Kimia 04KB4 Redoks Dan Elektrokimia

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 48

MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN

ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA


MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
KEGIATAN BELAJAR 4 ................................. Error! Bookmark not defined.
A. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1. Deskripsi Singkat ........................................................................................ 1
2. Relevansi ..................................................................................................... 1
3. Petunjuk Belajar .......................................................................................... 2
B. KEGIATAN INTI.......................................................................................... 3
1. Capaian Pembelajaran ................................................................................. 3
2. Materi Pokok ............................................... Error! Bookmark not defined.
3. Uraian Materi .............................................................................................. 3
4. Contoh dan Non Contoh ............................................................................ 40
5. Forum Diskusi ........................................................................................... 41
C. PENUTUP ................................................................................................... 41
1. Rangkuman............................................................................................... 41
2. Tes Formatif ............................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 44
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF ............. Error! Bookmark not defined.

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

KEGIATAN BELAJAR 4
REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Materi redoks merupakan kegiatan belajar (KB 4) dari modul 4 dan diberi
alokasi waktu 24 jam latihan. Materi ini berhubungan dengan perubahan
bilangan oksidasi atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Kegiatan belajar 4 ini
membahas tentang perkembangan konsep redoks, penyetaraan reaksi redoks,
sel volta/sel galvani, potensial reduksi standar, kespontanan reaksi dan
Elektrolisis.

2. Relevansi
Reaksi redoks tidak hanya bisa kita temukan saat belajar kimia di kelas
atau di laboratorium, tetapi dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya saat anda mencuci pakaian menggunakan zat pemutih tanpa kita
sadari zat pemutih tersebut merupakan salah satu dari reaksi redoks. Oksidator
yang sering digunakan adalah natrium hipoklorit (NaOCl) dan hidrogen
peroksida (H2O2). Oksidator tersebut mampu menghilangkan elektron,
sehingga menyebabkan warna akan hilang.

Gambar 1. Mencuci dicampur dengan pemutih pakaian


(https://sumberbelajar.belajar.kemendikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/reaksi
-redoks-2009/konten5.html )

Gambar 2. Proses pemutihan dengan zat pemutih

1
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

(https://www.slideshare.net/yunanmalifah/makalah-kimia-reaksi-redoks)
Selain pada pemutih pakaian penerapan konsep redoks lainnya dapat kita
temukan pada proses respirasi, fotosintesis, fotografi, baterai dan sel bahan
bakar.

3. Petunjuk Belajar
Proses pembelajaran yang anda ikuti akan berjalan dengan lancar bila anda
mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Pahamilah capaian pembelajaran dan uraian materi pada setiap KB!
b. Untuk lebih memahami materi pembelajaran, bukalah semua jenis media
dan link media pembelajaran yang ada pada KB ini!
c. Untuk memudahkan Anda mengingat kembali uraian materi, maka bacalah
rangkuman pada KB ini!
d. Kerjakanlah tes formatif yang terdapat pada KB ini untuk menguji apakah
Anda sudah sampai ke tujuan pembelajaran!
e. Ikutilah forum diskusi dengan sungguh-sungguh karena aktivitas Anda
dalam berdiskusi akan dinilai oleh instruktur!
f. Jawaban Anda bisa dicek pada kunci jawaban (kunci jawaban dapat dilihat
pada akhir KB 4 modul ini).
g. Apabila Anda telah memperoleh nilai di atas 80, silahkan lanjut dengan
mengerjakan tes sumatif! Jika belum mencapai 80, pelajari kembali
kegiatan sebelumnya! Point untuk masing-masing nilai tugas dan tes akhir
sudah ada pada naskah soal. Nilai akhir kegiatan belajar untuk modul ini
ditentukan oleh rata-rata nilai setiap kegiatan.

KB1  KB2  KB3  KB4


NA kegiatan 
4

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

B. KEGIATAN INTI
1. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda mampu menganalisis
hubungan struktur materi dengan sifat-sifat dinamis, kereaktifan, energi dan
fungsi dalam berbagai perubahan kimia.
2. Materi Pokok
a. Reaksi redoks
b. Sel volta
c. Sel elektrolisis
3. Uraian Materi
a. Reaksi Redoks
1) Konsep Redoks
Tahukah Anda bahwa istilah oksidasi dan reduksi sudah lama
digunakan untuk menjelaskan suatu reaksi. Istilah oksidasi mulai
dikenal pada abad 19. Istilah oksidasi digunakan untuk menjelaskan
suatu zat bersenyawa dengan oksigen, contohnya pembakaran bahan
bakar kayu pada waktu tertentu dinamakan dengan oksidasi. Sedangkan
untuk istilah reduksi berasal dari kata reduco yang berarti
mengambilkan. Mulanya kata reduksi digunakan dalam metalurgi
dalam proses mendapat kembali logam dari bijihnya.
Istilah oksidasi dan reduksi bisa dikemukakan juga berdasarkan
reaksi berikut. Reaksi pembakaran gas alam CH4 dan pembakaran
bensin dalam mesin kendaraan bermotor dan reaksi pembakaran
magnesium dalam udara.
CH4(g) + 2O2(g)→ CO2(g) + 2H2O(g)

2 C8H18 (g) + 25O2(g)→ 16CO2(g) + 18H2O(g)

2Mg(s) + O2 (g) → 2MgO(s)

Berdasarkan reaksi di atas bisa kita lihat bahwa saat metana


(CH4) terbakar, gas ini bereaksi dengan oksigen dan melepaskan

3
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

hidrogen. Proses melepaskan atau menghilangkan hidrogen kita sebut


juga dengan reaksi oksidasi. Sedangkan reaksi yang berhubungan
dengan penguraian zat dengan melepaskan oksigen kita namakan
dengan reduksi. Contoh reaksi reduksi adalah sebagai berikut:

2HgO(s)→2Hg (l) + O2 (g)

Coba Anda perhatikan reaksi antara magnesium dengan uap air


berikut yang menghasilkan magnesium oksida dan hidrogen.

Mg(s) + H2O(g)→ MgO(s) + H2 (g)

Berdasarkan reaksi ini dapat kita lihat bahwa magnesium


bereaksi dengan oksigen, sedangkan air melepaskan oksigen. Jadi dari
reaksi ini coba anda tentukan manakah yang mengalami oksidasi? dan
manakah yang mengalami reduksi?
Seiring dengan perkembangan ilmu kimia, konsep oksidasi
reduksi yang semula hanya menyangkut pengikatan atau pelepasan
oksigen kini diperluas menjadi reaksi yang melibatkan elektron dan
bilangan oksidasi unsur. Apabila suatu reaksi melepaskan elektron dan
bilangan oksidasi unsur menjadi bertambah atau naik, maka reaksi
ini disebut dengan oksidasi. Dan sebaliknya jika reaksi menangkap
elektron dan bilangan oksidasi unsur menjadi berkurang atau
turun, maka reaksi disebut dengan reduksi.
Jadi bisa kita simpulkan bahwa reaksi redoks adalah reaksi
transfer elektron antar spesi yang bereaksi dalam reaksi kimia. Spesi
yang memberikan elektron akan mengalami oksidasi disebut reduktor
dan spesi yang menerima elektron akan mengalami reduksi disebut
oksidator. Setiap reaksi redoks pasti mengalami reaksi oksidasi dan
reduksi. Jadi, reaksi reduksi tidak bisa tanpa terjadi reaksi oksidasi dan
sebaliknya.

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Gambar 3. Contoh reaksi redoks (pembentukan senyawa ion)


(Silberberg, 2009: 158)
Pada pembentukan senyawa kovalen dari unsur-unsurnya, juga
terjadi perpindahan elektron tetapi lebih kepada pergeseran muatan
elektron daripada transfer elektron. Contohnya pada pembentukan gas
HCl:
H2(g) + Cl2 (g) → 2 HCl(g)
Untuk melihat perpindahan elektronnya, bandingkan distribusi muatan
elektron pada reaktan dan produk pada Gambar 4!.

Gambar 4. Contoh reaksi redoks (pembentukan senyawa kovalen)


(Silberberg, 2009: 158)
Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat kita lihat bahwa ikatan pada
molekul H2 dan Cl2 adalah ikatan kovalen karena adanya pemakaian
bersama sepasang elektron. Dalam molekul HCl elektron dipakai
bersama namun tidak terdistribusi secara merata ke atom H dan atom Cl
karena atom Cl menarik elektron lebih kuat daripada atom H. Oleh
karena itu, dalam molekul HCl muatan elektron H lebih rendah
daripada muatan elektron pada molekul H2 dan muatan elektron Cl
lebih besar daripada molekul Cl2. Dengan kata lain, pada pembentukan
HCl, terdapat pergeseran muatan elektron dari atom H ke atom Cl.
Walaupun pergeseran elektron ini tidak menyebabkan transfer elektron

5
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

seperti pada pembentukan senyawa ion (seperti pada Gambar 3), reaksi
ini tetap disebut sebagai reaksi redoks. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada video animasi
(https://www.youtube.com/watch?v=cyEEEq5-FCg&t=81s).

2) Oksidator dan Reduktor


Oksidator (zat pengoksidasi) merupakan zat yang mengoksidasi
zat lain, sedangkan reduktor (zat pereduksi) merupakan zat yang
mereduksi zat lain. Hubungan oksidator, reduktor, perubahan bilangan
oksidasi dan perubahan elektron bisa kita lihat pada Tabel 1. Dalam
suatu reaksi oksidator mengalami reduksi sedangkan reduktor
mengalami oksidasi.
Tabel 1.Hubungan Oksidator, Reduktor, Perubahan Bilangan Oksidasi
dan Perubahan Elektron
Bilangan Perubahan elektron
Oksidasi
Oksidasi bertambah Elektron berkurang
Reduksi berkurang Elektron bertambah
Oksidator berkurang Elektron bertambah
Reduktor bertambah Elektron berkurang
Zat yang dioksidasi bertambah Elektron berkurang
Zat yang direduksi berkurang Elektron bertambah
(Achmad, 2001: 5)

Gambar 5. Oksidasi dan Reduksi


(Brown et al, 2012: 132)
Agar lebih memahami tentang oksidator dan reduktor silahkan Anda
perhatikan contoh berikut.
1. 2Na2S2O3(aq) + I2(l) → 2NaI(s) + Na2S4O6(aq)

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

2. K2Cr2O7 (l) + 14HCl(l) →3Cl2(g) + 2KCl(s) + 2CrCl3 (aq) + 7H2O(l)


Jawab :
1. a. Zat yang dioksidasi : Na2S2O3
b. Zat yang direduksi : I2
c. Oksidator : I2
d. Reduktor : Na2S2O3
2. a. Zat yang dioksidasi : HCl
b.Zat yang direduksi : K2Cr2O7
C. Oksidator : K2Cr2O7
d. Reduktor : HCl

3) Setengah reaksi
Suatu reaksi redoks terdiri atas dua setengah reaksi yaitu setengah
reaksi oksidasi dan setengah reaksi reduksi. Coba anda perhatikan
contoh berikut.
Contoh :
Reaksi oksida ion iodida oleh kalium dikromat dalam suasana asam.
6I- (aq) → 3I2 (aq) + 6 e
Setengah reaksi redoks :
Cr2O72-(aq) + 14 H+(aq)+6 e → 2Cr3+ (aq) + 7H2O(l)
Jumlah kedua setengah reaksi,
Cr2O72-(aq) + 6I- (aq) + 14 H+(aq) → 2Cr3+ (aq) + 3I2 (aq) + 7H2O(l)

4) Bilangan Oksidasi
Hirarki dalam menentukan bilangan oksidasi
 Bilangan oksidasi
 Atom dari unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi 0
 Logam golongan IA, IIA, IIIA mempunyai bilangan oksidasi +1, +2,
+3 secara berurutan
 H dan F dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +1 dan -1
secara berurutan

7
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

 Oksigen mempunyai bilangan oksidasi -2 unsur-unsur golongan VIIA


punya bilangan oksidasi -1
 Unsur-unsur golongan VIA punya bilangan oksidasi -2
 Unsur-unsur golongan VA punya bilangan oksidasi -3
 Jika terdapat konflik antara dua dari aturan ini, pilih aturan dengan
nomor terendah dan abaikan aturan dengan nomor yang lebih tinggi.
Silahkan Anda tentukan berapa bilangan oksidasi N pada NaN 3
untuk menambah pemahaman anda dalam menentukan bilangan
oksidasi.

5) Reaksi Disproporsionasi
Reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi simultan oleh suatu spesi
disebut reaksi disproporsionasi atau reaksi autoredoks. Reaksi ini terjadi
pada unsur yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari dua, diantara
bilangan oksidasi tertinggi dan terendah saling bereaksi.
2H+ (aq) + Cu2O(s) → Cu(s)+ Cu2+(aq) + H2O(l)

(+1) (0) (+2)

Cl2(g)+ 2OH-(aq) → ClO-(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)

(0) (+1) (-1)

2H+(aq) + Cl-(aq) + ClO-(aq) → Cl2(g) + H2O(l)

(-1) (+1) (0)

2Cu+(aq) → Cu2+(aq) + Cu(s)

(+1) (+2) (0)

2H+(aq) + 3NO2-(aq) → NO3- (aq) + 2NO(g) + H2O(l)

(+3) (+5) (+2)

6) Penyetaraan Reaksi Redoks


Prinsip penyetaraan reaksi redoks adalah jumlah elektron yang
dilepaskan oleh reduktor sama dengan jumlah elektron yang diterima

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

oleh oksidator. Ada dua cara yang bisa kita gunakan untuk menyetarakan
reaksi redoks, yaitu cara setengah reaksi dan cara perubahan bilangan
oksidasi. Kita akan membahas cara setengah reaksi terlebih dahulu.
 Cara Setengah Reaksi
Cara setengah reaksi ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
1) Setiap persamaan reaksi redoks merupakan penjumlahan dua
setengah reaksi
2) Dalam persamaan reaksi redoks yang sudah setara, jumlah elektron
yang dilepaskan pada oksidasi sama banyak dengan jumlah elektron
yang diterima pada reduksi
3) Tahapannya :
 Menuliskan kerangka setengah reaksi
 Mengimbangkan setiap stengah reaksi
 Menjumlahkan kedua setengah reaksi
Contoh :
1. Setarakan reaksi yang berlangsung dalam suasana asam berikut.
H2SO3(aq) + HNO2(l) →NO(g) + SO42-(aq)
Tahap 1 menulis kedua kerangka setengah reaksi
H2SO3(l) → SO42- (pereduksi H2SO3 dioksidasi menjadi SO42-)
HNO2 (l)→ NO (pengoksidasi HNO2 direduksi menjadi NO)
Tahap 2 mengimbangkan setiap setengah reaksi
a) Menambahkan H2O untuk mengimbangkan O
H2SO3(l) + H2O(l) → SO42-(aq)
HNO2 (l)→ NO(g) + H2O(l)
b) Menambahkan H+ untuk mengimbangkan H
H2SO3(l)+ H2O(l) → SO42(aq)- + 4H+(aq)
HNO2(l) + H+(aq) → NO(g) + H2O(l)
c) Menambahkan elekron untuk mengimbangkan muatan
H2SO3(l) + H2O(l) → SO42-(aq)+ 4H+(aq) + 2e
HNO2 (l)+ 2H+(aq) + e → NO(g) + H2O(l)
Tahap 3 menjumlahkan kedua setengah reaksi

9
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

H2SO3(l) + H2O(l) → SO42-(aq)+ 4H+(aq) + 2e


2HNO2(l) + 2H+(aq) + 2e → 2NO + 2H2O(l)
H2SO3 + 2HNO2 → SO42-(aq) + 2NO(g) + 2H+(aq)+ H2O(l)
2. Setarakan reaksi yang berlangung dalam suasana basa
HPO32-(aq) + OBr-(aq) → Br- (aq)+ PO43-(aq)
Tahap 1
HPO32-(aq) → PO43-(aq)
OBr- (aq)→ Br-(aq)
Tahap 2
a) HPO32- (aq)+ H2O(l) → PO43-(aq)
OBr- (aq)→ Br- (aq)+ H2O(l)
b) Pada tahap ini seperti pada suasana, kemudian menghilangkan
H+ dengan menambahkan jumlah ion OH - yang sama banyak di
kedua ruas.
HPO32- (aq)+ H2O(l) → PO43-(aq) + 3H+(aq)
3OH-(aq) → 3OH-(aq)
HPO32-(aq) + 3OH-(aq) → PO43-(aq) + 2H2O(l)

OBr-(aq) + 2H+(aq) → Br-(aq) + H2O(l)


2OH-(aq) → 2OH-(aq)
OBr- (aq)+ H2O(l) → Br-(aq) + 2OH-(aq)
c) HPO32-(aq) + 3OH- (aq)→ PO43-(aq) + 2H2O(l) + 2e
OBr- (aq)+ H2O(l) + 2e → Br-(aq) + 2OH-(aq)
Tahap 3
HPO32-(aq) + 3OH-(aq) → PO43-(aq) + 2H2O(l) + 2e
OBr-(aq) + H2O(l) + 2e → Br-(aq) + 2OH-(aq)
HPO32-(aq) + OBr-(aq) + OH-(aq) → PO43-(aq) + Br-(aq) + H2O(l)

 Cara Perubahan Bilangan Oksidasi


Cara ini dilakukan melalui beberapa tahapan.
1) Tulis pereaksi dan hasil reaksi

10

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

2) Tandai unsur-unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi


3) Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi
diruas kiri dan ruas kanan persamaan reaksi.
4) Hitung jumlah berkurangnya dan bertambahnya bilangan oksidasi
5) Samakan jumlah berkurangnya dan bertambahnya bilangan oksidasi
6) Samakan jumlah muatan diruas kiri dan ruas kanan dengan menambahkan
H+ bila larutan bersifat asam atau OH- bila larutan bersifat basa
7) Tambahkan H2O untuk menyamakan jumlah atom H diruas kiri dan ruas
kanan

Contoh :
1. Setarakan reaksi berikut berlangsung dalam suasana asam !
Fe2+(aq) + MnO4-(aq) → Fe3+(aq) + Mn2+(aq)
Tahap 1
Fe2+(aq) + MnO4-(aq) → Fe3+(aq) + Mn2+(aq)
Tahap 2,3
Fe2 (aq) MnO 4 (aq) Fe3 (aq) Mn 2 (aq)
2
 7
 3
 2

Tahap 4
-5

Fe2(aq) MnO 4 (aq) Fe3(aq) Mn 2(aq)


2
 7
 3
 2

+1
Tahap 5
5 Fe2+(aq) + MnO4-(aq) → 5Fe3+(aq) + Mn2+ (aq)
Tahap 6
5 Fe2+(aq) + MnO4-(aq) + 8H+(aq)→ 5Fe3+(aq) + Mn2+ (aq)
Tahap 7
5 Fe2+(aq) + MnO4-(aq) + 8H+(aq)→ 5Fe3+(aq) + Mn2+(aq) + 4H2O(l)

2. Setarakan reaksi berikut dalam suasana basa !

11
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Al(s) + NO3-(aq) → AlO2 -(aq)+ NH3(l)


Tahap 1
Al(s) + NO3-(aq) → AlO2 -(aq)+ NH3(l)
Tahap 2,3

Al(s) NO 3(aq) AlO 2 (aq) NH 3(l)
0
 5
 3
 3

Tahap 4
-8

Al(s) NO 3(aq) AlO 2 (aq) NH 3(l)
0
 5
 3
 3

+3

Tahap 5
8Al(s) + 3NO3-(aq)→ 8 AlO2-(aq) + 3NH3(l)
Tahap 6
8Al(s) + 3NO3-(aq) + 5OH-(aq) → 8AlO2 -(aq)+ 3NH3(l)
Tahap 7
8Al(s) + 3NO3-(aq) + 5OH- (aq)+ 2H2O(l) → 8AlO2-(aq)+ 3NH3(l)

7) Ekivalen Redoks
Suatu ekivalen oksidator (zat pengoksidasi) adalah sejumlah
oksidator yang dapat menerima satu mol elektron. Suatu ekivalen
reduktor (zat pereduksi) adalah sejumlah reduktor yang dapat memberi
satu mol elektron. Dalam suatu reaksi redoks.
 Jumlah elektron yang diterima sama dengan jumlah elektron yang
diberikan.
 Satu ekivalen oksidator bereaksi dengan satu ekivalen reduktor
 Massa satu ekivalen oksidator sama dengan berat satu mol dibagi
dengan jumlah elektron yang diterima
 Massa satu ekivalen reduktor sama dengan berat satu mol dibagi
dengan jumlah elektron yang dilepaskan.
Contoh: Massa ekivalen oksidator dan reduktor

12

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

1. KMnO4 berubah menjadi Mn2+


Reaksi: MnO4 - → Mn2+
+7 +2

1 mol MnO4 - membutuhkan 5 mol elektron untuk menjadi Mn2+


Massa molar KMnO4 = 158,03 g/mol
158,03 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Massa 1 ekivalen KMnO4 (oksidator) = = 31,606 𝑔
5 𝑚𝑜𝑙

2. H2S dioksidasi menjadi belerang


Reaksi: S2- → S
-2 0

1 mol H2S melepaskan 2 mol elektron untuk menjadi S


Massa molar H2S = 34,08 g/mol
34,08 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Massa 1 ekivalen H2S = = 17,04 𝑔
2 𝑚𝑜𝑙

b. Sel Elektrokimia
Reaksi redoks spontan dapat kita manfaatkan sebagai sumber energi
listrik, sebaliknya arus listrik dapat digunakan untuk melangsungkan reaksi
redoks tak spontan. Jika lempengan Zn dicelupkan ke dalam larutan Cu 2+
yang berwarna biru, seperti yang dapat kita lihat pada Gambar 6, akan
terjadi reaksi redoks spontan yang mudah diamati, dimana terjadinya
perubahan warna larutan Cu2+ dari biru menjadi hampir tidak berwarna.

Gambar 6. Sepotong logam Zn dicelupkan ke dalam larutan Cu2+

13
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

(Silberbeg, 2009: 929)


Reaksi ini merupakan reaksi spontan. Sementara reaksi sebaliknya
merupakan reaksi yang tidak spontan. Umtuk lebih jelas dapat dilihat pada
video animasi
(https://www.youtube.com/watch?v=gdrRSUdGUuI&t=170s).
1) Sel Volta dan Susunannya
Reaksi redoks spontan dapat digunakan sebagai sumber listrik.
Perlu diingat bahwa arus listrik adalah aliran elektron. Tiap elektron
membawa muatan listrik sebesar 1,6 x 10-19 Coulomb. Pada sel elektrokimia,
agen pengoksidasi (oksidator) dan agen reduksi (reduktor) diatur sedemikian
rupa sehingga mereka dapat bereaksi hanya jika elektron mengalir melalui
suatu konduktor luar dari reduktor ke oksidator. Sel elektrokimia tersebut
dikenal sebagai sel volta atau sel Galvani. Gambar 7 merupakan contoh sel
volta.

14

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Gambar 7. Suatu rangkaian Sel Volta, yang mengubah energi reaksi redoks
menjadi energi listrik (Silberbeg, 2009: 931)
Pada Gambar 7, logam Zn dicelupkan ke dalam larutannya yang
mengandung ion Zn2+, sedangkan logam Cu dicelupkan ke dalam larutannya
yang mengandung ion Cu2+. Logam seng dan tembaga pada sel ini
merupakan elektroda. Elektroda mengalirkan arus listrik (elektron) masuk
atau keluar dari suatu larutan. Elektroda terbagi dua, yaitu anoda dan
katoda. Anoda merupakan elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi.
Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang membebaskan elektron. Karena
elektron dibebaskan dari anoda maka anoda dilambangkan dengan muatan
negatif. Sementara, katoda merupakan elektroda tempat terjadi reaksi reduksi.
Karena anoda dilambangkan dengan muatan negatif maka katoda
dilambangkan dengan muatan positif.
Dua buah setengah reaksi terjadi dalam gelas kimia terpisah, masing-
masing disebut setengah sel. Pada Berdasarkan harga potensial reduksinya,
Cu mempunyai harga potensial reduksi yang lebih besar dibandingkan Zn.
Oleh karena itu logam Zn akan lebih mudah teroksidasi. Oksidasi logam Zn
melepaskan 2 elektron menjadi ion Zn2+. Ion Zn2+ ini akan larut sehingga
jumlah logam Zn berkurang. Elektron-elektron yang dibebaskan oleh logam
Zn melewati kawat ke arah logam Cu sehingga ion Cu2+ tereduksi menjadi
Cu. Hal ini menyebabkan jumlah logam Cu bertambah. Reaksi redoks yang
terjadi dapat kita tulis sebagai berikut:
Pada Anoda : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e
Pada Katoda: Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Reaksi ini menyebabkan konsentrasi ion Zn2+ dalam setengah sel
meningkat, sehingga muatan positif dalam larutan Zn2+ bertambah.
Sementara, konsentrasi ion Cu2+ menurun pada setengah sel yang lain karena
ion Cu2+ tereduksi menjadi Cu sehingga jumlah ion positif (Cu2+) m enjadi
berkurang di dalam larutan, sehingga jumlah ion negatif (SO 42-) menjadi lebih
besar dari ion positif. Karena ketidakseimbangan muatan ini, aliran elektron
dalam kabel akan sangat cepat berhenti. Oleh karena itu, dibutuhkan

15
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

jembatan garam untuk menetralkan kembali muatan-muatan yang berlebih


pada masing-masing setengah sel tersebut. Pada Gambar 7, garam yang
digunakan pada jembatan garamnya adalah Na2SO4. Kelebihan muatan positif
akibat bertambahnya jumlah ion Zn2+ pada salah satu setengah sel akan
dinetralkan oleh ion SO42-. Kelebihan muatan negatif akibat berkurangnya ion
Cu2+ pada setengah sel yang lain dinetralkan oleh ion Na+. Ada notasi singkat
untuk merepresentasikan sel elektrokimia. Untuk sel ditunjukkan pada
Gambar 7 dengan reaksi redoks
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn 2+ (aq) + Cu(s)
dinyatakan dengan notasi:
(anoda) JG (katoda)
Zn(s)I Zn2+(aq) II Cu2+ (aq) I Cu(s)

Istilah-istilah yang biasa digunakan untuk sel volta adalah :


1. Elektroda adalah penghantar listrik dan reaksi berlangsung dipermukaan
elektroda
2. Anoda adalah elektroda dimana terjadi reaksi oksidasi
3. Katoda adalah elektroda dimana terjadi reaksi reduksi
4. Elektrolit adalah larutan yang menghantar listrik dan muatan listrik
diangkat oleh ion yang bergerak.

Dalam sel volta:


 Anoda disebut elektroda negatif diberi tanda (-)
 Katoda disebut elektroda positif diberi tanda (+)
 Elektron mengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif melalui
sirkuit luar.
Video tentang proses yang terjadi pada sel volta dapat dilihat pada
https://www.youtube.com/watch?v=C26pH8kC_Wk
https://www.youtube.com/watch?v=gdrRSUdGUuI&t=170s

2) Potensial Sel

16

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Sel volta merupakan sel yang merubah perubahan energi bebas suatu
reaksi spontan menjadi energi kinetik dari elektron (disebut juga sebagai
energi listrik) yang mengalir melalui suatu sirkuit. Energi listrik ini sebanding
dengan perbedaan potensial listrik antar dua elektroda, yang disebut potensial
sel (Esel); yang juga dikenal sebagai voltage sel atau electromotive force
(emf).
Pada Gambar 7, kira-kira mengapa elektron dapat berpindah secara
spontan dari Zn ke Cu2+? Untuk menjelaskan hal ini, aliran elektron dapat
dianalogikan dengan aliran air pada air terjun. Air mengalir secara spontan
karena adanya perbedaan energi potensial antara atas dan bawah air terjun.
Elektron juga mengalir secara spontan karena adanya perbedaan energi
potensial. Energi potensial elektron pada anoda lebih besar daripada katoda.
Oleh karena itu, elektron mengalir ke arah elektroda dengan potensial listrik
yang lebih positif secara spontan. Perbedaan energi potensial per muatan
listrik antar dua elektroda diukur dalam Volt (V). Jika dua elektroda
mempunyai beda potensial 1 V, dihasilkan kerja sebesar 1 J per setiap muatan
yang berpindah antar elektroda.
J
1V  1
C
(Ingat kembali bahwa 1 elektron mempunyai muatan 1,6 x 10-19C)
Perbedaan potensial antara dua elektroda dari sel volta disebut dengan
potensial sel (E0sel). Karena perbedaan potensial ini menyebabkan elektron
berpindah melalui sirkuit, potensial ini disebut juga dengan electromotif
(causing elektron motion, menyebabkan elektron berpindah) force, atau emf.
Karena Esel mempunyai satuan volt, sering juga diistilahkan dengan voltage.
Potensial sel untuk setiap sel volta selalu bernilai positif. Nilai ini
bergantung pada reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda, konsentrasi
reaktan dan produk, suhu. Jika berada pada suhu 25oC maka disebut sebagai
keadaan standar. (Ingat bahwa keadaan standar merupakan keadaan pada
tekanan 1 atm untuk gas dan konsentrasi 1M jika dalam bentuk larutan).
Potensial sel pada keadaan standar disebut sebagai potensial sel standar atau

17
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

emf standar dan dilambangkan dengan Eosel. Untuk sel volta Zn-Cu pada
Gambar 4, potensial sel standar pada suhu 25oC adalah +1,10 V.
Zn(s) + Cu2+(aq,1M)→Zn2+(aq,1M) + Cu(s) Eosel = +1,10 V

3) Potensial Reduksi Standar


Potensial sel standar dari sel volta bergantung pada katoda dan anodanya.
Kita dapat mentabulasi potensial sel standar dengan mengkombinasikan jenis
katoda dan anodanya. Namun, hal ini tidak perlu dilakukan karena kita juga
dapat menentukan potensial standar suatu setengah sel kemudian
menggunakan harganya untuk menentukan E osel. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa potensial sel merupakan perbedaan antara dua-setengah sel.
Dengan perjanjian, potensial elektroda yang diukur adalah potensial dari
reaksi reduksi pada elektroda tersebut. Sehingga data yang didapatkan
ditabulasikan sebagai potensial sel standar dari setengah sel yang mengalami
reduksi, diistilahkan dengan potensial reduksi standar, dilambangkan dengan
Eored. Potensial sel standar merupakan potensial reduksi reaksi pada katoda,
Eored(katoda) dikurangi dengan potensial reduksi pada anoda , E ooks(anoda):
Eosel = Eored(katoda) - Eooks(anoda)
Kita tidak mungkin dapat mengukur potensial reduksi standar secara
langsung. Jika kita menandai suatu potensial reduksi standar suatu setengah
reaksi tertentu dan nilai ini dijadikan patokan maka kita bisa menentukan
potensial reduksi standar dari setengah sel lainnya yang relatif terhadap nilai
patokan tersebut. Dengan perjanjian, setengah reaksi yang dijadikan patokan
adalah reaksi reduksi H+(aq) menjadi H2(g) pada keadaan standar dengan
nilai potensial reduksi standar = 0 V. Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut:
2H+ (aq,1M) + 2e- → H2 (g,1 atm) Eored = 0 V
Suatu elektroda dirancang untuk menghasilkan setengah-reaksi ini
sehingga disebut sebagai elektroda hidrogen standar (Standard Hydrogen
Electrode, SHE). Gambar SHE dapat dilihat pada Gambar 8. SHE terdiri atas
kawat platina yang dihubungkan dengan platina foil yang berperan sebagai

18

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

permukaan inert tempat terjadinya reaksi. Pada SHE, platinum berinteraksi


dengan 1 M H+(aq) dan gas hidrogen pada tekanan 1 atm. SHE dapat
bertindak sebagai anoda maupun katoda, tergantung pada sifat elektroda
lainnya.

Gambar 8. Elektroda Hidrogen Standar (SHE)


(Petrucci, 2010: 869)

Gambar 9. Sel Volta dengan setengah-selnya SHE


(Silberbeg, 2009: 936)
Gambar 9 diatas memperlihatkan sel volta yang menggunakan SHE.
Reaksi spontannya adalah:
Zn(s) + 2H+(aq) →Zn2+(aq) +H2(g)
Ketika sel ini bekerja pada keadaan standar, Eoselnya mempunyai harga
+0,76 V. Karena Eored H2 = 0 V, maka:
Eosel = Eored H2 - Eooks Zn
+ 0,76 V = 0 - Eooks Zn
Eooks Zn = - 0,76 V

19
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Oleh karena itu, potensial reduksi standar Zn2+ menjadi Zn adalah -


0,76 V:
Zn2+ (aq, 1 M) + 2e → Zn(s) Eored = - 0,76 V
Kita menuliskan reaksi ini sebagai reaksi reduksi walaupun reaksi
Zn pada Gambar 9 merupakan reaksi oksidasi. Dengan mengingat
perjanjian yang telah dibahas bahwa: saat menentukan potensial-setengah
reaksi, kita membuat reaksinya sebagai reaksi reduksi. Setengah-reaksi
ini merupakan reaksi reversibel; dapat terjadi reaksi atau oksidasi. Oleh
karena itu, setengah-reaksi terkadang ditulis dengan dua panah (  )
antara reaktan dengan produk, seperti reaksi kesetimbangan. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada video animasi
(https://www.youtube.com/watch?v=i5Y8PS0FOvs)
Potensial reduksi standar untuk setengah-reaksi yang lain dapat
ditentukan dengan cara yang sama dengan Zn di atas. Tabel 2 merupakan
daftar beberapa potensial reduksi standar yang dapat dikombinasikan
untuk menghitung Eosel sejumlah sel volta.
Tabel 2. Daftar beberapa potensial reduksi standar

20

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

(Chang, 670: 2011)

Contoh Soal:
Pada reaksi redoks berikut:
Cr2O72-(aq) + 14 H+(aq) + 6 I-(aq) → 2 Cr3+(aq) + 3 I2(s) + 7 H2O(l)
Logam platinum dibenamkan pada masing-masing setengah sel sebagai
elektroda.
Tentukanlah:
a. Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda!
b. Eosel berdasarkan data pada Tabel 1.
Jawab:
a. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda, kita
dapat membuat masing-masing setengah reaksi dari reaksi redoks
ini. Setengah reaksi yang merupakan reaksi reduksi terjadi di
katoda dan setengah reaksi yang merupakan reaksi oksidasi terjadi
di anoda.
Katoda (+) : Cr2O72-(aq) + 14 H+(aq) + 6e → 2 Cr3+(aq) + 7 H2O(l)
Anoda (-) : 6 I- → 3 I2(s) + 6e
b. Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa potensial reduksi standar dari
reduksi Cr2O72- menjadi Cr3+ adalah +1,33 V dan untuk reaksi
reduksi I2 menjadi I - adalah +0,54 V.
Eosel = Eored (katoda) - Eooks(Anoda) = 1,33 V – 0,54 V= 0,79 V
Walaupun jumlah I2 pada setengah reaksi dikali 3 agar reaksi setara
kita tidak mengali nilai Eorednya dengan 3. Hal ini disebabkan oleh
Eored merupakan sifat intensif yang tidak bergantung pada jumlah
zat dan tidak bergantung pada koefisien stoikiometri.

21
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Pada sel volta untuk masing-masing setengah reaksi, nilai


potensial reduksi standar memberikan kita informasi untuk memprediksi
apakah reaksi spontan atau tidak. Semakin besar nilai potensial reduksi
standar maka semakin besar kecenderungan terjadinya reaksi reduksi.
Pada keadaan standar untuk setiap sel volta, nilai E ored pada katoda selalu
lebih positif daripada Eored pada anoda. Oleh karena itu, elektron mengalir
secara spontan melalui sirkuit dari elektroda dengan nilai E ored yang lebih
negatif ke elektroda dengan nilai Eored lebih positif.
E sel dan Persamaan Nernst
E sel standar untuk suatu sel sama dengan potensial elektroda standar
elektroda pada katoda dikurangi elektroda standar pada anoda.
E°Sel = E°Kat - E°Ano
Contoh:
Co2+ + 2e  Co E°= - 0,27 V
Ni2+ + 2e  Ni E°= - 0,25 V
Co I Co2+ (1 M) II Ni2+ (1M) I Ni
Reaksi sel,
Co + Ni2+  Co2+ + Ni
E°Sel = E°Kat - E°Ano
= -0,25 V + 0,27 V

= + 0,027 V

Persamaan Nersnt

Untuk reaksi redoks dengan persamaan umum

aA + bB  cC + dD

Persamaan Nersnt,

𝑅𝑇 [𝐶]𝑐 [𝐷]𝑑
E sel = E°Sel - 𝑛 𝐹 ln [𝐴]𝑎 [𝐵]𝑏

2,303 𝑅𝑇 [𝐶]𝑐 [𝐷]𝑑


E sel = E°Sel - log [𝐴]𝑎[𝐵]𝑏
𝑛𝐹

22

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Pada 298 K,
2,303 𝑅𝑇 2,303 𝑥 8,314 𝑥 298
= = 0,0591 V
𝐹 96500

0,0591 [𝐶]𝑐 [𝐷]𝑑


E sel = E°Sel - log [𝐴]𝑎[𝐵]𝑏
𝑛

Dengan menggunakan persamaan Nersnt potensial sel dengan reaksi,

Co + Ni2+  Co2+ + Ni

Sebagai berikut.

0,0591 𝐶𝑜 2+
E sel = E°Sel - log 𝑁𝑖 2+
𝑛

0,0591 𝐶𝑜 2+
E sel = 0,03 - log 𝑁𝑖 2+
2

Untuk sel dengan reaksi,

2 Co + 2 Ni2+  2 Co2+ + 2 Ni

0,0591 (𝐶𝑜 2+ )2
E sel = E°sel - log (𝑁𝑖 2+)2
4

0,0591 (𝐶𝑜 2+ )2
E sel = 0,03 - log (𝑁𝑖 2+)2
4

0,0591 𝐶𝑜 2+
E sel = 0,03 - log 𝑁𝑖 2+
2

Reaksi sel dapat dikalikan dengan suatu bilangan tanpa mengubah harga
DGL.

Cara perhitungan jika salah satu konsentrasi tidak sama dengan 1 M

Jika ICo2+I = 0,01 M; INi2+I = 1 M

0,0591 𝐶𝑜 2+
E sel = 0,03 - log 𝑁𝑖 2+
2

0,0591 0,01
E sel = 0,03 - log
2 1

E sel= 0,03 + 0,059

E sel= 0,089 V

23
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Sel Volta dalam kehidupan sehari – hari :


1. Sel primer (sel Laclace atau sel kering): sel yang reaksinya satu
arah, sel ini setelah digunakan tidak dapat dipakai kembali.
Contoh: sel Leclance atau sel kering, baterai alkali, baterai
merkuri dan baterai nikel kadmium.
Sel Leclance digunakan untuk baterai senter, mainan anak dan
lampu.Sel ini terdiri dari Zn sebagai anoda dan batang grafit
sebagai katoda yang dicelupkan dalam campuran NH4Cl, MnO2
Reaksi pada sel ini adalah sebagai berikut.
Anoda: Zn(s) → Zn2+ (aq) + 2e-
Katoda:2MnO2(s)+2NH4+(aq)+2e-→Mn2O3(s)+2NH3(aq)+ H2O(l)
Zn(s)+ 2MnO2(s)+2NH4+(aq)→ Zn2+ (aq) +Mn2O3(s)+2NH3(aq)+ H2O(l)
Susunan sel dapat dilihat pada Gambar 52.

Gambar 52. Baterai kering (Sel Leclanche) dan


komponennya (Petruci, 2017: 891)
2. Sel sekunder, contoh: Sel penyimpan timbal ( aki ) dan sel bahan
bakar.
Sel penyimpan timbal disebut juga aki, yang banyak digunakan
pada kendaraan bermotor. Anoda dari sel aki adalah logam timbal
( Pb ) dan sebagai katoda adalah timbal oksida (PbO 2). Kedua
elektroda ini dicelupkan dalam larutan H2SO4 encer (konsentrasi
30% berat) pada tempat yang terpisah. Reaksi sel pada saat
dipakai adalah sebagai berikut.

24

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Anoda : Pb(s) + SO42- (aq) → PbSO4 (s) + 2e-


Katoda:PbO2(s)+4H+(aq)+SO42-(aq)+2e-→PbSO4(s)+
H2O(l)
Pb(s)+2SO42- (aq)+PbO2(s)+4H+(aq) → 2PbSO4 (s) +
H2O(l)

Gambar 53. Baterai basah (aki) dan komponennya (Petruci,


2011: 889)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada video animasi berikut.
(https://www.youtube.com/watch?v=sTN33M6BJRM)
c. Korosi
Kita sering melihat logam, misalnya besi yang tidak dirawat dengan
baik, rusak atau berkarat. Kerusakan logam yang ditimbulkan oleh
lingkungan (tanah, air, dan udara) yang jelek disebut korosi. Korosi
mendatangkan kerugian yang besar, karena menyebabkan barang tidak
tahan, tidak indah, dan tidak aman dipakai. Besi merupakan logam yang
terbanyak digunakan, karena mudah didapat, kuat dan murah, tetapi
gampang terkorosi. Besi yang berkarat akan menjadi keropos, karena
prosesnya berlanjutke bagaian dalam, sedangkan diluarnya membentuk
benjolan-benjolan oksida besi yang rapuh.
Secara kimia, korosi adalah reaksi antara logam dengan zat lain yang
menyentuh permukaannya sehingga membentuk oksida logam. Korosi
termasuk reaksi redoks dan prossnya merupakan proses sel Gavani.
Pemicu korosi adalah tetesan air di permukaan logam yang mengandung
oksigen. Air dengan oksigen cenderung tereduksi (O2 + H2O + 4e- 4OH-
), sedangkan besi cenderung teroksidasi (Fe Fe2+ + 2e-) dengan
potensial reduksi masing-masing +0,401 V dan 0,44 V. Oksigen dari udara
akan larut dalam tetesan air, dan konsentrasinya di pinggir tetesan lebih

25
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

besar daripada bagian tengah. Akibatnya, potensial reduksi di pinggir lebih


besar sehingga terjadi reduksi oksigen, bagian pinggir menjadi katoda dan
tengah sebagai anoda dengan reaksi.
Katoda : O2 + H2O + 4e- 4OH-
Anoda : Fe Fe2+ + 2e-
O2 + 2 Fe + H2O Fe2+ + 4OH-
Jika tetesan air mengandung asam, maka reaksi pada katoda.
O2 + 4H+ + 4e- 2H2O
Sedangkan reaksi pada anoda tetap. Itulah sebabnya air yang mengandung
asam akan mempercepat reaksi korosi. Prosesnya tidak berhenti disitu,
tetapi Fe2+ yang larut akan bereaksi pula dengan OH- membentuk padatan
Fe(OH)2.
Fe2+(aq) + 2OH-(aq) Fe(OH)2(s)
Kemudian Fe(OH)2 mudah teroksidasi oleh oksigen dan air.
Fe(OH)2(s) + O2(aq) + 2H2O(l) 4 Fe(OH)3(s)
Padatan Fe(OH)3 ini mudah terhidrasi (menyerap air) menjadi karat
(Fe2O3.XH2O) berupa padatan yang agak cokelat, berongga, dan rapuh.
Pencegahan Korosi
Korosi dapat dicegah atau diperlambat dengan menutup permukaan
logam atau memberi katoda pelindung. Permukaan dapat ditutup dengan
zat lain agar tidak terjadi kontak langsung dengan lingkungan, seperti
memberi cat, mengoleskan lemak atau oli. Cara yang lebih baik adalah
melapisi logam dengan logam yang lain yang tahan korosi melalui teknik
penyepuhan. Logam yang ditutup permukaannya adalah yang
berhubungan langsung dengan udara terbuka, seperti jembatan, kendaraan,
dan pagar besi.
Katoda pelindung biasanya diberikan untuk logam yang tertanam
dalam tanah atau air. logam atau besi itu dihubungkan dengan logam lain
(pelindung) yang lebih mudah teroksidasi dari yang dilindungi, misalnya
magnesium. Elektron yang dibutuhkan O diambil dari magnesium, bukan
besi.

26

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Sebagai tambahan harus diingat bahwa udara yang beruap air tinggi
mempercepat korosi. Oleh sebab itu, disarankan agar barang elektronik
yang mahal dan canggih disimpan di tempat yang kering, misalnya di
ruang ber-AC.
d. Sel elektrolisis
Sel Elektrolisis adalah sel elektrokimia dimana arus listrik (dua
arah) digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tidak spontan. Agar
suatu reaksi berlangsung, diperlukan beda potensial antara kedua
elektroda lebih besar dari 1,1 volt. Diperlukan tambahan potensial yang
cukup besar, sehingga reaksi tak spontan pada sel elektrolisis dapat
berlangsung. Tambahan potensial ini disebut overpotensial. Besarnya
overpotensial sangat bergantung pada berbagai hal seperti jenis spesi zat
yang terlibat dan jenis elektroda yang digunakan.
1. Susunan Sel Elektrolisis

Gambar 12. Sel elektrolisis dari lelehan NaCl


(Brady, 2012: 953)

Sebenarnya, sel elektrolisis tidak memerlukan jembatan


garam sehingga susunan sel lebih sederhana. Komponen utamanya
adalah sebuah wadah, elektroda, elektrolit, dan sumber arus
searah. Elektrolit dapat berupa lelehan senyawa ion atau larutan
elektrolit biasa. Elektron (listrik) memasuki elektrolit melalui
kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam elektrolit menangkap
elekron dari katoda dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi
lain melepas elektron di anoda dan mengalami oksidasi. Pada sel

27
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

elektrolisis, katoda bermuatan negatif karena dihubungkan dengan


sumber arus dengan muatan negatif, sedangkan anoda bermuatan
positif karena dihubungkan dengan sumber arus yang bermuatan
positif. Untuk lebih jelas dapat dilihat video animasi berikut.
(https://www.youtube.com/watch?v=uzYVK7aa5oU)

2. Reaksi-Reaksi Elektrolisis
Reaksi yang terjadi ketika listrik dialirkan melalui elektrolit
disebut reaksi elektrolisis. Elektrolisis dapat diartikan sebagai
peruraian yang disebabkan arus listrik. Jika elektrolitnya
merupakan lelehan senyawa ion, maka kation akan direduksi di
katoda, sedangkan anion dioksidasi di anoda seperti yang terlihat
dalam Gambar 12.

Contoh:
Jika lelehan NaCl dialiri listrik, maka NaCl akan diuraikan menjadi
Na dan Cl2.
Beberapa poin penting dalam elektrolisis lelehan garam:
Katoda : 2Na+(l) + 2 e- → 2Na(l)
Anoda : 2Cl- (l) →Cl2 (g)+2e-
2Na+(l) + 2Cl- (l) → 2Na(l)+Cl2 (g)
1. Elektroda yang digunakan merupakan elektroda inert (C, Pt, atau
Au).
2. Logam akan selalu membentuk ion positif. Ion positif akan
selalu mengarah ke katoda sehingga dinamakan kation.
3. Ketika lelehan senyawa ion (jika kationnya berupa ion logam
dan anionnya berupa ion nonlogam) dielektrolisis, logam akan
selalu terbentuk di katoda dan nonlogam akan terbentuk di
anoda. Contohnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Reaksi-reaksi elektrolisis
Elektrolit Reaksi Reaksi Pada Reaksi Pada
Dekomposisi Katoda Anoda

28

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Lelehan
NaCl 2NaCl(l)→2Na(s)+ Cl2(g) 2Na+(aq) + 2e- → 2Na(s) 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-

Lelehan
KI 2KI(l) → 2K(s) + I2(s) 2K+(aq) + 2e- → 2K(s) 2I-(aq) → I2(s) + 2e-

Lelehan
CuBr2 CuBr2(l) → Cu(s) + Br2(l) Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s) 2Br-(aq) → Br2(l) + 2e-

(Achmad, 2001)
Elektrolisis merupakan cara yang paling ampuh untuk
mendekomposisi senyawa ion sehingga digunakan dalam industri
untuk mengekstrak logam dari bijihnya. Akan tetapi, elektrolisis
membutuhkan energi listrik sehingga produksi logam ini
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Reaksi elektrolisis dalam larutan elektrolit berlangsung lebih
kompleks. Spesi yang bereaksi belum tentu kation atau anionnya,
tetapi mungkin saja air atau elektrodanya. Hal itu bergantung pada
potensial spesi-spesi yang terdapat dalam larutan. Untuk
menuliskan reaksi elektrolisis larutan elektrolit, faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah:
1. reaksi-reaksi yang berkompetisi pada tiap-tiap elektroda.
Spesi yang mengalami reduksi di katoda adalah yang
mempunyai potensial reduksi lebih positif. Spesi yang
mengalami oksidasi di anoda adalah yang mempunyai
potensial reduksi lebih negatif, atau potensial oksidasi lebih
positif.
a. Jenis elektroda, apakah inert atau aktif. Elektroda inert
adalah elektroda yang tidak terlibat dalam reaksi.
Elektroda inert yang sering digunakan yaitu platina dan
grafit.
b. Potensial tambahan yang diperlukan, sehingga suatu
reaksi elektrolisis dapat berlangsung (overpotensial).

29
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Oleh karena itu pada elektrolisis larutan garam contohnya


larutan KI, kita tidak hanya mempertimbangkan kemungkninan
oksidasi dan reduksi elektrolitnya (K+ dan I-) tapi juga harus
mempertimbangkan kemungkinan oksidasi dan reduksi air. Dalam
larutan KI terdapat ion K+, ion I-, dan molekul H2O. Bilangan
oksidasi K pada K+ merupakan bilangan oksidasi tertinggi K,
sehingga K+ tidak bisa lagi dioksidasi. Berarti yang tersisa hanya
ion I - dan molekul H2O yang dapat teroksidasi. Reaksi oksidasi
dan potensial oksidasinya adalah:
2I-(aq) → I2(s) + 2e- Eooks = - 0,535 V
2H2O(l) → O2(g) + 4H+(aq) + 4e- Eooks = -1,229 V

Berdasarkan data ini terlihat bahwa potensial oksidasi I - lebih


besar dari H2O sehingga I - lebih mudah teroksidasi dibandingkan
H2O. Jadi, pada anoda terjadi reaksi oksidasi dari I - yang akan
menghasilkan I2.
Sementara itu, karena I- merupakan bentuk bilangan oksidasi
terendah dari iodin, I - tidak akan bisa tereduksi sehingga pada
katoda hanya terjadi persaingan antara ion K+ dengan H2O.
Reduksi dan potensial reduksinya adalah:
K+(aq) + e-→ K(s) Eored= -2,925 V
2H2O(l) + 2e- →H2(g) + 2OH-(aq) Eored= -0,8277 V
Data ini memperlihatkan nilai potensial reduksi air lebih besar
daripada potensial reduksi K+ sehingga yang akan tereduksi di
katoda adalah H2O. Maka reaksi total untuk elektrolisis larutan KI
adalah:
Katoda:2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)
Anoda: 2I-(aq) → I2(s) + 2e
2H2O(l) + 2I-(aq) → H2(g) + I2(s) + 2OH-(aq)

Suatu hasil percobaan elektrolisis larutan KI dapat dilihat


pada Gambar 13. Pada anoda (sebelah kanan pada gambar)

30

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

oksidasi I- menghasilkan I2 yang berwarna kuning kecoklatan.


Pada katoda, reduksi air menghasilkan gas hidrogen dan ion OH -.
Jumlah ion OH- yang berlebih dalam larutan mengakibatkan
suasana larutan menjadi basa sehingga ketika ditambah indikator
fenolftalein larutan akan berubah menjadi merah muda.

Gambar 13. Hasil percobaan elektrolisis larutan KI


(Moore, et al, 2011)
Untuk lebih jelas dapat dilihat video berikut ini
(https://www.youtube.com/watch?v=q3Z17lZYekI)

3. Elektroda Aktif
Proses elektrolisis yang baru saja dibicarakan, menggunakan
elektroda inert (tidak aktif). Elektroda inert dapat terbuat dari
grafit (C), emas (Au) atau platinum (Pt). Unsur-unsur ini tidak
reaktif sehingga disebut elektroda inert. Artinya unsur-unsur ini
tidak bereaksi dengan elektrolit maupun hasil elektrolisis. Jika
elektroda yang digunakan selain elektroda inert, maka disebut
elektroda aktif. Disebut aktif karena elektrodanya juga ikut
bersaing dengan elektrolit dan air (elektrolitnya berupa larutan)
untuk terlibat dalam reaksi redoks.
Jika elektrodanya berupa logam, maka katoda tidak ikut
bersaing untuk melakukan reaksi reduksi. Hal ini dikarenakan
logam merupakan keadaan dengan bilangan oksidasi 0 yang
merupakan bilangan oksidasi terendah dari logam itu sendiri. Oleh

31
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

karena itu logam tidak lagi dapat tereduksi, sehingga yang akan
bersaing hanya ion positif dengan air (jika elektrolitnya berupa
larutan). Pada anoda, elektrodanya akan ikut bersaing dengan
elektrolit dan air (jika elektrolitnya berupa larutan) dan yang akan
teroksidasi adalah zat yang mempunyai potensial oksidasi terbesar
atau potensial reduksi terkecil
Contohnya adalah proses elektrolisis larutan KI menggunakan
elektroda Zn. Pada katoda, yang bersaing hanya ion K+ dengan air,
sementara Zn tidak. Maka yang akan tereduksi adalah H 2O karena
potensial reduksinya yang lebih besar daripada ion K+. Sementara
pada anoda, zat yang bersaing adalah ion I -, air, dan Zn. Dari nilai
potensial oksidasinya, Zn adalah yang terbesar, sehingga Zn yang
akan teroksidasi. Persamaan reaksi pada elektrodanya adalah:
Katoda: 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)
Anoda: Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
2H2O(l) + Zn(s) → H2(g) + Zn2+(aq) + 2OH-(aq)

Jumlah Zn (anoda) akan berkurang karena Zn tersebut


teroksidasi menjadi Zn2+ yang larut ke dalam larutan. Contoh
reaksi elektrolisis dengan elektroda aktif dapat diklik
https://www.youtube.com/watch?v=cV35DHVeNm8
4. Konstanta Faraday
Arus atau muatan merupakan elektron yang bergerak. Jumlah
muatan ini dihasilkan dari jumlah total muatan elektron yang
terlibat dalam reaksi redoks pada sel elektrokimia. Satu elektron
mempunyai muatan sebesar 1,60218 x 10-19 C. Jika elektron yang
terlibat dalam reaksi redoks tersebut sebanyak 1 mol, maka total
muatannya adalah:
6,02 x 1023 e- x (1,60218 x 10-19 C/e-)=96.485 C

Berarti muatan 1 mol elektron adalah sebesar 96.485 C


(biasanya dibulatkan menjadi 96.500 C). Nilai ini dikenal dengan

32

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

konstanta Faraday (F) untuk menghormati Michael Faraday yang


menemukan nilai ini.

5. Hukum Faraday
Perhitungan-perhitungan di atas mengikuti hukum Faraday.

Hukum Faraday 1:
“Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis berbanding lurus
dengan jumlah listrik yang digunakan ”.

Hukum Faraday 2:
“Jumlah zat yang dihasilkan oleh arus yangsama dalam
beberapa sel yang berbeda sebanding dengan berat ekivalen zat
tersebut“.

Aplikasi Dari Hukum Faraday


Saat arus listrik dialirkan ke larutan AgNO3, logam perak
akan dihasilkan di katoda. Setiap 1 mol Ag+ yang tereduksi
membutuhkan 1 mol elektron dan akan dihasilkan 1 mol logam
Ag:
Ag+(aq) + e- → Ag(s)
1 mol 1 mol 1 mol

Sementara jika larutan Cu(NO3)2 yang di elektrolisis, maka


pada katoda dihasilkan logam Cu. Setiap 1 mol Cu2+ yang
tereduksi membutuhkan 2 mol elektron dan menghasilkan 1 mol
logam Cu:
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
1 mol 2 mol 1 mol
Berdasarkan hal ini, jika kita mengukur jumlah mol elektron
yang mengalir ke sel elektrolisis, kita akan dapat mengetahui
jumlah mol Ag atau Cu yang dihasilkan. Sebaliknya, jika kita
mengetahui jumlah mol Ag atau Cu yang dihasilkan, kita juga bisa
mengetahui berapa mol elektron yang terlibat dalam proses

33
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

elektrolisis tersebut. Jumlah mol elektron yang mengalir selama


reaksi redoks yang terjadi pada sel elektrolisis biasanya ditentukan
secara eksperimen dengan mengukur arus yang digunakan selama
waktu tertentu. Hasil pengukuran ini (arus diukur dengan satuan
Ampere dan waktu dihitung dalam sekon) sama dengan muatan
listrik yang mengalir (satuan Coulomb, C).
Muatan = Arus x waktu
1 coulomb = 1 Ampere x 1 sekon
Q = Ixt
Konstanta Faraday dapat digunakan untuk menentukan jumlah
mol elektron jika diketahui muatan listrik yang mengalir. Jika
terdapat 10 A arus yang mengalir pada sel elektrolisis larutan
AgNO3 selama 965 detik, maka kita dapat mengetahui jumlah Ag
yang dihasilkan di katoda dengan cara:

34

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

1. Mencari muatan yang dihasilkan dari arus listrik tersebut Q = 10


A x 965 s = 9650 As= 9650 C
2. Mencari jumlah mol elektron yang terlibat dari muatan yang
dihasilkan.
1 mol elektron
mol e- = 9650 C x = 0,1 elektron
96500 C
3. Mencari jumlah mol Ag yang dihasilkan. Karena 0,1 mol
elektron yang terlibat dalam reaksi reduksi Ag+ maka Ag yang
dihasilkan juga berjumlah 0,1 mol.
Ag+(aq) + e- → Ag(s)
0,1 mol 0,1 mol
4. Menentukan massa Ag dari mol Ag yang didapatkan. Massa
molar Ag adalah 107,9 g/mol.
107,9 g Ag
Massa Ag = 0,1 mol Ag x = 10,79 g Ag
1 mol Ag
Sehingga massa Ag yang dihasilkan dari elektrolisis larutan
AgNO3 ini adalah 10,79 g.

Contoh soal:
Arus sebesar 1,26 A dilewatkan dalam sel elektrolitik yang berisi
larutan asam sulfat encer selama 7,44 jam. Tuliskanlah reaksi
setengah sel dan hitung volume gas yang dihasilkan pada STP.
Jawab:
Anoda: 2H2O(l) → O2(g) + 4H+(aq) + 4e-
Katoda: 4H+ (aq) + 4e- → 2H2(g)
2H2O(l) → 2H2(g) + O2(g)
Hitung muatan listrik yang dilewati
3600 s 1C
C = 1,26 A x 7,44 jam x x
1 jam 1A
= 3,37 x 104 C
Hitung setiap mol O2 yang terbentuk pada anoda

35
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

1 mol e- 1 mol O2 32 g O2
g O2 = 3,37 x 104 C x x x
96500 C 4 mol e- 1 mol O2

= 2,79 g O2
Volume dari 2,79 g O2 pada STP
nRT
V =
P
2,79 g 1
= x 0,0821 L atm/K mol x 273 K1 𝑎𝑡𝑚
32g/mol

= 1,95 L
Untuk hidrogen
1 mol e- 1 mol H2 2,106 g O2
g H2 = 3,37 x 104 C x x x
96500 C 2 mol e- 1 mol O2

= 0,352 g H2
Volume dari 2,79 g O2 pada STP
nRT 0,352 g 1
V= = x 0,0821 L atm/K mol x 273 Kx1 𝑎𝑡𝑚 = 3,91
P 2,106g/mol

L
6. Kegunaan Elektrolisis
a) Produksi Hidrogen
Hidrogen dapat dihasilkan melalui elektrolisis air dengan
menambah satu atau dua tetes asam sulfat untuk menghasilkan
larutan elektrolit (walaupun konsentrasinya sangat kecil). Reaksi
keseluruhan dari elektrolisis air ini adalah:
2H2O(l)→ 2H2(g) + O2(g) Eosel= -1,24 V
Oksigen dihasilkan di anoda dan hydrogen di katoda.
Voltase minimum yang dibutuhkan adalah 1,24 V (J/C) (tetapi
dalam praktiknya overvoltage membutuhkan voltase yang lebih
tinggi dari 2 V). Jika 1 kg gas H2 (sekitar 11.200 L pada STP)
dihasilkan maka kita dapat menentukan berapa jumlah energi
listrik yang dibutuhkan. Caranya adalah:
1 mol H 2
mol H2 = 11.200 L x = 500 mol H2
22,4 L H 2

36

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

2H2O + 2e- → H2 + 2OH-


1000 mol 500 mol

96500 C
Q = 1000 mol e- x = 9,65 x 107 C
1 mol e -

1. Hitung muatan yang dibutuhkan. Muatan yang dibutuhkan


dapat dicari dari jumlah gas H2 yang diketahui.
2. Mencari energi listrik yang dihasilkan. Diketahui bahwa 1
Joule = 1 volt x 1 coulomb.
Energi listrik = 1,24 V x 9,65 x 107 C = 1,197 x 108 J

Joule dapat dikonversi ke kilowatt jam (kWh) yang merupakan


satuan yang digunakan saat membayar listrik.
1 kWh
1,197 x 108J x  33,25kWh
3,60  10 6 J
Jika 1 kWh berharga Rp. 1467,28,- maka produksi 1 kg gas
hidrogen akan menghabiskan biaya sebesar Rp. 48.787,06,-.
Hidrogen merupakan gas potensial sebagai bahan bakar karena
tidak menghasilkan polutan.
b) Pembuatan klor dan natrium
Gas klor dan natrium dapat dibuat dengan mengelektrolisis
NaCl cair, tetapi untuk mendapatkan Na dan Cl2 yang murni secara
besar-besaran dipakai elektrolisis dengan sel Downs. Alat ini
dibuat sdemikian agar Cl2 dan Na yang terhasil tidak bercampur.
Sel Downs terdiri dari bejana yang diisi NaCl cair (titik lebur
NaCl 801°C) dan di dalamnya terdapat batang anoda (+) di bagian
tengahnya, dan anoda berupa silinder yang berada dalam silinder
lain. Silinder kedua terbuat dari bejana yang berlobang-lobang
untuk masuknya NaCl cair. Akibatnya, daerah katoda terpisah dari
anoda, sehingga di dapat gas Cl2 dan cairan Na yang murni.

37
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

c) Pembuatan natrium hidroksida


Natrium hidroksida dapat dibuat dengan elektrolisis larutan
NaCl, dengan reaksi total:
2NaCl(aq) + H2O(l) H2(g) + Cl2(g) + NaOH(aq)
Disamping menghasilkan larutan NaOH, dalam elektrolisis ini
juga terbentuk gas H2 dan Cl2. Akan tetapi cara ini menghailkan
larutan NaOH yang bercampur dengan NaCl. Untuk mendapatkan
larutan NaOH yang murni, elektrolisis dilakukan dengan alat.
Wadah berisi larutan NaCl, anoda (grafit) dicelupkan ke dalamnya.
Dinding bejana bagian dalam dilapisi asbes dan bagian luarnya
terbuat dari baja berpori sebagi katoda. Pada anoda terbentuk gas
Cl2 yang dialirkan ke pipa atas, sedangkan pada katoda terbentuk
gas H2 dan NaOH yang menetes. Larutan NaOH terkumpul dalam
bejana besar bagian bawah, dan gas H2 naik ke pipa yang lain di
bagian atas.
d) Pembuatan aluminium, magnesium, dan tembaga
Aluminium adalah logam kuat dan ringan, dan semakin banyak
dibutuhkan. Larutan aluminium seperti AlCl3, jika dielektrolisis
tidak menghasilkan logam aluminium pada katoda, karena yang
tereduksi adalah H2O.
Pada tahun 1886, Charles Hall dapat menghasilkan aluminium
dengan mengelektrolisis campuran Al2 O3 (biji aluminium) dengan
mineral kriolit (Na3AlF6). Mineral ini dapat menurunkan titik cair
campuran dari 2000°C menjadi 1000°C. campuran yang cair itu
dielektrolisis dalam keadaan panas. Senyawa Al2O3 dalam kriolit
terion menjadi:
Al2O3 2Al3+ + 3O-2
reaksi pada:
kanoda : 2Al+3 (l) + 6e- 2 Al(l)

38

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

anoda : 3O2(l) 3/2 O2(g) + 6 e-


Elektrolisis memerlukan listrik yang banyak. Pembangkit
listrik Asahan di sumatera Utara terutama sebagai sumber energi
untuk menghasilkan logam aluminium secara besar-besaran.
Logam magnesium banyak dipakai dalam industri karena
mempunyai kerapatan yang tinggi. Logam ini banyak terdapat
dalam air laut sebagi ion Mg2+, dan dapat dibuat dengan
mengelektrolisis lelehan senyawanya, misalnya MgCl2. Hasil
elektrolisis adalah Mg pada katoda dan gas Cl2 pada anoda.
MgCl2(l) Mg(l) + Cl2(g)
Logam tembaga semakin hari semakin banyak dibutuhkan
untuk berbagai keperluan, biasanya logam ini dikotori 1% oleh
logam lain, seperti besi, zink, perak, emas dan platina. Untuk
memurnikannya dilakukan elektrolisis. Tembaga yang akan
dimurnikan dipakai sebagai anoda, dan katodanya tembaga yang
telah murni. Keduanya dimasukkan ke dalam larutan CuSO4.
Potensial listrik diatur agar yang teroksidasi hanyalah tembaga,
sedangkan logam yang tidak aktif (perak, emas dan platina) tidak
larut dalam air dan jatuh ke dasar bejana. Akibatnya di katoda
terdapat logam tembaga dengan kemurnian sekitar 99,9%,
sedangkan logam mulia (perak, emas dan platina) itu dapat
dikumpulkan dan berharga tinggi.
e) Penyepuhan listrik
Suatu katoda dapat dilapisi oleh logam lain melalui elektrolisis
yang disebut penyepuhan listrik. Bahan yang akan dilapisi dipasang
sebagai katoda dalam larutan ion logam pelapis. Sebagai contoh,
sendok yang akan dilapisi tembaga dipasang sebagai katoda dan
logam tembaga sebagai anoda dalam larutan tembaga sulfat.
Logam pelapis biasanya mempunyai warna menarik dan
berharga, seperti tembaga, zink, kromium, perak, emas, agar
terlihat mengkilat dan menarik. Di samping itu, logam pelapis juga

39
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

tahan korosi agar tahan lama. Kadang-kadang pelapis terdiri dari


campuran beberapa logam (alloy), sehingga lebih bagus dan lebih
tahan.
4. Contoh dan Non Contoh
Elektrokimia merupakan cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara
energi listrik dan reaksi kimia. Elektrokimia membahas tentang seputar reaksi
redoks (reduksi dan oksidasi), sel volta (sel galvani) dan sel elektrolisis.
1. Redoks (Reduksi dan oksidasi)
Redoks adalah reaksi transfer elektron antar spesi yang bereaksi
dalam reaksi kimia atau istilah yang menjelaskan tentang perubahan
bilangan oksidasi atom-atom dalam reaksi kimia. Contoh reaksi redoks
adalah proses respirasi, fotosintesis, fotografi, zat pemutih, proses
pembakaran, baterai dan aki. Sedangkan yang bukan contoh reaksi redoks
adalah reaksi penguraian kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan
karbon dioksida. Persamaan reaksinya adalah: CaCO3(s) → CaO(s) +
CO2(g) . Reaksi ini bukan contoh reaksi redoks karena tidak terjadi
perubahan bilangan oksidasi.
2. Sel Volta (sel galvani)
Sel volta merupakan sebuah sel elektrokimia di mana energi kimia
dari reaksi redoks spontan diubah kedalam energi listrik. Contoh dari sel
volta adalah baterai merkuri, baterai litium, baterai perak oksida, aki
timbal dan sel perak seng. Sedangkan yang bukan contoh sel volta adalah
pemurnian tembaga dan perak, pemurnian tembaga ini bukan contoh sel
volta karena prinsip pemurnian tembaga adalah sel elektrolisis.
3. Sel elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia dimana arus listrik (dua
arah) digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tidak spontan.
Contoh dari sel elektrolisis adalah Pemurnian tembaga, pelapisan
kromium, timah,nikel, seng pada baja, penyepuhan emas. Sedangkan
yang bukan contoh dari sel elektrolisis adalah baterai karena baterai
menggunakan prinsip dari sel volta.

40

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

5. Forum Diskusi
Untuk lebih memahami materi Redoks, silahkan Anda diskusikan soal-
soal berikut ini.
1. Ibu Aulia melihat peralatan dapurnya yang sudah berkarat, salah satunya
adalah panci yang terbuat dari besi. Ibu Aulia ingin membersihkan panci
tersebut dengan cara merendam panci tersebut kedalam asam cuka. Apa
yang terjadi saat panci tersebut dimasukkan kedalam asam cuka?
Tuliskan reaksi yang terjadi! Jelaskan apakah cara yang dilakukan ibu
Aulia sudah tepat ?
2. Lilis merupakan seorang ibu rumah yang ingin menyepuh cincin
pernikahannya seberat 6 gram yang terbuat dari emas muda 17 karat. Lilis
menyepuh cincinnya disebuah toko perhiasan di pasar minggu. Pemilik
toko tersebut lalu menyepuh cincin dengan cara menyiapkan larutan
CuSO4 0,1 M. lalu memasang elektrode serta rangkaian kabel dan sumber
arus listrik sebesar 0,5 Amper .
a. Coba Anda gambarkan bagaimana rangkaiannya.
b. Penyepuhan ini termasuk kedalam sel elektriokimia jenis apa?
c. Tuliskan reaksi pada proses penyepuhan ini!

C. PENUTUP
1. Rangkuman
Konsep reaksi redoks dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :
a. reaksi zat dengan oksigen dinamakan reaksi oksidasi dan reaksi yang
melepaskan oksigen dinamakan reduksi.
b. reaksi yang melepaskan elektron dinamakan oksidasi dan reaksi yang
menerima elektron dinamakan reduksi
c. reaksi dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi dinamakan reaksi
oksidasi dan reaksi dimana terjadi penurunan bilangan oksidasi
dinamakan reaksi reduksi.

41
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Oksidator adalah zat yang dapat mengoksidasi zat lain. Oksidator


akan mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang mereduksi zat lain.
Reduktor akan mengalami oksidasi. Persamaan reaksi redoks dapat
disetarakan dengan dua cara yaitu: dengan setengah reaksi dan perubahan
bilangan oksidasi. Reaksi redoks dapat berlangsung dalam suasana asam
dan suasana basa.
Elektrokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari
hubungan antara energi listrik dan reaksi kimia. Sel elektrokimia terdiri
dari dua jenis yaitu : sel volta/sel galvani dan sel elektrolisis. Sel Volta/
sel galvani adalah sel elektrokimia di mana energi kimia dari reaksi
redoks spontan diubah kedalam energi listrik. Komponen dari sel Volta
terdiri dari: anoda sebagai elektroda negatif dan katoda sebagai elektroda
positif, larutan elektrolit dan jembatan garam yang menghubungkan
kedua elektroda. Potensial sel pada keadaan standar dapat ditentukan
dengan menentukan selisih E katoda dengan E anoda. E 0 sel = E0katoda -
E0anoda. Sel Volta banyak ditemukan dalam kehidupan kita, seperti: sel
penyimpan timbal (aki), baterai kering, baterai nikel cadmium dll.
Sel elektrokimia yang kedua adalah sel elektrolisis. Sel elektrolisis
merupakan kebalikan dari sel volta yaitu sel elektrokimia dimana arus
listrik (dua arah) digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tidak
spontan. Konsep reaksi redoks dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :
a. reaksi zat dengan oksigen dinamakan reaksi oksidasi dan reaksi yang
melepaskan oksigen dinamakan reduksi.
b. reaksi yang melepaskan elektron dinamakan oksidasi dan reaksi yang
menerima elektron dinamakan reduksi
c. reaksi dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi dinamakan reaksi
oksidasi dan reaksi dimana terjadi penurunan bilangan oksidasi
dinamakan reaksi reduksi.
Oksidator adalah zat yang dapat mengoksidasi zat lain. Oksidator
akan mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang mereduksi zat lain.
Reduktor akan mengalami oksidasi. Persamaan reaksi redoks dapat

42

Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

disetarakan dengan dua cara yaitu : dengan setengah reaksi dan


perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks dapat berlangsung dalam
suasana asam dan suasana basa.
Elektrokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari
hubungan antara energi listrik dan reaksi kimia. Sel elektrokimia terdiri
dari dua jenis yaitu : sel volta/sel galvani dan sel elektrolisis. Sel Volta/
sel galvani adalah sel elektrokimia di mana energi kimia dari reaksi
redoks spontan diubah kedalam energi listrik. Komponen dari sel Volta
terdiri dari: anoda sebagai elektroda negatif dan katoda sebagai elektroda
positif, larutan elektrolit dan jembatan garam yang menghubungkan
kedua elektroda. Potensial sel pada keadaan standar dapat ditentukan
dengan menentukan selisih E katoda dengan E anoda. E 0 sel = E0katoda -
E0anoda. Sel Volta banyak ditemukan dalam kehidupan kita, seperti : sel
penyimpan timbal (aki), baterai kering, baterai nikel cadmium dll.
Sel elektrokimia yang kedua adalah sel elektrolisis. Sel elektrolisis
merupakan kebalikan dari sel volta yaitu sel elektrokimia dimana arus
listrik (dua arah) digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tidak
spontan. Sel elektrolisis terdiri dari dua elektroda yaitu: elektroda negatif
(katoda) yaitu tempat berlangsungnya reaksi reduksi. dan elektroda
positif (anoda) yaitu tempat berlangsunga reaksi oksidasi. Reaksi yang
terjadi pada anoda dan katoda tergantung pada beberapa faktor yaitu:
a) jenis kation dan anion dalam sel
b) keadaan ion, apakah fasa cair (lelehan) atau larutan
c) jenis elektroda ( elektroda inert atau elektroda aktif)
d) potensial listrik
Untuk spesi kimia yang ada dikatoda yang akan tereduksi adalah
spesi kimia yang mempunyai potensial reduksi yang lebih besar. begitu
juga dengan reaksi yang terjadi di anoda spesi kimia yang akan
teroksidasi adalah spesi kimia yang mempunyai potensial oksidasi yang
lebih besar.

43
Iryani, dkk
MODUL 4: KINETIKA, ENERGETIKA, REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA M4KB4. REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Untuk menentukan aspek kuantitatif dari elektrolisis digunakan hukum


faraday 1 dan 2. Sel elektrolisis dimanfaatkan antara lain untuk memproduksi
gas hidrogen, logam natrium, aluminium dan magnesium dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J, E. Jepersen, N, D. dan Hyslop, A. 2012. Chemisrty the Molecular


Nature of Matter. Edisi Keenam. New Jersey : John Wiley & Sons,Inc.

Brown, Theodore L, Eugene Lemay JR, Bruce Bursten, Catherine j Murphy dan
Patrick M woodward. 2012. Chemistry The Central Science Twelfth
Edition. Perason Edocation, inc.

Chang, R dan Overby J. 2011. General Chemistry theEssential Concepts 6 th


Edition. New York : The Mc Graw Hill Companies.

Moore, Stanitski dan Jurs. 2011. Chemistry the Molecular Science. Fourth
Edition. Cengage Learning. Inc.

Petrucci, R. dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip-prinsip & Aplikasi Modern. Edisi
Kesembilan. Jakarta : Erlangga.

Silberbeg. 2009. Principal of Generation Chemistry Second Edition. Mc.Graw


Hill: International Edition.

44

Iryani, dkk

Anda mungkin juga menyukai