Metode Pelaksanaan Ulujami PT. Sanbel Ok

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 78

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN RUSUN T.45/4 LT 30 KK ASPOL ULUJAMI JAKARTA SELATAN


T.A 2018

Dalam melaksanakan pekerjaan Project Pembangunan Rusun T.45/4 LT 30 KK ASPOL


Ulujami Jakarta Selatan, untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan
optimalisasi biaya pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai
dengan yang diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana
proyek tersebut, maka berikut ini kami susun Metode Pelaksanaan Project Pembangunan Rusun
T.45/4 LT 30 KK ASPOL Ulujami Jakarta Selatan.

Manajemen Proyek

Manajemen Proyek dipercayakan kepada tenaga-tenaga ahli pilihan dari Perusahaan, Yang
mempunyai pengalaman di bidang Sipil atau bidang konstruksi dengan teknologi tinggi, dan telah
berhasil menyelesaikan berbagai proyek sejenis dengan hasil yang memuaskan. Tenaga Ahli dalam
Tim Proyek ini dipilih berdasarkan kebutuhan dan disesuaikan dengan tugas masing-masing,
sehingga diharapkan dapat menjadi tim yang handal dalam menyelesaikan proyek ini.

Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan proyek ini dibentuk Struktur Organisasi Proyek yang dipimpin oleh
Project Manager yang berpengalaman, dan didukung oleh Site Manager, Pelaksana Lapangan,
Logistic dan beberapa staf lainnya.

Koordinasi Pelaksanaan Pekerjaan

Project Manager memimpin seluruh kegiatan diproyek, baik di bidang teknik & administrasi
kontrak, keuangan maupun kegiatan pelaksanaan lapangan.
 Untuk bagian Teknik dan Administrasi kontrak, Project Manager dibantu. Oleh Staf Teknik dan
Administrasi Kontrak.
 Dibidang Pengendali Mutu, Project Manager dibantu. oleh Staf Pengendali Mutu.
 Dibidang Keuangan, Project Manager dibantu oleh Staf Keuangan
PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja


Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan
system mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan,
agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari
dari pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta
penambahan biaya dalam pelaksanaan.

B. Pembersihan lahan
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari
sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat excavator (jika diperlukan).
Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah
disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump truck untuk
dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.

C. Direksi Keet
Kantor peroyek di bangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf dari
kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan. Pembuatan direksi
keet pembangunan tidak di bangun secara permanen karena hanya bersifat sementara,
namun tetap mengutamakan kenyaman. Letak direksi keet dibuat dekat dengan proyek
dan pada tempat yang mudah dijangkau.

E. Gudang Penyimpanan
Pembuatan Gudang penyimpanan dan peralatan bertujuan untuk melindung material
maupun alat dari pengaruh cuaca. Letak gudang penyimpanan dibuat dekat dengan
proyek dan pada tempat yang mudah dijangkau.

E. Papan Nama Proyek


Papan nama proyek merupakan informasi dan wujud transparansi kegiatan kepada
masyarakat. Papan nama proyek dipasang pada lokasi kegiatan dan mudah dilihat oleh
umum. Berikut tahap-tahap pelaksanaannya :
 Papan nama poryek dibuat dari kayu meranti atau sejenisnya yang dilapisi triplek/seng
plat.
 Pemasangan papan nama proyek dilakukan sebelum proyek dimulai.
 Papan nama proyek berisi Kegiatan Pekerjaan, Pekerjaan, Lokasi, Sumber Dana, dan
lain-lainnya disesuaikan dengan tulisan serta ukuran sebagaimana yang tercantum
dalam RKS serta gambar rencana.

F. Air Kerja + Listrik


- Kebutuhan air kerja yang di butuhkan untuk keperluan proyek , bisa di peroleh dari
sumur. Air kerja di perlukan untuk memenuhi kebutuhan Pelaksanaan dan Pekerjaan
proyek
- Listrik yang dimaksud adalah jumlah daya yang dibutuhkan untuk pengoperasian alat-
alat yang digunakan dalam pelaksanaan dan pekerjaan proyek.
G. Pembuatan Shop dan As Built Drawing
- Gambar Shop Drawing merupakan gambar perencanaan yang dijadikan acuan untuk
melaksanakan pekerjaan, yang dibuat setelah dilakukannya peninjauan
lapangan/rekayasa lapangan yang disetujui oleh direksi pekerjaan.
- As Built Drawing merupakan pembuatan gambar teknik setelah konstruksi telah
dibangun/dibuat di lapangan yang berfungsi sebagai acuan untuk pemeliharaan atau
control.
H. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
- Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan / mendatangkan peralatan, personil, dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan
mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
- Demobilisasi merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang
telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan
sebagai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali
ke kondisi awal.
I. Administrasi, Pelaporan, dan Dokumentasi
 Dokumentasi terdiri dari foto-foto selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dan
sampai selesainya proyek tersebut.
 Foto-foto tersebut terdiri dari foto sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, selama
pekerjaan berlangsung dan setelah selesai pekerjaan.
 Pembuatan laporan-laporan harian, mingguan, bulanan, dan kemajuan pekerjaan
dilapangan.

J. PEKERJAAN STRUKTUR

Pekerjaan Struktur di Bawah ± 0.00


Pekerjaan struktur pada bangunan ini adalah pondasi, sloof / Tie Beam, kolom,
balok, dinding beton, tangga dan pelat lantai. Adapun metode pelaksanaannya dijelaskan
dibawah ini.

Pemasangan bouwplank
- Bouwplank adalah papan-papan yang dipasang disekitar lokasi pekerjaan.
- Kayu yang digunakan adalah kayu 5/7 x 4 m dan kayu papan 3/20.
- Bouwplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana dan dipaku pada beberapa
tempat untuk menarik benang-benang as.
- Benang-benang as ini menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang menyangkut letak
elemen bangunan, lebar pondasi, tembok, kedalaman galian dan ketinggian elemen
bangunan (lantai, pintu, jendela, dll).
- Bouwplank tidak perlu dipasang menerus, pada beberapa tempat dapat dikosongkan
untuk jalan pekerja.

Pekerjaan Tiang Pancang Beton


Merupakan tiang dari beton yang dicor dan dicetak dalam bekisting yang apabila sudah
tercapai umur betonnya diangkat dan dipancangkan ke dalam tanah. Sebelum digunakan,
fisik material tiang pancang harus diperiksa kembali :
Tidak ada yang retak, cacat dan pecah.
Umur beton telah memenuhi syarat.
Plat sambung pada ujung badan tiang pancang tetap utuh dan dalam kondisi bagus.
Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi, dengan toleransi
sebagai berikut :

- Penampang tiang pancang tidak boleh kurang atau tidak lebih dari 6 mm dari
penampang tiang pancang desain.
- Setiap sisi tiang pancang tidak boleh melengkung lebih dari 6 mm tiap 3 m.
Lokasi penumpukan tiang pancang sebaiknya dekat dengan titik pancang untuk
memudahkan dalam proses pengangkatan tiang, jangan sampai diletakkan terlalu jauh
sehingga di luar jangkauan crane alat pancang.

Alat pancang Jack-in pile system merupakan suatu cara pemancangan tiang yang
pelaksanaannya dengan menekan tiang pancang ke dalam tanah dengan menggunakan
dongkrak hydraulic yang diberi beban counter weight agar alat pancang tidak terangkat dan
membantu memancang tiang hingga tercapai daya dukung desainnya.
Proses pemancangannya adalah sbb :
- Setting out atau menentukan titik-titik tiang pancang di lapangan
- Memindahkan tiang pancang ke dekat alat pancang dengan mobile crane.
- Mengangkat tiang pancang pertama. Proses pengangkatan :
- Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan
tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan
lapangan. Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala
tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen
maksimum pada bentangan, harus sama dengan momen minimum pada titik
angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama. Pada prinsipnya
pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah dalam tanda
pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat yang terdapat
pada tiang beton yang telah ditentukan.
- Memasukkan tiang pancang pertama ke pile clamping box (Penjepit tiang kotak).
- Menyetting tingkat ketegaklurusan tiang pancang terhadap titik yang akan dipancang
- Melakukan penetrasi tiang pancang ke dalam tanah dengan cara menekan tiang
pancang tersebut. Sisakan tinggi tiang pancang di atas tanah sekitar 50 cm untuk
penyambungan tiang ke dua
- Lakukan pengelasan terhadap ujung tiang pancang pertama dan kedua. Proses
penyambungan :
- Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan
pada batang pertama.
- Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama sedemikian
sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel
menjadi satu.
- Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.
- Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan
pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai
kedalaman tanah keras yang ditentukan.
- Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai
lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
- Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.
Quality Control
1. Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan
2. Toleransi
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan
berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan
penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm.
3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di sepanjang
tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan untuk
penetrasi setiap setengah meter.
4. Final set
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai
perhitungan.

Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan galian tanah
Pekerjaan yang dilaksanakan dengan membuat lubang di tanah membentuk pola tertentu
untuk keperluan pondasi bangunan. Galian tanah yang dibuat harus dilakukan sesuai
perencanaan dan mencapai lapisan tanah yang keras. Langkah-langkah yang harus
dikerjakan :
- Buat gambar shop drawing untuk pekerjaan galian tanah kemudian ajukan gambar
tersebut untuk direalisasikan ke pondasi.
- Lakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu pelaksanaan
pekerjaan.
- Tentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan pengukuran terhadap ukuran dan
elevasi galian tanah.
- Berikan tanda pada hasil pengukuran memakai patok kayu yang dicat putih.
- Pelaksanaan galian tanah dilakukan menggunakan cangkul dan belincong.
- Pasanglah patok kayu dan benang sebagai acuan untuk mendukung proses penggalian
tanah.
- Galilah tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang sudah dipasang
sebelumnya. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam
gambar pelaksanaan atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk mencapai
daya dukung yang baik,dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
- Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkut langsung ke tempat
yang sudah direncanakan dan disetujui oleh Direksi.
- Lakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan kedalaman sesuai
perencanaan.
- Periksa kedalaman galian tanah setiap ukuran tertentu menggunakan theodolit atau
meteran.
- Keluarkan air yang muncul di dalam galian tanah memakai mesin pompa supaya tidak
menghambat pekerjaan.
- Singkirkan benda-benda yang ditemukan selama penggalian seperti sampah, potongan
kayu, dan bebatuan.

 Pekerjaan urugan pasir


Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug. Untuk mendapatkan
kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-langkah sebagai berikut :

- Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 10 cm padat
- Pasir diratakan dengan menggunakan mesin stamper dan selalu dikontrol ketebalan
dari pasir tersebut
- Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
- Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi
 Pekerjaan Lantai Kerja
Lantai kerja merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan dalam konstruksi bangunan dengan
lingkup dan kondisi lingkungan yang cukup kompleks. . Langkah-langkah yang harus
dikerjakan :

- Ukur lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
- Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau setara
B-0.
- Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan
pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
- Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
- Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
- Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
- Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

 Pekerjaan urugan tanah


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan pondasi selesai dan telah mengeras.
Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah
tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat
stamper. Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang
perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari
hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian
dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.

Pekerjaan Pilecap, Sloof / Tie Beam


Pile cap merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk menyebarkan beban dari kolom ke
tiang-tiang. Sloof / Tie Beam berfungsi untuk memikul beban dinding (sama halnya seperti
balok) dan untuk mengikat pondasi satu sama lain agar tidak terjadi pergeseran dan
meminimalisir penurunan pada pondasi. Metode pelaksanaan pile cap dan sloof / tie beam
adalah sebagai berikut :

- Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as pile cap
dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing yang
dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap
- Pekerjaan Galian, kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pile cap
- Pekerjaan Potongan Kepala tiang pancang. Kepala tiang pancang dibobok sampai
dengan elevasi yang diinginkan 40 D (±1m)
- Pekerjaan urugan pasir setebal 10 cm dilanjutkan dengan pekerjaan lantai
kerja setebal 5 cm. Kemudian pekerjaan bekisting dengan batako dilakukan
setelahnya.
- Penulangan pile cap dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana.
- Penulangan kolom untuk overstek meneruskan ke lantai atas dikerjakan berdasarkan
spesifikasi dan gambar rencana.
- Penulangan tie beam dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana.
Penulangan tersebut dirangkai agar menjadi satu kesatuan dengan tulangan pile cap.
- Pengecoran yang dilakukan bersamaan antara tie biem dengan pile cap, lalu diratakan
dengan menggunakan vibrator.
- Setelah pengecoran selesai, lalu mulai meratakan serta menghaluskan permukaan
beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester

Pekerjaan Struktur Atas (Kolom, Balok, Plat dan Tangga)


1. Pekerjaan Konstruksi Kolom
Pada proyek Pembangunan Rusun, kolom yang digunakan adalah berbentuk persegi.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama,
meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
1. Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini
disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom
membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
- Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing
dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM (Bench
Mark).
- Buat as kolom dari garis pinjaman
- Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
2. Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
- Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah dikerjakan secara manual
- Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
- Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
- Selanjutnya adalah pemasangan sengkang dan ties setiap pertemuan antara tulangan
utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
- Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
3. Pemasangan Bekisting Kolom
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan
telah selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
- Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
- Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-masing as
kolom.
- Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan bekisting kolom.
- Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
- Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
- Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
- Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
- Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
4. Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
- Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan
beton.
- Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.
5. Pembongkaran bekisting kolom
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
- Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
- Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan
beton pada plywood dapat terlepas.
- Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
- Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
- Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan
cara manual
6. Perawatan Beton Kolom
Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu
dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

2. Pekerjaan konstruksi Plat Lantai Dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada
proyek Rusun sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan
memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok
induk) dan balok anak. Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi
yang direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai
perawatan. Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan langkah
pengerjaannya sebagai berikut :
a Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur / memastikan kerataan ketinggian balok
dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
b. Bekisting balok
Tahap bekisting balok adalah sebagai berikut :
- Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
- Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur jack base atau
U-head nya.
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace
dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
- Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang
dipasang di atas suri-suri.
c. Bekisting pelat
Tahap bekisting pelat adalah sebagai berikut :
- Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan
Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur jack base
dan U-head nya
- Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace
dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
- Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi
pada pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin,
sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat
pengecoran
- Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai
pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam
kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
d. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya
pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika
sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
e. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
- Untuk Pembesian balok pada awalnya bisa dilakukan dipabrikasi los besi atau di
area pemasangan.
- Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok
dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
- Pasang beton decking untuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok
lalu diikat.
. f. Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang, selanjutnya adalah tahap pembesian plat, antara
lain :
- Pembesian plat dilakukan langsung di atas bekisting plat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat secara manual dan dipasang diatas bekisting plat.
- Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang
tulangan ukuran tulangan D10. Selanjutnya secara menyilang dan diikat
menggunakan kawat ikat.
- Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat.
Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
g. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/
pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah
diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan
kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah,
penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra,
perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di plat lantai, beton decking, kaki ayam, dan
kebersihannya.
h. Tahap Pengecoran Plat dan Balok
Proses pengecoran plat lantai dan balok. Pengecoran plat dilaksanakan bersamaan
dengan pengecoran balok.. Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran
diantaranya yaitu : pompa beton, truck mixer, vibrator, lampu kerja, roskam, papan
perata (jidar). Adapun proses pengecoran sebagai adalah sebagai berikut :
- Setelah mendapatkan Ijin Pengecoran disetujui, engineer / logistik menghubungi
pihak batching plan untuk memesan beton sesuai dengan mutu dan volume yang
dibutuhkan di lapangan.
- Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor
sampai benar – benar bersih
- Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan plat lantai, digunakan concrete pump
menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan
menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung
- Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari
Readymix menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu
keberangkatan, kedatangan, waktu selesai, volume.
- Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang dorong untuk mengambil sampel dan
test slump yang diawasi olah engineer dan pihak pengawas.
- Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
- Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung,
- Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih
dahulu selanjutnya untuk plat diratakan oleh scrub secara manual lalu check level
dengan waterpass. 1 pekerja yang memegang vibrator memasukan alat kedalam
adukan kurang lebih 5-10 detik di setiap bagian yang dicor vibrator tidak boleh
terlalu lama karena akan menyebabkan beton segregasi. Pemadatan tersebut
bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan
mengurangi kualitas beton.
- Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton
segar tersebut diratakan dengan menggunakan jidar yang panjang dengan
memperhatikan batas ketebalan plat yang telah ditentukan sebelumnya.
- Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah
ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam
i. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting plat dan balok dilakukan setelah ada persetujuan dari
pengawas. Setelah bekisting di bongkar kemudian dipasang pipa support sebagai
penunjang plat dan beban diatasnya.
j. Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

3. Pekerjaan Tangga Beton


Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal
yang memiliki jarak satu sama lain. Adapun proses pekerjaan tangga adalah sebagai berikut
:
- Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah
mempersiapkan bahan & alat tersebut diatas adalah langkah-langkah sebagai berikut
untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
- Pelat Badan Tangga
Sebenarnya tidak perlu pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat
penyetelan langsung. Yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga.
- Dinding Tangga
Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trap tangga) Cara pabrikasi
sama seperti pabrikasi dinding balok.
- Anak Tangga
Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga,
kemudian diberi rangka.
- Bordes Tangga
Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari
lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah
menggunakan pipe support. Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan
Balok bordes, yang cara penyetelannya sama seperti balok biasa. Kemudian antar
dinding balok dipasang kayu 5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi sebagai
pengganti pipa (karena bentang pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu
diikuti pemasangan plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar
bordes.
- Badan Tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan antara
bordes dengan lantai di atasnya.
- Dinding Tangga dan Bordes
Setelah pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang
dinding tangga kanan-kiri dan dinding bordes diatas badan tangga dan bordes. Dinding
tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi perkuatan dengan potongan kayu 5/7
(jarak maksimum 40 cm). Potongan kayu 5/7 dipaku antara badan tangga dengan
dinding tangga sehingga benar-benar kuat, rapi, dan tidak goyang. Dinding ini telah
dipabrikasi sebelumnya.
- Trap / Dinding Anak Tangga
Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi
bordes, kemiringan badan tangga, penggambaran trap / anak tangga pada dinding
badan tangga dan pembesian.
Pemasangan bordes dan badan tangga salah apabila jumlah anak tangga tidak pas, dengan
antrade dan uptrade yang telah ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa lebih). Bila
kesalahan ini terjadi maka harus dibetulkan terlebih dahulu.
Trade / dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan yang
telah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga ke arah dalam.
Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah semua
terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke
bawah pada dua tempat kanan-kiri dan dipaku. Sama halnya dengan dinding badan
tangga, dinding anak tangga inipun telah dipabrikasi sebelumnya.

PEKERJAAN STRUKTUR ATAP


a. Pemasangan rangka atap baja ringan
Tahapan pekerjaan rangka atap baja ringan :
 Pengangkutan rangka atap baja ringan, bahan dan alat ke lokasi proyek.
 Marking posisi / pengukuran sesuai gambar shop drawing
 Pekerjaan perangkaian rangka atap baja ringan.
 Rangka atap baja ringan ditempatkan pada angkur yang tersedia, besi angkur
merupakan tulangan dari kolom yang dilebihkan sebagai pengikat antara kuda-
kuda dan dinding. Angkur kemudian ditempatkan pada plat dudukan kuda-kuda yang
sudah dilubangi, kemudian angkur dan plat dudukan kuda-kuda tersebut disambung
dengan baut angkur 12 mm.

b. Pemasangan genteng metal & nok atap


Tahapan pekerjaan genteng metal :
 Marking posisi / pengukuran sesuai gambar shop drawing
 Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan genteng, sebelumnya disiapkan diatas atap
(disusun) pada titik-titik tertentu.
 Genteng dipasang secara horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.
 Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya secara
horizontal.
 Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu
dimasukan genteng pada bagian bawahnya.
 Pertemuan dengan jurai genteng dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi.
 Pada saat pemasangan nok atap sudut kemiringan harus diperhatikan, sudut
Kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat, pengikatnya adalah
dengan skrup atap tepat diatas sayap nok bagian samping.

c. Pemasangan lisplank
Tahapan pekerjaan listpank :
 Siapkan gambar kerja / shop drawing
 Papan lisplank dipaku pada rangka listplank
 Pemasangan Lisplank menggunakan material Kalsiplank 0,8/20 X 2 (dipasang double)
 Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus.
 Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan pendempulan dan
pengecatan.

PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN, PLESTERAN & ACIAN

1. Pekerjaan dinding batu ringan

Tahapan pekerjaan bata ringan :

- Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata ringan, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.
- Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi kolom
praktis dan lubang kusen.
- Memasang bata ringan pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah
dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1
m dengan menggunakan adukan mortar (perekat)
- Pada pelaksanaannya, adukan mortar (perekat) tersebut diaplikasikan secara merata
ke permukaan bata ringan.
- Kemudian bata ringan disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian bata ringan dipukul perlahan menggunakan palu
karet sampai mencapai elevasi yang diinginkan.Pada setiap sambungan antara bata
ringan dan pada setiap sambungan atas dan bawah dari bata ringan tidak boleh
membentuk garis lurus/vertikal.
- Setelah tinggi pasangan bata ringan mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor
beton kolom praktis.
- Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata ringan, apabila sudah benar dan
sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi
maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu
dilanjutkan cor kolom praktis dan dilanjutkan pemasangan bata ringan sampai elevasi
yang ditentukan dan cor kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar

2. Pekerjaan plesteran dinding dan acian

Tahapan pekerjaan plesteran dan acian :

 Plesteran biasa menggunakan adukan misalkan 1 PC : 3Psr


 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
 Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan
dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu
unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekitarnya, kemudian ratakan
dengan raskam dan jidar.
 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh
hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian
sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.

PEKERJAAN WATERPROOFING

Tahapan pekerjaan waterproofing :

- Pekerjaan water proofing coating dikerjakan sebelum permukaannya difinish.


- Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Permukaan harus bersih dari
lumpur dan tanah serta bebas dari minyak atau oli.
- Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi (grouting).
- Kikis permukaan lantai dan dinding yang keropos dengan menggunakan pahat beton
atau kape scrabe.
- Bersihkan dan cuci permukaan lantai dan dinding dari kotoran dan debu dengan sikat
kawat dan air bersih.
- Aplikasi waterproofing coating dimulai dari sudut pertemuan permukaan lantai dan
dinding dengan menggunakan kuas atau roll.
- Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain kassa dan dilapis kembali
dengan water proofing coating.
- Ketinggian aplikasi water proofing coating untuk area permukaan dinding minimal 20 cm
(atau sesuai dengan gambar kerja) dari permukaan lantai.
- Biarkan aplikasi water proofing coating setting selama minimal 1 x 24 jam, setelah itu
baru dilakukan tes rendam dengan menggunakan air selama minimal 1 x 24 jam.
- Setelah pekerjaan waterproofing coating selesai dan telah dites rendam, dilanjutkan
dengan pekerjaan finishing bagian permukaannya dengan screeding.

PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING


1. Pemasangan lantai keramik
Tahapan pekerjaan lantai keramik :

 Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang akan digunakan.


 Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain – lain.
 Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman :
- ukuran / dimensi.
- presisi.
- warna.
 Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air selama 1 jam.
 Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan /
tatakan keramik, setelah proses perendaman.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.Penentuan peil ini untuk seluruh
kesatuan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada s
hop drawing. Kedudukan benang harus datar dan siku, apabila dinding
yang ada adalah dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus
disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
 Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan sepanjang garis dasar yang telah
terpasang
 Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan
waterpass.
 Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lain nya dengan adukan / spesi.
 Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai, usahak
an supaya tidak ada las-lasan.
 Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karetun
tuk mendatarkan / meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak / cacat.
 Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass
 Bersihkan permukaan pasangan keramik yangtelah terpasang dengan kain / lap
basah sampai bersih.
 Untukmenghindari naiknya lantai(menggelembungnya lantai) maka buatlah dilatasi.
 Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bak air (ember) dan aduklah hingga rata
 Setelah adukan rata,isi sela-sela nad dengan
bahan cor nad dengan menggunakan sendokspesi (sekop).Pengisian nad
dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering
Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape.
 Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar -benar kering.
 Setelah kering, bersihkan permukaan pasangankeramik yang sudah dipasa
ng nad dari sisa-sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain/lap
basah sampai bersih
2. Pemasangan dinding keramik

Tahapan pekerjaan dinding keramik

 Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang akan digunakan.


 Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain – lain.
 Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman :
- ukuran / dimensi.
- presisi.
- warna.
 Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (
ember ) selama 1 jam.
 Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan /
tatakan keramik, setelah proses perendaman.
 Membuat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling +/- 1m untuk
menentukan ketinggian dan kedataran pemasangan keramik.
 Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan kesikuannya serta garis
pertengahan dinding untuk pembagian keramik.
 Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi ruangan, serta bagian-bagian yang
terpasang pada ruangan tersebut.
 Berdasarkan data – data pengukuran kemudian membuat gambar kerja untuk
pembagian pemasangan keramik dinding tersebut.
 Ukuran pemasangan keramik mengikuti gambar yang sudah dibuat sebelumnya
sebagai acuan kerja.
 Pada pelaksanaan pekerjaan keramik dinding, sebaiknya keramik lantai belum
terpasang sehingga nantinnya mendapat nut yang segaris antara dinding dan lantai.
 Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga tidak ada keramik dengan spesi
kosong
 Membuat kepalaan keramik baik secara horisontal maupun vertikal mengikuti garis
sipatan dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya.
 Sebelum keramik dipasang sebelumnya dinding dibasahi terlebih dahulu dengan air.
PEKERJAAN PINTU, KUSEN DAN JENDELA

1. Pemasangan kusen
Tahapan pekerjaan kusen :
 Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk
menentukan kedudukan kusen.
 Pasang angker pada kusen secukupnya.
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu/jendela.
 Setel kedudukan kusen pintu/jendela sehingga berdiri tegak dengan menggunakan
unting-unting.
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.
 Cek kembali kedudukan kusen pintu/jendela, apakah sudah sesuai pada tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen.
 Bersihkan tempat sekelilingnya.

2. Pemasangan daun pintu dan jendela


Tahapan pekerjaan daun pintu dan jendela :
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
 Potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu
(sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm
(untuk pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3
engsel).
 Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen.
 Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pen nya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada
kusen pintunya.
 Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.
 Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen

3. Pemasangan kaca

Tahapan pekerjaan kaca :


 Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu atau letakkan
pada lantai yang datar.
 Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.

PEKERJAAN KUNCI DAN TERALIS BESI


1. Kunci tanam
2. Kunci kamar mandi
3. Engsel pintu
4. Engsel jendela
5. Tralis ruang jemur
6. Railing tangga

PEKERJAAN PLAFOND

Tahapan pekerjaan plafond :


 Tentukan/marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding &
as sumbu ruangan serta titik – titik paku kait pada langit-
langit dengan jarak sesuai shop drawing.
 Pasang paku kait tembakan paku – paku kait pada marking titik -
titik yang telah ada 600 x 1200 mm.
 Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang tidak
gelombang.
 Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan kedataran
posisi rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan ukuran
4x4 sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap rangka diikat
dengan menggunakan screw # 1/8 dengan menggunakan bor / obeng.
 Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow 2x4)
harus sesuai spesifikasi.
 Kemudian dilanjukan dengan pemasangan gysum dengan menggunakan screew # 1/8
dan bor sekrup.
 Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar gypsum dengan paper tape /
kasa plafond untuk menghindari keretakan.
 Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan titik-titik
sekrup.
 Lalu dilanjutkan dengan pengecatan plafon

PEKERJAAN SANITAIR DAN PLUMBING

A. Pekerjaan sanitair
1. Pemasangan kloset duduk
Langkah-langkah memasang kloset duduk :
- Buka cover toilet set dan baca petunjuk, dengan begitu akan diketahui jarak dari
dinding belakang closet ke bagian tengah pipa.
- Mempersiapkan lubang pembuangan dan pipa suplai air bersih sebelum melakukan
pemasangan closet.
- Mengukur lubang pengunci bowl, tandai dengan pensil atau sejenisnya, dan lubangi
pada sisi kanan dan kiri dengan jarak tersebut dengan membagi dua titik tengah pipa.
- Kemudian masukkan dynabolt, kencangkan menggunakan kunci 12, lepaskan mur-
nya.
- Balik closet dan pasang wax ring dengan cara menekannya pada bagian sisi
lubangnya dan pastikan lengket pada sisi lubang kloset.
- Pasang stop kran, T, flexible hose dan jet shower yang berada pada bagian belakang
kloset. Gunakan kunci inggris untuk mengencangkan drat-nya
- Pasang closet di atas lubang pipa yang telah dipasang dynabolt pada kedua sisi kanan
dan kiri. Masukkan lubang kaki closet pas pada dynabolt dan pasang ring dan mur,
kemudian kencangkan dengan kunci 12.
- Pasang alat-alat dalam tangki/tank trim dan memasangnya pada kloset dengan
memasang rubber tank terlebih dahulu sebagai pencegah bocor dan dudukan tanki.
- Sambungkan flexible hose pada T dan tank trim dan kencangkan dengan memutar
drat secukupnya.
- Pengaturan ketinggian air dapat Anda atur sendiri sesuai dengan selera Anda.
- Tahap berikutnya adalah memasang tutup tangki dan tombol (push button).
- Kemudian memasang seat cover pada closet.
- Lakukan pengetesan jika closet telah dipasang, apakah terdapat rembesan atau
kebocoran pada tangki dan flexible hose.

2. Pemasangan kloset jongkok


Langkah-langkah memasang kloset jongkok :
- Potong pipa PVC (ukuran sesuai gambar) rata dengan lantai yang sudah dirabat/cor.
Sesuaikan lobang pipa tersebut sesuai pada gambar kerja
- Buat kotakan lantai dibelakang lobang PVC skitar 2-3 cm, ini dimaksudkan supaya
closet jongkok dapat sedikit jongkokan.
- Pasang bata disamping kiri, kanan dan depan.
- Rekatkan bata dengan adukan semen.
- Lumuri dengan adukan semen disekeliling bata, supaya tumpuan kloset jongkok kuat
dan kotoran mudah masuk kelobang pembuangan
- Tempelkan closet jongkok pada tumpuan yang telah dibuat dan sedikit diberi tekanan.
Levelkan dengan water pas.
- 3-5 hari berikutnya bisa dipasangi keramik disekelilingnya.

3. Pekerjaan ktchen zink dan kran zink


- Langkah yang pertama adalah memeriksa kondisi sink apakah ada kerusakan atau
tidak. Kemudian kita bisa melanjutkan dengan menyiapkan pipa pvc dan juga lem
pipa pvc.
- Setelah semuanya siap, selanjutnya kita menyiapkan meja, sebagai tempat
bertenggernya kitchen sink nantinya. Selain itu, kita juga harus memikirkan dan
membuat saluran air yang bersih dan air kotor. Air yang bersih dilewatkan atas
sedangkan air yang kotor lewat dibawah kitchen sink sehingga bisa berbeda.
- Setelah itu, buat lubang sebesar pipa pvc untuk menanam pipa didalam dinding
sehingga nantinya lebih rapi.
- Setelah itu, pasang kitchen sink dengan menyemennya menjadi satu dengan meja
beton. Penyemenan dilakukan agar kitchen sink ini dapat menempel dengan kuat
sehingga tidak akan rusak meski kitchen sink diberi beban berat.
- Setelah kitchen sink terpasang, kita selanjutnya menyambung bagian kitchen sink
dengan pipa pvc yang sudah disiapkan kemudian tanam pipa pvc didalam tembok
agar lebih rapi.
- Langkah yang terakhir adalah memasang aksesories kitchen sink seperti keran air
bersih dan lain – lain.
4. Pemasangan floor drain, roof drain, kran air, bath shower dan Jet washer
5. Pekerjaan instalasi air bersih
6. Pekerjaan instalasi air kotor
B. Pekerjaan Plumbing
Penjelasan singkat sistem Plumbing
a. Air Bersih
 Sumber Air Bersih dari Pengboran Air yang menggunakan Jet Pump
 Air Dari Ground Water Tank dialirkan ke Roof Tank dengan pompa
distribusi/pompa transfer.
 Untuk tiga lantai teratas, air bersih didistribusikan dari Roof Tank ke Unit – Unit
instalasi air bersih dengan menggunakan sistem Booster Pump.
 Untuk lantai – lantai dibawah tiga lantai teratas, sistem distribusi air bersih
adalah secara grafitasi.
 Instalasi Pemipaan air bersih adalah dengan menggunakan pipa PVC AW
lengkap dengan fittings dan alat bantu

b. Air Kotor & Bekas


• Air bekas dari unit – unit instalasi air bekas gedung dialirkan menuju ke saluran
kota.
• Air kotor dari unit – unit air kotor gedung dialirkan secara grafitasi ke STP, dan
kemudian output STP ini akan dialirkan ke saluran kota.
 Instalasi pemipaan air bekas & air kotor didalam gedung adalah dengan
menggunakan pipa jenis Polypropylene, dan untuk pemipaan air bekas & air
kotor diluar gedung adalah dengan menggunakan pipa PVC AW lengkap dengan
fittings dan alat bantu
c. Air Hujan
 Bertujuan untuk mengalirkan Air Hujan yang jatuh atap tower maupun balkon -
balkon tower.
 Sebagian air hujan dialirkan ke Sump-Pit air hujan untuk kemudian diolah ke
STP. Dan sebagian lagi langsung dialirkan ke saluran luar.
 Instalasi pemipaan air hujan adalah dengan menggunakan pipa PVC AW
lengkap dengan fittings dan alat bantu
d. Pipa Vent
 Bertujuan untuk mengkondisikan agar sirkulasi udara dalam semua sistem
pemipaan dapat berjalan dengan lancar.
 Instalasi pemipaan pipa vent adalah dengan menggunakan pipa PVC AW
lengkap dengan fittings dan alat bantu
DIAGRAM SISTEM AIR BERSIH

ATAP

LANTAI 4

LANTAI 3

LANTAI 2

LANTAI 1

GRAVITASI
GWT TRANSFER

R.POMPA TRANSFER

PDAM
 URUTAN PELAKSANAAN INSTALASI
1 PIPA AIR BERSIH, AIR KOTOR, AIR
BEKAS, AIR HUJAN & PIPA VENT

A. Pemasangan Pipa Indoor

1. Marking jalur pipa sesuai


shop drawing dan
2 koordinasikan dengan jalur
pekerjaan lain seperti jalur
Tray cable, jalur pipa air
bersih, dll.

2. Bor plat lantai untuk


memasang gantungan pipa
air kotor dan air bekas.
3. Pasang gantungan pipa sesuai
dengan jalur marking yang telah
dibuat.dan perhatikan level
kemiringan pemasangannya (1-
3 2%).

4
4. Potong pipa sesuai dengan
kebutuhan.
5 5. Pasang pipa pada
gantungan yang telah
disediakan untuk posisi
horizontal dan menempel
pada dinding shap dengan
diklem untuk pipa pada
posisi vertikal.
6. Sambung pipa yang telah terpasang
pada gantungan.

7. Gunakan benang / water pass


untuk mengukur kelurusan dan
elevasi kemiringan pipa.

MENGUKUR
KELURUSAN PIPA
DG WATERPASS
8.a Untuk Instalasi Air Bersih :
8.a Lakukan test tekan pipa dengan
tekanan sesuai spesifikasi yang
berlaku.

PROSES
TEST
TEKAN

8.b Untuk Instalasi Air Kotor &


Air Bekas :
Lakukan test rendam pipa
untuk menguji kebocoran
pipa.

8.b
1 B. Pemasangan Pipa
Outdoor

1. Marking jalur pipa.

2
2. Gali jalur pipa dengan kedalaman
sesuai elevasinya.

2
Plumbing

3 3. Sambung pipa di atas galian


sepanjang jarak antar bak kontrol

4
4. Beri lapisan pasir pada dasar
6 galian.

42
PELAKSANAAN INSTALASI VALVE

• Check lokasi penempatan valve (apakah space/ukuran valve cukup untuk dipasang )
• Siapkan valve lengkap dengan flangenya
• Untuk valve, dipasang pada pipa dengan cara sambungan ulir.
• Untuk valve, dipasang pada pipa dengan cara sambungan flange. Penyatuan pipa dan
valve adalah dengan cara menautkan baut yang terdapat pada flange ujung valve dan
flange ujung pipa.

 URUTAN PELAKSANAAN INSTALASI VALVE

1 1. Menyambungkan valve
dengan pipa dengan
menggunakan drat/ulir
yang terletak pada masing-
masing ujung pipa dan
valve.
2 2. Mengencangkan
putaran ulir atau drat
sampai mencapai
batas maksimumnya.
 URUTAN PELAKSANAAN
INSTALASI VALVE
1

1. Sambungan untuk valve


ukuran ini adalah
dengan menggunakan
flange. Pertama-tama,
persiapkan pipa lengkap
dengan flangenya, valve
lengkap dengan
flangenya, baut, serta
karet seallant.

2 2. Satukan flange valve,


karet seallant, dan
flange pipa dengan baut.
Kemudian setelah itu
kencangkan baut sampai
vlalve dan pipa benar-
benar telah
tersambungkan dengan
rapat, kuat, dan aman
(tidak bocor).
PELAKSANAAN PEMASANGAN & INSTALASI POMPA

• Marking lokasi penempatan pompa.


• Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
• Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
• Pasang Pompa dan valve-valvenya.
• Sambung instalasi daya ke unit pompa.
• Lakukan running test pompa.

1. Pipa
1
2. Pompa
2 3. Fittings
4. Water
Meter
5. Check Valve
6. Strainer
7. Pressure
Gauge
8. Gate Valve
9. Packaged
5 Booster
4 Pump
3 10. Deep Well
Pump

10

6
8
7

9
Plumbing
Plumbing (Tools)
b c d e
a

f g h i j

a. Welding Machine g. Angle Grinder.


b. Cut Off Machine f. h. PVC Cuttere
c. Electric Hand Drills i. Pipe Wrenches
d. Drilling Machine j. Plumbing Tool set
e. Threading Machine
f. Chain Hoist
ELEKTRIKAL
• LISTRIK
Lingkup Pekerjaan
1. Suplai Sistem Listrik
2. Panel
3. Sistem Pembumian (Grounding) dan Penangkal Petir.
4. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak.
5. Testing commisioning.
Elektrikal

Metode Pemasangan Panel


A. Panel

1
1. Pastikan Pondasi Panel
Telah dibuat benar

2
2. Marking lokasi
penempatan panel

3
3. Bor lubang dinabolt
sebagai penguat panel
Elektrikal

4. Tempatka panel pada posisi yang telah ditentukan.

A A A

R S T

R-S R-N
S-T S-N
R-T T-N
Elektrikal
5. Pasang dan Kencangkan baut
dinabolt
5

6 6. Pasang semua aksesoris panel


yang dibutuhkan.

A A A
R S T
V
R-S R-N
S-T S-N
R-T T-N
Metode Pemasangan Grounding & Penangkal Petir

A. Sistem Pembumian (Grounding)

Sistem pembumian ( grounding ) bertujuan mengamankan peralatan elektrik maupun


elektronik serta gedung itu sendiri dari bahaya kerusakan maupun kebakaran saat terjadi beban
lebih.sistem tersebut terdiri dari:

• Peralatan Utama pada tiap Substation (panel dan genset) dihubungkan dengan ground
melalui terminal masing-masing.

• Sistem grounding dari gedung penunjang operasional gedung menggunakan kabel BC 70mm

B. Sistem Penangkal Petir


Pembuatan sistem penangkal petir bertujuan untuk melindungi suatu area

gedung beserta isinya dari bahaya arus lebih yang diakibatkan dari sambaran
petir yang mungkin terjadi ketika musim penghujan, sistem tersebut terdiri dari:

• Terminal penangkal petir diletakkan di atas gedung

• Terminal penangkal petir akan dihubungkan ke terminal bumi melalui Copper tape
condutor
Elektrikal

A. Pemasangan Penangkal Petir dan Grounding

1. Marking lokasi grounding sesuai dengan shopdrawing


Elektrikal

2. Pantek grounding dengan copper rod pada lokasi yang telah ditentukan

3. Gali lokasi untuk pembuatan bak kontrol dan sparing.


4. Buat bak kontrol serta pasang sparing kabel grounding.

5. Meger resistensi coper rood.


6. Pasang penangkal petir lengkap dengan aksesorisnya pada lokasi yang radiusnya dapat mencakup
semua area dalam zona aman.
7. Pasang kawat koaksial melalui jalur shap yang dihubungkan dari tiang penagkal petir dengan
coper rod di dalam bak kontrol .

8. Rapikan kawat koaksial, dan pastikan semua sambungan terhubung dengan benar, lalu tutup bak
kontrol dengan benar.
Metode Instalasi Listrik :

- Penerangan & stop kontak beserta pengkabelannya

- Instalasi Kabel Daya


Metode Instalasi Penerangan & Stop Kontak Beserta Dengan Pengkabelannya
Elektrikal

1. Marking plat lantai untuk jalur konduit yang


1 akan digunakan sebagai jalur instalasi elektrikal.

2. Bor plat lantai untuk memasang klem pipa konduit

3. Pasang Pipa konduit sesuai dengan jalur marking yang


telah dibuat dengan menggunakan klem yang berwarna
3 sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Elektrikal

4. Masukkan kabel pancing untuk menarik kabel

5. Sambung ujung kabel dengan ujung kawat


pancing, kemudian tarik kawat pancing untuk
menarik kabel instalasi tersebut.
Elektrikal

6. Potong kabel listrik sesuai dengan


kebutuhan

7. Hubungkan jalur instalasi titk


peracabangan didalam tee-dos, lalu
tutup sambungan dengan
menggunakan lasdop.
Elektrikal

8. Marger resistansi kabel instalasi


yang telah terpasang, termasuk
kualitas sambungan pada tiap
tee-dos

9. Setelah semua jalur instalsi


selesai dipasang dan hasil marger
diperoleh hasil yang baik, rapikan
semua jalur instalasi dan tutup
semua tee-dos yang ada.
Elektrikal

2. Pemasangan Armatur / Lampu

1. Pastikan instalasi listrik sudah


terpasang dengan baik.

2. Marking lokasi penempatan armatur


pada celling sesuai dengan shopdrawing
dan jenis lampu yang digunakan
Elektrikal

3. Cutter celling yang telah dimarking

4. Bor lokasi tempat gantungan


(suport) armatur
Elektrikal

5. Pasang gantungan (suport) armatur

6. Sambungkan instalasi yang telah


tersedia dengan armatur.
Elektrikal

7. Pasang armatur pada lokasi yang telah disiapkan


pada celling dengan cara menggantungkannya
pada kawat gantungan.

8. Rapikan posisi armatur


dan kondisi celling.
Elektrikal

2. Pemasangan Armatur / Lampu

1. Pastikan instalasi listrik


sudah terpasang dengan
baik.

2. Pasang Fitting sesuai


dengan type yang ada
dalam Shopdrawing
Elektrikal

3. Pasang lampu sesuai


dengan spesifikasi yang
diinginkan.

4. Test Lampu sudah


menyala atau belum.
Elektrikal

C. Pemasangan Saklar Dan Stop Kotak

1. Marking jalur instalasi saklar dan stop


kontak dengan level ketinggian dari
lantai 150 cm untuk saklar dan 30 cm
untuk stop kontak.

2. Cutter jalur marking


yang yang telah dibuat
dengan menggunakan
mesin cutter.
Elektrikal

3. Bobok jalur instalasi saklar dan stop


kontak

4. Pasang konduit dan inbow-dos


Elektrikal

5. Tutup tembok jalur instalasi dengan


plester kembali, serta bersihkan lokasi
kerja .

6. Pasang kawat pancing


Elektrikal

7. Tarik kabel instalasi dengan kawat pancing.

8. Potong kabel instalasi sesuai dengan


kebutuhan
Elektrikal
10. Lakukan test konektifitas sambungan dan tahanan isolasi kabel instalasi yang telah terpasang.

9. Sambungkan instalasi kabel pada tee-dos, kemudian tutup sambungan dengan


lasdop, lalu tutup tee-dos.
Elektrikal

11. Setelah hasil tes dinyatakan baik,pasangkan saklar dan stop kontak pada lokasi yang telah
disediakan saat proses finishing telah selesai.
Elektrikal

Material Utama
• TR = Transformator
• SB = Switchboards
 HVSB
 MSB
TR  DSB
SB

Material
1. Kabel power
2. h
3. Konduit
4
4. Saklar
5. Kotak kontak

1
3
5 Alat Bantu
1. Tang cramping
3
2. Tang hidrolik
1
3. Tang
2
4. Obeng
5. Multimeter dan
Clampmeter

4
5
Testing & Commissoning
Plumbing

Testing Commisioning

• Prosedur testing pekerjaan plumbing dilakukan secara partial dan sistem (pipa, valve dan pompa).
• Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan kebocoran
pada pipa serta membersihkan pipa dari sisa-sisa kotoran.
• Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi dengan baik.

Prosedur testing

1. Tes pada pipa :


• Tes Tekan Pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
a. Partial Test :
• Test dilakukan pada sebagian sistem, misal pada satu toilet
b. System Test :
• Test dilakukan pada seluruh sistem
2. Tes pada Valve :
• Tes Tekan Pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
3. Tes pada Pompa :
• Running tes pompa untuk mengetahui fungsi pompa
Testing & Commissioning

Perlakuan Testing Plumbing


a. Untuk Instalasi Pemipaan Air Bersih
Melakukan test tekan pipa, hal ini dilakukan dengan cara memberi beban fluida pada sistem
pemipaan dan dengan dikenakan tekanan pada tingkat tertentu. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui kalau sistem pemipaan dapat bertahan pada spesifikasi tekanan yang telah
dipersyaratkan pada spesifikasi.

b. Untuk Instalasi Air Bekas & Air Kotor


Melakukan test rendam pipa, hal ini bertujuan untuk mengetes kebocoran pipa.

Sistem Elektrikal
Testing & Commissioning Sistem Elektrikal Secara Umum

• Prosedur testing pekerjaan elektrikal dilakukan setelah seluruh pekerjaan instalasi selesai.
• Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi (cable wiring)

Prosedur testing :
1. Megger test : meliputi tes instalasi kabel, tes pemasangan peralatan utama (trafo, Panel Tegangan
Menengah, Panel Tegangan Rendah, dan sebagainya)
2. Grounding system : meliputi tes grounding peralatan utama (trafo, Panel Tegangan Menengah, Panel
Tegangan Rendah, dan sebagainya)
Panel – Panel Sistem Tenaga Listrik

a. Pengujian Tahanan Pada Bar/Batangan Panel


Bertujuan untuk mengetahui tingkat rugi – rugi panas yang akan timbul pada panel tersebut,
diusahakan masih dalam batas – batas yang lebih kecil dari nila tahanan yang dipersyaratkan.

b. Pengujian Tahanan Isolasi Panel


Bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan isolasi terhadap nominal tegangan yang akan
dikenakan pada isolasi panel tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kegagalan isolasi
pada panel, sehingga resiko – resiko terjadinya korsleting dapat dihindari/dicegah.
c. Megger test : meliputi tes instalasi kabel dan tes pemasangan panel.
d. Grounding system : meliputi tes sistem grounding/pentanahan pada panel.
Sistem Penerangan & Stop Kontak

• Prosedur testing pekerjaan elektrikal dilakukan setelah seluruh pekerjaan instalasi selesai.
• Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi (cable wiring).

Prosedur testing :
a. Megger test : meliputi tes instalasi kabel.

b. Lakukan test konektifitas sambungan dan tahanan isolasi kabel instalasi yang telah terpasang.
c. Lakukan test nyala lampu pada sistem penerangan dan test konektifitas pada sistem stop kontak.
d. Megger test : meliputi tes instalasi kabel dan tes pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak.

e Grounding system : meliputi tes sistem grounding/pentanahan pada sistem penerangan & stop kontak.
Sistem Grounding & Penangkal Petir

a. Marger resistansi copper rod apakah telah mencapai nilai yang ditentukan ( mak 2 ohm )

b. Test Konektifitas, hal ini dilakukan dengan cara merapikan kawat koaksial, dan pastikan semua
sambungan terhubung dengan benar.
PEKERJAAN GROUND WATER TANK (GWT)

a. Pekerjaan Tanah Ground Water Tank (GWT)

Pertama karena GWT ada di dalam tanah pasti perlu dilakukan pekerjaan galian tanah.
Selanjutnya dilakukan urugan pasir urug dan lantai kerja untuk alasnya. Umumnya urugan pasir
urug dilakukan setebal 10 cm sedangkan lantai kerja setebal 5 cm. Setelah pekerjaan beton
GWT selesai selanjutnya dilakukan pekerjaan urugan tanah kembali dengan tanah bekas
galian. Untuk sisa tanah yang tidak terpakai dilakukan pekerjaan buangan tanah. Buangan
tanah ini bisa dibuang ke lokasi lain dalam lingkungan proyek atau dibuang ke luar dari lokasi
proyek.

Pembuatan Ground Water Tank Beton Bertulang

b. Pekerjaan Pelat Beton Bertulang Ground Water Tank (GWT)

Seperti pekerjaan beton bertulang pada umumnya, diperlukan pekerjaan bekisting, pekerjaan
pembesian, dan pengecoran beton. Pada perbatasan antara pelat lantai dan dinding beton atau
pada area stop cor (jika pengecoran tidak dilakukan sekaligus) harus dipasang waterstop untuk
mencegah kebocoran

c. Pekerjaan Waterproofing Ground Water Tank (GWT)

Waterproofing yang sering digunakan untuk pekerjaan GWT ada 2 pilihan, waterproofing
integral atau waterproofing coating. Tetapi kadang ada juga yang menggunakan gabungan
keduanya untuk memastikan tidak terjadi kebocoran. Jadi selama pekerjaan beton ditambahkan
waterproofing integral setelah jadi dilapisi lagi dengan waterproofing coating. Untuk
waterproofing coating harus dipilih jenis yang tidak beracun atau non toxic
d. Pekerjaan Pasangan Keramik Ground Water Tank (GWT)

Setelah lapisan waterproofing biasa GWT difinish dengan pasangan lantai dan dinding keramik.
Material keramik tile yang dipilih biasanya warna putih agar mudah terlihat jika kondisi GWT
sudah kotor.

e. Pekerjaan Tutup Ground Water Tank (GWT)

Tutup GWT yang digunakan menggunakan beton bertulang dengan spesifikasi terlampir pada
gambar kerja. Dan untuk penutup manhole dari pelat besi dengan rangka hollow yang dicat
dengan cat anti karat.

f. Pekerjaan Tangga Ground Water Tank (GWT)

Karena cukup dalam, GWT dilengkapi dengan tangga monyet spesifikasi terlampir di shop
drawing.

Pekerjaan Air Sumur

Tahapan pekerjaan air sumur :

 Survey lapangan, disini akan ditentukan perlu tidaknya survey geolistrik atau teknisi survey
sudah bisa memutuskan perlu tidak dilakukan survey geolistrik, survey geolistrik biasanya
dilakukan dilokasi yang belum pernah dilakukan pengeboran disekitarnya atau lokasi luar
kota yang kontur tanahnya berbukit.
 Apabila sudah diputuskan dimana titik pengeboran dibuat maka diadakan persiapan dan
mobilisasi alat kelokasi pembuatan sumur bor serta persiapan Alat alat pengeboran dan
personil team sumur bor.
 Mulai instalasi Mendirikan rig (menara bor), melakukan setting mesin bor sesuai lokasi
proyek pembuatan sumur bor, tidak lupa Pembuatan bak lumpur (sirkulasi) dengan
kedalaman sekitar 1 x 1 m berbentuk bujursangkar
 Mulai Pilot hole (Percobaan pemboran), dengan dicermati tiap kedalaman dan kandungan
batuannya (kandungan batuan tiap meter perlapisan) dan dicatat waktu kecepatan
pemboranya, disini bak lumpur dipersiapkan.
 Bila pengeboran telah dinyatakan cukup debit airnya maka kemudian dilakukan well
logging, well logging berguna untuk mengetahui lapisan air tanah /aquifer yang bagus dan
tidak tercemar oleh limbah berbahaya.
 Setelah well logging dilakukan maka dilakukan pembesaran lobang bor untuk pemasangan
konstruksi pipa dan pemasangan screen,
diantara pipa dengan sisi tanah diisi dengan batu gravel untuk menguatkan screen pipa dan
menjadikan filter air sebelum masuk kedalam pipa screen.
 Tes pump untuk mengetahui debit air yang dihasilkan, sekaligus proses pengurasan air
hingga air yang dihasilkan bersih dapat memakan waktu 3 atau 6 jam atau lebih tergantung
kandungan lumpur.

 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabel trey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan
saklar harus rata dengan dinding.
 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

PEKERJAAN FINISHING

Pengecatan

Tahapan pekerjaan pengecatan :


 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
 Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan kuas.
 Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
 Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
 Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat kawat
atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
 Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-pori/lubang-
lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
 Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan permukaan
yang bersih/halus.
 Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat). Apabila
setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan diampelas.
 Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut. Kemudian
dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan cat
dinding emultion.
 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

PEKERJAAN FASUM
Lahan gedung, halaman dan jalan di urug dengan tanah dan pemadatannya dilakukan
dengan menggunakan alat pemadat (Stemper). Sebelum pemasangan beton dikerjakan dan
saluran buis beton, dilakukan galian terlebih dahulu setelah papan patok (bouplank) dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai di periksa dan disetujui oleh Direksi dan konsultan
Pengawas. Setelah disetujui dilanjutkan pemasangan saluran buis beton, dan pemasangan
grill penutup saluran. Setelah itu di gelar makadam dipadatkan secara bertahap sehingga
memenuhi kepadatan yang distandarkan. Pekerjaan aspal hotmix untuk finishing area jalan
dan parkir.

Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO)


Setelah masa pelaksanaan berakhir (progres pekerjaan mencapai ± 100 %) maka
penyedia jasa mengajukan permohonan serah terima pekerjaan pertama. Dengan adanya
surat perintah pemeriksaan pekerjaan pertama maka penyedia jasa bersama tim pemeriksa
dan tim teknis melaksanakan pemeriksaan fisik dilapangan. Hasil pemeriksaan
dimasukkan/dilaporkan dalam berita acara serah terima pertama (berita acara PHO). Dalam
rentang waktu antara Serah Terima Pertama (PHO) sampai Serah Terima Kedua/Akhir (FHO)
ada masa pemeliharaan.

Masa Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan yaitu selama 180 hari kalender ditempatkan personil
dilapangan yang memantau secara periodik keadaan hasil pekerjaan. Bila ada kerusakan
dapat segera diperbaiki dan didokumentasikan letak kerusakan dan masa perbaikansebagai
lampiran laporan periodik.Membuat laporan periodik dan Berita Acara hasil peninjauan
bersama. Semua hasil kegiatan selama masa pemeliharaan digunakan sebagai bahan untuk
Penyerahan Pekerjaan kedua ( FHO )

Anda mungkin juga menyukai