Critical Book Report Teori Layanan Bimbingan Kelompok: Ibu. Dra. Rahmulyani M.PD, Kons
Critical Book Report Teori Layanan Bimbingan Kelompok: Ibu. Dra. Rahmulyani M.PD, Kons
Critical Book Report Teori Layanan Bimbingan Kelompok: Ibu. Dra. Rahmulyani M.PD, Kons
Disusun Oleh :
Melati Ani Pasaribu
Reguler B 2018
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
kasih karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ‘Critical Book Report’ mata kuliah
Bimbingan Kelompok. Saya berterima kasih kepada Ibu Dra. Rahmulyani M.Pd, Kons yang
sudah memberikan bimbingannya.
Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan saya juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan maupun hiburan bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Konselor merupakan seorang tenaga pendidik yang memiliki tugas membantu siswa
dalam dalam memahami diridirinya dan lingkungannya serta membantu siswa mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di
luar sekolah. Karena begitu banyak masalah-masalah yang dialami oleh siswa seperti tidak fokus
dalam mengikuti pembelajaran, konflik dengan teman sekelas, malas kesekolah serta masih
banyak lagi. Maka peran dari seorang guru BK sangatlah dibutuhkan didalam pendidikan guna
menciptakan generasi bangsa yang sehat dan mandiri kedepannya. Maka didalam melakukan
pemecahan masalah pada peserta didik perlu dilakukan pemecahan yang menyenangkan
sehingga dapat diterima oleh peserta didik, contohnya seperti melakukan bimbingan kelompok.
Didalam lingkungan sekolah terdapat berbagai macam siswa dengan kepribadian yang berbeda
dan dari latar belakang dan masalah yang berbeda-beda pula. Beda individunya maka beda pula
cara penanganan masalah dan pendekatan yang harus digunakan.
Bimbingan kelompok adalah salah satu mata kuliah bimbingan konseling yang diajarkan
dalam perkuliahan baik materi maupun praktek yang tujuannya untuk mengembangkan
kemampuan bersosialisasi siswa khususnya kemampuan komunikasi dan juga untuk membahas
topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual dan menjadi perhatian peserta.
ISI BUKU
Buku I
3. Penerbit : Unimed
4. Jumlah halaman : 72
Buku II
Tahun : 2018
BAB I. Pengertian Bimbingan
Menurut Frank Person, dalam Jones,1951 Bimbingan adalah sebagai bantuan yang diberikan
kepada individu untuk dapat memilih mempersiapkan diri dan mengangguk suatu jabatan serta
mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya. Sedangakan
Menurut Lefever dalam McDaniel 1959 Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang
teratur dan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam
menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri yang pada akhirnya ia dapat memperoleh
pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.
Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki laki atau perempuan yang
memiliki kepribadian yang yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu individu
setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri.
Bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realitas pribadi setiap
individu.
Bimbingan adalah bantuan yang dibberikan kepada individu dalam membuat pilihan Pilihan dab
penyesuaian yang bijaksana.
Menurut Tirmizi (2011:140), layanan bimbingan kelompok adalah layanan nya mungkinkan
siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari
narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan membahas secara bersama-sama
mengemukakan pendapat tentang sesuatu atau membicarakan topik topik penting,
mengembangkan nilai-nilai yang bersangkutan dengan hal tersebut dan mengembangkan
langkah-langkah bersama untuk menengah permasalahan yang dibahas di dalam kelompok.
BAB III. Faktor yang Mendasari, Tujuan, Jenis, dan Azas Layanan Bimbingan Kelompok.
Dalam penyelenggaraan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi di mana faktor yang
mendasari penyelenggaraan tinggi yang kelompok adalah bahwa proses pembelajaran dalam
bentuk perubahan sikap dan perilaku termasuk dalam hal pemecahan masalah dapat terjadi
melalui proses bimbingan kelompok.
Layanan bimbingan kelompok merupakan kegiatan yang menekankan pada proses berfikir secara
sadar, perasaan perasaan, dan perilaku anggota untuk meningkatkan kesadaran akan
pertumbuhan dan perkembangan individu yang sehat.
Menurut prayitno (1995) tujuan bimbingan kelompok secara khusus antara lain adalah melatih
siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya yang pada gilirannya
dapat dimanfaatkan untuk ruang lingkup yang lebih besar".
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pelayanan bimbingan kelompok
Sebenarnya bukan Ditinjau dari perkembangan kelompok melainkan perkembangan optimal
masing-masing pribadi, meskipun ia melayani melalui keterlibatan dalam kegiatan kelompok.
Menurut Sitti Hartinah (2009:13) dalam rangka bimbingan kelompok terdapat dua jenis
kelompok yang dapat dikembangkan yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas.
Menurut Prayitno azas-azas yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah
sebagai berikut:
Azas kerahasiaan : para anggota harus menyiapkan dan merahasiakan informasi Apa yang
dibahas dalam kelompok terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain.
Azas keterbukaan : para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran, tentang
apa saja yang disarankan dan dipikirkannya tanpa ada rasa malu dan ragu ragu.
Azas kesukarelaan : semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau
dipaksa oleh teman lain untuk pemimpin kelompok.
Asas kenormatifan : semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan dengan
norma norma dan kebiasaan yang berlaku.
Menurut Prayitno (1995:24) dalam pelaksanaan bimbingan melalui pendekatan kelompok dapat
dikembangkan yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas. Kelompok bebas merupakan untuk
memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk menentukan arah dan isi
kegiatan kelompok tersebut Sedangkan kelompok tugas arah dan isi kegiatan kelompok
ditetapkan terlebih dahulu. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok
Dalam layanan bimbingan kelompok berukuran dua pihak yaitu pimpinan kelompok dan peserta
atau anggota kelompok.
1. Pemimpin kelompok
Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih yang berwenang menyelenggarakan praktek
konseling profesional, yang memiliki keterampilan khusus melaksanakan layanan bimbingan
kelompok dan bimbingan lainnya, karakteristik pimpinan kelompok adalah:
Mampu membentuk kelompok dalam suasana interaksi anggota kelompok yang bebas, terbuka
dan demokratif saling mendukung dan meringankan beban, memberikan rasa nyaman dan
menggembirakan serta mencapai tujuan bersama kelompok.
Mampu mengisi meningkatkan memperluassinergis kan, konten, bahasan yang tumbuh dalam
aktivitas kelompok.
Mampu menjalani hubungan antar personal yang hangat, nyaman sabar, dan memberikan
kesempatan yang demokratis dalam mengambil keputusan tanpa memaksa siswa dan dalam ketegasan
dan kelembutan jujur dan tidak pura pura dan disiplin dalam bekerja keras.
Setiap anggota kelompok masing-masing memiliki peran dalam kegiatan bimbingan kelompok. Peranan
dari pimpinan kelompok (Prayitno, 1995:35) adalah:
a.Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan pengarahan ataupun campur tangan langsung
terhadap kelompok.
b.Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang pada kelompok
itu.
c.Apabila dalam kelompok itu tampaknya kurang menjurus ke arah yang dimaksudkan maka pemimpin
kelompok perlu memberikan arahan yang dimaksudkan.
d.Pemimpin kelompok juga perlu memberikan masukan ataupun tanggapan tentang berbagai hal yang
terjadi dalam kelompok.
e.Pemimpin kelompok diharapkan mampu mengatur kegiatan yang berlangsung dalam kelompok.
Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu menjadi tanggung jawab dipimpin kelompok.
2. Anggota kelompok
Selanjutnya peranan anggota kelompok dalam kegiatan kelompok yaitu bimbingan kelompok (Prayitno,
1995:35) adalah :
c.Berusaha agar kegiatan yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.
d.Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya yang dengan baik.
e.Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
Home room
Program ini dilakukan di sekolah dan Madrasah di dalam kelas di luar jam pelajaran untuk
membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu program ini dilakukan dengan menciptakan suatu
kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan.
Cara ini biasa dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat atau objek-objek yang menarik yang
berkaitan dengan pelajaran tertentu misalnya pabrik kota dan lain sebagainya melalui karya wisata para
siswa memperoleh kesempatan meninjau objek-objek yang menarik dan mereka memperoleh informasi
yang lebih baik tentang objek itu. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri, kerjasama,
tanggung jawab, kepercayaan diri, serta mengembangkan bakat dan cita-cita.
Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk menggunakan pikirannya
masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.
kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok adalah kegiatan bersama merupakan teknik pimpinan yang baik karena dengan
melakukan kegiatan bersama mendorong anak saling membantu sehingga relasi sosial positif dapat
dikembangkan dengan baik.
Organisasi murid
Organisasi murid adalah kegiatan Orientasi Siswa misalnya OSIS sangat membantu proses pembentukan
anak, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan organisasi Asas keseimbangan
dapat dikembangkan dengan baik kesiapan anggota kelompok atau masyarakat dapat dikembangkan
dengan baik pula.
Sosiodrama
Sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan kepada murid murid
untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam
hubungan sehari hari dimasyarakat.
Psikodrama
Psikodrama adalah upaya memecahkan masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang
didramakan. Dalam sosiodrama yang didramakan adalah masalah psikis yang dialami individu.
Pengajaran remedial
Pengajaran remedial adalah suatu bentuk pelajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa
orang siswa untuk membantu kesulitan belajar yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah
satu teknik pemberian bimbingan yang dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok tergantung
kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
Menurut Prayitno (2004:18-19) ada empat tahap penyelenggaran dalam pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok, yaitu :
Tahap pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan dari diri atau tahap memasukkan diri ke dalam
kehidupan suatu kelompok. kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
Tahap peralihan
Tahap peralihan merupakan jembatan menuju tahap ketiga, kegiatan pada tahap ini adalah sebagai
berikut :
Mengamati apakah para anggota kelompok sudah siap menjalani kegiatan pada tahap berikutnya.
Tahap kegiatan
Tahap ketiga merupakan inti dari kegiatan kelompok. Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya
dari kelompok. Dalam tahap ini saling berhubungan antar anggota kelompok tubuh dengan baik. Saling
tukar pengalaman dalam bidang suasana perasaan yang terjadi, penguraian, penyajian, dan
pembentukan diri berlangsung dengan bebas.
Tahap pengakhiran
Tahap ini merupakan tahap penutup dalam kegiatan bimbingan kelompok. Dalam tahap ini pemimpin
kelompok melakukan kegiatan antara lain :
3. Memberi tanggapan.
Para ahli menjelaskan bahwa ada beberapa jenis pelaksanaan bimbingan kelompok antara lain
1. Program informasi
2. Program orientasi
3. Diskusi
4. Pembelajaran remedial
5. Belajar dan bekerja kelompok
6. Sosiodrma
7. Psikodrama
8. Home room
9. Karya wisata
10. Simulasi
11. Bermain peran
12. Kepramukaan
13. Organisasi siswa
14. Pertemuan kelas
-melatih keterampilan tertentu baik sifat fropesional maupun bagi kehidupan sehari-hari
1. Orientasi
2. Penyiapan peserta
a. Menyusun scenario
b. Menetapkan prosedur
c. Mengorganisasikan peserta
3. Pelaksanaan simulasi
Role playing merupakan sebuah permainan yang dimainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan
berkalaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama.
Role playing dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam mendiagnosis ketegangan dan sumber
ketegangan dalam kelompoknya, dan jika terampil dan struktur dalam penggunaan Role playing
dapat membantu individu menjadi lebih nyaman dengan dirinya sendiri dan lebih percaya diri
dalam berdiri untuk apa yang ia percaya.
1. Langkah pertama, pemanasan guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan yang
mereka sadari sebagai suatu hal yang bagi semua orang perlu mempelajari dan menguasainya.
2. langkah kedua, memilih pemain siawa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan
menentukan siapa yang akan memainkannya.
3. langkah ke 3 menata panggung, guru mendiskusikan dengan siswa mana dan bagaimana peran
itu akan di mainkan.
4. langkah ke empat, guru menunjukkan beberapa siswa sebagai pengamat. Pengamat yang
terlibat harus aktif dalam permainan peran.
6. langkah ke enam guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan melakukan evaluasi
terhadap peran-peran yang di lakukan.
8. langkah kedelapan pembahasan dikusi dan evaluasi lebih di arahkan pada realitas.
1. masalah yang di jadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian siswa
3. jangan terlalu banyak di sutrain biarkan peserta didik mengembangkan kraivitas dan
spontanitas
5. Role playing bukanlah saniwara atau drama bisa melainkan merupakan peranan
B. Bentuk-bentuk kelompok
Menurut Prayitno
a. Kelompok bebas
Dalam kegiatan topic ini tergantung kepada keputusan didalam kelompok jadi tidak
ada sama sekali yang menguasai bahan sama sekali.
b. Kelompok Tugas
Topic yang akan dibahas telah ditentukan dan peserta diharapkan berpartisipasi
sepenuhnya dalam pembahasan yg akan di bicarakan.
Menurut Prayitno (2012 4) Pembelajaran dengan format pemikiran kelompok (PKC-ko) suatu
metode non- lasikal yang dapat diimplementasikan di dalam maupun di luar. Metode ini
mendukung untuk membantu pengembangan pribadi yang nilai-nilai karakter cerdas dan
mempraktikkanmya juga menciptakan lingkungan dinamai oleh nilai-nilai pengamalan nilai
luhur pancasila di dalam format Format PKC-KO Menilai sebagai berikut;
1. Penanaman nilai dan moral berkehidupan dan berbangsa lsi PKC-KO semua isi butir nilai
cerdas dengan nilai luhur pancasila termasuk di dalammya yang terkait langsung dalam bidang
petualangan, kehidupan pribadi, berkeluarga berkelompok berbangsa, dan bernegara PKC-KO
3. Aspek teknik operasional PKC-KO merupakan metode yang cukup sederhana, mudah, murah,
lentur (luwes) dan aspiratif.
Sasaran PKC-KO adalah proses dan isi kegiatan PKC-KO itu sendiri Proses kegiatan PKC-KO
merupakan dinamika pengembangan diri bagi para peserta meniju menuju keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan antara diri pribadi dan kebersamaan. Isi kegiatan PKC-KO
langsung dan dinamis mengarah pada dihayati dan diamalkannya nilai karakter cerdas termasuk
nilai luhur Pancasila Kelengkapan PKC-Ko Prayitno (2012: 15) mengatakan bahwa ada
pelengkap dalam kegiatan PkC KO, namun ini tidak wajib. Kelengkapan tersebut adalah ()
Sumber bahasan, (2) Kartu kegiatan; dan (3) Permainan kelompok. Sumber bahasan terdiri dari
bahan cetak seperti koran, majalah, biku, dan bahan bahan tertulis lainnya, lalu sumber lain yang
terdiri dari berita, rekaman audio dan video, slide dan film, kejadian tertentu, dan ceramah
pertemuan. Kartu Nama, Nama Fasilitator, Nama Notulis, Nama dan Anggota Tetap, dan Peserta
Ikutan atau Peserta), Jumlah waktu Rapat, Tanggal dan Waktu Rapat, Tempat Rapat, Pertemuan
yang diangkatl, dan Panggilan- Jumlah pesan yang terkait . Permainan kaku, tujuan lain adalah
untuk mengakrabkan dan menumbuhkan peserta grup agar tidak terlalu kebersamaan.
Berikut ini akan diuraikan beberapa tahapan dalam bimbingan kelompok menurut Sitti Hartinah
(2009:132) secara ringkas yaitu :
1.Tahap Pembentukan
Kegiatan awal dari sebuah kelompok dapat dimulai dengan pengumpulan para (calon) anggota
kelompok dalam rangka kegiatan kelompok yang direncanakan, meliputi tahap pengenalan,
pelibatan diri dan pemasukan diri didalam kelompok
2. Tahap Peralihan
Setelah suasana kelompok terbentuk dan dinamis, kelompok sudah mulai tumbuh dan kegiatan
kelompok hendaknya dibawah lebih jauh oleh pemimpin kelompok menuju kegiatan kelompok
yang sebenarnya Oleh karena itu, perlu diselenggarakan tahap peralihan Dimana tahap peralihan
ini merupakan pembangunan jembatan antara tahap pertama dan ketiga dapaun kegiatan yang
akan dilakukan pada tahap peralihan ini yaitu :
2. Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap
selanjutnya (ahap ketiga)
3. Membahas suasana yang terjadi
4 Meningkatkan keikutsertaan anggota. Jika perlu kembali kebeberapa aspek tahap pertama
(tahap pembentukan).
3.Tahap Kegiatan
2. Tanya jawab antara anggita dan pemimpin kelompok tentang hal hal yang belum jelas
menyangkut masalah yang dikemukakan pemimpin kelompok
4 Kegiatan selingan
4.Tahap Pengakhiran
Perry dan Furukawa (Abimanyu, 1996: 256) mendefinisikan modelling sebagai Proses belajar
melalui observasi dinana tingkah laku dari secorang individu atau kelompok, sebagi model,
berperan sebagai rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-sikap atau tingkah sampaikan' Strategi
belajar modeling berangkat dari teori belajar sosial, yang disebut belajar melalui observasi atau
menurut Arends disebut juga dengan teori pemodelan tingkah laku (Kardi dan laku sebagai
bagian dari individu yang lain yang mengobservasi model yang di Noor(2000:11).
Cormier (Abimanyu, 1996 250) mengemukakan "Ada enam macam jenis modelling sebagai
berikut :
a. Modelling Langsung adalah prosedur yang digunakan untuk mengajarkan tingkah laku atau
yang hendaknya dimiliki oleh klien melalui contoh langsung dari , atau teman sebayanya
Konselor perlu memberi contoh atau pola klien m tingkah laku yang baik untuk klien yang tidak
mengetahui bagaimana bertindak suasana tertentu .
b Memodelkan Simbol Dalam pemodelan simbolis, mouldays disaiian melabn bahan terdism rm
gudio atau viden, film eau side Model-model simbolis daet dkmbg k perorangan atau untuk
kelompok Satu model simbolis daet mengjarkan iem tng laku yang sewai, sedang skap das ilai-
ailai da mejarkan kemn karampilan sosial melalui simbol atau gambar dari bends adiays dan
dipetmpian pad lien melalui alat-alat percka
c Pemodelan diri sendiri Dalam prosedur diri sebagai model yang menkan iien scbaga noddl
Pemodelan diri sendiri sebagai prosedur saat Mien melibat dirioya sendini sebagai mode
melalkukan tingkah laku yang menjadi tujang yang dinginian Klien berlatih dengan rekaman
latihan yang melesat yang diberi hadish dan kealahan kork. Dengan demikian dalam prosedur
ini, hanya memodelkan tetayi jaga lacihas an balik
Menurut Luddin (2012 78) untuk mengetabui keberhasilan kegiatan bimbingan kelompok.
pemimpin kelompok (guru pembimbing) dapat melakukan tiga tahapan ep) penilaian, yaitu
Penilaian segera (laiseg), dengan memperhatikan bagaimana partisipasi dan komitmen masing-
masing anggota kelompok dalam proses menjalani kegiatannya Penilaian jangka pendek
(laijapen), dengan memperhatikan adanya berbagai perubalan tingkah laku dari masing-masing
anggota kelompok setelah satu atau dua minggu mendatang . Penilaian jangka panjang
(laijapang), dengan memperhatikan adanya perubahan sikap dan tingkah laku atau kemampuan
lainnya pada aklhir semester Dalam hal ini pemimpin kelompok menyiapkan format penilaian
yang diisi oleh masing masing anggota kelompok.
2.2 RINGKASAN ISI BUKU
Buku games ini berisikan 24 games dengan tujuan mengakrabkan anggota kelompok
dalam dinamika kelompok serta meneguhkan komitmen dari para anggota kelompok. Berikut
adalah uraian ringkas dari 24 games tersebut:
1) Saya Saya
2) Lakukan Instruksi
Semua AK diminta berdiri dan mengikuti instruksi PK dengan cepat dan yang terlambat
akan menggantikan posisi PK. Laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan.
Telapak tangan menghadap kedepan dan dengan posisi setinggi dada, dengan cepat PK
mengatakan “ITIK-ITIK KAWAN” dan AK harus mengikuti instruksi apa yang di minta oleh
PK dan AK menaikkan ketiga jari kanan dan kiri (telunjuk, tengah, dan manis). Perkenalan
diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan terimakasih. Kegiatan BKP dilanjutkan
kembali.
3) Berbaris Menurut
Semua anggota membentuk barisan berbanjar. Untuk menciptakan suasana lebih akrab
mari semua mengikuti instruksi yang akan saya berikan. Contoh : jika PK mengatakan
berbaris menurut tinggi bandan yang paling rendah hingga yang paling tinggi maka anggota
kelompok harus berbaris dengan anggota yang memiliki tinggi badan paling rendah itu berada
paling depan dan yang di baris paling belakang adalah yang memiliki badan yang paling
tinggi. Begitulah seterusnya. Perkenalan diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan
terimakasih. Kegiatan BKP dilanjutkan kembali.
4) Buah Kesukaan Dan Alasan Saya
PK menyampaikan instruksi kepada AK bahwa setiap AK mendapatkan kesempatan
untuk menyebutkan nama buah kesukaan dan alasannya. PK mempersilahkan AK siapa yang
akan melanjutkan contoh yang diberikan oleh PK sampai semua AK mendapat kesempatan.
Perkenalan diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan terimakasih. Kegiatan BKP
dilanjutkan kembali.
5) Samson Dan Delila
Permainan ini menggunakan 3 kata kunci yaitu SAMSON, DELILA dan SINGA.
Gerakan Samson bisa menirukan gerakan para biarawan yang gagah
Gerakan Delila bisa menirukan gerakan seorang gadis yang cantik dan imut,
dengan mengembangkan kedua telapak tangan, tangan kanan di dagu kanan dan
tangan kiri di dagu kiri, sedangkan
Gerakan singa bisa dibuat seperti singa yang sedang mengaum.
Masing-masing kelompok memilih satu, dua dari tiga kata kunci dan memperagakannya
secara serentak setalah ada aba-aba dari PK.
Jadi, jika kelompok kanan memperagkan SAMSON dan kelompok kiri mempergakan
DELILA, maka kelompok kirilah yang menang. Permainan dapat dilakukan berulang-ulang.
6) Bola Udara
Permainan ini tidak menggunakan media apapun tetapi dilakukan untuk mencairkan
suasana. Disini pemimpin permainan, melakukan permainan terlebih dahulu untuk dicontoh
peserta bagaiman cara melakukan permainan. Pemimpin permainan menyebutkan nama salah
satu peserta sebelum melempar bola ke peserta lain, bola disini diibaratkan udara yang telah
digenggaman tangan padahal sebenarnya bola itu tidak ada sama sekali. Perkenalan diakhiri
dengan tepuk tangan bersama dan ucapan terimakasih. Kegiatan BKP dilanjutkan kembali.
7) Pk Berkata
Permainan ini dilakukan dengan mengikuti aba-aba dari PK, dan peserta dibagi menjadi
dua baris dan masing-masing harus mendengar dan melaksanakn perintah AK namun harus
ada kata “PK BERKATA”. Jika PK tidak memakai kata itu namun peserta melakukan
perintah maka anggota tersebut mendapat kesempatan untuk unjuk kebolehan. Perkenalan
diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan terimakasih. Kegiatan BKP dilanjutkan
kembali.
8) Badai Berhembus
Permainan dilakukan dengan mengatur tanda secara melingkar seperti kursi atau tanda
lainnya dan peserta kelompok wajib berada ditempat tanda itu berada masing-masing satu
tanda. Pemandu sebagai angin misalnya akan mengatakan “ANGIN BERHEMBUS KEPADA
ORANG BAJU BIRU”. Maka peserta yang memakai baju biru harus pindah ketempat kawan
yang meninggalkan tandanya dan pemandu sebagai angin ikut berebut tanda tersebut. akan
ada satu orang peserta yang tidak mendapat tanda, maka orang ini akan menggatikan pemandu
sebagai angin dengan mengatakan “ANGIN BERHEMBUS KEPADA....(sesuai karakteristik
peserta)” begitu seterusnya. Perkenalan diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan
terimakasih. Kegiatan BKP dilanjutkan kembali.
9) Marina Menari Di Atas Menara
Permainan ini dilakukan dengan PK bernyanyi dengan kata-kata marina menari diatas
menara tetapi AK tidak ikut menari melainkan memperagakan sesuai kata yang dinyanyikan.
Jika PK mengatakan MARINA maka kedua tangan diletakkan di dada
Jika PK mengatakan MENARI maka kedua tangan diayunkan di samping
pinggang dan menggoyangkan bokong sekedarnya saja
Jika PK mengatakan DIATAS maka kedua tangan diletakkan diatas puncak/bahu
Jika PK mengatakan MENARA maka kedua tangan diacungkan keatas
PK akan menyanyi semakin lama semakin cepat dan dapat mengacak kata-kata nya, bagi AK
yang salah diperbolehkan untuk unjuk kebolehan. Perkenalan diakhiri dengan tepuk tangan
bersama dan ucapan terimakasih. Kegiatan BKP dilanjutkan kembali.
10) Kebiasaan Baik Ku
PK meminta AK membentuk lingkaran dengan posisi berdiri jarak antar anggota
kelompok setengah lancang kanan. Permainan ini dilakukan untuk menciptakan suasana lebih
akrab maka PK meminta menyebutkan nama panggilan lalu mengatakan apa kebiasaan
baiknya. Bila semua anggota sudah mendapat giliran maka, maka PK mengatakan “terima
kasih, semoga kebiasaan baik anda dapat mempercepat penyelesaian rencana anda. Perkenalan
diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan terimakasih. Kegiatan BKP dilanjutkan
kembali.
Anggota dibagi menjadi 2 kelompok dan 1 orang dari setiap kelompok menjadi ketua. Bila
ketua kelompok menunjuk mereka menyebutkan nama buah sesuai nada yang sudah
ditentukan, kelompok harus konsentrasi. Kelompok dipandu untuk membuat gerakan sesuai
dengan NAMA BUAH kelompoknya. Perkenalan diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan
ucapan terimakasih. Kegiatan BKP dilanjutkan kembali.
14) Ikuti Arah Angin
Permainan ini dilakukan dengan mengikuti instruksi angin yang berhembus kekanan
dengan sepoi-sepoi maka badan dicondongkan kekanan sambil berkata AKU LAKUKAN lalu
tiba-tiba angin berhembus sepoi ke kiri maka badan dicondongkan ke kiri. Bila dikatakan angin
berhembus kencang berputar-putar atau badai apapun yang terjadi tetap katakan AKU
LAKUKAN. Perkenalan diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan terimakasih.
Kegiatan BKP dilanjutkan kembali
15) Keluarga Burung
AK dibagi atas kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari:
Ibu burung yang bersuara, kak kak kak
Bapak burung yang bersuara, kok kok kok
Anak burung yang bersuara, cit cit cit
Jika PK berkata PAGI TERBANG maka seluruh burung berpencar seperti burung
terbang. Jika dikatakan MALAM maka seluruh burung berusaha mencari keluarganya dengan
bersuara seperti yang sudah disepakati. Jika dikatakan SIANG maka seluruh burung mencari
pasangan baru yang terdiri atas bapak mencari ibu dan anak mencari sesama anak. Perkenalan
diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan terimakasih. Kegiatan BKP dilanjutkan
kembali.
16) Bkp Luar Biasa (Lirik Lagu Iwak Peyek)
Anggota kelompok saling membelakangi dan menirukan gerakan menggoreng peyek
(jongkok setengah naik turun) menyanyikan lagu ini :
BKP...BKP...BKP LUAR BIASA
MARILAH MARILAH IKUT BERSAMA
BKP...BKP...BKP LUAR BIASA
BKP...BKP AKU SUKA...
Perkenalan diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan terimakasih. Kegiatan BKP
dilanjutkan kembali.
17) Saling Nempel
Permainan dilakukan membagi-bagi peserta menjadi berpasangan, laki-laki dengan laki-
laki dan perempuan dengan perempuan. Setiap pasangan harus mengikuti instruksi dari PK
(siku dengan siku, lutut dengan lutut dan sebagainya). Jika PK memerintahkan GANTI
KAWAN maka semua peserta harus mencari peserta lainnya untuk menjadi pasangan namun
harus sejenis. Perkenalan diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan terimakasih.
Kegiatan BKP dilanjutkan kembali.
18) Paket Ekspres
Peserta membentuk lingkaran. Peserta pertama dari sebelah kanan PK menyebutkan
satu kata lalu dipadankan oleh teman yang disampingnya. Begitu seterusnya. Perkenalan
diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan terimakasih. Kegiatan BKP dilanjutkan
kembali.
19) Dicoba Pasti
Jika ada instruksi DICOBA dari PK maka peserta maju 3 langkah dengan mengatakan
BISA BISA BISA. Jika instruksi BISA maka peserta mundur 3 langkah sambil mengatakan
PATI PASTI PASTI. Instruksi boleh dibolak balik. Perkenalan diakhiri dengan tepuk tangan
bersama dan ucapan terimakasih. Kegiatan BKP dilanjutkan kembali
20) Bkp Prof
Permainan ini dilakukan dengan bernyanyi sambil melompat pada kalimat lagu tertentu
sambil tepuk tangan.
Siapa suka BKP tunjuk tangan (prof 2x) (saya!! Lompat keatas tepuk tangan)
Siapa suka BKP tunjuk tangan, saya (Hore...)
Perkenalan diakhiri dengan tepuk tangan bersama dan ucapan terimakasih. Kegiatan BKP
dilanjutkan kembali.
1. Yaitu memiliki materi yang bagus sehingga mudah di pahami oleh pembaca
2. Penulisan dalam buku juga sangat jelas
3. Menggunakan bahasa yang lugas dan memberikan sensasi yang menyenangkan bagi
pembaca sehingga pembaca mudah memahaminya.
1. Tidak terdapat gambar pada yang buku yang dapat menarik perhatian si pembaca
2. Memiliki pembahasan yang tidak begitu banyak
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa didalam melakukan layanan
bimbingan kelompok perlu dilakukan games baik itu games pengakraban maupun peneguhan
guna lebih mencairkan antar anggota kelompok serta memperkuat peneguhan para anggota
kelompok. Sehingga pelaksanaan bimbingan keompok dapat terlaksana dengan optimal. Games
yang digunakan juga harus berhubungan degan topik permasalahan yang dibahas pada layanan
bimbingan kelompok agar layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan dapat berguna bagi
anggota kelompok serta dapat mengubah kebiasaan buruk para anggota kelompok.
4.2 SARAN
Layanan bimbingan kelompok perlu digunakan sebagai media pemecah masalah bagi
anggota kelompok. Maka sebagai konselor, ada baiknya melakukan layanan bimbingan
kelompok dengan menambahkan games pengakraban dan komitmen guna menjadikan
layanan bimbingan kelompok dapat terlaksakan dengan optimal.