-
anak menjadi dewasa.

34 Jempana (Tandu), Badung, Bali


Tempat duduknya disangga oleh empat ekor singa. Teks di belakang berbunyi: “Tandu dari
Pamecutan, selesai dibuat pada tanggal 30 Agustus 1827 Saka (1905 Masehi)”.

35 Cager,
Masyarakat yang tinggal di tepi pantai menggunakan bermacam-macam alat untuk menangkap
ikan. Peralatan yang digunakan sangat sederhana seperti bubu yang dibuat dari bambu yang
diletakkan di dasat laut dan berfungsi sebagai perangkap.

36 Perahu Lancang Kuning, Asahan, Sumatera Utara


No. inv. 828
Ketika Islam masuk di daerah pesisir Sumatera dan Kalimantan, kapal upacara yang bernama
perahu Lancang Kuning dipamerkan pada upacara panen. Dalam upacara tersebut perahu-
perahu yang lebih kecil digunakan untuk membawa sesajen yang akan dipersembahkan kepada
dewa pada waktu upacara tahunan ini.
37 Model Bale Piyasan, Bali
Model bale ini disebut Bale Piyasan yang berdiri di atas 12 tiang, di bagian langit-langit terdapat
patung garuda wisnu yang digunakan ebagai tempat turunnya para dewa pada waktu upacara
38 Nekara, Pulau Sangeang, NTB
Nekara termasuk tipe Heger I dengan bentuk yang proporsional, yaitu memiliki bagian atas
(bidang pukul, bada, dan kaki). Umumnya Nekara digunakan sebagai alat komunikasi, status
social, atau sebagai benda upacara untuk memanggil hujan.

39 Moko, Pulau Alor, NTT


Moko memiliki bentuk menyerupai jam pasir terdiri dari bidang pukul, bagian bada,n dan kaki.
Adapun fungsinya kemungkinan sebagai bekal kubur dan mas kawin pada masyarakat yang
memijliki status sosial tinggi.

40 Arca Batu Gajah Pasemah (Replika), Pasemah, Palembang, Sumatera Selatan


Pada arca ini terdapat pahatan yang menggambarkan manusia sedang menunggang gajah.
Manusia tersebut memakai topi, perhiasan berupa anting, kalung, dan gelang kaki dari logam,
serta membawa senjata tajam di pinggang, pada punggungnya terdapat nekara. Arca batu ini
ditemukan di Pasemah, Sumatera Selatan. Suatu situs Megalitik di lereng Gunung Depo dan
hulu sungai Musi. Peninggalan tradisi Megalitik di Pasemah sangat terkenal karena selain
41 Sertali, Batak Karo, Sumatera Utara
digunakan sebagai hiasan kepala wanita pada upacara perkawinan untuk kalangan bangsawan.
Jika pengantin wanita memakai Sertali, maka pengantin laki-laki memakai bura layang-layang di
lehernya, yang kadang-kadang disebut Sertali layang-layang.

42 Topi Perang, Kalimantan Barat


Topi dengan hiasan burung enggang. Bagi orang Dayak burung enggang merupakan
perwujudan dewa atas yang melindungi manusia. Ia akan turun ke bumi untuk memberikan
perlindungan dan memberi berkah kesuburan. Topi ini digunakan oleh kepala suku pada waktu
perang atau tarian berperang.
43 Padasan Paksinagaliman, Cirebon
Padasan merupakan tempat air, yang biasa digunakan untuk bersuci bagi pengant agama Islam
sebelum melakukan ibadah. Padasan ini menggunakan dudukan berbentuk paksinagaliman.
Paksi adalah burung yang melambangkan udara, naga atau ular melambangkan laut, sedangkan
liman adalah gajah yang melambangkan darat. Gabungan ketiganya merupakan unsur
kekuatan. Ketiga bentuk binatang tersebut diwujudkan dalam bentuk kereta keratin yang
digunakan oleh sultan untuk acara-acara tertentu di istana.
44 Padasan Singabarong, Cirebon
Padasan (wadah air untuk beruwudu) ini meggunakan dudukan berbentuk singabarong. Singa
merupakan bentuk yang berusia paling tua. Kemudian diikuti bentuk lain seperti
paksinagaliman. Singabarong diambil dari singa yang merupakan raja hutan. Bentuk ini
merupakan ciri khas Kesultanan Kasepuhan.

45 Hiasan Kepala (Eja Pako), Enggano, Bengkulu


Hiasan kepala ini digunakan oleh gadis-gadis Enggano saat festival menari atau dalam bahasa
loka disebut kalea. Suara kemilu atau keong besar akan menjadi alat musik tradisional yang
memulai suatu tarian yang diiringi bunyi-bunyian dari mulut para penari. Kalea dilakukan untuk
merayakan peristiwa-peristiwa penting seperti saat panen, kematian, dan upacara adat lainnya.

46 Prasasti Talang Tuo, Palembang, Sumatera Selatan


Prasasti ini berisi tentang pembuatan kebun Sriksetra atas perintah Punta Hyang Sri Jayanasa
untuk kemkmuran semua makhluk. Ada juga doa dan harapan yang jelas menunjukan sifat
agama Buddha. Aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno.
47 Kacip
Alat ini digunakan untuk membelah dan mengupas buah pinang

48 Model Rumah Nias Selatan, Nias, Sumatera Utara


Rumah ini berbentuk bulat panjang meniru perahu. Rumah Nias Selatan lebih kaya hiasan
dibandingkan dengan Nias Utara. Pada bagian muka rumah ini biasanya diukir dengan patung
burung, ular, atau kijang yang dianggap sebagai lambang dunia atas.

49 Wadah Obat, Batak Sumatera Utara


Wadah ini berisi obat yang dibuat dari ramuan akar, daun, dan kulit phon tertentu yang
diberikan oeh dukun kepada penderita sakit.

50 Model Lumbung Padi (Sapo Page), Batak Karo, Sumatera Utara


Bangunan ini merupakan bangunan bertingkat, pada bagian bawah digunkan untuk menyiman
padi, sedangkan bagian atas dijadikan tempat tidur anak laki-laki. Dahulu, umumnya anak laki-
laki yang masih lajang tidak tidur di rumah adat tetapi di jabur (tempat pertemuan adat) atau di
atas lumbung padi.

51 Model Rumah Enggano, Enggano, Bengkulu


Rumah Enggano berkonstruksi melingkar, bentuk seperti sarang tawon di atas tiang setinggi 1-2
meter dan mempunyai sebuah lubang oval sebagai pintu. Rumah ini berfungsi sebagai tempat
tinggal dan dibangun di tepi sungai atau pantai.

52 Kain Kofo, Sulawesi Utara


Orang Sangir Talaud memanfaatkan serat pohon pisang dipadukan dengan benang kapuk untuk
membuat kain songket yang dikenal sebagai kain kofo. Kain ini tahan air dan bertekstur keras.
Kain kofo berukuran kecil biasa digunakan sebagai taplak meja atau hiasan dinding sedangkan
yang berukuran besar digunakan sebagai pembatas ruangan.

53 Kain Tapis (Lampung), Lampung


Pada masyarakat lampung sarung tapis dipakai dipakai oleh perempuan pada saat upacara adat
contohnya digunakan untuk pendamping pengantin pada saat upacara perkawinan.

54 Ikat Kepala (Siga), Lore, Poso Sulawesi Tengah


Siga adalah kain kulit kayu yang digunakan sebagai ikat kepala atau destar laki-laki yang
digunakan pada upacara adat. Permukaanya dihiasi motif-motif geometris yang dipercaya
dapat memberi kekuatan bagi pemakainya.

55 Medali
Medali Ratu Wilhelmina yang dipertuan di Negeri Beanda dan Hindia Belanda (Indonesia) serta
di daerah koloninya pada tahun 1902.

56 Medali
Medali sebagai tanda peringatan wafatnya mantan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Johannes
Graaf van den Bosch pada 28 Januari 1844
57 Model Lumbung (Rangkiang)
Tempat menyimpan padi dari Sumtera Barat

58 Senapan panjang “Setengga”, Solok Sumatera Barat


Senjata panjang ini dipakai oleh orang Eropa pada waktu pperang paderi. Orang Minang
menyebutnya dengan ‘badiek si tingga’ dari bahasa Malaysia istinggar atau dari bahasa Portugis
epingards yang berarti senjata panjang
Lantai 4
No Koleksi Museum Nasional Foto
Khasanah Wonoboyo
Khasanah Wonoboyo, Benda-benda Khasanah Wonoboyo tidak sengaja ditemukan oleh Cipto
Suwarno beserta keenam tetangganya yang bernama Witalakon, Hadisihono, Widodo, Suhadi,
Surip dan Sumamo pada tanggal 17 Oktober 1990 di lahan milik Cipto Suwarno sendiri, yang
bermaksud menggali tanah tersebut untuk dijual sebagai tanah urugan. Benda-Benda ini
tersimpan di dalam empat buah guci Cina dari masa Dinasti Tang (618-907 M) yang berwarna
olive-green dan sebuah boks bundar besar dari perunggu yang tertimbun di kedalaman ± 2,75
m. Tidak kurang dari 35 kilogram emas termasuk 6396 keping emas "pilocito" dan 600 keping
mata uang perak yang ditemukan di situs Wonoboyo ini. Benda-benda berupa emas dan
perak ini kemudian disimpan di Museum Nasional sedangkan wadah-wadah penyimpanan
berupa guci dan boks perunggu disimpan di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)
Yogyakarta.
1 Mangkuk Ramayana, Pada seluruh sisi luar mangkuk berhiaskan relief cerita Ramayana (masa
pembuangan Rama, Shinta dan Laksmana hingga penculikan Shinta oleh Rahwana). yang
dibuat dengan ketelitian tinggi menggunakan teknik repousse . Mangkuk ini dikenal dengan
sebutan Mangkuk Ramayana dan menjadi koleksi masterpiece dari Khasanah Wonoboyo.
Fungsinya diperkirakan sebagai wadah persembahan atau sesaji.
2 Hiasan Dada, Bentuknya mengambil inspirasi dari bentuk bulan sabit. Hiasan ini dipenuhi
dengan motif floral, yang umum digunakan sebagai ragam hias pada hiasan dada. Ditinjau
dari ukuran, kemungkinan digunakan sebagai hiasan dada seorang laki-laki.

3 Puncak Payung, Ujung puncak payung yang berbentuk bunga teratai, di tengahnya terdapat
sebuah kamandalu, kendi tanpa pegangan atau tanpa corot (wadah air suci atau
amerta). Puncak payung emas merupakan sebuah lambang kekuasaan. Bunga teratai
mempunyai peranan penting dalam kesenian Hindu dan Buddha. Hanya saja penggambaran
teratai yang seperti ini jarang dijumpai.
4 Sekelompok Cincin, Dalam berbagai prasasti Jawa Kuna, cincin disebut simsim . Cincin yang
ditemukan di desa Wonoboyo ini terdiri dari berbagai motif, yaitu cincin stempel, cincin
bermata batu mulia, dan cincin tanpa batu permata yang dibentuk motif kelopak bunga. Pada
cincin stempel terdapat inskripsi "sri". Kadang-kadang tulisan "sri" diubah menjadi motif
purnakumbha di atas padmāsana. S elain itu ada dua buah cincin yang sangat menarik
dengan hiasan śańkha (siput) bersayap dan visvavajra yang kemungkinan dipakai oleh
raja/penguasa, mengingat umumnya raja menggap dirinya sebagai titisan dewa Wisnu yang
menjaga keselamatan dunia.
5 Hiasan Telinga, Lempengan emas tipis bentuk helai daun panjang dengan pangkal teratai
mekar yang mungkin dipakai sebagai perhiasan telinga (sumping , bahasa Jawa). Bentuk
sumping seperti ini hingga sekarang di Jawa masih dipakai oleh raja-raja dan pengantin laki-
laki (sumping daun).
6 Sekelompok Anting-Anting, Anting-Anting yang ditemukan di situs Wonoboyo ini bervariasi
dalam bentuk ukuran maupun hiasan. Anting-anting yang berbentuk seperti segitiga dihiasi
dengan batu-batu permata warna ungu, putih, merah. Adapula yang berbentuk menyerupai
cincin, dan ada pula yang berbentuk cembung bermotif bunga teratai.
7 Sekelompok Perhiasan Telinga Bentuk Untiran, Benda berbentuk untiran bersusun ini tidak
hanya ditemukan di situs Wonoboyo, tetapi juga ditemukan di daerah lain di pulau Jawa.
Benda ini diperkirakan merupakan perhiasan telinga yang dibuat dengan berbagai variasi
ukuran, bentuk, dan motif. Masyarakat Jawa Kuno sering menggunakan banyak perhiasan
untuk menutupi lubang telinga mereka.

8 Mata Uang, Mata Uang yang ditemukan di desa Wonoboyo jumlahnya sangat banyak, yaitu
kurang lebih 6396 keping mata uang emas "piloncito" dan 600 keping mata uang perak. Mata
uang emas "piloncito" berbentuk seperti butiran jagung dengan cap huruf Nagari berbunyi ta ,
singkatan dari tahil dengan berat 2,4 gram. Mata uang perak yang berbentuk bundar
memiliki cap huruf Jawa Kuna berbunyi ma , singkatan dari masa pada satu sisinya,
sedangkan pada sisi yang lainnya terdapat cap bergambar bunga berkelopak empat. Mata
uang ma dari perak ini tidak hanya ditemukan di Jawa melainkan juga di Bali dan Sumatera.
Mata uang ma perak ini beratnya sekitar 2,4 gram dan sudah digunakan sejak abad ke-9
Masehi.
9 Lempengan Emas, Lempengan emas ini terkadang juga sering disebut sebagai kertas emas.
Belum diketahui fungsinya secara pasti. Kemungkinan lempengan emas polos ini digunakan
sebagai bahan untuk membuat prasasti yang berisi mantra-mantra keagamaan atau sebagai
bahan untuk membuat perhiasan.
10 Ikatan-Ikatan Emas Berbentuk Bundar, Ikatan-ikatan emas berbentuk bundar ini belum
diketahui fungsinya secara pasti. Setiap ikatan berbeda-beda jumlahnya dan berbeda-beda
beratnya.
Khasanah Muteran
Khasanah Muteran, Di tahun 1881tepatnya pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, di
sebuah desa yang bernama Muteran (saat ini secara administratif masuk kecamatan
Trowulan, kabupaten Mojokerto, Jawa Timur), ditemukan benda-benda purbakala berupa
benda-benda emas dan perak secara tidak sengaja oleh beberapa petani yang sedang
menggarap tegalan. Benda-benda tersebut kemudian disimpan di Museum Nasional dan
dikenal sebagai khasanah Muteran. Khasanah Muteran diperkirakan berasal dari abad ke-9
Masehi atau abad ke-10 Masehi hingga abad ke-14 Masehi. Hal ini didasarkan pada beberapa
analisis seperti: (1) Jenis aksara yang terdapat pada pinggan perak. Menurut Louis Charles
Damais, penanggalan pinggan perak ini diperkirakan berasal dari tahun 775-825 Masehi; (2)
Letak desa Muteran yang terletak disekitar Turen dekat desa Tambelang. Kata Tambelang ada
kemiripan dengan Tamwlang, Ibukota kerajaan Sindok (Prasasti Turyyan 929 Masehi); (3)
Adanya dua candi Buddhis, Brahu dan Gentong di sekitar Muteran. Ditinjau dari gayanya,
candi Brahu berasal dari masa antara tahun 1410-1446 Masehi, diperkirakan candi Gentong
dibangun pada masa yang sama dengan candi Brahu.

11 Wadah, Di dalam wadah perunggu tertutup dan berukuran besar ini tersimpan seluruh
"Khasanah Muteran" yang terbuat dari emas dan perak yang tertimbun di dalam tanah
sedalam 1.5 kaki.

12 Arca Jambhala, Dewa kekayaan atau kemakmuran dalam agama Hindu dikenal sebagai
Kuwera sedangkan dalam agama Buddha disebut Jambhala. Ditinjau dari segi ikonografi, ciri-
ciri kedua arca ini sama, yaitu perut besar dan dikelilingi oleh pundi-pundi harta. Akan tetapi,
arca Jambhala selalu menggunakan payung di atas kepalanya, sedangkan arca Kuwera tidak.
13 Kelat Bahu, Kelat bahu atau keyura dalam bahasa Sansekerta digunakan secara melingkar di
bahu dengan bantuan ikatan tali. Pada penggunaannya, hiasan kelat bahu menghadap ke
depan, dan ada pula yang mengarah ke samping. Bentuk kelat bahu ada yang menyerupai
helai daun dengan hiasan motif floral, susunan mutiara yang membentuk ceplok bunga, sulur-
suluran, dan manik-manik halus. Sulur-suluran kemungkinan menggambarkan keadaan alam
pulau Jawa yang subur.
Khasanah Emas Kesultanan,
Khasanah Emas Kesultanan, Ruang khasanah emas etnografi Gedung B Museum Nasional
menampilkan koleksi-koleksi yang berasal dari kerajaan-kerajaan Nusantara dari abad ke-16
hingga ke-20 Masehi. Koleksi dipamerkan menurut fungsi dan sejarah pengumpulannya. Di
banyak kebudayaan, emas dianggap sebagai benda yang prestisius dan memiliki nilai tinggi.
Secara fisik, emas tidak berubah sepanjang waktu, mudah dibentuk, dan berwarna menarik.
Karena kekhususannya, emas banyak digunakan sebagai bahan utama pembuatan benda -
benda regalia kerajaan dan perhiasan. Makna emas juga dikaitkan dengan kemakmuran,
kesuburan, dan kebahagiaan. Selain koleksi berbahan emas, dipamerkan pula benda yang
berasal dari logam dan batu berharga lainnya.

14 Jogan, Riau-Lingga, Riau Kepulauan, Sumatera


Sebuah kipas ‘’jogan’’ yang merupakan benda pusaka dari Sultan Riau Lingga. Bentuk kipas
menyerupai daun. Kipas bertulisan Arab dalam bahasa Melayu yang antara lain berbunyi: “
Hua, Bismillah bahwa inilah raja keturunan dari Bukit Siguntang, asalnya Sri Sultan
Iskandar Zulkarnaen”.

15 Paidon, Riau-Lingga, Kepulauan Riau, Sumatera


Bagian dari seperangkat wadah sirih yang berfungsi untuk menampung ludah sirih.
Merupakan contoh menonjol dari design logam di Sumatera. Motifnya menggunakan warna
merah ciri khas kerajinan yang dipengaruhi oleh budaya Bugis. Pengaruh budaya Bugis kuat di
Kesultanan Riau Lingga yang diperintah oleh dinasti Melayu-Riau dan Yang Dipertuan Muda
16 Hiasan Telinga "Mamuli", Sumba, Nusa Tenggara Timur
Merupakan benda pusaka yang penting bagi kaum bangsawan dalam masyarakat Sumba
yang dipakai sebagai mas kawin dan pada upacara-upacara penting. Mamuli berbentuk
menyerupai alat vital perempuan yang melambangkan kesuburan.

17 Wadah Air Suci, Klungkung, Bali


Kakinya berupa kembang lotus ganda yang disepuh, bersandar pada kaki yang melengkung
dan berakhir pada singa kecil yang mencakar. Pendeta menggunakannya untuk menyiapkan
air suci, tirtha.

18 Topeng Klono, Kutai, Kalimantan Timur


Topeng ini mungkin menggambarkan Klono, raja asing yang mengancam kerajaan Kediri
karena ia ingin mendapatkan Candra Kirana untuk dirinya. Walaupun topeng ini bermahkota
tetapi dari matanya yang menonjol didapat kesan bahwa topeng ini menggambarkan orang
yang kasar dan bukan bangsawan.
Khasanah Keramik
19 Ceret Batuan, Temuan di Weleri, Jawa Tengah
Keramik Cina dengan hiasan berbentuk binatang kadal termasuk jarang dan menurut
mitologi, dapat menolak bala dan melindungi istana
20 Cepuk Batuan, Temuan di Makassar, Sulawesi Selatan
Diduga dipakai untuk wadah perhiasan, rempah-rempah, dan salah satu wadah peralatan
makan sirih, bekal kubur atau lainnya.

21 Mangkuk dan Sendok Porselen Tek Sing, Cina, dinasti Qing (abad ke-18-19 Masehi)
Mangkuk dengan hiasan kelinci yang melambangkan kebijaksanaan. Sendoknya bergaya khas
Cina yang unik, dimana bentuknya berbeda dengan sendok pengaruh Eropa seperti yang kita
pakai sekarang

22 Patung Kecil Tek-Sing, Bahan dasar porselin putih


Jingdezhen, Cina; dinasti Qing (abad ke-18-19 Masehi).
Diduga untuk mainan anak-anak atau sebagai hiasan.

23 Ceret Tek-sing, Cina, dinasti Qing (abad ke-18-19 Masehi)


Guandong, Cina Selatan
(dinasti Qing, abad ke-17-18)
Dibuat dari stoneware, bentuknya unik dan jarang karena guci tidak lazim diberi corot dan
pegangan, maka dapat digunakan untuk wadah air minum.

24 Piring Porselin Temuan di Sulawesi Tenggara


Jepang, Arita, masa Edo, abad ke-17
No. inv. 795
Hiasan bunga krisan. Keramik Jepang banyak diekspor dan diperdagangkan oleh VOC
(Verenigde Oost Indische Compagnie atau Persekutuan Dagang Hindia-Belanda, 1602-1799).

25 Cepuk dari Kapal Tek-Sing, Cina (dinasti Qing, abad ke-18-19 Masehi)
Salah satu contoh dari muatan kapal “Tek-Sing” adalah cepuk warna putih, buatan
Fujian, dengan bahan dasar porselin halus, serta dibuat dengan teknik cetak tekan.

26 Jambangan Porselen, Jambangan Porselen Temuan di Jakarta


Vietnam, abad ke-15
No. inv. 1961
Hiasan bunga peoni merupakan pengaruh dari Cina yang sangat dihargai maka
melambangkan banyak hal, antara lain musim semi, raja dari semua bunga, cinta, kekayaan,
kehormatan dan nasib baik. Di Indonesia vas seperti ini, diduga sering merupakan benda
pusaka warisan turun-temurun
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2010
TENTANG
CAGAR BUDAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa cagar budaya merupakan kekayaan budaya


bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku
kehidupan manusia yang penting artinya bagi
pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga
perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui
upaya pelindungan, pengembangan, dan
pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan
nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat;
b. bahwa untuk melestarikan cagar budaya, negara
bertanggung jawab dalam pengaturan pelindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya;
c. bahwa cagar budaya berupa benda, bangunan,
struktur, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh
pemerintah dan pemerintah daerah dengan
meningkatkan peran serta masyarakat untuk
melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan
cagar budaya;
d. bahwa dengan adanya perubahan paradigma
pelestarian cagar budaya, diperlukan keseimbangan
aspek ideologis, akademis, ekologis, dan ekonomis
guna meningkatkan kesejahteraan rakyat;

e. bahwa . . .
-2-

e. bahwa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang


Benda Cagar Budaya sudah tidak sesuai dengan
perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hukum
dalam masyarakat sehingga perlu diganti;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,
dan huruf e perlu membentuk Undang-Undang
tentang Cagar Budaya;
Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 32 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG CAGAR BUDAYA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat
kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan
Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar
Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat
dan/atau di air yang perlu dilestarikan
keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

2. Benda . . .
-3-

2. Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau


benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak
bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau
bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki
hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah
perkembangan manusia.
3. Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan
yang terbuat dari benda alam atau benda buatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang
berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
4. Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang
terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan
yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana
untuk menampung kebutuhan manusia.
5. Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di
darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar
Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur
Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau
bukti kejadian pada masa lalu.
6. Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang
geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau
lebih yang letaknya berdekatan dan/atau
memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.
7. Kepemilikan adalah hak terkuat dan terpenuh
terhadap Cagar Budaya dengan tetap memperhatikan
fungsi sosial dan kewajiban untuk melestarikannya.
8. Penguasaan adalah pemberian wewenang dari pemilik
kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau setiap
orang untuk mengelola Cagar Budaya dengan tetap
memperhatikan fungsi sosial dan kewajiban untuk
melestarikannya.

9. Dikuasai . . .
-4-

9. Dikuasai oleh Negara adalah kewenangan tertinggi


yang dimiliki oleh negara dalam menyelenggarakan
pengaturan perbuatan hukum berkenaan dengan
pelestarian Cagar Budaya.
10. Pengalihan adalah proses pemindahan hak
kepemilikan dan/atau penguasaan Cagar Budaya
dari setiap orang kepada setiap orang lain atau
kepada negara.
11. Kompensasi adalah imbalan berupa uang dan/atau
bukan uang dari Pemerintah atau Pemerintah
Daerah.
12. Insentif adalah dukungan berupa advokasi,
perbantuan, atau bentuk lain bersifat nondana untuk
mendorong pelestarian Cagar Budaya dari
Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
13. Tim Ahli Cagar Budaya adalah kelompok ahli
pelestarian dari berbagai bidang ilmu yang memiliki
sertifikat kompetensi untuk memberikan
rekomendasi penetapan, pemeringkatan, dan
penghapusan Cagar Budaya.
14. Tenaga Ahli Pelestarian adalah orang yang karena
kompetensi keahlian khususnya dan/atau memiliki
sertifikat di bidang Pelindungan, Pengembangan, atau
Pemanfaatan Cagar Budaya.
15. Kurator adalah orang yang karena kompetensi
keahliannya bertanggung jawab dalam pengelolaan
koleksi museum.
16. Pendaftaran adalah upaya pencatatan benda,
bangunan, struktur, lokasi, dan/atau satuan ruang
geografis untuk diusulkan sebagai Cagar Budaya
kepada pemerintah kabupaten/kota atau perwakilan
Indonesia di luar negeri dan selanjutnya dimasukkan
dalam Register Nasional Cagar Budaya.

17. Penetapan . . .
-5-

17. Penetapan adalah pemberian status Cagar Budaya


terhadap benda, bangunan, struktur, lokasi, atau
satuan ruang geografis yang dilakukan oleh
pemerintah kabupaten/kota berdasarkan
rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya.
18. Register Nasional Cagar Budaya adalah daftar resmi
kekayaan budaya bangsa berupa Cagar Budaya yang
berada di dalam dan di luar negeri.
19. Penghapusan adalah tindakan menghapus status
Cagar Budaya dari Register Nasional Cagar Budaya.
20. Cagar Budaya Nasional adalah Cagar Budaya
peringkat nasional yang ditetapkan Menteri sebagai
prioritas nasional.
21. Pengelolaan adalah upaya terpadu untuk melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkan Cagar Budaya
melalui kebijakan pengaturan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan rakyat.
22. Pelestarian adalah upaya dinamis untuk
mempertahankan keberadaan Cagar Budaya dan
nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan,
dan memanfaatkannya.
23. Pelindungan adalah upaya mencegah dan
menanggulangi dari kerusakan, kehancuran, atau
kemusnahan dengan cara Penyelamatan,
Pengamanan, Zonasi, Pemeliharaan, dan Pemugaran
Cagar Budaya.
24. Penyelamatan adalah upaya menghindarkan
dan/atau menanggulangi Cagar Budaya dari
kerusakan, kehancuran, atau kemusnahan.
25. Pengamanan adalah upaya menjaga dan mencegah
Cagar Budaya dari ancaman dan/atau gangguan.

26. Zonasi . . .
-6-

26. Zonasi adalah penentuan batas-batas keruangan


Situs Cagar Budaya dan Kawasan Cagar Budaya
sesuai dengan kebutuhan.
27. Pemeliharaan adalah upaya menjaga dan merawat
agar kondisi fisik Cagar Budaya tetap lestari.
28. Pemugaran adalah upaya pengembalian kondisi fisik
Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan
Struktur Cagar Budaya yang rusak sesuai dengan
keaslian bahan, bentuk, tata letak, dan/atau teknik
pengerjaan untuk memperpanjang usianya.
29. Pengembangan adalah peningkatan potensi nilai,
informasi, dan promosi Cagar Budaya serta
pemanfaatannya melalui Penelitian, Revitalisasi, dan
Adaptasi secara berkelanjutan serta tidak
bertentangan dengan tujuan Pelestarian.
30. Penelitian adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan
menurut kaidah dan metode yang sistematis untuk
memperoleh informasi, data, dan keterangan bagi
kepentingan Pelestarian Cagar Budaya, ilmu
pengetahuan, dan pengembangan kebudayaan.
31. Revitalisasi adalah kegiatan pengembangan yang
ditujukan untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai
penting Cagar Budaya dengan penyesuaian fungsi
ruang baru yang tidak bertentangan dengan prinsip
pelestarian dan nilai budaya masyarakat.
32. Adaptasi adalah upaya pengembangan Cagar Budaya
untuk kegiatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan
masa kini dengan melakukan perubahan terbatas
yang tidak akan mengakibatkan kemerosotan nilai
pentingnya atau kerusakan pada bagian yang
mempunyai nilai penting.

33. Pemanfaatan . . .
-7-

33. Pemanfaatan adalah pendayagunaan Cagar Budaya


untuk kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan
rakyat dengan tetap mempertahankan
kelestariannya.
34. Perbanyakan adalah kegiatan duplikasi langsung
terhadap Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar
Budaya, atau Struktur Cagar Budaya, baik seluruh
maupun bagian-bagiannya.
35. Setiap orang adalah perseorangan, kelompok orang,
masyarakat, badan usaha berbadan hukum,
dan/atau badan usaha bukan berbadan hukum.
36. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
37. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau
wali kota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
38. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kebudayaan.

BAB II
ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUP

Pasal 2
Pelestarian Cagar Budaya berasaskan:
a. Pancasila;
b. Bhinneka Tunggal Ika;
c. kenusantaraan;
d. keadilan;
e. ketertiban dan kepastian hukum;

f. kemanfaatan . . .
-8-

f. kemanfaatan;
g. keberlanjutan;
h. partisipasi; dan
i. transparansi dan akuntabilitas.

Pasal 3
Pelestarian Cagar Budaya bertujuan:
a. melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan
umat manusia;
b. meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui
Cagar Budaya;
c. memperkuat kepribadian bangsa;
d. meningkatkan kesejahteraan rakyat; dan
e. mempromosikan warisan budaya bangsa kepada
masyarakat internasional.

Pasal 4
Lingkup Pelestarian Cagar Budaya meliputi Pelindungan,
Pengembangan, dan Pemanfaatan Cagar Budaya di darat
dan di air.

BAB III
KRITERIA CAGAR BUDAYA

Bagian Kesatu
Benda, Bangunan, dan Struktur

Pasal 5
Benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai
Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, atau
Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria:

a. berusia . . .
-9-

a. berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;


b. mewakili masa gaya paling singkat berusia
50 (lima puluh) tahun;
c. memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan; dan
d. memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian
bangsa.

Pasal 6
Benda Cagar Budaya dapat:
a. berupa benda alam dan/atau benda buatan manusia
yang dimanfaatkan oleh manusia, serta sisa-sisa biota
yang dapat dihubungkan dengan kegiatan manusia
dan/atau dapat dihubungkan dengan sejarah
manusia;
b. bersifat bergerak atau tidak bergerak; dan
c. merupakan kesatuan atau kelompok.

Pasal 7
Bangunan Cagar Budaya dapat:
a. berunsur tunggal atau banyak; dan/atau
b. berdiri bebas atau menyatu dengan formasi alam.

Pasal 8
Struktur Cagar Budaya dapat:
a. berunsur tunggal atau banyak; dan/atau
b. sebagian atau seluruhnya menyatu dengan formasi
alam.

Bagian Kedua . . .
- 10 -

Bagian Kedua
Situs dan Kawasan

Pasal 9
Lokasi dapat ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya
apabila:
a. mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar
Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya; dan
b. menyimpan informasi kegiatan manusia pada masa
lalu.
Pasal 10
Satuan ruang geografis dapat ditetapkan sebagai
Kawasan Cagar Budaya apabila:
a. mengandung 2 (dua) Situs Cagar Budaya atau lebih
yang letaknya berdekatan;
b. berupa lanskap budaya hasil bentukan manusia
berusia paling sedikit 50 (lima puluh) tahun;
c. memiliki pola yang memperlihatkan fungsi ruang pada
masa lalu berusia paling sedikit 50 (lima puluh)
tahun;
d. memperlihatkan pengaruh manusia masa lalu pada
proses pemanfaatan ruang berskala luas;
e. memperlihatkan bukti pembentukan lanskap budaya;
dan
f. memiliki lapisan tanah terbenam yang mengandung
bukti kegiatan manusia atau endapan fosil.

Pasal 11
Benda, bangunan, struktur, lokasi, atau satuan ruang
geografis yang atas dasar penelitian memiliki arti khusus
bagi masyarakat atau bangsa Indonesia, tetapi tidak
memenuhi kriteria Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 10 dapat diusulkan
sebagai Cagar Budaya.

BAB IV . . .
- 11 -

BAB IV
PEMILIKAN DAN PENGUASAAN

Pasal 12
(1) Setiap orang dapat memiliki dan/atau menguasai
Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
Struktur Cagar Budaya, dan/atau Situs Cagar
Budaya dengan tetap memperhatikan fungsi
sosialnya sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan Undang-Undang ini.
(2) Setiap orang dapat memiliki dan/atau menguasai
Cagar Budaya apabila jumlah dan jenis Benda
Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur
Cagar Budaya, dan/atau Situs Cagar Budaya
tersebut telah memenuhi kebutuhan negara.
(3) Kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dapat diperoleh melalui pewarisan,
hibah, tukar-menukar, hadiah, pembelian,
dan/atau putusan atau penetapan pengadilan,
kecuali yang dikuasai oleh Negara.
(4) Pemilik Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar
Budaya, Struktur Cagar Budaya, dan/atau Situs
Cagar Budaya yang tidak ada ahli warisnya atau
tidak menyerahkannya kepada orang lain
berdasarkan wasiat, hibah, atau hadiah setelah
pemiliknya meninggal, kepemilikannya diambil alih
oleh negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 13
Kawasan Cagar Budaya hanya dapat dimiliki dan/atau
dikuasai oleh Negara, kecuali yang secara turun-temurun
dimiliki oleh masyarakat hukum adat.

Pasal 14 . . .
- 12 -

Pasal 14
(1) Warga negara asing dan/atau badan hukum asing
tidak dapat memiliki dan/atau menguasai Cagar
Budaya, kecuali warga negara asing dan/atau
badan hukum asing yang tinggal dan menetap di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(2) Warga negara asing dan/atau badan hukum asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang
membawa Cagar Budaya, baik seluruh maupun
bagian-bagiannya, ke luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Pasal 15
Cagar Budaya yang tidak diketahui kepemilikannya
dikuasai oleh Negara.

Pasal 16
(1) Cagar Budaya yang dimiliki setiap orang dapat
dialihkan kepemilikannya kepada negara atau
setiap orang lain.
(2) Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didahulukan atas pengalihan kepemilikan Cagar
Budaya.
(3) Pengalihan kepemilikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan dengan cara
diwariskan, dihibahkan, ditukarkan, dihadiahkan,
dijual, diganti rugi, dan/atau penetapan atau
putusan pengadilan.
(4) Cagar Budaya yang telah dimiliki oleh Negara tidak
dapat dialihkan kepemilikannya.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengalihan
kepemilikan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

Pasal 17 . . .
- 13 -

Pasal 17
(1) Setiap orang dilarang mengalihkan kepemilikan
Cagar Budaya peringkat nasional, peringkat
provinsi, atau peringkat kabupaten/kota, baik
seluruh maupun bagian-bagiannya, kecuali dengan
izin Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai
dengan tingkatannya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

Pasal 18
(1) Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
dan/atau Struktur Cagar Budaya bergerak yang
dimiliki oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan/atau setiap orang dapat disimpan dan/atau
dirawat di museum.
(2) Museum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan lembaga yang berfungsi melindungi,
mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa
benda, bangunan, dan/atau struktur yang telah
ditetapkan sebagai Cagar Budaya atau yang bukan
Cagar Budaya, dan mengomunikasikannya kepada
masyarakat.
(3) Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan
koleksi museum sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berada di bawah tanggung jawab pengelola
museum.
(4) Dalam pelaksanaan tanggung jawab sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), museum wajib memiliki
Kurator.

(5) Ketentuan . . .
- 14 -

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai museum diatur


dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 19
(1) Setiap orang yang memiliki dan/atau menguasai
Cagar Budaya paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
diketahuinya Cagar Budaya yang dimiliki dan/atau
dikuasainya rusak, hilang, atau musnah wajib
melaporkannya kepada instansi yang berwenang di
bidang kebudayaan, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, dan/atau instansi terkait.
(2) Setiap orang yang tidak melapor rusaknya Cagar
Budaya yang dimiliki dan/atau dikuasainya kepada
instansi yang berwenang di bidang kebudayaan,
Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan/atau
instansi terkait paling lama 30 (tiga puluh) hari
sejak diketahuinya Cagar Budaya yang dimiliki
dan/atau dikuasainya tersebut rusak dapat diambil
alih pengelolaannya oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah.

Pasal 20
Pengembalian Cagar Budaya asal Indonesia yang ada di
luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan perjanjian
internasional yang sudah diratifikasi, perjanjian bilateral,
atau diserahkan langsung oleh pemiliknya, kecuali
diperjanjikan lain sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 21 . . .
- 15 -

Pasal 21
(1) Cagar Budaya atau benda, bangunan, struktur,
lokasi, atau satuan ruang geografis yang diduga
sebagai Cagar Budaya yang disita oleh aparat
penegak hukum dilarang dimusnahkan atau
dilelang.
(2) Cagar Budaya atau benda, bangunan, struktur,
lokasi, atau satuan ruang geografis yang diduga
sebagai Cagar Budaya yang disita sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilindungi oleh aparat
penegak hukum sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang ini.
(3) Dalam melakukan Pelindungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), aparat penegak hukum
dapat meminta bantuan kepada instansi yang
berwenang di bidang kebudayaan.

Pasal 22
(1) Setiap orang yang memiliki dan/atau menguasai
Cagar Budaya berhak memperoleh Kompensasi
apabila telah melakukan kewajibannya melindungi
Cagar Budaya.
(2) Insentif berupa pengurangan pajak bumi dan
bangunan dan/atau pajak penghasilan dapat
diberikan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
kepada pemilik Cagar Budaya yang telah melakukan
Pelindungan Cagar Budaya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian
Kompensasi dan Insentif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

BAB V . . .
- 16 -

BAB V
PENEMUAN DAN PENCARIAN

Bagian Kesatu
Penemuan

Pasal 23
(1) Setiap orang yang menemukan benda yang diduga
Benda Cagar Budaya, bangunan yang diduga
Bangunan Cagar Budaya, struktur yang diduga
Struktur Cagar Budaya, dan/atau lokasi yang
diduga Situs Cagar Budaya wajib melaporkannya
kepada instansi yang berwenang di bidang
kebudayaan, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
dan/atau instansi terkait paling lama
30 (tiga puluh) hari sejak ditemukannya.
(2) Temuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
tidak dilaporkan oleh penemunya dapat diambil alih
oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), instansi yang berwenang di bidang
kebudayaan melakukan pengkajian terhadap
temuan.
Pasal 24
(1) Setiap orang berhak memperoleh kompensasi
apabila benda, bangunan, struktur, atau lokasi
yang ditemukannya ditetapkan sebagai Cagar
Budaya.
(2) Apabila temuan yang telah ditetapkan sebagai Cagar
Budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sangat
langka jenisnya, unik rancangannya, dan sedikit
jumlahnya di Indonesia, dikuasai oleh Negara.

(3) Apabila . . .
- 17 -

(3) Apabila temuan yang telah ditetapkan sebagai Cagar


Budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
langka jenisnya, tidak unik rancangannya, dan
jumlahnya telah memenuhi kebutuhan negara,
dapat dimiliki oleh penemu.

Pasal 25
Ketentuan lebih lanjut mengenai penemuan Cagar
Budaya dan kompensasinya diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

Bagian Kedua
Pencarian

Pasal 26
(1) Pemerintah berkewajiban melakukan pencarian
benda, bangunan, struktur, dan/atau lokasi yang
diduga sebagai Cagar Budaya.
(2) Pencarian Cagar Budaya atau yang diduga Cagar
Budaya dapat dilakukan oleh setiap orang dengan
penggalian, penyelaman, dan/atau pengangkatan di
darat dan/atau di air.
(3) Pencarian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) hanya dapat dilakukan melalui penelitian
dengan tetap memperhatikan hak kepemilikan
dan/atau penguasaan lokasi.
(4) Setiap orang dilarang melakukan pencarian Cagar
Budaya atau yang diduga Cagar Budaya dengan
penggalian, penyelaman, dan/atau pengangkatan di
darat dan/atau di air sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), kecuali dengan izin Pemerintah atau
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.

(5) Ketentuan . . .
- 18 -

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian izin


sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

Pasal 27
Ketentuan lebih lanjut mengenai pencarian Cagar
Budaya atau yang diduga Cagar Budaya diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

BAB VI
REGISTER NASIONAL CAGAR BUDAYA

Bagian Kesatu
Pendaftaran

Pasal 28
Pemerintah kabupaten/kota bekerja sama dengan setiap
orang dalam melakukan Pendaftaran.

Pasal 29
(1) Setiap orang yang memiliki dan/atau menguasai
Cagar Budaya wajib mendaftarkannya kepada
pemerintah kabupaten/kota tanpa dipungut biaya.
(2) Setiap orang dapat berpartisipasi dalam melakukan
pendaftaran terhadap benda, bangunan, struktur,
dan lokasi yang diduga sebagai Cagar Budaya
meskipun tidak memiliki atau menguasainya.
(3) Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan
pendaftaran Cagar Budaya yang dikuasai oleh
Negara atau yang tidak diketahui pemiliknya sesuai
dengan tingkat kewenangannya.

(4) Pendaftaran . . .
- 19 -

(4) Pendaftaran Cagar Budaya di luar negeri


dilaksanakan oleh perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri.
(5) Hasil pendaftaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) harus
dilengkapi dengan deskripsi dan dokumentasinya.
(6) Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang tidak didaftarkan oleh pemiliknya dapat
diambil alih oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah
Daerah.

Pasal 30
Pemerintah memfasilitasi pembentukan sistem dan
jejaring Pendaftaran Cagar Budaya secara digital
dan/atau nondigital.

Bagian Kedua
Pengkajian

Pasal 31
(1) Hasil pendaftaran diserahkan kepada Tim Ahli
Cagar Budaya untuk dikaji kelayakannya sebagai
Cagar Budaya atau bukan Cagar Budaya.
(2) Pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan melakukan identifikasi dan klasifikasi
terhadap benda, bangunan, struktur, lokasi, dan
satuan ruang geografis yang diusulkan untuk
ditetapkan sebagai Cagar Budaya.
(3) Tim Ahli Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan:
a. Keputusan Menteri untuk tingkat nasional;
b. Keputusan Gubernur untuk tingkat provinsi; dan
c. Keputusan Bupati/Wali Kota untuk tingkat
kabupaten/kota.

(4) Dalam . . .
- 20 -

(4) Dalam melakukan kajian, Tim Ahli Cagar Budaya


dapat dibantu oleh unit pelaksana teknis atau
satuan kerja perangkat daerah yang bertanggung
jawab di bidang Cagar Budaya.
(5) Selama proses pengkajian, benda, bangunan,
struktur, atau lokasi hasil penemuan atau yang
didaftarkan, dilindungi dan diperlakukan sebagai
Cagar Budaya.

Pasal 32
Pengkajian terhadap koleksi museum yang didaftarkan
dilakukan oleh Kurator dan selanjutnya diserahkan
kepada Tim Ahli Cagar Budaya.

Bagian Ketiga
Penetapan

Pasal 33
(1) Bupati/wali kota mengeluarkan penetapan status
Cagar Budaya paling lama 30 (tiga puluh) hari
setelah rekomendasi diterima dari Tim Ahli Cagar
Budaya yang menyatakan benda, bangunan,
struktur, lokasi, dan/atau satuan ruang geografis
yang didaftarkan layak sebagai Cagar Budaya.
(2) Setelah tercatat dalam Register Nasional Cagar
Budaya, pemilik Cagar Budaya berhak memperoleh
jaminan hukum berupa:
a. surat keterangan status Cagar Budaya; dan
b. surat keterangan kepemilikan berdasarkan bukti
yang sah.
(3) Penemu benda, bangunan, dan/atau struktur yang
telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar
Budaya berhak mendapat Kompensasi.

Pasal 34 . . .
- 21 -

Pasal 34
(1) Situs Cagar Budaya atau Kawasan Cagar Budaya
yang berada di 2 (dua) kabupaten/kota atau lebih
ditetapkan sebagai Cagar Budaya provinsi.
(2) Situs Cagar Budaya atau Kawasan Cagar Budaya
yang berada di 2 (dua) provinsi atau lebih
ditetapkan sebagai Cagar Budaya nasional.

Pasal 35
Pemerintah kabupaten/kota menyampaikan hasil
penetapan kepada pemerintah provinsi dan selanjutnya
diteruskan kepada Pemerintah.

Pasal 36
Benda, bangunan, struktur, lokasi, atau satuan ruang
geografis yang memiliki arti khusus bagi masyarakat
atau bangsa Indonesia sebagaimana dalam Pasal 11
dapat ditetapkan sebagai Cagar Budaya dengan
Keputusan Menteri atau Keputusan Gubernur setelah
memperoleh rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya sesuai
dengan tingkatannya.

Bagian Keempat
Pencatatan

Pasal 37
(1) Pemerintah membentuk sistem Register Nasional
Cagar Budaya untuk mencatat data Cagar Budaya.
(2) Benda, bangunan, struktur, lokasi, dan satuan
ruang geografis yang telah ditetapkan sebagai Cagar
Budaya harus dicatat di dalam Register Nasional
Cagar Budaya.

Pasal 38 . . .
- 22 -

Pasal 38
Koleksi museum yang memenuhi kriteria sebagai Cagar
Budaya dicatat di dalam Register Nasional Cagar Budaya.

Pasal 39
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan upaya
aktif mencatat dan menyebarluaskan informasi tentang
Cagar Budaya dengan tetap memperhatikan keamanan
dan kerahasiaan data yang dianggap perlu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 40
(1) Pengelolaan Register Nasional Cagar Budaya yang
datanya berasal dari instansi Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan luar negeri menjadi
tanggung jawab Menteri.
(2) Pengelolaan Register Nasional Cagar Budaya di
daerah sesuai dengan tingkatannya menjadi
tanggung jawab pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota.
(3) Pemerintah melakukan pengawasan dan pembinaan
terhadap Register Nasional Cagar Budaya yang
dikelola oleh pemerintah provinsi.
(4) Pemerintah provinsi melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap Register Nasional Cagar
Budaya yang dikelola oleh pemerintah
kabupaten/kota.

Bagian Kelima . . .
- 23 -

Bagian Kelima
Pemeringkatan

Pasal 41
Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat melakukan
pemeringkatan Cagar Budaya berdasarkan
kepentingannya menjadi peringkat nasional, peringkat
provinsi, dan peringkat kabupaten/kota berdasarkan
rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya.

Pasal 42
Cagar Budaya dapat ditetapkan menjadi Cagar Budaya
peringkat nasional apabila memenuhi syarat sebagai:
a. wujud kesatuan dan persatuan bangsa;
b. karya adiluhung yang mencerminkan kekhasan
kebudayaan bangsa Indonesia;
c. Cagar Budaya yang sangat langka jenisnya, unik
rancangannya, dan sedikit jumlahnya di Indonesia;
d. bukti evolusi peradaban bangsa serta pertukaran
budaya lintas negara dan lintas daerah, baik yang
telah punah maupun yang masih hidup di
masyarakat; dan/atau
e. contoh penting kawasan permukiman tradisional,
lanskap budaya, dan/atau pemanfaatan ruang
bersifat khas yang terancam punah.

Pasal 43
Cagar Budaya dapat ditetapkan menjadi Cagar Budaya
peringkat provinsi apabila memenuhi syarat:
a. mewakili kepentingan pelestarian Kawasan Cagar
Budaya lintas kabupaten/kota;
b. mewakili karya kreatif yang khas dalam wilayah
provinsi;

c. langka . . .
- 24 -

c. langka jenisnya, unik rancangannya, dan sedikit


jumlahnya di provinsi;
d. sebagai bukti evolusi peradaban bangsa dan
pertukaran budaya lintas wilayah kabupaten/kota,
baik yang telah punah maupun yang masih hidup di
masyarakat; dan/atau
e. berasosiasi dengan tradisi yang masih berlangsung.

Pasal 44
Cagar Budaya dapat ditetapkan menjadi Cagar Budaya
peringkat kabupaten/kota apabila memenuhi syarat:
a. sebagai Cagar Budaya yang diutamakan untuk
dilestarikan dalam wilayah kabupaten/kota;
b. mewakili masa gaya yang khas;
c. tingkat keterancamannya tinggi;
d. jenisnya sedikit; dan/atau
e. jumlahnya terbatas.

Pasal 45
Pemeringkatan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 untuk tingkat nasional ditetapkan
dengan Keputusan Menteri, tingkat provinsi dengan
Keputusan Gubernur, atau tingkat kabupaten/kota
dengan Keputusan Bupati/Wali Kota.

Pasal 46
Cagar Budaya peringkat nasional yang telah ditetapkan
sebagai Cagar Budaya Nasional dapat diusulkan oleh
Pemerintah menjadi warisan budaya dunia.

Pasal 47 . . .
- 25 -

Pasal 47
Cagar Budaya yang tidak lagi memenuhi syarat untuk
ditetapkan sebagai peringkat nasional, peringkat
provinsi, atau peringkat kabupaten/kota dapat dikoreksi
peringkatnya berdasarkan rekomendasi Tim Ahli Cagar
Budaya di setiap tingkatan.

Pasal 48
Peringkat Cagar Budaya dapat dicabut apabila Cagar
Budaya:
a. musnah;
b. kehilangan wujud dan bentuk aslinya;
c. kehilangan sebagian besar unsurnya; atau
d. tidak lagi sesuai dengan syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42, Pasal 43, atau Pasal 44.

Pasal 49
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeringkatan Cagar
Budaya diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Keenam
Penghapusan

Pasal 50
(1) Cagar Budaya yang sudah tercatat dalam Register
Nasional hanya dapat dihapus dengan Keputusan
Menteri atas rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya di
tingkat Pemerintah.
(2) Keputusan penghapusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus ditindaklanjuti oleh Pemerintah
Daerah.

Pasal 51 . . .
- 26 -

Pasal 51
(1) Penghapusan Cagar Budaya dari Register Nasional
Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 50 dilakukan apabila Cagar Budaya:
a. musnah;
b. hilang dan dalam jangka waktu 6 (enam) tahun
tidak ditemukan;
c. mengalami perubahan wujud dan gaya sehingga
kehilangan keasliannya; atau
d. di kemudian hari diketahui statusnya bukan
Cagar Budaya.
(2) Penghapusan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan tidak
menghilangkan data dalam Register Nasional Cagar
Budaya dan dokumen yang menyertainya.
(3) Dalam hal Cagar Budaya yang hilang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b ditemukan kembali,
Cagar Budaya wajib dicatat ulang ke dalam Register
Nasional Cagar Budaya.

Pasal 52
Ketentuan lebih lanjut mengenai Register Nasional Cagar
Budaya diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB VII
PELESTARIAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 53
(1) Pelestarian Cagar Budaya dilakukan berdasarkan
hasil studi kelayakan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara akademis, teknis,
dan administratif.

(2) Kegiatan . . .
- 27 -

(2) Kegiatan Pelestarian Cagar Budaya harus


dilaksanakan atau dikoordinasikan oleh Tenaga Ahli
Pelestarian dengan memperhatikan etika
pelestarian.
(3) Tata cara Pelestarian Cagar Budaya harus
mempertimbangkan kemungkinan dilakukannya
pengembalian kondisi awal seperti sebelum kegiatan
pelestarian.
(4) Pelestarian Cagar Budaya harus didukung oleh
kegiatan pendokumentasian sebelum dilakukan
kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan keasliannya.

Pasal 54
Setiap orang berhak memperoleh dukungan teknis
dan/atau kepakaran dari Pemerintah atau Pemerintah
Daerah atas upaya Pelestarian Cagar Budaya yang
dimiliki dan/atau yang dikuasai.

Pasal 55
Setiap orang dilarang dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi, atau menggagalkan upaya
Pelestarian Cagar Budaya.

Bagian Kedua
Pelindungan

Pasal 56
Setiap orang dapat berperan serta melakukan
Pelindungan Cagar Budaya.

Paragraf 1 . . .
- 28 -

Paragraf 1
Penyelamatan

Pasal 57
Setiap orang berhak melakukan Penyelamatan Cagar
Budaya yang dimiliki atau yang dikuasainya dalam
keadaan darurat atau yang memaksa untuk dilakukan
tindakan penyelamatan.

Pasal 58
(1) Penyelamatan Cagar Budaya dilakukan untuk:
a. mencegah kerusakan karena faktor manusia
dan/atau alam yang mengakibatkan berubahnya
keaslian dan nilai-nilai yang menyertainya; dan
b. mencegah pemindahan dan beralihnya pemilikan
dan/atau penguasaan Cagar Budaya yang
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Penyelamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilakukan dalam keadaan darurat dan
keadaan biasa.

Pasal 59
(1) Cagar Budaya yang terancam rusak, hancur, atau
musnah dapat dipindahkan ke tempat lain yang
aman.
(2) Pemindahan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara yang
menjamin keutuhan dan keselamatannya di bawah
koodinasi Tenaga Ahli Pelestarian.
(3) Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau setiap orang
yang melakukan Penyelamatan wajib menjaga dan
merawat Cagar Budaya dari pencurian, pelapukan,
atau kerusakan baru.

Pasal 60 . . .
- 29 -

Pasal 60
Ketentuan lebih lanjut mengenai Penyelamatan Cagar
Budaya diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Paragraf 2
Pengamanan

Pasal 61
(1) Pengamanan dilakukan untuk menjaga dan
mencegah Cagar Budaya agar tidak hilang, rusak,
hancur, atau musnah.
(2) Pengamanan Cagar Budaya merupakan kewajiban
pemilik dan/atau yang menguasainya.

Pasal 62
(1) Pengamanan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 61 dapat dilakukan oleh juru pelihara
dan/atau polisi khusus.
(2) Polisi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berwenang:
a. melakukan patroli di dalam Kawasan Cagar
Budaya sesuai dengan wilayah hukumnya;
b. memeriksa surat atau dokumen yang berkaitan
dengan pengembangan dan pemanfaatan Cagar
Budaya;
c. menerima dan membuat laporan tentang telah
terjadinya tindak pidana terkait dengan Cagar
Budaya serta meneruskannya kepada instansi
yang berwenang di bidang kebudayaan, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, atau instansi terkait;
dan
d. menangkap tersangka untuk diserahkan kepada
Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 63 . . .
- 30 -

Pasal 63
Masyarakat dapat berperan serta melakukan
Pengamanan Cagar Budaya.

Pasal 64
Pengamanan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 61 dan Pasal 62 harus memperhatikan
pemanfaatannya bagi kepentingan sosial, pendidikan,
pengembangan ilmu pengetahuan, agama, kebudayaan,
dan/atau pariwisata.

Pasal 65
Pengamanan Cagar Budaya dapat dilakukan dengan
memberi pelindung, menyimpan, dan/atau
menempatkannya pada tempat yang terhindar dari
gangguan alam dan manusia.

Pasal 66
(1) Setiap orang dilarang merusak Cagar Budaya, baik
seluruh maupun bagian-bagiannya, dari kesatuan,
kelompok, dan/atau dari letak asal.
(2) Setiap orang dilarang mencuri Cagar Budaya, baik
seluruh maupun bagian-bagiannya, dari kesatuan,
kelompok, dan/atau dari letak asal.

Pasal 67
(1) Setiap orang dilarang memindahkan Cagar Budaya
peringkat nasional, peringkat provinsi, atau
peringkat kabupaten/kota, baik seluruh maupun
bagian-bagiannya, kecuali dengan izin Menteri,
gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan
tingkatannya.

(2) Setiap . . .
- 31 -

(2) Setiap orang dilarang memisahkan Cagar Budaya


peringkat nasional, peringkat provinsi, atau
peringkat kabupaten/kota, baik seluruh maupun
bagian-bagiannya, kecuali dengan izin Menteri,
gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan
tingkatannya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 68
(1) Cagar Budaya, baik seluruh maupun bagian-
bagiannya, hanya dapat dibawa ke luar wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk
kepentingan penelitian, promosi kebudayaan,
dan/atau pameran.
(2) Setiap orang dilarang membawa Cagar Budaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali
dengan izin Menteri.

Pasal 69
(1) Cagar Budaya, baik seluruh maupun bagian-
bagiannya, hanya dapat dibawa ke luar wilayah
provinsi atau kabupaten/kota untuk kepentingan
penelitian, promosi kebudayaan, dan/atau
pameran.
(2) Setiap orang dilarang membawa Cagar Budaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali
dengan izin gubernur atau bupati/wali kota sesuai
dengan kewenangannya.

Pasal 70 . . .
- 32 -

Pasal 70
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 dan Pasal 69
diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 71
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengamanan Cagar
Budaya diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Paragraf 3
Zonasi

Pasal 72
(1) Pelindungan Cagar Budaya dilakukan dengan
menetapkan batas-batas keluasannya dan
pemanfaatan ruang melalui sistem Zonasi
berdasarkan hasil kajian.
(2) Sistem Zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh:
a. Menteri apabila telah ditetapkan sebagai Cagar
Budaya nasional atau mencakup 2 (dua) provinsi
atau lebih;
b. gubernur apabila telah ditetapkan sebagai Cagar
Budaya provinsi atau mencakup 2 (dua)
kabupaten/kota atau lebih; atau
c. bupati/wali kota sesuai dengan keluasan Situs
Cagar Budaya atau Kawasan Cagar Budaya di
wilayah kabupaten/kota.
(3) Pemanfaatan zona pada Cagar Budaya dapat
dilakukan untuk tujuan rekreatif, edukatif,
apresiatif, dan/atau religi.

Pasal 73 . . .
- 33 -

Pasal 73
(1) Sistem Zonasi mengatur fungsi ruang pada Cagar
Budaya, baik vertikal maupun horizontal.
(2) Pengaturan Zonasi secara vertikal dapat dilakukan
terhadap lingkungan alam di atas Cagar Budaya di
darat dan/atau di air.
(3) Sistem Zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat terdiri atas:
a. zona inti;
b. zona penyangga;
c. zona pengembangan; dan/atau
d. zona penunjang.
(4) Penetapan luas, tata letak, dan fungsi zona
ditentukan berdasarkan hasil kajian dengan
mengutamakan peluang peningkatan kesejahteraan
rakyat.

Pasal 74
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan
sistem Zonasi diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Paragraf 4
Pemeliharaan

Pasal 75
(1) Setiap orang wajib memelihara Cagar Budaya yang
dimiliki dan/atau dikuasainya.
(2) Cagar Budaya yang ditelantarkan oleh pemilik
dan/atau yang menguasainya dapat dikuasai oleh
Negara.

Pasal 76 . . .
- 34 -

Pasal 76
(1) Pemeliharaan dilakukan dengan cara merawat
Cagar Budaya untuk mencegah dan menanggulangi
kerusakan akibat pengaruh alam dan/atau
perbuatan manusia.
(2) Pemeliharaan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan di lokasi asli atau di
tempat lain, setelah lebih dahulu didokumentasikan
secara lengkap.
(3) Perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan pembersihan, pengawetan, dan
perbaikan atas kerusakan dengan memperhatikan
keaslian bentuk, tata letak, gaya, bahan, dan/atau
teknologi Cagar Budaya.
(4) Perawatan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) yang berasal dari air harus dilakukan
sejak proses pengangkatan sampai ke tempat
penyimpanannya dengan tata cara khusus.
(5) Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat
mengangkat atau menempatkan juru pelihara
untuk melakukan perawatan Cagar Budaya.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemeliharaan
Cagar Budaya diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Paragraf 5
Pemugaran

Pasal 77
(1) Pemugaran Bangunan Cagar Budaya dan Struktur
Cagar Budaya yang rusak dilakukan untuk
mengembalikan kondisi fisik dengan cara
memperbaiki, memperkuat, dan/atau
mengawetkannya melalui pekerjaan rekonstruksi,
konsolidasi, rehabilitasi, dan restorasi.

(2) Pemugaran . . .
- 35 -

(2) Pemugaran Cagar Budaya sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) harus memperhatikan:
a. keaslian bahan, bentuk, tata letak, gaya,
dan/atau teknologi pengerjaan;
b. kondisi semula dengan tingkat perubahan sekecil
mungkin;
c. penggunaan teknik, metode, dan bahan yang
tidak bersifat merusak; dan
d. kompetensi pelaksana di bidang pemugaran.
(3) Pemugaran harus memungkinkan dilakukannya
penyesuaian pada masa mendatang dengan tetap
mempertimbangkan keamanan masyarakat dan
keselamatan Cagar Budaya.
(4) Pemugaran yang berpotensi menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan sosial dan lingkungan
fisik harus didahului analisis mengenai dampak
lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(5) Pemugaran Bangunan Cagar Budaya dan Struktur
Cagar Budaya wajib memperoleh izin Pemerintah
atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemugaran Cagar
Budaya diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketiga
Pengembangan

Paragraf 1
Umum

Pasal 78
(1) Pengembangan Cagar Budaya dilakukan dengan
memperhatikan prinsip kemanfaatan, keamanan,
keterawatan, keaslian, dan nilai-nilai yang melekat
padanya.

(2) Setiap . . .
- 36 -

(2) Setiap orang dapat melakukan Pengembangan


Cagar Budaya setelah memperoleh:
a. izin Pemerintah atau Pemerintah Daerah; dan
b. izin pemilik dan/atau yang menguasai Cagar
Budaya.
(3) Pengembangan Cagar Budaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat
diarahkan untuk memacu pengembangan ekonomi
yang hasilnya digunakan untuk Pemeliharaan Cagar
Budaya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
(4) Setiap kegiatan pengembangan Cagar Budaya harus
disertai dengan pendokumentasian.

Paragraf 2
Penelitian

Pasal 79
(1) Penelitian dilakukan pada setiap rencana
pengembangan Cagar Budaya untuk menghimpun
informasi serta mengungkap, memperdalam, dan
menjelaskan nilai-nilai budaya.
(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap Cagar Budaya melalui:
a. penelitian dasar untuk pengembangan ilmu
pengetahuan; dan
b. penelitian terapan untuk pengembangan teknologi
atau tujuan praktis yang bersifat aplikatif.
(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan sebagai bagian dari analisis
mengenai dampak lingkungan atau berdiri sendiri.

(4) Proses . . .
- 37 -

(4) Proses dan hasil Penelitian Cagar Budaya


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
untuk kepentingan meningkatkan informasi dan
promosi Cagar Budaya.
(5) Pemerintah dan Pemerintah Daerah, atau
penyelenggara penelitian menginformasikan dan
mempublikasikan hasil penelitian kepada
masyarakat.

Paragraf 3
Revitalisasi

Pasal 80
(1) Revitalisasi potensi Situs Cagar Budaya atau
Kawasan Cagar Budaya memperhatikan tata ruang,
tata letak, fungsi sosial, dan/atau lanskap budaya
asli berdasarkan kajian.
(2) Revitalisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan menata kembali fungsi ruang,
nilai budaya, dan penguatan informasi tentang
Cagar Budaya.

Pasal 81
(1) Setiap orang dilarang mengubah fungsi ruang Situs
Cagar Budaya dan/atau Kawasan Cagar Budaya
peringkat nasional, peringkat provinsi, atau
peringkat kabupaten/kota, baik seluruh maupun
bagian-bagiannya, kecuali dengan izin Menteri,
gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan
tingkatannya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

Pasal 82 . . .
- 38 -

Pasal 82
Revitalisasi Cagar Budaya harus memberi manfaat untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan
mempertahankan ciri budaya lokal.

Paragraf 4
Adaptasi

Pasal 83
(1) Bangunan Cagar Budaya atau Struktur Cagar
Budaya dapat dilakukan adaptasi untuk memenuhi
kebutuhan masa kini dengan tetap
mempertahankan:
a. ciri asli dan/atau muka Bangunan Cagar Budaya
atau Struktur Cagar Budaya; dan/atau
b. ciri asli lanskap budaya dan/atau permukaan
tanah Situs Cagar Budaya atau Kawasan Cagar
Budaya sebelum dilakukan adaptasi.
(2) Adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan:
a. mempertahankan nilai-nilai yang melekat pada
Cagar Budaya;
b. menambah fasilitas sesuai dengan kebutuhan;
c. mengubah susunan ruang secara terbatas;
dan/atau
d. mempertahankan gaya arsitektur, konstruksi asli,
dan keharmonisan estetika lingkungan di
sekitarnya.

Pasal 84
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengembangan Cagar
Budaya diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Keempat . . .
- 39 -

Bagian Keempat
Pemanfaatan

Pasal 85
(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan setiap orang
dapat memanfaatkan Cagar Budaya untuk
kepentingan agama, sosial, pendidikan, ilmu
pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan
pariwisata.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi
pemanfaatan dan promosi Cagar Budaya yang
dilakukan oleh setiap orang.
(3) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berupa izin Pemanfaatan, dukungan Tenaga Ahli
Pelestarian, dukungan dana, dan/atau pelatihan.
(4) Promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan untuk memperkuat identitas budaya
serta meningkatkan kualitas hidup dan pendapatan
masyarakat.

Pasal 86
Pemanfaatan yang dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan wajib didahului dengan kajian, penelitian,
dan/atau analisis mengenai dampak lingkungan.

Pasal 87
(1) Cagar Budaya yang pada saat ditemukan sudah
tidak berfungsi seperti semula dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan tertentu.
(2) Pemanfaatan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan izin Pemerintah
atau Pemerintah Daerah sesuai dengan peringkat
Cagar Budaya dan/atau masyarakat hukum adat
yang memiliki dan/atau menguasainya.

Pasal 88 . . .
- 40 -

Pasal 88
(1) Pemanfaatan lokasi temuan yang telah ditetapkan
sebagai Situs Cagar Budaya wajib memperhatikan
fungsi ruang dan pelindungannya.
(2) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapat
menghentikan pemanfaatan atau membatalkan izin
pemanfaatan Cagar Budaya apabila pemilik
dan/atau yang menguasai terbukti melakukan
perusakan atau menyebabkan rusaknya Cagar
Budaya.
(3) Cagar Budaya yang tidak lagi dimanfaatkan harus
dikembalikan seperti keadaan semula sebelum
dimanfaatkan.
(4) Biaya pengembalian seperti keadaan semula
dibebankan kepada yang memanfaatkan Cagar
Budaya.

Pasal 89
Pemanfaatan dengan cara perbanyakan Benda Cagar
Budaya yang tercatat sebagai peringkat nasional,
peringkat provinsi, peringkat kabupaten/kota hanya
dapat dilakukan atas izin Menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 90
Pemanfaatan dengan cara perbanyakan Benda Cagar
Budaya yang dimiliki dan/atau dikuasai setiap orang
atau dikuasai negara dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 91
Pemanfaatan koleksi berupa Cagar Budaya di museum
dilakukan untuk sebesar-besarnya pengembangan
pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial,
dan/atau pariwisata.

Pasal 92 . . .
- 41 -

Pasal 92
Setiap orang dilarang mendokumentasikan Cagar
Budaya baik seluruh maupun bagian-bagiannya untuk
kepentingan komersial tanpa seizin pemilik dan/atau
yang menguasainya.

Pasal 93
(1) Setiap orang dilarang memanfaatkan Cagar Budaya
peringkat nasional, peringkat provinsi, atau
peringkat kabupaten/kota, baik seluruh maupun
bagian-bagiannya, dengan cara perbanyakan,
kecuali dengan izin Menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota sesuai dengan tingkatannya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

Pasal 94
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemanfaatan Cagar
Budaya diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB VIII
TUGAS DAN WEWENANG

Bagian Kesatu
Tugas

Pasal 95
(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
mempunyai tugas melakukan Pelindungan,
Pengembangan, dan Pemanfaatan Cagar Budaya.

(2) Pemerintah . . .
- 42 -

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan


tingkatannya mempunyai tugas:
a. mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan,
serta meningkatkan kesadaran dan tanggung
jawab akan hak dan kewajiban masyarakat dalam
Pengelolaan Cagar Budaya;
b. mengembangkan dan menerapkan kebijakan yang
dapat menjamin terlindunginya dan
termanfaatkannya Cagar Budaya;
c. menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan
Cagar Budaya;
d. menyediakan informasi Cagar Budaya untuk
masyarakat;
e. menyelenggarakan promosi Cagar Budaya;
f. memfasilitasi setiap orang dalam melaksanakan
pemanfaatan dan promosi Cagar Budaya;
g. menyelenggarakan penanggulangan bencana
dalam keadaan darurat untuk benda, bangunan,
struktur, situs, dan kawasan yang telah
dinyatakan sebagai Cagar Budaya serta
memberikan dukungan terhadap daerah yang
mengalami bencana;
h. melakukan pengawasan, pemantauan, dan
evaluasi terhadap Pelestarian warisan budaya;
dan
i. mengalokasikan dana bagi kepentingan
Pelestarian Cagar Budaya.

Bagian Kedua
Wewenang

Pasal 96
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
tingkatannya mempunyai wewenang:

a. menetapkan . . .
- 43 -

a. menetapkan etika pelestarian Cagar Budaya;


b. mengoordinasikan Pelestarian Cagar Budaya
secara lintas sektor dan wilayah;
c. menghimpun data Cagar Budaya;
d. menetapkan peringkat Cagar Budaya;
e. menetapkan dan mencabut status Cagar Budaya;
f. membuat peraturan Pengelolaan Cagar Budaya;
g. menyelenggarakan kerja sama Pelestarian Cagar
Budaya;
h. melakukan penyidikan kasus pelanggaran
hukum;
i. mengelola Kawasan Cagar Budaya;
j. mendirikan dan membubarkan unit pelaksana
teknis bidang Pelestarian, Penelitian, dan
museum;
k. mengembangkan kebijakan sumber daya manusia
di bidang kepurbakalaan;
l. memberikan penghargaan kepada setiap orang
yang telah melakukan Pelestarian Cagar Budaya;
m. memindahkan dan/atau menyimpan Cagar
Budaya untuk kepentingan Pengamanan;
n. melakukan pengelompokan Cagar Budaya
berdasarkan kepentingannya menjadi peringkat
nasional, peringkat provinsi, dan peringkat
kabupaten/kota;
o. menetapkan batas situs dan kawasan; dan
p. menghentikan proses pemanfaatan ruang atau
proses pembangunan yang dapat menyebabkan
rusak, hilang, atau musnahnya Cagar Budaya,
baik seluruh maupun bagian-bagiannya.

(2) Selain . . .
- 44 -

(2) Selain wewenang sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), Pemerintah berwenang:
a. menyusun dan menetapkan Rencana Induk
Pelestarian Cagar Budaya;
b. melakukan pelestarian Cagar Budaya yang ada di
daerah perbatasan dengan negara tetangga atau
yang berada di luar negeri;
c. menetapkan Benda Cagar Budaya, Bangunan
Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs
Cagar Budaya, dan/atau Kawasan Cagar Budaya
sebagai Cagar Budaya Nasional;
d. mengusulkan Cagar Budaya Nasional sebagai
warisan dunia atau Cagar Budaya bersifat
internasional; dan
e. menetapkan norma, standar, prosedur, dan
kriteria Pelestarian Cagar Budaya.

Pasal 97
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi
pengelolaan Kawasan Cagar Budaya.
(2) Pengelolaan kawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan tidak bertentangan dengan
kepentingan masyarakat terhadap Cagar Budaya
dan kehidupan sosial.
(3) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh badan
pengelola yang dibentuk oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat hukum
adat.
(4) Badan Pengelola sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dapat terdiri atas unsur Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan
masyarakat.

(5) Ketentuan . . .
- 45 -

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengelolaan Cagar


Budaya diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB IX
PENDANAAN

Pasal 98
(1) Pendanaan Pelestarian Cagar Budaya menjadi
tanggung jawab bersama antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
(2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berasal dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
c. hasil pemanfaatan Cagar Budaya; dan/atau
d. sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengalokasikan
anggaran untuk Pelindungan, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Kompensasi Cagar Budaya
dengan memperhatikan prinsip proporsional.
(4) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan
dana cadangan untuk Penyelamatan Cagar Budaya
dalam keadaan darurat dan penemuan yang telah
ditetapkan sebagai Cagar Budaya.

BAB X . . .
- 46 -

BAB X
PENGAWASAN DAN PENYIDIKAN

Bagian Kesatu
Pengawasan

Pasal 99
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung
jawab terhadap pengawasan Pelestarian Cagar
Budaya sesuai dengan kewenangannya.
(2) Masyarakat ikut berperan serta dalam pengawasan
Pelestarian Cagar Budaya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua
Penyidikan

Pasal 100
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil merupakan pejabat
pegawai negeri sipil yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya di bidang Pelestarian Cagar
Budaya yang diberi wewenang khusus melakukan
penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang tentang Hukum Acara Pidana terhadap
tindak pidana Cagar Budaya.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berwenang:
a. menerima Iaporan atau pengaduan dari seorang
tentang adanya tindak pidana Cagar Budaya;
b. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian
perkara;

c. menyuruh . . .
- 47 -

c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan


memeriksa tanda pengenal diri tersangka;
d. melakukan penggeledahan dan penyitaan;
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan terhadap
barang bukti tindak pidana Cagar Budaya;
f. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
g. memanggil dan memeriksa tersangka dan/atau
saksi;
h. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan
dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara;
i. membuat dan menandatangi berita acara; dan
j. mengadakan penghentian penyidikan apabila
tidak terdapat cukup bukti tentang adanya tindak
pidana di bidang Cagar Budaya.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah
koordinasi dan pengawasan penyidik Kepolisian
Negara Republik Indonesia.

BAB XI
KETENTUAN PIDANA

Pasal 101
Setiap orang yang tanpa izin mengalihkan kepemilikan
Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3
(tiga) bulan dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp400.000.000,00 (empat ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu
miliar lima ratus juta rupiah).

Pasal 102 . . .
- 48 -

Pasal 102
Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan
temuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1),
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

Pasal 103
Setiap orang yang tanpa izin Pemerintah atau Pemerintah
Daerah melakukan pencarian Cagar Budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4) dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling
sedikit Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

Pasal 104
Setiap orang yang dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi, atau menggagalkan upaya
Pelestarian Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 105
Setiap orang yang dengan sengaja merusak Cagar
Budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).

Pasal 106 . . .
- 49 -

Pasal 106
(1) Setiap orang yang mencuri Cagar Budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2),
dipidana dengan pidana penjara paling singkat
6 (enam) bulan dan paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau denda paling sedikit Rp250.000.000,00
(dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah).
(2) Setiap orang yang menadah hasil pencurian Cagar
Budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dipidana dengan pidana penjara paling singkat
3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Pasal 107
Setiap orang yang tanpa izin Menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota, memindahkan Cagar Budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan
paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling sedikit
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 108
Setiap orang yang tanpa izin Menteri, gubernur atau
bupati/wali kota, memisahkan Cagar Budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau denda paling sedikit Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).

Pasal 109 . . .
- 50 -

Pasal 109
(1) Setiap orang yang tanpa izin Menteri, membawa
Cagar Budaya ke luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 68 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling sedikit
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima
ratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang tanpa izin gubernur atau izin
bupati/wali kota, membawa Cagar Budaya ke luar
wilayah provinsi atau kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 69 ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah) dan paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).

Pasal 110
Setiap orang yang tanpa izin Menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota mengubah fungsi ruang Situs Cagar
Budaya dan/atau Kawasan Cagar Budaya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 81 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 111 . . .
- 51 -

Pasal 111
Setiap orang yang tanpa izin pemilik dan/atau yang
menguasainya, mendokumentasikan Cagar Budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

Pasal 112
Setiap orang yang dengan sengaja memanfaatkan Cagar
Budaya dengan cara perbanyakan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 93 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Pasal 113
(1) Tindak pidana yang dilakukan oleh badan usaha
berbadan hukum dan/atau badan usaha bukan
berbadan hukum, dijatuhkan kepada:
a. badan usaha; dan/atau
b. orang yang memberi perintah untuk melakukan
tindak pidana.
(2) Tindak pidana yang dilakukan oleh badan usaha
berbadan hukum dan/atau badan usaha bukan
berbadan hukum, dipidana dengan ditambah
1/3 (sepertiga) dari pidana denda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 101 sampai dengan
Pasal 112.
(3) Tindak pidana yang dilakukan orang yang memberi
perintah untuk melakukan tindak pidana, dipidana
dengan ditambah 1/3 (sepertiga) dari pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 sampai
dengan Pasal 112.

Pasal 114 . . .
- 52 -

Pasal 114
Jika pejabat karena melakukan perbuatan pidana
melanggar suatu kewajiban khusus dari jabatannya,
atau pada waktu melakukan perbuatan pidana memakai
kekuasaan, kesempatan, atau sarana yang diberikan
kepadanya karena jabatannya terkait dengan Pelestarian
Cagar Budaya, pidananya dapat ditambah
1/3 (sepertiga).

Pasal 115
(1) Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini, terhadap setiap orang yang
melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 101 sampai dengan Pasal 114 dikenai
tindakan pidana tambahan berupa:
a. kewajiban mengembalikan bahan, bentuk, tata
letak, dan/atau teknik pengerjaan sesuai dengan
aslinya atas tanggungan sendiri; dan/atau
b. perampasan keuntungan yang diperoleh dari
tindak pidana.
(2) Selain pidana tambahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), terhadap badan usaha berbadan
hukum dan/atau badan usaha bukan berbadan
hukum dikenai tindakan pidana tambahan berupa
pencabutan izin usaha.

BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 116
Pengelolaan Cagar Budaya yang telah memiliki izin wajib
menyesuaikan ketentuan persyaratan berdasarkan
Undang-Undang ini paling lama 2 (dua) tahun sejak
berlakunya Undang-Undang ini.

BAB XIII . . .
- 53 -

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 117
Peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan
Undang-Undang ini ditetapkan paling lambat 1 (satu)
tahun sejak tanggal pengundangan Undang-Undang ini.

Pasal 118
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang merupakan
peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3470) dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-
Undang ini.

Pasal 119
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar
Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3470) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 120
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar . . .
- 54 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 24 November 2010
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 November 2010
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

PATRIALIS AKBAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 130

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIAT NEGARA RI
Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan
Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

Wisnu Setiawan
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2010
TENTANG
CAGAR BUDAYA

I. UMUM

Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 mengamanatkan bahwa “negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-
nilai budayanya” sehingga kebudayaan Indonesia perlu dihayati oleh
seluruh warga negara. Oleh karena itu, kebudayaan Indonesia yang
mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa harus dilestarikan guna
memperkukuh jati diri bangsa, mempertinggi harkat dan martabat
bangsa, serta memperkuat ikatan rasa kesatuan dan persatuan bagi
terwujudnya cita-cita bangsa pada masa depan.

Kebudayaan Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur harus dilestarikan


guna memperkuat pengamalan Pancasila, meningkatkan kualitas hidup,
memperkuat kepribadian bangsa dan kebanggaan nasional,
memperkukuh persatuan bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sebagai arah kehidupan bangsa.

Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 itu, pemerintah mempunyai kewajiban melaksanakan
kebijakan untuk memajukan kebudayaan secara utuh untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Sehubungan dengan itu, seluruh hasil
karya bangsa Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini, maupun yang
akan datang, perlu dimanfaatkan sebagai modal pembangunan. Sebagai
karya warisan budaya masa lalu, Cagar Budaya menjadi penting
perannya untuk dipertahankan keberadaannya.

Warisan . . .
-2-

Warisan budaya bendawi (tangible) dan bukan bendawi (intangible) yang


bersifat nilai-nilai merupakan bagian integral dari kebudayaan secara
menyeluruh. Pengaturan Undang-Undang ini menekankan Cagar
Budaya yang bersifat kebendaan. Walaupun demikian, juga mencakup
nilai-nilai penting bagi umat manusia, seperti sejarah, estetika, ilmu
pengetahuan, etnologi, dan keunikan yang terwujud dalam bentuk
Cagar Budaya.

Tidak semua warisan budaya ketika ditemukan sudah tidak lagi


berfungsi dalam kehidupan masyarakat pendukungnya (living society).
Terbukti cukup banyak yang digunakan di dalam peran baru atau tetap
seperti semula. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan yang jelas
mengenai pemanfaatan Cagar Budaya yang sifatnya sebagai monumen
mati (dead monument) dan yang sifatnya sebagai monumen hidup (living
monument). Dalam rangka menjaga Cagar Budaya dari ancaman
pembangunan fisik, baik di wilayah perkotaan, pedesaan, maupun yang
berada di lingkungan air, diperlukan kebijakan yang tegas dari
Pemerintah untuk menjamin eksistensinya.

Ketika ditemukan, pada umumnya warisan budaya sudah tidak


berfungsi dalam kehidupan masyarakat (dead monument). Namun, ada
pula warisan budaya yang masih berfungsi seperti semula (living
monument). Oleh karena itu, diperlukan pengaturan yang jelas mengenai
pemanfaatan kedua jenis Cagar Budaya tersebut, terutama pengaturan
mengenai pemanfaatan monumen mati yang diberi fungsi baru sesuai
dengan kebutuhan masa kini. Selain itu, pengaturan mengenai
pemanfaatan monumen hidup juga harus memperhatikan aturan
hukum adat dan norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat
pendukungnya.

Cagar Budaya sebagai sumber daya budaya memiliki sifat rapuh, unik,
langka, terbatas, dan tidak terbarui. Dalam rangka menjaga Cagar
Budaya dari ancaman pembangunan fisik, baik di wilayah perkotaan,
pedesaan, maupun yang berada di lingkungan air, diperlukan
pengaturan untuk menjamin eksistensinya. Oleh karena itu, upaya
pelestariannya mencakup tujuan untuk melindungi, mengembangkan,
dan memanfaatkannya. Hal itu berarti bahwa upaya pelestarian perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan akademis, ideologis,
dan ekonomis.

Pelestarian . . .
-3-

Pelestarian Cagar Budaya pada masa yang akan datang menyesuaikan


dengan paradigma baru yang berorientasi pada pengelolaan kawasan,
peran serta masyarakat, desentralisasi pemerintahan, perkembangan,
serta tuntutan dan kebutuhan hukum dalam masyarakat.

Paradigma baru tersebut mendorong dilakukannya penyusunan


Undang-Undang yang tidak sekadar mengatur pelestarian Benda Cagar
Budaya, tetapi juga berbagai aspek lain secara keseluruhan
berhubungan dengan tinggalan budaya masa lalu, seperti bangunan
dan struktur, situs dan kawasan, serta lanskap budaya yang pada
regulasi sebelumnya tidak secara jelas dimunculkan. Di samping itu,
nama Cagar Budaya juga mengandung pengertian mendasar sebagai
pelindungan warisan hasil budaya masa lalu yang merupakan
penyesuaian terhadap pandangan baru di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Untuk memberikan kewenangan kepada Pemerintah dan partisipasi


masyarakat dalam mengelola Cagar Budaya, dibutuhkan sistem
manajerial perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang baik berkaitan
dengan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan Cagar Budaya
sebagai sumber daya budaya bagi kepentingan yang luas.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.

Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud dengan “asas Pancasila” adalah Pelestarian
Cagar Budaya dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.

Huruf b . . .
-4-

Huruf b
Yang dimaksud dengan “asas Bhineka Tunggal Ika” adalah
Pelestarian Cagar Budaya senantiasa memperhatikan
keberagaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi
khusus daerah, dan budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “asas kenusantaraan” adalah bahwa
setiap upaya Pelestarian Cagar Budaya harus
memperhatikan kepentingan seluruh wilayah negara
Indonesia.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah Pelestarian
Cagar Budaya mencerminkan rasa keadilan dan kesetaraan
secara proporsional bagi setiap warga negara Indonesia.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “asas ketertiban dan kepastian
hukum” adalah bahwa setiap pengelolaan Pelestarian Cagar
Budaya harus dapat menimbulkan ketertiban dalam
masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “asas kemanfaatan” adalah
Pelestarian Cagar Budaya dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan kesejahteraan rakyat dalam aspek agama,
sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi,
kebudayaan, dan pariwisata.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “asas keberlanjutan” adalah upaya
Pelestarian Cagar Budaya yang dilakukan secara terus-
menerus dengan memperhatikan keseimbangan aspek
ekologis.

Huruf h . . .
-5-

Huruf h
Yang dimaksud dengan “asas partisipasi” adalah setiap
anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam
Pelestarian Cagar Budaya.
Huruf i
Yang dimaksud dengan “asas transparansi dan akuntabilitas”
adalah Pelestarian Cagar Budaya dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat secara transparan dan terbuka dengan
memberikan informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif.

Pasal 3
Cukup jelas.

Pasal 4
Yang dimaksud dengan “di air” adalah laut, sungai, danau, waduk,
sumur, dan rawa.

Pasal 5
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “masa gaya” adalah ciri yang
mewakili masa gaya tertentu yang berlangsung
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, antara lain
tulisan, karangan, pemakaian bahasa, dan bangunan rumah,
misalnya gedung Bank Indonesia yang memiliki gaya
arsitektur tropis modern Indonesia pertama.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.

Pasal 6 . . .
-6-

Pasal 6
Huruf a
Yang dimaksud dengan “sisa-sisa biota” adalah bagian yang
tertinggal dari flora dan fauna yang terkait dengan suatu
daerah.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “bersifat bergerak” adalah Benda
Cagar Budaya yang karena sifatnya mudah dipindahkan,
misalnya keramik, arca, keris, dan kain batik.
Huruf c
Cukup jelas.

Pasal 7
Huruf a
Yang dimaksud dengan “berunsur tunggal” adalah bangunan
yang dibuat dari satu jenis bahan dan tidak mungkin
dipisahkan dari kesatuannya.
Yang dimaksud dengan “berunsur banyak” adalah bangunan
yang dibuat lebih dari satu jenis bahan dan dapat dipisahkan
dari kesatuannya.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “berdiri bebas” adalah bangunan
yang tidak terikat dengan formasi alam, kecuali yang menjadi
tempat kedudukannya.
Yang dimaksud dengan “menyatu dengan formasi alam”
adalah struktur yang dibuat di atas tanah atau pada formasi
alam lain, baik seluruh maupun bagian-bagian strukturnya.

Pasal 8
Huruf a
Yang dimaksud dengan “berunsur tunggal” adalah struktur
yang dibuat dari satu jenis bahan dan tidak mungkin
dipisahkan dari kesatuannya.

Yang . . .
-7-

Yang dimaksud dengan “berunsur banyak” adalah struktur


yang dibuat lebih dari satu jenis bahan dan dapat dipisahkan
dari kesatuannya.
Huruf b
Cukup jelas.

Pasal 9
Cukup jelas.

Pasal 10
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “lanskap budaya” adalah bentang
alam hasil bentukan manusia yang mencerminkan
pemanfaatan situs atau kawasan pada masa lalu.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.

Pasal 11
Yang dimaksud dengan “arti khusus bagi masyarakat” adalah
memiliki nilai penting bagi masyarakat kebudayaan tertentu.
Yang dimaksud dengan “arti khusus bagi bangsa” adalah memiliki
nilai penting bagi negara dan rakyat Indonesia yang menjadi
simbol pemersatu, kebanggaan jati diri bangsa, atau yang
merupakan peristiwa luar biasa berskala nasional atau dunia.

Pasal 12 . . .
-8-

Pasal 12
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “fungsi sosialnya” adalah pada
prinsipnya Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
Struktur Cagar Budaya, dan/atau Situs Cagar Budaya yang
dimiliki oleh seseorang pemanfaatannya tidak hanya
berfungsi untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk
kepentingan umum, misalnya untuk kepentingan ilmu
pengetahuan, teknologi, pendidikan, pariwisata, agama,
sejarah, dan kebudayaan.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “telah memenuhi kebutuhan negara”
adalah apabila negara sudah memiliki Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, atau Struktur Cagar Budaya yang
jumlah dan jenisnya secara nasional telah tersimpan di
museum Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah serta di
situs tempat ditemukannya.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 13
Yang dimaksud dengan “masyarakat hukum adat” adalah
kelompok masyarakat yang bermukim di wilayah geografis
tertentu yang memiliki perasaan kelompok (in-group feeling),
pranata pemerintahan adat, harta kekayaan/benda adat, dan
perangkat norma hukum adat.

Pasal 14
Cukup jelas.

Pasal 15 . . .
-9-

Pasal 15
Cukup jelas.

Pasal 16
Cukup jelas.

Pasal 17
Cukup jelas.

Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “koleksi” adalah benda-benda bukti
material hasil budaya, termasuk naskah kuno, serta material
alam dan lingkungannya yang mempunyai nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan,
teknologi, dan/atau pariwisata.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 19
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “instansi yang berwenang di bidang
kebudayaan” adalah unit pelaksana teknis untuk tingkat
pusat dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk
tingkat daerah.

Ayat (2) . . .
- 10 -

Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 20
Cukup jelas.

Pasal 21
Ayat (1)
Yang termasuk “aparat penegak hukum”, antara lain, adalah
polisi, jaksa, dan hakim.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 22
Cukup jelas.

Pasal 23
Cukup jelas.

Pasal 24
Cukup jelas.

Pasal 25
Cukup jelas.

Pasal 26
Cukup jelas.

Pasal 27
Cukup jelas.

Pasal 28 . . .
- 11 -

Pasal 28
Cukup jelas.

Pasal 29
Cukup jelas.

Pasal 30
Cukup jelas.

Pasal 31
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan “dilindungi dan diperlakukan sebagai
Cagar Budaya” adalah benda, bangunan, struktur, atau
lokasi yang dianggap telah memenuhi kriteria sebagai Cagar
Budaya.

Pasal 32
Cukup jelas.

Pasal 33
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2) . . .
- 12 -

Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Contoh “bukti yang sah”, antara lain, adalah sertifikat
hak milik atas tanah, kuitansi pembelian, dan surat
wasiat yang disahkan oleh notaris.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 34
Cukup jelas.

Pasal 35
Cukup jelas.

Pasal 36
Cukup jelas

Pasal 37
Cukup jelas.

Pasal 38
Cukup jelas.

Pasal 39
Penyebarluasan informasi tentang Cagar Budaya dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain melalui penyuluhan, media cetak, media
elektronik, dan pementasan seni.

Pasal 40
Cukup jelas.

Pasal 41 . . .
- 13 -

Pasal 41
Cukup jelas.

Pasal 42
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “adiluhung” adalah Cagar Budaya
yang mengandung nilai-nilai yang paling tinggi.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.

Pasal 43
Cukup jelas.

Pasal 44
Cukup jelas.

Pasal 45
Cukup jelas.

Pasal 46
Cukup jelas.

Pasal 47
Cukup jelas.

Pasal 48 . . .
- 14 -

Pasal 48
Huruf a
Yang dimaksud dengan “musnah” adalah tidak dapat
ditemukan lagi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.

Pasal 49
Cukup jelas.

Pasal 50
Cukup jelas.

Pasal 51
Cukup jelas.

Pasal 52
Cukup jelas.

Pasal 53
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Ayat (4) . . .
- 15 -

Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “kegiatan pendokumentasian” adalah
pendataan, antara lain uraian teks, grafis, audio, video, foto,
film, dan gambar.

Pasal 54
Cukup jelas.

Pasal 55
Cukup jelas.

Pasal 56
Cukup jelas.

Pasal 57
Yang dimaksud dengan “keadaan darurat” adalah kondisi yang
mengancam kelestarian Cagar Budaya, seperti terjadinya
kebakaran, banjir, gempa bumi, dan perang.

Pasal 58
Cukup jelas.

Pasal 59
Cukup jelas.

Pasal 60
Cukup jelas.

Pasal 61
Cukup jelas.

Pasal 62
Cukup jelas.

Pasal 63 . . .
- 16 -

Pasal 63
Cukup jelas.

Pasal 64
Cukup jelas.

Pasal 65
Cukup jelas.

Pasal 66
Cukup jelas.

Pasal 67
Cukup jelas.

Pasal 68
Cukup jelas.

Pasal 69
Cukup jelas.

Pasal 70
Cukup jelas.

Pasal 71
Cukup jelas.

Pasal 72
Cukup jelas.

Pasal 73
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2) . . .
- 17 -

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “zona inti” adalah area
pelindungan utama untuk menjaga bagian terpenting
Cagar Budaya.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “zona penyangga” adalah area
yang melindungi zona inti.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “zona pengembangan” adalah
area yang diperuntukan bagi pengembangan potensi
Cagar Budaya bagi kepentingan rekreasi, daerah
konservasi lingkungan alam, lanskap budaya,
kehidupan budaya tradisional, keagamaan, dan
kepariwisataan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “zona penunjang” adalah area
yang diperuntukan bagi sarana dan prasarana
penunjang serta untuk kegiatan komersial dan rekreasi
umum.
Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 74
Cukup jelas.

Pasal 75
Cukup jelas.

Pasal 76 . . .
- 18 -

Pasal 76
Ayat (1)
Yang termasuk dalam konteks kerusakan adalah deteriorasi
(deterioration), yaitu fenomena penurunan karakteristik dan
kualitas Benda Cagar Budaya, baik akibat faktor fisik
(misalnya air, api, dan cahaya), mekanis (misalnya retak, dan
patah), kimiawi (misalnya asam keras, dan basa keras),
maupun biologis (misalnya jamur, bakteri, dan serangga).
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.

Pasal 77
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “rekonstruksi” adalah upaya
mengembalikan Bangunan Cagar Budaya dan Struktur Cagar
Budaya sebatas kondisi yang diketahui dengan tetap
mengutamakan prinsip keaslian bahan, teknik pengerjaan,
dan tata letak, termasuk dalam menggunakan bahan baru
sebagai pengganti bahan asli.
Yang dimaksud dengan “konsolidasi” adalah perbaikan
terhadap Bangunan Cagar Budaya dan Struktur Cagar
Budaya yang bertujuan memperkuat konstruksi dan
menghambat proses kerusakan lebih lanjut.

Yang . . .
- 19 -

Yang dimaksud dengan “rehabilitasi” adalah upaya perbaikan


dan pemulihan Bangunan Cagar Budaya dan Struktur Cagar
Budaya yang kegiatannya dititikberatkan pada penanganan
yang sifatnya parsial.
Yang dimaksud dengan “restorasi” adalah serangkaian
kegiatan yang bertujuan mengembalikan keaslian bentuk,
Bangunan Cagar Budaya, dan Struktur Cagar Budaya yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Kompetensi pelaksana ditentukan berdasarkan
sertifikasi sebagai tenaga ahli.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.

Pasal 78
Cukup jelas.

Pasal 79 . . .
- 20 -

Pasal 79
Cukup jelas.

Pasal 80
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “fungsi sosial” adalah tidak hanya
berfungsi untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk
kepentingan umum, misalnya untuk kepentingan ilmu
pengetahuan, teknologi, pendidikan, pariwisata, agama,
sejarah, dan kebudayaan.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 81
Cukup jelas.

Pasal 82
Cukup jelas.

Pasal 83
Cukup jelas.

Pasal 84
Cukup jelas.

Pasal 85
Cukup jelas.

Pasal 86
Cukup jelas.

Pasal 87
Ayat (1)
Contoh dari kepentingan tertentu adalah untuk upacara
kenegaraan, keagamaan, dan tradisi.

Ayat (2) . . .
- 21 -

Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 88
Cukup jelas.

Pasal 89
Cukup jelas.

Pasal 90
Cukup jelas.

Pasal 91
Cukup jelas.

Pasal 92
Cukup jelas.

Pasal 93
Cukup jelas.

Pasal 94
Cukup jelas.

Pasal 95
Cukup jelas.

Pasal 96
Cukup jelas.

Pasal 97
Cukup jelas.

Pasal 98
Cukup jelas.

Pasal 99 . . .
- 22 -

Pasal 99
Cukup jelas.

Pasal 100
Cukup jelas.

Pasal 101
Cukup jelas.

Pasal 102
Cukup jelas.

Pasal 103
Cukup jelas.

Pasal 104
Cukup jelas.

Pasal 105
Cukup jelas.

Pasal 106
Cukup jelas.

Pasal 107
Cukup jelas.

Pasal 108
Cukup jelas.

Pasal 109
Cukup jelas.

Pasal 110
Cukup jelas.

Pasal 111 . . .
- 23 -

Pasal 111
Cukup jelas.

Pasal 112
Cukup jelas.

Pasal 113
Cukup jelas.

Pasal 114
Cukup jelas.

Pasal 115
Cukup jelas.

Pasal 116
Cukup jelas.

Pasal 117
Cukup jelas.

Pasal 118
Cukup jelas.

Pasal 119
Cukup jelas.

Pasal 120
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5168


SALINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 66 TAHUN 2015

TENTANG

MUSEUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (5)


Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar
Budaya, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang
Museum;

Mengingat: : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar
Budaya (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5168);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG MUSEUM.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Museum . . .
-2-
1. Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi,
mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan
mengomunikasikannya kepada masyarakat.

2. Museum Kepresidenan adalah jenis Museum khusus


yang menginformasikan sejarah dan keberhasilan
seorang Presiden dan/atau Wakil Presiden selama
menjalankan masa bakti jabatannya.

3. Koleksi Museum yang selanjutnya disebut Koleksi


adalah Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
dan/atau Struktur Cagar Budaya dan/atau Bukan
Cagar Budaya yang merupakan bukti material hasil
budaya dan/atau material alam dan lingkungannya
yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan,
teknologi, dan/atau pariwisata.

4. Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau


benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak
bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-
bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan
erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan
manusia.

5. Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang


terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia
untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding
dan/atau tidak berdinding, dan beratap.

6. Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang


terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan
yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana
untuk menampung kebutuhan manusia.

7. Bukan Cagar Budaya adalah benda, bangunan,


dan/atau struktur yang tidak memenuhi kriteria Cagar
Budaya.

8. Pemilik . . .
-3-
8. Pemilik Museum adalah pemerintah, pemerintah
daerah, setiap orang atau masyarakat hukum adat yang
mendirikan museum.
9. Pengelola Museum adalah sejumlah orang yang
menjalankan kegiatan Museum.
10. Registrasi adalah proses pencatatan dan
pendokumentasian Benda Cagar Budaya, Bangunan
Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya atau
Bukan Cagar Budaya yang telah ditetapkan menjadi
Koleksi.
11. Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan Koleksi ke
dalam buku inventaris.
12. Pengelolaan Museum adalah upaya terpadu melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkan Koleksi melalui
kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat.
13. Pengkajian Museum adalah kegiatan ilmiah yang
dilakukan menurut kaidah dan metode yang sistematis
untuk memperoleh data, informasi, dan keterangan
bagi kepentingan pelestarian.
14. Pemanfaatan Museum adalah pendayagunaan Koleksi
untuk kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat dengan tetap mempertahankan
kelestariannya.
15. Kompensasi adalah imbalan berupa uang dan/atau
bukan uang dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
16. Setiap Orang adalah perseorangan, kelompok orang,
masyarakat, badan usaha berbadan hukum, dan/atau
badan usaha bukan berbadan hukum.
17. Masyarakat Hukum Adat adalah kelompok masyarakat
yang bermukim di wilayah geografis tertentu yang
memiliki perasaan kelompok, pranata pemerintahan
adat, harta kekayaan/benda adat, dan perangkat
norma hukum adat.

18. Pemerintah . . .
-4-
18. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
19. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau
walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
20. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kebudayaan.

Pasal 2

Museum mempunyai tugas pengkajian, pendidikan, dan


kesenangan.

BAB II

KELEMBAGAAN MUSEUM

Bagian Kesatu
Pendirian, Standardisasi, dan Evaluasi Museum

Paragraf 1
Pendirian Museum

Pasal 3

(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, Setiap Orang, dan


Masyarakat Hukum Adat dapat mendirikan Museum.

(2) Pendirian Museum sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki visi dan misi;
b. memiliki Koleksi;
c. memiliki lokasi dan/atau bangunan;

d. memiliki . . .
-5-
d. memiliki sumber daya manusia;
e. memiliki sumber pendanaan tetap; dan
f. memiliki nama Museum.
(3) Dalam hal pendirian Museum dilakukan oleh Setiap
Orang atau Masyarakat Hukum Adat selain memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
memenuhi persyaratan berbadan hukum Yayasan.
(4) Museum yang didirikan dapat berjenis:
a. Museum umum; dan
b. Museum khusus.
(5) Museum khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf b dapat berupa Museum Kepresidenan.
(6) Museum Kepresidenan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) terdiri atas Museum Kepresidenan yang
didirikan dan dikelola oleh:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah;
c. Setiap Orang; atau
d. Masyarakat Hukum Adat.
(7) Museum Kepresidenan yang didirikan dan dikelola oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) huruf a dan huruf b,
pengelolaan Museumnya dibiayai oleh anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
(8) Museum Kepresidenan yang didirikan dan dikelola oleh
Setiap Orang atau Masyarakat Hukum Adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf c dan huruf
d, pengelolaan Museumnya dapat memperoleh bantuan
dari anggaran pendapatan dan belanja Negara dan/atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah.
(9) Pendirian dan Pengelolaan Museum Kepresidenan
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan ayat (8) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.

Pasal 4 . . .
-6-
Pasal 4

(1) Pendirian Museum oleh Pemerintah, Pemerintah


Daerah, Setiap Orang, atau Masyarakat Hukum Adat
harus didaftarkan.

(2) Pendirian Museum sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) didaftarkan kepada:

a. Menteri, untuk Museum yang didirikan oleh


Pemerintah atau pemerintah daerah provinsi;
b. gubernur, untuk Museum yang didirikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota; atau
c. bupati atau walikota, untuk Museum yang didirikan
oleh Setiap Orang atau masyarakat hukum adat.
(3) Menteri, gubernur, bupati, atau walikota yang
menerima pendaftaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat memberikan izin pendirian Museum
setelah dilakukan verifikasi.

(4) Menteri, gubernur, bupati, atau walikota yang


memberikan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
mencatat Museum ke dalam daftar Museum yang
berada di wilayahnya.

(5) Gubernur, bupati, atau walikota yang telah


mencatatkan Museum sesuai kewenangannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mendaftarkan
Museum tersebut kepada Menteri untuk mendapatkan
nomor pendaftaran nasional.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran,


mendapatkan izin pendirian, dan mendapatkan nomor
pendaftaran nasional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sampai dengan ayat (5) diatur dalam Peraturan
Menteri.

Paragraf 2 . . .
-7-
Paragraf 2
Standardisasi Museum

Pasal 5

(1) Menteri melakukan standardisasi Museum 2 (dua)


tahun setelah Museum memperoleh nomor pendaftaran
nasional.
(2) Standardisasi Museum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan berdasarkan Pengelolaan Museum.
(3) Hasil standardisasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) berupa tipe A, tipe B, atau tipe C.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai standardisasi Museum
diatur dengan Peraturan Menteri.

Paragraf 3
Evaluasi Museum

Pasal 6

(1) Menteri melakukan evaluasi terhadap Museum yang


telah memperoleh standardisasi setiap 3 (tiga) tahun
sekali.
(2) Dalam melakukan evaluasi Museum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Menteri dapat melibatkan
organisasi profesi di bidang permuseuman.
(3) Menteri setelah melakukan evaluasi terhadap Museum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan:
a. penetapan standar; dan
b. pembinaan.
(4) Penetapan standar sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a berupa:
a. kenaikan standardisasi;
b. standardisasi yang sama;
c. penurunan standardisasi; atau

d. tidak . . .
-8-
d. tidak memenuhi standardisasi.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi Museum
diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Kedua

Penggabungan, Pemecahan, Pembubaran,


dan Pengalihan Kepemilikan Museum

Paragraf 1
Penggabungan

Pasal 7

(1) Pemilik Museum dapat melakukan penggabungan


terhadap 2 (dua) atau lebih Museum untuk
meningkatkan kualitas Pengelolaan Museum.
(2) Penggabungan Museum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan syarat:
a. pemilik Museum mengalami kepailitan;
b. pemilik Museum tidak mampu mendanai Museum;
c. pemilik Museum tidak mampu memenuhi
persyaratan sumber daya manusia;
d. pemilik Museum tidak mampu melestarikan Koleksi;
e. pemilik Museum memiliki Koleksi yang terbatas;
dan/atau
f. Museum terkena bencana.
(3) Hasil penggabungan dapat menggunakan nama salah
satu Museum yang digabungkan atau menggunakan
nama baru.
(4) Museum hasil penggabungan yang menggunakan salah
satu nama Museum yang digabungkan harus
melaporkan kepada Menteri, gubernur, bupati, atau
walikota sesuai dengan kewenangannya, paling lambat
3 (tiga) bulan setelah penggabungan.

(5) Apabila . . .
-9-
(5) Apabila jangka waktu pelaporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) tidak dipenuhi, Menteri,
gubernur, bupati, atau walikota sesuai dengan
kewenangannya, mencabut izin pendirian Museum yang
telah diberikan.

(6) Museum hasil penggabungan dengan menggunakan


nama baru sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
didaftarkan oleh pemiliknya paling lambat 6 (enam)
bulan setelah penggabungan.

Paragraf 2

Pemecahan

Pasal 8

(1) Pemilik Museum dapat melakukan pemecahan Museum


menjadi 2 (dua) atau lebih.

(2) Pemecahan Museum sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dapat dilakukan apabila:

a. jumlah dan jenis Koleksi bertambah banyak;


b. sumber daya manusia pengelolanya cukup untuk
mengelola lebih dari 1 (satu) Museum;
c. lokasi yang ditempati sudah tidak mencukupi untuk
mengembangkan Museum; dan
d. dukungan dana memadai.
(3) Syarat dan prosedur pendirian Museum baru harus
mengikuti ketentuan pendirian dan pendaftaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan
Pasal 4 paling lambat 6 (enam) bulan setelah
pemecahan.

(4) Apabila . . .
- 10 -
(4) Apabila jangka waktu pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tidak dipenuhi, Menteri,
gubernur, bupati, atau walikota sesuai dengan
kewenangannya, mencabut izin pendirian Museum yang
telah diberikan.

Paragraf 3

Pembubaran

Pasal 9

(1) Pemilik Museum dapat mengajukan pembubaran


Museum.

(2) Pengajuan pembubaran Museum sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemilik Museum
kepada Menteri, gubernur, bupati, atau walikota sesuai
dengan kewenangannya.

(3) Pembubaran Museum sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) disertai alasan:

a. tidak mampu melakukan Pengelolaan Museum;


b. terkena bencana;
c. digabung; dan/atau
d. kehendak Pemilik Museum.
(4) Menteri menghapus nomor pendaftaran nasional
terhadap Museum yang bubar.

Paragraf 4

Pengalihan Kepemilikan Museum

Pasal 10

(1) Museum dapat dialihkan kepemilikannya apabila:

a. terjadi . . .
- 11 -
a. terjadi penggabungan Museum;
b. Pemilik Museum menghendaki;
c. terjadi peristiwa hukum; dan/atau
d. Pemilik Museum tidak mampu melakukan
Pengelolaan Museum.
(2) Pemilik Museum yang mengalihkan kepemilikan
Museum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memberitahukan pengalihan kepemilikan Museum
kepada instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah
yang bertanggungjawab di bidang permuseuman sesuai
dengan kewenangannya.

(3) Pemberitahuan pengalihan kepemilikan Museum


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi
dengan:

a. identitas pemilik Museum;


b. identitas pihak yang menerima pengalihan
kepemilikan;
c. alasan pengalihan kepemilikan Museum;
d. nama Museum; dan
e. daftar inventaris Koleksi.
(4) Pengalihan kepemilikan Museum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan kepada
Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III

SUMBER DAYA MANUSIA

Pasal 11

(1) Pemilik harus menyediakan sumber daya manusia


untuk mengelola Museum.

(2) Sumber . . .
- 12 -
(2) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit terdiri atas kepala Museum,
tenaga teknis, dan tenaga administrasi.

Pasal 12

Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber daya manusia


diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB IV

PENGELOLAAN KOLEKSI

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 13

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Setiap Orang, dan


Masyarakat Hukum Adat yang memiliki Museum wajib
mengelola Koleksi baik yang berada di dalam ruangan
maupun di luar ruangan.

Bagian Kedua

Pengelolaan Administrasi

Paragraf 1

Koleksi

Pasal 14

(1) Koleksi dapat berupa:

a. benda utuh;

b. fragmen . . .
- 13 -
b. fragmen;
c. benda hasil perbanyakan atau replika;
d. spesimen;
e. hasil rekonstruksi; dan/atau
f. hasil restorasi.
(2) Koleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi syarat:

a. sesuai dengan visi dan misi Museum;


b. jelas asal usulnya;
c. diperoleh dengan cara yang sah;
d. keterawatan; dan/atau
e. tidak mempunyai efek negatif bagi kelangsungan
hidup manusia dan alam.

Paragraf 2

Pengadaan dan Pencatatan Koleksi

Pasal 15

Pengadaan Koleksi dapat diperoleh melalui hasil


penemuan, hasil pencarian, hibah, imbalan jasa,
pertukaran, pembelian, hadiah, warisan, atau konversi.

Pasal 16

(1) Pengadaan Koleksi dilakukan oleh tim pengadaan


Koleksi yang dibentuk dengan keputusan kepala
Museum.

(2) Tim pengadaan Koleksi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) bertugas melakukan kajian yang meliputi
aspek:

a. ilmiah . . .
- 14 -
a. ilmiah;
b. legalitas; dan
c. fisik.
(3) Hasil kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diserahkan oleh tim pengadaan Koleksi kepada kepala
Museum.

(4) Kepala Museum membuat keputusan pengadaan


Koleksi dengan mempertimbangkan:

a. kemampuan Museum melakukan pelestarian;


b. koleksi yang diusulkan akan berguna bagi
pengembangan Museum;
c. hasil kajian tim pengadaan Koleksi; dan
d. tidak bertentangan dengan etika permuseuman.
(5) Kepala Museum dapat memberikan pertimbangan
khusus untuk mengadakan Koleksi yang tidak sesuai
dengan visi dan misi Museum karena untuk:

a. penyelamatan;
b. pengamanan; dan/atau
c. pemeliharaan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan Koleksi
diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 17

(1) Kegiatan pencatatan Koleksi meliputi:

a. Registrasi yang dilakukan oleh register; dan


b. Inventarisasi yang dilakukan oleh Kurator.
(2) Registrasi dan Inventarisasi merupakan dokumen
Koleksi yang menjadi satu kesatuan dengan Koleksi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pencatatan


Koleksi diatur dalam Peraturan Menteri.

Paragraf 3 . . .
- 15 -
Paragraf 3

Penghapusan dan Pengalihan Koleksi

Pasal 18

(1) Koleksi dapat dihapus apabila:

a. rusak;
b. hilang;
c. musnah; dan/atau
d. material atau bahannya membahayakan.
(2) Koleksi dapat dialihkan hak kepemilikannya apabila:

a. tidak sesuai lagi dengan visi dan misi Museum;


dan/atau
b. jumlahnya terlalu banyak.
(3) Penghapusan dan pengalihan hak kepemilikan Koleksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) yang
berupa Cagar Budaya dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Koleksi yang hilang sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf b dapat dihapus setelah lebih dari 6 (enam)
tahun sejak Koleksi diketahui hilang.

(5) Penghapusan Koleksi sebagaimana dimaksud pada ayat


(4) tidak menghapus catatan dalam Registrasi dan
Inventarisasi.

(6) Dalam hal Koleksi yang dihapus karena hilang


ditemukan kembali, nomor Registrasi dan Inventarisasi
yang lama diberlakukan kembali.

Pasal 19 . . .
- 16 -
Pasal 19

(1) Penghapusan Koleksi sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 18 dilakukan oleh tim penghapusan Koleksi yang
dibentuk dengan keputusan kepala Museum.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


bertanggungjawab melakukan kajian dari aspek:

a. ilmiah; dan
b. fisik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghapusan Koleksi
diatur dengan Peraturan Menteri.

Paragraf 4

Peminjaman Koleksi

Pasal 20

(1) Museum dapat meminjam dan/atau meminjamkan


Koleksi dengan tujuan untuk:

a. kepentingan kebudayaan;
b. pengembangan pendidikan dan/atau ilmu
pengetahuan;
c. penelitian; dan/atau
d. promosi dan informasi.
(2) Peminjaman Koleksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan syarat:

a. memperhatikan pelestarian koleksi;


b. dibuat dengan perjanjian tertulis; dan
c. menjaga keseimbangan substansi tata pameran
tetap Museum.

(3) Perjanjian . . .
- 17 -
(3) Perjanjian tertulis peminjaman Koleksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b paling sedikit memuat:
a. identitas para pihak;
b. daftar Koleksi yang menjadi objek perjanjian;
c. tujuan peminjaman;
d. rencana penggunaan;
e. jangka waktu peminjaman;
f. hak dan kewajiban para pihak;
g. wanprestasi;
h. keadaan tak terduga di luar kemampuan manusia;
dan
i. penyelesaian apabila terjadi sengketa.

(4) Peminjaman Koleksi berupa Cagar Budaya dilakukan


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 21

(1) Peminjaman Koleksi antarnegara mengacu pada


perjanjian bilateral atau multilateral dalam bidang
kebudayaan antarnegara.

(2) Koleksi yang dipinjamkan ke luar negeri harus


mendapat izin dari Menteri.

(3) Peminjaman Koleksi berupa Cagar Budaya ke luar


negeri selain mengacu pada ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 22 . . .
- 18 -
Pasal 22

(1) Peminjam Koleksi wajib menjamin:

a. keterawatan Koleksi; dan


b. keamanan Koleksi.
(2) Peminjam Koleksi luar negeri selain memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga
harus mengasuransikan Koleksi.

(3) Peminjam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan


ayat (2) dilarang melakukan perbanyakan atau replika
terhadap Koleksi yang dipinjam tanpa izin tertulis dari
pemilik Museum.

(4) Perbanyakan atau replika Koleksi sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) yang berupa Cagar Budaya
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Pengelolaan Teknis Koleksi

Paragraf 1

Umum

Pasal 23

Pengelolaan teknis Koleksi dilakukan melalui:

a. penyimpanan; dan
b. pemeliharaan.

Paragraf 2 . . .
- 19 -
Paragraf 2

Penyimpanan

Pasal 24

(1) Koleksi disimpan di ruang penyimpanan dan/atau


ruang pamer.

(2) Penyimpanan Koleksi harus dilakukan dengan


memperhatikan pelindungannya.

(3) Pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


meliputi penyelamatan, pengamanan, dan
pemeliharaan.

(4) Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk


pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menjadi tanggung jawab kepala Museum.

Pasal 25

(1) Ruang penyimpanan Koleksi sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 24 ayat (1) dapat berupa ruang
penyimpanan tertutup dan/atau ruang penyimpanan
terbuka.

(2) Koleksi dapat disimpan dalam ruang penyimpanan


terbuka apabila bentuk dan ukurannya tidak
memungkinkan untuk disimpan di ruang penyimpanan
tertutup.

(3) Koleksi yang disimpan dalam ruang penyimpanan


harus:

a. sudah dilakukan registrasi; dan


b. sudah dilakukan perawatan.
(4) Ruang penyimpanan Koleksi berada di zona nonpublik.

Pasal 26 . . .
- 20 -
Pasal 26

(1) Ruang pamer Koleksi sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 24 ayat (1) dapat berupa ruang pamer tertutup
atau ruang pamer terbuka.
(2) Koleksi dapat disimpan di ruang pamer terbuka apabila
bentuk dan ukurannya tidak memungkinkan untuk
disimpan dalam ruang pamer tertutup.
(3) Koleksi yang disimpan dalam ruang pamer harus:
a. sudah dilakukan registrasi;
b. sudah dilakukan penelitian;
c. memiliki informasi; dan
d. sudah dilakukan perawatan.

Pasal 27

Koleksi yang unik, langka, dan memiliki tingkat informasi


tinggi harus mendapatkan perlakuan khusus berupa:
a. disimpan di ruang penyimpanan yang terjamin
keamanannya; dan
b. dibuatkan replika untuk dipamerkan.

Pasal 28

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyimpanan Koleksi


diatur dengan Peraturan Menteri.

Paragraf 3
Pemeliharaan

Pasal 29

(1) Pengelola Museum wajib melakukan pemeliharaan


Koleksi yang dilakukan secara terintegrasi.

(2) Pengelola . . .
- 21 -
(2) Pengelola Museum wajib membuat prosedur operasional
standar untuk Pemeliharaan Koleksi.
(3) Kepala Museum bertanggungjawab menyediakan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
pemeliharaan Koleksi.

Pasal 30

(1) Pemeliharaan Koleksi dilakukan oleh konservator.


(2) Dalam hal Museum tidak memiliki konservator
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menggunakan konservator dari Museum atau lembaga
lain.

Pasal 31

Pengelola Museum yang tidak melaksanakan pemeliharaan


Koleksi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya,
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB V
PENGAMANAN MUSEUM

Pasal 32

(1) Pengamanan Museum meliputi:


a. gedung;
b. Koleksi; dan
c. manusia.
(2) Pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Pengelola Museum.

(3) Dalam . . .
- 22 -
(3) Dalam melaksanakan pengamanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Pengelola Museum dapat
melibatkan penyedia jasa pengamanan.
(4) Penyedia jasa pengamanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) tidak dapat melakukan pengamanan di
ruang penyimpanan dan ruang pamer.
(5) Pengamanan Museum sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) menjadi tanggung jawab
kepala Museum.
(6) Dalam rangka pengamanan Museum, kepala Museum
melakukan koodinasi dan kerja sama dengan Kepolisian
Republik Indonesia.
(7) Pengamanan bangunan gedung Museum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.

Pasal 33

(1) Pengamanan Museum sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 32 dilakukan untuk memberikan pelindungan
dari ancaman yang disebabkan oleh alam dan/atau
manusia.
(2) Dalam rangka pengamanan Museum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pengelola Museum wajib
membuat prosedur operasional standar.

BAB VI
PENGEMBANGAN

Bagian Kesatu
Pengkajian

Pasal 34

(1) Pengkajian di Museum dilakukan terhadap:

a. Koleksi . . .
- 23 -
a. Koleksi;
b. pengelolaan;
c. pengunjung; dan/atau
d. program.
(2) Pengkajian di Museum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1):

a. wajib dilakukan oleh Pengelola Museum; dan/atau


b. dapat dilakukan oleh Setiap Orang atau Masyarakat
Hukum Adat dengan izin dari kepala Museum.
(3) Pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi standar pengkajian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-perundangan.

(4) Setiap Orang atau Masyarakat Hukum Adat yang


melakukan pengkajian sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b harus menyerahkan hasil
pengkajiannya kepada Pengelola Museum.

Pasal 35

(1) Pengkajian Koleksi dilakukan dengan tujuan untuk:

a. meningkatkan potensi nilai dan informasi Koleksi


untuk dikomunikasikan kepada masyarakat;
b. pengembangan ilmu pengetahuan;
c. pengembangan kebudayaan; dan/atau
d. menjaga kelestarian Koleksi.
(2) Pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
memperhatikan keterawatan Koleksi.

Pasal 36

Pengkajian pengelolaan dilakukan untuk:


a. pengembangan lembaga Museum;

b. mengukur . . .
- 24 -
b. mengukur dan meningkatkan kinerja Pengelola
Museum; dan/atau
c. pengembangan kebijakan Pengelolaan Museum.

Pasal 37

(1) Pengkajian pengunjung dilakukan untuk mengetahui:


a. indeks kepuasan pengunjung terhadap pelayanan
dan penyajian Museum;
b. harapan pengunjung terhadap pelayanan dan
penyajian; dan/atau
c. tingkat kepahaman pengunjung terhadap informasi
yang disampaikan.
(2) Pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan meningkatkan pengelolaan dan pelayanan
Museum.

Pasal 38

Pengkajian program dilakukan untuk mengetahui:


a. tingkat keberhasilan program;
b. indeks kepuasan masyarakat terhadap program
Museum; dan/atau
c. harapan masyarakat terhadap program Museum.

Bagian Kedua
Kerja Sama

Pasal 39

(1) Pengembangan Museum dapat dilakukan dengan cara


kerja sama dalam bidang pendidikan, sosial, ilmu
pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, serta
pariwisata.

(2) Kerja sama . . .


- 25 -
(2) Kerja sama dilakukan berdasarkan prinsip:

a. kesepakatan;
b. kesetaraan dan saling menguntungkan;
c. tidak merusak Koleksi;
d. tidak mengomersialkan Koleksi; dan
e. tidak digunakan untuk kepentingan politik tertentu.
(3) Kerja sama dalam pengembangan Museum dilakukan
oleh:

a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah;
c. Setiap Orang; atau
d. Masyarakat Hukum Adat.
(4) Kerja sama dilakukan dalam bentuk:

a. pameran;
b. penelitian;
c. program publik;
d. pelatihan sumber daya manusia;
e. publikasi;
f. perbanyakan atau replika Koleksi; dan/atau
g. promosi dan informasi.

Pasal 40

(1) Kerja sama dapat dilakukan dengan negara lain secara:

a. bilateral; dan/atau
b. multilateral.
(2) Kerja sama dengan negara lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus berdasarkan perjanjian antarnegara
di bidang kebudayaan.

(3) Kerja sama . . .


- 26 -
(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
dengan memperhatikan hukum internasional.

BAB VII

PEMANFAATAN

Pasal 41

(1) Pengelola Museum, Setiap Orang, dan/atau Masyarakat


Hukum Adat dapat memanfaatkan Museum untuk
layanan pendidikan, kepentingan sosial, ilmu
pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, dan/atau
pariwisata.

(2) Pemanfaatan Museum sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dapat dilakukan terhadap Koleksi, gedung,
dan/atau lingkungan.

(3) Pemanfaatan Museum oleh Setiap Orang dan/atau


Masyarakat Hukum Adat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan untuk tujuan pendidikan,
pengembangan bakat dan minat, pengembangan
kreativitas dan inovasi, serta kesenangan berdasarkan
izin kepala Museum.

(4) Pengelola Museum, Setiap Orang, dan/atau Masyarakat


Hukum Adat yang memanfaatkan Koleksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilarang untuk memfungsikan
kembali Koleksi sebagaimana fungsi aslinya.

(5) Pemanfaatan Koleksi sebagaimana dimaksud pada ayat


(3) dan ayat (4) tetap mengutamakan pelestarian.

Pasal 42 . . .
- 27 -
Pasal 42

Pemanfaatan Museum dalam penyediaan layanan


pendidikan dilakukan dengan cara:

a. mendatangkan peserta didik beserta pendidik ke


Museum;
b. menyelenggarakan Museum keliling; dan/atau
c. memberikan penyuluhan Museum dan Koleksi.

Pasal 43

(1) Izin Pemanfaatan Museum sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 41 ayat (3) berisi:

a. tujuan pemanfaatan;
b. waktu pemanfaatan;
c. lokasi pemanfaatan;
d. cara pemanfaatan;
e. bentuk pemanfaatan; dan
f. jumlah orang yang melakukan pemanfaatan.
(2) Cara pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku
di Museum yang bersangkutan.

(3) Pemanfaatan Koleksi yang kondisinya rapuh, langka,


atau bernilai ekonomi tinggi dapat dilakukan dengan
terlebih dahulu membuat perbanyakan atau replika.

(4) Pemanfaatan dengan cara perbanyakan atau replika


terhadap Koleksi berupa Cagar Budaya dengan izin
pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

(5) Pemanfaatan . . .
- 28 -
(5) Pemanfaatan dengan cara perbanyakan atau replika
terhadap Koleksi Bukan Cagar Budaya oleh Setiap
Orang dan/atau Masyarakat Hukum Adat dilakukan
dengan izin kepala Museum.

(6) Setiap pemanfaatan didahului dengan kajian untuk


mencegah kerusakan pada Koleksi, gedung, dan/atau
lingkungan Museum.

BAB VIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 44

(1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan


terhadap Pengelolaan Museum secara langsung.

(2) Dalam rangka melaksanakan pembinaan dan


pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Menteri dibantu oleh gubernur, bupati, atau walikota.

Pasal 45

(1) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 44 dilakukan berdasarkan hasil evaluasi
Museum.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan terhadap:

a. kelembagaan Museum;
b. pengelolaan Koleksi;
c. peningkatan sumber daya manusia;
d. pengembangan Museum; dan
e. pemanfaatan Museum.

Pasal 46 . . .
- 29 -
Pasal 46

(1) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 dan


Pasal 45 dilakukan melalui:

a. bimbingan teknis Museum;


b. advokasi Pengelolaan Museum; dan/atau
c. bantuan, yang dapat berupa dana, sarana dan/atau
tenaga ahli.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
dan Pasal 45 dilakukan melalui penilaian terhadap:

a. kelembagaan Museum; dan


b. Pengelolaan Museum

Pasal 47

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan


pengawasan terhadap Pengelolaan Museum diatur dengan
Peraturan Menteri.

BAB IX

PENDANAAN

Pasal 48

Pemilik Museum wajib menyediakan dana Pengelolaan


Museum.

Pasal 49

Museum milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah


pendanaannya berasal dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara;

b. anggaran . . .
- 30 -
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau
c. sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 50

(1) Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat memberikan


bantuan pendanaan kepada Setiap Orang atau
Masyarakat Hukum Adat yang memiliki Museum.

(2) Bantuan pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) digunakan untuk:

a. pembangunan Museum;
b. revitalisasi Museum; dan/atau
c. peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Pasal 51

Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana


untuk penyelamatan Koleksi dalam keadaan darurat.

BAB X

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 52

(1) Setiap Orang dan/atau Masyarakat Hukum Adat dapat


berperan serta membantu Pengelolaan Museum sebagai
wujud peran serta masyarakat terhadap pelindungan,
pengembangan, dan/atau pemanfaatan Museum.

(2) Peran . . .
- 31 -
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan sesuai dengan visi dan misi Museum.

(3) Peran serta masyarakat dalam membantu Pengelolaan


Museum berdasarkan asas transparansi dan
akuntabilitas.

Pasal 53

(1) Setiap Orang dan/atau Masyarakat Hukum Adat dapat


berperan serta dalam Pengelolaan Museum setelah
memperoleh izin kepala Museum.

(2) Setiap Orang dan/atau Masyarakat Hukum Adat yang


berperan serta terhadap pengelolaan Koleksi harus
memperhatikan aspek pelindungan.

Pasal 54

(1) Peran serta yang dilakukan oleh Setiap Orang dan/atau


Masyarakat Hukum Adat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 52 dan Pasal 53 dapat berupa:

a. ide;
b. sarana dan/atau prasarana Museum;
c. penyerahan Koleksi;
d. penitipan Koleksi;
e. tenaga; dan/atau
f. pendanaan Museum.
(2) Penyerahan Koleksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c yang merupakan Cagar Budaya, harus
berdasarkan izin pejabat yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Penyerahan Koleksi sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) dilengkapi dengan bukti penyerahan dari Museum.

(4) Penitipan . . .
- 32 -
(4) Penitipan Koleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d yang merupakan Cagar Budaya, harus
berdasarkan izin pejabat yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


dilakukan berdasarkan perjanjian yang memuat paling
sedikit:

a. identitas para pihak;


b. deskripsi Koleksi;
c. hak dan kewajiban para pihak;
d. jangka waktu penitipan;
e. bukti penitipan dari Museum; dan
f. bukti kepemilikan dan/atau penguasaan.
(6) Penitipan Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar
Budaya, atau Struktur Cagar Budaya maupun Bukan
Cagar Budaya yang masih dalam proses hukum dapat
dilakukan oleh aparat penegak hukum kepada
Museum.

Pasal 55

(1) Peran serta Setiap Orang dan/atau Masyarakat Hukum


Adat dilakukan secara sukarela dan tidak berdasarkan
kepentingan pribadi, kelompok, dan/atau kepentingan
politik tertentu.

(2) Peran serta Setiap Orang dan/atau Masyarakat Hukum


Adat dalam pendanaan dapat dilakukan seketika atau
secara berkala.

(3) Dana yang berasal dari peran serta Setiap Orang


dan/atau Masyarakat Hukum Adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diaudit oleh auditor
independen.

BAB XI . . .
- 33 -
BAB XI

KOMPENSASI

Pasal 56

(1) Menteri, gubernur, bupati, dan/atau walikota dapat


memberikan kompensasi kepada:

a. Setiap Orang atau Masyarakat Hukum Adat yang


memiliki Museum; atau
b. Setiap Orang atau Masyarakat Hukum Adat yang
memberikan sumbangan untuk Museum.
(2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa:

a. pendampingan;
b. tenaga teknis;
c. tenaga ahli;
d. sarana dan prasarana; dan/atau
e. tanda penghargaan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kompensasi yang
diberikan oleh Menteri diatur dengan Peraturan
Menteri.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kompensasi yang


diberikan oleh gubernur, bupati, atau walikota diatur
dengan peraturan gubernur, bupati, atau walikota
sesuai dengan kewenangannya.

BAB XII. . .
- 34 -
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 57

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Museum


yang telah ada wajib menyesuaikan dengan ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah ini paling lama 2 (dua) tahun
sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 58

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua


peraturan pelaksanaan Undang-Undang yang mengatur
permuseuman yang telah ada masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 59

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang
Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di
Museum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1995 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3599), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 60

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar . . .
- 35 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Agustus 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 19 Agustus 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 195


PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 66 TAHUN 2015

TENTANG

MUSEUM

I. UMUM
Secara konstitusional, Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa “negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya”, sehingga kebudayaan Indonesia
perlu dihayati oleh seluruh warga negara. Berdasarkan landasan
konstitusi tersebut, kebudayaan Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai
luhur bangsa harus dilestarikan guna memperkukuh jati diri bangsa,
mempertinggi harkat dan martabat bangsa, memperkuat ikatan rasa
kesatuan dan persatuan, memperkuat pengamalan Pancasila,
meningkatkan kualitas hidup, memperkuat dan memperkukuh persatuan
bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai arah
kehidupan bangsa demi terwujudnya cita-cita bangsa pada masa depan.
Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Pemerintah mempunyai kewajiban memajukan
kebudayaan secara utuh untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Sehubungan dengan itu, seluruh hasil karya bangsa Indonesia, baik pada
masa lalu, masa kini, maupun yang akan datang, perlu dimanfaatkan
sebagai modal pembangunan. Sebagai karya warisan budaya masa lalu,
Cagar Budaya dan Bukan Cagar Budaya menjadi perlu untuk
dipertahankan keberadaannya karena mengandung nilai-nilai penting
bagi umat manusia, seperti sejarah, estetika, ilmu pengetahuan, etnologi,
dan keunikan yang terwujud dalam bentuk Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya dan Bukan
Cagar Budaya. Oleh karena itu, upaya pelestariannya mencakup tujuan
untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya.

Berdasarkan . . .
-2-
Berdasarkan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010
tentang Cagar Budaya, upaya Pelestarian Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya dan Bukan
Cagar Budaya dilakukan oleh Museum sebagai lembaga permanen yang
tidak mencari keuntungan guna melayani masyarakat dengan tujuan
pengkajian, pendidikan, dan kesenangan. Tidak setiap lembaga
mempunyai koleksi sebagai Museum. Museum mempunyai persyaratan
pada saat didirikan dan keberadaannya dengan sumber daya manusia
yang mempunyai kualifikasi tertentu untuk pengelolaan Museum. Setiap
Orang dan/atau Masyarakat Hukum Adat dapat berperan serta
melakukan pelestarian melalui pelindungan, pengembangan, dan
pemanfaatannya. Setiap Orang dan/atau Masyarakat Hukum Adat yang
berperan dalam Pelestarian Koleksi memperoleh penghargaan berupa
kompensasi.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Museum sebagai lembaga melaksanakan tugas di bidang


pengkajian melalui pengembangan museum.

Museum sebagai lembaga melaksanakan tugas di bidang


pendidikan melalui pemanfaatan museum untuk kepentingan
pendidikan.

Museum dalam memberikan layanan kepada masyarakat harus


memberikan rasa kesenangan bagi pengunjung.

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) . . .
-3-
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “nama Museum” adalah nama
dari Museum yang didirikan, tapi bukan pemberian
nama dengan sebutan Museum nasional, Museum
provinsi, dan Museum kabupaten atau kota karena
sebutan tersebut hanya ada 1 (satu) di ibukota negara
untuk Museum nasional, di provinsi untuk Museum
provinsi, di kabupaten atau kota untuk Museum
kabupaten atau kota.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Museum umum” adalah
Museum yang menginformasikan tentang berbagai
cabang seni, peristiwa, disiplin ilmu dan teknologi yang
koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material
manusia dan/atau lingkungannya. Misalnya antara lain
Museum nasional, Museum provinsi, dan Museum
kabupaten atau kota.

Huruf b . . .
-4-
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Museum khusus” adalah
Museum yang menginformasikan tentang 1 (satu)
peristiwa, 1 (satu) riwayat hidup seseorang, 1 (satu)
cabang seni, 1 (satu) cabang ilmu, atau 1 (satu) cabang
teknologi yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti
material manusia dan/atau lingkungannya. Misalnya
Misalnya Museum Kebangkitan Nasional, Museum
Panglima Besar Soedirman Yogyakarta, Museum Neka
Bali, Museum Basoeki Abdullah Jakarta, Museum
Transportasi Taman Mini Indonesia Indah, Museum
Geologi Bandung, dan Museum Kepresidenan di Istana
Presiden Bogor.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang termasuk dalam Pengelolaan Museum antara lain
bangunan, sumber daya manusia, Koleksi, program publik,
dan pendanaan.

Ayat (3) . . .
-5-
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Pemilik Museum yang melakukan penggabungan harus
membuat kesepakatan secara tertulis.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b . . .
-6-
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “terjadi peristiwa hukum”
misalnya pemilik Museum meninggal dunia yang
menyebabkan kehilangan statusnya sebagai subjek
hukum dan kepemilikannya beralih kepada ahli waris.
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Kepala Museum mempunyai tugas dan tanggung jawab
terhadap seluruh proses Pengelolaan Museum sesuai dengan
visi dan misi Museum.
Yang dimaksud dengan “tenaga teknis” adalah:
a. register yaitu petugas teknis yang melakukan kegiatan
pencatatan dan pendokumentasian Koleksi;
b. Kurator yaitu petugas teknis yang karena kompetensi
keahliannya bertanggungjawab dalam pengelolaan
Koleksi;
c. konservator yaitu petugas teknis yang melakukan
kegiatan pemeliharaan dan perawatan Koleksi;

d. penata . . .
-7-
d. penata pameran yaitu petugas teknis yang melakukan
kegiatan perancangan dan penataan di museum;
e. edukator yaitu petugas teknis yang melakukan kegiatan
edukasi dan penyampaian informasi Koleksi; dan
f. hubungan masyarakat dan pemasaran yaitu petugas
teknis melakukan kegiatan komunikasi dan pemasaran
program-program Museum.
Yang dimaksud dengan “tenaga administrasi” adalah tenaga
yang melaksanakan pekerjaan:
a. ketatausahaan;
b. kepegawaian;
c. keuangan;
d. keamanan; dan/atau
e. kerumahtanggaan.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “benda utuh” meliputi benda,
bangunan, dan/atau struktur yang dalam keadaan
sempurna sebagaimana adanya atau sebagaimana
semula (tidak berubah, tidak rusak, dan tidak
berkurang).
Huruf b
Yang dimaksud dengan “fragmen” adalah bagian atau
pecahan dari suatu benda yang:
1. dapat diidentifikasi bentuk utuhnya; dan

2. terdapat . . .
-8-
2. terdapat ragam hias yang memiliki arti penting bagi
ilmu pengetahuan, sejarah, seni, dan/atau
kebudayaan.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “benda hasil perbanyakan atau


replika” adalah duplikat atau reproduksi yang serupa
benar dengan aslinya dibuat untuk tujuan tertentu,
seperti pameran atau cenderamata. Hasil perbanyakan
atau replika antara lain reproduksi foto dan lukisan.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “spesimen” merupakan abiota


atau biota (manusia, hewan, atau tumbuhan), baik
utuh maupun bagiannya yang memiliki arti penting
bagi ilmu pengetahuan.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “rekonstruksi” adalah upaya


mengembalikan koleksi sebatas kondisi yang diketahui
dengan tetap mengutamakan prinsip keaslian bahan
dan teknik pengerjaan, termasuk dalam menggunakan
bahan baru sebagai pengganti bahan asli dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Huruf f

Yang dimaksud dengan “restorasi” adalah upaya


memperbaiki koleksi yang rusak agar mendekati seperti
bentuk asli yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 15 . . .
-9-
Pasal 15
Konversi dilakukan apabila ditemukan Koleksi di Museum yang
tidak diketahui asal usulnya.

Pasal 16
Ayat (1)
Tim pengadaan Koleksi terdiri atas:
a. Kurator;
b. Register; dan
c. Konservator.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “Registrasi Koleksi” adalah
pendokumentasian Koleksi ke dalam buku Registrasi yang
dilakukan oleh register, yang meliputi pemberian nomor
Registrasi, pembuatan foto Koleksi, dan pencatatan lalu lintas
Koleksi.

Yang . . .
- 10 -
Yang dimaksud dengan “Inventarisasi Koleksi” adalah
pencatatan dan pengelolaan Koleksi yang dilakukan oleh
kurator, yang meliputi pengklasifikasian Koleksi, pemberian
nomor inventaris, pencatatan pada buku inventaris,
pembuatan kartu katalog Koleksi, dan pengisian lembar kerja
kuratorial.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 18

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “rusak” adalah mengalami


perubahan wujud dan gaya sehingga kehilangan
keasliannya.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “material atau bahannya


membahayakan” adalah Koleksi yang memiliki bahan
yang berbahaya sehingga membahayakan bagi manusia
dan/atau Koleksi lain.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4) . . .
- 11 -
Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 19

Ayat (1)

Tim penghapusan Koleksi terdiri atas:

a. register;
b. kurator; dan
c. konservator.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24 . . .
- 12 -
Pasal 24

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “sarana dan prasarana” misalnya


ruang pameran disediakan perlengkapan, seperti alarm,
lemari penyimpanan, alat pengatur suhu, atau alat pengatur
kelembaban.

Pasal 25

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “zona nonpublik” adalah area


tertutup yang tidak dapat diakses secara bebas tanpa izin
pengelola Museum.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28 . . .
- 13 -
Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “lembaga lain” misalnya Arsip


Nasional untuk konservator naskah, Perpustakaan Nasional
untuk konservator buku, dan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi untuk konservator Koleksi spesimen.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “gedung” meliputi bangunan


beserta fasilitasnya.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “manusia” meliputi Pengelola


Museum maupun pengunjung pada area terbuka dan
tertutup.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) . . .
- 14 -
Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39 . . .
- 15 -
Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan ”memfungsikan kembali Koleksi


sebagaimana fungsi aslinya” adalah menggunakan Koleksi
sebagaimana fungsinya sebelum menjadi Koleksi. Contohnya,
Koleksi berupa mahkota kerajaan dipakai pada upacara
kerajaan.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 42

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c . . .
- 16 -
Huruf c

Yang dimaksud dengan “penyuluhan Museum dan Koleksi”


antara lain melakukan penyuluhan tentang tugas dan fungsi
Museum beserta koleksinya kepada masyarakat.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “sumber lain yang sah dan tidak


mengikat” antara lain berupa sponsor atau dukungan pihak
lain dan penggalangan dana.

Pasal 50 . . .
- 17 -
Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Yang dimaksud dengan “keadaan darurat” adalah kondisi yang


mengancam kelestarian Museum dan/atau Koleksi, antara lain
terjadinya kebakaran, banjir, gempa bumi, kerusuhan, dan perang.

Pasal 52

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “asas transparansi dan akuntabilitas”


adalah wujud peran serta yang harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat secara
transparan dan terbuka dengan memberikan informasi yang
benar, jujur, dan tidak diskriminatif.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c . . .
- 18 -
Huruf c

Koleksi yang diserahkan pada Museum harus


mempunyai arti khusus bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, karya seni, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Peran serta berupa tenaga misalnya, tenaga penelitian


Koleksi, advokasi, dan/atau pekerjaan teknis di
Museum.

Huruf f

Pendanaan Museum dapat diberikan oleh masyarakat


secara langsung kepada Museum atau dapat dikelola
sendiri oleh masyarakat untuk kepentingan Museum.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Pasal 56 . . .
- 19 -
Pasal 56

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “tanda penghargaan” antara


lain ucapan terima kasih, sertifikat, dan nama
penyumbang ditulis di Museum yang telah disumbang.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 57

Cukup jelas.

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Cukup jelas.

Pasal 60 . . .
- 20 -
Pasal 60

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5733


,------ - - - - - - - -

SALINAN

PRE S I DEN
RE PUBLI K INDONESI A

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOM OR 5 TAHUN 2017
TENTANG
PEMAJUAN KEBUDAYAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa Negara memajukan Kebudayaan Nasional


Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan
Kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa
depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya tujuan
nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa keberagaman Kebudayaan daerah merupakan
kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan
untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di
tengah dinamika perkembangan dunia;
c. bahwa untuk memajukan Kebudayaan Nasional
Indonesia, diperlukan langkah strategis berupa upaya
Pemajuan Kebudayaan melalui Pelindungan,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan guna
mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat
secara politik, berdikari secara ekonomi, dan
berkepribadian dalam Kebudayaan;
d. bahwa selama ini belum terdapat peraturan perundang-
undangan yang memadai se bagai pedoman dalam
Pemajuan Kebudayaan Nasional . Indonesia secara
menyeluruh dan terpadu;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d
perlu membentuk Undang-Undang tentang Pemajuan
Kebudayaan;
Mengingat Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 32 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dengan ...
-----~ -

PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-2 -
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN:
Menetapkan UNDANG-UNDANG TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN .

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :


1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya
masyarakat.
2. Kebudayaan Nasional Indonesia adalah keseluruhan
proses dan hasil interaksi antar-Kebudayaan yang
hidup dan berkembang di Indonesia.
3. Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan
ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia
di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan
Kebudayaan .
4 . Pelindungan adalah upaya menJaga keberlanjutan
Kebudayaan yang dilakukan dengan cara
inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan,
penyelamatan, dan publikasi.
5. Pengembangan adalah upaya menghidupkan
ekosistem Kebudayaan serta meningkatkan,
memperkaya, dan menyebarluaskan Kebudayaan.

6 . Pemanfaatan ... ·
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-3 -
6. Pemanfaatan adalah upaya pendayagunaan Objek
Pemajuan Kebudayaan untuk menguatkan ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan dalam mewujudkan tujuan nasional.
7. Pembinaan adalah upaya pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kebudayaan , lembaga Kebudayaan,
dan pranata Kebudayaan dalam meningkatkan dan
memperluas peran aktif dan inisiatif masyarakat.
8. Objek Pemajuan Kebudayaan adalah unsur
Kebudayaan yang menjadi sasaran utama Pemajuan
Kebudayaan.
9. Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah adalah dokumen
yang memuat kondisi faktual dan permasalahan
yang dihadapi daerah dalam upaya Pemajuan
Kebudayaan beserta usulan penyelesaiannya.
10. Strategi Kebudayaan adalah dokumen tentang arah
Pemajuan Kebudayaan yang berlandaskan pada
potensi, situasi, dan kondisi Kebudayaan Indonesia
untuk mewujudkan tujuan nasional.
11. Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan adalah
pedoman bagi Pemerintah Pusat dalam
melaksanakan Pemajuan Kebudayaan.
12. Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu adalah
sistem data utama Kebudayaan yang
mengintegrasikan seluruh data Kebudayaan dari
berbagai sumber.
13. Sumber Daya Manusia Kebudayaan adalah orang
yang bergiat, bekerja, dan/ atau berkarya dalam
bidang yang berkaitan dengan Objek Pemajuan
Kebudayaan .
14. Setiap Orang adalah orang perseorangan, kelompok
orang, orgamsas1 masyarakat, dan/ a tau badan
usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan
badan hukum.

15 . Pemerintah ...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-4-
15. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan
negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
16. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerin tahan daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Kebudayaan.

Pasal 2

Pemajuan Kebudayaan dilaksanakan berlandaskan


Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Pasal3

Pemajuan Kebudayaan berasaskan:


a . toleransi;
b . ke beragaman;
c. kelokalan;
d. lintas wilayah;
e. partisi pa tif;
f. manfaat;
g. ke berlanj u tan;
h. kebebasan berekspresi;
1. keterpaduan;
J. kesederajatan; dan
k. gotong royong.

Pasal4 ...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-5-
Pasal4

Pemajuan Kebudayaan bertujuan untuk:


a. mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa;
b. memperkaya keberagaman budaya;
c. memperteguh jati diri bangsa;
d. memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa;
e. mencerdaskan kehidupan bangsa;
f. meningkatkan citra bangsa;
g. mewujudkan masyarakat madani;
h. meningkatkan kesejahteraan rakyat;
1. melestarikan warisan budaya bangsa; dan
J. mempengaruhi arah perkembangan peradaban
dunia,
sehingga Kebudayaan menjadi haluan pembangunan
nasional.

Pasal5

Objek Pemajuan Kebudayaan meliputi:


a. tradisi lisan;
b. manuskrip;
c. adat istiadat;
d. ritus;
e. pengetahuan tradisional;
f. teknologi tradisional;
g. sem;
h. bahasa;
1. permainan rakyat; dan
J. olahraga· tradisional.

BAB II ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-6 -
BAB II
PEMAJUAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal6

Pemajuan Kebudayaan dikoordinasikan oleh Menteri.

Pasal 7

Pemerintah Pusat danjatau Pemerintah Daerah


melakukan pengarusutamaan Kebudayaan melalui
pendidikan untuk mencapa1 tujuan Pernajuan
Kebudayaan.

Pasal8

Pemajuan Kebudayaan berpedoman pada:


a. Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah kabupaten j kota;
b. Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah provinsi;
c. Strategi Kebudayaan; dan
d. Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan.

Pasal9

Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah kabupatenjkota,


Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah provinsi, Strategi
Kebudayaan, dan Rencana Induk Pemajuan
Kebudayaan merupakan serangkaian dokumen yang
disusun secara berjenjang.

Pasal 10 ...
PRES I DEN
REPUBLI K INDONESIA

- 27--
Pasal 10

(1) Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah kabupatenjkota


menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam Pokok
Pikiran Kebudayaan Daerah provinsi.
(2) Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah provinsi menjadi
bahan dasar penyusunan Strategi Kebudayaan.
(3) Strategi Kebudayaan menjadi dasar penyusunan
Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan.
(4) Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan menjadi
dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana
pembangunan jangka panjang dan rencana
pembangunan jangka menengah.

Pasal 11

( 1) Penyusunan Pokok Pikiran Ke budayaan Daerah


kabupatenjkota dilakukan oleh Pemerintah Daerah
dengan melibatkan masyarakat melalui para ahli
yang memiliki kompetensi dan kredibilitas dalam
Objek Pemajuan Kebudayaan di kabupatenjkota.
(2) Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah kabupatenjkota
sebagaimana dimaksud pada ayat (i) berisi:
a. identifikasi keadaan terkini dari perkembangan
Objek Pemajuan Kebudayaan di kabupatenjkota;
b. identifikasi Sumber Daya Manusia Kebudayaan,
lembaga Kebudayaan, dan pranata Kebudayaan
di kabupatenjkota;
c. iden tifikasi saran a dan prasarana Ke budayaan di
kabupatenjkota;
d. identifikasi potensi masalah Pernajuan
Kebudayaan;dan
e. analisis dan rekomendasi untuk implementasi
Pemajuan Kebudayaan di kabupatenjkota.

(3) Anggaran . . .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-8-
(3) Anggaran penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan
Daerah kabupatenjkota dibebankan kepada
anggaran pendapatan dan belanja daerah.
(4) Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah kabupatenjkota
ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
penyusunan Pokok Pikiran Ke budayaan Daerah
kabupatenjkota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sampai dengan ayat (4) diatur dengan Peraturan
Presiden.

Pasal 12

( 1) Penyusunan Pokok Pikiran Ke budayaan Daerah


provinsi dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan
melibatkan masyarakat melalui wakil para ahli yang
terlibat dalam penyusunan Pokok Pikiran
Kebudayaan Daerah kabupatenjkota dalam provinsi
terse but dan/ atau pemangku kepentingan.
(2) Pokok Pikiran Ke budayaan Daerah provms1
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi:
a. Pokok Pikiran Ke budayaan Daerah
kabupaten j kota di dalam wilayah provms1
terse but;
b. identifikasi keadaan terkini dari perkembangan
Objek Pemajuan Kebudayaan di provinsi;
c. identifikasi Sumber Daya Manusia Kebudayaan,
lembaga Kebudayaan, dan pranata Kebudayaan
di provinsi;
d. identifikasi sarana dan prasarana Kebudayaan di
provms1;
e. iden tifikasi potensi masalah Pernajuan
Kebudayaan;dan
f. analisis dan rekomendasi untuk implementasi
Pemajuan Kebudayaan di provinsi.

(3) Anggaran . . . ·
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-9 -
(3) Anggaran penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan
Daerah provms1 dibebankan kepada anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
(4) Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah provms1
ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengena1 tata cara
penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah
provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sampai dengan ayat (4) diatur dengan Peraturan
Presiden.

Pasal 13

(1) Strategi Kebudayaan disusun oleh Pemerintah Pusat


dengan melibatkan masyarakat melalui para ahli
yang memiliki kompetensi dan kredibilitas dalam
Objek Pemajuan Kebudayaan.
(2) Strategi Kebudayaan berisi:
a. abstrak dari dokumen Pokok Pikiran
Kebudayaan Daerah provinsi, Pokok Pikiran
Kebudayaan Daerah kabupatenjkota, dan
dokumen Kebudayaan lainnya di Indonesia;
b. visi Pemajuan Kebudayaan 20 (dua puluh) tahun
ke depan;
c. isu strategis yang menjadi skala prioritas untuk
mempercepat pencapaian v1s1 sebagaimana
dimaksud pada huruf b; dan
d. rumusan proses dan metode utama pelaksanaan
Pemajuan Kebudayaan.
(3) Strategi Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilengkapi dengan:
a. peta perkembangan Objek Pernajuan
Kebudayaan di seluruh wilayah Indonesia;

b. peta ... .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 10-
b. peta perkembangan faktor budaya di luar Objek
Pemajuan Kebudayaan;
c. peta Sumber Daya Manusia Kebudayaan,
lembaga Kebudayaan, dan pranata Kebudayaan
di seluruh wilayah Indonesia;
d. identifikasi sarana dan prasarana Kebudayaan di
seluruh wilayah Indonesia;
e. peta permasalahan dalam Pemajuan Kebudayaan
di seluruh wilayah Indonesia; dan
f. analisis permasalahan dalam Pemajuan
Kebudayaan di seluruh wilayah Indonesia.
(4) Penyusunan Strategi Kebudayaan dilakukan dengan:
a . menggunakan pendekatan yang komprehensif;
b. menyusun kajian yang bersifat multidisipliner;
dan
c. memperhatikan sifat saling terkait, saling
terhui?ung, dan saling tergantung antar-
Kebudayaan di Indonesia.
(5) Anggaran penyusunan Strategi Kebudayaan
dibebankan kepada anggaran pendapatan dan
belanja negara.
(6) Strategi Kebudayaan ditetapkan oleh Presiden.
(7) Ketentuan Jebih lanjut mengenm tata cara
penyusunan Strategi Kebudayaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6)
diatur dengan Peraturan Presiden .

Pasal 14

(1) Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan disusun oleh


Men teri berkoordinasi dengan kern en terian / lem baga
terkait.

(2) Rencana ...


PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 11 -
(2) Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan berisi:
a. visi dan misi Pemajuan Kebudayaan;
b. tujuan dan sasaran;
c. perencanaan;
d. pembagian wewenang; dan
e. alat ukur capaian.
(3) Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan disusun
untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan dapat
ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rencana Induk
Pemajuan Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) , ayat (2) , dan ayat (3) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 15

(1) Menteri membentuk Sistem Pendataan Kebudayaan


Terpadu untuk mendukung pelaksanaan Pemajuan
Kebudayaan.
(2) Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu berisi data
mengena1:
a. Objek Pemajuan Kebudayaan;
b. Sumber Daya Manusia Kebudayaan, lembaga
Kebudayaan, dan pranata Kebudayaan;
c. sarana dan prasarana Kebudayaan; dan
d. data lain terkait Kebudayaan.
(3) Data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang
dikelola oleh kementerian atau lembaga terhubung
dengan Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu.
(4) Data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang
terhimpun dalam Sistem Pendataan · Kebudayaan
Terpadu digunakan sebagai acuan data utama
dalam Pemajuan Kebudayaan.

(5) Sistem ...


PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 12 -
(5) Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu harus dapat
diakses oleh Setiap Orang.
(6) Pengelolaan Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu
harus mempertimbangkan kedaulatan, keamanan,
dan ketahanan nasional.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Pendataan
Kebudayaan Terpadu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sampai dengan ayat (6) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua
Pelindungan

Paragraf 1
In ven tarisasi

Pasal 16

(1) Inventarisasi Objek Pemajuan Kebudayaan terdiri


atas tahapan:
a. pencatatan dan pendokumentasian;
b. penetapan; dan
c. pemutakhiran data.
(2) Inventarisasi Objek Pemajuan Kebudayaan
dilakukan melalui Sistem Pendataan Kebudayaan
Terpadu.

Pasal 17

Pemerintah Pusat danjatau Pemerintah Daerah sesuai


dengan kewenangannya wajib melakukan pencatatan
dan pendokumentasian Objek Pemajuan Kebudayaan.

Pasal 18 ...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 13 -
Pasal 18

(1) Setiap Orang dapat melakukan pencatatan dan


pendokumentasian Objek Pemajuan Kebudayaan.
(2) Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah
memfasilitasi Setiap Orang yang melakukan
pencatatan dan pendokumentasian Objek Pemajuan
Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenm memfasilitasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 19

(1) Menteri melakukan penetapan hasil pencatatan dan


pendokumentasian Objek Pemajuan Kebudayaan.
(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dilakukan melalui tahapan verifikasi dan
validasi.
(3) Dalam melakukan verifikasi dan validasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Menteri
berkoordinasi dengan kementerianjlembaga dan
melibatkan ahli di bidang terkait.

Pasal20

(1) Pemerintah Pusat danjatau Pemerintah Daerah


wajib melakukan pemutakhiran data Objek
Pemajuan Kebudayaan yang telah ditetapkan .
(2) Setiap Orang dapat melakukan pemutakhiran data
Objek Pemajuan Kebudayaan.
(3) Pemutakhiran data Objek Pemajuan Kebudayaan
wajib diverifikasi dan divalidasi oleh Menteri.
(4) Pemutakhiran data Objek Pemajuan Kebudayaan
dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

Pasal 21 ...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 14 -
Pasal 21

Ketentuan lebih lanjut mengenai invental-isasi Objek


Pemajuan Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 sampai dengan Pasal 20 diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Paragraf 2
Pengamanan

Pasal 22

(1 ) Pemerintah Pusat danjatau Pemerintah Daerah


wajib melakukan pengamanan Objek Pemajuan
Kebudayaan.
(2) Setiap Orang dapat berperan aktif dalam melakukan
pengamanan Objek Pemajuan Kebudayaan.
(3) Pengamanan Objek Pemajuan Kebudayaan
dilakukan un tuk mencegah pihak asing tidak
melakukan klaim atas kekayaan intelektual Objek
Pemajuan Kebudayaan.
(4) Pengamanan Objek Pernajuan Kebudayaan
dilakukan dengan cara:
a. memutakhirkan data dalam Sistem Pendataan
Kebudayaan Terpadu secara terus-menerus;
b . mewariskan Objek Pemajuan Kebudayaan
kepada generasi berikutnya; dan
c. memperjuangkan Objek Pemajuan Kebudayaan
sebagai warisan budaya dunia.

Pasal 23

Ketentuan lebih lanjut mengenm pengamanan Objek


Pemajuan Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Paragraf 3 ...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 15 -
Paragraf 3
Pemeliharaan

Pasal24

(1) Pemerintah Pusat danjatau Pemerintah Daerah


wajib melakukan pemeliharaan Objek Pemajuan
Kebudayaan.
(2) Setiap Orang dapat berperan aktif dalam melakukan
pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan.
(3) Pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan
dilakukan untuk mencegah kerusakan, hilang, atau
musnahnya Objek Pemajuan Kebudayaan.
(4) Pemeliharaan Objek Pemajuan Kebudayaan
dilakukan dengan cara:
a. menjaga nilai keluhuran dan kearifan Objek
Pemajuan Kebudayaan;
b. menggunakan Objek Pemajuan Kebudayaan
dalam kehidupan sehari-hari;
c. menjaga keanekaragarnan Objek Pemajuan
Kebudayaan;
d. menghidupkan dan menJaga ekosistem
Kebudayaan untuk setiap Objek Pemajuan
Kebudayaan; dan
e . mewariskan Objek Pemajuan Kebudayaan
kepada generasi berikutnya.

Pasal25

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeliharaan Objek


Pernajuan Ke budayaan se bagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Paragraf 4 ...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 16-
Paragraf 4
Penyelamatan

Pasal 26

(1) Pemerintah Pusat danjatau Pemerintah Daerah


wajib melakukan penyelamatan Objek Pemajuan
Kebudayaan.
(2) Setiap Orang dapat berperan aktif dalam melakukan
penyelamatan Objek Pemajuan Kebudayaan.
(3) Penyelamatan Objek Pemajuan Kebudayaan
dilakukan dengan cara:
a. revitalisasi;
b. repatriasi; dan/ a tau
c. restorasi.

Pasal27

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelamatan Objek


Pemajuan Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Paragraf 5
Publikasi

Pasal28

(1) Pemerintah Pusat danjatau Pemerintah Daerah


wajib melakukan publikasi terhadap informasi yang
berkaitan dengan inventarisasi, pengamanan,
pemeliharaan, dan penyelamatan Objek Pemajuan
Kebudayaan.

(2) Setiap ...


PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 17 -
(2) Setiap Orang dapat berperan aktif dalam melakukan
publikasi terhadap informasi yang berkaitan dengan
inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, dan
penyelamatan Objek Pemajuan Kebudayaan.
(3) Publikasi dilakukan untuk penyebaran informasi
kepada publik baik di dalam negeri maupun di luar
negeri dengan menggunakan berbagai bentuk media.

Pasal29

Ketentuan lebih lanjut mengenai publikasi terhadap


informasi yang berkaitan dengan inventarisasi,
pengamanan, pemeliharaan, dan penyelamatan Objek
Pemajuan Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketiga
Pengembangan

Pasal30

(1) Pemerintah Pusat danjatau Pemerintah Daerah


harus melakukan Pengembangan Objek Pemajuan
Kebudayaan.
(2) Setiap Orang dapat melakukan Pengembangan
Objek Pemajuan Kebudayaan.
(3) Pengembangan Objek Pemajuan Kebudayaan
dilakukan dengan cara:
a. penyebarluasan;
b. pengk~ian;dan

c. pengayaan keberagaman.

Pasal 31 ...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 18 -
Pasal 31

Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengembangan Objek


Pemajuan Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Keempat
Pemanfaatan

Pasal32

(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, danjatau


Setiap Orang dapat melakukan Pemanfaatan Objek
Pemajuan Kebudayaan.
(2) Pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan
dilakukan untuk:
a. mem ban gun karakter bangsa;
b. meningkatkan ketahanan budaya;
c. meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan
d. meningkatkan peran . aktif dan pengaruh
Indonesia dalam hubungan internasional.

Pasal 33

(1) Pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan untuk


membangun karakter bangsa dan meningkatkan
ketahanan budaya se bagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 a yat (2) huruf a dan huruf b dilakukan
melalui:
a. internalisasi nilai budaya;
b. inovasi;
c . peningkatan adaptasi menghadapi perubahan ;
d . komunikasi lintasbudaya; dan
e. kolaborasi antarbudaya.

(2) Ketentuan ...


PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 19 -
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemanfaatan Objek
Pemajuan Kebudayaan untuk membangun karakter
bangsa dan meningkatkan ketahanan budaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 34

(1) Pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan untuk


meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2)
huruf c dapat dilakukan melalui pengolahan Objek
Pemajuan Kebudayaan menjadi produk.
(2) Pengolahan Objek Pemajuan Kebudayaan menjadi
produk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan tetap menjaga nilai keluhuran
dan kearifan Objek Pemajuan Kebudayaan.
(3) Ketentuari lebih lanjut mengenai pengolahan Objek
Pemajuan Kebudayaan menjadi produk sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 35

(1) Pemanfaatan Objek Pemajuan Kebudayaan untuk


meningkatkan peran aktif dan pengaruh Indonesia
dalam hubungan internasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) huruf d dilakukan
melalui:
a . diplomasi budaya; dan
b. peningkatan kerja sama internasional di bidang
Kebudayaan .

(2) Pemanfaatan ...


P RES I DEN
REP UBLI K I N DO N E S I A

- 24 -
1. menggunakan Kebudayaan sebagai salah satu media
diplomasi internasional;
J. meningkatkan kerja sama internasional di bidang
Kebudayaan; dan
k. menghidupkan dan menjaga ekosistem Kebudayaan
yang berkelanjutan.

Pasal44

Dalam Pemajuan Kebudayaan, Pemerintah Daerah


sesuai dengan wilayah administratifnya, bertugas:
a . menjamin kebebasan berekspresi;
b. menjamin pelindungan atas ekspresi budaya ;
c. melaksanakan Pemajuan Kebudayaan;
d. memelihara kebinekaan;
e. mengelola informasi di bidang Kebudayaan;
f. menyediakan sarana dan prasarana Kebudayaan ;
g. menyediakan sumber pendanaan untuk Pemajuan
Kebudayaan;
h. membentuk mekanisme pelibatan masyarakat dalam
Pemajuan Kebudayaan;
1. mendorong peran aktif dan inisiatif masyarakat
dalam Pemajuan Kebudayaan; dan
J. menghidupkan dan menjaga ekosistem Kebudayaan
yang berkelanjutan.

Bagian Kedua
Wewenang

Pasal45

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 43, Pemerintah Pusat berwenang:

a . merumuskan . . .
PRE S I DEN
REPUBLI K INDONESI A

- 25-
a. merumu skan dan menetapkan kebijakan Pemajuan
Kebud ayaan;
b. merencanakan, menyelenggarakan, dan mengawas1
Pemajuan Kebudayaan;
c. merumuskan dan menetapkan mekanisme
pendanaan dalam Pemajuan Kebudayaan; dan
d. merumuskan dan menetapkan norma, standar,
prosedur, dan kriteria Pemajuan Kebudayaan.

Pasal 46

Dalam melaksanakan tugas se bagaimana dimaksud


dalam Pasal 44, Pemerintah Daerah sesuai dengan
wilayah administratifnya, berwenang:
a. merumuskan dan menetapkan kebijakan Pemajuan
Kebudayaan;
b. merencanakan, menyelenggarakan, dan mengawas1
Pemajuan Kebudayaan;
c. merumuskan dan menetapkan mekanisme pelibatan
masyarakat dalam Pemajuan Kebudayaan; dan
d. merumuskan dan menetapkan mekanisme
pendanaan dalam Pemajuan Kebudayaan .

BABV ...
PRES I DEN
REP UBLI K INDONESIA

- 26-
BABV
PENDANAAN

Pasal47

Pendanaan Pemajuan Kebudayaan didasarkan atas


pertimbangan investasi.

Pasal48

(1) Pendanaan Pemajuan Kebudayaan menjadi


tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.
(2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berasal dari:
a . anggaran. pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah;
c . masyarakat; dan/ a tau
d . sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal49

(1) Dalam rangka upaya Pernajuan Kebudayaan,


Pemerintah Pus at membentuk dana perwalian
Kebudayaan.
(2) Pembentukan dana perwalian Kebudayaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB VI ...
PRES I DEN
REP UBLI K INDONESI A

- 27-
BAB VI
PENGHARGAAN

Pasal 50

(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, danjatau


Setiap Orang dapat memberikan penghargaan yang
sepadan kepada pihak yang berprestasi atau
berkontribusi luar biasa sesuai dengan prestasi dan
kontribusinya dalam Pemajuan Kebudayaan.
(2) Ketentuan mengenai kriteria pihak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan tata cara pemberian
penghargaan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 51

( 1) Selain Penghargaan se bagaimana dimaksud dalam


Pasal 50, untuk memperkaya Kebudayaan Nasional
Indonesia, Pemerintah Pusat . dan/ a tau Pemerintah
Daerah memberikan fasilitas kepada Sumber Daya
Manusia Kebudayaan yang berjasa danjatau
berprestasi luar biasa dalam Pemajuan Kebudayaan.
(2) Fasilitas yang · diberikan kepada Sumber Daya
Manusia Kebudayaan yang berjasa dan berprestasi
luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan untuk mengembangkan karyanya.
(3) Ketentuan mengenai kriteria Sumber Daya Manusia
Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan tata cara pemberian fasilitas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Pasal 52 ...
P RES I DEN
REP UBLI K I N DO NES I A

- 28 -
Pasal 52

(1) Pemerintah Pusat danjatau Pemerintah Daerah


dapat memberikan insentif kepada Setiap Orang
yang memberikan kontribusi dalam Pemajuan
Kebudayaan.
(2) Ketentuan mengenai kriteria Setiap Orang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tata cara
pemberian insentif diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

BAB VII
LARANGAN

Pasal 53

Setiap Orang dilarang secara melawan hukum


menghancurkan, merusak, menghilangkan, atau
mengakibatkan tidak dapat dipakainya sarana dan
prasarana Pemajuan Kebudayaan.

Pasal54

Setiap Orang dilarang secara melawan hukum


melakukan perbuatan yang mengakibatkan Sistem
Pendataan Kebudayaan Terpadu tidak dapat berfungsi
se bagaimana mestinya.

BAB VIII
KETENTUAN PIDANA

Pasal 55

Setiap Orang yang secara melawan hukum


menghancurkan, merusak, menghilangkan, a tau

mengakibatkan .. .
PRES I DE N
REP U BLIK IN DO N E SIA

- 29-
mengakibatkan tidak dapat dipakainya sarana dan
prasarana Pemajuan Kebudayaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 53 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah).

Pasal 56

Setiap Orang yang secara melawan hukum melakukan


perbuatan yang mengakibatkan Sistem Pendataan
Kebudayaan Terpadu tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 54 dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp10.000.000 .000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Pasal57

( 1) Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh suatu


korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap
pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan
terhadap korporasi berupa pidana denda dengan
pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dan Pasal
56.
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan
berupa:
a. pencabutan izin usaha;
b. perampasan keuntungan yang diperoleh dari
tindak pidana;
c. pencabutan status badan hukum;
d. pemecatan pengurus; dan/ a tau

e. pelarangan . . .
PRES I DEN
REP U BLIK I N DO N E S I A

- 30 -
e. pelarangan kepada pengurus tersebut untuk
mendirikan korporasi dalam bidang usaha yang
sama.

Pasal 58

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55,


Pasal 56, dan Pasal 57 adalah kejahatan.

BABIX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal59

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua


peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
Objek Pemajuan Kebudayaan, dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
dalam Undang-Undang ini.

Pasal60

Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus


ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 61

Undang-Undang m1 mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar ...
PRES I DEN
REP U BLIK I N DO N E SIA

- 31 -
Agar setiap orang mengetahuinya , memerin tahkan
pengundangan U ndang-U ndang m1 dengan
penempatanny a dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Disahkan di Jakarta
padatanggal24Mei 2 017
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd .

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
padatanggal29Mei2017
MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd .

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 104

Salinan s e suai dengan aslinya


KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
INDONESIA
Pembangunan Manusia
~~i~~~ebudayaan ,
I~~n dan Perundang-undangan ,
PRES I D EN
REP U BLIK I N DO N E S I A

PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOM OR 5 TAHUN 2017
TENTANG
PEMAJUAN KEBUDAYAAN

I. UMUM

Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahkan bangsa


Indonesia kekayaan atas keberagaman suku bangsa, adat istiadat,
bahasa, pengetahuan dan teknologi lokal, tradisi, kearifan lokal, dan
seni. Keberagaman tersebut merupakan warisan budaya bangsa
bernilai luhur yang membentuk identitas bangsa di tengah dinamika
perkembangan dunia.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 mengamanatkan tujuan nasional bangsa Indonesia,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Selanjutnya, Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa
"N egara memajukan ke budayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya".
Kebudayaan Nasional Indonesia adalah keseluruhan proses dan
hasil interaksi antar-Kebudayaan yang hidup dan berkembang di
Indonesia. Perkembangan tersebut bersifat dinamis , yang ditandai
oleh adanya in teraksi an tar- Ke budayaan baik di dalam negen
maupun dengan budaya lain dari luar Indonesia dalam proses
dinamika perubahan dunia. Dalam konteks tersebut, bangsa

Indonesia ...
P RE S I DEN
RE PU B LI K I N DONE S I A

-2 -
Indonesia menghadapi berbagai masalah, tantangan, dan peluang
dalam memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia.
Untuk itu, diperlukan langkah strategis berupa upaya Pemajuan
Kebudayaan melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan
Pembinaan guna mewujudkan masyarakat Indonesia sesuai dengan
prinsip "Trisakti" yang disampaikan oleh Ir. Soekarno sebagai pendiri
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam pidato tanggal 17
Agustus 1964, yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara
ekonomi, dan berkepribadian dalam Kebudayaan.
Langkah strategis berupa upaya Pemajuan Kebudayaan tersebut
harus dipandang sebagai investasi untuk membangun masa depan
dan peradaban bangsa, bukan sebagai beban biaya .
Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia dilaksanakan
berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar · Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhinneka Tunggal Ika. Asas Pemajuan Kebudayaan Nasional
Indonesia adalah toleransi, keberagaman, kelokalan, lintas wilayah ,
partisipatif, manfaat, keberlanjutan, kebebasan berekspresi,
keterpaduan, kesederajatan, dan gotong royong. Adapun tujuannya
adalah untuk mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa,
memperkaya keberagaman budaya , memperteguh jati diri bangsa,
memperteguh persatuan dan · kesatuan bangsa, m encerdaskan
kehidupan bangsa, meningkatkan citra bangsa, mewujudkan
masyarakat madani, meningkatkan kesejahteraan rakyat,
melestarikan warisan budaya bangsa, dan mempengaruhi arah
perkembangan peradaban dunia sehingga Kebudayaan menjadi
haluan pembangunan nasional.
Dalam usaha memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia
diperlukan payung hukum yang memadai sebagai pedoman dalam
Pemajuan Kebudayaan secara menyeluruh dan terpadu sehingga
perlu disusun Undang-Undang tentang Pemajuan Kebudayaan.

Undang-Undang ...
PRES I DEN
REP U BLIK INDONESIA

-3 -
Undang-Undang tentang Pemajuan Kebudayaan secara umum
mengatur materi pokok mengenai Ketentuan Umum, Pemajuan, Hak
dan Kewajiban, Tugas dan Wewenang, Pendanaan, Penghargaan,
Larangan, Ketentuan Pidana, dan Ketentuan Penutup yang diuraikan
dalam batang tubuh Undang-Undang tentang Pemajuan Kebudayaan
serta penj elasannya.

II. PASAL D EMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.

Pasal 2
Cukup jelas.

Pasal 3
Huruf a
Yang dimaksud dengan "asas toleransi" adalah bahwa
Pemajuan Kebudayaan dilandasi dengan saling menghargai
dan menghormati.

Hurufb
Yang dimaksud dengan "asas keberagaman" adalah bahwa
Pemajuan Kebudayaan mengakui dan memelihara perbedaan
suku bangsa, ras, agama, dan kepercayaan.

Huruf c
Yang dimaksud dengan "asas kelokalan" adalah bahwa
Pemajuan Kebudayaan memperhatikan karakteristik sumber
daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat
setempat, dan kearifan lokal.

Hurufd ...
P RES I DEN
REP UBLI K I N DONE S I A

-4 -
Huruf d
Yang dimaksud dengan "asas lintas wilayah" adalah bahwa
Pemajuan Kebudayaan memperhatikan dinamika budaya
lokal tanpa dibatasi oleh batas administratif.

Hurufe
Yang dimaksud dengan "asas partisipatif' adalah bahwa
Pemajuan Kebudayaan dilakukan dengan melibatkan peran
aktif Setiap Orang baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Huruff
Yang dimaksud dengan "asas manfaat" adalah bahwa
Pemajuan Kebudayaan berorientasi pada investasi masa
depan sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal
bagi kesejahteraan rakyat.

Huruf g
Yang dimaksud dengan "asas keberlanjutan" adalah bahwa
Pemajuan Kebudayaan dilaksanakan secara sistematis,
terencana, berkesinambungan, dan berlangsung terus-
menerus dengan memastikan terjadi regenerasi Sumber
Daya Manusia Kebudayaan dan memperhatikan kepentingan
generasi yang akan datang.

Hurufh
Yang dimaksud dengan "asas kebebasan berekspresi" adalah
bahwa upaya Pemajuan Kebudayaan menjamin kebebasan
individu atau kelompok dalam menyampaikan ekspresi
kebudayaannya sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.

Huruf i ...
PRES I DE N
REP U B LI K I N DONE S I A

-5 -

Huruf i
Yang dimaksud dengan "asas keterpaduan" adalah bahwa
Pemajuan Kebudayaan dilaksanakan secara terhubung dan
terkoordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas
pemangku kepentingan.

Hurufj
Yang dimaksud dengan "asas kesederajatan" adalah bahwa
Pemajuan Kebudayaan menjamin kedudukan yang sama
dalam masyarakat yang memiliki Kebudayaan yang beragam.

Hurufk
Yang dimaksud dengan "asas go tong royong" adalah bahwa
Pemajuan Kebudayaan dilaksanakan dengan semangat kerja
bersama yang tulus.

Pasal4
Cukup jelas.

Pasal 5
Huruf a
Yang dimaksud dengan "tradisi lisan" adalah tuturan yang
diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat, antara
lain, sejarah lisan, dongeng, rapalan, pantun, dan cerita
rakyat.

Hurufb ...
PRE S I DEN
R EPUBLI K I N DONESI A

-6 -
Hurufb
Yang dimaksud dengan "manuskrip" adalah naskah beserta
segala informasi yang terkandung di dalamnya, yang
memiliki nilai budaya dan sejarah, antara lain, serat, babad,
hikayat, dan kitab.

Huruf c
Yang dimaksud dengan "adat istiadat" adalah ke biasaan
yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh
kelompok masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan
pada generasi berikutnya, antara lain, tata kelola lingkungan
dan tata cara penyelesaian sengketa.

Huruf d
Yang dimaksud dengan "ritus" adalah tata cara pelaksanaan
upacara atau kegiatan yang didasarkan pada nilai tertentu
dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-
menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara
lain, berbagai perayaan, peringatan kelahiran, upacara
perkawinan, upacara kematian, dan ritual kepercayaan
beserta perlengkapannya.

Huruf e
Yang dimaksud dengan "pengetahuan tradisional" adalah
seluruh ide dan gagasan dalam masyarakat, yang
mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil pengalaman
nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan
secara terus-menerus dan diwariskan pada . generas1
berikutnya.

Pengetahuan ...
PRE S I DEN
R EPUBLI K INDONESI A

-7-
Pengetahuan tradisional antara lain kerajinan, busana,
metode penyehatan, Jamu, makanan dan minuman
tradisional, serta pengetahuan dan kebiasaan perilaku
mengenai alam dan semesta.

Huruf f
Yang dimaksud dengan "teknologi tradisional" adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang atau
cara yang diperlukan bagi kelangsungan atau kenyamanan
hidup manusia dalam bentuk produk, kemahiran, dan
keterampilan masyarakat sebagai hasil pengalaman nyata
dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan
secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi
berikutnya.

Teknologi tradisional antara lain arsitektur, perkakas


pengolahan sawah, alat transportasi, dan sistem irigasi.

Hurufg
Yang dimaksud dengan "seni" adalah ekspresi artistik
individu, kolektif, atau komunal, yang berbasis warisan
budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru, yang
terwujud dalam berbagai bentuk kegiatan dan/ a tau
medium. Seni antara lain seni pertunjukan, seni rupa, seni
sastra, film, seni musik, dan seni media.

Hurufh
Yang dimaksud dengan "bahasa" adalah sarana komunikasi
antarmanusia, baik berbentuk lisan, tulisan, maupun
isyarat, antara lain , bahasa Indonesia dan bahasa daerah .

Huruf i ...
PRES I D EN
REP UBLI K I N DO N ESI A

-8-
Huruf i
Yang dimaksud dengan "permainan rakyat" adalah berbagai
perma1nan yang didasarkan pada nilai tertentu dan
dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus
·dan diwariskan pada generasi berikutnya, yang bertujuan
untuk menghibur diri, antara lain, permainan kelereng,
congklak, gasing, dan gobak sodor.

Hurufj
Yang dimaksud dengan "olah raga tradisional" adalah
berbagai aktivitas fisik dan/ atau mental yang bertujuan
untuk menyehatkan diri, peningkatan daya tahan tubuh ,
didasarkan pada nilai tertentu, dilakukan oleh kelompok
masyarakat secara terus-menerus, dan 'diwariskan pada
generasi berikutnya, antara lain, bela diri, pasola, lompat
batu, dan debus.

Pasal 6
Cukup jelas.

Pasal 7
Yang dimaksud dengan "pengarusutamaan Kebudayaan" adalah
strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis melalui
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan
serta rangkaian program yang memperhatikan Pelindungan ,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.

Pasal 8
Cukup jelas.

Pasal 9 ...
P RES I D E N
REP UBLI K INDONE S I A

-9 -
Pasal 9
Yang dimaksud dengan "berjenjang" adalah penyusunan
serangkaian dokumen secara berurutan dari Pokok Pikiran
Pemajuan Kebudayaan Daerah kabupatenjkota, Pokok Pikiran
Pemajuan Kebudayaan Daerah provinsi, Strategi Kebudayaan,
sampai dengan Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan.

Pasal 10
Cukup jelas.

Pasal 11
Ayat(1)
Yang dimaksud dengan "kompetensi" adalah tingkat
penguasaan pengetah uan, keteram pilan, dan/ a tau keahlian
serta sikap yang relevan dalam suatu bidang.

Yang dimaksud dengan "kredibilitas" adalah kualitas,


kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan
yang diukur dari pencapaian seseorang dalam suatu bidang.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Ayat (4)
Cukup jelas.

Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 12 . ..
PRES I DEN
REP U BLIK IN DO NES I A

- 10 -
Pasal 12
Ayat (1)
Pemangku kepentingan antara lain pemangku adat, tokoh
masyarakat, dan komunitas.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Ayat (4)
Cukup jelas.

Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 13
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "kompetensi" adalah tingkat
penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan/ a tau keahlian
serta sikap yang relevan dalam suatu bidang.

Yang dimaksud dengan "kredibilitas" adalah kualitas,


kapabilitas, a tau kekuatan untuk menimbulkan
kepercayaan yang diukur dari pencapaian seseorang dalam
suatu bidang.

Ayat (2) ...


PRES I DEN
REP U BLIK I N DO N E S I A

- 11 -
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "abstrak" adalah rangkuman dari
isi tulisan dalam format yang sangat singkat atau dengan
kata lain penyajian atau gambaran ringkas yang benar,
tepat, dan jelas mengenai isi dokumen.

Dokumen Kebudayaan lainnya seperti dokumen eagar


budaya, dokumen kelautan, dan dokumen lingkungan
hid up.

Hurufb
Cukup jelas.

Huruf e
Cukup jelas.

Hurufd
Cukup jelas.

Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.

Hurufb
Faktor bud aya di luar Objek Pemajuan Kebudayaan
antara lain eagar budaya , masyarakat adat, lingkungan
hidup, dan data maritim di seluruh wilayah Indonesia.

Huruf e
Cukup jelas.

Huruf d ...
PRES I DEN
REP U BLIK I NDONES I A

- 12 -

Huruf d
Cukup j elas.

· Huruf e
Cukup j elas.

Huruf f
Cukup jelas.

Ay at (4)
Cukup jelas.

Ay at (5)
Cukup jelas.

Ayat (6)
Cukup jelas.

Ay at (7)
Cukup jelas.

Pasal 14
Cukup jelas.

Pasal 15
Ay at(1)
Cukup jelas.

Ay at (2)
Huruf a
Cukup jelas.

Hurufb ...
P RES I DEN
RE PUBLI K INDONESI A

- 13 -

Hurufb
Cukup jelas.

· Huruf c
Cukup jelas.

Huruf d
Data lain terkait kebudayaan seperti eagar budaya,
museum, film, dan buku.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Ayat (4)
Cukup jelas.

Ayat (5)
Cukup jelas.

Ayat (6)
Cukup jelas.

Ayat (7)
Cukup jelas.

Pasal 16
Ayat(1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "pencatatan dan
pendokumentasian" adalah upaya merekam untuk

menggambarkan ...
P RES I D E N
RE PUBLI K INDONE S I A

- 14 -
menggambarkan keadaan Objek Pemajuan Kebudayaan
baik wujud fisik maupun arti sosialnya dengan tujuan
untuk mengidentifikasi Objek Pemajuan Kebudayaan.

· Hurufb
Cukup jelas.

Hurufc
Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 17
Cukup jelas.

Pasal 18
Ayat(1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "memfasili tasi" adalah segala
dukungan, berupa dana atau sumber daya lainnya, yang
diberikan untuk memudahkan Setiap Orang dalam
melakukan pencatatan dan pendokumentasian, sesua1
dengan kemampuan keuangan negara.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 19 ...
PRES IDEN
REP U BLIK I N D ON E S I A

- 15-
Pasal 19
Cukup jelas.

Pasal 20
Cukup jelas.

Pasal 21
Cukup jelas.

Pasal 22
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "pihak asing" adalah warga negara
asing, organisasi asing, badan hukum ·asing, korporasi asing,
atau negara asing.

Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 23
Cukup jelas.

Pasal24
Cukup jelas.

Pasal 25 .. .
PRES I DEN
REP UBLI K INDONESI A

- 16 -
Pasal 25
Cukup jelas.

Pasal 26
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "revitalisasi" adalah
menghidupkan kembali Objek Pemajuan Kebudayaan
yang telah atau hampir musnah. Revitalisasi dilakukan,
an tara lain:
a. menggali atau mempelajari kembali berbagai data
Objek Pernajuan Kebudayaan dan/ a tau Objek
Pemajuan Kebudayaan yang . telah atau hampir
musnah, yang terdapat baik di dalam maupun di luar
negen;
b. mewujudkan kembali Objek Pemajuan Kebudayaan
yang telah atau hampir musnah; dan
c . mendorong kembali penggunaan Objek Pemajuan
Kebudayaan yang telah atau hampir musnah .

Hurufb
Yang dimaksud dengan "repatriasi" adalah
mengembalikan Objek Pemajuan Kebudayaan yang
berada di luar wilayah Republik Indonesia ke dalam
wilayah Republik Indonesia. Repatriasi dilakukan, antara

lain ...
PRES I DEN
REP UBLI K I NDONES IA

- 17 -
lain, dengan pembelian Objek Pemajuan Kebudayaan
yang ada di luar negeri, kerja sama pengembalian Objek
Pemajuan Kebudayaan dengan negara asing, dan
advokasi di tingkat internasional.

Huruf c
Yang dimaksud dengan "restorasi" adalah
mengembalikan atau memulihkan Objek Pemajuan
Ke budayaan ke keadaan semula.

Pasal 27
Cukup jelas.

Pasal 28
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Bentuk media yang digunakan untuk publikasi disesuaikan
dengan sasaran dan tujuan publikasi.

Pasal 29
Cuku p j elas.

Pasal 30
Ayat(1)
Cukup jelas.

Ayat (2) ...


PRES I DEN
REP U BLIK IN D ON E S I A

- 18 -
Ayat (2)
Cukup j elas.

Ayat (3)
· Huruf a
Penyebarluasan dilakukan melalui diseminasi dan
diaspora. Diseminasi dilakukan, antara lain, melalui
penyebaran nilai-nilai budaya ke luar negeri, pertukaran
budaya, pameran, dan festival. Diaspora dilakukan,
antara lain, m elalui penyebaran pelaku budaya dan
identitas budaya k e luar negeri.

Hurufb
Pengkajian dilakukan baik melalui · penelitian ilmiah
maupun metode kajian tradisional untuk menggali
kembali nilai kearifan lokal untuk pengembanga n
Kebudayaan masa depan.

Huruf c
Pengayaan keberagaman dilakukan, antara lain, melalui
penggabungan budaya (asimilasi) , penyesuaian budaya
sesuai dengan konteks ruang dan waktu (adaptasi) ,
penciptaan kreasi baru atau kreasi hasil dari
pengembangan budaya sebelumnya (inovasi), dan
penyerapan budaya asing menjadi bagian dari budaya
Indonesia (akulturasi).

Pasal 31
Cuku p j elas .

Pasal 32 ...
PR ES I DEN
R EP U B LI K I N DO NES I A

- 19 -
Pasal 32
Ayat(l)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.

Hurufb
Yang dimaksud dengan "ketahanan budaya " adala h
kemampuan suatu kebudayaan dalam mempertahankan
dan mengembangkan identitas, p engeta huan, serta
praktik budayanya yang r elevan.

Hurufc
Cukup jelas.

Huruf d
Cukup jelas.

Pasal 33
Ayat(l)
Huruf a
Yang dimaksud denga n "internalisasi nila i budaya "
adalah upaya menanamkan nilai budaya yang
menimbulkan kesadaran dan k eyakinan untuk
diwujudkan dalam sikap dan perilaku.

Hurufb
Cukup jelas.

Huruf c ...
PRE S I DEN
REP UBLI K INDONESIA

- 20-
Huruf c
Cukup jelas.

Hurufd
Cukup jelas.

Huruf e
Cukup jelas.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 34
Ayat (1)
Pengolahan Objek Pemajuan Kebudayaan menjadi produk,
antara lain, di bidang perdagangan, perindustrian, dan
pariwisata.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 35
Cukup jelas.

Pasal 36
Cukup jelas.

Pasal37 ... .
PRES I D E N
REP UBLI K I N DO N E S I A

- 21 -
Pasal37
Ayat (1)
Kriteria industri besar didasarkan pada ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur bidang perindustrian
· dan perdagangan.

Yang dimaksud dengan "pihak asing" adalah warga negara


asing, organisasi asing, badan hukum asing, korporasi asing,
atau negara asing.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Menghidupkan dan menJaga ekosistem Objek Pemajuan
Kebudayaan terkait, misalnya pada kain tenun, yaitu
memastikan ketersediaan pemintal, penenun, bahan baku ,
keterampilan, teknik pengerjaan, dan pewarna alami.

Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 38
Cukup jelas.

Pasal 39
Cukup jelas.

Pasal40
Cukup jelas.

· Pasal41 ...
P RES I DEN
REP U B LI K I N DON ES I A

- 22 -
Pasal41
Huruf a
Cukup jelas.

Hurufb
Cukup jelas.

Huruf c
Cukup jelas.

Hurufd
Cukup jelas.

Huruf e
Yang dimaksud dengan "sarana dan prasarana Kebudayaan"
adalah fasilitas penunJang terselenggaranya aktivitas
Kebudayaan, antara lain, museum, ruang pertunjukan,
galeri, sanggar, bioskop publik, perpustakaan, taman kota,
ke bun raya, gelanggang, dan taman budaya.

Huruff
Cukup jelas.

Pasal42
Huruf a
Cukup jelas.

Hurufb
Cukup jelas.

Huruf c . ..
PRES I DE N
REP U B LI K INDO N E SIA

- 23-
Hurufc
Cukup jelas.

Huruf d
· Cukup jelas.

Huruf e
Yang dimaksud dengan "sarana dan prasarana Kebudayaan"
adalah fasilitas penunJang terselenggaranya aktivitas
Kebudayaan, antara lain museum, ruang pertunjukan,
galeri, sanggar, bioskop publik, perpustakaan, taman kota,
ke bun raya , gelanggang, dan taman budaya .

Pasal43
Cukup jelas.

Pasal 44
Cukup jelas.

Pasal 45
Cukup jelas.

Pasal46
Cuku p j elas.

Pasal47
Cukup jelas.

Pasal 48
Ayat (1)
Cukup jelas.

· Ayat (2) ...


P RES I D E N
REP U B LI K I N DO NES IA

- 24 -

Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.

Hurufb
Cukup jelas.

Hurufc
Cukup jelas.

Huruf d
Bentuk sumber lain yang sah dan tidak mengikat antara
lain bantuanjhibah dari negara lain, hibah dari lembaga
internasional, hibah dari lembaga nasional, dan
pendanaan dari masyarakat.

Pasal49
Cukup jelas.

Pasal 50
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "pihak yang berprestasi a tau
berkontribusi luar biasa" adalah pihak yang memiliki
pengaruh besar dan memberikan manfaat bagi masyarakat
secara 1uas.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 51 ...
PRE S I DEN
REPUBLIK INDONESI A

- 25-

Pasal 51
Ayat(l)
Fasilitas meliputi, an tara lain, biaya hid up, materi, dan/ a tau
sarana prasarana, sesuai dengan kemampuan keuangan
negara.

Yang dimaksud dengan "Sumber Daya Manusia Kebudayaan


yang berjasa dan/ a tau berprestasi luar biasa" · adalah
Sumber Daya Manusia Kebudayaan yang menghasilkan
karya besar yang bermanfaat bagi Pemajuan Kebudayaan,
meningkatkan kesej ah teraan masyarakat, a tau
meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Sumber Daya
Man usia Kebudayaan yang berjasa dan/ a tau berprestasi luar
biasa, misalnya maestro dan empu.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 52
Ayat (1)
Contoh insentif berupa pengurangan dan/ a tau pembebasan
pajak, pengurangan danjatau pembebasan pungutan lain,
serta pembebasan bea impor j ekspor semen tara.

Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 53 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 26 -
Pasal53
Cukup jelas.

Pasal 54
Cukup jelas.

Pasal 55
Cukup jelas.

Pasal 56
Cukup jelas.

Pasal 57
Cukup jelas.

Pasal 58
Cukup jelas.

Pasal 59
Cukup jelas.

Pasal60
Cukup jelas.

Pasal 61
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6055


PENGETAHUAN UMUM
KEANEKARAGAMAN WARISAN BUDAYA INDONESIA

A. Bhinneka Tunggal Ika

Masih ingatkah kamu, mengapa Indonesia mendapat julukan negara kepulauan? Ya, karena pulau-
pulau di Indonesia berjumlah ribuan. Indonesia dikelilingi lautan, membentang dari Sabang sampai
Merauke. Wilayah Indonesia yang tersebar di berbagai pulau menyebabkan munculnya beragam suku,
adat istiadat, bahasa, pakaian, bentuk rumah, dan sebagainya.

Meskipun terdiri beraneka ragam budaya, bangsa kita tetap bersatu. Masih ingat arti semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika”? Ya, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Istilah yang lengkap
sebenarnya adalah ”Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa”. Ungkapan tersebut ditulis
oleh Mpu Tantular dalam buku Sutasoma.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan karya pujangga zaman dahulu. Hal ini membuktikan
bahwa kerukunan hidup di Indonesia sudah berkembang sejak dahulu. Keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia harus dipelihara dengan baik karena merupakan identitas bangsa.

Tahukah kamu, di mana semboyan Bhinneka Tunggal Ika dapat kamu temukan? Coba lihatlah lambang
negara Indonesia! Lambang negara berupa Burung Garuda. Bhinneka Tunggal Ika tertulis pada pita
yang dicengkeram kaki Burung Garuda.

B. Pentingnya Persatuan dalam Keragaman Bangsa Indonesia

Penduduk Indonesia tinggal di berbagai pulau dengan beraneka ragam budaya. Kita harus menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa. Kita harus menghindari segala hal yang memicu perpecahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NKRI harus tetap dijaga oleh seluruh rakyat Indonesia sesuai cita-
cita awal pendirian bangsa ini yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945.

Persatuan harus diutamakan meskipun kita berbeda-beda. Kita harus tetap menghargai perbedaan
yang ada. Hal ini sesuai dengan tujuan Negara Indonesia yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Keanekaragaman bangsa, baik adat istiadat, bahasa, dan agama yang dimiliki
bangsa Indonesia bukan merupakan penghalang untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan.
Persatuan dan kesatuan harus dipupuk dan dijaga melalui kerja sama di berbagai bidang tanpa
memandang perbedaan yang ada.
Dari semua perbedaan dan keanekaragaman yang ada, ingatlah bahwa bangsa Indonesia mempunyai
alat pemersatu. Alat pemersatu itu seperti dasar negara Pancasila, bendera nasional yaitu Merah
Putih, lgu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, dan sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan.

C. Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya

Kebudayaan merupakan ciri khas setiap suku bangsa. Kebudayaan membedakan suku bangsa satu
dengan suku bangsa lainnya. Tahukah kamu yang dimaksud kebudayaan? Kebudayaan adalah
keseluruhan perilaku dan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Semua itu tersusun dalam tata
kehidupan masyarakat. Unsur-unsur kebudayaan terlihat dalam kehidupan sehari-hari tiap suku
bangsa. Unsur-unsur tersebut antara lain sistem keagamaan, sistem kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, sistem bahasa, sistem kesenian, sistem ekonomi, dan sistem teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, dan budaya didalam masyarakat masa kini secara
perlahan mengikis kekayaan warisan budaya sehingga banyak hasil karya dan ekspresi budaya yang
kondisinya terancam punah. Kekayaan warisan budaya Indonesia perlu dilindungi sebagai upaya
penguatan jati diri bangsa. Diperlukan upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan kekayaan
warisan budaya beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dengan cara melindungi,
mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan budaya tersebut.

Keanekaragaman warisan budaya terbagi menjadi dua warisan budaya yaitu warisan budaya benda/
bendawi/kebendaan (Tangible cultural heritage) dan warisan budaya tak benda (Intangible cultural
heritage). Contoh warisan budaya bersifat benda/bendawi/kebendaan (Intangible cultural heritage)
adalah berupa Cagar Budaya yang terdiri dari Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya baik di darat dan/atau di air
yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Warisan budaya tak benda
(Intangible cultural heritage) adalah seluruh hasil perbuatan dan pemikiran yang terwujud dalam
identitas, ideologi, mitologi, ungkapan-ungkapan konkrit dalam bentuk suara, gerak, maupun gagasan
yang termuat dalam benda, sistem perilaku, sistem kepercayaan, dan adat istiadat di Indonesia.
Contoh warisan budaya tak benda ini antara lain keanekaragaman yang dapat dilihat dalam bentuk
budaya tiap daerah seperti bahasa daerah, rumah adat, upacara adat, system kekerabatan, pakaian
adat, makanan khas, tarian daerah, alat musik tradisional, seni pertunjukan, senjata tradisional, dan
lagu daerah.
DAFTAR CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL

1 Situs Taman Kepurbakalaan 7 Hotel Toegoe


Gua Sunyaragi DI Yogyakarta. Tahun 1949,
Cirebon, Jawa Barat hotel dipakai rapat antara
Taman tempat para kerabat Indonesia & KTN untuk
keraton (Keusltanan Cirebon) persiapan KMB. Juga menjadi
bertapa untuk kontemplasi salah satu sasa-ran peristiwa
mendekatkan diri kepada Yang Serangan Umum 1 Maret 1949
Maha Kuasa karena dipakai untuk markas
tentara Belanda.
2 Gedung Museum Perumusan
Naskah Proklamasi 8 Gedung Kebangkitan Nasional
Jl. Imam Bonjol no. 1, Jakarta Jakarta. Awalnya pernah
Pada masa pendudukan digunakan untuk gedung
Jepang digunakan sebagai STOVIA atau Sekolah Dokter
kediaman Laksamana Muda Jawa. Gedung STOVIA menjadi
Tadashi Maeda saksi terbentuknya Organisasi
Budi Oetomo yang didirikan
3 Gedung Museum Sumpah pada tanggal 20 Mei 1908
Pemuda
Jakarta 9 Arca Prajnyaparamita Koleksi
Tahun 1928 digunakan sebagai Museum Nasional Nomor
tempat penutupan Kongres Inventaris 17774
Pemuda Indonesia Kedua yang Arca dewi dalam pantheon
menghasilkan Soempah agama Buddha peninggalan
Pemoeda. Kerajaan Singasari

4 Naskah Proklamasi Kemerde-


kaan Bangsa Indonesia 10 Bokor Emas Berelief Cerita
Tulisan Tangan Soekarno Ramayana Koleksi Museum
Naskah ini sempat dibuang, Nasional Nomor Inv. 8965
tetapi diambil dan disimpan Ditemukan pada 17 Oktober
oleh Burhanuddin Mohammad 1990 di sawah milik ibu Cipto
Diah. Sekarang disimpan di Suwarno di Desa Wonoboyo,
Arsip Nasional RI Kec. Jogonalan, Kab. Klaten,
Provinsi Jawa Tengah.
5 Teks Proklamasi Kemerdeka-
an Bangsa Indonesia Ketikan 11 Mahkota Sultan Siak Sri
yang Ditandatangani oleh Indrapura Koleksi Museum
Soekarno dan Moh. Hatta Nasional Nomor Inv. E 26
Pada hari Proklamasi Kemer- Mahkota diserahkan kepada RI
dekaan, teks ini dibacakan oleh Sultan Syarif Kasim II,
oleh Soekarno di Jl. Pegang- sultan terakhir Siak Sri
saan Timur no. 56, Djakarta Indrapura yang memerintah
(sekarang Jl. Proklamasi No 5, pada tahun 1915-1949.
Jakarta)
12 Biola Wage Rudolf Supratman
6 Hotel Majapahit Koleksi Museum Sumpah
Surabaya. Ketika pendudukan Pemuda Nomor Inventaris
Jepang hotel bernama hotel 0002/07
Yamato. 19 September 1945, Biola tersebut digunakan
di hotel ini terjadi insiden sebagai pelantun untuk
perobekan bendera merah- pertama kali Lagu Indonesia
putih-biru sehingga menyi- Raya tanggal 28 Oktober 1928
sakan warna merah dan putih.
13 Situs Gunung Padang 19 Rumah Rasuna Said
Cianjur, Jawa Barat. Tinggalan Nilai penting bangunan ini
megalitik punden berundak. terkait dengan tokoh sejarah
Hasil uji karbon C14 bahwa penting di Sumatera Barat,
situs ini dibangun pada sekitar yaitu Rasuna Said, seorang
500-200 tahun SM, sehingga pejuang Minangkabau yang
diperkirakan sebagai tinggalan melawan Belanda pada
megalitik tertua dan terbesar sekitar tahun 1900.
di Indonesia.
20 Benteng Van Der Wijck
14 Trowulan Kebumen, Jawa Tengah.
Ditemukan berbagai pening- Setelah Belanda
galan baik dari Kerajaan Maja- meninggalkan Indonesia,
pahit maupun pra-Majapahit. kompleks benteng
Temuan berupa candi, gapura, dimanfaatkan oleh TNI AD.
kolam, waduk, jaringan kanal,
unsur bangunan, alat rumah 21 Prasasti Pasir Awi
tangga dari terakota/keramik. Prasasti peninggalan Kerajaan
Tarumanagara, ditemukan di
15 Bendera Pusaka Sang Saka lereng selatan Bukit Pasir Awi,
Merah Putih Desa Sukanegara, Kec.
Bendera dijahit oleh Sukamakmur, Kab. Bogor dan
Fatmawati dan dikibarkan hingga saat ini masih di lokasi
pada Proklamasi yang sama.
Kemerdekaan Bangsa
Indonesia tanggal 17 Agustus 22 Gedung Kantor Pos Besar
1945 Bandung
Bangunan ini karya arsitek J.
16 Rumah Bekas Kediaman Bung Ven Gendt yang
Karno Di Bengkulu menampilkan gaya arsitektur
khas modern fungsional (art
deco geometris) dengan
bentuk yang langka dan unik.

23 Gedung Dwi Warna


Bandung
17 Benteng Marlborough Oleh Bung Karno gedung ini
Bengkulu. Benteng dibangun digunakan sebagai gedung
pada tahun 1714. Nama Sekretariat Konferensi Asia
Marlborough berasal dari Afrika I tahun 1955 dan diberi
seorang Jenderal Inggris nama Gedung Dwi Warna.
terkenal, John Churchill Duke
of Marlborough yang hidup di 24 Museum Geologi
awal abad ke-17. Bandung. Dibangun pada
tahun 1928 pada masa
18 Gereja Sion Jakarta pemerintahan Kolonial Hindia
Bangunan gereja ini Belanda. Gedung ini memiliki
mempunyai interior bergaya gaya arsitektur atr deco
Baroqque dan memiliki ciri dengan kesan horisontal yang
arsitektur Romanesque sangat kuat.
dengan arsitek H. Bruyn.
25 Rumah Sakit Cikini (Khusus 31 Benteng Rotterdam
Eks Rumah Raden Saleh) Makassar, Sulawesi Selatan.
Pemilik awal Ds. C. de Graaf Pernah digunakan sebagai
kemudian dibeli oleh Raden tempat untuk menawan
Saleh Sjarief Bastaman Pangeran Diponegoro sejak
(pelukis). Setelah Raden Saleh tahun 1833 hingga ia wafat
ditahan Belanda kemudian pada 8 Januari 1855
berganti beberapa pemilik,
sekarang menjadi RS Cikini. 32 Arca Bhairawa Koleksi
Museum Nasional
26 Gereja Immanuel Gambir Berasal dari abad XIV,
ditemukan tahun 1935 di
Sumatera Barat. Arca ini
menggambarkan Raja
Adityawarman, penguasa
Kerajaan Dharmasraya

27 Tugu Pahlawan 33 Muarajambi


Diidirikan di Surabaya untuk Kawasan Muarajambi
mengenang perjuangan rakyat merupakan peninggalan dari
dalam pertempuran 10 Kerajaan Malayu Kuno dan
November 1945 di Surabaya. Sriwijaya yang menjadi pusat
Peletakkan batu pertama dila- peribadatan agama Buda
kukan oleh Presiden Soekarno terluas di Nusantara pada
pada 10 November 1951. abad VII-XIII

28 Kota Lama Tambang 34 Benteng Vredeburg


Batubara Sawahlunto Semula bernama Benteng
Kawasan ini masih memperli- Rustenberg. Perubahan nama
hatkan karakter sebagai kota terjadi tahun 1830an pasca
tambang. Infastruktur dan Perang Diponegoro. Mulai
fasilitas tambang sekarang dibangun tahun 1765-1790 di
dimanfaatkan sebagai perkan- atas tanah milik Kasultanan
toran, museum, dan Ngayogyakarta Hadiningrat
perumahan masyarakat. untuk kepentingan VOC

29 Prambanan 35 Rumah Pengasingan Ir.


Tahun 1991 UNESCO Soekarno Di Ende
menetapkan kompleks Candi Pada 1933, Ir. Soekarno
Prambanan menjadi warisan diasingkan ke Ende, Flores,
budaya dunia dengan nomor Nusa Tenggara Timur karena
C-642, karena dianggap meru- kegiatan politiknya
pakan karya adiluhung manu- membahayakan Pemerintah
sia yang kreatif dan jenius Kolonial Hindia Belanda.

30 Lawang Sewu 36 Borobudur


Semarang. Dibangun sejak 27 Tahun 1991 Candi Borobudur
Februari 1904 s.d. 1 Juli 1907 bersama-sama dengan Candi
untuk Kantor Pusat Perusahan Pawon dan Candi Mendut
Kereta Api Swasta zaman ditetapkan UNESCO sebagai
pendudukan Belanda dan Warisan Budaya Dunia yang
merupakan bukti awal sejarah diberi nama Borobudur
perkeretaapian di Indonesia. Temple Compounds
37 CANDI JABUNG 49 Rumah Pengasingan Bung
Dalam Nagarakrtagama disebt Hatta
Bajrajinaparamitapura dan Kec. Banda, Provinsi Maluku.
disebutkan bahwa candi ini Setelah dari pengasingan di
pernah dikunjungi Hayam Boven Digul, Bung Hatta dan
Wuruk pada tahun 1359 M Sjahrir dipindahkan ke Banda
ketika ia sedang melakukan dan tiba pada tanggal 11
perjalanan ke Lumajang. Februari 1936.

38 SANGIRAN 50 Wisma Ranggam


Selain ditemukan fosil-fosil Kab. Bangka Barat,
binatang, di kawasan ini Awalnya bernama
ditemukan lebih dari 70 Pesanggrahan Muntok.
individu yang mewakili 50% Pernah dipakai sebagai
populasi Homo Erectus tempat pengasingan tokoh
seluruh dunia. Tahun 1996, seperti Bung Karno, H. Agus
Kawasan Sangiran ditetapkan Salim, Mr. Moch. Roem dan
sebagai Warisan Budaya Ali Sastroamidjojo tahun 1949
Dunia oleh UNESCO sebagai
“The Sangiran Early Man Site” 51 Sekolah Menengah Atas Dan
Akademi Kesejahteraan
39- Prasasti Yupa Koleksi Sosial Ibu Kartini (Van
45 Museum Nasional Nomor Deventer School)
Inventaris D.177, D176, D175, Sekolah yang dahulu bernama
D.2B, D.2C, D.2D, D.2A van Deventer School ini
7 buah Prasasti berbentuk didirikan untuk meneruskan
yupa (tugu batu) peninggalan sistem pendidikan yang sudah
Kerjaaan Kutai dari abad V ada di Sekolah Dasar Kartini.

52 Pesanggrahan Ngeksiganda
46 Naskah Nagarakertagama Difungsikan sebagai tempat
Merupakan sebuah naskah peristirahatan raja dan
karya sastra Jawa Kuna keluarganya pada masa
berbentuk kakawin dari masa pemerintahan Sri Sultan HB
Majapahit yang ditulis oleh IX. Tahun 1948, bangunan ini
seorang pujangga bernama beserta Wisma Kaliurang
samaran Rakawi Prapañca digunakan sebagai tempat
(Mpu Prapañca). perundingan KTN.

47 Masjid Istiqlal 53 Pesanggrahan Menumbing


Istiqlal berarti “Merdeka”, Pulau Bangka. Dijadikan
merupakan masjid terbesar di tempat pengasingan tokoh
Asia Tenggara. Perancangan perjuangan Indonesiaseperti
pembangunan dilakukan tahn Bung Hatta, Suryadharma, Ali
1961 oleh Presiden Soekarno Sastroamidjojo, dan A.G.
dan diresmikan tahun 1978 Pringgodigdo Mohammad
oleh Presiden Soeharto. Roem dan Asaat ketika AMB II

48 Gereja Katedral Jakarta 54 Stasiun Kereta Api Tugu


Selain sebagai tempat ibadah, Yogyakarta
gedung ini juga kini memiliki Tempat kedatangan rombo-
museum yang menyimpan ngan Bung Karno yang hijrah
rekaman sejarah persebaran dari Jakarta ke Yogyakarta
ajaran Katolik di Jakarta. dengan kereta api pada 4
Januari 1946, berkaitan de-
ngan pemindahan ibukota RI
55 Monumen Pers Nasional 61 Situs Makam Sunan Giri
Surakarta, Jawa Tengah Gresik, Jawa Timur
Tanggal 9 Februari 1946, Dahulunya kompleks makam
Persatuan Wartawan ini merupakan lokasi pesan-
Indonesia (PWI) dibentuk di tren yang kemudian berkem-
gedung ini. Bangunan Induk bang menjadi Kedaton Giri
dimanfaatkan sebagai dan salah satu pusat penye-
“museum” tentang pers baran agama Islam di Jawa.

56 Gedung Naskah Linggajati 62 Situs Candi Cetho


Kuningan, Jawa Barat Kab Karanganyar, Jawa Tengah
Sebelumnya merupakan Dibangun sekitar tahun 1451-
hotel. Tahun 1946, digunakan 1470, akhir masa Majapahit.
sebagai tempat perundingan Gaya bangunan menyerupai
RI dan Belanda yang punden berundak. Cetho dalam
menghasilkan Naskah bahasa Jawa berarti ‘jelas’, juga
Linggajati. digunakan sebagai nama dusun
tempat candi ini berada
57 Benteng Nieuw Victoria
Ambon, Provinsi Maluku 63 Percandian Panataran
Awalnya dibuat oleh Portugis Blitar, Jawa Timur
pada abad XVI kemudian Menurut Ph. Soebroto,
dilanjutkan oleh VOC. kompleks Percandian
Panataran mulai dibangun
58 Istana Bima "Asi Mbojo" pada masa Raja Airlangga dan
Bima, Nusa Tenggara Barat dilanjutkan sampai pada masa
Dahulunya digunakan sebagai Kerajaan Majapahit
pusat kegiatan pemerintahan
serta tempat tinggal raja dan 64 Masjid Agung Demak
anggota keluarganya. Saat ini Kota Semarang, Jawa Tengah
menjadi museum yang me- Masjid Agung Demak
nyimpan benda peningga-an berkaitan erat dengan
para raja Bima keberadaan Kerajaan Demak
yang muncul pada akhir
59 Rumah Hadji Oemar Said kejayaan Kerajaan Majapahit.
Tjokroaminoto
Surabaya. Rumah ini sering 65 Gereja Blenduk (Gereja
dipakai untk mengajar /diskusi Protestan Di Indonesia Bagian
dengan murid Tjokroaminoto: Barat Immanuel)
Soekarno, Semaoen, Alimin, Kota Semarang, Jawa Tengah
Musso, Kartosoewirjo. Dari Pada awalnya berbentuk
rumah inilah kemudian rumah panggung jawa dengan
Tjokroaminoto dikenal sebagi atap yang sesuai dengan
guru para pendiri Bangsa arsitektur Jawa. Beberapa kali
Indonesia mengalami renovasi hingga
saat ini bergaya Pseudo
60 Rumah Wage Rudolf Barouque
Supratman
Surabaya, Jawa Timur 66 Museum Dewantara Kirti
Griya Dan Kompleks Pendopo
Agung Taman Siswa
DI Yogyakarta
Bangunan ini berkaitan dengan
sejarah Ki Hajar Dewantara,
Perguruan Taman Siswa dan
perkembangannya
67 Rumah Tjong A Fie 73 Lokasi Gedung Merdeka
Medan, Sumatera Utara Bandung Jawa Barat
Rumah milik keluarga berke- Dahulunya merupakan
bangsaan Tiongkok yang me- gedung Societeit Concordia.
nguasai banyak perkebunan, Menjelang KAA, 7 April 1955
perdagangan, membangun diganti namanya menjadi
pertokoan sehngga membang- Gedung Merdeka didorong
kitkan perekonomian Medan. semangat perjuangan kemer-
Juga turut membantu memba- dekaan bangsa-bangsa Asia
ngun Istana Maimun, Masjid Afrika yang masih terjajah.
Raya Medan, dan taman.
74 Prasasti Tugu
68 Benteng Duurstede Peninggalan Kerajaan
Pulau Saparua, Maluku Tarumanagara dikeluarkan
Benteng peninggalan VOC dan oleh Purnawarman, berisi
menjadi saksi perlawanan tentang penggalian Sungai
Pattimura terhadap Candrabaga oleh dan Gomati.
penjajahan Belanda pada Bertuliskan aksara Pallawa
tahun 1817. dalam bahasa Sanskerta

69 Benteng Belgica 75 Prasasti Kebon Kopi I


Pulau Banda Neira, Maluku (Prasasti Tapak Gajah)
Benteng berdenah segi lima Peninggalan Kerajaan Taruma-
ini dibangun untuk nagara, bertuliskan aksara
mempertahankan serangan Pallawa dalam bahasa
dari rakyat Banda yang Sanskerta diapit oleh sepasang
menentang monopoli gambar telapak kaki gajah
perdagangan pala dari VOC.
76 Prasasti Ciaruteun
70 Kompleks Percandian Terdiri atas dua bagian (A&B),
Gedongsongo P. Ciaruteun-A beraksara
Diperkirakan dibuat semasa Pallawa dan berbahasa
dengan Candi Dieng abad VII- Sansekerta sedangkan P.
IX M, ketika Dinasti Sanjaya Ciaruteun-B terdapat goresan
dari Kerajaan Mataram Lama. telapak kaki dan seperti motif
Gedong berarti bangunan dan laba-laba yang masih belum
songo berarti sembilan. Ge- diketahui maknanya.
dongsongo berarti sembilan
(kelompok) bangunan. 77 Rumah Pengasingan Sutan
Sjahrir
71 Rumah Pengasingan Mr. Iwa Kecamatan Banda, Provinsi
Koesoemasoemantri Maluku.
Kec. Banda, Kota Maluku
Iwa lahir di Ciamis, Jawa Barat
pada 31 Mei 1899. Pada 1929
Iwa ditangkap Belanda dan 78 Gedung Merdeka
dibuang ke Banda untk jangka Bandung Jawa Barat
waktu 10 tahun. Ia bertemu Dahulunya merupakan
tokoh yang juga ada di penga- gedung Societeit Concordia.
singan yaitu Hatta, S. Sjahrir, Menjelang KAA, 7 April 1955
dan C. Mangunkusumo. diganti namanya menjadi
72 Rumah Pengasingan Dr. Gedung Merdeka didorong
Tjipto Mangoenkoesoemo semangat perjuangan kemer-
Kecamatan Banda, Provinsi dekaan bangsa-bangsa Asia
Maluku. Afrika yang masih terjajah.
79 Gedung A Museum Nasional 85 Makam Tuanku Imam Bonjol
Gedung A Museum Nasional Kab. Minahasa Sulawesi Utara
terletak di Jalan Medan Setelah ditangkap pada 1837,
Merdeka Barat Nomor 12 Tuanku Imam Bonjol diasing-
Jakarta kan ke Cianjur, 1839 dipindah
ke Ambon. Dua tahun
80 Candi Singosari kemudian dipindahkan ke
Kab. Malang Jawa Timur Minahasa hingga meninggal.
Merupakan komplek
percandian, tempat 86 Hotel Savoy Homann
pendharmaan raja Bandung, Jawa Barat
Kertanegara, raja terakhir
Kerajaan Singasari

81 Candi Badut
Kab. Malang Jawa Timur 87 Prasasti Cidanghiang
Purbatjaraka mengaitkan Pandeglang, Provinsi Banten
Candi Badut dengan Prasasti Peninggalan Kerajaan
Dinoyo karena tempat Tarumanagara, bertuliskan
temuan prasasti tidak jauh aksara Pallawa dalam bahasa
dari Candi Badut, maka diduga Sanskerta berisi puji-pujian
bahwa apa yang dimaksudkan terhadap Raja Purnawarman
dalam prasasti dinoyo adalah
Candi Badut. 88 Rumah/Markas Gerilya
Angkatan Perang Republik
82 Candi Jago Indonesia (Apri) Panglima
Kab. Malang Jawa Timur Besar Jenderal Soedirman
Didirikan pada masa Kerajaan Kab. Pacitan, Jawa Timur
Singhasari. Candi ini Salah satu markas yang digu-
dihubungkan dengan tokoh nakan Jend. Soedirman ketika
Wisnuwardhana, salah bergerilya setelah AMB II
seorang raja Singhasari
tempat pendharmaannya 89 Istana Bung Hatta
83 Candi Kidal Bukittinggi, Sumatera Barat
Kab. Malang Jawa Timur Setelah Indonesia merdeka,
Didirikan pada masa Kerajaan gedung ini dikenal dengan
Singhasari, merupakan nama Rumah Tamu Agung,
tempat pendharmaan Raja pernah dijadikan tempat
Anusapati, raja kedua tinggal dan kantor wakil
Singhasari, putra tiri Ken Arok presiden Bung Hatta selama
dan Putra Ken Dedes. bertugas di Bukittinggi pada
tahun 1947-1948
84 Kompleks Makam Raja Tallo
Kerajaan Tallo merupakan 90 Masjid Raya Al-Ma’shun
hasil dari pembagian Medan, Sumatera Utara
kekuasaan Kerajaan Gowa Peninggalan Kesultanan Deli,
yang dilakukan oleh Raja dibangun pada masa
Gowa ke VI Tunatangka Lopi pemerintahan Sultan Ma'mun
(1445-1460). Dua kerajaan ini Al-Rasyid Perkasa Alamsyah
kembali bersatu melalui (1873-1942), terletak tidak
persekutuan pada tahun 1528 jauh dari lstana Maimun
dan menghasilkan Kerajaan
Makassar yang
91 Masjid Agung Surakarta 97 Gambar Rancangan Asli
Kauman, Jawa Tengah Lambang Negara Indonesia
Keberadaan masjid ini tidak Gambar Rancangan Asli
terlepas dari peristiwa pemin- Lambang Negara Indonesia
dahan Keraton Kartasura ke (LNI) merupakan sketsa
Surakarta tahun 1745. Pemba- rancangan Sultan Hamid II
ngunan keraton baru juga beserta surat disposisi Bung
diikuti pembangunan masjid Karno yang tercantum di
yang dirintis Pakubuwana II. dalamnya.

92 Percandian Dieng
Kab. Wonosobo, Jawa Tengah
Para ahli memperkirakan
bahwa kumpulan candi ini 98 Prasasti Muara Cianten
dibangun atas perintah raja- Bogor, Jawa Barat
raja dari Wangsa Sanjaya. Bertuliskan huruf ikal atau
dibangun antara akhir abad huruf sangkha, seperti pada
ke-8 sampai awal abad ke-9. Prasasti Ciaruteun-B dan
Prasasti Pasir Awi. Tulisan
93 Kompleks Sendang Duwur pada prasasti ini masih dapat
Kab. Lamongan Jawa Timur belum dibaca
Kompleks terdiri atas 3
halaman bertingkat, dengan 99 Prasasti Jambu (Prasasti
bangunan masjid terdapat Pasir Koleangkek)
pada tingkat tertinggi. Bogor, Jawa Barat
Makam-makam kuno terdapat Ditulis dalam aksara Pallawa
pada halaman bertingkat berbahasa Sanskerta,
peninggalan kerajaan Taru-
94 Gedung Sate managara berisi puji-pujian
Bandung, Jawa Barat terhadap Purnawarman
Dibangun pada tahun 1920
dengan menghabiskan 6 juta 100 Tugu Kebangkitan Nasional
Golden. Kini dipergunakan (Tugu Lilin)
sebagai Kantor Pusat Surakarta, Jawa Tengah
Pemerintahan Jawa Barat. Dibangun dalam rangka
memperingati 25 tahun
95 Candi Sukuh berdirinya Boedi Oetomo.
Karanganyar, Jawa Tengah Perwujudan tugu tersebut
Diperkirakan dibangun pada merupakan replika lilin yang
masa akhir Kerajaan menyala sebagai simbol dari
Majapahit, yaitu abad ke-15, semangat yang menerangi.
pada masa pemerintahan
Ratu Suhita (1429-1446) 101 Kawasan Keraton
Kasunanan Surakarta
96 Taman Narmada Hadiningrat
Kab. Lombok Barat, NTB Surakarta, Jawa Tengah
Nama Narmada berasal dari
anak Sungai Gangga di India.
Dahulunya digunakan sebagai
tempat peristirahatan raja
dan sebagai tempat upacara 102 Rumah Sakit Dr. Kariadi
pakelem atau upacara meras Semarang, Jawa Tengah
danoe
103 Tugu Muda 109 Arca Garuda Wisnu No. Inv.
Semarang, Jawa Tengah 1256/Bta/Mjk/24/Pim
Keberadaannya tidak lepas Koleksi Pengelola Informasi
dari peristiwa Pertempuran 5 Majapahit
Hari di Semarang yang terjadi Mojokerto, Jawa Timur
setelah Indonesia merdeka. Arca Dewa Wisnu dalam
Bentuk api menggambarkan posisi duduk di atas Garuda.
semangat juang untuk mem- Perwujudan raja Airlangga
pertahankan kemerdekaan
yang tidak akn pernah padam 110 Perkampungan Adat Jorong
Padang Ranah Dan Tanah
104 Smp N 1 Bukittinggi Bato Nagari Sijunjung
Sumatera Barat (Sumatera Barat)
Sampai sekarang bangunan Perkampungan ini diperkira-
ini masih berfungsi sebagai kan mulai ada sejak masa Ke-
sekolah rajaan Pagaruyung (abad XVI)
yang memperlihatkan pola
105 Gereja Katholik Bukittinggi pemukiman Minangkabau
Sumatera Barat
111 Kawasan Cagar Budaya
Permukiman, Pemandian,
Dan Pemakaman Tradisional
106 Museum Kereta Api Megalitik Bawomataluo
Ambarawa (Jawa Tengah) Pulau Nias, Sumatera Utara
Museum ini memanfaatkan Sampai tahun 1950-an tradisi
komponen bangunan yang megalitik di Pulau Nias masih
merupakan bagian dari dapat dikatakan bertahan.
fasilits stasiun: emplasemen,
peron, depo/bengkel, jalur 112 Tugu Jong Soematra
rel, rumah dinas, menara air, Padang, Sumatera Barat
pemutar lokomotif, dan Dibangun sebagai peringatan
gudang. Merupakan satu- Kongres Pertama JSB (Jong
satunya museum kereta api Sumatranen Bond).
yang menyimpan koleksi
lokomotif tenaga uap beserta 113 Gedung Nasional Indonesia
komponennya. Juga memiliki (GNI) Di Surabaya
koleksi lokomotif berbahan Surabaya, Jawa Timur
bakar kayu dan batu bara.

107 Observatorium Bosscha


Lembang, Kab. Bandung 114 Stadion Sriwedari
Barat Jawa Barat Surakarta, Jawa Tengah
Observatorium Bosscha Dibangun tahun 1932,
dilengkapi teleskop dengan merupakan stadion pertama
berbagai jenis dan ukuran yang dibangun oleh bangsa
juga terdapat peralatan untk Indonesia. Stadion-stadion
melakukan pengukuran hasil lain saat itu dibangun oleh
observasi, baik itu penguku- orang Belanda.
ran posisi maupun penguku-
ran kecemerlangan/ 115 Stasiun Radio Auri PC 2
magnitudo bintang. Playen (Prov. DI Yogyakarta)
Salah satu prestasinya adalh
108 Makam Kyai Mojo keberhasilannya menyiarkan
Minahasa, Sulawesi Utara berita tentang Serangan
Umum 1 Maret 1949.
116 Situs Liang Bua
Kabupaten Manggarai, NTT
Merupakan situs berupa goa
hunian manusia prasejarah. 120 Arca Harihara Koleksi
Di situs ini ditemukan fosil Museum Nasional
tulang dari tubuh manusia Arca Harihara ini ditemukan
purba kecil dengan tinggi di Candi Sumberjati, Simping,
sekitar 106 cm. Fosil manusia Blitar, Jawa Timur.
purba kerdil ini diberi nama
Homo Florosiensis (Manusia Berdasarkan penelitian para
Flores) yang diperkirakan ahli, Candi Sumberjati diduga
berasal dari sekitar 13.000 kuat merupakan candi
tahun yang lalu, pendarmaan dari Kertarajasa
Jayawardhana. Oleh karena
117 Lukisan Penangkapan itu, Arca Harihara ini diduga
Pangeran Diponegoro Karya kuat merupakan arca
Raden Saleh perwujudan tokoh tersebut.
Lukisan ini merupakan respon
dari lukisan Nicolaas
121 Arca Buddha Dipangkara
Pieneman. Beberapa
perbedaan antara lukisan Koleksi Museum Nasional
Raden Saleh dan Pieneman: Menurut Bernert Kempers,
1. Pieneman menggambarkan Arca Buddha Dipangkara
Diponegoro dengan wajah ditemukan pada tahun 1921
lesu dan pasrah, Raden Saleh di Desa Sempaga, sebelah
menggambarkan Diponegoro
utara Kota Mamuju, pesisir
dengan raut tegas dan
menahan amarah. Provinsi Sulawesi Barat.
2. Pieneman memberi judul Arca ini dibawa ke Jakarta,
lukisannya Penyerahan Diri disimpan di Museum
Diponegoro, Raden Saleh Bataviaasch Genootschap van
memberi judul Penangkapan Kunsten en Wetenschappen,
Diponegoro.
kini bernama Museum
3. Lukisan bendera Belanda
yang dibuat oleh Pieneman Nasional.
tidak ditampilkan dalam
lukisan karya Raden Saleh. 122 Leang Timpuseng
Kabupaten Maros, Sulawesi
118 BENTENG ORANJE Selatan
Ternate, Maluku Utara Sebagai bukti peniggalan
Benteng Oranje dipakai kehidupan manusia pada
sebagai tempat Pieter Both masa Prasejarah
berunding dengan Sultan
Mudaffar dari Ternate. 123 Makam Tjut Nja’ Dien
Pada tahun 1822 Benteng Kabupaten Sumedang, Jawa
Oranje pernah dijadikan Barat
lokasi pengasingan Pahlawan Tjut Nja’ Dien merupakan
Nasional Sultan Mahmud tokoh pahlawan wanita dari
Badarudin II (Sultan Aceh. Setelah ditangka oleh
Palembang). Belanda Tjut Nja’ Dien
diasingkan ke Sumedang
119 Mahkota Sultan Banten hingga wafat
Mahkota ini merupakan
regalia (pusaka) Kesultanan 124 Taman Purbakala
Banten yang. Setelah Pugungraharjo
Kesultanan Banten runtuh Kabupaten Lampung Timur,
(1832), mahkota ini diambil Lampung
alih oleh Belanda dan Tinggalan purbakala yang
disimpan di Bataviaasch ditemukan di situs, berupa
Genootschap (kini Museum gundukan tanag (benteng),
Nasional). punden berundak, menhir,
batu berlubang, kapak
persegi, arca batu, pecahan
keramik, dan lainnya
diperkirakan berasal dari
masa prasejarah dan masa
berkembangnya kebudayaan
Hindu Buddha.
125 Komplek Peninggalan Sunan
Kudus
Kabupaten Kudus, Jawa
Tengah

126 ARCA MANJUSRI KOLEKSI


MUSEUM NASIONAL
Arca Mañjuśrī koleksi
Museum Nasional Nomor
Inventaris 5899/A1105
berasal dari abad X. Arca ini
ditemukan di Desa
Ngemplak, Semongan, Jawa
Tengah pada bulan Oktober
1927 dengan berat 10 kg.
DAFTAR PENETAPAN WARISAN BUDAYA TAK BENDA
1. Aceh

1 Rencong, merupakan simbol keberanian dan kegagahan masyarakat Aceh. Pada masa
lalu, siapa saja yang memegang senjata ini akan merasa lebih berani di dalam
menghadapi musuh.

2 Tari Saman, merupakan warisan budaya mayarakat Gayo, dikembangkan oleh Syekh
Saman dengan memasukkan pesan keagamaan. Umumnya dimainkan oleh belasan laki-
laki berjumlah ganjil. Para penari duduk berlutut berbaris rapat. Kostum yang dipakai
berwarna hitam, dibordir dengan motif Gayo yang berwarna-warni. Unsur dasar dalam
Tarian Saman yaitu tepuk tangan dan tepuk dada.

3 Tari Seudati, ditarikan oleh delapan laki-laki sebagai penari utama, yang terdiri dari satu
syeh, satu orang pembantu syeh, dua orang pembantu disebelah kiri (disebut apeetwie,
satu orang pembantu di belakang yang disebut peet bak, dan tiga orang pembantu biasa.
Selain itu, ada pula dua orang penyanyi sebagai pengiring tari yang disebut aneuk syahi.

4 Tari Dampeng, biasanya dipertunjukkan pada acara pernikahan sebagai rangkaian


prosesi mengantar mempelai pria. Ditarikan oleh pria hingga 8 orang, jumlahnya harus
genap karena beberapa gerak tari dilakukan berpasangan. Tarian menjadi simbolisasi
gerakan melindungi raja (dalam hal ini mempelai pria) dengan diiringi dengan alat musik

5 Mak Meugang, tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat
dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh. Atau bisa diartikan pula tradisi menyembelih
kurban berupa kambing atau sapi dan dilaksanakan setahun tiga kali, yakni Ramadhan,
Idul Adha, dan idul fitri. Selain kambing dan sapi, juga bisa menyembelih ayam dan bebek

6 Keumamah merupakan salah satu kuliner tradisional masyarakat Aceh, keumamah


terkenal juga dengan nama ikan kayu karena ia keras seperti kayu. Secara definisi
keumamah adalah ikan yang diawetkan dengan beberapa proses pembuatan. Mulai dari
pembersihan ikan, perebusan, pengeringan dan penyimpanan.

7 Tari Laweut disebut juga Tari Seudati Inong karena dilihat dari jumlah penari, gerakan-
gerakannya, polatarian, proses dan teknik dari tarian ini mirip seperti Tari Seudati. Kedua
tari ini sama-sama ditarikan oleh 8 orang penari wanita dan 1 orang syahi (penyanyi)
musik sekaligus yang memimpin gerakan penari lainnya. Yang membedakan yaitu
kekhasan Tari Seudati menggunakan tepukan dada sedangkanTari Laweut menggunakan
tepukan paha bukan dada.

2. Sumatera Utara

1 Tor-tor, awalnya tor-tor bukan tarian, tetapi sebagai pelengkap gondang (uning-uningan).
Dalam upacara adat di Mandailing dimana gondang dibunyikan (margondang), selalu
dilengkapi manortor. Dalam perkembangannya juga dilakukan pada acara hiburan dengan
memodifikasi tor-tor agar lebih menarik bagi penonton yang kemudian menjadi tarian.

2 Gondang Sembilan, kesembilan gendang mempunyai ukuran yang berurutan dari yang
besar ke yang paling kecil. Gordang Sambilan dikenal pada masa sebelum Islam yang
berfungsi untuk upacara memanggil roh nenek moyang. Upacara tersebut dinamakan
paturuan Sibaso yang berarti memanggil roh untuk merasuki medium Sibaso).

3 Omo Hada, merupakan arsitektur tradisional yang menjadi khas di Nias. Omo Hada
memiliki bentuk beragam, terutama yang ada di Nias Utara dan Nias Selatan. Omo Hada
di Nias Utara ada yang berbentuk oval dan persegi panjang, sedangkan di Nias Selatan
berbentuk rumah panggung berukuran besar yang memanjang ke belakang seperti kapal.
4 Tari Serampang Duabelas, tarian ini menceritakan kisah tentang cinta suci dua anak
manusia yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri pernikahan yang direstui
oleh kedua orang tua. Oleh karena menceritakan proses bertemunya dua hati tersebut,
maka tarian ini biasanya dimainkan secara berpasangan, laki-laki dan perempuan.

5 Ulos, adalah kain tenun khas Batak berbentuk selendang, yang melambangkan ikatan
kasih sayang antara orang tua dan anak-anaknya atau antara seseorang dan orang lain.
Pada mulanya fungsi Ulos adalah untuk menghangatkan badan, tetapi kini Ulos memiliki
fungsi simbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang Batak

6 Gotong. Sebutan penutup kepala pria bagi masyarakat Simalungun, di bagi dalam 3 (tiga)
penyebutan. Gotong merupakan aksesoris penutup kepala yang khusus digunakan pada
upacara perayaan/suka cita (malasniuhur) oleh kaum pria di Simalungun sebagai
kelengkapan pakaian adat.

7 Kalabubu adalah salah satu aksesoris sejenis kalung asal Nias bagian selatan. Aksesoris
yang saat ini tengah digalakkan pemasarannya oleh masyarakat berbentuk lingkaran
yang sangat unik, yakni besar di tengah, lalu mengecil sampai ke ujungnya. Di masa lalu,
kalabubu ini merupakan salah satu perlengkapan perang yang dikenakan oleh seluruh
laki-laki di desa-desa yang ada di Nias bagian selatan. Tujuan utama dari dikenakannya
kalabubu ini adalah melindungi leher ketika perang

3. Sumatera Barat

1 Randang ata Rendang, Pengertian randang yang diambil dari kata marandang, yakni
suatu proses pengolahan lauk berbahan dasar santan yang dimasak sampai kandungan
airnya berkurang, bahkan sampai kering sehingga apabila disebut randang itu artinya
olahan masakan yang kering tanpa mengandung air.

2 Sistem Garis Keturunan Ibu di Masyarakat Minangkabau (Matrilineal), Rumah tangga-


rumah tangga dikelompokkan menjadi clan yang didasarkan pada garis keturunan
wanita. Setiap anak wanita mendapat warisan dari ibunya dengan memperoleh bagian
yang sama besarnya dari sawah milik ibunya.

3 Randai, merupakan Seni Pertunjukan yang menggabungkan berbagai unsur seni, seperti
bela diri silat, drama, tari, musik, dan sastra. Randai tidak hanya memuat pesan-pesan
moral dan pendidikan, tapi juga memiliki unsur historis karena cerita yang dimainkan
sebagain besar adalah cerita klasik Minangkabau yang mengandung nilai sejarah.

4 Tari Piriang (Tari Piring), Awalnya tari ini dilakukan sebagai ritual guna mengucapkan
rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa. Tarian dilakukan oleh beberapa
wanita dengan makanan yang diletakkan di dalam piring. Setelah Islam masuk ke, tradisi
Tari Piring tetap dilangsungkan namun hanya sebagai hiburan pada acara keramaian.

5 Tato Mentawai, adalah seni rupa masyarakat adat Mentawai Kepulauan Mentawai.
Dalam masyarakatnya Mentawai tato merupakan peninggalan masyarakat prasejarah
dari kebudayaan Neolithik. Penatoan dimulai dari telapak tangan, tangan, kaki, lalu ke
seluruh tubuh.

6 Batombe adalah sejenis pantun yang berfungsi sebagai ungkapan perasan hati yang
memiliki makna yang sangat mendalam bagi masyrakat Abai. Dengan kata lain Batombe
adalah seni berbalas pantun antara Laki-laki dan perempuan yang kemudian menjadi
budaya Minangkabau
7 Ulu ambek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang menampilkan konflik atau
pertarungan secara estetis, yang bersumber dari sejenis pencak silat tanpa persentuhan
fisik di antara kedua petarung. atau tarian rakyat yang gerakan-gerakannya berasal dari
silek bayang (silat bayang) yakni aliran silat yang menggunakan kekuatan magis sehingga
tidak memerlukan kontak fisik secara langsung

4. Riau

1 Pacu Jalur, adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi
(Kuansing) yang hingga sekarang masih ada dan berkembang di Propinsi Riau. Lomba
dayung ini menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan yang oleh
masyarakat sekitar juga sering disebut jalur.

2 Perahu Beganduang, artinya perahu yang bergandeng 2 atau 3 perahu kemudian dihiasi
dengan umbul-umbul adat yang ditambah atribut-atribut adat daerah Lubuk Jambi dan
sekitarnya yang melambangkan kebesaran suku atau adat itu. ditampilkan di hari raya
kedua bulan Syawal. Perahu itu digandeng sepanjang 20 meter untuk menjemput limau.

3 Batobo, adalah kegiatan gotong royong untuk mengerjakan ladang yang dilakukan
bersama-sama. Anggota Batobo bergiliran mengerjakan sawah mereka yang tergabung
dalam kelompok tersebut. Biasanya anggota Batobo terdiri dari 10 sampai 15 orang.
Sebagai hiburan pengobat penat dan letih, maka para petani saling berpantun.

4 Menumbai, Tradisi untuk mengambil sarang lebah di pohon sialang untuk diambil
madunya. Agar tidak disengat lebah, aktivitas ini dilakukan oleh seorang spesialis yang
disebut juagan (juragan) atau lazim juga disebut sebagai dukun lebah. Juagan akan
membujuk lebah-lebah dengan menyanyikan serangkaian mantra berupa pantun. Pantun
mantra tersebut menjadi lirik lagu yang dinyanyikan sepanjang prosesi.

5 Silat Perisai, adalah sebuah seni pertunjukan dari seni pencak. Dimainkan oleh sepasang
atau beberapa pasang pemuda dan pemudi sebagai pertunjukan seni tradisional guna
menyambut kedatangan tamu pejabat pada sebuah upacara acara. Kelompok Silat
Perisai tampil dengan diiringi musik Calempong Oguong. Busana pesilat berwarna hitam
berikat kepala dengan properti sebilah pedang dan sebuah perisai.

6 Nandung Indragiri Hulu. Tradisi menidurkan anak sambil bersenandung hampir tersebar
di setiap daerah yang ada di Provinsi Riau dengan cara yang persis atau jauh berbeda,
salah satunya nandung. Dilihat dari bentuk dan pola baris serta irama akhir di setiap
kalimat termasuk pada bentuk pantun Tetapi ketika nandung dilafaskan atau
dinyanyikan, bentuknya mendekati pola irama syair, sebab bentuk dan pola syair dapat
dilafazkan dengan irama

7 Ghatib Beghanyut adalah suatu kegiatan dzikir di atas perahu dan berhanyut seiring arus
sungai. Ghatib beghanyut ini dilakukan sejumlah jamaah masjid, mushalla serta warga
muslim di daerah Siak. Tradisi ghatib beghanyut merupakan bentuk ritual tolak bala
dengan mendengungkan do'a dan dzikir di atas permukaan air sungai. Ritual ini
bertujuan agar seseorang maupun masyarakat yang ada di daerah tertentu terhindar dari
sial, penyakit, kejadian-kejadian buruk.

5. Kepulauan Riau

1 Makyong, Di Kepulauan Riau, Tradisi lisan ini berkembang pesat pada masa
pemerintahan Kesultanan Riau (1722-1911). Seni pertunjukan teater Makyong dimainkan
dengan tarian, nyanyian, dan lawakan yang terjalin dalam suatu alur cerita. Pemainnya
20 orang, yang pria bertopeng sedangkan yang wanita mengenakan kostum gemerlap.
2 Gurindam Dua Belas, Kumpulan Gurindam Duabelas dikarang oleh Raja Ali Haji dari
Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang
ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada
anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

3 Langlang Buana, seni pertunjukan yang berkembang pada masyarakat Melayu Natuna.
Tradisi ini menggabungkan unsur-unsur ritual, lakon, tari, nyanyian dan musik yang
menjadi satu kesatuan di dalam pementasannya. Syarat pementasan yang tidak bisa
dirubah dari teater tradisi Langlang Buana adalah pertunjukannya harus dilakukan di atas
panggung. Hal ini semata-mata disebabkan karena para pemainnya tidak boleh
menginjak tanah selama pertunjukan berlangsung.

4 Bejenjang, adalah sebuah ritual pengobatan tradisional yang dilakukan terhadap si sakit
yang dihadiri oleh seluruh masyarakat dan masyarakat diharapkan juga akan terhindar
dari penyakit termasuk seluruh kawasan kampung. Ritual pengobatan bejenjang sudah
ada sejak lama yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai penjagaan kampung.

5 Tari Inai, diambil dari nama daun inai yang digunakan oleh orang Melayu untuk pewarna
jari tangan pengantin melaksanakan acara pernikahan. Gerakan-gerakan Tari Inai terdiri
atas gerakan menanam, memetik, mencuci, dan menggiling, dan menyusun Inai, yang
kemudian dipersembahkan kepada Mak Andam (juru rias pengantin).

6 Bubur lambok adalah makanan khas Lingga di Kabupaten Lingga berupa bubur yang
terbuat dari bahan sagu yang dilenggang serta digongseng hingga menjadi Sagu
Lenggang dan disiapkan juga sayur Rampai. Bubur ini disantap untuk sarapan atau dapat
juga dijadikan pengganti makan siang karena bahan dasarnya yang dapat
mengenyangkan

7 Silat pengantin merupakan tradisi yang digelar oleh masyarakat Lingga dalam perhelatan
Nikah kawin, silat yang dilakukan ini untuk menyambut pengantin laki-laki menuju
kepelaminan. Tidak hanya itu Silat pengantin diperuntukkan penyambutan tamu-tamu
besar yang datang ke negeri Bunda tanah Melayu.

6. Kepulauan Bangka Belitung

1 Muang Jong, Muang Jong sendiri berarti melepaskan perahu kecil ke laut. Perahu kecil itu
berbentuk kerangka yang berisikan sesajian. Tradisi ini dilakukan setiap tahun oleh
masyarakat Suku Sawang di Kab. Belitung sekitar Agustus atau September. Ritual ini
bertujuan memohon perlindungan agar terhindar dari bencana terutama di laut.

2 Adu Kerito Surong, olahraga/permainan yang mempertontonkan keterampilan,


kekuatan raga, ketangkasan, kebersamaan, dan kemampuan menjaga keseimbangan.
Kerito Surong dulunya merupakan alat pengangkut timah, tapi bisa juga digunakan untuk
mengangkut berbagai barang, hasil panen lada, juga manusia. Setelah panen masyarakat
Melayu Bangka menggunakan Kerito Surong sebagai pemainan untuk menghibur diri.

3 Upacara Adat Nujuh Jerami, ritual yang diselenggarakan setiap tahun berdasarkan
penanggalan Cina, yaitu pada 13 hari bulan yang bertepatan dengan bulan purnama.
Dalam penanggalan masehi, biasanya jatuh setiap bulan April. Ritual ini sebagai bentuk
rasa syukur warga adat, baik atas keberhasilan panen

4 Pakaian Pengantin Paksian, busana pengantin mempelai wanita khas Pangkalpinang.


Pakaian berupa baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru,
bagian kepala memakai mahkota yang dinamakan Paksian.
5 Gangan, adalah Gangan Darat adalah kuliner khas masyarakat di Pulau Belitung yang
menggunakan daging sapi, kambing atau ayam sebagai bahan utamanya. Sedangkan
bumbunya antara lain cabe, kunyit dan kemiri. Biasanya untuk menambahkan cita rasa
digunakan pucuk daun nangka.

6 Tari Serimbang, Tarian dari Kota Tempilang, Provinsi Bangka Belitung yang
menggambarkan tentang burung Cebuk atau mengadopsi tingkah laku burung Cebuk.
Burung Cebuk memiliki daya pikat yang membuat burung-burung hutan lainnya tertarik
untuk melihat dan mengelilinginya pada saat burung Cebuk berkicau dan mengepak-
ngepakkan sayapnya seperti sedang menari.

7 Kopiah resam adalah peci yang terbuat dari tumbuhan resam (Dicranopteris
linearissyn.Gleichenia linearis) dan digunakan oleh masyarakat bangka umat muslim
dalam kegiatan sehari-hari seperti ibadah solat, menghadiri pesta, kegiatan adat, dan
kegiatan lainnya.

7. Jambi

1 Tauh (Betauh), tarian tradisional yang terdapat di Kab Bungo, merupakan gambaran dari
pergaulan muda-mudi saat bergotong royong dalam tradisi yang disebut beselang. Keuni-
kan tari ini terletak pada kesederhanaan gerak dan adanya seutas tali sebagai pembatas
penari lelaki dan wanita. Tari ini berfungsi sbagai hiburan ketika selesai panen dan di
sanalah terjadi interaksi, bahkan seringkali beberapa dari mereka menemukan jodohnya.

2 Tari Besayak, dapat dikategorikan sebagai tari bebancian, karena penarinya laki-laki tapi
gerakan tarinya menirukan perempuan, termasuk kostumnya. ini dikaitkan dengan
filosofi: 1. Perempuan tidak diizinkan menari dan dilihat oleh laki-laki yang bukan
muhrimnya; 2. Untuk menghindari wanita yang diambil oleh penjajah pada saat itu

3 Upacara Besale, adalah upacara yang dilaksanakan untuk pengobatan bagi Suku Anak
Dalam (SAD) Batin 9 di beberapa desa provinsi Jambi. Upacara dimulai dengan persiapan
alat-alat pendukung upacara seperti: kemenyan; balai; bertih. Selanjutnya Sang dukun
akan membacakan mantera diikuti oleh pengiringnya yang disebut pembayun

4 Upacara Asyeik, upacara tradisional masyarakat Kerinci untuk kesembuhan atau upacara
pengobatan. Biasanya bila ada warga yang sakit, walaupun sudah diperiksa oleh yang ahli
dan telah pula diberi obat oleh yang pintar, namun penyakitnya tidak mau juga hilang,
maka diadakanlah upacara Asyeik sebagai sebuah alternatif mencari kesembuhan.

5 Cawot, adalah pakaian sehari-hari yang digunakan oleh Orang Rimbo. Cawat berasal dari
kain yang berfungsi sebagai penutup organ vital manusia, terutama untuk laki-laki rimba.
Cara pemakaiannya yang sangat sederhana, yaitu diikatkan diantara paha hingga ke
pinggang, sehingga menutupi bagian tubuh yang menurut mereka harus ditutup.

6 Perkampungan Rumah Tuo Rantau Panjang, adalah sebuah lokasi perkampungan yang
masih mempertahankan bangunan-bangunan tua/lama tinggalan kira-kira 300-400 tahun
yang lalu. Disebut perkempungan rumah tuo, karena di kampung tersebut masih berdiri
sebuah rumah tua/rumah tuo/rumah lamo yang didirikan tahun 1330, dan masih
bertahan hingga sekarang, Masih terdapat sekitar 40 -50 buah rumah yang masih berdiri
kokoh dan telah berumur ratusan tahun.

7 Tari Iyo-iyo adalah sebuah tari tradisi yang biasanya dilaksanakan bersamaan dengan
upacara kenduri Sko. Tari ini sudah ada sejak lama dan kehadirannya bersamaan dengan
kenduri sko itu sendiri. Sampai saat ini tari Iyo-Iyo masih berfungsi dalam kehidupan
masyarakat di Kota Sungai Penuh serta Kab Kerinci yang dipergunakan pada saat Kenduri
Sko, baik pada saat penurunan dan pencucian benda pusaka maupun pada saat
pengangkatan Pemangku Adat/Depati
8. Sumatera Selatan

1 Tari Gending Sriwijaya, merupakan tarian tradisional untuk masyarakat Sumatera Selatan
untuk menyambut tamu kehormatan dengan diiringi lagu Gending Sriwijaya. Penari
berjumlah 9 orang ditambah 2 orang pembawa tombak dan satu orang pembawa payung
yang berdiri di belakang penari.

2 Pempek, Bahannya berupa adonan campuran ikan dan sagu dilepekan kemudian
dibentuk sesuai bentuk-bentuk tertentu. Kata dilepekan ini yang selanjutnya dijadikan
sebagai nama makanan tersebut yaitu pempek. Pempek biasanya disajikan bersama
Cuko pedas yang memiliki rasa yang khas.

3 Senjang, adalah bentuk media yang menghubungkan orang tua dengan generasi muda
atau antara masyarakat dengan Pemerintah dalam penyampaian aspirasi maupun
ungkapan rasa gembira. Dinamakan Senjang karena antara lagu dan musik tidak saling
bertemu, artinya kalau syair berlagu musik berhenti, kalau musik berbunyi orang yang
ber-Senjang diam sehingga keduanya tidak pernah bertemu.

4 Bidar, lomba bidar adalah lomba mendayung perahu yang dinamai ‘bidar’. Seni dayung
tradisional Palembang ini hidup sejak zaman kesultanan Palembang.

5 Lak, merupakan sebutan untuk kriya khas Palembang, yang merupakan hasil akulturasi
dengan kebudayaan Tiongkok. Lak didapat dari liur serangga, yang dikenal sebagai kutu
lak (Laccifer lacca Kerr). Liur yang kemudian diolah sebagai bahan cat, dikenal sebagai
malau.

6 Ngobeng, sebuah sebutan untuk Ngidang atau hidangan yang merupakan sistem
penyajian makanan dalam acara adat, seperti pernikahan, khitanan, dan syukuran. Tradisi
Ngobeng telah ada sejak masa Kesultanan Palembang Darussalam. Ngobeng adalah salah
satu tradisi kental masyarakat Palembang dalam menjalani kebersamaan, tradisi ini
ditandai makan bersama duduk bersila dan makan menggunakan tangan secara langsung

7 Surat Ulu merupakan produk tradisi tulis di Sumatera Selatan yang menggunakan aksara
Kaganga yang kini tidak dipergunakan lagi. Surat Ulu biasanya ditulis di atas bahan kulit
kayu atau kakhas dan gelondongan bambu. Surat Ulu biasanya diwariskan secara turun
temurun dari Kepala Marga (Pesirah) kepada anak cucunya

9. Bengkulu

1 Bekejai (Upacara Perkawinan Suku Rejang) Setiap suku atau daerah mempunyai tata
cara pelaksanaan upacara perkawinan. Untuk daerah Bengkulu Utara tata cara
pelaksanaan perkawinan disebut dengan Bekejai. Upacara perkawinan adat kejai adalah
adalah upacara perkawinan yang dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari tradisi yang
berkaitan dengan Suku Rejang.

2 Kain Besurek, adalah kain batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu. Meskipun
diyakini sebagai hasil budaya masyarakat Melayu Bengkulu, tapi pada motifnya terlihat
pengaruh unsur-unsur kebudayaan Islam, yaitu motifnya yang bernuansa kaligrafi Arab.
3 Kain Lantung, terbuat dari serat kulit kayu pohon atau lantung. Bagi masyarakat
Bengkulu kain ini merupakan bagian dari perjalanan sejarah. Keberadaannya lahir pada
masa perjuangan melawan penjajah yang berfungsi sebagai pakaian. Diperkirakan sekitar
tahun 1943 atau satu tahun Jepang menanamkan kekuasaannya di Indonesia.

4 Uemak Potong Jang, Uemak Potong Jang atau Rumah Tradisional Rejang asli dapat
dikatakan sudah punah. Umeak berarti rumah, Potong berarti buatan, dan Jang
maksudnya Rejang. Jadi, Umeak Potong Jang = rumah buatan rejang. Rumah ini juga
biasa disebut Umeak-An, rumah yang kuno/lama

5 Tari Kejai, merupakan kesenian rakyat Rejang yang dilakukan pada setiap musim panen
raya datang. Tarian ini dimainkan oleh para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam
hari di tengah-tengah penerangan lampion. Kekhasan tari ini adalah alat-alat musik
pengiringnya terbuat dari bambu, seperti kulintang, seruling dan gong.

6 Tari Gandai merupakan tarian dari Bengkulu yag yang ditarikan oleh para penari secara
ganda atau berpasangan. Satu pasang terdiri dari dua orang penari. Meskipun jumlah
penari yang tampil berjumlah banyak namun mereka tetap akan menari dengan formasi
saling berpasangan.

7 Guritan Kaur Bengkulu. Guritan pada dasarnya ialah puisi balada yaitu puisi rakyat yang
berisi cerita tentang orang-orang perkasa, tokoh pujaan, orang yang menjadi pusat
perhatian. Guritan di pertunjukan oleh seseorang. Pertunjukan guritan yaitu suatu episod
atau suatu puisi balada yang dilagukan atau dinyanyika. Guna pertunjukan Guritan ini
adalah untuk menghibur orang yang ditimpa musibah kematian

10. Lampung

1 Tapis, tapis bermakna menimpa/ditimpa adalah jenis tenunan berbentuk seperti kain
sarung, dipakai oleh kaum wanita suku bangsa Lampung, terbuat dari benang kapas, pada
umumnya bermotif dasar garis horizontal, pada bidang tertentu diberi hiasan sulaman
benang emas, benang perak, atau sutera dengan menggunakan sistem sulam (cucuk)

2 Lamban Pesagi, adalah rumah adat orang Lampung. Arti kata lamban adalah rumah dan
pesagi adalah persegi, karena denahnya berbentuk segi empat. Lamban pesagi
merupakan rumah panggung dengan atap perisai yang memiliki teritis panjang
berbentuk pelana.

3 Seruit, adalah semacam sambal hasil perpaduan antara tempoyak durian, sambal terasi
dan pindang ikan, ditambah sedikit air jeruk lesom (air aren yang untuk dibuat gula aren
yang tidak jadi). Sambal seruit merupakan makanan khas untuk teman nasi di Kabupaten
Way Kanan pada khususnya.

4 Sigeh Penguten, Tari Sigeh Penguten adalah bagian dari budaya masyarakat Lampung
yang berfungsi sebagai media komunikasi, ajang silaturahmi, dan sebagai hiburan.
Umumnya tari Sigeh Penguten dilakukan sebagai tarian untuk menyambut tamu
kehormatan.

5 Cakak Pepadun, dalah upacara pengangkatan/penobatan/pengesahan seorang menjadi


penyimbang/pimpinan adat/tokoh adat. Seseorang bisa diangkat menjadi seorang
penyimbang harus memenuhi beberapa persyaratan yang tidak mudah/gampang.
6 Siger (Lampung: , sigo?, sigokh) adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang
berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah
sembilan atau tujuh. Siger adalah benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan
simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan tembaga, kuningan, atau logam lain
yang dicat dengan warna emas. Siger biasanya digunakan oleh pengantin perempuan
suku Lampung pada acara pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya

7 Pahakh adalah satu peralatan rumah tangga yang berbentuk bundar, selintas mirip
piring berdiameter kurang lebih 30 sentimeter. Berdasarkan bentuknya terdapat talam
berkaki dan talam tidak berkaki. Pahakh (pahar) dibawa ada yang diletakkan diatas
kepala dan di jinjing, isi pahakh ada yg berupa makanan sayuran anatara lain

11. DKI Jakarta

1 Ondel-ondel, tergolong bentuk teater tanpa tutur. Mulanya dijadikan personifikasi


leluhur, pelindung keselamatan kampung. Yang laki-laki wajahnya dicat merah, diberi
kumis, jenggot, alis tebal, cambang. Yang perempuan wajahnya dicat putih atau kuning .

2 Kerak Telor, bahan utama kerak telor terdiri dari beras ketan putih, telur ayam, ebi
(udang kering yang diasinkan) yang disangrai kering ditambah bawang merah goreng,
lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe,
merica butiran, garam dan gula pasir.

3 Tanjidor, adalah musik atau orkes rakyat Betawi yang menggunakan alat musik barat
terutama alat musik tiup. Biasa disingkat tanji. Tanji artinya menabuh. Karena yang
ditabuh adalah tambur yang berbuji dor dor dor, maka digabunglah menjadi tanjidor.

4 (Buka) Palang Pintu, adalah salah satu upacara yang diselenggarakan menjelang akad
nikah. Dahulu Buka Palang Pintu disebut Nyapun, artinya berkomunikasi atau berdialog
dengan sopan dan santun. Sopan dan santun diungkapkan dengan cara berbalas pantun

5 Gado-gado Betawi, merupakan masakan hasil campuran dari sayur-sayuran yang direbus
dan dicampur dengan potong mentimun dengan irisan tipis potong tahu tempe goreng
bentuk dadu kecil, ditambah labu siem, nangka muda, kangkung, tauge.

6 Bir Pletok merupakan salah satu minuman hangat dan menyegarkan, dan tidak
mengandung unsure alkohol. bir pletok diolah dari bahan rempah seperti jahe, serai,
kayu manis, serta daun pandan. Bir pletok terkenal sebagai minuman tradisional khasnya
masyarakat Betawi.

7 Tari Uncul adalah kesenian dari DKI Jakarta berupa seni beladiri yang memadukan antara
gerakan silat beladiri dengan campuran gerakan Tari. Tarian Uncul memiliki fungsi
memberi rangsangan dan tantangan kepada lawan dalam arena ujungan. Biasanya
ditarikan pada saat sesudah masa panen dengan gerak tarian lucu, seperti gerakan
monyet, dilakukan untuk memancing dan memanaskan hati lawan.
12. Banten

1 Debus Banten, sebenarnya debus adalah nama sebuah alat terbuat dari besi sepanjang 40
cm dengan ujung runcing dan pangkalnya diberi alas (dudukan). Dalam permainan, besi itu
ditusukan tubuh, bahkan dipalu bagian pangkalnya, agar bisa menembus bagian tubuh
yang ditusuk. Anehnya, walaupun tubuhnya tertembus alat itu pemain tidak merasa sakit
dan tidak mengalami cedera, padahal dialaminya dalam keadaan sadar.

2 Ubrug, termasuk teater rakyat yang memadukan unsur lakon, musik, tari, dan pencak
silat. Gaya pengungkapan ceritanya penuh dengan banyolan yang vulgar namun bernada
satire dan disampaikan dalam bahasa Sunda, Jawa, maupun Indonesia dalam dialek
Banten. Pementasannya terbagi 4 bagian, yaitu tatalu, nandung, bodoran, dan lalakon.

3 Seni Rampak Bedug, berasal dari tradisi Ngadu Bedug yang merupakan kebiasaan
masyarakat Pandeglang dalam rangka memeriahkan Ramadhan, dilakukan menjelang
dan setelah Hari Raya Idhul Fitri. Ngadu Bedug dilakukan oleh dua atau lebih kampung
yang berbeda, secara bersahutan

4 Sate Bandeng, Olahan makanan dengan bahan dasarnya ikan bandeng yang diolah
sedemikian rupa sehingga duri-duri kecil ikan bandeng dapat dihilangkan. Namun
demikian, bentuk hidangan tersebut masih menampilkan sosok ikan bandeng

5 Seba Baduy, Seba itu sendiri dapat diartikan sebagai kunjungan resmi (sowan) yang
merupakan peristiwa dalam untaian adat masyarakat Baduy sebagai wujud nyata tanda
kesetiaan dan ketaatan kepada Pemerintah Republik Indonesia, yang dilaksanakan
kepada Penguasa Pemerintahan dimulai dari Bupati Lebak dan Gubernur Banten.

6 Seren taun adalah tradisi ritual pascapanen padi yang dilakukan oleh masyarakat Banten
Selatan berupa penyerahan padi hasil panen dari masyarakat kepada ketua adat. Padi ini
akan dimasukkan ke dalam leuit (lumbung) utama dan lumbung-lumbung pendamping.
Dari asal katanya tradisi ini berarti serah terima tahun yang lalu ke tahun yang akan
datang dan merupakan wahana bersyukur kepada Tuhan YME atas hasil pertanian pada
tahun ini, seraya berharap hasil pertanian akan meningkat pada tahun yang akan datang.

7 Koja atau Jarog, yaitu tas khas dari suku Baduy yang digunakan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari seperti berladang, bercocok tanam, hingga menangkap ikan di
sungai. Terbuat dari kulit kayu pohon teureup atau terap yang memiliki ketahanan
terhadap rayap, koja diproduksi dengan cara yang tradisional. Bentuknya yang
menyerupai kotak dan mudah dibawa menjadikan tas ini selalu terlihat mendampingi
dimana pun Suku Baduy berada.

13. Jawa Barat

1 Kujang, Kujang menempati satu posisi yang sangat khusus di kalangan masyarakat Jawa
Barat (Sunda). Di masa lalu Kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat
Sunda karena fungsinya sebagai peralatan pertanian.

2 Angklung, masyarakat umum menganggap Kujang merupakan senjata khas Jawa Barat
(orang Sunda). Di masa lalu Kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat
Sunda karena fungsinya sebagai peralatan pertanian. Kedua pinggirnya tajam dan
ujungnya lancip, bagian punggungnya berlubang.

3 Jaipong, merupakan salah satu identitas kesenian Jawa Barat. Tari ini sering dipentaskan
saat acara penting, seperti penyambutan tamu dari negara asing yang mengunjungi Jawa
Barat bahkan untuk misi-misi kesenian ke luar negeri.
4 Mamaos Cianjuran, merupakan sebuah seni tradisi yang menggambungkan permainan
kecapi dengan pembacaan kisah-kisah adiluhung

5 Rahengan, upacara tradisional yang masih diselenggarakan oleh masyarakat Desa


Citatah, kecamatan Cipatat. Acara ini diadakan setiap tahun dan diramaikan dengan
iringan musik tarawangsa. Upacara ini diselenggarakan sebagai ungkapan rasa syukur
petani atas hasil padi yang telah dipanen, dan memohon agar masa tanam yang akan
datang tidak mengalami gangguan apapun.

6 Sate Maranggi, merupakan kuliner khas Purwakarta, Jawa Barat berupa daging diiris-iris
yang kemudian ditusuk dengan bambu dengan cita rasa yang khas. Sate Maranggi
sebagai sebuah karya budaya adalah murni tidak memiliki latar belakang ritual.
Kemunculan kuliner ini lebih didasarkan pada nilai ekonomi dan kreativitas masyarakat
pada waktu itu yang ingin menambah wawasan budaya kuliner pada menu olahan daging

7 Tarawangsa adalah jenis kesenian masyarakat agraris tradisional di Jawa Barat berupa
alat musik yang dimainkan dengan cara digesek. Tarawangsa merupakan perkembangan
dari alat musik rebab. Dahulu, tarawangsa merupakan kesenian penyambutan bagi hasil
panen padi tumbuhan yang sangat bergantung pada matahari sebagai simbol rasa syukur
terhadap Tuhan YME

14. Jawa Tengah

1 Keris, Senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya)
dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan
tengah. Bentuknya khas tidak simetris di bagian pangkal, seringkali bilahnya berkelok-
kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor.

2 Lumpia Semarang, Lumpia Semarang bahan utamanya rebung, rasanya gurih manis dan
dimakan dengan saus kental agak manis dengan acar mentimun, cabai rawit, dan daun
bawang.

3 Ukir Jepara, Ukiran asli Jepara terlihat dari motif Jumbai atau ujung relung dimana
daunnya seperti kipas yang sedang terbuka yang pada ujung daun tersebut meruncing.
Selain itu juga ada buah tiga atau empat biji keluar dari pangkal daun. Selain itu,tangkai
relungnya memutar dengan gaya memenjang dan menjalar membentuk cabang-cabang
kecil yang mengisi ruang atau memperindah.

4 Meron Pati, Tradisi Meron merupakan tradisi tahunan yang digelar masyarakat Desa
Sukolilo setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Upacara ini ditandai dengan
arak-arakan nasi tumpeng gunungan yang menyerupai tombak yang ujungnya terdapat
lingkaran berisi ayam jago atau masjid.

5 Tari Gambyong, Tari gambyong adalah tradisi kecil yang berkembang menjadi bagian
tradisi besar. Tari ini pada mulanya merupakan tari tldhk yang hidup berkembang di
lingkungan rakyat, dan kemudian berkembang menjadi tarian istana atau keraton

6 Rumah Adat Kudus atau Joglo Pencu mempunyai karakter khas Jawa Pesisiran, yaitu
egaliter, terbuka, dan lugas. Rumah Adat Kudus memiliki atap genteng yang disebutAtap
Pencu, dengan bangunan yang didominasi seni ukir yang sederhana khas kabupaten Kudus
yang merupakan perpaduan gaya dari budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina
(Tionghoa) dan Eropa (Belanda)
7 Gethuk goreng Sokaraja merupakan nama makanan tradisional dari daerah Kecamatan
Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Makanan ini rasanya manis legit
dibuat dari bahan dasar ubi singkong. Pengolahan gethuk goreng Sokaraja ini pada
dasarnya hampir sama dengan gethuk singkong lainnya atau gethuk basah, hanya ada
beberapa perbedaan pada cara pembuatannya, yaitu digoreng dengan minyak kelapa.

15. DI Yogyakarta

1 Rumah Joglo Yogyakarta, Rumah joglo mempunyai kerangka bangunan utama yang
terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama penyangga struktur bangunan serta
tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga soko guru.

2 Upacara Mubeng Beteng, Tradisi mubeng beteng dilaksanakan setiap delapan tahun
sekali bertepatan dengan tahun Dal dan dilaksanakan bersamaan peringatan Maulud
Nabi. Tradisi ini disertai kirab pusaka Kangjeng Kyai Tunggulwulung dilaksanakan oleh
Karaton Yogyakarta secara besar-besaran.

3 Gudeg, Olahan makanan yang terbuat Gori atau buah nangka yang tidak terlalu muda
dipotong-potong, telur rebus dan yang dikupas kulitnya, daging ayam, air kelapa, daun
salam, lengkuas, gula Jawa dan santan.

4 Lurik Yogyakarta, Lurik merupakan nama kain, kata lurik berasal dari akar kata rik yang
artinya garis atau parit yang dimaknai sebagai pagar atau pelindung bagi pemakainya

5 Blangkon Yogyakarta, ikat kepala pria dalam tradisi busana Jawa. Terbuat dari jalinan
kain polos atau bermotif hias (batik), dilipat, dililit, dijahit, sehingga menjadi semacam
topi yang dapat langsung dipakai. Di samping fungsinya sebagai penutup kepala juga
terkandung maksud simbolik berupa pengharapan dalam bobot nilai-nilai hidup.

6 Brongkos Yogyakarta. Brongkos termasuk dalam klarifikasi lauk-pauk pada kuliner Jawa.
Lauk-pauk yang dimaksudkan disini adalah lauk pauk berkuah santan, berwarna coklat
kehitaman karena terdapatnya keluwak ( pangiun edule) sebagai salah satu bumbu
utamanya

7 Langendriya/Langendriyan adalah kesenian Jawa yang berbentuk dramatari yang


ceritanya diambil dari serat Damarwulan. Dialognya berupa tembang, artinya pemeran
tokoh dalam cerita Langendriyan ketika berdialog menggunakan tembang macapat, yang
kadang-kadang dalam satu pupuh tembang dibawakan oleh seorang saja, tetapi
terkadang juga dibawakan oleh lebih dari satu orang secara bergantian.

16. Jawa Timur

1 Reog Ponorogo, Biasanya satu group Reyog terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah
warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono.
Jumlahnya berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran sentral berada pada tangan
warok dan pembarongnya.

2 Keraben Sape (Karapan Sapi), Karapan sapi merupakan salah satu jenis
kesenian/olahraga/permainan tradisional yang selalu dilakukan oleh masyarakat P.
Madura, Jawa Timur.
3 Kasada, Kasada merupakan ritual adat suku Tengger. Kasada merupakan kelanjutan dari
sistem kepercayaan masa prasejarah yang terfokus pada pemujaan arwah leluhur dan
kultus Gunung Bromo sebagai pancering jagad

4 Ludruk, adalah suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian
yang mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain -
lain. Drama diselingi lawakan dan diiringi musik gamelan. Dialog/monolog ludruk bersifat
menghibur dan membuat penonton tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya

5 Jaran Kecak, Jaran Kencak (Jaran artinya Kuda, Kencak artinya menari). adalah sebuah
kesenian dari Lumajang, jawa Timur dengan menggunakan kelincahan seekor kuda yang
di hias pakaian zirah

6 Celurit atau Clurit bukan sekadar senjata tradisional khas dari Madura namun tak dapat
dipisahkan dari budaya dan tradisi masyarakat Madura. Celurit itu adalah simbol
kejantanan laki-laki. Senjata tradisional ini memiliki bilah terbuat dari besi berbentuk
melengkung mirip bukan sabit sebagai ciri khasnya. Pada umumnya clurit diwadahi
sarung terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang tebal, memiliki gagang (hulu) terbuat dari
kayu.

7 Kuliner Lodho adalah masakan dari ayam kampung yang dibakar kemudian dimasukkan
ke dalam adonan santan kental. Kuliner ini merupakan khas dari Tulungagung. Rasa yang
ditawarkan dari ayam lodho ini adalah pedas, jadi sangat cocok bagi anda pecinta
masakan pedas. Aromanya pun khas aroma gurih santan dan rempah yang kental serta
taburan bawang goreng yang menambah keharuman.

17. Kalimantan Barat

1 Kledik, Alat musik kledik terdapat di Kabupaten Melawi, khususnya di Kecamatan Nanga
Pinoh. Cara memainkannya adalah dengan meniupnya melalui lubang yang tersedia pada
alat musik ini. Alat musik ini dimainkan dengan tiupan melalui lubang pada buah bambu,
kemudian tangan kiri memegang bagian bawah bambu yang berlubang,

2 Bubur Paddas, merupakan makanan khas dari Sambas. Bahan bumbunya : beras, kelapa,
lada hitam/putih, ikan teri, ketumbar, dll. Bahan sayurnya : nangka muda, jagung muda,
jamur kuping, kacang panjang, ubi rambat, rebung, kangkung, pakis merah, dll.

3 Meriam Karbit, dinamakan meriam karbit karena memiliki bentuk dan menghasilkan
suara yang sangat keras sehingga memekakan telinga seperti meriam yang menggunakan
bahan karbit. Permainan meriam karbit ini biasa dilaksanakan di sepanjang Sungai
Kapuas.

4 Tarian Jonggan, merupakan tarian tradisional masyarakat Dayak Kanayant yang berada
di Kalimantan Barat. Nama Jonggan diambil dari bahasa dayang yang berarti joget atau
menari. Sebagai tari pergaulan masyarakat Suku Dayak Kanayatn tarian ini benar-benar
menceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda-mudi Suku Dayak
Kanayant.

5 Sape Kalimantan Barat, Selain sebagai sarana hiburan Sape juga digunakan sebagai
sarana pengiring tarian serta pendukung dari upacara ritual adat beberapa Suku Dayak.
Terdapat dua jenis Sape yaitu Sape Kayaan dan Sape Kenyah. Secara umum kedua jenis
sape tersebut tidak mempunyai perbedaan.
6 Nyobekng/Nyobeng merupakan sebuah ritual penghormatan terhadap hasil pengayauan
(kayau) yang telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, khususnya oleh suku Dayak
Bidayuh. Kayau adalah sebuah istilah lokal yang mengandung arti pemenggalan kepala
musuh dalam sebuah peperangan. Meskipun telah bertahun-tahun lamanya tradisi
mengayau tidak dilakukan lagi, tetapi tradisi nyobeng tetap dipertahankan secara turun
temurun. Kegiatan utama dalam upacara Nyobekng adalah memandikan tengkorak yang
disimpan di Rumah Balug (rumah adat suku Dayak Bidayuh), sebagai wujud dari
penghormatan kepada arwah para leluhur.

7 Silotong adalah alat musik yang terbuat dari bambu yang direkayasa oleh penduduk asli
suku Jagoi, Kalimantan Barat. Bambu digunakan sebagai pembuatan badan instrumen dan
digunakan penambahan bahan rotan sebagai ornamen. Suara silotong saat dimainkan
yaitu bunyi tang-tung-tang-tong sehingga didasarkan pada bunyi tersebut maka alat musik
ini dinamakan silotong

18. Kalimantan Tengah

1 Handep, adalah praktek gotong royong yang dilakukan masyarakat Dayak di Kalimantan
Tengah. Bentuk kerjasama ini biasanya di bidang pertanian ataupun di bidang upacara
kematian. Sekelompok orang melakukan perjanjian secara tidak tertulis dan kemudian
sekelompok orang tersebut akan mengerjakan ladang milik mereka secara bergantian.

2 Tiwah, merupakan rangkaian kegiatan (upacara) yang terakhir (penyempurnaan) dari


acara kematian seseorang yang memeluk Kaharingan karena menurut mereka tanpa
menyelenggarakan upacara Tiwah ini, roh orang yang sudah meninggal tidak akan
kembali kepada surga yang menciptakannya.

3 Sapundu, merupakan salah satu bentuk seni ukir tradisional masyarakat Dayak Ngaju di
Kalimantan Tengah, berupa patung-patung dengan motif dan fungsi yang khas. hampir
seluruhnya menggambarkan tentang manusia.

4 Wadian Dadas, mengandung unsur nilai-nilai religi dalam bentuk Ritual Pengobatan
Tradisional, dan dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi warga masyarakat. Berfungsi
pula sebagai pertunjukan kesenian dalam bentuk mantera doa berbahasa sastra klasik
Dayak Maanyan, musik nyanyian/kidung doa, tari, seni lukis, pakaian, dan sasajen.

5 Sapundu merupakan salah satu bentuk seni ukir tradisional masyarakat Dayak Ngaju di
Kalimantan Tengah, berupa patung-patung dengan motif dan fungsi yang khas. Sapundu
merupakan alat kelengkapan dari upacara Tiwah. Dalam upacara tersebut sapundu
digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang akan dikurbankan

6 Mamapas Lewu merupakan suatu upacara masyarakat Dayak Ngaju di Provinsi


Kalimantan Tengah, yang bertujuan untuk membersihkan kampung desa atau kota
tempat tinggal. Dalam bahasa Dayak Ngaju, mamapas artinya menyapu, sedangkan lewu
berarti kampung atau kota tempat tinggal manusia. Mamapas lewu diselenggarakan jika
terjadi suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan pembunuhan, ancaman
keselamatan atau musibah penyakit yang menimpa seluruh penduduk kampung atau
kota.

7 Nahunan, merupakan salah satu ritus dalam siklus kehidupan masyarakat Dayak Ngaju,
terutama bagi pemeluk kepercayaan Kaharingan. Tujuannya adalah untuk memberikan
nama kepada anak agar dikenal oleh masyarakat dalam pergaulan keseharian dengan
harapan diberikan keselamatan dan diberkahi rejeki berlimpah oleh Ranying Hatalla
Langit (Tuhan Yang Maha Esa).
19. Kalimantan Utara

1 Bening dayak kenyah kalimantan utara (Gendongan Bayi), Bening adalah salah satu alat
tradisional untuk mengendong bayi suku dayak di Kalimantan utara yang turun temurun
yang digunakan semasa lampau. Bening atau gendongan bayi suku dayak ini dipakai pada
saat anak umur 6 bulan sampai dengan 1,5 tahun.

2 Bepadaw, adalah Budaya Tradisi asli orang suku Tidung yang biasanya dilakukan dua
tahun sekali berupa kegiatan penurunan perahu Padaw Tuju Dulung (Tujuh Haluan).
Perahu ini diarak keliling Kota dan berbentuk sangat khas.

3 Jugit Demaring (Tari Klasik Kesultanan Bulungan), walaupun milik keraton, namun ia
boleh di persembahkan di luar Istana, karena itu biasanya dalam setiap penyambutan
tamu di luar istana, misalnya di dermaga istana atau dalam Biduk Bebandung atau kapal
layar Kesultanan,

4 Lalatip, Lalatip artinya menjepit. Tarian ini muncul sebagai latihan ketangkasan kaki
dalam melompat dan menghindari rintangan. Tarian ini mendebarkan karena penari
dapat terjepit atau terapit kakinya oleh batang kayu bila terlambat menghindar apalagi
saat penari menari dengan ditutup kedua matanya.

5 Biduk Bebandung adalah tradisi berupa atraksi adat yang menghadirkan Dua Buah
Perahu atau Lebih di rapit atau di gandeng menjadi satu sebagai Transportasi di Sungai
Kayan Provinsi Kalimantan Utara

6 Jatung utang adalah alat musik tradisional yang menyerupai kulintang, yang terbuat dari
kayu. Pada jaman dahulu alat musik ini digantung dengan mengunakan rotan atau tali,
tetapi sekarang sudah dikreasikan mengikuti perkembangan jaman dengan dibuatkan
kotak kayu untuk meletakan kayu-kayu yang berfungsi sebagai not-not musik.

7 Baju Inter Kesuma, adalah Baju Pengantin Bulungan yang di pakai saat pernikahan
kebanyakan masyarakat suku bulungan terlebih lagi oleh kerabat Kesultanan Bulungan.
warna dan coraknya ada 2 macam, yang satu dengan warna kuning keseluruhan untuk di
pakai oleh Putra/i dan Kerabat Kesultanan Bulungan, sedangkan yang berwarna kuning di
padukan dengan warna merah untuk masyarakat Bulungan/Masyarakat biasa (kampung)

20. Kalimantan Timur

1 Hudoq, Tari Hudoq merupakan tarian sakral yang erat kaitannya dengan prosesi ritual
atau upacara adat. Saat menari, para penari Hudoq menggunakan topeng menyerupai
binatang buas dan terbuat dari kayu. Tubuh mereka ditutupi dengan daun pisang, daun
kelapa, atau daun pinang.

2 Upacara Adat Kwangkay, adalah pemakaman terakhir Suku Dayak Benuaq tempat
Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Barat. Pelaksanaan prosesi upacara adat tersebut
pada bulan Januari - Maret. Upacara ini dilaksanakan oleh anggota keluarga yang masih
hidup agar para mendiang dapat tiba di tempat yang tinggi di Puncak Lumut.

3 Mandau, senjata tradisional yang terbagi menjadi 3 bagian: ulu/balung (pegangan),


sarung (kumpang), dan bilah. Meskipun sekilas semua mandau terlihat sama, tetapi
terdapat perbedaan pada lengkungan bilahnya. Perbedaan hiasan pada mandau dapat
berfungsi sebagai identitas bagi sub-sub suku Dayak yang memiliki mandau tersebut.
4 0 Blontang, adalah arca yang dibuat dari bahan kayu Ulin yang dianggap suci dan dipercaya
sebagai simbol roh yang digunakan dalam upacara sakral, yaitu upacara kematian
(Kwangkai) dan upacara pengobatan (Belian) bagi suku Dayak Tunjung dan Dayak Benoaq
di Kalimantan.

5 Sarung Tenun Samarinda, ditenun dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin
(ATBM) yang disebut Gedokan. Bahan bakunya menggunakan sutera yang didatangkan
dari Cina. Sarung asli tidak pernah disambung menggunakan mesin jahit. Inilah salah satu
cara untuk membedakan kain yang asli dari yang palsu atau buatan mesin pabrik.

7 Petis Udang Paser adalah makanan khas orang Paser. Petis Udang Paser berasal dari
pemanfaatan pengolahan Kepala Udang untuk diambil kaldunya dengan cara direbus.
Awal mulanya petis ini berasal dari nenek moyang masyarakat Paser yang berasal dari
suku laut Bajo. Bahan utama Petis Udang Paser adalah Kepala Udang, Gula Jawa dan
bumbu penyedap.

Belian bawo adalah Tradisi ritual pengobatan alternatif orang sakit. Upacara belian bawo
berkaitan dengan alam kepercayaan Suku Dayak Benuaq, yang didasari keyakinan
religiusitasnya. Oleh karena itu upacara belian bawo sarat dengan fungsi spiritual
(religius) dalam penghormatan arwah nenek moyang, kepercayaan akan adanya
kekuatan-kekuatan gaib, dan makhluk-makhluk halus.

21. Kalimantan Selatan

1 Sasirangan, sejenis kain yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur, kemudian diikat dengan
benang atau tali raffia dan selanjutnya dicelup. Jenis kain ini merupakan sejenis batik
sandang yang juga disebut dengan istilah kain calapan atau celupan yang didekorasi
dengan motif tradisional khas Kalimantan Selatan, baik dari segi warna maupun motifnya.

2 Pasar Terapung, bentuk kearifan lokal dengan mempertimbangakan ekologi sungai


sebagai media transportasi dan interaksi sosial. Pedagang mengunakan perahu guna
membawa barang dagangan dan menjajakannya ke setiap rumah di tepi sungai sampai
ke muara. Pasar terapung masih dapat ditemui di Sungai Barito, muara sungai Kuin
(Banjarmasin) dan Sungai Lokbaintan (Martapura, Kabupaten Banjar).
3 Kuriding/Guriding, Alat musik tradisional dari Kalimantan Selatan, bisa terbuat dari
pelepah enau, bambu ataupun kayu dengan bentuk kecil, dan memiliki alat getar serta
tali penarik. Dimainkan dengan cara ditempelkan di bibir sambil menarik gagang tali
getar yang akan menghasilkan bunyi.

4 Bubungan Tinggi, Rumah adat banjar disebut juga rumah Bubungan merupakan rumah
tradisional suku banjar di Kalimantan Selatan. Rumah adat Bubungan sudah lahir sejak
abad ke-16 pada masa Pangeran Samudra, sebelum suku banjar memeluk agama islam.

5 Mamanda, sebuah teater tradisional yang berkembang di daerah Kalimantan Selatan,


khususnya Banjarmasin. Pementasannya menggunakan Bahasa Banjar, mengisahkan
rivalitas kebaikan dan keburukan yang dikemas dalam suasana kerajaan, dan merupakan
perpaduan antara seni tari, seni musik (tetabuhan), lagu (nyanyian), dan seni peran.

Mappanretasi Pagatan berarti suatu kegiatan yang bersifat ritual dan dilaksanakan
secara adat oleh sekelompok masyarakat nelayan bersama pemerintah setempat dengan
jalan memberikan berbagai macam makanan atau sesajen di laut. pelaksanaan upacar aini
merupakan wujud nyata rasa syukur para nelayan suku Bugis Pagatan kepada Tuhan atas
hasil laut yang diberikan dan diselenggarakan setiap tahun pada bulan April
Tari Baksa Kambang Tari ini merupakan tari tunggal dan dapat dimainkan oleh beberapa
penari wanita. Tarian ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang sedang merangkai
bunga. Sering dimainkan di lingkungan istana. Dalam perkembangannya tari ini beralih
fungsi sebagai tari penyambutan tamu. Tari Baksa Kembang termasuk jenis tari klasik,
yang hidup dan berkembang di keraton Banjar, yang ditarikan oleh putri-putri keraton.

22. Bali

1 Makepung, adalah atraksi balapan kerbau berasal dari Kabupaten Jembrana, Bali. Kata
Makepung berasal dari kata makepung-kepungan (bahasa Bali) artinya berkejar-kejaran,
inspirasinya muncul dari kegiatan tahapan proses pengolahan tanah sawah yaitu tahap
melumatkan tanah menjadi lumpur dengan memakai lampit.

2 Gringsing Tenganan, kain tenun tradisional Indonesia yang berasal dari Desa Tenganan
Bali yang dibuat menggunakan teknik ikat ganda (dobel ikat) yaitu pada sisi lungsi dan
pakan sehingga membutuhkan ketrampilan dan ketelitian tingggi.

3 Barong Ket, Barong merupakan tarian tradisional Bali yang ditandai dengan topeng dan
kostum badan yang dikenakan penarinya. Dari wujudnya, Barong Ket menyerupai hewan
dengan hiasan rumit di badannya.

4 Ngrebeg Mekotek, tradisi dilakukan oleh kaum laki-laki yang ada di Desa Munggu, Kec.
Mengwi pada hari raya Kuningan. Atraksi dilakukan dengan menggabungkan kayu-kayu
pullet sepanjang 2 - 3,5 meter hingga membentuk kerucut, satu pemuda menaiki kayu
hingga di ujung dengan posisi berdiri. Ini juga dilakukan oleh kelompok lain yang
nantinya kedua kelompok dipertemukan untuk berperang layaknya panglima perang.

5 Betutu, adalah nama masakan yang terbuat dari bahan dasar daging yang utuh tanpa
dipotong-potong. Daging yang dipakai biasanya ayam atau bebek. Masakan ini diolah
dengan cara dibakar atau dipanggang di atas bara yang sebelumnya dibaluri dengan
bumbu, sehingga menjadikan betutu ini sangat harum.

6 Magibung merupakan tradisi makan bersama dalam satu wadah (sela) yang ada dalam
kehidupan masyarakat Karangasem, Bali. Magibung mengandung syarat makna dan nilai
sosial yakni meningkatkan kebersamaan masyarakat karena dalam magibung orang-orang
akan makan bersama tanpa membedakan status sosial maupun kasta. Dengan demikian
akan muncul rasa kekeluargaan, rasa sosial, rasa gotong royong dan rasa saling harga
menghargai satu dengan lainnya.

7 Tari Sanghyang merupakan tarian sakral yang biasanya bukan untuk tontonan masal.
Tarian ini dilakukan saat suatu desa dilanda bahaya atau musibah. Sampai saat ini, tari
Sanghyang tidak diadakan sekedar sebagai sebuah tontonan. Tari Sanghyang adalah tari
kerauhan yang ditarikan di dalam keadaan tidak sadarkan diri (intrance). Tari ini
mempunyai arti magis, penolak bahaya untuk menyelamatkan Desa dari malapetaka
karena adanya wabah penyakit, bencana alam, dan lain sebagainya. Tari ini tidak diiringi
gamelan, melainkan hany diiringi dengan nyanyian-nyanyian atau vocal saja.

23. Nusa Tenggara Barat

1 Perisean, merupakan pertarungan satu lawan satu menggunakan alat pemukul terbuat
dari batang rotan disebut penyalin dan alat penangkis terbuat dari kulit kerbau, sapi atau
rusa yang disebut ende. Peresean merupakan perpaduan antara permainan tradisional,
olah raga tradisional, kesenian, dan tradisi masyarakat.
2 Ayam Taliwang, merupakan ayam bakar khas Lombok Nusa Tenggara Barat. Ayam yang
digunakan adalah ayam kampung, ayam arab, atau ayam pejantan berumur 3 bulan
sehingga ukurannya tidak terlalu besar atau tua.

3 Pacoa Jara, Pacu Mbojo, pertama kali diadakan di Bima tahun 1927, awalnya
dimaksudkan untuk merayakan hari kelahiran Ratu Wilhelmina, kemudian berkembang
menjadi olahraga masyarakat lokal yang diadakan 4 (empat) kali dalam setahun. Kegiatan
ini tergolong unik dan menarik karena joki-joki yang ada biasanya seorang anak yang
berumur 5-12 tahun tanpa menggunakan pelana.

4 Gegerok Tandak, diperkirakan terbentuk sejak adanya islam di Bayan, hal ini disimpulkan
dari fungsi Tarian Gegerok itu sendiri yang hanya digunakan untuk Ritual Qhitanan
(sunatan). Gegerok Tandak merupakan tari ritual yang dipertunjukkan pada saat ada
upacara ritual Megawe Beliq (Sunatan, Bayar Nazar atau Kaul).

5 Gendang Beleq, disebut gendang beleq karena gendang berukuran besar dibandingkan
dengan ukuran gendang pada umumnya. Gendang berarti kendang dan beleq berarti
besar. Gendang beleq ada dua jenis yaitu gendang mama (laki-laki) dan gendang nina
(perempuan). Perbedaan keduanya bukan pada bentuk fisiknya melainkan pada suara
yang dihasilkan yaitu gendang mama lebih nyaring daripada gendang nina.

6 Bau Nyale merupakan salah satu tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat
Lombok Tengah berupa kegiatan menangkap cacing laut. Tradisi ini berkaitan dengan
cerita mitos Putri Mandalika yang rela mengorbankan jiwa dan raganya demi keselamatan
orang banyak, dengan membuang dirinya ke tengah lautan dan menjelma menjadi nyale
(cacing)

7 Kareku Kandei adalah tradisi masyarakat Mbojo, Kabupaten Bima yang dilakukan oleh
sekelompok perempuan dengan cara menumbuk pada lesung secara terus-menerus
dengan tempo dan ragam ritme yang ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan
irama yang teratur. Kareku Kandei yang merupakan tradisi agraris yang berkembang
ditengah kehidupan masyarakat Mbojo yang dominan sebagai petani.

24. Nusa Tenggara Timur

1 Sasandu (Sasando), adalah alat musik petik khas Orang Rote, Nusa Tenggara Timur, yang
terbuat dari daun lontar dan kayu. Sasando yang seharusnya bernama Sasandu (bunyi
yang dihasilkan dari getar) lahir dari inspirasi penemunya dari hasil interaksi dengan
alam.

2 Caci, adalah tradisi permainan pada suku manggarai dengan beranggotakan dua orang
pemain yang saling memukul menggunakan rotan dan perisai kulit kerbau. Pemenangnya
adalah orang yang telah berhasil melukai lawannya di bagian wajah.

3 Mbaru Niang Wae Rebo, Kampung adat Wae Rebo adalah salah satu kampung adat di
Manggarai yang masih tersisa dan masih asli. Salah satu ciri khas dari kampung adat wae
rebo adalah masih memiliki 7 buah mbaru Niang (Rumah Adat) dan 4 di antaranya dilihat
dari segi bentuknya masih mempertahankan keasliannya.

4 Pasola, merupakan bentuk aktivisas saling melempar lembing kayu dari atas punggung
kuda yang sedang dipacu kencang antara dua kelompok yang berlawanan. Pasola sangat
berhubungan dengan prosesi ritual orang Sumba yang menganut Marapu (kepercayaan
lokal masyarakat sumba)
5 Etu, (Tinju Tradisional) merupakan upacara ritual pertanian yang diselenggarakan setiap
tahun berdasarkan pada peputaran bulan. Upacara Etu meliputi beberapa tahap sampai
mencapai puncaknya pada waktu Etu (Tinju Tradisional)

6 Leva nuang adalah tradisi penangkapan ikan paus masyarakat Desa Lamalera, Kabupaten
Lembata, Nusa Tenggara Timur dengan hanya menggunakan peralatan sederhana untuk
pemenuhan kebutuhan hidup di desa nelayan Lamalera. Tradisi unik ini tetap hidup dan
berkembang sejak zaman nenek moyang dan tetap bertahan hingga sekarang

7 Lodok merupakan warisan budaya masyarakat Manggarai di desa Meler yang dipercaya
telah berumur lebih dari 150 tahun, bahkan mencapai 200 tahun. Tanah-tanah adat di
Kabupaten Manggarai disebut lingko, yang dibagi kepada warga dengan sistim Lodok
atau juga dikenal dengan pembagian sawah dengan sistem jaring laba-laba. Dari sisi
sosial dan budaya, Lodok berarti persatuan suatu kampung dalam hal pembagian tanah
yang berdasarkan status sosial warganya.

25. Sulawesi Utara

1 Tari Maengket, Tari tradisional masyarakat Minahasa. Tarian ini dilakukan oleh
sekelompok orang yang menyanyi sambil menari bahkan saling berpegangan tangan dan
di pimpin oleh seseorang (Kapel) yang akan mengangkat suara/lagu pertama (Tumutuur)
serta tambur sebagai alat pengiringnya.

2 Kolintang, Kolintang adalah alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang
mempunyai bahan dasar kayu, jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup
panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah.

3 Kain Koffo, Koffo adalah tenunan dari serat pelepah pohon pisang abaka yang dikerjakan
oleh para pengrajin dengan alat tenun sederhana dan tersebar di kepulauan Sangihe dan
Kepulauan Talaud

4 Kabela, adalah wadah berbentuk kotak yang terbuat dari pelepah pohon rumbia,
dibungkus dengan kain merah dan dihiasi dengan manik-manik. Digunakan sebagai
tempat sirih, pinang, tembakau, dan kapur sirih yang disuguhkan kepada tamu ketika
datang berkunjung di daerah Bolaang Mongondow sebagai ungkapan rasa hormat.

5 Tinutuan atau bubur Manado merupakan salah satu penanda identitas bagi warga
Manado dan Minahasa. Tinutuan mulai hadir ketika jaman pendudukan Jepang, saat itu
warga mengungsi ke hutan lalu mengumpulkan bahan makanan sayuran, umbi-umbian
dan memsaknya. Lama kelamaan Tinutaan menjadi menu lokal bagi warga Minahasa dan
Manado

6 Musik Bia adalah alat musik tiup tradisional yang terbuat dari bahan rumah kerang laut.
Bia atau kerang (dalam ukuran cukup besar dapat dipegang dengan kedua tangan
manusia). Musik Bia telah menjadi salah satu seni musik tradisional yang turut
memberikan nilai tambah bagi masyarakat Kota Manado. Dengan hadirnya musik ini pada
pagelaran kesenian dan acara tertentu, telah menimbulkan daya tarik tersendiri bagi
wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.

7 Figura adalah kegiatan festival yang dilaksanakan secara rutian setiap tahun di Kota
Manado, Sulawesi Utara dalam rangka mengakhiri tahun dan memasuki tahun baru
tepatnya setiap minggu ke-4 bulan januari sebagai pesta kunci taong (tahun). Peserta
Figura diikuti masyarakat dengan mengenakan kostum berbeda-beda dan unik sehingga
dapat mengundang gelak tawa para penonton
26. Gorontalo

1 Binthe Biluhuta, (Milu Siram atau Sup Jagung) adalah masakan khas Gorontalo. Bahan
pembuatan Binthe Biluhata adalah jagung yang dipilih dan dicampur dengan udang, ikan
tuna, sambal, jeruk nipis dan bawang di iris halus. Binte artinya jagung dan orang
Gorontalo sering menyebutnya Milu sedangkan Biluhuta artinya disiram jadi kalau
diartikan namanya menjadi jagung yang disiram

2 Permainan Polo Palo, adalah salah satu permainan rakyat Gorontalo, terbuat dari bambu
kering, saat dipukul mengeluarkan bunyi yang nyaring. Pada bagian atas pangkal
pegangan dibuatkan lubang kecil yang berfungsi sebagai tempat keluar bunyi. Saat alat
dipukul, lubang tersebut dibuka/ditutup dengan jari sehingga mengeluarkandua suara
yaitu nada tinggi dan nada rendah.

3 Tumbilo tohe adalah perayaan berupa memasang lampu di halaman rumah-rumah


penduduk dan di jalan-jalan terutama jalan menuju masjid yang menandakan
berakhirnya Ramadan di Gorontalo. Lampu yang dipasang terbuat dari damar yang
disebut "tohetutu". Tumbilotohe memiliki nilai sejarah, yaitu bagaimana para leluhur kita
berjuang mengalihkan pemahaman animisme ke aqidah Islam

4 Langga merupakan seni beladiri tradisional masyarakat Gorontalo, seni beladiri ini tidak
digunakan untuk membunuh, melainkan menjaga diri dan melumpuhkan lawan, tetapi
tidak diwajibkan untuk hal-hal yang menimbulkan korban jiwa. Di dalamnya terdapat
sebuah ritual untuk memberikan kekuatan kepada pemain Langga, yang dilakukan
melalui pemanggilan lati.

5 Tari Molapi Saronde adalah tarian ritual pernikahan adat Gorontalo. Tarian ini
dilaksanakan oleh pengantin laki-laki pada malam hari perkawinan mereka. Bahan yang
digunakan adalah tiga macam selendang yakni warna hijau, kuning, dan kuning telur.
Pelaksanaan ritual ini bertempatkan di tempat mempelai wanita.

6 Pulanga, merupakan upacara adat masyarakat Gorontalo yang berhubungan dengan


acara penobatan. Pulanga ini berupa pemberian gelar adat yang dilakukan kepada orang
yang masih hidup, biasanya diberikan kepada mereka yang menduduki jabatan penting
mulai dari tingkat kecamatan, daerah bahkan provinsi.

7 Molalunga, merupakan upacara adat masyarakat Gorontalo yang berhubungan dengan


pemakaman. Dalam pelaksanaannya acara pemakaman dilaksanakan secara terpadu
antara adat istiadat dan agama Islam. Ada pemahaman bagi masyarakat bahwa apabila
penyelenggaraan pemakaman dilaksanakan secara adat penuh, lengkap dan sempurna
akan berpengaruh bagi keselamatan almarhum atau almarhumah di alam kubur.

27. Sulawesi Tengah

1 Kaledo, merupakan masakan khas Sulawesi Tengah yang diolah dari daging dan tulang
kaki sapi dan disajikan dengan kuah panas dengan rasa yang khas.

2 Padungku, dilakukan sebagai ungkapannrasa syukur kepada Tuhan, karena bersumber


dari Tuhan maka hasil panen yang pertama harus dipersembahkan kepadaNya, perayaan
Padungku juga diharapkan dapat menciptakan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat
di daerah yang melaksanakannya.
3 Kakula, adalah musik tradisional Sulawesi Tengah, tepatnya Suku Kaili, suku asli Sulawesi
Tengah. Kakula sendiri adalah sejenis alat musik bonang berjumlah 7 buah yang disusun
berderet.

4 Upacara Melabot Tumpe, upacara pengiriman telur burung Maleo yang bertelur
pertama kali. Diawali dengan pengumpulan telur burung Maleo sebanyak 160 butir dan
membawanya ke rumah ketua adat, kemudian menyiapkan parahu dan 7 orang
pengantar telur terdiri atas 3 orang Tua-tua Adat, dan 4 orang pendayung. Sebelum dibe-
rangkatkan ke Banggai, telur dibungkus dengan daun komunong (sejenis daun palma).

5 Modulu dulu, artinya Tradisi masyarakat Kab. Poso berupa makan nasi bersama yang di
mana 4-6 orang duduk berkeliling dengan makanan yang ditumpuk di atas daun tave
sebagai alas, sementara makanan di atas daun dibawa oleh masing-masing orang dari
rumah dan disantap bersama.

6 Kain Tenun Donggala Kain ini dibuat dari bahan benang kapas yang dibuat dengan teknik
ikat. Cara mengikat benang untuk ragam hias dalam proses mencelup ini, sama dengan
cara menutup pola hias batik, yaitu dengan malam atau lilin lebah, cuma bedanya jika
pada penutupan dengan lilin, setelah proses pencelupan selesai diakhiri dengan
menghilangkan lilin lebah tadi melalui pengerikan. Sedangkan pada teknik ikat dalam
tenun bagian yang diikat hanya dibuka ikatannya

7 Dade Ndate adalah salah satu kesenian yang dibawakan dalam lagu dan syair yang
panjang-panjang antara Pria dan Wanita. Dade Ndate itu sendiri diambil dari kata Dade
dan Ndate. Dade artinya lagu atau syair dan Ndate artinya panjang, jadi Dade Ndate
suatu bentuk kesenian yang dipersembahkan melalui nyanyian dan syair yang panjang
dengan menyampaikan pesan dan kesan.

28. Sulawesi Barat

1 Sandeq, adalah tipe perahu bercadik khas Mandar dengan layar berbentuk segi tiga.
perahu sande yang pada mulanya digunakan untuk menangkap ikan, sekarang digunakan
sebagai perahu lomba.

2 Mangaro, merupakan upacara mengeluarkan mayat dari kuburannya dengan maksud


memperbaharui atau mengganti kain pembungkus yang telah usang pada orang yang
telah lama meninggal. Upara ini merupakan ungkapan cinta dan kasih oleh keluarga
kepada sanak saudara yang telah meninggal.

3 Calong, adalah alat musik pukul yang terbuat dari buah kelapa tua yang dipotong
permukaan atas dan bawah, kemudian pada permukaan atasnya diberi besi dan bambu
yang dipotong sebanyak empat dengan ukuran panjang 30 cm. Cara memainkannya
dengan dipukul dengan menggunakan potongan bambu.

4 Keke/Pakeke adalah alat kesenian dari Sulawesi barat yang terbuat dari bambu kecil
yang diberi lubang tiga sampai enam, ukuranntya sekitar 10 cm, pada ujung bambu dilit
daung lontar yang bentuknya menyerupai trompet

5 Pupuq merupakan makanan pelengkap sejenis lauk dari masyarakat Mandar, Sulawesi
Barat. Pupuq ini terbuat dari ikan laut dan rempah-rempah lainnya yang ditumbuk hingga
halus. Bentuknya segitiga yang dicetak dengan daun pisang yang kering.
6 Massossor Manurung / Manossor Manurung adalah suatu upacara ritual yang terwujud
dalam bentuk pencucian/pembersihan terhadap benda pusaka kerajaan Mamuju berupa
keris pusaka. Keris Manurung (pusaka) merupakan keris pusaka kerajaan Mamuju yang
berasal dari Badung dan menjadi simbol persahabatan antara kedua kerajaan. Oleh
karena itu pada saat ritual ini diadakan, pihak dari kerajaan Badung juga datang untuk
mengikutinya.

7 Lipa Saqbe/Lipa Sa’be Mandar, tenun Mandar merupakan kerajinan masyarakat


Mandar, pada umumnya biasa disebut sebagai Lipa Sa'be. Proses pembuatannya sangat
alami dan sangat lama, paling cepat dalam mengerjakannya yaitu selama 3 bulan. Tenun
mandar masih tetap ada generasi ke genarasi, karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi
sehingga masyarakat menjadikannya sebaga mata pencaharian, khususnya bagi kaum
hawa.

29. Sulawesi Selatan

1 Pinisi identik dengan suku Bugis-Makassar. Hal ini dikarenakan kapal layar tersebut
banyak digunakan orang Bugis-Makassar untuk mengarungi samudera sejak tahun 1500-
an. Tidak hanya dalam pelayaran di Nusantara, tapi juga terbukti tangguh dalam pelayaran
ke berbagai negara di belahan dunia, khususnya di masa perdagangan rempah-rempah.

2 Pakkarena, Tarian Pakarena dibawakan oleh penari perempuan yang mempertunjukkan


kelemah-lembutan perempuan-perempuan Makassar. Tangan kanannya selalu
memegang kipas. Tari Pakarena adalah tarian tradisional dari Makassar. Pada abad 20,
tari ini mulai keluar dari tradisi istana dan menjadi pertunjukan yang sangat populer.

3 Pepe-pepeka Ri Makka, Tarian ini berasal Pepe’ dan Rimakka dimana Pepe’ berarti api,
Rimakka adalah tanah suci Mekkah. Tarian di bawakan oleh 6 atau 8 penari laki-laki yang
berpakaian baju adat rakyat etnik Makassar. Para penari membakar sarung, tangan
mereka tanpa merasa kepanasan.

4 Tongkonan, Tongkonan merupakan rumah panggung tradisional Masyarakat Torja


berbentuk persegi empat panjang. Dibuat sebagai rumah panggung, agar penghuni tidak
mudah diganggu oleh binatang buas

5 Badik, merupakan salah satu simbol identitas masyarakat Sulawesi. Badik secara
universal berbicara bentuk, bahan, dan metode dimana di tiga wilayah ini akan
ditemukan perbedaan-perbedaan dari tiap wilayah di Sulawesi.

6 Rambu Solo, merupakan upacara pemakaman secara adat di Tana Toraja Propinsi
Sulawesi Selatan. Upacara Bagi masyarakat Tana Toraja upacara ini mempunyai makna
yang penting karena merupakan bentuk penghormatan terakhir kepada orang tua
ataupun saudara yang telah meninggal dunia.

7 Kapurung, adalah salah satu makanan khas tradisional yang terbuat dari sari atau tepung
sagu di Sulawesi Selatan, khususnya masyarakat daerah Luwu Raya, dimasak dengan
campuran ikan atau daging ayam dan aneka sayuran
30. Sulawesi Tenggara

1 Kabhanti, merupakan tradisi berucap pantun, baik yang diucapkan sendiri (monolog)
maupun secara berbalas pantun. Isi kabhanti biasanya menyampaikan pesan moral bagi
masyarakat, nilai keagamaan, petunjuk kehidupan/petuah, sindiran, percintaan, serta
nilai budaya dan adat istiadat. Bagi masyarakat Muna, kabhanti bertujuan untuk
memperkokoh nilai dan norma dalam masyarakat.

2 Istana Malige Buton, merupakan kediaman Sultan Buton ke-37 Muhammad Hamidi
beserta keluarganya. Istana ini dibangun pada tahun 1930-an, terbuat dari kayu jati dan
wola dengan konstruksi rumah panggung yang semua pasaknya terbuat dari kayu tanpa
menggunakan paku.

3 Kaghati adalah permainan Layang-layang tradisional suku Raha, Sulawesi Tenggara.


Layang-layang tradisional dari Pulau Muna ini terbuat dari lembaran daun kolope (daun
gadung) yang telah kering kemudian dipotong ujung-ujungnya. Satu per satu daun
tersebut dijahit dengan lidi dari bambu sebagai rangka layangan, sementara talinya
dijalin dari serat nanas hutan.

4 Lulo/Molulo tarian khas suku Tolaki yang merupakan penduduk asli kota kendari
menjadi sarana dan media masyarakat Tolaki untuk mengeratkan pergaulan dengan
warga masyarakat. Tarian dilakukan bersama membentuk lingkaran bergerak maju
mundur dan mengayunkan kaki dengan iringan musik

5 Karia sebagai upacara tradisional masyarakat Muna dimaksudkan sebagai upacara


peralihan dari masa anak-anak menjelang masa remaja atau masa dewasa. Pada upacara
ini anak gadis dipingit di dalam sebuah kamar selama beberapa hari. Lama pingitannya
sendiri ada yang dua hari, tiga hari, seminggu, dan bahkan empat puluh hari.

6 Kalo atau kalosara merupakan sebuah benda yang terbuat dari tiga utas rotan yang
dipilin atau dililit membentuk sebuah lingkaran. Lilitan atau pilinan tiga utas rotan
merupakan symbol yang memiliki makna persatuan dan kesatuan dari tiga stratifikasi
orang Tolaki di jaman dahulu

7 Kantola adalah sejenis permainan tradisional, dimana pemainnya terdiri atas kelompok
laki-laki dan kelompok perempuan yang berdiri saling berhadapan berbalas pantun
(kabhanti) dengan irama lagu ruuruunte. Keberadaan penutur kantola yang disebut
pokantolano saat ini umumnya sudah berusia lanjut, namun demikian mereka masih
fasih melantunkan syair-syair kantola.

31. Maluku Utara

1 Bambu Gila, dikenal dengan nama Buluh Gila. Tarian /seni pertunjukan yang dilakukan
oleh lebih dari sepuluh orang dengan memegang satu batang bambu sepanjang satu
meter/ sesuai kebutuhan. Pemegang bambu dipertontonkan tidak kuat.

2 Soya-soya, tarian ini tercipta pada masa Sultan Baabullah (Kesultanan Ternate) untuk
mengobarkan semagat pasukan pascatewasnya Sultan Khairun. Saat itu, tarian ini
dimaknai sebagai perang pembebasan dari Portugis. Para penari menampilkan tarian
yang lincah yang merefleksikan gerak menyerang, mengelak dan menangkis. Jumlah
penari tidak ditentukan. Bisa hanya empat orang bahkan hingga ribuan penari.
3 Sasadu, Sasadu merupakan Rumah Adat Suku Sahu, salah satu suku yang berasal dari
Pulau Halmahera. Rumah adat Sasadu memiliki bentuk yang simpel atau sederhana yaitu
berupa rumah panggung yang dibangun menggunakan bahan kayu sebagai pilar atau
tiang penyangga, anyaman daun sagu sebagai penutup atap rumah adat.

4 Hibua Lamo adalah rumah adat dari Halmahera Utara adalah rumah adat dari Halmahera
Utara yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1400an. Dalam sejarahnya istilah
Hibualamo muncul ketika suku bangsa di Halmahera Utara turun dan bermukim di wilayah
pesisir.

5 Kukuhana merupakan makanan wajib dalam upacara perkawinan di masyarakat Galela


dan Tobelo, Maluku Utara. Kukuhana bermakna bahwa sang pengantin perempuan telah
melewati tahapan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga yang dengan kecerdasan
dan ketrampilan yang dimilikinya, diharapkan mampu mengelola kehidupan dalam
berumah tangga

6 Tarian Tide Tide merupakan tari pasangan yang berasal dari Maluku Utara, Kabupaten
Halmahera Utara, berasal dari suku Togela (Tobelo dan Galela). Tarian ini secara umum
menggambarkan kehidupan pergaulan antara laki-laki dan perempuan pada masyarakat
Maluku utara. Tarian ini pada umumnya di bawakan oleh sekelompok penari pria dan
wanita yang berjumlah 12 orang sambil diiringi tabuhan tifa, gong dan violin/biola

7 Tari Legu Sahu, berasal dari kata “Legu” yang artinya “pesta”. Sehingga Legu Sahu berarti
pesta masyarakat Sahu atau Pesta perayaan panen padi yang diadakan setiap tahun.
Tarian ini merepresentasikan luapan kegembiraan rakyat saat panen padi. Tarian ini
menggambarkan rasa syukur rakyat akan kesuksesan panen padi.

32. Maluku

1 Maku-maku, Tari Maku-maku adalah tarian tradisional yang bersifat sosial yakni
merupakan tarian pergaulan yang bertujuan untuk mempererat keakraban antara
anggota masyarakat dalam hal ini anak cucu Maluku. Tarian ini secara garis besar
merupakan lambang persekutuan anak-anak masyarakat Maluku.

2 Baileo, adalah rumah adat dari Maluku dan Maluku Utara. Baileo bisa berarti Balai
Bersama atau tempat pertemuan, karena salah satu tujuan dan fungsi didirikan rumah
adat baileo adalah untuk tempat bermusyawarah bagi masyarakat adat atau kelompok-
kelompok setempat yang terdiri dari tetua adat dan masyarakat, dalam mencari solusi
atau pemecahan atas permasalahan yang ada.

3 Minyak Kayu Putih, Penduduk asli Kepulauan Buru sejak zaman dahulu telah
menggunakan daun-daunan sebagai obat tradisional. Begitupula dengan tanaman daun
kayu putih oleh masyarakat Buru berupaya menggunakan pengetahuan mereka untuk
menjadikan daun kayu putih sebagai tanaman yang berkhasiat dan sebagai obat
tradisional

4 Tais Pet, Kain tenun tradisional masyarakat Tanimbar, memberikan nuansa warna
sebagai simbol status sosial, sehingga memberikan petunjuk terhadap status seseorang
dalam struktur masyarakat. Warna hitam dan coklat merupakan warna kebesaran atau
kewibawaan dalam diri seorang pemimpin. Warna merah, kuning dan putih merupakan
cermin keberanian, kejujuran, ketulusan, keiklasan dan kesucian hati masyarakat
5 Belang banda, Belang merupakan alat transportasi tradisional masyarakat Banda yang
digunakan sebelum peralatan modern masuk ke Banda. Perahu ini berukuran panjang 40
meter, lebar tengah 2 meter, dan tinggi 1 meter. Kapasitas daya angkutnya 36 orang,
terdiri dari 1 orang pemuka belang, 1 orang juru mudi, 2 orang juru kabata atau bahasa-
bahasa adat, 2 orang penimba ruang dan 30 penumpang.

6 Tari Lenso, Secara etimologis kata lenso berasal dari bahasa portugis yang artinya sapu
tangan. Nama tarian ini berkaitan dengan properti yang digunakan oleh penari yakni dua
buah lenso pada masing-masing penari. Biasanya lenso (sapu tangan) yang digunakan
berwarna putih dan merah, namun tidak terdapat makna simbolik dari warna lenso yang
digunakan oleh masing-masing penari.

7 Pataheri/Matahena, merupakan sebuah ritual adat pendewasaan bagi seorang anak laki-
laki yang akan meranjak remaja/dewasa. Upacara ini ditandai dengan pemakaian celana
pendek (cidaku atau ayunte) dan ikat kepala merah (karinunu) selain itu terdapat ritual
pemenggalan kepala kusu (kus kus)

33. Papua Barat

1 Mansorandak, adalah tradisi Suku Doreri berupa upacara penyambutan seseorang yang
pergi dan pulang dari tempat yang baru dikunjunginya, atau seseorang yang pertama kali
menginjakkan kakinya ditempat yang baru. Hal ini dimaknai sebagai suatu ungkapan
syukur karena orang tersebut telah pulang dengan selamat. Mansorandak juga dilakukan
terhadap tamu atau pembesar yang baru pertama kali datang ke suatu tempat.

2 Kuk Kir Kna, upacara tikam/lubang telinga yang berlaku untuk anak perempuan terutama
untuk anak perempuan sulung yang berusia berusia kurang lebih dua sampai lima tahun.

3 Banondit (rumput Kebar) merupakan salah satu tumbuhan endemik yang hidup dan
berkembang pada desa Kebar Kabupaten Manokwari Papua Barat. Pada umumnya
disebut dengan Rumput Kebar. Masyarakat Kebar sudah menggunakan tumbuhan
(banondit) sejak dahulu kala yang merupakan warisan nenek moyangnya.Rumput Kebar
ini digunakan oleh masyarakat Kebar sebagai obat tradisional yang mempunyai fungsi
untuk mengobati kaum wanita yang mandul.

4 Tari Bihim/Tari tumbutana biasanya oleh orang Arfak disebut dengan istilah tari ular.
Penyebutan ini disebabkan oleh gerak dan formasi tari yang menyerupai liukan ular
mengikuti irama lagu yang yang dinyanyikan. Bihim bagi suku Arfak diartikan sebagai
sebuah ekspresi yang dilakukan kapan saja dalam acara mencari jodoh, menang perang,
perdamaian antar suku, penyambutan tamu dan pernikahan.

5 Anu Beta Tubat pada dasarnya adalah praktek gotong royong, dimana beban satu orang
sama-sama dipikul, yang dilakukan oleh masyarakat Maybrat di Provinsi Papua Barat.
Anu Beta Tubat yang berarti bersama kita semua mengangkat suatu beban dimana
masyarakat bahu-membahu berswadaya mengatasi berbagai hambatan atau tantangan
seperti membuka kebun atau ladang, menyekolahkan anak, pembayaran maskawin
(mahar) atau denda adat menurut adat istiadat setempat, dan pembangunan rumah
permanen

6 Papeda merupakan makananan tradisional yang terbuat dari bahan sagu. Papeda
bertekstur menyerupai gel berwarna putih bening. Umumnya disajikan dengan kuah ikan
kuning yaitu ikan yang dimasak dengan campuran bumbu-bumbu yang menghasilkan
kuah berwarna kuning. Papeda sendiri pada dasarnya tidak memiliki rasa. Kuah ikan
kuning inilah yang memberi rasa enak dan gurih pada santapan papeda.
7 Igya Ser Hanjop merupakan pengetahuan mengenai pengelolaan kepemilikan wilayah
hutan yang sudah ratusan tahun dimiliki masyarakat suku Hatam Sougb dan Meyah.
Mereka memanfaatkan hasil-hasil hutan berupa buah, binatang dan kayu sebagai
sumber kehidupan. Kearifan lokal Igya Ser Hanjop adalah cara masyarakat suku Arfak
menjaga dan melestarikan hutannya agar tidak rusak dan dapat digunakan oleh anak
cucunya di masa yang akan datang.

34. Papua

1 Yosim Pancar, atau Tari Yospan adalah tarian pergaulan atau persahabatan para muda-
mudi masyarakat Papua. Pertunjukan Tarian Yosim Pancar biasanya dilakukan lebih dari
satu orang, dan memiliki gerakan dasar yang penuh semangat.

2 Ukiran Asmat, Sejak tahun 1700-an, suku Asmat di Papua telah dikenal dunia dengan
keterampilan mengukirnya. Kesenian mengukir di Asmat merupakan aktualisasi dari
kepercayaan terhadap arwah nenek moyang yang disimbolkan dalam bentuk patung
serta ukiran.

3 Noken, yaitu tas tradisional masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala
dan terbuat dari serat kulit kayu. Sama dengan tas pada umumnya tas ini digunakan
untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari.

4 Koteka, adalah penutup bagian khusus alat kelamin pria yang dipakai beberapa suku
bangsa di Papua. Kata Koteka berasal dari salah satu suku di Paniai, artinya pakaian. Di
beberapa suku lain menyebutnya dengan berbeda seperti di Paniai menyebutnya
“Bobee’ di Wamena disebut “Holim” dan pada masyarakat di Amungme menyebutnya
“Sanok” Bahan dasar pembuatan Koteka adalah buah labu yang sudah masak.

5 Honai, berasal dari kata hun yang berarti laki-laki dewasa dan ai yang berarti rumah. Jadi,
sebutan umum untuk rumah orang Dani adalah honai yang sekarang ini juga semakin
dikenal luas oleh orang-orang di mana saja, baik di dalam dan di luar negeri

6 Karamo, adalah tarian tradisional Orang Isirawa (Kabupaten Sarmi) provinsi Papua yang
dilakukan pada waktu tertentu sebagai wujud kegembiraan, ungkapan syukur, dan
kebanggaan atas dilakukannya kegiatan budaya tertentu. Waktu pertunjukan
pelaksanaan Karamo dilakukan pada saat membawa anak turun tanah, memindahkan
tulang-belulang leluhur yang telah meninggal, dan pada saat kegiatan tertentu lainnya

7 Akonipuk, adalah tradisi masyarakat Papua yang mendiami kawasan lembah Baliem
berupa proses mengeringkan jasad manusia yang telah meninggal (mumifikasi). Namun
yang membedakan mumifikasi di Papua dengan mumifikasi dari belahan dunia lainnya
adalah prosesnya yang menggunakan teknik pengasapan, sementara mumifikasi pada
umumnya - salah satunya seperti di Mesir
Contoh Daftar Penetapan Warisan Bersama Budaya Tak Benda

1 Aksara dan Naskah Ka Ga Nga, Dalam perspektif sejarah, secara umum kita mengenal
aksara daerah di Indonesia pada dasarnya berasal dari India, termasuk diantaranya
aksara Ka Ga Nga. Penyebaran aksara Ka Ga Nga banyak terdapat di daerah Bengkulu,
Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung.

2 Tabot atau Tabuik, awalnya digunakan oleh untuk mengenang gugurnya Husein bin Ali
bin Abi Thalib, namun belakangan, sejak satu dekade terakhir, selain melaksanakan
wasiat leluhur, upacara ini juga dimaksudkan sebagai wujud partisipasi masyarakat
dalam pembinaan dan pengembangan budaya daerah setempat.

3 Calung Banyumas dan Jawa Barat, Pada masa awal penyebaran Islam, seni calung
sering dipadu dengan lengger (le = thole = sebutan untuk anak laki-laki, dan ngger =
angger = sebutan untuk anak perempuan). Seni calung digunakan sebagai alat untuk
memanggil atau mengumpulkan anak-anak untuk diberikan pengetahuan baru yaitu
tentang ajaran Islam.

4 Rumah Panjang Dayak, Rumah tradisional masyarakat Dayak. Lamin merupakan


bangunan yang berdiri di atas tiang-tiang penyangga berupa kayu bulat atau balok.
Konstruksi tiang penyangga ini membentuk kolong dan merupakan penyangga atau
pendukung lantai dan atap. Bentuk dasar bangunan empat persegi panjang, bentuk
dasar atap berupa prisma dengan konstruksi atap pelana.

5 Karungut, Puisi tradisional suku Dayak Ngaju. Karungut berasal dari kata karunya yang
diambil dari bahasa Sangiang dan bahasa Sangen/Ngaju Kuno. Karunya berarti tembang.
Puisi tradisional atau puisi rakyat yang dikenal di Kalimantan Tengah ini diwariskan oleh
nenek moyang mereka dalam bentuk lagu dan syair yang disusun sendiri oleh
penciptanya, sepanjang tidak menyimpang dari kaidah yang telah dianggap baku.

8 Barappen, Bakar batu merupakan aktifitas memasak yang dilakukan oleh masayarakat
suku Dani di Papua, dengan menggunakan media batu yang dipanaskan di api hingga
menjadi berwarna merah kemudian akan diselipkan bahan-bahan yang akan dimasak
untuk dikonsumsi secara bersama-sama. Bahan utama yang digunakan adalah daging
babi, saat ini dikembangkan selain babi (ikan, kelinci, ayam, kambing, dsb.

6 Tifa, Alat musik perkusi khas Papua simbol perdamaian bagi masyarakat Papua tempo
dulu. Bila terjadi perang, para tua adat membunyikan tifa untuk memanggil wakil dari
kedua pihak berdamai. Kini, tifa lebih digunakan dalam rituil adat, seperti pesta adat,
perkawinan, menyambut tamu-tamu penting dan lain-lain. Daerah sebarannya
umumnya dapat ditemui pada provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, dan NTT

7 Batik Indonesia, Batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai keseluruhan teknik, teknologi,
serta pengembangan motif dan budaya terkait. Batik dietapkan sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan yang memiliki nilai-nilai budaya takbenda terkai ritual
yang disimbolkan dalam pola dan motif sebagai identitas budaya lokal.

8 Wayang, Wayang ditetapkan sebagai salah satu Warisan Dunia oleh UNESCO sebagai
Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Wayang berasal dari kata
bayang yang berasal dari zaman prasejarah sebagai ritual untuk memanggil roh orang
yang meninggal. Ada beberapa jenis Wayang menurut bahan pembuatannya antara lain
Wayang Kulit, Wayang Kayu, Wayang Orang, dan Wayang Rumput.
9 Sekaten, adalah suatu upacara ritual yang terkenal di Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta,
yang diselenggarakan setiap tahun sekali, yaitu pada saat menjelang peringatan Maulid
Nabi Muhammad SAW. Sekaten dilakukan selama satu minggu, yaitu sejak 5 Rabiulawal.
Tujuan sekaten adalah untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

10 Pawukon, merupakan horoskop atau sistem kalender yang mempunyai waktu terukur
dan asli budaya Nusantara yang dikenal hampir diseluruh wilayah Nusantara. Rotasi
perubahan pawukon terjadi dalam waktu 7 hari (satu minggu, dari redite/minggu
sampai tumpak/sabtu). Pawukon bersandar pada konsep Astronomi dan membaginya
menjadi 30 wuku. Tiap wuku bergeser tiap 7 hari sehingga dalam satu rotasi wuku
terdiri dari 210 hari (7 hari x 30 wuku).
Daftar Lagu Nasional dan Penciptanya

Andika Bhayangkari (Amir Pasaribu) Maju Indonesia (Cornel Simanjuntak)

Api Kemerdekaan (Joko Lelono/Martono) Maju Tak Gentar (Cornel Simanjuntak)

Bagimu Negri (R. Kusbini) Mars Pancasila (Sudharnoto)

Bangun Pemudi Pemuda (Alfred Simanjuntak) Melati di Tapal Batas (Ismail Marzuki)

Bendera Kita (Dirman Sasmokoadi) Mengheningkan Cipta (Truno Prawit)

Bendera Merah Putih (Ibu Soed) Merah Putih (Ibu Soed)

Berkibarlah Benderaku (Ibu Soed) Nyiur Hijau (Maladi)

Bhinneka Tunggal Ika (Binsar Sitompul/A Thalib) Pada Pahlawan (Cornel Simanjuntak/Usmar
Ismail)
Dari Sabang Sampai Merauke (R Soerardjo)
Pahlawan Merdeka (Wage Rudolf Soepratman)
Di Timur Matahari (Wage Rudolf Soepratman)
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa (Sartono)
Garuda Pancasila (Sudharnoto)
Rayuan Pulau Kelapa (Ismail Marzuki)
Gugur Bunga (Ismail Marzuki)
Satu Nusa Satu Bangsa (Liberty Manik)
Hari Merdeka (Husein Mutahar)
Selamat Datang Pahlawan Muda (Ismail
Himne Kemerdekaan (Ibu Soed/Wiratmo Sukito)
Marzuki)
Ibu Kita Kartini (Wage Rudolf Soepratman)
Syukur (Husein Mutahar)
Indonesia Bersatulah (Alfred Simanjuntak)
Tanah Airku (Ibu Soed)
Indonesia Jaya (Chaken M)
Tanah Airku (Iskak)
Indonesia Raya (Wage Rudolf Soepratman)
Tanah Tumpah Darahku (Cornel
Indonesia Subur (M Syafei) Simanjuntak/Sanusi Pane)

Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki) Teguh Kukuh Berlapis Baja (Cornel


Simanjuntak/Usmar Ismail)
Indonesia Tetap Merdeka (Cornel Simanjuntak)
Terima Kasih Kepada Pahlawanku (Husein
Indonesia Tumpah Darahku (Ibu Soed) Mutahar)
Kebyar Kebyar (Gombloh)

Ku Pinta Lagi (Cornel Simanjuntak)


Daftar Lagu Daerah

Provinsi Aceh: Bungong Jeumpa, Piso Surit, Sepakat Segenap


Provinsi Sumatera Utara : Anju Ahu, Butet, Dago Inang Sarge, Sinanggar Tulo,
Provinsi Sumatera Barat : Ayam Den Lapeh, Dayung Palinggam, Kampuang Nan Jauh Di Mato
Provinsi Riau/Kepulauan Riau: Soleram, Segantang Lada, Laksmana Raja di Laut
Provinsi Jambi : Injit-Injit Semut, Selendang Mayang, Timang-timang Anakku Sayang
Provinsi Sumatera Selatan : Kabile-bile, Tari Tanggai, Dek Sangke.
Provinsi Bangka Belitung : Yok Miak, Miakku Sayang, Ngurat.
Provinsi Bengkulu : Lalan Belek, Bedindang, Pegi Berayak
Provinsi Lampung : Teluk lampung, Tanoh lado, Indai sayang
Provinsi DKI Jakarta : Kicir-kicir, Jali-jali, Keroncong Kemayoran
Provinsi Jawa Barat/Banten: Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Es Lilin
Provinsi Jawa Tengah/DI Yogyakarta : Gambang Suling, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Suwe Ora Jamu
Provinsi Jawa Timur : Keraban Sape, Tanduk Majeng.
Provinsi Bali : Macep-cepetan, Uanger, Ratu Anom.
Provinsi Nusa Tenggara Barat : Kupendi Janggi, Cempake
Provinsi Nusa Tenggara Timur : Anak Kambing Saya, Bolelebo, Potong Bebek Angsa.
Provinsi Kalimantan Barat : Cik-Cik Periuk, Alon-Alon.
Provinsi Kalimantan Tengah : Kalayar, Nuluya
Provinsi Kalimantan Selatan: Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, Saputangan Bapuncu
Ampat.
Provinsi Kalimantan Timur : Indung-Indung, Burung Enggang, Meharit,
Provinsi Sulawesi Utara/Gorontalo : O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Poco Poco
Provinsi Sulawesi Barat : Pulo Kampuang, Tenggang-tenggang Lopi
Provinsi Sulawesi Tengah : Tondok Kadadingku
Provinsi Sulawesi Tenggara : Peia Tawa-Tawa
Provinsi Sulawesi Selatan : Angin Mamiri, Anak Kukang, Ma Rencong.
Provinsi Maluku : Rasa Sayang-sayange, Ambon Manise, Burung Kakak Tua.
Provinsi Papua : Apuse, Yamko Rambe Yamko, Sajojo
Daftar Isi

KEHIDUPAN ZAMAN PRAAKSARA DI INDONESIA................................................................................... 1


A. Manusia di Indonesia pada Zaman Praaksara................................................................................ 3
B. Berbagai Hasil Kebudayaan Masyarakat Praaksara........................................................................ 8
C. Nenek Moyang Bangsa Indonesia..................................................................................................... 15
Bab II MASA KerAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONeSIA ................................................................................. 19
A. Perkembangan Hindu Buddha di Indonesia .................................................................................... 21
B. Kerajaan Bercorak Hindu Buddha di Indonesia ............................................................................. 24
C. Peninggalan Bercorak Hindu Buddha............................................................................................... 56
Bab III PerKeMBANGAN ISLAM DI INDONeSIA ................................................................................................. 63
A. Proses Lahirnya Islam ....................................................................................................................... 65
B. Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia ......................................................... 66
C. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia .............................................................................................. 72
D. Berbagai Peninggalan Bercorak Islam ............................................................................................ 87
Bab IV PerKeMBANGAN IMPerIALISMe DAN KOLONIALISMe BArAT DI INDONeSIA ................................ 93
A. Proses Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat di Indonesia................................................................. 95
B. Perjuangan Rakyat di Berbagai Daerah dalam Menentang Imperialisme
dan Kolonialisme ............................................................................................................................... 102
C. Bubarnya VOC sebagai Imperium Pertama (1602–799) ................................................................ 107
Bab V KONDISI BANGSA INDONESIA PADA MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA .............................. 111
A. Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda...................................................................... 113
B. Pengaruh Kolonial di Berbagai Daerah ............................................................................................. 119
C. Perlawanan Bangsa Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda Abad XIX.................... 121
Bab VI KESADARAN NASIONAL DAN PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA .......... 131
A. Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional Bangsa Indonesia ............................................. 133
B. Munculnya Konsepsi Indonesia ......................................................................................................... 139
C. Perkembangan Organisasi Etnik, Kedaerahan, Keagamaan, dan Munculnya Pergerakan Nasional .. 140
D. Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan Indonesia .................................................................. 150
E. Garis Besar Aktivitas Organisasi Pergerakan Kebangsaan Indonesia ............................................ 153
Bab VII MASA PENDUDUKAN JEPANG DAN PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA ................................... 157
A. Jepang sebagai Negara Kuat ............................................................................................................. 159
B. Masuknya Jepang ke Indonesia ......................................................................................................... 159
C. Pengaruh Pendudukan Jepang terhadap Pergerakan Kebangsaan ............................................... 161
Bab VIII PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN PROSES TERBENTUKNYA NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA .............................................................................................................................. 173
A. Peristiwa Menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945 .......................................................................... 175
B. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ........................................................................................ 180
C. Pembentukan Pemerintahan Republik Indonesia ............................................................................ 183
D. Sambutan Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan ................................................................... 186
Bab IX PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN ............................................................................ 193
A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik antara Indonesia dan Belanda................................... 195
B. Proses Terjadinya Konflik antara Indonesia dan Belanda................................................................ 197
C. Faktor-faktor yang Menyebabkan Belanda Keluar dari Indonesia ................................................... 214
Bab X PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI PASCA PENGAKUAN KEDAULATAN ............................... 217
A. Indonesia Kembali Menjadi Negara Kesatuan........ .......................................................................... 219
B. Gerakan Pemberontakan Pasca Pengakuan Kedaulatan Indonesia................................................ 221
C. Berbagai Peristiwa yang Berhubungan dengan Pemilu 1955........................................................... 224
D. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Pengaruh yang Ditimbulkannya.................................................... 226

iv IPS Terpadu SMP/MTs kelas VII


Bab XI PEMBEBASAN IRIAN BARAT ..................................................................................................................... 233
A. Perjuangan Mengembalikan Irian Barat ........................................................................................... 235
B. Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) ............................................................................................. 240
Bab XII GERAKAN PEMBERONTAKAN .................................................................................................................. 241
A. Pemberontakan DI/TII dan PKI Madiun 1948.................................................................................. 243
B. Peristiwa G 30 S/PKI 1965............................................................................................................... 248
Bab XIII MASA ORDE BARU DAN LAHIRNYA REFORMASI................................................................................... 253
A. Lahirnya Pemerintahan Orde Baru................................................................................................... 255
B. Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru ................................................................................................. 264
C. Lahirnya Reformasi............................................................................................................................ 267

Daftar Isi v
BAB I

KEHIDUPAN ZAMAN
PRAAKSARA
DI INDONESIA

Kehidupan Zaman Praaksara di Indonesia

Jenis Manusia Purba Kehidupan Manusia Asal Usul Nenek Moyang


Purba Bangsa Indonesia

1. Meganthropus Corak Kehidupan Hasil Kebudayaan Asal usul Persebaran


2. Pithecanthropus
3. Homo

1. Berburu dan Meramu 1. Zaman Batu


2. Bercocok Tanam 2. Zaman Logam

1
Homo Erectus

Sumber: www.sangiran.info

C oba kalian perhatikan fosil manusia purba di atas! Saat ini, fosil tersebut disimpan di
Museum Sangiran Surakarta. Usianya puluhan ribu tahun yang lalu. Manusia purba
hidupnya sangat bergantung dari alam. Mereka hanya mengambil apa yang tersedia dari
alam untuk memenuhi kebutuhannya. Awalnya, mereka tidak memiliki senjata, hanya
menggunakan tangan dan kakinya untuk mencari makan. Semakin lama, mereka semakin
mengenal alat untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhannya. Itulah teknologi awal
yang mereka gunakan. Fosil manusia purba dan alat yang ditinggalkan menggambarkan
kehidupan manusia zaman dahulu. Zaman kehidupan manusia purba disebut juga zaman
praaksara. Dari berbagai bukti, diketahui bahwa kehidupan manusia di Indonesia telah
berlangsung ratusan ribu tahun lalu. Tahukah kalian bagaimana perkembangan manusia
purba di Indonesia?

2 IPS SMP/MTs Kelas VII


A. Manusia di Indonesia pada Zaman
Kata-kata kunci
Praaksara
Kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan sering disebut zaman • Manusia purba
praaksara. Kalian tentu pernah melihat film tentang kehidupan • Praaksara
masa praaksara, seperti tentang hewan-hewan dan manusia purba. • Fosil
Benarkah ada jenis binatang seperti Dinosaurus, Tinosaurus, dan • Nenek moyang
Tirex seperti diceritakan dalam film tersebut? Ya, sebagian besar • Kebudayaan
jenis binatang tersebut memang benar adanya berdasarkan bukti nomaden
• Semisedenter
berupa fosil-fosil binatang dan tumbuhan yang ditemukan oleh para
• Berburu meramu
ahli arkeologi. • Zaman batu
Bagaimana halnya dengan perkembangan jenis manusia purba • Zaman logam
di Indonesia? Apakah bentuk dan kehidupan mereka sama dengan
bentuk dan kehidupan manusia pada zaman sekarang? Ternyata,
tidak! Bentuk dan kehidupan manusia pada masa praaksara tidaklah
sama persis dengan kehidupan manusia zaman sekarang. Mari kita
telusuri jenis-jenis kehidupan manusia purba di Indonesia pada Jendela Info
uraian berikut ini!
Masyarakat Indonesia
mulai mengenal tulisan
1. Fosil Manusia Purba di Indonesia pada abad V M. Bukti mu-
Coba kalian nyanyikan lagu “Bengawan Solo”! Lagu tersebut lainya bangsa Indonesia
merupakan ciptaan Gesang dan sangat terkenal. Bengawan artinya mengenal tulisan berdasar
sama dengan sungai. Bengawan Solo tidak hanya terkenal melalui prasasti yang tertulis pada
lagu ciptaan Gesang, tetapi juga terkenal karena di sepanjang Yupa (tugu peringatan) di
alirannya banyak ditemukan peninggalan zaman praaksara. Kalimantan Timur. Prasasti
Peninggalan yang ditemukan, antara lain fosil manusia purba, alat, pada Yupa merupakan
peninggalan Kerajaan Kutai
serta senjata mereka. Peninggalan ini merupakan bukti adanya
berangka tahun 400.
kehidupan manusia purba di Indonesia.
Fosil adalah sisa-sisa kehidupan organik, seperti manusia, binatang,
dan tumbuhan pada masa lalu yang telah membatu. Di Indonesia,
kita banyak menemukan fosil di berbagai tempat. Biasanya mereka
ditemukan dekat dengan aliran sungai atau tempat-tempat berair,
seperti danau dan laut. Salah satu tempat terpenting dalam penemuan
fosil manusia purba di Indonesia adalah lembah Sungai Bengawan
Solo. Sungai ini memanjang dari Jawa Tengah sampai Jawa Timur.
Penemu fosil pertama di Indonesia adalah E. Dubois di daerah Jendela Info
Trinil, salah satu daerah dekat Ngawi Jawa Timur tahun 1890. Jenis
Manusia pada zaman praak-
manusia purba tersebut adalah Pithecanthropus Erectus. Awalnya,
sara tidak meninggalkan
ditemukan sebagian dari tulang rahang, disusul penemuan sebuah bukti sejarah sehingga un-
geraham dan bagian atas tengkorak dan tulang paha kiri. tuk mengetahui kehidupan
Pithecanthropus Erectus dikategorikan antara manusia dengan pada masa tersebut, para
kera. Selain didasarkan pada volume otak, juga didasarkan pada ahli harus meneliti fosil-
ciri-ciri fisik yang lain. Tulang keningnya sangat menonjol ke muka fosil manusia purba.
dan di atas bagian hidung bergandeng menjadi satu. Di atas tulang
kening tulang dahinya terus saja licin ke belakang sehingga dapat
dikatakan dahinya tidak ada.

Kehidupan Zaman Praaksara di Indonesia 3


Gambar 2.1 Rahang atas dilihat dari muka.
Gambar 1.2 Manusia purba Sumber: Sejarah Nasional Indonesia 1
jenis Pithecanthropus
Erectus.
Sumber: Pengantar Sejarah Tulang pahanya lebih mempunyai sifat kemanusiaan sehingga
Kebudayaan I nyata pemilik tulang dapat berjalan tegak. Dari ukuran tulang paha itu
diperkirakan makhluk tersebut tingginya 165 cm. Gerahamnya lebih
besar dari geraham terbesar jenis manusia biasa dan menunjukkan
Jendela Info sifat-sifat kera. Dari ciri-ciri fisik tersebut, makhluk itu diberi nama
Pada masa itu, Sangiran Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berjalan tegak).
adalah wilayah laut dalam. Penemuan Pithecanthropus Erectus mendorong penemuan-
Hal itu bisa dibuktikan den- penemuan yang lain.
gan endapan yang bisa di- a. Homo Mojokertensis
jumpai di sepanjang Sungai Von Koenigswald pada 1936 menemukan sebuah fosil tengkorak
Puren tersingkap lapisan kanak-kanak di dekat Mojokerto. Dari gigi-giginya diperkirakan
lempung biru dari formasi kanak-kanak tersebut belum melewati umur lima tahun. Makhluk
kalibeng yang merupakan itu dinamakan Homo Mojokertensis.
daerah endapan daerah
b. Meganthropus Paleojavanicus
lingkungan lautan. Selain
Pada tahun 1941, di daerah Sangiran (lembah Sungai
itu, juga banyak ditemui
Bengawan Solo) Von Koenigswald menemukan sebagian tulang
fosil-fosil moluska laut. rahang bawah yang jauh lebih besar dan kuat daripada rahang
Sumber: www.sinarharapan. Pithecanthropus Erectus. Von Koenigswald menempatkan
com
makhluk ini lebih tua daripada Pithecanthropus Erectus mana
pun. Mengingat bentuk tubuhnya yang besar (megas), makhluk
itu diberi nama Meganthropus Paleojavanicus.

Kenali Tokoh
Professor Dr. Gustav Heinrich Ralph (G. H. R.) von Koenigswald (1902-1982) lahir di
Berlin pada 13 November 1902. Ia mulai mengoleksi fosil vertebrata ketika berumur
15 tahun. Koenigswald mempelajari geologi dan palaeontologi di Berlin, Tübingen,
Cologne and Munich. Ia dikenal sebagai seorang paleontologis dan geologis yang
melakukan penelitian terhadap homo, termasuk Homo erectus. Ralph von Koensinswald
telah memberikan banyak kontribusi dalam bidang palaeontologi selama kariernya.
Penemuan dan penelitiannya mengenai fosil-fosil di Jawa dan penelitian fosil lainnya
di Asia Tenggara menempatkannya sebagai salah satu pemimpin figur antropologi
manusia abad 20. Von Koenigswald meninggal di rumahnya di Bad Homburg dekat Frankfurt-am-Main Jerman
Barat pada 10 Juli 1982.
Sumber www.wikipedia.org

4 IPS SMP/MTs Kelas VII


c. Homo Soloensis
Di dekat Ngandong (kawasan lembah Bengawan Solo, Kabupaten
Blora), ditemukan sebelas fosil tengkorak oleh Von Koenigswald
dan Weidenrich. Makhluk-makhluk itu lebih tinggi tingkatannya
daripada Pithecanthropus Erectus, bahkan dapat dikatakan
sebagai manusia. Oleh karena itu, fosil-fosil tersebut dinamakan
Homo Soloensis (manusia dari Solo).

2. Mengenal Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia


Para ahli membagi jenis manusia purba di Indonesia menjadi tiga.
Pembagian tersebut berdasarkan hasil penemuan fosil manusia
purba. Ketiga jenis manusia purba yang ada di Indonesia adalah
Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo. Bagaimana ciri-ciri
ketiga jenis manusia tersebut?

Gambar 1.3 Lokasi ditemukannya fosil


manusia purba di Jawa Timur.
Sumber: www.e-dukasi.net
Jendela Info
Sampai saat ini sudah
a. Meganthropus (Manusia Besar)
ditemukan 70 individu
Meganthropus berasal dari dua kata. Megas artinya besar atau fosil Manusia Homo
raksasa dan anthropus artinya manusia. Jenis manusia purba erectus di situs Sangiran.
Meganthropus ditemukan oleh Van Koenigswald pada tahun 1936 Jumlah ini merupakan 65%
di daerah Sangiran. Hasil penemuannya ini sering dikenal dengan dari seluruh fosil Homo
nama Meganthropus Palaeojavanicus, artinya manusia raksasa erectus yang ditemukan di
dari Jawa. Jenis manusia ini memiliki rahang kuat dengan badan Indonesia atau sekitar 50%
dari populasi Homo erectus
yang tegap. Mereka diperkirakan hidup dengan cara mengumpulkan
di seluruh dunia.
bahan makanan, terutama tumbuh-tumbuhan. Meganthropus
Sumber
diperkirakan hidup sekitar dua sampai satu juta tahun yang lalu www.sragenkab.go.id
sejak penelitian.

Kehidupan Zaman Praaksara di Indonesia 5


b. Pithecanthropus (Manusia Kera Berjalan Tegak)
Jendela Info Pithecanthropus merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di
Penyelidikan fosil manu- Indonesia. Hasil penemuan di Indonesia, antara lain Pithecanthropus
sia selain dilakukan oleh Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, dan Pithecanthropus
orang-orang Eropa, juga Soloensis. Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang
oleh para ahli dari Indone- berjalan tegak. Jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1891
sia, seperti Prof. Dr. Sar- di Trinil. Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Jetis dekat
tono, Prof. Dr. Teuku Jacob, Mojokerto Jawa Timur oleh Von Koenigswald. Pithecanthropus
Dr. Otto Sudarmadji dan Soloensis sementara itu ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan
Prof. Dr. Soejono.
Solo oleh Von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth.
Beberapa ciri manusia Pithecanthropus, antara lain sebagai
berikut.
1) Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
2) Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
3) Tinggi sekitar 165–180 cm.
4) Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).

c. Homo
Ada dua jenis fosil homo yang ditemukan di Indonesia, yaitu Homo
Wajakensis dan Homo Soloensis. Homo Wajakensis berarti manusia
dari Wajak. Eugene Dubois menemukan fosil ini pada tahun 1889 di
dekat Wajak, Tulungagung Jawa Timur. Homo Wajakensis diperkirakan
menjadi nenek moyang dari ras Australoid yang merupakan penduduk
asli Australia. Homo Soloensis artinya manusia dari Solo ditemukan
di Ngandong, lembah Bengawan Solo antara tahun 1931–1934.
Penemunya adalah Ter Haar dan Oppenorth. Kehidupan Homo
Soloensis sudah lebih maju dengan berbagai alat untuk memenuhi
kebutuhan dan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman.
Ciri-ciri homo, antara lain
1) muka lebar dengan hidung yang lebar;
2) mulutnya menonjol;
3) dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis
Pithecanthropus;
4) bentuk fisik ya sudah seperti manusia sekarang;
5) tingginya 130–210 cm;
6) berat badan 30–150 kg;
7) hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu.

Homo Soloensis dan Homo Wajakensis kemudian mengalami


perkembangan. Jenis homo ini diberi nama Homo Sapiens. Homo
Sapiens lebih sempurna dilihat dari cara berpikir walaupun
masih sangat sederhana. Homo Sapiens berarti manusia cerdas,
diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah penelitian. Jenis
inilah yang nantinya menjadi nenek moyang bangsa Indonesia.

6 IPS SMP/MTs Kelas VII


3. Manusia Purba Memenuhi Kebutuhan Hidupnya
Bagaimana sistem kehidupan manusia purba? Bagaimana cara
mereka mendapatkan makanan? Di manakah mereka bertempat
tinggal? Berdasarkan corak kehidupannya, Zaman Praaksara dapat
dibagi menjadi tiga periode.
a. Masa Berburu dan Meramu
Masa berburu dan meramu merupakan masa paling awal manusia
dalam memenuhi kebutuhannya. Ketersediaan kebutuhan hidup oleh
alam merupakan sumber utama kehidupan mereka. Bagaimana
proses kehidupan pada masa ini?

1) Mencari dan Mengumpulkan Makanan (Foodgathering)


Manusia praaksara pada awalnya hanya memenuhi kebutuhan
hidupnya dari mencari dan mengumpulkan makanan. Mereka belum
mengenal bercocok tanam, apalagi tempat tinggal. Makanan yang
dikumpulkan berupa jenis ubi-ubian, buah-buahan, keladi ataupun
daun-daunan. Bahan makanan yang dikumpulkan tidak dimasak
terlebih dahulu, tetapi langsung dimakan karena pada saat itu
manusia purba belum mengenal api untuk memasak.
Mereka menggunakan alat berburu dari ketersediaan alam juga,
seperti kayu, batu, atau tulang hewan yang telah mati. Alat-alat yang
digunakan masih sangat sederhana dan kasar.

2) Hidup Berkelompok
Pada umumnya, manusia purba hidup secara berkelompok.
Mereka memilih tempat yang banyak bahan makanan dan air. Padang
rumput dan hutan yang berdekatan dengan sungai mereka pilih
sebagai tempat hidup berkelompok. Tempat tersebut dipilih karena Di Sekitar Kita
banyak terdapat bahan makanan dan dilewati binatang buruan.
Selain di Indonesia,
3) Bertempat Tinggal Sementara manusia purba banyak
Pada perkembangannya, sebagian manusia purba ada yang mulai pula ditemukan di luar
negeri.
bertempat tinggal sementara. Mereka biasanya tinggal di gua-gua,
• Cina: Sinanthropus
tepi danau, ataupun di ceruk-ceruk di tepi pantai. Tempat-tempat
Pekinensis
tersebut mereka gunakan untuk berteduh dan menimbun bahan
• Jerman: Homo
makanan.
Heidelbergensis
• Afrika: Homo
b. Masa Bermukim dan Bercocok Tanam Africanus
Melalui pengalaman hidupnya, manusia purba menemukan cara • Inggris: Pilthdown
baru untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka menemukan cara dan Sussex
bercocok tanam. Seiring dengan masa bercocok tanam, mereka • Eropa: Homo
mulai hidup menetap. Kebudayaan lainnya ikut berkembang dengan Neanderthalensis
pesat. Alat pertanian berkembang semakin maju. Begitu pula dengan
sistem sosial dan sistem kepercayaan mulai terbina secara teratur.
Masa bermukim dan bercocok tanam sering disebut masa revolusi
kebudayaan. Hal ini didasarkan pada terjadinya perubahan besar
pada berbagai corak kehidupan manusia purba.

Kehidupan Zaman Praaksara di Indonesia 7


Pada kebudayaan manusia purba, masa ini juga menandai
Di Sekitar Kita
mulainya zaman Neolithikum (zaman batu baru). Pendukung utama
Di Patiayam Kudus, kem- kebudayaan ini adalah manusia Homo Sapiens. Jenis manusia ini
bali ditemukan fosil gading sering disebut ’si cerdas’ karena sudah menggunakan akal pikiran
gajah purba. Sebelumnya, secara sempurna.
selama November 2007 Kehidupan masa bermukim dan bercocok tanam meliputi berikut ini.
hingga awal Maret 2008, 1) Kehidupan Bermukim dan Berladang
tim Balai Arkeologi Jogja- Manusia purba memulai kegiatan berladang dengan membakar
karta (BAJ) dan sebagian hutan untuk dijadikan ladang baru. Mereka juga melakukan kegiatan
warga menemukan dan berburu dan menangkap ikan serta kegiatan beternak. Hewan yang
menggali beberapa je-
diternakkan, antara lain kerbau, sapi, kuda, babi ataupun unggas.
nis fosil di situs Patiayam,
Pada tahap ini, manusia tidak lagi hanya bergantung pada alam.
Desa Terban, Kecamatan
Jekulo, Kabupaten Kudus,
Mereka sudah mengusahakan dan menghasilkan bahan makanan
Jawa Tengah. Penemuan sendiri, yaitu dengan bercocok tanam dan beternak. Cara hidup
terbaru berupa dua fosil seperti ini biasa disebut food producing.
gading gajah purba (Stego-
don trigono chepalus sp). 2) Kehidupan Bercocok Tanam di Persawahan
Selain dua fosil gading Jumlah penduduk food producing semakin meningkat. Jenis
gajah, di lokasi yang sama tanaman yang ditanam juga semakin bertambah. Padi jenis ’gogo’
juga ditemukan fosil gera- yang biasa ditanam di tanah kering mulai dikembangkan. Mereka
ham, tulang paha, tulang mulai mengenal cara membuat pematang-pematang untuk menahan
bahu, dan beberapa ba- air dan saluran air.
gian dari fosil binatang
purba.
Sumber: www.kompas.
com
B. Berbagai Hasil Kebudayaan Masyarakat
Praaksara
Berdasarkan hasil kebudayaannya, secara garis besar kebudayaan
Zaman Praaksara dibagi menjadi Zaman Batu dan Zaman Logam.

1. Zaman Batu
Pada Zaman Batu, peralatan yang digunakan manusia purba terbuat
dari batu. Zaman Batu dibedakan menjadi empat zaman, yaitu Zaman
Palaeolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, dan Megalithikum.
a. Zaman Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)
Disebut Zaman Batu Tua karena hasil kebudayaan dibuat dari batu
dan pengerjaannya masih sederhana dan kasar. Hasil kebudayaan
Jendela Info
pada Zaman Palaeolithikum yang terkenal adalah kebudayaan Pacitan
Pada zaman batu, tidak dan kebudayaan Ngandong.
berar ti manusia purba 1) Kebudayaan Pacitan
hanya memakai alat dari Pacitan adalah nama salah satu kabupaten di Jawa Timur yang
batu. Mereka juga meng- berbatasan dengan Jawa Tengah. Pada zaman purba, diperkirakan
gunakan alat dari kayu. aliran Bengawan Solo mengalir ke selatan dan bermuara di pantai
Namun, bekasnya tidak Pacitan. Pada 1935, Von Koenigswald menemukan beberapa alat
bisa ditemukan lagi karena
dari batu di Pacitan. Alat-alat tersebut bentuknya menyerupai kapak,
sudah lapuk.
tetapi tidak bertangkai sehingga menggunakan kapak tersebut

8 IPS SMP/MTs Kelas VII


dengan cara digenggam. Alat-alat batu dari Pacitan ini disebut dengan
kapak genggam (chopper) dan kapak perimbas. Di Pacitan juga
ditemukan alat-alat berbentuk kecil yang disebut serpih. Berbagai
benda peninggalan tersebut diperkirakan digunakan oleh manusia
purba jenis Meganthropus.

2) Kebudayaan Ngandong Gambar 1.4 Alat-alat dari


Ngandong adalah salah satu daerah dekat Ngawi, Madiun, Jawa Pacitan.
Sumber: www.e-dukasi.net
Timur. Di daerah Ngandong dan Sidorejo banyak ditemukan alat
dari tulang dan alat-alat kapak genggam dari batu. Alat-alat dari
tulang itu di antaranya dibuat dari tulang binatang dan tanduk rusa.
Selain itu, ada juga alat-alat seperti ujung tombak yang bergerigi
pada sisi-sisinya. Berdasarkan penelitian, alat-alat itu merupakan
hasil kebudayaan Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Karena
ditemukan di daerah Ngandong, dikenal secara umum dengan
Kebudayaan Ngandong.
Di dekat Sangiran, dekat dengan Surakarta ditemukan juga alat-
alat berbentuk kecil yang biasa disebut fla e. Manusia purba sudah
memiliki nilai seni yang tinggi. Pada beberapa fla e ada yang dibuat
dari batu indah, seperti chalcedon. Gambar 1.5 Alat-alat dari
tulang dan tanduk rusa.
Sumber: www.e-dukasi.net

Gambar 1.6 Pusat-pusat kebudayaan prasejarah di Indonesia.


Sumber:Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia

b. Zaman Mesolithikum (Zaman Batu Madya)


Dua hal yang menjadi ciri Zaman Mesolithikum adalah kebudayaan
Kjokkenmoddinger dan abris sous roche.

Kehidupan Zaman Praaksara di Indonesia 9


Gambar 1.7 Peta jalur kebudayaan mesolithikum.
Sumber: www.e-dukasi.net

1) Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Kjokken berarti
dapur dan modding berarti sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah
sampah-sampah dapur. Kjokkenmoddinger merupakan timbunan
kulit siput dan kerang yang menggunung. Di dalam Kjokkenmoddinger
ditemukan banyak kapak genggam. Kapak tersebut berbeda
dengan chopper (kapak genggam dari Zaman Palaeolithikum).

Gambar 1.8 Abris sous roche


Sumber: www.ac-strasbourg.fr

10 IPS SMP/MTs Kelas VII


Kapak genggam tersebut dinamakan pebble atau Kapak Sumatra
berdasarkan tempat penemuannya. Di samping pebble, ditemukan
pula kapak pendek (hache courte) dan pipisan (batu bata penggiling
beserta landasannya).

2) Abris Sous Roche


Manusia purba menjadikan gua sebagai rumah. Kehidupan di
dalam gua yang cukup lama meninggalkan sisa-sisa kebudayaan
dari mereka. Abris sous roche adalah kebudayaan yang ditemukan
di dalam gua-gua. Di daerah mana alat-alat tersebut ditemukan?
Alat-alat apa saja yang ditemukan di dalam gua tersebut?
Di Gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur banyak ditemukan
alat-alat, seperti fla e, kapak, batu penggilingan, dan beberapa alat
dari tulang. Karena di gua tersebut banyak ditemukan peralatan dari
tulang, disebut Sampung Bone Culture. Selain di Sampung, gua-gua
sebagai abris sous roche terdapat juga di Besuki, Bojonegoro, dan
Sulawesi Selatan.

c. Zaman Neolithikum (Zaman Batu Baru/Batu Muda)


Zaman Neolithikum merupakan perkembangan zaman dari
kebudayaan batu madya. Alat-alat dari batu yang mereka hasilkan
lebih sempurna dan telah lebih halus disesuaikan dengan fungsinya.
Hasil kebudayaan yang terkenal pada Zaman Neolitikum adalah jenis
kapak persegi dan kapak lonjong.

1) Kapak Persegi
Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak
persegi yang besar sering disebut beliung atau pacul (cangkul).
Sementara yang berukuran kecil disebut trah (tatah) yang digunakan
untuk mengerjakan kayu. Alat-alat itu, terutama beliung, sudah diberi
tangkai. Daerah persebaran kapak persegi adalah daerah Indonesia
bagian barat, misalnya di daerah Sumatra, Jawa, dan Bali.

2) Kapak Lonjong
Kapak lonjong dibuat dari batu berbentuk lonjong yang sudah
diasah halus dan diberi tangkai. Fungsi alat ini diperkirakan untuk
kegiatan menebang pohon. Daerah persebaran kapak lonjong
umumnya di daerah Indonesia Bagian Timur, misalnya di daerah
Irian, Seram, Tanimbar, dan Minahasa.
Pada Zaman Neolithikum, di samping ada berbagai kapak, juga Gambar 1.9 Kapak Lonjong
ditemukan berbagai alat perhiasan. Misalnya, di Jawa ditemukan Sumber: www.e-dukasi.net
gelang-gelang dari batu indah dan alat-alat tembikar atau gerabah.
Pada zaman itu sudah dikenal adanya pakaian. Hal ini terbukti dengan
ditemukannya alat pemukul kulit kayu yang dijadikan sebagai bahan
pakaian.

Kehidupan Zaman Praaksara di Indonesia 11


Tabel 2.1 Ikhtisar Kebudayaan Zaman Batu
Sumber: www.e-dukasi.net

d. Zaman Megalithikum (Zaman Batu Madya)


Peninggalan kebudayaan Megalithikum terbuat dari batu
berukuran besar. Kebudayaan Megalithikum tidak hanya untuk
keperluan memenuhi kebutuhan hidup manusia secara fisik. Mereka
juga telah membuat berbagai bangunan batu untuk kepentingan
berbagai upacara keagamaan, di antaranya dipergunakan dalam
persembahyangan maupun untuk mengubur jenazah. Hasil-hasil
Kebudayaan Megalithikum, antara lain sebagai berikut.

1) Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang didirikan sebagai sarana
untuk memuja arwah nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di
Sumatra Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi Tengah.

2) Dolmen
Dolmen merupakan bangunan berbentuk seperti meja batu,
berkaki menhir (menhir yang agak pendek). Bangunan ini digunakan
sebagai tempat sesaji dan pemujaan terhadap nenek moyang. Ada
juga dolmen yang di bawahnya berfungsi sebagai kuburan. Bangunan
semacam ini dinamakan pandusha.

3) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung
dan mempunyai tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali.
Bersama Sarkofagus juga ditemukan tulang-tulang manusia beserta
bekal kubur, seperti perhiasan, periuk, dan beliung.

12 IPS SMP/MTs Kelas VII


4) Kubur Batu
Kubur batu hampir sama dengan sarkofagus, begitu juga dengan
fungsinya. Bedanya, kubur batu ini terbuat dari lempengan atau
lembaran batu yang lepas-lepas dan dipasang pada keempat sisinya,
bagian alas dan bagian atasnya. Kubur peti batu ini banyak ditemukan
di daerah Kuningan, Jawa Barat.

5) Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara
bertingkat. Fungsi bangunan ini adalah untuk pemujaan. Punden
berundak ditemukan di daerah Lebak Sibedug, Banten Selatan.

6) Arca
Arca adalah patung yang dibuat menyerupai bentuk manusia dan
binatang. Binatang yang digambarkan, di antaranya gajah, kerbau,
kera, dan harimau. Arca ini banyak ditemukan, antara lain di Sumatra
Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Gambar 1.11 Sarkofagus


Sumber: www.e-dukasi.net

Gambar 1.10 Menhir


Sumber: www.e-dukasi.net

2. Zaman Logam
Pada Zaman Logam, manusia telah mengembangkan teknologi
yang cukup tinggi. Mengapa dikatakan teknologi tinggi? Sebab batu
tinggal membentuk sesuai kehendak pemahat. Logam sementara itu
tidak dapat dipahat dengan mudah sebagaimana halnya batu.
Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu
dan besi. Mereka telah mengolah bahan tersebut menjadi beraneka

Kehidupan Zaman Praaksara di Indonesia 13


macam bentuk. Hal ini membuktikan bahwa manusia purba telah
mengenal peleburan logam. Kebudayaan Zaman Logam sering juga
disebut Zaman Perundagian.
Manusia purba membuat peralatan dari logam, baik sebagai alat
berburu, mengerjakan ladang, maupun untuk keperluan upacara
keagamaan. Alat-alat dari perunggu, misalnya kapak corong atau
kapak sepatu. Kapak corong ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa,
Bali, serta Sulawesi Tengah dan Selatan.

Gambar 1.12 Kapak corong Gambar 1.13 Candrasa


Sumber: www.e-dukasi.net Sumber: www.e-dukasi.net

Di beberapa daerah di Indonesia juga ditemukan nekara. Nekara


digunakan untuk upacara keagamaan (kepercayaan pada masa
purba). Misalnya, dalam upacara memanggil hujan dan persembahan
lainnya. Nekara ini berbentuk seperti berumbung yang berpinggang
bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Jadi, seperti dandang
telungkup. Daerah penemuannya di Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa,
Pulau Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Di Alor ditemukan nekara
yang berukuran kecil yang disebut moko.
Selain nekara, juga ditemukan alat atau benda-benda perhiasan,
Gambar 1.14 Nekara seperti kalung, cincin, anting-anting, dan manik-manik.
dan Moko
Sumber: www.e-dukasi.net

Gambar 1.16 Aneka perhiasan dari perunggu.


Gambar 1.15 Manik-manik Sumber: www.e-dukasi.net
Sumber: www.e-dukasi.net

14 IPS SMP/MTs Kelas VII


C. Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Manusia sekarang bukan keturunan dari Pithecantropus atau
Meganthropus. Kita adalah keturunan manusia jenis Homo Sapiens.
Seperti telah kalian pelajari sebelumnya, manusia jenis Homo Sapiens
inilah yang ciri-cirinya mirip dengan manusia sekarang. Tahukah
kalian dari mana asal mula nenek moyang bangsa Indonesia?

1. Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Menurut penyelidikan para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia
bukan asli dari Indonesia. Jenis manusia Homo Sapiens ini terbagi
atas tiga subspesies atau ras.
a. Ras Mongoloid: berkulit kuning, tinggi badan cukup, hidung
menonjol sedikit (tidak mancung, tetapi juga tidak pesek),
menyebar ke Asia Tengah, Asia Timur, Asia Selatan, dan Asia
Tenggara.
b. Ras Kaukasoid: berkulit putih, tinggi, badan jangkung, hidung
mancung, menyebar di Eropa dan Asia kecil (Timur Tengah).
c. Ras Negroid: berkulit hitam, bibir tebal, rambut keriting, menyebar
di Afrika, Australia, dan Iran.

Hasil penyelidikan Von Hiene Geldern tentang penyebaran kapak


persegi, menyimpulkan bahwa jenis manusia Homo Sapiens bukan
asli dari Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
daerah Campa, Cochin China, Kamboja, dan daerah-daerah di
sepanjang pantai di Teluk Tonkin. Sementara itu, kalau dilihat dari
pangkal kebudayaannya, mereka berasal dari wilayah Yunnan di
Tiongkok Selatan. Mereka termasuk rumpun bangsa Austronesia.
Rumpun bangsa Austronesia terdiri atas dua subspesies/ras, yaitu ras
Mongoloid dan ras Austro Melanesoid. Mereka inilah nenek moyang
bangsa Indonesia sesungguhnya.

2. Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pelaut ulung.
Sejak 2000 SM hingga 50 SM, terjadi gelombang perpindahan
penduduk dari bagian Asia (Yunan) ke wilayah nusantara. Pendapat
ini dikuatkan dengan adanya kesamaan hasil kebudayaan yang
ditemukan berupa beliung atau kapak persegi di Sumatra, Jawa,
Kalimantan, dan Sulawesi bagian barat. Alat berupa kapak persegi
atau beliung ini juga ditemukan di Siam, Malaka, Burma, Vietnam,
Kamboja, dan terutama di Yunnan.
Penduduk dari Yunnan bergerak ke arah selatan sampai ke wilayah
Vietnam. Sebagian menetap di wilayah ini, sebagian lagi melanjutkan
perjalanan berlayar untuk mencari tempat tinggal yang baru. Dengan
menggunakan perahu bercadik mereka secara bergelombang
berlayar akhirnya sampai ke Kepulauan Nusantara. Tersebarlah

Kehidupan Zaman Praaksara di Indonesia 15


orang-orang dari Yunnan itu ke nusantara. Mereka kemudian menetap
dan mengembangkan kebudayaan di Indonesia.

Gambar 1.17 Asal usul nenek moyang Indonesia.


Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia

Ternyata, kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia tidak


serempak. Mereka datang secara bergelombang yang secara garis
besar terbagi dalam dua gelombang.

Gambar 1.18 Perahu bercadik


Sumber: www.wikipedia.org

a. Gelombang Pertama
Gelombang pertama diperkirakan datang sekitar tahun 2000
SM–1500 SM. Dari Vietnam ini, rombongan orang-orang dari Yunnan
terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama meneruskan
perjalanan dan berlayar sampai ke Malaka, Sumatra, Jawa, Bali,
dan tempat-tempat lain, seperti di Kalimantan Barat. Kemudian,
kelompok yang lain (kelompok kedua) berlayar ke arah perairan

16 IPS SMP/MTs Kelas VII


Laut Cina Selatan, terus ke Kepulauan Filipina, Sulawesi, Maluku
sampai ke Irian.
Jendela Info
Kelompok pertama yang berlayar ke wilayah Malaka, Sumatra, Perjuangan nenek moyang
Jawa, Bali, dan tempat-tempat lain, seperti di Kalimantan Barat bangsa Indonesia meru-
termasuk ras Mongoloid. Mereka inilah yang membawa dan pakan semangat dan kerja
menyebarkan beliung atau kapak persegi ke berbagai daerah keras yang perlu kita tiru.
Mereka dengan gigih men-
tersebut. Kapak persegi adalah alat yang sangat mendukung untuk
garungi lautan luas den-
mengerjakan sawah (untuk kegiatan pertanian). Daerah-daerah yang
gan peralatan sederhana.
dilewati dan ditempati ras Mongoloid, seperti Malaka, Jawa, dan Mereka sadar akan bahaya
Sumatra merupakan daerah perkembangan pertanian. yang dihadapi. Tetapi demi
Kelompok kedua yang bergerak dan berlayar sampai ke Sulawesi, kemajuan masyarakatnya
Maluku, Irian, dan sekitarnya adalah orang-orang Ras Austro mereka rela melakukan-
Melanesoid. Mereka inilah yang membawa dan menyebarkan kapak nya.
lonjong. Kapak lonjong ini umumnya menyebar di Indonesia bagian
timur. Kapak lonjong banyak digunakan untuk bekerja di ladang,
perkebunan, atau hutan.

b. Gelombang Kedua
Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia gelombang kedua
diperkirakan terjadi sekitar tahun 500 SM. Pada waktu itu, orang-
orang Austronesia bergerak dari Tonkin, terus melewati Malaka
(Malaysia) Barat. Mereka menyebar ke Sumatra, Jawa, Madura,
Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan sekitarnya. Dengan
demikian, dapat ditegaskan bahwa kedatangan nenek moyang
bangsa Indonesia gelombang kedua ini hanya satu kelompok besar,
yaitu orang-orang Austronesia. Mereka menyebar ke Indonesia melalui
Indonesia bagian barat.
Orang-orang Yunnan ataupun Tonkin yang termasuk rumpun
bangsa Austronesia, baik itu Ras Mongoloid maupun Austro
Melanesoid, baik yang datang pada gelombang pertama maupun
yang datang pada gelombang kedua, menetap di Kepulauan
Indonesia. Mereka bercampur dan berpadu membentuk komunitas
di Kepulauan Indonesia. Merekalah yang menjadi nenek moyang
bangsa Indonesia. Dengan demikian, nenek moyang bangsa
Indonesia bukanlah mereka yang dikenal dengan Pithecantrhopus
atau Meganthropus, melainkan orang-orang dari Yunnan yang datang
secara bergelombang ke Indonesia.
Mengapa nenek moyang kita melakukan perjalanan sejauh itu?
Diperkirakan pada masa tersebut situasi di Asia Tengah (termasuk
daerah Yunnan) terjadi persaingan ketat antarsuku. Akibatnya, nenek
moyang kita menyingkir untuk mencari kehidupan yang lebih aman.
Selain itu, mereka juga ingin mendapatkan daerah baru yang lebih
makmur untuk memenuhi kehidupannya. Karena dorongan untuk
maju itulah, nenek moyang rela melakukan perjalanan jauh dengan
peralatan sederhana. Padahal, mereka menghadapi rintangan yang
ganas dan sulit.

Kehidupan Zaman Praaksara di Indonesia 17


18 IPS SMP/MTs Kelas VII
BAB II

MASA KERAJAAN HINDU


BUDDHA DI INDONESIA

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia

Perkembangan Kerajaan Peninggalan


Hindu Buddha Hindu Buddha Hindu Buddha

1. Perkembangan di India 1. Kutai 1. Candi


2. Perkembangan di Indonesia 2. Tarumanegara 2. Seni Ukir
3. Kaling 3. Patung
4. Mataram Kuno 4. Prasasti
5. Sriwijaya 5. Karya Sastra
6. Isyana
7. Kediri
8. Singasari
9. Majapahit
10. Buleleng
dan Dinasti
Warmadewa
11. Sunda

19
Candi Borobudur
Sumber: yulian.firdaus.or.id

K alian pasti sudah tahu bangunan apakah itu. Bangunan tersebut merupakan salah
satu kebanggaan bangsa kita. Hingga saat ini, Borobudur masih berdiri megah dan
digunakan untuk pariwisata ataupun upacara umat Buddha. Wisatawan dalam dan luar
negeri mengunjungi Candi Borobudur. Kalian juga sudah mempelajari bahwa Candi Borobudur
merupakan salah satu peninggalan masyarakat Indonesia pada masa Kerajaan Hindu Buddha.
Selain Borobudur, kita juga menemukan candi-candi lain di Indonesia. Candi Prambanan
ditemukan di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah sebagai peninggalan
agama Hindu. Agama Hindu dan Buddha inilah yang berpengaruh besar di Indonesia setelah
Masa Praaksara. Pengaruh Hindu Buddha di Indonesia masih kita rasakan hingga saat ini.
Keduanya memengaruhi, baik kehidupan agama, sosial, ekonomi, politik, maupun ekonomi
masyarakat Indonesia.

20 IPS SMP/MTs Kelas VII


A. Perkembangan Hindu Buddha di Indonesia Kata-kata kunci
1. Perkembangan Agama Hindu Buddha di India
a. Sejarah Perkembangan Agama Hindu • Agama
Sejak ribuan tahun Sebelum Masehi, di Lembah Sungai Indus • Buddha
India telah berkembang kebudayaan besar. Pusat kebudayaan di • Candi
daerah tersebut adalah dua kota kuno, yaitu Mohenjodaro dan • Hindu
• Kebudayaan
Harappa. Pengembang dua pusat kebudayaannya adalah Bangsa
• Kerajaan
Dravida. Sekitar 1500 SM, Bangsa Arya datang dari Asia Tengah ke • Kutai
Lembah Sungai Indus. • Majapahit
Bangsa Arya datang ke India dengan membawa pengaruh tulisan, • Peninggalan
bahasa, teknologi, dan juga kepercayaan. Kepercayaan Bangsa Arya • Persebaran
yang dibawa adalah Veda (Weda). Pada perkembangannya, setelah • Prasasti
sampai di India, Veda mengalami percampuran kepercayaan antara • Sriwijaya
Bangsa Arya dengan Bangsa Dravida sehingga melahirkan agama
Hindu.

Gambar 2.1 Sungai Indus di antara Peradaban Mohenjodaro dan Harappa.


Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia

Agama Hindu bersifat politeisme, yaitu percaya pada beberapa


dewa. Tiga dewa utama yang dipuja adalah Dewa Brahmana (dewa
pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung), dan Dewa Syiwa (dewa
pembinasa). Ketiga dewa itu dikenal dengan sebutan Trimurti.
Kitab suci agama Hindu adalah Weda. Kitab Weda ini terdiri dari
empat bagian, yaitu

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 21


1) Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa;
Jendela Info 2) Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci;
Di luar kasta tersebut masih 3) Yajur-Weda, berisi mantra-mantra;
ada golongan masyara­ 4) Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk pengobatan.
kat yang tidak termasuk Di samping kitab Weda, ada juga kitab Brahmana dan Upanisad.
dalam kasta, yaitu mereka Masyarakat Hindu terbagi dalam empat golongan yang disebut
yang masuk dalam kelom­ kasta. Kasta-kasta tersebut, antara lain sebagai berikut.
pok Paria. Golongan Paria 1) Kasta Brahmana
merupakan kelompok yang Kasta Brahmana merupakan kasta tertinggi. Tugas kaum Brah­
tidak diterima dalam kasta mana adalah menjalankan upacara-upacara keagamaan.
masyarakat Hindu.
2) Kasta Kesatria
Kasta Kesatria merupakan kasta yang bertugas menjalankan
pemerintahan. Raja, bangsawan, dan prajurit masuk dalam
golongan ini.
3) Kasta Waisya
Kasta Waisya merupakan kasta dari rakyat biasa, yaitu para
petani dan pedagang.
4) Kasta Sudra
Kasta Sudra adalah kasta dari golongan hamba sahaya atau
para budak.

b. Sejarah Perkembangan Buddha


Buddha muncul sekitar tahun 500 SM. Pada masa tersebut, di
India telah berkembang kerajaan-kerajaan Hindu yang sangat besar,
di antaranya adalah Dinasti Maurya. Dinasti ini mempunyai raja yang
sangat terkenal, yaitu Raja Ashoka.
Kemunculan agama Buddha tidak dapat dilepaskan dari tokoh
Sidharta Gautama. Ia adalah putra raja Suddhodana dari Kerajaan
Kapilawastu. Ajaran Buddha memang diajarkan oleh Sidharta
Gautama sehingga ia lebih dikenal dengan Buddha Gautama.
Kitab suci agama Buddha adalah Tripitaka, yang artinya tiga
keranjang. Kitab ini terdiri atas:
1) Vinaya Pitaka yang berisi aturan-aturan hidup;
2) Sutta Pitaka yang berisi pokok-pokok atau dasar memberi
Gambar 2.2 Arca Sidharta pelajaran;
Gautama di Candi 3) Abhidharma Pitaka yang berisi falsafah agama.
Borobudur.
Sumber: www.wikipedia.org Setiap penganut Buddha dituntut untuk menjalankan Tridarma
(tiga kebaktian) berikut ini.
1) Saya berlindung terhadap Buddha.
2) Saya berlindung terhadap Dharma.
3) Saya berlindung terhadap Sanggha.
Umat Buddha mempunyai empat tempat utama yang dianggap
suci. Tempat-tempat suci tersebut memiliki hubungan dengan
Sidharta. Keempat tempat tersebut, antara lain sebagai berikut.
1) Taman Lumbini, yaitu tempat kelahiran Sidharta. Taman Lumbini
terletak di daerah Kapilawastu.

22 IPS SMP/MTs Kelas VII


2) Bodh Gaya, yaitu tempat Shidarta menerima penerangan agung.
3) Benares, yaitu tempat Sidharta pertama kali menyampaikan
ajarannya.
4) Kusinegara, yaitu tempat wafatnya Sidharta.
Hari raya umat Buddha adalah Waisyak. Hari raya ini dimeriahkan
untuk memperingati peristiwa kelahiran, menerima penerangan
agung, dan kematian Sidharta yang terjadi pada tanggal yang
bersamaan, yaitu waktu bulan purnama di bulan Mei.

Gambar 2.3 Peringatan Hari Raya Waisyak.


Sumber: www.escoret.net

2. Persebaran Pengaruh Agama Hindu Buddha Jendela Info


ke Indonesia
Hari Waisak juga dikenal
Masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia secara pasti belum
dengan nama Visakah Puja
diketahui. Tetapi pada tahun 400 M dipastikan agama Hindu
atau Buddha Purnima di
Buddha telah berkembang di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
India, Vesak di Malaysia
penemuan prasasti pada Yupa di Kalimantan Timur. Prasasti dan Singapura, Visakha
tersebut menunjukkan bahwa Kerajaan Kutai telah berkembang di Bucha di Thailand, dan
Kalimantan Timur. Adanya kerajaan pada tahun 400 M berarti agama Vesak di Sri Lanka.
Hindu Buddha masuk ke Indonesia sebelum tahun tersebut.
Sumber: www.wikipedia.org
Siapa yang membawa kedua agama tersebut ke Indonesia?
Terdapat beberapa pendapat atau teori tentang pembawa agama
Hindu Buddha ke Indonesia. Teori-teori itu adalah sebagai berikut.
a. Teori Brahmana
Teori Brahmana menyatakan bahwa pengaruh Hindu ke Indonesia
dibawa oleh kaum Brahmana. Teori ini didukung oleh J.C. Van
Leur dan F.D.K. Bosch. Alasannya adalah para brahmanalah
kasta yang paling memahami ajaran Hindu.
b. Teori Kesatria
Teori Kesatria menyatakan bahwa pengaruh Hindu ke Indonesia
dibawa oleh kaum kesatria. Di Indonesia, mereka mendirikan
kerajaan-kerajaan dan menyebarkan agama Hindu. Teori kesatria
didukung oleh J.I. Moens.
c. Teori Waisya
Teori Waisya menyatakan bahwa pengaruh Hindu ke Indonesia
dibawa oleh kaum Waisya. Para penyebar pengaruh Hindu itu
terdiri dari para pedagang dari India.

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 23


d. Teori Arus Balik
Teori Arus Balik menyatakan bahwa penyebar pengaruh Hindu
ke Indonesia adalah orang-orang Indonesia sendiri. Mereka mula-
mula diundang atau datang sendiri ke India untuk belajar Hindu.
Setelah menguasai ilmu tentang agama Hindu, mereka kembali
ke Indonesia dan menyebarkan pengaruh Hindu di Indonesia.

Gambar 2.4 Jalur penyebaran Hindu Buddha.


Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia

Keempat teori tentang penyebaran agama Hindu ke Indonesia


tersebut masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan. Kaum
Kesatria dan Waisya tidak memiliki kemampuan menguasai Kitab Suci
Weda. Sementara kaum Brahmana tidak dibebani untuk menyebarkan
agama Hindu walaupun mereka dapat membaca kitab suci Weda.
Kaum Brahmana pun memiliki pantangan menyeberangi laut. Yang
paling mungkin adalah orang-orang Indonesia datang belajar ke
India untuk mempelajari agama Hindu, kemudian merekalah yang
menyebarkan agama tersebut ke Indonesia. Penyebaran ini menjadi
lebih efektif karena orang-orang Indonesia jauh lebih memahami
kondisi sosial, adat, dan budaya negerinya sendiri.

B. Kerajaan Bercorak Hindu Buddha


di Indonesia
Perkembangan berbagai Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia
menunjukkan kondisi sosial, politik, dan ekonomi masyarakat
Indonesia pada masa tersebut. Berikut ini akan kita pelajari
beberapa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia.

1. Kerajaan Kutai
Coba kalian perhatikan gambar 10.5! Peninggalan ini memberikan
keterangan tentang keberadaan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia
yang bernama Kutai.

24 IPS SMP/MTs Kelas VII


a. Letak Kerajaan Kutai
Kutai merupakan Kerajaan Hindu paling tua di Indonesia yang
berdiri pada tahun 400 M, terletak di daerah Muarakaman tepi
Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Sungai Mahakam sangat besar
sehingga dapat dilayari dari pantai hingga masuk ke Muarakaman.
Keberadaan Sungai Mahakam ini sangat mendukung kegiatan
perdagangan. Sungai Mahakam masih ramai oleh lalu lintas air sejak
masa praaksara hingga saat ini.

b. Bukti Sejarah Kerajaan Kutai


Sumber sejarah Kerajaan Kutai adalah prasasti berbentuk yupa
yang ditemukan di daerah Muarakaman. Prasasti itu disebut yupa.
Yupa adalah tugu batu peringatan upacara korban sedekah. Di
daerah Muarakaman, ditemukan tujuh yupa. Tahukah kalian apa
Gambar 2.5 Prasasti Yupa
keistimewaan yupa yang ditemukan di Kalimantan Timur tersebut? Sumber: www.e-dukasi.net
Selain digunakan untuk menambatkan hewan kurban, pada salah
satu yupa ditemukan prasasti.
Huruf yang digunakan dalam prasasti yupa adalah huruf Pallawa Kudungga
dengan bahasa Sanskerta. Berdasarkan bentuk hurufnya, para ahli
yakin bahwa yupa dibuat sekitar abad ke-5 M. Ada beberapa informasi
yang dapat diperoleh dari prasasti yupa tersebut. Salah satunya Aswawarman
adalah prasasti tersebut menyebutkan silsilah raja-raja Kutai.
Prasasti yupa menuturkan bahwa Kudungga merupakan raja
pertama Kerajaan Kutai. Ia mempunyai putra bernama Aswawarman. Mulawarman
Aswawarman mempunyai tiga anak dan yang terkenal adalah
Mulawarman. Nama Aswawarman dan Mulawarman berasal dari Silsilah Raja-Raja Kutai
bahasa Sanskerta. Di sini tampak adanya penyerapan budaya India
oleh Kerajaan Kutai. Sementara nama Kudungga bukan nama Hindu,
melainkan nama asli Indonesia.
Prasasti Yupa juga menyebutkan bahwa Yupa didirikan atas
perintah Raja Mulawarman. Kudungga bukan pendiri kerajaan,
melainkan anaknya yang bernama Aswawarman. Hal itu disebut
Di Sekitar Kita
dalam Wamsakerta atau pendiri keluarga. Diperkirakan Aswawarman Museum Mulawarman
lah yang sudah menganut Hindu secara penuh, sedangkan Kudungga Museum Mulawarman
belum. terletak di Tenggarong,
Kutai Kartanegara. Di sini,
c. Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat kalian dapat melihat be­
Raja Mulawarman sebagai raja terbesar di Kutai memeluk agama berapa peninggalan Kera­
Hindu-Siwa. Ia sangat dekat dengan kaum Brahmana dan rakyat. Hal jaan Kutai, seperti prasasti
ini dibuktikan dengan pemberian sedekah untuk upacara keagamaan. dan beberapa arca. Kalian
Besarnya sedekah yang diberikan oleh Mulawarman tercantum dalam juga dapat menjumpai
peninggalan sejarah yang
yupa sebesar 1.000 ekor sapi. Upacara korban sapi ini menunjukkan
berasal dari Kesultanan
bahwa rakyat hidup cukup makmur. Kehidupan keagamaan juga
Kutai Martadipura.
dijaga dengan baik. Selain itu, rakyat sangat mencintai rajanya.
Kehidupan ekonomi masyarakat diperkirakan mayoritas bertani dan Sumber: www.kutaikar-
tanegara.com
berdagang.

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 25


Masyarakat Kutai sebelumnya tidak mengenal kasta. Setelah
agama Hindu masuk, mulailah pengaruh kasta terasa dalam lapisan
masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan upacara Vratyastoma oleh
Kudungga. Vratyastoma merupakan upacara penyucian diri untuk
masuk pada kasta kesatria sesuai kedudukannya sebagai keluarga
raja.
Kelanjutan Kerajaan Kutai setelah Mulawarman tidak menunjukkan
tanda-tanda yang jelas. Pada periode setelah abad V M, Kerajaan
Hindu Buddha berkembang di berbagai daerah lain Indonesia. Hal
ini menunjukkan bahwa pada fase selanjutnya agama Hindu Buddha
berkembang pesat di berbagai daerah Indonesia.

2. Kerajaan Tarumanegara
Sekitar abad ke-5 Masehi di Jawa Barat berdiri Kerajaan Taruma­
negara. Tahukah kalian di mana tepatnya letak Kerajaan Taruma­
negara? Coba kalian perhatikan peta di bawah ini.

a. Letak Kerajaan Tarumanegara


Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan, para ahli meyakini
letak pusat Kerajaan Tarumanegara kira-kira di antara Sungai
Citarum dan Cisadane. Dari namanya, Tarumanegara berasal dari
kata “taruma”. Diperkirakan kata “taruma” berkaitan dengan kata
“tarum” yang artinya nila. Kata tarum dipakai sebagai nama sebuah
sungai di Jawa Barat, yaitu Sungai Citarum. Kebanyakan ahli yakin
kerajaan ini pusatnya di dekat Kota Bogor Jawa Barat.

b. Sumber Sejarah Tarumanegara


Apa saja bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara? Ada tujuh
Gambar 2.6 Sungai
Citarum yang diyakini ahli prasasti yang ditemukan, sebagian besar merupakan peninggalan
sejarah sebagai pusat Raja Purnawarman. Prasasti-prasasti itu umumnya bertulis huruf
Kerajaan Tarumanegara
Pallawa dan menggunakan bahasa Sanskerta. Ketujuh prasasti
Sumber: www.dadangjm.
blogspot.com tersebut, antara lain sebagai berikut.

1) Prasasti Ciaruteun
Di dekat muara tepi Sungai Ciaruteun ditemukan prasasti yang
dipahat pada batu. Pada prasasti tersebut terdapat gambar sepasang

Jendela Info
Selain prasasti, Kerajaan
Tarumanegara juga me­
ninggalkan beberapa arca
peninggalan, yaitu
a. Arca Rajarsi
b. Arca Wisnu Cibuaya I
c. Arca Wisnu Cibuaya II Gambar 10.7 Prasasti Ciaruteun
Sumber: www.wikimedia.org

26 IPS SMP/MTs Kelas VII


telapak kaki Raja Purnawarman. Telapak kaki Raja Purnawarman
dalam prasasti tersebut diibaratkan sebagai telapak kaki Dewa
Jendela Info
Wisnu. Mengenai nama Candra­
bhaga,Purbaca­rakamengar­
2) Prasasti Kebon Kopi tikan candra sama dengan
Prasasti Kebon Kopi terdapat di Kampung Muara Hilir, Kecamatan bulan sama dengan sasi.
Jadi, Candrabhaga menjadi
Cibung-bulang, Bogor. Pada prasasti ini ada pahatan gambar tapak
sasibhaga dan kemudian
kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata (gajah
menjadi Bhagasasi kemu­
kendaraan Dewa Wisnu). dian menjadi bagasi, akhir­
nya menjadi Bekasi.
3) Prasasti Jambu
Di sebuah perkebunan jambu, Bukit Koleangkok, kira-kira 30
km sebelah barat Bogor ditemukan pula prasasti. Dinamakan
Prasasti Jambu karena ditemukan di perkebunan Jambu. Prasasti
ini menggambarkan bagaimana kebesaran Raja Purnawarman.
Raja Purnawarman digambarkan sebagai seorang raja yang gagah,
pemimpin termasyhur, dan baju zirahnya tidak dapat ditembus
senjata musuh.

4) Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara.
Isinya, antara lain menerangkan tentang penggalian saluran Gomati
dan Sungai Candrabhaga. Panjang saluran adalah 12 km dan
dikerjakan dalam waktu 12 hari. Setelah pembuatan saluran selesai,
diadakan selamatan dengan menyerahkan 1.000 ekor sapi kepada
para brahmana.
Prasasti ini sangat penting artinya karena menunjukkan keseriusan
Kerajaan Tarumanegara dalam mengembangkan pertanian.
Penggalian Sungai Gomati menggambarkan bahwa teknologi Gambar 2.8 Prasasti Tugu di
pertanian dikembangkan sangat maju. Kerajaan Tarumanegara Monumen Nasional.
Sumber: www.wikipedia.org
telah mengenal sistem irigasi. Selain itu, juga menunjukkan bahwa
keberadaan sungai dapat digunakan untuk transportasi air dan
perikanan.

5) Prasasti Muara Cianten


Prasasti Muara Cianten ditemukan di daerah Bogor. Hingga kini,
prasasti ini belum dapat dibaca.

6) Prasasti Pasir Awi


Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Bogor. Hingga kini, prasasti
ini belum dapat dibaca.

7) Prasasti Lebak
Prasasti Lebak ditemukan di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan
Muncul, Banten Selatan. Isi Prasasti Lebak hampir sama dengan
Prasasti Tugu. Prasasti Lebak juga menerangkan keperwiraan,

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 27


keagungan, dan keberanian. Di samping itu, Purnawarman sebagai
raja dunia.

Gambar 2.9 Peta penemuan prasasti Kerajaan Tarumanegara.


Sumber: www.e-dukasi.net

Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara juga diperoleh dari


seorang musafir Cina bernama Fa-Hien. Pada 414 M, dalam
perjalanan pulang dari India ia sempat singgah ke Pulau Jawa. Ia
mengatakan adanya Kerajaan To-lo-mo atau Taruma. Istilah To-lo-mo
ini maksudnya tentu saja Kerajaan Tarumanegara.

c. Perkembangan Kerajaan Tarumanegara


Prasasti-prasasti di atas menunjukkan kebesaran Kerajaan
Tarumanegara sebagai kerajaan pengaruh Hindu Buddha di Jawa.
Tarumanegara dapat dikatakan sebagai Kerajaan Hindu Buddha
terbesar pertama di Jawa.
Berdasarkan berita dari Fa-Hien, di Tolomo ada tiga agama,
yaitu agama Hindu, agama Buddha, dan agama nenek moyang
(kepercayaan animisme). Raja memeluk agama Hindu. Kebenaran
pernyataan Fa-Hien ini semakin kuat dengan adanya gambar tapak
kaki raja yang diibaratkan tapak kaki Dewa Wisnu pada Prasasti
Ciaruteun. Perkembangan Kerajaan Tarumanegara masih dapat
diketahui hingga abad ke-7 M. Pada masa tersebut Tarumanegara
mengirim utusan ke Cina. Selain menjalin hubungan dagang, tentu
untuk menjalin hubungan keagamaan. Perlu kalian ingat bahwa
pada masa itu di Cina agama Buddha telah berkembang dengan
sangat pesat.
Setelah Raja Purnawarman wafat, tidak diketahui secara pasti
siapa penggantinya. Begitu pula dengan perkembangan Kerajaan

28 IPS SMP/MTs Kelas VII


Tarumanegara selanjutnya. Tidak ada keterangan lain yang
menyebutkan mengenai perkembangan Kerajaan Tarumanegara.
Jendela Info
Pada suatu ketika, Ratu
3. Kerajaan Kaling Sima ingin menguji ke­
Pada abad ke-6 Masehi, di daerah Jawa Tengah berdiri sebuah jujuran rakyatnya. Ia me­
Kerajaan Hindu. Tahukah kalian bagaimana sejarah Kerajaan nyuruh pegawai kerajaan
Kaling? Bila belum tahu, mari kita pelajari bersama-sama. meletakkan pundi-pundi di
tengah jalan. Pundi-pundi
itu berisi perhiasan yang
a. Letak Kerajaan Kaling
sangat berharga. Sampai
Kerajaan Kaling atau Holing diperkirakan terletak di Jawa Tengah. beberapa hari tidak ada
Hal ini didasarkan pada berita Cina yang menyebutkan bahwa di seorang pun menyentuh
sebelah timur Kaling ada Po-li (Bali sekarang dan di sebelah barat pundi-pundi itu.
Kaling terdapat To-po-Teng (Sumatra). Sementara di sebelah utara Pada suatu hari, putra
Kaling terdapat Chen-la (Kamboja) dan sebelah selatan berbatasan mahkota yang bernama
dengan samudra. Ktut Mas berjalan-jalan.
Ada juga yang menyebutkan letak Kaling berada di Kabupaten Ktut Mas menghampiri dan
Jepara. Hal ini dihubungkan dengan adanya sebuah nama tempat di menyentuh pundi-pundi
wilayah Jepara, yaitu Keling. Saat ini, Keling merupakan nama sebuah tersebut. Hal ini diketa­
kecamatan di sebelah utara Gunung Muria, Jepara, Jawa Tengah. hui oleh Ratu Sima. Ktut
Mas dinilai bersalah se­
Meskipun demikian, secara tegas belum disimpulkan bahwa Keling
hingga harus dihukum.
mempunyai hubungan dengan Kerajaan Kaling.
Bagian anggota badannya
yang menyentuh pundi-
pundi tersebut akhirnya
di­potong.

Gambar 2.10 Peta perkiraan letak Kerajaan Kaling.


Sumber: www.wikipedia.org

b. Sumber Sejarah Kaling


Sumber utama mengenai Kerajaan Kaling adalah berita Cina,
yaitu berita dari Dinasti Tang. Berita inilah yang menggambarkan
bagaimana pemerintahan Ratu Sima di Kaling. Sumber sejarah
lainnya adalah Prasasti Tuk Mas yang ditemukan di lereng Gunung
Merbabu. Melalui berita Cina dan Prasasti Tuk Mas tersebut, banyak
hal dapat kita ketahui tentang perkembangan Kerajaan Kaling dan
kehidupan masyarakatnya.

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 29


c. Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat
Pustaka Plus Menurut berita Cina, raja Kerajaan Kaling yang terkenal ada­
lah Ratu Sima. Ia memerintah sekitar tahun 674 M. Ratu Sima
Apakah kalian ingin mem­ digam­barkan sebagai raja yang jujur dan sangat bijaksana. Hukum
pelajari lebih jauh tentang dilaksanakan dengan tegas dan seadil-adilnya. Rakyat patuh terhadap
kerajaan-kerajaan Hindu- semua ketentuan yang berlaku. Disebutkan pula kehidupan pada
Buddha di Indonesia? Ka­ masa pemerintahan Ratu Sima sangat aman dan tenteram. Kejahatan
lian dapat membuka situs sangat minim karena kerajaan menerapkan hukum tanpa pandang
www.wisatasolo.com bulu.
Di Kerajaan Kaling, agama Buddha berkembang pesat. Pendeta
Cina bernama Hwi-ning bahkan pernah datang ke Kaling dan tinggal
selama tiga tahun. Ia menerjemahkan kitab suci agama Buddha
Hinayana ke dalam bahasa Cina. Dalam menyelesaikan tugasnya, Hwi-
ning dibantu oleh seorang pendeta Kaling bernama Janabhadra.
Mata pencaharian masyarakat Kaling rata-rata adalah bertani
dan berdagang. Kehidupan mereka sangat makmur, mengingat Jawa
Tengah merupakan pusat hamparan tanah subur. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa gunung berapi di Jawa Tengah yang menyebabkan
tanah pertanian dan perkebunan menjadi subur.
Perkembangan Kerajaan Kaling selanjutnya kurang jelas.
Belum ditemukan sumber sejarah yang secara tegas meriwayatkan
perjalanan Kerajaan Kaling hingga keruntuhannya. Namun pada
periode selanjutnya, kita akan menemukan beberapa Kerajaan Hindu
Buddha lainnya di Jawa Tengah.

4. Kerajaan Mataram Kuno


Di Jawa Tengah pernah berkembang kerajaan besar pada masa
Hindu Buddha. Namanya lebih dikenal dengan Mataram Kuno.
Nama Mataram Kuno digunakan untuk menunjuk Kerajaan Mataram
pada masa pengaruh Hindu Buddha. Sebab pada perkembangan
selanjutnya, muncul Kerajaan Mataram yang juga berlokasi di Jawa
Tengah. Namun, kerajaan yang muncul ini merupakan Kerajaan
Mataram yang bercorak Islam. Walaupun sama-sama menggunakan
nama Mataram, kedua kerajaan tersebut berselisih waktu sangat
lama.

Gambar 2.11 Letak Kerajaan Mataram Kuno.


Sumber: www.wikipedia.org

30 IPS SMP/MTs Kelas VII


a. Letak Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno terletak di daerah Medang Kamulan yang
subur. Di sebelah utara terdapat Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing,
dan Sindoro. Di sebelah barat terdapat Pegunungan Serayu; di
sebelah timur terdapat Gunung Lawu; di sebelah selatan berdekatan
dengan Laut Selatan dan Pegunungan Seribu. Sungai-sungai yang
ada, misalnya Sungai Bogowonto, Elo, Progo, Opak, dan Bengawan
Solo. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Mataram
Kuno terletak di sekitar Pegunungan Merapi dan Merbabu.

Gambar 2.12 Wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno.


Sumber: Atlas dan Lukisan Baru

b. Bukti Sejarah Mataram Kuno


Dapatkah kalian menyebutkan bukti yang menunjukkan sejarah
Kerajaan Mataram Kuno? Terdapat beberapa sumber sejarah yang
mengungkapkan keberadaan Mataram Kuno, di antaranya prasasti
dan berita Cina. Prasasti tersebut, antara lain sebagai berikut.

1) Prasasti Canggal
Prasasti Canggal berangka tahun 732 M, ditulis dengan huruf
Palawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini berisi tentang asal
usul Dinasti Sanjaya dan pembangunan sebuah lingga di Bukit
Stirangga.
2) Prasasti Kalasan
Prasasti Kalasan berangka tahun 778 M, berhuruf Pranagari
dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini memberitakan terdesaknya
Dinasti Sanjaya ke utara karena kedatangan Dinasti Syailendra.
3) Prasasti Klurak
Prasasti Klurak berangka tahun 782 M dan ditemukan di daerah
Prambanan. Isinya tentang pembuatan Arca Manjusri yang
terletak di sebelah utara Prambanan.
4) Prasasti Kedu atau Prasasti Balitung
Prasasti Kedu berangka tahun 907 M. Isinya tentang silsilah
raja-raja keturunan Sanjaya.

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 31


Di samping beberapa prasasti tersebut, sumber sejarah Kerajaan
Mataram Kuno juga berasal dari berita Cina.

c. Perjalanan Pemerintahan
Apakah kalian tahu siapa saja yang memerintah Kerajaan
Mataram Kuno? Bagaimana perkembangan kerajaan tersebut?
Berikut ini beberapa pemerintahan di Kerajaan Mataram Kuno.

1) Pemerintahan Sanjaya
Pada 717–780 M Raja Sanjaya mulai memerintah Kerajaan
Mataram. Bukti sejarah yang menunjukkan pemerintahan Raja
Sanjaya adalah Prasasti Canggal. Sanjaya disebutkan merupakan
keturunan Dinasti Syailendra.
Pada masa pemerintahannya, Raja Sanjaya berhasil menaklukkan
beberapa kerajaan kecil yang pada masa pemerintahan Sanna
melepaskan diri. Sanjaya juga seorang raja yang memerhatikan
perkembangan agama. Hal ini dibuktikan dengan pendirian bangunan
suci pada 732 M. Bangunan suci tersebut digunakan sebagai tempat
pemujaan, yaitu berupa lingga yang berada di atas Gunung Wukir
(Bukit Stirangga), Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Perhatian raja
yang besar terhadap keagamaan ini juga menunjukkan bahwa rakyat
Mataram merupakan rakyat yang taat beragama. Sebab, sikap baik
raja merupakan cermin sikap baik rakyatnya.

Gambar 2.13 Prasasti Canggal


Sumber: Koleksi Museum Nasional

32 IPS SMP/MTs Kelas VII


2) Pemerintahan Rakai Panangkaran
Sanjaya digantikan putranya Rakai Panangkaran. Pada masa
pemerintahan Panangkaran, agama Buddha juga mengalami
perkembangan di samping agama Hindu. Hal ini dikarenakan
Panangkaran juga memerhatikan perkembangan agama Buddha.
Buktinya adalah didirikannya bangunan-bangunan suci agama
Buddha. Sebagai contoh adalah Candi Kalasan dan Arca Manjusri.
Kalian masih dapat melihat keberadaan Candi Kalasan yang
terletak di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman DIY. Pada masa
Panangkaran, kekuasaan Mataram bertambah luas.

3) Perpecahan Dinasti Syailendra


Pada masa Sanjaya, agama Hindu merupakan agama keluarga
raja. Namun pada masa Panangkaran, agama Buddha menjadi
agama kerajaan. Hal inilah yang mendorong terjadinya perpecahan
dalam keluarga Dinasti Syailendra.
Wilayah Mataram akhirnya dibagi menjadi dua, yaitu di antara
Keluarga Syailendra. Keluarga yang menganut agama Hindu
mengembangkan kekuasaan di daerah Jawa Tengah bagian utara.
Sementara keluarga yang beragama Buddha berkuasa di daerah
Jawa Tengah bagian selatan.

SILSILAH RAJA SANJAYA

Sanjaya

Panangkaran Syailendra

Panunggalan Dharanendra + Indra

Warak Samaratungga

Garung

Pikatan × Pramodawardhani Balaputradewa

Kayuwangi

Watuhumalang

Dyah Balitung

Daksa

Tulodong

Wawa
Keterangan:
×: menikah

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 33


Upaya menyatukan dua keluarga terus diupayakan dan akhirnya
membuahkan hasil. Penyatuan ditandai dengan terjadinya perkawinan
antara dua keluarga. Rakai Pikatan dari keluarga yang beragama
Hindu menikah dengan Pramudawardani, putri dari Samaratungga
yang beragama Buddha.
Perkawinan Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan ditentang
oleh Balaputradewa. Setelah Samaratungga wafat, Balaputradewa
memberontak terhadap Rakai Pikatan. Balaputradewa mengalami
kekalahan dan menyingkir ke Sumatra.

4) Masa Kebesaran Mataram


Bagaimana kelanjutan Kerajaan Mataram setelah Rakai Pikatan?
Pada 856 M, Kayuwangi atau Dyah Lokapala menggantikan
Pikatan. Tidak banyak sumber sejarah yang memberitakan masa
pemerintahannya. Setelah Kayuwangi wafat, ia digantikan oleh
Watuhumalang.
Pengganti Watuhumalang adalah Balitung yang merupakan
salah satu raja terkenal dan terbesar Mataram. Ia memerintah
sejak tahun 898 hingga 911 M dengan gelar Sri Maharaja Rakai
Watukura Dyah Balitung Sri Dharmadya Mahasambu. Salah satu
kebesarannya dibuktikan dengan bangunan candi yang sangat
besar dan indah. Candi tersebut tentu tidak asing lagi bagi kalian,
yaitu Candi Prambanan. Pada masa pemerintahannya, Balitung juga
banyak membuat prasasti. Prasasti yang terpenting adalah Prasasti
Kedu. Kalian masih ingat bukan apa isi Prasasti Kedu?

d. Keruntuhan Mataram
Sepeninggal Balitung, Mataram berturut-turut diperintah oleh
Daksa, Tulodhong, Wawa, dan Mpu Sendok. Kala itu seiring
berkembangnya Kerajaan Sriwijaya, Mataram mengalami penurunan.
Keruntuhan Mataram juga dihubungkan dengan faktor alam. Pada
awal abad XI, Gunung Merapi meletus dengan dahsyat. Letusan
Gambar 2.14 Gunung
Merapi Gunung Merapi diperkirakan banyak mengubur berbagai bangunan
Sumber: www.telukbayurport. penting Kerajaan Mataram. Selain itu, berbagai penyakit dan
com.
kegagalan pertanian mendorong Mpu Sendok untuk memindahkan
pusat kerajaan ke Jawa Timur. Di Jawa Timur, keluarga ini membentuk
keluarga Isyana (Wangsa Isyana). Bagaimana perkembangan Wangsa
Isyana, akan kita pelajari pada bagian selanjutnya.

5. Kerajaan Sriwijaya
Coba kalian ingat kembali silsilah Kerajaan Mataram pada materi
sebelumnya. Perhatikan posisi Balaputradewa. Kala itu dalam suatu
pemberontakan, Balaputradewa kalah dalam konflik di Mataram.
Ia kemudian menyingkir ke Sumatra. Di Sumatra, Balaputradewa
menjadi salah satu tokoh penting dalam kerajaan besar, yaitu
Sriwijaya. Bagaimana perkembangan Kerajaan Sriwijaya? Bagai­
mana pula peran Balaputradewa? Mari kita pelajari bersama!

34 IPS SMP/MTs Kelas VII


a. Munculnya Kerajaan Sriwijaya
Menurut berbagai sumber sejarah, sekitar abad ke-7, di pantai
Jendela Info
Sumatra Timur telah berkembang berbagai kerajaan. Kerajaan- Kata Sriwijaya pertama
kerajaan tersebut, antara lain Tulangbawang, Melayu, dan Sriwijaya. kali ditemukan di dalam
Sriwijaya merupakan kerajaan yang berhasil berkembang mencapai Prasasti Kota Kapur. H.
kejayaan. Pada 692 M, Sriwijaya mengadakan ekspansi ke daerah Kern pada 1913 mengiden­
tifikasikan kata Sriwijaya
sekitar Melayu.
sebagai nama raja. Baru
lima tahun kemudian, G.
b. Letak Kerajaan Sriwijaya
Coedes dengan menggu­
Di mana letak Kerajaan Sriwijaya? Belum ditemukan secara pasti nakan sumber prasasti
di mana persisnya letak istana Kerajaan Sriwijaya. Sebagian ahli dan bukti Cina berhasil
sejarah mengatakan bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya di Palembang, menyimpulk an bahwa
namun ada pula yang berpendapat di Jambi. Ahli sejarah lainnya Sriwijaya adalah nama
bahkan ada yang berpendapat letaknya di luar Indonesia. Di antara kerajaan.
berbagai pendapat yang mengemuka, mayoritas ahli sejarah
Sumber: Sejarah Nasional
berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya ada di Palembang. Indonesia II
Tepatnya di dekat pantai dan di tepi Sungai Musi.

c. Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya


Sebagaimana halnya kerajaan-kerajaan Hindu Buddha lainnya,
prasasti merupakan salah satu sumber sejarah utama. Prasasti-
prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya sebagian besar ditulis
dengan huruf Pallawa. Bahasa yang dipakai adalah Melayu Kuno.
Berikut ini beberapa prasasti yang berhubungan dengan Kerajaan
Sriwijaya.

1) Prasasti Kedukan Bukit


Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat
Palembang, berangka tahun 605 Saka atau 683 M. Prasasti ini
menerangkan bahwa Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci
(siddhayatra). Dapunta Hyang melakukan perjalanan dengan perahu
dari Minangatamwan bersama tentara 20.000 personel. Dalam
perjalanan tersebut, ia berhasil menaklukkan beberapa daerah.

Gambar 2.15 Prasasti Kedukan Bukit


Sumber: Koleksi Museum Nasional

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 35


2) Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo ditemukan di sebelah barat Palembang,
tepatnya di daerah Talang Tuo dan berangka tahun 606 Saka (684
M). Prasasti ini menyebutkan pembangunan sebuah taman yang
disebut Sriksetra. Taman ini dibuat oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga.
Tujuannya untuk kemakmuran rakyat.

3) Prasasti Telaga Batu


Prasasti Telaga Batu ditemukan di Palembang. Prasasti ini tidak
berangka tahun. Isinya terutama menceritakan kutukan-kutukan yang
menakutkan bagi mereka yang berbuat kejahatan.

4) Prasasti Kota Kapur


Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka. Prasasti ini
berangka tahun 608 Saka (686 M). Isinya adalah permintaan kepada
para dewa untuk menjaga kedatuan Sriwijaya dan menghukum
setiap orang yang bermaksud jahat. Selain itu, prasasti ini juga
menceritakan keberangkatan pasukan Sriwijaya untuk menundukkan
Pulau Jawa.

5) Prasasti Karang Berahi


Prasasti Karang Berahi ditemukan di Jambi. Prasasti ini berangka
tahun 608 Saka (686 M). Isi prasasti sama dengan isi Prasasti Kota
Kapur.

Gambar 10.16 Prasasti Karang Berahi


Sumber: www.merangin.go.id

Beberapa prasasti yang lain, di antaranya Prasasti Ligor dan


Prasasti Nalanda. Prasasti Ligor berangka tahun 775 M ditemukan di
Ligor, Semenanjung Melayu. Prasasti Nalanda ditemukan di Nalanda,
India Timur. Di samping prasasti-prasasti tersebut, sumber sejarah
Sriwijaya yang penting adalah berita Cina. Misalnya, berita dari I-tshing
yang pernah tinggal di Sriwijaya.

36 IPS SMP/MTs Kelas VII


d. Perkembangan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya lambat laun mengalami perkembangan hingga
menjadi sebuah kerajaan besar. Apa saja peran Sriwijaya? Mari kita
telusuri bersama.

1) Kerajaan Sriwijaya sebagai Negara Maritim


Prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo pada abad ke-7
menyebutkan Dapunta Hyang melakukan usaha perluasan daerah.
Beberapa daerah, seperti Tulang-Bawang (Lampung), Kedah
(Semenanjung Melayu), Pulau Bangka, Daerah Jambi, hingga Tanah
Genting Kra berhasil ditaklukkan. Dengan demikian, Sriwijaya
mempunyai kekuasaan sampai di negeri Malaysia pada saat ini.
Sayangnya, usaha Sriwijaya menaklukkan Jawa tidak berhasil.
Balaputradewa adalah putra dari Raja Samaratungga dengan
Dewi Tara. Ia memerintah sekitar abad ke-9 M. Wilayah kekuasaan
Sriwijaya pada masa pemerintahannya sangat luas. Daerah
kekuasaannya meliputi Sumatra dan pulau-pulau sekitar Jawa Barat,
sebagian Jawa Tengah, sebagian Kalimantan, Semenanjung Melayu,
dan hampir seluruh perairan nusantara. Itulah sebabnya, Sriwijaya
kemudian dikenal sebagai negara nasional yang pertama.

Gambar 10.17 Peta wilayah kekuasaan Sriwijaya.


Sumber: www.e-dukasi.net

Sriwijaya adalah negara maritim sehingga daerah kekuasaannya


sebagian besar adalah wilayah pantai. Sebagai Kerajaan Maritim,
Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kuat.

2) Kerajaan Sriwijaya sebagai Pusat Studi Agama Buddha


Pada masa pemerintahan Balaputradewa, Sriwijaya menjadi
pusat studi agama Buddha Mahayana di seluruh Asia Tenggara.
Balaputradewa juga menjalin hubungan erat dengan Kerajaan
Benggala dari India, yaitu dengan Raja Dewapala Dewa. Ia Gambar 2.18 Patung
Buddha di Bukit Siguntang.
menghadiahkan sebidang tanah kepada Balaputradewa untuk Sumber: www.e-dukasi.net

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 37


mendirikan sebuah asrama bagi para pelajar dan mahasiswa yang
sedang belajar di Nalanda.
Sriwijaya menjadi salah satu pusat pendidikan di Asia Tenggara.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa asing yang belajar
di Sriwijaya. Mahasiswa yang ingin belajar ke India biasanya mampir
ke Sriwijaya terlebih dahulu untuk belajar Bahasa Sanskerta. Para
mahasiswa tersebut umumnya berasal dari Asia Timur.
Bukti tentang cerita di atas adalah berita I-tsing, yang menyebutkan
bahwa di Sriwijaya tinggal ribuan pendeta dan pelajar (mahasiswa)
agama Buddha. Para pelajar tersebut dibimbing oleh seorang pendeta
Buddha yang terkenal bernama Sakyakirti.

e. Keruntuhan Sriwijaya
Sekitar abad ke-11 M, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami
kemunduran. Beberapa penyebab kemunduran Kerajaan Sriwijaya
adalah sebagai berikut.
1) Perubahan kondisi alam. Pusat Kerajaan Sriwijaya semakin jauh
dari pantai akibat pengendapan lumpur. Pendangkalan Sungai
Musi secara terus-menerus menyebabkan air laut semakin jauh
karena terbentuknya daratan-daratan baru.
2) Angkatan laut mengalami kemunduran sehingga banyak daerah
kekuasaan melepaskan diri.
3) Beberapa kali Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan
lain. Pada 1017 M, Sriwijaya mendapat serangan dari Raja
Rajendracola dari Colamandala. Tahun 1025 serangan itu diulangi
sehingga Raja Sriwijaya Sri Sanggramawijayattunggawarman
ditahan oleh pihak Kerajaan Colamandala. Pada 1275 M, Raja
Kertanegara dari Singasari melakukan ekspedisi Pamalayu. Hal
itu menyebabkan daerah Melayu lepas dari kekuasaan Sriwijaya.
Serangan armada angkatan laut Majapahit atas Sriwijaya pada
1377 M mengakhiri riwayat Kerajaan Sriwijaya.

6. Kekuasaan Keluarga Isyana


Masih ingatkah kalian masa akhir Kerajaan Mataram Kuno di
Jawa Tengah? Mpu Sendok memindahkan pusat pemerintahan
ke Jawa Timur. Bagaimana setelah pusat kerajaan pindah ke Jawa
Timur? Ternyata, di Jawa Timur keluarga atau wangsa Isyana berhasil
mengembangkan kerajaan menjadi besar.
Mpu Sendok adalah menantu Raja Wawa. Wawa merupakan
raja terakhir Kerajaan Mataram. Mpu Sendok membentuk keluarga
baru yang disebut Keluarga Isyana (Wangsa Isyana) di Jawa
Timur. Sebagai raja pertama Dinasti Isyana, ia bergelar Sri Isyana
Wikramadharmatunggadewa. Pemerintahannya berlangsung sejak
929 M hingga 947 M.

a. Awal Kekuasaan Wangsa Isyana


Keluarga Isyana memusatkan pemerintahannya di Tamwlang,
dekat Kabupaten Jombang Jawa TImur. Pada masa pemerintahannya,

38 IPS SMP/MTs Kelas VII


Mpu Sendok berhasil memperluas kekuasaan meliputi Jawa Timur,
Jawa Tengah, dan Bali.
Mpu Sendok melakukan beberapa usaha penting, antara lain
sebagai berikut.
1) Mengembangkan bidang pertanian dengan memperluas irigasi
dan lahan pertanian.
2) Memajukan bidang agama. Salah satunya dengan membangun
candi, seperti Candi Gunung Gangsir dan Sanggariti.
3) Menulis buku suci agama Buddha Sang Hyang Kamahayanikan.
Tujuannya untuk mendukung kemajuan agama dan sastra. Karya
ini juga menunjukkan bahwa Mpu Sendok sangat toleran sebab
ia menganut agama Hindu.

SILSILAH KELUARGA ISYANA

Mpu Sendok X Mpu Kbi

Sri Isyanatungga Wijaya X Lokapala

Makutawangsawardana

Dharmawangsa Mahendrata X Udayana

Putri X Airlangga X Selir

Sri Sanggrama Wijaya 1. Samarawijaya


2. Panji Garasakan

b. Makutawangsawardana
Pengganti Mpu Sendok adalah anak perempuannya bernama
Sri Isyanatunggawijaya. Isyanatunggawijaya mempunyai putra
yang bernama Makutawangsawardana. Makutawangsawardana
menggantikan Isyanatunggawijaya sebagai raja.
Makutawangsawardana memiliki putri bernama Mahendradata
yang sering disebut dengan Gunapriyadarmapatni. Mahendradata
menikah dengan pangeran dari Bali bernama Udayana. Pasangan
inilah yang kemudian menurunkan Airlangga. Kelak Airlangga akan
menjadi salah satu tokoh raja yang sangat terkenal. Pengganti
Makutawangsawardana adalah Darmawangsa (anak laki-laki
Makutawangsawardana).

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 39


c. Darmawangsa
Darmawangsa (memerintah 991–1017 M) memiliki cita-cita
menguasai pelayaran nusantara. Tetapi pada tahun 1017 M terjadi
peristiwa yang sangat memukul kerajaan. Istana Darmawangsa diserbu
oleh Raja Wura-Wari menyebabkan Darmawangsa terbunuh.
Waktu itu Darmawangsa sedang menikahkan putrinya dengan
Airlangga. Beruntung Airlangga beserta istrinya berhasil meloloskan
diri dan bersembunyi ke dalam hutan. Peristiwa penyerbuan Raja Wura
Wari hingga menyebabkan Darmawangsa wafat itu disebut peristiwa
Pralaya. Peristiwa ini telah mengandaskan cita-cita Darmawangsa
untuk membesarkan kerajaan.

d. Airlangga
Tahukah kalian siapakah Airlangga sebenarnya? Ia adalah putra
Raja Udayana dari Bali. Selama kurang lebih dua tahun setelah
Pralaya, Airlangga hidup di tengah hutan. Pada tahun 1019 M,
Airlangga dinobatkan sebagai raja oleh para pendeta. Airlangga
membangun pusat pemerintahannya di Kahuripan. Narotama
diangkat sebagai patih kerajaan.
Dengan dukungan rakyat, Airlangga terus menghimpun kekuatan.
Daerah atau kerajaan-kerajaan yang dulu di bawah kekuasaan
Darmawangsa satu per satu dapat dikuasai kembali. Tahun 1033
Wura-Wari berhasil ditundukkan. Wilayah kekuasaan Airlangga
semakin luas meliputi Jawa Timur, sebagian Jawa Tengah, dan
sebagian Pulau Bali. Airlangga memerintah pada tahun 1019–1049
M. Kerajaannya kemudian disebut Kahuripan.
Airlangga berusaha untuk memajukan perekonomian rakyatnya.
Usaha-usaha pembangunan bagi kesejahteraan rakyatnya, antara
lain sebagai berikut:
1) Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, Airlangga berusaha untuk memajukan
pertanian dengan irigasi melalui pembangunan Bendungan Waringin
Sapta.

2) Seni Sastra
Kitab Arjunawiwaha ditulis oleh Mpu Kanwa pada tahun 1035
M. Isi kitab ini merupakan kiasan dari kehidupan Airlangga yang
digambarkan dengan cerita Arjuna yang mendapat senjata dari Dewa
Syiwa setelah bertapa.

3) Agama
Airlangga membangun asrama untuk para pendeta. Ia
juga membangun pertapaan di Pucangan, di lereng Gunung
Penanggungan. Airlangga memiliki seorang putri yang bernama
Sanggramawijaya. Putri dari permaisuri yang seharusnya memiliki
hak untuk memegang takhta sepeninggal Airlangga ternyata menolak

40 IPS SMP/MTs Kelas VII


kedudukan. Sanggramawijaya memilih menjadi pertapa. Untuk itu,
Airlangga membangun pertapaan di Pucangan, di lereng Gunung
Penanggungan. Setelah menjadi pertapa, Sanggramawijaya dikenal
dengan nama Kilisuci.
Perebutan takhta kerajaan justru terjadi antara dua putra
Airlangga dari selirnya. Kedua putranya adalah Samarawijaya dan
Panji Garasakan. Karena pertentangan inilah, akhirnya Kerajaan
Kahuripan dibagi menjadi dua pada 1041 M oleh Empu Bharada.
Kerajaan dibagi dua dengan batas Sungai Brantas dan Gunung Kawi.
Pembagian wilayah kerajaan itu adalah sebagai berikut.
1) Panjalu atau Kediri, dengan pusatnya di Daha, diberikan kepada
Samarawijaya. Daerah ini, antara lain meliputi Kediri dan
Madiun.
2) Jenggala dengan pusatnya di Kahuripan, diberikan kepada Panji
Garasakan. Daerah ini meliputi Malang, delta Sungai Brantas,
Pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruan.
Dengan telah dibaginya Kerajaan Kahuripan menjadi dua,
berkembanglah dua kerajaan, yaitu Kediri dan Jenggala. Bagaimana
kelanjutan kedua kerajaan tersebut?

7. Kerajaan Kediri di Jawa Timur


Munculnya Kerajaan Kediri erat kaitannya dengan kelanjutan
Kerajaan Panjalu dan Jenggala. Panjalu di bawah Samarawijaya
dan Jenggala di bawah Panji Garasakan terjadi konfli . Akhirnya,
pada tahun 1052 M terjadilah pertempuran antara kedua kerajaan.
Kerajaan Jenggala memenangi pertempuran. Selanjutnya, Panjalu
dan Jenggala di bawah pemerintahan Panji Garasakan (Raja
Jenggala). Pada perkembangan berikutnya, kerajaan ini lebih dikenal
dengan nama Kerajaan Kediri dengan ibu kota di Daha.

Gambar 2.19 Daerah kekuasaan Kerajaan Kediri.


Sumber: www.e-dukasi.net

a. Raja-Raja Kediri
Raja terkenal Kediri adalah Raja Jayabaya yang memerintah
mulai 1135 M hingga 1157 M. Jayabaya terkenal dengan berbagai
ramalannya yang hingga kini masih dipercayai oleh sebagian
masyarakat. Selain ramalannya, kebesaran Jayabaya juga diwarnai
dengan terbitnya kitab gubahan. Kitab tersebut adalah Bharatayuda.

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 41


Beberapa raja setelah Jayabaya dapat dilihat pada daftar di bawah ini.
1) Sarweswara (1159–1169)
2) Sri Ayeswara (1169–1171)
3) Sri Gandra (1181–1182)
4) Kameswara (1182–1185)
5) Kertajaya (1185–1222)

b. Kemajuan Kerajaan Kediri


Jayabaya adalah raja yang cukup berhasil membawa Kerajaan
Kediri dalam kemajuan. Kerajaan semakin teratur dan rakyat hidup
makmur. Kediri juga memiliki armada laut, bahkan telah ada Senopati
Sarwajala (panglima angkatan laut). Pajak telah diberlakukan dengan
sistem pajak in natura, berupa penyerahan sebagian hasil bumi
kepada pemerintah.
Salah satu simbol kemajuan suatu negara adalah kemajuan
perkembangan kesenian dan kesusastraan. Seni sebagai nilai estetika
akan menjadikan simbol telah terpenuhinya kebutuhan primer suatu
kelompok atau masyarakat. Bagaimana dengan perkembangan seni
dan kesusastraan di Kerajaan Kediri? Selain Wayang Panji, di Kediri
juga berkembang beberapa hasil kesusastraan berikut ini.

1) Kitab Baratayuda
Masih ingatkah kalian dengan Perang Panjalu dan Jenggala?
Perang tersebut adalah perang saudara karena kedua rajanya berasal
dari satu keturunan. Pada masa pemerintahan Jayabaya, lahirlah
sebuah kitab yang dikenal, yaitu Kitab Baratayuda yang digubah Mpu
Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini menggambarkan
Perang Pandawa dan Kurawa yang tercermin dalam Perang Panjalu
dan Jenggala.

2) Kitab Kresnayana
Kitab Kresnayana ditulis oleh Empu Triguna pada zaman Raja
Jayaswara. Isinya mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi
Jendela Info Rukmini.
Pada masa pemerintahan
Kameswara juga banyak 3) Kitab Smaradahana
dihasilkan karya sastra, di Kitab Smaradahana ditulis oleh Empu Darmaja. Isinya menceritakan
antaranya kitab Simarada­ sepasang suami istri, Smara dan Rati yang menggoda Dewa Syiwa
hana karya Mpu Darmaja, yang sedang bertapa. Smara dan Rati terkena kutuk dan mati terbakar
kitab Lubdaka dan Wer­ oleh api (dahana) karena kesaktian Dewa Syiwa. Akan tetapi, kedua
tasancaya karya Mpu Tan suami istri itu dihidupkan lagi dan menjelma sebagai Kameswara
Akung, kitab Kresnayana dan permaisurinya.
karya Mpu Triguna, dan
kitab Sumanasantaka ka­
4) Kitab Lubdaka
rya Mpu Monaguna.
Kitab Lubdaka ditulis oleh Empu Tanakung. Isinya tentang seorang
Sumber: www.e-dukasi.net pemburu bernama Lubdaka. Ia sudah banyak membunuh. Pada

42 IPS SMP/MTs Kelas VII


suatu ketika, ia mengadakan pemujaan yang istimewa terhadap
Syiwa sehingga roh yang semestinya masuk neraka akhirnya masuk
surga.

c. Keruntuhan Kerajaan Kediri


Kertajaya atau Dandang Gendis merupakan raja Kediri yang
terakhir. Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi perselisihan
dengan kaum brahmana. Kertajaya dianggap sombong dan berani
melanggar adat. Situasi ini dimanfaatkan oleh Ken Arok untuk
merebut kekuasaan Kediri yang sudah lama didambakan. Pada
awalnya, Ken Arok hanyalah rakyat biasa, namun ia berhasil menjadi
Bupati Tumapel. Keberhasilan Ken Arok menjadi Bupati Tumapel
tidak lepas dari kesuksesannya mengalahkan Bupati Tumapel. Pada
1222 M, Ken Arok menyerang Kediri dan berhasil merebut istana
kerajaan.

8. Kerajaan Singasari
Kalian sudah mengetahui bahwa Singasari adalah kerajaan yang
didirikan oleh Ken Arok setelah ia berhasil mengalahkan Tunggul
Ametung. Kerajaan Singasari diperkirakan terletak di Malang,
Jawa Timur. Berbagai bukti sejarah yang ditemukan menunjukkan
keberadaannya. Bagaimana perkembangan Kerajaan Singasari?
Kita akan mempelajarinya bersama.

Gambar 2.20 Wilayah Kekuasaan Singasari


Sumber: www.e-dukasi.net

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 43


Ken Umang + 1 Ken Arok * + Ken Dedes + Tunggul Ametung
(1222 - 1247)
2 Anusapati
3 Tohjaya
Mahisa Wongateleng (1247 - 1248)
(1248)

4 Ranggawuni
Mahisa Cempaka Wisnuwardhana
(Ratu Angabaya) (1248 - 1268)

5 Kertanegara
Lembu Tal
(1268 - 1292)

Raden Wijaya Parameswari


(Tribuanaswan
+ Mahadewi
Pragnaparamita Gayatri)
Silsilah Raja Singasari Sumber: www.e-dukasi.net

a. Ken Arok (1222–1227 M)


Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabhumi. Ken Arok juga mendirikan Dinasti Girindrawangsa.
Tujuan pendirian dinasti tersebut adalah agar keturunan Ken Arok
tidak ternoda oleh masa lalunya yang kelam. Ia memerintah selama
lima tahun sebelum akhirnya dibunuh oleh Anusapati yang tak lain
adalah anak Tunggul Ametung. Lebih tragisnya, ia dibunuh dengan
keris Empu Gandring yang dulu pernah digunakan Ken Arok untuk
membunuh Tunggul Ametung.

b. Anusapati (1227–1248 M)
Anusapati menggantikan kedudukan Ken Arok sebagai raja. Ia
memerintah selama 21 tahun. Walaupun memerintah cukup lama,
Anusapati tidak banyak membuat perubahan dalam pemerintahannya.
Ia sangat gemar menyabung ayam dan kurang memerhatikan
kerajaannya. Pada suatu hari saat sedang menyabung ayam, Tohjaya
berhasil membunuh Anusapati. Tohjaya adalah anak Ken Arok dari
Ken Umang. Ia tidak terima ayahnya dibunuh oleh Anusapati.

c. Tohjaya (1248 M)
Tohjaya yang menjadi Raja Singasari ketiga hanya memerintah
selama beberapa bulan. Ranggawuni, anak Anusapati meminta
haknya. Pasukan Tohjaya di bawah pimpinan Lembu Ampal gagal
menghancurkan perlawanan Ranggawuni. Pasukan Tohjaya kalah,
bahkan ia terbunuh dalam suatu pertempuran.

d. Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardana, memerintah
Singasari didampingi oleh Mahisa Cempaka. Pemerintahan

44 IPS SMP/MTs Kelas VII


Ranggawuni membawa Singasari pada keamanan dan kemakmuran.
Pada 1254 M, Wisnuwardana (Ranggawuni) mengangkat putranya
Kertanegara sebagai raja muda atau Yuwaraja. Tujuannya untuk
menyiapkan Kertanegara agar menjadi raja yang cakap. Pada 1268
M, Ranggawuni meninggal dunia.

e. Kertanegara (1268–1292 M)
Pada 1268 M Kertanegara naik takhta dan bergelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara merupakan raja
terbesar sekaligus terakhir di Singasari. Ia bercita-cita agar Singasari
menjadi kerajaan besar dengan wilayah kekuasaan yang luas,
yaitu meliputi seluruh nusantara. Pada 1275 M, Raja Kertanegara
mengirim Ekspedisi Pamalayu di bawah pimpinan Mahesa Anabrang Di Sekitar Kita
(Kebo Anabrang). Sasaran dari ekspedisi ini adalah menguasai
Sriwijaya. Beberapa daerah akhirnya berhasil ditaklukkan, misalnya Candi Singasari terletak
Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda, dan Pahang. di Kecamatan Singosari
Utusan Raja Kubilai Khan berkali-kali datang dan memaksa lebih kurang 11 km se­
Kertanegara agar mau mengakui kekuasaan Kerajaan Mongol, tetapi belah utara dari pusat
ditolak Kertanegara karena memandang Cina sebagai saingan. Kota Malang. Candi ini
Terakhir pada 1289 M, datang utusan Cina yang dipimpin oleh Meng- merupakan makam Raja
Kertanegara (1268–1292)
ki. Kertanegara marah, Meng-ki disakiti dan disuruh kembali ke Cina.
sebagai Bhirawa atau
Hal inilah yang membuat Kubilai Khan marah besar. Ia merencanakan
Dewa Syiwa dalam bentuk
untuk membalas tindakan Kertanegara. ganas.
Sumber: www.malangkab.
f. Akhir Kerajaan Singasari go.id
Singasari runtuh akibat pemberontakan yang dilakukan oleh
Jayakatwang, Raja Kediri. Saat Kertanegara sedang berpesta pora,
secara tiba-tiba Jayakatwang menyerbu istana Kerajaan Singasari.
Kertanegara menugaskan pasukan di bawah pimpinan R. Wijaya dan
Pangeran Ardaraja. Ardaraja adalah anak Jayakatwang dan menantu
Kartanegara. Pasukan Kediri dari arah utara dapat dikalahkan oleh
pasukan R. Wijaya. Akan tetapi, pasukan inti dari Kediri dengan
leluasa akhirnya masuk dan menyerang istana sehingga berhasil
menewaskan Kertanegara. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1292 M.
Raden Wijaya dan pengikutnya kemudian meloloskan diri setelah
mengetahui istana kerajaan dihancurkan oleh pasukan Kediri.
Sementara Ardaraja membalik bergabung dengan pasukan Kediri.
Dengan terbunuhnya Kertanegara maka berakhirlah Kerajaan
Singasari.

9. Kerajaan Majapahit
Berkembangnya Kerajaan Majapahit erat kaitannya dengan runtuh­
nya Kerajaan Singasari. Orang yang mempunyai peran besar ada­
lah Raden Wijaya. Bagaimana proses lahir dan berkembangnya
Majapahit hingga menjadi kerajaan besar di Indonesia? Mari kita
pelajari bersama.

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 45


Gambar 2.21 Letak Kerajaan Majapahit
Sumber: www.wikipedia.org

a. Berdirinya Kerajaan Majapahit


Dalam Prasasti Kudadu diterangkan bahwa Raden Wijaya diterima
baik dan mendapat perlindungan dari Kepala Desa Kudadu. Mereka
melanjutkan perjalanan ke Madura untuk meminta bantuan dan
perlindungan kepada Arya Wiraraja. Rombongan diterima baik oleh
Arya Wiraraja. Di Madura itulah Raden Wijaya bersama Arya Wiraraja
menyusun siasat untuk merebut kembali takhta kerajaan yang
dikuasai Jayakatwang.
Setelah segalanya disiapkan secara matang, Raden Wijaya dan
rombongan dengan didampingi Arya Wiraraja berangkat ke Jawa.
Dengan pura-pura takluk dan atas jaminan Arya Wiraraja, Raden
Wijaya diterima mengabdi sebagai prajurit di Kediri. Raden Wijaya
kemudian memohon sebidang tanah di Hutan Tarik untuk tempat
kedudukannya. Tanah itu dibangun menjadi sebuah desa. Di Desa
Tarik, pengikut Raden Wijaya semakin kuat.
Pada 1293 M, datang pasukan Kaisar Cina ke Jawa untuk
menuntut balas terhadap Kertanegara. Kalian masih ingat
Kertanegara pernah terlibat konflik dengan kekaisaran Cina, bukan?
Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan pasukan Cina ini untuk
menggempur Jayakatwang. Pasukan Cina tidak mengetahui kalau
Kertanegara telah terbunuh. Raden Wijaya mendorong tentara Cina
untuk menggempur Jayakatwang. Terjadilah pertempuran sengit
antara tentara Cina (yang dibantu oleh sebagian pengikut Raden
Wijaya) dengan tentara Kediri. Dalam pertempuran ini Kediri dapat
dikalahkan. Jayakatwang dan Ardaraja dapat ditangkap dan ditahan
di Hujung Galuh sampai wafat.
Tentara Cina merayakan kemenangan dengan berpesta pora.
Gambar 2.22 Surya Raden Wijaya memanfaatkan situasi itu dengan menyerang tentara
Majapahit, Lambang Cina. Serangan mendadak ini membuat banyak tentara Cina
Majapahit.
Sumber: www.wikipedia.org
terbunuh, sementara sebagian yang selamat melarikan diri dan

46 IPS SMP/MTs Kelas VII


kembali ke Cina. Setelah suasana aman, Raden Wijaya dinobatkan
sebagai raja Kerajaan Majapahit.

b. Raja-Raja yang Memimpin Majapahit


Raja yang memimpin Kerajaan Majapahit adalah sebagai berikut.

Silsilah Raja Majapahit


Sumber: www.wikipedia.org

1) Raden Wijaya (1293–1309 M)


Setelah menjadi raja, Raden Wijaya bergelar Sri Kertarajasa
Jayawardhana. Ia menikah dengan keempat putri dari Kertanegara
dengan Diah Dewi Tribuwaneswari sebagai permaisuri. Dengan
pernikahan tersebut, Raden Wijaya ingin memperkuat kedudukannya
sebagai seorang raja. Selain itu, Raden Wijaya ingin menegaskan
bahwa Kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Singasari.
Raden Wijaya tidak melupakan orang-orang yang telah berjasa
kepadanya. Arya Wiraraja diberi kekuasaan atas daerah Lumajang
dan Blambangan, Ranggalawe sebagai Bupati Tuban dan Sora

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 47


sebagai Bupati Kediri. Sementara itu, Nambi diangkat menjadi patih
Majapahit, Mpu Tanca sebagai tabib istana, dan Semi serta Kuti
sebagai pejabat tinggi istana. Untuk membalas budi masyarakat
Kudadu yang pernah menolongnya saat pelarian, Desa Kudadu
dijadikan sebagai daerah perdikan atau bebas dari pajak. Ternyata,
sebagian orang merasa tidak puas dengan kebijakan Raden Wijaya
karena menganggap dirinya pantas mendapat kedudukan lebih
tinggi. Sejumlah pemberontakan menyebabkan kondisi kerajaan
tidak stabil. Di tengah situasi yang kacau tersebut, Raden Wijaya
wafat pada tahun 1309 M.

2) Jayanegara (1309–1328 M)
Setelah Raden Wijaya wafat, Jayanegara menggantikan
Jendela Info kedudukannya sebagai Raja Majapahit. Masa pemerintahan
Raden Wijaya mem­punyai Jayanegara juga diwarnai oleh berbagai pemberontakan.
tiga anak . Dari Tribu­ Pemberontakan tersebut merupakan kelanjutan dari pemberontakan
waneswari mem­punyai pu­ yang pernah terjadi pada masa pemerintahan ayahnya.
tra Kalagemet (Jayanegara)
dan dari Gayatri rnempunyai Beberapa pemberontakan yang terjadi, antara lain sebagai
dua putri Sri Gitarja atau berikut.
Tribuwana dan Dyah Wiyat.
(a) Pemberontakan Ranggalawe (1309 M)
Sri Gitarja sebagai Bhre
Kahuripan (penguasa di Ranggalawe merasa tidak puas karena ia menginginkan
Kahuripan) dan Dyah Wiyat kedudukan Patih Majapahit, tetapi yang diangkat justru Nambi
sebagai Bhre Daha. (anak Arya Wiraraja). Pemberontakan ini dapat dipadamkan dan
Ranggalawe terbunuh.
(b) Pemberontakan Lembu Sora (1311 M)
Ia masih memiliki hubungan keluarga dengan Ranggalawe. Karena
difitnah maka ia memberontak. Pemberontakan ini juga berhasil
dipadamkan.
(c) Pemberontakan Nambi (1316 M)
Nambi yang sudah menjadi patih ternyata juga kecewa. Hal
ini disebabkan oleh tindakan Mahapatih yang ingin menjadi Patih
Majapahit. Nambi melancarkan pemberontakan, namun akhirnya
dapat dipadamkan.
(d) Pemberontakan Kuti (1319 M)
Ini merupakan pemberontakan yang paling berbahaya. Kuti
berhasil menduduki ibu kota Majapahit. Raja Jayanegara terpaksa
melarikan diri ke daerah Badander. Ia dikawal oleh sejumlah pasukan
Bayangkari yang dipimpin oleh Gajah Mada. Berkat kecerdikan Gajah
Mada, akhirnya pemberontakan Kuti dapat dipadamkan. Jayanegara
dapat kembali ke istana dengan selamat dan kembali berkuasa.
Karena jasanya, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan.
Setelah pemberontakan dapat dipadamkan, kerajaan berangsur-
angsur menjadi tenang. Pada tahun 1328 M Jayanegara wafat karena
dibunuh oleh tabib istana yang bernama Tanca. Akhirnya, Tanca
dibunuh oleh Gajah Mada.

48 IPS SMP/MTs Kelas VII


3) Tribuwanatunggadewi (1328–1350 M)
Jayanegara tidak meninggalkan seorang putra. Sebagai raja
Majapahit berikutnya, semestinya Gayatri. Akan tetapi, Gayatri sudah
menjadi biksuni. Oleh karena itu, Gayatri menunjuk dan mewakilkan
putrinya yang bernama Tribuwanatunggadewi sebagai Raja Majapahit.
Dengan demikian, Tribuwanatunggadewi menjadi raja Majapahit atas
nama Gayatri.
Pada tahun 1331 M timbul pemberontakan Sadeng dan Kuti
di daerah Besuki. Pemberontakan ini cukup berbahaya. Gajah
Mada diberi tugas untuk memadamkan pemberontakan itu. Berkat
kegigihan Gajah Mada, pemberontakan Sadeng dan Kuti dapat
ditumpas.

Kenali Tokoh
Gajah Mada

Tidak diketahui secara pasti kapan dan di mana Gajah Mada lahir. Ia memulai kariernya
di Majapahit sebagai bekel. Karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara dan
mengatasi Pemberontakan Kuti, ia diangkat sebagai Patih Kahuripan pada 1319. Dua
tahun kemudian, ia diangkat sebagai Patih Kediri. Pada 1329, Patih Majapahit, yaitu Aryo
Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Ia menunjuk Patih Gajah
Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada tak langsung setuju. Ia ingin
membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Kuti dan Sadeng yang saat itu
sedang melakukan pemberotakan terhadap Majapahit. Kuti dan Sadeng pun akhirnya takluk. Patih Gajah Mada
kemudian diangkat secara resmi oleh Ratu Tribuwanatunggadewi sebagai patih di Majapahit (1334). Gajah Mada
wafat pada 1286 Saka atau 1364 Masehi.
Sumber: www.wikipedia.org

Karena jasa-jasanya yang begitu besar, Gajah Mada diangkat


menjadi Mahapatih Majapahit. Pada upacara pelantikannya sebagai
mahapatih, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang kemudian
terkenal dengan sebutan Sumpah Palapa. Isi dan maksud dari
Sumpah Palapa adalah Gajah Mada tidak akan makan palapa (garam
atau rempah-rempah), tidak akan bersenang-senang, dan tidak akan
beristirahat sebelum seluruh Kepulauan Nusantara bersatu di bawah
panji-panji Kerajaan Majapahit. Sekalipun sumpah itu mendapat
ejekan, Gajah Mada bertekad untuk mewujudkannya. Gajah Mada
terus berusaha untuk menaklukkan daerah-daerah di nusantara yang
belum mau tunduk pada kekuasaan Majapahit.

4) Hayam Wuruk (1350–1389 M)


Pada 1350 M Gayatri atau Rajapatni wafat. Dengan demikian,
Tribuwanatunggadewi yang menjadi raja atas nama Gayatri juga
harus turun takhta. Ia digantikan oleh Hayam Wuruk (putra dari

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 49


Tribuwanatunggadewi dan Kertawardana). Waktu itu usia Hayam
Wuruk baru enam belas tahun sehingga tepatlah nama Hayam Wuruk
yang artinya ayam jantan muda. Walaupun masih muda, tanda-tanda
kepiawaian dan kecerdasan Hayam Wuruk sudah terlihat.
Setelah menjadi raja, ia bergelar Rajasanegara. Ia memerintah
selama 39 tahun. Gajah Mada tetap menjabat sebagai Mahapatih
Majapahit. Keduanya menjadi dwitunggal yang mengantarkan
Majapahit menuju puncak keemasan. Wilayah kekuasaan Majapahit
sangat luas, bahkan melebihi luas wilayah Republik Indonesia
sekarang, mencakup sebagian besar wilayah nusantara sekarang
ini dan Malaysia. Oleh karena itu, Majapahit juga dikenal dengan
sebutan negara nasional kedua di Indonesia. Seluruh kepulauan di
nusantara berada di bawah kekuasaan Majapahit.

Gambar 2.23 Daerah Kekuasaan Kerajaan Majapahit


Sumber: www.wikipedia.org

c. Politik dan Pemerintahan


Kerajaan Majapahit telah mengembangkan sistem pemerintahan
yang cukup lengkap dan teratur. Hal ini didukung oleh adanya
stabilitas politik yang sejak masa Tribuwanatunggadewi perlahan
mulai stabil. Berkat kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah Mada,
stabilitas politik Majapahit semakin terjamin. Hal ini juga didukung
oleh kekuatan tentara Majapahit dan angkatan lautnya yang kuat
sehingga semua perairan nasional dapat diawasi.
Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia sehingga ia
memiliki kedudukan paling tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan
kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain sebagai berikut.

50 IPS SMP/MTs Kelas VII


1) Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja.
2) Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan
pemerintahan.
3) Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan.
4) Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan.

Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat


yang terpenting, yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi.
Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-
sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan.
Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan
yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara
Saptaprabhu.
Dari segi hukum dan peradilan Majapahit sudah sangat maju.
Untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa,
dibentuk badan peradilan yang disebut Saptopapati. Untuk
mendukung keterlaksanaan hukum disusun kitab hukum, yaitu Kitab
Kutaramanawa. Kitab ini disusun oleh Gajah Mada yang sangat piawai
dalam pemerintahan, strategi perang, dan hukum.
Majapahit juga menjalin hubungan dengan negara-negara/
kerajaan lain. Hubungan dengan Negara Siam, Birma, Kamboja,
Anam, India, dan Cina berlangsung dengan baik. Dalam membina
hubungan dengan luar negeri, Majapahit mengenal moto Mitreka
Satata, artinya negara sahabat.

d. Kehidupan Keagamaan
Kehidupan keagamaan di Majapahit sangat teratur dan penuh
toleransi. Di Majapahit berkembang dua agama, yaitu agama Hindu
dan agama Buddha. Mereka dapat hidup berdampingan secara
damai. Untuk mengatur kehidupan beragama, dibentuk badan atau
pejabat yang disebut Dharmadyaksa.

e. Perkembangan Sastra dan Budaya


Karya sastra yang paling terkenal pada zaman Majapahit adalah Jendela Info
Kitab Negarakertagama. Kitab ini ditulis oleh Empu Prapanca pada
Negarakertagama per­tama
1365 M. Di samping menunjukkan kemajuan Majapahit di bidang
kali ditemukan kembali
sastra, Negarakertagama juga merupakan sumber sejarah Majapahit. pada tahun 1894 oleh J.L.A.
Kitab lain yang penting adalah Sutasoma. Kitab ini disusun oleh Brandes, seorang ilmuwan
Empu Tantular. Kitab Sutasoma memuat kata-kata yang sekarang Belanda yang mengiringi
menjadi semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. ekspedisi KNIL di Lombok.
Di samping menulis Sutasoma, Empu Tantular juga menulis kitab Ia menye­lamatkan isi per­
Arjunawiwaha. pustakaan Raja Lombok
Bidang seni bangunan juga berkembang. Banyak candi telah di Cakranagara sebelum
dibangun. Candi-candi yang telah dibangun waktu itu, antara lain Candi istana sang raja akan diba­
Penataran dan Sawentar di daerah Blitar, Candi Tlagawangi dan Sura­ kar oleh tentara KNIL.
Sumber: www.wikipedia.org
wana di dekat Pare, Kediri, serta Candi Tikus dan candi di Trowulan.

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 51


f. Kemunduran Majapahit
Pada 1364 M, Majapahit kehilangan tokoh dan pemimpin yang
tidak ada bandingannya. Gajah Mada meninggal dunia. Hayam Wuruk
kesulitan mencari pengganti Gajah Mada. Tidak ada seorang pun
yang sanggup menggantikan peran dan kedudukan Gajah Mada.
Majapahit semakin mundur ketika Hayam Wuruk wafat pada tahun
1389 M. Kepergian Gajah Mada dan Hayam Wuruk berpengaruh
sangat besar terhadap menurunnya pamor Majapahit. Pengganti
Hayam Wuruk seperti Wikramawardhana dan Suhita tidak dapat
mengatasi pemberontakan yang dihadapi oleh Bhre Wirabumi
dari Blambangan. Akhirnya, timbul perang berlarut-larut antara
Wikramawardana dengan Bhre Wirabumi yang mengakibatkan
pecahnya Perang Paregreg.
Perang saudara yang berkepanjangan membuat Majapahit
semakin lemah. Puncaknya adalah serangan tentara Islam Demak
pada masa pemerintahan Girindrawardana. Sejak saat itu, Majapahit
menjadi salah satu daerah bawahan Kerajaan Demak.

Gambar 2.24 Candi


Waringin Lawang
Sumber: www.wikipedia.org

10. Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa


di Bali
a. Perkembangan Buleleng
Kalian tentu tidak asing lagi dengan nama Pulau Bali. Pada
masa Hindu Buddha, Bali termasuk salah satu daerah yang terkena
pengaruhnya. Hingga kini, bahkan mayoritas penganut agama Hindu
masih banyak terdapat di Bali. Salah satu Kerajaan Hindu Buddha di
Bali adalah Kerajaan Buleleng. Nama Buleleng mulai terkenal setelah
periode kekuasaan Majapahit. Sekarang, Buleleng merupakan salah
satu nama kabupaten di Bali.
Buleleng terletak di tepi pantai sehingga lambat laun kerajaan
ini menjadi pusat perdagangan laut. Hasil pertanian dari pedalaman
diangkut lewat darat menuju Buleleng. Dari Buleleng barang
dagangan berupa hasil pertanian, seperti kapas, beras, asam, kemiri,

52 IPS SMP/MTs Kelas VII


dan bawang diperdagangkan ke pulau lain. Seiring berkembangnya
perdagangan laut di zaman kuno, Buleleng secara ekonomis berperan
penting bagi perkembangan kerajaan-kerajaan di Bali, misalnya pada
masa Kerajaan Dinasti Warmadewa.

b. Kerajaan Dinasti Warmadewa


1) Sumber Sejarah
Prasasti tertua yang berangka tahun 804 S atau 882 M berisi
tentang pemberian izin kepada para biksu untuk membuat pertapaan
di Bukit Kintamani. Prasasti itu menyebutkan bahwa istana raja
terletak di Singhamandawa. Prasasti lain berbentuk semacam tugu
ditemukan di Desa Blanjong, dekat Sanur, berangka tahun 836 S atau
914 M. Prasasti itu menyebutkan bahwa yang memerintah adalah
Raja Kesari Warmadewa.
Menurut perkiraan, Singhamandawa terletak di antara Kintamani
(Danau Batur) dan Pantai Sanur (Blanjong), yaitu sekitar Tampaksiring
dan Pejeng. Singhamandawa berada di antara Sungai Patanu dan
Pakerisan. Menurut para pemuka di Bali, Singhamandawa terletak
di Pejeng sekarang.

2) Perkembangan Politik Pemerintahan


Raja-raja yang berkuasa di Kerajaan Singhamandawa dikenal
dengan Wangsa (Keluarga) Warmadewa. Wamsakarta adalah Kesari
Warmadewa. Setelah Kesari Warmadewa (tahun 915–942 M) yang
menjadi raja adalah Ugrasena. Setelah itu, raja-raja yang memerintah
di Bali dari Wangsa Warmadewa, antara lain sebagai berikut.
a) Tabanendra Warmadewa, memerintah bersama permaisurinya
Sang Ratu Luhur Sri Subadrika Darmadewi (955–967 M).
b) Indra Jayasinga Warmadewa (967–975 M).
c) Janasadu Warmadewa (975–983 M).
d) Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi, seorang raja perempuan
(983–989 M).
e) Darma Udayana Warmadewa, memerintah bersama permaisuri­
nya Mahendradatta (989–1011 M).
f) Marakata Pangkaa (1011–1025 M).
g) Anak Wungsu (1049–1077 M).
h) Sri Maharaja Sri Walaprabu.

Dari beberapa raja tersebut yang terkenal, antara lain Indra


Jayasinga Warmadewa, Udayana, dan Anak Wungsu. Udayana
termasuk raja yang besar dari Wangsa Warmadewa. Ia memerintah
bersama permaisurinya bernama Mahendradatta (putri dari Raja
Makutawangsawardana di Jawa Timur). Pada 1001 M, Mahendradatta
wafat dan dicandikan di Desa Burwan atau Buruan di dekat Bedulu.
Arca perwujudannya berupa Durga terdapat di Kutri, daerah Gianyar
sehingga dikenal dengan nama Durga Kutri.

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 53


Sepeninggal Mahendradatta, Udayana menjalankan pemerintahan
sendiri sampai tahun 1011 M. Udayana wafat dan dicandikan di
Banu Wka. Udayana mempunyai tiga orang putra, yaitu Airlangga,
Marakata, dan Anak Wungsu. Airlangga kemudian berkuasa di Jawa
Timur menggantikan Darmawangsa. Ia kemudian digantikan oleh
Marakata (Marakata Pangkaja). Raja Marakata disebut sebagai
kebenaran hukum dan selalu melindungi rakyatnya.
Marakata Pangkaja digantikan oleh saudaranya bernama Anak
Wungsu. Pada masa pemerintahan Anak Wungsu, kekuasaan
Wangsa Warmadewa mencapai zaman keemasan. Kerajaan dalam
keadaan aman dan tenteram. Rakyat bertambah makmur. Pada
masa pemerintahannya, agama juga berkembang dengan baik.
Anak Wungsu adalah pemeluk Hindu yang setia, terutama aliran
Waisnawa. Ia telah membangun komplek percandian di Gunung
Kawi, Tampaksiring.

Gambar 2.25 Candi Gunung Kawi


Sumber: http://www.baliqu.wordpress.com

Anak Wungsu memerintah hingga tahun 1077 M. Ia tidak


menurunkan seorang putra pun. Anak Wungsu wafat tahun 1077 M
dan dicandikan di Gunung Kawi dekat Tampaksiring. Anak Wungsu
digantikan oleh Sri Maharaja Sri Walaprabu.
Setelah kekuasaan Jayasakti berakhir, tidak terdengar berita siapa
yang menjadi raja. Baru pada 1155 M muncul seorang raja bernama
Ranggajaya. Pemerintahan raja ini tidak banyak diketahui. Hanya
pada 1177 M muncul pemerintahan Raja Jayapangus. Ia diperkirakan
merupakan putra Ranggajaya.
Raja Jayapangus merupakan raja yang terkenal di Bali. Jayapangus
memerintah hingga tahun 1181 M. Sesudah Raja Jayapangus, masih
banyak raja yang memerintah di Bali. Pada 1284 M, Bali ditundukkan
oleh Kertanegara dari Singasari. Pada 1343 M, Bali menjadi daerah
kekuasaan Majapahit.

11. Kerajaan Sunda (Pajajaran) di Jawa Barat


Setelah Kerajaan Tarumanegara, perkembangan sejarah di
Jawa Barat tidak banyak diketahui lagi. Pada Tahun 1050 M, nama

54 IPS SMP/MTs Kelas VII


Sunda kembali dijumpai dalam Prasasti Sanghyang Tapak. Prasasti
ini ditemukan di Kampung Pangcalikan dan Bantarmuncang di tepi
Sungai Cicatih, Cibadak, Sukabumi. Prasasti ini penting karena
menyebut nama Raja Sri Jayabupati. Daerahnya disebut Prahajyan
Sunda. Raja Sri Jayabupati disamakan dengan Rakyan Darmasiksa
pada cerita Parahyangan. Pusat pemerintahannya adalah Pakuan
Pajajaran (diperkirakan di dekat Bogor sekarang).
Raja Sri Jayabupati merupakan penganut agama Hindu aliran
Waisnawa. Hal ini dapat dilihat dari gelarnya, yaitu Wisnumurti. Masa
pemerintahan Jayabupati sezaman dengan pemerintahan Airlangga
di Jawa Timur.
Perkembangan kerajaan Hindu Buddha di Jawa Barat tidak banyak
meninggalkan bangunan keagamaan sebagaimana di Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Satu-satunya Candi Hindu yang masih utuh adalah
Candi Cangkuang di Garut.
Sri Jayabupati digantikan oleh Rahyang Niskala Wastu Kancana.
Pusat kerajaannya ada di Kawali. Dengan demikian, kemungkinan
pusat kerajaan pindah dari Pakuan Pajajaran ke Kawali. Letak Kawali
tidak jauh dari Galuh yang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan
Sunda zaman Sanna dahulu. Diterangkan bahwa di sekeliling keraton
dibuat saluran air. Raja Niskala Wastu Kancana meninggal dan
dimakamkan di Nusalarang. Ia digantikan oleh anaknya yang bernama
Rahyang Dewa Niskala atau Rahyang Ningrat Kancana.

Gambar 2.26 Sungai Citarum yang membelah Kerajaan


Sunda dan Kerajaan Galuh.
Sumber: www.wikipedia.org

Tentang keadaan Kerajaan Pajajaran, Tome Pires menggambarkan


bahwa ibu kota kerajaannya sangat ramai. Terdapat sekitar 50.000
penduduk dengan berbagai pekerjaan, seperti juru lukis (pelukis),
pande dang (pandai besi), pande mas, panyamah (penyawah), pako
tokan (peternak ayam), dan sebagainya.

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 55


Rahyang Dewa Niskala digantikan oleh Sri Baduga Maharaja.
Jendela Info Ia bertakhta di Pakuan Pajajaran. Sri Baduga memerintah antara
Pasundan Bubat meru­ tahun 1350 hingga 1357 M. Pusat pemerintahannya kembali ke
pakan tragedi berdarah Pakuan Pajajaran. Pada masa pemerintahannya, kerajaan teratur
yang terjadi antara pasu­ dan tenteram.
kan Gajah Mada dengan Menurut Kitab Pararaton, pada masa pemerintahan Sri Baduga
Sri Baduga Maharaja di Maharaja telah terjadi peristiwa yang disebut Pasundan Bubat.
Desa Bubat. Bermula Dalam peristiwa tersebut Sri Baduga Maharaja tewas. Akhirnya,
dari ambisi Gajah Mada yang melanjutkan pemerintahan di Pakuan Pajajaran adalah Hyang
untuk menguasai Kerajaan Bunisora. Ia memerintah antara tahun 1357–1371 M. Setelah itu,
Pajajaran dengan mela­ berturut-turut raja yang memerintah di Sunda sebagai berikut.
kukan perkawinan politik a. Prabu Niskala Wastu Kancana (1371–1474 M).
a n t a r a H ay a m Wu r u k b. Tohaan di Galuh (1415–1482 M).
dengan Dyah Pitaloka. Ia c. Sang Ratu Jayadewata (1482–1521 M).
merupakan putri Sri Baduga. Pada masa pemerintahan Jayadewata, Ratu Samiam (Surawisesa)
Gajah Mada memandang sebagai putra mahkota diutus ke Malaka. Pada waktu itu, Islam
pernikahan tersebut sudah berkembang di berbagai daerah, termasuk di Cirebon.
sebagai tanda takluknya Tujuannya untuk mencari bantuan pada Portugis karena Kerajaan
Pajajaran. Sri Baduga tidak Pajajaran saat itu terdesak oleh serangan tentara Islam.
terima sehingga terjadilah d. Ratu Samiam (Surawisesa) (1521–1535 M).
Perang Bubat. Pada masa pemerintahan Ratu Samiam datang utusan Portugis
dari Malaka dipimpin oleh Hendrik de Leme. Pada tahun 1527 M
Sunda Kelapa jatuh ke tangan tentara Islam.
e. Prabu Ratu Dewata (1535–1543 M).
Pada masa pemerintahan Prabu Ratu Dewata, terjadi serangan
tentara Islam yang dipimpin oleh Maulana Hasanuddin dan
anaknya, Maulana Yusuf.
f. Sang Ratu Saksi (1543–1551 M).
g. Tohaan di Majaya (1551–1567 M).
h. Nusiya Mulya (1567–1579 M).
Nusiya Mulya merupakan raja terakhir dari Kerajaan Pajajaran.

C. Peninggalan Bercorak Hindu Buddha


Kalian tentu tahu bahwa candi merupakan salah satu peninggalan
sejarah yang bercorak Hindu Buddha di Indonesia. Namun, tahukah
kalian bahwa peninggalan Kerajaan Hindu Buddha bukan hanya
berbentuk candi? Masa Kerajaan Hindu Buddha juga meninggalkan
berbagai peninggalan budaya yang lain. Apa saja bentuk peninggalan
Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia? Mari kita pelajari bersama-
sama.

1. Candi
Dasar bangunan candi sebenarnya adalah punden berundak.
Bangunan ini pernah berkembang pada Zaman Megalithikum.
Candi-candi yang berhasil ditemukan di Indonesia, di antaranya
sebagai berikut.

56 IPS SMP/MTs Kelas VII


Jendela Info
Candi berasal dari kata
candika grha, artinya rumah
Dewi Candika. Ia adalah
Dewi Maut. Pada zaman da­
hulu, Dewi Candika dipuja
oleh orang-orang beragama
Hindu. Mereka memuja
Dewi Candika karena ta­
kut kematian. Selain itu,
mereka berharap akan
mendapat pertolongannya
Gambar 2.27 Lokasi ditemukannya candi.
Sumber: www.e-dukasi.net ketika mereka meninggal.
Sumber: Mengenal Candi

a. Candi Bercorak Hindu


Candi yang bercorak Hindu, antara lain berikut ini.
1) Candi-Candi di Dataran Tinggi Dieng
Candi-candi di Dataran Tinggi Dieng lebih banyak menggunakan
nama tokoh pewayangan, seperti Gatotkaca, Arjuna, Semar, Srikandi,
Puntadewa, dan Sembadra. Letak candi tersebar dan bangunannya
kecil-kecil. Hal itu menunjukkan sifat demokratis yang dianut oleh
Dinasti Sanjaya.

Gambar 10.28 Candi Dieng


Sumber: Mengenal Candi

2) Candi Prambanan
Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Asia
Tenggara. Candi ini merupakan karya monumental dari Dinasti Jendela Info
Sanjaya setelah kembali berkuasa di Mataram. Candi Prambanan
bahkan merupakan tandingan Candi Borobudur. Kelebihan Candi Sejak tahun 1991, Candi
Prambanan adalah gayanya yang lebih demokratis, jumlah candi Prambanan merupakan
situs yang dilindungi oleh
lebih banyak, terlebih lagi candi perwaranya. Candi utamanya Candi
UNESCO, termasuk saat
Syiwa terkenal dengan nama sebutan Candi Roro Jonggrang (artinya
terjadi peperangan.
gadis yang langsing).

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 57


Gambar 2.29 Candi Prambanan
Sumber: www.wikipedia.org

b. Candi Buddha
Candi-candi Buddha lebih banyak dibangun sejak zaman Dinasti
Syailendra. Candi-candi itu adalah sebagai berikut.
1) Candi Kalasan (778 M)
Sumbernya berasal dari Prasasti Kalasan yang menyebutkan
bahwa para guru sang raja mestika keluarga. Syailendra telah berhasil
membujuk Maharaja Tejapurnapana Pangangkaran untuk mendirikan
bangunan suci Dewa Tara dan sebuah biara untuk para pendeta
dalam kerajaan keluarga Syailendra.

2) Candi Mendut
Candi Mendut merupakan candi Buddha yang didirikan oleh Raja
Gambar 2.30 Candi
Indra (824 M). Di dalam candi terdapat tiga patung, yaitu Buddha
Kalasan Cahyamuni yang duduk bersila, Avalokiteswara, dan Maitrya. Antara
Sumber: Mengenal Candi Candi Mendut, Borobudur, dan Pawon terdapat hubungan khas, yaitu
ketiganya terletak pada satu garis lurus.

Jendela Info 3) Candi Borobudur


Borobudur merupakan Candi Borobudur merupakan candi terbesar di Indonesia. Candi
gabungan dari kata Bara itu dibangun pada zaman Raja Samaratungga (824 M). Sifatnya
dan Budur. Bar a dari yang tunggal menunjukk an kerajaan yang otoriter. Sayangnya, tidak
bahasa Sanskerta berarti ditemukan data berapa banyak rakyat yang dikerahkan dan berapa
komplek candi atau lama selesai dibuatnya candi tersebut.
biara. Sementara Budur
mengingatkan kita dengan 4) Candi Ratu Boko
kata yang berasal dari Bali Candi Ratu Boko sebenarnya bukan merupakan candi dalam
Beduhur yang berarti di pengertian keagamaan, melainkan sebuah istana. Peninggalan itu
atas. Dengan kata lain,
terletak di perbukitan, dikelilingi oleh tembok benteng dan selokan.
Borobudur berarti biara di
Oleh karena itu, bangunan tersebut diduga sebagai istana keluarga
atas bukit.
Sumber: www.ukdw.ac.id
dari raja-raja Syailendra. Peninggalannya yang masih berarti hanya
pintu gerbangnya.

58 IPS SMP/MTs Kelas VII


Gambar 2.31 Candi Ratu Boko Gambar 2.32 Candi Sewu
Sumber: Mengenal Candi Sumber: Mengenal Candi

5) Candi Sewu
Candi Sewu merupakan candi Buddha, tetapi menggunakan
susunan candi Hindu Prambanan sehingga merupakan semacam
akulturasi. Candi Sewu terdiri dari satu candi induk dan dikelilingi oleh
550 candi perwara (kecil-kecil), yang tersusun dalam empat baris.
Semuanya dikelilingi oleh tembok benteng yang berbentuk persegi
empat. Disebut Candi Sewu karena jumlahnya sangat banyak. Candi
Sewu dibangun pada akhir abad ke-9 M, pada masa pemerintahan
Pramodhawardani.

2. Seni Ukir
Seni ukir yang paling berkembang pada masa Hindu Buddha adalah
relief yang dipahatkan pada dinding-dinding candi. Hiasan yang dipahat­
kan umumnya adalah sulur-sulur tanaman, sejarah kehidupan atau
cerita. Relief pada Candi Borobudur menceritakan sejarah Buddha,
sedangkan pada Candi Prambanan adalah cerita Ramayana.

Gambar 2.33 Relief Prambanan Gambar 2.34 Relief pada dinding Candi Borobudur.
Sumber: Mengenal Candi Sumber: Mengenal Candi

3. Arca
Arca merupakan hasil pahatan pada kayu, batu, atau bahan lain
yang membentuk tiruan manusia, hewan ataupun bentuk lainnya.
Pada para penganut Hindu, raja yang sudah meninggal kemudian
dibuatkan arca. Di samping untuk menghormati raja, arca juga sering
digunakan untuk menggambarkan para dewa dalam agama Hindu.
Sementara dalam penganut Buddha, arca sering digunakan untuk
menggambarkan sang Buddha Gautama.

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 59


Jendela Info 4. Prasasti
Contoh prasasti yang ditemukan di Indonesia antara lain sebagai
Arca Buddha selalu diwu­ berikut.
judkan dalam sikap duduk a. Prasasti Yupa (Kutai). Isinya memuat berita tentang pelaksa­naan
yang sama. Yang membeda­ upacara kurban karena keberhasilan raja dan pemerin­tahannya.
kan adalah sikap tangannya
Yupa adalah tugu peringatan.
atau mudra. Di keempat
penjuru mata angin, sikap b. Prasasti Ciaruteun (Tarumanegara). Isinya memuat keperkasaan
tangan arca Buddha ber­ dan kebijaksanaan pemerintahan seorang raja.
lainan.
c. Prasasti Canggal (Mataram Lama). Isinya memuat pendirian
Kerajaan Mataram Lama oleh Raja Sanjaya.
d. Prasasti Ratu Boko (Syailendra). Isinya memuat pelarian Raja
Balaputra Dewa ke Sriwijaya setelah kalah perang menghadapi
kakaknya Pramodhawardani.
e. Prasasti Kedukan Bukit. Isinya antara lain menerangkan bahwa
Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci (siddhayatra)
dengan menggunakan perahu. Ia berangkat dari Minangatamwan
dengan membawa tentara 20.000 personel.

5. Karya Sastra
Pada zaman Hindu Buddha, karya sastra mengalami perkembangan.
Karya sastra tersebut sangat berguna untuk memberikan gambaran
tentang kehidupan pada zaman Hindu dan Buddha. Karya sastra
yang terkenal, antara lain sebagai berikut.
Gambar 10.35 Arca Dewa
Hindu bertangan empat.
a. Kitab Negarakertagama
Sumber: Mengenal Candi Negarakertagama merupakan karya sastra paling terkenal pada
zaman Majapahit. Kitab ini ditulis oleh Empu Prapanca pada tahun
1365 M. Di samping menunjukkan kemajuan Majapahit di bidang
sastra, Negarakertagama juga menjadi sumber sejarah Majapahit.

b. Kitab Sutasoma
Sutasoma juga merupakan karya sastra yang terkenal dari
Kerajaan Majapahit. Kitab ini disusun oleh Empu Tantular. Kitab
Sutasoma memuat kata-kata yang sekarang menjadi semboyan
negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

c. Kitab Baratayuda
Kitab Baratayuda digubah Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada
zaman Jayabaya untuk memberikan gambaran terjadinya perang
saudara antara Panjalu melawan Jenggala. Perang saudara itu
digambarkan sebagai perang antara Kurawa dengan Pandawa yang
Gambar 10.36 Arca Sidharta
masing-masing merupakan keturunan Barata.
Gautama.
Sumber: Mengenal Candi d. Kitab Kresnayana
Kitab Kresnayana ditulis oleh Empu Triguna pada zaman Raja
Jayaswara. Isinya mengenai perkawinan antara Kresna dengan Dewi
Rukmini.

60 IPS SMP/MTs Kelas VII


e. Kitab Smaradahana
Kitab Smaradahana ditulis oleh Empu Darmaja. Isinya menceritakan
sepasang suami istri, Smara dan Rati yang menggoda Dewa Syiwa
yang sedang bertapa. Smara dan Rati kena kutuk dan mati terbakar
oleh api (dahana) karena kesaktian Dewa Syiwa. Akan tetapi, kedua
suami istri itu dihidupkan lagi dan menjelma sebagai Kameswara
dan permaisurinya.

f. Kitab Lubdaka
Kitab Lubdaka ditulis oleh Empu Tanakung. Isinya tentang seorang
pemburu bernama Lubdaka. Ia sudah banyak membunuh. Pada suatu
ketika, ia mengadakan pemujaan istimewa terhadap Syiwa sehingga
roh yang semestinya masuk neraka akhirnya masuk surga.

Masa Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 61


62 IPS SMP/MTs Kelas VII
BAB III

PERKEMBANGAN ISLAM
DI INDONESIA

Perkembangan Islam di Indonesia

Kelahiran Masuk dan Kerajaan Islam di Peninggalan Islam


Islam Berkembangnya Indonesia di Indonesia
Islam di Indonesia

1. Perlak 1. Seni Bangunan


2. Samudra 2. Seni Ukir
Pasai 3. Seni
3. Malaka Pertunjukan
4. Aceh 4. Aksara dan
5. Demak Seni Sastra
6. Pajang
7. Mataram Islam
8. Cirebon
9. Banten
10. Makassar
11. Ternate &
Tidore

63
Perayaan Sekaten
Sumber: http://mycityblogging.com

D i Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta, masyarakat tidak asing lagi dengan
acara Sekaten. Acara yang berlangsung setiap tahun ini diselenggarakan oleh Keraton
Yogyakarta ataupun Surakarta. Sekaten berlangsung sejak ratusan tahun silam, yaitu saat
di Indonesia berkembang kerajaan-kerajaan Islam. Apabila ada kesempatan, coba kalian
kunjungi perayaan Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta. Perayaan Sekaten diisi dengan
tabuhan gamelan. Para tokoh penyebar Islam di Indonesia seperti para wali memanfaatkan
kesenian sebagai sarana penyebaran agama Islam. Pada masa Kerajaan Islam, setiap
tahun dilakukan tradisi upacara pesta rakyat. Berbagai kesenian dan pasar malam dibuka
di alun-alun keraton. Rakyat berduyun-duyun dari berbagai pelosok kerajaan. Kesempatan
ini digunakan para wali untuk menyebarkan agama Islam. Sunan Kalijaga memperkenalkan
gamelan Sekaten. Ketika masyarakat berkumpul untuk mendengarkan gamelan, di situlah
dilakukan upacara masuk agama Islam. Mereka melafalkan dua kalimat syahadat sebagai
tanda telah masuk Islam. Sekaten memang berasal dari bahasa Arab Syahadata’in.
Acara Sekaten dilaksanakan setiap bulan Maulud (tahun Hijriah) setiap tahunnya. Itulah
salah satu metode dakwah atau penyiaran agama Islam di Indonesia. Bagaimana proses
penyebaran agama Islam di daerah lain? Apa saja pengaruh perkembangan agama Islam
di Indonesia?

64 IPS SMP/MTs Kelas VII


A. Proses Lahirnya Islam Kata-kata kunci
Sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam. Kapan Islam
pertama kali dianut oleh masyarakat Indonesia? Dari mana asal • Agama Islam
usul agama Islam? Mari kita telusuri melalui uraian di bawah ini! • Akulturasi
• Benda
1. Islam Berasal dari Negara Arab • Kebudayaan
• Kerajaan
• Peninggalan
• Tradisi

Gambar 3.1 Peta Asia Barat


Sumber: Atlas Indonesia dan Dunia

Coba kalian cari letak Kota Mekkah pada peta di atas. Nah, di
situlah pertama kali agama Islam lahir di dunia. Nabi Muhammad
adalah pembawa agama Islam.

a. Nabi Muhammad SAW. Pembawa Agama Islam


Nabi Muhammad SAW. lahir di Kota Mekkah pada hari Senin,
12 Rabiulawal tahun gajah (Amulfil), bertepatan dengan 20 April
571 M. Ibunya bernama Siti Aminah binti Wahab. Ayahnya Abdullah
bin Abdul Muntalib telah meninggal sejak Muhammad masih dalam
kandungan.
Kitab suci umat Islam adalah Al-Qur’an. Ayat-ayat dalam Al-Qur’an
disebut juga wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
melalui Malaikat Jibril. Wahyu pertama adalah Surat Al-Alaq ayat 1
hingga 5. Dengan diterimanya wahyu yang pertama itu, kenabian
dan kerasulan Muhammad telah dimulai. Pada saat tersebut, Nabi
Muhammad berumur 40 tahun. Ajaran Islam menekankan pada

Perkembangan Islam di Indonesia 65


tauhid atau keesaan Allah. Agama Islam hanya menyembah kepada
satu Tuhan (monoteisme), yaitu Allah SWT.

b. Sumber Pokok Ajaran Islam


Ajaran agama Islam bersumber pada dua sumber pokok, yaitu
Al-Qur’an dan Hadis.
1) Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi wahyu atau
firman-firman Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw.
dengan perantaraan Malaikat Jibril.

2) Hadis
Hadis adalah setiap pemberitaan yang berkaitan dengan ucapan,
sikap, tindakan, dan keteladanan dalam kehidupan Nabi Muhammad
saw.
Setelah Nabi Muhammad wafat, agama Islam semakin berkem­
bang pesat. Dalam ajaran Islam, menyebarkan agama adalah
kewajiban kaum Muslim laki-laki dan perempuan. Sejak masa
khalifah Arrasyidin, Islam berkembang ke berbagai penjuru dunia.
Islam bahkan sampai di Eropa dan Asia. Akhirnya, agama Islam
menyebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke Indonesia.
Kapan agama Islam pertama kali sampai di Indonesia? Berikut ini
uraiannya.

B. Perkembangan Agama dan Kebudayaan


Islam di Indonesia

Gambar 3.2 Jalur perdagangan dan penyebaran Islam.


Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia

Coba kalian amati gambar peta perdagangan dan pelayaran Asia


di atas. Pelayaran dari Asia Barat sampai Asia Timur melewati Asia
Tenggara telah ramai sebelum kelahiran agama Islam. Perkembangan

66 IPS SMP/MTs Kelas VII


agama Islam erat kaitannya dengan jalur perdagangan di atas. Siapa
saja yang membawa ajaran Islam ke Indonesia? Mari kita telusuri
pada bagian selanjutnya!

1. Kedatangan Islam ke Indonesia


Islam diperkirakan telah masuk ke Indonesia sejak abad VII. Akan
tetapi, banyak pula ahli yang berpendapat bahwa Islam baru masuk
ke Indonesia pada abad XI. Bukti bahwa Islam masuk di Nusantara
pada sekitar abad ke-7–8 M didasarkan pada masa tersebut di
Indonesia telah ramai berhubungan dagang dengan negeri-negeri
India, Cina, dan juga dunia Arab. Orang-orang dari kawasan Arab
dan lainnya telah beragama Islam dan membawa pengaruh Islam
ke Nusantara. Perkembangan perdagangan dan pelayaran pada
abad VII merupakan alasan logis bahwa agama Islam telah masuk
ke Indonesia.
Dalam riwayat di Cina disebutkan bahwa di tahun 674 M telah
banyak dijumpai orang-orang migrasi Arab di pesisir pantai timur Gambar 3.3 Marco Polo
Sumatra. Pendapat ini didukung oleh D.G.E. Hall. Ia mengatakan Sumber: http://
bahwa sejak abad ke-7 M pedagang-pedagang Arab Muslim sudah elementaryteacher.files.
wordpress.com
melakukan perdagangan dengan beberapa kerajaan di Nusantara.
Pernyataan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13
mendasarkan angka tahun pada nisan Sultan Malik al Saleh, (Sultan
I Kerajaan Samudra Pasai) dan catatan perjalanan Marco Polo. Dalam
nisan Sultan Malik al Saleh tertera angka 689 H (1297 M). Marco
Polo pernah singgah di bagian utara Aceh (1291) dalam perjalanan
dari Tiongkok ke Persia. Dalam catatannya, ia menjelaskan bahwa di
Perlak banyak dijumpai penduduk yang beragama Islam dan banyak
pedagang Islam yang menyebarkan Islam.
Di samping abad ke-13, ada juga yang menyebutkan bahwa Islam
datang ke kawasan Nusantara pada abad ke-11. Hal ini didasarkan
pada bukti adanya makam seorang wanita muslim yang bernama Gambar 11.4 Makam
Fatimah Binti Maemoon. Makam ini terdapat di Leran, Gresik, Jawa Timur. Fatimah binti Maemoon
Sumber: www.wisatanet.com
Makam Fatimah Binti Maemoon berangka tahun 475 H atau 1082 M.

2. Asal Islam yang Masuk Indonesia


Ada beberapa pendapat mengenai asal kedatangan Islam di
Indonesia. Ada yang menyatakan bahwa Islam datang langsung
dari negeri Arab. Namun, ada pula pendapat yang menyatakan
bahwa Islam di Indonesia tidak langsung datang dari Arab, tetapi
dari Persia, Gujarat (India), dan Cina. Alasan-alasan apa saja yang
melatarbelakangi pendapat asal usul agama Islam di Indonesia?

a. Dari Gujarat
Pendapat ini didasarkan pada adanya kesamaan nisan-nisan
yang ditemukan di beberapa wilayah Nusantara berlanggam Gujarat.
Pendapat ini diperkuat oleh berita dari Marco Polo (1292 M) yang

Perkembangan Islam di Indonesia 67


menerangkan bahwa banyak pedagang dari Gujarat menyebarkan
agama Islam di Sumatra Utara.

b. Persia
Pendapat ini didasarkan pada adanya pengaruh kebudayaan
Persia di Indonesia. Pengaruh itu, misalnya dalam hal ejaan.
Dikenalkannya ejaan-ejaan khas Parsi, seperti Jabar, Jeer, dan Pees.
Sementara dalam bahasa Arab, ejaan tersebut adalah Fatah, Kasroh,
dan Dhomah. Ditambahkan juga adanya huruf sin yang tidak bergigi,
sedangkan huruf sin Arab bergigi.

c. Cina
Sebelum lahirnya agama Islam, jalur perdagangan Asia Barat
dan Cina sudah ramai. Pada masa perkembangan Islam, pelayaran
Asia Barat ke Asia Timur melalui Asia Tenggara juga telah ramai.
Disimpulkan bahwa banyak musafir Cina yang menyebarkan agama
Islam ke Indonesia. Laksamana Cheng Ho adalah salah satu
bahariwan Cina yang pernah melakukan pelayaran ke Indonesia saat
Kerajaan Majapahit masih berdiri.

3. Cara Penyebaran Islam di Indonesia


Pemeluk agama Islam di Indonesia sangatlah beragam, baik dari
kalangan bangsawan maupun kalangan rakyat jelata. Sebenarnya,
apa yang membuat mereka tertarik pada Islam? Berikut ini daya
tarik Islam.
a. Syarat untuk masuk agama Islam sangat mudah. Seseorang
Gambar 3.5 Laksamana telah dianggap masuk Islam hanya dengan mengucap dua
Cheng Ho kalimat syahadat yang berisi pengakuan tidak ada tuhan selain
Sumber: www.swaramuslim.
com
Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
b. Upacara-upacara dalam agama Islam sangat sederhana diban­
dingkan dengan agama Hindu ataupun Buddha.
c. Runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya yang ikut memper­
lancar penyebaran Islam di Indonesia.
d. Agama Islam tidak mengenal sistem kasta. Semua manusia
mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah, yang mem­
bedakan hanyalah amal dan perbuatan.
e. Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara
damai tanpa kekerasan, serta melalui pendekatan budaya yang
disesuaikan dengan adat dan tradisi bangsa Indonesia.

Bagaimana cara penyebaran Islam di Indonesia? Berikut ini uraiannya.


a. Jalur Perdagangan
Para pedagang Islam yang berdagang di Indonesia juga aktif
menyebarkan agama Islam lewat interaksi dengan pedagang
dan pembeli. Perdagangan banyak terjadi di pelabuhan sehingga
penduduk yang pertama kali memeluk Islam adalah penduduk yang
tinggal di daerah pantai.

68 IPS SMP/MTs Kelas VII


b. Jalur Pernikahan
Para pedagang Islam lama-kelamaan banyak yang menetap di
Indonesia dan membentuk perkampungan muslim yang disebut
Pekojan. Mereka kemudian menikah dengan penduduk setempat
sehingga keluarganya ikut menganut agama Islam.

c. Jalur Politik
Penyebaran Islam dengan jalan politik dilakukan oleh para
penguasa. Cara ini cukup berhasil karena mereka mempunyai
pengaruh dan wibawa sehingga ketika para penguasa masuk Islam,
rakyatnya segera mengikuti. Akibatnya, seiring semakin luasnya
daerah kekuasaan penguasa, penyebaran pengaruh Islam semakin
luas.

d. Jalur Dakwah
Penyebaran Islam lewat jalur dakwah dilakukan oleh para
wali, ulama, dan tokoh agama yang menyebarkan agama Islam di
lingkungannya masing-masing. Dengan demikian, agama Islam
menyebar di seluruh kalangan masyarakat. Para ulama melakukan
pengembangan atau penyebaran agama Islam dengan terjun Jendela Info
langsung ke masyarakat, pasar, dan tempat umum di mana banyak
rakyat yang beraktivitas. Penyebaran Islam melalui
pondok pesantren dipelo­
e. Jalur Pendidikan pori oleh Sunan Ampel
yang mendirikan Pondok
Penyebaran Islam melalui jalur pendidikan dilakukan melalui
Pesantren Ampel Denta di
pondok pesantren. Para ulama mendirikan pesantren-pesantren yang
Surabaya Jawa Timur.
mendidik murid-murid mereka tentang ilmu-ilmu agama. Para ulama
mendirikan lembaga pendidikan pesantren karena pola ini dianggap
sama dengan model padepokan yang berdiri pada masa Hindu.
Setelah para santri keluar dari pesantren, mereka aktif menyebarkan
agama Islam sehingga penganut Islam semakin banyak.

f. Jalur Kesenian
Penyebaran Islam yang dilakukan melalui jalur kesenian, antara
lain melalui wayang, syair, kaligrafi, dan lain-lain. Untuk mendekatkan
diri dengan penganut Hindu Buddha, mereka menggunakan bentuk
akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri
dengan ajaran Islam di dalamnya, misalnya upacara Sekaten
menggunakan seni musik gamelan yang gendingnya berisi ajaran
Islam. Demikian pula dengan kesenian wayang yang berasal dari
agama Hindu di India, kemudian pada masa Islam tetap dilestarikan,
namun ceritanya dialiri napas Islam. Seni hias dan ukir pun turut
digunakan dalam penyebaran agama Islam. Misalnya, hiasan ukir Gambar 3.6 Wayang
yang mirip dengan ukir-ukiran kebudayaan Hindu. Seni suara, merupakan salah satu jalur
misalnya lagu “Ilir-Ilir” dan “Jamuran” ciptaan Sunan Giri. Lagu itu penyebaran agama Islam.
Sumber: www.jawatengah.
mengandung ajaran Islam. Dalam seni bangunan, bentuk bangunan go.id
Islam mirip dengan bentuk bangunan Hindu.

Perkembangan Islam di Indonesia 69


Selain menggunakan bentuk akulturasi, pada pola ini juga
digunakan bentuk sinkretisasi, yaitu mencampurkan kepercayaan
Islam dengan kepercayaan, baik Hindu, Buddha, maupun animisme
dan dinamisme. Contoh bentuk sinkretisasi, antara lain adanya
beberapa upacara tradisional, yang berkaitan dengan selametan,
bersih desa, pernikahan, dan sebagainya. Hal itu dilakukan agar
tidak menimbulkan gejolak. Jadi, penyebaran agama Islam dilakukan
dengan memanfaatkan kebudayaan yang telah ada. Ini merupakan
bukti bahwa penyebaran agama Islam dilakukan secara damai.
Dari uraian terdahulu dapat ditarik kesimpulan bahwa Islam
masuk ke Indonesia melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan.
Kita juga telah membicarakan golongan-golongan pembawa Islam ke
Indonesia yang sampai sekarang masih menjadi bahan perdebatan
para ahli sejarah mengenai asal usulnya. Tetapi yang jelas, Islam
berkembang ke Indonesia karena adanya peran para ulama yang
gigih menyebarkan Islam. Nah, sekarang kita akan membahas
ulama-ulama yang menyebarkan agama Islam, baik di luar Jawa
maupun di Jawa.

a. Ulama di Luar Jawa


1) Pulau Sumatra, di antaranya
(a) Abdullah Arif
(b) Qaidul Mujahidin Maulana Naima al Malabary
(c) Maulana Guthub Ulma’aly Abdurrahman Al Pasai
(d) Teungku Ja’kub Blang Peuria
(e) Sri Kaya Ghiyassyuddin
(f) Sayed Ali bin Makarany
(g) Bawa Kaya Ali Hasanuddin Al Mabarany
(h) Burhanuddin
(i) Syekh Ibrahim as Syami
(j) Syekh Abul Khair
(k) Maulana as Syekh Nuruddin Muhammad Jailany
(l) Syekh Muhammad Al Yamani
(m) Hamzah Fansuri
(n) Syamsudin as Sumatrani
(o) Nurudin ar Raniri
(p) Abdur Rauf Singkel
(q) Maulana Muda
(r) Makhdum Patakan
(s) Tun Hassan
(t) Sayid Abullah Al Kudsi
(u) Sayid Usman bin Syahabudin
(v) Sayid Muhammad bin Ahmad Alaydrus
(w) Sayid Husin Algadri

70 IPS SMP/MTs Kelas VII


2) Pulau Kalimantan, antara lain
(a) Syarif Idrus bin Abdurrahman Alaydrus
(b) Syarif Ahmad
(c) Syarif Abdurrahman Assegal
(d) Syarif Habib Husein Algadri
(e) Sayid Hamzah Al Barokah
(f) Syekh Ahmad Falugah
(g) Sayid Ali bin Syahabuddin
(h) Sayid Muhammad bin Abdullah bin Abubakar Al Warsak
(i) Datori Bandang
(j) Tuan Tunggangri Parangan

3) Pulau Sulawesi, antara lain


(a) Abdul Makmur dengan gelar Datori Bandang
(b) Khatib Sulaiman dengan gelar Datori Patimang
(c) Khatib Bungsu dengan gelar Datori Tiro
(d) Sayid Jalaluddin bin Muhammad Wahid al Aidid
(e) Sayid Zen Alaydrus
(f) Syarif Ali
(g) Syarif Mansyur
(h) Alhabib Idrus bin Salim Aljufri
(i) Sayid Husein bin Saleh Binjindan
(j) Sayid Salima bin Saleh Binjindan
(k) Syekh Abdul Wahid
(l) Syarif Muhammad
(m) Firuz Muhammad
(n) Sayid Alwi

4) Kepulauan Maluku, antara lain


(a) Datu Maulana Husein
(b) Syekh Mansur
(c) Maulana Zainal Abidin
(d) Nunusaku
(e) Muhammad Lussy

5) Bali, antara lain


(a) Sayid Muhammad Alaydrus
(b) Sayid Ali bin Abubakar Alhamid
(c) Haji Sihabuddin
(d) Syarif Abdullah bin Yahya Algadri
(e) Abdul Hamid
(f) Syarif Tua
(g) Syekh Bawasir

6) Kepulauan Nusa Tenggara, antara lain


(a) Habib Husin bin Umar Almasyur Marzag
(b) Habib Abdullah Syahab

Perkembangan Islam di Indonesia 71


(c) Syarif Abdurrahman Aljufri
(d) Abdurrahman dari Benggala
(e) Pangeran Suryo Mataram
(f) Syarif Abubakar bin Abdurrahman Algadri
(g) Pangeran Ali Barsyah Abdul Mahmud Gondokusumo
(h) Amir Bahren
(i) K.H. Ahmad bin Alwan
(j) K.H. Abdussalam bin Jaelani
(k) Hamzah Bahren
(l) Sayid Ali Murtolo

b. Ulama di Pulau Jawa


Di Pulau Jawa, penyiaran agama dipelopori oleh para wali. Mereka
lebih dikenal dengan sebutan walisongo. Para wali sangat aktif
menyiarkan agama Islam di daerah tempat tinggal mereka. Nama
wali biasanya diambil dari nama tempat yang dijadikan sebagai pusat
penyebaran agama Islam atau tempat mereka dimakamkan.
Walisongo yang terkenal, antara lain
1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim);
2) Sunan Ampel;
3) Sunan Bonang;
4) Sunan Drajat;
5) Sunan Giri;
6) Sunan Kudus;
7) Sunan Kalijaga;
8) Sunan Gunung Jati;
9) Sunan Muria.

C. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Gambar 3.7 Keraton Cirebon


Sumber: http://www.ummah.net/Islam/nusantara/foto/masjkas.jpg

Mari perhatikan gambar di atas. Keraton Cirebon berada di


Jawa Barat. Bangunan tersebut merupakan salah satu bukti
perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan Islam apa saja

72 IPS SMP/MTs Kelas VII


yang berkembang di Indonesia? Bagaimana proses perkembangan
kerajaan-kerajaan Islam? Mari kita pelajari perkembangan Kerajaan
Islam di Indonesia.

1. Kerajaan Perlak
Hasil Seminar Sejarah Islam di Medan tahun 1963 telah menyim­
pulkan bahwa Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan
Perlak. Kesimpulan seminar tersebut kemudian dikukuhkan dalam
Seminar Sejarah Islam di Banda Aceh tahun 1978. Kesimpulan
ini kemudian dikukuhkan lagi dalam Seminar Sejarah Masuk dan
Berkembangnya Islam di Aceh dan Nusantara tahun 1980 di Banda
Aceh. Dengan demikian, semakin kuatlah kesimpulan bahwa
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak. Pen­
dapat ini semakin dapat diterima karena keberadaan Kerajaan
Perlak didukung oleh adanya sumber-sumber dan bukti-bukti
sejarah.

Bukti-bukti yang dijadikan rujukan adalah sebagai berikut.


a. Naskah-Naskah Tua Berbahasa Melayu
Naskah-naskah tua yang berbicara tentang keberadaan Kerajaan
Perlak paling tidak ada tiga, yaitu sebagai berikut
1) Idharatul Haq fi Mamlakatil Ferlah wal Fasi, karangan Abu Ishak
Makarani Al Fasy.
2) Kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sultan as Salathin, karangan
Syekh Syamsul Bahri Abdullah As Asyi.
3) Silsilah Raja-Raja Perlak dan Pasai, catatan Saiyid Abdullah Ibn
Saiyid Habib Saifuddin.
Ketiga naskah tersebut berbicara tentang keberadaan Kerajaan
Islam Perlak.

b. Bukti-Bukti Peninggalan Sejarah


1) Mata Uang Perlak
Ada tiga jenis mata uang yang ditemukan, yaitu yang terbuat dari
emas (dirham), dari perak (kupang), dan dari tembaga atau kuningan.

2) Stempel Kerajaan
Stempel kerajaan ini bertuliskan huruf Arab dengan model tulisan
Gambar 3.8 Mata uang
tenggelam. emas peninggalan
Kerajaan bercorak Islam
Sumber: Dokumen penulis
3) Makam Raja Benoa
Benoa merupakan negara bagian dari Kerajaan Perlak. Batu nisan
makam ini bertuliskan huruf Arab.

Dari catatan yang ditemukan, Raja Perlak pertama adalah Sultan


Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah (225–249 H/840–964 M).
Semula sultan ini bernama Saiyid Abdul Aziz. Pada 1 Muharram 225 H

Perkembangan Islam di Indonesia 73


atau 840 M, ia diangkat menjadi Sultan Kerajaan Perlak dengan
gelar Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah. Kerajaan Perlak
berkembang hingga abad XIII.
Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat
(662-692 H/1263 –1292 M) merupakan sultan terakhir Perlak
sebab sepeninggal Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah
Johan Berdaulat Perlak disatukan dengan Samudra Pasai. Penguasa
Samudra Pasai kala itu adalah Muhammad Malikul Tahir, putra Sultan
Malikul Saleh dengan Putri Ganggang Sari.

2. Kerajaan Samudra Pasai


Pada masa selanjutnya, Kerajaan Perlak mengalami kemunduran.
Tahukah kalian apa yang terjadi setelah Kerajaan Perlak mundur?
Ternyata, muncul Kerajaan Islam baru di Aceh yang kemudian
berkembang sangat pesat. Kerajaan tersebut adalah Kerajaan
Samudra Pasai. Kerajaan ini muncul menggantikan Perlak yang
semakin mengalami kemunduran.
Raja pertama Kerajaan Samudra Pasai adalah Marah Silu yang
bergelar Sultan Malik al Saleh (1285–1297). Untuk memperkuat
kedudukan dan memperluas pengaruhnya, Malik al Sa­leh memperistri
putri penguasa Perlak sebagai permaisuri, yaitu Putri Ganggang Sari
(Putri Raihani). Sultan Malik al Saleh kemudian mulai meletakkan
dasar-dasar bagi pengem­bangan Samudra Pasai sebagai Kerajaan
Islam. Hubungan dengan Gujarat dan Mekkah berjalan dengan baik.

Gambar 3.9 Lokasi Kerajaan Samudra Pasai


Sumber: www.e-dukasi.net

Pada masa pemerintahan Malik al Saleh, datang seorang musafir


dari Venesia bernama Marco Polo. Ia menceritakan perkembangan
Islam serta perdagangan di Perlak dan Samudra Pasai.
Gambar 3.10 Nisan Malik Pada 1297 Sultan Malik al Saleh meninggal dunia. Hal ini dapat
al Saleh.
Sumber: www.e-dukasi.net dibuktikan dengan ditemukannya batu nisan di sekitar seberang
Sungai Pasai. Batu nisan itu berangka tahun 675 H atau 1297 M.

74 IPS SMP/MTs Kelas VII


Samudra Pasai mengalami zaman keemasan pada masa
pemerintahan Sultan Malik al Tahir II (1326-1348). Hubungan dengan
kerajaan-kerajaan Islam di India ataupun Arab terus dikembangkan.
Pengganti Sultan Malik al Tahir II adalah Sultan Zainal Abidin. Ia juga
bergelar Sultan Malik al Tahir (Malik al Tahir III). Sultan Malik al Tahir
III memerintah sekitar tahun 1350.
Akhir dari pemerintahannya kurang begitu jelas. Dalam Sejarah
Melayu diceritakan bahwa Kerajaan Samudra Pasai diserang oleh
Kerajaan Siam. Tidak lama kemudian, Samudra Pasai yang sudah
lemah diserang oleh tentara Majapahit. Akan tetapi, Samudra Pasai
tertolong dengan datangnya Laksamana Cheng Ho dari Cina pada
tahun 1405. Setelah itu, perkem­bangan Kerajaan Samudra Pasai
kurang jelas. Pada 1521, Samudra Pasai dikuasai oleh Portugis.

3. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka sangat penting artinya bagi perkembangan agama
Islam di Indonesia. Coba kalian perhatikan peta di bawah ini. Kalian
dapat melihat kalau posisi Malaka sangat strategis, bukan?

Kerajaan
Malaka

Gambar 3.11 Kerajaan Malaka


Sumber: www.wikipedia.org

Setelah Samudra Pasai mengalami kemunduran, Malaka


berkembang sebagai pelabuhan, pusat perdagangan, dan pusat
penyebaran Islam yang sangat penting di Asia Tenggara. Pada saat
itu, datanglah seorang pangeran bernama Paramisora (Parameswara)
dari Blambangan yang diserang tentara Majapahit. Orang-orang
Malaka menghormati Paramisora karena mereka tahu bahwa
Paramisora pernah bertakhta di Jawa.
Setelah bertemu dengan Sidi Abdul Azis dan menyatakan diri
masuk Islam, rakyat Malaka semakin hormat kepada Paramisora.
Paramisora kemudian dipercaya menjadi pemimpin mereka.

Perkembangan Islam di Indonesia 75


Paramisora berhasil memimpin dan mem­bangun Kota Malaka
Jendela Info sehingga semakin berkembang menjadi Kerajaan Malaka.
Kerajaan Malaka sudah Paramisora adalah raja pertama Kerajaan Malaka. Ia memerintah
mempunyai Undang- pada tahun 1396–1414. Paramisora lebih dikenal dengan nama
Undang Laut yang berisi Iskandar Syah.
pengaturan perdagangan Malaka mencapai era keemasan pada masa Sultan Mansyur Syah
dan pelayaran di dalam (1458–1477 M). Daerah pengaruhnya bertambah luas. Beberapa
wilayah kerajaan. daerah yang berhasil dikuasai adalah Semenanjung Malaka, Sumatra
Tengah, daerah Kampar, Indragiri, Rokan, dan Kepulauan Riau.
Perluasan daerah didukung oleh armada angkatan laut yang kuat
di bawah pimpinan Laksamana Hang Tuah. Dengan angkatan laut
yang kuat, Malaka tampil sebagai kerajaan maritim yang sangat
tangguh.
Sultan Mansyur Syah digantikan oleh Sultan Alauddin Syah. Ia
memerintah tahun 1477–1488. Sultan Alauddin Syah digantikan
oleh Sultan Mahmud Syah (1488–1511). Sultan Mahmud Syah
kurang cakap sehingga tidak mampu mempertahankan kebesaran
Malaka.
Pada tahun 1509, kapal-kapal Portugis mulai muncul di Bandar
Malaka. Pada 1511, Portugis melakukan penyerangan dan berhasil
menduduki Malaka. Penyerangan dipimpin oleh raja muda yang
bernama Alfonso’d Albuquerque. Serangan ini menyebabkan Kerajaan
Malaka jatuh. Akibat jatuhnya Malaka, pedagang Is­lam terpaksa
menyingkir dan menye­bar ke berbagai daerah. Para pedagang Islam
Gambar 3.12 Alfonso’d kemudian mengalihkan kegiatan perdagangannya ke Jawa, Sumatra,
Alburquerque Kalimantan, bahkan hingga ke Filipina Selatan.
Sumber: http://cache.
viewimages.com
4. Kerajaan Aceh
Akibat jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, pusat perdagangan
Islam kembali ke wilayah Aceh. Kapal-kapal dagang dari berbagai
wilayah mulai mengubah jalur pelayarannya, tidak lagi singgah di
Malaka, tetapi di Aceh. Situasi tersebut menguntungkan Aceh.
Raja pertama Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah.
Ia memerintah pada 1514–1528. Dalam waktu singkat, Aceh
berkembang pesat di bawah pemerintahan Sultan Ali Mughayat
Syah. Tahun 1515 Aceh menyerang Portugis di Malaka, tetapi tidak
berhasil. Usaha itu diulangi pada 1529, tetapi juga belum berhasil.
Kegagalan-kegagalan ini disebabkan oleh armada Aceh waktu itu
belum begitu kuat. Walaupun Aceh mendapat bantuan dari Demak,
Aceh belum ber­hasil mengalahkan Portugis.
Usaha Aceh menyerang kedudukan Portugis di Malaka
menunjukkan bahwa Kerajaan Aceh antipenjajahan. Walaupun usaha
tersebut belum berhasil, semangat perjuangan mengusir penjajah
terus membara pada rakyat Aceh. Aceh merupakan salah satu daerah
yang paling sulit dikuasai oleh penjajah bangsa-bangsa Barat.
Pada 1528, Sultan Ali Mughayat Syah meninggal. Ia digan­tikan
oleh putranya Sultan Salahuddin. Ia memerintah tahun 1528–1537.
Berikut ini raja-raja yang memimpin Kerajaan Aceh.

76 IPS SMP/MTs Kelas VII


a. Ali Mughayat Syah (1514–1528)
Jendela Info
b. Sultan Salahuddin (1528–1537) Pada masa Iskandar Muda,
telah terjalin hubungan
c. Sultan Alauddin Ri’ayat Syah (1537–1568)
diplomatik yang baik
d. Sultan Husin (1568–1575) dengan Dinasti Utsmani
e. Sultan Alauddin Mansyur Syah (1577–1586) di Turki, Kerajaan Inggris,
Kerajaan Belanda, dan
f. Raja Buyung (1586–1588) Prancis. Sayangnya, pada
g. Sidi Al-Mukamil/Sultan Alauddin Ri’ayat Syah (1588–1604) abad ke-18 hubungan Aceh
dengan Inggris dan Belanda
h. Sultan Ali Ri’ayat Syah (1604–1607) memburuk karena nafsu
i. Sultan Iskandar Muda (1607–1636) imperialisme menguasai
Aceh.
j. Sultan Iskandar Thani (1636–1641)

Pada zaman pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607–1636),


Aceh mencapai puncak kejayaannya. Sultan Iskandar Muda
meluaskan wilayah kekuasaan Aceh ke Deli, Johor, Bintan, Pahang,
Kedah, Perak. Ini berarti bahwa wilayah kekuasaan Aceh sampai
Semenanjung Malaya karena keempat daerah itu terletak di daerah
Semenanjung Malaya. Dari daerah-daerah yang ditaklukkan itu
didatangkan lada dan emas. Oleh karena itu, Aceh merupakan
sumber komoditas (barang-barang dagangan) lada dan emas. Ibu
kota Aceh adalah Kotaraja atau Banda Aceh yang sekaligus menjadi
pelabuhan besar. Kapal-kapal asing berlabuh di Pelabuhan Aceh,
terutama kapal-kapal dari Gujarat dan Arab.
Iskandar Muda digantikan oleh menantunya yang bernama
Iskandar Thani. Ia memerintah pada 1636–1641. Tahun 1641,
Iskandar Thani digantikan oleh permaisurinya (putri Iskandar Muda).
Sejak saat itu, pemerintahan Aceh mulai mun­dur karena permaisuri
dan pengganti-penggantinya kurang mampu menghadapi kelicikan
VOC dan tidak memahami seluk-beluk politik di sekitar Selat
Malaka.
Setelah dapat merebut Malaka (1641), VOC mulai mempersulit
pelayaran dan perdagangan Aceh. Pada akhir abad ke-17, Aceh
kehilangan kedudukannya sebagai pusat perdagangan dan kekuatan
politik. Pada 1681 Aceh terpaksa mengadakan hubungan dengan
VOC. Sejak itu kekuasaan Aceh semakin dipersempit oleh VOC. Hal
ini mempercepat keruntuhan Kerajaan Aceh.

5. Kerajaan Demak di Jawa Tengah


Mundurnya Kerajaan Majapahit dan berkembangnya Islam di
Jawa memberi kesempatan bagi Demak untuk berkembang.
Letak geografis Demak juga sangat mendukung perkembangan
Demak. Waktu itu Demak terletak di tepi pantai sehingga menjadi
persinggahan kapal-­kapal dagang dari berbagai wilayah.

Perkembangan Islam di Indonesia 77


Jendela Info
Kerajaan Demak sebe­
lumnya dikenal sebagai
daerah Bintoro atau
Gla­gahwangi. Bintor o
merupakan daerah
kadipaten di bawah
kekuasaan Majapahit.
Sumber: www.e-dukasi.net

Gambar 3.13 Lokasi Kerajaan Demak


Sumber: www.e-dukasi.net

Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berdiri


Jendela Info tahun 1500 M. Raden Patah adalah raja pertamanya. Pada masa
tersebut berdiri kekuasaan Portugis di Malaka. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak secara
merasa terancam oleh kedudukan Portugis. Oleh karena itu, pada
geografis terletak di Jawa
Tengah dengan pusat tahun 1513 Raden Patah mengutus putranya yang bernama Pati Unus
pemerintahannya di daerah untuk menyerang Portugis di Malaka. Dengan menyiapkan armada
Bintoro di muara sungai, lautnya, Pati Unus memimpin pasukan melayari Laut Jawa sampai
yang dikelilingi oleh daerah di Selat Malaka. Mereka menyerang kedudukan Portugis di Malaka.
rawa yang luas di perairan Sayang sekali penyerangan tersebut gagal karena kalah persenjataan.
Laut Muria. (sekarang Laut Bagaimana sejarah Kerajaan Demak? Siapa saja yang memerintah
Muria sudah merupakan Kerajaan Demak?
dataran rendah yang dialiri
Sungai Lusi). Silsilah Raja Demak

Raden Patah
(1500—1518)

Dipati Unus Sultan Trenggono Pangeran Putri menikah


(Pangeran Sabrang Lor) (1521—1546) Sekar Seda Lepen dengan Fatahilah

Aryo Penangsang Sultan Hasanudin


Bupati Jipang di Banten

1. Sunan Prawoto

2. Ratu Kalinyamat menikah dengan Pangeran Hadiri

3. Putri, menikah dengan Pangeran Langgar (Madura)

4. Putri, menikah dengan Adiwijaya dari Pajang

78 IPS SMP/MTs Kelas VII


a. Raden Patah (1500–1518)
Sultan pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah. Ia
bergelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Ketika Majapahit dipegang oleh
Girindrawardhana, pada 1500 Raden Patah melepaskan diri dari
kekuasaan Majapahit. Dengan dibantu oleh para wali, Raden Patah
kemudian memproklamasikan berdirinya Kesultanan Demak.
Karena kedudukan Portugis di Malaka sebagai ancaman bagi
Demak, tahun 1513 Demak mengirim armada lautnya menyerang
Portugis di Malaka. Penyerangan ke Malaka dipimpin oleh Pati
Unus, putra Raden Patah. Serangan Pati Unus ternyata gagal karena
Portugis memiliki perlengkapan perang yang lebih lengkap.

b. Pati Unus (1518–1521)


Tahun 1518 Raden Patah wafat. Ia digantikan oleh pu­tranya,
yaitu Pati Unus. Ia memerintah tahun 1518–1521. Pati Unus terkenal
sebagai panglima perang yang gagah berani. Pati Unus melarang
pengiriman beras dari Jawa ke Malaka. Ia memerintahkan seorang
tokoh bernama Katir untuk mengadakan blokade terhadap Malaka
sehingga Portugis kekurangan pangan.

Kenali Tokoh
Pangeran Sabrang Lor
Tahukah kalian mengapa Pati Unus mendapat sebutan Pangeran Sabrang Lor? Coba kalian perhatikan peta
Indonesia dan Malaysia. Di manakah arah kedudukan Malaka? Dari Kerajaan Demak, untuk mencapai Malaka
harus menyeberangi Laut Jawa di utara Kerajaan Demak. Pati Unus merupakan putra mahkota yang memimpin
penyerangan ke Malaka tahun 1513. Oleh karena itu, ia mendapat sebutan Pangeran Sabrang Lor. Artinya, Pangeran
(putra raja) yang menyeberangi lautan ke utara.

c. Sultan Trenggana (1521–1546)


Sampai Pati Unus wafat, ia tidak meninggalkan putra. Oleh karena
itu, ia digantikan oleh adiknya Sultan Trenggana. Sultan Trenggana
memerintah tahun 1521–1546. Ia adalah seorang sultan yang
bijaksana dan gagah berani. Pada masa pemerintahannya, Demak
mencapai zaman keemasan. Ia meluaskan kekuasaannya ke Jawa
Barat dan Jawa Timur.

Gambar 3.14 Peta wilayah kekuasaan Kerajaan Demak.


Sumber: www.e-dukasi.net

Perkembangan Islam di Indonesia 79


Pada masa kekuasaannya, Portugis merencanakan untuk
Jendela Info mendirikan benteng dan kantor dagang di Sunda Kelapa. Oleh
Tentara Demak berhasil karena itu, pada 1522 Demak mengirimkan tentaranya di bawah
memukul mundur hingga pimpinan Fatahilah. Akhirnya, terjadilah pertempuran antara tentara
ke Teluk Jakarta. Tepat pada Fatahillah dan tentara Portugis. Pada 1527, tentara Demak di bawah
22 Juni 1527, Fatahillah pimpinan Fatahillah berhasil mengalahkan dan mengusir orang-orang
berhasil menguasai Sunda Portugis dari Sunda Kelapa. Setelah Sunda Kelapa berhasil diduduki
Kelapa. Tanggal tersebut oleh Fatahillah, nama Sunda Kelapa diganti dengan Jayakarta yang
hingga kini dijadikan artinya kemenangan. Jayakarta kemudian menjadi Jakarta, ibu kota
sebagai hari jadi Provinsi RI sekarang.
DKI Jakarta. Pada 1546 Sultan Trenggono wafat. Kemudian, terjadi kemelut
perebutan kekuasaan di Demak. Pengganti Sultan Trenggana
seharusnya Pangeran Sekar Seda Lepen. Namun, karena pangeran
ini telah dibunuh oleh Pangeran Mukmin (Pangeran Prawoto), anak
Sultan Trenggana, kemelut di Demak tidak dapat dihindarkan.
Arya Penangsang, sebagai putra Pangeran Sekar Seda Lepen,
menganggap dirinya sebagai pewaris sah dari Kerajaan Demak.
Sebab kalau Pangeran Sekar Sedo Lepen ti­dak terbunuh, ia
yang akan menjadi raja karena dialah yang menjadi pewarisnya.
Arya Penangsang sangat dendam terhadap Pangeran Mukmin
yang telah membunuh Sekar Sedo Lepen. Oleh karena itu, Arya
Penangsang kemudian merencanakan pembunuhan terhadap
Pangeran Mukmin. Akhirnya, Arya Penangsang berhasil membunuh
Sunan Prawoto. Pangeran Hadiri, menantu Sultan Trenggana, yang
dipandang sebagai penghalang cita-cita Arya Penangsang, juga
berhasil dibunuh.
Penghalang lain terwujudnya cita-cita Arya Penangsang adalah
Hadiwijaya (Jaka Tingkir), adipati Jipang, yang menjadi menantu
Trenggana. Terjadilah konflik antara Adipati Hadiwijaya, dari Pajang,
dengan Adipati Arya Penangsang, dari Jipang. Dalam pertikaian
ini, akhirnya Arya Penangsang berhasil dibunuh. Sejak saat itu,
berakhirlah pemerintahan Demak.

6. Kerajaan Pajang
Arya Penangsang terbunuh pada tahun 1568. Selanjutnya, Hadi­
wijaya memindahkan pusat pemerintahan Demak ke Pajang.
Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Kerajaan Islam di Demak
dan muncullah Kerajaan Pajang. Kerajaan Pajang terletak di Jawa
Tengah pedalaman.
Raja pertama Kerajaan Pajang adalah Hadiwijaya (1568–1582).
Daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan Pajang, antara
lain Pati, Pemalang, Selarong (Banyumas), Krapyak (Kedu Selatan),
Mataram (Yogyakarta), dan beberapa daerah di Jawa Timur, seperti
Tuban, Surabaya, Madiun, Blitar, dan Kediri.
Tahun 1582, Sultan Hadiwijaya wafat. Dengan wafatnya Hadiwijaya,
Arya Panggiri yang menjadi adipati di Demak, berusaha untuk merebut

80 IPS SMP/MTs Kelas VII


Pajang. Putra Sultan Hadiwijaya yang bernama Pangeran Benowo Di Sekitar Kita
dapat disingkirkan. Arya Panggiri kemudian menaiki takhta Pajang
untuk melan­jutkan darah keturunan Demak. Makam Imogiri
Pangeran Benowo kemudian meminta bantuan kepada Suta­
wijaya (penguasa Mataram) untuk melawan Arya Panggiri. Bagi
Sutawijaya, hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk menun­
jukkan kekuatannya. Sutawijaya dan Pangeran Benowo melancarkan
serangan terhadap Arya Panggiri di Pajang. Arya Panggiri menyerah,
kemudian dikembalikan ke Demak. Pangeran Benowo sendiri tidak
sanggup menjadi raja dan menyerahkan kekuasaannya kepada
Sutawijaya. Pusat Kerajaan Pajang kemudian dipindahkan ke
Mataram. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Kerajaan Pajang
dan muncullah Kerajaan Mataram Islam. Makam Imogiri merupak­
an komplek makam bagi
raja-raja Mataram dan
7. Mataram Islam keluarganya. Komplek ini
Apa yang terkenal dari Kota Surakarta dan Yogyakarta? Pernahkah berada di Ginirejo Imo­
kalian berkunjung ke sana? Kalian masih menemukan Keraton giri. Makam ini didirikan
Kerajaan Surakarta dan Kerajaan Yogyakarta. Kedua keraton oleh Sultan Agung an­
tersebut memiliki banyak kemiripan. Ya, karena memang kedua tara tahun 1632–1640
keraton tersebut berasal dari satu kerajaan yang terbagi dua, yaitu M, merupakan bangunan
Kerajaan Mataram Islam. Dengan dipindahkannya pusat kekuasaan milik Keraton Kasultanan.
dari Pajang ke Mataram, berkembanglah Kerajaan Mataram Islam. Makam Raja Mataram
Bagaimana perkembangan Kerajaan Mataram Islam? yang pertama dimakam­
kan di Imogiri, yaitu Sultan
Agung Hanyokrokusumo.
Beliau yang memutuskan
bahwa Imogiri menjadi
makamnya kelak setelah
a. Pemerintahan Panembahan Senapati (1586–1601) beliau wafat. Hingga saat
ini, Raja Kasultanan Yo­
gyakarta dan Surakarta
yang wafat dimakamkan
di sini.
Sumber: www.ukdw.ac.id
Gambar 3.15 Daerah Kekuasaan Kerajaan Mataram Islam
Sumber: www.e-dukasi.net

Raja pertama Mataram adalah Sutawijaya. Ia anak Pemanahan


dan anak angkat Sultan Hadiwijaya. Panembahan Senopati wafat
pada 1601 dan dimakamkan di Kota Gede. Kalian masih dapat me­
ngunjungi situs sejarah Kerajaan Mataram di Kota Gede Yogya­karta.
Masih banyak sisa bangunan kuno yang tetap terpelihara di sana.

b. Pemerintahan Mas Jolang (1601–1613)


Dengan wafatnya Panembahan Senapati, putra­nya yang
bernama Mas Jolang naik takhta. Ia bergelar Sultan Anyakra­wati dan
memerintah pada 1601–1613.

Perkembangan Islam di Indonesia 81


c. Pemerintahan Sultan Agung (1613–1645)
Jendela Info Mas Jolang digantikan oleh putranya yang bernama Mas
Sultan Agung mempu­nyai Rangsang. Ia lebih terkenal dengan nama Sultan Agung. Ia dilahirkan
banyak peran dalam me­ pada tahun 1591. Sultan Agung adalah raja terkenal dari Kerajaan
madukan unsur Islam dan Mataram. Kerajaan Mataram mencapai kejayaan dengan wilayahnya
Jawa. Salah satunya adalah yang sangat luas. Sultan Agung kemudian mulai menundukkan
ia menciptakan Tarikh Jawa, beberapa wilayah di Jawa Timur yang belum tunduk, antara lain
dengan memadukan Ta­ Surabaya, Wirasaba, Lasem, Pasuruan, Tuban, Sukadana, dan
hun Hijriyah dengan Ta­ Madura. Ia juga melakukan penyerangan dua kali kepada penjajah
hun Saka. Sultan Agung Belanda di Jakarta.
juga memadukan unsur
Sultan Agung dua kali mengadakan serangan terhadap kedudukan
gamelan pada Sekaten
VOC di Batavia. Serangan pertama dilakukan pada tahun 1628. Dalam
untuk memperi­ngati Mau­
lid Nabi Muhammad saw. serangan ini, Pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Baurekso
Pada bidang sastra, Sultan dan Tumenggung Sura Agul-Agul, serta dua bersaudara, yaitu Kiai
Agung menulis Sastra Gen­ Dipati Mandurejo dan Upa Santa. Serangan ini gagal karena
ding dan Wayang Krucil. 1) Mataram kurang teliti memperhitungkan medan pertempuran;
2) kurang perbekalan;
3) kalah persenjataan.

Akhirnya, pasukan Mataram ditarik pada 3 Desember 1628.


Tidak kurang dari seribu prajurit Mataram gugur dalam perlawanan
tersebut.
Sultan Agung segera mempersiapkan serangan kedua, dengan
pimpinan Kiai Adipati Juminah, K.A. Puger, dan K.A. Purbaya.
Persiapan dilakukan dengan lebih matang. Gudang-gudang dan
lumbung persediaan makanan didirikan di berbagai tempat.
Persiapan pengepungan secara total terhadap Batavia dilakukan.
Serangan dilancarkan pada tahun 1629. Serangan kedua ini pun
gagal. Selain karena faktor kelemahan pada serangan pertama,
Gambar 3.16 Sultan Agung
Anyokrokusumo. lumbung padi persediaan makanan banyak dihancurkan oleh
Sumber: www.wikipedia.org Belanda. Sultan Agung wafat pada tahun 1645. Ia dimakamkan di
Bukit Imogiri, Yogyakarta.

Kenali Tokoh d. Masa Akhir Kerajaan Mataram


Sultan Agung wafat pada tahun 1645. Ia digantikan oleh
Sosok Sult an A gung putranya yang bergelar Amangkurat I. Akan tetapi, pribadi raja ini
adalah raja yang sangat sangat berbeda dengan pribadi Sultan Agung. Amangkurat I adalah
antipenjajah. Pengiriman seorang raja yang lemah, berpandangan sempit, dan sering bertindak
pasukan dua kali untuk kejam.
mengusir Belanda di Pribadi, sikap, dan tindakan Amangkurat tersebut menimbulkan
Batavia menunjukkan rasa tidak senang dari berbagai pihak. Para ulama mulai tidak
semangat rakyat Mataram senang dengan pemerintahan Amangkurat I. Para bupati pesisir
membebaskan kerajaan
mulai mele­paskan diri. Keadaan tersebut mendorong Amangkurat I
dari ancaman penjajah.
bersekutu dengan VOC. Persekutuannya dengan pihak VOC semakin
menguatkan sikap antipati dari berbagai pihak terhadap kekuasaan
Amangkurat I.

82 IPS SMP/MTs Kelas VII


Terjadilah beberapa perlawanan terhadap kekuasaan Amang­
kurat I. Perlawanan dan kekacauan di Mataram semakin melemahkan
Mataram, namun semakin memperkuat kedudukan VOC. Atas jasanya
membantu Amangkurat I menghadapi berbagai perlawanan dari
berbagai pihak, VOC mendapat hadiah wilayah kekuasaan. Kerajaan
Mataram yang besar dan terkenal akhirnya dibagi dua. Berdasarkan
Perjanjian Gianti (1755), Kerajaan Mataram terpecah menjadi
Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

MATARAM PADA TAHUN 1830

Kasunanan Surakarta
Kasunanan Yogyakarta
Mangkunegaran
Pakualaman
Hindia Belanda

Gambar 3.17 Kerajaan Mataram Islam setelah Perjanjian Giyanti.


Sumber: www.wikipedia.org

8. Kerajaan Cirebon
Cirebon adalah salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa
Barat. Sunan yang terkenal di tempat ini adalah Sunan Gunung
Jati. Ia merupakan salah satu pendiri Kerajaan Cirebon. Bagaimana
sejarah perkembangan Kerajaan Cirebon?

a. Sunan Gunung Jati Pendiri Kerajaan Cirebon


Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati adalah pendiri
Kerajaan Cirebon. Beliau mengembangkan Kerajaan Islam Cirebon
Jendela Info
bersama Pangeran Cakrabuwana. Pangeran Cakrabuwana adalah
keturunan dari Pajajaran (Hindu), tetapi ia sudah memeluk agama Pada tahun 1679, Kerajaan
Islam. Syarif Hidayatullah berhasil mengembangkan Cirebon sebagai Cirebon pecah menjadi
Kerajaan Islam dan melepaskan diri dari kekuasaan Pajajaran. Kasepuhan dan Kanoman.
Kanoman akhirnya pecah
b. Perkembangan Bidang Politik dan Pemerintahan lagi menjadi kanoman
Cirebon di bawah pemerintahan Syarif Hidayatullah mengalami dan kacirebonan. Cirebon
perkembangan pesat. Pada 1526, Cirebon dengan dukungan tentara menjadi daerah kekuasaan
VOC pada akhir abad ke-
Demak, di bawah pimpinan Fatahillah, berhasil membebaskan Banten
17.
dari kekuasaan Pajajaran. Sebagai penguasa di Banten kemudian

Perkembangan Islam di Indonesia 83


diangkatlah putra Syarif Hidayatullah yang bernama Hasanuddin.
Banten dan Cirebon kemudian bersekutu untuk mengusir Portugis di
Sunda Kelapa (Jakarta) pada tahun 1527. Persatuan Banten, Cirebon,
dan Demak akhirnya berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.
Untuk mengenang kemenangan itu, nama Sunda Kelapa diganti
menjadi Jayakarta. Kota inilah yang sekarang bernama Jakarta.
Pada tahun 1568 Syarif Hidayatullah wafat. Jenazahnya
dimakamkan di puncak Gunung Jati, Cirebon. Oleh karena itu,
Syarif Hidayatullah kemudian dikenal dengan nama Sunan Gunung
Jati. Pengganti Syarif Hidayatullah adalah Fatahillah yang berkuasa
Gambar 11.18 Syarif
Hidayatullah
hingga tahun 1570. Penggantinya adalah Pangeran Pasarean yang
Sumber: www.foto-foto.com berkedudukan di Keraton Pakungwati. Pangeran Pasarean inilah yang
menurunkan raja-raja Cirebon.

9. Kerajaan Banten
Pada awalnya, Banten merupakan salah satu pelabuhan
Kerajaan Sunda. Pelabuhan ini kemudian direbut oleh pasukan
gabungan Demak dan Cirebon pada 1525. Setelah ditaklukkan,
daerah ini kemudian diislamkan oleh Sunan Gunung Jati. Pada
perkembangannya, Banten berusaha untuk melepaskan diri
dari Kerajaan Demak dan berdiri sendiri sebagai kerajaan baru.
Perkembangan Banten menjadi kerajaan berdaulat tidak lepas dari
peran raja-raja yang memerintah berikut ini.
Raja pertama Kerajaan Islam Banten adalah Hasanuddin.
Ia merupakan putra Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Ia
memerintah sekitar tahun 1527–1570. Di bawah kepemimpinan
Hasanuddin, Banten mampu memperluas wilayah hingga ke luar
Jawa. Lampung, Indrapura, Selebar, dan Bengkulu dapat dikuasai.
Raja-raja Kerajaan Banten, di antaranya Pangeran Yusuf
(1570–1580), Maulana Muhammad (1580–1596), Abdulmufakir,
Silsilah Raja Banten
Abumaali Achmad, Sultan Abdulfattah atau Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Hasannuddin (1651–1682), dan Sultan Abdulnasar Abdulkahar. Di antara raja-raja
(1552 – 1570) tersebut, Sultan Ageng Tirtayasa paling terkenal karena kebesarannya.
Pada masa pemerintahannya, kekuasaan Banten bertambah luas.
Maulana Yusuf
Ia juga dikenal dengan kegigihannya dalam mengusir Belanda dari
(1570–1580)
Jakarta. Sayangnya, usaha Sultan Ageng belum membuahkan hasil.
Maulana Muhammad Kegagalan penyerangan Sultan Ageng mendorong Belanda (VOC)
(1580–1593) melakukan adu domba. VOC turut campur dalam urusan Kerajaan
Banten. Waktu itu antara Sultan Ageng dan Sultan Haji terjadi
Sultan Abul Mufaki perselisihan pendapat. VOC memihak Sultan Haji. Perselisihan
(1598– 1640) mengakibatkan pertentangan yang berakhir dengan jatuhnya
kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Berakhirnya kekuasaan Sultan
Sultan Ageng Tirtayasa
(1651–1672) Ageng Tirtayasa membuat semakin kuatnya kekuasaan VOC di
Banten. Raja-raja yang berkuasa berikutnya bukanlah raja-raja yang
Sumber: www.wikipedia.org kuat. Hal ini membawa kemunduran pada Kerajaan Banten.

84 IPS SMP/MTs Kelas VII


10. Kerajaan Makasar (Gowa-Talo)
Di Sulawesi Selatan, pada abad ke-16, berdiri beberapa kerajaan,
antara lain Gowa, Bone, Luwu, Talo, Soppeng, Wajo, dan Sidenreng.
Kerajaan antara Gowa dan Talo bergabung menjadi satu dengan
nama Gowa-Talo atau Makassar. Ibu kotanya adalah Sombaopu.
Raja Gowa, Daeng Manrabia menjadi raja Makassar dengan gelar
Sultan Alaudin. Sementara Raja Talo, Kraeng Mantoaya, menjadi
mangkubumi dengan gelar Sultan Abdullah. Agama Islam masuk ke
Makassar pada 1605. Sultan Alaudin dan Sultan Abdullah sangat
giat menyebarkan agama Islam sehingga Kerajaan Makassar
merupakan Kerajaan Islam pertama di Sulawesi.

Jendela Info
Kerajaan Makassar mempu­
nyai buku Undang-Undang
Hukum Perdagangan yang
bernama Ade Allopiloping
Bacanna Pabalue. Undang-
undang ini me­ngatur perda­
gangan dan pelayaran di
wilayah Kerajaan Makas­
sar.

Gambar 3.19 Daerah Kekuasaan Kerajaan Makassar


Sumber: www.e-dukasi.net

Letak Kerajaan Makassar sangat strategis, yaitu pada jalur


pelayaran Malaka ke Maluku. Oleh karena itu, kerajaan ini
berkembang menjadi negara maritim. Perekonomiannya, terutama
diperoleh dari pelayaran dan perdagangan. Sombaopu didatangi
oleh kapal-kapal dagang, antara lain para pelaut Jawa dan Melayu.
Sementara itu, pelaut Bugis membeli rempah-rempah dari Maluku
dan dijual di Pelabuhan Sombaopu. Oleh karena itu, para pelaut dari
Jawa dan Melayu yang akan membeli rempah-rempah tidak perlu
lagi ke Maluku. Dengan demikian, Sombaopu merupakan pelabuhan
transito yang sangat ramai.
Pelabuhan Makassar juga merupakan tempat para pelaut
menambah perbekalan dan memperbaiki kapal. Kecuali berlayar ke
Maluku, para pelaut Bugis dan Makassar pun berlayar ke seluruh

Perkembangan Islam di Indonesia 85


Kepulauan Indonesia. Mereka menggunakan Perahu Pinisi yang
Jendela Info ketangguhannya terkenal hingga mancanegara sampai saat ini.
Isi Perjanjian Bongaya Pada 1611, Makassar meluaskan wilayahnya ke Bone dan Solor.
1. VOC mendapat hak Dengan demikian, Kerajaan Gowa-Talo lebih berkembang. Kerajaan
monopoli perdagangan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan
di Makassar. Hasanudin. Seperti raja-raja sebelumnya, Hasanudin juga giat
2. Makassar mengakui menyebarkan agama Islam, terutama di daerah pedalaman.
kekuasaan VOC. Kebesaran Kerajaan Makassar ternyata tidak dapat diperta­
3. VOC berhak memba­ngun hankan. Kemunduran Kerajaan Makassar disebabkan VOC mulai
benteng di Makas­sar.
mencengkeramkan kekuasaan dan memaksakan monopoli di sekitar
4. Pembatasan kegiatan
kawasan Sulawesi Selatan. VOC memerangi Makassar. Karena
pelayaran orang Makas­
sar. kalah persenjataan, Sultan Hasanuddin dipaksa menan­datangani
5. Hasanuddin harus mele­ Perjanjian Bongaya. Dengan adanya perjanjian ini, Kerajaan
paskan kekua­saannya Makassar semakin mundur.
atas Bone dan pulau-
pulau di luar wilayah 11. Ternate dan Tidore
Makassar.
6. Mengakui Aru Palaka
sebagai Raja Bone.

Gambar 3.20 Kepulauan Maluku pada Abad 16.


Sumber: www.e-dukasi.net

Pada abad XIII, di Kepulauan Maluku berkembang beber­apa


Kerajaan Islam. Kerajaan yang tertua adalah Jailolo. Setelah
itu, muncul Kerajaan Ternate dengan ibu kotanya di Sampalu.
Selanjutnya, muncul kerajaan-kerajaan lain, seperti Tidore, Bacan,
Jendela Info dan Obi. Kerajaan Ternate dan Tidore adalah dua kerajaan yang
Sultan Baabullah sering paling kuat.
dijuluki Raja 72 Pulau Ternate mencapai zaman keemasan di bawah pemerintahan
karena pada masa peme­ Sultan Baabullah (1570–1583). Tahun 1580 Sultan Baabullah
rintahannya, wilayah Ter­ berhasil meluaskan wilayahnya sampai di Sulawesi, Bima, Manado,
nate sangat luas. Bahkan dan Irian. Sultan Baabullah sangat terkenal karena keberhasilannya
hingga mencapai Filipina.
dalam mengusir Portugis dari Maluku.

86 IPS SMP/MTs Kelas VII


Pada tahun 1512, Portugis sampai di Maluku. Portugis berusaha
Jendela Info
untuk mendekati dan bersahabat dengan Kerajaan Ternate. Untuk
memperkuat pertahanan, Portugis mendirikan benteng di Ternate. Kerjakanlah secara
Benteng ini dikenal sebagai Benteng Saint John. Mereka berusaha kelompok beranggo­
untuk menguasai perdagangan di Maluku dengan cara melakukan takan 3-5 orang.
Carilah buku, majalah,
adu domba kerajaan-kerajaan di Maluku. Ternate dan Tidore
atau sumber dari
merupakan kerajaan yang kuat. Portugis mengadu domba dua Internet tentang salah
kerajaan tersebut. Akan tetapi, kedua kerajaan sadar bahwa Portugis satu Kerajaan Islam
hanya ingin menguasai Maluku. di Indonesia. Susunlah
Sultan Khairun yang memerintah tahun 1550–1570 segera cerita singkat mengenai
memimpin perlawanan untuk mengusir Portugis. Benteng pertahanan kerajaan tersebut yang
memuat sejarah berdiri,
Portugis dikepung. Dalam keadaan yang terjepit, Gubernur Portugis
puncak keja­yaan, dan
De Mesquita menawarkan perundingan. Tawaran itu diterima. kemunduran kerajaan
Ternyata, Portugis bertindak licik. Pada saat berunding, Sultan tersebut. Ketik atau
Khairun dibunuh oleh tentara Portugis. tulis ta­ngan sebanyak
Kejadian itu menimbulkan kemarahan rakyat Maluku. Baabullah, 5-10 halaman.
putra Sultan Khairun, yang dinobatkan sebagai sultan, segera Kumpulkan pekerjaan
kalian kepada bapak/
memimpin perlawanan. Sultan Tidore juga ikut membantu Ternate
ibu guru.
untuk melawan Portugis. Benteng Portugis di Ternate dikepung
selama lima tahun. Akibatnya, Portugis keku­rangan bahan makanan,
kemudian pada 1575 mereka menyerah. Pada 1575, Portugis
meninggalkan Maluku. Mereka menyingkir ke Timor Timur (Timor
Leste). Dengan demikian, berakhirlah usaha menguasai Maluku
oleh Portugis.
Tantangan yang dihadapi Ternate semakin berat. Spanyol dari arah
Filipina terus mendesak kekuatan Ternate. Belanda (VOC) yang mulai
datang di Maluku ikut mendesak Ternate dari arah selatan. Suasana
ini semakin mendorong mundurnya Ternate. Ternate semakin
terdesak dan mengalami kemunduran setelah VOC mulai menguasai
Kepulauan Maluku. Sekalipun demikian, semangat perjuangan rakyat
Maluku untuk mengusir penjajah terus berkobar. Perjuangan dan
perlawanan rakyat Maluku diteruskan oleh Sultan Nuku, Raja Tidore,
yang berhasil mempersatukan Tidore dan Ternate.

D. Berbagai Peninggalan Bercorak Islam


Coba kalian perhatikan gambar 11.20. Gambar tersebut
merupakan salah satu hasil kebudayaan pada masa Kerajaan
Islam. Masjid merupakan bangunan yang paling banyak ditinggalkan
Kerajaan Islam di Indonesia. Bangunan masjid masih digunakan
hingga saat ini. Apa saja bentuk peninggalan pada masa Kerajaan
Islam di Indonesia? Mari kita telusuri bersama-sama!

Gambar 3.21 Masjid Demak


Sumber: www.wikipedia.org

Perkembangan Islam di Indonesia 87


1. Seni Bangunan Bercorak Islam
a. Masjid dan Menara
Bangunan masjid di Indonesia pada zaman perkembangan Islam
memiliki bentuk yang unik. Perhatikan dan cermati keunikan gambar
Masjid Demak dan Masjid Kuno Aceh.

Gambar 3.22 Gambar Kuno Masjid Demak.


Sumber: www.e-dukasi.net Gambar 3.23 Masjid Kuno Aceh
Sumber: www.e-dukasi.net

Bentuk bangunan masjid semacam itu merupakan hasil akulturasi


Jendela Info (percampuran) antara budaya Islam dengan budaya yang telah
berkembang sebelumnya. Bangunan itu memiliki ciri-ciri sebagai
Atap tumpang hingga kini berikut.
masih banyak digunakan
1) Atapnya berupa atap tumpang, yaitu atap yang bersusun semakin
di Pulau Bali. Atap tum­
ke atas semakin kecil. Jumlahnya selalu ganjil, biasanya tiga.
pang dipakai khusus untuk
me­ngatapi bangunan-ba­ Namun, ada juga yang lima, seperti Masjid Banten. Atap masjid
ngunan suci yang terdapat biasanya masih diberi lagi sebuah kemuncak yang dinamakan
di dalam pura. mustaka.
2) Tidak memiliki menara. Masjid luar Indonesia umumnya memiliki
menara. Masjid-masjid di Mesir dan Masjid Abas di Karbala, Irak,
memiliki menara yang sangat tinggi dan megah.
Masjid Kudus dan Masjid Banten memiliki menara. Kedua menara
itu bentuknya sangat unik. Menara Kudus menyerupai sebuah candi
di Jawa Timur. Kalau dicermati, bentuk menara masjid kudus juga
mirip dengan Bale Kulkul. Bale Kulkul adalah bagian dari bangunan
sebuah pure. Cermati dan bandingkan gambar Menara Kudus dan
Bale Kulkul di Pure Taman Ayun Bali, kemudian temukan kemiripan
bentuknya.
Keunikan lain Masjid Kudus adalah pada pintu-pintu masuk
dan tempat wudunya. Pintu-pintu masuk Masjid Kudus, aslinya
Gambar 3.24 Meru pada
bangunan Pure Taman menyerupai pintu-pintu masuk dalam bangunan agama Hindu.
Ayun Bali. Tempat wudunya juga unik karena air wudu keluar memancar dari
Sumber: Dokumen Pribadi
mulut kalamakara.

88 IPS SMP/MTs Kelas VII


Gambar 3.25 Menara Gambar 3.26 Bale Kulkul Gambar 3.27 Pintu Gambar 3.28 Tempat wudu
Kudus Sumber: Dokumen Pribadi masuk Masjid Kudus Masjid Kudus
Sumber: Dokumen Pribadi zaman dulu. Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Di Sekitar Kita

Tradisi Buka Luwur di Kudus


Setiap 10 Muharram, umat Islam di Kudus,
Jawa Tengah menjalankan tradisi Buka Luwur,
yaitu mengganti kain penutup makam Sunan
Kudus. Tradisi ini bertujuan untuk mengenang
jasa Sunan Kudus. Yang lebih penting, tradisi
ini sebagai wujud syukur umat Islam di Kudus Gambar 3.29 Salah satu
atas nikmat Allah. keran wudu.
Sumber: Dokumen Pribadi

b. Makam
Pernahkah kalian berziarah atau berkunjung ke salah satu
makam Wali Songo? Makam-makam di Jawa Tengah dan Jawa Timur
memiliki keunikan tersendiri dibandingkan makam di daerah lain.
Apa keunikan bangunan makam tersebut? Makam-makam tokoh
Islam di Jawa dibangun di tempat yang lebih tinggi. Misalnya, makam
Sunan Muria dan makam Sunan Gunung Jati. Pada makam-makam
tersebut biasanya dibangun berbagai ornamen indah dan unik.
Coba perhatikan makam Sunan Kalijaga di Demak Jawa Tengah
ini. Makam digunakan untuk mengubur jenazah. Masyarakat Hindu
sebagian besar tidak menguburkan jenazah. Orang yang telah mati
pada masyarakat Hindu jenazahnya dibakar. Upacara pembakaran
jenazah ini disebut Ngaben. Upacara Ngaben pada saat ini dapat
kalian lihat, terutama di Pulau Bali.
Apa makna makam para tokoh muslim bagi kehidupan sekarang?
Makam tokoh muslim dapat menunjukkan kepada kita kapan
tokoh tersebut hidup. Sebab biasanya, pada batu nisan ditulis
tahun meninggalnya seorang tokoh. Dengan demikian, kita dapat
Gambar 3.30 Suasana
mengetahui waktu-waktu penting perjalanan sejarah bangsa kita.
ziarah di Makam Sunan
Makam juga dapat menunjukkan kehidupan masyarakat waktu itu. Kudus.
Misalnya, makam Islam di Troloyo Mojokerto, Jawa Timur. Makam ini Sumber: Dokumen Pribadi

Perkembangan Islam di Indonesia 89


menunjukkan pada masa Kerajaan Majapahit telah ada masyarakat
Islam. Selain itu, juga menunjukkan bahwa toleransi pada masa
Majapahit sangat tinggi. Nisan makam Islam tersebut bertuliskan
syahadat dan surya Majapahit. Hal ini menunjukkan bahwa orang
yang meninggal tersebut hidup pada masa Kerajaan Majapahit.

Jendela Info
Arti Wali Songo
Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah wali yang sembilan, menandakan jumlah wali
yang ada sembilan (sanga dalam bahasa Jawa). Pendapat kedua menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal
dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya menyebut kata sana berasal dari bahasa
Jawa, yang berarti tempat. Ada juga yang mengatakan bahwa Walisongo ini adalah sebuah dewan yang didirikan
oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) pada 1474. Saat itu, dewan Walisongo beranggotakan Raden Hasan (Pangeran
Bintara); (Sunan Bonang, Sunan Drajad, Usman Haji (Pangeran Ngudung, ayah dari Sunan Kudus); Sunan Giri;
Syekh Suta Maharaja; Raden Hamzah (Pangeran Tumapel); Raden Mahmud.
Sumber: www.wikipedia.org

2. Seni Ukir
Pada masa Hindu Buddha, bangunan candi dan berbagai bentuk
relief banyak berkembang. Berbagai patung dapat kita temukan
di berbagai bekas Kerajaan Hindu Buddha. Pada masa Kerajaan
Islam, kita tidak lagi dapat menemukan berbagai bentuk patung
sebab agama Islam melarang pembuatan patung. Tetapi, seni pahat
tersebut tidak hilang. Justru seni pahat terus berkembang. Salah
satunya adalah seni ukir. Untuk menghindari menggambar makhluk
hidup, para seniman Islam mengembangkan seni hias dan seni ukir
dengan motif daun-daunan dan bunga-­bungaan.

3. Seni Pertunjukan
Coba kalian perhatikan berbagai bentuk kesenian pertunjukan
yang bercorak Islam di berbagai wilayah Indonesia. Kalian tentu
tidak asing dengan istilah debus, wayang kulit, dan seudati. Ketiga
seni tersebut merupakan contoh peninggalan kebudayaan Islam di
Indonesia. Apa yang dimaksud dengan debus, wayang, dan seudati?
Di mana kita dapat menemukan ketiga bentuk kesenian tersebut?
a. Permainan debus, yaitu tarian yang pada puncak acara para
penari menusukkan benda tajam ke tubuhnya tanpa mening­
galkan luka dan mengeluarkan darah. Tarian ini dapat kalian
temui di Banten dan Minangkabau.
b. Seudati, sebuah bentuk tarian dari Aceh. Seudati berasal dari
kata syaidati yang artinya permainan orang-orang besar. Seudati
sering disebut saman yang artinya delapan. Para pemain
menyanyikan lagu yang isinya, antara lain salawat nabi.

90 IPS SMP/MTs Kelas VII


c. Wayang. Pertunjukan wayang sebenarnya sudah berkembang
sejak zaman Hindu. Pada zaman perkembangan Islam, kesenian
yang sangat disukai masyarakat ini terus dikembangkan.
Cerita-cerita dalam pertunjukan wayang kemudian dikaitkan
dengan ajaran Islam. Pada perkembangan berikutnya, muncul
pertunjukan wayang golek. Wayang golek dikembangkan
berdasarkan cerita Amir Hamzah.

4. Aksara dan Seni Sastra


Masuk dan berkembangnya pengaruh Islam di Indonesia juga
membawa pengaruh dalam bidang aksara dan tulisan. Huruf Gambar 3.31 Tari Seudati
Sumber: http//images.google.
Arab digunakan di bidang seni ukir sehingga berkembanglah seni co.id
kaligrafi
Dalam bidang karya sastra, berkembanglah hikayat, babad, dan
suluk. Jendela Info
Seni kaligrafi kini banyak
a. Hikayat
mengalami perkembangan.
Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun
Kaligrafi banyak dipakai
dongeng. Hikayat yang terkenal, antara lain Hikayat Iskandar untuk hiasan pada masjid,
Zulkarnain, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Khai­dir, Hikayat si batu nisan, hiasan batik,
Miskin, Hikayat 1001 Malam, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat keramik, wayang, dan dind­
Amir Hamzah. ing rumah.

b. Babad
Babad berisi cerita sejarah, tetapi isinya tidak selalu berdasarkan
fakta. Tulisan babad biasanya berisi campuran antara fakta sejarah,
mitos, dan kepercayaan. Di tanah Melayu tulisan yang mirip dengan
babad dikenal dengan sebutan tambo atau silsilah. Contoh babad
adalah Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Pajajaran, Babad
Mataram, dan Babad Surakarta.

c. Suluk
Suluk adalah karya sastra berupa kitab-kitab dan isinya
menjelaskan soal-soal tasawuf. Contoh suluk, antara lain sebagai
berikut.
1) Suluk Sukarsa, isinya mengisahkan perjalanan hidup Ki Sukarsa
dalam mencari ilmu untuk mendapatkan kesem­purnaan hidup.
2) Suluk Wujil, berisi wejangan atau ajaran Sunan Bonang kepada
Wujil, yaitu seorang kerdil yang pernah menjadi abdi di Kerajaan
Majapahit.
3) Suluk Malang Sumirang, berisi penghormatan dan pujian
terhadap seseorang yang telah mencapai kesempurnaan,
mendekatkan diri, dan menyatu dengan Tuhan.

Perkembangan Islam di Indonesia 91


92 IPS SMP/MTs Kelas VII
BAB IV

PERKEMBANGAN
IMPERIALISME
DAN KOLONIALISME
BARAT DI INDONESIA

Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia

Kedatangan Bangsa VOC Perlawanan Rakyat


Barat di Indonesia Indonesia

1. Portugis
2. Spanyol Terhadap Portugis Terhadap Belanda
3. Inggris
4. Belanda

1. Ternate 1. Maluku
2. Demak 2. Makassar
3. Aceh 3. Mataram
4. Banten

93

2 bab 12.indd 257 7/28/2008 9:12:44 PM


Kedatangan Belanda di Banten tahun 1596.
Sumber: www.swaramuslim.net

C oba kalian perhatikan gambar di atas! Kapal-kapal besar tersebut adalah kapal pedagang
Belanda yang berlabuh di Banten. Sementara perahu-perahu kecil di sampingnya
adalah para pedagang bangsa Indonesia. Mereka akan melakukan transaksi perdagangan.
Bangsa Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat dibutuhkan di negeri Belanda
dan Eropa secara umum, yaitu rempah-rempah. Belanda dapat membeli rempah-rempah di
Indonesia dengan harga murah, kemudian mereka jual di Eropa dengan harga tinggi. Belanda
mendapatkan keuntungan luar biasa dari perdagangan ini sehingga berduyun-duyunlah
bangsa Belanda yang lain, juga bangsa-bangsa Eropa mencari rempah-rempah di Indonesia.
Keinginan bangsa Belanda untuk terus memperoleh keuntungan tinggi dari perdagangan
menyebabkan mereka berusaha untuk memonopoli perdagangan di Indonesia. Hal inilah yang
mendorong terjadinya perselisihan antara Belanda dengan rakyat Indonesia. Dalam perjalanan
sejarah, Belanda tidak hanya berhasil melakukan monopoli perdagangan di Indonesia, tetapi
juga menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. Belanda kemudian melakukan imperialisme
dan kolonialisme di Indonesia. Tidak hanya Belanda yang pernah menjajah Indonesia.
Portugis dan Inggris adalah bangsa Barat yang pernah menjajah Indonesia. Bagaimana
proses penjajahan bangsa-bangsa Barat di Indonesia? Bagaimana kondisi bangsa Indonesia
pada masa penjajahan?

94 IPS SMP/MTs Kelas VII


A. Proses Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat Kata-kata kunci
di Indonesia
Coba kalian perhatikan peta di halaman 284. Peta tersebut • Kolonialisme
menggambarkan rute perjalanan bangsa-bangsa Barat untuk • Imperialisme
• Belanda
mencapai wilayah Indonesia. Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris
• VOC
adalah negara-negara Eropa Barat. Mereka berlayar ke timur untuk • Portugis
melakukan perdagangan. Apa yang mereka cari? Mereka sangat • Spanyol
membutuhkan rempah-rempah. Rempah-rempah sangat mahal di
Benua Eropa karena di sana iklimnya tidak seperti di negeri kita.
Tanaman seperti cabai, merica, kakao, dan cengkih sangat langka
di Eropa. Padahal, mereka sangat membutuhkan semua itu. Jendela Info
Rempah-rempah adalah
bagian tumbuhan yang ber­
aroma atau berasa kuat
yang digunakan dalam
jumlah kecil di makanan
sebagai pengawet atau
penambah rasa dalam
masakan. Rempah-rem-
pah biasanya dibedakan
dengan tanaman lain yang
digunakan untuk tujuan
yang mirip, se­perti tanaman
obat, sayuran beraroma,
dan buah kering. Contohnya
kapulaga, lada, kayu manis,
Gambar 4.1 Rempah-rempah pala, dan kunyit.
Sumber: www.wikipedia.org
Sumber: www.wikipedia.
org
1. Latar Belakang Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat
ke Indonesia
Kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia didorong oleh
berbagai hal seperti disebut di bawah ini.

a. Perkembangan Merkantilisme, Revolusi Industri, dan Kapitalisme


Merkantilisme adalah suatu paham kebijakan politik dan ekonomi
suatu negara dengan tujuan memupuk hasil kekayaan (berupa emas)
sebanyak-banyaknya sebagai standar kesejahteraan dan kekuasaan
untuk negara itu sendiri. Untuk mencapai tujuan itu, muncullah
semangat dari beberapa negara Eropa untuk mencari daerah jajahan.
Beberapa negara merkantilisme di Eropa, misalnya Prancis, Inggris,
Jerman, dan Belanda.
Revolusi industri merupakan pergantian atau perubahan secara
menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikerjakan oleh tenaga
manusia atau hewan menjadi tenaga mesin. Penggunaan mesin
dalam industri menjadikan produksi lebih efisien, ongkos produksi

Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia 95


dapat ditekan, serta barang dapat diproduksi dalam jumlah besar
dan cepat. Berkembangnya revolusi industri menyebabkan bangsa-
bangsa Barat memerlukan bahan baku yang lebih banyak. Mereka
juga memerlukan daerah pemasaran untuk hasil-hasil industrinya.
Kapitalisme merupakan suatu paham yang beranggapan bahwa
dalam perekonomian, untuk mendapatkan keuntungan besar
harus mempunyai modal sebesar-besarnya. Pemilikan modal yang
besar dengan sendirinya akan menguasai berbagai sektor produksi,
bahan baku, dan pemasaran. Menurut kapitalisme, seseorang bebas
memupuk kekayaannya.

b. Jatuhnya Konstantinopel oleh Kekaisaran Turki Utsmani Tahun


1453
Penguasa Turki dari Dinasti Utsmani berhasil merebut
Jendela Info Konstantinopel (Istambul) pada tahun 1453. Pada saat itu,
Konstantinopel merupakan pusat pemerintahan Romawi Timur.
Sebelum dikuasai Turki,
Dengan jatuhnya Konstantinopel, perdagangan di Laut Tengah
Konstantinopel adalah
dikuasai oleh pedagang-pedagang Islam. Hal inilah yang mendorong
pusat penjualan rempah-
rempah bagi bangsa
para pedagang Eropa mencari jalan lain untuk mencapai penghasil
Eropa. rempah-rempah (Asia).

c. Dorongan Semangat Tiga G


Kedatangan bangsa-bangsa Barat juga didorong oleh semangat
Tiga G. Tiga G adalah semboyan gold (emas), gospel (agama), dan
Jendela Info glory (petualangan serta kemuliaan). Gold berkaitan dengan upaya
Penemuan kompas, mencari kekayaan, gospel merupakan tuntutan menyebarkan agama
pembuatan kapal, peta, Kristen, dan glory merupakan tekad untuk mencapai kejayaan
dan navigasi sema­kin bangsa-bangsa Barat. Tiga semboyan itulah yang mendorong bangsa-
mempermudah penje­ bangsa Barat mencapai dunia timur.
lajahan samudra.
d. Tantangan Teori Heliosentris
Nicolaus Copernicus seorang ilmuwan Polandia memperkenalkan
teori Heliosentris tahun 1543. Menurut teori Heliosentris, pusat tata
surya adalah matahari. Bumi berbentuk bulat seperti bola. Teori ini
bertentangan dengan teori Geosentris yang menyatakan bahwa pusat
tata surya adalah bumi.
Teori heliosentris mendorong orang Eropa yang gemar berpetualang
untuk membuktikan bahwa bumi bulat. Oleh karena itu, mereka
melayari laut ke arah barat dan timur dari penjuru Eropa. Keberanian
mereka juga didukung oleh teleskop untuk memudahkan penglihatan
jarak jauh.

2. Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat ke Indonesia


Gambar 4.2 Galielo Galilei
Bagaimana proses perjalanan bangsa-bangsa Barat ke timur?
Sumber: www.galileo-galilei.
org Mereka melewati berbagai rintangan yang sangat berat. Lautan
luas dengan ombak besar dan ancaman angin menjadi halangan

96 IPS SMP/MTs Kelas VII


utama. Ancaman bajak laut juga sering mereka temui. Akan tetapi,
Jendela Info
dengan semangat Tiga G mereka mampu mencapai dunia timur.
Mereka merupakan petualang yang tangguh. Sayang, petualangan Keuntungan yang diper­
tersebut menjadikan mereka sombong dan karena terdorong oleh oleh Por tugis dengan
hawa nafsunya, mereka menjadi penjajah. Bagaimana kronologi menguasai Malaka ada­
kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia? Berikut ini uraiannya. lah dapat menguasai
jalur perdagangan yang
a. Ekspedisi Bangsa Portugis penting di Asia Tenggara
dan memiliki basis militer
Pelaut Portugis Bartolomeo Diaz pada tahun 1486 melakukan
di Asia Tenggara.
pelayaran pertama menyusuri pantai barat Afrika. Ia bermaksud
melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Ekspedisinya hanya
berhasil sampai di ujung selatan Afrika. Selanjutnya, orang Portugis
menyebutnya sebagai Tanjung Harapan Baik (Cape of Good Hope).
Vasco da Gama melanjutkan ekspedisi Bartolomeo Diaz tahun
1498. Akhirnya, Vasco da Gama berhasil mencapai Kalikut, India.
Dengan demikian, ia telah menemukan jalan baru menuju pusat
rempah-rempah. Dalam perjalanan selanjutnya, Portugis mencapai
Malaka tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia
berhasil menguasai Malaka dan selanjutnya memasuki wilayah
Nusantara.
Gambar 4.3 Vasco da Gama
b. Ekspedisi Bangsa Spanyol Sumber: www.portcities.org.uk
Teori Heliosentris merupakan salah satu pendorong Christopher
Columbus mencapai Hindia Timur melalui jalur barat Eropa. Pada
tahun 1492, Columbus memulai pelayaran melalui Samudra Atlantik Jendela Info
dengan dukungan Ratu Isabella. Columbus berhasil mencapai
Columbus berangkat
Kepulauan Bahama di Karibia Amerika. Columbus mengira dirinya bersama 3 buah kapal
telah sampai di Hindia sehingga menamai penduduk setempat dengan 88 awak laut.
sebagai orang Indian. Akibatnya, Benua Amerika oleh orang Eropa Sponsor utamanya adalah
disebut sebagai Hindia Barat. Ratu Isabella.

Gambar 4.5 Christopher


Gambar 4.4 Pendaratan Columbus di Amerika. Columbus
Sumber: www.aoc.gov Sumber: www.wikipedia.org

Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia 97


Columbus menjadi pioner menuju Hindia Timur melalui jalur
barat. Penerusnya bernama Ferdinand Magellan. Ia melakukan
pelayaran pada 1519. Satu tahun kemudian, Magellan sampai di
Filipina. Di Filipina ia wafat karena terlibat konflik dengan kerajaan
setempat. Sebastian d’Elacano, penerus Magellan berhasil mencapai
Kepulauan Maluku tahun 1521. Di Maluku, bangsa Portugis telah
sampai terlebih dahulu.
Portugis dan Spanyol terlibat dalam konflik antarkerajaan Ternate
dan Tidore di Maluku. Pada saat itu, Ternate dan Tidore sebagai
kerajaan berpengaruh di Maluku sedang dalam situasi persaingan
yang menjurus ke arah permusuhan. Spanyol memanfaatkan situasi
tersebut dengan memberikan dukungan pada Ternate. Sementara
Gambar 4.6 Ferdinand
Magellan
Portugis memberikan dukungan kepada Tidore. Dalam perseteruan
Sumber: www.gutenberg.org tersebut, Ternate dan Spanyol dalam pihak yang mengalami
kekalahan. Untuk menghindari persaingan antarbangsa Eropa
yang dapat merugikan mereka, Perjanjian Tordesillas memutuskan
Spanyol tidak diizinkan untuk melakukan perdagangan di Maluku.
Salah satu hal terpenting dari perjalanan pelayaran bangsa
Portugis dan Spanyol adalah bukti bumi berbentuk bulat semakin
kuat.

c. Ekspedisi Bangsa Inggris


Inggris merupakan salah satu negara yang sangat maju di Eropa.
Pola perdagangannya berbeda dengan para pedagang Eropa lainnya.
Perdagangan Inggris di Asia tidak disponsori oleh pemerintah, tetapi
oleh perusahaan-perusahaan swasta. Persekutuan dagang East
Indian Company (EIC) merupakan gabungan dari para pengusaha
Inggris. Walaupun Inggris tiba di Kepulauan Nusantara, pengaruhnya
tidak terlalu banyak seperti halnya Belanda. Hal ini disebabkan EIC

Gambar 4.7 Peta penjelajahan samudra.

98 IPS SMP/MTs Kelas VII


terdesak oleh Belanda sehingga Inggris menyingkir ke India dan Asia
Timur. Kekuasaan Inggris di Indonesia akan kita bahas di bagian
lain.

d. Ekspedisi Bangsa Belanda


Pada 1568–1648 terjadi perang delapan puluh tahun antara
Belanda dan Spanyol. Pemerintah Spanyol melarang Pelabuhan
Lisabon bagi kapal-kapal Belanda untuk melakukan aktivitas
perdagangan dan pelayaran. Belanda tidak surut langkah dalam
menghadapi tantangan tersebut untuk mencapai Hindia Timur.
Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman, memimpin ekspedisi
ke Hindia Timur. Pada 1595, armada mengarungi ujung selatan Afrika.
Selanjutnya, terus menuju arah timur melewati Samudra Hindia.
Tahun 1596 armada Houtman tiba di Pelabuhan Banten melalui
Selat Malaka. Mengapa Belanda tidak melewati Selat Malaka yang
lebih ramai? Hal ini disebabkan Portugis telah menguasai Malaka,
sementara mereka bermusuhan.
Gambar 4.8 Cornelis de
Houtman
Sumber: www.bezuiden hout.nl

Gambar 4.9 Peta Jawa pada awal kedatangan Belanda di Indonesia.


Sumber: www.wikipedia.org

Cornellis de Houtman merupakan pioner perusahaan-perusahaan


dagang Belanda lainnya. Kedatangan Houtman di Indonesia kemudian
disusul oleh ekspedisi-ekspedisi lainnya. Dengan banyaknya
pedagang Belanda di Indonesia maka muncullah persaingan di
antara mereka sendiri. Secara prinsip ekonomi, banyaknya pedagang
menyebabkan harga akan naik karena banyak permintaan dan
penawaran cenderung tetap. Akibat di Eropa adalah sebaliknya.
Karena banyak pedagang yang membawa dagangan sama, harga
rempah-rempah di Eropa cenderung turun. Akibatnya, keuntungan
pedagang Eropa juga turun. Keadaan ini sebenarnya merupakan
prinsip ekonomi yang sehat.

Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia 99


3. Berdirinya Kongsi Dagang Belanda VOC
Persaingan antara para pedagang Barat muncul dengan semakin
banyaknya pedagang Barat di Indonesia. Hal tersebut merupakan
hal kurang positif bagi perkembangan para pedagang Eropa. Untuk
itulah, bangsa-bangsa Barat kemudian mendirikan persekutuan
atau organisasi perdagangan. Tujuannya adalah agar terjadi
persaingan sehat antarbangsa Barat, khususnya yang satu negara.
Para pedagang Belanda kemudian mendirikan Vereenigde Oost
Indische Compagnic (VOC). Bagaimana proses terbentuknya VOC?
Apa saja keistimewaan VOC? Berikut uraiannya.

a. Terbentuknya VOC
Persaingan tidak hanya terjadi antara pedagang Belanda, tetapi
juga dengan para pedagang Eropa dan Asia lainnya. Saingan utama
Belanda adalah Portugis yang lebih dahulu menanamkan pengaruh
perdagangan di Nusantara. Masalah ini dianggap merugikan
kepentingan Belanda. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
dengan dukungan pemerintah Belanda, pada 20 Maret 1602
Gambar 4.10 Salah satu
dibentuklah Veredigde Oost-Indische Compagnie atau disingkat VOC
kapal VOC. (Persekutuan Perusahaan Dagang Hindia Timur). Ide pembentukan
Sumber: www.carillon.org VOC berasal dari seorang anggota Parlemen Belanda bernama
Johan van Oldebarnevelt. VOC merupakan penggabungan beberapa
perusahaan dagang Belanda.
Apa keistimewaan VOC? Selain dipimpin oleh seorang gubernur
jenderal, VOC mempunyai hak monopoli dan kedaulatan. Hak-hak
istimewa yang tercantum dalam Oktroi (Piagam/Charta) pada 20
Maret 1602 meliputi berikut ini.
1) Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah
Gambar 4.11 Lambang VOC timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens
Sumber: www.wikipedia.org serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri.
2) Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layak­
nya suatu negara untuk
a) memelihara angkatan perang;
b) memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian;
c) merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Belanda;
d) memerintah daerah-daerah tersebut;
e) menetapkan/mengeluarkan mata uang sendiri;
f) memungut pajak.

Gambar 4.12 Dua sisi mata


uang VOC pada tahun 1735.
Sumber: www.wikipedia.org

100 IPS SMP/MTs Kelas VII


b. Perluasan Politik Ekonomi VOC
Gubernur Jenderal pertama VOC adalah Pieter Both. Ia
menentukan pusat perdagangan VOC di Ambon, Maluku. Namun,
pusat dagang kemudian dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena
VOC memandang bahwa Jawa lebih strategis sebagai lalu lintas
perdagangan. Selain itu, kedudukan saingan utama Belanda, yaitu
Portugis berada di Malaka.
Pangeran Jayakarta (penguasa bagian wilayah Banten) mem­
berikan izin kepada VOC untuk mendirikan kantor dagang di
Jayakarta. Di sisi lain, Pangeran Jayakarta juga mengizinkan pendirian
kantor dagang kepada EIC (Inggris). Kebijakan ini membuat Belanda
merasa tidak suka kepada Pangeran Jayakarta. Gambar 4.13 Pieter Both
Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen membujuk Sumber: home.planet.nl
penguasa Kerajaan Banten untuk memecat Pangeran Jayakarta,
sekaligus memohon agar izin kantor dagang Inggris EIC dicabut. Pada
31 Mei 1619 keinginan VOC dikabulkan Raja Banten. Momentum
inilah yang kemudian menjadi mata rantai kekuasaan VOC dan
Belanda pada masa berikutnya. VOC mempunyai keleluasaan dan
kelonggaran yang diberikan penguasa Banten. Jayakarta oleh VOC
diubah namanya menjadi Batavia. Di Batavia, VOC mendirikan
benteng sebagai tempat pertahanan, pusat kantor dagang, dan
pemerintahan. Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan
dimilikinya beberapa hak monopoli perdagangan. Masa inilah yang
menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada perjalanan
sejarah selanjutnya.
Dalam menanamkan perluasan kekuasaan ekonomi di Indonesia,
terdapat strategi yang sangat terkenal. Pertama, VOC menerapkan
politik devide et impera (adu domba) apabila ada persengketaan
politik kerajaan. Hal tersebut sangat menguntungkan karena kekuatan
bangsa Indonesia akan melemah. Kedua, VOC berhasil memiliki hak
ekstirpasi, yaitu hak untuk menghancurkan tanaman rempah-rempah
agar produksinya tidak berlebih. Apabila produksi berlebih, harga
akan menurun. Ketiga, seperti yang terjadi di Maluku, VOC berhak
melakukan pelayaran Hongi. Pelayaran Hongi adalah pelayaran
menggunakan perahu kora-kora dengan menggunakan senjata
lengkap, untuk mengawasi pelaksanaan monopoli di Maluku.
Eksistensi VOC di Batavia telah berhasil merongrong kekuasaan
Kerajaan Banten. Campur tangan Belanda terlihat saat VOC menekan
penguasa Banten Ranamenggala agar menyingkirkan Pangeran
Jayakarta. Keberadaan VOC di Jayakarta merupakan ancaman serius
bagi raja-raja lain, khususnya di Jawa dan Nusantara. Pada masa itu
terdapat kerajaan yang masih kuat, seperti Mataram di Jawa Tengah.
Pada awalnya, hubungan antara Mataram dengan VOC bersifat saling
menguntungkan. Dalam periode berikutnya, terjadi konflik antara
Mataram dengan VOC, yang akan dibahas dalam bab tersendiri.
Uraian tersebut menunjukkan bahwa Belanda dengan VOC-nya
telah berhasil menguasai daerah Indonesia bagian barat, tengah, atau
pun timur. Kepulauan Indonesia telah menjadi sasaran perluasan
kolonialisme dan imperialisme.

Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia 101


Gambar 4.14 Batavia
Sumber: www.wikipedia.org

B. Perjuangan Rakyat di Berbagai Daerah dalam


Jendela Info Menentang Imperialisme dan Kolonialisme
Kebijakan-kebijakan VOC di Indonesia menimbulkan berbagai konflik
Kejayaan VOC t erjadi dengan rakyat Indonesia. Hampir di setiap daerah di Indonesia
pada abad ke-18. Saat muncul perlawanan menentang VOC. Kenyataan ini menunjukkan
itu, kerajaan-kerajaan di
bahwa bangsa Indonesia mencintai persahabatan, tetapi lebih
Indonesia sudah dikuasai
mengutamakan kemerdekaan. Perlawanan muncul di berbagai daerah.
oleh VOC. Satu-satunya
Perlawanan tidak hanya ditujukan kepada bangsa Belanda, tetapi
ke r a j a a n ya n g b e l u m
dikuasai adalah Kerajaan juga bangsa Barat yang lain. Bagaimana sejarah perlawanan bangsa
Aceh. Indonesia terhadap bangsa-bangsa Barat? Mari kita simak bersama!

1. Perlawanan terhadap Portugis


Beberapa kerajaan melakukan reaksi terhadap upaya imperialisme
yang dilakukan oleh bangsa Portugis, antara lain sebagai berikut.

a. Perlawanan Kerajaan Ternate


Perlawanan di Maluku diawali oleh perlawanan Dajalo dari
Ternate dengan bantuan Kerajaan Ternate dan Bacan. Ternate dan
Tidore yang awalnya bersaing, namun kemudian menyadari bahwa
keberadaan Portugis sangat membahayakan mereka. Dajalo belum
berhasil mengusir Portugis. Perlawanan berikutnya dilanjutkan oleh
Sultan Khairun dan pada 27 Februari 1570 terjalin kesepakatan
damai dengan Portugis.
Selanjutnya, Portugis mengingkari kesepakatan damai, bahkan
Sultan Khairun dibunuh. Sultan Baabullah Daud Syah segera

102 IPS SMP/MTs Kelas VII


melanjutkan perlawanan dan berhasil mengusir Portugis dari Maluku
pada tahun 1575. Kemudian, Portugis berpindah ke Timor Leste
(Timor Timur) dan Flores.

b. Perlawanan Demak
Dominasi Portugis di Malaka telah mendesak dan merugikan
kegiatan perdagangan orang-orang Islam. Kedudukan kerajaan-
kerajaan Islam yang mempunyai kepentingan perdagangan di sana
ikut dirugikan, termasuk Demak. Oleh karena itu, Raden Patah
mengirim pasukannya di bawah Pati Unus untuk menyerang Portugis
di Malaka. Pati Unus melancarkan serangannya pada 1512 dan
1513. Ia memimpin pasukan yang terdiri dari 100 kapal laut dan
lebih dari 10.000 pasukan. Serangan ini belum berhasil.
Pada tahun 1527, tentara Demak kembali melancarkan
serangan terhadap Portugis di Sunda Kelapa. Kala itu Portugis
mulai menanamkan pengaruhnya di Sunda Kelapa. Di bawah
pimpinan Fatahillah, tentara Demak berhasil mengusir Portugis
dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa kemudian diubah menjadi
Jayakarta.

c. Perlawanan Aceh
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607–1639),
armada kekuatan Aceh telah disiapkan untuk menyerang kedudukan
Portugis di Malaka. Saat itu, Kerajaan Aceh telah memiliki armada
laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Wilayahnya telah sampai
di Sumatra Timur dan Sumatra Barat.
Pada tahun 1629 Aceh mencoba untuk menaklukkan Portugis.
Penyerangan yang dilakukan Aceh ini belum berhasil. Meskipun
demikian, Aceh masih tetap berdiri sebagai kerajaan yang merdeka.

2. Perlawanan terhadap VOC


Tindakan VOC yang sombong dan sewenang-wenang menyebabkan
timbulnya perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah. Walau­
pun belum berhasil, perjuangan ini akan menjadi inspirasi bagi
perjuangan bangsa Indonesia pada era berikutnya dalam mengusir
penjajah. Berikut ini beberapa perlawanan rakyat Indonesia di
berbagai daerah dalam mengusir VOC.

Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia 103


a. Maluku
Kakiali dan Talukabesi dari Kerajaan Hitu memimpin perjuangan
mengusir Belanda di Maluku tahun 1635–1646. Walaupun
perjuangan tersebut belum berhasil, telah menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia tidak menyukai penjajahan. Pada tahun 1667,
Tidore, sebagai kerajaan terkuat di Maluku, juga mengakui kekuasaan
VOC. Kekuasaan Belanda di Indonesia Timur semakin tegas dengan
dikuasainya Maluku.

b. Makassar
Setelah Maluku jatuh, ancaman VOC di Indonesia Timur tinggal
Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan. Gowa adalah kerajaan yang
kuat dan mempunyai armada sangat besar. Kala itu sedang terjadi
perselisihan antara Arung Palaka dari Kerajaan Bone dengan raja
Gowa. VOC memanfaatkan perselisihan tersebut dengan memberikan
Gambar 4.15 Sultan dukungan kepada Arung Palaka.
Hasanuddin Belanda berhasil memanfaatkan Arung Palaka untuk menyerang
Sumber: www.foto-foto.com
Gowa tahun 1666. Pihak Belanda dengan bantuan Arung Palaka
memenangkan pertempuran dan Sultan Hasanuddin dari Kerajaan
Gowa dipaksa untuk menandatangani perjanjian Bongaya pada 18
November 1667.
Perjanjian Bongaya baru terlaksana tahun 1669 karena Sultan
Hasanuddin masih melakukan perlawanan kembali. Akhirnya,
Makassar harus merelakan benteng di Ujungpandang kepada VOC.
Sejak masa itu, tidak ada lagi kekuatan besar yang mengancam
kekuasaan VOC di Indonesia timur. Gorontalo, Limboto, dan negara-
negara kecil Minahasa lainnya telah takluk pada VOC.
Perjanjian Bongaya adalah perjanjian antara Sultan Hasanuddin
dengan VOC, yang isinya sebagai berikut.
1) VOC mendapatkan wilayah yang direbut selama perang.
2) Bima diserahkan kepada VOC.
3) Kegiatan pelayaran para pedagang Makassar dibatasi di bawah
pengawasan VOC.
4) Penutupan Makassar sebagai bandar perdagangan dengan
bangsa Eropa, selain VOC, dan monopoli oleh VOC.
5) Alat tukar/mata uang yang digunakan di Makassar adalah mata
uang Belanda.
6) Pembebasan cukai dan penyerahan 1.500 budak kepada VOC.
Perjanjian Bongaya telah memangkas kekuasaan Kerajaan Gowa
sebagai kerajaan terkuat di Sulawesi. Tinggal kerajaan-kerajaan kecil
yang sulit melakukan perlawanan terhadap VOC.
Kenali Tokoh
Sultan Hasanuddin merupakan Raja Gowa ke-16. Ia lahir pada 11 Januari 1631 dengan nama I Mallombasi
Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat

104 IPS SMP/MTs Kelas VII


tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, tetapi lebih dikenal dengan Sultan
Hasanuddin saja. Sultan Hasanuddin wafat pada 1 Juni 1670. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes
van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia dimakamkan di Katangka,
Makassar. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973 tanggal
6 November 1973.

c. Mataram
Kalian tentu masih ingat dengan keberadaan Kerajaan Mataram
Jendela Info
Islam, bukan? Mataram merupakan salah satu kerajaan Islam
terbesar di Pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Serangan pertama yang
Belanda telah mendirikan kantor dagang di Batavia. Keberadaan dilakukan Mataram terha­
VOC di Batavia sangat membahayakan Mataram. d a p VO C p a d a t a h u n
Selanjutnya, terjadi perselisihan antara Mataram dengan Belanda 1628 gagal karena hal-hal
karena nafsu monopoli Belanda. Pada 8 November 1618, Gubernur berikut.
Jenderal VOC Jan Pieterzoon Coen memerintahkan Van der Marct a. M a t a r a m k u r a n g
teliti dalam memper­
untuk menyerang Jepara. Kerugian Mataram sangat besar. Peristiwa
hitungkan medan per­
tersebut memperuncing perselisihan antara Mataram dengan
tempuran.
Belanda. b. Mereka kekurangan per­
Sultan Agung segera menyiapkan penyerangan terhadap bekalan.
kedudukan VOC di Batavia. Serangan pertama dilakukan pada tahun c. Mereka kalah dalam
1628. Pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Baurekso tiba persenjataan.
di Batavia pada 22 Agustus 1628. Kemudian, disusul oleh pasukan
Tumenggung Sura Agul-Agul dan kedua bersaudara, yaitu Kiai Dipati
Mandurejo dan Upa Santa.
Serangan pertama gagal, pasukan ditarik ke Mataram pada 3
Desember 1628. Tidak kurang dari seribu prajurit Mataram gugur
dalam perlawanan tersebut. Mataram segera mempersiapkan
serangan kedua, dengan pimpinan Kiai Adipati Juminah, K.A. Puger,
dan K.A. Purbaya. Persiapan dilakukan dengan lebih matang. Gudang-
gudang dan lumbung persediaan makanan didirikan di berbagai
tempat. Persiapan pengepungan secara total terhadap Batavia
dilakukan. Serangan dimulai pada 1 Agustus dan berakhir 1 Oktober
1629. Sayangnya, serangan kedua ini pun gagal. Selain karena
faktor kelemahan pada serangan pertama, lumbung padi persediaan
makanan banyak dihancurkan Belanda.
Jendela Info
d. Banten
Banten mencapai zaman keemasan pada masa Sultan Ageng Perlawanan rakyat Banten
Tirtayasa. Ia sangat bersimpati dengan perjuangan mengusir tidak berhenti begitu saja.
Belanda. Salah satu kepeduliannya ditunjukkan dengan memberi Perjuangan melawan VOC
bantuan amunisi senjata kepada Trunojoyo yang melawan Belanda dilanjutkan oleh Kiai Tapa,
di Mataram. Ratu Bagus dengan dibantu
oleh Ibnu Iskandar dan
Perlawanan Banten terhadap Belanda terjadi sejak awal Belanda
Syekh Yusuf.
menginjakkan kaki di Banten. Perlawanan terbesar dilakukan oleh

Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia 105


Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1656. Kerajaan Banten berhasil
Jendela Info
menguasai sejumlah kapal VOC dan beberapa pos penting.
Perjuangan para pahla- Perlawanan ini diakhiri dengan perjanjian damai tahun 1569.
wan di berbagai daerah Pada 1680, Sultan Ageng kembali mengumumkan perang
menunjukkan kerelaan mer- setelah terjadi penganiayaan terhadap para pedagang Banten oleh
eka untuk berkorban demi VOC. Sayang sekali, di Banten terjadi perselisihan antara Sultan
membela kemerdekaan. Ageng dengan putra mahkota Sultan Haji. Belanda memanfaatkan
Mereka rela mengorbankan perselisihan antara Sultan Haji dengan Sultan Ageng Tirtayasa.
harta benda dan nyawa
Belanda mendukung Sultan Haji karena lebih mudah dipengaruhi
demi membela ibu pertiwi.
untuk membantu kepentingan dagang Belanda. Akhirnya, Sultan
Mari kita bangun semangat
kita untuk membela bangsa
Ageng Tirtayasa digulingkan dan Sultan Haji menjadi Raja Banten.
Indonesia dengan mem- Pada 1682, Sultan Haji terpaksa menandatangani perjanjian
pertahankan dan mengisi dengan Belanda yang isinya sebagai berikut.
kemerdekaan. 1) VOC berhak atas monopoli perdagangan, orang-orang Eropa
saingan VOC harus diusir.
2) Banten menanggung semua ganti rugi perang.
3) Banten merelakan Cirebon kepada VOC.
4) VOC berhak turut campur dalam setiap urusan Kerajaan Banten.

Pada 1695, kemerdekaan Kerajaan Banten telah diambil oleh


VOC. Sultan Haji baru sadar bahwa tindakannya sangat merugikan
kepentingan rakyatnya sendiri. Kerajaan Banten pun semakin lemah,
sedangkan kedudukan Belanda di Jawa semakin kuat.
Jendela Info
Gubernur Jenderal yang Memerintah pada Masa VOC

1. 1610-1614 - Pieter Both 19. 1713-1718 - Christoffel van Swol


2. 1614-1615 - Gerard Reynst 20. 1718-1725 - Hendrick Zwaardecroon
3. 1615-1619 - Laurens Reael 21. 1725-1729 - Mattheus de Haan
4. 1619-1623 - Jan Pieterszoon Coen 22. 1729-1732 - Diederik Durven
5. 1623-1627 - Pieter de Carpentier 23. 1732-1735 - Dirk van Cloon
6. 1627-1629 - Jan Pieterszoon Coen 24. 1735-1737 - Abraham Patras
7. 1629-1632 - Jacques Specx 25. 1737-1741 - Adriaan Valckenier
8. 1632-1636 - Hendrik Brouwer 26. 1741-1743 - Johannes Thedens
9. 1636-1645 - Antonio van Diemen 27. 1743-1750 - Gustaaf Willem Baron van Imhoff
10. 1645-1650 - Cornelis van der Lijn 28. 1750-1761 - Jacob Mossel
11. 1650-1653 - Carel Reyniersz 29. 1761-1775 - Petrus Albertus van der Parra
12. 1653-1678 - Joan Maetsuycker 30. 1775-1777 - Jeremias van Riemsdijk
13. 1678-1681 - Rijkloff van Goens 31. 1777-1780 - Reinier de Klerk
14. 1681-1684 - Cornelis Speelman 32. 1780-1796 - Willem Alting
15. 1684-1691 - Johannes Camphuys 33. 1796-1799 - Pieter Gerardus van Overstraten
16. 1691-1704 - Willem van Outhoorn
17. 1704-1709 - Johan van Hoorn
18. 1709-1713 - Abraham van Riebeeck

Sumber: www.wikipedia.org

106 IPS SMP/MTs Kelas VII


C. Bubarnya VOC sebagai Imperium Pertama
(1602–1799)
Sejak tahun 1602, VOC memiliki pengaruh besar dalam perdagangan
di Indonesia. Hingga akhir abad XVIII, VOC berhasil menanamkan
kekuasaan di berbagai wilayah. Usaha-usaha VOC bukan berarti
tidak menghadapi tantangan dan perlawanan. Kekuasaan kerajaan-
kerajaan besar dan kecil masih merupakan ancaman serius VOC.
Untuk meluaskan pengaruh, VOC mempersiapkan penguasaan
dengan cara perang (militer). Beberapa gubernur jenderal seperti
Antonio van Diemon (1635–1645), Johan Maatsuyeker (1653–1678),
Rijklof van Goens (1678–1681), dan Cornellis Janzoon Speelman
(1681–1684) merupakan tokoh-tokoh peletak dasar politik ekspansi
VOC.
Selama abad XVII, VOC memusatkan perhatian pada dua tempat.
Pertama, Maluku tempat kekuasaan Belanda yang semakin kokoh.
Kedua, Jawa tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang juga akan
membuka jalan bagi dijalankannya intervensi ke beberapa kerajaan.
Hingga akhir abad XVIII, VOC masih menghadapi kerajaan-kerajaan
Jawa, terutama Mataram.

Di Sekitar Kita

Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta


atau Museum Batavia adalah museum yang terletak di Jalan Taman
Fatahillah No. 2, Jakarta Barat. Gedung ini dulu adalah Stadhuis
atau Balai Kota, yang dibangun pada tahun 1707–1710 atas perintah
Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn. Bangunan balaikota itu serupa
dengan Istana Dam di Amsterdam, terdiri dari bangunan utama dengan
dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang
digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah
tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada 30 Maret 1974, gedung ini
kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
Sumber: www.wikipedia.org

Ternyata, keberadaan VOC di Indonesia tidak serta-merta


membawa keuntungan besar bagi pemerintah Belanda. Pengurasan
kekayaan bangsa Indonesia lebih banyak masuk dalam pribadi dan
kelompok. Hal ini merupakan salah satu pemicu VOC gulung tikar.
Penyebab kebangkrutan VOC adalah sebagai berikut:
1. Skandal korupsi merajalela yang dilakukan oleh para pegawai
VOC.
2. Lemahnya manajemen sehingga terjadi pemborosan keuangan.
3. Perlawanan dari berbagai kerajaan di Indonesia, ancaman Inggris
(EIC) dan Prancis menguras perhatian dan keuangan VOC.

Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia 107


4. Perang Inggris IV (1780–1784) di Eropa membuat VOC terpisah
Jendela Info dari induknya (pemerintah Belanda). VOC banyak mengeluarkan
Status Republik Bataaf biaya untuk memperkuat armada militer guna menghadapi
hanya sampai tahun 1806. Inggris. Oleh karena itu, VOC banyak menanggung utang.
Napoleon Bona­parte (Kai- 5. Di Eropa, pada Desember 1794/Januari 1795 Prancis mengalah­
sar Prancis) mengemba- kan Belanda dan berhasil membentuk pemerintahan boneka
likan Republik Bataaf ke Prancis. Peristiwa ini menandai berubahnya Kerajaan Belanda
bentuk Kerajaan Belanda. menjadi Republik Bataaf (Bataafse Republiek).
Indonesia merupakan ba-
gian pemerintahan Kera-
Komisi yang menyelidiki kebangkrutan VOC akhirnya menyimpulkan
jaan Belanda yang dipimpin
bahwa VOC sudah sulit untuk dipertahankan. Akhirnya, pada
oleh seorang gubernur jen-
deral.
pergantian tahun 1799 ke 1800 VOC dibubarkan. Berdasarkan pasal
247 Konstitusi 1798, mulai 1 Januari 1800 Indonesia menjadi jajahan
Pemerintah Belanda.

108 IPS SMP/MTs Kelas VII


Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia 109
110 IPS SMP/MTs Kelas VII
BAB V

KONDISI BANGSA
INDONESIA PADA MASA
PEMERINTAHAN HINDIA
BELANDA

Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Indonesia pada Masa Pengaruh Kolonial Perlawanan Bangsa


Pemerintahan Belanda Belanda Indonesia

1. Hindia Belanda I 1. Perang Saparua


2. Pemerintahan Inggris 2. Perang Padri
3. Hindia Belanda II 3. Perang Diponegoro
4. Kolonial Liberal 4. Perang Aceh
5. Perlawanan Sisingamangaraja
6. Perang Banjar
7. Perang Jagaraga
8. Perlawanan Sosial

111
Lambang VOC
Sumber: www.bataviawerf.nl

T ahukah kalian logo apakah itu? Logo tersebut adalah logo yang digunakan oleh kongsi
dagang Belanda VOC. Kalian sudah mempelajari pada materi sebelumnya bahwa VOC
sebagai imperium kolonialisme Belanda pertama di Indonesia bubar pada 1799. Penyebab
utama kehancuran VOC adalah korupsi. Setelah VOC bubar, pemerintah Hindia Belanda
mengambil alih kekuasaan VOC di Indonesia mulai 1 Januari 1800. Dengan demikian,
secara langsung pemerintah Hindia Belanda melakukan pemerintahan terhadap bangsa
Indonesia. Bagaimana kondisi bangsa Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda?
Apa saja pengaruh perluasan kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan pemerintah
Hindia Belanda?

112 IPS SMP/MTs Kelas VIII


A. Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Kata-kata kunci
Belanda
Pada pelajaran di kelas VII kalian telah mempelajari bahwa VOC • Pemerintah Hindia
akhirnya bubar pada 1799. Bubarnya VOC terutama disebabkan oleh Belanda
• Kerja rodi
kebangkrutan akibat korupsi yang merajalela. Pemerintah Hindia
• Sistem sewa tanah
Belanda kemudian mengambil alih kekuasaan VOC atas Indonesia. • Sistem tanam
Apa yang terjadi kemudian? Tentu saja, Indonesia menjadi bagian paksa
(provinsi) negara Belanda. Padahal, luas wilayah kita berkali-kali • Kolonialisme
luas negara Belanda di Eropa. Bagaimana perkembangan bangsa • Imperialisme
Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda? • Penderitaan rakyat
• Perlawanan di
berbagai daerah
1. Pemerintahan Hindia Belanda I (1800–1811)
Mulai 1 Januari 1800, Kerajaan Belanda telah membentuk
pemerintahan kolonial yang disebut Nederlands Indie (Hindia
Belanda). Hindia Belanda dikepalai oleh seorang gubernur
jenderal. Sejak periode inilah Belanda secara resmi menjalankan
pemerintahan kolonial dalam arti yang sebenarnya.
Gubernur jenderal yang pernah memerintah Hindia Belanda,
antara lain sebagai berikut.

a. Herman Willem Daendles (1840-1811)


Herman Willem Daendels adalah seorang ahli hukum yang
mendapatkan kepercayaan melakukan reformasi sistem
pemerintahan Hindia Belanda. Ia membawa perubahan dengan
Gambar 5.1 Herman Willem
menggantikan sistem pemerintahan feodal ke bentuk liberal. Daendels
Daendels sangat menentang tanam paksa sehingga kemudian Sumber: www.engelfriet.net
ia menghapuskannya. Ia juga berusaha untuk memberantas
pemborosan dan korupsi di dalam administrasi Belanda walaupun
kenyataannya hanya sedikit yang berhasil.
Beberapa kebijakan Daendels di Hindia Belanda, yaitu sebagai Jendela Info
berikut.
Gubernur jenderal yang
1) Pemerintahan Feodal menuju Liberal
memerint ah di bawah
Daendels menerapkan kebijakan yang memelopori pemerintahan kekuasaan Napoleon
liberal, antara lain di Prancis (1800-1811)
a) memperlakukan para penguasa Jawa (bupati) sebagai adalah sebagai berikut:
pegawai administrasi pemerintah; 1. 1800-1801—Pieter Ge-
b) melakukan penyederhanaan dan pemusatan pemerintahan rardus van Overstraten
di Batavia; 2. 1801—1805—Johannes
c) mendirikan beberapa kantor baru urusan khusus di tiap provinsi; Siberg
d) membagi seluruh Pulau Jawa dalam sembilan prefects 3. 1805—1808—Albertus
sebagai pengganti gubernur, yang langsung bertanggung Hendricus Wiese
jawab kepada gubernur jenderal. 4. 1808—1811—Herman
Willem Daendels
2) Bidang Pertahanan
5. 1811—Jan Willem Jans-
Daendels membangun benteng-benteng pertahanan dan
sens
meningkatkan jumlah prajurit yang mayoritas orang pribumi. Daendels Sumber: www.wikipedia.org
meningkatkan jumlah tentara dari 4.000 menjadi 18.000 orang.

Kondisi Bangsa Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda 113


3) Bidang Perekonomian
Daendels melakukan beberapa kebijakan di dalam bidang
perekonomian, antara lain
a) membuat uang kertas dalam jumlah besar sehingga
menyebabkan inflasi (kenaikan harga);
b) penjualan tanah dan optimalisasi pajak;
c) monopoli beras oleh pemerintah;
d) membentuk dewan pengawas keuangan;
e) intensifikasi dan diversifikasi perkebunan.
4) Pembentukan Pengadilan untuk Penyelesaian Masalah Pidana
dan Perdata
5) Untuk Mendukung Seluruh Aktivitas Pemerintahan, Daendels
Membangun Jalan Raya Pos (Grote Postweg) Sepanjang 1.000 km.

Gambar 5.2 Jalan Raya Pos


Sumber: www.wikipedia.org

Jalan ini menghubungkan Anyer (ujung barat Jawa) dan Panarukan


(ujung timur Jawa). Pembangunan jalan selama satu tahun tersebut
banyak memakan korban dan penderitaan rakyat akibat kerja wajib.
Hubungan Daendels dengan para penguasa Jawa kurang harmonis.
Jendela Info Ia juga tidak disukai oleh penguasa pribumi. Pemerintahannya tidak
membawa kemajuan yang berarti. Sisi positif yang muncul adalah
Karena masa pemerin-
dikenalnya sistem politik, ekonomi, administrasi, dan teknologi
tahannya sangat singkat,
modern oleh bangsa Indonesia. Penderitaan rakyat jauh dari
Jansens tidak meninggalkan
apa-apa. Ia seolah-olah keuntungan yang diterima.
hanya ditugaskan untuk
menjaga bendera Prancis b. J.W. Jansens (1811)
selama enam bulan. Sejak Mei 1811, Daendels digantikan oleh J.W. Jansens. Masa
kekuasaan Jansens sangat singkat. Dalam perang di Eropa,

114 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Willem V dari negeri Belanda berhasil lolos dari serangan
Prancis dan melarikan diri ke Inggris (1795). Willem V kemudian
mengeluarkan dokumen yang memerintahkan para pejabat jajahan
Belanda untuk menyerahkan wilayahnya kepada Inggris. Maklumat
ini dimaksudkan agar jajahan Belanda tidak jatuh pada Prancis.
Selanjutnya, armada Inggris mulai masuk ke Indonesia. Usaha
masuk ke Jawa oleh Inggris mendapat perlawanan dari J.W. Jansens.
Belanda terdesak dan mundur ke Jawa Tengah. Pada 18 September
1811, Jansens menyerah di daerah Tuntang Salatiga, dekat Semarang
Jawa Tengah. Jatuhnya Jawa ke Inggris menandai dikuasainya daerah Gambar 5.3 Lord Minto
jajahan Belanda di Asia kepada Inggris. Mulailah Indonesia masuk Sumber: www.wikipedia.org
dalam jajahan Inggris tahun 1811.

2. Pemerintahan Singkat Inggris (1811-1814) dan


Sistem Sewa Tanah (1811-1830)
Beberapa isi penting Kesepakatan Tuntang yang menandai
berakhirnya kekuasan Belanda, antara lain sebagai berikut.
a. Seluruh kekuatan militer dan kekuasaan Belanda diserahkan
kepada Inggris.
b. Utang pemerintah Belanda tidak menjadi tanggung jawab
Inggris.
Setelah Inggris menguasai Indonesia, Gubernur Jenderal Lord
Minto kemudian membagi daerah jajahan Hindia Belanda menjadi
empat gubernement, yaitu Malaka, Sumatra, Jawa, dan Maluku.
Selanjutnya, Lord Minto menyerahkan tanggung jawab kekuasaan
kepada Letnan Gubernur Thomas Stanford Raffles. Raffles adalah
seorang humanis. Pandangan dan pemikirannya mirip Daendels
Jendela Info
yang berhaluan liberal. Walaupun Raffles hanya
Kebijakan liberalisasi yang diterapkan meliputi kebebasan berkuasa selama lima ta-
melakukan perdagangan, menanam, memproduksi, impor, dan hun, ia telah memberikan
ekspor. Kebijakan ekonomi yang terkenal adalah diterapkannya pengaruh modernisasi. Pe-
nulisan buku History of Java
Landelijk Stelsel (Sistem Sewa Tanah) atau Landrent System.
(Sejarah Jawa), penelitian
Isi penting Sistem Sewa Tanah adalah sebagai berikut.
benda-benda purbakala
a. Penyerahan wajib dan rodi dihapuskan dan rakyat diberikan merupakan sumbangan
kebebasan memilih tanaman pertanian dan perkebunan. positif Raffles. Raffles juga
b. Tanah adalah milik pemerintah, sedangkan rakyat wajib mem- melakukan pembangunan
bayar pajak tanah. Gedung Harmoni sebagai
c. Peran bupati difokuskan pada upaya kesejahteraan rakyat, se- lembaga ilmu pengetahuan
dangkan sistem sewa langsung dilakukan pegawai pemerintah. di Jakarta. Istri Raffles,
Pada kenyataannya, sistem sewa tanah tidak dapat dilaksanakan Olivia Mariane merupakan
sesuai keinginan Raffles. Penyebabnya, antara lain sebagai berikut. perintis pembangunan Ke-
a. Pemerintah tidak konsisten menghapuskan tanam paksa yang bun Raya Bogor Jawa Barat.
memberikan keuntungan sangat besar. Penamaan nama bunga
bangkai Rafflesia Arnoldi
b. Sulitnya mencari pegawai cakap seperti di Eropa yang sanggup
juga merupakan tanda un-
melaksanakan aturan sewa tanah.
tuk mengenang Raffles.
c. Sangat singkatnya masa pemerintahan Raffles.

Kondisi Bangsa Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda 115


d. Situasi bangsa Indonesia dalam masa feodal yang menyebabkan
kebijakan liberal sulit diterapkan.
Dalam perang koalisi di Eropa, Prancis akhirnya kalah. Perang
koalisi berakhir dengan diadakannya Kongres Wina. Kongres
menetapkan pengambilan batas negara Eropa seperti sebelum
penaklukan Napoleon Bonaparte. Pada 1814, Raja Willem V
Inggris mengadakan konvensi yang menyatakan bahwa Inggris
mengembalikan kekuasaan yang sempat diambil dalam perjanjian
Tuntang, Salatiga Jawa Tengah. Inggris kemudian mendapatkan
Tanjung Harapan dan Sailan.
Dalam kebijakannya, Pemerintah Inggris tidak konsisten dengan
ketentuan yang telah dibuat. Penerapan sistem pemerintahan pada
masa sebelumnya masih dilakukan. Contohnya adalah masih tetap
diberlakukannya tanam paksa dan pungutan wajib yang bertentangan
dengan sistem sewa tanah.

3. Pemerintahan Belanda II dari Sewa Tanah ke


Tanam Paksa
Berakhirnya kekuasaan Raffles tidak serta merta membuat sistem
sewa tanah langsung dihapus. Pemerintah Belanda yang berkuasa
kembali di Indonesia masih menerapkan sistem sewa tanah. Pejabat
Belanda yang masih menerapkan adalah Komisaris Jenderal Elout,
Buykes, Van der Cappelen, dan Komisaris Jenderal Du Bus de
Gisignes (1826-1830). Sistem sewa tanah baru dihapus pada masa
Gubernur Jenderal Van den Bosch (1830).
Sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) diberlakukan oleh Gubernur
Jenderal Van den Bosch. Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh kesulitan
keuangan yang dihadapi Belanda akibat perang Jawa (1825-1830)
dan Perang Belgia (1830-1831).

Gambar 5.4 Van den Bosch Beberapa ketentuan tanam paksa adalah sebagai berikut.
Sumber: www.wikipedia.org a. Penduduk wajib menyerahkan seperlima tanahnya untuk
ditanami tanaman wajib.
b. Tanah yang ditanami tanaman wajib bebas dari pajak.
c. Waktu yang digunakan untuk pengerjaan tanaman wajib tidak
melebihi waktu untuk menanam padi.
d. Apabila harga tanaman wajib setelah dijual melebihi besarnya
pajak tanah, kelebihannya dikembalikan kepada penduduk.
e. Kegagalan panen tanaman wajib bukan karena kesalahan
penduduk menjadi tanggung jawab Pemerintah Belanda.
Jendela Info f. Penduduk dalam pekerjaannya dipimpin penguasa pribumi,
sedangkan pegawai Eropa sebagai pengawas, pemungut, dan
Tanaman wajib t anam pengangkut.
paksa antara lain kopi,
g. Penduduk yang tidak memiliki tanah harus melakukan kerja wajib
gula, dan kina.
selama seperlima tahun (66 hari) dan mendapatkan upah.

116 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Gambar 5.5 Eksploitasi yang dilakukan Belanda terhadap rakyat Indonesia.
Sumber: www.swaramuslim.com

Ketentuan tanam paksa yang sangat memberatkan, dalam


pelaksanaannya lebih berat lagi. Banyak ketentuan yang dilanggar,
baik oleh pegawai Eropa maupun pribumi. Praktik-praktik penekanan
dan pemaksaan rakyat adalah sebagai berikut.
a. Ketentuan bahwa tanah yang digunakan untuk tanaman wajib
hanya 1/5, kenyataannya selalu lebih, bahkan sampai ½ dari Jendela Info
tanah yang dimiliki rakyat. Penyimpangan t anam
b. Kelebihan hasil panen tanaman wajib tidak pernah dibayarkan. paksa disebabkan juga oleh
c. Waktu untuk kerja wajib melebihi dari 66 hari dan tanpa imbalan adanya peraturan cultuur
yang memadai. procenten . Peraturan ini
d. Tanah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan menetapkan bahwa setiap
pegawai pengawas tanam
pajak.
paksa akan mendapat
hadiah bila hasil tanaman
Penderitaan rakyat Indonesia dapat dilihat dari angka kematian
lebih dari yang ditentukan.
akibat kelaparan dan penyakit kekurangan gizi. Pada 1848–1850,
9/10 penduduk Grobogan Jawa Tengah mati kelaparan. Dari jumlah
penduduk 89.000, tinggal 9.000 orang. Penduduk Demak dari
336.000 tinggal 120.000 orang. Data ini belum termasuk penduduk
di daerah lain.
Kecaman terhadap tanam paksa tidak hanya dari Indonesia.
Kalangan humanis dan kapitalis di Belanda yang mengetahui
penyelewengan tanam paksa menuntut agar tanam paksa dihapuskan.
Kecaman tersebut membuahkan hasil dengan dihapuskannya tanam
paksa pada 1870.
Orang-orang Belanda yang menentang tanam paksa, antara lain
berikut ini.
a. Baron van Hoevel, membuka penyelewengan tanam paksa di
Parlemen Belanda. Gambar 5.6 Douwes Dekker
Sumber: www.iisg.nl
b. E.F.E. Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli (mantan
Asisten Residen Banten) menerbitkan buku Max Havellar.
c. L. Vitalis, seorang inspektur pertanian.

Kondisi Bangsa Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda 117


Penghapusan tanam paksa dilakukan secara bertahap, yaitu
Jendela Info a. penghapusan tanam paksa lada tahun 1862;
b. penghapusan tanam paksa teh, nila, indego tahun 1865;
c. keluarnya UU Gula (Suikerwet) mengakhiri seluruh tanam
paksa, kecuali kopi di Priangan Jawa Barat.
Tanam paksa memberikan keuntungan besar kepada pemerintah
Belanda. Selama tanam paksa, Belanda mengeruk keuntungan
bersih f 900 juta.

Ayo Kita Kerjakan!


Max Havelaar merupakan Kalian sudah mempelajari sistem sewa tanah yang dilakukan
hasil karya Multatuli (Edu- oleh Raffles dengan sistem tanam paksa yang diberlakukan
ard Douwes Dekker) yang oleh Van Den Bosch. Coba sekarang kalian bandingkan antara
terbit pada 1860. Karya
keduanya.
ini merupakan tulisan per-
tama yang dengan lantang 1. Apa kekurangan dan kelebihan masing-masing sistem?
membeberkan nasib buruk 2. Bagaimana penerapan kedua sistem tersebut?
rakyat yang dijajah. Max 3. Apakah bermanfaat bagi Bangsa Indonesia?
Havelaar bercerita tentang
sistem tanam paksa yang
menindas kaum bumiputra 4. Sistem Kolonial Liberal (1870-1900)
di daerah Lebak, Banten.
Undang-undang Agraria 1870 (Agrariche wet) merupakan era baru
Max Havelaar adalah karya
besar yang diakui sebagai
pemerintahan liberal di Hindia Belanda. Isi penting dari UU Agraria
bagian dari karya sastra adalah berikut ini.
dunia. Roman ini hanya a. Pengusaha swasta dapat menyewa tanah milik pemerintah (hak
ditulis oleh Multatuli dalam erfpacht) selama 75 tahun.
waktu sebulan pada 1859 b. Tanah Indonesia dibedakan menjadi dua:
di sebuah losmen di Bel- 1) tanah milik rakyat, seperti sawah rakyat, ladang, huma, dan
gia. Setahun kemudian,
tempat tinggal;
tepatnya pada 1860 roman
itu terbit untuk pertama
2) tanah milik pemerintah, yaitu tanah yang belum digarap, seperti
kalinya. hutan dan tanah milik adat.
Sumber: www.wikipedia.org Hal-hal terpenting maksud diberlakukannya UU Agraria adalah
sebagai berikut.
a. Pemerintah membuka peluang modal swasta untuk menanamkan
modal di Indonesia, terutama untuk industri dan perkebunan.
b. Perluasan perkebunan, terutama di luar Jawa.
c. Hak milik petani menjadi terlindungi dari masa sebelumnya.
Jendela Info d. Perluasan lapangan kerja.
Gubernur Jenderal pada
masa kekuasaan Inggris Berikut ini dampak UU Agraria 1870-1890.
(1811-1816) UU Agraria memberikan kesempatan luas bagi perusahaan
1. 1811-Lord Minto swasta untuk menanamkan modal di Indonesia. Perkebunan-
2. 1811-1816—Thomas perkebunan baru dibuka. Pembukaan Terusan Suez tahun 1869
Stamford Raffles dan perkembangan kapal uap mendorong pesatnya perkembangan
3. 1816—John Fendall
perusahaan-perusahaan swasta. Pada tahun 1885, ekspor swasta
Sumber: www.wikipedia.org
di Jawa mencapai 10 kali ekspor pemerintah. Pengenalan sistem

118 IPS SMP/MTs Kelas VIII


upah (uang) semakin merasuk pada masyarakat. Pengusaha swasta
diuntungkan oleh upah buruh di Indonesia yang murah.

Dampak positif UU Agraria bagi bangsa Indonesia, antara lain


Jendela Info
sebagai berikut.
a. Sistem ini lebih ringan dari Cultuurstelsel. Perkebunan swasta asing di
b. Pembukaan sarana perusahaan swasta, seperti jalur kereta Indonesia, antara lain
api, jalan raya, irigasi, penerangan, serta fasilitas lainnya dapat 1. perkebunan tembakau
sedikit dirasakan bangsa Indonesia. di Deli, Sumatra Timur;
c. Tumbuhnya lapangan kerja baru, baik di perkebunan maupun 2. perkebunan teh di Jawa
industri dan berkembangnya para pedagang perantara. Barat;
3. perkebunan kina di Jawa
Dampak negatif UU Agraria, antara lain sebagai berikut. Barat;
a. Walaupun tanam paksa telah dihapus, kenyataannya pajak 4. perkebunan tebu di
rakyat tetap masih besar. Jawa Tengah.
b. Beratnya membayar pajak dan dikenalkannya sistem upah
menyebabkan banyak rakyat terjerat utang lintah darat.
c. Tingkat pendidikan rakyat yang terbelakang menyebabkan
mereka hanya menjadi umpan kaum pemodal.
Pelaksanaan politik liberal tidak membawa perbaikan nasib yang
berarti bagi rakyat. Penderitaan masih membelenggu karena orientasi
perbaikan hanya untuk pemerintah Belanda dan orang-orang Eropa
(swasta).

B. Pengaruh Kolonial di Berbagai Daerah


Kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah di Indonesia
mempunyai karakteristik yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal, di antaranya sebagai berikut.
1. Perbedaan Alam
Kondisi alam, baik geografis, topografis maupun demografis sangat
memengaruhi pola kebijakan pemerintah kolonial. Untuk daerah
pertanian, pemerintah kolonial menerapkan sistem pemerintahan

Kondisi Bangsa Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda 119


dengan mengutamakan pengembangan hasil-hasil pertanian. Untuk
daerah perkebunan, pemerintah akan menerapkan sistem ekonomi
yang berlandaskan perkebunan.
2. Perbedaan Letak/Nilai Strategis
Letak suatu daerah sangat menentukan pengaruh kekuasaan
kolonial. Pada dasarnya, tidak seluruh daerah Indonesia tersentuh
kekuasaan kolonial. Pemerintah kolonial mengutamakan pantai
sebagai bandar perdagangan untuk memperlancar arus sirkulasi
bahan ekspor.
3. Perbedaan Pendekatan Kaum Kolonial
Setiap wilayah mempunyai reaksi atau tanggapan yang berbeda
dengan kedatangan kolonial. Ketika kekuatan kolonial muncul, ada
yang langsung menunjukkan sikap kooperatif, ada pula yang langsung
Jendela Info menganggapnya sebagai musuh. Kaum kolonial harus melakukan
strategi dalam menghadapi berbagai keadaan ini.
Eksploitasi sumber daya
alam yang dirasakan
4. Kekuasaan/Kekuatan Politik
masyarakat Jawa paling Pendekatan kaum kolonial juga didasarkan oleh kekuatan
berat dibandingkan kekuasaan politik wilayah setempat. Terhadap kerajaan yang masih
daerah-daerah lain di luar kuat dan besar, kaum kolonial akan berhati-hati dalam menanamkan
Jawa. Tahukah kaliam pengaruhnya.
mengapa? Sebab Jawa 5. Perbedaan Pengaruh Antardaerah di Indonesia
adalah wilayah yang paling Karena latar belakang di atas, terjadi perbedaan pengaruh antara
padat penduduknya dan daerah di Indonesia. Pada masa awal, kaum kolonial lebih mudah
sistem politiknya relatif menanamkan kekuasaan politiknya di daerah Indonesia timur, seperti
lebih mapan dibandingkan Maluku dan Sulawesi. Dalam hal politik, kaum kolonial diuntungkan
daerah lain. Belanda dengan oleh persaingan antara kerajaan kecil sehingga dengan mudah kaum
mudah memanfaatkan kolonial mampu menanamkan hegemoni.
sistem administrasi dan Wilayah Indonesia bagian timur merupakan daerah perkebunan
politik yang telah ada untuk rempah-rempah sehingga eksploitasi kaum kolonial dilakukan dalam
melakukan eksploitasi. komoditas rempah-rempah. Hal demikian juga mirip dengan yang
terjadi di daerah Sulawesi dan sekitarnya.
Fenomena ini berbeda dengan keadaan di Jawa sebagai daerah
agraris pertanian. Belanda melakukan eksploitasi menggunakan
lahan pertanian tersebut. Namun, pola tersebut berubah karena
Belanda mengubah pola pertanian pangan menjadi perkebunan.
Akibatnya, rakyat Jawa sangat menderita.

120 IPS SMP/MTs Kelas VIII


C. Perlawanan Bangsa Indonesia pada Masa
Pemerintahan Hindia Belanda Abad XIX
Sebelum masa pemerintahan Hindia Belanda, rakyat Indonesia
telah melakukan perlawanan di berbagai daerah. Pada masa
pemerintahan Hindia Belanda, perlawanan rakyat semakin besar.
Berbagai peristiwa perang besar terjadi pada abad XIX. Hal ini tidak
lepas dari semakin besarnya nafsu Belanda menguasai Indonesia
dan semakin beratnya penderitaan bangsa Indonesia.
Hingga akhir abad XVIII, Belanda belum berhasil menguasai
Indonesia secara keseluruhan. Masih banyak kerajaan besar didukung
kerajaan-kerajaan kecil yang menjadi ancaman Belanda. Perlawanan
abad XIX benar-benar membutuhkan tenaga dan biaya yang sangat
besar. Bahkan beberapa kali Belanda mengalami krisis keuangan
karena menghadapi perlawanan-perlawanan tersebut. Berbagai bentuk
perlawanan bangsa Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Perang Saparua di Ambon


Masih ingatkah kalian dengan kekuasaan Inggris yang meng-
gantikan Belanda tahun 1811–1816? Peralihan kekuasaan
tersebut menyadarkan rakyat bahwa Belanda bukanlah kekuatan
yang paling hebat. Ketika Belanda kembali berkuasa di Indonesia
tahun 1817, rakyat Ambon mengadakan perlawanan dipimpin oleh
Thomas Matulessy (Pattimura).
Pattimura memimpin pemberontakan di Saparua dan berhasil
merebut benteng Belanda. Ia juga berhasil membunuh Residen
van den Berg. Pemberontakan Pattimura dapat dikalahkan setelah
bantuan Belanda. dari Batavia datang. Pattimura bersama tiga
pengikutnya ditangkap dan dihukum gantung.

Kenali Tokoh
Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura lahir di Desa Haria, Pulau Saparua pada 8 Juni
1783. Thomas Matulessy adalah seorang kesatria keturunan dari keluarga besar Matulessia
(Matulessy) yang tidak lain masih bersaudara dengan raja Maluku. Pattimura beserta
pasukannya sempat berhasil menguasai benteng Duurstede, namun akhirnya tertangkap oleh
Belanda. Perlawanan sejati ia tunjukkan dengan keteguhannya yang tidak mau berkompromi
dengan Belanda. Beberapa kali Belanda berusaha membujuk Pattimura untuk mau bekerja
sama, tetapi selalu ditolaknya. Ia lebih memilih gugur di tiang gantungan sebagai pahlawan
daripada hidup sebagai pengkhianat.
Sumber www.tokohindonesia.com

Kondisi Bangsa Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda 121


Jendela Info 2. Perang Padri di Sumatra Barat (1821-1838)
Minangkabau Sumatra Barat merupakan pusat gerakan kebangkitan
Kaum Padri disebut Kaum Islam di Indonesia. Gerakan Wahabiah yang bertujuan untuk
Putih karena selalu menge- memurnikan ajaran Islam dibawa oleh para haji yang pulang dari
nakan jubah putih. Semen-
Mekkah. Tokohnya adalah Haji Miskin, Haji Malik, dan Haji Piabang.
tara Kaum Adat disebut
Kelompok pembaru Islam di Sumatra Barat ini disebut sebagai
Kaum Hitam karena selalu
Kaum Padri.
mengenakan jubah hitam.
Simbol pakaian ini mempe- Ide pembaruan Kaum Padri berbenturan dengan kelompok adat.
runcing perselisihan. Belanda memanfaatkan perselisihan tersebut dengan mendukung
Gerakan Padri menentang Kaum Adat yang posisinya sudah terjepit. Pada Februari 1821, Kaum
perjudian dan aspek hukum Adat menandatangani perjanjian yang menyerahkan kekuasaan
garis keturunan/hukum Minangkabau kepada Belanda sebagai imbalan bantuan Belanda
adat. untuk membantu Kaum Adat melawan Kaum Padri.

a. Perlawanan Padri Tahap I (1821-1825)


Perlawanan kaum Padri berubah dengan sasaran utama Belanda
meletus tahun 1821. Kaum Padri dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol
(M. Syahab), Tuanku nan Cerdik, Tuanku Tambusai, dan Tuanku nan
Alahan. Perlawanan kaum Padri berhasil mendesak benteng-benteng
Belanda. Karena menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro,
Belanda akhirnya melakukan perdamaian di Bonjol pada 15
November 1825.

Gambar 5.7 Lokasi Perang Paderi


Sumber: www.e-dukasi.net

b. Perang Padri Tahap II (1825-1837)


Belanda berkonsentrasi untuk menghadapi perlawanan
Diponegoro hingga tahun 1830. Setelah itu, Belanda kembali
melakukan penyerangan terhadap kedudukan Padri. Kaum Adat
yang semula bermusuhan dengan kaum Padri akhirnya banyak yang

122 IPS SMP/MTs Kelas VIII


mendukung perjuangan Padri. Bantuan dari Aceh juga datang untuk
mendukung pejuang Padri.
Jendela Info
Setelah berhasil memadamkan perlawanan Pangeran Diponegoro, Berakhirnya Perang Padri,
Belanda kembali berkonsentrasi menghadapi Perang Padri. Belanda membuat kekuasaan
bahkan berhasil memanfaatkan Sentot Ali Basyah Prawirodirjo (salah Belanda di Minangkabau
satu pimpinan pasukan Diponegoro yang telah menyerah kepada semakin besar. Keadaan
ini kemudian mendukung
Belanda) untuk turut memperkuat pasukan Belanda. Kekuatan
usaha Belanda untuk
Belanda benar-benar pulih, apalagi dengan banyaknya tentara
menguasai wilayah Sumatra
sewaan dari orang pribumi.
yang lain.
Belanda menerapkan sistem pertahanan Benteng Stelsel. Benteng
Fort de Kock di Bukittinggi dan Benteng Fort van der Cappelen
merupakan dua benteng pertahanan. Dengan siasat ini, Belanda
akhirnya menang ditandai dengan jatuhnya benteng pertahanan
terakhir Padri di Bonjol pada 1837. Tuanku Imam Bonjol ditangkap,
kemudian diasingkan ke Priangan, kemudian ke Ambon, dan terakhir
di Manado hingga wafat tahun 1864.

3. Perang Diponegoro di Yogyakarta (1825-1830)


Latar belakang perlawanan Pangeran Diponegoro diawali dari campur
tangan Belanda dalam urusan politik kerajaan Yogyakarta. Wafatnya
Hamengkubuwono IV tahun 1822 menimbulkan perselisihan tentang
siapa penggantinya. Saat itu, putra mahkota baru berumur 3 tahun.
Penderitaan rakyat semakin menjadi, terutama kegagalan panen
pada 1820-an. Di samping itu, rakyat sudah jenuh dengan perlakuan
Belanda yang tidak pernah menghormati hak-hak rakyat.
Belanda membangun jalan baru pada Mei 1825, dengan
memasang patok-patok pada tanah leluhur Diponegoro. Terjadi
perselisihan saat pengikut Diponegoro Patih Danureja IV mencabuti
patok-patok tersebut. Belanda segera mengutus serdadu untuk
menangkap Pangeran Diponegoro. Pada 20 Juli, Tegalrejo direbut
dan dibakar Belanda.
Diponegoro berhasil meloloskan diri dan segera mengumandangkan
Perang Jawa (1825-1830). Pemberontakan tersebut menjalar di Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Namun, pusat perlawanan berada di kawasan
Yogyakarta. Lima belas dari 29 pangeran bergabung mendukung
Diponegoro. Belanda benar-benar terjepit. Gambar 5.8 Pangeran
Diponegoro
Belanda berusaha untuk membujuk pemberontak dengan Sumber: www.foto-foto.com
memulangkan Hamengkubuwono II dari pengasingannya di Ambon.
Akan tetapi, langkah ini gagal. Kemudian, Belanda mencoba untuk
menerapkan siasat benteng-stelsel. Dengan sistem ini, Belanda
mampu memecah belah jumlah pasukan musuh.
Pada 1829, Kiai Maja ditangkap oleh Belanda. Kemudian, disusul
Pangeran Mangkubumi dan Panglima Sentot Ali Basyah Prawiryodirjo.
Setelah kekalahan ini, Sentot Ali Basyah terpaksa menjalankan tugas
membantu Belanda dalam menumpas Perang Padri di Sumatra
Barat.

Kondisi Bangsa Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda 123


Kenali Tokoh
Pangeran Diponegoro
Diponegoro atau Raden Mas Ontowiryo merupakan putra sulung Hamengkubuwono III, seorang raja Mataram
di Yogyakarta. Lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta dari seorang selir bernama R.A. Mangkarawati, dari
Pacitan. Menyadari kedudukannya sebagai putra seorang selir, Diponegoro menolak keinginan ayahnya, untuk
mengangkatnya menjadi raja. Diponegoro lebih tertarik pada kehidupan keagamaan dan merakyat sehingga
ia lebih suka tinggal di Tegalrejo tempat tinggal eyang buyut putrinya. Setelah melakukan perlawanan terhadap
Belanda, Diponegoro sempat beberapa kali dipindahkan ke tempat pembuangan sebelum akhirnya wafat di
Makassar pada 8 Januari 1855.

Pada Maret 1830, Diponegoro akhirnya mau mengadakan


perundingan dengan Belanda di Magelang, Jawa Tengah. Perundingan
tersebut hanya sebagai jalan tipu muslihat. Akhirnya Diponegoro
ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian ke Makassar hingga
wafat tahun 1855. Dengan berakhirnya Perang Jawa (Diponegoro),
tidak lagi muncul perlawanan yang lebih berat di Jawa.

Gambar 5.9 Pangeran Diponegoro dijebak oleh


Belanda untuk mengadakan perundingan.
Sumber: www.wikipedia.org

Di Sekitar Kita
Museum Diponegoro
Museum Diponegoro terletak di sayap kiri Pendopo Karesidenan Kedu. Saat ini, di museum tersimpan
benda-benda bernilai sejarah, antara lain jubah berukuran tinggi 1.57 m, lebar 1.35 m terbuat dari
kain santung, kitab tahrib, balai-balai tempat sembahyang, 7 cangkir tempat 7 macam minuman
kegemaran beliau, dan lain-lain. Satu hal yang menarik, di museum tersebut, terdapat pula meja
kursi bekas kemarahan beliau berupa guratan kuku. Pangeran Diponegoro memang ditangkap
secara licik dalam suatu perundingan dengan Belanda di karesidenan Kedu Magelang.
Sumber: www.students.ukdw.ac.id

124 IPS SMP/MTs Kelas VIII


4. Perang Aceh (1873–1904)
Pada 1871 diadakan Traktat London, di mana Belanda menyerahkan
Sri Lanka kepada Inggris dan Belanda mendapat hak di Aceh.
Berdasarkan traktat tersebut, Belanda mempunyai alasan untuk
menyerang istana Aceh tahun 1873. Saat itu, Aceh masih merupakan
negara merdeka. Belanda juga membakar Masjid Baiturrahim sebagai
benteng pertahanan Aceh pada 14 April 1873.

Gambar 5.10 Perang Aceh.


Sumber: http//www.swaramuslim.com/galerysejarahimgacehaceh/marechaussee2.jpg

Dengan semangat jihad, rakyat mengadakan perlawanan. Jenderal


Kohler terbunuh. Siasat konsentrasi stelsel dengan sistem bertahan
dalam benteng besar oleh Belanda tidak berhasil. Belanda semakin
terdesak, korban semakin besar, dan keuangan terus terkuras.
Belanda sama sekali tidak mampu menghadapi perlawanan
rakyat Aceh secara fisik. Menyadari hal tersebut, Belanda akhirnya
mengutus Dr. Snouck Hurgronje untuk mencari kelemahan rakyat
Aceh. Ia memakai nama samaran Abdul Gafar seorang ahli bahasa,
sejarah, dan sosial Islam. Setelah lama belajar di Arab, Snouck
Hurgronje memberikan saran-saran kepada Belanda mengenai cara
mengalahkan orang Aceh. Menurut Hurgronje, Aceh tidak mungkin
dilawan dengan kekerasan sebab karakter orang Aceh tidak akan
pernah menyerah. Jiwa jihad orang Aceh sangat tinggi.
Gambar 5.11 Dr. Snouck
Taktik yang paling ampuh adalah dengan mengadu domba Hurgronje
antara golongan uleebalang (bangsawan) dengan ulama. Belanda Sumber: www.wikipedia.org
menjanjikan kedudukan pada uleebalang yang bersedia damai.
Taktik ini berhasil. Banyak uleebalang yang tertarik pada tawaran
Belanda. Belanda memberikan tawaran kedudukan kepada para
Uleebalang apabila Kaum Ulama dapat dikalahkan. Sejak tahun
1898, kedudukan Aceh semakin terdesak.
Para tokohnya banyak yang gugur. Teuku Umar gugur di
Pertempuran Meulaboh 1899. Sultan Aceh Mohammad Daudsyah
dapat ditawan tahun 1903 dan diasingkan hingga wafat di Batavia.

Kondisi Bangsa Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda 125


Panglima Polem Mohammad Daud juga menyerah tahun 1903.
Cut Nyak Dien, tokoh pemimpin perempuan ditangkap tahun 1905
kemudian diasingkan ke Sumedang.
Gugurnya pahlawan perempuan Cut Meutia tahun 1910 membuat
perlawanan Aceh terus menyusut. Hingga 1917, Belanda masih
melakukan pengejaran. Hal ini menjadi bukti bahwa perlawanan Aceh
Gambar 5.12 Teuku Umar tidak pernah padam. Belanda sendiri telah mengumumkan Perang
Sumber: www.foto-foto.com
Aceh selesai tahun 1904.

Gambar 5.13 Cut Nyak Dien


Sumber: www.foto-foto.com

Gambar 5.14 Cut Meutia


Sumber: www.foto-foto.com

5. Perlawanan Sisingamangaraja Sumatra Utara


(1878-1907)
Perlawanan terhadap Belanda di Sumatra Utara dilakukan oleh
Sisingamangaraja XII. Perlawanan di Sumatra Utara berlangsung
selama 24 tahun. Pertempuran diawali dari Bahal Batu sebagai
pusat pertahanan Belanda tahun 1877.
Untuk menghadapi Perang Batak (sebutan perang di Sumatra
Utara), Belanda menarik pasukan dari Aceh. Pasukan Sisingamangaraja
dapat dikalahkan setelah Kapten Christoffel berhasil mengepung
benteng terakhir Sisingamangaraja di Pakpak. Kedua putra beliau
Gambar 5.15
Sisingamangaraja XII Patuan Nagari dan Patuan Anggi ikut gugur sehingga seluruh Tapanuli
Sumber: www.foto-foto.com dapat dikuasai Belanda.

6. Perang Banjar (1858-1866)


Perang Banjar berawal ketika Belanda ikut campur dalam urusan
pergantian raja di Kerajaan Banjarmasin. Belanda memberi
dukungan kepada Pangeran Tamjid Ullah yang tidak disukai rakyat.
Pemberontakan dilakukan oleh Prabu Anom dan Pangeran
Hidayat. Pada 1859, Pangeran Antasari memimpin perlawanan

126 IPS SMP/MTs Kelas VIII


setelah Prabu Anom tertangkap Belanda. Dengan bantuan pasukan
dari Belanda, pasukan Pangeran Antasari dapat didesak. Tahun 1862
Pangeran Hidayat menyerah dan berakhirlah perlawanan Banjar di
Pulau Kalimantan. Pemberontakan benar-benar dapat dipadamkan
tahun 1866.

7. Perang Jagaraga di Bali (1849-1906) Gambar 5.16 Pangeran


Perang Jagaraga berawal ketika Belanda dan kerajaan di Bali Antasari
Sumber: www.foto-foto.com
bersengketa tentang hak tawan karang. Hak tawan karang berisi
bahwa setiap kapal yang kandas di perairan Bali merupakan hak
penguasa di daerah tersebut.
Pemerintah Belanda memprotes raja Buleleng yang menyita
dua kapal milik Belanda. Raja Buleleng tidak menerima tuntutan
Belanda untuk mengembalikan kedua kapalnya. Persengketaan
ini menyebabkan Belanda melakukan serangan terhadap Kerajaan
Buleleng tahun 1846. Belanda berhasil menguasai Kerajaan
Buleleng, sementara Raja Buleleng menyingkir ke Jagaraga dibantu
oleh Kerajaan Karangasem.

Gambar 5.17 Kapal Belanda yang Gambar 5.18 Korban Perang Puputan. Gambar 5.19 Raja gugur
berlabuh di Bali. Sumber: www.balivision.com dalam Perang Puputan
Sumber: www.ukdw.ac.id Sumber: www.ukdw.ac.id

Setelah berhasil merebut Benteng Jagaraga, Belanda melanjutkan


ekspedisi militer tahun 1849. Dua kerajaan Gianyar dan Klungkung
menjadi sasaran Belanda. Pada 1906 seluruh kerajaan di Bali jatuh
ke pihak Belanda setelah rakyat melakukan perang habis-habisan
sampai mati, yang dikenal dengan Perang Puputan.

Gambar 5.20 Perlawanan penting hingga awal abad XX.

Kondisi Bangsa Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda 127


8. Gerakan Sosial
Gerakan sosial adalah gerakan protes berupa perlawanan yang
dilakukan oleh petani, gerakan ratu adil, dan gerakan keagamaan
atau kepercayaan. Banyak sekali perlawanan yang tidak dilakukan
oleh bangsawan/kerajaan terhadap kekuasaan Belanda. Gerakan
petani biasanya dilakukan oleh para petani karena kesewenang-
wenangan penguasa. Benturan dengan hukum adat dan masalah
upah merupakan penyebab perlawanan petani. Pelopornya biasanya
orang yang berpengaruh di lingkungan tersebut. Gerakan ini
bersifat sementara karena biasanya berhenti setelah pemimpinnya
menyerah atau mati.
Contoh gerakan petani adalah perlawanan petani di Ciomas
Jawa Barat tahun 1886, perlawanan Condet (Jakarta) tahun 1916
dipimpin Entong Gendut, dan sebagainya. Gerakan Ratu Adil adalah
gerakan yang muncul sebagai akibat keyakinan akan datangnya Ratu
Adil. Ratu Adil dianggap akan menyelamatkan rakyat dari belenggu
penindasan. Pemimpinnya biasanya mengaku mendapat wahyu untuk
menyelamatkan rakyat.
Gerakan keagamaan adalah gerakan yang muncul sebagai
dasar keagamaan, terutama untuk menegakkan syariat yang benar/
pembaruan. Ketiga gerakan sosial ini sangat memengaruhi perang-
perang besar yang terjadi di Indonesia. Di samping itu, mereka juga
sering melakukan perlawanan-perlawanan kecil, yang biasanya sangat
mudah dipatahkan Belanda.

128 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Kondisi Bangsa Indonesia pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda 129
130 IPS SMP/MTs Kelas VIII
BAB VI

KESADARAN NASIONAL
DAN PERKEMBANGAN
PERGERAKAN
KEBANGSAAN
INDONESIA

Kegagalan Perjuangan
Kedaerahan

Rasa Kebersamaan Pendidikan

Organisasi Modern

Organisasi Etnik Kedaerahan Sosial Keagamaan

Nasionalisme Indonesia Peranan Wanita

Pergerakan Kebangsaan Politik


Indonesia

Pendidikan Modern

131
Sumber: www.joker.si

P ertempuran bersenjata merupakan salah satu upaya bangsa Indonesia untuk melakukan
perlawanan terhadap Belanda. Menurut kalian, efektifkah perjuangan lewat pertempuran
bersenjata? Sejak awal perjuangan, bangsa Indonesia sudah mengerahkan kekuatan untuk
melawan Belanda lewat pertempuran. Kekuatan bangsa Indonesia yang belum dilakukan, yaitu
melakukan perlawanan secara nasional dengan sistem modern. Upaya ini akhirnya tercapai
pada awal abad XX. Perjuangan yang bersifat kedaerahan bergeser menjadi perjuangan
nasional dengan tujuan Indonesia merdeka. Bagaimana proses perkembangan nasionalisme
bangsa Indonesia pada abad XX? Perjuangan apa saja yang dilakukan bangsa Indonesia?

132 IPS SMP/MTs Kelas VIII


A. Latar Belakang Munculnya Pergerakan Kata-kata kunci
Nasional Bangsa Indonesia
Kesadaran nasional bangsa Indonesia tidak muncul begitu saja. • Indonesia
Kesadaran tersebut muncul melalui proses sejarah yang panjang. • Nasionalisme
• Pergerakan kebang-
Pengalaman kegagalan dan pengetahuan akan pentingnya
saan
kesadaran nasional dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor • Organisasi modern
tersebut muncul dari pengalaman bangsa Indonesia sendiri ataupun • Politik Etis
pengalaman dari bangsa lain. Sebagai bagian bangsa di dunia, kita • Pendidikan
tidak dapat menutup mata bahwa perubahan di belahan dunia lain
akan memengaruhi perkembangan sejarah negeri kita.
Demikian halnya sejarah nasionalisme Indonesia awal abad XX.
Banyak faktor dari luar yang turut memengaruhi perkembangan
nasionalisme Indonesia. Sebagai contoh adalah perkembangan
nasionalisme di Asia dan Afrika merupakan pengetahuan bangsa
Indonesia yang kemudian diambil pelajaran oleh para tokoh
pergerakan nasional Indonesia. Banyaknya pelajar Indonesia yang
belajar, baik di Eropa maupun Timur Tengah membawa perubahan
baru dalam strategi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di bawah ini
kita akan mengkaji latar belakang munculnya nasionalisme Indonesia,
terutama yang didorong oleh berbagai faktor dari dalam.

1. Pengaruh Perluasan Kekuasaan Barat


Perluasan kekuasaan Barat di Indonesia telah memengaruhi
perubahan politik, ekonomi, dan sosial bangsa Indonesia. Teka-
nan pemerintah Hindia Belanda pada bangsa Indonesia telah
memunculkan perasaan kebersamaan rakyat Indonesia sebagai
bangsa terjajah. Hal inilah yang mendorong tekad bersama untuk Jendela Info
menghimpun kebersamaan tersebut dalam pergerakan kebangsa- Campur tangan Be-
an Indonesia. landa dalam urusan
dalam negeri kerajaan,
a. Politik misalnya dalam konflik
Meluasnya kekuasaan kolonial bangsa Barat membuat kerajaan- di kerajaan Banten,
kerajaan di Indonesia semakin lemah. Campur tangan Belanda Mataram, dan Banjar-
dalam berbagai urusan kerajaan di Indonesia semakin besar. Hampir masin. Setiap terjadi
semua kerajaan di Indonesia berada di bawah tekanan kekuasaan konflik, Belanda selalu
Belanda. Kewenangan para penguasa, seperti raja dan adipati kian mendukung salah satu
kekuatan yang bertikai.
terbatas. Walaupun status mereka masih tetap ada, hanya sebagai
Setelah menang, Be-
simbol. Sebab Belandalah yang besar peranannya dalam menentukan
landa menekan pihak
berbagai kebijakan di Indonesia. yang menang karena
Contoh campur tangan Belanda dalam urusan dalam negeri Belanda merasa telah
kerajaan adalah dalam konflik di Kerajaan Banten, Mataram, dan berjasa. Kemudian,
Banjarmasin. Setiap terjadi konflik, Belanda selalu mendukung salah terjadilah berbagai
satu kekuatan yang bertikai. Setelah menang, Belanda menekan perjanjian yang sangat
pihak yang menang karena Belanda merasa telah berjasa. Kemudian, merugikan kekuasaan
terjadilah berbagai perjanjian yang sangat merugikan kekuasaan kerajaan di Indonesia.
kerajaan di Indonesia.

Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 133


b. Ekonomi
Perubahan yang terjadi di bidang ekonomi, antara lain sebagai
berikut.
1) Raja/bupati tidak lagi mendapatkan upeti/lungguh dari peng-
hasilan tanah. Belanda menerapkan sistem ekonomi uang dan
para penguasa pribumi dianggap sebagai pegawai Belanda.
Imbalan bagi pegawai adalah uang.
2) Kemiskinan melanda di seluruh pelosok negeri. Kerja wajib dan
tanam paksa sama sekali tidak memberikan kesejahteraan
rakyat Indonesia.

c. Sosial
Perubahan yang terjadi di bidang sosial, antara lain sebagai
berikut.
1) Penyakit-penyakit sosial, seperti gelandangan, pengemis, dan
pencurian terjadi karena terimpitnya rakyat oleh kesulitan
ekonomi.
2) Menurunnya pertumbuhan penduduk karena tingginya angka
kematian.

d. Budaya dan Agama


Perubahan yang terjadi di bidang budaya dan agama, antara lain
sebagai berikut.
1) Merasuknya budaya Barat, seperti dalam etika pergaulan,
gaya hidup, bahasa, dan pakaian. Pakaian adat keraton pun
dipengaruhi oleh kekuasaan bangsa Barat.
2) Berkembangnya agama Kristen di Indonesia.
Tekanan penjajah dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial
seperti di atas terus membakar semangat Indonesia untuk mengusir
Belanda. Hal inilah yang mendorong bangsa Indonesia mencari
berbagai upaya untuk membebaskan diri dari belenggu penjajah.

2. Perkembangan Pendidikan dan Pengaruhnya


terhadap Nasionalisme Indonesia
Secara bertahap, pada abad XX kesempatan memperoleh pen-
didikan bagi rakyat Indonesia semakin besar. Hal ini dipengaruhi
oleh kebijakan baru pemerintah Hindia Belanda melalui Politik Etis.
Selain itu, perkembangan pendidikan sektor swasta juga semakin
besar. Bagaimana perkembangan pendidikan pada awal abad XX?
Mari kita pelajari bersama.

a. Politik Etis Tahun 1902


Politik kolonial liberal yang memeras rakyat Indonesia menimbulkan
keprihatinan sebagian masyarakat Belanda. C. Theodor van Deventer
menuangkan kritiknya dalam sebuah majalah de Gids berjudul Een
Eereschuld atau Debt of Honour (Utang Budi/Utang Kehormatan)

134 IPS SMP/MTs Kelas VIII


tahun 1899. Van Deventer mengusulkan agar Belanda melakukan
balas budi pada bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah banyak
memberikan keuntungan bagi Belanda, namun kondisinya sangat
menyedihkan. Balas budi yang diusulkan adalah dengan melakukan
pendidikan (educatie), perpindahan penduduk (emigratie), dan
pengairan (irrigatie).
Usulan van Deventer mendapat sambutan positif dari pemerintah.
Pada tahun 1902 Ratu Belanda Wilhelmina membentuk Mindere
Welvaarts Commissie yang bertugas untuk menyelidiki sebab-sebab
menurunnya kesejahteraan rakyat. Ini menandai masa transisi dari
politik liberal menuju apa yang oleh Belanda disebut politik etis. Gambar 6.1 Van Deventer
(tengah) Penganjur Politik
Pelaksanaan politik etis memberikan sedikit kemajuan bagi Etis.
bangsa Indonesia. Namun, hal tersebut hanya sebagian sebab dalam Sumber: www.wikipedia.org
pelaksanaannya banyak penyelewengan dalam politik etis, antara
lain sebagai berikut.
1) Irigasi hanya untuk kepentingan perkebunan Belanda dan Eropa.
2) Emigrasi/transmigrasi hanya untuk mengirim orang-orang Jawa
ke luar Jawa guna dijadikan buruh perkebunan dengan upah
murah.
3) Pendidikan untuk bangsa Indonesia hanya pengajaran rendah,
yang tujuan utamanya memenuhi pegawai rendahan. Pendidikan Jendela Info
tinggi hanya untuk orang Eropa dan sebagian anak pejabat Jika bangsa kita ingin
pribumi. maju, pendidikan harus
Politik etis hanya dilakukan dengan setengah hati. Segi positif yang menjadi perhatian uta-
paling terasa adalah pendidikan. Semakin banyak orang Indonesia ma. Tanpa mengede-
berpendidikan modern, yang kemudian memelopori gerakan pankan pendidikan,
pendidikan, sosial, dan politik. kita tidak akan memi-
liki sumber daya yang
berkualitas. Mari terus
b. Perkembangan Pendidikan di Indonesia
belajar dengan giat un-
1) Pendidikan Kolonial
tuk menjadi sumber
Tujuan utama Pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah- daya manusia Indone-
sekolah adalah untuk memenuhi kepentingan mereka. Pendidikan sia berkualitas!
tidak dapat dinikmati oleh mayoritas rakyat Indonesia. Orang Eropa
dan pribumi dibedakan sangat mencolok dalam memperoleh
kesempatan pendidikan. Perbedaan kesempatan pendidikan dapat
kita lihat dari berbagai sekolah yang didirikan Belanda seperti di
bawah ini.
a) Europese Lagere School (ELS) adalah sekolah untuk anak-anak
bangsawan Eropa.
b) Sekolah Angka Loro (Kelas Angka Dua), yaitu sekolah untuk
orang pribumi golongan rendah.
c) Sekolah Angka Satu (Kelas Satu), sekolah untuk pribumi
golongan menengah, kaya, dan bangsawan.

Beberapa tingkatan sekolah yang digunakan untuk menghasilkan


kebutuhan pegawai pemerintah adalah sebagai berikut:

Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 135


Gambar 6.2 Mulo Kweekschool Taman Siswa saat dibuka pada 7 Juli 1924.
Sumber: www.jurnalkalam.org

a) Untuk Bumiputra Kalangan Bawah


1) Volkschool/Ra’jat School
Pendidikan selama tiga tahun yang mengajarkan membaca,
menulis, dan berhitung.
2) Vervolgschool
Lanjutan Volgschool, dengan lama belajar dua tahun.

b) Untuk Bumiputra Kalangan Menengah


1) Sekolah dasar Hollands Indlansche School (HIS), setingkat SD
diselenggarakan selama tujuh tahun dengan bahasa pengantar
bahasa Belanda.
2) Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) setingkat SMP.
3) Algemeene Middlebare School (AMS) setingkat SMA.
4) Khusus golongan bumiputra kalangan atas selepas sekolah HIS
dapat melanjutkan ke Hoogere Bunger School (HBS). HBS adalah
setingkat SMP untuk bangsa Eropa dengan lama pendidikan
lima tahun.

c) Pendidikan Islam
Sebelum masa penjajahan, agama Islam telah banyak melakukan
jenis pendidikan, antara lain berikut ini.
(1) Pendidikan Masjid/Langgar
Di dalam setiap komunitas Islam, pasti berdiri masjid/surau.
Selain sebagai tempat ibadah, masjid/surau merupakan tempat
pendidikan, baik agama maupun kemasyarakatan. Sistem pendidikan
masjid/surau masih berlanjut hingga sekarang. Akan tetapi, sistem
pendidikan masjid biasanya tidak mempunyai kurikulum yang
formal.
(2) Pondok Pesantren
Pendidikan pondok pesantren sudah menggunakan sistem yang
lebih terorganisasi. Pimpinannya adalah kiai. Selain mengajarkan
ilmu agama, juga mengajarkan ilmu kemasyarakatan. Zaman dahulu,

136 IPS SMP/MTs Kelas VIII


pondok pesantren biasanya terdapat di pedesaan. Namun saat ini,
pondok pesantren terdapat, baik di desa maupun kota. Pendidikan
yang dilakukan juga lebih berkembang dengan memasukkan
kurikulum pendidikan sekolah umum.
(3) Pendidikan Islam Modern
Pada awal abad XX, sistem pendidikan Islam telah mengalami
perubahan besar. Berdirinya organisasi Islam, seperti Muhammadiyah,
SI, dan PERSIS merupakan pelopor sistem pendidikan Islam modern.
Dalam pendidikan, mereka telah melakukan model pendidikan Barat
dalam model pembelajaran.

Berikut pengaruh pendidikan Islam terhadap munculnya


nasionalisme.
a) Pendidikan Islam sangat besar peranannya dalam membentuk
rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Prinsip Islam menyatakan
bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman.
b) Berdirinya organisasi Islam dan amal usaha dalam bidang Jendela Info
pendidikan sebagai pendorong utama nasionalisme Indonesia. Nasionalisme adalah
Berdirinya lembaga pendidikan Islam oleh Muhammadiyah, NU, kesadaran berbangsa
PERSIS, SI, dan sebagainya semakin mempererat persatuan dan dan bernegara, serta
kesatuan bangsa. keinginan untuk hidup
c) Pengaruh nasionalisme di Timur Tengah juga dibawa oleh kaum bersama. Nasionalisme
pembaru Islam di Indonesia sepulang dari menunaikan ibadah Indonesia, berarti per-
asaan yang sadar se-
haji. Lewat pendidikan Islam inilah jiwa nasionalisme dan
bagai bagian bangsa
semangat kemerdekaan ditanamkan.
Indonesia, tanpa me-
mandang suku, agama,
3. Peranan Berbagai Golongan dalam Menumbuh- dan ras. Sementara
kembangkan Nasionalisme patriotisme artinya per-
Perjuangan pergerakan nasional dalam mencapai kemerdekaan asaan cinta tanah air.
tidaklah didominasi oleh satu golongan saja. Bermacam-macam
golongan bahu-membahu untuk mencapai kemerdekaan.
a. Golongan Terpelajar
Golongan terpelajar banyak belajar ke luar negeri, terutama
ke Eropa dan Timur Tengah. Dari sana mereka membawa banyak
pengaruh pemikiran tentang nasionalisme. Mereka sadar bahwa
kemerdekaan bangsa Indonesia tidak akan tercapai tanpa persatuan
dan kesatuan. Para terpelajar inilah yang kemudian memelopori
organisasi pergerakan nasional, baik dalam kegiatan sosial, ekonomi,
pendidikan, maupun politik. Mereka menyebarkan kesadaran
nasionalisme.
Beberapa tokoh golongan terpelajar adalah Soekarno, Mohammad
Hatta, Sjahrir, Ki Hajar Dewantoro, dan masih banyak lagi. Pendidikan
mereka di Eropa telah membuka mata betapa kesengsaraan bangsa
Indonesia hanya dapat diatasi dengan kemerdekaan. Golongan
terpelajar inilah yang banyak memimpin perjuangan pergerakan
nasional di Indonesia.

Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 137


Gambar 6.3 Para siswa STOVIA sedang melakukan praktik anatomi tahun 1908.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia Jilid 5

b. Golongan Profesional
Tidak hanya para cendekiawan yang mengobarkan semangat
nasionalisme. Beberapa golongan profesional merupakan bara
bangkitnya nasionalisme.
1) Guru
Guru merupakan ujung tombak penyebar semangat nasionalisme.
Sebagian masyarakat yang berhasil mengenyam pendidikan
kemudian memilih menjadi guru. Dalam mengajar siswanya, para
guru banyak menanamkan semangat kebangsaan. Hampir setiap
tokoh perjuangan nasional pernah menjadi guru.
Pada 1920, Ki Hajar Dewantoro mendirikan Perguruan Taman
Siswa di Yogyakarta. Tujuannya untuk memberikan beasiswa bagi
masyarakat Indonesia yang tidak mampu, tetapi pandai untuk
belajar di Taman Siswa. Sekolah ini banyak mengajarkan kesadaran
nasionalisme dan patriotisme.
Mohammad Syafei mendirikan sekolah Indonesische Neder-
landsche School (INS) di Kayu Tanam. Sekolah ini banyak menanam-
kan perasaan antipenjajahan dan semangat persatuan untuk
mengusir penjajah.

2) Pedagang
Banyak pedagang yang merasa sangat dirugikan oleh penjajah.
Tokoh pedagang yang terkenal menumbuhkan kesadaran nasional
adalah H. Samanhudi, seorang pedagang batik di Solo. Pada 1909, ia
mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI). Tujuan utamanya melindungi
kesejahteraan para pedagang kecil.

138 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Pada perkembangannya, SDI berubah menjadi Serikat Islam
(SI) yang banyak berjuang untuk agama, politik, ekonomi, dan
sosial. Beberapa kali SI memimpin protes-protes terhadap Belanda.
Walaupun menggunakan nama Islam, SI sangat dekat dengan garis
perjuangan nasionalis lainnya.

3) Para Dokter dan Profesi Lainnya


Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Gambar 6.4 H. Samanhudi
Pendiri SDI.
dan Dr. Gunawan Mangunkusumo adalah tokoh-tokoh yang Sumber: www.swara muslim.
mendirikan organisasi Budi Utomo. Organisasi yang bersifat sosial com
budaya tersebut didirikan pada 20 Mei 1908. Hingga saat ini, tanggal
tersebut diperingati sebagai hari kebangkitan nasional.
Selain beberapa profesi yang disebutkan di atas, masih banyak Jendela Info
golongan profesi yang berperan aktif dalam upaya penyadaran Semboyan yang terke-
nasionalisme. nal dari Taman Siswa
adalah Ing ngarsa sung
4) Pers tuladha, ing madya
Hingga saat ini, pers sangat besar peranannya dalam membentuk mangunkarsa, tutwuri
pemikiran seseorang. Pada zaman penjajahan, pers sudah ada di handayani. Maksudnya,
Indonesia walaupun tidak semodern sekarang. Biasanya dalam bentuk di depan memberi con-
majalah berita mingguan/bulanan. Beberapa pers yang dikelola toh yang baik, di tengah
tokoh pergerakan banyak memberitakan dan mempropagandakan selalu bersama, dan di
semangat persatuan dan kesatuan bangsa. belakang selalu mem-
Beberapa pers yang terbit menggunakan bahasa Melayu, antara berikan dorongan.
lain Sinar Soematera, Tjahaja Soematera, Pemberitaan Betawi,
Pewarta Soerabaja, Poetra Hindia, Pewarta Borneo, dan Pewarta
Menado. Setiap organisasi pergerakan nasional pasti memiliki pers Jendela Info
sebagai alat propagandanya. Beberapa pers yang sangat terkenal
Banyaknya surat ka-
dan didirikan oleh tokoh pergerakan nasional adalah Darmo Kondo bar yang menentang
oleh Budi Utomo, Oetoesan Hindia oleh Serikat Islam serta majalah pemerintah mendorong
Indonesia Merdeka, didirikan para mahasiswa di negeri Belanda. Belanda untuk menge-
Penggunaan bahasa Melayu dalam media pers telah mempererat luarkan Undang-Undang
kesatuan bangsa Indonesia. Ideologi nasionalisme juga semakin Pers yang baru pada
cepat berkembang di seluruh tanah air. Pers inilah yang berperan 7 S e p te m b e r 1 9 31
d e n g a n nama Pers-
sebagai media tukar pendapat antara tokoh-tokoh perjuangan
breidel Ordonantie.
kemerdekaan.

B. Munculnya Konsepsi Indonesia


Tahukah kalian kapan sebenarnya nama “Indonesia” disebut untuk
menunjukkan bangsa dan negara yang kita diami sekarang? Pada
tahun 1850, J.R. Logan, seorang berkebangsaan Inggris menulis
sebuah artikel pada jurnal Indian Archipelago and Eastern Asia
tentang kekayaan alam Kepulauan Nusantara. Ia telah menggunakan
istilah “Indonesia”.
Penyebutan istilah “Indonesia” kemudian diikuti oleh tokoh-tokoh
lain, seperti Earl G. Windsor (1850), yang menggunakan istilah

Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 139


Indos-nesians, dan Melayu-nesians, untuk menunjuk penduduk di
Jendela Info Kepulauan Nusantara. Adolf Bastian (1884), Snouck Hurgronje,
Walaupun istilah Indo- Kern, dan beberapa ilmuwan Belanda lainnya termasuk orang yang
nesia baru secara tegas turut memopulerkan istilah “Indonesia”. Indonesia secara lebih
muncul pada abad XX, tegas adalah seluruh jajahan Belanda (Hindia Belanda) di Kepulauan
pada masa sebelumnya
Nusantara.
rakyat kita telah menja-
lin ikatan kuat sebagai Pada dua dekade awal abad XX, nama Indonesia kemudian mulai
satu bangsa. Hubun- banyak digunakan oleh organisasi pergerakan nasional. Sebagai
gan antardaerah sejak contoh adalah Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia) tahun
Kerajaan Hindu Bud- 1908, yang kemudian berubah menjadi “Perhimpunan Indonesia”.
dha merupakan bentuk Penggunaan istilah Indonesia semakin matang dengan dicetuskannya
ikatan persaudaraan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Momentum inilah yang
bangsa Indonesia.
menandai nasionalisme Indonesia telah mencapai identitas yang
sempurna.
Jendela Info
Rapat pertama, Sabtu,
27 Oktober 1928, di C. Perkembangan Organisasi Etnik, Kedaerahan,
Gedung Katholieke Jon-
genlingen Bond (KJB),
Keagamaan, dan Munculnya Pergerakan
Lapangan Banteng. Se- Nasional
mentara rapat kedua, Organisasi pergerakan nasional tidak muncul begitu saja. Pada
Minggu, 28 Oktober
awalnya, yang berdiri di Indonesia adalah berbagai organisasi
1928, di Gedung Oost-
Java Bioscoop, mem-
etnik, kedaerahan, dan keagamaan. Berbagai organisasi tersebut
bahas masalah pendi- sering melakukan pertemuan hingga akhirnya muncul ide untuk
dikan. mengikatkan diri dalam organisasi yang bersifat nasional. Tahukah
kalian bagaimana prosesnya? Mari kita telaah bersama munculnya
berbagai organisasi etnik kedaerahan hingga berdirinya organisasi
yang bersifat nasional!

1. Perkembangan Organisasi Etnik


Organisasi etnik banyak didirikan oleh para pelajar perantau di
kota-kota besar. Mereka membentuk perkumpulan berdasarkan
pertalian latar belakang etnis. Beberapa contoh organisasi adalah
sebagai berikut.
a. Jong Ambon
Jong Ambon/Pemuda Ambon didirikan tahun 1918. Tujuannya
membantu beasiswa para pemuda Ambon untuk melanjutkan
pendidikan. Pada 9 Mei 1920, A.J. Patty membentuk Serikat Ambon
di Semarang. Organisasi mengalami kemunduran pada Oktober 1920
setelah A.J. Patty ditangkap Belanda.
b. Jong Minahasa
Berdiri pada 24 April 1919, sebagai kelanjutan Rukun Minahasa.
Tokohnya adalah Sam Ratu Langie dan Dr. Tumbelaka. Selain Jong
Minahasa, juga terdapat organisasi pemuda Sulawesi, yaitu Minahasa
Celebes di Jakarta.

140 IPS SMP/MTs Kelas VIII


c. Serikat Pasundan
Serikat Pasundan didirikan pada tahun 1914. Tujuannya untuk
Jendela Info
memajukan masyarakat Pasundan. Pada akhir 1928, Jong
d. Perkumpulan Kaum Betawi Java berfusi dengan
Perkumpulan Kaum Betawi dipelopori oleh M. Husni Thamrin. PPI. Sayangnya pada
1929, Jong Java akh-
Tujuannya untuk memajukan perekonomian, sosial, dan pendidikan.
irnya dibubarkan dan
diganti dengan Indone-
Organisasi berdasarkan etnik muncul di berbagai tempat. Hingga sia Muda.
saat ini, kalian dapat mencari berbagai organisasi berdasarkan ikatan
etnik, terutama di kota-kota pendidikan, seperti Yogyakarta, Jakarta,
Bandung, dan seluruh kota di Indonesia. Keberadaannya sangat
membantu memajukan rakyat di daerahnya.

2. Organisasi Kedaerahan
a. Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia)
Pendiri Tri Koro Dharmo adalah R. Satiman Wiryosanjoyo,
Kadarman, dan Sunardi di Gedung Stovia Jakarta pada 7 Maret
1915. Tri Koro Dharmo merupakan organisasi pemuda pertama di
Indonesia. Semboyan Tri Koro Dharmo adalah budi, bakti, dan sakti.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan persaudaraan antara pelajar
Jawa dan Madura, guna meningkatkan kesejahteraan daerahnya.
Dalam kongres pertama di Solo, Tri Koro Dharmo berubah menjadi
Jong Java. Walaupun sebagai organisasi kedaerahan, para anggotanya
kemudian aktif dalam upaya pembentukan kesadaran nasional.
b. Jong Java
Setelah Tri Koro Dharmo dibubarkan, namanya diganti menjadi
Jong Java pada 12 Juni 1918. Jong Java mempunyai tujuan
membangun persatuan Jawa Raya. Kegiatan utamanya adalah dalam
bidang sosial, budaya, dan pengembangan pendidikan Suku Jawa.
Jong Jawa pada kongres bulan Mei 1922 memutuskan untuk tidak
berurusan dengan kegiatan politik. Pada perkembangannya, Jong Java
terpengaruh oleh perkembangan Serikat Islam sebagai organisasi yang
bergerak dalam bidang politik. Sebagian anggota Jong Java yang ingin
melakukan kegiatan politik, seperti H. Agus Salim, kemudian mendirikan
Jong Islamiten Bond, dengan Islam sebagai dasar perjuangan.

Kenali Tokoh
H. Agus Salim
Masyhudul Haq atau Agus Salim lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada 9 Oktober
1884. Pendidikan di bangku sekolah hanya ditempuh hingga menamatkan HBS pada
tahun 1903. Sesudah itu, ia belajar sendiri. Tidak kurang dari sembilan bahasa asing
dikuasai, antara lain bahasa Belanda, Inggris, Jepang, Prancis, Arab, Turki, dan Jepang.
Ketika muda, ia merantau hingga Arab Saudi untuk memperkaya pemikiran dan
ilmunya. Ia juga pernah menjadi penerjemah di Konsulat Belanda di Jeddah Arab Saudi.
Agus Salim pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada periode 3 Juli 1947-
20 Desember 1949. Ia merupakan salah satu diplomat ulung Indonesia yang dikenal
sering mewakili Indonesia di berbagai konferensi dan pertemuan internasional.

Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 141


c. Jong Sumatranen Bond
Jong Sumatranen Bond didirikan oleh Mohammad Hatta dan
Mohammad Yamin pada 9 Desember 1917 di Jakarta. Tujuan
utamanya adalah menyatukan pemuda-pemuda Sumatra untuk
mengembangkan budaya Sumatra dan mendidik agar menjadi
pemimpin bangsa. Dalam waktu singkat, Jong Sumatranen Bond
mempunyai cabang di berbagai kota di Indonesia.
Gambar 6.5 Muhammad
Hatta
Sumber: www.setwapres.go.id 3. Organisasi Keagamaan
a. Jong Islamiten Bond
Jong Islamiten Bond didirikan pada 1 Januari 1925 di Jakarta.
Ketuanya adalah Raden Sam. Keanggotaannya tidak berdasarkan
etnis/daerah asal, tetapi berdasar ikatan agama. Dalam waktu
singkat, Jong Islamiten Bond (JIB) mendapat sambutan di kota-kota
lain, terutama di Jawa.
Kongres pertama dilaksanakan pada 29 Desember 1925 dan
mengesahkan beberapa Anggaran Dasar Organisasi. Selain sebagai
pusat dakwah Islam, JIB juga mengorganisasi kegiatan seni, budaya,
Gambar 6.6 Muhammad sosial, dan penerbitan. Beberapa tokoh Serikat Islam (SI) seperti
Yamin
Sumber: www.kepustakaan- H.O.S. Cokroaminoto, Haji Agus Salim, dan Suryopranoto, serta tokoh-
presiden.pnri.go tokoh pergerakan lainnya sangat menaruh perhatian pada JIB.
JIB tidak hanya memusatkan kegiatan untuk umat muslim, tetapi
beberapa kegiatan juga diperuntukkan bagi warga nonmuslim. Pada
Kongres III di Yogyakarta 27 Desember 1927, JIB telah menyinggung
persatuan dan kebangsaan.

b. Muda Kristen Jawi


Muda Kristen Jawi dibentuk tahun 1920. Pada perkembangannya,
Muda Kristen Jawi berubah namanya menjadi Perkumpulan Pemuda
Kristen (PPK). Awalnya, organisasi ini menggunakan bahasa Jawa
sebagai bahasa pengantar. Setelah berubah menjadi PPK, bahasa
pengantar digantikan oleh bahasa Indonesia.

c. Muhammadiyah
Pendiri Muhammadiyah adalah K.H. Ahmad Dahlan. Muham-
madiyah didirikan pada 18 November 1912 di Kauman Yogyakarta.
Tujuan Muhammadiyah, antara lain
1) mengembangkan dakwah Islam;
2) mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan
Sunah (Hadis);
3) membersihkan praktik keagamaan dari syirik dan bid’ah;
Gambar 6.7 K.H. Ahmad 4) mengembangkan pendidikan agama dan umum secara modern.
Dahlan Muhammadiyah bukan organisasi politik sehingga Pemerintah
Sumber: www.swara muslim.
Belanda memberikan pengakuan Badan Hukum. K.H. Ahmad Dahlan
com
mengembangkan dakwah dan pendidikan meniru beberapa sistem
Barat. Misalnya, biasanya untuk belajar mengaji sistem pondok

142 IPS SMP/MTs Kelas VIII


tidaklah menggunakan meja dan kelas. K.H. Ahmad Dahlan mulai
melakukan pembelajaran meniru sekolah-sekolah Eropa.
Di Sekitar Kita
K.H. Ahmad Dahlan juga membenarkan posisi kiblat dalam Hingga kini, lembaga-
Masjid Keraton Yogyakarta, yang pada awalnya banyak ditentang lembaga sosial Mu-
oleh kiai sepuh. Muhammadiyah mengembangkan amal usaha tidak hammadiyah masih
sebatas dakwah agama, tetapi melalui berbagai amal usaha, seperti menunjukkan eksis-
pendidikan, mendirikan sekolah modern, kepanduan Hizbul Wathan, tensinya, di antaranya
Sekolah Muhammadi-
koperasi simpan pinjam, perdagangan, dan bidang sosial lainnya.
yah, RS PKU Muham-
Muhammadiyah banyak mendapatkan simpati. Terbukti pada
madiyah, dan Panti
1925, Muhammadiyah telah memiliki 29 cabang di Jawa dan luar
Asuhan. Adakah lem-
Jawa dengan anggota 4.000 orang. Pada tahun 1931, cabang baga-lembaga sosial
Muhammadiyah berjumlah 267 dengan 24.000 anggota. Muhammadiyah di
sekitar tempat tinggal
d. Nahdlatul Ulama (NU) kalian?
Nahdlatul Ulama didirikan oleh para kiai pada 31 Januari 1926
di Jawa Timur. Pimpinan pertamanya adalah K.H. M. Hasyim Asy’ari.
NU cepat berkembang, terutama di Jawa karena basis pesantren
yang sangat banyak di Jawa. Pada awalnya, organisasi NU bukanlah
organisasi politik.
Seperti halnya Muhammadiyah, NU mengembangkan amal usaha
tidak hanya sebatas dakwah Islam. Pengikut terbesar NU adalah
para santri yang umumnya tinggal di pedesaan. Pada saat ini, NU
Gambar 6.8 K.H. Hasyim
merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Asyari
Sumber: www.wikipedia.org
e. Persatuan Umat Islam
Persatuan Umat Islam didirikan oleh K.H. A. Halim di Majalengka
pada 1917.

f. Al-Jamiatul Washiyah
Al-Jamiatul Washiyah didirikan di Medan, Sumatra Utara pada
1930.

4. Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia


Memasuki awal abad kedua puluh, perjuangan kemerdekaan
Indonesia ditandai oleh era kebangkitan nasional. Kebangkitan
nasional, yaitu masa kesadaran bangsa Indonesia untuk berjuang
bersama-sama dalam mengusir penjajahan. Terdapat beberapa
perbedaan perjuangan bangsa Indonesia sebelum abad kedua puluh
dengan perjuangan setelah abad kedua puluh sebagai berikut.

Perjuangan Indonesia Sebelum Tahun 1900 Perjuangan Setelah Tahun 1900


• Bersifat nasional, untuk kepentingan
• Bersifat lokal/kedaerahan
Indonesia
• Lebih mengandalkan kekuatan senjata • Mengandalkan senjata dan diplomasi

Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 143


• Pimpinan wafat, tampil pimpinan
• Bergantung pada pimpinan
berikutnya

• Menggunakan senjata modern dan taktik


• Taktik menggunakan senjata tradisional
modern (diplomasi)

• Belum terorganisasi secara nasional dan • Telah terorganisasi secara nasional dan
modern modern

a. Boedi Oetomo (20 Mei 1908)


Pada 1906 dan 1907, dr. Wahidin Sudirohusodo melakukan
perjalanan keliling Jawa. Dalam pertemuannya dengan tokoh-tokoh
pergerakan, ia mengajak untuk melakukan perluasan pengajaran
sebagai langkah memajukan kehidupan rakyat. Pada 20 Mei 1908,
para mahasiswa School tot Opleideing van Inlansche Aartsen (STOVIA)
atau sekolah dokter pribumi di Jawa Boedi Oetomo terbentuk. Ketua
Boedi Oetomo adalah dr. Sutomo. Tonggak berdirinya Boedi Oetomo
20 Mei 1908 dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Tokoh
lain pendiri Boedi Oetomo adalah Gunawan, Cipto Mangunkusumo,
dan R.T. Ario Tirtokusumo.

Gambar 6.9 Para Pendiri Boedi Oetomo


Sumber: www.swaramuslim.com

Pada awalnya, Boedi Oetomo bukanlah organisasi politik. Tujuan


utama Boedi Oetomo adalah memajukan pendidikan, sosial, dan
budaya masyarakat Jawa dan Madura. Para tokohnya kebanyakan
adalah para bangsawan, seperti bupati dan pangreh praja. Namun,
Boedi Oetomo kemudian menjadi organisasi kebangsaan dan bersifat
nasional. Boedi Oetomo mengusahakan beasiswa para mahasiswa
yang tidak mampu menyelesaikan studi. Keanggotaan Boedi Oetomo
baru meluas ke semua golongan pada 1930.

144 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Pada tahap selanjutnya, Boedi Oetomo melakukan kegiatan politik
tahun 1915. Banyak anggota Boedi Oetomo yang masuk dalam Dewan
Rakyat Hindia Belanda (Volksraad). Pada 1929, Boedi Oetomo masuk
anggota Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI). Tahun 1932, Boedi Oetomo telah mempunyai orientasi
Indonesia Merdeka. Selanjutnya, Boedi Oetomo bergabung dengan
Persatuan Bangsa Indonesia dan membentuk Partai Indonesia Raya
(Parindra).

Gambar 6.10 Peserta Kongres Boedi Oetomo I tahun 1930.


Sumber: www.swaramuslim.com

b. Sarekat Islam (SI)


Semula Sarekat Islam bernama Serikat Dagang Islam (SDI).
Pendirinya adalah K.H. Samanhudi dan R.M. Tirtoadisuryo di Solo
pada 1911. Tujuan utama SDI pada awalnya adalah melindungi
kepentingan pedagang pribumi dari ancaman pedagang Cina. Saat
itu, para pedagang Cina banyak menggeser para pedagang lokal yang
kurang pendidikan dan pengalaman.
Dalam Kongres di Surabaya pada 30 September 1912, SDI berubah
menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan nama tersebut dimaksudkan
agar anggota dan kegiatan organisasi lebih terbuka. Pada 1913, SI
dipimpin oleh Hadji Oemar Said (H.O.S) Tjokroaminoto. Gambar 6.11 H.O.S.
Cokroaminoto
Kegiatan SI sangat menarik rakyat karena kegiatannya membela Sumber: www.swara muslim.
rakyat. Tahun 1915 jumlah anggota SI berjumlah 800.000 orang. SI com
banyak mendampingi protes para pekerja, terutama di pusat-pusat
perdagangan. Pada 1915, SI juga mendesak Pemerintah Belanda
untuk membentuk Dewan Rakyat (Volksraad) yang proporsional.
Sepak terjang SI tersebut membuat Belanda menjadi khawatir.
Pemerintah kemudian memutuskan untuk membatasi ruang gerak
SI.
Masalah yang dihadapi oleh SI semakin sulit ketika gerakan
komunis berkembang di Indonesia. Infiltrasi gerakan komunis ke

Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 145


dalam SI menimbulkan perpecahan. SI kemudian terpecah menjadi
dua kubu, yaitu sayap merah dan sayap putih. Sayap putih hanya
mau berpegang pada ajaran Islam yang dipimpin oleh H.O.S.
Tjokroaminoto dan K.H. Agus Salim. Sementara sayap merah yang
mencampuradukkan Islam dengan paham sosialis kiri adalah
Semaun, Alimin, Darsono, dan Muso.
Tahun 1923 SI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam
(PSI) yang bersifat nonkooperatif terhadap Belanda. Pada 1927,
PSI telah menetapkan tujuan pergerakan untuk Indonesia merdeka
berasaskan Islam.

c. Indische Partij (IP)


Indische Partij (IP) adalah partai politik pertama di Indonesia.
Pendirinya adalah tiga serangkai E.F.E. Douwes Dekker (Danudirjo
Setiabudi), R.M. Suwardi Suryaningrat, dan dr. Cipto Mangunkusumo.
Indische Partij dideklarasikan pada 25 Desember 1912. Tujuan IP
sangat jelas, yaitu mengembangkan semangat nasionalisme bangsa
Indonesia. Keanggotaannya pun terbuka bagi semua golongan tanpa
memandang suku, agama, dan ras.
Gambar 6.12 Para Pendiri IP mempunyai surat kabar yang sangat terkenal, yaitu De Expres.
Indische Partij. Isinya sebagian besar tentang semangat nasionalisme. Belanda
Sumber: www.swaramuslim. sangat mengkhawatirkan sepak terjang IP. Semua kegiatan IP banyak
com diawasi Belanda. Pada Maret 1913, IP dilarang sebagai partai politik
karena bercita-cita “Indonesia Merdeka”.
Pada 1913, terdapat persiapan pelaksanaan perayaan 100 tahun
pembebasan Belanda dari kekuasaan Prancis. Belanda meminta
rakyat Indonesia untuk turut memperingati hari tersebut. Para tokoh
IP menentang rencana tersebut. Suwardi Suryaningrat menulis
artikel yang dimuat dalam harian De Expres, dengan judul Als Ik
een Nederlander was (“Seandainya Aku Orang Belanda”). Suwardi
mengecam Belanda, bagaimana mungkin bangsa terjajah (Indonesia)
disuruh merayakan kemerdekaan penjajah.
Pemerintah Belanda marah dengan sikap para tokoh IP. Akhirnya,
Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat
ditangkap dan dibuang ke Belanda.

d. Partai Komunis Indonesia (ISDV)


Indische Social Demokratische Vereeniging (ISDV) didirikan
oleh H.J.F.M. Snevliet (orang Belanda) pada 1914 di Semarang.
ISDV adalah cikal bakal Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebagai
organisasi yang bersifat radikal, ISDV mampu menarik anggota SI
yang sama-sama radikal untuk masuk dalam haluan sosialis. Tokoh-
tokoh SI yang masuk dalam ISDV adalah Semaun, Darsono, Alimin,
Tan Malaka, dan Muso.
ISDV kemudian pecah dalam dua kubu, yaitu sosialis yang
Gambar 6.13 Snevliet
kemudian mendirikan Partai Sosialis dan komunis yang kemudian
Sumber: www.wikipedia.org mendirikan Partai Komunis. Partai Komunis Indonesia didirikan pada

146 IPS SMP/MTs Kelas VIII


23 Mei 1920, diketuai oleh Semaun. PKI melakukan pemberontakan
pertama dengan menggunakan kekuatan senjata tahun 1926.
Pemberontakan tahun 1926 kurang konsolidasi sehingga justru
menyebabkan tokoh-tokohnya ditangkap dan diasingkan ke luar
negeri. Pemberontakan ini juga merugikan pergerakan nasional
lainnya. Akibat pemberontakan tersebut, Belanda semakin menekan
aktivitas pergerakan kebangsaan.

e. Perhimpunan Indonesia (PI)


Perhimpunan Indonesia (PI) semula bernama Indische Vereeniging.
PI didirikan oleh para mahasiswa Indonesia di Belanda pada 1908.
Pada 1922, politik menjadi kegiatan utama Indische Vereeniging.
Tahun 1925 Indische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan
Indonesia (PI). Nama majalahnya Hindia Putra, berubah menjadi
Indonesia Merdeka.
Tujuan utama PI adalah Indonesia merdeka dan memperoleh
suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada
seluruh rakyat. Tokoh-tokoh PI, antara lain Mohammad Hatta, Ali Gambar 6.14 Para Pendiri
Perhimpunan Indonesia
Sastroamijoyo, Abdulmajid Joyoadiningrat, Iwa Kusumasumantri, Sumber: www.iisg.nl
Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan Mangunkusumo, dan Nazir Datuk
Pamuncak.
Pada 10 Juni 1927, beberapa tokoh PI, yaitu Mohammad Hatta,
Ali Sastroamijoyo, dan Nazir Pamuncak ditangkap karena dianggap Jendela Info
menghasut pemberontakan. Namun, mereka kemudian dilepaskan Berikut ini tiga asas
setelah tidak mendapat cukup bukti dalam sebuah pengadilan. PI Perhimpunan Indone-
telah banyak mengilhami pergerakan nasional Indonesia, seperti sia.
lahirnya Partai Nasional Indonesia, Perhimpunan Indonesia, dan 1. Indonesia menentu-
Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia. kan nasibnya sen-
diri.
f. Partai Nasional Indonesia (PNI) 2. Kemampuan dan
kekuatan sendiri.
Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan pada 4 Juli 1927 di
3. Persatuan dalam
Bandung. Pemimpinnya adalah Ir. Soekarno. Tujuan PNI, yaitu
menghadapi Belan-
Indonesia Merdeka, dengan ideologi gerakan marhaenisme.
da.
PNI mengadakan kegiatan konkret, baik politik, sosial maupun
ekonomi.

Gambar 6.15 Soekarno beserta teman-temannya di depan


pengadilan kolonial Bandung setelah sidang tahun 1930.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia Jilid 5

Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 147


Sebagai organisasi yang terbuka dan revolusioner, PNI cepat
meraih anggota yang banyak. Pengaruh Soekarno sangat meresap
dalam lapisan masyarakat. Keikutsertaan Hatta dalam kegiatan
politik Soekarno semakin membuat PNI sangat kuat.
Karena kegiatan politiknya mengancam pemerintah Belanda,
akhirnya para tokoh PNI ditangkap dan diadili tahun 1929.
Soekarno, Maskoen, Gatot Mangkupraja, dan Supriadinata diadili
Belanda. Dalam pembacaan pembelaannya, Soekarno memberi
judul “Indonesia Menggugat”. Soekarno dan kawan-kawan dihukum
penjara.
Pada tahun 1931 PNI dibubarkan. Sartono kemudian membentuk
Partindo. Sementara itu, Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir
mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia. Sayangnya, para tokoh
partai tersebut kemudian ditangkap oleh Belanda dan diasingkan
ke Digul.
Setelah keluar dari penjara, Soekarno berusaha untuk menyatukan
PNI, tetapi tidak berhasil. Kemudian, ia masuk Partindo. Namun,
ia kemudian ditangkap dan diasingkan ke Flores. Sejak saat itu,
pergerakan nasional kebangsaan Indonesia menerapkan strategi
moderat kooperatif. Perjuangan secara radikal ternyata justru
membuat penekanan yang luar biasa oleh pemerintah Belanda.

g. Partai Indonesia Raya (Parindra)


Parindra muncul tahun 1935 sebagai gabungan dari Boedi Oetomo
dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Pendirinya adalah Dr. Soetomo.
Tujuan Parindra adalah Indonesia Raya (kata merdeka disembunyikan
karena dilarang oleh Belanda). Selain gerakan dalam bidang ekonomi
dan sosial, Parindra menjalankan politik kooperatif.
Salah satu bentuk politik kooperatif Parindra adalah masuknya
beberapa tokoh Parindra dalam Volksraad. Beberapa tokoh itu adalah
M. Husni Thamrin, R. Sukardjo, R. Panji Suroso, dan Mr. Susanto.
Gambar 6.16 M.H. Thamrin
Sumber: www.swaramuslim. h. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
net
Didirikan di Jakarta pada April 1937. Pimpinannya adalah bekas
pimpinan Partindo yang dibubarkan tahun 1937, seperti Amir
Syarifuddin, Mr. M. Yamin, Mr. Sartono, dan Dr. A.K. Gani.

i. Gabungan Politik Indonesia


Golongan nasionalis mencoba untuk menggunakan Volksraad
sebagai media perjuangan nasional. Untuk memperkuat wakil-wakil
bangsa Indonesia, M. Husni Thamrin membentuk Fraksi Nasional
pada tahun 1930. Pada tahun 1936, seorang anggota Volksraad,
Sutarjo mengajukan petisi yang menuntut kemerdekaan Indonesia
berangsur-angsur dalam sepuluh tahun. Petisi ini kemudian dikenal
dengan Petisi Sutarjo. Petisi tersebut ditolak Belanda dengan alasan
bangsa Indonesia belum siap untuk merdeka.

148 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Para pejuang pergerakan nasional kecewa. Pada tahun 1939
dibentuk gabungan dari beberapa organisasi politik yang disebut
Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Semboyan GAPI yang terkenal
adalah “Indonesia Berparlemen”.
Adapun tujuan perjuangan GAPI, antara lain
1) persatuan bangsa berdasar demokrasi, politik, ekonomi, dan
sosial;
2) pembentukan parlemen yang mewakili aspirasi rakyat;
3) memperjuangkan bahasa Indonesia dipakai dalam sidang-
sidang Volksraad dan mengubah sebutan inlander menjadi
orang Indonesia;
4) pengangkatan lebih banyak orang Indonesia dalam jabatan
pemerintahan.

Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 149


D. Proses Pembentukan Identitas Kebangsaan
Indonesia
1. Manifesto Politik 1925
Tahukah kalian apa itu Manifesto Politik 1925? Apa pengaruhnya
terhadap pembentukan identitas kebangsaan Indonesia? Pada
1923, Iwa Kusumasumantri, pengurus Perhimpunan Indonesia
mengeluarkan manifesto politik. Isi penting manifesto tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Masa depan bangsa Indonesia terletak pada adanya bentuk
pemerintahan yang bertanggung jawab kepada rakyat.
b. Pemerintahan yang kuat adalah yang bebas dari belenggu asing
dan mengandalkan kekuatan sendiri.
c. Menghindari perpecahan dan menanamkan rasa persatuan dan
kesatuan Indonesia untuk membangun negara nasional.
Manifesto 1923 didukung oleh manifesto yang dikeluarkan
pada 1924 yang dikeluarkan pimpinan Nazir Datuk Pamuncak.
Prinsip isinya sama, yaitu usaha membentuk pemerintahan sendiri
yang bebas dari penjajahan. Persatuan sebagai kunci keberhasilan
mencapai Indonesia Merdeka.
Pada 1925, Sukiman Wiryosanjoyo sebagai pimpinan PI
mengeluarkan manifesto 1925 yang lebih tegas dan jelas. Isinya
adalah sebagai berikut.
a. Indonesia bersatu, menyingkirkan perbedaan dapat mematahkan
kekuasaan penjajah.
b. Diperlukan aksi massa yang percaya pada kekuatan sendiri
untuk mencapai Indonesia Merdeka.
c. Melibatkan seluruh lapisan masyarakat merupakan syarat
mutlak untuk perjuangan kemerdekaan.
d. Anasir yang berkuasa dan esensial dalam tiap-tiap masalah
politik.
e. Penjajahan telah merusak dan demoralisasi jiwa dan fisik bangsa
sehingga normalisasi jiwa dan materi perlu dilakukan secara
sungguh-sungguh.
Manifesto 1925 sangat menggugah kesadaran bangsa Indonesia
dan sangat memengaruhi pola pergerakan nasional bangsa
Indonesia. Gagasan manifesto 1925 terealisasi saat Sumpah Pemuda
dikumandangkan pada 28 Oktober 1928.

2. Kongres Pemuda II tahun 1928


Berdirinya berbagai organisasi pergerakan yang bersifat modern
telah mendorong keinginan untuk bekerja sama. Menyadari adanya
Gambar 6.17 Tempat persamaan, berbagai dialog dilakukan antara pergerakan. Para
Diselenggarakannya Sumpah
pemuda dan pelajar mempunyai pemikiran untuk membentuk
Pemuda
Sumber: www.e-dukasi.net kekuatan besar dalam menghadapi penjajahan Belanda.

150 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Gambar 6.18 Peserta Kongres Pemuda II
Sumber: www.wikipedia.org

Kesadaran membentuk bingkai pergerakan kebangsaan mulai


tampak dengan berdirinya berbagai organisasi nasionalis yang bersifat
terbuka. Mereka tidak lagi memandang latar belakang etnis, daerah
asal, ataupun agama. Beberapa organisasi yang awalnya bersifat
etnis dan kedaerahan pun kemudian berubah menjadi nasionalis.
Komunikasi antara tokoh pergerakan semakin membuka pandangan
nasionalisme yang lebih tegas. Langkah-langkah jelas untuk berjuang
bersama-sama dibuktikan dengan diselenggarakannya kongres-
kongres pemuda.
Kongres Pemuda I dilaksanakan pada 30 April-2 Mei 1926 di
Jakarta dan dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda. Kongres
ini telah berhasil membentuk jaringan yang lebih kokoh untuk
mempersatukan diri. Keinginan membentuk suatu badan sentral
telah digulirkan. Sebagian peserta ingin menyatukan seluruh
organisasi pemuda. Sebagian lainnya menginginkan badan sentral
dalam bentuk federasi. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa
persatuan diusulkan M. Yamin.
Kongres Pemuda I belum membentuk keputusan bulat, namun
mereka sepakat untuk melakukan Kongres Pemuda II. Pada
September 1926, berdiri organisasi Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Indonesia (PPPI) di Jakarta. Beberapa tokohnya adalah para pemuda,
seperti Abdullah Sigit, Sugondo, Suwiryo, M. Yamin, A.K. Gani, Amir
Syarifuddin, dan beberapa tokoh lainnya.

Di Sekitar Kita
Museum Sumpah Pemuda

Tempat diputuskannya rencan Kongres Pemuda Kedua di Gedung Sekretariat PPI di


Jalan Kramat Raya 106, saat ini dijadikan Museum Sumpah Pemuda. Di sana terdapat
berbagai penginggalan yang berkaitan dengan peristiwa Sumpah Pemuda

Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 151


Panitia Kongres Pemuda II dibentuk pada 12 Agustus 1928
Jendela Info dengan ketuanya Sugondo Joyopuspito. Susunan panitia mewakili
Sumpah Pemuda wilayah seluruh Indonesia. Beberapa tokoh panitia kongres, antara
• Kami Putra dan Putri lain Sugondo (PPPI), Joko Marsaid (Jong Java), M. Yamin (Jong
Indonesia mengaku Sumatranen Bond), Amir Syarifuddin (Jong Batak), Senduk (Jong
bertumpah darah satu, Celebes), J. Leimena (Jong Ambon), Johan Muh. Cai (Jong Islamieten
Tanah Indonesia.
Bond), dan tokoh-tokoh lainnya.
• Kami Putra dan Putri
Kongres II diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928. Kongres
Indonesia mengaku ber-
dihadiri oleh perwakilan organisasi pemuda dari seluruh Indonesia.
bangsa satu ,Bangsa
Indonesia. Selain itu, hadir pula tokoh-tokoh politik, seperti Soekarno dan Tan
• Kami Putra dan Putri Indo- Malaka, anggota Volksraad, dan para pendidik. Dalam kongres ini,
nesia mengaku menjun- keinginan untuk membentuk negara sendiri semakin kuat. Suasana
jung bahasa persatuan, kebangsaan tidak dapat dibendung lagi. Akhirnya, pada 28 Oktober
Bahasa Indonesia. 1928, dibacakan keputusan hasil Kongres Pemuda II, berupa ikrar
pemuda yang terkenal dengan Sumpah Pemuda.
Keputusan penting Kongres II adalah sebagai berikut:
a. ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928;
b. menetapkan lagu “Indonesia Raya” ciptaan W.R. Supratman
sebagai lagu kebangsaan;
c. menetapkan bendera merah putih sebagai lambang negara
Indonesia.
Realisasi hasil kongres adalah dengan didirikannya Indonesia
Muda pada 1930. Indonesia Muda berasaskan kebangsaan dan
bertujuan Indonesia Raya. Pemerintah Belanda sangat menekan
rapat-rapat yang diselenggarakan oleh para tokoh pemuda. Lagu
“Indonesia Raya” pernah dilarang dan penyebutan Indonesia Merdeka
tidak diperbolehkan. Para tokoh pemuda menyiasati tekanan ini. Pada
Kongres III di Yogyakarta tahun 1938, tujuan kemerdekaan nusa dan
bangsa diganti menjunjung tinggi martabat nusa dan bangsa.

3. Peran Perempuan dalam Pergerakan Nasional


Perjuangan pergerakan nasional bukan semata milik kaum pria.
Para wanita juga aktif berperan dalam berbagai organisasi yang ada,
baik organisasi sosial maupun politik. Selain itu, kaum perempuan
juga memiliki organisasi tersendiri yang anggotanya khusus kaum
perempuan.
Peran serta perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan
Gambar 6.19 R.A. Kartini telah ada sejak dahulu. Beberapa tokoh pejuang wanita zaman dahulu
Sumber: foto-foto.com adalah R.A. Kartini, Dewi Sartika, dan Maria Walanda Maramis. R.A.
Kartini adalah putra Bupati Jepara yang memperjuangkan emansipasi
(persamaan derajat) antara laki-laki dan perempuan. Ia mendirikan
sekolah khusus untuk perempuan.
Dewi Sartika mendirikan sekolah di Bandung, Jawa Barat.
Sementara Maria Walanda Maramis mendirikan sekolah di Gorontalo,
Sulawesi. Dalam masa pergerakan nasional, kaum perempuan aktif
mendukung usaha persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka aktif

152 IPS SMP/MTs Kelas VIII


memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1912, Putri
Mahardika berdiri di Jakarta. Aktivitasnya adalah dalam pendidikan
dan penerbitan pers. Tahun 1914 Rahena Kudus mendirikan
Kerajinan Amai Setia di Gadang, Bukittinggi Sumatra Barat. Rahena
aktif dalam usaha mendirikan sekolah-sekolah untuk perempuan.
Organisasi Muhammadiyah di Yogyakar ta pada tahun
1917 membentuk Aisyiyah. Aisyiyah sebagai organisasi wanita
Muhammadiyah pertama kali dipimpin oleh Siti Wardah, istri K.H. Gambar 6.20 Dewi Sartika
Sumber: www.foto-foto.com
Ahmad Dahlan. Kegiatan Aisyiyah, terutama dalam bidang dakwah,
pendidikan, kesehatan, dan budaya.
Hampir setiap organisasi pergerakan nasional mempunyai sayap
organisasi wanita. Misalnya, Sarekat Putri Islam (SPI), Ina Tuni (Jong
Ambon), dan Meisjekring (Jong Java). Organisasi-organisasi kaum
perempuan juga mempunyai semangat perjuangan kebangsaan.
Pada 22-25 Desember 1928, Kongres Perempuan diadakan di
Yogyakarta. Kongres ini diikuti oleh tujuh organisasi perempuan.
Mereka merespons Sumpah Pemuda yang telah diikrarkan pada 28
Oktober 1928. Kongres dipimpin oleh R.A. Sukanto dan menghasilkan Gambar 6.21 Walanda
beberapa isi penting. Maramis
Sumber: www.foto-foto.com
a. Kongres membicarakan masalah peran perempuan dalam
keluarga dan masyarakat.
b. Menentukan sikap dalam menghadapi perjuangan mengusir
kolonialisme.
c. Hasil terpenting adalah terbentuknya Perikatan Perkumpulan
Perempuan Indonesia (PPPI).

PPPI merupakan kumpulan dari organisasi wanita yang berbeda


latar belakangnya. Pada masa selanjutnya, PPPI berubah namanya
menjadi Perserikatan Perkumpulan Istri Indonesia (PPII). Pada
Desember 1930, PPII secara tegas menyatakan dirinya sebagai
bagian pergerakan bangsa Indonesia.
PPII menyelenggarakan Kongres Wanita II yang salah satu hasilnya
adalah membubarkan PPII. Sebagai gantinya, Kongres Perempuan
Indonesia (KPI) terlihat lebih tegas dan terbuka. Kaum perempuan di
samping kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, tidak ketinggalan
dalam berperan memperjuangkan kemerdekaan. Hal ini menunjukkan
bahwa emansipasi wanita telah ada sejak zaman dahulu.

E. Garis Besar Aktivitas Organisasi Pergerakan


Kebangsaan Indonesia
Dengan dicetuskannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928,
sudah jelas bahwa keinginan merdeka dalam bingkai satu negara
telah terbukti. Perjuangan mengusir penjajah semakin jelas. Semua
sepakat bahwa Indonesia harus merdeka.

Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 153


Strategi perjuangan kebangsaan Indonesia dalam menghadapi
penjajahan dapat dibuat garis besarnya sebagai berikut.
1. Masa Perintis/Konsolidasi (1910–1920)
Ditandai dengan berdirinya berbagai organisasi, baik yang bersifat
kedaerahan, keagamaan, etnis, sosial, maupun politik. Pada masa
ini, peta perjuangan masih dalam taraf konsolidasi.

2. Masa Radikal
Pada masa ini, perjuangan kebangsaan telah mencapai titik jelas,
yaitu mencapai Indonesia merdeka. Berdirinya parta-partai politik
bertujuan untuk mencapai kemerdekaan. Mereka menyadari bahwa
perjuangan kemerdekaan hanya dapat dicapai dengan perjuangan
sendiri. Mereka cenderung bersifat nonkooperatif (tidak mau bekerja
sama) dengan Belanda.
Beberapa organisasi yang radikal, misalnya Serikat Islam,
Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, dan Partai
Komunis Indonesia. Proses radikalisasi semakin menggelora setelah
Perang Dunia I. Perjuangan nasionalisme di Asia dan Afrika telah
memberikan inspirasi para tokoh perjuangan Indonesia.
Karena sifatnya yang radikal, Belanda menjadi khawatir. Belanda
akhirnya melakukan tindak kekerasan dengan membubarkan
organisasi-organisasi radikal dan memenjarakan tokoh-tokohnya
pada tahun 1930-an.

3. Masa Moderat
Setelah para pemimpin ditangkap dan sebagian organisasi
dibubarkan, para tokoh perjuangan berganti taktik. Perjuangan
dilakukan secara moderat (kooperatif). Mereka memanfaatkan
Volksraad (Dewan Rakyat) untuk memperjuangkan aspirasi. Pada
masa moderat ini, organisasi yang masih ada dan berdiri adalah
Parindra, Gerindo, dan GAPI. Para tokoh pergerakan menyampaikan
tuntutan-tuntutan dalam Volksraad, baik menyangkut masalah politik,
ekonomi, sosial, maupun pendidikan.

154 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia 155
156 IPS SMP/MTs Kelas VIII
BAB VII

MASA PENDUDUKAN
JEPANG DAN PERSIAPAN
KEMERDEKAAN
INDONESIA

Perang Dunia II

kronologi
menyebabkan Penderitaan
Jepang Menguasai Indonesia Rakyat Indonesia
kronologi
menyebabkan
Jepang Terdesak Perlawanan
oleh Sekutu Rakyat Indonesia
menyebabkan menyebabkan

Janji Kemerdekaan Perjuangan Pergerakan


dari Jepang Kemerdekaan Indonesia

menyebabkan menyebabkan

Persiapan
Kemerdekaan Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945

157
Penyerangan atas Pearl Harbour
Sumber: www.wikipedia.org

K alian sudah tahu bukan bahwa salah satu penyebab Perang Dunia II adalah penyerangan
Jepang atas Pearl Harbour. Jepang adalah salah satu negara yang terlibat dalam perang
tersebut. Jepang ingin menguasai seluruh daerah Asia Tenggara dan Asia Timur. Indonesia
termasuk wilayah yang diincar untuk memperluas kekuasaan Jepang. Pada tahun 1942,
Jepang berhasil mengalahkan Belanda yang berkuasa di Indonesia. Akibatnya, bangsa
Indonesia beralih menjadi jajahan Jepang. Masa penjajahan Jepang hanyalah sebentar,
namun luka akibat penjajahan Jepang masih terasa hingga sekarang. Di sisi lain, pada masa
pendudukan Jepang di Indonesia, usaha pergerakan kebangsaan Indonesia untuk mencapai
kemerdekaan semakin jelas. Mengapa negara kecil seperti Jepang dapat menjajah Indonesia?
Bagaimana Jepang masuk dan menguasai Indonesia? Bagaimana usaha bangsa Indonesia
untuk mempersiapkan kemerdekaan pada masa pendudukan Jepang? Mari kita telusuri
melalui pembahasan berikut ini!

158 IPS SMP/MTs Kelas VIII


A. Jepang sebagai Negara Kuat Kata-kata kunci
Dapatkah kalian menunjukkan di mana letak Jepang dalam peta?
Jepang hanyalah sebuah negara kecil, apalagi jika dibandingkan • Pendudukan
dengan negara kita. Untuk memahami negara lain, kita harus Jepang
memahami sejarah negara tersebut. Jepang merupakan negara fasis • Persiapan
dengan kekuatan militer yang sangat kuat. Sejak 1868 (Restorasi kemerdekaan
Meiji), Jepang melakukan modernisasi dan berhasil menjadi bangsa • Perang Dunia II
• Romusha
unggul sebanding dengan negara-negara Barat.
• PETA
Sebelumnya, selama 200 tahun Jepang di bawah kekuasaan • BPUPKI
Shogun Tokugawa (1638—1854). Shogun Tokugawa melaksanakan • Golongan muda
politik isolasi, yaitu politik menutup diri dari bangsa asing. Jepang • Peristiwa
melarang hubungan dagang dengan negara mana pun, kecuali Rengasdengklok
beberapa negara yang dianggap tidak membahayakan pengaruhnya
bagi Jepang.
Penutupan hubungan Jepang dengan negara-negara lain Jendela Info
menimbulkan penentangan, baik dari dalam negeri maupun dari
Restorasi Meiji adalah re-
luar Jepang. Pada 1867, Pangeran Matsuhito yang bergelar Meiji
volusi yang dilakukan untuk
Tenno menggantikan kekuasaan Shogun Tokugawa. Di bawah
memulihkan kekuasaan
pemerintahannya, Jepang berhasil berubah menjadi negara yang keluarga Kaisar Tenno di
kuat dan maju. Bangsa Jepang meniru berbagai sistem Barat Jepang.
dalam mengembangkan negaranya. Ilmuwan-ilmuwan Jepang
mampu meniru ilmuwan Barat, bahkan mengunggulinya. Sistem
pemerintahan Jepang juga diperbarui dengan banyak mencontoh
sistem pemerintahan Barat. Jepang tumbuh menjadi negara industri, Jendela Info
kemudian menjadi bangsa imperialis. Semboyan yang digunakan
Ajaran Hakko-ichi-u dalam Shintoisme mengajarkan bahwa Jepang Jepang adalah 3A: Jepang
mempunyai kewajiban memimpin bangsa-bangsa di dunia. Inilah Cahaya Asia, Jepang Pelin-
salah satu pendorong bangsa Jepang ingin menguasai Asia Pasifik. dung Asia, dan Jepang Pe-
Untuk mencapai cita-citanya, Jepang melakukan propaganda yang mimpin Asia.
menyatakan dirinya sebagai saudara tua bangsa-bangsa Asia-Pasifik.
Jepang meyakinkan bangsa-bangsa Asia bahwa pendudukannya
adalah sebagai upaya pembebasan dari kesengsaraan dan pen-
deritaan.

B. Masuknya Jepang ke Indonesia


Jepang telah mengincar wilayah Indonesia, terutama sejak awal
abad kedua puluh. Pada masa tersebut telah banyak bahan buatan
Jepang yang dipasarkan di Indonesia. Kegiatan pemasaran juga
disusupi kegiatan mata-mata tentara Jepang untuk menyelidiki
kondisi penguasa Belanda di Indonesia. Itulah sebabnya ketika
Jepang menguasai Indonesia pada 1942, mereka tidak terlalu
bingung untuk memetakan pemerintahan Indonesia. Sebenarnya,
apa saja tujuan Jepang masuk ke Indonesia hingga akhirnya
menguasai Indonesia? Berikut uraiannya.

Masa Pendudukan Jepang dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia 159


1. Tujuan Pendudukan Jepang di Indonesia
Tujuan pendudukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Sebagai negara industri, Jepang sangat mengincar bahan baku
industri yang banyak terdapat di Indonesia. Indonesia juga meru-
pakan daerah pemasaran industri yang strategis bagi Jepang.
b. Untuk menghadapi tentara Sekutu, Jepang harus menggalang
kekuatan pasukannya dan mencari dukungan bangsa-bangsa
Asia.

2. Proses Pendudukan Jepang di Indonesia


Proses pendudukan Jepang di Indonesia meliputi sebagai berikut.
a. Pendudukan Tarakan, Kalimantan
Pada 8 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan militer AS
di Pearl Harbour. Pada saat itu, Indonesia masih dikuasai Belanda.
Gubernur Jenderal Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer di
Indonesia menyatakan perang terhadap Jepang.
Setelah membombardir Pearl Habour, Hawaii, Jepang masuk
ke negara-negara Asia dari berbagai pintu. Pada 11 Januari 1944,
Jepang telah berhasil mendaratkan pasukannya di Pulau Tarakan
KalimantanTimur. Pada 12 Januari, komandan pasukan Belanda
menyerah. Jepang kemudian menduduki kota minyak Balikpapan
pada 24 Januari. Selanjutnya, Jepang menduduki kota-kota lain di
Kalimantan.

b. Pendudukan Sumatra
Di Sumatra, Jepang telah berhasil mendaratkan pasukan pada
14 Februari. Palembang berhasil diduduki pada 16 Februari 1942.
Selanjutnya, Jepang mengarahkan penyerangan ke Pulau Jawa yang
merupakan pusat pemerintahan Belanda.

c. Belanda Menyerah di Pulau Jawa


Mulai awal Maret, Jepang telah mendaratkan pasukan-pasukannya
di beberapa pelabuhan Jawa. Batavia berhasil dikuasai pada 5 Maret
1942. Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenbourgh
telah mengungsi ke Bandung sejak akhir Februari 1942.
Jepang tinggal mengarahkan serangan ke Bandung. Jepang
menyerang Bandung dari arah utara. Setelah melalu pertempuran
sengit, akhirnya Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang
pada 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang Jawa Barat. Serah terima
ditandatangani oleh Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima Angkatan
Perang Belanda) kepada Letnan Jenderal Imamura (pimpinan
pasukan Jepang).

d. Bentuk Pemerintahan Militer Jepang


Setelah penyerahan pada 8 Maret 1942, secara resmi bangsa
Indonesia di bawah kekuasaan Jepang. Selanjutnya, Jepang

160 IPS SMP/MTs Kelas VIII


melakukan pembagian daerah pemerintahan di Indonesia.
Pemerintahan Jepang berbeda dengan Hindia Belanda. Pada zaman
penjajahan Jepang, Indonesia diperintah oleh pemerintahan militer.
Pemerintahan tersebut terbagi dalam tiga daerah pemerintahan
sebagai berikut.
1) Pemerintahan Angkatan Darat (Tentara XXV) untuk Sumatra.
Pusatnya di Bukittinggi.
2) Pemerintahan Angkatan Darat (Tentara XVI) untuk Jawa dan
Madura. Pusatnya di Jakarta.
3) Pemerintahan Angkatan Laut (Armada Selatan II) untuk daerah
Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku. Pusatnya di Makassar. Gambar 7.1 Letjen
Dalam menjalankan pemerintahan di daerah pendudukan Imamura
termasuk Indonesia, Jepang menggunakan sistem pemerintahan Sumber: www.wikipedia.org
berdikari. Berdikari dapat diartikan sebagai berdiri sendiri. Artinya,
pemerintah pusat tidak banyak peranannya dalam upaya pemenuhan
kebutuhan pasukan di daerah pendudukan. Dengan demikian,
pemerintahan militer Jepang di Indonesia mempunyai keleluasaan
untuk menerapkan sistem penjajahan.

C. Pengaruh Pendudukan Jepang terhadap


Pergerakan Kebangsaan Gambar 172 Belanda
menyerah tanpa syarat
Jepang mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia. Mereka
kepada Jepang di Kalijati.
tidak menunjukkan niat jahatnya kepada bangsa Indonesia. Bagai- Sumber: www.subang.kab.net
mana upaya Jepang menarik simpati bangsa Indonesia?
Untuk meraih simpati rakyat Indonesia, penjajah Jepang mela-
kukan propaganda sebagai berikut. Jendela Info
1. Jepang mengaku sebagai “saudara tua” yang akan membebaskan
Asia dari penindasan bangsa Barat. Pada awalnya, kedatangan
2. Jepang mempropagandakan semboyan “Tiga A”. Jepang ke Indonesia dis-
ambut hangat. Propagan-
a. Jepang Pemimpin Asia.
danya akan membebaskan
b. Jepang Pelindung Asia.
dari penjajahan membawa
c. Jepang Cahaya Asia. harapan baru.
3. Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia. Ben-
tuk kemudahan tersebut meliputi kemudahan dalam beribadah,
mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan ben-
dera Jepang, menggunakan bahasa Indonesia, dan menyanyikan
lagu kebangsaan “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan
Jepang “Kimigayo”.

Namun, kemudahan tersebut hanyalah janji manis Jepang.


Sebagai penjajah, Jepang justru lebih kejam menindas bangsa
Indonesia. Jepang melakukan beberapa kebijakan terhadap negara
jajahan di Indonesia. Program yang paling mendesak bagi Jepang
adalah mengerahkan seluruh sumber daya yang ada di Indonesia
untuk tujuan perang. Beberapa kebijakan tersebut sebagai berikut.

Masa Pendudukan Jepang dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia 161


Jendela Info 1. Membentuk Organisasi-Organisasi Sosial
Berikut organisasi sosial yang dibentuk oleh Jepang.
Jepang menerapkan sistem a. Gerakan Tiga A
Autarki (daerah yang harus
Gerakan Tiga A dipimpin oleh Mr. Syamsuddin. Ia merupakan
memenuhi kebutuhan sen-
bekas tokoh Parindra. Tujuan gerakan Tiga A adalah meraih
diri dan kebutuhan perang).
simpati penduduk dan tokoh masyarakat. Sayangnya, gerakan ini
Sistem ini diterapkan di
setiap wilayah ekonomi. kurang berhasil sehingga Jepang membentuk organisasi yang lebih
Contohnya Jawa menjadi 17 menarik.
daerah, Sumatra 3 daerah,
dan Meinsefu (daerah yang b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
diperintah Angkatan Laut) Putera didirikan pada 1 Maret 1943 sebagai ganti gerakan Tiga A.
3 daerah. Putera dipimpin oleh tokoh-tokoh nasional yang sering disebut empat
Sumber: www.e-dukasi.net serangkai, yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, K.H. Mas Mansyur,
dan Ki Hajar Dewantara. Putera cukup diminati oleh kalangan tokoh
pergerakan Indonesia. Pemerintah Jepang kurang puas dengan
kegiatan Putera sebab para tokoh Putera memanfaatkan organisasi
Jendela Info ini untuk melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh perjuangan.
Empat Serangkai dianggap Akhirnya, Putera dibubarkan.
oleh pemerintah Jepang
merupakan perwakilan ali-
ran-aliran yang terdapat
dalam pergerakan nasi-
onal. Mereka diharapkan
dapat menggerakkan selu-
ruh rakyat Indonesia untuk
membantu Jepang.

Gambar 7.3 Empat Serangkai


Sumber: www.e-dukasi.net

c. Jawa Hokokai
Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Jawa) dibentuk pada 1944.
Kegiatan ini langsung di bawah pengawasan para pejabat Jepang.
Tujuan pokoknya adalah menggalang dukungan untuk rela berkorban
demi pemerintah Jepang. Jawa Hokokai juga mempunyai tugas untuk
mengerahkan rakyat mengumpulkan padi, besi tua, dan barang-
barang berharga lainnya. Selain itu, rakyat juga ditugaskan untuk
Jendela Info menanam jarak.

Jarak merupakan tanaman d. Masyumi


yang digunakan sebagai
Islam adalah penduduk mayoritas bangsa Indonesia. Jepang
bahan untuk minyak pelu-
merasa harus dapat menarik hati golongan ini. Untuk itu, pada
mas.
tahun 1943 Jepang membubarkan Majelis Islam A’la Indonesia

162 IPS SMP/MTs Kelas VIII


dan menggantikannya dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi). Masyumi dipimpin oleh K.H. Hasyim Ashari dan K.H. Mas
Mansyur.

2. Pembentukan Organisasi Semimiliter


Organisasi semimiliter yang dibentuk oleh Jepang sebagai berikut.
a. Seinendan
Gambar 7.4 K.H. Mas Mansyur
Seinendan (Organisasi Barisan Pemuda) dibentuk pada 9 Maret
Sumber: www.swara muslim.com
1943. Tujuannya adalah memberikan bekal bela negara agar
siap mempertahankan tanah airnya. Maksud Jepang adalah
membantu menghadapi tentara Sekutu.
b. Fujinkai Jendela Info
Fujinkai merupakan himpunan kaum wanita di atas lima belas
Ada beberapa istilah keibo-
tahun untuk latihan semimiliter. Fujinkai banyak ditugaskan di
dan sesuai dengan wilayah
dapur umum.
atau daerahnya. Seperti di
c. Keibodan Sumatra disebut dengan
Keibodan merupakan barisan pembantu polisi untuk laki-laki Bogodan. Sementara di
berumur 20-25 tahun. Angkatan Laut, khusus-
d. Heiho nya di Kalimantan disebut
Heiho didirikan pada 1943. Organisasi ini merupakan organisasi dengan Borneo Konon Ho-
prajurit pembantu tentara Jepang. Pada saat itu, Jepang sudah kokudan dengan jumlah
mengalami kekalahan di beberapa front pertempuran pasukan sekitar 28.000
orang.
Sumber: www.e-dukasi.net

Gambar 7.5 Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Heiho.


Sumber: www.swaramuslim.com

e. Pembela Tanah Air (PETA)


PETA didirikan pada 3 Oktober 1943. Organisasi ini merupakan
pasukan bersenjata yang memperoleh pendidikan militer secara
khusus dari Jepang. Kelak para eks-PETA mempunyai peran besar
dalam bertempur melawan Jepang dan Belanda.

Gambar 7.6 Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh PETA.


Sumber:www.swaramuslim.org

Masa Pendudukan Jepang dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia 163


3. Pengerahan Romusha
Jendela Info
Untuk membantu perang dan melancarkan aktivitas Jepang,
Bersamaan dengan didiri- diperlukan bantuan tenaga yang lebih besar. Jepang melakukan
kannya PETA, di Sumatra rekrutmen anggota romusha yang dikerahkan untuk membangun
juga dibentuk Tentara Su- jalan, kubu pertahanan, rel kereta api, jembatan, dan sebagainya.
karela bernama Giyugun. Romusha paling besar adalah dari Jawa yang dikirim ke luar Jawa,
bahkan sampai di Malaya, Burma, dan Siam.
Sebagian besar romusha adalah penduduk yang tidak berpen-
Jendela Info didikan. Mereka terpaksa melakukan kerja rodi ini karena takut
pada Jepang. Dalam bekerja, mereka diperlakukan seperti binatang.
Selain romusha, setiap
tanggal 15 seluruh pen- Makanan tidak terjamin, kesehatan sangat minim, sementara
duduk dikerahkan untuk pekerjaan sangat berat. Ribuan rakyat Indonesia meninggal akibat
melakukan kinrohosi (kerja romusha.
bakti), di antaranya untuk Mendengar nasib romusha yang sangat menyedihkan, banyak
menanam pohon jarak. pemuda yang meninggalkan kampungnya. Mereka takut akan
dijadikan romusha. Akhirnya, banyak desa yang sebagian besar
didiami kaum perempuan, orang tua, dan anak-anak. Kejahatan
Jepang yang sangat menyakitkan adalah pemaksaan wanita-wanita
untuk menjadi Jugun Ianfu (wanita tunasusila).

4. Eksploitasi Kekayaan Alam


Jepang tidak hanya menguras tenaga rakyat Indonesia. Pengerukan
kekayaan alam dan harta benda yang dimiliki bangsa Indonesia
jauh lebih kejam dari Belanda. Semua usaha yang dilakukan di
Indonesia harus menunjang keperluan perang Jepang. Eksploitasi
yang dilakukan oleh Jepang sebagai berikut.
Gambar 7.7 Penderitaan a. Jepang mengambil alih seluruh aset ekonomi Belanda dan
romusha pada masa Jepang. mengawasi langsung pengusahaannya.
Sumber: www.swaramuslim. b. Usaha perkebunan dan industri harus mendukung keperluan
com
perang, seperti tanaman jarak untuk minyak pelumas.
c. Rakyat wajib menyerahkan bahan pangan besar-besaran kepada
Jepang. Jepang memanfaatkan Jawa Hokokai dan instansi-
instansi pemerintah lainnya. Keadaan inilah yang semakin
mendorong kesengsaraan rakyat.
d. Dalam masa panen, rakyat wajib melakukan setor padi sehingga
mereka hanya membawa pulang padi sekitar 20% dari panenan.
Inilah yang membawa musibah kelaparan dan penyakit busung
lapar di Indonesia. Banyak penduduk makan umbi-umbian liar,
yang sebenarnya hanya pantas untuk makanan ternak.

Gambar 7.8 Bung Karno D. Merintis Kemerdekaan Indonesia


berziarah di makam Pada 20 Maret 1942, Jepang mengeluarkan maklumat pemerintah yang
Romusha di Pekanbaru Riau
pada 21 Juni 1948.
memberi angin segar bagi bangsa Indonesia. Isi maklumat itu adalah
Sumber: www.swaramuslim.
1. segala bentuk pembicaraan dan propaganda menyangkut
com peraturan dan susunan negara;

164 IPS SMP/MTs Kelas VIII


2. mengibarkan bendera merah putih;
3. menyanyikan lagu “Indonesia Raya”.
Propaganda Jepang sama sekali tidak memengaruhi para tokoh
perjuangan untuk percaya begitu saja. Bagaimanapun, mereka
sadar bahwa Jepang adalah penjajah. Bahkan mereka sengaja
memanfaatkan organisasi-organisasi bentukan Jepang sebagai
“batu loncatan” untuk meraih Indonesia merdeka. Beberapa bentuk
perjuangan pada zaman Jepang sebagai berikut.

1. Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang


Kelompok ini sering disebut kolaborator karena mereka mau bekerja
sama dengan penjajah. Sebenarnya, ini adalah bentuk perjuangan
diplomasi. Tokoh-tokohnya adalah para pemimpin Putera, seperti
Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas
Mansyur.
Mereka memanfaatkan Putera sebagai sarana komunikasi
dengan rakyat. Akhirnya, Putera justru dijadikan sebagai ajang
kampanye nasionalisme. Pemerintah Jepang menyadari hal tersebut
dan akhirnya membubarkan Putera diganti oleh Barisan Pelopor.
Barisan yang dipimpin Soekarno ini pun selalu mengampanyekan
perjuangan kemerdekaan.

Kenali Tokoh
Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara merupakan seorang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi
Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Ia lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889
dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Salah satu peranannya dalam
pendidikan adalah mendirikan perguruan Taman Siswa. Tulisan Ki Hajar Dewantara yang
terkenal adalah “Seandainya Aku Seorang Belanda” (judul asli: Als ik eens Nederlander
was ), dimuat dalam surat kabar de Expres milik Dr. Douwes Dekker, tahun 1913. Artikel
tersebut merupakan protes terhadap rencana Belanda mengumpulkan sumbangan dari
Hindia Belanda untuk merayakan kemerdekaan Belanda dari Prancis. Ia wafat pada
26 April 1959 dan dimakamkan di Wijayabrata, Yogyakarta. Tanggal lahirnya, 2 Mei,
kemudian dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional di Indonesia. Ki Hajar Dewantara
dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.

2. Gerakan Bawah Tanah


Tahukah kalian bahwa pelarangan berdirinya partai politik pada
zaman Jepang mengakibatkan sebagian tokoh perjuangan mela-
kukan gerakan bawah tanah, yaitu perjuangan melalui kegiatan-
kegiatan tidak resmi, tanpa sepengetahuan Jepang (gerakan
sembunyi-sembunyi).
Dalam melakukan perjuangan, mereka terus melakukan konsoli-
dasi menuju kemerdekaan Indonesia. Mereka menggunakan
tempat-tempat strategis, seperti asrama pemuda untuk melakukan

Masa Pendudukan Jepang dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia 165


pertemuan. Penggalangan semangat kemerdekaan dan membentuk
Jendela Info suatu negara terus mereka kobarkan.
Mereka yang tergabung da- Tokoh-tokoh yang masuk dalam garis pergerakan bawah tanah
lam gerakan bawah tanah adalah Sutan Sjahrir, Achmad Subarjo, Sukarni, A. Maramis, Wikana,
berusaha untuk mencari in- Chairul Saleh, dan Amir Syarifuddin. Mereka terus memantau Perang
formasi dan peluang untuk Pasifik melalui radio-radio gelap sebab pada saat itu Jepang melarang
dapat melihat kelemahan bangsa Indonesia untuk memiliki pesawat komunikasi. Kelompok
pasukan militer Jepang.
bawah tanah inilah yang sering disebut golongan radikal/keras karena
Kalian dapat melihat hasil
mereka tidak kenal kompromi dengan Jepang.
perjuangan mereka saat
Jepang kalah dari Sekutu,
kelompok pemudalah yang 3. Beberapa Perlawanan Bersenjata
lebih cepat mendapat infor- Di samping perjuangan yang dilakukan dengan memanfaatkan
masi tersebut. Merekalah organisasi bentukan Jepang dan gerakan bawah tanah, juga
yang akhirnya mendesak terdapat perlawanan bersenjata yang dilakukan bangsa Indonesia.
golongan tua untuk sece- Mari kita lihat uraiannya bersama-sama.
patnya melakukan prokla- a. Perlawanan Rakyat Aceh
masi kemerdekaan.
Tengku Abdul Jalil, seorang kiai di Cot Plieng Aceh menentang
Sumber: www.e-dukasi.net peraturan-peraturan Belanda. Pada 10 November 1942 ia melakukan
perlawanan. Dalam perlawanan tersebut ia tertangkap dan ditembak
mati.

b. Perlawanan Singaparna, Jawa Barat


Dipimpin oleh K.H. Zainal Mustofa yang menentang saikerei,
yaitu menghormat kepada Kaisar Jepang. Pada 25 Februari 1944
meletus perlawanan terhadap tentara Jepang. Kiai Zainal Mustofa
dan beberapa pengikutnya berhasil ditangkap Jepang. Selanjutnya,
dalam pengadilan diberi hukuman mati.

c. Perlawanan Indramayu, Jawa Barat


Pada Juli 1944 rakyat Lohbener dan Sindang, di Indramayu
memberontak kepada Jepang. Para petani dipimpin H. Madrian
menolak pungutan padi yang terlalu tinggi. Perlawanan dapat
dipadamkan.

d. Pemberontakan PETA di Blitar, Jawa Timur


Pemberontakan PETA merupakan pemberontakan terbesar yang
dilakukan pada masa penjajahan Jepang. Pemberontakan dipimpin
oleh Supriyadi, seorang syudanco (Komandan pleton) PETA pada 14
Februari 1945. Pemberontakan ini kurang persiapan yang matang
sehingga dapat dipadamkan oleh Jepang.
Para pemberontak yang berhasil ditangkap dan diadili dalam
mahkamah militer di Jakarta, di antaranya dihukum mati, seperti
dr. Ismangil, Muradi, Suparyono, Halir Mangkudidjaya, Sunanto,
dan Sudarmo. Supriyadi, sebagai pemimpin pemberontakan tidak
diketahui nasibnya. Kemungkinan ia ditangkap Jepang kemudian
dihukum mati sebelum diadili.

166 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Jendela Info
Pemberontakan PETA Blitar
juga memengaruhi pembe-
rontakan PETA di daerah
lain. Misalnya, terjadinya
pemberontakan PETA Gumi-
lir di Cilacap Jawa Tengah.
Pemberontakan ini dapat
dipadamkan setelah Jepang
memanfaatkan Sudirman
(yang kemudian menjadi
panglima TNI) untuk mere-
dam pemberontakan.

4. Persiapan Membentuk Kemerdekaan Indonesia


Dalam Perang Dunia II di Asia Pasifik, kedudukan Jepang semakin
terdesak oleh Sekutu. Pusat-pusat militer strategis Jepang telah
diduduki Sekutu. Kekalahan Jepang tinggal di ujung tanduk. Tetapi,
Jepang masih terus melakukan perlawanan terhadap Sekutu.
Jepang mencari dukungan bangsa-bangsa yang diduduki melalui
janji kemerdekaan.

a. Janji Kemerdekaan Jepang


Pada 17 Juli 1944, Jenderal Hideki Tojo meletakkan jabatan
sebagai Perdana Menteri Jepang. Jenderal Kuniaki Koiso, sebagai
penggantinya mempunyai tugas berat untuk memulihkan kewibawaan
Jepang terhadap bangsa-bangsa Asia.
Pada 7 September 1944, Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada
Indonesia kelak di kemudian hari. Janji dikemukakan di depan
parlemen Jepang, dengan tujuan menarik simpati Indonesia. Untuk
membuktikannya, ia mengizinkan pengibaran bendera merah putih di
kantor-kantor, tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang.

b. Pembentukan BPUPKI
Janji pemerintah Jepang baru tampak serius setelah kedudukannya
kritis. Angkatan perang Sekutu telah berhasil menguasai Papua Nugini
dan sekitarnya. Kedudukan Jepang di Indonesia juga telah diserang
oleh Sekutu. Situasi Jepang benar-benar kritis.
Akhirnya pada 1 Maret 1945, panglima pemerintahan di Jawa,
yaitu Jenderal Kumakici Harada mengumumkan dibentuknya Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau

Masa Pendudukan Jepang dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia 167

2 bab 11.indd 217 7/31/2008 11:39:42 AM


Dokuritsu Junbi Cosokai. Tujuan badan ini adalah menyelidiki hal-
hal penting yang berhubungan dengan persiapan kemerdekaan
Indonesia.
BPUPKI terdiri dari 63 orang, di dalamnya terdapat perwakilan
Cina, Arab, dan Indo, dan 7 orang Jepang. Pada 29 April 1945
pengurus BPUPKI dibentuk dengan ketuanya Dr. K.R.T. Radjiman
Wediodiningrat. Pelantikan BPUPKI dilakukan pada 28 Mei 1945 di
Gedung Cuo Sangi In (Dewan Penasihat Pemerintah Militer) Pejambon,
Jakarta (sekarang Gedung Departemen Luar Negeri). Upacara dihadiri
oleh Letnan Jenderal Itagaki, panglima Tentara Wilayah Indonesia.
Bendera merah putih dikibarkan mengikuti pengibaran bendera
Jepang Hinomaru.

c. Sidang I BPUPKI: Penyusunan Dasar Negara


1) Sidang Pertama 29 Mei–1 Juni 1945
Tujuan utama sidang ini adalah merumuskan dasar negara dan
Undang-Undang Dasar negara Indonesia. Pembicaraan pertama
adalah merumuskan dasar negara dengan mendengarkan pidato
beberapa tokoh pergerakan.
(a) Mr. Mohammad Yamin
Dalam pidato di depan BPUPKI pada 29 Mei 1945, Mohammad
Yamin mengusulkan asas dasar Negara Kebangsaan Republik
Gambar 7.9 Muhammad Indonesia, yang intinya adalah sebagai berikut:
Yamin (1) perikebangsaan; (4) perikerakyatan;
Sumber: www.kepustakaan- (2) perikemanusiaan; (5) kesejahteraan rakyat.
presiden.go.id (3) periketuhanan;

(b) Prof. Dr. Mr. Soepomo


Dalam kesempatan selanjutnya, pada 31 Mei 1945 Soepomo juga
mengemukakan lima prinsip dasar negara yang dinamakan Dasar
Negara Indonesia Merdeka, yaitu sebagai berikut.
(1) Persatuan (4) Musyawarah
(2) Kekeluargaan (5) Keadilan Rakyat
(3) Keseimbangan Lahir Batin

(c) Ir. Soekarno


Pada 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mendapatkan giliran mengemukakan
Gambar 7.10 Mr. Soepomo
pidato. Soekarno juga mengemukakan lima dasar negara Indonesia.
Sumber: www.kepustakaan.pnri.
Seorang teman Soekarno yang ahli bahasa memberikan saran
go.id
untuk memberikan nama Pancasila. Hingga saat ini, tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Pancasila yang diusulkan
Soekarno adalah sebagai berikut.
(1) Kebangsaan Indonesia
(2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan
(3) Mufakat atau Demokrasi
(4) Kesejahteraan Sosial
(5) Ketuhanan Yang Maha Esa
Pada 1 Juni 1945 sidang pertama BPUPKI berakhir. Selanjutnya,
BPUPKI melakukan reses (istirahat) selama satu bulan. Dalam sidang

168 IPS SMP/MTs Kelas VIII


pertama ini belum didapatkan kesimpulan apa pun tentang dasar
negara Indonesia.
Pada 22 Juni 1945, dibentuk sebuah panitia kecil yang
anggotanya sembilan orang. Panitia diketuai Ir. Soekarno, dengan
anggota-anggotanya Drs. Mohammad Hatta, Mr. Mohammad Yamin,
Mr. Achmad Soebardjo, Mr. A. A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, K.H.
Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso.
Hasil terpenting dari panitia kecil atau “Panitia Sembilan” ini
adalah berupa Rancangan Pembukaan Hukum Dasar, yang isinya
tentang tujuan berdirinya negara Indonesia Merdeka. Rumusan Gambar 7.11 Mr. Ahmad
tersebut dikenal dengan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Soebardjo
Isi Piagam Jakarta adalah sebagai berikut: Sumber: www.wikipedia.org

1) ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi


pemeluk-pemeluknya;
2) (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3) persatuan Indonesia;
4) (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan;
5) (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta yang dirumuskan panitia sembilan ini menjadi
bahan untuk dilaporkan dalam sidang pleno BPUPKI selanjutnya.
Piagam Jakarta ini kemudian menjadi mukadimah UUD 1945. Karena
keberatan dari sebagian peserta, sila pertama dalam Piagam Jakarta
diubah dari “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Adanya keberatan dari sebagian anggota, akhirnya kalimat “dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
dihilangkan dan diganti dengan “Yang Maha Esa”.

2) Sidang Kedua 10-17 Juli 1945


Dalam sidang kedua, anggota BPUPKI bertambah enam orang
sehingga anggota BPUPKI menjadi 69 orang termasuk pimpinan
sidang. Sidang kedua membahas rencana Undang-Undang Dasar
(UUD).
Dalam sidang ini juga dibicarakan mengenai bentuk negara.
Wacana yang muncul adalah bentuk republik atau kerajaan. Mayoritas
peserta sidang setuju dengan bentuk republik. Dari seluruh anggota,
hanya enam peserta yang memilih bentuk kerajaan, dua suara
memilih bentuk lain, dan satu suara abstain. Peserta yang hadir
dalam sidang kedua adalah 64 orang.
Untuk mempercepat kerja sidang, BPUPKI membentuk panitia
kecil, yang beranggotakan sembilan belas orang. Panitia ini bernama
Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini
menyepakati Piagam Jakarta dijadikan sebagai inti pembukaan
UUD. Untuk merumuskan batang tubuh UUD, Panitia Perancang
UUD membentuk panitia lebih kecil yang beranggotakan tujuh orang,
diketuai oleh Soepomo.

Masa Pendudukan Jepang dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia 169


Gambar 7.12 Sidang Rapat BPUPKI
Sumber: www.e-dukasi.net
Pada 14 Juli 1945, Panitia Perancang UUD yang diketuai Soekarno
melaporkan hasil kerja panitia, yaitu sebagai berikut.
a) Pernyataan Indonesia Merdeka
b) Pembukaan Undang-Undang Dasar
c) Batang Tubuh UUD
Dengan demikian, Panitia Perancang UUD telah selesai
melaksanakan tugasnya. Pada 16 Juli 1945, BPUPKI menerima
dengan bulat Naskah Undang-Undang Dasar yang dibentuk oleh
Panitia Perancang UUD. Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya,
BPUPKI menyerahkan seluruh hasil kerjanya kepada Saiko Shikikan
(panglima tertinggi tentara) di Jawa. Menurut garis komando, Saiko
Shikikan di Jawa di bawah Saiko Shikikan Nanpo Gun (panglima
militer tertinggi untuk daerah selatan) yang bermarkas di Saigon,
Vietnam.
BPUPKI yang telah menyelesaikan tugasnya kemudian dibubarkan.
Selanjutnya, pada 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui
pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
atau Dokuritzu Zunbi Inkai sebagai ganti BPUPKI. Tugas utama PPKI
adalah mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan
pergantian kekuasaan.

170 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Masa Pendudukan Jepang dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia 171
172 IPS SMP/MTs Kelas VIII
BAB VIII

PROKLAMASI
KEMERDEKAAN
DAN PROSES
TERBENTUKNYA
NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA

Kekalahan Jepang
oleh Sekutu

menyebabkan

Pertentangan Golongan Tua


dan Golongan Muda

menyebabkan

Peristiwa Rengasdengklok

menyebabkan

Proklamasi 17 Agustus 1945

173
Bom di Nagasaki
Sumber: www.wikipedia.org

K alian tentu sudah mengetahui dari buku-buku yang sudah kalian baca bahwa pemboman
atas Hiroshima dan Nagasaki berakibat sangat fatal. Akibat ledakan tersebut, banyak
nyawa melayang dan seluruh kota rata dengan tanah. Pemboman Amerika Serikat atas
Hiroshima dan Nagasaki menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Jepang harus meninggalkan Indonesia. Bangsa Indonesia menggunakan saat tersebut
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Setelah melalui perjuangan berat, akhirnya
pada 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Proklamasi
kemerdekaan bukan merupakan peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Perjuangan untuk
memproklamasikan kemerdekaan memerlukan perjuangan keras. Perjuangan bangsa
Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan juga tidak ringan. Bagaimana proses proklamasi
kemerdekaan Indonesia? Bagaimana perjuangan para tokoh bangsa Indonesia dalam
mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia?

174 IPS SMP/MTs Kelas VIII


A. Peristiwa Menjelang Proklamasi 17 Agustus Kata-kata kunci
1945
Kalian tentu sudah mengetahui bahwa pada 6 Agustus 1945 • Proklamasi
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima. Nagasaki kemerdekaan
• Pembentukan
juga dibom pada 9 Agustus 1945. Kedua bom atom tersebut
negara
mengakibatkan korban jiwa yang sangat besar. Berbagai fasilitas • Kekalahan Jepang
juga hancur. Pemerintah Jepang benar-benar dalam kesulitan. • Perang Dunia
Akhirnya, pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat • Republik Indonesia
kepada Sekutu.
Berita kekalahan Jepang kepada Sekutu segera sampai pada
kaum pergerakan kemerdekaan Indonesia. Terdapat dua pendapat
dalam menyikapi kekalahan Jepang pada Sekutu. Kelompok pertama Jendela Info
segera menginginkan bangsa Indonesia memproklamasikan Jepang memberi janji
kemerdekaan. Mereka terkenal dengan golongan muda. Golongan kemerdekaan Indonesia
tua menginginkan proklamasi dilakukan sesuai kesepakatan dengan setelah semakin terdesak
tentara Jepang. Setelah melalui proses panjang dan melelahkan, oleh Sekutu. Segera diben-
akhirnya golongan tua mengikuti kemauan golongan muda agar tuk BPUPKI dan PPKI yang
proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan. Bagaimana mempersiapkan syarat ke-
proses detik-detik perjuangan kemerdekaan Indonesia? Mari kita lengkapan sebuah negara.
Kemerdekaan adalah hasil
simak uraian berikut ini!
perjuangan para pahlawan.
Peristiwa Rengasdengklok
merupakan bukti kemer
1. Titik Tolak Berbagai Peristiwa Penting Menjelang dekaan, bukan hadiah dari
Tahun 1945 Jepang.
a. Dalam Sidang Istimewa Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang)
ke-85 pada 7 September 1944 di Tokyo, Perdana Menteri
Koiso mengumumkan bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia)
diperkenankan untuk merdeka kelak di kemudian hari. Hal ini
dilatarbelakangi oleh semakin terdesaknya Angkatan Perang
Jepang oleh pasukan Amerika, terlebih dengan jatuhnya
Kepulauan Saipan ke tangan Amerika.
b. Pada 1 Maret 1945, Letnan Jenderal Kumakici Harada mengu-
mumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Panitia Kemerdekaan. Tindakan ini
merupakan langkah konkret pertama bagi pelaksanaan janji
Koiso. Dr. Radjiman Wediodiningrat terpilih sebagai Kaico atau
ketua.
c. Pada 7 Agustus 1945, Panglima Tentara Umum Selatan Jenderal
Terauchi meresmikan pembentukan Dokuritsu Junbi Linkai atau
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada saat ini
pula, Dokuritsu Junbi Cosakai dinyatakan bubar. Ir. Soekarno
terpilih sebagai ketua dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua.
d. Pada 6 dan 9 Agustus 1945, pasukan udara Sekutu menjatuhkan
bom masing-masing di kota Nagasaki dan Hiroshima. Hal ini
mendorong Jepang untuk segera mengambil keputusan penting.

Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 175
e. Pada 12 Agustus 1945, Jenderal Besar Terauci menyampaikan
kepada tokoh pergerakan yang diundang, yaitu Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wediodiningrat bahwa pemerintah
kemaharajaan telah memutuskan untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia pada 24 Agustus 1945.
Pelaksanaannya akan dilakukan oleh PPKI.
f. Pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu akibat dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki.

2. Peristiwa Rengasdengklok
Jendela Info Penyerahan Jepang kepada Sekutu menyebabkan reaksi yang
Rengasdengklok adalah berbeda di antara para tokoh pergerakan kemerdekaan bangsa
salah satu kota kecamatan Indonesia. Para anggota PPKI, seperti Soekarno dan Hatta tetap
di Kabupaten Karawang menginginkan proklamasi dilakukan sesuai mekanisme PPKI.
Jawa Barat. Ke kota inilah Alasannya kekuasaan Jepang di Indonesia belum diambil alih. Tetapi,
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. golongan muda, seperti Tan Malaka dan Sukarni menginginkan
Hatta pernah dibawa se- proklamasi kemerdekaan dilaksanakan sesegera mungkin. Para
cara paksa oleh kelompok pemuda mendesak agar Soekarno dan Hatta memproklamasikan
pemuda revolusioner yang kemerdekaan secepatnya. Alasan mereka adalah Indonesia dalam
menghendaki kemerdekaan keadaan vakum atau kekosongan kekuasaan. Pertentangan
Indonesia untuk segera pendapat antara golongan tua dan golongan muda inilah yang
dikumandangkan secepat- melatarbelakangi terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Bagaimana
nya. Peristiwa heroik ini dip- jalannya peristiwa Rengasdengklok? Di mana lokasi peristiwa
icu oleh adanya perbedaan Rengasdengklok? Mari kita simak uraian di bawah ini!
paham antara golongan
tua yang moderat, dengan a. Golongan Tua
golongan pemuda yang Mereka yang dicap sebagai golongan tua adalah para anggota
revolusioner dalam pelak- PPKI yang diwakili oleh Soekarno dan Hatta. Mereka adalah
sanaan proklamasi. kelompok konservatif yang menghendaki pelaksanaan proklamasi
harus melalui PPKI sesuai dengan prosedur maklumat Jepang pada
24 Agustus 1945. Alasan mereka adalah meskipun Jepang telah
kalah, kekuatan militernya di Indonesia harus diperhitungkan demi
menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Kembalinya Tentara Belanda
ke Indonesia dianggap lebih berbahaya daripada sekadar masalah
waktu pelaksanaan proklamasi itu sendiri.

b. Golongan Muda
Menanggapi sikap konservatif golongan tua, golongan muda yang
diwakili oleh para anggota PETA dan mahasiswa merasa kecewa.
Mereka tidak setuju terhadap sikap golongan tua dan menganggap
bahwa PPKI adalah bentukan Jepang. Oleh karena itu, mereka
menolak jika proklamasi dilaksanakan melalui PPKI. Sebaliknya,
mereka menghendaki terlaksananya proklamasi kemerdekaan
dengan kekuatan sendiri, terbebas dari pengaruh Jepang. Sutan
Syahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak Soekarno dan Hatta
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

176 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Sikap golongan muda secara resmi diputuskan dalam rapat yang
diselenggarakan di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945.
Hadir dalam rapat ini Chairul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio,
Subianto, Margono, Armansyah, dan Wikana. Rapat yang dipimpin
Chairul Saleh ini memutuskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah
hak dan masalah rakyat Indonesia sendiri, bukan menggantungkan
kepada pihak lain.
Keputusan rapat kemudian disampaikan oleh Darwis dan
Wikana pada Soekarno dan Hatta di Pegangsaan Timur No.56
Jakarta. Mereka mendesak agar Proklamasi Kemerdekaan segera
dikumandangkan pada 16 Agustus 1945. Jika tidak diumumkan pada
tanggal tersebut, golongan pemuda menyatakan bahwa akan terjadi
pertumpahan darah. Namun, Soekarno tetap bersikap keras pada
pendiriannya bahwa proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI.
Oleh karena itu, PPKI harus segera menyelenggarakan rapat. Pro
kontra yang mencapai titik puncak inilah yang telah mengantarkan
terjadinya peristiwa Rengasdengklok.

c. Membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok


Di tengah suasana pro dan kontra, golongan pemuda memutuskan
untuk membawa Soekarno dan Hatta ke luar Jakarta. Pilihan ini
diambil berdasarkan kesepakatan rapat terakhir golongan pemuda
pada 16 Agustus 1945 di Asrama Baperpi, Cikini, Jakarta. Tujuannya
untuk menjauhkan Soekarno Hatta dari pengaruh Jepang.
Untuk melaksanakan pengamanan Soekarno dan Hatta, golongan
pemuda memilih Shodanco Singgih, guna menghindari kecurigaan dan
tindakan militer Jepang. Untuk memuluskan jalan, proses ini dibantu
berupa perlengkapan Tentara PETA dari Cudanco Latief Hendraningrat. Jendela Info
Soekarno dan Hatta kemudian dibawa ke Rengasdengklok. Ketika Rengasdengklok terpilih
anggota PETA Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta mengadakan karena alasan perhitungan
latihan bersama, terjalin hubungan yang baik di antara mereka. militer. Selain itu, letaknya
strategis bagi pengamanan
karena letaknya yang ter-
pencil sekitar 15 km dari
Kedunggede, Karawang
pada Jalan Raya Jakarta-
Tegal. Oleh karena itu,
pemantauan sangat mu-
dah dilakukan oleh tentara
PETA yang mengawasi se-
tiap gerak langkah tentara
Jepang, baik yang datang
dari arah Bandung, Jawa
Tengah, maupun Jakarta
karena mereka harus me-
lewati Kedunggede terlebih
Gambar 8.1 Peta Jawa Barat dahulu.
Sumber: www.asiamaya.com

Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 177
Di Jakarta, dialog antara golongan muda yang diwakili oleh Wikana
dan golongan tua Ahmad Subardjo mencapai kata sepakat. Proklamasi
Kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta dan diumumkan pada
17 Agustus 1945. Golongan pemuda kemudian mengutus Yusuf
Kunto untuk mengantar Ahmad Subardjo ke Rengasdengklok dalam
rangka menjemput Soekarno dan Hatta. Ahmad Subardjo memberi
jaminan pada golongan pemuda bahwa Proklamasi Kemerdekaan
akan diumumkan pada 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul
12.00. Dengan jaminan itu, Cudanco Subeno (Komandan Kompi PETA
Gambar 8.2 Soekarno dan
Hatta di Rengasdengklok. Rengasdengklok) bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta untuk
Sumber: www.swaramuslim. kembali ke Jakarta dalam rangka mempersiapkan kelengkapan untuk
com melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan.

3. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Peristiwa Rengasdengklok telah mengubah jalan pikiran Soekarno
Hatta. Mereka telah menyetujui bahwa Proklamasi Kemerdekaan
harus segera dikumandangkan. Soekarno dan Hatta tiba di Jakarta
pada pukul 23.00. Setelah singgah di rumah masing-masing,
mereka langsung menuju rumah kediaman Laksamada Maeda.
Hal ini dilakukan karena pertemuan Soekarno dengan Mayjen
Nishimura dalam rangka membahas Proklamasi Kemerdekaan
yang akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 tidak membuahkan
hasil. Soekarno baru sadar bahwa berbicara dengan penjajah
tidak ada gunanya. Nishimura melarang Soekarno dan Hatta untuk
melaksanakan rapat PPKI dalam rangka melaksanakan Proklamasi
Kemerdekaan.
Pertemuan di rumah Laksamana Maeda dianggap tempat yang
aman dari ancaman tindakan militer Jepang karena Maeda adalah
Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah kekuasaan
Angkatan Darat. Di kediaman Maeda itulah rumusan teks proklamasi
disusun. Hadir dalam pertemuan itu Sukarni, Mbah Diro, dan
B.M.Diah dari golongan pemuda yang menyaksikan perumusan
teks proklamasi. Semula golongan pemuda menyodorkan teks
proklamasi yang keras nadanya dan karena itu rapat tidak menyetujui.
Berdasarkan pembicaraan antara Soekarno, Hatta, dan Ahmad
Soebardjo, diperoleh rumusan teks proklamasi yang ditulis tangan
oleh Soekarno yang berbunyi:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan


Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diseleng-
garakan dengan tjara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.

Djakarta, 17-8-‘05
Wakil-wakil bangsa Indonesia

178 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Gambar 8.3 Teks Proklamasi Tulisan Tangan Soekarno.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka

Setelah teks proklamasi selesai disusun, muncul permasalahan


tentang siapa yang harus menandatangani teks tersebut. Hatta Jendela Info
mengusulkan agar teks proklamasi itu ditandatangani oleh seluruh Kalimat pertama meru-
yang hadir sebagai wakil bangsa Indonesia. Namun, dari golongan pakan masukan dari Ah-
muda Sukarni mengajukan usul bahwa teks proklamasi tidak perlu mad Soebardjo yang berarti
ditandatangani oleh semua yang hadir, tetapi cukup oleh Soekarno pernyataan dari kemauan
dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Soekarno yang nantinya bangsa untuk menentukan
membacakan teks proklamasi tersebut. Usul tersebut didasari bahwa nasibnya sendiri. Semen-
Soekarno dan Hatta merupakan dwitunggal yang pengaruhnya cukup tara kalimat terakhir meru-
besar di mata rakyat Indonesia. Usul Sukarni kemudian diterima dan pakan gagasan Hatta yang
Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah merupakan suatu pernyata-
proklamasi tersebut, disertai perubahan-perubahan yang disetujui an pengalihan kekuasaan.
bersama.
Terdapat tiga perubahan pada naskah tersebut dari yang semula
berupa tulisan tangan Soekarno, dengan naskah yang telah diketik
oleh Sayuti Melik. Perubahan-perubahan itu adalah sebagai berikut.
a. Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”.
b. Konsep “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “atas
nama bangsa Indonesia”.
c. Tulisan “Djakarta 17-08-‘05”, diubah menjadi “Djakarta, hari 17
boelan 8 Tahoen ‘05”.
d. Setelah selesai diketik, naskah teks proklamasi tersebut
ditandatangani oleh Soekarno-Hatta, dengan bunyi berikut ini.

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan
Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diseleng-
garakan dengan tjara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.
Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen ‘05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno–Hatta

Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 179
Jendela Info
Betapa besar jiwa nasional-
isme bangsa Indonesia yang
ditunjukkan pada masa
revolusi fisik kemerdekaan,
sebagaimana yang ditun-
jukkan oleh golongan muda
dan para foundhing father
untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi kemerdekaan
Indonesia yang bebas dari
segala ikatan belenggu
tangan asing yang jahil.
Masihkah ada sikap-si-
kap nasionalisme dan ke- Gambar 8.4 Teks Proklamasi setelah disahkan.
satria semacam itu pada Sumber: www.wikipedia.org
anak bangsa sekarang ini?
Bukankah bangsa yang
heterogen ini akan han- B. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
cur tanpa adanya ikatan Tujuan dari perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan
nasionalisme yang telah adalah tercapainya Indonesia Merdeka. Proklamasi adalah simbol
dengan letih mengukuh- yang sangat penting artinya bagi bangsa Indonesia. Karena dari
kan bangunan bangsa ini. situlah bangsa Indonesia baru dapat diakui keberadaannya oleh
Marilah kita renungkan dunia internasional. Semangat para pemuda dan seluruh rakyat
sejenak, kemudian berpikir-
Indonesia bergelora dalam mewujudkan Indonesia merdeka.
lah apakah nasionalisme
masih ada di dada kalian,
atau sudah lumpuh sama 1. Persiapan Pembacaan Teks Proklamasi
sekali? Karena masa depan Setelah selesai merumuskan dan mengesahkan teks proklamasi,
bangsa benar-benar berada pagi harinya pada 17 Agustus 1945 para pemimpin nasional dan para
di pundak kalian. pemuda kembali ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan
penyelenggaraan pembacaan teks proklamasi. Rakyat dan tentara
Jepang menyangka pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di
Lapangan Ikada sehingga tentara Jepang memblokade Lapangan
Ikada. Bahkan Barisan Pemuda telah berdatangan ke Lapangan
Ikada dalam rangka menyaksikan pembacaan teks proklamasi.
Pemimpin Barisan Pelopor Sudiro juga datang ke Lapangan Ikada
dan melihat pasukan Jepang dengan senjata lengkap menjaga
ketat lapangan itu. Sudiro kemudian melaporkan keadaan itu
kepada Muwardi, Kepala Keamanan Soekarno. Oleh karena itu,
disepakati bahwa proklamasi akan diikrarkan di rumah Soekarno
Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Halaman rumah Soekarno sudah dipadati oleh massa menjelang
pembacaan teks proklamasi. Dr. Muwardi memerintahkan kepada
Latief Hendraningrat untuk menjaga keamanan pelaksanaan
upacara. Latif dibantu oleh Arifin Abdurrahman berusaha untuk
mengantisipasi gangguan tentara Jepang. Terlihat suasana sangat

180 IPS SMP/MTs Kelas VIII


sibuk. Suwiryo, Wakil Walikota Jakarta meminta kepada Wilopo untuk
mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan. Wilopo kemudian
meminjam mikrofon dan beberapa pengeras suara ke toko elektronik
milik Gunawan.

Kenali Tokoh
Ir. Soekarno merupakan Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945
-1966. Soekarno lahir pada 6 Juni 1901. Ia memainkan peran penting dalam masa
pergerakan nasional. Salah satunya dengan menjadi Ketua Partai Nasional Indonesia.
Sikapnya yang terang-terangan menentang Belanda membuat Soekarno beberapa kali
ditahan oleh Belanda. Soekarno juga memainkan peran sebagai penggali Pancasila.
Pada saat proklamasi, Bung Karno berperan dalam menyusun sekaligus membaca teks
proklamasi. Bersama dengan Muhammad Hatta, ia dijuluki sang proklamator.

Untuk keperluan tiang bendera, Sudiro memerintahkan kepada S.


Suhud, Komandan Pengawal Rumah Soekarno untuk mencari tiang
bendera. Suhud mendapatkan sebatang tiang bambu dari belakang
rumah dan menanamnya di dekat teras, kemudian diberi tali. Ia lupa
bahwa di depan rumah ada dua tiang bendera dari besi yang tidak
terpakai. Ini dapat dimaklumi, mengingat waktu itu suasana panik. Di
tempat lain, Fatmawati mempersiapkan bendera yang dijahit dengan
tangan dan ukuran yang tidak standar.
Suasana semakin panas. Para pemuda menghendaki agar Di Sekitar Kita
pembacaan teks proklamasi segera dilaksanakan. Mereka sudah tidak
sabar lagi karena sudah menunggu sejak pagi. Mereka mendesak Saat ini, peringatan
Muwardi untuk mengingatkan Soekarno karena hari semakin detik-detik Proklamasi di
siang. Namun, Soekarno menolak jika ia harus melaksanakannya Istana Merdeka dipimpin
sendiri tanpa Hatta. Suasana menjadi tegang karena Muwardi terus oleh Presiden RI selaku
mendesak Soekarno untuk segera membacakan teks proklamasi Inspektur Upacara. Per-
tanpa harus menunggu kehadiran Hatta. Untunglah lima menit ingat an ini biasanya
disiarkan secara langsung
sebelum pelaksanaan upacara Hatta datang dan langsung menemui
oleh seluruh s t asiun
Soekarno untuk segera melaksanakan upacara proklamasi
televisi. Acar a-acar a
kemerdekaan Indonesia. pada pagi hari termasuk
penembakan meriam
dan sirene, pengibaran
bendera Sang Saka Merah
Putih (Bendera Pusaka),
pembacaan naskah
Proklamasi, dan lain-lain.
Sementara pada sore hari,
terdapat acara penurunan
bendera Sang Saka Merah
Gambar 8.5 Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan di Pegangsaan Timur. Putih.
Sumber: www.swaramuslim.com

Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 181
2. Pelaksanaan Upacara Proklamasi Kemerdekaan
Upacara dipimpin oleh Latief Hendraningrat dan tanpa protokol.
Latief segera memimpin barisan dan menyiapkan untuk berdiri
dengan sikap sempurna. Soekarno kemudian mempersiapkan diri
dan mendekati mikrofon. Sebelum membacakan teks proklamasi,
Soekarno membacakan pidato singkat yang isinya adalah sebagai
berikut.
a. Perjuangan melawan kolonial telah cukup panjang dan
memerlukan keteguhan hati.
b. Cita-cita perjuangan itu adalah kemerdekaan Indonesia.
c. Indonesia yang berdaulat harus mampu menentukan arah dan
kebijakannya sendiri, menjadi negara yang diakui oleh bangsa-
bangsa lain di dunia.
Gambar 8.6 Rumah Bung Setelah itu, Soekarno membacakan teks proklamasi yang diketik
Karno di Jalan Pegangsaan oleh Sayuti Melik. Pidato ditutup dengan kalimat: “demikianlah
Timur saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu
Sumber: ww.swaramuslim.net
ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat
ini, kita menyusun negara kita 1 negara merdeka, negara Republik
Indonesia Merdeka, kekal dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati
kemerdekaan Indonesia”.
Acara berikutnya setelah pembacaan selesai adalah pengibaran
bendera merah putih yang dilakukan oleh Latief dan Suhud secara
perlahan-lahan. Bendera merah putih dinaikkan dengan diiringi lagu
“Indonesia Raya” yang secara spontan dinyanyikan oleh para hadirin.
Selesai pengibaran bendera, upacara ditutup dengan sambutan
Gambar 8.7 Pengibaran Wakil Walikota Suwiryo dan Muwardi. Dengan demikian, selesailah
bendera dengan menyanyikan
lagu “Indonesia Raya”.
upacara proklamasi kemerdekaan yang menjadi tonggak berdirinya
Sumber: www.swaramuslim. negara Republik Indonesia yang berdaulat.
com

3. Penyebaran Berita Proklamasi


Kelompok pemuda yang cukup berperan dalam penyebarluasan
berita proklamasi adalah kelompok Sukarni. Kelompok ini bermar-
kas di Bogor Lama (sekarang Jalan Dr. Sahardjo, S.H.) yang
Pustaka Plus berusaha mengatur strategi untuk mengatur penyebarluasan berita
proklamasi. Seluruh alat komunikasi yang tersedia dipergunakan,
Apakah kalian ingin men-
seperti pengeras suara, pamflet, bahkan mobil-mobil dikerahkan
getahui lebih mendalam
ke seluruh kota Jakarta. Propaganda ini dimaksudkan pula untuk
mengenai proklamasi
mengerahkan massa agar hadir dalam pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia?
Kalian dapat membuka di Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
situs www.munasprok. Setelah proklamasi dikumandangkan, berita proklamasi yang
go.id/. Kalian juga dapat sudah tersebar di seluruh penjuru kota Jakarta segera disebarluaskan
membuka situs http:// ke seluruh Indonesia. Pada hari itu juga teks proklamasi sudah
id.wikipedia.org/wiki/ diserahkan oleh Syahrudin, wartawan Domei kepada kepala kantor
Berkas:Proklamasi_indo- bagian radio W.B. Palenewen untuk disiarkan. Palenewen kemudian
nesia.jpg meminta F.Wuz seorang penyiar, agar menyiarkan berita proklamasi

182 IPS SMP/MTs Kelas VIII


tiga kali berturut-turut. Sayangnya, baru dua kali berita disiarkan,
tentara Jepang segera memerintahkan agar penyiaran dihentikan.
Tetapi, Palenewen tetap memerintahkan Wuz untuk menyiarkan berita
proklamasi, bahkan terus diulangi setiap setengah jam hingga pukul
16.00. Akibatnya, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan
untuk meralat berita tersebut dan mengatakannya sebagai kekeliruan.
Kemudian, pada Senin 20 Agustus 1945 pemancar radio itu disegel
oleh Jepang dan karyawannya dilarang masuk.
Disegelnya pemancar radio pada kantor berita Domei tidak
menghalangi tekad para pemuda untuk menyebarkan berita
proklamasi. Para pemuda membuat pemancar baru dengan bantuan
sejumlah teknisi radio, Sukarman, Sutanto, Susilahardja, dan
Suhandar. Alat-alat pemancar dibawakan dari kantor berita Domei
secara sembunyi-sembunyi ke rumah Palenewen dan sebagian ke
Jalan Menteng Nomor 31. Walaupun dengan susah payah, akhirnya
pemancar baru di Jalan Menteng jadi dengan kode panggilan DJK I.
Pemancar inilah yang banyak berperan dalam menyiarkan berita
proklamasi.
Penyebaran berita proklamasi tidak terbatas melalui udara,
tetapi juga melalui pers dan selebaran-selebaran kertas. Dalam hal
ini, peran buruh kereta api sangat besar dalam membawa berita
proklamasi melalui surat-surat selebaran. Pada 20 Agustus 1945,
hampir seluruh harian di Jawa memuat berita proklamasi dan UUD
Negara Republik Indonesia yang baru saja dibentuk. Selanjutnya,
berita proklamasi dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru tanah
air, yang segera pula mendapat sambutan dari rakyat.

C. Pembentukan Pemerintahan Republik


Indonesia
Dilihat dari hukum tata negara, Proklamasi Kemerdekaan 1945
berarti bahwa bangsa Indonesia telah memutuskan ikatan dengan
tatanan hukum sebelumnya. Tatanan Hindia Belanda ataupun
tatanan hukum pendudukan Jepang. Dengan kata lain, bangsa
Indonesia mulai saat itu telah mendirikan tatanan hukum yang
baru, yaitu tatanan hukum Indonesia. Di dalamnya berisikan hukum
Indonesia, yang ditentukan dan dilaksanakan sendiri oleh bangsa
Indonesia.
Sehari setelah proklamasi dikumandangkan, para pemimpin
bekerja keras membentuk lembaga pemerintahan sebagaimana
layaknya suatu negara merdeka. PPKI kemudian menyelenggarakan
rapat pada 17 Agustus 1945. Atas inisiatif Soekarno dan Hatta,
mereka merencanakan menambah sembilan orang sebagai anggota
baru yang terdiri dari para pemuda, seperti Chairul Saleh dan Sukarni.
Namun, para pemuda memutuskan untuk meninggalkan tempat
karena menganggap PPKI adalah bentukan Jepang.

Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 183
1. Pengesahan UUD 1945
Rapat pertama PPKI untuk mengesahkan UUD 1945 tanggal 18
Agustus 1945 dilaksanakan di Pejambon Jakarta. Sebelumnya,
Soekarno dan Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H.Wachid
Hasjim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr.Teuku Mohammad Hassan
untuk mengkaji rancangan pembukaan UUD. Hal ini sebagaimana
tercantum dalam Piagam Jakarta yang dianut oleh BPUPKI pada
22 Juni 1945, khususnya berkaitan dengan kalimat “Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-
pemeluknya”. Hal ini perlu dikaji karena pemeluk agama lain
merasa keberatan jika kalimat itu dimasukkan dalam UUD. Akhirnya,
setelah dilakukan pembicaraan yang dipimpin oleh Hatta, dicapai
kata sepakat bahwa kalimat tersebut dihilangkan untuk menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa.
Rapat pleno dimulai pada pukul 11.30 di bawah pimpinan Soekarno
dan Hatta. Dalam membicarakan UUD ini, rapat berlangsung lancar.
Rapat berhasil menyepakati bersama rancangan Pembukaan dan
UUD Negara Republik Indonesia. Rancangan yang dimaksud adalah
Piagam Jakarta yang dibuat oleh BPUPKI dengan sedikit perubahan
disahkan menjadi UUD. Isi dari UUD meliputi Pembukaan, Batang
Tubuh yang terdiri dari 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan, dan 2 Ayat
Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan. Dengan demikian,
Indonesia memiliki landasan hukum yang kuat dalam hidup bernegara
dengan menentukan arahnya sendiri.

2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden


Pada hari yang sama, dalam rapat untuk memilih presiden dan
wakil presiden, tampil Otto Iskandardinata yang mengusulkan
agar pemilihan dilakukan secara mufakat. Ia sendiri mengajukan
Soekarno dan Hatta masing-masing sebagai presiden dan wakil
presiden. Tentunya hal ini sesuai dengan UUD yang baru disahkan.
Dalam musyawarah untuk mufakat, secara aklamasi peserta sidang
menyetujui dan menetapkan Soekarno dan Hatta sebagai presiden
dan wakil presiden pertama Republik Indonesia, diiringi dengan
lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.

184 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Gambar 8.8 Presiden dan Wakil Presiden Bersama Para Menteri
Kabinet Pertama.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka

3. Pembagian Wilayah Indonesia


Rapat PPKI pada 19 Agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah
Indonesia menjadi delapan provinsi di seluruh bekas jajahan Hindia
Belanda. Kedelapan provinsi tersebut adalah Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat, Borneo (Kalimantan), Maluku, Sulawesi, Sunda
Kecil (Nusa Tenggara), Sumatra, dan Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Surakarta.

4. Pembentukan Kementerian
Setelah rapat menetapkan wilayah, Panitia Kecil yang dipimpin
oleh Mr. Ahmad Soebardjo menyampaikan laporannya. Panitia Kecil
mengajukan tiga belas kementerian. Sidang kemudian membahas
usulan tersebut dan menetapkan perihal kementerian. Selanjutnya,
rapat memutuskan adanya dua belas departemen dan satu
kementerian negara.

5. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat


Pada 22 Agustus 1945, PPKI kembali menyelenggarakan rapat
pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang akan
menggantikan PPKI. Soekarno dan Hatta mengangkat 135 orang
anggota KNIP yang mencerminkan keadaan masyarakat Indonesia.
Seluruh anggota PPKI, kecuali Soekarno dan Hatta menjadi anggota
KNIP. Mereka kemudian dilantik pada 29 Agustus 1945. Susunan
pengurus KNIP adalah sebagai berikut.
Ketua KNIP : Mr. Kasman Singodimejo
Wakil Ketua I : Sutarjo Kartohadikusumo
Wakil Ketua II : Mr.J.Latuharhary
Wakil Ketua III : Adam Malik
Tugas dan wewenang KNIP adalah menjalankan fungsi
pengawasan dan berhak ikut serta dalam menetapkan GBHN.

Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 185
6. Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
Tahukah kalian bahwa pada 23 Agustus Presiden Soekarno menge-
sahkan secara resmi berdirinya BKR sebagai badan kepolisian yang
bertugas menjaga keamanan? Mayoritas angota BKR terdiri dari
mantan anggota PETA, KNIL, dan Heiho. Terpilih sebagai pimpinan
BKR pusat adalah Kaprawi.
Dalam perkembangannya, kebutuhan untuk membentuk tentara
Gambar 8.9 Rapat Kerja tidak dapat diabaikan lagi. Apalagi setelah Sekutu membebaskan para
BPKNIP di Jakarta Dipimpin
oleh Sutan Sjahrir. serdadu Belanda bekas tawanan Jepang dan melakukan tindakan-
Sumber: 30 Tahun Indonesia tindakan yang mengancam pertahanan dan keamanan. Soekarno
Merdeka kemudian memanggil mantan Mayor KNIL Oerip Soemohardjo
dari Yogyakarta ke Jakarta. Oerip Soemohardjo diberi tugas untuk
membentuk tentara nasional.
Berdasarkan maklumat Presiden RI, pada 5 Oktober berdirilah
Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Soepriyadi (tokoh perlawanan
tentara PETA terhadap Jepang di Blitar) terpilih sebagai pimpinan
TKR. Atas dasar maklumat itu, Oerip Soemohardjo segera membentuk
Markas Besar TKR yang dipusatkan di Yogyakarta.
Pada perkembangannya, Tentara Keamanan Rakyat berubah
menjadi Tentara Keselamatan Rakyat pada 7 Januari 1946. Nama itu
berubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada 24
Januari 1946. TRI berubah nama menjadi Tentara Nasional
Indonesia (TNI) pada 3 Juni 1947. Dengan demikian, hingga
pertengahan 1947 pemerintah telah berhasil menyusun,
mengonsolidasi, sekaligus menyatukan alat pertahanan dan
keamanan.

D. Sambutan Rakyat terhadap Proklamasi


Kemerdekaan
Puncak perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan dari
tangan penjajah adalah dengan diproklamasikannya kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sebagian besar rakyat Indonesia
dapat dengan cepat menanggapi hakikat dari makna proklamasi
itu. Namun, ada juga yang mengartikan kemerdekaan dengan

186 IPS SMP/MTs Kelas VIII


bebas dari segala-galanya sehingga mereka berusaha melawan Di Sekitar Kita
kekuatan yang selama ini membelenggunya. Hal itulah yang sering
kali memunculkan revolusi sosial. Sikap rakyat yang berbeda Lapangan Ikada sekarang
inilah yang pada gilirannya memunculkan perlawanan-perlawanan, merupakan lapangan luas
baik terhadap tentara Jepang maupun penguasa pribumi yang di bagian pojok timur ka-
pada zaman kolonial Belanda ataupun Jepang berpihak kepada wasan Monas. Sebelum
penjajah. Senayan dibangun, Lapan-
gan Ikada dikenal sebagai
Lapangan Gambir dan
menjadi pusat kegiatan
1. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada olahraga. Nama Lapangan
Rakyat Indonesia, baik di pusat maupun di daerah, pada umumnya Ikada baru muncul pada
melakukan aksi-aksi yang mendukung diproklamasikannya kemer- masa pendudukan Jepang
dekaan Indonesia. Di Jakarta, para pemuda yang dipelopori oleh tahun 1942. Ikada sendiri
Komite van Aksi Menteng 31 menghendaki agar para pemimpin merupakan singkatan dari
perjuangan kemerdekaan bertemu dengan rakyat. Para pemimpin Ikatan Atletik Djakarta. Di
diminta berbicara di hadapan mereka mengenai kemerdekaan sekitar kawasan tersebut
Indonesia. Rencana ini dilaksanakan dengan dua cara, yaitu terdapat sejumlah lapan-
persiapan pengerahan massa dan menyampaikan rencana itu gan sepak bola, lapan-
kepada presiden. Menanggapi rencana ini, Presiden Soekarno dan gan hoki, dan lapangan
Wakil Presiden Moh. Hatta menyetujui rencana tersebut. Begitu juga pacuan kuda untuk militer
kavaleri.
dengan para menteri yang telah dilantik.
Masalah yang menjadi perhatian adalah reaksi tentara Jepang
terhadap rencana pengerahan massa. Bagaimanapun juga, presiden
harus mempertimbangkan dengan matang agar tidak terjadi
bentrokan dengan massa. Presiden kemudian memutuskan untuk
mengadakan sidang kabinet di kediaman presiden. Sidang kabinet
diselenggarakan pada 9 September 1945 dan berlangsung sampai
tengah malam sehingga ditunda hingga pukul 10.00 pagi. Pada
pagi harinya, sidang dilanjutkan lagi di Lapangan Banteng Barat dan
dihadiri oleh para pemimpin pemuda atau para pemimpin Badan
Perjuangan. Para pemimpin pemuda menghendaki agar pertemuan
antara pemimpin bangsa dengan rakyatnya tidak dibatalkan. Akhirnya,
Gambar 8.10 Antusiasme
dengan berbagai pertimbangan rapat menyetujui rencana itu. rakyat Indonesia di Lapangan
Presiden dan wakil presiden serta para menteri kemudian menuju Ikada.
Lapangan Ikada. Ternyata, Lapangan Ikada telah dipenuhi oleh massa Sumber: www.swaramuslim.
com
yang lengkap dengan senjata tajam. Tentara Jepang tampak siap
siaga lengkap dengan senjata dan tank-tanknya. Melihat kondisi
ini, tampaknya bentrokan antara pasukan Jepang dengan massa
dapat terjadi sewaktu-waktu. Sebelum masuk mobil, presiden dan
wakil presiden diberhentikan sebentar oleh komandan jaga sebelum
diperbolehkan masuk ke Lapangan Ikada. Soekarno kemudian
menuju panggung dan menyampaikan pidato singkat. Dalam
pidatonya, Soekarno meminta dukungan dan kepercayaan kepada
seluruh rakyat Indonesia untuk mematuhi kebijakan-kebijakannya.
Kemudian, Soekarno memerintahkan massa untuk bubar dengan
tertib. Imbauan itu ternyata dipatuhi oleh massa.

Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 187
Rapat raksasa di Lapangan Ikada merupakan manifestasi
pertama dari kewibawaan pemerintah Republik Indonesia kepada
rakyatnya. Sekalipun rapat ini berlangsung singkat, tetapi telah
berhasil mempertemukan rakyat dengan para pemimpinnya sekaligus
memberikan kepercayaan rakyat kepada para pemimpinnya.

2. Tanggapan di Berbagai Daerah


terhadap Proklamasi
Gambar 8.11 Suasana Jika di pusat terjadi luapan massa dalam rangka mendukung
Rapat Raksasa di Lapangan Indonesia merdeka, di daerah juga terdapat aksi-aksi spontan
Ikada.
menanggapi hal itu.
Sumber: www.swaramuslim.
com a. Peristiwa di Surabaya
Dukungan spontan rakyat terjadi di beberapa daerah di Indonesia
berupa perebutan kekuasaan, baik dengan jalan kekerasan maupun
dengan jalan perundingan. Permusuhan antara rakyat dengan
Belanda meledak pertama kali di Surabaya pada 19 September 1945
di Hotel Yamato. Peristiwa ini dipicu ketika orang-orang Belanda bekas
tawanan tentara Jepang menduduki Hotel Yamato dan mengibarkan
bendera merah-putih-biru. Para pemuda tidak dapat menerima
pengibaran bendera tersebut. Tanpa menghiraukan penjagaan ketat
tentara Jepang, beberapa pemuda berhasil memanjat atap hotel dan
menurunkan bendera Belanda yang berkibar di atasnya. Mereka
Gambar 8.12 Penyobekan
menyobek bagian bendera yang berwarna biru sehingga tinggallah
bendera merah-putih-biru di
Hotel Oranye. bendera merah putih. Kemudian, mereka mengibarkannya kembali.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Peristiwa ini disertai dengan perkelahian massal antara orang-orang
Merdeka Belanda melawan para pemuda Indonesia, yang menewaskan
Kapten Polegman. Selanjutnya pada 20 September, para pemuda
mengadakan pawai keliling mendukung kemerdekaan tanpa
memedulikan larangan tentara Jepang.
Langkah selanjutnya, para pemuda Surabaya membentuk Laskar
Pemuda pada 23 September 1945 dengan nama Pemuda Republik
Indonesia (PRI). PRI dipimpin oleh Sumarsono, Kaslan, Supardi,
Ruslan Wijaya, Krissubanu, dan Sutomo (Bung Tomo). Sasaran
para pemuda selanjutnya adalah menyegel markas tentara Jepang
yang merupakan lambang kekejaman tentara Jepang. Pertempuran
selama lima jam tidak dapat dihindarkan sehingga mengakibatkan
25 pemuda gugur dan 60 luka-luka serta 15 tentara Jepang tewas.

b. Peristiwa di Bandung
Di Bandung, para pemuda berhasil mengambil alih gedung-gedung
pemerintahan pada bulan September. Tokoh pemuda Sutoko segera
melakukan perundingan dengan Jenderal Mabuchi, panglima tentara
Jepang di Jawa Barat berkaitan dengan masalah senjata. Pada 14
Oktober 1945 tercapai suatu kesepakatan antara Mabuchi dengan
Puradireja (Residen Priaangan). Isi pokok perjanjiannya adalah
sebagai berikut.

188 IPS SMP/MTs Kelas VIII


1. Bendera merah putih boleh dikibarkan di gudang-gudang senjata
milik Jepang.
2. Diadakan patroli bersama yang dipimpin oleh pihak Indonesia.
3. Jepang memiliki tanggung jawab penuh terhadap penjagaan
gudang.
4. Residen Puradireja, Mabuchi, BKR setempat serta KNI Daerah
mengatur masalah pengangkutan dan penggunaan barang-
barang, terutama senjata yang ada dalam gudang itu.

Alasan residen menerima perundingan tersebut tidak jelas.


Barangkali karena percaya bahwa Jepang akan menyerahkan senjata.
Ketika Jepang melanggar janji tidak mau menyerahkan senjata,
para pemuda menyalahkan residen dan pihak yang menyetujui
perundingan itu sehingga mereka harus menebusnya dengan
nyawanya. Pada 6 Oktober, para pemuda melakukan aksi boikot
terhadap orang-orang Belanda bekas tawanan Jepang. Kemudian,
mereka menyerbu gudang senjata dan berhasil merebutnya.

c. Peristiwa di Semarang
Para pemuda Semarang juga berhasil merebut kekuasaan.
Dalam aksi perebutan kekuasaan, sempat terjadi bentrokan yang
dahsyat antara para pemuda melawan Jepang. Pihak Jepang merasa
terancam karena para pemuda berusaha merebut senjata mereka.
Pemimpin pemuda Semarang yang terkenal adalah S. Karno dan
Ibnu Parna. Peristiwa ini dipengaruhi oleh aksi Mabuchi di Bandung.
Pada peristiwa ini pembunuhan terhadap serdadu Jepang kerap kali
dilakukan oleh para pemuda.
Pada 14 Oktober 1945, para pemuda mengangkut empat ratus
orang tawanan Jepang dari Pabrik Gula Cepiring ke Penjara Bulu
Semarang. Sebelum sampai di Penjara Bulu, banyak tawanan yang
melarikan diri dan meminta perlindungan kepada Batalion Kido.
Para pemuda menjadi marah sehingga berusaha menguasai kantor
pemerintah. Orang-orang Jepang banyak yang dipenjarakan. Pagi
harinya pasukan Jepang menyerang kota Semarang yang kesatuannya
di Jatingaleh. Inilah pemicu terjadinya Pertempuran Lima Hari di
Semarang yang menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak
hampir seribu orang.
Dampak dari Pertempuran Lima Hari adalah para pemuda terpaksa
harus mundur dari Semarang. Kota ini kemudian sepenuhnya berada
di bawah kekuasaan Jepang. Ketika pasukan Sekutu di bawah
pimpinan Jenderal Bethel tiba di Semarang, mereka mendapatkan
kota Semarang dalam keadaan tenang.

d. Peristiwa di Yogyakarta
Pengambilalihan secara serentak oleh para pemuda dimulai
pada 26 September hingga 7 Oktober 1945. Para pegawai, baik

Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 189
instansi pemerintah maupun perusahaan milik Jepang melakukan
aksi mogok. Mereka memaksa Jepang untuk menyerahkan semua
kantor dan perusahaan kepada pihak Indonesia. KNI Daerah
Yogyakarta mengumumkan bahwa kekuasaan daerah telah dikuasai
oleh pemerintah RI.
Upaya merebut senjata Jepang juga dilakukan oleh para
pemuda yang tergabung dalam BKR. Hal ini dilakukan karena upaya
perundingan untuk pelucutan senjata mengalami jalan buntu. Pada 7
Oktober malam, pemuda BKR dan Pemuda Polisi Istimewa bergerak
menuju Kota Baru dan menyerbu markas Otsuka Butai. Korban
mencapai delapan belas orang dari pemuda polisi, namun kemudian
Otsuka Butai menyerah. Peristiwa spontan tidak mengesampingkan
peran Sultan Yogyakarta. Bahkan pada 26 Oktober 1945, Sultan dan
Paku Alam membentuk badan perjuangan yang diberi nama Laskar
Rakyat Indonesia.

e. Peristiwa di Surakarta
Para pemuda yang tergabung dalam Barisan Pelopor dan Angkatan
Muda memelopori upaya pengambilalihan kekuasaan di Surakarta.
Di kota ini, pengambilalihan kekuasaan tidak hanya dilakukan atas
bangunan pemerintah, tetapi juga pabrik-pabrik gula seperti di
daerah Klaten dan Sragen. Pada 1 Oktober 1945, para pemuda
yang tergabung dalam badan-badan perjuangan mengadakan pawai
kemerdekaan. Pada waktu berikutnya, para pemuda berusaha
merebut bangunan dan pangkalan militer. Mereka berhasil memaksa
Jepang untuk menyerahkan senjata pada 6 Oktober 1945.

f. Peristiwa di Kalimantan
Aksi spontan mendukung kemerdekaan tidak hanya terjadi
di Jawa, tetapi juga di luar Jawa seperti halnya di Kalimantan. Di
Balikpapan misalnya, pada 14 November 1945 sekitar delapan
ratus orang berkumpul di depan kompleks NICA sambil membawa
bendera merah putih. Namun, tentara Sekutu yang sudah mendarat
mengeluarkan ultimatum melarang semua kegiatan politik seperti
demonstrasi dan mengibarkan bendera merah putih. Tetapi, kaum
nasionalis dengan gigih tetap melaksanakannya.

g. Peristiwa di Banda Aceh


Di Banda Aceh, para pemuda dan tokoh masyarakat membentuk
badan-badan perjuangan seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API)
yang dibentuk pada 6 Oktober 1945. Jepang merasa jengkel dan
memanggil para pemimpin pemuda dan menyampaikan ultimatum.
Isinya bahwa sekalipun Jepang telah kalah, namun keamanan dan
ketertiban masih merupakan tanggung jawab Jepang. Oleh karena
itu, pembentukan badan-badan perjuangan tanpa izin Jepang harus
dihentikan. Jepang juga meminta badan yang telah dibentuk untuk
dibubarkan. Para pemuda menolak keinginan Jepang tersebut.

190 IPS SMP/MTs Kelas VIII


Bahkan mereka berusaha untuk menyegel kantor-kantor pemerintah
dan mengibarkan bendera merah putih. Bentrokan tidak dapat
dihindarkan. Para pemuda berusaha untuk merebut persenjataan
milik Jepang.

h. Peristiwa di Gorontalo dan Sumbawa


Perebutan senjata di markas Jepang yang ada di Gorontalo dan
Sumbawa dilakukan oleh para pemuda pada 13 September 1945.
Kekuatan para pemuda Gorontalo mencapai enam ratus orang.
Mereka cukup terlatih menolak setiap ajakan dari pasukan Australia
untuk berunding. Sementara di Sumbawa para pemuda berhasil
merebut senjata dari Jepang pada Desember 1945. Bentrokan
terjadi di Gempe antara dua ratus orang pemuda melawan Jepang.
Hal serupa terjadi juga di Sape dan Raba, di mana para pemuda
berusaha untuk merebut senjata dari markas Jepang.

i. Peristiwa di Bali dan Biak


Dukungan spontan para pemuda Bali terlihat dari aktivitasnya
dalam menanggapi kemerdekaan. Para pemuda berhasil
membentuk beberapa badan perjuangan, seperti AMI dan PRI
pada bulan Agustus setelah proklamasi. Mereka mengusahakan
perundingan dengan pihak Jepang, namun selalu gagal. Pada
13 Desember 1945, mereka melakukan gerakan serentak untuk
mengambil alih kekuasaan Jepang meskipun upaya itu gagal.
Di Biak juga muncul penyerangan markas Sorido pada 14
Maret 1948. Akan tetapi, upaya tersebut gagal, bahkan dua orang
pemimpinnya dihukum mati.

j. Peristiwa di Palembang
Pengalihan kekuasaan di Palembang berjalan tanpa insiden sebab
orang-orang Jepang telah menghindar ketika terjadi demonstrasi.
Pengalihan kekuasaan ini terjadi pada 8 Oktober 1945, di mana
A.K. Gani, Residen Sumatra Selatan bersama pegawai Gunseibu
menaikkan bendera merah putih dalam suatu upacara. Pada saat
itulah, keluar maklumat bahwa seluruh Karesidenan Palembang
berada di bawah pemerintahan Republik Indonesia.

k. Peristiwa di Makassar
Para pemuda di Makassar juga berusaha untuk menyegel gedung-
gedung pemerintah. Mereka membentuk badan perjuangan dengan
nama Barisan Berani Mati. Namun pada 28 Oktober 1945, pasukan
Australia melucuti para pemuda yang akan berusaha menduduki
gedung-gedung pemerintah. Sejak itu, gerakan pemuda yang
tergabung dalam Barisan Berani Mati dipindahkan dari Ujungpandang
ke Plombobangkeng. Itulah beberapa peristiwa spontan dalam rangka
mendukung kemerdekaan. Sebenarnya, masih banyak lagi peristiwa
lain di berbagai daerah di Indonesia.

Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 191
192 IPS SMP/MTs Kelas VIII
Bab
IX
Perjuangan
Mempertahankan
Kemerdekaan
Pendahuluan
Setelah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17
Agustus 1945, bangsa Indonesia masih harus menghadapi
pihak Belanda yang ingin mengembalikan kekuasaannya
atas Indonesia. Dengan melakukan cara perjuangan
bersenjata dan diplomasi, bangsa Indonesia berusaha
berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan
menegakkan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan RepubIik
Indonesia. Pada bab ini, akan diuraikan tentang usaha
bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

193
Sebelum kamu mempelajari materi tentang perjuangan
mempertahankan kemerdekaan lebih dalam, terlebih
dahulu perhatikan peta konsep berikut. Hal ini akan
mempermudah kamu dalam dan memahami usaha
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Faktor Penyebab a. Keinginan Belanda Menduduki Kembali Indonesia


akibat
Konflik antara b. Belanda Tidak Mengakui kemerdekaan Indonesia
Indonesia dan c. Belanda Membonceng pasukan Sekutu ke Indonesia
Belanda

Konflik Indonesia
dengan Belanda

Perjuangan Fisik Diplomasi

dilihat a. Pertempuran Lima Hari a. Pertemuan Jakarta


dari
di Semarang (15-20 Oktober 1945) (10 Februari 1946)
Perjuangan b. Pertempuran Surabaya b. Pertemuan Hooge Veluwe
mempertahankan (10 November 1945) (14-25 April 1946)
kemerdekaan c. Perundingan Jakarta
c. Pertempuran Medan Area
(10 Desember 1945) (7 Oktober 1946)
d. Pertempuran Ambarawa d. Perundingan Linggajati
(21 November 1945) (10-15 November 1946)
e. Peristiwa Merah Putih e. KTN (Agustus 1947)
di Manado (14 Februari 1946) f. Perundingan Renville (8 Desember
f. Bandung Lautan Api 1947- 17 Januari 1948)
(23 Maret 1946) g. Konferensi Asia (23 Januari 1949)
g. Puputan Margarana h. Perundingan Roem-Royen
(18 November 1946) (7 Mei 1949)
h. Peristiwa Merah Putih i. Konferensi Inter-Indonesia
di Biak (14 Maret 1948) (19 Juli 1949)
i. Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947) j. Konferensi Meja Bundar
j. Agresi Militer Belanda II (23 Agustus 1949)
(19 Desember 1948)

a. Gigihnya Perjuangan Fisik Bangsa


Faktor Penyebab Indonesia
akibat
Belanda keluar b. Taktik Gerilya yang Menyulitkan
dari Indonesia Belanda
c. Gigihnya Perjuangan Lewat Diplomasi
d. Tekanan dari Dunia Internasional

194
A. Faktor Penyebab Konflik
Antara Indonesia dan Belanda
1. Keinginan Belanda untuk Menduduki Kembali Indonesia

Berdasarkan ketentuan Civil Affairs Agreement antara


Belanda dan Sekutu, akan dilakukan penyelenggaraan
operasi militer dan pemulihan law and order (keamanan
dan ketertiban) yang dipimpin oleh panglima tentara
Sekutu. Jika keadaan sudah pulih, pejabat-pejabat
Netherland Indies Civil Administration (NICA) Belanda akan
mengambil alih tanggung jawab tersebut dari Inggris
sebagai wakil Sekutu di wilayah Indonesia.
Civil Affairs Agreement disahkan di London pada 24
Agustus 1945. Belanda mendesak Inggris untuk segera
melaksanakan kesepakatan tersebut. Namun, terdapat
perubahan atas ketentuan Persetujuan Postdam. Inggris
bertanggung jawab atas pendudukan Sumatra, dan seluruh
Indonesia, termasuk daerah yang dahulu bernaung di
bawah South West Pacific Areas Command (SWPAC) di bawah
Douglas Mac Arthur. Perkembangan ini telah memperlambat
pelaksanaan Civil Affairs Agreement di Indonesia.

2. Belanda Tidak Mengakui Kemerdekaan Indonesia

Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia


yang telah diploklamasikan oleh Soekarno-Hatta atas
nama bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945. Belanda
menganggap bangsa Indonesia masih belum siap untuk
merdeka. Belanda masih merasa berhak untuk terus
memerintah bekas jajahannya tersebut. Sebalik nya,
bangsa Indonesia tidak ingin kemerdekaan yang telah
diproklamasikannya direbut kembali oleh penjajah.

3. Belanda Membonceng Pasukan Sekutu ke Indonesia

Berdasarkan Persetujuan Postdam, pihak Sekutu


(dalam hal ini diwakili oleh Inggris) memiliki tanggung
jawab atas pendudukan kembali wilayah Indonesia,
termasuk daerah yang dahulu bernaung di bawah South
West Pacific Areas Command (SWPAC).

195
Sebagai tindakan awal, pada 14 September 1945, Mayor
Greenhalgh bersama pasukannya mempersiapkan markas
besar Sekutu di Jakarta. Disusul dengan berlabuhnya
kapal penjelajah Cumberland yang membawa pasukan
di Tanjung Priok pada 29 September 1945. Pasukan ini
dipimpin oleh Panglima Skuadron Penjelajah V Inggris,
Laksamana Muda W.R. Patterson.
Pasukan ini merupakan komando bawahan dengan
tiga divisi dari SEAC yang diberi nama Allied Forces
Netherlands East Indies (AFNEI) yang dipimpin oleh
Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Tugas utama
AFNEI, yaitu sebagai berikut.
a. Menerima penyerahan tentara Jepang tanpa syarat,
melucuti, dan mengembalikan mereka ke tanah
airnya.
b. Membebaskan tawanan perang dan interniran Sekutu
atau Allied Prisoners and War Internees (APWI).
c. Menjaga keamanan dan ketertiban sehingga memung-
kinkan pemerintahan sipil berfungsi kembali.
d. Mencari keterangan tentang penjahat perang dan
mengadilinya di depan pengadilan Sekutu.
Awalnya, kedatangan pasukan Sekutu disambut
dengan sikap yang netral oleh pihak Indonesia. Sikap
Indonesia mulai berubah sejak mengetahui kedatangan
pasukan Inggris ini membawa pejabat-pejabat NICA
yang dikirim secara diam-diam.
Letnan Jenderal Sir Philip Christison melakukan
upaya politik dengan melakukan perundingan dengan
pihak Indonesia. Perundingan ini terjadi pada 25
Oktober 1945. Hasilnya adalah pengakuan secara de facto
atas Republik Indonesia oleh AFNEI sebagai pimpinan
militer sementara di Indonesia. Christison menyatakan
tidak akan mencampuri persoalan yang menyangkut
status ketatanegaraan Indonesia. Pada kenyataannya,
kedatangan pasukan Sekutu di kota-kota yang ditujunya
selalu diikuti oleh insiden-insiden bahkan pertempuran
dengan bangsa Indonesia. Penyebabnya adalah Sekutu
seringkali tidak menghormati kedaulatan republik
Indonesia dan tidak menghargai pemimpin-pemimpin
Indonesia, baik di tingkat pusat maupun di daerah.

196
B. Proses Terjadinya Konflik
antara Indonesia dan Belanda

Berikut proses terjadinya konflik antara Indonesia


dan Belanda di tingkat pusat, berbagai daerah, maupun
di dunia internasional.

1. Perjuangan Bersenjata
a. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Peristiwa ini berawal ketika para tawanan veteran
angkatan laut Jepang akan dipindahkan dari penjara
Cipinang Jakarta ke Semarang. Mereka ditugaskan untuk
mengubah pabrik gula di Cepiring, Kendal menjadi pabrik
senjata. Pemindahan ini dikawal oleh polisi Indonesia.
Di tengah perjalanan, mereka memberontak dan
melarikan diri. Mereka selanjutnya bergabung dengan
batalyon Jepang yang berada di bawah pimpinan Mayor
Kido yang masih bersenjata di Jatingaleh, Semarang.
Sementara itu, tersiar isu bahwa cadangan air minum
di daerah Candi, Semarang telah diracun. Polisi Indonesia
yang menjaga cadangan air minum tersebut dilucuti oleh
Jepang. Untuk mengecek kebenaran tersebut, Kepala
Laboratorium Rumah Sakit Rakyat, dr. Karyadi, datang
ke Candi. Namun, ia kemudian ditemukan telah tewas.
Orang menduga pelakunya orang Jepang. Akibatnya,
terjadi ketegangan di Semarang. Pertempuran akhirnya
tidak bisa dihindarkan lagi.
Pada 15 sampai dengan 20 Oktober 1945, terjadi
pertempuran antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
yang dibantu oleh barisan pemuda dan tentara Jepang
yang persenjataannya lebih lengkap.
Pertempuran baru berakhir ketika pemerintah
pusat mengirim utusan perdamaian, yaitu Kasman
Singodimedjo dan Mr. Sartono. Mereka kemudian
mengadakan perundingan dengan pihak Jepang
yang diwakili oleh Letnan Kolonel Nomura. Dalam
pertempuran tersebut, diperkirakan 2.000 orang rakyat
Indonesia dan 100 orang Jepang tewas.

197
b. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran Surabaya merupakan satu rangkaian
peristiwa yang dimulai sejak Brigade 49/Divisi India
ke-23 tentara Sekutu di bawah komando Brigadir
Jenderal A.W.S. Mallaby mendarat untuk pertama kali
di Surabaya pada 25 Oktober 1945. Tugasnya adalah
melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan para
interniran Sekutu di Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, tentara Sekutu dengan kekuatan
1 peleton menyerbu penjara Kalisosok untuk membebaskan
seorang kolonel Angkatan Laut Belanda yang bernama
Kolonel Huiyer dan para pegawai Relief of Allied Prisoners
of War and Internees (RAPWI) yang ditawan pemerintah RI.
Selain itu, tentara Sekutu juga menduduki tempat-tempat
strategis di Surabaya, antara lain Pelabuhan Tanjung Perak,
Gedung Bank Internatio, dan Kantor Pos Besar. Tindakan-
tindakan Sekutu itu menyulut pertempuran.
Pada 27 Oktober 1945 pukul 14.00, terjadi kontak
senjata yang pertama antara pemuda Surabaya dengan
pihak Sekutu. Keesokan harinya, 28 Oktober 1945,
rakyat Surabaya menyerang hampir seluruh pos Sekutu
yang berada di Surabaya. Pada 29 Oktober 1945, para
pemuda dapat merebut objek-objek penting di Surabaya.
Tentara Sekutu menjadi kewalahan, kemudian meminta
bantuan para pemimpin Indonesia di Jakarta untuk
menghentikan pertempuran di Surabaya.
Pada 31 Oktober 1945, Presiden Soekarno didampingi
Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta dan Menteri
Penerangan Amir Syarifuddin datang ke Surabaya. Mereka
kemudian berunding dengan Mallaby. Perundingan
itu menghasilkan keputusan untuk menghentikan
pertempuran. Pada perundingan itu juga dipilih anggota-
anggota Panitia Penghubung (Contact Committee) dari
kedua pihak. Setelah perundingan selesai, Presiden
Soekarno dan rombongan meninggalkan Surabaya.
Ternyata, meskipun telah disepakati gencatan senjata,
di beberapa tempat masih terjadi kontak senjata. Panitia
Penghubung segera mendatangi objek-objek yang masih
terjadi pertempuran guna menghentikannya. Namun,
ketika mereka mengunjungi Gedung Bank Internatio

198
di Jembatan Merah, terjadi insiden. Gedung ini masih
diduduki oleh tentara Sekutu. Para pemuda yang TKR
dan laskar menuntut agar pasukan Mallaby menyerah.
Namun, Mallaby menolak tuntutan tersebut. Kejadian
itu segera diikuti dengan kontak senjata yang lebih besar
dan berakhir dengan terbunuhnya Mallaby.
Insiden terbunuhnya Mallaby telah mendorong
tentara Sekutu mengirimkan pasukan dalam jumlah besar
ke Surabaya. Pasukan baru tersebut berada di bawah
pimpinan Mayor Jenderal R.C. Mansergh. Selanjutnya,
pada 9 November 1945, pimpinan Sekutu mengeluarkan
ultimatum kepada rakyat Surabaya agar semua pimpinan
dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor
dan meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang
telah ditentukan, selanjutnya menyerahkan diri dengan
mengangkat tangan di atas. Batas waktu ultimatum tersebut
adalah pukul 06.00 tanggal 10 November 1945. Namun,
ultimatum tersebut tidak dihiraukan sehingga pertempuran
baru yang lebih besar meletus pada 10 November 1945.
Dalam pertempuran tersebut, tentara Sekutu
mengerahkan lebih dari satu divisi infantri, yaitu Divisi
India ke-5 beserta sisa Brigade Mallaby dengan jumlah
keseluruhan kurang lebih 15.000 orang. Mereka dibantu
oleh meriam-meriam kapal penjelajah Sussex dan
beberapa kapal perusak serta pesawat-pesawat Mosquito
dan Thunderbolt. Sebaliknya, rakyat Surabaya hanya
menggunakan persenjataan yang sederhana, seperti golok,
bambu runcing, panah, serta persenjataan hasil rampasan
dari tentara Jepang.
Pertempuran tidak seimbang yang berlangsung
sampai awal Desember 1945 tersebut telah menelan
korban ribuan pejuang Surabaya. Untuk menghormati
kepahlawanan rakyat Surabaya, Pemerintah menetapkan
tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.

c. Pertempuran Medan Area


Pada 9 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan
Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Medan. Kedatangan
mereka diboncengi oleh tentara Belanda dan NICA
yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan.
Sebelumnya, Belanda telah mendaratkan suatu kelompok
komando di bawah pimpinan Kapten Westerling.
Pada 13 Oktober 1945, terjadi pertempuran pertama
antara para pemuda dan tentara Belanda. Pertempuran
ini kemudian menjalar ke beberapa kota lainnya, seperti

199
Pematang Siantar dan Brastagi. Oleh karena seringnya
terjadi berbagai insiden, pada 18 Oktober 1945, Sekutu
mengeluarkan ultimatum yang melarang rakyat membawa
senjata dan semua senjata yang ada harus diserahkan
kepada Sekutu.
Pada 1 Desember 1945, tentara Sekutu memasang
papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan
Areas di pinggiran Kota Medan dengan tujuan untuk
menunjukkan daerah kekuasaan mereka. Dengan
penentuan batas wilayah tersebut, Sekutu memiliki
kewenangan untuk melakukan aksi “pembersihan”
terhadap unsur-unsur RI yang berada di Kota Medan.
Pada 10 Desember 1945, tentara Sekutu melancarkan
aksi pembersihan secara besar-besaran terhadap para
pengikut republik dengan mengikutsertakan pesawat-
pesawat tempurnya. Para pejuang Indonesia membalas aksi-
aksi tersebut sehingga menimbulkan berbagai bentrokan di
seluruh kota yang menelan korban dari kedua pihak.

d. Pertempuran Ambarawa
Pada 20 Oktober 1945, tentara Sekutu mendarat di
Semarang di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel. Pada
awalnya, pendaratan Sekutu di Semarang bertujuan untuk
melucuti senjata tentara Jepang dan mengurus tawanan
perang tentara Jepang yang ada di Jawa Tengah.
Tanpa sepengetahuan pihak Indonesia, tentara Sekutu
telah mengikutkan tentara NICA. Selain itu, mereka
membebaskan tawanan perang Belanda di Magelang dan
Ambarawa. Tindakan ini akhirnya dapat diketahui oleh
pihak Indonesia dan menimbulkan insiden yang kemudian
meluas menjadi sebuah pertempuran terbuka. Setelah
diadakan perundingan antara Presiden Soekarno dan
Brigadir Jenderal Bethel, tentara Sekutu secara diam-diam
mulai meninggalkan Magelang dan mundur ke Ambarawa
pada 21 November 1945.
Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol
M. Sarbini melakukan pengejaran terhadap tentara
Sekutu. Gerak mundur tentara Sekutu ini tertahan
karena dihadang pasukan Angkatan Muda pimpinan
Sastrodihardjo yang diperkuat gabungan pasukan dari
Ambarawa, Suruh, dan Solo. Di Desa Ngipik, tentara
Sekutu kembali dihadang Batalyon Suryosumpeno.
Pada saat pengunduran diri itu, tentara Sekutu
mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa.

200
Dalam usaha merebut kedua desa itu, gugurlah Komandan
Resimen Banyumas Letkol Isdiman. Dengan gugurnya
Letkol Isdiman, Panglima Divisi Banyumas Kolonel
Sudirman terjun langsung memimpin pertempuran.
Pada 12 Desember 1945, TKR dan laskar-laskar
perjuangan secara serentak menyerang Ambarawa dari
berbagai arah. Akhirnya, pada 15 Desember 1945, tentara
Sekutu mengundurkan diri menuju Semarang.

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1978

e. Peristiwa Merah Putih di Manado


Peta 9.1
Tentara Sekutu yang berasal dari Australia mendarat Peta pertempuran Ambarawa 1945.
di Manado, Sulawesi Utara pada September 1945.
Pasukan tersebut ternyata diboncengi NICA. Mereka
kemudian membebaskan dan mempersenjatai bekas
pasukan KNIL Belanda yang sebelumnya telah ditawan
Jepang. Pasukan KNIL Belanda ini dikenal sebagai
pasukan yang berasal dari Tangsi Putih.
Pada Desember 1945, tentara Sekutu menyerahkan
kekuasan di Manado kepada NICA. Selanjutnya, pasukan
NICA mulai melakukan penangkapan-penangkapan
terhadap para tokoh RI.

201
Penangkapan tersebut mengundang reaksi dari
para pendukung RI, terutama para pemuda dan para
mantan anggota KNIL yang berasal dari Indonesia
(Tangsi Hitam). Mereka membentuk Pasukan Pemuda
Indonesia (PPI) untuk menampung perjuangannya
melawan NICA.
PPI mengadakan pertemuan rahasia sejak per-
tengahan Januari 1946. Namun, suatu saat kegiatan ini
dapat diketahui NICA. Akibatnya, beberapa pemimpin
PPI ditangkap dan anggota KNIL dari Tangsi Hitam
dilucuti senjatanya.
Pada 14 Februari 1946, 8 orang anggota PPI menyerbu
kedudukan NICA di Tangsi Putih Teling. Meskipun
Sumber: Album Perjuangan Kemerdekaan senjata mereka tanpa dilengkapi peluru, mereka mampu
1975 membebaskan para tokoh pejuang RI yang ditawan dan
menawan komandan NICA beserta pasukannya di tempat
Gambar 9.1
itu. Beberapa anggota PPI kemudian mengambil bendera
Ch. Taulu, pemimpin perlawanan Belanda yang disimpan di pos penjagaan, merobek warna
terhadap Belanda di Manado pada
1946. birunya, dan mengibarkannya sebagai bendera Merah
Putih. Selanjutnya, PPI mampu menguasai markas NICA
di Tomohon dan Tondano.
Setelah Sulawesi Utara dapat direbut dari NICA,
para pendukung RI membentuk pemerintah sipil pada
16 Februari 1946. B.W. Lapian diangkat sebagai residen.
Selain itu, PPI membentuk TRI yang dipimpin oleh
Ch. Taulu, Wuisan, dan J. Kaseger. Berita mengenai
penegakan kedaulatan Indonesia di Manado tersebut
segera dikirimkan ke pemerintah pusat di Yogyakarta.

f. Bandung Lautan Api


Pada 17 Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota
Bandung. Sekutu menuntut supaya senjata-senjata yang
diperoleh dari hasil pelucutan tentara Jepang dan yang
berada di tangan para pejuang diserahkan kepada Sekutu.
Para pejuang tentu saja menolak tuntutan tersebut.
Pada 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan
ultimatum pertama agar Kota Bandung bagian utara
selambat-lambatnya pada 29 November 1945 dikosongkan
oleh pihak Indonesia dengan alasan untuk menjaga
keamanan dan ketertiban. Batas yang digunakan dalam
pembagian kota tersebut adalah jalan kereta api yang
membentang dari timur ke barat. Ultimatum tersebut tidak
diindahkan oleh para pejuang Bandung sehingga sejak saat
itu sering terjadi pertempuran dengan tentara Sekutu.

202
Situasi yang tidak aman tersebut mendorong tentara
Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua pada 23 Maret 1946
agar para pejuang Bandung mundur sejauh 11 km dari batas
rel kereta api. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan agar
para pejuang di Bandung mematuhi ultimatum tersebut dan
harus segera mengosongkan Kota Bandung.
Akhirnya, para pejuang Bandung mematuhi perintah
dari Jakarta walaupun dengan berat hati. Sambil mening-
galkan Bandung, para pejuang melancarkan serangan
umum ke arah kedudukan-kedudukan Sekutu dan
membumi hangus Kota Bandung.
g. Puputan Margarana
Pada 2 dan 3 Maret 1946, Belanda mendaratkan sekitar
2000-an tentara disertai tokoh-tokoh yang bersedia bekerja
sama dengan Belanda di Bali. Saat itu, Belanda sedang giat-
giatnya mengusahakan berdirinya sebuah negara boneka
yang diberi nama Negara Indonesia Timur. Belanda
kemudian membujuk Letkol I Gusti Ngurah Rai untuk
bergabung. Namun, bujukan tersebut ditolak.
Pada 18 November 1946, I Gusti Ngurah Rai menye- Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka,
rang kedudukan Belanda di daerah Tabanan. Satu 1977
detasemen polisi lengkap dengan senjatanya berhasil
Gambar 9.2
dilumpuhkan.
Untuk menghadapi pasukan Ngurah Rai, Belanda I Gusti Ngurah Rai, pemimpin
Puputan Margarana.
mengerahkan seluruh pasukan yang berada di Bali dan
Lombok. Ngurah Rai dapat dikalahkan dalam pertempuran
puputan di Margarana, sebelah utara Tabanan. I Gusti
Ngurah Rai beserta seluruh pasukannya gugur.

h. Peristiwa Merah Putih di Biak


Upaya perlawanan terhadap Belanda untuk me-
negakkan kedaulatan Indonesia terjadi juga di Biak,
Papua. Peristiwa ini terjadi pada 14 Maret 1948. Sasaran
penyerangannya adalah tangsi NICA yang terletak di
Sorido. Namun, karena persenjataan yang dimiliki NICA
lebih kuat, perlawanan itu mengalami kegagalan. Dua
orang pemimpin penyerangan tersebut berhasil ditangkap
kemudian dijatuhi hukuman mati. Adapun para pelaku
penyerangan lainnya dihukum seumur hidup.

2. Perjuangan Diplomasi Gambar 9.3

Surat jawaban I Gusti Ngurah


Bukti adanya konflik antara Indonesia dan Belanda Rai kepada Belanda mengenai
pembentukan Negara Indonesia Timur.
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah

203
perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan
rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan
tersebut dilakukan dengan dua cara, yaitu perjuangan
bersenjata dan perjuangan diplomasi. Perjuangan bersenjata
dilakukan melalui berbagai pertempuran yang mengandal-
kan kekuatan senjata di setiap wilayah Indonesia agar tidak
diduduki secara militer oleh Belanda.
Adapun perjuangan diplomasi adalah perjuangan
dengan cara melakukan berbagai perundingan agar
kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia diakui oleh Belanda
dan dunia internasional. Cara perjuangan bersenjata
maupun diplomasi merupakan bentuk perjuangan yang
sama pentingnya dan saling mengisi satu sama lain.
Berikut proses terjadinya konflik antara Indonesia
dan Belanda di tingkat pusat, berbagai daerah, maupun
di dunia internasional.
Akibat adanya perlawanan dari rakyat dan pemerintah
RI, pasukan Inggris menyadari bahwa Sekutu tidak akan
berhasil menjalankan tugasnya dengan baik tanpa adanya
bantuan dari pemerintah RI. Oleh karena itu, terjadi
perundingan-perundingan antara Indonesia dan Belanda
yang diprakarsai Sekutu (Inggris).

a. Pertemuan Jakarta
Pada 10 Februari 1946, diselenggarakan perundingan
pertama antara Indonesia dan Belanda di Jakarta yang
diprakarsai Inggris. Delegasi Indonesia dipimpin Perdana
Menteri Sutan Syahrir, sedangkan delegasi Belanda
dipimpin oleh Dr. H.J. Van Mook yang merupakan wakil
Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Adapun delegasi
Inggris diwakili oleh Sir Archibald Clark Kerr.
Wakil Belanda, Van Mook, dalam perundingan itu
mengajukan usulan yang isinya sama dengan pidato
Ratu Belanda pada 7 Desember 1942. Usulan tersebut,
yaitu sebagai berikut.
1) Indonesia akan dijadikan negara persemakmuran
berbentuk federasi yang memiliki pemerintahan
sendiri di dalam lingkungan Kerajaan Belanda.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 2) Masalah dalam negeri diurus oleh Indonesia sendiri,
sedang kan urusan luar negeri oleh pemerintah
Gambar 9.4 Belanda.
Dr. H.J. Van Mook, Wakil Gubernur 3) Sebelum dibentuk persemakmuran, akan dibentuk
Jenderal Hindia Belanda di Indonesia. pemerintahan peralihan selama 10 tahun.
4) Indonesia akan dimasukkan sebagai anggota PBB.

204
Atas usulan wakil Belanda itu, pada 12 Maret 1946,
pemerintah Indonesia secara resmi menyusun usulan
balasan yang berisi sebagai berikut.
1) Republik Indonesia harus diakui sebagi negara yang
berdaulat penuh atas wilayah bekas Hindia Belanda.
2) Pinjaman-pinjaman pemerintah Belanda sebelum
8 Maret 1942 menjadi tanggungan pemerintah RI.
3) Federasi Indonesia-Belanda akan dilaksanakan pada
masa tertentu, dan mengenai urusan luar negeri dan
pertahanan diserahkan kepada suatu badan federasi
yang terdiri atas orang-orang Indonesia dan Belanda.
4) Tentara Belanda segera ditarik dari Indonesia dan jika
perlu diganti dengan Tentara Republik Indonesia.
5) Pemerintah Belanda harus membantu pemerintah
Indonesia untuk dapat diterima sebagai anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
6) Selama perundingan berlangsung, semua aksi militer
harus dihentikan dan pihak republik akan melakukan
pengawasan terhadap pengungsian tawanan Belanda
dan interniran lainnya.
Usulan Indonesia tersebut ditolak pemerintah
Belanda. Setelah usulan Indonesia ditolak, Van Mook
secara pribadi mengajukan usul untuk mengadakan
kerja sama dalam rangka pembentukan negara federasi
yang bebas dalam lingkungan Kerajaan Belanda.
Usulan tersebut dijawab oleh Sutan Syahrir pada 27
Maret 1946. Isi usulan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Supaya pemerintah Belanda mengakui kedaulatan
RI secara de facto atas Jawa dan Sumatra.
2) Supaya RI dan Belanda bekerja sama dalam mem-
bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS).
3) Republik Indonesia Serikat bersama-sama dengan
Belanda, Suriname, dan Curocao menjadi peserta
dalam suatu ikatan kenegaraan Belanda.

b. Pertemuan Hooge Valuwe


Pertemuan lanjutan kemudian diadakan di Hooge
Veluwe, Belanda pada 14-25 April 1946. Pada perundingan
ini delegasi Indonesia diwakili oleh A.K. Pringgodigdo
dan Dr. Sudarsono, sedangkan delegasi Belanda diwakili
oleh Van Mook.
Dalam pertemuan tersebut, semua usulan Indonesia
ditolak. Pihak Belanda hanya akan mengakui kedaulatan
Indonesia atas wilayah Jawa dan Madura saja dikurangi

205
oleh daerah-daerah yang diduduki oleh pasukan Belanda
di Indonesia. Dengan ditolaknya semua usulan Indonesia,
hubungan Indonesia-Belanda menjadi terputus.
Pada 2 Mei 1946, Van Mook atas nama pemerintah
Belanda kembali mengajukan usulan yang isinya sama
dengan usulan pemerintah Belanda sebelumnya. Namun,
pemerintah Indonesia menolak usulan tersebut.

b. Perundingan Jakarta
Atas usulan diplomat Inggris, Lord Killearn, delegasi
Indonesia dan Belanda mengadakan perundingan di
Jakarta pada 7 Oktober 1946, tepatnya di rumah kediaman
Konsul Jenderal Inggris. Delegasi Indonesia dipimpin
oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, sedangkan delegasi
Belanda dipimpin oleh Prof. Schermerhorn. Perundingan
tersebut mencapai tiga kesepakatan sebagai berikut.
1) Gencatan senjata antara Indonesia dan Belanda.
2) Dibentuk Komisi Bersama Gencatan Senjata untuk
menangani masalah gencatan senjata dan teknis
pelaksanaannya.
3) Disepakati bahwa Indonesia dan Belanda harus segera
melaksanakan perundingan secepat mungkin.

d. Perundingan Linggajati
dilanjutkan. Indonesia membentuk delegasi khusus yang
dipimpin Perdana Menteri Sutan Syahrir dengan anggota
Mr. Moh. Roem, Mr. Susanto Tirtoprodjo, dan dr. A.K.
Gani, disertai anggota cadangan di antaranya Mr. Amir
Syarifuddin, dr. Sudarsono, dan dr. J. Leimena. Pihak
pemerintah Belanda diwakili suatu Komisi Jenderal yang
dipimpin oleh Prof. Schermerhorn dengan anggotanya Max
Van Poll, F. de Boer, dan H.J. van Mook. Adapun diplomat
Inggris Lord Killearn bertindak sebagai pengawas.
Perundingan yang dilangsungkan di Linggajati, pada
10 sampai 15 November 1946, menghasilkan keputusan
sebagai berikut.
1) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia
dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra,
Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus meninggalkan
daerah de facto paling lambat 1 Januari 1949.
2) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama
dalam membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS),
salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia.

206
3) RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-
Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda.
Perundingan Linggajati menimbulkan pro dan
kontra di kalangan RI. Hasil perundingan ini terutama
berpengaruh terhadap keutuhan wilayah Negara Kesatuan
RI yang telah dicanangkan sejak Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945. Golongan yang pro menilai hasil
perundingan tersebut sebagai langkah bertahap sebelum
diakuinya kedaulatan seluruh wilayah Negara Kesatuan
RI oleh Belanda. Sebaliknya, golongan yang kontra menilai
hasil perundingan tersebut sebagai suatu kekalahan
diplomasi RI karena wilayahnya menjadi semakin sempit
dikurung oleh wilayah Belanda. Sementara itu, dalam
waktu yang sama, pihak Belanda telah mensponsori
pembentukan negara-negara boneka di wilayah-wilayah
RI, seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur,
Negara Sumatra Timur, dan Negara Jawa Timur.

SAMUDRA PASIFIK
LAUT CINA SELATAN

MEDAN TARAKAN

P. HALMAHERA
SINGAPURA
PONTIANAK
SAMARINDA
SE
LA

MERAUKE
T
K

PEKANBARU
A

P. SERAM
R
IM
A
TA

MAKASSAR
LAUT BANDA
CIREBON
BANTEN
SAMUDRA HINDIA MADURA
BANDUNG SEMARANG
SURABAYA SUMBAWA P. FLORES
YOGYAKARTA
P. TIMOR
BALI
P. TIMUR
LOMBOK

Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, 1995

3. Agresi Militer Belanda I


Peta 9.2
Setelah Perundingan Linggajati selesai, muncul Wilayah Indonesia Hasil
perbedaan pendapat akibat salah tafsir atas pasal-pasal Perundingan Linggajati
yang tertera dalam perjanjian. Penafsiran itu misalnya,
sebelum RIS terbentuk, Belanda yang berdaulat atas
wilayah Indonesia, sedangkan menurut Indonesia
adalah sebaliknya. Indonesia yang harus berdaulat
sebelum Republik Indonesia terbentuk.

207
Belanda tetap kukuh terhadap penafsiran tersebut.
Kekukuhan Belanda ini diperlihatkan dengan melakukan
penyerangan secara tiba-tiba terhadap daerah-daerah yang
menjadi wilayah RI sesuai hasil Perjanjian Linggajati, yaitu
Jawa, Sumatra, dan Madura pada 21 Juli 1947. Peristiwa
ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I.
Agresi Militer Belanda I ini mendapat reaksi
keras dari dunia internasional dan mendesak Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk
mengambil tindakan pada setiap usaha yang mengancam
keamanan dan ketertiban internasional. Hasilnya. Pada
31 Juli 1947, nasib Indonesia akhirnya dibicarakan dalam
sidang Dewan Keamanan PBB.
Hasil sidang Dewan Keamanan PBB dibacakan
pada 1 Agustus 1947. PBB menyerukan agar Indonesia-
Belanda menghentikan kegiatan tembak-menembak.
Seruan Dewan Keamanan PBB di atas ditindaklanjuti
dengan seruan berikutnya, yaitu:
1) agar para konsul asing di Jakarta melaporkan tentang
keadaan sesungguhnya yang terjadi di Indonesia;
2) agar dibentuk sebuah komisi yang terdiri atas tiga negara
yang bertugas memberikan perantaraan jasa-jasa baik
dalam penyelesaian pertikaian Indonesia-Belanda.
Dewan Keamanan PBB akhirnya pada 14 Agustus 1947
mengadakan sidang yang membahas masalah-masalah
Indonesia-Belanda. Para diplomat Indonesia seperti Sutan
Syahrir, H. Agus Salim, Dr. Sumitro Djojohadikusumo,
Sudjatmoko, dan Charles Tumbun menyampaikan
laporan mengenai situasi di Indonesia akibat agresi militer
Belanda.

4. Pembentukan Komisi Tiga Negara


Untuk mengawasi pelaksanaan genjatan senjata
dan mencari penyelesaian sengketa secara damai, pada
Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB membentuk
sebuah komisi jasa baik yang kemudian dikenal sebagai
Komisi Tiga Negara (KTN).
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 Anggota KTN terdiri atas Australia yang dipilih
Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda, dan Amerika
Gambar 9.5 Serikat yang dipilih oleh Belanda dan Indonesia. Tokoh yang
Delegasi Indonesia di PBB yang ditunjuk sebagai ketua delegasi Australia adalah Richard C.
diwakili oleh Sutan Syahrir dan H. Kirby. Adapun Belgia menunjuk Paul Van Zeeland sebagai
Agus Salim melakukan pembicaraan
dengan ketua Majelis Umum PBB.
wakilnya, sedangkan pemerintah Amerika Serikat menunjuk
Dr. Frank B. Graham. Pada 27 Oktober 1947, anggota KTN
tiba di Jakarta untuk memulai pekerjaannya.

208
5. Perundingan Renville
Setelah resmi dibentuk, tugas pertama KTN di
Indonesia adalah berusaha mendekati pihak-pihak
yang bertikai. Belanda meng inginkan perundingan
berlangsung di Jakarta. Usulan Belanda kemudian ditolak
Indonesia karena Indonesia menginginkan perundingan
dilaksanakan di tempat yang netral. KTN kemudian
mengusulkan perundingan diselenggarakan di atas
kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang bernama
USS Renville. Indonesia dan Belanda menyetujuinya.
Selanjutnya, dilangsungkan Perundingan pada
8 Desember 1947. Delegasi Indonesia dipimpin
Mr. Amir Syarifuddin, sedangkan delegasi Belanda
dipimpin Abdul Kadir Widjojoatmodjo, seorang Indonesia Jendela Info
yang memihak kepada Belanda.
Perundingan di atas kapal tersebut berakhir pada
17 Januari 1948. Persetujuan Renville, antara lain berisi Berdasarkan Persetujuan
hal-hal berikut. Renville, wilayah RI semakin
dipersempit dengan adanya
a. Persetujuan gencatan senjata antara Indonesia dan garis Demarkasi Van Mook,
Belanda. yang dikenal dengan istilah
b. Enam pokok prinsip tambahan untuk perundingan Kantong. Kesatuan TNI yang
guna mencapai penyelesaian politik yang meliputi: berada di dalam wilayah
1) Belanda tetap memegang kedaulatan atas Belanda harus meninggalkan
daerah tersebut. Di Jawa Barat,
seluruh wilayah Indonesia sampai dibentuknya semua pasukan Siliwangi
Republik Indonesia Serikat (RIS); sebanyak 35.000 orang,
2) sebelum RIS dibentuk, Belanda dapat menyerahkan pada 26 Februari 1948 telah
sebagian kekuasaannya pada pemerintah federal meninggalkan daerah-daerah
gerilyanya menuju ke daerah
sementara; RI di Jawa Tengah. Adapun
3) RIS sederajat dengan Belanda dan menjadi pasukan TNI di Jawa Timur
bagian dari Uni-Indonesia Belanda dengan Ratu yang harus hijrah ke daerah
Belanda sebagai ketua uni tersebut; RI di Jawa Tengah sebanyak
6.000 pasukan. Peristiwa ini
4) Republik Indonesia merupakan bagian dari RIS; dikenal dengan nama Hijrah.
5) Akan diadakan penentuan pendapat rakyat
(plebisit) di Jawa, Madura, dan Sumatra untuk
menentukan apakah rakyat akan bergabung
dengan RI atau RIS.
6) Dalam waktu 6 bulan sampai satu tahun akan
diadakan pemilu untuk membentuk Dewan
Konstitusi RIS.
Perundingan Renville semakin menyulitkan posisi
Indonesia. Wilayah Indonesia kembali menjadi semakin
sempit. Sementara, Belanda melakukan blokade ekonomi
terhadap Indonesia. Tidak heran jika Perundingan

209
Renville mendapat reaksi keras dari berbagai golongan
masyarakat di Indonesia. Akibatnya, Kabinet Amir
Syarifuddin jatuh dan bermunculan kelompok anti
pemerintah. Kabinet baru, yaitu Kabinet Hatta terpaksa
harus melaksanakan hasil kesepakatan Perundingan
Renville meskipun sangat merugikan RI.
Salah satu hasil keputusan Perundingan Renville adalah
ketentuan tentang wilayah yang telah dikuasai oleh Belanda
harus dikosongkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sekitar 35.000-an pasukan Divisi Siliwangi dari Jawa Barat
yang sudah dikuasai Belanda harus dipindahkan ke daerah
Jawa Tengah dan Yogyakarta yang masih dikuasai RI. Hal
yang sama juga dilakukan oleh pasukan RI di Jawa Timur.
Peristiwa ini dikenal sebagai hijrah.

6. Agresi Militer Belanda II


Belanda kembali melakukan Agresi Militer II pada
19 Desember 1948, Belanda berhasil menduduki ibu
kota RI, Yogyakarta. Para pemimpin Indonesia seperti
Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ditangkap dan
diasingkan ke Bangka. Dengan didudukinya Yogyakarta,
Belanda mengira pemerintah RI telah berakhir.
Para pemimpin Indonesia telah mem perkirakan
segala sesuatunya. Sesaat sebelum Yogyakarta jatuh,
telah dibentuk Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia (PDRI) pada 22 Desember 1948 di Halaban,
Sumatra Barat. PDRI ini dijalankan oleh Mr. Syafruddin
Prawiranegara. Selain itu, dibentuk pula Komando
Perang Gerilya yang dipimpin Jenderal Sudirman.
Divisi pasukan di berbagai daerah di Jawa masih
terus melakukan perlawanan secara gerilya. Pasukan yang
sebelumnya dihijrahkan ke Jawa Tengah, diinstruksikan
untuk kembali ke daerah masing-masing untuk melak-
sanakan perang secara gerilya. Panglima Jenderal Sudirman
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 yang sedang sakit-sakitan langsung memimpin perang
gerilya di luar kota dan melakukan serangan ke pusat
Gambar 9.6 kekuasaan Belanda. Secara efektif, komando serangan
Dalam Agresi Militer Belanda II, dilakukan oleh A.H. Nasution sebagai wakil panglima
Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad untuk melakukan serangan dan pada 22 Desember 1949
Hatta ditangkap beserta beberapa
tokoh pemerintahan oleh Belanda.
memproklamasikan pemerintahan militer untuk Jawa.
Sementara itu, Komisi Tiga Negara (KTN) hanya
mampu melaporkan kepada Dewan Keamanan bahwa
Belanda secara nyata telah melakukan pelanggaran

210
ketentuan Dewan Keamanan (DK). Dewan Keamanan
kemudian bersidang pada 22 Desember 1948, dan
menghasilkan resolusi yang mendesak supaya permusuhan
segera dihentikan dan pemimpin Indonesia yang ditawan
segera dibebaskan. KTN ditugaskan untuk menjadi
pengawas pelaksanaan resolusi itu.

Gambar 9.7

Pendaratan pasukan Belanda saat


Agresi Militer Belanda II.
Sumber : www.dekolonisatie.com

7. Konferensi Asia
Perjuangan bangsa Indonesia menghadapi agresi
Belanda mendapat simpati internasional terutama dari
negara-negara Asia dan Afrika yang pernah menjadi korban
dari imperialisme. Perdana Menteri India, Jawaharlal
Nehru, pada 23 Januari 1949 atas nama Konferensi Asia
di New Delhi yang diprakarsai oleh India dan Birma,
Konfrensi Asia menuntut dipulihkannya Republik Jendela Info
Indonesia kepada keadaan semula, tentara Belanda
ditarik mundur, diserahkannya kedaulatan kepada rakyat
Indonesia, dan diperluasnya wewenang KTN. Simpati yang mengalir dari
Konferensi New Delhi dihadiri oleh wakil-wakil dari dunia internasional terhadap
negara Afghanistan, Australia, Burma, Sri Lanka, Mesir, nasib bangsa Indonesia, bagi
Ethiopia, India, Iran, Irak, Lebanon, Pakistan, Filipina, Saudi Belanda dirasakan sebagai
Arabia, Suriah, dan Yaman sebagai peserta dan wakil dari tekanan. Belanda tidak bisa
negara Cina, Nepal, Selandia Baru, dan Muangthai sebagai membohongi dunia lagi. Oleh
karena itu, Belanda tidak
peninjau. Delegasi Indonesia dalam konferensi itu terdiri dapat menolak ketika PBB
atas Mr. A.A. Maramis (Menteri Luar Negeri PDRI), Mr. membentuk United Nation
Utoyo (Wakil Indonesia di Singapura), Dr. Sudarsono (Wakil Comission for Indonesia
Indonesia di India), dan Dr. Sumitro Djojohadikusumo (UNCI). UNCI merupakan
(Wakil Dagang Indonesia di Amerika Serikat). komisi pengganti KTN yang
Atas desakan para peserta Konferensi New Delhi, mendesak Indonesia dan
Belanda agar kembali ke meja
Dewan Keamanan PBB pada 28 Januari 1949 bersidang perundingan.
dengan menghasilkan keputusan sebagai berikut.

211
a. Segera melakukan gencatan senjata.
b. Pemimpin-pemimpin Republik Indonesia segera
dibebaskan dan dikembalikan ke Yogyakarta.
c. Pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta.
d. KTN diganti menjadi United Nations Commission for
Indonesia (UNCI).

8. Perundingan Roem Royen


Perundingan Indonesia Belanda di bawah UNCI
dimulai pada 17 April 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.
Delegasi Indonesia dipimpin Mr. Moh. Roem, sedangkan
delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. van Royen. Adapun
pihak UNCI dipimpin oleh Merle Cochran.
Pada 7 Mei 1949, tercapai kesepakatan yang kemudian
disebut Persetujuan Roem-Royen. Isi persetujuan itu, yaitu
Delegasi Indonesia menyetujui untuk:
a. menghentikan perang gerilya;
b. bekerja sama mengembalikan keamanan dan ketertiban;
c. turut serta dalam KMB di Den Haag.
Adapun delegasi Belanda menyetujui untuk:
a. mengembalikan pemerintah RI ke Yogyakarta;
b. menghentikan operasi-operasi militer dan mem-
bebaskan pemimpin-pemimpin RI;
c. tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara
yang ada di daerah yang dikuasai RI sebelum 19
Desember 1948 dan tidak akan meluaskan negara
atau daerah dengan merugikan RI;
d. berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meng-
adakan Konferensi Meja Bundar (KMB).
Sebagai hasil perundingan tersebut, pada 6 Juli 1949
pemerintah RI kembali ke Yogyakarta.

9. Konferensi Inter ndonesia


Konferensi Inter-Indonesia adalah konferensi antara
pemerintah Republik Indonesia dan Bijeenkomst voor
Federaal Overleg (BFO) atau Badan Permusyawaratan
Federal, yaitu suatu badan yang merupakan kumpulan
negara-negara bagian bentukan Belanda. Konferensi ini
diselenggarakan pada 19-22 Juli 1949 di Yogyakarta dan
31 Juli-2 Agustus 1949 di Jakarta.
Peserta konferensi Inter-Indonesia adalah wakil-
wakil pemerintah RI dan wakil-wakil negara bagian
yang dipimpin van Mook.

212
Konferensi Inter-Indonesia melahirkan keputusan
sebagai berikut.
a. Negara Indonesia Serikat dinamakan Republik
Indonesia Serikat (RIS).
b. RIS akan dikepalai seorang presiden dibantu menteri
yang bertanggung jawab kepada presiden. Soekarno-
Hatta akan menjadi presiden dan wakil presiden.
c. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari
RI maupun dari kerajaan Belanda.
d. Angkatan Perang RIS adalah Angkatan Perang
Nasional. Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi
Angkatan Perang RIS.
Hasil keputusan dalam konferensi Inter-Indonesia
tersebut menjadi bahan pembicaraan dalam Konferensi
Meja Bundar.

10. Konferensi Meja Bundar


Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah tindak lanjut
dari persetujuan Roem-Royen yang dilakukan di bawah
pengawasan UNCI. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan
di Den Haag (Belanda) pada 23 Agustus 1949 sampai 2
November 1949. Indonesia diwakili oleh Drs. Mohammad
Hatta sebagai pemimpin delegasi dengan anggota delegasi,
antara lain Mr. Moh. Roem, Prof. Dr. Mr. Soepomo,
dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo, Ir. Djuanda, Dr.
Soekiman, Mr. Soeyono Hadinoto, Mr. Sumardi, Mr. A.K.
Pringgodigdo, Kolonel T.B. Simatupang, dan Dr. Soemitro
Djojohadikusumo. BFO diwakili Sultan Hamid II dari
Pontianak. Adapun komisi PBB diwakili Herremans, Merle
Cohran, Critchley, dan Romanos.
Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang,
akhirnya KMB memutuskan sebagai berikut.
a. Kerajaan Belanda menyerahkan sepenuhnya
kedaulatan atas Indonesia dan tidak dapat dicabut
kembali dari Republik Indonesia Serikat.
b. Penyerahan kedaulatan itu akan dilakukan selambat-
lambatnya pada 30 Desember 1949.
c. Masalah Irian Barat akan dibicarakan setelah satu
tahun penyerahan kedaulatan.
d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan
hubungan Uni Indonesia-Belanda yang dikepalai Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
oleh Ratu Belanda.
e. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik kembali dari Gambar 9.8
Indonesia dengan catatan bahwa beberapa korvet Suasana Konferensi Meja Bundar
(kapal perang kecil) akan diserahkan kepada RIS. (KMB) di Den Haag, Belanda.

213
f. Tentara Belanda akan ditarik dari Indonesia dan
untuk KNIL akan digabungkan ke dalam Angkatan
Perang RIS.
Keputusan KMB kemudian ditandatangani pada 27
Desember 1949 oleh Ratu Juliana dan Drs. Moh Hatta
di Amsterdam, Belanda. Dalam waktu yang bersamaan,
di Istana Merdeka, Jakarta dilakukan penandatanganan
keputusan KMB oleh wakil pemerintah Belanda A.J.H.
Lovink dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil
pemerintah Indonesia. Peristiwa tersebut dilanjutkan
dengan penaikan bendera Indonesia dan penurunan
bendera Belanda. Penandatanganan keputusan KMB ini
mengakhiri masa penjajahan Belanda di Indonesia secara
formal.

C. Faktor-faktor yang Menyebabkan


Belanda Keluar dari Indonesia
Beberapa hal penting yang mendasari pihak Belanda
akhirnya keluar dari wilayah Indonesia, di antaranya
sebagai berikut.

1. Gigihnya Perjuangan Fisik Bangsa


Indonesia dalam Mempertahankan
Kemerdekaan
Semangat dan perjuangan yang tinggi rakyat Indonesia
membuat pihak Belanda sulit untuk menaklukkan wilayah
Indonesia. Adanya badan atau laskar-laskar dari berbagai
daerah (hasil bentukan pemerintahan Jepang) yang
memiliki kemampuan dan pengetahuan teknis dalam
hal peperangan menjadi kendala teknis yang cukup berat
untuk dihadapi Belanda.

2. Taktik Gerilya yang Sangat Menyulitkan


Pihak Belanda
Berbekal kemampuan dan pengetahuan yang diterima
para pemuda Indonesia dari pihak Jepang, seperti para
mantan Peta, Heiho, Seinendan, dan Keibodan, menjadikan
mereka tangguh dalam hal strategi peperangan, khususnya
taktik gerilya. Apalagi ditambah penguasaan wilayah
mereka terhadap daerahnya sendiri.

214
3. Gigihnya Perjuangan Bangsa
Indonesia di Bidang Diplomasi
Selain melalui perjuangan bersenjata, perjuangan
bangsa Indonesia dilakukan juga melalui saluran-saluran
diplomasi, baik di dalam negeri maupun di dunia
internasional. Berbagai perundingan dengan pihak Belanda
dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan dan
mewujudkan pengakuan kedaulatan Belanda atas wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun cara
diplomasi tersebut tidak secara langsung menghasilkan
tujuan yang diharapkan, namun lambat laun pengakuan
secara de facto maupun de jure dapat diperoleh.

4. Tekanan dari Dunia Internasional


Meskipun secara strategis dan ekonomis, Agresi
Militer Belanda I dan II menguntungkan. Belanda namun,
secara politis tidak menguntungkan Belanda. Belanda
menjadi bahan kecaman dunia internasional. Akibatnya,
Belanda harus mematuhi resolusi yang dikeluarkan
Dewan Keamanan PBB, di mana antara pihak Indonesia
dan Belanda harus segera menghentikan permusuhan.
Ditambah lagi adanya tekanan dari Amerika Serikat yang
akan mengancam dan memutuskan bantuan ekonomi dan
keuangan (Marshall Plan) terhadap Belanda jika Belanda
tidak mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB untuk
menghentikan konflik dengan Indonesia. Hal ini semakin
memaksa Belanda untuk kembali ke meja perundingan.

215
216
Bab
X
Perkembangan Politik
dan Ekonomi Pasca
Pengakuan Kedaulatan

Pendahuluan
Setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada
27 Desember 1949, terjadi berbagai peristiwa di bidang politik
dan ekonomi Indonesia, antara lain kembalinya Republik
Indonesia sebagai negara kesatuan, berbagai peristiwa yang
berhubungan dengan Pemilihan Umum 1955 di tingkat pusat
dan daerah, Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan pengaruh yang
ditimbulkannya, serta kehidupan sosial politik nasional dan
daerah sampai awal tahun 1960-an.

217
Sebelum kamu mempelajari materi tentang per-
kembangan politik dan ekonomi Indonesia pasca
pengakuan kedaulatan lebih dalam, terlebih dahulu
perhatikan peta konsep berikut. Hal ini akan mempermudah
kamu dalam mendeskripsikan peristiwa-peristiwa politik
dan ekonomi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan.

Indonesia menjadi
NKRI
1. APRA (23 Januari 1950)
2. Pemberontakan Andi Azis
(5 April 1950)
Gerakan 3. RMS (25 April 1950)
Pemberontakan 4. PRRI/Permesta
meliputi (15 Februari 1958)
Politik
a. Ketidakstabilan politik
Pemilu
dan pengantian kabinet
1955
b. Pelaksanaan Pemilu
1955
Perke angan dibagi
atas Dekrit Presiden
P itik an k n i
5 Juli 1959 dan
Pas a Pengakuan
Pengaruh yang
Ke au atan
Ditimbulkan

a. Nasionalisasi De
Javasche Bank
b. Gunting Syafruddin
c. Sistem Ekonomi
meliputi Gerakan Benteng
ekonomi
d. Rencana Soemitro
e. Sistem Ali-Baba
f. Devaluasi uang rupiah
g. Pembentukan Depernas
h. Deklarasi Ekonomi dan
Peraturan 26 Mei 1963

218
A. Indonesia Kembali Menjadi
Negara Kesatuan
Sejak 27 Desember 1949, bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) berubah menjadi Republik a
Indonesia Serikat (RIS). Bentuk RIS adalah bentuk negara
hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag,
Belanda pada 23 Agustus-2 November 1949. Wilayah
RIS meliputi:
1. negara bagian yang meliputi Negara Indonesia Timur,
Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura,
Negara Sumatra, Negara Sumatra Timur, dan Republik
Indonesia;
2. satuan-satuan kenegaraan, yang meliputi Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tenggara,
Banjar, Dayak Besar, Bangka, Belitung, Riau, dan
Jawa Tengah;
3. daerah Swapraja yang meliputi Kota Waringin, b
Sabang, dan Padang.
Kepala negara RIS yang pertama adalah Ir. Soekarno
dengan Perdana Menteri Drs. Mohammad. Hatta. Ketua
DPR RIS adalah Mr. Sartono. Pembentukan DPR dan Senat
yang anggotanya diambil dari tiap negara bagian sebanyak
dua orang wakil. Dengan demikian, jumlah anggota senat
adalah 32 orang yang berasal dari 16 negara bagian.
Pelantikan Presiden Soekarno sebagai Presiden RIS
dilaksanakan pada 17 Desember 1949 di Yogyakarta,
sekaligus dilakukan serah terima jabatan Presiden RI
kepada Mr. Asaat.
Tokoh-tokoh yang duduk dalam kabinet RIS, antara Sumber : Album Perjuangan
Kemerdekaan, 1975
lain Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Ir. Djuanda, Mr.
Wilopo, Prof. Dr. Supomo, dr. J. Leimena, Ir. Herling
Laoh, Sultan Hamid II, Arnold Monomutu, dan Ida Anak Gambar 10.1

Agung Gde Agung. Kabinet RIS pertama ini disebut Zaken a) Sultan Hamid II
Kabinet, artinya kabinet yang mengutamakan keahlian b) Ida Anak Agung Gde Agung

dari anggota-anggotanya dan bukan kabinet koalisi


partai politik. Dari anggota kabinet hanya dua orang
yang mendukung sistem federal, yaitu Sultan Hamid II
dan Ida Anak Agung Gde Agung.
Dalam waktu kurang dari setahun, pamor RIS di
mata rakyat jatuh. Rakyat di negara-negara bagian
mengadakan demonstrasi untuk membubarkan RIS dan
menuntut kembali ke dalam NKRI.

219
Jendela Info Untuk menampung aspirasi masyarakat di negara-
negara bagian, Pemerintah RIS, dengan persetujuan DPR
dan Senat RIS, akhirnya mengeluarkan Undang-Undang
Berikut 6 negara bagian dan Darurat No. 11 tahun 1950 pada 8 Maret 1950, yang
9 satuan kenegaraan serta berisi tentang tata cara perubahan susunan kenegaraan
tanggal pembentukannya. RIS. Dengan adanya dasar hukum Undang-Undang
1. Negara Bagian: Darurat, banyak negara bagian RIS yang kemudian
a. Negara Indonesia Timur
(24 Desember 1946); menggabungkan diri dengan negara RI.
b. Negara Sumatra Timur Di antaranya, tuntutan rakyat Jawa Barat pada 8
(24 Maret 1948); Maret 1950, yang melakukan demonstrasi di Bandung
c. Negara Sumatra Selatan agar Negara Pasundan dibubarkan dan dimasukkan
(30 Agustus 1948);
d. Negara Jawa Timur seluruhnya ke dalam NKRI. Demikian pula yang
(26 November 1948); dilakukan pemerintah Negara Indonesia Timur dan
e. Negara Madura Negara Sumatra Timur yang menyatakan keinginannya
(20 Februari 1948); untuk bergabung kembali ke dalam wilayah NKRI.
f. Negara Pasundan
(5 Maret 1948).
Kedua negara bagian tersebut kemudian memberikan
mandatnya kepada pemerintah RIS guna mengadakan
2. Satuan kenegaraan
Kalimantan Barat (Oktober pembicaraan mengenai pembentukan Negara Kesatuan
1946), Kalimantan Timur dengan pemerintah RI pada 12 Mei 1950.
(Februari 1948), Kalimantan Tindak lanjut dari persetujuan tersebut, dibentuk
Tengah (Desember 1946), Panitia Gabungan RIS–RI yang dipimpin oleh Prof. Dr.
Banjar (Januari 1948),
Kalimantan Tenggara (Maret
Mr. Soepomo. Tugas panitia ini merancang UUD negara
1947), Bangka, Belitung, dan kesatuan. Dua bulan kemudian, terbentuk rancangan UUD
Riau (Januari 1947), serta negara kesatuan pada 20 Juli 1950. Setelah disetujui dan
Jawa Tengah (Maret 1949). diterima baik oleh DPR, pada 15 Agustus 1950, Presiden
RIS Soekarno menandatangani rancangan UUD tersebut
yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia 1950 (UUDS 1950).
Akhirnya, pada 19 Mei 1950, ditandatangani
sebuah piagam persetujuan antara Pemerintah RIS dan
Pemerintah RI. Piagam itu menyatakan kedua pihak
dalam waktu singkat akan bersama-sama melaksanakan
pembentukan negara kesatuan. RIS pun bubar dan
berganti menjadi Republik Indonesia pada 17 Agustus
1950. Bersamaan dengan itu, kabinet RIS yang dipimpin
Hatta mengakhiri masa tugasnya.

Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977

Gambar 10.2

Demokrasi rakyat Indonesia


mendukung berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

220
B. Gerakan Pemberontakan Pasca
Pengakuan Kedaulatan Indonesia

1. Angkatan Perang Ratu Adil


Gerakan APRA terjadi di Bandung pada 23
Januari 1950. APRA dipimpin Raymond Westerling.
Pemberontakan APRA dilakukan oleh mantan KNIL
yang mendukung bentuk negara federal dan menolak
bentuk negara kesatuan. Tuntutan APRA, agar semua
mantan KNIL ditetapkan menjadi tentara negara bagian
yang ditempatinya. Akan tetapi, tuntutan tersebut tidak
dituruti oleh RIS.
Akibat tuntutan APRA tidak diperhatikan, mereka
melakukan kekacauan. Lebih dari 800 tentara KNIL
memasuki Kota Bandung dengan kendaraan lapis baja.
Mereka menembaki setiap anggota TNI yang ditemui.
Dalam peristiwa APRA tersebut 79 orang TNI gugur.
Operasi penumpasan APRA dilakukan oleh TNI.
Kesatuan-kesatuan polisi dari Jawa Tengah dan Jawa
Timur dikirim ke Bandung.Pasukan APRA berhasil dipukul Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
mundur ke luar Kota Bandung. Bahkan, pertempuran yang
terjadi di daerah Pacet, TNI berhasil menghancurkan APRA. Gambar 10.3
Meskipun APRA dapat ditumpas, Westerling dapat lolos Pasukan APRA sedang melakukan
dan melarikan diri ke luar negeri dengan menumpang penangkapan dan penyerangan
pesawat Catalina milik Angkatan Laut Belanda. terhadap anggota TNI di Bandung.

2. Pemberontakan Andi Azis


Mantan KNIL di bawah pimpinan Andi Azis
melakukan pemberontakan di Makassar pada 5 April
1950. Pemberontakan tersebut dilatarbelakangi adanya
perasaan tidak puas atas kehadiran TNI yang akan
mengamankan situasi di Makassar. Tahun 1950an, di
Makassar sering terjadi bentrokan antara kelompok pro-
persatuan dengan kelompok pro-negara federal.
Menurut Andi Azis, hanya tentara APRIS dari KNIL
yang bertanggung jawab atas keamanan di Makassar.
Oleh karena itu, Andi Azis menghalangi TNI masuk ke
Makassar. Pasukan Andi Azis menguasai sarana-sarana
penting di Makassar, seperti pos-pos militer, kantor
telekomunikasi, lapangan terbang, serta menahan Letnan
Kolonel A.J. Mokoginta yang menjabat sebagai Panglima
Tentara Teritorium Indonesia Timur.

221
Pemerintah RI memerintahkan Andi Azis untuk
menghentikan pergerakannya dan mengultimatum
agar datang ke Jakarta dalam waktu 4 × 24 jam untuk
mempertanggungjawabkan tindakan Andi Azis. Namun,
ultimatum tersebut tidak dilaksanakan oleh Andi Azis.
Oleh karena itu, pemerintah RI melaksanakan operasi
militer untuk menumpas pemberontakan Andi Azis.
Pasukan penumpas pemberontakan Andi Azis,
dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang dengan
kekuatan 2 Brigade dan 1 batalyon. Batalyon Worang
mendarat di Makassar pada 21 April 1950 dan disusul
oleh pasukan pimpinan Kawilarang pada 26 April 1950.
Pasukan tersebut masuk ke Makassar dan mempersempit
pergerakan pemberontak. Akhirnya, pasukan Andi Azis
menyerah dan ditangkap oleh pasukan militer RI.

3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan


Mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur, yaitu
Dr. Ch.R.S. Soumokil, memproklamasikan Republik
Maluku Selatan (RMS) pada 25 April 1950. RMS
merupakan gerakan pemberontakan kepada RI. Anggota
RMS merupakan mantan tentara KNIL dan sisa pasukan
Andi Azis di Makassar yang melarikan diri ke Maluku.
Pada awalnya, pemerintah Republik Indonesia
menggunakan perundingan untuk menyelesaikan
pemberontakan RMS. Pemerintah Indonesia mengirimkan
dr. J. Leimena untuk berunding. Namun, pimpinan
RMS Dr. Ch.R.S. Soumokil, menolak perundingan yang
Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 ditawarkan oleh pemerintah. Akibat dari penolakan
tersebut, pemerintah Indonesia memutuskan menumpas
Gambar 10.4 gerakan RMS secara militer.
Operasi penumpasan RMS, dipimpin Kolonel A.E.
Operasi penumpasan RMS yang
dilakukan tentara pemerintah RI.
Kawilarang. Pasukan Kol.A.E.Kawilarang mendarat
pada 14 Juli 1950 di Laha, Pulau Buru. Akibat belum
menguasai medan, pasukan Kol.A.E.Kawilarang
mengalami kesulitan untuk secara cepat menguasai Pulau
Buru. Akhirnya, Pulau Buru dapat dikuasai. Pasukan
bantuan dapat menguasai Kepulauan Tanimbar, Kei, dan
Aru. Kemudian, dari Pulau Buru pasukan APRIS/TNI
diarahkan ke Pulau Seram dan Ambon.
Pada permulaan November 1950, Kota Ambon dapat
dikuasai pasukan APRIS setelah melalui pertempuran

222
hebat dengan korban yang cukup banyak. Setelah Kota
Ambon dapat dikuasai pasukan pemerintah Indonesia,
sisa pasukan RMS melarikan diri ke dalam hutan.

4. Pemberontakan PRRI Permesta


Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI)/Piagam Perjuangan Rakyat Semesta
(Permesta) dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan terhadap
masalah otonomi dan perimbangan keuangan antara Pusat
dan Daerah serta ketidaksetujuan terhadap peran PKI dalam
pemerintahan. Keadaan tersebut melahirkan gerakan-
gerakan berbentuk dewan, antara lain Dewan Banteng
pimpinan Letkol Ahmad Husein di Sumatra Barat, Dewan
Gajah pimpinan Kolonel M. Simbolon di Sumatra Utara,
Dewan Garuda pimpinan Letkol Barlian di Sumatra Selatan,
dan Dewan Manguni pimpinan Letkol V. Sumual.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,
pemerintah menempuh jalan musyawarah. Musyawarah
dilangsungkan di Jakarta pada 10–14 September 1957
yang berhasil mengambil beberapa keputusan serta
pernyataan bersama yang ditandatangani oleh Drs.
Mohammad Hatta dan Ir. Soekarno.
Pada 25 November 1957, pemerintah kembali
mengundang tokoh nasional dan daerah, wakil-
wakil partai politik, serta ahli-ahli ekonomi juga para
pejabat militer dari segenap teritorium kecuali Letkol
Ahmad Husein dari Teritorium Sumatra Tengah untuk
menyelenggarakan musyawarah lanjutan. Musyawarah
itu disebut Musyawarah Nasional Pembangunan
(Munap). Tujuan musyawarah adalah untuk membahas
dan merumuskan usaha-usaha pembangunan sesuai
dengan keinginan daerah.
Namun, tawaran pemerintah tersebut tidak
diperhatikan. Pada 10 Februari 1958, di Padang, Letkol
Ahmad Husein mengeluarkan ultimatum agar Kabinet
Djuanda mengundurkan diri, membentuk zaken kabinet,
dan presiden kembali pada kedudukannya sebagai
presiden konstitusional. Usulan tersebut ditolak
pemerintah pusat. Oleh karena ultimatumnya ditolak
pemerintah, pada 15 Februari 1958, Letkol. Ahmad
Husein mengumumkan berdirinya PRRI kemudian
diikuti oleh pengumuman Letkol D.J. Somba di Sulawesi
tentang Permesta pada 17 Februari 1958.

223
Untuk menumpas pemberontakan PRRI/Permesta,
pemerintah melancarkan operasi militer gabungan unsur
darat, laut, dan udara. Operasi militer tersebut, antara
lain sebagai berikut.
1. Operasi Tegas, dipimpin Letkol Kaharudin Nasution
di Riau.
2. Operasi 17 Agustus, dipimpin Kolonel Ahmad Yani
di Sumatra Barat.
3. Operasi Sapta Marga, dipimpin Brigjen Djatikoesoemo
di Sumatra Utara.
4. Operasi Sadar, dipimpin Letkol Ibnu Sutowo di
Sumatra Selatan.
5. Operasi Merdeka, dipimpin Letkol Rukminto
Hendraningrat
223 di Sulawesi dan Indonesia Timur.
Gerakan penumpasan PRRI ditujukan ke daerah-
daerah minyak yang memiliki modal asing. Pada 14
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 Maret 1958, Pekanbaru dapat dikuasai APRI. Kemudian
tanggal 4 Mei 1958, Bukittinggi dapat direbut kembali.
Gambar 10.5 Pada 29 Mei 1961, Ahmad Husein dan tokoh-tokoh sipil
yang menyokong PRRI akhirnya menyerah.
Operasi penumpasan PRRI/Permesta.

C. Berbagai Peristiwa yang


Berhubungan dengan Pemilu 1955

1. Ketidakstabilan Politik dan Pergantian


Kabinet
Setelah terbentuknya kembali NKRI pada 17 Agustus
1950, Indonesia dihadapkan pada permasalahan yang cukup
rumit. Salah satunya, ketidakstabilan politik di Indonesia.
Indonesia, menganut sistem Demokrasi Liberal (1950–
1959), di mana Indonesia menjalankan sistem pemerintahan
parlementer. Dalam sistem ini, pemerintahan dipimpin
perdana menteri. Presiden berkedudukan sebagai kepala
negara. Dalam kurun waktu sembilan tahun, kabinet par-
lementer mengalami pergantian sebanyak tujuh kali. Rata-rata
masa kepemimpinan kabinet, hanya berumur satu tahun.
Kabinet-kabinet yang pernah berkuasa antara tahun
1950–1959, di antaranya sebagai berikut.
a. Kabinet Natsir (September 1950–Maret 1951).
b. Kabinet Sukiman (April 1951–Februari 1952).
c. Kabinet Wilopo (April 1952–Juni 1953).
d. Kabinet Ali Sastroamidjojo I ( Juli 1953–Juli 1955).

224
e. Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955–Maret
1956).
f. Kabinet Ali Sastroamidjojo II (Maret 1956–Maret 1957).
g. Kabinet Djuanda (Maret 1957–Juli 1959).
Kabinet yang berkuasa tidak dapat menjalankan
program-programnya karena parlemen terlalu sering
menjatuhkan kabinet yang berkuasa jika ada kelompok
oposisi yang kuat. Akibatnya, program yang telah
direncanakan akhirnya tidak tercapai.
Partai-partai yang ada saat itu, terus-menerus
mengadakan perebutan kekuasaan dalam lapangan
pemerintahan. Akibatnya, cara yang ditempuh oleh
partai sering dilakukan dengan jalan mengadakan oposisi
terhadap pemerintah yang berkuasa dan dilakukan
dengan cara yang tidak sehat.

2. Pemilihan Umum 1955


Persiapan pelaksanaan pemilu dilakukan sejak masa
Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Pada masa kabinet ini
dibentuk Panitia Pemilihan Umum Pusat dan Daerah
pada 31 Mei 1954 yang diketuai oleh Hadikusumo dari
Partai Nasional Indonesia (PNI). Panitia ini kemudian
meng umumkan pelaksanaan pemilu untuk DPR,
yaitu pada 29 September 1955. Adapun pemilu untuk
memilih anggota konstituante akan dilaksanakan pada
15 Desember 1955.
Namun, kenyataannya Kabinet Ali Sastroamidjojo I
tidak bisa melaksanakan pemilu sebagaimana rencana.
Kabinet ini jatuh dan mengembalikan mandatnya kepada
presiden pada 24 Juli 1955 akibat adanya mosi tidak
percaya terhadap masalah pengangkatan pemimpin TNI
AD. Kabinet Burhanuddin Harahap sebagai pengganti
Kabinet Ali Sastroamidjojo I tetap melanjutkan rencana
pemilu yang telah dipersiapkan sebelumnya dan tidak
mengubah tanggal pelaksanaannya.
Akhirnya, pada 29 September 1955 dimulailah
pelaksanaan pemilu. Pada hari itu, 39 juta rakyat Indonesia
pergi menuju tempat pemungutan suara. Pada 1 Maret
1956, hasil pemilu 29 September 1955 diumumkan. Dari
hasil pemilu tersebut ada empat partai besar yang menjadi
pemenang, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Majelis
Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), Nahdlatul Ulama
(NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Untuk DPR,
PNI mendapat 57 kursi, Masyumi mendapat 57 kursi, NU
mendapat 45 kursi, dan PKI mendapat 39 kursi.

225
Pada 15 Desember 1955, dilangsungkan pemilihan
umum untuk konstituante. Hasil pemilu untuk
konstituante tidak jauh berbeda dengan hasil pemilu
untuk DPR. Anggota DPR hasil Pemilu 1955 dilantik
pada 20 Maret 1956, sedangkan pelantikan anggota
Konstituante dilaksanakan pada 10 November 1956.

Gambar 10.6

Lambang partai-partai yang ikut serta


dalam Pemilu 1955. u er: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1977

D. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan


Pengaruh yang Ditimbulkannya

1. Kegagalan Konstituante Menyusun


Undang Udang Dasar
Pemilu yang telah dilaksanakan untuk memilih
anggota DPR dan anggota Konstituante, ternyata tidak
diikuti oleh kesadaran para anggota DPR dan Konstituante
untuk menghilangkan segala bentuk primordialisme
politik. Para anggota DPR lebih banyak memperjuangkan
kepentingan partainya dibanding dengan kepentingan
rakyat. Demikian pula dengan anggota Konstituante
yang ditugaskan untuk menyusun sebuah undang-
undang dasar yang baru sebagai pengganti UUDS 1950.
Meskipun sejak 10 November 1956 anggota Konstituante
sudah mulai bersidang, namun sampai 1958 belum
menghasilkan keputusan apapun.
Kegagalan Konstituante membentuk undang-undang
dasar pengganti UUDS 1950 serta situasi negara yang

226
semakin tidak menentu mendorong Presiden Soekarno
untuk mengumumkan konsepsinya agar kembali ke UUD
1945, yang dikenal dengan nama Konsepsi Presiden pada
21 Februari 1957 di Istana Merdeka. Konsepsi tersebut
berisi tiga hal penting sebagai berikut.
a. Sistem Demokrasi Parlementer secara Barat tidak sesuai
dengan kepribadian Indonesia. Oleh karena itu, harus
diganti dengan Sistem Demokrasi Terpimpin.
b. Untuk melaksanakan Demokrasi Terpimpin perlu
dibentuk suatu Kabinet Gotong Royong yang anggota-
nya terdiri atas partai dan organisasi berdasarkan per-
imbangan kekuatan yang ada di dalam masyarakat.
c. Pembentukan Dewan Nasional yang terdiri atas
golongan fungsional dalam masyarakat yang
bertugas memberi nasihat kepada kabinet, baik
diminta maupun tidak.
Konsepsi Presiden ditolak Masyumi, NU, PSII,
Partai Katolik, dan Partai Rakyat Indonesia. Mereka
berpendapat bahwa perubahan sistem pemerintahan
dan susunan ketatanegaraan secara radikal adalah
wewenang Konstituante. Secara prinsip, partai-partai
tersebut menolak keterlibatan PKI sebagai salah satu
partai terbesar hasil Pemilu 1955 dalam pemerintahan.
Dalam keadaan masyarakat yang pro dan kontra
akibat adanya konsepsi presiden tersebut, pada 25 April
1959 Presiden Soekarno menyampaikan amanat di depan
para anggota Konstituante yang berisi anjuran untuk
kembali ke UUD 1945. Amanat Presiden ini kemudian
menjadi bahan perdebatan di Konstituante sehingga
diputuskan untuk mengadakan pemungutan suara.
Setelah dilakukan pemungutan suara sebanyak tiga
kali, masing-masing pada 30 Mei, 1 Juni, dan 2 Juni 1959,
didapat hasil yang menunjukkan bahwa mayoritas para
anggota Konstituante menghendaki untuk kembali ke
UUD 1945. Namun, jumlah suaranya tidak mencapai 2/3
dari jumlah suara yang masuk sebagaimana disyaratkan
dalam pasal 137 UUDS 1950. Pada 3 Juni 1959, Konstituante
mengadakan reses yang ternyata untuk selamanya.
Kegagalan konstituante menyebabkan situasi politik
Indonesia semakin gawat. Kondisi ini mendorong Presiden
Soekarno mengambil langkah yang bertentangan dengan
undang-undang (inkonstitusional).

227
2. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Pada 5 Juli 1959, dalam suatu upacara resmi di Istana
Merdeka, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit
yang dikenal sebagai Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi dari
dekrit tersebut, yaitu:
a. pembubaran Konstituante;
b. berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
UUDS 1950;
c. pembentukan MPRS dan DPAS.
Gambar 10.7 Dengan diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959,
Pemungutan suara di Konstituante berarti Kabinet Parlementer Perdana Menteri Djuanda
mengenai anjuran Presiden Soekarno dinyatakan demisioner dan diganti oleh Kabinet Presidensial
untuk kembali ke UUD 1945.
yang langsung dipimpin oleh Presiden Soekarno.
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mendapat dukungan dari
rakyat dan lembaga-lembaga negara. Kepala Staf Angkatan
Darat mengeluarkan perintah harian kepada seluruh anggota
TNI untuk melaksanakan dan mengamankan dekrit tersebut.
Demikian pula MA yang membenarkan dekrit tersebut.
Adapun DPR hasil pemilu 1955 dalam sidangnya pada 22
Juli 1959 bersedia bekerja terus berdasarkan UUD 1945

E. Kehidupan Ekonomi
Masyarakat Indonesia Pasca-
Pengakuan Kedaulatan
Kondisi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada
masa awal kemerdekaan (1945-1949) sangat sulit. Setelah
pengakuan kedaulatan oleh Belanda pada 27 Desember
1949, pemerintah Indonesia mulai menitikberatkan
pada pembangunan masalah ekonomi. Berikut beberapa
Pojok Istilah kebijakan yang bertujuan untuk mengubah ekonomi
kolonial menjadi ekonomi nasional.
• Zaken Kabinet
• Federal 1. Pendirian Bank Negara Indonesia
• Undang-Undang Darurat
• APRIS Pada Agustus 1946, Pemerintah RI secara resmi
• KNIL mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank
• NKRI pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan
• RIS Indonesia. Pendirian bank ini diresmikan dengan
• KNIP keluarnya Peraturan Pengganti Undang-Undang
(Perpu) No. 2 tahun 1946 pada 5 Juli 1946.

228
BNI merupakan bank umum pertama milik pemerintah
sebagai wadah atau gabungan dari bank-bank yang dikuasai
pemerintah. Adapun tokoh yang diangkat sebagai gubernur
BNI adalah Margono Djojohadikusumo.

2. Gunting Syafruddin
Kebijakan Gunting Syafruddin dikeluarkan oleh
menteri keuangan pada Kabinet Natsir, Syafruddin
Prawiranegara pada 20 Maret 1950. Kebijakan ini mengatur
tentang keharusan memotong semua uang kertas yang
bernilai Rp 2,50 ke atas menjadi dua sehingga nilainya
tinggal setengah.
Melalui kebijakan Gunting Syafruddin, pemerintah
berhasil mengumpulkan pinjaman wajib dari rakyat
sebesar Rp 1,6 milyar. Di samping itu, dengan kebijakan
ini pemerintah berhasil mengurangi jumlah uang yang
beredar di masyarakat.

3. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng Sumber : Album Perjuangan Kemerdekaan,


Sistem ekonomi Gerakan Benteng bertujuan untuk 1975

melindungi para pengusaha pribumi dari persaingan Gambar 10.8


pengusaha nonpribumi. Sistem ekonomi Gerakan Benteng
Syafrudin Prawiranegara ialah
merupakan gagasan dari Dr. Soemitro Djojohadikusumo, gubernur pertama Bank Indonesia.
Menteri Perdagangan pada masa pemerintahan Kabinet
Natsir. Selama tiga tahun (April 1950–1953), sekitar 700
pengusaha pribumi mendapat kredit bantuan dari program
ini. Namun, dalam perkembangannya ternyata usaha ini
tidak mencapai tujuan. Hal ini terjadi karena pengusaha
pribumi lamban dalam usahanya. Bahkan, ada yang
menyalahgunakan bantuan pemerintah ini. Akhirnya,
sistem ekonomi Gerakan Benteng mengalami kegagalan.
Setelah Kabinet Natsir jatuh, sistem ekonomi Gerakan
Benteng dilanjutkan oleh kabinet penggantinya, yaitu
Kabinet Sukiman. Menteri Keuangan pada kabinet
tersebut, Jusuf Wibisono, memberlakukan kebijakan
pemberian kredit kepada para pengusaha pribumi.
Namun, kebijakan ini pun mengalami kegagalan.

4. Rencana Soemitro Sumber: Album Perjuangan Kemerdekaan,


1975
Selain sistem ekonomi Gerakan Benteng, pemerintahan
Kabinet Natsir mengeluarkan kebijakan di bidang industri Gambar 10.9
yang dikenal sebagai Rencana Soemitro. Kebijakan ini
Dr. Soemitro Djojohadikusumo,
dinamakan demikian karena yang menggagasnya adalah pencetus kebijakan ekonomi Gerakan
Dr. Soemitro Djojohadikusumo. Benteng.

229
Sasaran kebijakan Rencana Soemitro lebih ditekankan
pada pembangunan industri dasar, antara lain pendirian
pabrik semen, pabrik pemintalan, pabrik karung,
peningkatan produksi pangan, perbaikan sarana dan
prasarana pertanian, dan masalah penanaman modal
asing.

5. Nasionalisasi De Javasche Bank


menjadi Bank Indonesia
Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia
dilaksana kan akhir tahun 1951, pada masa Kabinet
Sukiman (April 1951–Februari 1952). Tujuan nasionalisasi
ini adalah menaikkan pendapatan, menurunkan biaya
ekspor, dan melakukan penghematan.
Kebijakan nasionalisasi De Javasche Bank dikeluarkan
berdasarkan Undang-Undang Nasionalisasi De Javasche
Bank No. 24 Tahun 1951 pada 5 Desember 1951.
Sebelumnya, pemerintah telah mengangkat Mr.
Syafruddin Prawiranegara sebagai gubernur De Javasche
Bank yang baru menggantikan gubernur De Javasche Bank
yang lama, yaitu Dr. Howink berdasarkan Keputusan
Presiden RI No. 123 pada 12 Juli 1951.
Perubahan nama De Javasche Bank menjadi Bank
Indonesia (BI) yang berfungsi sebagai bank sentral dan bank
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 sirkulasi terjadi setelah dikeluarkannya Undang-Undang
No. 11 Tahun 1953 dan Lembaran Negara No. 40 tentang
Gambar 10.10 UU Pokok BI yang mulai berlaku pada 1 Juli 1953.
Pemerintah RI mengambil alih De
Beberapa hal yang mendorong pemerintah menge-
Javasche Bank menjadi Bank Negara luarkan kebijakan nasionalisasi De Javasche Bank, antara
Indonesia (BNI) pada Agustus 1946. lain sebagai berikut.
a. Sumber devisa yang dihasilkan Indonesia hanya
mengandalkan ekspor hasil perkebunan sehingga
sulit untuk mencukupi kebutuhan anggaran belanja
negara.
b. Bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi
dan keuangan akibat hasil Konferensi Meja Bundar
1949.
c. Perusahaan-perusahaan swasta besar dan bank yang
ada saat itu, pada umumnya masih dikuasai oleh
orang-orang Belanda.
d. Situasi dan kondisi politik nasional yang masih belum
stabil.

230
6. Sistem Ali Baba
Pada pemerintahan Kabinet Ali Sastroamidjojo I
(Agustus 1954-Agustus 1955), Menteri Perekonomian
Mr. Iskaq Tjokroadisurjo memprakarsai sistem ekonomi
yang dikenal dengan nama Sistem Ali-Baba. Sistem ini
merupakan bentuk kerja sama ekonomi antara pengusaha
pribumi yang diidentikkan dengan Ali dan pengusaha
Cina yang diidentikkan dengan Baba. Sistem ekonomi
ini bertujuan mendorong tumbuh dan berkembangnya
pengusaha-pengusaha swasta nasional pribumi.
Dalam pelaksanaannya, sistem ekonomi Ali-
Baba tidak berjalan sebagaimana diharapkan. Hal ini
disebabkan para pengusaha nonpribumi (Cina) lebih
berpengalaman daripada pengusaha pribumi. Selain itu,
para pengusaha pribumi akhirnya hanya dijadikan sebagai
alat bagi para pengusaha Cina untuk mendapatkan kredit
dari pemerintah.

7. Devaluasi Uang Rupiah


Dalam usaha memperbaiki kondisi ekonomi, pada
24 Agustus 1959, pemerintah mendevaluasi mata uang
Rp1.000 dan Rp500 menjadi Rp100 dan Rp50. Pemerintah
juga melakukan pembekuan terhadap semua simpanan
di bank-bank yang melebihi jumlah Rp25.000.
Tujuan kebijakan devaluasi ini adalah untuk me-
ningkatkan nilai rupiah dan rakyat kecil tidak dirugikan.
Namun, kebijakan pemerintah ini ternyata tidak dapat
mengatasi kemunduran ekonomi secara keseluruhan.

8. Pembentukan Dewan Perancang Nasional


(Dapernas)
Dewan Perancang Nasional (Depernas) dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 80 Tahun 1958 dan Pojok Istilah
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1958. Tugas dewan
ini adalah menyiapkan rancangan undang-undang
pembangunan nasional yang berencana serta menilai • Devaluasi
pelaksanaan pembangunan tersebut. Dewan ini diketuai • Depernas
oleh Mohammad Yamin dengan 50 orang anggota. • Sistem Ali-Baba
Pelantikannya secara resmi dilakukan oleh Presiden • Rencana Soemitro
Soekarno pada 15 Agustus 1959. • Gerakan Banteng
Pada 26 Juli 1960, Depernas berhasil menyusun • Dekon
sebuah Rancangan Undang-Undang Pembangunan
• Bappenas
Nasional Sementara Berencana untuk tahun 1961-1969.

231
Rancangan Undang-Undang tersebut disetujui oleh MPRS
dan ditetapkan dalam Tap MPRS No. 2 Tahun 1960.
Pada 1963, Depernas diganti namanya menjadi Badan
Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas). Ketuanya
dijabat secara langsung oleh Presiden Soekarno. Tugas
badan ini menyusun rencana pembangunan jangka panjang
dan jangka pendek secara nasional dan daerah, mengawasi
dan menilai pelaksanaan pembangunan, dan menyiapkan
serta menilai hasil kerja mandataris untuk MPRS.

9. Deklarasi Ekonomi (Dekon) dan Peraturan


26 Mei 1963
Pada 28 Maret 1963 di Jakarta, Presiden Soekarno
menyampaikan Deklarasi Ekonomi (Dekon) . Tujuan utama
Dekon adalah menciptakan ekonomi nasional yang bersifat
demokratis dan bebas dari imperialisme dan sistem ekonomi
berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri.
Sebagai pelaksanaan Dekon, pada 26 Mei 1963
dikeluarkan serangkaian peraturan di bidang ekspor dan
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 impor, harga, serta lainnya yang seluruhnya berjumlah 14
buah peraturan yang dikenal sebagai "Peraturan 26 Mei."
Gambar 10.11 Peraturan 26 Mei ternyata tidak mencapai tujuannya. Oleh
karena indeks biaya hidup semakin meningkat, harga
Presiden Soekarno mendeklarasikan
Deklarasi Ekonomi (Dekon) di Jakarta. barang naik, dan inflasi meningkat. Untuk mengatasi
keadaan tersebut, pemerintah mengeluarkan tiga buah
peraturan di bidang ekonomi pada 17 April 1964. Namun,
peraturan-peraturan itu juga ternyata tidak berhasil
mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi nasional.

232
Bab
XI
Pembebasan Irian Barat

Pendahuluan
Upaya Indonesia membebaskan Irian Barat melalui A. Perjuangan
proses yang panjang dan tidak mudah. Berbagai
upaya dilakukan untuk menyelesaikan masalah Irian
Mengembalikan
Barat. Diawali perjuangan diplomasi dan konfrontasi Irian Barat
ekonomi. Semua usaha tersebut agar Irian Barat B. Penentuan Pendapat
kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pada bab ini, akan dibahas mengenai usaha
Rakyat (Pepera)
pemerintahan Indonesia dalam upaya membebaskan
Irian Barat. Mengapa kedaulatan bangsa Indonesia
harus dipertahankan? Pertanyaan tersebut dapat kamu
jawab setelah mempelajari materi pada bab ini.

233
Sebelum kamu mempelajari materi tentang pem-
bebasan Irian Barat lebih dalam, terlebih dahulu perhatikan
peta konsep berikut. Hal ini akan mempermudah kamu
dalam mendeskripsikan perjuangan bangsa Indonesia
merebut Irian Barat.

a. Perjuangan diplomasi (1950 - 1961)


Perjuangan yaitu b. Konfrontasi Politik dan Ekonomi
mengembalikan (1954 - 1960)
Irian Barat c. Tri Komando Rakyat
(Trikora) (19 Desember 1961)

meliputi
Pe e asan
Irian Barat

Penentuan Pendapat Rakyat


(24 Maret 1969 - 4 Agustus 1969)

234
A. Perjuangan Mengembalikan
Irian Barat
Setelah satu tahun peristiwa KMB, masalah Irian
Pojok Istilah
Barat belum terselesaikan. Oleh karena itu, pemerintah
RI melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan
Irian Barat. Upaya yang ditempuh antara lain dengan • KMB
perjuangan diplomasi, konfrontasi politik dan ekonomi, • Trikora
Trikora, dan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
• Pepera

1. Perjuangan Diplomasi
Upaya diplomasi ini merupakan langkah agar Irian
Barat dapat berintegrasi dengan NKRI. Adapun upaya
diplomasi tersebut, di antaranya sebagai berikut.
a. Pemerintah RI melakukan pendekatan bilateral
terhadap Belanda dengan membentuk komite
bersama untuk Irian Barat pada Maret 1950.
b. Pemerintah RI memasukkan masalah Irian Barat
dalam agenda Konferensi Asia-Afrika 1955.
c. Pemerintah RI memasukkan masalah Irian Barat
dalam agenda sidang Dewan Keamanan dan Sidang
Umum PBB.
d. Pada 30 September 1960, Presiden Soekarno
menyampaikan masalah Irian Barat dalam pidatonya
yang berjudul To build the world a new (Membangun
Dunia Baru) di depan Sidang Majelis Umum PBB.
e. Pada Sidang Umum PBB tahun 1961, utusan Indonesia
kem bali memperdebatkan masalah Irian Barat.
Akhirnya, Sekretaris Jendral PBB U Thant menganjurkan
kepada diplomat Amerika Serikat Ellsworth Bunker
untuk membantu menyelesaikan masalah Irian.

2. Konfrontasi Politik dan Ekonomi Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977

Upaya pembebasan Irian Barat dilakukan pula dengan Gambar 11.1


cara konfrontasi ekonomi terhadap segala aktivitas Pidato Presiden Soekarno dalam
perekonomian Belanda, yaitu sebagai berikut. Sidang Umum PBB 30 September
a. Pemerintah RI membatalkan secara sepihak kerja 1960 berjudul To Build world a new
yang kemudian dijadikan manifesto
sama Uni Indonesia-Belanda pada 1954. politik yang termuat dalan TAP. MPRS
b. Pemerintah RI membatalkan secara sepihak No. 1/MPRS/1960.
persetujuan KMB pada 3 Mei 1956 yang diperkuat
dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 1956.
c. Pada 17 Agustus 1956, pemerintah RI meresmikan
pembentukan Provinsi Irian Barat dengan ibu kota
Soasiu di Maluku Utara. Wilayah provinsi tersebut

235
meliputi wilayah Irian yang masih diduduki Belanda
dan Tidore, Oba, Weda, Patani, serta Wasile di
Maluku Utara. Sebagai gubernur pertama Irian Barat
yang pertama diangkat Sultan Tidore, Zainal Abidin
Syah pada September 1956.
d. Pada 18 November 1957, diadakan rapat umum
pembebasan Irian Barat di Jakarta.
e. Diadakan aksi pemogokan total buruh-buruh yang
bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda pada 2
Desember 1957.
f. Pada 2 Desember 1957, pemerintah melarang
peredaran semua terbitan dan Àlm yang menggunakan
bahasa Belanda.
Sumber: 30 Tahun Indonesia g. Melarang maskapai penerbangan Belanda (KLM)
Merdeka, 1977 mendarat dan terbang di atas wilayah Indonesia.
h. Pada 5 Desember 1957, pemerintah meminta semua
Gambar 11.2
kegiatan perwakilan konsuler Belanda di Indonesia
Pengambilalihan Bank Escompto milik dihentikan.
Belanda oleh rakyat pada 9 Desember i. Membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat
1957. pada 10 Februari 1958.
j. Memulangkan warga negara Belanda yang masih
berada di Indonesia pada 1959 secara besar-besaran.
k. Para buruh melakukan aksi-aksi pengambilalihan
perusahaan-perusahan milik Belanda tempat mereka
bekerja, seperti Nederlandsche Handel Maatschappij
N.V., Bank Escompto, Percetakan De Unie, Philips,
dan KLM. Aksi-aksi pengambilalihan ini kemudian
ditampung dan diatur oleh peme rintah lewat
Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1958.
l. Pemerintah RI memutuskan hubungan diplomatik
dengan Belanda yang diumumkan melalui pidato
Jendela Info Presiden Soekarno yang berjudul “Jalannya Revolusi
Kita Bagaikan Malaikat Turun dari Langit” (Jarek)
di halaman Istana Negara pada perayaan hari ulang
Tempat dan tanggal tahun kemerdekaan RI, 17 Agustus 1960.
pelaksanaan Trikora dipilih
dengan maksud, agar peristiwa 3. Tri Komando Rakyat
tersebut mengingatkan Agresi
Militer Belanda II pada 19
Upaya diplomasi dan konfrontasi politik serta
Desember 1948. Berdasarkan ekonomi pemerintah RI ternyata gagal. Oleh karena itu,
hal tersebut, diharapkan pemerintah RI mengambil keputusan untuk merebut
adanya Trikora dapat Irian Barat dari Belanda dengan kekuatan militer.
menggugah semangat juang
Persiapan awal merebut Irian adalah meminta
rakyat Indonesia, mengusir
Belanda dari tanah Irian Barat. bantuan senjata ke luar negeri. Pada Desember 1960,
Menteri Keamanan Nasional Jenderal A.H. Nasution

236
berangkat ke Moskow. akhirnya, Uni Sovyet memberikan
bantuan dan A.H. Nasution menandatangani perjanjian
pembelian senjata pada 4 Maret 1961 atas dasar kredit
jangka panjang.
Persiapan selanjutnya adalah meminta pendapat be-
berapa negara jika Indonesia melakukan tindakan militer
untuk merebut Irian Barat. Negara yang dikunjungi, antara
lain India, Pakistan, Thailand, Filipina, Australia, Selandia Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
Baru, Jerman, Prancis, dan Inggris.
Gambar 11.3
Rencana perebutan Irian Barat dengan kekuatan
militer diketahui oleh Belanda. Pemerintah Belanda Penandatanganan pembelian
senjata dari Uni Soviet pada 4 Maret
mengajukan protes kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa 1961 yang dilakukan oleh Menteri
bahwa Indonesia melakukan agresi. Lalu pemerintah Keamanan Nasional Jenderal
Belanda memperkuat kedudukannya di Irian Barat A.H. Nasution.
dengan cara mendatangkan bantuan militer dan
mengirimkan Kapal Induk Karel Doorman ke perairan iran
Irian pada Agustus 1961.
Peristiwa tersebut mendorong Presiden Soekarno arnono
mengeluarkan tiga komando dalam sebuah rapat raksasa saasaa
di Yogyakarta pada 19 Desember 1961. Tiga komando ndo o
tersebut dikenal sebagai Tri Komando Rakyat (Trikora), oraa),
isinya gagalkan pembentukan negara boneka Papua pua
buatan Kolonial Belanda, kibarkanlah Sang Merah Putih utihh
di Irian Barat Tanah Air Indonesia, bersiap melakukan uka
kan
mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdeka kaan n
an
dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
Pada 2 Januari 1962, Presiden Soekarno mengeluarkan rkan
Surat Keputusan Nomor 1 Tahun 1962 tentang ang
pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian
Barat dan menunjuk Mayjen Soeharto sebagai panglima-
nya. Adapun tugas Komando Mandala Pem bebasan
Irian Barat adalah sebagai berikut.
a. Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggara-
kan operasi-operasi militer dengan tujuan pengem-
balian wilayah Provinsi Irian Barat ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Mengembangkan situasi militer di wilayah Provinsi
Irian Barat sesuai dengan taraf perjuangan diplomasi,
dan dalam waktu singkat di wilayah Irian Barat dapat
secara “de facto” diciptakan daerah-daerah bebas atau
diduduki unsur kekuasaan pemerintah daerah RI.
Komando Mandala menyusun sebuah strategi dengan
tahapan sebagai berikut.

237
a. Tahap Infiltrasi (sampai akhir tahun 1962)
Memasukkan 10 kompi di sasaran tertentu untuk
menciptakan daerah de facto. Kesatuan-kesatuan ini harus
dapat mengembangkan penguasaan wilayah dengan
membawa serta rakyat Irian Barat dalam perjuangan
fisik untuk membebaskan wilayah tersebut.
b. Tahap Eksploitasi (dimulai awal tahun 1963)
Meng adakan serangan terbuka terhadap induk
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 militer lawan dan menduduki semua pos pertahanan
musuh yang penting.
Gambar 11.4
c. Tahap Konsolidasi (awal tahun 1964)
Lima orang putra Irian Barat, antara
lain A.B. Kurubuy, J. Dimara, Lucas Menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh
Roemkorem, A. Mallo, dan Herman
Irian Barat.
Wajoi sebagai wakil dari para
pemimpin dan tokoh masyarakat Sementara itu, diplomat Amerika Serikat, Ellsworth
Irian Barat menyatakan kesetiaannya
kepada negara Republik Indonesia.
Bunker mengajukan usul yang dikenal sebagai Rencana
Bunker. Isi Rencana Bunker adalah pemerintah Irian Barat
harus diserahkan kepada RI, sesudah sekian tahun, rakyat
Irian Barat harus diberi kesempatan untuk menentukan
pendapat, apakah tetap dalam RI atau memisahkan diri,
pelaksanaan penyelesaian Irian Barat akan diselesaikan
dalam jangka waktu 2 tahun, untuk menghindari bentrokan
fisik antara pihak yang bersengketa, diadakan masa
peralihan di bawah pengawasan PBB selama 1 tahun.
Rencana Bunker diterima secara baik oleh Indonesia.
Sebaliknya, rencana tersebut ditolak Belanda. Hal ini
mendorong Indonesia untuk melaksanakan operasi-
operasi pendaratan melalui laut dan penerjunan di daerah
Irian Barat pada Maret 1961. Operasi-operasi tersebut telah
berhasil mendaratkan pasukan TNI dan para sukarelawan
di berbagai tempat di Irian Barat, di antaranya Operasi
Banteng di Fakfak dan Kaimana, Operasi Srigala di
Sorong dan Teminabuan, Operasi Naga di Merauke, dan
Operasi Jatayu di Sorong, Kaimana, serta Merauke. Upaya
Pojok Istilah selanjutnya, Indonesia mempersiapkan rencana serangan
terbuka terhadap kedudukan-kedudukan Belanda di Irian
Barat melalui Operasi Jayawijaya.
• Tri Komando Rakyat Strategi yang disusun itu menunjukkan hasil ketika
• Komando Mandala Taminabuan jatuh ke tangan pasukan Indonesia. selain
• Kapal Induk Karel Doorman itu, Belanda mendapat tekanan dari Amerika Serikat
• Rencana Bunker untuk berunding dengan Indonesia guna men cegah
• Operasi Jayawijaya terseretnya Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam
masalah Irian.

238
Akhirnya pada 15 Agustus 1962, di markas besar
PBB di New York, persetujuan antara Pemerintah RI
dan Belanda mengenai Irian Barat tercapai. Operasi
Jayawijaya pun batal dilaksanakan.
Persetujuan yang dikenal sebagai Persetujuan New
York tersebut berisi beberapa hal berikut.
a. Setelah pengesahan persetujuan antara Indonesia
dan Belanda, selambat-lambatnya pada 1 Oktober
1962 Pemerintah Sementara PBB atau United Nations
Temporary Executive Authority (UNTEA) akan
tiba di Irian Barat untuk melakukan serah terima
pemerintahan dari tangan Belanda.
b. UNTEA akan memakai tenaga-tenaga Indonesia,
Pojok Istilah
baik sipil maupun alat-alat keamanan, bersama-sama
dengan alat-alat keamanan putra-putra Irian Barat
sendiri dan pegawai-pegawai Belanda yang masih
• UNTEA
diperlukan.
• UNSF
c. Pasukan-pasukan Indonesia yang sudah ada di Irian
Barat tetap tinggal di Irian Barat di bawah UNTEA.
d. Angkatan perang Belanda secara berangsur-angsur
dikembalikan.
e. Antara Irian Barat dan Indonesia lainnya berlaku lalu
lintas bebas.
f. Pada 31 Desember 1962, bendera Indonesia mulai
berkibar di samping bendera PBB.
g. Pemulangan anggota-anggota sipil dan militer
Belanda sudah selesai pada 1 Mei 1963 dan selambat-
lambatnya pada 1 Mei 1963 Pemerintah RI menerima
Irian Barat dari UNTEA.
Selanjutnya untuk menjamin keamanan di wilayah
Irian Barat, dibentuk suatu pasukan keamanan PBB yang
dinamakan United Nations Security Forces (UNSF) di bawah
pimpinan Brigjen Said Uddin Khan dari Pakistan.

239
B. Penentuan Pendapat Rakyat
(Pepera)

Sesuai Perjanjian New York, Indonesia diwajibkan


untuk me nyelenggara kan “Act of Free Choice” atau
Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Irian Barat
sebelum tahun 1969. Kedua belah pihak (Indonesia dan
Belanda) akan menerima keputusan hasil Pepera di
Irian Barat tersebut. Penyelenggaraan Pepera dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu tahap pertama yang dimulai
pada 24 Maret 1969 berupa konsultasi dengan Dewan-
Dewan Kabupaten di Jayapura mengenai tata cara
Sumber: 30 Tahun
Indonesia Merdeka, 1977 penyelenggaraan Pepera. Tahap kedua, yaitu pemilihan
anggota Dewan Musyawarah Pepera yang berakhir pada
Gambar 11.5 Juni 1969. Tahap ketiga adalah pelaksanaan Pepera itu
Suasana pelaksanaan Pepera di sendiri yang dilakukan di setiap kabupaten mulai 14
Dewan Kabupaten Sorong pada Juli Juli 1969 di Merauke dan berakhir pada 4 Agustus 1969
1969.
di Jayapura.
Dewan Musyawarah Pepera dengan suara bulat me-
mutuskan bahwa Irian Barat tetap bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hasil-hasil Pepera ini
kemudian dibawa oleh Ortis Sanz diplomat PBB untuk
dilaporkan dan disahkan secara resmi oleh PBB dalam
Sidang Umum ke-24 pada 19 November 1969.

240
Bab
XII
Gerakan Pemberontakan

Pendahuluan
Perkembangan kehidupan bangsa pada periode
akhit tahun 50-an hingga masa Orde Baru diwarnai oleh
berbagai peristiwa penting. Peristiwa-peristiwa penting
tersebut, antara lain pelaksanaan kebijakan tentang
perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional,
pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Selain itu, terjadi juga peristiwa pasca–kemerdekaan
dan pengakuan kedaulatan Indonesia, seperti peristiwa
PKI Madiun 1948 dan G 30 S/PKI 1965. Bagaimanakah
peristiwa-peristiwa tersebut terjadi? Pelajarilah uraian
materi pada bab ini untuk menemukan jawabannya.

241
Sebelum kamu mempelajari materi tentang gerakan
pemberontakan lebih dalam, terlebih dahulu perhatikan
peta konsep berikut. Hal ini akan mempermudah kamu
dalam mendeskripsikan peristiwa pemberontakan yang
terjadi, seperti DI/TII, PKI Madiun 1948, dan G 30 S/
PKI. Selain itu, kamu juga dapat meneladani sikap
patriotik rakyat Indonesia dalam menghadapi gerakan
pemberontakan tersebut.

1. DI/TII di Jawa Barat


2. DI/TII di Jawa Tengah
3. DI/TII di Aceh
4. DI/TII di Sulawesi
Selatan
Pemberontakan DI/TII meliputi
5. DI/TII di Kalimantan
dan PKI Madiun 1948 Selatan

Pemberontakan PKI
Madiun 1948

erakan meliputi
Pe er ntakan

1. Latar belakang G 30 S/PKI


Peristiwa meliputi
2. Terjadinya G 30 S/PKI
G 30 S/PKI 1965 3. Penumpasan G 30 S/PKI

242
A. Pemberontakan DI/TII
dan PKI Madiun 1948

1. Pemberontakan DI/TII
a. DI/TII di Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh
Sekarmadji Maridjan Kartosuwirdjo (S. M. Kartosuwirdjo).
Kartosuwirdjo merupakan tokoh pergerakan Islam Indonesia.
Saat pendudukan Jepang, Kartosuwirdjo menjadi anggota
Masyumi. Kartosuwirdjo memiliki cita-cita untuk mendirikan
Negara Islam Indonesia. Untuk mewujudkan cita-citanya,
Kartosuwirdjo mendirikan Pesantren Sufah di Malangbong,
Garut. Selain menjadi tempat menimba ilmu keagamaan,
Pesantren Sufah juga dijadikan sebagai tempat latihan
kemiliteran Hizbullah dan Sabilillah. Kartosuwirdjo berhasil
mengumpulkan massa yang dijadikan bagian dari pasukan
Tentara Islam Indonesia (TII).
Pada 1948, pemerintah RI menandatangani Perjanjian
Renville yang mengharuskan kelompok pro-RI mengosongkan
wilayah Jawa Barat dan pindah ke Jawa Tengah. Hal ini
dianggap Kartosuwirdjo sebagai bentuk pengkhianatan
Pemerintah RI terhadap perjuangan rakyat Jawa Barat.
Bersama 2000 pengikutnya yang terdiri atas laskar Hizbullah
dan Sabilillah, Kartosuwirdjo menolak hijrah dan mulai
merintis usaha mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
Akhirnya, Proklamasi NII dilaksanakan pada 7 Agustus
1949.

Gambar 12.1
TNI Divisi Siliwangi dan masyarakat
Jawa Barat hijrah ke Yogyakarta.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977

243
Pemerintah RI berusaha menyelesaikan persoalan
ini dengan cara damai. Pemerintah membentuk sebuah
komite yang dipimpin oleh Natsir (Ketua Masyumi), tetapi
usaha ini gagal. Oleh karena itu, pada 27 Agustus 1949
pemerintah melakukan operasi penumpasan gerombolan
DI/TII yang disebut dengan Operasi Baratayudha.
b. DI/TII di Jawa Tengah
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah, dipimpin Amir
Fatah dan Mahfu’dz Abdurachman (Kyai Somalangu).
Amir Fatah ialah seorang komandan laskar Hizbullah di
Tulangan, Sidoarjo, dan Mojokerto. Setelah mendapatkan
pengikut, Amir Fatah kemudian memproklamasikan diri
untuk bergabung dengan DI/TII pada 23 Agustus 1949
di Desa Pangarasan, Tegal. Amir Fatah diangkat sebagai
Komandan Pertempuran Jawa Tengah dengan pangkat
Mayor Jenderal Tentara Islam Indonesia.
Pemberontakan DI/TII terjadi juga di Kebumen yang
dilakukan Angkatan Umat Islam (AUI) pimpinan Kyai
Somalangu. Kedua gerakan ini bergabung dengan DI/TII
Jawa Barat, pimpinan Kartosuwirdjo. Pemberontakan di
Jawa Tengah ini menjadi semakin kuat setelah Batalyon
624 pada Desember 1951 membelot dan menggabungkan
diri dengan DI/TII di daerah Kudus dan Magelang.

Gambar 12.2

Amir Fatah (duduk paling kanan)


Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977

Untuk mengatasi pemberontakan tersebut, pemerintah


RI membentuk Banteng Raiders. Pasukan Raiders
melakukan operasi kilat penumpasan DI/TII, yaitu
Operasi Gerakan Banteng Negara (OGBN) di bawah

244
pimpinan Letnan Kolonel Sarbini, kemudian diganti oleh
Letnan Kolonel M. Bachrun, dan selanjutnya dipegang
oleh Letnan Kolonel A. Yani. Pada 1954, pemberontakan
DI/TII di Jawa Tengah dapat ditumpas. Adapun untuk
menyelesaikan pembelotan Batalyon 624, pemerintah
melancarkan Operasi Merdeka Timur yang dipimpin
Letnan Kolonel Soeharto.
c. DI/TII di Aceh
Pemberontakan DI/TII di Aceh, dipimpin Daud
Beureuh. Daud Beureuh menjabat sebagai Gubernur
Militer Aceh, Langkat, dan Tanah Karo, serta mantan
gubernur Aceh pertama.
Pemberontakan DI/TII di Aceh muncul karena
ketidakpuasan rakyat Aceh terhadap kebijakan pemerintah
karena Daerah Istimewa Aceh diubah menjadi karesidenan
di bawah Sumatra Utara. Faktor penyebab lainnya, yaitu
menyangkut masalah otonomi daerah, pertentangan
antargolongan, serta ketidaklancaran rehabilitasi dan
modernisasi di Aceh. Pada 20 September 1953, Daud
Beureuh memproklamasikan Aceh sebagai bagian dari
wilayah NII Kartosuwirdjo.

Gambar 12.3

Daud Beureuh beserta pasukannya


memenuhi panggilan pemerintah RI.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977

Untuk mengatasi pemberontakan, pemerintah


melakukan pendekatan damai dengan memberikan
pengertian dan membujuk rakyat Aceh untuk kembali ke
NKRI. Pada 26 Mei 1959, pemberontakan di Aceh dapat
diselesaikan melalui musyawarah antara pemerintah
pusat yang diwakili oleh Wakil Perdana Menteri Hardi
S.H., penguasa perang, dan pemerintah rakyat Aceh yang
diwakili Kepala Staf Kodam Iskandar Muda T. Hamzah
dan Gubernur Ali Hasjmy, serta pimpinan DI/TII yang

245
diwakili oleh A. Gani Usman. Musyawarah tersebut
memutuskan memberikan kembali status daerah istimewa
bagi Aceh dengan hak-hak otonomi yang luas dalam bidang
agama, pendidikan, dan peradatan. Hasil keputusan ini
dituangkan dalam Keputusan Perdana Menteri RI No.
I/Misi/1959 tertanggal 26 Mei 1959, dilanjutkan dengan
keputusan penguasa perang 7 April 1962, No. KPTS/
PEPERDA-061/3/1962 tentang pelaksanaan ajaran Islam
bagi pemeluknya di Daerah Istimewa Aceh.
Untuk menyelesaikan konflik dengan Daud Beureuh,
pada 17–21 Desember 1962, pemerintah RI mengadakan
Musyawarah Kerukunan rakyat Aceh. Musyawarah ini
digagas oleh Pangdam I/Iskandar Muda Kolonel M. Jasin.
Keputusan dari musyawarah tersebut, yaitu Daud Beureuh
akan diberikan amnesti jika ia bersedia menyerahkan diri
dan kembali ke masyarakat Aceh.
d. DI/TII di Sulawesi Selatan
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin
Kahar Mudzakar. Setelah perang kemerdekaan selesai,
Kahar Mudzakar kembali ke Sulawesi Selatan dan
memimpin laskar-laskar perjuangan Sulawesi Selatan
yang tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan
(KGSS). Kahar Mudzakar melakukan pemberontakan
karena ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah
tentang rasionalisasi. Kebijakan pemerintah mengharuskan
adanya seleksi terhadap anggota laskar KGSS untuk
menjadi anggota Angkatan Perang Republik Indonesia
Serikat (APRIS). Kahar Mudzakar dalam suratnya pada
30 April 1950 menuntut agar semua anggota KGSS
dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade
Hasanuddin.
Pemerintah tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut
dan mengambil kebijakan untuk menyalurkan anggota
gerilyawan ke dalam Korps Cadangan Nasional dan Kahar
Mudzakar diberi pangkat Letnan Kolonel. Namun, ketika
Sumber: 30 Tahun pelantikan pada 17 Agustus 1951, Kahar Mudzakar dan
Indonesia Merdeka, 1977
pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa
perlengkapan senjata. Pada Januari 1952, Kahar Mudzakar
Gambar 12.4 menyatakan daerah Sulawesi Selatan sebagai bagian dari
Kahar Mudzakar NII di bawah Kartosuwirdjo.
Untuk mengatasi pemberontakan Kahar Mudzakar,
pemerintah RI mengadakan operasi militer yang berintikan
pasukan dari Divisi Siliwangi. Penumpasan pemberontakan
Kahar Mudzakar memerlukan waktu yang cukup lama

246
karena gerombolan sudah mengenal baik keadaan medan
pertempuran dan telah mengenal karakter rakyat Sulawesi
Selatan yang mempunyai kesukuan yang kuat.
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan berakhir
dengan tewasnya Kahar Mudzakar pada Februari 1965
dalam penyergapan militer. Kondisi Sulawesi Selatan
dapat pulih kembali setelah Gerungan (orang kedua
setelah Kahar Mudzakar) ditangkap pada Juli 1965.
d. DI/TII di Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII di Kalimatan Selatan dipimpin
Ibnu Hajar atau Haderi bin Umar alias Angli. Ibnu Hajar
ialah mantan Letnan Dua TNI yang membelot dengan
membentuk gerakan Kesatuan Rakyat Yang Tertindas
(KRYT) dan menyatakan gerakannya sebagai bagian
dari gerakan DI/TII Kartosuwirdjo. Pada Oktober 1950,
pasukan Ibnu Hajar melakukan penyerangan terhadap
pos-pos APRIS di Kalimantan Selatan. Untuk menghadapi Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka,
1977
pemberontakan Ibnu Hajar, pemerintah melaksanakan
operasi militer. Akhir 1959, pasukan Ibnu Hajar dapat Gambar 12.5
ditumpas. Ibnu Hajar ditangkap dan dihukum mati pada Ibnu Hajar
Juli 1963.

2. Pemberontakan PKI Madiun 1948


Pemberontakan PKI di Madiun berawal dari ke-
kecewaan Amir Syarifuddin terhadap pemerintahan
Kabinet Hatta. Amir Syarifuddin membentuk Front
Demokrasi Rakyat (FDR).
FDR semakin kuat dengan bergabungnya Musso pada
tahun 1948. Musso merupakan tokoh komunis Indonesia
yang membawa garis baru dan perubahan besar bagi kaum
komunis, yang disebut "Jalan Baru".
Musso mengecam dan memfitnah pemerintah dengan
menyebut pemerintah RI sebagai penjajah baru dengan
bentuk lain. Pertentangan politik meningkat menjadi
insiden bersenjata. Insiden bersenjata terjadi di Solo antara
Pojok Istilah
TNI dan simpatisan FDR/PKI.
Setelah insiden Solo, pada 18 September 1948 di
Madiun, tokoh-tokoh PKI memproklamasikan Republik • Pasukan Raiders
Sovyet Indonesia, dengan mengangkat Kol. Djokosuyono • Rasionalisasi
sebagai Gubernur Militer Madiun dan Letkol. Dahlan,
• Kesatuan Rakyat Yang
Komandan Brigade 29 sebagai Komandan Komando Tertindas
Pertempuran Madiun. Pemberontak PKI menyerang • Front Demokrasi Rakyat
dan menguasai Madiun. Oleh karena itu, terjadilah
pemberontakan PKI di Madiun pada 1948.

247
Pemberontakan PKI di Madiun dapat ditumpas
pemerintah RI dengan Gerakan Operasi Militer (GOM)
hanya dalam dua minggu. Pada 30 September 1948,
Madiun berhasil direbut kembali oleh pemerintah RI.

Gambar 12.6
Presiden Soekarno dan Wakil
Presiden Moch. Hatta sedang
mengheningkan cipta untuk para
korban pemberontakan PKI di Madiun.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977

B. Peristiwa G 30 S/PKI 1965

1. Latar Belakang G 30 S /PKI


Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 memungkinkan
Partai Komunis Indonesia (PKI) pimpian D.N. Aidit
memperluas pengaruhnya dalam percaturan politik
di Indonesia. PKI dan para pendukungnya melakukan
serangan-serangan, baik secara politis maupun kekerasan
terhadap individu atau kelompok tertentu yang dianggap
lawan dan antikomunis. Misalnya, andil PKI di balik
pembubaran partai lawan politiknya, yaitu Masyumi,
PSI, dan Partai Murba oleh Presiden Soekarno, tuntutan
pembubaran organisasi seniman yang menandatangani
Manifesto Kebudayaan, peristiwa penyerangan terhadap
organisasi Pelajar Islam Indonesia (PPI) di Kanigoro,
Kediri pada 13 Januari 1965, dan peristiwa Bandar Betsi
di Sumatra Utara pada 14 Mei 1965.
Kegiatan dan perluasan pengaruh komunis menimbul-
Sumber: 30 Tahun
Indonesia Merdeka, 1977
kan kecurigaan kelompok antikomunis sehingga menimbul-
kan persaingan para elite politik nasional. Kecurigaan dan
Gambar 12.7 persaingan semakin meningkat ketika muncul isu adanya
Guntingan koran tentang penolakan
Dewan Jenderal di TNI Angkatan Darat. Isu ini muncul
TNI terhadap usulan Angkatan Kelima. dengan ditemukannya Dokumen Gilchrist di kediaman Bill
Palmer yang isinya menyebut istilah our local army friends.

248
Menurut PKI, Dewan Jenderal TNI Angkatan Darat yang
dituduh sebagai our local army friends akan mengadakan
kudeta dengan bantuan agen Nekolim (Neo Kolonialisme)
Amerika Serikat dan Inggris pada ulang tahun ABRI,
5 Oktober 1965. Tuduhan ini dijawab secara resmi oleh
Menpangad Letjen. Ahmad Yani dengan menyebutkan
bahwa di TNI AD tidak ada Dewan Jenderal, tetapi hanya
ada Wanjakti (Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi)
yang bertugas memberikan saran-saran kepada Menpangad
tentang jabatan dan kepangkatan para perwira tinggi di
lingkungan TNI AD.
Di tengah ketegangan dan persaingan politik tersebut,
pada Juli 1965 muncul berita tentang memburuknya
kesehatan Presiden Soekarno. Ketegangan dan persaingan
politik antara Angkatan Darat dan PKI semakin memuncak
ketika pada 27 September 1965, TNI AD secara resmi
mengumumkan penolakan terhadap penerapan prinsip
Nasionalisme, Agama, dan Komunis (Nasakom) ke dalam
jajaran TNI dan pembentukan “angkatan kelima” yang
digagas D.N. Aidit pada 14 Januari 1965.

2. Terjadinya Gerakan 30 September 1965


PKI (G 30 S/PKI)
Puncak ketegangan dan persaingan politik antara
Angkatan Darat dan PKI terjadi pada dini hari, 30
September 1965. Pada saat itu, sekelompok militer
melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap enam
orang perwira tinggi Angkatan Darat, yaitu Letnan Jenderal
Ahmad Yani, Mayor Jenderal R. Suprapto, Mayor Jenderal
Harjono Mas Tirtodarmo, Mayor Jenderal Suwondo
Parman, Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan, dan
Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
Selain itu, telah gugur pula Letnan Satu Piere
Andreas Tendean sebagai ajudan Menhankam/Kasab
Jenderal Nasution serta Brigadir Polisi Sasuit Tubun
sebagai pengawal Wakil Perdana Menteri II J. Leimena.
Selain perwira TNI, putri Jenderal Nasution, Ade Irma
Suryani Nasution, gugur dalam peristiwa tersebut.
Di Yogyakarta gugur juga dua orang perwira TNI
AD, yaitu Kolonel Katamso sebagai Komandan Korem
072/Yogyakarta dan Kepala Staf Korem Letnan Kolonel
Sugiyono. Mereka yang gugur dalam peristiwa G 30 S/
PKI 1965, oleh pemerintah diangkat sebagai Pahlawan
Revolusi.

249
a b c

Gambar 12.8

Enam orang jenderal Angkatan Darat


yang gugur dalam Peristiwa G 30 S/
PKI, yaitu
(a) Letnan Jenderal Ahmad Yani, d e f
Menpangad, (b) Mayor Jenderal S.
Parman, Asisten I Menpangad,
(c) Mayor Jenderal Suprapto, Deputy II
Menpangad, (d) Mayor Jenderal M.T.
Harjono, Deputy III Menpangad,
(e) Brigadir Jenderal D.I. Panjaitan,
Asisten IV Menpangad, dan (f) Brigadir
Jenderal Sutoyo Siswomiharjo,
Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal
TNI AD.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977

Pada 1 Oktober 1965, pemimpin Gerakan 30 September,


Letnan Kolonel Untung mengumumkan melalui RRI
Jakarta tentang aksi yang telah dilakukannya. Dalam
pengumuman tersebut disebutkan tentang beberapa hal,
antara lain bahwa Gerakan 30 September merupakan
gerakan internal Angkatan Darat untuk menertibkan
anggota Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta
terhadap pemerintah Presiden Soekarno. Selain itu,
diumumkan juga tentang pembentukan Dewan Revolusi,
pendemisioneran Kabinet Dwikora, dan pemberlakuan
pangkat letnan kolonel sebagai pangkat tertinggi dalam
TNI. Pengumuman ini segera menyebar pada 1 Oktober
1965 dan menimbulkan kebingungan di masyarakat.

3. Penumpasan Gerakan 30 September 1965


PKI (G 30 S/PKI)
Operasi penumpasan Gerakan 30 September 1965/PKI
(G 30 S/PKI) dipimpin oleh Panglima Komando Strategi
Angkatan Darat (Kostrad) Mayor Jenderal Soeharto bersama
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dan
Batalyon 328/Para Divisi Siliwangi untuk menumpas G 30
Gambar 12.9
S/PKI. 1 Oktober 1965 malam, RPKAD yang dipimpin oleh
Kolonel Sarwo Edhi Wibowo berhasil menguasai kembali
Guntingan koran yang berisi operasi
penumpasan Gerakan 30 September.
RRI Jakarta dan kantor telekomunikasi. Selanjutnya, Mayjen
Soeharto mengumumkan melalui radio tentang keadaan

250
yang sebenarnya kepada rakyat. Pada 2 Oktober 1965,
RPKAD pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo berhasil
sepenuhnya menguasai keadaan di Jakarta.
Atas bantuan Brigadir Polisi Sukitman, satuan-satuan
TNI pada 3 Oktober 1965 berhasil menemukan lokasi sumur
tua di daerah Lubang Buaya yang digunakan oleh G 30 S/
PKI untuk mengubur jenazah para perwira TNI AD.
Pada 4 Oktober 1965, dengan dipimpin Mayor Jenderal
Soeharto, anggota-anggota Kesatuan Intai Para Amphibi
(Kipam) dari Korps Komando (KKO) Angkatan Laut
menggali dan mengangkat jenazah para perwira TNI
AD. Pukul 15.00 WIB, semua jenazah berhasil diangkat
dan diangkut ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat
(RSPAD).
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ABRI pada 5
Oktober 1965, dilakukan upacara pemakaman jenazah
para perwira tinggi AD korban Gerakan 30 September
di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Dengan
Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5
Oktober 1965, keenam perwira tinggi Angkatan Darat
tersebut diangkat sebagai Pahlawan Revolusi serta
diberi kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.
Tokoh-tokoh yang dianggap terlibat G 30 S/
PKI yang berhasil ditangkap, kemudian diajukan ke
Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub), di antaranya
Nyono, Letkol. Untung, Kolonel Latief, Dr. Subandrio,
Omar Dhani, Sjam Kamaruzaman, Sudisman, Oetomo
Ramelan, Kolonel Sakirman, Mayor Mulyono, dan Brigjen
Soeparjo.
Kolonel Latief, mantan Komandan Brigade Infantri
I/Kodam V Jaya berhasil ditangkap di Jakarta pada 9 Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
Oktober 1965. Pada 11 Oktober 1965, Letkol Untung
tertangkap di daerah Tegal oleh anggota Pertahanan Sipil
Gambar 12.10
dan rakyat. Ketua PKI D.N. Aidit diberitakan kematiannya
Suasana sidang Mahmilub yang
pada 24 November 1966.
mengadili Letkol Untung.

251
Bab
XIII
Masa Orde Baru dan
Lahirnya Reformasi

Pendahuluan
Keberhasilan Orde Baru membangun Indonesia
A. Lahirnya
selama 30 tahun lebih harus berakhir pada 1998.
Gelombang reformasi yang menginginkan perubahan Pemerintahan
mendorong Soeharto untuk menanggalkan tugasnya Orde Baru
sebagai presiden.
Indonesia mengalami transisi di bidang politik,
B. Jatuhnya
ketatanegaraan, ekonomi, dan bidang sosial. Transisi Pemerintahan
tersebut menimbulkan pengaruh terhadap bangsa Orde Baru
Indonesia, seperti munculnya tuntutan reformasi dan
kebebasan, terutama dalam bidang politik.
C. Lahirnya Reformasi

253
Sebelum kamu mempelajari materi Orde Baru dan
Lahirnya Reformasi lebih dalam, terlebih dahulu perhatikan
peta konsep berikut. Hal ini akan mempermudah kamu
dalam memahami berbagai peristiwa pada masa Orde
Baru dan lahirnya reformasi.

a. Kelahiran Orba
r e Baru Lahirnya Orde Baru b. Supersemar
c. Kebijakan Politik dan
Ekonomi Orba

ditinjau Jatuhnya Pemerintahan


asa r e Baru dari
Orde Baru
an a irn a
ef r asi

1. Pemilu 2 Juni 1999


2. Sidang Umum MPR RI 1999
Reformasi 3. Dekrit Presiden 23 Juli 2001
4. Sidang Istimewa MPR RI 2001
5. Pemilu 2004

254
A. Lahirnya Pemerintahan Orde Baru

1. Kelahiran Orde Baru


Pada 8 Oktober 1965, berbagai kelompok masya-
rakat melakukan demonstrasi. Beberapa kesatuan aksi Pojok Istilah
yang terbentuk pada waktu itu, antara lain Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar
Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), • Orde Baru
Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), Kesatuan Aksi • Tritura
Guru Indonesia (KAGI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia • Supersemar
(KASI), Kesatuan Aksi Pengemudi Becak Indonesia (KAPBI),
dan Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI) membentuk
Front Pancasila. Bersama-sama dengan organisasi yang
menentang PKI lainnya, Front Pancasila mengadakan rapat
akbar pada 26 Oktober 1965 di Lapangan Banteng, Jakarta.

Gambar 13.1
Rapat akbar Front Pancasila diadakan
pada 26 Oktober 1965 di Lapangan
Banteng, Jakarta.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977

Pada 10 Januari 1966, mahasiswa, pelajar, serta


masyarakat mengajukan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura)
di depan gedung DPRGR. Isi Tritura tersebut, yaitu:
a. bubarkan PKI;
b. bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur Gerakan
30 September;
c. turunkan harga.
Janji penyelesaian politik yang diucapkan Presiden
Soekarno dalam sidang Kabinet Dwikora, diwujudkan
dengan merombak susunan Kabinet Dwikora menjadi

255
Kabinet Dwikora disempurnakan yang terdiri atas 100 orang
menteri. Pada 24 Februari 1966, Kabinet Dwikora dilantik
di Istana Merdeka Jakarta. Pada saat pelantikan Kabinet
Dwikora inilah salah seorang mahasiswa UI yang sedang
berdemonstrasi bernama Arief Rahman Hakim terkena
tembakan akibat bentrokan dengan pasukan pengawal
presiden. Dua hari setelah peristiwa tersebut (26 Februari
1965), Presiden Soekarno membubarkan KAMI dan menutup
kampus Universitas Indonesia pada 3 Maret 1966. Tindakan
Presiden Soekarno itu semakin memperuncing keadaan.
Pada 11 Maret 1966, di Istana Negara dilangsungkan
sidang Kabinet Dwikora yang disempurnakan. Namun,
sebelum sidang berakhir, terdengar berita dari Komandan
Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa, Brigjen
Sabur, bahwa di luar Istana Bogor banyak pasukan yang
Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
tidak dikenal identitasnya. Mendengar laporan itu,
Presiden Soekarno gusar dan menyerahkan pimpinan
Gambar 13.2
sidang kepada Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena.
Demo mahasiswa di Gedung Selanjutnya, beliau bersama Wakil Perdana Menteri I Dr.
Sekretariat Negara dengan membawa
jaket Arif Rahman Hakim yang
Subandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh
berlumuran darah. meninggalkan sidang menuju Istana Bogor.
a b c

Gambar 13.3

(a) Mayor Jenderal Basuki Rahmat,


(b) Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan
(c) Brigadir Jenderal Amir Mahmud.
u er: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977

Setelah sidang selesai, tiga orang perwira TNI AD ialah


Mayor Jenderal Basuki Rahmat sebagai Menteri Veteran,
Brigadir Jenderal M. Yusuf sebagai Menteri Perindustrian
Dasar, dan Brigadir Jenderal Amir Mahmud sebagai
Panglima Kodam V /Jaya menyampaikan hasil sidang
Kabinet Dwikora itu kepada Letnan Jenderal Soeharto.
Ketiga perwira TNI AD itu meminta izin kepada Letnan
Jenderal Soeharto untuk menemui Presiden Soekarno di
Istana Bogor. Letnan Jenderal Soeharto mengizinkan ketiga
perwira TNI AD untuk menemui Presiden Soekarno dan

256
menyampaikan pesan, bahwa Letnan Jenderal Soeharto
sanggup menyelesaikan kemelut politik dan memulihkan
keamanan dan ketertiban di ibu kota.
Presiden Soekarno memberikan perintah kepada
Letnan Jenderal Soeharto sebagai Panglima Angkatan
Darat dan Pangkopkamtib untuk memulihkan keadaan
dan wibawa pemerintah pada 11 Maret 1966 yang dikenal
sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).

2. Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)


Dengan wewenang yang diperoleh dari Supersemar,
Letnan Jenderal Soeharto mulai melakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut.
a. Membubarkan PKI termasuk ormas-ormasnya dan
menyatakannya sebagai partai terlarang pada 12
Maret 1966.
b. Mengamankan 15 orang menteri Kabinet Dwikora
yang disempurnakan yang diduga terlibat atau
bersimpati pada Gerakan 30 September.
Sebagai tindak lanjut dari pembersihan Kabinet Dwikora
yang Disempurnakan, DPRGR melakukan pembersihan
terhadap anggotanya dengan memecat 65 orang anggotanya
yang mewakili PKI dan ormas-ormasnya. Kemudian, pada
2 Mei 1966 DPRGR menyelenggarakan sidang. Hasil sidang
DPRGR tersebut sebagai berikut.
a. Menyatakan pimpinan DPRGR demisioner.
b. Mengangkat pimpinan DPRGR yang baru, yaitu
Achmad Syaichu, Laksamana Muda (Laut) Mursalin
Daeng Mamanggung, dan Brigjen Syarif Tayeb.

Gambar 13.4

Ir. Soekarno mengumumkan


pembentukan Kabinet Ampera.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977

257
Pada 20 Juni sampai dengan 5 Juli 1966, MPRS
mengadakan Sidang Umum di Jakarta. Dalam sidang
tersebut, dihasilkan 24 Ketetapan MPRS tentang penataan
kembali kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebelumnya, Presiden Soekarno pada 22 Juni
1966 telah menyampaikan amanat berjudul Nawaksara
(Sembilan Pasal). Namun, amanat tersebut dipandang
MPRS tidak memuat secara jelas tentang kebijakan
Presiden sebagai Mandataris MPRS mengenai peristiwa
Gerakan 30 September beserta epilognya.
Sebagai hasil Sidang Umum MPRS, pada 25 Juli 1966
Presiden Soekarno membentuk Kabinet Amanat Penderitaan
Rakyat (Ampera) yang terdiri atas tiga unsur, yaitu:
a. pimpinan kabinet dipegang Presiden Soekarno;
b. pembantu pimpinan yang terdiri atas lima orang
menteri utama yang merupakan suatu Presidium;
c. anggota kabinet terdiri atas 24 menteri.
Tugas pokok Kabinet Ampera disebut Dwi Darma,
yaitu mewujudkan stabilitas politik dan menciptakan
stabilitas ekonomi. Adapun program kerjanya disebut
Catur Karya, yaitu sebagai berikut.
a. Memperbaiki kehidupan rakyat, terutama di bidang
sandang dan pangan.
b. Melaksanakan pemilu dalam batas waktu sebagaimana
disebutkan di dalam Tap MPRS No. XI/MPRS/l966,
yaitu 5 Juli 1968.
c. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan
aktif untuk kepentingan nasional sesuai Tap MPRS
No. XI/MPRS/1966.
d. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonial-
isme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Pada 22 Februari 1967, berdasarkan Tap MPRS No.
XV/MPRS/1966 tentang Pemilihan/Penunjukan wakil
presiden dan tata cara pengangkatan Pejabat Presiden
berlangsung penyerahan kekuasaan pemerintahan dari
Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto. Dengan
terjadinya penyerahan kekuasaan tersebut, pada 4 Maret
1967 Jenderal Soeharto memberikan keterangan resmi
mengenai pemerintahan di hadapan sidang DPRGR,
setelah sebelumnya pada 24 Februari 1967 Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mengeluarkan
kebulatan tekad untuk meng aman kan penyerahan
kekuasaan tersebut.

258
Sebagai tindak lanjut dari penyerahan kekuasaan
tersebut, MPRS mengadakan Sidang Istimewa pada 7–12
Maret 1967. Dalam Sidang Istimewa tersebut, MPRS
berhasil merumuskan Tap MPRS No.XXXIII/MPRS/1967
tentang pencabutan kekuasaan pemerintah negara dari
Presiden Soekarno dan pengangkatan Jenderal Soeharto
sebagai Pejabat Presiden hingga dipilihnya presiden Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
menurut hasil pemilu.
Pada 21–30 Maret 1968, berlangsung Sidang Umum
MPRS yang mengukuhkan Pejabat Presiden Jenderal Gambar 13.5
TNI Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia Pengambilan sumpah Soeharto
sampai dengan terpilihnya Presiden RI hasil Pemilu. sebagai Presiden RI.
Pengambilan sumpahnya dilakukan pada 27 Maret 1968.
Sejak saat itu, Soeharto secara resmi menjabat sebagai
Presiden RI yang kedua.

3. Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa


Orde Baru
a. Indonesia Kembali Menjadi Anggota PBB
Keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB pada
7 Januari 1965 berakibat dikucilkannya Indonesia dari
pergaulan internasional. Oleh karena itu, dalam upaya
mengembalikan posisi Indonesia dalam pergaulan
internasional dan demi kepentingan nasional, Komisi
C DPRGR yang mengurusi Bidang Hankam dan Luar
Negeri mendesak pemerintah untuk masuk kembali
menjadi anggota PBB. Usul ini mulai dibahas oleh Panitia
Musyawarah DPRGR pada 3 Juni 1966. Hasilnya, DPRGR
menyepakati bahwa Indonesia kembali menjadi anggota
PBB dan organisasi-organisasi internasional lainnya. Pada
28 September 1966, Indonesia akhirnya secara resmi aktif
kembali menjadi anggota PBB.
b. Penghentian Konfrontasi dengan Malaysia
Upaya-upaya untuk menghentikan konfrontasi dengan
negara Malaysia telah dirintis sejak diselenggarakannya
perundingan di Bangkok, Thailand pada 29 Mei–1 Juni
1966. Pihak Indonesia diwakili oleh Adam Malik dan pihak
Malaysia diwakili oleh Tun Abdul Razak.
Hasil terpenting perundingan tersebut adalah ke-
sepaka tan berupa Persetujuan Bangkok yang berisi
hal-hal berikut.

259
1) Kepada rakyat Sabah dan Serawak akan diberi
kesempatan menegaskan lagi keputusan yang telah
mereka ambil mengenai kedudukan mereka dalam
Malaysia.
2) Kedua pemerintah menyetujui memulihkan hubungan
diplomatik.
3) Menghentikan tindakan-tindakan permusuhan.
Sebagai tindak lanjut dari Persetujuan Bangkok,
Indonesia dan Malaysia pada 11 Agustus 1966 menan-
datangani naskah persetujuan normalisasi hubungan
Malaysia-Indonesia di Jakarta. Malaysia diwakili oleh
Menteri Luar Negeri Tun Abdul Razak dan Indonesia
diwakili oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik.
Selanjutnya, pada 31 Agustus 1967, kedua pemerintahan
telah membuka kembali hubungan diplomatik pada
tingkat kedutaan besar.

Gambar 13.6

Penandatanganan naskah persetujuan


normalisasi hubungan
Malaysia–Indonesia di Jakarta
pada 11 Agustus 1966.

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977


c. Pembangunan Nasional
Langkah utama melaksanakan pembangunan
nasional adalah dengan membentuk Kabinet
Pembangunan I sesuai dengan Tap MPRS No. XLI/
MPRS/1968 pada 6 Juni 1968. Adapun program Kabinet
Pembangunan I dikenal dengan sebutan Pancakrida
Kabinet Pembangunan.
Tujuan umum pembangunan nasional Indonesia adalah
terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila. Sebagai realisasinya, Orde Baru melaksanakan
konsep Pembangunan Lima Tahun (Pelita) yang dimulai
sejak 1 April 1969.

260
Pelita merupakan dasar bagi lajunya pembangunan
Jendela Info
Indonesia. Berikut waktu program Pelita yang telah
dilaksanakan oleh pemerintahan Orde Baru.
1) Pelita I (1 April 1969–31 Maret 1974).
Pancakrida Kabinet
2) Pelita II (1 April 1974–31 Maret 1979).
Pembangunan, yaitu sebagai
3) Pelita III (1 April 1979–31 Maret 1984). berikut.
4) Pelita IV (1 April 1984–31 Maret 1989). 1. Menciptakan stabilitas
5) Pelita V (1 April 1989–31 Maret 1994). politik dan ekonomi.
6) Pelita VI (1 April 1994–31 Maret 1999). 2. Menyusun dan
merencanakan Rencana
Pembangunan Lembar
d. Pemilihan Umum
Kegiatan Siswa Lima Tahun.
Sesuai ketetapan Sidang Umum MPRS 1966, 3. Melaksanakan pemilihan
penyelenggaraan pemilu paling lambat pada 5 Juli 1968. umum.
Namun, hal tersebut tidak bisa dilaksanakan karena 4. Mengembalikan ketertiban
dan keamanan masyarakat.
DPRGR dan pemerintah belum bisa menyelesaikan UU
5. Melanjutkan
tentang Pemilu. DPRGR menyetujui tentang Pemilihan penyempurnaan dan
Umum Anggota-Anggota Badan Permusyawaratan/ pembersihan secara
Perwakilan Daerah dan tentang Susunan dan Kedudukan menyeluruh aparatur
MPR, DPR, dan DPRD pada 10 November 1969. Kedua negara, baik di tigkat pusat
maupun di tingkat daerah.
rancangan undang-undang tersebut, kemudian disahkan
sebagai undang-undang oleh pemerintah pada 17
Desember 1969. Berdasarkan kedua undang-undang
tersebut, pemerintah Orde Baru menyeleng garakan
pemilu yang pertama pada 3 Juli 1971. Lebih dari 58 juta
rakyat Indonesia yang berhak memilih melaksanakan
hak konstitusionalnya untuk memilih wakil-wakilnya
di DPR, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II.
Pemilu 1971 diikuti oleh 10 kontestan, yaitu Partai
Sarikat Islam Indonesia (PSII), Nahdlatul Ulama
(NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai
Katholik (Parkindo), Golongan Karya (Golkar), Partai
Kristen Indonesia, Murba, Partai Nasional Indonesia
(PNI), Partai Tarbiyah Islamiyah (PERTI), dan Ikatan
Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI).
Berdasarkan undang-undang yang berlaku pada
saat itu, anggota DPR berjumlah 460, dengan perincian
360 dipilih melalui pemilu dan 100 orang diangkat, di
antaranya 75 orang mewakili golongan karya ABRI yang
pada pemilu kali ini tidak menggunakan hak pilihnya.
Pemilu pada masa pemerintahan Orde Baru
selanjutnya diselenggarakan setiap lima tahun sekali,
yaitu pada 2 Mei 1977, 4 Mei 1982, 23 April 1987, 9 Juli
1992, dan 29 Mei 1997. Pada pemilihan umum tersebut,
jumlah kontestan hanya 3, yaitu Partai Persatuan

261
Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar), dan
Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Hal ini berkaitan
dengan adanya penyederhanaan sistem kepartaian
sesuai ketetapan MPR.

4. Integrasi Timor Timur


Sebelum berintegrasi dengan Indonesia, di Timor
Timur (1974) terbentuk organisasi politik, di antaranya
Associacao Social Democratica Timorense (ASDT) yang
kemudian berubah menjadi Frente Revolucionaria de Timor
Leste Independente (Fretilin), Uniao Democratica Timorense
(UDT), Associacao Popular Democratica de Timor (Apodeti),
Associacao Integracao Timor Indonesia (AITI), Klibun Oan
Timor Aswain (KOTA), Associacao Democratica Integracao
Timor Leste Australia (ADITLA), dan Trabalhista. Setiap
partai politik ini mewakili ideologi politik serta tujuan
yang berbeda.
Perbedaan ideologi politik menyebabkan perang
saudara sejak Agustus 1975. Pada 28 November 1975,
Fretilin memproklamasikan kemerdekaan Timor
Timur dan berdirinya sebuah Republik Demokrasi
Timor Timur. Namun, proklamasi itu tidak mendapat
dukungan, baik dari masyarakat Timor Timur maupun
dunia internasional.

Pojok Istilah

• KOTA
• UDT
• PSST
• Apodeti
• Trabalhista
• Fretelin
• PBB

262
UDT, Apodeti, KOTA, dan Trabalhista menyampai-
kan proklamasi tandingan di Balibo pada 30 November
1975 yang berisi keinginan Timor Timur untuk
berintegrasi dengan Republik Indonesia. Pada 7
Desember 1975, Kota Dili berhasil diduduki kelompok
pendukung integrasi yang mendapat bantuan militer
dari Indonesia melalui Operasi Seroja.
Kelompok pendukung integrasi yang terdiri atas
Arnaldo dos Reis Araujo yang mewakili Apodeti, Sumber: Forum Keadilan, 5 September 1999
Fransisco Xavier Lopez da Cruz yang mewakili UDT,
Thomas Diaz Xemenes yang mewakili KOTA, dan Gambar 13.7
Domingus C. Pareira yang mewakili Trabalhista sepakat
Pendaratan pasukan Indonesia di
membentuk Pemerintahan Sementara Timor Timur Timor Timur tahun 1975.
(PSTT) pada 17 Desember 1975. Adapun pemerintahan
Sementara Timor Timur (PSTT) dipimpin oleh Arnaldo
dos Reis Araujo. Setelah itu, pada Mei 1976, DPRD Timor
Timur secara resmi menerima Petisi Integrasi Timor
Timur dengan Republik Indonesia dari masyarakat
Timor Timur pro-integrasi.
Timor Timur akhirnya secara resmi menjadi sebuah
provinsi dari Republik Indonesia setelah UU No. 7 tahun
1976 disahkan oleh DPR pada 17 Juli 1976. Ketentuan
ini, kemudian diperkuat oleh Ketetapan MPR No.VI/
MPR/1978 pada 22 Maret 1978.
Pada 27 Januari 1999, Presiden B.J. Habibie menawar-
kan pilihan, antara pemberian otonomi khusus kepada
Timor Timur di dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia atau memisahkan diri dari Indonesia. Melalui
perundingan yang disponsori oleh PBB, akhirnya pada
5 Mei 1999 di New York ditandatangani kesepakatan
tripartit antara Indonesia, Portugal, dan PBB untuk
melakukan jajak pendapat mengenai status masa depan
Timor Timur. Pihak Indonesia diwakili oleh Menteri
Luar Negeri Ali Alatas, pihak Portugal diwakili oleh
Menteri Luar Negeri Jaime Gama, dan pihak PBB
diwakili oleh Sekjen PBB Kofi Annan.
Pada 11 Juni 1999, Dewan Keamanan PBB membentuk
sebuah misi perdamaian untuk Timor Timur atau United
Nation Mission for East Timor (UNAMET). Misi PBB ini
bertugas melaksanakan jajak pendapat bagi warga Timor
Timur, baik yang berada di Timor Timur maupun di
negara-negara lain. Jajak pendapat diseleng garakan
pada 30 Agustus 1999. Hasilnya diumumkan oleh

263
Sekjen PBB Kofi Annan pada 4 September 1999. Kubu
Pro–Kemerdekaan memperoleh 78,5% suara, sedangkan
dari Kubu Pro–Integrasi mem peroleh 21,5% suara.
Meskipun hasil ini diprotes oleh Kubu Prointegrasi, PBB
tetap mengesahkan.
Kemerdekaan bagi rakyat Timor Timur akhirnya
secara resmi disahkan pada 19 Oktober 1999 dalam rapat
paripurna ke-12 Sidang Umum MPR. Pengesahan ini
berdasarkan pada Ketetapan MPR No. V/MPR/1999
tentang Penentuan Jajak Pendapat di Timor Timur.
Pada sidang ke-54 tanggal 17 Desember 1999, Majelis
Umum PBB di New York secara bulat memutuskan
menerima resolusi yang diajukan Indonesia dan
Portugal untuk menghapus masalah Timor Timur dari
agenda PBB.

Gambar 13.8

Rakyat Timor Timur sedang antre


untuk melakukan jajak pendapat.
Sumber: Tempo, 3 Oktober 1999

B. Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru


Keadaan ekonomi Orde Baru pada Pelita IV secara umum
mulai menunjukkan prestasi yang luar biasa dan sempat
dipuji oleh Bank Dunia sebagai salah satu negara termaju
lapis dua di Asia setelah Jepang, Korea Selatan, Hongkong,
dan Taiwan. Pembangunan ekonomi masa Orde Baru harus
terhenti karena Indonesia mengalami krisis ekonomi yang
diawali dengan tanda-tanda sejak Juli 1997, nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS merosot drastis dan hanya tinggal
bernilai 30%, harga-harga melambung tinggi, utang luar
negeri mencapai 163 miliar dollar AS lebih, pendapatan
per kapita hanya tinggal US $400, pengangguran dan
kemiskinan penduduk meningkat tajam, terjadi kredit

264
macet pada dana perbankan, banyaknya bank bermasalah
yang mengharuskan dilikuidasi pemerintah, pertumbuhan
ekonomi menjadi minus sekitar 20%–30%, dan terkuaknya
praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) di kalangan para
pejabat pemerintah.
Kondisi krisis ekonomi yang demikian buruk telah
memaksa pemerintah Soeharto meminta bantuan dana
dari International Monetary Fund (IMF). IMF mengucurkan
bantuan sebesar US$ 40 miliar lebih kepada Indonesia
dengan disertai syarat-syarat tertentu. Kondisi krisis
ekonomi dan krisis kepercayaan rakyat terhadap
pemerintah ini pula yang telah mendorong ribuan
mahasiswa turun ke jalan untuk berdemonstrasi.
Pada 12 Mei 1998, terjadi Peristiwa Semanggi (Tragedi
Trisakti), yaitu ketika empat mahasiswa Universitas Trisakti
tewas tertembak aparat keamanan saat berdemonstrasi.
Keempat orang mahasiswa tersebut ialah sebagai berikut.
1. Elang Mulya Lesmana, mahasiswa Arsitektur
angkatan 1996.
2. Herry Hartanto, mahasiswa Teknik Industri Jurusan
Mesin angkatan 1995.
3. Hendriawan Lesmana, mahasiswa Fakultas Ekonomi
angkatan 1996.
4. HaÀdhin Royan, mahasiswa Teknik Sipil angkatan
1995.

Gambar 13.9

Peringatan tragedi 12 Mei 1998


Peristiwa Semanggi.
Sumber: Gatra, 9 Januari 1999

265
Keempat mahasiswa tersebut dikenal sebagai Pahlawan
Reformasi. Peristiwa tersebut menyulut kerusuhan besar di
Jakarta pada 14 Mei 1998 yang merembet ke kota-kota yang
lain, seperti Solo, Surabaya, Medan, dan Padang. Ratusan
bangunan dan kendaraan dihancurkan dan dibakar massa.
Mahasiswa bersama-sama rakyat yang berdemonstrasi di
jalan-jalan semakin gencar menuntut Presiden Soeharto
untuk mundur dari jabatannya. Bahkan, gedung DPR/
MPR pun diduduki oleh ribuan mahasiswa.
Sumber: Detik-detik Pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto akhirnya
yang Menentukan, 2006 mengundurkan diri dan segera digantikan oleh B.J. Habibie
yang sebelumnya menjabat wakil presiden. Naiknya B.J.
Gambar 13.10 Habibie ke kursi presiden ke-3 RI itu tidak diterima secara
Mahasiswa menduduki Gedung MPR bulat oleh semua kelompok masyarakat, namun memberikan
RI ketika menuntut reformasi harapan baru menuju Indonesia yang lebih baik.
di Indonesia.

Gambar 13.11
Pelantikan B.J Habibie sebagai
Presiden RI pada 21 Mei 1998. Apa
yang kamu ketahui mengenai sosok
B.J Habibie?

Sumber: Detik-Detik yang Menentukan, 2006

266
C. Lahirnya Reformasi

1. Pemilu 7 Juni 1999 Jendela Info


Krisis moneter yang meluas menjadi krisis ekonomi
disertai krisis kepercayaan yang mengakibatkan Soeharto
berhenti dari jabatan presiden dan menyerahkannya Reformasi adalah perubahan
secara drastis untuk perbaikan
kepada B.J. Habibie merupakan masa transisi kehidupan
di segala bidang di suatu
politik di Indonesia. Sidang Istimewa MPR dilaksanakan masyarakat atau negara.
pada 10–14 November 1998 untuk melancarkan jalan Adanya ide untuk mereformasi
menuju reformasi politik. Agenda politik selanjutnya Indonesia muncul setelah
adalah penyelenggaraan pemilihan umum anggota DPR Indonesia terkena dampak
yang besar dalam semua
pada 7 Juni 1999 yang diikuti 48 partai. bidang akibat munculnya krisis
Pemilu kali ini menghasilkan beberapa partai besar, ekonomi. Proses reformasi
seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), diawali dengan runtuhnya
Golongan Karya (Golkar), Partai Kebangkitan Bangsa pemerintahan Orde Baru
setelah Soeharto berhenti
(PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai
menjadi Presiden pada 21 Mei
Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan (PK), dan Partai 1998.
Bulan Bintang (PBB). Namun, tetap belum bisa mengakhiri Sumber: Sejarah Indonesia Modern
peran TNI/Polri dalam politik formal legislatif karena 1200-2005.

fraksi TNI/Polri sudah memperoleh jatah 38 kursi DPR.


Inilah komposisi elite politik yang tersusun dan menguasai
DPR untuk periode 1999–2004.
Berdasarkan hasil pemilu tersebut, disusunlah
keanggotaan MPR yang berjumlah 700 orang dengan
komposisi 500 anggota berasal dari DPR dan 200 anggota lagi
berasal dari seleksi Utusan Daerah dan Utusan Golongan.
Penyusunan anggota MPR ini menghasilkan 11 fraksi.
Amien Rais terpilih sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) dan Akbar Tanjung terpilih sebagai Ketua
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

2. Sidang Umum MPR RI


Sidang Umum (SU) MPR kemudian mengambil
keputusan melalui pemungutan suara pada 19 Oktober
1999, terhadap pidato pertanggungjawaban Presiden
B.J. Habibie yang telah disampaikan pada 16 Oktober 1999.
Hasilnya, 355 suara menolak, 322 suara menerima, 9 suara
Sumber: Detik-Detik yang Menentukan, 2006
abstain, dan 4 suara tidak sah.
Hasil akhir Sidang Umum tersebut adalah melak-
sanakan pemilihan presiden dan wakil presiden. Gambar 13.12
MPR menyeleksi tiga kandidat presiden, yaitu K.H. Pidato Pertanggungjawaban Presiden
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, Habibie

267
dan Yusril Ihza Mahendra. Namun, Yusril menyatakan
mundur dari pencalonan sebelum pemungutan suara
dilakukan. Hasilnya, Gus Dur dinyatakan sebagai
pemenang dengan meraih 373 suara dan Megawati meraih
313 suara dan 5 suara lainnya abstain. Dengan demikian,
Presiden ke-4 RI untuk masa bakti 1999-2004 ialah K.H.
Abdurrahman Wahid. Adapun Megawati Soekarnoputri
terpilih sebagai Wakil Presiden RI setelah meraih 396 suara
dalam pemungutan suara mengalahkan Hamzah Haz yang
hanya meraih 284 suara. Dua calon wakil presiden lainnya,
yaitu Jenderal Wiranto dan Akbar Tanjung mengundurkan
diri. Pelantikan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden
Republik Indonesia dilaksanakan pada 20 Oktober 1999.
Adapun pelantikan Wakil Presiden Republik Indonesia
dilaksanakan pada 21 Oktober 1999.
Selain telah berhasil mengangkat presiden dan wakil
presiden yang baru, SU MPR yang berlangsung dari
1–21 Oktober 1999, juga telah berhasil menetapkan 9
ketetapan MPR dan mengamandemen UUD 1945 untuk
pertama kalinya.

Hasil Sidang Umum MPR

1. Tap I 1999 Perubahan kelima atas ketetapan MPR


RI No. I/MPR/1983 tentang Peraturan
Tata Tertib MPR RI.
2. Tap II 1999 Peraturan Tata Tertib MPR RI.
3. Tap III 1999 Pertanggungjawaban Presiden RI Prof.
Dr. Ing. Baharudin Jusuf Habibie.
4. Tap IV 1999 GBHN 1999-2004.
5. Tap V 1999 Penentuan Jajak Pendapat
di Timor Timur.
6. Tap VI 1999 Tata Cara Pencalonan dan Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden RI.
7. Tap VII 1999 Pengangkatan Presiden RI.
8. Tap VIII 1999 Pengangkatan Wakil Presiden RI.
9. Tap IX 1999 Penugasan Badan Pekerja Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia untuk Melanjutkan Perubahan
Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia.

268
Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid dan
Megawati Soekarnoputri terdapat berbagai persoalan
bangsa akibat krisis yang diwariskan, baik oleh
pemerintahan Soeharto maupun Habibie. Oleh karena
itu, segera setelah pelantikannya, Presiden Abdurrahman
Wahid membentuk kabinet yang kemudian diberi nama
Kabinet Persatuan Nasional. Komposisi kabinet ini
Sumber: Detik-Detik yang
merupakan gabungan dari para tokoh profesional dan Menentukan, 2006
para tokoh partai pendukung pemerintahan koalisi.
Pembentukan kabinet baru tersebut disambut positif
Gambar 13.13
oleh masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari menguatnya
Mantan Presiden Habibie menyalami
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika hingga Abdurrahman Wahid setelah terpilih
mencapai Rp7.000 setelah diumumkannya komposisi menjadi Presiden Indonesia yang ke-4.
kabinet tersebut. Pada masa pemerintahannya, Presiden
Abdurrahman Wahid berjasa dalam menumbuhkan
kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat dan
kalangan pers. Namun, pemerintahannya secara umum
belum bisa membawa bangsa Indonesia keluar dari
krisis ekonomi. Hal ini terlihat dari masih terpuruknya
nilai tukar rupiah terhadap dollar, meningkatnya angka
pengangguran, membengkaknya jumlah utang luar negeri,
dan bertambahnya jumlah penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan. Demikian pula dengan masalah
ancaman disintegrasi bangsa di Aceh, Maluku, dan Papua,
serta masalah pemberantasan KKN belum terselesaikan.

3. Dekrit 23 Juli 2001


Masa pemerintahannya juga diwarnai pertentangan
dengan lembaga legislatif, antara lain karena masalah
Bruneigate dan Buloggate I sehingga DPR mengeluarkan
Memorandum I dan Memorandum II kepada Presiden.
Inti kedua memorandum tersebut ialah peringatan agar
Presiden mengubah kinerja pemerintahannya dan kembali
fokus pada program kerja pemerintahannya sesuai
amanat GBHN. Puncak pertentangan tersebut adalah
pengagendaan Sidang Istimewa (SI) MPR pada 1 sampai
7 Agustus 2001 yang akan meminta pertanggungjawaban
Presiden atas kinerja pemerintahannya.
Pada 7 Juli 2001, Abdurrahman Wahid menyeleng-
garakan pertemuan antarpimpinan partai politik sebagai
salah satu upaya mewujudkan kompromi politik untuk
menyelesaikan masalah dengan legislatif. Namun,
pertemuan tersebut hanya dihadiri oleh pimpinan
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan tidak dihadiri

269
Jendela Info oleh pimpinan partai politik besar lainnya, seperti PDI
Perjuangan, Golkar, PPP, PAN, dan PBB.
Pada saat yang genting tersebut, Presiden
Abdurrahman Wahid mengangkat Komisaris Jenderal
Otonomi daerah adalah hak,
(Pol) Chaerudin Ismail sebagai Pemangku Sementara
wewenang, dan kewajiban
daerah untuk mengatur dan Jabatan Kepala Kepolisian RI menggantikan Jenderal
mengurus rumah tangganya Bimantoro yang sebelumnya telah dinonaktifkan (20 Juli
sendiri sesuai dengan 2001 pukul 17.45). Selanjutnya, Presiden mengadakan
peraturan perundang-undangan konferensi pers pada pukul 18.00. Ia menyatakan bahwa
yang berlaku.
Otonomi daerah adalah hak,
apabila sampai 31 Juli 2001 tidak ada penyelesaian
wewenang, dan kewajiban masalah melalui kompromi politik, ia akan menetapkan
daerah untuk mengatur dan negara dalam keadaan darurat konstitusi. Kompromi
mengurus rumah tangganya politik yang dimaksud adalah MPR sepakat tidak akan
sendiri sesuai dengan
mengeluarkan Rancangan Ketetapan (Rantap) MPR
peraturan perundang-undangan
yang berlaku. tentang pertanggungjawaban Presiden dalam SI MPR.
Sumber: Sejarah Indonesia Malam itu juga, pukul 21.10, MPR mengadakan
Modern 1200-2005, 2005 rapat pimpinan. Rapat tersebut memutuskan untuk
mempercepat SI MPR menjadi 21 Juli 2001 pukul
10.00 dan mengundang Presiden untuk memberikan
pertanggungjawabannya pada 23 Juli 2001.
Menanggapi tindakan tersebut, Presiden Abdurrahman
Wahid menjawab dengan menegaskan bahwa ia tidak
akan datang dalam SI MPR karena sidang itu melanggar
tata tertib MPR sehingga tidak sah dan ilegal. Presiden
juga menegaskan dirinya tidak akan mengundurkan diri
dari jabatannya karena ia harus mempertahankan UUD
1945. Meskipun demikian, Presiden tetap mengharapkan
terjadinya kompromi politik secara damai.
Sementara itu, sejumlah pimpinan partai politik terbesar
datang ke kediaman Megawati Soekarnoputri pada 22 Juli
2001. Pertemuan tersebut merupakan upaya memberikan
dorongan moril kepada Megawati Soekarnoputri untuk
maju sebagai presiden selanjutnya, melihat situasi dan
stabilitas politik yang kurang menentu.
Perkembangan tersebut mendorong Presiden
Abdurrahman Wahid mengeluarkan dekrit pada 23 Juli
2001 pukul 1.10 dini hari. Pada 23 Juli 2001, pukul 8.00
WIB, SI MPR memutuskan bahwa dekrit yang dikeluarkan
Presiden telah melanggar haluan negara. Hal ini diperkuat
oleh Mahkamah Agung (MA) yang dibacakan langsung
pada sidang tersebut.

270
Maklumat Presiden Republik Indonesia
Setelah melihat dan memerhatikan dengan saksama perkembangan politik yang menuju pada kebun-
tuan politik akibat krisis konstitusional yang berlarut-larut yang telah memperparah krisis ekonomi dan
menghalangi usaha penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang tidak mengindahkan lagi
kaidah-kaidah perundang-undangan.
Apabila tidak dicegah, akan segera menghancurkan berdirinya Negara Kesatuan Republik
Indonesia, maka dengan keyakinan dan tanggung jawab untuk menyelamatkan negara dan bangsa serta
berdasarkan kehendak sebagian terbesar masyarakat Indonesia, kami selaku Kepala Negara Republik
Indonesia, terpaksa mengambil langkah-langkah luar biasa dengan memaklumkan:
1. Membekukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.
2. Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan serta menyusun badan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan pemilihan umum dalam waktu satu tahun.
3. Menyelamatkan gerakan reformasi total dari hambatan unsur-unsur Orde Baru, dengan membekukan
Partai Golkar sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung.
Untuk itu, kami memerintahkan seluruh jajaran TNI dan Polri untuk mengamankan langkah-langkah
penyelamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia
untuk tetap tenang serta menjalankan kehidupan sosial ekonomi seperti biasa.
Semoga Tuhan yang Maha Kuasa meridhai negara dan bangsa Indonesia.

Jakarta, 22 Juli 2001


Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang

K.H. Abdurrahman Wahid

4. Sidang Istimewa MPR RI


Meskipun melalui persidangan yang rumit akibat
berbagai interupsi tentang teknik perumusan masalah,
delapan dari sepuluh fraksi MPR (fraksi PKB dan
PDKB tidak menghadiri SI) yang beranggotakan
599 orang akhirnya setuju dengan pemberhentian
K.H. Abdurrahman Wahid dari kursi Presiden dan
mengangkat Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden.
Pengangkatan Megawati Soekarnoputri tersebut
didasarkan pada Tap MPR No. III/MPR RI/2001. Masa
jabatannya terhitung sejak diucapkannya sumpah
jabatan sampai dengan habis sisa masa jabatannya
pada 2004. Adapun Hamzah Haz terpilih sebagai wakil
presiden setelah memperoleh suara terbanyak dalam
pemungutan suara yang dilakukan dengan sistem voting
secara tertutup pada 26 Juli 2001.

271
Pojok Istilah Pada 9 Agustus 2001, Presiden Megawati Soekarnoputri
mengumumkan komposisi kabinetnya yang diberi nama
Kabinet Gotong Royong. Seperti kabinet sebelumnya,
• Reformasi komposisi kabinet ini merupakan gabungan dari para
• Dekrit tokoh profesional dan para tokoh partai pendukung
• Kabinet pemerintahan koalisi. Tugas pemerintahan Presiden
Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz
sangat berat karena harus menghadapi berbagai persoalan
bangsa yang semakin bertambah kompleks.

5. Pemilu 2004
Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri
berakhir tahun 2004. Mulai 2004, pemilihan eksekutif
dan legislatif dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu 2004,
diikuti oleh 24 partai. Pemilu presiden diikuti oleh
lima pasang calon, yaitu Wiranto-Solahudin Wahid,
Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Amien Rais-
Siswono Yudohusodo, Soesilo Bambang Yudhoyono
(SBY)-Jusuf Kalla, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.
Setelah dua putaran pemilihan, SBY terpilih menjadi
Presiden ke-6 RI, dilantik pada 20 Oktober 2004, dan
membentuk Kabinet Indonesia Bersatu yang terdiri atas
36 menteri.

Ir. Soekarno Soeharto B.J Habibie

Gambar 13.14
Abdurrachman Megawati Susilo Bambang
Presiden RI pertama sampai dengan
sekarang.
Wahid Soekarnoputri Yudhoyono

272
FOTO PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA
Sumber: https://direktoratk2krs.kemsos.go.id/pahlawannasional
DAFTAR PAHLAWAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
(Sumber: https://direktoratk2krs.kemsos.go.id/datapahlawan)

No Nama Tahun SK Asal Makam


1 Abdul Muis 1959 Sumatera Barat Cikutra, Bandung
● Seorang sastrawan, politikus, dan wartawan Indonesia. Dia merupakan pengurus besar
Sarekat Islam dan pernah menjadi anggota Volksraad mewakili organisasi tersebut.
● Ia membantu harian De Express untuk menulis karangan yang menangkis penghinaan
terhadap bangsanya Tahun 1916 ia bersama Agus Salim memimpin majalah “Neraca”, dan
juga menjadi Pemimpin Redaksi Harian Kaoem Moeda.
● Abdul Muis juga terkenal pula pandai berdebat dan berpidato. Tahun 1913, ia kemudian
masuk menjadi anggota Serekat Islam (SI), menjadi ketua SI cabang Bandung, dan menjadi
anggota pimpinan sentral kommite pengurus pusat SI. Abdul Muis juga merupakan anggota
Volksrad.
● Karya-karya Abdul Muis diantaranya adalah “Salah Asuhan” (1928), “Surapati” (1950),
“Robert anak Surapati” (1953), “Pertemuan Jodoh”, “Daman Brandal”, “Sabai nan Alui”
(Cerita Rakyat Minangkabau), dan contah Surat Menyurat. Abdul Muis merupakan
Sastrawan, Politisi, Wartawan Indonesia. Pendorong berdirinya Technische Hooge School
(ITB, Institut Teknologi Bandung) Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Buruh Pegadaian.
Pendiri Persatuan Perjuang.
No Nama Tahun SK Asal Makam
2 Ki Hajar Dewantara 1959 DIY (Yogyakarta) Tahunan, Umbul Harjo,
Yogyakarta
● Bapak Pendidikan Nasional Indonesia . Menteri Pendidikan Nasional Pertama. Pendiri
Taman Siswa, Aktivis Pergerakan Kemerdekaan RI. Tanggal kelahirannya diperingati
sebagai Hari Pendidikan Nasional
● Pada tahun 1913 ia menulis brosur “Als ik een Nederlander was” (Andai kata saya seorang
Belanda) isinya kecaman terhadap maksud pemerintah Belanda mengadakan perayaan
serratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Perancis. Karena
penentangannya kepada pemerintahan Hindia Belanda, ia diasingkan oleh ke negeri
Belanda.
● Pada tanggal 3 Juli 1922 ia mendirikan perguruan Taman Siswa, melalui perguruan ini ia
berusaha menanamkan rasa kebangsaan di hati anak didik. Ia yakin bahwa antara
pendidikan dan Gerakan politik terdapat hubungan yang erat.
No Nama Tahun SK Asal Makam
3 R.M. Surjopranoto 1959 DIY (Yogyakarta) Gambiran Umbul Harjo,
Yogyakarta
● Sosok pejuang yang berani membela rakyat pribumi dalam melawan penjajah dalam
menuntut haknya.
● Sosok pejuang yang dikenal dengan sebutan de stakingskoning (raja mogok), pemimpin
pemogokan buruh menentang kebijakan pemerintah kolonial.
● Sosok pejuang yang rela berhenti dari pegawai negeri, demi memperjuangakan hak
rakyat.
● Sosok pejuang yang mencurahkan seluruh waktu dan perhatiannya untuk membela
rakyat kecil yang tertindas akibat penjajahan.
● Raden Mas Surjopranoto Surjopranoto pada 1915, membentuk organiasasi buruh Adhi
Dharma. Pada 1918, membentuk gerakan Prawiro Padjojo ing Joedo atau Arbeidsleger
(tentara buruh), Selain itu Radem Mas Surjopanoto juga mendirikan Personeel Fabriek
Bond (PFB) yang beranggotakan kalangan buruh, kumpulan petani dan koperasi.
● Pada kongres SI 1919 di Surabaya, Ia berpandangan, bahwa perjuangan buruh tidak selalu
harus dengan senjata, namun dapat pula dijalankan dengan paksaan secara moral,
melalui protes-protes, perundingan di muka umum dan jika perlu dengan pemogokan.
● Raden Mas Surjopranoto mengusulkannya pembentukan “Persatuan Perhimpunan
Kaum Buruh” (PPKB) yang beranggotakan perkumpulan-perkumpulan buruh yang ada di
bawah naungan SI.
No Nama Tahun SK Asal Makam
4 Mohammad Hoesni 1960 DKI Jakarta Karet Bivak, Jakarta
Thamrin
● Politikus dan Aktifis Kemerdekaan. Tokoh Betawi yang pertama kali menjadi anggota
Volksraad (“Dewan Rakyat”) di Hindia Belanda, mewakili kelompok Inlanders (“pribumi”).
● Thamrin merupakan anggota Dewan Kota yang sering menyaksikan keadaan rakyat dan
membuatnya berpidato agar pemerintah segera berupaya untuk memperbiki kampung-
kampung di Jakarta. Thamrin kemudian menjadi ketua Kaum Betawi. Kemudian pada
tahun 1927, Thamrin alias Mat Seni dilantik menjadi anggota Volksraad.
● Pada 27 Januari 1930 dibentuk “Fraksi Nasional” dalam Volksraad yang diketuain oleh
Thamrin, dan kemudian Thamrin membentuk “Fonds Nasional”. Thamrin juga menjadi
ketua Pemufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
.Thamrin juga menjadi anggota Vereniging van Indonesia Akademici (VLA) dan menjadi
anggota Partai Indonesia Raya (Parindra). Pada 1939 Parindra yang diwakili oleh Thamrin
bergabung dalam Gabungan Politik Indonesia (GAPI) dengan tujuan “Indonesia
Berpalemen”,
● Masyarakat Jakarta menngenang jasa-jasa M.H. Thamrin sepanjgan masa dan telah
memberikannya nama sebagai Abang Betawi atau Abang Jakarta. Cita-citanya untuk
kepentinngan rakyat diteruskan dalam “Proyek M.H. Thamrin”.
No Nama Tahun SK Asal Makam
5 KH. Samanhudi 1961 Jawa Tengah Sukoharjo, Jawa Tengah
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Pendiri dan Ketua Sarekat Dagang Islam (SDI).
● K.H. Samanhudi Bersama R.M. Umar Said Cokroaminoto mengusulkan agar keanggotaan
SDI tidak terbatas pada kaum dagang saja. Maka perkataan dagang dalam nama
perkumpulan SDI sehingga menjadi Sarekat Islam disingkat SI
● Ketua Kehormatan SI (Sarekat Islam).
● Pendiri Barisan Pemberontak Indonesia Cabang Solo dan Gerakan Persatuan Pancasila
untuk melawan Belanda, serta membentuk laskar Gerakan Kesatuan Alap- alap.
No Nama Tahun SK Asal Makam
6 H.O.S. Cokroaminoto 1961 Jawa Timur Pekuncen, Wirobrajan,
Yogyakarta
● Guru para pemimpin-pemimpin besar di Indonesia. Seorang pengacara pembela anggota
SI yang dituduh. Pelopor pergerakan di Indonesia. Sosok pemikir dan pemimpin organisasi
SI (Sarekat Islam).
● Tjokroaminoto dapat menghimpun dan memberikan pengaruh bagi rakyat seantero Jawa
dan luar Jawa yang membuat Pemerintah Kolonial Hindia Belanda khawatir karena
pengaruhnya begitu besar dalam masyarakat.
● Selain sibuk memimpin SI, Cokroaminoto juga aktif menulis di berbagai majalah dan surat
kabar. Demi kepentingan SI, ia mendirikan N.V. Setia yang menerbitkan harian Utusan
Hindia yang langsung dipimpinnya sendiri. Tulisan-tulisannya dalam harian itu sangat
tajam dalam mengecam pemerintah kolonial.
● Tjokroaminoto memperjuangkan terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat yang
sebenarnya, dengan anggota-anggotanya terdiri dari orang- orang yang dipilih oleh rakyat.
● Konsep pemikiran “Sosialisme dan Islam” Tjokroaminoto memang menjadi daya tarik
tersendiri untuk dipelajari, bahkan hingga kini pemikiran dan sumbangsihnya tak lekang
oleh zaman.
No Nama Tahun SK Asal Makam
7 Danudirja Setiabudi 1961 Jawa Timur Cikutra, Bandung
● Pejuang Pergerakan Kemerdekaan Indonesia, Politikus, Wartawan, Aktivis, Penulis. Salah
satu dari “Tiga Serangkai”. Penggagas nama “Nusantara”. Peletak dasar nasionalisme
Indonesia di awal abad ke-20
● Pendiri Indische Partij pada 1912. Indiesche Partij mempropangandakan cita-cita
kemerdekaan sehingga memiliki banyak anggota sampai sekitar 7.500 orang dari 30
cabang
● Douwes Dekker dibuang ke Belanda karena menentang perayaan 100 tahun Belanda
merdeka dari Prancis di Hindia Belanda. Di Belanda, ia belajar ilmu ekonomi sambil
bergambung dengan Indiesche Vereeniging (Perhimpunan Indonesia). Kemudian ia
mendirikan National Indische Partij pada 1919.
● Mendirikan sekolah Ksatrian Institut, sebuah sekolah yang menitik beratkan pada
pengajaran yang membentuk jiwa nasionalis.
● Menjadi guru besar pada Akademi Ilmu Politik dan anggota Dewan Pertimbangan Agung.
Dalam Kabinet Syahrir III, ia diangkat menjadi Menteri Negara dan juga sebagai penasehat
delegasi RI dalam perundingan-perundingan dengan Belanda
No Nama Tahun SK Asal Makam
8 SiSingamangaradja XII 1961 Sumatera Utara Balige, Tobasa
● Raja Sisingamangaraja XII berjuang menentang kekuasaan Belanda di Tapanuli, Sumatera
Utara. Dengan dukungan rakyatnya, tahun 1877 ia menyatakan perang kepada Belanda.
Perang panjang pun berlangsung bermula di Bahal Batu, Humbang dan berikutnya meluas
di selutuh Tanah Batak bahkan Belanda mengerahkan pasukannya dari Singkil Aceh.
● Pada tahun 1877 para misionaris di Silindung dan Bahal Batu meminta bantuan kepada
pemerintah kolonial Belanda dari ancaman diusir oleh Singamangaraja XII. Kemudian
pemerintah Belanda dan para penginjil sepakat untuk tidak hanya menyerang markas Si
Singamangaraja XII di Bakara tetapi sekaligus menaklukkan seluruh Toba.
● Sebelum Sisingamangaraja XII gugur, ia sempat ditawari untuk diangkat sebagai Sultan
atas Tanah Batak oleh Gubernur Belanda Van Daalen. Bahkan Sang Gubernur sendiri
berjanji akan menyambut kehadirannya dengan seremonial tembakan meriam 21 kali.
Akan tetapi, Sisingamangaraja XII menolaknya bahkan semakin gencar melakukan
perlawanan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
9 Dr. G.S.S.J Ratulangie 1961 Sulawesi Utara Tondano, Sulawesi Utara
● Waktu belajar di Negeri Belanda Sam Ratulangi masuk menjadi anggota Indise Vereniging,
Perhimpunan Mahasiswa Indonesia yang kemudian berganti nama menjadi
“Perhimpunan Indonesia”.
● Sam Ratulangi sangat berjasa bagi rakyat Minahasa. Ia telah berhasil menghapuskan kerja
paksa (rodi), menyelenggarakan transmigrasi, mendirikan yayasan dana belajar.
● Dia juga turut andil dalam proklamasi kemerdekaan. Usai Bung Karno dan Bung Hatta
memimpin proklamasi, Sam Ratulangi diangkat sebagai Gubernur Sulawesi.
● Ia membawa kabar kemerdekaan ke Sulawesi. Proklamasi Kemerdekaan berkumandang
pada 17 Agustus 1945. Namun di Sulawesi proklamasi baru didengar dua hari setelahnya.
pada tanggal 19 Agustus 1945 Gubernur Ratulangi mengumumkan secara resmi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia membacakan kembali bunyi naskah Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di hadapan pemuka-pemuka rakyat Sulawesi.
No Nama Tahun SK Asal Makam
10 DR. Sutomo 1961 Jawa Timur Bubutan , Surabaya
● Sutomo bersama Suraji, Moh. Saleh, Sarwono, Gunawan, Gumbrek dan Angka, mahasiswa
STOVIA, berperan besar atas terbentuknya Budi Utomo, Organisasi Modern Pertama di
Indonesia.
● Sutomo selama melanjutkan Pendidikan di Belanda, bergabung dengan ”Indische
Vereeniging”, yang berganti menjadi ”Indonesische Vereniging” dan menjadi
Perhimpunan Indonesia. Sutomo memimpin organisasi tersebut pada periode 1920-1921.
● Sutomo bekerja sebagai dosen di NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School) di Surabaya
dan mendirikan ”Indonesische Studie Club” (ISC) pada tanggal 11 Juli 1924 yang kemudian
berubah menjadi partai ”Persatuan Bangsa Indonesia” (PBI). Melalui PBI kegiatan di
bidang sosial ekonomi semakin menonjol dapat dilihat dengan berdirinya Rukun Tani,
Rukun Pelayaran, Serikat Buruh, Koperasi, Bank Kredit, Pemeliharaan yatim-piatu.
● Sutomo masuk ke dalam politik praktis, dengan menjadi anggota Dewan Kota
(Gemeenteraad) Surabaya dan melalui organisasi tersbeut Sutomo memperjuangkan
nasib rakyat.
No Nama Tahun SK Asal Makam
11 KH. Akhmad Dahlan 1961 DIY (Yogyakarta) Brontokusuman,
Mergangsang Yogyakarta
● Pendiri Muhammadiyah dan Pejuang bidang Pendidikan.
● Suami dari Siti Walidah yang juga Pahlawan Nasional. Ia memperoleh pendidikan agama
di pesantren dan kemudian memperdalam ilmu lainnya di Mekah dan juga gemar
membaca buku.
● Nama Ahmad Dahlan menjadi bahan pembicaraan masyarakat ialah ketika tahun 1896
Dahlan membetulkan arah kiblat di langgar dan masjid-mesjid di Yogyakarta. Peristiwa lain
yang membuatnya semakin dikenal ialah dengan penentuan Hari Raya Id. Tetapi nama
beliau lebih dikenal sebagai pendiri dan pemimpin Muhammadiyah, organisasi sosial yang
menitikberatkan usahanya di bidang pendidikan serta kemajuan hidup beragama di
kalangan umat islam.
● Sebelum mendirikan Muhammadiyah, Ahmad Dahlan sudah memasuki organisasi lain,
baik yang berdasarkan nasionalisme ataupun agama, seperti Budi Utomo dan Sarekat
Islam.
● K.H. Ahmad Dahlan memilih lapangan sosial dan pendidikan sebagai medan baktinya.
Selain Muhammadiyah, Dahlan mendirikan Aisiyah untuk anak perempuan dan organisasi
pramuka Hizbul Wathan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
12 KH. Agus Salim 1961 Sumatera Barat TMPN Utama Kalibata
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Politisi, Jurnalis, Penulis Buku. Menteri Luar Negeri.
Anggota BPUPKI dan Ketua Dewan Kehormatan PWI.
● Agus Salim lulus dari HBS dan kemudian memilih untuk belajar sendiri dan menguasai
berbagai macam bahasa derah dan negara lain. Ia kemudian merantau ke Jedah dan
mempelajari islam lebih dalam dan membuatnya berkenalan dengan tokoh-tokoh
modernis Islam seperti Jamaludin Al-Afghani. Pada tahun 1911, ia kembali ke tanah air
dan mendirikan HIS.
● Karir politiknya dimulai dalam Sarekat Islam (SI), kemudian bersama Samaun pada tahun
1919 ia mendirikan Persatuan Pergerakan Kaum Buruh. Agus Salim juga melontarkan
gagasan mengenai Pan Islamisme. Ia juga merupakan anggota Volksraad sampai tahun
1924 ia keluar dan menganut aliran non-kooperatif.
● Tahun 1925 bersama Cokroaminoto menerbitkan harian Fajar Asia di Yogyakarta, dan
memimpin harian Hindis Baru di Jakarta.
● Pada 1929 ia diangkat menjadi ketua Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
● Ia diangkat menjadi anggota BPUPKI dan menjadi anggota Panitia Sembilan. Sejak
Proklamasi ia aktif dalam bidang diplomasi sebagai Menteri Luar Negeri.
No Nama Tahun SK Asal Makam
13 Jend. Gatot Subroto 1962 Jawa Tengah Ungaran Timur,
Semarang
● Tokoh perjuangan militer Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Panglima Tentara &
Teritorium (T&T) IV Diponegoro. Wakil Staff Kepala Angkatan Darat.
● Ikut serta dalam pasukan Jepang pada Perang Pasifik. Dengan melihat potensinya,
pemerintah Jepang mengangkatnya menjadi kepala Detasemen Polisi. Ketika pemerintah
pendudukan Jepang membentuk PETA (Tentara Pembela Tanah Air), Gatot pun
mendaftarkan diri.
● Di Banyumas, ia berhasil mengambil alih kekuasaan kepolisian dan sesudah itu ia diangkat
menjadi Kepala Kepolisian Karesidenan Banyumas. Bersama- sama dengan BKR (Badan
Keamanan Rakyat), ia aktif berunding dengan komandan militer Jepang dalam usaha
memperoleh senjata.
● Melahirkan gagasan untuk mendirikan sebuah akademi militer gabungan yang telah
terwujud dalam bentuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).
● Selama berkarir di bidang militer, Gatot Subroto memiliki 17 bintang jasa dan setelah
wafat pangkatnya dinaikkan menjadi jenderal anumerta.
No Nama Tahun SK Asal Makam
14 Sukarjo Wiryopranoto 1962 Jawa Tengah TMPN Utama Kalibata
● Perintis Kemerdekaan Indonesia. Pendiri Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) bersama dr.
Soetomo. Anggota Volksraad. Sekretaris Gabungan Politik Indonesia (Gapi). Memimpin
surat kabar Asia Raya. Pembina majalah Mimbar Indonesia. Duta Besar di Italia, Vatikan,
RRC. Wakil Tetap Indonesia di PBB
● Pada 1937, Sukardjo Wirjopranoto diangkat menjadi anggota Dewan Rakyat, wakil dari
Budi Utomo.
● Sukardjo Wirjopranoto aktif pula di Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Pada 1939, GAPI
melancarkan perjuangan dengan semboyan "Indonesia Berparlemen". GAPI juga berhasil
menyelenggarakan Kongres Rakyat Indonesia di Jakarta
● Pada 1943 ia juga ditunjuk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, ia diangkat sebagai juru bicara
Kabinet Syahrir. Selain itu, ia juga mendirikan majalah Mimbar Indonesia di Jakarta
No Nama Tahun SK Asal Makam
15 Dr. Ferdinand Lumban 1962 Sumatera Utara Kolang, Tapanuli Tengah
Tobing
● Dokter dan Politisi, Berjuang untuk Hak-Hak Pekerja Paksa. Gubernur Sumatera Utara.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Menteri Penerangan. Menteri Kesehatan.
● Merupakan salah satu anggota Jong Batak selama bersekolah di STOVIA.
● Menyembuhkan Sultan Kutai yang telah lama jatuh sakit. Sebagai tanda terima kasih,
maka dr. Ferdinand Lumban Tobing diangkat sebagai ayah oleh Sultan Kutai.
● Pada bulan November 1943 diangkat menjadi Ketua Dewan Perwakilan Daerah (Syu
Sangikai) untuk Karesidenan Tapanuli.
● dr. Ferdinand Lumban Tobing secara resmi diangkat menjadi Residen Tapanuli pada
tanggal 3 Oktober 1945. Ia segera mengatur barisan pemuda bersenjata dan berdirilah
BKR yang kemudian menjadi TKR dan akhirnya TNI.
● Pada tanggal 30 Juli 1983 dr. Ferdinand Lumban Tobing diangkat menjadi Menteri
Penerangan dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo I. Dalam kedudukan itu ia pernah pula
menjabat sebagai Menteri Kesehatan ad interim.
No Nama Tahun SK Asal Makam
16 KH. Zainul Arifin 1963 Sumatera Utara TMPN Utama Kalibata
● K.H. Zainul Arifin adalah tokoh politik NU yang pernah menjadi ketua DPR-GR di era
demokrasi terpimpin.
● K.H. Zainul Arifin sudah terlibat politik masa pergerakan nasional.
● Pada zaman Jepang menjadi Kepala Bagian Umum dari Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi)
● K.H. Zainul Arifin melalui Hizbullah menentang pelibatan Masyumi dalam romusha.
● K.H. Zainul Arifin dengan pasukan Hizbullah terlibat dalam pertempuran-pertempuran
dengan Belanda mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
● K.H. Zainul Arifin aktif sebagai anggota KNIP dan kemudian dipilih menjadi anggota Badan
Pekerja KNIP.
● K.H. Zainul Arifin pada masa RIS duduk sebagai anggota DPRS.
● K.H. Zainul Arifin pada tahun 1963 ia menjadi Ketua DPR GR.

No Nama Tahun SK Asal Makam


17 Tan Malaka 1963 Sumatera Utara Tidak Diketahui
● Tan Malaka adalah pahlawan nasional yang berjuang menuntut kemerdekaan Indonesia,
yang menolak perjuangan diplomasi.
● Tan Malaka menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia setelah kepergian Semaun Ke Rusia
pada 1924, ia mengembangkan cabang PKI ke daerah dan mengecam pemerintahan
Kolonial yang menindas para buruh.
● Pada tahun 1925 ketika berada di Cina, Tan Malaka menulis buku kecil berjudul Naar de
“Republick Indonesia” yang dicetak di Kanton. Bukunya Tan Malaka tersebut mengajak
kaum cendikiawan Indonesia untuk berjuang meraih Kemerdekaan Indonesia dan Peka
terhadap hati nurani Rakyat.
● Tan Malaka juga melontarkan pemikirannya mengenai program politik, ekonomi dan
sosial, bahkan kemiliteran yang diperlukan dalam perjuangan kemerdekaan bangsa.
● Tan Malaka menentang kebijakan diplomasi yang terus-menerus diutamakan pemerintah
RI. Ia tidak memercayai Belanda yang selalu mengingkari setiap perundingan yang telah
disepakati.
● Tan Malaka bergabung dengan Gerakan Revolusi Rakyat (GRR). Partai Rakyat beserta
sejumlah partai oposisi lainnya, termasuk Partai Rakyat Jelata, Partai Buruh Merdeka,
Angkatan Komunis Muda, Barisan Banteng, Laskar Rakyat Jawa Barat, dan lainnya sepakat
melebur menjadi Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba).
No Nama Tahun SK Asal Makam
18 MGR.A. Sugyopranoto 1963 Jawa Tengah TMP Giri Tunggal,
SJ Semarang
● Uskup Agung Katolik Semarang. Seorang Patriot dan Nasionalis sejati. Beliau dipuji
karena kekuatannya selama pendudukan Jepang dan revolusi nasional.
● Pidato Soegijapranata saat Kongres Katolik Seluruh Indonesia di Semarang tahun 1954,
mengatakan, jika kita merasa sebagai orang Kristen yang baik, kita semestinya juga
menjadi seorang patriot yang baik.
No Nama Tahun SK Asal Makam
19 Ir. H. Djuanda 1963 Jawa Tengah TMPN Utama Kalibata
Kartawijaya
● Menteri Keuangan pada Kabinet Kerja I dan II, Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet
Hatta I, Menteri Perdagangan pada Kabinet RIS, dan Menteri Perhubungan pada Kabinet
Syahrir III dan pernah menjabat Perdana Menteri pada 1957-1959.
● Beliau memiliki peran besar menjaga kedaulatan maritim Indonesia di awal masa
kemerdekaan, diabadikan dalam uang pecahan Rp50 ribu sejak 16 Desember 2016.
● Ia mengeluarkan Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Dalam deklarasi itu ia
menyatakan kepada masyarakat internasional bahwa segala perairan yang
menghubungkan pulau-pulau Indonesia masuk dalam teritori Negara Republik Indonesia.
Deklarasi itu juga menyatakan bahwa penentuan batas laut 12 mil yang diukur dari garis-
garis yang menghubungkan titik terluar pada pulau-pulau Negara Republik Indonesia akan
ditentukan dengan undang-undang.
No Nama Tahun SK Asal Makam
20 DR. Sahardjo, SH 1963 Jawa Tengah TMPN Utama Kalibata
● Tokoh penting dalam reformasi hukum di Indonesia. Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia ke-11. Hasil buah pemikirannya yang penting adalah Undang-undang Warga
Negara Indonesia tahun 1947 dan Undang-undang Pemilihan Umum tahun 1953.
● Sahardjo menciptakan istilah ‘Narapidana’ sebagai penganti ‘orang terhukum’. Istilah
penjara diganti menjadi ‘pemasyarakatan’. Dan mencetuskan lambang Departemen
Kehakiman yaitu pohon beringin sebagai lambang pengayoman (Perlindungan)
● Sahardjo juga yang mengusulkan lambang Kehakiman dan Kejaksaan menggunakan
gambar pohon beringin, bukan Dewi Keadilan yang akrab dengan timbangan, pedang, dan
mata tertutupnya, pohon Beringin dinilai lebih sesuai dengan kepribadian Bangsa
Indonesia
● Hasil pemikiran Sahardjo membawa penjelasan mengenai hakikat Negara Republik
Indonesia. Penjelasan itu menolak pendapat bahwa Negara RI hadiah Koferensi Meja
Bundar (KMB) antara Belanda dengan Indonesia.
No Nama Tahun SK Asal Makam
21 Cut Nyak Dhien 1964 NAD (Aceh) Sukajaya, Sumedang
● Pemimpin Gerilya Aceh yang berperang melawan Pasukan Kolonial Belanda pada masa
perang Aceh (1873- 1904). Istri Teuku Umar (juga Pahlawan Nasional).
● Cut Nyak Dien merupakan tokoh yang memegang peranan penting bagi Masyarakat Aceh
baik di bidang politik maupun bidang lainnya.
● Ia menjadi garda terdepan dalam perang melawan Belanda. Beliau tangkas, tangguh dan
gigih dalam memperjuangkan tanah air, bangsa dan agama dari tangan Belanda.
● Perang Aceh-Belanda yang meletus tahun 1873, bagi Aceh, perang itu adalah perang
mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan. Sedangkan bagi Belanda perang itu
untuk memperluas wilayah jajahannya
● Bersama-sama dengan Teuku Umar, Cut Nyak Dien menyusun strategi perjuangan. Ia
membangkitkan semangat penduduk VI Mukim agar mereka berjuang mempertahankan
daerah mereka dari serangan Belanda.
● Ia meninggal dunia di Sumedang pada tanggal 6 November 1908 sebagai tawanan
Pemerintah Hindia-Belanda setelah bertahun-tahun lamanya berjuang menentang
penjajahan Belanda khususya di daerah Aceh.
No Nama Tahun SK Asal Makam
22 Cut Meutia 1964 NAD (Aceh) Pira Timur, Aceh Utara
● Pemimpin Gerilya Aceh yang berperang melawan Pasukan Kolonial Belanda. Gugur pada
pertempuran di Alue Kurieng tanggal 24 Oktober 1910.
● Cut Meutia sejak kecil diajarkan agama islam oleh kedua orang tuanya. Ia diajarkan
bagaimana menghidupkan amar ma’ruf nahi munkar.
● Pada Agustus 1902, pasukan Teuku Chik Tunong dan Cut Meutia mencegat pasukan
Belanda yang berpatroli di daerah Simpang Ulim Blang Nie. Dalam penyerangan ini,
pasukan Belanda lumpuh total dan para pasukan Chik Tunong dan Cut Meutia berhasil
merebut 42 pucuk senapan. Dalam pertempuran tersebut suami Cut Meutia Chik Tunong
gugur. Ia kemudian melanjutkan perjuangan bersama Pang Nanggroe. Namun, Pang
Nanggroe pun gugur dalam perjuangannya. Gugurnya pemimpin pasukan tidak
memadamkan semangatkan Cut Meutia bersama kaum muslimin lainnya ia terus
melakukan perlawanan terhadap Belanda,
● Cut Meutia mengambil posisi paling depan, pertarungan yang tidak seimbang dari segi
jumlah dan persenjataan akhirnya membuat Cut Meutia terbunuh,setelah tiga tembakan
peluru menerjangnya. Cut Nyak Meutia gugur sebagai pejuang bangsa dan agama.
No Nama Tahun SK Asal Makam
23 R.A. Kartini 1964 Jawa Tengah Bulu, Rembang
● Raden Ajeng Kartini merupakan seorang pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
Melalui surat-surat yang ia kirimkan kepada temannya seorang Belanda Stella
Zeehandelar. Dirinya aktif menceritakan bagaimana terbelakangnya perempuan-
perempuan Jawa.
● Kartini ingin mengangkat derajat kaum wanita melalui pendidikan, agar mereka
memperoleh hak yang sama dan kecakapan yang sama sepertikaum laki-laki. Karena
itulah Kartini dianggap sebagai pelopor emansipasi wanita.
● Kartini menganggap bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan wanita sebagai makhluk yang
sama, hanya bentuknya yang berbeda. Karena itu kedudukan mereka tidak boleh dibeda-
bedakan. Kartini yakin bahwa wanita memegang peranan penting dalam kehidupan suatu
bangsa seperti ditulisnya dalam salah satu suratnya.
● Semasa menjalani pingitan ia aktif membaca buku-buku. Salah satu buku yang semakin
membuka matanya ialah buku Minnebrieven, karangan Multatuli. Ia juga membaca buku-
buku Ny. C. Goekoop yang menguraikan perjuangan Hylda van Suylenderb membela hak-
hak wanita di Negeri Belanda.
● Kartini mendirikan sekolah bagi gadis-gadis di Jepara. Muridnya hanya sebanyak sembilan
orang, terdiri atas kerabat atau teman-temannya. Pelajaran yang diberikan meliputi
menjahit, memasak, meyulam, dan bahasa Jawa.
No Nama Tahun SK Asal Makam
24 Dr. 1964 Jawa Tengah Ambarawa, Semarang
Ciptomangunkusumo
● Cipto Mangunkusumo adalah seorang dokter, wartawan sekaligus pejuang pergerakan
nasional kemerdekaan Indonesia. Bersama dengan Ernest Douwes Dekker da Ki Hadjar
Dewantara ia dikenal sebagai “Tiga Serangkai”.
● Ia banyak menyebarkan semangat nasionalisme kebangsaan Indonesia pada generasi
muda pergerakan nasional Indonesia ketika itu.
● Cipto Mangunkusumo aktif memberikan pengobatan kepada rakyat kecil sehingga ia
dijuluki sebagai Dokter Jawa yang berbudi.
● Disamping bekerja sebagai dokter, ia banyak menulis di surat kabar Belanda de
Locomotief, terbitan Semarang. Tulisannya mengeritik dan menyerang pemerintah
tentang cara memerintah yang feodalistik hingga rakyat makin melarat dan bodoh.
● Bersama dengan dr Soetomo mereka mendirikan organisasi Boedi Oetomo yang bergerak
dibidang pengumpulan beasiswa.
● Dalam Kongres Boedi Oetomo yang diselenggarakan pada 3 dan 4 Oktober 1908 di
Yogyakarta, Cipto Mangunkusumo mengusulkan agar Boedi Oetomo dijadikan sebagai
organisasi politik
● Pada tahun 1913 Ia menulis harian De Express, 26 Agustus 1913 yang berjudul ”Kracht of
Vrees” (Kekuatan atau Ketakutan). Akibat tulisannya tersebut ia diasingkan oleh
Pemerintah Hindia-Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
25 H. Fakhrudin 1964 DIY (Yogyakarta) Kuncen, Wirobraja,
Yogyakara
● Pejuang Pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Seorang Tokoh Muhammadiyah yang serba
bisa. Perunding dalam Negosiasi untuk Perlindungan Jamaah Haji dari Nusantara
(Indonesia, 1921- 1929).
● Membina kepanduan ”Hizbul Wathan” dan pernah pula memimpin PKU (Penolong
Kesengsaraan Umat).
● Fahruddin dikenal pula sebagai pendiri percetakan Muhammadiyah. Untuk keperluan itu,
mengumpulkan dana berupa saham seharga 25 gulden selembar. Dengan modal itu
berhasil membeli alat-alat percetakan. Sampai sekarang percetakan itu masih ada dengan
nama ”Percetakan Muhammadiyah”.
● Pada 1918 sampai dengan 1920 memimpin majalah ”Sri Diponegoro”. Surat kabar ini
diberinya dasar yang dicantumkannya dibawah nama surat kabar itu, yaitu ”Pembela
Bangsa” dengan lambangnya berupa gambar seorang Indonesia berkelahi dengan
harimau.
● Fahruddin banyak pula menulis buku, antara lain ”Pan Islamisme, Kepentingan Pengajaran
Agama Islam”, dan sebagainya. Bukunya yang mendapat perhatian besar ialah ”Kawan
dan Lawan”.
● Atas usul Fahruddin, Muhammadiyah mendirikan ”Badan Penolong Haji” yang dalam
perkembangan pada waktu kemudian berubah menjadi ”Panitia Perbaikan Perjalanan
Haji”.
No Nama Tahun SK Asal Makam
26 KH. Mas Mansyur 1964 Jawa Timur Ampel, Surabaya
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Tokoh Pembaharu Islam. Terkenal sebagai Empat
Serangkai (Soekarno, M. Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan Mas Mansur).
● K.H. Mas Mansur adalah putera Kyai Mas Ahmad dari keluarga pesantren Sidoresno,
Surabaya. Selepas belajar di Al-Azhar Mesir dan melanjutkan studi di Makkah selama
setahun, Mas Mansur pulang ke tanah air pada tahun 1915.
● Di tanah air ia disibukkan dengan berbagai kegaitan, dalam pergerakan agama, bahkan
politik pula. Sebagai ulama, ia dikenal sebagai ahli ilmu tasawuf, tauhid, kalam, falsafah,
dan mantiq.
● Pada 1921 K.H. Mas Mansur menjadi anggota Muhammadiyah. Kemudian ia mendirikan
Muhammadiyah cabang Surabaya, menjadi konsul Muhammadiyah untuk Jawa Timur,
dan terpilih menjadi Ketua Pimpinan Pusat. Ia juga mejadi pemimpin Muhammadiyah
sejak tahun 1937 hingga 1943.
● K.H. Mansur juga mendirikan Majelsi Islam Ala Indonesia (MIAI) pada tahun 1937.
Kemudian menjadi anggota Partai Islam Indonesia (PARIII) tahun 1938. Pada 1941 ia
menjadi ketua Majelis Rakyat Indonesia (MRI).
● Selama berjuang dan memimpin perjuangan umat Islam, K.H Mansur benyak
menyumbangkan pemikirannya melalui tulisan dan pidato.
No Nama Tahun SK Asal Makam
27 Alimin 1964 Jawa Tengah TMPN Utama Kalibata
● Alimin merupakan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia serta tokoh komunis
Indonesia.
● Sejak remaja Alimin aktif dalam pergerakan nasional. Ia pernah menjadi anggota Budi
Utomo, Sarekat Islam, Insulinde. Sebelum bergabung dengan Partai Komunis Indonesia
(PKI), ia juga salah seorang pendiri Sarekat Buruh Pelabuhan yang dahulunya disebut
Sarekat Pegawai Pelabuhan dan Lautan.
● Alimin diberi penghargaan oleh negara mengingat jasa-jasanya sebagai pemimpin
pergerakan nasional dimasa lalu guna mencapai kemerdekaan nusa dan bangsa.
No Nama Tahun SK Asal Makam
28 Dr. Muwardi 1964 Jawa Tengah Tidak Diketahui
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Komisaris Besar Kepanduan Bangsa Indonesia.
Pemimpin Redaksi Majalah Jong-Java. Ketua Jong-Java Cabang Jakarta. Turut
mengikrarkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Menangani Keamanan saat Proklamasi
Kemerdekaan.
● Muwardi menamatkan sekolahnya di STOVIA, saat disini juga ia menunjukan perhatian
yang besar kepada pergerakan pemuda. Ia adalah anggota Jong Jawa, dan kemudian
menjadi ketua Pandu Kebangsaan, dan menjadi anggota Kwartir Besar KBI. Ia juga aktif
dalam kepengurusan ISI dan ia tejun dalam politik dengan masuk Parindra (Partai
Indonesia Raya).
● Ia juga menjadi asisten professor di sekolah tinggi kedokteran GHS dan menjadi spesialis
THT dan membuka praktik di Jakarta.
● Muwardi diangkat sebagai ketua Barisan Pelopor Kotapraja Jakarta. Ia memberikan
hidupnnya untuk perjuangan, ia memimpin Barisan Pelopor, menentukan siasat, terjun ke
gelanggang perjuangan fisik, ia juga memimpin Barisan Benteng. Mawardi juga ikut aktif
dalam pimpinan GRR (Gerakan Revolusi Rakyat).
● Mawardi menjadi korban pembenrontakan PKI di Madiun, ia diculik dan pencarian
kebaradaan makam dr. Mawardi tidak menemukan titik terang hingga kini.
No Nama Tahun SK Asal Makam
29 KH. Abdul Wahid Hasjim 1964 Jawa Timur Tebu Ireng, Jombang
● Menjadi Menteri Republik Indonesia hingga 5 kali, yaitu: 1) Menteri Negara dalam
Kabinet Presidentil; pertama (1945). 2) Menteri Negara Kabinet Syahril (1946-1947); 3)
Menteri Agama Kabinet RIS (1949-1950); 4) Menteri Agama Kabinet Natsir (1950-1951);
5) Menteri Agama Kabinet Sukiman (1951- 1952).
● Pernah memimpin MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia Dewan Tertinggi Islam di Indonesia)
yang kemudian berubah menjadi Masyumi pada masa pendudukan Jepang. Kedudukan
inilah yang mengantarnya menjadi anggota Cuo Sangi In, Dokuritsu Jumbi Cosakai (Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan/ BPUPK), Dokuritsu Jumbi Iin Kai (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia/ PPKI)
● Salah seorang yang menandatangani Piagam Jakarta yang intinya menjadi Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.
● K.H. Abdul Wahid Hasyim bersama K.H. Zainul Arifin mendirikan Hizbullah. Hizbullah
menjadi salah satu cikal bakal TRI (Tentara Rakyat Indonesia) yang kemudian menjadi TNI,
hal ini membawanya menjadi penasehat politik Panglima Besar Sudirman.
● Selama menjadi menteri Agama telah merintis hubungan yang sehat dan saling
menghormati antara pemeluk agama-agama besar di Indonesia.
No Nama Tahun SK Asal Makam
30 Sri Susuhunan 1964 Jawa Tengah Imogiri, Bantul
Pakubuwono VI
● Raja Kasunanan Surakarta yang memerintah tahun 1823 1830. Merupakan Pendukung
Perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Pasukan Kolonial Belanda
● Sri Susuhunan Pakubuwono VI lahir dengan nama asli Raden Mas Sapardan di Surakarta
pada tanggal 26 April 1807. Dia merupakan keturunan dari Sri Susuhan Pakubuwana V
dengan istrinya Raden Ayu Sosrokusumo yang memiliki darah keturunan dari Ki Juru
Martani.
● Pakubuwana VI naik tahta tanggal 15 September 1823, selang sepuluh hari setelah
kematian ayahnya.
No Nama Tahun SK Asal Makam
31 KH. Hasjim Asjarie 1964 Jawa Timur Tebu Ireng, Jombang
● Pada tahun 1899, sepulangnya dari Mekah, KH Hasyim Asyari mendirikan Pesantren Tebu
Ireng, yang kemudian menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20.
● Mendirikan NU (Nahdatul Ulama) sebagai wadah bagi umat Islam. Melakukan
pembaharuan dalam sistem pesantren.
● Ikut membantu dan membawa NU ke dalam pergerakan nasional menghadapi tindakan-
tindakan keras pemerintah kolonial. Merupakan seorang tokoh yang menggagas
pendirian Tentara Sukarela Muslimin di Jawa "Hizbullah", yang kelak dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia memberikan sumbangsih yang besar.
● Ikut andil dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan menjadikan pesantren
Tebuireng menjadi markas para pejuang Islam.
No Nama Tahun SK Asal Makam
32 Gubernur Surjo 1964 Jawa Timur Jl. Salak, Magetan
● Gubernur Jawa Timur Pertama. Bupati Magetan. Residen Bojonegoro. Anggota Dewan
Pertimbangan Agung RI (DPA). Dengan Tegas Menolak Ultimatum Inggris dan
memerintahkan rakyat Surabaya (Jawa Timur) berperang melawan Inggris yang
diboncengi Belanda, dan terkenal sebagai Pertempuran 10 November 1945, selanjutnya
diperingati sebagai Hari Pahlawan RI.
● Dalam pidatonya di radio, Gubernur Suryo memberikan pesan: “Berulang-ulang telah kita
katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali. Juga sekarang
dalam menghadapi ultimatum pihak Inggris, kita akan memegang teguh sikap ini. Kita
tetap menolak ultimatum. Dalam menghadapi segala kemungkinan besok pagi, mari kita
semua memelihara persatuan yang bulat antara Pemerintah, rakyat, TKR, Polisi dan
semua badan-badan perjuangan pemuda dan rakyat kita. Mari kita sekarang memohon
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga kita sekalian mendapat kekuatan lahir dan batin
serta rahmat dan tauhid hidayah perjuangan. Selamat berjuang“.
● Pada Juni 1947 Ia diangkat menjadi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung
berkedudukan di Yogyakarta.
No Nama Tahun SK Asal Makam
33 Jenderal Sudirman 1964 Jawa Tengah Kusuma Negara,
Yogyakarta
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Seorang Guru, Panglima Besar Tentara Nasional
Indonesia pertama (TKR, Tentara Keamanan Rakyat),
● Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945,
Soedirman pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Ia ditugaskan
untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya
setelah mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat.
● Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima
besar TKR di Yogyakarta, Soedirman terpilih menjadi panglima besar
● Pada 15 Desember 1945 Soedirman memimpin pertempuran Ambarawa, yang membuat
Sekutu mundur dari Ambarawa ke Semarang. Dengan prestasinya itu Soedirman menjadi
Panglima Besar TKR dengan pangkat Jenderal.
● Pada tanggal 19 Desember 1948, beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah
sakit, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Pada saat
pemimpin-pemimpin politik berlindung di kraton sultan, Soedirman, beserta sekelompok
kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai
perlawanan gerilya selama tujuh bulan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
34 Jenderal Urip 1964 Jawa Tengah Kusuma Negara,
Sumohardjo Yogyakarta
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Pemimpin Tentara Keamanan Rakyat RI yang Pertama
(sebelum Sudirman). Membentuk Angkatan Perang Nasional Indonesia yang pertama.
Penasehat Wakil Presiden (merangkap Menteri Pertahanan).
● Urip Sumoharjo berasal dari keluarga santri yang berpendidikan dan juga keturunan
seorang bangsawan. Keluarganya menginginkan Urip menjadi priyayi atau bupati, namun
Urip memilih masuk tantara. Tahun 1913 ia lulus dalam predikat “taruna teladan: Dengan
pangkat Dua KNIL ia memulai masa dinasnya di militer. Mulai ddari Kalimantan hingga
Cimahi, dan kemudian ke Purworejo. Urip merupakan tantara KNIL yang tidak menyetujui
semua tindakan pemerinta jajahan termasuk dikriminasi.
● Sebagai prajurit profesional dan berpengalaman, ia menyadari betapa pentingnya tantara
bagi sebuah negara. Apalagi bagi RI yang baru berdiri dan sedang menghadapi ancaman
militer dari kekuatan asing.
● Urip menjadi peletak dasar-dasar berkembangnya TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang
menjadi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).
● Urip Sumoharjo diangkat menjadi jenderal anumerta dan dianugerahi Bintang Sakti,
Bintang Mahaputera, dan Bintang Republik Indonesia.
No Nama Tahun SK Asal Makam
35 Prof. DR. Supomo, SH 1965 Jawa Tengah Lawean, Surakarta
● Soepomo dikenal sebagai arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan
Muhammad Yamin dan Soekarno
● Pada tahun 1924 dan 1927 Soepomo mendapat kesempatan melanjutkan pendidikannya
ke Rijksuniversiteit Leiden di Belanda di bawah bimbingan Cornelis van Vollenhoven,
profesor hukum yang dikenal sebagai "arsitek" ilmu hukum adat Indonesia dan ahli hukum
internasional, salah satu konseptor Liga Bangsa Bangsa
● Di tahun 1927, Soepomo resmi menyandang gelar Doktor dengan disertasinya yang
berjudul Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta (Reorganisasi
sistem agraria di wilayah Surakarta). Dalam disertasi tersebut, Soepomo mengupas sistem
agraria tradisional di Surakarta dan menganalisis hukum-hukum kolonial yang berkaitan
dengan pertanahan di wilayah Surakarta secara tajam, namun dengan bahasa yang halus
dan tidak langsung.
No Nama Tahun SK Asal Makam
36 DR. Kusumaatmadja, SH 1965 Jawa Barat Tanah Kusir, Jakarta
● Ketua Mahkamah Agung Pertama. Anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
● Kusumah Atmaja merupakan lulusan Sekolah Tinggi Kehakiman (Rechtschool) pada tahun
1913. Ia sempat bekerja sebagai pegawai pembantu pengadilan di Bogor, dan meraih gelar
doktor pada tahun 1922 setelah mendapat beasiswa ke Universitas Leiden,Belanda.
● Kusumah menjalani profesi sebagai penegak hukum di berbagai kantor pengadilan
Kolonial Hindia Belanda, tahun 1924 ia diangkat menjadi Ketua Pengadilan Negeri di
Indramyu dan Majalengka.
● Pada tahun 1931 ia dipindahkan ke Jakarta dan menjadi Ketua Pengadilan Negeri di
Jakarta dan Tangerang.
● Pada tahun 1942, ia diangkat menjadi Ketua Tihoo Hooin (Pengadilan Negeri) di Semarang,
sekaligus Kooto Hooin (Pengadilan Tinggi). Menjelang akhir pendudukan Jepang, ia
dipindahkan ke Jakarta sebagai Wakil Ketua Kooto Hooin Jakarta dan juga mengajar di
Kenchoku Gakuin.
● 19 Agustus 1945, Kusumah ditugaskan untuk membentuk Mahkamah Agung dan sekaligus
diangkat menjadi Ketua Mahkamah Agung RI yang pertama.
No Nama Tahun SK Asal Makam
37 Jenderal TNI Anm. A. 1965 Jawa Tengah TMPN Utama, Kalibata
Yani
● Ahmad Yani merupakan pahlawan Indonesia yang memiliki peran penting dalam
perjuangan bangsa. ia merupakan Panglima Staf Komando Angkatan Darat (KSAD).
● Pada masa mempertahankan kemerdekataan Ahmad Yani beserta pasukannya berhasil
memukul mundur pasukan sekutu sampai ke Ambara pada19 Oktober 1945 di Semarang.
● Pada tahun 1948 semasa Ahmad Yani menjabat sebagai Komandan Brigade Diponegoro,
negara dirongrong oleh PKI dibeberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ahmad Yani
berperan dalam mengirimkan Batalyon Suryosumpeno untuk menumpas pasukan
pemberontak di daerah sekitar Purwodadi dan Grobogan.
● Saat terjadi Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948. Kota Magelang, tempat
kedudukan Brigade Yani, diserang Belanda dari tiga jurusan, yakni dari Yogyakarta,
Ambarawa dan Punvorejo. Kota ini terkepung, tetapi Yani tidak panik. Ia memerintahkan
anak buahnya membumihanguskan Magelang.
● Ahmad Yani dan pasukannya berhasil menumpas Gerakan DI/TII di Daerah sekitar Brebes
dan Pekalongan.
● Ia menjadi salah satu korban dalam peristiwa G30 S/PKI.

No Nama Tahun SK Asal Makam


38 Letjen. TNI. Anm 1965 Jawa Tengah TMPN Utama, Kalibata
Suprapto
● Letnan Jenderal Angkatan Darat, korban kebiadaban (dibunuh) Gerakan 30 September
PKI. Ajudan Jenderal Sudirman, turut dalam pertempuran Ambarawa. Kepala Staf Tentara
dan Teritorial (T&T) IV/Diponegoro. Deputy Kepala Staf Angkatan Darat wilayah Sumatera.
● Di awal kemerdekaan, ia merupakan salah seorang yang turut serta berjuang dan berhasil
merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap. Selepas itu, ia kemudian masuk menjadi
anggota Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto.
● Selama di Tentara Keamanan Rakyat (TKR), ia mencatatkan sejarah dengan ikut menjadi
salah satu yang turut dalam pertempuran di Ambarawa melawan tentara Inggris. Ketika
itu, pasukannya dipimpin langsung oleh Panglima Besar Sudirman. Ia juga salah satu yang
pernah menjadi ajudan dari Panglima Besar tersebut.
No Nama Tahun SK Asal Makam
39 Letjen. TNI. Anm. MT. 1965 Jawa Timur TMPN Utama, Kalibata
Harjono
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Letnan Jenderal Angkatan Darat, korban kebiadaban
(dibunuh) Gerakan 30 September.
● Letnan Jendral TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Harjono, mengawali perjuangan militer
dengan menjadi tantara PETA. Kecakapannya dalam menguasai bahasa Belanda, Inggris,
dan Jerman membuatnya dipercayai sebagai Kepala Kantor Penghubung dan tahun 1945
ia dipindahkan ke Sekretariat Keamanan. Bulan Maret 1946 ia ditunjuk sebagai delegasi
Republik Indonesia dalam perundingan dengan Inggris dan Belanda di Jakarta. Berbagai
jabatan penting pernah diemban oleh Harjono, ia juga menjadi delegasi untuk KMB
sebagai sekretaris.
● Tahun 1950 ia diangkat sebagai atase militer pertama RI untuk Negeri Belanda dan
pangkatnya menjadi Letnan Kolonel. Kemudian pada bulan Juli 1964 pangkatnya menjadi
Mayor Jenderal dan memangku jabatan Menteri/Panglima Angkatan Darat.
● MT. Harjono menjadi salah satu korban dalam peristiwa G30S/PKI dikarenakan penolakan
terhadap pembentukan Agkatan Kelima. Ia meninggal akibat tembakan senjata
dirumahnya dan mayatnya diangkut dan dimasukan ke Lubang Buaya. Barulah pada 5
Oktober 1965, jenazahnya dimakamkan dan pangkatnya dinaikan secara anumerta
menjadi Letnan Jenderal.
No Nama Tahun SK Asal Makam
40 Letjen. TNI. Anm. S. 1965 Jawa Tengah TMPN Utama, Kalibata
Parman
● Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman atau yang lebih dikenal dengan nama S.
Parman merupakan salah satu pahlawan revolusi Indonesia dan tokoh militer Indonesia.
S. Parman meninggal dunia setelah terbunuh pada peristiwa G30S PKI. S. Parman
kemudian mendapatkan gelar Letnan Jenderal Anumerta
● Setelah Indonesia merdeka, Parman memilih dunia militer sebagai tempat pengabdiannya
pada negara. ia bergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) cikal bakal dari TNI
(Tentara Nasional Indonesia).
● Selama Agresi Militer II, Parman ikut bergerilya di luar kota. Usai agresi, Parman sempat
mengenyam pendidikan di Koninklijke Militaire Academie (semacam AKMIL) di Breda,
Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
41 Mayjen. TNI. Anm. D.I. 1965 Sumatera Utara TMPN Utama, Kalibata
Panjaitan
● Jenderal Angkatan Darat, Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat, korban
kebiadaban (dibunuh) Gerakan 30 September.
● Merupakan anggita Gyugun (PETA regional) dan ditempatkan di Pekanbaru. Setelah
Jepang menyerah pada Sekutu, Pandjaitan berusaha kembali mengumpulkan anggota-
anggota gyugun. Ia juga mengadakan kontak dengan pemuda-pemuda lain, baik yang
sudah mendapatkan pendidikan militer maupun belum. Mereka membentuk organisasi
yang disebut PRI (Pemuda Republik Indonesia) PRI inilah yang dalam bulan Desember
menjelma menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
● Beberapa hari setelah Belanda melancarkan agresi, di Sumatra Barat dibentuk PDRI
(Pemerintah Darurat Republik Indonesia) dibawah pimpinan Syafruddin Prawiranegara
SH. Maka, pada tanggal 15 Januari 1949 Pandjaitan diangkat menjadi pimpinan Pusat
perbekalan PDRI disamping jabatanya sebagai Kepala Staf IX Tentara dan Teritorial
Sumatra.
● Karena prestasinya dianggap baik, Letnan Kolonel Panjaitan ditunjuk sebagai Atase Militer
RI di Bonn, Jerman Barat.
No Nama Tahun SK Asal Makam
42 Mayjen. TNI.Anm. S. 1965 Jawa tengah TMPN Utama, Kalibata
Siswomihardjo
● Sutoyo Siswomiharjo merupakan pahlawan anumerta yang meninggal akibat keganasan
PKI Gerakan 30 September PKI 1965.
● Sutoyo Siswomiharjo pada masa revolusi bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat
(BKR) yang kemudian berubah menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) terbentuk pada
tanggal 5 Oktober 1945. Ia memilih TKR bagian Polisi Tentara dengan pangkat Letnan dua.
Pada November 1946, ia menjadi Kepala Bagian Organisasi Polisi Tentara Resimen 2
Purworejo. Kemudian dipindah ke Yogyakarta sebagai Kepala Staf CPM (Corps Polisi
Militer), nama baru Polisi Tentara. Ia dipindahkan ke Sala untuk memangku jabatan
sebagai Komandan CPM Detasemen 3 Surakarta.
● Pada tahun 1950 Ibu Kota pindah ke Jakarta, Sutoyo Siswomiharjo menjabat sebagai
Komandan Batalyon CPM di Jakarta. Operasi inteljen CPM yang dipimpin nya berhasil
membongkar rencana APRA yang akan menculik beberapa menteri.
● Sutoyo Siswomiharjo pada 1954 menjadi Kepala Staf Markas Besar CPM dengan pangkat
Mayor dan pada tahun yang sama ia diangkat menjadi perwira yang diperbantukan pada
Staf Umum Angkatan Darat.
● Sutoyo Siswomiharjo pada 18 Desember 1960 diangkat sebagai Inspektur Kehakiman
Angkatan Darat (Irkeh AD) dengan pangkat Kolonel. Dengan jabatan itu ia menjadi perwira
yang di sasar PKI untuk dibunuh pada peristiwa Gerakan 30 September 1965.
No Nama Tahun SK Asal Makam
43 Kapten CZI. Anm. Pierre 1965 DKI Jakarta TMPN Utama, Kalibata
Tendean
● Pierre Andries Tendean adalah seorang perwira militer Indonesiayang menjadi salah satu
korban peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965. Pierre Tendean merupakan
ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution.
● Pada tahun 1963, saat pemerintah menerapkan politik konfrontasi dengan Malaysia ia
diperbantukan pada Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat yang bertugas di garis depan.
● Dua tahun lamanya Pierre Tendean ditempatkan di garis depan dan selama masa itu tiga
kali Ia melakukan penyusupan ke daerah Malaysia. Pertama kali Ia memasuki daerah
Malaysia dengan menyamar sebagai wisatawan.
● Dalam penyusupan ketiga, ditengah laut Ia dikejar oleh kapal perusak (destroyer) Inggris.
Dengan cepat Ia membelokkan speedboat-nyadan secara diam-diam Ia menyelam ke
dalam laut.
● Karena kelincahannya dalam menjalankan tugas, Pierre Tendean menjadi rebutan
beberapa perwira tinggi yang berniat untuk mengangkatnya sebagai ajudan. Jenderal
Abdul Haris Nasution, Jenderal Hartawan dan Jenderal Dandi Kadarsan, adalah tiga
diantara perwira tinggi tersebut.
● Dalam menjalankan tugas sebagai ajudan inilah Letnan satu Pierre Tendean gugur karena
dibunuh oleh orang-orang PKI yang melakukan pemberontakan untuk merebut kekuasaan
negara.
No Nama Tahun SK Asal Makam
44 AIP. TK. II Brig.Pol. K.S. 1965 Maluku TMPN Utama, Kalibata
Tubun
● Brigadir Polisi. Korban kebiadaban (dibunuh) Gerakan 30 September saat mengawal
kediaman Wakil Perdana Menteri, Dr. J. Leimena di Jakarta, yang bertetangga dengan
Jenderal A.H. Nasution,
● KS Tubun masuk Sekolah Polisi Negara di Ambon sejak Agustus 1951. Beliau kemudian
dipindahkan ke Jakarta dan ditempatkan dalam kesatuan Brimob,
● Pada tahun 1955 KS Tubun mengikuti pasukannya yang mendapat tugas melakukan
operasii militer terhadap DI/TII di daerah Aceh selama tiga bulan dan pada tahun 1958
juga melakukan operasi militer di daerah Sulawesi Utara bersama pasukannya untuk
menumpas pemberontakan PRRI/Permesta. Ia juga ikut dalam tugas membebaskan Irian
Barat setelah diumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora) pada tanggal 19 Desember 1961,
● KS Tubun mendapat kehormatan menjadi anggota pasukan pengawal kediaman Wakil
Perdana Menteri II Dr.J.Leimena. KS Tubun gugur dalam menjalankan tugasnya beberapa
hari sebelum hari ulang tahunnya yang ke-37 dalam periistiwa Gerakan 30 September
1965.
No Nama Tahun SK Asal Makam
45 Brigjen. TNI. Anm. 1965 DIY (Yogyakarta) TMPN Kusuma Negara,
Katamso Yogyakarta
● Brigadir Jenderal TNI Angkatan Darat. Dan Rem 072/ Pamungkas DIY. Brigjen. Katamso
bersama Wakil Dan Rem 072 Kolonel Sugiyono menjadi korban kebiadaban (dianiaya dan
dibunuh) oleh Gerakan 30 September di Kentungan, Yogyakarta,
● Setelah menamatkan sekolah, Katamso melanjutkan pendidikan tantara PETA di Bogor.
Sesudah Proklamasi kemerdekaan ia mengikuti TKR, selama agresi militer Belanda,
pasukannya sering bertemput untuk mengusir Belannda dari Indonesia. Setelah
pengakuan kedaulatan ia diberi tugas untuk menumpas pemberontakan Batalyon 426 di
Jawa Tengah,
● Katamso dipercaya untuk menjalankan operasi militer yaitu memipin Batalyon A Operasi
17 Agustus.
● Katamso melakukan bebagai persiapan menghadapi PKI salah satunya adalah pendekatan
terhadap masyarakat Yogyakarta dan memperkuat Resimen Mahasiswa, namun Katamso
menjadi salah satu korban yang tewas pada malam hari 2 Oktober 1965 bersama Letnan
Kolonel Sugiyono.
No Nama Tahun SK Asal Makam
46 Kol. Inf. TNI. Anm. 1965 DIY (Yogyakarta) TMPN Kusuma Negara,
Sugiono Yogyakarta
● Kolonel Infanteri TNI Angkatan Darat. Wakil Dan Rem 072/ Pamungkas DIY. Kolonel
Sugiyono bersama Dan Rem 072 Brigjen. Katamso menjadi korban kebiadaban (dianiaya
dan dibunuh) oleh Gerakan 30 September PKI di Kentungan , Yogyakarta.
● Pada 1 Maret 1949, terjadi serangan umum terhadap Yogyakarta pada peristiwa serangan
Agresi Militer Belanda ke-II. Ia turut serta dalam keberhasilan menghentikan Agresi Militer
Belanda ke-II tersebut yang mampu merubah pandangan dunia Internasional terhadap
kekuatan Republik Indonesia
● Karena sering melakukan perlawanan terhadap PKI, maka Sugiyono dan Katamso diculik
pada tanggal 1 Oktober 1965 dan dibunuh di daerah Kentungan, Yogyakarta.
No Nama Tahun SK Asal Makam
47 Sutan Sjahrir 1966 Sumatera Barat TMPN Utama, Kalibata
● Sosok yang gigih berjuang melalui diplomasi untuk memperoleh pengakuan kedaulatan
dan kemerdekaan dari bangsa-bangsa lain
● Syahrir pada 1927 menggagas Pendirian Himpunan Pemuda Nasionalis (1927), Jong
Indonesie (Pemuda Indonesia) yang menjadi motor Konggres Pemuda Indonesia (1928)
dan pada 1928, mendirikan Volksuniversiteit. “Mimbar Rakyat“ yang memberikan kursus-
kursus pemberantasan buta huruf, berhitung, bahasa asing (Inggris) dan kursus politik
yang mengajarkan cita- cita kebangsaan serta menjadi Ketua Partai Nasional Indonesia
(PNI Baru).
● Syahrir pada 14 November 1945 menjadi Perdana Menteri dengan berhasil melakukan
perundingan dengan pihak Belanda melalui perundingan Hoge Veluwe, dan perundingan
Linggarjati yang menghasilkan persetujuan Linggarjati pada 25 Maret 1946.
● Syahrir juga dilakukan di dunia Internasional, melalui konferensi Asia (Inter Relation Asian
Conference) di New Delhi, India pada 1947, Sjahrir membentangkan politik luar negeri
Indonesia yang bebas dan aktif.
● Syahrir bersama H Agus Salim pada 1947, memperjuangkan Indonesia di forum PBB
sehingga permasalahan Indonesia menjadi agenda resmi DK PBB.
● Sjahrir berhasil menerobos blokade ekonomi Belanda dengan mengirimkan 50 ribu ton
beras ke India untuk membantu India dan Indonesia memperoleh pakaian, obat-obatan
dan alat pertanian.
No Nama Tahun SK Asal Makam
48 Laks.Laut R.E. 1966 Jawa Barat TMPN Utama, Kalibata
Martadinata
● Raden Eddy Martadinata merupakan tokoh Angkatan Laut Republik yang disegani.
● R.E Marthadinata mengawali karirnya dengan menjadi penerjemah di Balai Besar Kereta
Api di Bandung dari April 1942 – Desember 1942. Setelah itu pada tahun 1943-1944, R.E
Martadinata pernah juga menjadi seorang guru di SPT.
● Setelah menjalani berbagai macam profesi akhirnya R.E Martadinata mendapatkan
kesempatan untuk menjadi nahkoda kapal 28 Sakura Naru (1944-1945). Kecintaannya
kepada dunia kelautan mengantarkan R.E. Martadinata untuk masuk bergabung dengan
ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) pada bulan Agustus 1945.
● Pengalaman yang diperoleh dalam zaman Jepang banyak artinya bagi Martadinata dalam
tugas-tugasnya sesudah kemerdekaan diproklamasikan. Ketika proklamasi kemerdekaan
Indonesia berkumandang Martadinata ditugasi untuk menyebarkan berita proklamasi ke
wilayah Lampung.
● Di masa presiden Soekarno ia diangkat sebagai Menteri/Panglima Angkatan Laut (1959 -
1966). Duta Besar RI untuk Pakistan.
● R.E Martadinata wafat dalam kecelakaan pesawat helikopter pada 1966.

No Nama Tahun SK Asal Makam


49 Raden Dewi Sartika 1966 Jawa Barat Astana Anyar, Bandung
● Tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita. Mendirikan Sekolah Pertama untuk
Perempuan.
● Membuat tulisan berjudul ”De Inlandsche Vrouw” (Wanita Bumiputera). Ia
mengemukakan bahwa pendidikan penting untuk mendapatkan kekuatan dan kesehatan
kanak-kanak baik secara jasmani maupun rohani. Dalam tulisan itu menghendaki pula
adanya persamaan hak antara laki-laki dan wanita. Untuk pekerjaan yang sama dilakukan
seorang wanita, harus diberi pendidikan.
● Mendapat penghargaan bintang perak dari pemerintah Hindia Belanda untuk Sekolah
Keutamaan Isteri yang didirikannya.
● Sekolah Keutamaan Isteri berganti nama menjadi Sekolah Raden Dewi pada 1929.
Kurikulum sekolah pun semakin bentambah, dari membaca, menulis, pelajaran agama,
menjahit, menyetrika, memasak, membatik, hingga keperawatan orang sakit.
No Nama Tahun SK Asal Makam
50 Prof. DR. W.Z. Johannes 1968 NTT (Nusa Tenggara TMPN Utama, Kalibata
Timur)
● Merupakan pahlawan pendidik dan pejuang Pergerakan Nasional, Ahli RontgenPertama
Indonesia dan merupakan Pelopor Medis Bidang Radiologi.
● Turut mendirikan Badan Persiapan Persatuan Kristen (BPPK), yang menjelma menjadi
Partai Kristen Indonesia (Parkindo). Ketua Partai Kristen Nasional (PKN).
● Ia membentuk organisasi perjuangan, yakni Gerakan Rakyat Indonesia Sunda Kecil (GRISK)
untuk mempertahankan Kemerdekaan RI
● Pada tahun 1929 aktif dalam ”Perserikatan Kaum Kristen” (PKK).
● Prof. Dr. W.Z. Johannes pada April 1952 berangkat keluar negeri selama lima bulan,
dalam kondisi kurang sehat dan menderita penyakit jantung. Di Negeri Belanda bertugas
di Rumah Sakit Bronovo di Den Haag. Namun belumlama melaksanakan tugas, mendapat
serangan jantung dengan mendadak, ia menghembuskan nafasnya yang terakhir pada 4
September 1952.
No Nama Tahun SK Asal Makam
51 Pangeran Antasari 1968 Kalimantan Selatan Jl. Malkon Temon,
Banjarmasin
● Sultan Banjar. Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin, yaitu pemimpin
pemerintahan, panglima perang dan pemuka agama tertinggi. Memimpin Kerajaan Banjar
melawan Pasukan Belanda.
● Antasari adalah keturunan sah penguasa-penguasa Kesultanan Banjar abad XVIII namun
ia dibesarkan di luar lingkungan istana. Kericuhan dan perebutan tahta yang terjadi
membuat cicit dari Sultan Aminullah ini tersisih. Kakek dari Pangeran Antasari yaitu
Pangeran Amir yang seharusnya jadi Sultan dijauhkan dari kekuasaan. Kemudian Pangeran
Nata yang merupakan anak dari sultan-sultan sebelumnya menjadi Sultan dan mendapat
bala bantuan dari Belanda.
● Awalnnya Pangeran Antasari diutus untuk menyelidiki gerakan-gerakan rakyat yang
sedang bergejolak. Cita-cita pemberontakan rakyat sangat sesuai dengan Antasari, ia
kemudian memperoleh kepercayaan rakyat dan dipilih sebagai pimpinan pemberontakan
dan berhasil mengumpulkan 6000 laskar yang berhasil membuat Belanda bersiasat untuk
mematahkan perlawanan rakyat, salah satu usahanya adalah menangkap Antasari.
● Setelah wafat karena wabah cacar, perjuangan Antasari dilanjutkan oleh rakyat Banjar dan
anaknya Sultan Seman. Perjuangan rakyat Banjar Selma 46 tahun (1859-1905) sunguh
telah menggoyahkan kedudukan Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
52 Sersan II KKO. Anm. 1968 Jawa Timur TMPN Utama, Kalibata
Janatin alias Osman
● Pejuang pada masa Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia. Gugur di Singapura.
● Djanatin berasal dari keluarga santri yang taat beragama, dan juga berasal dari keluarga
pejuang bangsa yang gigih,
● Tri Komando Rakyat (TRIKORA) menjadi panggilan awal Djanatin memasuki dunia militer.
Tahun 1962 Djanatin mengikuti pendidikan militer yang diadakan oleh Korps Komando
Angkatan Laut (KKO-AL) Ri. Djanatin dipindahkan ke Batalyon III KKO-AL dan menjalankan
“Operasi Sadar” di Irian Barat,
● Selama Konfrontasi Indonesia-Malaysia dan lahirlah “Dwikora”, Djanatin menjadi
sukarelawan bersama Prako II Harun yang masuk dalam Tim Brahmana I dan kemudian
bertemu dengan Gani Bin Arup untuk menjalankan operasi militer di Singapura,
● Tanggal 9 Maret 1965, sabotase yang dilakukan mereka berhasil dilakukan, dikenal
dengan peristiwa Macdonad House Bombing,
● Tanggal 13 Maret 1965 Djanatin dan Harun ditangkap, permohonan naik banding sampai
permohonan grasi ditolak oleh Singapura, sehingga 17 Oktober 1968 Djanatin dan Harun
mendapat hukuman mati.
No Nama Tahun SK Asal Makam
53 Kopral KKO. Anm. Harun 1968 Jawa Timur TMPN Utama, Kalibata
● Harun bin Said alias Tahir dibesarkan di wilayah yang dikelilingi pantai membuat Harun
sangat mencintai dan mengenal betul tentang laut. Dia bahkan sudah sering berlayar
dengan cara menyelinap ke kapal-kapal yang berlabuh di pulaunya
● Salah satu dari dua anggota KKO (Korps Komando Operasi; kini disebut Marinir) Indonesia
● Pejuang penegak revolusi Indonesia, dan juga pejuang pada masa Konfrontasi Indonesia
dengan Malaysia.
● Memegang teguh sumpah prajurit hingga akhir hayatnya yang memperlihatkan ketinggian
moril seorang prajurit yang dapat dicontoh oleh prajurit lainnya.
No Nama Tahun SK Asal Makam
54 Jend. TNI. Basuki 1969 Jawa Timur TMPN Utama, Kalibata
Rakhmat
● Perjuangannya sebagai pejuang di awali dengan bergabungnya di pendidikan prajurit
(Renslitdi) ia diangkat sebagai Lecho (pembantu prajurit) batalion Jepang.
● Pada tahun 1944 ia masuk pendidikan calon Shodanco (komandan peleton) di Bogor dan
kemudian diangkat sebagai Shodanco dari Daidan (batalyon)Tentara PETA di Pacitan.
● Setelah PETA dibubarkan, mantan Shodanco Basoeki Rachmat berada di Maospati,
Pemuda Basuki melatih pemuda-pemuda Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan diangkat
sebagai pimpinannya.
● Setelah terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945, Basoeki
Rachmat membentuk batalyon TKR di Ngawi.
● Pada saat perjuangan pembebasan Irian Barat, Basuki Rachmat diangkat sebagai Panglima
Komando Daerah Militer VIII (KODAM VIII/Brawijaya).
● Pada tanggal 16 Oktober 1965 dengan pangkat Letnan Jenderal, Basoeki Rachmat ditunjuk
sebagai Deputi Khusus (Desus) Pangad merangkap jabatan Pangdam VIII/ Brawijaya.
● Pada masa Soekarno Basoeki Rachmatberperan dalam lahirnya Surat Perintah Sebelas
Maret (Supersemar). Pada masa Soeharto ia menduduki jabatan Mendagri.
No Nama Tahun SK Asal Makam
55 Arie Frederik Lasut 1969 Sulawesi Utara Mergangsan, Yogyakarta
● Arie Frederick Lasut merupakan Kepala dan Pertambangan Geologi RI pertama. Semasa
hidupnya ia banyak mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk kemajuan RI. Ia telah
memiliki sikap nasionalisme sewaktu kecil.
● Ketika Perang Dunia II pecah dan pasukan Jepang sudah hampir menyerang Hindia
Belanda, Arie sempat bertempur melawan tentara Jepang di daerah Ciater, Jawa Barat.
● Pada zaman pendudukan Jepang, Arie kembali bekerja sebagai ahli pertambangan dan
diangkat sebagai asisten geolog pada jawatan Geologi (Tititsutiyo Zaiyi) di Bandung.
● Ia benar-benar mengabdikan dirinya sebagai perintis dunia pertambangan. Banyak yang
telah dikerjakannya. Ia menyelidiki endapan yarsit di daerah Ciater (Subang). Tambang
belerang di Telagabodas, dan lainnya
● Sesudah Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945, Arie Frederik Lasut mendirikan
barisan Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) cabang Bandung
● Dalam usaha merealisasi kemerdekaan, Arie pada tanggal 29 September 1945 memimpin
pengambil alihan Jawatan Geologi dari tangan Jepang.
● Arie Frederik Lasut tidak hanya bergerak dalam bidang geologi secara sempit. la masih
tetap memimpin KRIS Cabang Magelang, dan juga menjadi anggota Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP), bahkan ia duduk menjadi anggota ahli pada delegasi Republik
Indonesia dalam perundingan Linggarjati.
No Nama Tahun SK Asal Makam
56 Martha Christina 1969 Maluku Tidak Diketahui
Tijahahu
● Pejuang Kemerdekaan yang unik yaitu seorang puteri remaja yang turut dalam
pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817.
Meninggal dalam tahanan Belanda.
● Martha Christina adalah anak dari Kapiten Paulus Tijahahu orang terpandang di Nusa Laut,
Maluku. Para raja, patih, dan kapitan Nusa Laut sejak semula berpendirian tegas, yaitu
mengikuti jejak Kapitan Pattimura, yang tidak pernah ketinggalan mempertahankan
daerah-daerah lain terhdap serangan Belanda.
● Martha selalu menemani ayahnya dalam setiap pertempuran, diantaranya perlawanan di
Saparua (1817), perlawanan merebut benteng Beverwijk, dan pertempuran di daerah Ulat
dan Ouw.
● Pada 12 November 1817, para pemimpin Nusa laut berhasil disergap. Termasuk di
dalamnya Martha Christina dan ayahnya yang makin tua. Setelah ditahan dan diperiksa
pada 15 November oleh Laksamana Buyskes, Paulus di vonis human mati, dilaksanakan
pada 17 November 1817. Martha sendiri termasuk yang mendapat hukuman untuk
dibuang ke Jawa. Martha yang merasa hampa akan keperrgian ayahnya menjadi murung.
Ia kemudian dinaikkan ke kapal Eversten, dan meninggal, dan bersemayam disekitar Laut
Banda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
57 Maria Walanda 1969 Sulawesi Utara Kalawat, Minahasa Utara
Maramis
● Pendidik dan Penggiat Hak-Hak Perempuan. Sosok pendobrak adat, pejuang kemajuan
dan emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan.
● Maria lahir dari pasangan suami istri yaitu Maramis dan Sarah Rotinsulu, orang tua Maria
kemudian meninggal ketika ia berumur 6 tahun. Maria kecil dan kedua saudarnya diasuh
ole paman dan bibinya.
● Maria adalah seorang yang haus akan pengatahuan, ia sering bertanya-tanya mengapa
anak perempuan hanya dibenarkan sekolah sampai Sekolah Dasar saja. Setelah
menyelesaikan sekolah para perempuan Minahasa membantu orang tua mereka sampai
masanya mereka menikah, begitu pula yang terjadi dengan Maria.
● Maria kemudian mendirikan organisasi bernama Percintaan Ibu Kepada Anak
Temurunannya (PIKAT) pada 8 Juli 1917, dengan tujuan memajukan pendidikan
perrempuan Minahasa. Bersama dengan suami, anak, wanita-wanita terkemuka, dan
donator organisasi ini. PIKAT mendirikan cabang-cabangnya di Indonesia. Propaganda
mengenai cita-cita PIKAT juga dilakukan dengan tulisan-tulisan Maria di surat kabar.
● Pada 1919 Maria berhasil memperjaungkan kaum perempuan Minahasa mendapatkan
hak suara untuk memilih wakil rakyat di Minahasa Raad.
No Nama Tahun SK Asal Makam
58 Supeno 1970 Jawa Tengah TMPN Kusuma Negara,
Yogyakarta
● Pejuang Kemerdekaan
● Dengan berdirinya perkumpulan pemuda berasas kebangsaan Indonesia Muda cabang
Tegal pada medio 1932 silam, Supeno ikut terlibat aktif sebagai ketuanya. Supeno terus
bergeliat menjadi seorang aktivis yang memperjuangkan kemerdekaan bagi Bangsa
Indonesia
● Supeno menjadi anggota Persatuan Pelajar Pelajar Indonesia. Ketika Jepang masuk ke
Indonesia, Supeno berkenalan dengan Mr Sumarwan, Sujoko Hadipranoto dan Subadio
Sastrosatomo, yang berasal dari tokoh Partai Sosialis Indonesia (PSI).
● Supeno ditunjuk Hatta sebagai menteri pemuda dan pembangunan dalam kabinet
tersebut. Setelah Yogyakarta jatuh, Supeno ikut bergerilya dan memberikan perlawanan.
● Supeno sangat aktif di Partai Sosialis yang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang
didirikan Sutan Syahrir.
● Gugur/meninggal tanggal 24 Februari 1949 saat berperang melawan Belanda pada Agresi
Militer Belanda ke 2.
No Nama Tahun SK Asal Makam
59 Sultan Ageng Tirtajasa 1970 Banten Serang - Banten
● Sultan (Raja/Pemimpin) Kesultanan Banten pada periode 1651 - 1683 yang memimpin
perjuangan melawan penjajah Belanda (VOC). Beliau berusaha mewujudkan Banten
sebagai kerajaan Islam terbesar, meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka
sawah- sawah baru dan mengembangkan irigasi. Di bidang keagamaan, beliau
mengangkat Syekh Yusuf Al-Makasari (juga Pahlawan Nasional) sebagai mufti kerajaan
dan penasehat sultan.
● Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651 - 1683. Ia
memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian
monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak
perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka. Saat itu, Sultan Ageng
Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar.
● Ia berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan
mengembangkan irigasi. Di bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti
kerajaan dan penasehat sultan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
60 W.R. Supratman 1970 Jawa Timur Penjeran, Surabaya
● W.R. Supratman memulai aktivitas pergerakannya melalui surat kabar. Ia sadar bahwa di
dalam persuratkabaran dan pergerakan Indonesia bukan tempat untuk mencari gaji besar.
Ia aktif di berbagai surat kabar untuk memberitakan terkait pergerakan nasional
Indonesia.
● W.R. Supratman merasakan gerak dan derap perjuangan Indonesia, yang
menginspirasinya menggubah lagu-lagu perjuangan untuk menggairahkan dan semangat
orang banyak, khususnya kaum pergerakan.
● Ia menciptakan lagu ”Indonesia Raya” pada 1924 dan diperdengarkan pada penutupan
Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928. Lagu Indonesia Raya diterima baik oleh masyarakat
khususnya dunia pergerakan kebangsaan. Setiap partai-partai politik mengadakan
kongres, lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu itu merupakan perwujudan rasa
persatuan dan kehendak untuk merdeka.
● Beberapa kali dipanggil pejabat-pejabat Belanda untuk menjelaskan lagu-lagu yang
digubahnya, baik lagi kebangsaan Indonesia Raya, atau pu lagu-lagu perjuangan lainnya.
● W.R. Supratman dengan semangat tingginya, tidak lagi menghiraukan kesehatannya
dalam memperjuangkan bangsanya lewat lagu-lagu gubahannya. Ia wafat pada 17
Agustus 1938 dengan meninggalkan ciptaan- ciptaannya bermutu tinggi.
No Nama Tahun SK Asal Makam
61 Nyai Akhmad Dahlan 1971 DIY (Yogyakarta) Kauman, Gondomanan,
Yogyakarta
● Tokoh Emansipasi Perempuan. Tokoh Pembaharu Islam. Pendiri dan Pemimpin Aisyiyah.
Berpastiripasi dalam diskusi perang bersama Jenderal Sudirman dan Presiden Sukarno.
● Lahir dengan nama Siti Walidah merupakan istri dari pendiri Muhammadiyah dan juga
seorang pahlawan nasional K.H. Ahmad Dahlan. Walidah menyertai perjuangan suaminya
dalam suka dan duka.
● Ia memprakasai berdirinya perkumpulan “Sopo Tresno” pada tahun 1914 untuk wanita
Islam, yang mementingkan 3 bidang yaitu dakwah, pendidikan, dan sosial. Sopo Tresno
kemudian dilebur menjadii “Aisiyiah” ditahun 1917, Aisiyah menjadi bagian wanita dari
Muhammadiyah. Aisiyah berkembang, kemudian menyusul berdirinya perkumpulan
untuk remaja puteri islam dengan nama “Nasyiatul Aisiyah”. Dalam bidang sosial Aisiyah
mendirikan badan-badan yatim-piatu, fakir miskin, pemberantasan buta hurud dan
sebagainya.
● Ia juga mendiriikan asrama puterii yang diselenggarkan dirumahnya, ia memberikan
pendidikan keimanan, praktek ibadah, sampai berlatih pidato dan dakwah.
● Nyai Ahmad Dahlan terus melakukan perjuangannya bahkan setelah suaminya meninggal,
ia membina genarasi muda terutama perempuan islam agar tekun, gigih, dan
berpendidikan.

No Nama Tahun SK Asal Makam


62 KH. Zainal Mustofa 1972 Jawa Barat Sukamanah, Tasikmalaya
● Kiai Haji Zainal Mustafa merupakan sosok yang terkenal karena sikapnya yang
memberontak kepada penguasa, baik pada masa konial Belanda maupun Jepang.
● Mendirikan Pondok Pesantren Sukamanah pada 1927 diberinya nama Sukamanah yang
artinya suka berpikir atau suka belajar.
● Pada tahun 1940 - 1941 melakukan serangan gencar kepada pemerintah kolonial Belanda,
sehingga pada 17 November 1941 K.H. Zainal Mustafa ditangkap dan dipenjarakan di
Sukamiskin.
● Pada Jaman Jepang sikapnya tidak berubah, selalu hati-hati dengan penjajah sehingga ia
dengan tegas menyatakan tidak mau bekerja sama dengan pemerintah Jepang.
● Pada 25 Februari 1944 Kiai Haji Zainal Mustafa, menerima tamu Jepang yang memintanya
untuk menghadap kantor Kempetai di Tasikmalaya untuk meminta maaf. Utusan Jepang
kemudian disergap dan dibunuh, hal ini berdampak penyerangan pesantren Sukamanah
dari segala penjuru oleh tentara Jepang. Kiai Haji Zainal Mustafa ditangkap dan
dipenjarakan di penjara Cipinang, Jakarta. Kiai Haji Zainal Mustafa berpesan agar ketika
diperiksa Jepang para santri menyelamatkan diri dan temannya, segala beban diserahkan
kepada Kiai Haji Zainal Mustafa.
No Nama Tahun SK Asal Makam
63 Sultan Hasanuddin 1973 Sulawesi Selatan Gowa, Ujung Pandang
● Merupakan Raja Gowa ke 16 yang menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan di
Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni (Belanda).
● Karena keberaniannya ia dijuluki De Haantjes van Het Osten oleh Belanda yang artinya
Ayam Jantan dari Timur
● Sultan Hasanuddin sangat keras menentang Belanda, berbagai penjanjian dan tuntutan
VOC ditolak oleh Sultan, maka terjadi perlawanan dan pertempuran dengan VOC.
● Pada tanggal 7 Juli 1667 terjadi pertempuran besar antara Pasukan VOC yang dipimpin
Speelman dengan pasukan Gowa yang dipimpin Sultan Hasanuddin. Pertempuran
tersebut berjalan beberapa bulan yang menimbulkan kerugian pada pihak kerajaan Gowa,
maka terjadi perjanjian Bongaya yang merupakan perjanjian perdamaian yang
ditandatangani pada tanggal 18 November 1667 di Bungaya antara Kesultanan Gowa yang
diwakili oleh Sultan Hasanuddin dan pihak VOC yang diwakili oleh Laksamana Cornelis
Speelman . Perjajian ini merugikan kerajaan Gowa dan ditolak oleh Sultan Hasanuddin.
No Nama Tahun SK Asal Makam
64 Kapitan Pattimura 1973 Maluku Tidak Diketahui
● Perjuangannya melawan penjajahan Belanda yang masuk ke tanah Maluku untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah.
● Salah satu pertempuran terbesar yang dipimpinnya adalah ketika rakyat Maluku bersatu
untuk merebut Benteng Duurstede dari tangan penjajah Belanda, benteng tersebut
merupakan benteng Belanda pada abad ke-17.
● Seorang pemimpin yang berwibawa dan penuh kharisma. Dalam perlawanannya
melawan penjajahan Belanda, Pattimura dikenal cerdik dan mampu menghimpun
kekuatan besar rakyat Maluku sehingga mempersulit pergerakan Belanda di Maluku.
Bahkan, namanya pun disegani oleh para pemimpin VOC kala itu yang harus memutar
otak untuk menghadapi perlawanan rakyat Maluku.
● Kapitan Pattimura wafat di gantung oleh Belanda di benteng Victoria pada tahun 1817
yang merupakan Benteng peninggalan Portugis yang diambil alih oleh Belanda dan
dipergunakan sebagai pusat pemerintahan, pertahanan, dan pembentukan kekuatan
barisan tantara Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
65 Pangeran Diponegoro 1973 DIY (Yogyakarta) Jl. Diponogoro, Makassar
● Raden Mas Ontowiryo atau lebih dikenal dengan Pangeran Diponegoro merupakan
pemimpin Perang Jawa. Terbesar melawan Belanda (Perang Diponegoro, 1825- 1830).
● Selama lima tahun memberontak, sang Pangeran telah membuat Belanda amat repot
sekali.
● Bersamaan dengan semakin membesarnya pengaruh Belanda dalam masalah-masalah
kerajaan, penindasan terhadap rakyat pun semakin meningkat pula. Pemerintah Belanda
menyewakan tanah dalam jumlah yang tidak terbatas kepada pengusaha-pengusaha
swasta Belanda untuk dijadikan perkebunan-perkebunan.
● Tindakan-tindakan pemerintah Belanda itu menimbulkan sikap antipati Pangeran
Diponegoro.
● Diponegoro ditangkap. Ia dibawa ke utara Magelang dengan joli dan kemudian
dipindahkan ke kereta dengan pengawasan kuat.
● Pangeran Diponegoro mendapatkan penghargaan tertinggi diberikan Dunia (UNESCO)
pada 21 Juni 2013 menetapkan Babad Diponegoro sebagai Memory of the World.
No Nama Tahun SK Asal Makam
66 Tuanku Imam Bonjol 1973 Sumatera Barat Pineleng, Kab. Minahasa
● Tuanku Imam Bonjol atau Peto Syarif adalah pahlawan nasional dari kampung Tanjung
Bunga, Alahan Panjang, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat.
● Tuanku Imam Bonjol merupakan ulama terkemuka di Alahan Panjang, Bonjol yang
mengembangkan paham paderi dengan cara persuasif. Hal ini mengurangi pertentangan
antara golongan adat dan paderi di Alahan Panjang dan berhasil menyebarkan Islam ke
Tapanuli Selatan
● Tuanku Imam Bonjol memimpin pasukannya bergerak ke pesisir Pariaman dan Air Bangis
untuk mengusir Belanda. Hal ini membuat Belanda pada 1824 mengadakan perjanjian
damai melalui Perjanjian Masang.
● Tuanku Imam Bonjol pada 11 Januari 1833, bersama pasukannya menyerang pertahanan
Belanda yang berada di masjid Bonjol, yang direbut Belanda pada September 1832.
● Tuanku Imam Bonjol menolak ajakan damai Belanda melalui Plakat Panjang yang
diumumkan pada 25 Oktober 1833 dengan syarat menghancurkan benteng pertahanan
mereka.
● Tuanku Imam Bonjol pada 28 Oktober 1837, menerima ajakan berunding Residen Francis,
namun Tuanku Imam Bonjol tertipu oleh siasat licik Belanda dan Ambon hingga akhirnya
wafat di Manado.
No Nama Tahun SK Asal Makam
67 Teungku Chik Ditiro 1973 NAD (Aceh) Indrapura, Aceh Besar
● Teungku Tjik Di Tiro merupakan tokoh yang berpengaruh besar di kalangan rakyat Aceh,
Sehingga Snouck Hurgronje harus menghubungi tokoh-tokoh aceh untuk menaklukan
pendirian Tjik Di Tiro, namun pendirian Teungku Tjik Di Tiro tak tergoyahkan. Semangat
juangnya membakar rakyat Aceh dalam melawan kekuatan Belanda.
● Teungku Tjik Di Tiro mengumpulkan pejuang-pejuang Aceh yang tercerai berai untuk
membentuk pasukan yang dikenal sebagai Angkatan Perang Sabil. Angkatan Perang Sabil
telah menjadi kekuatan yang besar dan harus diperhitungkan Belanda.
● Teungku Tjik Di Tiro pada Mei 1881, bersama Angkatan Perang Sabil mengawali
perebutan banteng-benteng Belanda di Indrapuri, dilanjutkan ke daerah Samahani di
akhir tahun 1881.
● Teungku Tjik Di Tiro pada tanggal 12 Juni 1882 memecah pasukan perang sabil
menjadi tiga bagian dan digerakkan ke Ulehleh ke Lok Ngha dan ke Lamtong untuk
mengusir pasukan Belanda di Banda Aceh. Walaupun gagal upaya ini menjadi awal
kemenangan Pasukan Angkatan Perang Sabil di wilayah Aceh lainnya dan membuat
Belanda mengalami kerugian.
● Pada 1885 Teungku Tjik di Tiro mencatat kemenangan dengan berhasil merebut benteng
Aneuk Galong. Kemenangan ini membuat Belanda berfikir keras membuat pasukan
Angkatan Perang Sabil menyerah, terutama panglimanya, Teungku Tjik di Tiro.
No Nama Tahun SK Asal Makam
68 Teuku Umar 1973 NAD (Aceh) Meulaboh, Aceh Barat
● Teuku Umar adalah pahlawan nasional yang berasal dari Aceh yang berjuang gigih
melawan kekuatan kolonial Belanda untuk hengkang dari tanah Aceh.
● Teuku Umar pada tanggal 14 Juni 1886 menyerang kapal Hok Canton milik Belanda
dengan nakhoda Hans, orang Denmark. Umar menyerang kapal itu, karena ia menduga
bahwa nahkodanya akan menangkap dirinya. Dalam pertempuran itu nakhoda tersebut
tewas, kemudian kapal diserahkan kepada Belanda dengan uang tebusan sebesar 25.000
ringgit.
● Teuku Umar bersandiwara menyerah dan bergabung dengan Belanda dan berhasil
membawa 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru, 500 kg amunisi dan uang 18.000 dollar.
● Teuku Umar bersama para pejuang Aceh lainnya, Panglima Polim, ulama-ulama para
Ulebalang menyatukan kekuatan untuk mengusir Belanda dari tanah Aceh.
No Nama Tahun SK Asal Makam
69 Dr. Wahidin 1973 DIY (Yogyakarta) Mlati, Sleman
Sudirohusodo
● Seorang pendidik dan pelopor Pergerakan Nasional Indonesia
● Dr. Wahidin Sudiro Husodo melihat keadaan rakyat yang bodoh, miskin dan terbelakang,
hanya dengan pendidikan dan pengajaran, kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan
itu akan dapat dihilangkan.
● Mendapat gelar Mas Ngabei dari keraton Jogjakarta sehingga Namanya menjadi Mas
Ngabei Wahidin Soedirohoesodo
● Dr. Wahidin Sudiro Husodo terkenal dengan ucapannya ”Apabila kita sama- sama
meludah, pasti Belanda akan tenggelam di dalam lautan ludah kita”, hal ini merupakan
harapan Wahidin untuk mengakhiri penjajahan Belanda.
● Pada 1894 menerbitkan dan memimpin sendiri majalah berbahasa Jawa Majalah Retno
Dumilah dan menjadi media mengutarakan gagasan pendidikannya.
● Dr. Wahidin Sudiro Husodo berusaha mendirikan sebuah badan yang akan memberikan
beasiswa bagi anak-anak Indonesia yang cerdas, tetapi tidak mampu membiayai
sekolahnya. Untuk itu, pada tahun 1906 – 1907 Wahidin mengadakan perjalanan keliling
tanah Jawa.
● Dr. Wahidin Sudiro Husodo pemikirannya menginspirasi lahirnya Budi Utomo pada 20 Mei
1908
● Dr. Wahidin Sudiro Husodo memimpin kongres I Budi Utomo pada Oktober 1908 di
Yogyakarta.
No Nama Tahun SK Asal Makam
70 R. Otto Iskandardinata 1973 DIY (Yogyakarta) Pasir Pahlawan, Lembang
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Anggota BPUPKI dan PPKI. Ketua Paguyuban Pasundan.
Pemimpin Surat Kabar Tjahaja (1942-1945), Menteri Negara membantu membentuk BKR.
Otto Iskandardinata bekerja sebagai guru HIS di Banjarnegara, Jawa Tengah dan
berpindah-pindah hingga ke Pekalongan, Jawa Tengah. Perhatian terhadap pergerakan
bangsanya dimulai ketika di HKS, ia sering membaca harian “De Exprees”.
● Pada tahun 1925 ia masuk kedalam Budi Utomo dan dipilih menjadi anggota Dewan Kota
Pekalongan, ia juga memprakasai berdirinya “Sekolah Kartini” sebelum pindah ke Jakarta.
Di Jakarta ia bekerja sebagai guru Muhammadiyah.
● Kegiatan politik diteruskannya di Jakarta dengan menjadi anggota dan kemudian menjadi
ketua “Paguyuban Pasundan”, kemudian ia menjadi Sekretaris PPPKI, tahun 1930 ia
menjadi anggota Volsraad dan dijuluki “Sijalak Harupat” karena keberaniannya. Ia juga
memimpin warta harian berbahasa Sunda. Ia bergabung dakam Putera dan diangkat
menjadi anggota “Jawa Hokokai” dan juga menjadi anggta “Cuo Sangi In”. Otto Iskandar
mengusulkan agar Soekarno dan Hattan menjadi Presiden dan Wakul Presiden dalam
sidang PPKI 18 Agustus 1945.
No Nama Tahun SK Asal Makam
71 1973 Sulawesi Utara TMPN Panaikang,
Robert Wolter Makassar Sulawesi
Mongisidi Selatan

● Robert Wolter Wonginsidi merupakan seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Pada


tanggal 17 Juli 1946, Monginsidi dengan Ranggong Daeng Romo dan lainnya membentuk
Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) untuk bertempur melawan
Belanda.
● Robert Wolter Wonginsidi la bertugas sebagai penyelidik, karena mahir berbahasa asing
dan mempunyai wajah yang mirip orang Indo-Belanda.
● Wolter seringkali memasuki kota Ujung Pandang seorang diri, ia menyamar sebagai
anggota tentara Belanda, di tengah jalan Ia menghentikan Jeep tentara Belanda lalu ikut
menumpang.
● Di tengah jalan Wolter segera menodongkan pistolnya ke arah pengemudi yang dibuatnya
tidak berdaya, senjatanya dirampas dan demikian pula mobilnya.
● Perjuangan Wolter pun berakhir. Pada tahun 1947 dirinya tertangkap oleh pasukan
Belanda dan kemudian dimasukkan ke penjara di Hoogepod Ujung Pandang.
● Pada tanggal 26 Maret 1949, Wolter diajukan ke muka pengadilan Kolonial Belanda. Pada
akhirnya ia dijatuhi hukuman mati.
No Nama Tahun SK Asal Makam
72 Prof. Mohammad 1973 Sumatera Barat Talawi, Sawahlunto
Yamin, SH.
● Aktifis Kemerdekaan Indonesia. Sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, ahli hukum.
Anggota BPUPKI. Menteri Penerangan. Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan.
Menteri Kehakiman. Menteri Sosial dan Budaya. Ketua Dewan Perancang Nasional. Ketua
Dewan Pengawas IKBN Antara, dsb.
● Mohammad Yamin beraala dari kalangan ulama Minangkabau ayahnya adalah seorang
pegawai mantri kopi. Ia menyesaikan sekolahnya di AMS dan melanjutkan sekolahnya ke
perguruan tinggi dan mandapat gelar Mr (Sarjana Hukum). Saat bersekolah di Sumatera
Barat, ia memimpin Jong Soematranen Bond, ia juga memasuki Partai Partindo, dan juga
menjadi anggota Volksraad (1938-1942).
● Pada tahun 1923 ia mengemukakan gagasannya mengenai bahasa kebangsaan Indonesia
yang berasal dari bahasa Melayu dengan sajak yang ditulisnya yang berjudul “Indonesia,
Tanah Tumpah Darah” yang dilanjutkan dalam Kongres Pemuda I yaitu perlunya memiliki
bahasa persatuan.
● Yamin memiliki kekuatan yang luar biasa membaca, menulis, dan berpidato. Ia
menerbitkan banyak buku, diantarnya ken Arok dan Ken Dedes, Gajahmada, Diponegoro,
Tan Malaha, Septa Darma, dan Tatanegara Majapahit.
No Nama Tahun SK Asal Makam
73 Laksda TNI. Anm. Jos 1973 Jawa Tengah Tidak Diketahui
Sudarso
● Pasca kemerdekaan Indonesia Yos Sudarso bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat
Laut atau BKR Laut, yaitu cikal bakal TNI-AL.
● Pada tanggal 3 Maret 1946 ikut ekspedisi maritim dengan kapal Sindoro dan Semeru
untuk mengobarkan semangat Proklamasi Kemerdekaan di Maluku.
● Pada masa agresi militer Belanda bergerilya disekitar Yogyakarta dan sesudah KMB, pada
Oktober 1949, diperbantukan pada Kepala Staf Angkatan Perang di Yogyakarta.
● Pada April 1950 memimpin korvet ”Banteng” dalam operasi di perairan Maluku Selatan
untuk menumpas Pemberontakan RMS.
● Jos Soedarso pada 1957 pergi ke Italia untuk mengawasi pembuatan kapal perang ”RI
Pattimura” di Livorno, Italia membawa kapal tersebut ke Indonesia.
● Yos Sudarso telah mengorbankan nyawanya untuk republik dan demi menyelamatkan
rekan-rekannya. KRI Macan Tutul tenggelam bersama 24 orang yang ikut bersamanya
sebagai kusuma bangsa. Sedangkan 53 orang yang selamat dijadikan tawanan oleh
Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
74 Prof. DR. R. Suharso 1973 Jawa Tengah Ampel, Boyolali
● Pejuang Kemanusiaan. Dokter ahli bedah. Bapak Orthopaedic
Indonesia. Pendiri Pusat Rehabilitasi penderita cacat jasmani di Surakarta, Jawa Tengah.
Pelopor Medis di Bidang Prostesis (kaki dan tangan tiruan). Pendiri Rumah Sakit
Ortopedi dan Yayasan Pemeliharaan Anak-anak Cacat di Surakarta.
● Sesudah Indonesia merdeka, ia menyumbangkan tenaga membantu perjuangan dengan
merawat para korban pertempuran. Diantara para korban itu banyak yang kehilangan
tangan atau kaki. Suharso merasa iba melihatnya dan tidak ingin mereka kehilangan
semangat hidup, terlebih mereka telah berjuang demi bangsa dan negara. Beliau
kemudian mencoba membuat tangan dan kaki buatan.
● Pada tahun 1950 ia berangkat ke Inggris untuk mendalami ilmu prothese. Sekembalinya
dari luar negeri ia diangkat menjadi Pemimpin Umum Usaha Prosthese. Setahun
kemudian Soeharso mendirikan dan menjadi Supervisor Rehabilitasi Centrum Penderita
Cacat Tubuh di Surakarta. Perjuangannya makin berkembang. Pada tahun 1953 ia
mendirikan Rumah Sakit Orthopedie di Surakarta, berikut Yayasan Pemeliharaan Anak-
Anak Cacat.
No Nama Tahun SK Asal Makam
75 Marsdfa TNI. Anm. Prof. 1974 DIY (Yogyakarta) Banguntapan, Bantul
DR. Abdurahman Saleh
● Merupakan tokoh Awal di Angkatan Udara, Aktivis Kemerdekaan. Pendiri, dan Ketua
organisasi Radio Republik Indonesia (RRI), beliau juga banyak membantu dalam hal
keuangan dan teknis.
● Abdulrachman adalah lulusan GHS Perguruan Tinggi Kedokteran Batavia dan menjadi
Bapak Fisiologi Kedokteran Indonesia. Kemudian ia menjadi dosen di NIAS dan UGM.
● Ia memiliki berbagai macam hobi yang ditekuninya, seperti olahraga penerbangan di klub
Aeroclub, pengalaman yang kelak akan membantu perjuangan bangsa. Selain hobinya
terhadap pesawat terbang, ia juga mendirikan pemancar radio gelap dengan nama siaran
Radio Indonesia Merdeka kemudian menjadi Radio Republik Indonesia RRI.
● Abdulrachman bersama A. Adisucipto meninggal dalam pesawat Dakota VTLCA yang
membawa instruktur dan obat milik pengusaha India yang menuju Indonesia, mereka
diburu oleh pesawat Kittyhawk Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
76 Marsda TNI. Anm. Mas 1974 DIY (Yogyakarta) Banguntapan, Bantul
Agustinus Adisucipto
● Merupakan Bapak Penerbang Republik Indonesia. Tokoh Awal di Angkatan Udara. Pendiri
Sekolah Penerbangan di Yogyakarta (15 November 1945) yang menjadi Wakil Kepala Staf
yang pertama dengan pangkat Komodor Muda Udara (sejak 9 April 1946). Gugur bersama
Abdulrachman Saleh saat menembus blokade udara Belanda (29 Juli 1947).
● Ketika revolusi Indonesia dimulai, Adisucipto ditugaskan untuk membantu membangun
kekuatan Indonesia di Udara. Adisucipto diangkat menjadi Komondor Muda Udara
dengan tugas mengambil alih seluruh perlengkapan, tenaga terbang dan instalasi
penerbangan. Di lapangan terbang Maguwo, Yogyakarta, ia menerima tanggung jawab
secara resmi sejak tanggal 15 Desember 1945.
● Sebagai satu-satunya penerbang bangsa Indonesia yang memiliki Brevet Penerbang
Tingkat Atas, maka ia diserahi tugas Pendidikan dengan kewenangan penuh.
● Adisucipto tercatat sebagai perintis awal dalam sejarah pendidikan penerbangan di
Indonesia. Pada tanggal 1 Desember 1945 didirikan Sekolah Penerbangan yang pertama
di Yogyakarta, dengan Adisucipto sebagai kepala sekolahnya.
No Nama Tahun SK Asal Makam
77 Teuku Nyak Arief 1974 NAD (Aceh) Aceh Besar
● Teuku Nyak Arif adalah pahlawan nasional dari Aceh. Berbeda dengan pahlawan Aceh
lainnya yang berjuang melalui pertempuran fisik, teuku Nyak Arif berjuang melalui
organisasi.
● Ia membantu berdirinya Jong Islamietan Bond (JIB) di Banda Aceh dan Jong Sumatranen
Bond (Pemuda Sumatra). Kebijaksanaannya didukung oleh kecakapannya
mempertemukan dan merukunkan golongan muda dan tua, dan golongan ulama dan
bangsawan.
● Terakhir ini perbedaan kaum ulama dan kaum bangsawan, merupakan ciri khas
masyarakat Aceh. Teuku Nyak Arif berhasil mengatasi kesulitan itu hingga tercapai
persesuaian yang selaras, khususnya dalam mengabdi kepada masyarakat dan agama.
● Pada tanggal 16 Mei 1927 atas usul Residen Aceh ia diangkat menjadi anggota Volksraad
(Dewan Rakyat) dan terpilih sebagai anggota Fraksi Nasional yang diketuai oleh Moh.
Hoesni Thamrin.
● Dialah satu-satunya Ulebalang (Panglima) yang amat disegani baik oleh rekan-
rekannya maupun Belanda meski tidak lagi menjabat. .
● Pada tahun 1944 Teuku Nyak Arif dipilih menjadi Wakil Ketua “Sumatera Chuo Sangi In”
(Dewan Perwakilan Rakyat seluruh Sumatera) yang diketuai oleh Moh. Syafei. Ia
berpendirian kerjasama dengan Jepang harus dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat.
No Nama Tahun SK Asal Makam
78 Nyi Ageng Serang 1974 Jawa Tengah Kulon Progo, Yogyakarta
● Raden Adjeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi atau biasa dikenal sebagai Nyi Ageng
Serang. Salah satu Panglima Perang melawan Kolonial Belanda pada Perang Diponegoro.
Penasehat siasat perang Pangeran Diponegroro. Puteri Panembahan Notoprojo.
Keturunan Sunan Kalijaga, Nenek moyang Ki Hajar Dewantara.
● Kustiyah mewarisi darah juang dan kepahlawanan dari ayah dan leluhirnya. Ia berdarah
patriotic, anti penjajah dan anti pengaruh asing yang merugikan. Ia akan berjuang terus
untuk membela rakyat, akibatnya ia ditangkap. Namun atas permintaan Sultan Hamengku
Buwono II ia diserahkan dan tinggal di kraton Yogyakarta.
● Nyi Ageng meminta untuk dikembalikan ke Serang, menikah dan mempunyai anak dan
keturunannya. Cucunya yaitu R.M Papak diperintahkan untuk membantu Diponegoro
berjuang dengan mengerahkan rakyat bersama pasukan serang.
● Atas prakasa Nyi Ageng yang sudah berusia 73 tahun diadakan pasukan khusus yang
bertuugas geriliya disebut pasukan “Sesabet”. Siang dan malam ia berpikir dan berisasat
untuk kemenangan pasukan Diponegoro. Selendang Nyi Ageng yang dikobarkan
dipercaya sebagai pusaka saktii yang mampu mengobarkan semangat rakyat.
No Nama Tahun SK Asal Makam
79 H. Rasuna Said 1974 Sumatera Barat TMPN Utama Kalibata
● H. R. Rasuna Said dikenal sebagai tokoh Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Gerakan
kegiatan Rasuna Said selaku wanita muda Islam dari tanah Minangkabau merupakan
kejanggalan di jaman itu.
● Wanita Minang masih banyak sekali terikat kepada adat dan agama, namun Rasuna,
dengan segala keberaniannya telah merintis gerak kaum wanita Minangkabau dengan
tidak menyalahi adat dan agama.
● Pada tahun 1926 Rasuna masuk perkumpulan ”Serikat Rakyat” (SR) dan duduk didalam
pengurus sebagai penulis. Kemudian SR menjelma menjadi (PSII) Partai Serikat Islam
Indonesia. Disamping itu ia menjadi anggota PERMI (Persatuan Muslimin Indonesia).
● Pada tahun 1932 PERMI menyatakan dirinya sebagai partai politik. PERMI berubah arti
menjadi ”Partai Muslimin Indonesia” dengan haluan radikal non-koperasi (tidak
bekerjasama dengan Pemerintah Hindia Belanda).
● Usahanya dalam pendidikan telah menyebabkan rakyat di pedesaan mengenal PERMI
dengan Rasuna Said nya.
● 17 April 1946 Rasunda Said terpilih menjadi Dewan Perwakilan Sumatera (DPS), ada
sidang. 4 - 6 Januari 1947 ia menjadi anggota yang mewakili Sumatera untuk duduk di
dalam KNI Pusat di Jakarta.
● Rasuna dikenal sebagai Anggota DPR RIS dan juga Anggota DPA 1959.

No Nama Tahun SK Asal Makam


80 Marsda TNI. Anm. A. 1975 Jawa Timur TMPN Utama Kalibata
Halim Perdanakusuma
● Seorang tokoh Awal di Angkatan Udara RI yang bertugas sebagai Perwira Operasi, antara
lain menembus blokade udara Belanda, mengatur siasat serangan udara atas daerah
lawan, operasi penerjunan pasukan di luar Jawa, penyelenggaraan operasi penerbangan
dalam rangka pembinaan wilayah, membangun AURI khususnya di Sumatera.
● Memiliki jasa yang besar dalam membina dan mengembangkan Angkatan Udara Republik
Indonesia (AURI).
● Melatih pemuda-pemuda untuk menjadi penerbang Angkatan Udara RI. Segala
pemikiran, kemampuan, serta pengalamannya, baik berupa teknik penerbangan, taktik
perang udara, penguasaan navigasi pesawat terbang dan sebagainya telah dimanfaatkan
dan disumbangkan untuk membina Angkatan Udara Republik Indonesia.
● Beliau gugur saat pesawatnya ditugaskan kembali ke Indonesia dengan menggunakan
AVRON ANSON RI-003 untuk mengambil obat-obatan dan perlengkapan persenjataan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
81 Marsma TNI. Anm. R. 1975 Jawa Timur TMPN Utama Kalibata
Iswahyudi
● Tokoh Awal di Angkatan Udara. Gugur saat perang mempertahankan kemerdekaan
indonesia. Tenaga pendidik calon penerbang pasca kemerdekaan. Salah satu perwira
andalan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia).
● Pada waktu Proklamasi Kemerdekaan bersama dengan pemuda-pemuda lain turut serta
dalam pengambilalihan kantor-kantor pemerintah dari tangan Jepang. Ia memimpin
sekelompok pemuda untuk menyerbu kantor Jawatan Kereta Api, menurunkan Bendera
Jepang di kantor tersebut dan menaikkan bendera Merah Putih.
● Sebagai pemuda yang pernah mendapat pendidikan terbang, iapun ikut mengamankan
pesawat terbang dan peralatannya yang berhasil direbut dari tangan Jepang di Tanjung
Perak.
● Iswahyudi dan rekan-rekannya berhasil untuk menarik perhatian dalam meningkatkan
minat kedirgantaran dengan cara diadakan demontrasi terbang di Pangkalan Udara
Cibeureum, Tasikmalaya pada 10 Juli 1946. Dari Yogyakarta didatangkan lima buah
pesawat Cureng untuk memeriahkan demontrasi ini.
● Mendapat tugas khusus untuk menyelenggarakan hubungan udara dengan luar negeri.
Tugas menyelenggarakan hubungan dengan luar negeri merupakan tugas yang cukup
berat dan berbahaya. Pada waktu itu Belanda melakukan blokade yang ketat terhadap
wilayah RI, baik di darat, di luar, maupun di udara.
No Nama Tahun SK Asal Makam
82 Kol. TNI. Inf. I Gusti 1975 Bali Buleleng, Bali
Ngurah Rai
● Memimpin Perang Puputan Margarana di Bali yang merupakan salah satu pertempuran
antara Indonesia dan Belanda dalam masa Perang kemerdekaan Indonesia pada tahun
1946 dimana Pasukan TKR bertempur dengan habis habisan untuk mengusir Pasukan
Belanda yang kembali datang setelah kekalahan Jepang.
● Waktu Jepang membentuk organisasi kemiliteran, antara lain tentara Pembela Tanah Air
(PETA), Ngurah Rai tidak mau memasukinya. Hal itu disebabkan oleh rasa antipatinya
terhadap penjajahan Jepang. Kemudian ia menghimpun pemuda-pemuda Bali untuk
menyusun kekuatan menentang Jepang dan melakukan gerakan bawah tanah yang
diberinya nama “Gerakan Anti Fasis” (GAF).
● Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, ia menghimpun kekuatan para
pemuda untuk melakukan usaha-usaha merebut kantor-kantor pemerintahan dari
tangan Jepang.
● Ia secara terus-menerus memberikan semangat kepada prajuritnya untuk tetap
berperang melawan Belanda setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia agar Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) Sunda Kecil tidak jatuh ke tangan penjajah.
No Nama Tahun SK Asal Makam
83 Supriyadi 1975 Jawa Timur Tidak Diketahui
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air
(PETA) terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk
sebagai Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet Presidensial, tetapi digantikan oleh
Imam Muhammad Suliyoadikusumo pada 20 Oktober 1945
● Pada Oktober 1943, Jepang mendirikan milisi PETA untuk membantu tentara Jepang
menghadapi Sekutu. Supriyadi bergabung dengan PETA dengan pangkat shodancho atau
komandan platon, dan setelah mengikuti pelatihan ditugaskan di Blitar, Jawa Timur. Ia
ditugaskan mengawasi pekerja romusha. Penderitaan pekerja-pekerja tersebut
mendorongnya untuk memberontak melawan Jepang.
No Nama Tahun SK Asal Makam
84 Sultan Agung 1975 DIY (Yogyakarta) Imogiri, Yogyakarta
Nyokrokusumo
● Sultan Mataram terbesar, berperang melawan penindasan Belanda. Seorang Pejuang dan
Budayawan. Memadukan Kalender Hijriyah dengan Kalender Saka, menjadi Kalender
Jawa Islam.
● Memerintahkan perjuangan melawan penjajah (VOC) dengan menyerang Batavia 1628,
1629.
● Pada tahun 1614 VOC (yang saat itu masih bermarkas di Ambon) mengirim duta untuk
mengajak Sultan Agung bekerja sama namun ditolak mentah-mentah. Pada tahun 1618
Mataram dilanda gagal panen akibat perang yang berlarut-larut melawan Surabaya.
Meskipun demikian, Sultan Agung tetap menolak bekerja sama dengan VOC.
No Nama Tahun SK Asal Makam
85 Untung Suropati 1975 Jawa Timur dan Bali Tidak Diketahui
● Untung Surapati mengawali perjuangannya ketika ia meloloskan diri dari penjara dengan
membawa teman-temannya. Dari sinilah perlawanan untung tehadap Belanda di mulai.
● Bersama pasukannya mencegat dan membunuh patroli-patroli pasukan Belanda yang
keluar dari benteng Tanjung Pura. Aksi-aksi itu merupakan ancaman baru bagi Belanda,
sehingga ada upaya Belanda untuk merekrut untung sebagai prajurit.
● Menerima tawaran Belanda untuk menjadi prajurit dengan tujuan memperlajari cara-cara
bertempur belanda. Untuk keluar setelah konflik dengan tantara Belanda.
● Untung Surapati kemudian bergabung dengan Sultan Amangkurat II dari Mataram untuk
melawan Belanda.
● Pada tanggal 24 September 1684 dikejar oleh pasukan Belanda pimpinan Jacob Couper
untuk ditangkap. Untung berhasil melepaskan diri.
● Untung Surapati pada 1886 terus melakukan perlawanan dengan Belanda yang dipimpin
oleh Kapten Tack. Pertempuran ini dimenangkan oleh pasukan Untung dengan matinya
Kapten Tack.

No Nama Tahun SK Asal Makam


86 Teuku amir Hamzah 1975 Sumatera Utara Tanjung Pura, Langkat,
Sumatera Utara
● Tengku Amir Hamzah merupakan pejuang budaya. Hal tersebut terlihat dari karya-karya
sastra yang ia tulis.
● Amir Hamzah bersama Sutan Takdir Alisyahbana dan Armijn Pane mendirikan majalah
Pujangga Baru yang kemudian menjadi tonggak berdirinya angkatan sastrawan.
● Amir Hamzah, dalam Kongres Bahasa Indonesia yang ke-1 di Sala pada 1938, gigih
menganjurkan bahasa Indonesia digunakan dalam percakapan sehari- hari di kalangan
terpelajar.
● Amir Hamzah pada masa pendudukan Jepang terpilih sebagai anggota Balai Bahasa
Indonesia di Medan. Dilembaga inilah Amir Hamzah menciptakan istilah-istilah modern.
● Amir Hamzah memiliki kemahiran menggubah syair yang luar biasa, sehingga sastrawan
H.B. Jassin menulis buku ”Amir Hamzah Raja Penyair. Karyanya dibukukan oleh ”P.T
Gunung Agung dari syair-syairnya yang sudah diterbitkan oleh PB seperti: Nyanyi Sunyi
(PB1937): ”Setinggi Timur” (PB 1939); dan Buah Rindu(PB 1941).
● Amir Hamzah sering disebut Raja Penyair Zaman Pujangga Baru. Satu-satunya Penyair
Indonesia berkelas internasional pada era pra-Revolusi Nasional Indonesia.
No Nama Tahun SK Asal Makam
87 Sultan Thaha Syaifudin 1977 Jambi Kuala Tungkal, Muara
Tebo, Jambi
● Raja terakhir di Kesultanan Jambi yang memimpin perang melawan Pasukan Kolonial
Belanda pada tahun 1855 – 1904.
● Ia terkenal sebagai raja/sultan yang rendah hati, senang bergaul dengan rakyatnya.
● Sultan Thaha berjuang melawan Belanda dalam pertempuran sengit di Muara Kupeh pada
tahun 1858.
● Sultan Thaha memperoleh kepercayaan besar dari rakyatnya. Ia bersumpah setia bersama
rakyatnya. Sumpah setia yang disebut “Setih Setia” itu besar sekali pengaruhnya kedalam
jiwa rakyat dan mampu mengobarkan semangat perjuangan.
● Perlawanan Sultan Thaha cukup memusingkan Belanda sehingga penasehat pemerintah
Hindia Belanda urusan bumiputera Dr. Snouck Hurgronje mengadakan penyelidikan dan
kemudian mengusulkan rencana menundukkan Sultan Thaha.

No Nama Tahun SK Asal Makam


88 Sultan Mahmud 1984 Sumatera Selatan Santiog, Kota Tidore
Badaruddin II
● Raden Hasan sebagai Raja Palembang yang ke-VII bergelar Sultan Mahmud Badaruddin
(II). Ia merupakan Sultan Palembang- Darussalam yang melakukan perlawanan keras
kepada kekuasaan asing di bumi Palembang.
● Memimpin pertempuran melawan Penjajah Inggris dan Belanda, salah satu peperangan
terbesar adalah Perang Menteng (dari kata Muntinghe) melawan Belanda pada tahun
1819. Kejadian ini bermula dari ketegangan antara Sultan Mahmud Badaruddin II dengan
Herman Warner Muntinghe pada tahun 1818. Serangan dalam bentuk ekspedisi ini
dilakukan oleh pasukan Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL) ke Palembang,
Sumatra Selatan, pada tahun 1819. Ekspedisi Belanda ini berhasil dipatahkan yang
dimenangkan pasukan Sultan Mahmud Badaruddin II.
● Pada tanggal 14 September 1811, yaitu empat hari sebelum terjadi penyerahan di
Tuntang, Sultan Mahmud Badaruddin II telah mengakhiri pengaruh kekuasaan Belanda di
bumi Palembang, dalam peristiwa ini Sultan Mahmud Badaruddin II telah membuktikan
bahwa ia sebagai seorang pemimpin mempunyai pandangan yang jauh ke depan dan
dapat mempergunakan kesempatan yang tepat untuk membebaskan kesultanan dan
rakyat Palembang dari pengaruh kekuasaan asing.

No Nama Tahun SK Asal Makam


89 Dr. Ir. Soekarno 1986 Jawa Timur Blitar, Jawa Timur
● Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Pendiri Partai Nasional Indonesia, Pemrakarsa
Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok. Anggota BPUPKI, Ketua Panitia Perancang
UUD dan Ketua PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
● Pada 1925 Soekarno mendirikan dan menjadi Ketua Algemeene Studie Club (ASC) di
Bandung, yaitu Perhimpoenan Pelajar/Mahasiswa yang berjiwa nasionalisme. Kemudian
pada 1927 mendirikan Partai Nasional Indonesia, yang merupakan perhimpoenan yang
sangat berani menentang penjajahan Belanda.
● Soekarno ditangkap oleh Pemerintah Hindia Belanda karena dicurigai melakukan
provokasi menentang pemerintah, dan dijatuhi hukuman penjara pada 22 Desember
1930 di Penjara Sukamiskin.
● Pada 17 Agustus 1945 Soekarno bersama Muhammad Hatta memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia dan kemudian diangkat menjadi Presiden pertama RI.
No Nama Tahun SK Asal Makam
90 Drs. H. Moh. Hatta 1986 Sumatera Barat Tanah Kusir, Jakarta
● Aktifis Kemerdekaan Indonesia, Proklamator RI, Negarawan, Ekonom, Administrator,
Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, Perdana Menteri ke 3, Menteri Pertahanan
ke 4 dan Bapak Koperasi Indonesia.
● Sewaktu di Belanda tahun 1926 Hatta menjadi pimpinan Perhimpunan Indonesia dan
dipercaya menjadi bendahara merangkap anggota Dewan Redaksi Majalah Hindia Putera
(Indonesia Merdeka).
● Pada tahun 1927 dalam Kongres Liga di Brussel, Hatta menguraikan “Liga Menentang
Kolonialisme”.
● Pada tahun 1931, atas saran Hatta, Golongan Merdeka mendirikan partai baru yaitu partai
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) yang berhaluan nonkooperasi.
● Pada tahun 1932-1941 Hatta bersama tokoh politik lainnya dibuang ke Digul, Irian dan
kemudian dipindahkan ke Banda Naira dan pada tahun 1942 sesudah Jepang berkuasa,
mereka dibebaskan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
91 R.P. Soeroso 1986 Jawa Timur Mojokerto, Jawa Timur
● Raden Pandji Soeroso dapat dikatakan berpikiran maju dan pemberani. Sejak usia 15
tahun ia telah bergabung dalam perkumpulan Boedi Oetomo.
● Pada tahun 1915 Ia diangkat menjadi Presiden Serikat Islam Probolinggo dan Krakasan.
Gerakan yang dipimpin oleh Raden Pandji Soeroso ini menitikberatkan pada perbaikan
ekonomi rakyat. Dalam tahun 1917 dipilih menjadi anggota gemeenterad Probolinggo. Ia
termasuk pendiri Organisasi Kepegawaian yang pada waktu itu bernama Persatuan
Vakbonden Pegawai Negeri (P.V.P.N.).
● Di masa Pergerakan Nasional hingga Pendudukan Jepang, 1942, Ia menjadi anggota
Volksraad. Dirinyalah yang pertama kali berpidato dalam sidang Volksraad yang
mengkritik beleid Pemerintah Hindia-Belanda dan menolak diadakannya pajak Landrente
di Sumatera Barat.
● Pada masa Jepang, R.P. Soeroso pun tak lepas dari kegiatan-kegiatan perjuangan. Ia
pernah menjadi ketua Putera daerah Malang dan duduk dalam Pusat barisan Pelopor di
Jakarta, menjadi Ketua Hokokai sebagai pengganti Putera dan menjadi anggota Tjuo
Sangi-ln di Jakarta.
● Setelah Indonesia merdeka, R.P. Soeroso tetap menjadi pejuang melalui berbagai jabatan
yang dipercayakan kepadanya. Ia pernah menjabat Gubenur Jawa Tengah, Anggota KNIP
Pusat. Tahun 1946 Ia diangkat sebagai Komisaris Tinggi untuk daerah Solo dan Yogyakarta.
Dari masa kabinet Moh. Nasir hingga tahun 1956 Ia menduduki beberapa Jabatan Menteri
seperti Menteri Perburuhan, Menteri Urusan Pegawai, Kemudian Menteri Sosial dan
Menteri Pekerjaan Umum. Ia juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Pegawai Negeri
Republik Indonesia.
No Nama Tahun SK Asal Makam
92 Raden Inten II 1986 Lampung Penegahan, Lampung
Selatan
● Radin Inten II merupakan raja di Negara Ratu (sekarang Provinsi Lampung), masih
keturunan Fatahillah (Sunan Gunung Jati).
● Selama beberapa tahun Radin Inten II melakukan perlawanan bersenjata terhadap
Belanda yang berusaha menguasai seluruh wilayah Lampung.
● Pada tahun 1851 Belanda mengirim pasukan dari Batavia. Pasukan yang dikomandoi oleh
Kapten Jucht dengan kekuatan 400 prajurit ini bertugas merebut benteng Merambung.
Akan tetapi, mereka dipukuli mundur oleh pasukanRadin Inten II.
● Gagal merebut Merambung, Belanda mengubah taktik.Kapten Kohler, Asisten Residen
Belanda di Teluk Betung, ditugasi untuk mengadakan perundingan dengan Radin Inten II.
Di samping itu Belanda juga menerapkan politik devide et impera-nya terhadap
masyarakat Lampung agar terpecah belah.
● Sampai bulan Oktober 1856 sudah dua setengah bulan Belanda melancarkan operasi
militer. Satu demi satu benteng pertahanan Radin Inten II sudah mereka duduki. Namun,
Radin Inten II masih belum tertangkap.
● Raden Inten II tewas karena pengkhianatan yang dilakukan oleh orang sebangsanya dalam
usia sangat muda, 22 tahun.
No Nama Tahun SK Asal Makam
93 Pangeran 1988 Jawah Tengah Karang Anyar, Surakarta
Sambernyowo (KPAA
Mangkunegoro I )
● Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I atau lebih dikenal dengan Pangeran
Sambernyawa. Julukan Pangeran Sambernyawa diberikan VOC, karena dalam setiap
peperangan selalu membawa kematian bagi lawannya merupakan Praja Mangkunegaran,
Pendiri Istana Mangkunegaran.
● Pangeran Sambarnyawa memimpin perjuangan melawan penjajah Belanda di Jawa
Tengah. Dikenal dekat dengan rakyat. Perjuangan Raden Mas Said menentang kekuasaan
Belanda tidak dapat dipisahkan dari kericuhan yang terjadi di Kerajaan Mataram pada
pertengahan abad ke 18.
● Sejak awal abad itu beberapa daerah Mataram sudah dikuasai secara langsung oleh
Belanda. Selain itu Belanda berhasil pula mencampuri masalah intern kerajaan seperti
pengangkatan Raja dan pejabat tinggi lainya.
● Kesempatan untuk melawan Belanda terbuka ketika pada tahun 1740 di Kartosuro terjadi
perlawanan rakyat terhadap Belanda.
● Untuk melawan Pangeran Sambarnyawa Belanda melakukan politik adu domba. Ia
terpaksa menghadapi pasukan Surokarto dan Ngayogyakarto yang didukung oleh pasukan
Belanda.
● Akhirnya perjuangan berakhir dengan ditandatangani perjanjian salatiga.

No Nama Tahun SK Asal Makam


94 Sri Sultan Hamengku 1990 DIY (Yogyakarta) Imogiri, Yogyakarta
Buwono IX
● Seorang sultan yang pernah memimpin di Kesultanan Yogyakarta (1940–1988) dan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama setelah kemerdekaan Indonesia. Ia
pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973 dan
1978. Dia juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
● Hamengkubuwana IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940
dengan gelar "Ngarsa Dalem Sampéyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan
Hamengkubuwana Sénapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah
ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat". Ia merupakan sultan
yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia.
● Ia mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan
predikat "Istimewa"
● Hamengkubuwono IX sejak awal revolusi melibatkan diri dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan dengan memberikan berbagai fasilitas untuk
kepentingan pemerintah. Pada Januari 1946 sampai akhir Desember 1949 Jogjakarta atas
saran Sri Sultan dijadikan Ibukota RI.
No Nama Tahun SK Asal Makam
95 Sultan Iskandar Muda 1993 NAD (Aceh) Kota Banda Aceh
● Sultan Aceh yang terbesar dalam masa Kesultanan Aceh, yang berkuasa dari tahun 1607
s.d 1636 yang mencapai mencapai kejayaannya dan mempunyai Angkatan perang yang
kuat pada masa kepemimpinannya serta sebagai pusat perdagangan dan pembelajaran
tentang Islam.
● Sultan Iskadar Muda sangat giat mengembangkan agama Islam di Kesultanan Aceh. Ia
mendirikan Masjid di beberapa tempat diantaranya yaitu Masjid Baiturrahman pada
tahun 1612 yang berada di pusat kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.
● Sultan Iskandar Muda melarang pedagang-pedagang asing membeli lada langsung ke
daerah-daerah produksi lada yang berada dibawah kekuasaannya. Maka pedagang -
pedagang yang ingin mendapatkan lada harus datang ke ibu kota kerajaan Aceh, dengan
demikian ibukota menjadi ramai dengan pedagang asing.
No Nama Tahun SK Asal Makam
96 I Gusti Ketut Jelantik 1993 Bali Tidak Diketahui
(Dilarung)
● Patih Kerajaan Buleleng. Pemimpin perang puputan Jagaraga melawan pasukan kolonial
Belanda. Seseorang yang ahli dalam membuat strategi perang.
● Keberanian dan keperwiraannya menentang penjajahan Belanda diawali dengan sikap
dan tindakannya yang menolak tuntutan Belanda agar mengganti kerugian atas kapal-
kapal yang sudah dirampasnya dan mengakui kedaulatan Belanda di Hindia Belanda.
● Keberhasilan laskar Patih Jelantik dalam perang melawan Belanda sangat mengagetkan
orang-orang Belanda sehingga menggegerkan Parlemen Belanda.
● Sifat Patriotismenya tampak dalam perjuangannya menentang penjajah Belanda dari
tahun 1846-1849, yaitu pada peristiwa perang Buleleng dan perang Jagaraga. Sikap
politiknya yang tegas terlihat dalam tindakannya yang menolak tuntutan bahwa Kerajaan
Buleleng berada di bawah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
97 Frans Kaisiepo 1993 Papua Didepan TMP.
Cendrawasih, Biak
● Merupakan tokoh Nasionalis Papua dan Aktivis Kemerdekaan Indonesia yang
membantu Pembentukan NKRI.
● Frans Kaisiepo diangkat menjadi Gubernur Papua ke-4.
● Salah satu pencetus Partai Indonesia Merdeka di Biak pada tanggal 10 Mei 1946.
● Pada Juli 1946 Frans Kaisiepo menjadi anggota delegasi pada Konperensi Malino di
Sulawesi Selatan. Ini merupakan karir pertamanya tampil sebagai seorang politikus.
Sebagai pembicara ia mengganti nama Papua dan Nederlans Nieuw Guinea dengan kata
Irian yang diberi pengertian Ikut Republik Indonesia Anti Nederlans (IRIAN).
● Sewaktu menjabat Kepala Distrik Mimika (Fakfak) pada 1961, ia mendirikan Partai Politik
Irian sebagian Indonesia (ISI) yang menuntut penyatuan kembali Nederlands Nieuw
Guinea ke dalam kekuatan negara Republik Indonesia.
● Pada 1964 ketika menjadi Gubenur Propinsi Irian Jaya dan merangkap Ketua DPRDGR
Frans Kaisiepo merupakan salah seorang penggerak Musyawarah Besar Rakyat Irian Barat
untuk membicarakan langkah-langkah penyatuan Irian Barat menjelang Pepera 1969.
No Nama Tahun SK Asal Makam
98 Silas Papare 1993 Papua Serui, Papua
● Seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia.
● Nasionalis Papua dan Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Pendiri Partai Kemerdekaan
Indonesia Irian (PKII).
● Mendukung politik pemerintah di Forum Internasional dalam usaha pengembalian Irian
Barat ke Republik Indonesia.
● Pada bulan Oktober 1949 di Yogyakarta, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di
Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan
wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI
● Silas Papare yang ketika itu aktif dalam Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB)
juga diminta oleh Soekarno menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam New York
Agreement yang ditandatangani pada 15 Agustus 1962, yang mengakhiri konfrontasi
Indonesia dengan Belanda perihal Irian Barat. Setelah penyatuan Irian Barat, ia kemudian
diangkat menjadi anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara).

No Nama Tahun SK Asal Makam


99 Marthen Indey 1993 Papua Tanah Merah, Waena,
Papua
● Aktifis Kemerdekaan Indonesia yang membantu Pembentukan NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia), khususnya Pembebasan Papua dari Penjajah Belanda.
● Sebagai anggota Polisi hindia Bellanda Marthen Indey pernah ditugaskan mengawasi para
Digulis di Tanah Merah (Digul). Di sini ia mendapatkan pengaruh nasionalisme.
● Pada tahun 1944, ia kembali ke Papua bersama pasukan sekutu dan mendapat tugas
melatih Anggota Batalyon Papua yang dibentuk Sekutu untuk menghadapi Jepang. Secara
sembunyi-sembunyi ia bergabung dengan kelompok Sugoro (bekas Dugulis).
● Pada 1946 Indey menjadi Anggota dan Ketua Komite Indonesia Merdeka (KIM). KIM
berubah menjadi Partai Indonesia Merdeka (PIM).
● Sesudah tahun 1950 Indey melakukan Gerakan bawah tanah bersama J Teppy, pada
Januari 1962 ia menyusun kekuatan geriliya sambal menanti kedatangan pasukan
Indonesia yang akan tiba di Irian Jaya dalam rangka Trikora.
● Selama 1963-1968 Indey duduk sebagai Anggota MPRS mewakili Irian Jaya, ia juga
diangkat menjadi Mayor Trituler Marthen Indey.

No Nama Tahun SK Asal Makam


100 Nuku Muhammad 1995 Maluku Utara Soa-Sio, Tidore, Maluku
Amiruddin Utara
● Kaicil Nuku memiliki gelar Sultan Said’ul Jehad Muhammad el Mabus Amirudin Syah Kaicil
Paparangan yang merupakan seorang sultan dari Kesultanan Tidore. Sultan (Raja) ke 30
di Kerajaan Tidore (Kesultanan Tidore), dan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada
saat diperintah Sultan Nuku. Beliau sekaligus sebagai Jou Barakati (Panglima Perang) yang
memimpin Pertempuran laut maupun darat melawan Pasukan Kolonial Belanda, dengan
cita-cita membebaskan seluruh kepulauan Maluku Utara (Maloko Kie Raha) dari penjajah
bangsa asing.
● Nuku menggalang kekuatan dengan mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil di daerah
sekitar Seram dan Papua (Irian Jaya). Perjuangan Nuku berawal dari kasus suksesi
kekuasaan di kerajaan Tidore, karena masuknya campur tangan VOC telah melahirkan
peperangan beraroma perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Pemerintah Kolonial.
● Dalam riwayat politiknya, Ia tidak pernah secara langsung menandatangani perjanjian
penyerahan kekuasaan baik kepada VOC maupun Pemerintah Hindia Belanda hingga ia
wafat fi tahun 1805.
● Nuku berperan dalam menggalang kebersamaan di wilayah Seram dan IrianJaya hingga
tuntutan kedaulatan RI atas wilayah tersebut didukung oleh makna kebersamaan sejarah
dalam melawan penjajah.
No Nama Tahun SK Asal Makam
101 Tuanku Tambusai 1995 Riau Seremban, Malaysia
● Tuanku Tambusai, Muhammad Saleh atau Hamonangan Harahap adalah Pahlawan
Nasional dari Sumatera Utara
● Tuanku Tambusai adalah seorang ulamayang menyebarkan Islam di daerah-daerah yang
belum memeluk Islam, antara lain di Tapanuli Selatan.
● Tuanku Tambusai tidak hanya menyebarkan Islam, pada tahun 1823 ia dan pasukannya
mengepung kedudukan Inggris di Natal setelah Traktat London 1824 Tuanku Tambusai
berhadapan dengan Belanda.
● Pada 1830 ia membangun benteng di Rao, benteng ini jatuh ke tangan Belanda bulan
Oktober 1832. Ia berusaha merebut benteng Belanda Fort Amerongen di Rao tetapi gagal.
● Tuanku Tambusai bersama pasukan antara tahun 1834 – 1837 berhasil menghalangi
Belanda memusatkan kekuatannya untuk merebut Bonjol di daerah Rao dan Dalu-Dalu.
● Tuanku Tambusai pada 1838 berhasil mengalang pasukan Belanda melalui aksi-aksi
gerilya untuk menguasai daerah Raja Mondang.
● Tuanku Tambusai pada akhir Desember 1838 ketika benteng Dalu-Dalu dihujani dengan
tembakan Meriam tidak berhasil ditangkap Belanda dan Tuanku Tambusai berhasil
meloloskan diri.
● Tuanku Tambusai terkenal sebagai “De Padrische Tijger van Rokan” (Harimau Paderi dari
Rokan).
No Nama Tahun SK Asal Makam
102 Syekh Yusuf Tajul 1995 Sulawesi Selatan Gowa, Sulawesi Selatan
Khalwati
● Syekh Yusuf Tajul Khalwati adalah pejuang nasional yang melawan Belanda bukan hanya
di tanah kelahirannya. Ia berjuang dari Gowa, Banten hingga Afrika Selatan.
● Kegigihan perjuangan Syekh Yusuf Tajul Khalwati membuat rakyat Banten bersemangat
mengusir penjajah bersama Sultan Ageng Tirtayasa.
● Syekh Yusuf Tajul Khalwati memiliki pengaruh yang luar biasa dan berhasil meningkatkan
kewibawaan kerajaan Banten diantara Raja-raja di Nusantara jaman itu.
● Syekh Yusuf Tajul Khalwati sepeninggal Sultan Ageng Tirtayasa, memimpin perang Gerilya
bersama Pangeran Purbaya dan Pangeran Kidul di Daerah Tanggerang lalu mundur ke
Muncang, Lawang Taji (Jasinga) menyusur Cidurian akan menuju Cirebon.
● Pada tahun 1684 Syekh Yusuf Tajul Khalwati dibuang ke pulau Ceylon (Sri Lanka) Sri Lanka.
Di Sri Lanka, Syekh Yusuf Tajul Khalwati membentuk Jaringan Islam yang luas, dan melalui
murid-muridnya di Nusantara terus mengobarkan perlawanan terhadap Belanda.
Dampaknya Belanda memindahkan Syekh Yusuf Tajul Khalwati ke Zandvliet, Afrika
Selatan.
● Syekh Yusuf Tajul Khalwati di Zandvliet, Afrika Selatan terus menyebarkan Agama Islam
sekaligus semangat anti penjajahan terhadap rakyat Afrika Selatan, sampai wafat (23 Mei
1699).
● Syekh Yusuf Tajul Khalwati oleh Nelson Mandela disebut sebagai “Salah Seorang Putra
Afrika”.
No Nama Tahun SK Asal Makam
103 Hj. Fatimah Siti 1996 Jawa Tengah Astana Giribangung,
Hartinah Suharto Karang Anyar
● Fatimah Siti Hartinah Soeharto untuk pengabdiannya kepada bangsa dan negara pernah
menjabat berbagai jabatan kenegaraan antara lain, Ketua Umum Ria Pembangunan,
Penasehat Utama Dharma Wanita, Penasehat Utama Dharma Pertiwi, Penasehat Utama
Persit Kartika Chandra Kirana, Penasehat Utama Persatuan Isteri Veteran RI (PIVERI),
Pendiri/Ketua Yayasan Kartika Jaya, Pelindung Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia
(YKAI), Pelindung Yayasan Kartini, Pelindung Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda
(HIPRADA), Pelindung Persatuan Wanita Republik Indonesia (PERWARI), Pelindung
Yayasan Jantung Indonesia.
● Fatimah Siti Hartinah Soeharto telah aktif dibidang keorganisasian sejak remaja dengan
aktif di dalam Kepanduan (Pramuka).
● Fatimah Siti Hartinah Soeharto, pada masa pendudukan Jepang, menjadi anggota
Fujinkai.
● Fatimah Siti Hartinah Soeharto memprakarsai pendirian Perpustakaan Nasional sebagai
upaya peningkatan minat baca generasi penerus bangsa.
● Fatimah Siti Hartinah memprakarsai pembangunan Taman Bunga, Taman Anggrek serta
Taman Buah sebagai wujud perhatiannya untuk meningkatkan kesejahteraan petani
khususnya petani bunga dan buah-buahan.

No Nama Tahun SK Asal Makam


104 Raja Haji Fisabilillah 1997 Riau Pulau Penyengat,
Kepulauan Riau
● Raja Haji Fisabililah adalah Raja Yang Dipertuan Muda Riau-Lingga-Johor-Pahang IV, ia
terkenal dalam melawan pemerintahan Belanda dan berhasil membangun pulau Biram
Dewa di sungai Riau.
● Raja Haji sudah terlibat dalam pertempuran dengan pihak Belanda pada Perang Linggi
tahun 1756-1758. Perang tersebut meletus sebagai reaksi usaha Belanda meluaskan
kekuasaannya di Riau. Pada pertempuran tersebut, Raja Haji terluka. Namun pada
pertempuran selanjutnya, pasukan gabungan dari Linggi, Selangor, Remban, Kelang dan
Siak dapat mengepung Kota Malaka sehingga satu persatu tempat-tempat kekuasaan
Belanda di sekitar Malaka berhasil dikuasai dan diduduki.
● Ia berperang melawan Belanda dalam peperangan hebat di Teluk Ketapang (Malaka) pada
tahun 1784 yang mana Raja Haji sendirilah yang memimpin.
● Ia Gugur pada saat melakukan penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang
(Melaka) pada tahun 1784.

No Nama Tahun SK Asal Makam


105 H. Adam Malik 1998 Sumatera Utara TMPN Utama Kalibata
● Ia merupakan seorang Wartawan, Aktivis Kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia, Wakil
Perdana Menteri, Ketua Majelis Umum PBB, Menteri beberapa Departemen dan Pelopor
berdirinya Kantor Berita Antara.
● Karir perjuangan Adam Malik dimulai sejak di kampung halamannya dengan masuk
sebagai anggota kepanduan Hisbul Wathan milik Muhammaditah di Pematang Siantar
sebagai Ketua Partai Indonesia (Partindo) dengan basis masa berasal dari sopir-sopir. Ia
kemudain ke Batavia dan bergabung menjadi eksponen Organisasi PARI (Partai Republik
Indonesia) yang sempat membuatnya masuk penjara.
● Pada tanggal 13 Desember 1937, ia bersama Pandu Kartawiguna dan kawan-kawan
mendirikan Lembaga Kantor Berita “Antara”.
● Adam Malik juga masuk dalam organisasi Persatuan Perjuangan (PP), kemudian ia
mendirikan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) dan membentuk Badan
Pendukung Soekarnoisme (BPS).
● Pada tahun 1962, ia berperan menonjol sebagai delegasi dalam proses perindungan
Indonesia-Belanda mengenai Irian Barat.dan juga pernah menjadi Ketua Sidang Umum
PBB ke 26 Tahun 1971-1972.
● Ketika menjadi Menteri Luar Negeri, ia membawa politik luar negeri “Bebas Aktif”.
No Nama Tahun SK Asal Makam
106 Tjilik Riwut 1998 Kalimantan Tengah Sanaman Lampang,
Palangkaraya
● Pada tahun 1938 ia memprakarsai pendirian Organisasi Pakat Dayak bersama kawan-
kawannya di Banjarmasin untuk mengangkat Derajat Suku Dayak dan mempersatukan
seluruh masyarakat Suku Dayak.
● Pada tahun 1946 dipercaya mewakili 142 Suku Dayak untuk menyatakan sumpah setia
mendukung eksistensi Pemerintah RI melalui upacara adat leluhur suku dayak di Istana
Kepresidenan (Gedung Agung) Yogyakarta.
● Pada tanggal 17 Oktober 1947 ia memimpin operasi penerjunan pasukan payung pertama
di dalam sejarah Angkatan Bersenjata RI, di desa Sarabi dekat Rantapulut Kotawaringin
Barat (Kalimantan Tengah) yang kemudian hari peristiwannya ditetapkan sebagai Hari
Pasukan Khas TNI AU.
● Pada tahun 1957 – 1967 ia menjabat sebagai Gubernur Kepala Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah serta merintis dan mempelopori pembangunan Kota Palangkaraya
sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.
● Ia juga dikenal dan berperan besar dalam proses pembaruan pembangunan sistem
administrasi pemerintahan di Kalimantan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
107 La Maddukelleng 1998 Sulawesi Selatan A. Pettarani, Wajo
● Raja Pasir dari Kesultanan Pasir. Raja Wajo (Arung Matowa Wajo XXXIV) di Kerajaan Wajo.
Memimpin pasukan dari suku Bugis, Pasir, Kutai, Makassar serta Bugis-Pagatan, untuk
melawan Belanda.
● Perjuangannya dimulai ketika membantu pasukan Daeng Parani, Daeng Marewa dan Haji
Sore melawan Johor pada tahun 1715-1721. La Maddukelleng mengirim pasukan yang
dipimpin oleh La Banna To Assak, peperangan ini dimenangkan oleh pihak Daeng Parani.
● Pada 1726 La Maddukelleng diangkat menjadi Sultan Pasir dan pada tahun ini juga ia
memerintahkan kepada La Banna To Assak untuk menyerang Maraddia Balapina yang pro
dengan Belanda. Misi ini berhasil memperoleh kemenangan. Dilanjutkan dengan
pasukannya menuju Gowa dan menembaki Benteng Ujung Pandang tempat
persembunyian Belanda yang kemudian lari mengundurkan diri.
● Terjadi bebarapa kali penolakan untuk menyatakan persaudaraan antara Wajo dengan
VOC dari La Maddukelleng kepada VOC. Pada bulan Febuari 1741 terdepat peperangan
sengit dalam waktu yang cukup lama antara Wajo dengan Belanda, namun pasukan VOC
(Smout) dapat dipukul mundur oleh pasukan Wajo (La Maddukelleng).
No Nama Tahun SK Asal Makam
108 Sultan Assyaidis Syarif 1998 Riau Siak, Sri Indrapura
Kasim Sani Abdul Jalil
Syarifudin
● Sultan ke-12 di Kesultanan Siak Sri Indrapura. Pendukung Perjuangan Kemerdekaan
Indonesia. Mendorong raja-raja di Sumatera Timur untuk mendukung dan
mengintegrasikan diri dengan Republik Indonesia. Menyumbang harta kekayaannya
sejumlah 13 juta gulden untuk Pemerintah Republik Indonesia, setara dengan 214,5 juta
gulden (2014) atau 120,1 juta USD atau Rp 1,47 trilyun.
● Sultan Syarif Kasim II juga tidak segan-segan menyerahkan mahkota dan nyaris seluruh
kekayaannya. Ini dilakukan sebagai penegas bahwa Kesultanan Siak Sri Inderapura yang
dipimpinnya meleburkan diri ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
● Setelah dinobatkan menjadi sultan pada 1915, ia menggalakkan pembangunan di
wilayahnya. Sultan Syarif Kasim II juga berupaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia rakyat Siak Sri Inderapura melalui pendidikan demi mengejar ketertinggalan dari
orang-orang Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
109 H. Ilyas Yacoub 1999 Sumatera Barat Koto Barapak, Pesisir
Selatan
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Politisi, Wartawan. Pendiri PMI (Partai Muslimin
Indonesia) Tahun 1930. Pendiri PERMI (Persatuan Muslim Indonesia, 1932). Ketua DPRD
Sumatera Tengah. Dikenal sebagai seorang ideolog.
● Ilyas Yacob menerbitkan majalan yang bernama "Pilihan Timur". Isi majalahnya
mengkritik politik rust en orde yang dijalankan Pemerintah Belanda yang ada di Indonesia.
Ia menuding bahwa Pemerintah Belanda menonjolkan kekuatannya untuk menekan
pergerakan rakyat.
● Ia memperkenalkan perjuangan PERMI di kalangan masyarakat luas dengan cara
menerbitkan majalah Medan Rakyat. Pada awalnya penerbitan majalah ini di biayainya
sendiri.
● untuk menyampaikan informasi mengenai perkembangan situasi, Ilyas Yacob
menerbitkan brosur “Maju” yang berfungsi memelihara semangat perjuangan sebagai
kursus politik jarak jauh pada saat pemerintah kolonial melarang adanya rapat bagi partai
politik di Hindia Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
110 Prof. Dr. Hazairin, SH. 1999 Bengkulu TMPN Kalibata Utara
● Pakar Hukum Adat, Aktifis Kemerdekaan, Pendidik. Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia ke-11.
● Guru Besar Hukum Adat dan Hukum Islam di Universitas Indonesia, Guru Besar di
Universitas Islam Jakarta, Perguruan Tinggi Hukum Militer (PTHM), dan Pendidikan Tinggi
Ilmu Kepolisian (PTIK).
● Pada masa perang kemerdekaan Hazairin perannya yang menonjol dalam perjuangan
yaitu ketika menjadi Wakil Gubernur Muda Propinsi Sumatera, ia mengeluakan kebijakan
pencetakan uang kertas (Uang Hazairin) yang berlaku sejak 1 Desember 1947 sampai 27
Desember 1949 di dalam daerah Karesidenan Bengkulu.
● Hazairin membantu perjuangan secara swadana untuk membiayai kebutuhan logistik
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Wilayah Karesidenan Bengkulu di tahun 1949. Pada
agresi militer Belanda II, ia bersama pasukan TKR berhasil menghancurkan seluruh
jembatan yang ada di Karesidenan Bengkulu hingga perbatasan Padang, Palembang dan
Lampung dalam rangka menghambat serbuan dan gerak maju pasukan Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
111 Abdul Kadir Gelar 1999 Kalimantan Barat Tanjung Saka Dua, Nanga
Raden Tumenggung Pinoh, Malawi
Setia Pahlawan
● Sejak muda telah mengabdi sebagai pegawai kerajaan SIntang. Abdul Kadir mampu
menjalankan tugasnya dengan baik dan kemudian diangkat menjadi Kepala Pemerintahan
Melawi menggantikan ayahnya. Ia kemudian mendapatkan gelar Raden Tumenggung
yang diberikan oleh Raja Sintang.
● Ketika menjadi Kepala Pemerintahan Melawi, ia berperang melawan Pasukan Kolonial
Belanda. Berhasil mengembangkan potensi perekonomian wilayah Melawi dan
mempersatukan Suku Dayak dengan Melayu.
● Selama tujuh tahun (1868-1875) ia mengunakan strategi peran ganda, yaitu setia kepada
Raja Sintang dan pemerintah Belanda namun secara diam-diam menghimpun kekuatan
rakyat dan membentuk kesatuan bersenjata di daerah Melawi dan sekitarnya untuk
menghadapi pasukan Belanda. Namun, akhirnya pemerintah Belanda mengetahuinya dan
kemudian menyerang ke Pusat Perlawanan. Raden Temenggung ditangkap.
● Pada tahun 1866, Belanda memberikan hadiah uang dan gelar Setia Pahlawan dengan
maksud agar Abdul Kadir mau bekerja sama , namun hal tersebut tidak berhasil untuk
mengubah sikap anti Belandanya.
● Sistem perlawanan Raden Temenggung telah menjadi model perlawanan rakyat terhadap
Belanda di SIntang hingga tahun 1913.
No Nama Tahun SK Asal Makam
112 Hj. Fatmawati Soekarno 2000 Bengkulu TPU Karet Jakarta
● Penjahit Bendera Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan pada upacara
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.
● Ia menjadi Ibu Negara Indonesia pertama yang merupakan istri dari Presiden Indonesia
pertama Soekarno.
● Aktif berorganisasi yaitu menjadi pengurus Nasyla Aisyiah Muhammadiyah sebagai
pembaca ayat Al-Qur’an, Paduan Suara (koor) dan Pawai Obor.
● Dalam bidang kewanitaan, Fatmawati telah berhasil menjadikan Ny.Wakijah Sukijo,
Ny.Pujo Utomo dan Ny.Mahmudah Mas’ud sebagai anggota wanita dalam kepengurusan
KNIP berdasarkan Penpres No. 17 tahun 1949.
● Pada 1951, Fatmawati dengan gigih ikut memperjuangkan agar dokumen, barang dan
arsip pemerintah RI yang dirampas oleh Belanda antara tahun 1945-1950 di Jakarta dan
Yogyakarta dapat dikembalikan ke Indonesia.
● Turut serta secara aktif dalam memberikan bantuan mengirim perbekalan kepada isteri
prajurit dan para prajurit yang sedang berjuang di wilayah pertempuran.
● Fatmawati merupakan salah seorang yang gigih berjuang menjadikan eks Karasidenan
Bengkulu sebagai Provinsi Bengkulu.
No Nama Tahun SK Asal Makam
113 Ranggong Daeng Romo 2001 Sulawesi Selatan Komara, Tokalar
● Ranggong Daeng Romo adalah seorang pejuang gerilya asal Sulawesi Selatan. Pada
tanggal 16 Oktober 1945, dibentuk organisasi Angkatan Muda Bajeng di bawah pimpinan
Ranggong Daeng Romo, untuk mengibarkan jiwa dansemangat perjuangan menentang
Belanda.
● Pada tanggal 5 Desember 1945, Ranggong Daeng Romo diangkat menjadi Komandan
Barisan Gerakan Muda Bajeng, yang kegiatannya tidak hanya pada bidang kemiliteran
tetapi juga di bidang pemerintahan, dalam usaha mempertahankan kemerdekaan,
Gerakan Muda Bajeng beberapa kali mengalami bentrokan senjata dengan Belanda.
● Tanggal 2 April 1946 Gerakan Muda Bajeng diubah menjadi Laskar Lipan Bajeng dan
Ranggong Daeng Romo diangkat menjadi pimpinan tertinggi.
● Tanggal 17 Juli 1946 terbentuklah Laskar Pemberontakan Rakyat Indonesia Sulawesi
(LAPRIS). Ranggong Daeng Romo menjadi panglima.
● Tanggal 8 Agustus 1946, pasukan tersebut berhasil mempertahankan markas besar
LAPRIS di Rannaya Palembangkung dengan gagah berani, penuh kesatria dan akhirnya
dapat dipukul mundur.
● Ranggong Daeng Romo tewas dalam perlawanan mempertahankan daerah dari serangan
pasukan Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
114 Brigjen TNI (Purn) H. 2001 Kalimantan Selatan Jl. A. Yani, Banjar Baru
Hasan Basry
● Seorang Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Bapak Gerilya Kalimantan, Ketua Umum Harian
Angkatan 45 Kalsel, Anggota DPR, Dewan Paripurna Angkatan 45 dan Legiun Veteran RI.
Panglima Daerah Militer X
● Perannya sebagai perwira angkatan laut bersama laskar-laskar di Kalimantan dalam upaya
penegakan kemerdekaan Republik Indonesia yang membuat Belanda sulit untuk
menginjakan kaki di tanah Kalimantan.
● Yang membuat Belanda sulit untuk menginjakan kaki di tanah Kalimantan.
● Menghentikan kegiatan politik PKI di Kalimantan Selatan di tahun 1960-an.
● 17 Mei 1949 memproklamasikan berdirinya Kalimantan untuk bergabung dengan
Republik Indonesia
● Turut andil dalam pembangunan Universitas Lambung Mangkurat pada tanggal sebagai
upaya memajukan pendidikan bagi rakyat Kalimantan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
115 Jend. Besar TNI. 2002 Sumatera Utara TMPN Utama Kalibata,
Kehormatan A.H. Jakarta
Nasution
● Nasution merupakan peletak dasar sistem gerilya pada masa revolusi mempertahankan
kemerdekaan melawan Belanda
● Setelah lulus dari AMS pada 1938, Abdul Haris Nasution berhenti mengajar dan masuk
Akademi Militer di Bandung, Ia kemudian diangkat menjadi Komandan Divisi I Siliwangi
Bandung. Ia juga pernah menjadi Wakil Panglima Besar, Paglima Komando Jawa, dan
diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
● Nasution merupakan salah satu dari 7 Jendral yang akan diculik dalam G30S, ia berhasil
lolos namun putrinya Ade Irma Suryani tertembak dan meninggal dalam peristiwa
tersebut,
● Pada tahun 1966 Nasution menduduki jabatan baru sebagai Ketua Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), ia kemudian mengesahkan beberapa
ketetapan penting, seperti pelarangan Marxisme-Leninisme, pembatalan pengangkatan
Soekarno sebagai presiden seumur hidup, dan keputusan untuk mengadakan pemilihan
umum pada Juli 1968.
● Nasution juga menulis buku tentang Dasar-dasar Perang Gerilya, kemudian menjadi buku
tentang Gerilya yang paling sering dikaji, di samping buku Mao Zedong tentang masalah
yang sama.
No Nama Tahun SK Asal Makam
116 Jend. TNI. Keh. GPH. 2002 Jawa Tengah Imogiri, Yogyakarta
Djatikusumo
● Prajurit dan Pejuang dari Keraton Surakarta. Kepala Staf TNI Angkatan Darat yang
pertama. Duta Besar RI. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata yang pertama. Menteri
Perhubungan.
● Prajurit dan Pejuang dari Keraton Surakarta. Kepala Staf TNI Angkatan Darat yang
pertama. Duta Besar RI. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata yang pertama. Menteri
Perhubungan.
● Mendaftarkan diri sebagai tentara PETA tahun 1943-1944 dan mengikuti pendidikan
perwira di Bogor, selesai pendidikan KGPH. Djatikusumo diangkat sebagai Komandan
Cudar I Daida I Tentara PETA di Surakarta- Jawa Tengah.
● Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) Surakarta dan kemudian menjabat
Komandan Batalyon Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada November 1943 diangkat
sebagai Panglima Divisi Infantri IV - TKR bermarkas di Salatiga dengan pangkat mayor
jenderal.
● Pada 1946 Djatikusumo memprakarsai Sekolah Opsir cadangan di Salatiga yang
merupakan perpaduan antara pendidikan perwira cadangan dengan pendidikan umum
sekolah menengah pelayaran khusus militer. Sewaktu menjabat Direktur Zeni Angkatan
Darat, Djatikusumo mendirikan Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) yang
dimaksudkan untuk mengisi kekurangan tenaga teknik yang kompeten di lingkungan TNI-
AD.
● Djatikusumo merupakan pencetus Sendra Tari Ramayana dengan Candi Prambanan
sebagai latar belakang.
No Nama Tahun SK Asal Makam
117 Andi Djemma 2002 Sulawesi Selatan TMP Panaikang,
Makassar
● Raja (Datu) Luwu. Aktivis Kemerdekaan, memimpin Perlawanan Semesta Rakyat Luwu
terhadap Belanda selama Revolusi Nasional.
● Sulewatang (kepala distrik) Ngapa pada tahun 1919. Empat tahun kemudian ia
dipindahkan ke daerah Ware, juga sebagai Sulewatang. Sementara itu, ia pun ditetapkan
sebagai wakil Datu Luwu.
● Ibunda Andi Djemma, Andi Kambo adalah seorang raja (datu) Palopo yang merupakan ibu
kota kerajaan Luwu. Ketika ibunya meninggal dunia pada tahun 1935, Andi Djemma
diangkat sebagai Datu Luwu.
● Memprakarsai pembentukan organisasi Soekarno Muda (SM) pada tanggal 2 September
1945 untuk melakukan gerakan merebut senjata Jepang di Palopo. Andi Djemma
menyatakan bahwa daerah Luwu adalah bagian dari NKRI. Ia juga menegaskan bahwa
Pemerintah Luwu menolak kerja sama dengan aparat NICA.
No Nama Tahun SK Asal Makam
118 Pong Tiku alias Ne Baso 2002 Sulawesi Selatan TPU Pangala, Tana Toraja
● Pong Tiku merupakan bangsawan Toraja dan panglima perang di Tana Toraja dan Toraja
Utara dalam perlawanan terhadap Penjajah Belanda.
● Setelah menaklukan kerajaan Bone, pada tahun 1905 Belanda melanjutkan operasi-
operasi militernya ke kerajaan-kerajaan lain. Satu persatu kerajaan ini mereka taklukkan,
termasuk kerajaan Luwu dengan ibu kotanya Palopo. Tana Toraja pun merupakan sasaran
untuk dikuasai.
● Operasi militer Belanda untuk menduduki Tana Toraja dimulai dari Palopo. Pada akhir
bulan Maret 1906 Belanda mengirim surat kepada Pong Tiku meminta agar ia datang ke
Rantepao. Pong Tiku menolak dengan tegas. Permintaan kedua yang disampaikan
Belanda pada pertengahan April 1906, juga ditolaknya.
● Dua kali Pong Tiku menolak untuk datang ke Rantepao, Belanda memutuskan untuk
melancarkan serangan ke benteng-benteng pertahanan Pong Tiku.
● Pertempuan sengit antara Pong Tiku dan Belanda tidak terelakkan. Satu per satu benteng
pertahanan Pong Tiku dikuasai oleh Belanda. Pong Tiku dan pasukannya terdesak. Ia
berhasil menyelamatkan diri dari kejaran Belanda. namun, tak berlangsung lama ia segera
ditangkap dipersembunyiannya. Pada 30 Juuni 1907 ia dijatuhi hukuman mati.
No Nama Tahun SK Asal Makam
119 Prof. MR. RH. Iwa 2002 Jawa Barat TPU Karet Jakarta
Kusuma Sumantri
● Tahun 1927 Iwa kembali ke Indonesia, Iwa membuka kantor pengacara di Medan dan
menerbitkan surat kabar Mata Hari Indonesia yang sering memuat tulisan mengkritik dan
menentang Belanda, akibatnya Iwa kemudian dibuang ke Banda dan selanjutnya ke
Makassar
● Pada tahun 1944 Iwa kembali ke Jakarta dan membuka praktik sebagai pengacara, dan
kemudian pindah ke Medan. Iwa terkenal sebagai pengacara yang banyak membantu
kepentingan rakyat, terutama para buruh perkebunan di Deli,
● Setelah Indonesia merdeka, Iwa diangkat menjadi Menteri Sosial dan Perburuhan pada
Kabinet RI pertama. kemudian pada masa Kabinet Ali Wongso yang dibentuk pada tahun
1953, Iwa diangkat menjadi Menteri Pertahanan yang berasal dari kalangan sipil
● Iwa menjadi Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ia juga menjadi
anggota Dewan Nasional. Pada tahun 1958 Iwa diangkat menjadi Rektor Pertama UNPAD
kemudian tahun 1961 menjadi Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan.
● Terakhir Iwa diangkat menjadi Menteri negara pada 1962, dan berakhir sampai tahun
1966.
No Nama Tahun SK Asal Makam
120 Hi. Nani Wartabone 2003 Gorontalo Kota Kupang, Gorontalo
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Kepala pemerintahan di Gorontalo, Kepala Daerah
Sulawesi Utara. Anggota MPRS, Anggota DPRGR, Anggota Dewan Perancang Nasional,
Anggota DPA.
● Hi Nani Wartabone memulai perjuangan sejak tahun 1923 ketika mendirikan dan menjadi
Sekretaris “Jong Gorontalo” di Surabaya. Ia juga menjadi Ketua PNI Cabang Gorontalo.
Pada bulan Juli 1931 ia memipin rapat PNI dan berani melawan pihak kolonial yang ingin
membubarkan rapat tersebut dengan mendemontrasikan lagu “Indonesia Raya”. Pada
1941 ia membentuk organisasi rahasia Komite 12 untuk menghadapi perang Pasifik.
Kemudian 23 Januari 1942 ia memimpin pemberontakan dan memproklamasikan
Gorontalo merdeka sebelum Jepang tiba.
● Tahun 1943 ia ditangkap dengan tuduhan menyiapan pemberontakkan dan dibebaskan
setelah jatuhnya PM Tojo. Pada 16 Agustus setelah Jepang menyerahkan pemerintahan
kepadanya ia mengadakan upacara kenaikan kembali “Sang Saka Merah Putih”. Pada 28
Agustus 1945 ia berhasil menguasai Telekomunikasi Radio Jepang, dan membentuk
Dewan Nasional. Ia dipenjara selama 15 tahun dan dibebaskan dengan syarat tidak boleh
memasuki Indonesia Timur.Tahun 1958 ia memimpin penumpasan terhadap
pemberontak Permesta di Gorontalo.
No Nama Tahun SK Asal Makam
121 Maskoen Soemadiredja 2004 Jawa Barat TMP Kalibata
● Aktifis Kemerdekaan Indonesia, Politisi.
● Maskoen adalah putra dari Raden Umar Soemadiredja dan Nyi Raden Umi, dari Bandung,
Jawa Barat.
● Karier politik diawali pada bulan Oktober 1927 disaat berusia 20 tahun telah menjadi
anggota PNI. Maskoen menumpang tinggal di rumah Soekarno yang berpengaruh
terhadap dirinya menjadi seorang propagandais partai yang cekatan.
● Pada tahun 1928 ia menjabat sebagai Resort Commisaris Cabang Bandung dan Sekretaris
II PNI Bandung.
● Maskoen sempat dipenjara, kemudian akhir tahun 1930 ia dibebeaskan dan
menggabungkan diri dengan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru). Tanggal 24
Febuari 1934 Maskoen dan pimpinan pusat PNI Baru dipenjadi di Penjara Sukamiskin, dan
kemudian pada tahun 1935 dibuang ke Boven Digul, Papua. Tahun 1942, ia kemudian
mendirikan Organisasi Serikat Indonesia Baru. Maskoen bekerja menjadi Kepala Biro
Politik di Dapartemen Dalam Negeri.
● Pada tahun 1955, ia mendirikan dan menjadi ketua Perintis Kemerdekaan. Ia juga tercatat
dalam kepanitiaan PERAN, Panitia Keamanan, Pakem Kesejahteraan Agung, Panitia
Kotum Haji, Badan Pembina Pahlawan Pusat, Anggota Tim P-7 Penasehat Presiden.
No Nama Tahun SK Asal Makam
122 Andi Mapanyuki 2004 Sulawesi Selatan TMP Panaikang,
Makassar
● Pejuang Kemerdekaan, memimpin perlawanan terhadap Belanda. Ayah dari Andi Abdul
lah Bau Massepe (juga Pahlawan Nasional.
● Andi diangkat menjadi Datu Suppa saat berumur 16 tahun, kemudian pad atahun 1905
saat terjadi perang Gowa dengan Belanda ia diangkat menjadi Letnan Tentara Kerajaan
Gowa dan mengunakan taktik geriliya, Belanda sering memberikan penawaran, namun
Andi selalu menolak tawaran tersebut. Andi juga pernah ditawan bersama pasukannya
kemudian dibebaskan pada tahun 1909.
● Pada 2 April 1931 melalui siding Ade Pitue dengan hasil mufakat memilih Andi
Mappanyuki sebagai Raja Bone ke-XXXII dengan gelar Sultan Ibrahim.
● Pada periode 1945-1950, Andi mengorbankan jiwa raga dan hartanya sebagai bangsawan
tinggi untuk memimpin raja-raja di Sulawesi Selatan untuk Bersatu dan bergabung dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tahun 1950.
● Jiwa dan nafas perjuangan rakyat di Sulawesi Selatan ada pada Andi Mappanyuki dan
mendapat gelar lengkap Haji Andi Mappanyuki Sultan Matinroweri Jongaya.
No Nama Tahun SK Asal Makam
123 Raja Ali Haji 2004 Kepulauan Riau TPU P. Penyengat Kepri
● Raja Ali Haji adalah ulama, sejarawan dan pujangga abad 19 keturunan Bugis dan Melayu.
Ia adalah tokoh penting di dalam budaya dan kesustraan Melayu.
● Sekitar tahun 1840 Raja Ali Haji mulai aktif sebagai pengarang dan sebagai cendikiawan
terkemuka pada zamannya. Ia banyak melahirkan karya yang beragam dibidangnya
seperti bahasa, agama, hukum pemerintahan dan syair-syair naratif.
● Buku-buku yang dikarangnya dalam bidang bahasa meliputi sebuah kamus monolingual
ensiklopedia berjudul kitab pengetahuan bahasa dan tata ejaan untuk menuliskan huruf
Arab Melayu.
● Raja Ali Haji merupakan pelopor perkamusan monolingual Melayu karena karyanya Kitab
Pengetahuan Bahasa dinilai merupakan suatu karya yang luar biasa.
● Hampir semua karyanya mengungkapkan kecintaan sang pengarang kepada kehidupan,
tanah air dan bangsa serta semangat menentang penjajah.
● Raja Ali Haji patut disebut sebagai Bapak Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia yang memiliki
peranan yang besar dalam meletakkan dasardasar terbentuknya Bahasa Indonesia yang
kini merupakan bahasa persatuan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
124 KH. Akhmad Rifai 2004 Jawa Tengah Tondano Timur,
Minahasa
● Ahmad Rifai adalah pemikir Islam dan Penulis terkenal karena sikap anti penjajah Belanda.
Ia belajar agama dengan kakak iparnya Kyai Asyari ulama dan pendiri Pondok Pesantren
Kaliwungu. Saat muda ia keliling dan menyampaikan masalah agama, sosial masyarakat,
pemahaman terhadap kemerdekaan dan anti kolonial. Rifai kemudian dipenjara dan pada
1810 ia keluar dan menunaikan ibadah haji kemudian bermukim dan selama 20 tahun
belajar agama.
● Tahun 1836 ia kembali ke tanah air dan menjadi ustad di pondok peantren Kaluwungu,
Tahun 1823 dikucilkan dan ditempatkan di kalisalak, Batang, Jawa Tengah. Di Kalisalak ia
dengan nyaman melaksanakan pengajaran dan mengkader santrinya dengan mendirikan
pesantren sendiri. Ia juga menulis beberapa kitab denga tulisan pegon, lebih dari 60
buku/kitab yang merupakan gabungan ilmu-ilmu agama.
● Ia berdakwah dan mengobarkan melalui syair-syair semangat anti penjajah. K.H. Ahmad
Rifai juga memplopori gerakan sosial keagamaan Jamaah Rifaiyah Tarjumah di
Pekalongan, mendirikan Lembaga Pendidikan, ia kemudian di asingkan ke Manado hingga
akhir hayatnya.
No Nama Tahun SK Asal Makam
125 Gatot Mangkupradja 2004 Jawa Barat TPU Sirnaraga Bandung
● Bersama-sama dengan Natsir, Muhammad Hatta, Ahmad Soebardjo dan semaun dikirim
mengikuti Kongres Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonialisme yang
diselenggarakan di Brussel, Belgia
● Sekembalinya ia dari Brussel, ia aktif mensosialisasikan kesepakatan Kongres tersebut
dengan menyebarluaskan ide dan pandangan nasionalisme untuk mewujudkan cita-cita
kemerdekaan.
● Pada bulan Oktober 1943, untuk menghindari pembentukan wajib militer Jepang, ia
memprakarsai usulan pembentukan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) yang
kemudian merupakan cikal bakal pembentukan Tentara Nasional Indonesia
● Pada Tahun 1948-1949 ia menjadi Ketua Badan Koordinasi Gabungan Perjuangan Rakyat
Indonesia di Jawa dan Madura.
No Nama Tahun SK Asal Makam
126 Ismail Marzuki 2004 DKI Jakarta TPU Karet
● Komposer besar Indonesia. Pencipta Lagu-Lagu Patriotik, antara lain Rayuan Pulau Kelapa,
Gugur Bunga, Aryati, Juwita Malam, Sepasang Mata Bola, Melati di Tapal Batas, Indonesia
Pusaka, dsb.
● Ismail Marzuki menggubah lagu Indonesia Pusaka dan Bisikan Tanah air yang berujung
pada pemanggilan dirinya oleh Kenpetai, karena lagunya yang disiarkan secara luas
melalui radio dianggap memprovokasi rakyat untuk melawan penjajah Jepang.
● Ia juga menciptakan mars Gagah Perwira untuk memberi semangat perjuangan kepada
para pasukan Peta (Pembela Tanah Air). Sedangkan lagu Rayuan Pulau Kelapa, Ia ciptakan
pada tahun 1944.
● Pada masa penjajahan Jepang, Ismail Marzuki turut aktif dalam orkes radio pada Hozo
Kanri Keyku Radio Militer Jepang. Dan ketika masa kependudukan Jepang berakhir, Ismail
Marzuki tetap meneruskan siaran musiknya di RRI.
● Selanjutnya ketika RRI kembali dikuasai Belanda pada 1947, Ismail Marzuki yang tidak
mau bekerja sama dengan Belanda dan memutuskan untuk keluar dari RRI.
● Mengingat karya-karya Ismail Marzuki yang berjumlah lebih dari 200 buah itu sarat
dengan nilai-nilai perjuangan yang mampu menggugah rasa kecintaan terhadap tanah air
dan bangsa, maka pada tahun 1961 Ismail Marzuki menerima anugerah Piagam
Wijayakusumah dari Presiden Soekarno atas nama Pemerintah RI.
No Nama Tahun SK Asal Makam
127 Kiras Bangun 2005 Sumatera Utara Jl. Batu Karang, Payung
(Garamata) Karo, Karo
● Pemimpin Gerilya yang menggalang kekuatan lintas agama di Sumatera Utara dan Aceh
untuk menentang penjajahan Belanda.
● Kiras Bangun merupakan tokoh karismatik Karo yang juga popular dengan sebutan
Garamata, yang merupakan kepala Kampung Batukarang yang menjadi juru damai dalam
menyelesaikan sengketa kampung atau antarmarga, dan juga antara orang Karo dan
Aceh.
● Antipati terhadap Belanda sudah dilakukan oleh Kiras dan pasukannya dalam perang
Sunggal (1871-1895).
● Berbagai upaya Belnda untuk membuka lahan tanah Karo dengan cara mendekati Kiras
selalu gagal, tawaran mengenai jabatan sampai harta selalu ditolak oleh Kiras, sampai
pada peristiwa pengusiran pendeta Guillame yang terpengaruh Belanda menjadi puncak
permusuhan dengan Belanda.
● Setelah melalukan banyak perlawanan, Kiras dan jeluarganya diasingkan di Riuang, tahun
1909 ia kembali ke Batukarang dan melakukan perjuangan sosial dan beraptisipasi dalam
Gerakan melawan Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
128 Bagindo Azischan 2005 Sumatera Barat TPU Kusuma Bhakti, Kota
Bukit Tinggi
● Sejak sekolah di AMS, Bagindo Azizchan sudah tertarik dengan pertemuan diskusi yang
membahas nasionalisme, modernisasi dan Islam Indonesia, bahkan ia juga seringmenjadi
pembicara mengenai tersebut.
● Pemikiran-pemikirannya banyak dipengaruhi oleh pemikiran KH. Agus Salim.
● Tahun 1934 Azizchan kembali ke Padang, ia belum banyak melakukan aktivitas politiknya.
Selama itu ia mengajar di Moderne Islamische Kweek School.
● Pada 1935 ia mengajar di Islamic College, kemudian bersama teman-temannya
mendirikan Lembaga Pendidikan Pergerakan Umum bagi rakyat dari tingkat tinggi sampai
rendah dengan nama Volks Universalitir. Dan atas anjuran Azizchan pula dibentuk
Persatuan Pelajar Islam se-Kota Padang dan perkumpulan olah raga.
● Di bulan November 1945 Bagindo Azizchan terpilih sebagai salah seorang utusan PRI
(Pemuda Republik Indonesia) untuk menghadiri Kongres Pemuda Indonesia di
Yogyakarta. Setelah kembali ke Padang Azizchan membentuk organisasi Pemuda Muslim
Indonesia.
● Azizchan juga berperan dalam melawan Belanda tatkala dilancarkannya operasi militer di
Gunung Pengilir.
● Meninggal setelah terlibat dalam sebuah pertempuran melawan Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
129 Andi Abdullah Bau 2005 Sulawesi Selatan TMP Pacceke, Kota Pare-
Massepe Pare
● Panglima pertama TRI Divisi Hasanuddin.
● Pewaris tahta Kerajaan Bone, Gowa, Suppa, Allita, Sidenreng Rappang dan Sawito. Putra
dari Andi Mappanyukki (juga Pahlawan Nasional). Memiliki sikap kerakyatan dan
demokratis yang mampu berbaur dengan baik bersama rakyat biasa.
● Ketua Umum dari organisasi Badan Penunjang Republik Indonesia (BPRI), dan juga
menjadi pimpinan KNI yang berubah Namanya menjadi Pusat Keselamatan Rakyat
Sementara (PKRS) tahun 1945 di Pare-pare.
● Dalam perjuangan Andi menempuh jalur politik dan militer. Dalam bidang politik melalui
Keselamatan Rakyat Sulawesi yang bertugas memlihara keamanan rakyat, melakukan
pertemuan dengan kelompok perlawanan dan melakukan konolidasi dengan pejabat
kerajan dan tokoh masyarkat. Dalam bidang militer ia mendirikan pemuda Pandu Nasional
Indonesia (PNI) sebagai kekuatan pergerakan bersenjata menghadapi NICA.
● Andi Abdullah Bau Massepe ditembak mati oleh Belanda seperti ucapannya saat di
pengadilan Makassar “Aku rela mati demi kehormatan dan kemerdekaan bangsaku”.

No Nama Tahun SK Asal Makam


130 Pangeran 2006 DIY (Yogyakarta) Imogiri, Yogyakarta
Mangkubumi/Sultan HB
I
● Raden Mas Sujana yang setelah dewasa bergelar Pangeran Mangkubumi. Ia merupakan
putra Amangkurat IV raja Kasunanan Kartasura yang lahir dari selir bernama Mas Ayu
Tejawati pada tanggal 6 Agustus 1717.
● Pendiri sekaligus Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta, berjuang melawan Hindia Belanda
di Yogyakarta. Raja terbesar dari keluarga Mataram sejak Sultan Agung.
● Pangeran Mangkubumi melakukan perlawanan terhadap Belanda (VOC). Rangkaian
pertempuran besar dilakukannya terhadap VOC yang berlangsung 2 periode yaitu 1746-
1749 dan 1750-1755. Setelah melakukan perlawanan selama 9 tahun diakhiri dengan
perjanjian Giyanti 1755. Hal itu membuktikan perjuangannya membela kepentingan
rakyat dalam menegakkan kewibawaaan dan kedaulatan Mataram.
No Nama Tahun SK Asal Makam
131 Kiai Haji Noer Ali 2006 Jawa Barat Babelan, Kab. Bekasi
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Pemimpin Islam dan Pendidik. Memimpin Tentara
Mahasiswa selama Revolusi Nasional.
● Pada tahun 1937 KH. Noer Alie bersama Hasan Basri membentuk dan memimpin
organisasi Persatuan Pelajar Betawi. Tahun 1940 ia kemudian mendirikan pesantren dan
madrasah di Ujung Malang Bekasi yang tidak luput dari penguasaan tantara Jepang.
Setelah Kemerdekaan ia terpilih menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID)
Kecamatan Babelan Bekasi.
● Tahun 1945 ia membentuk Laskar Rakyat dan bekerja sama dengan TKR Bekasii dan
Jatinegara untuk memobilisasi pemuda dna santri ikut latihan kemiliteran di Teluk
Pucung. Setelah Agresi I Belanda, ia kembali ke Bekasi dan mendirikan organisasii dengan
nama Markas Pusat Hizbullah Sabilillah di Tanjung Karekok Cikampek. Setelah perjanjiann
Renville pasukannya hijrah ke Banten, dan ia sempat ditangkap Belanda namun berhasil
meloloskan diri.
● Pada tahun 1949, KH. Noer Alie ditunjuk menjadi Ketua Masyumi cabang Jatinegara,
kemudian menjadi Ketua Masyumi Bekasi dan Wakil Ketua Dewan Pemerintahan Daerah
Bekasi. Pada Desember 1956 ia menjadi anggota Dewan Konsituante. Setelah G30S/PKI ia
ikut menumpas gerkan tersebur khususnya di daerah Bekasi dan Jakarta sekitarnya.
No Nama Tahun SK Asal Makam
132 R.M. Tirto Adhi Soerjo 2006 Jawa Tengah Tanah Sareal, Bogor
● R.M. Tirto Adhi Soerjo dikenal sebagai pahlawan nasional yang berjuang melalui jalur
media.
● Pada tahun 1894-1895 (pada usia 14s/d15 tahun), R.M. Tirto Adhi Soerjo sudah
mengirimkan berbagai tulisan ke sejumlah surat kabar terbitan Betawi.
● Pada tahun 1888-1897, R.M. Tirto Adhi Soerjo mulai membantu Chabar Hindia-Belanda.
Selanjutnya ia membantu Pewarta Betawi pada tahun 1884-1916. R.M. Tirto Adhi Soerjo
kemudian menjadi pembantu tetap Pewarta Priangan,
● Pada tahun 1903, R.M. Tirto Adhi Soerjo melakukan perjuangan melalui surat kabar
yang dipimpinnya, Soenda Berita, pers pribumi pertama, yang terbit di Cianjur, sehingga
R.M. Tirto Adhi Soerjo merupakan pionir pers pribumi.
● R.M. Tirto Adhi Soerjo kemudian juga berjuang melalui surat kabar Medan Prijaji, yang
diterbitkannya dengan modal sendiri, dikelola melalui NV pribumi pertama dan
merupakan surat kabar dengan visi nasional yang pertama di Nusantara.
● Perjuangan R.M. Tirto Adhi Soerjo melalui surat kabar membuatnya dibuang
pemerintah kolonial Belanda sebanyak dua kali yaitu ke Teluk Betung dan Ambon.
● R.M. Tirto Adhi Soerjo juga berjuang melalui Sarekat Dagang Islam, merupakan cikal bakal
Sarekat Islam.
No Nama Tahun SK Asal Makam
133 H. Padjonga Daeng 2006 Sulawesi Selatan Paleko, Takalar
Ngalle Polobangkeg
● Pejuang Pembentukan Republik Indonesia. Ketua Laskar Gerakan Muda Bajoang, dan
Koordinator Serangan di Sulawesi Selatan selama Revolusi Nasional. Karaeng (Kepala
Pemerintahan Distrik) Polongbangkeng.
● Pajonga Daeng Ngaile Araeng Polongbangkeng adalah seorang Karaeng yaitu kepala
pemerintahan distrik pada tahun 1934.
● Pada tahun 1945 ia bersama bagsawan lain seperti, Andi Mappayuki, Andi Jemmba, Andi
Bau Massape, dan Andi Pellarani mengikuti konfrensi raja-raja se-Sulawesi unutk
mendukung pemerintah RI di Sulawesi sebagai satu-satunya pemerintah yang sah
dibawah Gubernur Ratulangi.
● Karaeng menjadikan Polongbangkeng sebagai pusat gerakan menggantikan posisi
Makassar, dan mempersatukan para tokoh pemuda perjuangan dari Makassar, Takalor,
Gowa, Banteng.
● Untuk mempertahankan proklamasi, Karaeng membentuk dan memimpin Lasar Gerakan
Mudah Bajoang sebagai wadah perjuangan bersenjata, mempelihatkan karakternya
sebagai pejuang yang tidak mau kompromi dengan Belanda.
● Pada Juli 1946, ketika Van Mook melakukan Konfrensi Melano, maka laskan lipan bajoang
melaksanakan konfrensi antar lascar yang dihadiri oleh 19 laskar yang membentuk LAPRIS
(Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi).
No Nama Tahun SK Asal Makam
134 Opa Daeng Risadju 2006 Sulawesi Selatan TMP Belofa
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Cendekiawan, Wanita Politisi Pertama, berperang
melawan Belanda selama Revolusi Nasional.
● Oppu Daeng Risaju adalah putri keturunan bangsawan yang telah tertanam sikap dan jiwa
patriotism dalam dirinya dan memiliki daya kharismatik terhadap masyarkat Luwu.
● Awal abad XX, tahun 1927 ia menjadi anggota Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) cabang
Pare-Pare kemudian pada tanggal 14 Januari 1930 ia terpilih menjadi ketua PSII dan sering
mengikuti kongres PSII baik di Sulawesi Selatan maupun di PSII Pusat Batavia.
● Opu Daeng bersama kurang lebih 70 orang anggota PSII ditangkap oleh Belanda dan
dimasukan ke penjara Masamba dengn maksud untuk mengruangi aksi-aksi atau gerakan
perlawan dan mengahdang perluasan ajaran PSII.
● Pada tahun 1946 Opu Daeng berserta pemuda republik melakukan serangan terhadap
tantara NICA dan terjadi serangan balasan kepada pasukan Opu Daenga yang
mengakibatkan banyak pemuda yang gugur. Opu kemudian di tangkap dan dipenjarakan
di Belopa yang membuat telinganya tuli seumur hidup.
● Opu Daeng dijuluki Srikandi di Tana Luwu dikarenakan perannya dan secara aktif
memperjuangakan kebangkitan nasional di Sulawesi Selatan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
135 H. Andi Sulthan Daeng 2006 Sulawesi Selatan Jl. Kusuma Bangsa,
Radja Bulukumba
● Tokoh Kemerdekaan Indonesia. Regen (Kepala Adat) Gantarang. Turut aktif dalam
Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Bupati Daerah Bantaeng (Sulawesi Selatan). Anggota Konstituante Indonesia. Turut aktif
dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pemrakarsa pembentukan
organisasi Persatuan Pergerakan Nasional Indonesia (PPNI).
● Juru tulis kantor pemerintahan Onder Afdeeling Makasar. Kemudian beliau diangkat
menjadi calon Jaksa di Kejaksaan Makasar. Tanggal 7 januari 1915 diangkat menjadi
Eurp Klerk pada Kantor Asisten Residen Bone di Pompanua. Selanjutnya Sultan Daeng
Radja berpindah pindah tempat tugas sebagai wakil dan kepala pajak di beberapa
wilayah di Sulawesi Selatan.
● Regen (Kepala Adat) Gantarang. Turut aktif dalam Kongres Pemuda Indonesia 28
Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Bupati Daerah Bantaeng (Sulawesi
Selatan). Anggota Konstituante Indonesia. Turut aktif dalam rapat Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pemrakarsa pembentukan organisasi Persatuan
Pergerakan Nasional Indonesia (PPNI).
No Nama Tahun SK Asal Makam
136 Izaac Huru Doko 2006 NTT (Nusa Tenggara Jl. Aimona, Kec. Oebobo,
Timur) Kupang
● Aktivis Kemerdekaan dan Pendidik. Menteri Pengajaran NIT. Menteri Muda Penerangan
NIT. Penggagas berdirinya Universitas Udayana di Denpasar Bali (1959) dan Undana
Kupang (1962)
● Selagi dibangku Sekolah Guru (HIK) Bandung, Izaac memipin organisasi “de Timorsche
Jongeren” yang memiliki cabang di kota-kota besar di seluruh Indonesia bersama Herman
Johannes,
● Setelah menyelesaikan sekolahnya, Izaac aktif diranah politik. Ia menjadi Ketua Partai
Politik “Perserikatan Kebangsaan Timor” di Kupang. Izaac diangkat sebagai kepala Bunkyo
Kakari (Pengajaran/Penerangan) di Kupang. Melalui surat kabar “Timor Syuho” ia
mempelopori perjuangan kemerdekaan Indonesia yang saat itu dibawah kekuasaan
Jepang dan juga menjadi anggota “Syo Sunda Tju San In” di SIngaraja Bali,
● Bersama Tom Pello, ia mengorganisir para tenaga tenaga nasional untuk menghadapi
Pemerintahan Reaksioner Belanda dan kaki tangannya.
● Izaac menjadi anggota Parlemen Negara Indonesia Timur (NIT) dan kemudian dipilih
menjadi Menteri Muda Penerangan (1947—1950) yang membantu perjuangan RI dan
mengembalikan Presiden dan Wakil Presiden serta pemerintah RI ke Yogya.
No Nama Tahun SK Asal Makam
137 Dr. Mr. Teuku H. 2006 NAD (Aceh) TMPN Kalibata
Moehammad Hasan
● Teuku Muhammad Hasan ada tokoh Sumatera yang diangkat menjadi anggota Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ia ikut membahas UUD 1945 beserta pasal-
pasal serta ikut memilih Presiden dan Wakil Presiden pertama.
● Teuku Muhammad Hasan diangkat sebagai Wakil Pemimpin Besar Bangsa Indonesia
untuk wilayah Sumatera, dan kemudian menjadi Gubernur Pertama Sumatera.
● Pada era penjajahan Jepang dari tahun 1942- 1945, Hasan bekerja sebagai Ketua
Koperasi Ladang Pegawai Negeri di Medan, kemudian menjadi Penasehat dan Pengawas
Koperasi Pegawai Negeri di Medan dan Pemimpin Kantor Tinzukyoku (Kantor
permohonan kepada Gunsaibu) di Medan.
● Pada 7 Agustus 1945 Mr. Teuku Muhammad Hasan dipilih menjadi anggota Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pasca
kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 22 Agustus 1945, Teuku Muhammad Hasan
diangkat sebagai Gubernur Pertama dengan ibu kota di Medan.
● Pada bulan Desember 1948 sampai bulan Maret 1949, Teuku Muhammad Hasan
menjabat sebagai Wakil Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan
merangkap sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan serta Menteri
Dalam Negeri.
No Nama Tahun SK Asal Makam
138 Mayjen. TNI. (Purn) dr. 2007 Sumatera Selatan TMP Ksatria Bukit
Adnan Kapau Gani Siguntang Palembang
● Aktivis Kemerdekaan, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kemakmuran. Gubernur
Militer Sumatera Selatan. Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri
Perhubungan. Rektor Universitas Sriwijaya.
● Ia menamatkan sekolahnya di GHS Sekolah Tinggi Kedokteran pada tahun 1940 dan
kemudian ia membuka praktik dokter di Palembang. Sejak bersekolah ia sudah aktif dalam
kegiatan organisasi kepemudaan seperti anggota pengurus Jong sumatranen Bond dan
membantu terselenggaranya Kongres Pemuda bulan Oktober 1928. Kemudian ia aktif
dalam Indonesia Muda yang diangkat menjadi anggota Dewan Eksekutif.
● Kegiatan politiknya dimulai sebagai menjadi anggota Partindo, dan kemudian mendirikan
Gerakan Rakyat Indonesia (GERINDO).
● Pada tahun 1939 ia mensponsori lahirnya Gabungan Politik Indonesia (GAPI).
● Setelah Proklamasi Gani disahkan menjadi Gubernur Sumatra dan ia dingkat sebagai
koordiantor pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Sumatra.
● Gani dingkat menjadi anggota konstiituante sebagai wakil PNI dan akhirnya menjadi
anggota MPRS.
No Nama Tahun SK Asal Makam
139 Mr. Dr. Ide Anak Agung 2007 DIY (Yogyakarta) Tidak Diketahui
Gde Agung (Dilarung)
● Raja Gianyar Bali. Aktifis Kemerdekaan Indonesia, Ahli Sejarah, Tokoh Politik Indonesia.
Menteri Dalam Negeri NIT (Negara Indonesia Timur). Menteri Luar Negeri. Duta Besar RI
di Belgia, Portugal, Perancis, dan Austria.
● Anak Agung menentang keras keinginan Belanda untuk membentuk pemerintahan
federal. Dalam hal tersebut ia memengaruhi anggota negara-negara federal yang
tergabung dalam Bijenkomst voor Federal Overleg (BFO; Pertemuan Musyawarah
Federal). Bahkan, ia berhasil menampilkan BFO sebagai mitra politik RI dalam menghadapi
siasat politik Belanda.
● Anak Agung memprakarsai diadakannya Konferensi Antar Indonesia untuk menyamakan
pendapat antara RI dan BFO dalam menghadapi Belanda di KMB dengan mencapai
berbagai kesepakatan seperti nama negara, bendera negara dan lagu kebangsaan
Indonesia. Di samping itu, telah Disepakati pula untuk membentuk Angkatan Perang RIS
yang merupakan gabungan antara TNI dan KNIL dengan TNI sebagai intinya.
● Sebagai seorang intelektual, Anak Agung menghasilkan beberapa karya ilmiah; Twenty
Years of Foreign Indonesia Policy, dari Negara Indonesia Timur ke Republik Indonesia
Serikat, Pernyataan Roem Van Roijen 7 Mei 1949, dan Renville. Persetujuan Linggarjati:
Prolog dan Epilog.
No Nama Tahun SK Asal Makam
140 Mayjen. TNI (Purn). 2007 Jawa Timur TMP. Cikutra Bandung
Prof. DR.Moestopo
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Dokter gigi Indonesia dan Pendidik. Penasehat Jenderal
Sudirman.
● Moestopo menempuh pendidikan tinggi di STOVIT (Sekolah Dokter Gigi) yang
diselesaikannya pada tahun 1937. Ia kemudian membuka praktik sambal bekerja di
STOVIT, dan pernah diangkat menjadi Wakil Direktur STOVIT.
● Pada masa pendudukan Jepang Moestopo mengikuti pelatihan PETA, dan diangkat
sebagai komandan kompi di Sidoarjo, dan kemudian menjadi komandon battalion di
Gresik. Setelah PETA dibubarkan, Moestopo mendirikan Badan Kemanan Rakyat (BKR)
Jawa Timur. Kemudian ia juga mengangkat dirinya sebagai Menteri Pertahanan At Interm
Republik Indonesia.
● Moestopo diangkat oleh Presiden sebagai Penasihat Agung Republik Indonesia dan
diserahi tugas sebagai Panglima Markas Besar Pertempuran Jawa Timur. Ia juda dinagkat
menjadi Komandan Kesatuan Reserve Umum (KRU).
● Moestopo diangkat menjadi Kepala Kesehatan Gigi Angkatan Darat. ia dikaryakan menjadi
Pembantu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun 1962 ia mendirikan Yayasan
Universitas Prof. Dr. Moestopo Jakarta yang dikenal Kampus Merah Putih.
No Nama Tahun SK Asal Makam
141 Brigjen. TNI. (ANM) Ign. 2007 Jawa Tengah TMPN Kapahaha
Slamet Rijadi
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Brigadir Jenderal Angkatan Darat. Memimpin pasukan
Indonesia di beberapa daerah di Jawa Tengah, termasuk Ambarawa dan Semarang untuk
melawan penjajah Belanda. Gugur/ meninggal saat memadamkan pemberontakan RMS
di Maluku yang didukung Belanda
● Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Rijadi memimpin tentara
Indonesia di Surakarta pada masa perang kemerdekaan melawan Belanda yang ingin
kembali menjajah Indonesia
● Selama Agresi Militer I, Belanda mengambil alih kota tetapi berhasil direbut kembali oleh
Rijadi, dan kemudian mulai melancarkan serangan ke Jawa Barat.
● Pada tahun 1950, setelah berakhirnya revolusi, Rijadi dikirim ke Maluku untuk memerangi
Republik Maluku Selatan. Setelah operasi perlawanan selama beberapa bulan dan
berkelana melintasi Pulau Ambon, Rijadi gugur tertembak menjelang operasi berakhir.
No Nama Tahun SK Asal Makam
142 DR. Mohammad Natsir 2008 Sumatera Barat TPU. Karet, Tanah
Abang-Jakarta
● Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Politisi, Sastrawan, Penulis (45 buku). Tokoh Sederhana
Sepanjang Zaman. Perdana Menteri Indonesia Ke 5. Menteri Komunikasi dan Informatika
ke 2. Pendiri dan Pemimpin Partai Masyumi. Presiden Liga Muslim se-Dunia (World
Muslim Congress), Ketua Dewan Masjid se-Dunia.
● Ketika bersekolah di Bandung, Natsir memperdalam ilmu agamanya dari A. Hasan. Natsir
juga aktif dalam organisasi pemuda pelajar berhaluan Islam yaitu Jong Islamieten Bond
(JIB). Kegiatan dalam JIB mendekatkannya dengan tokoh-tokoh tekenal Sarekat Islam,
seperti H. Agus Salim dan Tjokroaminoto. Natsir kemudian menjadi wakil ketua JIB cabang
Bandung (1929-1932) dan diangkat menjadi ketua Kern-Lichaam (Badan Inti) JIB Pusat.
Natsir juga diangkat menjadi Ketua Partai Islam Indonesia (PII) cabang Bandung dan juda
menjadi Sekretaris MIAI.
● Natsir kemudian mendirikan sekolah Pendidikan Islam pada tahun 1932. Sesudah
Indonesia Merdeka, MIAI berubah menjadi Masyumi dan Natsir menjadi pemimpin partai
ini sebagai Ketua Umum sejak 1948 sampai 1959.
● Natsir kemudian diangkat menjadi anggota Badan Pekerja Kmite Nasional Indonesia Pusat
(BP KNIP). Kemudian sejak 1946-1949, tiga kali berturut-turut Natsir menjadii Menteri
Penerangan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
143 K.H. Abdul Halim 2008 Jawa Barat Sukajati, Majalengka
● Aktif dalam berbagai organisasi seperti Perserikatan Oelama, Sarekat Islam dsb.
● Abdul Halim juga mencurahkan perhatian untuk memajukan Pendidikan dengan
mendirikan Santi Asmoro pada tahun 1932. Dimana dalam Lembaga Pendidikan ini para
murid tidak hanya dibekali pengetahuan agama dan pengetahuan umum tetapi juga
keterampilan.
● Pada bulan Mei 1945, ia diangkat menjadi anggota BPUPKI yang bertugas menyiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan pembentukan negara.
● Pada waktu Agresi Militer Belanda II, Abdul Halim aktif membantu kebutuhan logistik bagi
pasukan TNI dan para gerilyawan.
● Salah seorang tokoh yang menuntut pembubaran negara Pasundan ciptaan Belanda.
● Menghasilkan banyak karya tulisan, baik berupa artikel dalam beberapa majalah maupun
buku.
No Nama Tahun SK Asal Makam
144 Sutomo (Bung Tomo) 2008 Jawa Timur Ngagel, Surabaya
● Sutomo lebih dikenal dengan sapaan akrab Bung Tomo, adalah pahlawan yang sangat
terkenal karena peranannya dalam membakar dan membangkitkan semangat rakyat
untuk menentang kembalinya penjajah Belanda.
● Sutomo merupakan Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Jurnalis, Orator Ulung. Termasuk
Pendiri Tentara Keamanan Rakyat. Mayor Jenderal TNI A D, Koordinator Bidang
Informasidan Perlengkapan Perang untuk AD, AL, AU.
● Sutomo adalah salah satu pemimpin yang menggerakkan Rakyat Surabaya dalam
pertempuran melawan Inggris yang ditunggangi Penjajah Belanda (terutama 10
November 1945).
● Pada bulan-bulan pertama sesudah Proklamasi, Bung Tomo melibatkan diri secara
intensif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Ia ikut dalam proses
pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan perebutan senjata dari pasukan
Jepang. Ia juga membentuk badan perjuangan, yakni Barisan Pemberontak Rakyat
Indonesia (BPRI).
● Sutomo berhasil membangun pemancar radio sendiri, yakni Radio Pemberontakan yang
berperan penting dalam pertempuran di Surabaya.
No Nama Tahun SK Asal Makam
145 Laksamana Muda TNI 2009 Sulawesi Utara TMPN Kalibata
(Purn) Jahja Daniel
Dharma
● Laksamana Muda TNI Angkatan Laut. Pejuang Kemerdekaan Indonesia.
● John Lie lahir dari pasangan Lie Kae Tae dan Ole Tjeng Nie Nio. Jhon Lie. Setelah lulus dari
sekeolah dasar, ia kemudian bekerja di kapal perusahaan pelayaran Koninklijke
Paketrvaart Maatschappij (KPM),
● Pada tahun 1942, Jhon Lie bertugas di Khorramshahr, Iran, dan mendaparkan pendidikan
militer.
● Ketika Indonesia merdeka, ia memutuskan bergabung dengan Kesatuan Rakyat Indonesia
Sulawesi (KRIS) sebelum akhirnya diterima di Angkatan Laut RI. Ia bertugas di Cilacap,
Jawa Tengah dengan pangkat Mayor. Jhon Lie juga memimpin misi menembus blokade
Belanda guna menyelundupkan senjata, bahan pangan, dan lainnya,
● Sesudah perang kemerdekaan, John Lie tetap berkarir di lingkungan ALRI, dengan
berbagai jabatan antara lain Komandan kapal RI Rajawali, Kepala Operasi Markas Besar
Angkatan Laut, Komandan Daerah Maritim Jakarta, dan Komandan Kapal bendera RI
Gajah Mada,
● Dalam penumpasan pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) ia diangkat sebagai
komandan eskader kapal-kapal Alri, dan bertugas sebagai Komandan Amphibious Task
Porce 17 dan 25 sekaligus sebagai Wakil Komandan Operasi 17 Agustus.
No Nama Tahun SK Asal Makam
146 Prof. Dr. Ir. Herman 2009 NTT (Nusa Tenggara Catur Tunggal, Sleman
Johannes Timur)
● Cendekiawan, Politikus, Ilmuwan Indonesia dan gerilyawan. Menteri Pekerjaan Umum
Republik Indonesia ke-7. Banyak mengabdikan dirinya (ilmunya) untuk kebutuhan rakyat
kecil. Rektor Universitas Gadjah Mada ke-2.
● Pada masa pendudukan Jepang, ia menjadi anggota Komisi Istilah di bawah pimpinan
Sutan Takdir Alisyahbana.
● Pengetahuannya dibidang fisika dan kimia dimanfaatkan untuk merakit senjata api,
antara lain granat. Dalam kabinet Natsir ia mewakili Persatuan Indonesia Raya (PIR) yang
juga didirikannya pada tahun 1948.
● Selain dibidang teknik, ia juga menaruh perhatian yang besar dibidang ketenagaan, mula-
mula pada tenaga atom, kemudian energi pada umumnya. Khusus mengenai tenaga
atom, dua kali ia mengikuti konferensi internasional sebagai anggota delegasi Indonesia,
yakni di Jenewa tahun 1955 dan Tokyo tahun 1957. Ia juga menemukan bahwa ilalang
dapat dijadikan alternatif pengganti bensin
● Pada tahun 1972-1978 ia menjadi anggota Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia.

No Nama Tahun SK Asal Makam


147 Prof. Mr. Achmad 2009 DKI Jakarta Cipayung, Bogor
Subardjo
● Tokoh Pejuang Kemerdekaan Indonesia, Diplomat. Anggota BPUPKI dan PPKI. Menteri
Luar Negeri Indonesia yang pertama.
● Setelah tujuh tahun belajar dan berjuang dalam organisasi P.I di negeri Belanda, pada
April 1934, Soebarjo kembali ke tanah air. Pada bulan September 1935 Soebarjo pergi ke
Jepang dan kembali setahun kemudian dalam keadaan yang lebih baik.
● Ketika BPUPKI dibentuk oleh Jepang di bulan maret 1945, Soebardjo turut serta menjadi
anggota. Begitupun ketika PPKI dibentuk, Soebardjo menjadi salah satu anggotanya.
● Ahmad Soebardjo memiliki andil yang cukup besar dalam membujuk para pemuda dalam
peristiwa Rengasdengklok.
● Pemerintah RI yang pertama terdiri atas 18 Menteri, 13 Menteri pemimpin departemen
dan 5 Menteri Negara. Dimana Ahmad Soebarjo ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri.
No Nama Tahun SK Asal Makam
148 Johannes Abraham 2010 Papua TMPN Utama Kalibata
Dimara
● Nama kecil Johanes Abraham Dimara adalah Arabei. Ayahnya seorang Korano (Kepala
Kampung) bernama Willem Dimara. Johanes Abraham Dimara memiliki peranan besar
dalam operasi pembebasan Irian Barat bersama Soekano.
● Ia sempat bergabung menjadi tentara dalam Batalyon Pattimura, Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat (APRIS). Pada Juli 1950, pasukan Dimara diberangkatkan ke
Ambon untuk menumpas RMS pimpinan Soumokil.
● Johanes Abraham Dimara diangkat menjadi ketua Organisasi Pembebasan Irian (OPI).
dalam perkembangannya OPI juga mempunyai cabang di Sorong dan Manokwari.
● Atas mandat dari Soekarno Johanes A. Dimara bersama 40 anggotanya berangkat ke Irian
Barat untuk melawan Belanda. Akhirnya Dimara beserta anak buahnya ditangkap dan
diasingkan ke Bouven Digul.
● Setelah tujuh tahun mendekam dipenjara akhirnya Dimara bebas. Ia kemudian dipanggil
oleh Soekarno menjadi delegasi RI ke PBB.
No Nama Tahun SK Asal Makam
149 Dr. Johannes Leimena 2010 Maluku TMPN Utama Kalibata
● Sebagai dokter, Leimena pernah bertugas di beberapa rumah sakit, diantaranya Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Immanuel Bandung.
● Leimena aktif dan menjadi ketua dalam organisasi, diantaranya pergerakan Pemuda
Kristen, Cristen Studenten Vereniging (SCV) dan Jong Ambon. Leimena duduk sebagai
anggota panitia mewakili Jong Ambon dalam Kongres Pemuda II 1928.
● Peran Leimena dibidang pemerintahan diawali sebagai Menteri Muda Kesehatan 1946-
1947, sesudah itu sampai tahun 1956 ia menjadi Menteri Kesehatan dalam berbagai
kabinet.
● Pada 1951 ia memulai proyek yang dikenal sebagai “Bandung Plan” dan kemudian
berubah menjadi “Leimena Plan” yang berkembang menjadi Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas).
● Sejak 1957, Leimena tidak lagi menjadi Menteri Kesehatan, Leimena kemudian
memegang jabatan diantaranya, Menteri Sosial, Menteri Ditribusi, Menteri Perguruan
Tinggi dan Ilmu Pengetahuan. Leimena juga diangkat menjadi anggota Dewan
Pertimbangan Agung (DPA).
● Leimena juga pernah menjadi pendiri dan Ketua Umum Partai Kristen Indonesia
(Parkindo), Pendiri GMKI, dan juga memegang jabatan Wakil Ketua Dewan Gereja-gereja
di Indonesia (DGI).
No Nama Tahun SK Asal Makam
150 I.J Kasimo 2011 DIY (Yogyakarta) TMPN Utama Kalibata
● Pelopor Kemerdekaan Indonesia. Menteri Perdagangan ke 5. Menteri Pertanian ke 6.
● Saat dibangku sekolah, I.J. Kasimo aktif dalam Jong Java, kemudian tahun 1923 ia
mendirikan Persatuan Politik Katholik Djawa (PPKD),
● Pada tahun 1931 Kasimo diangkat menjadi anggota Volksrad. Sejak Desember 1945—
1960 ia memipin Partai Katholik Republik Indonesia (PKRI). Kasimo juga pernah menjadi
Menteri Muda Kemakmuran, Menteri Persediaan Makanan Rakyat, dan Menteri
Perekonomian. Selain itu ia juga duduk sebagai anggota KNIP, DPR-RIS, Konstituante dan
DPA,
● Dalam rangka pembebasan Irian Barat, surat yang dikirim Kasimo kepada Partai Katholik
Belanda berhasil mengubah sikap partai tersebut dan menyetujui usul mengenai
penyelesaian sengketa tentang Irian Barat antara Indonesia dan Belanda,
● Kasimo memiliki perhatian besar terhadap masalah pertanian. Pada tahun 1948, ia
menyusun rencana yang dikenal sebagai “Kasimo Plan” yang betujuan untuk
meningkatkan produksi pangan dengan cara melakukan intensifikasi dan eksentifikasi
pertanian,
● Kasimo juga digelari sebagai Bapak Tebu Rakyat atas peraturan mengenai pertanian tebu
yang dikeluarkannya saat menjabat sebagai Kepala Jawatan Pertanian Pusat pada tahun
1951—1954.
No Nama Tahun SK Asal Makam
151 Sri Susuhunan 2011 Jawa Tengah Imogiri
Pakubuwono X
● Raja Kasunanan Surakarta yang memerintah tahun 1893 1939. Disebut sebagai Sinuhun
Wicaksana atau Raja Besar dan Bijaksana. Pendukung berbagai kegiatan untuk
kepentingan Indonesia (Pendirian Organisasi Sarekat Dagang Islam, Kongres Bahasa
Indonesia I, penerbitan media massa, dsb).
● Masa pemerintahan Pakubuwana X ditandai dengan kemegahan tradisi dan suasana
politik kerajaan yang stabil. Pada masa pemerintahannya yang cukup panjang, Kasunanan
Surakarta mengalami transisi, dari kerajaan tradisional menuju era modern, sejalan
dengan perubahan politik di Hindia Belanda.
● Pakubuwana X memberikan kredit untuk pembangunan rumah bagi warga kurang
mampu. ia mendirikan sekolah Pamardi Putri dan Kasatriyan untuk kepentingan kerabat
keraton. Infrastruktur modern kota Surakarta banyak dibangun pada masa
pemerintahannya, seperti bangunan Pasar Gede Harjonagoro, Stasiun Solo Jebres,
Stasiun Solo-Kota (Sangkrah), Stadion Sriwedari, Kebun Binatang Jurug, Jembatan Jurug
yang melintasi Bengawan Solo di timur kota, gapura-gapura di batas Kota Surakarta,
rumah pemotongan hewan ternak di Jagalan, rumah singgah bagi tunawisma, dan rumah
perabuan (pembakaran jenazah) bagi warga Tionghoa.
No Nama Tahun SK Asal Makam
152 Dr. K.H. Idham Chalid 2011 Kalimantan Selatan Cisarua Bogor
● Ketua MPR ke 3, Ketua DPR ke 5, Ketua Dewan Pertimbangan Agung, Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Pertama. Wakil Perdana Menteri II. Ketua
Umum PBNU 1956 - 1984 (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama). Bapak pendiri Parta
Persatuan Pembangunan (PPP). Tokoh muslim berpengaruh di Kalimantan Selatan dan
seluruh penjuru Jawa.
● Perjuangannya dimulai dari pesantren saat ia menjadi guru di Gontor pada 1940. Ia pun
terlibat lebih menjadi anggota Dewan Daerah Bandjar pada 1947. Di sanalah ia menjadi
penyambung lidah antara kaum politisi dengan kaum gerilyawan.
● Salah satu perjuangan terbesar yang dilakukan Idham adalah menolak negara federasi
Negara Kalimantan bentukan Belanda. Ia pun sempat beberapa kali dipenjara lantaran
dituding Belanda menghasut rakyat untuk merdeka saat berceramah.
● Seteleh kemerdekaan, ia masuk ke dalam gelanggang politik. Sumbangsihnya
mempersiapkan pengelolaan haji pada 1950. Bahkan Idham mampu melobi Raja Abdul
Aziz menggratiskan bea masuk jemaah haji dari Indonesia.
No Nama Tahun SK Asal Makam
153 H. Abdul Malik Karim 2011 Sumatera Barat TPU Tanah Kusir, Jakarta
Amrullah (Buya Hamka)
● Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan julukan Hamka
yang merupakan singkatan namannya,
● Ia merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia yang pertama, seorang Sastrawan, Aktivis
Politik, Wartawan, Penulis, Ulama, Editor, Ahli Filsafat.
● Ia adalah orang Indonesia kedua, setelah Ir. Soekarno yang menerima anugerah Doktor
Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar di tahun 1960-an dibidang pemikiran Islam. Salah
satu karya monumentalnya adalah Tafsir Al-Azhar.
● Hamka mempelajari agama dan mendalami Bahasa Arab di Sumatera Thawalib di Padang
Panjang yang didirikan oleh ayahnya. Ia juga mengikuti pelajaran agama di surau dan
masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syekh Ibrahim Muda, Ahmad Rasyid, Sutan
Mansur, R.M. Surjopranoto, dan Ki Bagus Hadikusumo.·
● Hamka sejak muda sudah aktif dalam berbagai organisasi keagamaan, yaitu
Muhammadiyah, antara lain Ketua Muhammadiyah Padang Panjang, Konsul
Muhammadiyah di Makassar, dan terakhir Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
No Nama Tahun SK Asal Makam
154 I Gusti Ketut Pudja 2011 Bali Tidak Diketahui
(Dilarung)
● Gubernur Sunda Kecil (Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Timor). Anggota Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Menteri Kehakiman. Ketua BPK (Badan
Pengawas Keuangan). Anggota Panitia Undang-Undang Pokok Agraria.
● Ia telah memberikan kontribusi pemikiran, khususnya mengenai Pembukaan UUD 1945.
Usulnya mengenai sila pertama pada istilah “Allah Yang Maha Kuasa” diganti menjadi
“Tuhan Yang Maha Esa” disetujui oleh sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
● Terhadap raja-raja sebagai kepala pemerintahan swapraja, ia melakukan pendekatan
persuasif, menghimbau mereka agar mendukung Pemerintah RI.
● Membantu Presiden Soekarno menyebarluaskan proklamasi kemerdekaan dan
menjelaskan konsep dan struktur pemerintahan pada masyarakat hingga ke pelosok saat
menjadi Gubernur Sunda Kecil.
No Nama Tahun SK Asal Makam
155 Ki Sarmidi 2011 DI Yogyakarta Taman Siswa
Mangunsarkoro
● Pendidik dan Pejuang Pendidikan. Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan ke 5.
Penulis berbagai buku pendidikan.
● Dikenal sebagai tokoh pendidikan dan budayawan, namun juga aktif dibidang politik, ia
kemudian menjadi Ketua Taman Siswa Jakarta dari tahun 1928 sampai dengan 1940, Ia
merumuskan Dasar-Dasar Perjuangan Taman Siswa tahun 1922. Dalam Kongres Pemuda
1928 Mangunsarkoro menyampaikan pemikirannya mengenai pentingnya pendidikan,
● Ia juga menjadi Ketua Dapartemen Pendidikan dan Pengajaran Majelis Luhur Taman Siswa
serta Pimpinan Umum Taman Siswa dan Taman Dewasa Raya di Jakarta. Ia juga
menggagas pendirian Akademi Seni Rupa, Konservatorium Kerawitan, dan menjadi
anggota Dewan Penyantun UGM.
● Pada tahun 1950, ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan
meliharkan Undang-Undang Pendidikan Nasional,
● Dibidang kebudayaan, ia mencanangkan kebudayaan rakyat berdasarkan Pancasila. Ia
merupakan ketua PNI yang banyak menyumbangkan pemikirannya dalam buku.

No Nama Tahun SK Asal Makam


156 Mr. Syafruddin 2011 Sumatera Barat TPU Tanah Kusir, Jakarta
Prawiranegara
● MR. Syafruddin Prawiranegara merupakan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.
● MR. Syafruddin Prawiranegara, pada Belanda melakukan Agresi Militer II dan menahan
para pemimpin Indonesia tanggal 19 Desember 1948, berinisiatif dalam menyelamatkan
eksistensi Republik Indonesia, dengan memimpin pembentukan PDRI (Pemerintah
Darurat Republik Indonesia) pad 22 Desember 1948. Syafrudin melalui radio darurat
(radio Rimba Raya) dengan perlengkapan seadanya, mengumumkan ke dunia
internasional bahwa Republik Indonesia masih eksis, tidak seperti yang dikatakan oleh
Belanda bahwa RI sudah tidak ada lagi sebab para pemimpinnya sudah ditangkap. Hal
inilah yang mendorong PBB mendesak Belanda untuk kembali ke meja perundingan.
● Syafruddin memiliki gagasan, pemikiran yang berdampak nasional dan visioner.
Syafruddin telah menduduki posisi penting pada saat-saat kritis pada awal kemerdekaan,
seperti Menteri dalam Kabinet Syahrir, Hatta, dan Natsir, dan juga pernah menjabat
sebagai Wakil Perdana Menteri menjelang Konferensi Meja Bundar (KMB) dan Gubernur
Bank Indonesia. Ketika menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, Syafruddin
memperjuangkan agar Bank Indonesia berfungsi sebagai Bank Sentral dan tetap
merupakan lembaga yang independen, tidak di bawah dominasi pemerintah.
No Nama Tahun SK Asal Makam
157 Dr. K.R.T. Radjiman 2013 DIY (Yogyakarta) Mlati, Sidoarum, Yogya
Wediodiningrat
● Radjiman Wediodiningrat dalam perjuangannya lebih dikenal sebagai ketua Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, karena Ia merupakan salah
satu peletak dasar negara Republik Indonesia.
● Perjuangan Radjiman telah di mulai jauh sebelum jaman Jepang. Ia Berjuang bersama
Budi Utomo mempertahankan prinsip perjuangan Budi Utomo yang bersifat kebudayaan.
● Pada tahun 1918 Ia menjadi salah seorang anggota Volksraad (Dewan Rakyat) bentukan
pemerintah Hindia Belanda dan duduk selama beberapa periode hingga tahun 1931
sebagai wakil dari Budi Utomo.
● Pada zaman pendudukan Jepang, Radjiman duduk sebagai anggota Syu Sangi Kai (Dewan
Pertimbangan Daerah) Madiun, kemudian Radjiman diangkat menjadi anggota Chuo
Sangi-In (Dewan Pertimbangan Pusat) pada tahun 194). Ketika Poetera (Poesat Tenaga
Rakjat) diabentuk, Radjiman menjadi anggota Majelis Pertimbangan Poetera.
● Pada awal kemerdekaan, Ia menjadi anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan
kemudian anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia.
● Pemimpin sidang DPR pertama saat Indonesia menjadi NKRI. Radjiman juga dikenal
sebagai dokter ahli penyakit pes.

No Nama Tahun SK Asal Makam


158 Lambertus Nicodemus 2013 Sulawesi Utara Tanah Kusir, Jakarta
Palar
● Diplomat, Perunding dalam Usaha Pengakuan Internasional Kemerdekaan Indonesia.
Duta Besar RI untuk PBB. Duta Besar RI di India, Jerman Timur, Uni Soviet, Amerika Serikat.
● Aktivitas politik Palar diawali di kota Amsterdam. Pada tahun 1930, Palar aktif menjadi
anggota Social Democratische Arbeider Partij (SDAP), ia juga menjabat sebagai sekretaris
Komisi Kolonial SDAP dan Nederlands Verbond van Vakvereniginen (NVV) pada Oktober
1933.
● Selama Perang Dunia II, Palar tidak lagi bekerja untuk SDAP, ia beraktivitas dalam
laboratorium Van der Waals, sambal mengajar bahasa Melayu. Setelah perang berakhir
ia aktif dalam Partij van de Arbeid(PvdA) dan terpilih menjadi anggota Twede Kamer.
● Pada tahun 1947, Palar mulai merintis upaya pengakuann internasional terhadap
kemerdekaan RI. Mewakili RI di PBB meski Indonesiia belum menjadi anggota PBB.
● Setelah pengakuan kedaulatan kemerdekaan dan Indonesia menjadi anggota PBB ke-60
pada 1950, Palar menjadi perwakilan resmi RI pertama dengan status keanggotaan
penuh.

No Nama Tahun SK Asal Makam


159 Letnan Jenderal (Purn) 2013 Sumatera Utara TMPN Utama Kalibata
Tahi Bonar Simatupang
● Letnan Jenderal Tahi Bonar Simatupang (TB Simatupang) adalah tokoh militer dan salah
satu pencetak awal Fondasi tentara Indonesia.
● Pernah menjabat sebagai wakil Kepala Staf Angkatan Perang 1948 -1949 dan menjabat
Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) 1950-1954 setelah Panglima Jenderal Soedirman
wafat 1950 pada usia 29 tahun.
● Letnan Jenderal TB Simatupang pada tahun 1949 Simatupang ikut terlibat mewakili
tentara Indonesia bersama tokoh Indonesia Drs Mohammad Hatta, Mr. Moh Roem, Prof
Dr. Mr Supomo, dr. J Leitnena, Mr. Ali Sastroamijojo, Ir Juanda, Dr Sukiman, Mr Suyono
Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr Abdul Karim Pringgodigdo, Mr Muwardi
untuk menghadiri perundingan yang mewakili Indonesia dengan Belanda yang dikenal
Konferensi Meja Bundar pada 1949.
● Letnan Jenderal TB Simatupang, pasca pensiun dari militer, aktif dalam aktivitas gereja
dan menjadi Ketua Dewan Gereja Se Asia dan Dunia.
● Aktif juga di bidang Pendidikan dengan mendirikan Yayasan Manajemen 1967 bersama
Prof. Dr. Bahder Djohan (golongan Islam), Dr AM Tambunan (golongan Kristen), I.J Kasimo
(golongan Katolik). Kemudian Simatupang menjabat sebagai Ketua Yayasan yang
membawahi Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen ( IPPM ).
No Nama Tahun SK Asal Makam
160 Letnan Jenderal (Purn) 2014 Sumatera Utara TMPN Utama Kalibata
Jamin Gintings
● Jamin Gintings mengikuti pendidikan calon perwira Gyugun di soborong-borong hingga
menjadi perwira Gyugun. Karirnyameningkat menjadi komandan Batalyon I Resimen II TRI
ditanjung Balai dan pada saat yang sama juga dipilih menjadi ketua Biro Perjuangan
Daerah XXXIX Sumatera.
● Djamin Gintings adalah salah seorang komandan Pasukan Indonesia dalam pertempuran
Medan Area melawan Pasukan Inggris di Sumatera Timur.
● Setelah Perang Kemerdekaan, Djamin Gintings menggerakkan pasukannya untuk
bertempur melawan Belanda di Medan Area, Langkat dan Tanah Karo sampai ke Tanah
Alas. Ketika hijrah ke Tanah Alas, Damin Gintings membangun Kilang Senjata.
● Dikenal sebagai tokoh yang anti Komunis yang menumpas gerakan Organisasi Pertahanan
Desa (OPD) yang dipengaruhi Ideologi Komunis.
● Pada masa perang Gerilya, Jamin Gintings telah membuktikan kemampuannya dengan
menjaga Tanah Alas (Aceh) yang merupakan salah satu “daerah modal” yang masih
tersisa, dari upaya Belanda menguasai sepenuhnya Indonesia. Hal ini dianggap penting,
mengingat walau secara politis pusat pemerintahan RI di Yogyakarta dan Ibukota Provinsi
di Siantar telah diduduki, serta Soekarno Hatta ditawan Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
161 Mr. H.R. Moehammad 2014 Jawa Timur Kalianda, Lampung
Mangoendiprodjo
● Seorang pamong praja yang memasuki dunia militer.
● Penugasan sebagai pamong praja dimulianya pada masa Hindia Belanda dengan jabatan
asisten wedana (camat) di daerah Jombang, Jawa Timur, dan berakhir sebagai residen di
Lampung. Kemudian memasuki militer pada masa pendudukan Jepang sebagai
Daindancho (Komandan Batalion) Tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Buduran, Sidoarjo.
● Perjuangan Mangoendiprojo berkaitan erat dengan revolusi di Surabaya pada 1945. Ia
juga pernah menjadi bendahara Badan Keamanan Rakayat (BKR) Keresidenan Surabaya,
anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia (BPKNI) Keresidenan Surabaya.
Mangoendiprojo diangkat menjadi anggota staff Urusan Angkatan Darat.
● Mangoendiprojo mempunyai andil besar dalam mengambil alih asset pribadi orang-orang
Belanda yang tersimpan di Bank Escompto, uang tersebut digunakan untuk kepentingan
perjuangan. Ia kemudian menjadi anggota Kontak Biro dan juga menjadi ketua Dewan
Pertahanan Ri-Surabaya.Mangoendiprojo dipindahkan ke staf Kementerian Pertahanan,
sebagai penasihat Menteri. Kemudian pada tahun 1948, ia diposisikan sebagai anggota
militer luar formasi, dengan pangkat kolonel cadangan.
● Sesudah pengakuan kedaulatan, ia dikembalikan ke profesi awal sebagai pamong praja.
Kemudian tahun 1950 ia diangkat sebagai Bupati Ponorogo dan lima tahun kemudian
menjadi Residen Lampung.
No Nama Tahun SK Asal Makam
162 Sukarni Kartodiwirjo 2014 Jawa Timur TMPN Utama Kalibata
● Sukarni adalah sosok yang mewakili kelompok muda agar pasangan Soekarno-Hatta
secepatnya mem-proklamasikan kemerdekaan negara pada 17 Agustus 1945. Saat usia 14
tahun, dia sudah bergabung dengan organisasi perhimpunan Indonesia Muda. Sejak
itulah, sikap pejuang, kritis, dan tanpa kompromi semakin muncul. Sampai ketika Sukarni
didaulat menjadi Ketua Pengurus Besar Indonesia Muda.
● Tahun 1934 Sukarni berhasil menjadi Ketua Pengurus Besar Indonesia Muda, sementara
itu Belanda mulai mencurigainya sebagai anak muda militan. Tahun 1936 pemerintah
kolonial melakukan penggerebekan terhadap para pengurus Indonesia Muda, tetapi
Sukarni sendiri berhasil kabur
● Sukarni membentuk Comite Van Aksi (panitia gerak cepat) pada 18 Agustus 1945 yang
tugasnya menyebarkan kabar kemerdekaan ke seluruh Indonesia. Khusus untuk para
pemudanya dibentuk API (Angkatan Pemuda Indonesia) dan untuk buruh dibentuk BBI
(Barisan Buruh Indonesia) yang kemudian melahirkan laskar buruh dan laskar buruh
wanita.
● Sukarni menjabat sebagai ketua umum. Dia juga duduk sebagai anggota Badan pekerja
KNI Pusat. Dalam pemilihan Umum yang pertama (1955) Sukarni terpilih sebagai anggota
Konstituante.
No Nama Tahun SK Asal Makam
163 K.H. Abdul Wahab 2014 Jawa Timur Jombang, Jawa Timur
Chasbullah
● Tokoh pejuang pergerakan nasional hingga kontemporer. Ia menyebarkan gagasan
kemerdekaan yang diperolehnya di Taswirul Afkar.
● Ia mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap gagasan kemerdekaan dari para tokoh
Sarekat Islam dan mendirikan Sarekat Islam cabang Mekah.
● Mendirikan organisasinya dengan menggunakan istilah kebangkitan dan tanah air,
misalnya Nahdatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) dan madrasah Sjubbanul Wathan
(Pemuda Tanah Air), madrasah Nahdlatul Tujar (Kebangkitan Pedagang) dan Nahdatul
Ulama (Kebangkitan Ulama).
● Pada 1916 menjadikan rumahnya di Surabaya sebagai sekretariat organisasi Nahdlatul
Wathan (Kebangkitan Tanah Air) yang didirikannya bersama KH Mas Mansur dari
Muhammadiyah.
● Pada tahun 1926 ia menyelenggarakan Kongres al-Islam dan mendirikan Nahdaltul Ulama
(Kebangkitan Ulama).
● K.H. Abdul Wahab Chasbullah menjadi salah satu pimpinan Majelis Islam ‘Ala Indonesia
(MIAI) yang berdiri pada 12 September 1937 di Surabaya.
● K.H. Abdul Wahab Chasbullah pada tahun 1947 menjadi Rais Am (Ketua Umum) PBNU
menggantikan KH Hasyim As’ari.
● K.H. Abdul Wahab Chasbullah membawa Partai NU tampil sebagai kekuatan penyeimbang
antara Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
No Nama Tahun SK Asal Makam
164 Bernard Wilhelm Lapian 2015 Sulawesi Utara TMPNU Kalibata
● Semasa bekerja di Batavia, B.W Lapian menulis di surat kabar Pangkal Kemadjoean yang
memperlihatkan sikap nasionalis untuk membebaskan warga Indonesia dari kolonialisme.
Ia kemudian mendirikan surat kabar Fadjar Kemadjoean (1924-1928) yang berkaitan
dengan kesejahteraan rakyat dan sekembali ke Kawangkoan pada tahun 1940, ia
menerbitkan Semangat Hidoep yang isinya mengobarkan perlawanan terhadap
propaganda Kolonial.
● Pada tahun 1930-1934 menjadi anggota Dewan Minahasa dan memperjuangan
pembangunan fasilitas publik, infrastruktur, rumah sakit, dan lainnya bagi kepentingan
masyarakat. Ia juga anggota Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM), dan juga
anggota Volksraad yang tergabung dalam Fraksi Nasional.
● Semasa pendudukan Jepang ia pernah menjadi Gunco (Kepada Distrik), dan pada tahun
1945 menjadi Walikota Manado. Pada 14 Febuari 1946 ia mengibarkan bendera merah
putih dan peristiwa ini tersiar melalui radio ke seluruh dunia.
● Pada masa setelah kemerdekaan tahun 1950, Lapian aktif sebagai Gubernur Sulawesi
Utara dan membantu menyelesaikan masalah perlawanan Kahar Muzakar secara damai.
No Nama Tahun SK Asal Makam
165 Mas Isman 2015 Jawa Timur TPU Tanah Kusir
● Mas Isman adalah seorang pejuang kemerdekaan yang menentang pemerintahan Hindia
Belanda di Jawa Timur.
● Pada 22 September 1945, pasukan perlajar dilantik oleh Sungkono di Sekolah Darmo,
Surabaya. Mas ISman diangkat menjadi komandan BKR Pelajar Surabaya yang diresmikan
pada 19 Oktobere 1945. Perjuangannya dimulai dengan pernyataan “Soempah
Keboelatan Tekad” mempertahankan kedaulatan bangsa Indonesia.
● Mas Isman kemudian menjadi pemimpin organisasi TRIP, selain berjuang mengangkat
senjata, TRIP juga melakukan tugas-tugas kemasyarakatan yaitu meberikan penereangna
dan penyuluhan mengenai kebersihan, kesehatan, pendidikan, dan kemerdekaan tanah
air.
● Mas Isman juga berkontribusi dengan mendirikan Koperasi SImpang-Pinjam Gotong
Royong (Kosgoro) pada tanggal 10 November 1957. manjadi anggota delegasi RI untuk
berunding di Perserikatan Bangsa Bangsa pada tahun 1958 dan menjadi diplomat, kepala
Perwakilan RI di Rangoon-Birma pada tahun 1959, Duta Besar di Bangkok - Thaiand (1960-
1964) dan Kairo Mesir (1964-1967).
● Selama menjabat sebagai anggota DPR/MPR RI selama 1978-1982, ia tetap aktif berkiprah
dalam bidang organisasi kemasyarakatan, pendidikan (pendirian SMK dan sekolah
Kosgoro) dan kemanusiaan.
No Nama Tahun SK Asal Makam
166 I Gusti Ngurah Made 2015 Bali Puri Satria, Denpasar
Agung
● Seorang budayawan yang menjaga kebudayaan Bali. Dinobatkan sebagai Raja Badung
VII pada tahun 1902, sepanjang hidupnya Raja Badung VII menentang penjajahan
Belanda.
● Setelah diangkat menjadi Raja Badung VII pada tahun 1902, ia langsung menolak untuk
melanjutkan isi Perjanjian Kuta antara raja- raja di Bali dengan Pemerintah Kolonial Hindia
Belanda yang ditandatangani pendahulunya pada 13 Juli 1849.
● sepanjang hidupnya ia tetap konsisten dalam perjuangan menentang penjajahan Belanda.
Penentangan itu dilakukan secara fisik maupun nonfisik melalui karya-karya sastranya
yang dapat membangkitkan semangat perjuangan.
● Sosok pemimpin yang memilih untuk berperang melawan pasukan Belanda hingga gugur
di medan perang pada pertempuran tanggal 20 September 1906 yang dikenal dengan
nama Puputan Badung. Karena gugur di medan perang, ia diberi gelar kehormatan Ida
Betara Tjokorda Mantuk Ring Rana (Raja yang gugur di medan perang).
● Perjuangannya memberikan banyak inspirasi kepada rakyat Bali untuk melakukan perang
puputan selanjutnya, seperti yang dilakukan oleh pasukan I Gusti Ngurah Rai dalam
Puputan Margarana melawan pasukan Belanda pada bulan November 1946.
No Nama Tahun SK Asal Makam
167 Komjen Pol. (Purn) DR. 2015 Jawa Timur TMPNU Kalibata
H. M. Jasin
● Aktif dalam perjuangan kemerekaan, memproklamasikan Polisi Istimewa menjadi Polisi
Indonesia pada tanggal 21 Agustus1945. selain berkiprah di lingkungan kepolisian, jasin
juga pernah diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA), anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan kemudian MPR.
● Jasin mengikuti pendidikan kepolisian di Sekolah Polisi di Sukabumi. Selesai mengikuti
pendidikan dengan pangkat Hoofd Agent, ia bertugas di Surabaya. Kemudian ia mengikuti
pendidikan polisi ala Jepang yang bercirikan pendidikan militer. Kemudian Jasin
ditempatkan di Gresik dan bertugas sebagai instruktur di Sekolah Polisi.
● Setelah Indonesia merdeka ia terlibat akif dalam perjuangan kemerdekaan. Tindakan
momentelanya ialah memproklamasikan Polisi Istimewa menjadi Polisi Indonesia.
● Jasin juga berperan dalam perebutan senjata, diantaranya adalah perbutan senjata di Don
Bosco, dan di markas Kempeitai. Jasin dan pasukannya ikut dalam pertempuran Surabaya
yang berfungsi sebagai alat keamanan dan alat pertahanan.
● Jasin juga merupakan Komandan Mobiele Brigade Besar (MBB) yang berganti nama
menjadi Brigade Mobile (Brimob) berperan dalam menumpas PKI bersama TNI.

No Nama Tahun SK Asal Makam


168 Ki Bagus Hadikusumo 2015 DIY (Yogyakarta) TPU Pakuncen
Yogyakarta
● Perjuangan dan pemikiran Ki Bagus Hadikusumo tidak dapat dilepaskan dari
Muhammadiyah, ia dibesarkan oleh dan sekaligus juga membesarkan muhammadiyah.
Pada tahun 1938 ia turut mendirikan Partai Islam Indonesia (PII), Ki Bagus Hadikusumo
dikenal sebagai seorang ulama yang teguh berpegang pada akidah dan hukum Islam.pada
masa perang kemerdekaan, dengan dukungan beberapa tokoh Muhammadiyah, Ki Bagus
memprakarsai pembentukan angkatan perang stabil yang diresmikan pada bulan Juli
1948.
● Pada masa pendudukan Jepang, Ki Bagus megeluarkan maklumat yang melarang rakyat
Indonesia melakukan seikeirei, akkhir pendudukan Jepang, ia menjadi anggota BPUPKI
dan memperjuangakan agar Islam dijadikan dasar negara yang akan didirikan, menolak
penghapusan 7 kata dalam Piagam Jakarta.
● Sesudah perang kemerdekaan berakhir Ki Bagus menjadi anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) mewakii Masyumi.
● Ki Bagus dihadiahi tanda kehormatan berupa Bintang Mahaputera Adipradana dan
Bintang Republik Indonesia Utama.

No Nama Tahun SK Asal Makam


169 K.H.R. Asas Syamsul 2016 Jawa Timur Situbondo, Jawa Timur
Arifin
● KH.R. As’ad Syamsul Arifin merupakan seorang ulama besar sekaligus salah satu tokoh
pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Salafiyah
Syafi’iyah Situbondo.
● KH.R. As’ad Syamsul Arifin menanamkan semangat perjuangan dan dakwah Islamiyah
melalui barisan pelopor. Kemudian ia membentuk Hizbullah dan Syabilillah. Pada
September dan awal Oktober 1945 Kyai As’ad memimpin pelucutan Pasukan Jepang di
Garahan, Jember Jawa Timur.
● Pada September dan awal Oktober 1945, Kyai As’ad memimpin pelucutan Pasukan Jepang
di Garahan, Jember, Jawa Timur.
● Pada 10 November 1945, ia membantu pertempuran di Surabaya dengan mengirim
anggota pelopor dan pasukan Syabilillah Situbondo serta yang berasal dari Bondowoso ke
daerah Tanjung Perak.
● Pada masa revolusi fisik tahun 1945-1949, Kyai As’ad Syamsul Arifin memimpin perang
gerilya di beberapa daerah Karesidenan Besuki.
● Pada tahun 1975, ia ikut mendirikan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pada tahun- tahun
berikutnya sampai meninggal dunia tahun 1990, Kyai As’ad Syamsul Arifin lebih banyak
mengembangkan pendidikan di pondok pesantren yang dipimpinnya.
● Kyai As’ad Syamsul Arifin wafat pada tanggal 4 Agustus 1990 dan dimakamkan di
Situbondo, Jawa Timur.
No Nama Tahun SK Asal Makam
170 TGKH. Muhammad 2017 NTB (Nusa Tenggara Komplek Musholla Al
Zainuddin Abdul Madjid Barat) Abror, Pondok Pesantren
Darunna
● Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah pahlawan nasional asal Nusa Tenggara Barat.
● Pada tahun 1936 ia mendirikan madrasah Nahdhatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI)
dengan sistem klasikal. lembaga pendidikan (pesantren dan madrasah) bukan sekedar
tempat belajar mengajar, akan tetapi juga tempat menyiapkan pemimpin; menyemai dan
memperkokoh karakter, patriotism dan nasionalisme.
● Pada tahun 1947 membentuk sebuah kelaskaran Mujahidin, sama dengan nama
pesantren yang ia dirikan. Kelasykaran ini selain masyarakat juga terdiri dari para santri,
murid-murid dan guru-guru pesantren dan madrasah yang ia pimpin. Di bawah pimpinan
adik kandungnya, kelaskaran ini melakukan penyerangan terhadap tangsi NICA pada
tahun 1947.
● Pada tahun 1953 ia mendirikan sebuah organisasi Islam Nahdhatul Wathan. Ini adalah
organisasi Islam terbesar di Lombok yang memberikan perhatian kepada pendidikan dan
agama dengan pengaruhnya yang sangat besar. Pengaruh dalam bidang pendidikan
sangat terasa. Semenjak pesantren dan madrasah yang ia dirikan, hingga saat ini sektor
pendidikan mengalami perkembangan yang sangat cepat.
No Nama Tahun SK Asal Makam
171 Laksamana 2017 NAD (Aceh) Desa Lamreh Kecamatan
Keumalahayati Krueng Raya Kabupaten
Aceh Besar
● Laksamana Malahayati adalah anak dari Laksamana Mahmud Syah, cucu Laksamana Said
Syah dan cicit dari Sultan Aceh, Sultan Salahudin Syah yang memerintah 1530-1539.
Semangat wira samudra ini merupakan warisan dari ayah dan kakeknya yang juga menjadi
panglima angkatan laut Kesultanan Aceh. Kisah perjuangan Keumalahayati dimulai pasca
terjadinya peristiwa pertempuran Teluk Haru antara armada laut Portugis melawan
armada laut Kesultanan Aceh.
● Setelah kematian suaminya dalam pertempuran Teluk Haru, Malahayati membentuk dan
memimpin pasukan Inong Balee yang berasal dari janda para prajurit Aceh yang gugur
dalam perang, dan Malahayati diangkat menjadi laksamana, wanita Aceh pertama yang
menyandang pangkat laksamana. Pasukan Inong Balee ini mahir menembakan meriam
dan memiliki benteng yang berada dibukit berketinggian 100 meter.
● 21 Juni 1599, Malahayati memimpin armada laut Kesultanan Aceh untuk meghadapi
upaya para pedagang Belanda yang memaksakan kehendaknya dalam perdangangan
dengan Keslutanan Aceh. Peristiwa tersebut menyebabkan Cornelis De Houtman dan
beberapa pelaut Belanda tewas.
No Nama Tahun SK Asal Makam
172 Sultan Mahmud Riayat 2017 Kepulauan Riau Daik Lingga
Syah
● Sultan Mahmud Riayat Syah adalah raja kedelapan sekaligus raja terakhir dari Kesultanan
Melaka. Dia terpilih menjadi raja menggantikan ayahnya, Sultan Alauddin Riayat Syah I
● Sultan Mahmud Riayat Syah terkenal dengan Perang Gerilya Laut
● Pada 1782 Sultan Mahmud Riayat Syah dan Yang Dipertuan Muda IV Raja Haji memerangi
Belanda yang hendak menanamkan pengaruhnya di Riau-Lingga. Perang Riau I itu
berlangsung pada 1782—1784. Pasukan Sultan Mahmud Riayat Syah berhasil
mengalahkan pasukan Belanda di Tanjungpinang dan sekitarnya dalam suatu peperangan
yang sangat dahsyat sehingga menjatuhkan banyak korban di pihak Belanda. Dalam
perang itu pasukan Riau-Lingga dapat meledakkan kapal komando Belanda Malaka’s
Walvaren.
No Nama Tahun SK Asal Makam
173 Prof.Drs.H. Lafran Pane 2017 DIY (Yogyakarta) Karang Kajen, Yogyakarta
● Keikutsertaan Lafran dalam memperjuangkan kemerdekaan di bawah bimbingan kedua
kakak kandungnya yaitu Armijn Pane dan Sanusi Pane yang dikenal sebagai tokoh muda
pergerakan nasional. Organisasi perjuangan yang diikutinya adalah Barisan Pemuda
Gerindo dan Indonesia Muda.
● Selama menjadi mahasiswa STI, ia memprakarsai pembentukan Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI). Organisasi ini berdiri pada tanggal 5 Februari 1947 di Yogyakarta.
Pembentukan HMI sangat penting karena menjadi organisasi yang menghimpun
kontribusi para mahasiswa untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Di
bawah pengaruhnya, orientasi HMI menjadi nasionalis sehingga HMI mendukung ideologi
Pancasila. Organisasi HMI menolak gagasan pembentukan Negara Islam yang digagas
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, pendiri gerakan Darul Islam.
● Lafran menjadi tokoh yang menentang PKI, ia memelopori pembentukan Ikatan Sarjana
Muslimin Indonesia (ISMI) yang memberikan dukungan kepada
Pangkostrad/Pangkopkamtib Letjen Soeharto untuk menumpas G30S/PKI.
● Lafran berprofesi sebagai dosen di UGM dan menjadi Guru Besar.

No Nama Tahun SK Asal Makam


174 Depati Amir 2018 Kepulauan Bangka Pemakaman Muslim
Belitung Batukaradenan Kupang
● Depati Amir merupakan sosok yang begitu gigih menentang keberadaan Belanda
utamanya di tanah Bangka.
● Ia merupkan seorang ahli dalam menyusun strategi perang dan mengkoordinasikan
pasukan membuat Belanda resah karena selalu kalah. Berbagai taktik Belanda untuk
menangkap Depati Amir terus mengalami kegagalan.
● Memimpin pertempuran melawan Belanda pada 1849-1851. Ia menentang Belanda yang
berniat menguasai pertambangan berupa timah di Bangka hingga akhirnya perang pun
meletus.
● Depati Amir berhasil mempersatukan etnis china dan pribumi dalam perang melawan
Belanda yang berniat menguasai pertambangan berupa timah di Bangka.
No Nama Tahun SK Asal Makam
175 Abdurrahman 2018 Daerah Istimewa TPU Tanah Kusir
Baswedan Yogyakarta
● Abdurrahman Baswedan terlibat dalam dunia pergerakan dengan mengusung cita-cita
mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
● Awalnya ia menjadi juru dakwah Muhamadiyah dan juga aktif dalam Jong Islamieten Bond
(JIB).
● Ia secara konsisiten memperjuangkan integrasi keturunan Arab ke dalam bangsa
Indonesia. Perjuangannya itu dilakukan melalui dunia jurnalistik, yaitu dengan tulisan-
tulisannya di berbagai surat kabar untuk meyebarkan pemikirannya bahwa keturunan
Arab mempunyai kewajiban yang sama untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa
Indonesia, diantaranya Harian Sin Tit Po, Suara Umum dan Harian Marahari
● Abdurrahman merupakan inisiator Kongres Peranakan Arab pada tahun 1943 kemudian
memimpin Partai Arab Indonesia PAI, dan juga di anggota BPUPKI. Ia juga anggota dalam
misi diplomasi RI ke negara Arab dan Mesir. Setelah Proklamasi 1945, Abdurrahman
bergabung ke dalam Partai Masyumi, menjadi Menteri Muda Penerangan Kabbinet Sjahrir
kedua, dan juga mewakili Masyumi dalam parlemen (KNIP dan DPR) serta Badan
Konstiruante hasil Pemilu 1955.
● Setelah keluar dari dunia politik di tahun 1960, Abdul Rahman Baswedan mengalihkan
perjuangannya ke dalam dunia pendidikan, dakwah, dan budaya.
No Nama Tahun SK Asal Makam
176 Mr. Kasman 2018 Jawa Tengah TPU Tanah Kusir, Jakarta
Singodimedjo
● Pemersatu antara golongan Islam dan nasionalis.
● Kasman mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB) pada 1925 dan menjadi ketua Umum JIB
pada 1930—1935. Kasman juga aktif dalam organisasi Muhammadiyah,
● Pada masa pendudukan Jepang, Kasman menjadi Komandan PETA Jakarta, dan setelah
proklamasi Kasman diangkat menjadi anggota PPKI,
● Beliau dipercaya oleh Soekarno dan Hatta untuk meluluhkan hati Ki Bagus Hadikusumo
supaya menerima usulan penghapusan tujuh kata terkait syariat Islam. Sebab, muncul
penolakan dari perwakilan Indonesia bagian timur jika tujuh kata tersebut tetap
dipertahankan.
● Ia menjadi pionir banyak lembaga baru Republik ini saat baru berdiri. Beliau adalah ketua
KNIP (parlemen) pertama, Jaksa Agung Kedua yang memelopori pembenahan organisasi
Kejaksaan Agung, pemimpin Badan Keamanan Rakyat, serta memelopori pembentukan
Tentara Keamanan Rakyat sebagai cikal bakal TNI,
● Kasman juga pernah menjabat sebagai Menteri Muda Kehakiman dalam Kabinet Amir
Sjafruddin II dari November 1947 hingga Januari 1948. Ia turut aktif di dunia politik
Indonesia bersama Partai Masyumi dan menjadi anggota Dewan Konstituante dari partai
ini pada 1955.
No Nama Tahun SK Asal Makam
177 Ir. Pangeran 2018 Kalimantan Selatan Komp.makan Sultan
Mohammad Noor Adam, Martapura,
banjar, Kalsel
● Ia ikut terlibat menjadi anggota Jong Islamieten Bond. Sebuah organisasi kepemudaan
yang ikut berjuang menyatukan gerakan pemuda yang masih berbeda-beda visinya
menjadi satu visi, yaitu: Indonesia merdeka.
● Pada 20 Oktober 1945 ia berperan dalam pembentukan pasukan MN 1001. Namanya
menjadi sebutan abadi pasukan MN 1001 (Mohammad Noor, seribu satu).
● Pangeran M. Noor menjadi gubernur Kalimantan yang berkedudukan di Yogyakarata, ia
melakukan pelatihan militer kepada para pemuda Kalimantan untuk kemudian
diterjunkan ke medan perang menghadapi Belanda di Kalimantan.
● Pangeran Mohammad Noor melakukan perkejaan yang banyak membawa kemajuan
pembangunan di Kalimantan secara keseluruhan dan khususnya Kalimantan Selatan.
● Pangeran Mohammad Noor adalah Pemrakarsa gagasan Proyek Sungai Barito (Barito
River Project). Ia merampungkan pembangunan PLTA Riam Kanan di Kabupaten Banjar.
● Ia juga pemrakarsa Proyek Pasang Surut untuk meningkatkan usaha transmigrasi di Trans
Sumatra Waterway dan Kalimantan Coastal Canal.
● Pangeran Mohammad Noor merupakan Pemrakarsa proyek perluasan persawahan
Pasang Surut. Sejak tahun 1974 proyek ini masuk ke dalam program pemerintah.
No Nama Tahun SK Asal Makam
178 Ibu Agung Hajjah Andi 2018 Sulawesi Barat
TMPN Panaikang,
Depu Makassar, Sulawesi
Selatan
● Sejak remaja Hj. Andi Depu telah aktif di dalam organisasi kepemudaan dan
kemasyarakatan.
● Pada tahun 1940 sebagai penyokong perkumpulan JIB (Jong Islamiten Bond) disebut juga
Perhimpunan Pemuda yang merupakan organisasi perhimpunan pemuda dan pelajar
Islam Hindia Belanda. di daerah Mandar.
● Hj. Andi Depu sebagai tokoh bangsawan memperkenalkan bendera nasional merah putih
diwilayah Mandar tahun 1942 pada saat diadakan rapat Raksasa peringatan Hari Sumpah
Pemuda di Tinambung.
● Pada tahun 1944 Hj. Andi Depu mendirikan organisasi Fujinkai, suatu wadah gerakan yang
melibatkan wanita, sebagai tempat pelatihan dan penggodokan semangat juang wanita
Mandar untuk ikut berperan dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
● Pada tahun 1945, ia menyebarkan berita kemrdekaan Indonesia di Mandar, sejak itu
banyak bendera merah putih dikibarkan oleh masyarakat Mandar.
● Beberapa kali terlibat pertempuran dan sempat ditahan Belanda. Ia juga dinobatkan
sebagai pemimpin Kerajaan Balanipa ke-52.
● Pada tahun 1952 ia turut mengambil bagian untuk membubarkan Negara Indonesia Timur
(NIT) bentukan Belanda.
No Nama Tahun SK Asal Makam
179 Brigjen K H Syamun 2018 Banten Desa Kamasan
Kecamatan Cinangka
Kabupaten Serang
● Brigjen K.H. Syam’un merupakan pahlawan yang berandil besar dalam mewujudkan NKRI
sebagai negara yang berdaulat.
● Brigjen K.H. Syam’un pada masa revolusi kemerdekaan di Banten berhasil menumpas
Gerakan Dewan Rakyat Banten, yang didalangi komunis dibawh pimpinan Tje Mamat
atau Mohamad Mansur. Penumpasn ini berhasil meyakinkan rakyat Banten untuk tetap
bergabung dengan NKRI.
● Brigjen K.H. Syam’un merupakan kiai atau ulama yang tidak sekadar berada di pondok
pesantren, tetapi juga secara nyata berjuang mengangkat senjata untuk mengusir
penjajah. perjuangan militer dilakukan dengan bergabungnya Brigjen K.H. Syam’un dalam
pasukan yang dibentuk Jepang, yakni Pembela Tanah Air (PETA) pada periode 1942-1945
sebagai komandan batalyon (daidancho). Setelah tentara Jepang menyerah pada Sekutu,
● Brigjen K.H. Syam’un menjadi Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Karisidenan
Banten. Ketika Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, Brigjen K.H. Syam’un
menjabat sebagai Panglima TKR Divisi 1000/I (Oktober 1945-Mei 1946).
● Brigjen K.H. Syam’un menjadi bagian dari jaringan ulama Nusantara yang menumbuhkan
bibit Nasionalisme. Jaringan ulama Nusantara pada masa kolonial Belanda tidak dapat
dilepaskan dari posisi strategis para ulama Banten di Timur Tengah dengan tokoh
kharismatik sepanjang masa yakni Syeh Nawawi al- Bantani sebagai ulama berpengaruh.
No Nama Tahun SK Asal Makam
180 Mr. Alexander Andries 2019 Sulawesi Utara TMPN Utama Kalibata
Maramis Jakarta
● Alexander Andries Maramis, atau dikenal dengan nama AA Maramis, adalah salah satu
tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Sulawesi Utara . AA Maramis
juga merupakan keponakan Pahlawan Nasional asal Sulawesi Utara lainnya Maria
Walanda Maramis. A.A Maramis pernah menjabat sebagai anggota Badan Penyelidik
Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada 1 Maret 1945. Dalam badan
ini , Maramis termasuk dalam Panitia Sembilan yang menghasilkan Piagam Jakarta.
● Semasa di Belanda, Alex aktif di dalam Perhimpoenan Indonesia (PI), suatu organisasi
perkumpulan mahasiswa-mahasiswa Indonesia di negeri Belanda. Organisasi ini pada
mulanya berdiri atas nama Indische Vereniging yang didirikan tahun 1908 di Belanda.
Pendirinya adalah para pelajar Hindia-Belanda yang sedang belajar di negeri Belanda. Di
tahun 1922.
● Sepulangnya ke tanah air dengan menyandang gelar Meester in de Rechten (Sarjana
Hukum). Alex Maramis larut dalam kegiatan politik di Indonesia. Ia aktif di dalam
organisasi pemuda, partai politik, perkauman Kawanua sampai organisasi gerejani. Pada
bulan Maret 1933, bersama dr. Sam Ratoelangi dan dr. Toembelaka, Alex Maramis
berhasil mendirikan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM), sebuah gereja
perjuangan di Manado.
● Ketika Pemerintah Pendudukan Jepang membentuk Dokuritsu Zyummbi Tyoo Sakai
(BPUPKI: Badan Persiapan Pernyelidikan Usaha Kemerdekaan Indonesia), Alex Maramis
diangkat menjadi salah satu anggotanya melalui Makloemat Guinseikan Nomor 23
tentang Pembentukan BPUPKI. Alex Maramis menjadi satu-satunya orang Minahasa
dalam daftar BPUPKI dan berada pada urutan 20 diantara 68 orang. 68 tokoh ini lah yang
disebut sebagai “ Founding Father”, Bapak Bangsa, Pendiri Republik Indonesia.
No Nama Tahun SK Asal Makam
181 K.H. Masjkur 2019 Jawa Timur Singosari
● Masjkur merupakan ulama pejuang yang menjadi pahlawan pejuang kemerdekaan yang
berasal dari Malang Jawa Timur.
● Aktivitas organisasi Masjkur diawali dengan masuk ke study club Taswirul Afkar di
Surabaya yang didirikan oleh KH. Wahab Hasbullah dan K.H. Mas Mansur.
● Reputasinya sebagai anggota NU, membuatnya pada masa pendudukan Jepang, Masjkur
ditunjuk menjadi salah satu tokoh yang pelatihan kepemimpinan ulama di Cisarua.
● Para ulama pada tahun 1943 mengusulkan kepada pemerintah militer Jepang agar umat
Islam diberi kesempatan untuk ikut membela tanah air dengan dibentuk lascar khusus.
● Menjelang Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Masjkur diangkat menjadi anggota
Dokuritsyu Junbi Iin Kai (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Dewan ini bersidang
mulai tanggal 18-22 Agustus 1945 yang menghasilkan pengesahan UUD 1945.
● Aktivitas beliau berlanjut menjadi anggota PPKI hingga diangkat menjadi menteri agama
pada cabinet Amir Syarifudin.
● Kemelut politik yang terjadi di tingkat nasional dan bergantinya kabinet-kabinet be
dalam waktu singkat, membuat Presiden mengambil kebijakan bahwa negara dalam
keadaan darurat, sehingga Presiden membentuk Dewan Pertahanan Negara yang
anggotanya terdiri dari sejumlah menteri dan pimpinan partai. Masjkur menjadi salah
satu anggota Dewan Pertahanan Negara yang mewakili Partai Masyumi.
● K.H. Masjkur adalah salah seorang menteri yang lolos dari penangkapan Belanda. Ketika
tentara hendak menangkapnya di rumah Terban Taman, K.H. Masjkur berhasil lolos lewat
pintu belakang membawa puteranya Saiful Islam yang masih kecil, dan pergi
meninggalkan Yogyakarta.
● Masjkur tidak terpikir bahwa ia sedang mengawali suatu perang gerilya yang berlangsung
selama 7 bulan. Masjkur bergerilya, ke timur, sampai Ponorogo, Trenggalek (Kec.
Gandusari, Kec. Dongko, Kawedanan Panggul), bergabung dengan Panglima Besar
Jenderal Soedirman. Pertemuan itu sering dilukiskan sebagai pertemuan dua panglima,
Masjkur sebagai panglima Hizbullah/Sabilillah, dan Soedirman sebagai Panglima TNI.
● Selama bergerilya banyak kegiatan yang dilakukannya, antara lain memberikan dorongan
dan semangat kepada rakyat untuk terus berjuang melawan Belanda mempertahankan
kemerdekaan, kemudian melakukan konsolidasi jajaran Departemen Agama dan
membuat kebijakan-kebijakan yang perlu dilaksanakan oleh aparatnya. Selama perang
gerilya itu Masjkur menjalankan fungsi sebagai Menteri Agama PDRI Komisariat Jawa.
Moto yang mendorong keberanian K.H. Masjkur terjun di bidang militer adalah `Isy
kariman au mut syahidan (Hidup mulia atau mati syahid) Moto itu pula yang ditanamkan
kepada para pejuang yang bernaung di bawah panji-panji Islam.
No Nama Tahun SK Asal Makam
182 Prof. Dr. M.Sardjito 2019 DI Yogyakarta Taman Makam Pahlawan
Nasionl Kusumanegara
● Pada tahun 1915 sampai dengan 1942, Prof. Dr. M. Sardjito menjadi Anggota
Kehormatan/pengurus Perkumpulan Dokter Indonesia
● Tahun 1925 Prof. Dr. M. Sardjito menjadi ketua Organisasi Pergerakan Nasional Budi
Utomo
● Saat terjadi penyerbuan Belanda, beliau mengatur cara mendapatkan uang, bahan-bahan
dan obat-obatan untuk memelihara kesehatan rakyat, tentara, dan PMI, dan juga
menolong daerah Yogyakarta (Wonosari, Piyungan).
● Sebagai Presiden/Rektor pertama Universitas Gadjah Mada, Desember 1949-1961.
Memiliki prinsip bahwa Pendirian Universitas Gadjah Mada tidak hanya membentuk
ilmuwan, melainkan juga sebagai Pejuang Kebangsaan dan Kemanusiaan.
● Perjuangan monumental beliau memindahkan Fakultas dan Rumah Sakit dari Klaten dan
Solo ke Daerah Republik Indonesia (Yogyakarta). Karena keterbatasan fasilitas, kemudian
beliau menggunakan kandang kuda Keraton yang dirubah menjadi rumah sakit. Kamar-
kamar Abdi Dalem Keraton dimanfaatkan menjadi laboratorium dan pendopo Kadipaten
Mangkubumen menjadi ruang kuliah. Ini menunjukkan bahwa semangat dan kreatifitas
bisa mengatasi kesulitan termasuk fasilitas.
No Nama Tahun SK Asal Makam
183 Prof. KH. Abdul Kahar 2019 DI Yogyakarta Pemakaman Boharen
Mudzakkir Purbayan Kotagede
● Abdul Kahar Mudzakkir merupakan pahlawan kemerdekaan Indonesia dari Yogyakarta.
Abdul Kahar Mudzakkir lahir di Kota Gede, Yogyakarta pada 16 April 1908 (1907).
● Pada tahun 1945 terlibat aktif dalam BPUPKI dan ikut mencanangkan Piagam Jakarta.
Abdul Kahar Mudzakkir adalah salah satu dari Sembilan orang anggota panitia kecil yang
bertugas menentukan dasar negara Indonesia.
● Pada tahun 1946 berjuang melalui diplomasi untuk pengakuan kedaulatan Indonesia.
Perjuangannya berbuah dengan pengakuan kemerdekaan Indonesia untuk pertama
kalinya oleh Mesir pada 18 November 1946. Bung Hatta menulis bahwa kemenangan
diplomasi Indonesia dimulai dari Kairo. Hatta menegaskan bahwa K.H. Abdul Kahar
Mudzakkir adalah salah satu tokoh yang turut “Meratakan jalan sebaik-baiknya” untuk
pengakuan kemerdekaan Indonesia.
● Pasca kemerdekaan 17 Agustus 1945, tidak terjun langsung dalam dunia politik, namun
lebih memilih dunia pendidikan. Abdul Kahar Mudzakir mempelopori lahirnya Sekolah
Tinggi Islam -bersama-sama dengan Moh.Hatta, Moh Natsir, Moh.Roem dan KH Wachid
Hasyim- yang berdiri pada 8 Juli 1945 di Jakarta.
No Nama Tahun SK Asal Makam
184 Ruhana Kuddus 2019 Sumatera Barat Taman Pemakaman
Umum Karet Bivak,
Jakarta
● Rohana Kuddus adalah salah satu pahlawan nasional perempuan yang berasal dari
Sumatera Barat.
● Rohana adalah salah satu tokoh pendidik sekaligus tokoh pers pertama yang
memperjuangkan hak-hak perempuan lewat media cetak melalui koran Soenting Melajoe
yang terbit tahun 1912.
● Ia memperjuangkan Pendidikan bagi kaum perempuan di Minangkabau dengan
mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) dan “Roehana School”
● Rohana Kuddus berhasil menyebarkan pengetahuannya seperti yang selama ini
diimpikannya lewat surat kabar.
No Nama Tahun SK Asal Makam
185 Sultan Himayatuddin 2019 Sulawesi Tenggara Jl. La Buke, Kelurahan
Muhammad Saidi Melai, Kecamatan
Murhum Kota Baubau
● Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi adalah sultan Buton yang dua kali naik tahta
sebagai sultan ke-20 (1750-1752) dan menjadi sultan Buton ke-23 yang memerintah
kembali tahun 1760-1763.
● Demi kebebasan bagi Buton, Sultan Himayatuddin meneruskan perjuangannya dengan
taktik gerilya. Bersama pengikutnya
● Dalam perjalanan gerilya, Sultan Himayatuddin bertemu pada petinggi Kesultanan Buton
dan menyusun strategi perlawanan. Dia membangun pertahanan di Katapi bersama 40
pengikutnya. Dari Katapi, Himayatuddin pindah ke Wakaisua dan membangun benteng
di sana. Menghadapi pasukan Belanda, dia pindah lagi ke kawasan belantara Lakasuba.
Dari sini Himayatuddin merumuskan pola pertahanan baru yang dikenal dengan Perang
Rakyat Semesta
● Sejak tahun 1755, tidak lama setelah perang Buton, Sultan Himayatuddin tinggal menetap
di Siontapina sampai akhir hayatnya di tahun 1776.
No Nama Tahun SK Asal Makam
186 Arnold Mononutu 2020 Sulawesi Utara TMPN Utama Kalibata
● Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu telah terlibat secara aktif dalam dunia pergerakan
nasional sejak ia mengenal cita-cita perjuangan kaum pergerakan, terutama yang
disuarakan oleh Perhimpunan Indonsia. Keterlibatannya dalam dunia pergerakan terus
dilakukannya sampai Indonesia merdeka
● Sebagai seorang yang ada dalam dunia pergerakan, Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu
bersikap konsekuen terhadap perjuangannya. Meskipun oleh pemerintah kolonial
orang tuanya ditekan untuk tidak mengirimkan biaya hidup, ia tidak menghentikan
perjuangannya.
● Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu menjadikan Indonesia merdeka sebagai cita-cita
perjuangannya. a menggunakan posisinya sebagai anggota Parlemen Indonesia Timur
untuk mendukung berdiri dan berdaulatnya negara Republik Indonesia
No Nama Tahun SK Asal Makam
187 Jend.Pol (Purn) 2020 DKI Jakarta Tanah Kusir, Jakarta
R.S.Soekanto Selatan
● Raden Said Soekanto Tjokrodiatmocljo adalah model polisi yang memimpin kepolisian
sejak awal berdirinya Negara RI hingga menjelang masuk ke sistem pemerintahan
demokrasi terpimpin, karya agungnya adalah meletakkan dasar-dasar kepolisian nasional
yang kokoh selama masa kepemimpinannya. Raden Said Soekanto Tjokrodiatmocljo
adalah seorang pemimpin yang mempunyai pandangan yang jauh ke depan. Sejak
pengangkatannya sebagai Kepala Kepolisian Negara senantiasa berusaha membangun
korps kepolisian yang bersifat nasional sebagai bagian dari susunan ketatanegaraan
Indonesia
● Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo telah menjalankan tugas sebagai Kepala
Kepolisian Negara yang dapat menjaga Kamtibmas, dan menegakkan hukum serta
merupakan pejuang kemerdekaan yang menggerakkan seluruh anggota Kepolisian
Negara untuk berperang melawan penjajah yang akan kembali menguasai Indonesia
dengan menegaskan bahwa anggota Polisi adalah kombatan yang ikut berperang
melawan penjajah. Pemikiran dan tindakan Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo dalam
meletakkan fundamen struktur, watak, falsafah sebagai bangunan "kepolisian
nasional" yang dibutuhkan bagi sebuah Negara merdeka dan berdaulat di tengah
ancaman terhadap integritas Republik Indonesia di masa revolusi, perang dan
pergolakan internal dalam negeri merupakan remember history. Kehadirannya telah
membawa warna dan pengaruh yang harus diingat dan dicatat sebagai bagian dari
perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Beliau ditetapkan sebagai Bapak Kepolisian Negara
RI pada tanggal 14 Februari 2001 oleh Presiden Abdurrahman Wahid.
No Nama Tahun SK Asal Makam
188 Macmud Singgirei 2020 Papua Barat Sekar Kokas, Fak-Fak
Rumagesan Papua Barat
● Macmud Singgirei Rumagesan mempunyai kontribusi besar bagi bangsa Indonesia dalam
melawan penjajahan Belanda khususnya perjuangannya untuk mengembalikan Papua
Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi. Awal perjuangannya dimulai ketika diangkat sebagai raja
di Kerajaan Sekar. Sebagai raja Macmud Singgirei Rumagesan sangat memperhatikan
kesejahteraan rakyatnya. Keberpihakannya kepada rakyat ditunjukkan pada saat
Maskapai Colijn milik Belanda yang mengelola tambang di wilayah Kokas. Keberpihakan
kepada rakyat ini membuatnya dianggap menentang pemerintah Belanda yang
berkonsekwensi hukuman penjara selama 15 tahun.
● Keluar dari Penjara pada masa Jepang, kembali Macmud Singgirei Rumagesan
menghadapi ancaman Jepang yang sering berlaku kejam. Macmud Singgirei
Rumagesan menyediakan lahan perkebunan untuk tentara Jepang yang dimaksudkan
agar kepentingan rakyat dapat semaksimal mungkin dilindungi.Setelah Proklamasi 17
Agustus 1945, Macmud Singgirei Rumagesan menunjukkan keberpihakannya kepada
Republik Indonesia. Keberpihakannya tersebut ditunjukkan dengan memerintahkan
penurunan bendera Belanda dari Kokas yang menyebabkan Macmud Singgirei
Rumagesan ditangkap dan dipenjarakan di Sorong oleh Belanda.
● Di Sorong, Macmud Singgirei Rumagesan justru merencanakan perlawanan bersenjata
kepada Belanda sehingga kembali ditangkap dan dipenjara pertama di Sorong dan
kemudian dipindahkan ke Manokwari. Di Manokwari, Macmud Singgirei Rumagesan
dijatuhi hukuman mati tetapi kemudian diubah menjadi hukuman seumur hidup dan
dipindah ke Makasar. Macmud Singgirei Rumagesan dapat bebas setelah Konferensi Meja
Bundar 1949 yang menyepakati berdirinya Republik ndonesia Serikat (RIS).
● Perjuangan Macmud Singgirei Rumagesan belum berakhir karena Papua Barat belum
menjadi bagian dari RI. Macmud Singgirei Rumagesan konsisten memperjuangkan
masuknya Papua Barat sebagai bagian dari RI hingga akhir hayatnya pada 5 Juli 1964.
No Nama Tahun SK Asal Makam
189 Mr. S.M. Amin Nasution 2020 Sumatera Utara Tanah Kusir, Jakarta
Selatan
● Sutan Muhammad Amin Nasution bersama sejumlah tokoh muda lainnya berjuang
mentransformasi semangat "etnonasionalisme" menjadi "nasionalisme" di kalangan
pemuda antara lain dengan memprakarsai fusi berbagai organisasi pemuda kedaerahan
(Jong Sumatra Bond, Jong Java, Jong Ambon, Jong Batak, Jong Minahasa dan sebagainya).
Bersama Muhammad Yamin dan tokoh muda lainnya, Sutan Muhammad Amin Nasution
berperan penting dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan menandatangani naskah
Sumpah Pemuda itu. Menyemai dan memperkuat nasionalisme dan patriotisme di
kalangan anak- anak sekolah menengah "Syu Gakko" yang kemudian menjadi benih
"Tentara Pelajar Aceh." Bersama kelasykaran lain, tentara pelajar ini melakukan
perlawanan terhadap agresi militer Belanda.
● Menyelamatkan kedaulatan bangsa dan negara RI saat agresi militer Belanda dengan
cara memindahkan pemerintahan Sumatra Utara saat agresi militer Belanda dan tetap
melakukan perlawanan militer terhadap Belanda.Menyelesaikan separatisme yang
dilancarkan oleh kelompok "Banteng Hitam," front rakyat dan Komunis; memperjuangkan
penyelesaian konflik Aceh yang diakibatkan oleh gerakan Teungku Daud Beureuh.
● Membangun dan memajukan Propinsi Sumatera Utara dan Riau saat menjadi gubernur
dalam suasana yang sangat sulit. Sutan Muhammad Amin Nasution juga mempelopori
ide Otonomi Daerah.
No Nama Tahun SK Asal Makam
190 Raden Mattaher 2020 Jambi Pemakaman raja-raja
Jambi
● Selama delapan tahun menghadapi Raden Mattaher Belanda telah banyak kehilangan
personel pasukannya, senjata, amunisi,kapal, jukung , logistik dan anggaran belanja.
Untuk menghentikan kehancuran lebih parah dan mengakhiri perlawanan Jambi,tidak ada
cara lain kecuali menangkap Raden Mattaher dalam keadaan hidup ataupun mati. Maka
pada tahun 1907 Belanda mendatangkan bantuan pasukan khusus Marsose dari Batavia,
Ambon, dan Palembang. Pengejaran dilakukan ke seluruh penjuru daerah yang diduga
menjadi tempat pertahanan Raden Mattaher. Segala cara ditempuh tetapi masih juga
belum berhasil. Raden Mattaher sendiri sudah merasa kewalahan untuk bisa lolos karena
penjagaan sudah begitu rapat di seluruh daerah Jambi.
● Para pengikutnya membujuk agar Raden Mattaher meloloskan diri ke Batu Pahat,
Malaysia, tetapi Raden Mattaher selalu menolak, dan kukuh, bahkan bersumpah akan
melawan Belanda sampai tetes darah penghabisan. Taktik intelijen yang canggih dari
pihak Belanda akhirnya berhasil mengendus keberadaan Raden Mattaher, yaitu di rumah
kerabatnya di dusun Muaro, Jambi. Belanda mengepung dusun itu selama 4 hari. Dalam
keadaan genting seperti itu, Belanda masih berupaya membujuk Raden Mattaher agar
menyerah. Tetapi Raden Mattaher tidak menggubrisnya. Akhirnya jalan perang ditempuh.
Baku tembak tidak terhindarkan sampai akhirnya Raden Mattaher bersama seorang
saudara laki-laki dan 5 pengikutnya tewas. Peristiwa itu terjadi pada 1 Oktober 1907.
Berita tentang ini adalah kemenangan besar bagi Belanda dan tentu saja keprihatinan dan
duka bagi rakyat Jambi. Tewasnya Panglima Raden Mattaher menandai berakhirnya
perang Jambi selama 8 tahun. Perlawanan Jambi selanjutnya berubah strategi, dari
pendekatan militer ke pendekatan politik melalui organisasi pergerakan,yakni Sarekat
Islam dan Sarekat Merah.
No Nama Tahun SK Asal Makam
191 Sultan Baabullah 2020 Maluku Utara Foramadiaha,
Ternate,Maluku Utara
● Sultan Baabullah lahir dan tumbuh dalam suasana persaingan antar pedagang rempah-
rempah di Nusantara khususnya di kawasan Maluku. Tidak hanya pedagang asal
Nusantara tetapi juga pedagang asing dari Eropa. Persaingan ini pada gilirannya
menimbulkan keinginan untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah yang sangat
bernilai tinggi. Portugis sangat ingin memonopoli perdagangan rempah-rempah di
Maluku dan Ternate khususnya. Portugis yang awalnya diterima dengan baik di Ternate
lama kelamaan memaksakan monopolinya yang menyebabkan kakek Sultan Baabullah
dibuang ke Goa-India dan bahkan ayahandanya Sultan Khairun dibunuh.
Sultan Baabullah menjadi sangat anti-Portugis dan bertekad mengusirnya dari wilayah
Kesultanannya. Tekad ini dibuktikan dengan mengirim ekspedisi ke berbagai daerah
seperti Ambon dan Buton untuk mengejar orang-orang Portugis. Ekspedisinya ini berhasil.
Ternate pun terbebas dari cengkeraman Portugis pada masa pemerintahan Sultan
Baabullah sehingga berhasil menjadi sentral perdagangan rempah- rempah yang
mempunyai jaringan internasional.

Anda mungkin juga menyukai