E Book Buku I Am The Book - Vina Budi Purnasih
E Book Buku I Am The Book - Vina Budi Purnasih
E Book Buku I Am The Book - Vina Budi Purnasih
Penulis:
Copyright © 2021
All right reserved
Redaksi:
Kantor : Jl. Ade Irma Suryani No. 42D
Sumbang - Bojonegoro
Nomor WhatsApp 0822 6433 9889
Website : www.tamanbaca.id
Email : [email protected]
Instagram : @tamanbacaid
ii
Undang-undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 di dalam pasal
72 menjelaskan:
iii
KATA PENGANTAR
iv
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat,
sehingga kegiatan ini dapat terselenggara dengan lancar.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Hormat Kami,
Penyunting
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... iv
Buku adalah Salah Satu Surga Dunia_Selfi Nur Afifah ............. 186
Jawab Perkara dengan Ilmu_Sholehah Yuliati ............................ 191
vii
Di Balik sebuah Karya: Pengalaman Pertama Membuat Artikel
Populer_Sri Utami Lestari ............................................................. 207
vii
i
Buku: Masa Lalu dan Masa Depanku
… Ahmad Hasani …
11
Apapun bentuknya nanti. Bukuku:masa laluku dan masa
depanku. Tapi aku sangat tahu diri dengan kemampuanku
sendiri. Tentu sangat suul adab jika ingin menyaingi para ulama
karena jelas level keilmuan beliau yang tinggi serta zaman yang
berbeda. Tapi sebenarnya aku hanya ingin menjadi contoh bagi
anak-cucuku kelak bahwa kakek leluhur mereka adalah orang
yang mencintai pengetahuan. Dan buku karyaku adalah sebagai
sebuah bukti nyata, prasasti tak terbantahkan atas kecintaanku
terhadap ilmu pengetahuan. Dan ku harap buku karya ku nanti
dapat menggugah mereka untuk mencintai ilmu pengetahuan
pula bahkan memiliki karya yang luar biasa dan bermanfaat bagi
masyarakat lebih-lebih jika karya mereka diamini secara
universal, sehingga ada harapan kecil di hatiku bahwa ini akan
menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir walau aku
telah tiada sebagaimana yang aku yakini dari hadis Nabiku yang
mulia.
12
Meraih Sukses dengan Buku
… Ahmad Syawqi …
14
disamping pelajaran sekolah. Bagi Bung Karno, membaca bisa
membuatnya seperti bertemu dengan orang-orang besar dan
mendengarkan pemikiran-pemikiran mereka. Melalui
membaca, beliau bisa berbicara secara mental dengan Thomas
Jefferson (penulis Declaration of Independence), George
Washington (Presiden AS pertama), Paul Reverve, Gladstone,
Mazzini Cavour, Garibaldi, Frederich Engels, Jean Jacques
Rousseau, Aristide Briand dan Jean Jaures ahli pidato terbesar
dalam sejarah Perancis.
Kesukaannya membaca itulah yang mengantarkannya
menjadi pejuang nasional. Ketika kesadaran itu mulai muncul,
Soekarno mulai menerapkan apa-apa yang telah dibaca.
Pemikirannya akhirnya menyadarkan Soekarno menjadi
seorang nasionalis yang menyala-nyala dan mendirikan Tri Koro
Dharmo.
Bung Hatta, sosok proklamator yang satu ini tidak bisa
dilepaskan dari buku. Bahkan mas kimpoinya untuk istrinya Dia
dikenal akan hobinya membaca dan mengoleksi buku sejak
umur 17 tahun. Koleksi buku Bung Hatta banyak berbahasa
asing seperti Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman. Itulah
sebabnya, Bung Hatta menguasai empat bahasa tersebut. Hal ini
diungkapkan oleh anak tertuanya, Meutia Hatta.
Selain membaca, Bung Hatta mengamalkan pengetahuan
dan pemikirannya melalui menulis. Sehari-hari beliau membaca
dan menulis selama enam hingga delapan jam per hari. Tercatat
sudah 42 yang diterbitkan beliau. Diantara hasil tulisannya,
sebuah buku tentang filsafat berjudul Alam Pikiran Yunani
kemudian menjadi mas kimpoi pernikahannya dengan Rahmi
Rachim.
Dari dua tokoh-tokoh Indonesia yang berjasa bagi
kemajuan bangsa, mereka sudah membuktikan bahwa melalui
membaca buku seseorang bisa berimajinasi seluas-luasnya,
berpikir kritis, sehingga mengantarkannya jadi orang yang
berguna bagi bangsa dan negara.
15
Mereka yang gemar membaca buku dan meraih sukses
tersebut, tentunya mereka memiliki karakter sebagai orang-
orang sukses. Seperti halnya mereka mampu meluangkan
waktu dengan bijak. Mereka mungkin cuma punya waktu 20
menit sebelum harus melakukan kegiatan lain, tapi bukannya
mereka menganggap “cuma punya waktu 20 menit” yang tidak
bisa dibuat untuk melakukan apapun, mereka akan
menghabiskan 20 menit tersebut untuk membaca. Orang-orang
sukses menganggap waktu mereka sangat berharga, dan akan
memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar sesuatu yang
baru. Seorang yang gemar membaca menyadari bahwa waktu 5
menit waktu yang terbuang setiap hari selama setahun, sama
dengan membuang peluang untuk membaca selama 24 jam.
Juga mereka memiliki kemampuan menulis dan berbicara
yang luar biasa. Tidaklah mengherankan bahwa orator terbesar
dalam sejarah manusia semuanya kutu buku. Orang-orang
sukses mengambil inspirasi dari apa yang dibacanya dan
membangun karakter pribadinya, serta memanfaatkan inspirasi
ini sebagai penyemangat perjuangan mereka. Dari
Demosthenes, Lincoln, Nelson Mandela hingga Sukarno, mereka
adalah orang-orang yang tetap dikenang dalam sejarah dan
memiliki pemikiran luar biasa yang menginspirasi banyak
orang.
Juga ingatan mereka tajam. Semakin banyak kita membaca
dan belajar, semakin mudah untuk mengingat informasi. Orang-
orang sukses tidak percaya mitos konyol yang menyebut bila
anda belajar sesuatu yang baru maka yang lama akan hilang
keluar dari otak. Yang mereka tahu hanya belajar dan terus
belajar hingga tanpa mereka sadari, mereka memiliki wawasan
yang begitu luas.
Dan yang terpenting mereka yang suka baca membuat
otak mereka tetap segar. Seorang pembaca ulung tahu bahwa
otak ibarat otot yang perlu dilatih. Sama seperti berlatih di gym
untuk membesarkan dan menguatkan otot tubuh, membaca
16
dapat membuat pikiran dan ingatan anda menjadi kuat. Orang-
orang sukses melatih pikiran mereka dengan membaca atau
dengan metode lain seperti mengisi teka teki silang dan
permainan asah otak lainnya. Orang-orang sukses biasanya akan
selalu tertantang untuk mengatasi dan memecahkan setiap
masalah, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan
berpikir mereka. Mereka orang-orang sukses selalu menghargai
setiap menit waktu mereka, dan bahkan pada saat-saat paling
santaipun, mereka masih memilih untuk membaca.
Selamat Hari Buku Sedunia. Jadikanlah buku sebagai
sahabat terbaik kita, sehat dan sukses selalu untuk kita semua.
Aamiiin.
17
Memilih Teman Duduk
19
Banyak sekali yang bisa kita dapatkan dari sana. Pernah
dengar “Buku adalah jendela dunia?” jika pernah maka itu
memang benar adanya, sebuah buku bisa membawa kita
berkeliling dunia tanpa harus merogoh kocek yang dalam.
Cukup bermodalkan waktu, buku dan secangkir kopi misalnya.
Bagi saya, buku adalah tempat belajar terlengkap dan
ternyaman, tinggal pilih saja hal apa yang akan dipelajari.
Budaya, teknologi, bahasa bahkan makna kehidupanpun dapat
kita pelajari darinya. Belajar dari buku tentang arti memahami
orang lain, tentang menghargai orang lain, tentang mencintai
diri sendiri, tentang ilmu-ilmu lain, nama bunga, negara, bahkan
cinta bisa kita rasakan saat membaca buku.
Bukankah itu hal yang ajaib? Buku bisa merangkum semua
hal yang ada di bumi. Buku yang berisi tulisan-tulisan anak
manusia itu juga mengambil peran dalam membuat mindset
seseorang menjadi lebih baik, lebih positif karena buku bisa
merubah dunia. Tentu saja tulisan-tulisan dari penulis yang baik
berperan didalamnya, katakanlah seseorang yang termotivasi
menjadi pengusaha karena membaca kisah inspiratif dari sebuah
buku. Atau, saya sendiri yang juga ingin mengambil peran
dalam memperbaiki pola pikir negative manusia menjadi lebih
positif melalui tulisan-tulisan saya yang ingin saya wujudkan
dalam sebuah buku yang penuh akan makna.
Tak hanya itu, menikmati buku rasanya seperti kembali
pulang, jika itu buku fiksi maka alam imajinasi kita akan diajak
menari dan berlari membayangkan setiap peristiwa yang
digambarkan dalam tulisan yang kit abaca, dan dari situ pula
kemampuan berpikir kita diasah. Kita bisa menjadi lebih kreatif
dan inovatif, dengan perbendaharaan kata yang semakin banyak
karena buku tadi.
Hebat kan? Buku bisa merubah dunia, itu yang saya
rasakan. Buku adalah sumber ilmu, buku juga adalah guru bagi
setiap orang yang membacanya, karena disetiap tulisan dari
20
sebuah buku pasti memiliki pesan disampaikannya. Apapun
jenis bukunya, fiksi maupun nonfiksi.
Sebagai generasi bangsa yang juga menentukan masa
depan bangsa dan masa depan diri sendiri, tidak ada salahnya
jika buku dijadikan sebagai teman kita, tidak ada salahnya jika
buku menjadi tempat singgah kita dikala lelah melanda, karena
membaca buku itu menyenangkan. Jangan takut jika dicap kutu
buku karena itu bukan hal valid yang bermakna negatif, buku
adalah jendela ilmu, buku adalah jendela dunia. Pilihlah buku
terbaik verisimu maka kamu akan menemukan nikmatnya
berteman pada buku yang akan berguna bagi dirimu dan juga
hidupmu. Karena buku adalah teman duduk terbaik yang harus
kita temui.
21
Dari Buku Bacaan bingga Buku Digital
… Astono …
22
Interaktif sosial berubah sedemikian rupa, masyarakat
dikejutkan oleh pembiasaan-pembiasaan wajib mematuhi
protokol kesehatan. Pembatasan Nasional yang diberlakukan
Pemerintah memaksa semua orang mematuhinya, berdiam diri
di rumah sambil bekerja dan/atau belajar dari rumah. Perubahan
baru di mulai juga terjadi dalam aktivitas pendidikan yang
semula anak-anak belajar dalam kelas beralih belajar dalam
rumah bersama keluarga. Anak-anak semula bermain,
berinteraksi, serta belajar secara tatap muka berganti
menggunakan sarana digital (Daring).
23
kemahiran guna mendapatkan yang diinginkan seolah
dimanjakan oleh tehnologi. Dan memang tidak dapat dipungkiri
dengan tehnologi sesuatu yang membantu seseorang dalam
membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan atau
juga menyebarkan informasi secara masif.
24
Sumber-sumber informasi telah tersedia dapat ditemui di
berbagai tempat, perpustakaan, taman bacaan, sudut baca pada
fasilitas umum bahkan melalui elektronik buku. Dimaksudkan
agar masyarakat secara mudah mengakses informasi yang
diperlukan selain itu juga mendidik supaya gemar membaca.
Gerakan nasional orang tua membacakan buku (gernasbaku)
yang digaungkan bertujuan satu diantaranya membiasakan
gemar membaca sejak dini. Orang tua memiliki kewajiban
membacakan pada putra-putrinya meski dalam waktu yang
terbatas. Anak merasa menjadi bagian dari Ibu dan/atau Bapak
ketika dibacakan buku. Apalagi pada usia dini sebagai momen
pembentukan dan perkembangan karakter butuh sosok orang
yang dikaguminya, orang tua yang selalu berada disampingnya
selaku pelindung, pengayom, sekaligus penunjuk kehidupan.
Jika yang dibacakan adalah pengalaman hidup sendiri kepada
anak dan dilakukan setiap hari tentu makin utuh pembentukan
kepribadian diri anak.
25
Kemunculan buku-buku elektronik saat ini merupakan
efek terjadinya pandemi covid 19 membuat sejarah peradaban
baru bagi manusia. Tidak butuh waktu lama hanya hitungan
tahun para pekerja dan pelajar dituntut menggunakan IT dalam
melakukan aktivitas. Berbagai informasi secara cepat tersedia
dengan kemajuan teknologi. Peradaban menggunakan teknologi
tersebar dalam masyarakat secara masif. Generasi milenial
selamat datang pada era dimana serba canggih (elektronik).
Peggunaan buku elektronik kian digemari mereka generasi
milenial mudah dibawa kemana-mana juga cepat jika
memerlukan informasi di tempat manapun. Bahkan
keseluruhan informasi tersimpan secara digital dalam wujud
teks ataupun bentuk lain pdf, misal. Berbeda halnya dengan
buku (konvensional) yang terdiri sekumpulan informasi
menggunakan kumpulan kertas-kertas. Tidak bisa disejajarkan
buku bacaan versus buku bacaan elektronik, memiliki
karakteristik yang berlawanan kutub. Kemajuan teknologi boleh
melesat dalam menyediakan berbagai informasi secara digital
dengan segala keunggulan. Meski punya fungsi yang tidak
berbeda, tapi buku konvensional merupakan seni hasil daya
cipta, karsa juga penuh rasa dari penulis. Salam literasi.
26
Kisah Sopir Bis di Masa Pandemi
… Agus Wijayati …
27
Yudi menjalankan usaha baru mengepul barang bekas, dengan
modal yang pas pasan.
28
Pak yudi mulai memahami politik jual beli barang bekas.
Tidak mudah memang, harus banyak mencari tahu naik
turunnya harga barang di pasaran. Kehidupan pak Yudi mulai
ada peningkatan. Daya jual barang bekasnya tambah banyak,
dan membutuhkan tambahan modal agar bisa mencapai target.
30
Buku dan Masa Depan yang Lebih Bahagia
… Budi Cahyadi …
31
dengan kecepatan membaca dan memahami informasi di dalam
buku. Dengan mengetahui secara tepat informasi yang
diperlukan, mukin tidak perlu membaca bagian-bagian yang
tidak relevan, akan tetapi langsung memilih bagian bagian
tertentu sesuai dengan informasi yang kita perlukan.
32
Bahan buku adalah susunan kertas baik yang berisi tulisan
maupun kosong yang di sususun dan diberi jilid.
33
spesifik yang dapat dikatagorikan dalam isi buku, manfaat
buku, dan harga buku.
Isi buku
Pemanfaatan buku
35
membuat diri kita terpuruk. Kesuksesan selalu diawali dengan
perjuangan dan semangat tanpa lelah. Mengeluh bukan solusi
untuk menghadapi rintangan menuju masa depan.
36
Buku dan Panggilan Hidup
… Devi Fortuna …
37
Setelah 3 tahun aku bekerja di sebuah panti asuhan,
tepatnya pada tahun 2012 aku memutuskan untuk mencari
pengalaman yang baru. Ternyata pengalaman bekerjaku
sebelumnya telah membuatku jatuh cinta pada buku dan
dunianya, dunia yang melahirkan sebuah panggilan hidup yang
sangat kuat dalam diriku untuk dapat berkarya lebih lagi dalam
memahami peran pustakawan yang sesungguhnya.
38
Buku, Bagian Pembentuk Peradaban
… Diana Rahmawati …
39
Terkadang kita mengalami kesulitan saat menginginkan
anak kita ataupun anak didik kita untuk membaca buku. Anak
anak biasa cenderung lebih suka gerak dalam arti aktifitas fisik
seperti bermain. Terkadang kita harus memberi tugas terlebih
dulu kepada anak didik kita untuk sedikit memaksa mereka
untuk memiliki kemauan membaca buku. Tidak apa-apa, ini
bukanlah hal yang buruk, dengan memberi tugas membaca
kemudian menceritakan kembali atau menyimpulkan isi buku
atau bacaan akan mampu membuat si anak atau siswa menjadi
lebih semangat dalam membaca buku. Mungin sesekali kita
perlu juga perlu memberinya apresiasi setelah membaca buku,
apakah itu sebuah pujian ataupun hadiah. Dengan adanya
apresiasi diiharapkan akan membawa si anak ataupun siswa
lebih semangat lagi untuk membaca buku buku yang lain,
karena mereaka akan semakin paham bahwa dengan membaca
buku wawasan dan pengetahuan mereka makin bertambah, juga
membantu mereka lebih mudah dalam berbicara, karena mereka
telah semakin tahu banyaknya kosakata yang mereka miliki dari
aktifitas membaca buku.
40
lingkunagan anak-anak, mungkin buku bacaan yang pas adalah
buku cerita. Di dalam buku cerita tentunya sang penulis pasti
menyelipkan pesan moral ataupun pendidikan karakter yang
terimplisit dalam cerita tersebut. Untuk itu penting kiranya bila
anak anak mebaca buku, para orang tua mendampinginya,
sehingga tidak hanya alur cerita yang menarik yang di dapat,
tetapi orang tua juga bisa membantu memahamkan apa makna
dan pendidikan karakter yang ingin disampaikan dalam cerita
tersebut. Hal ini sangat penting karena akan bisa membatu
membentuk karakter dan kepribadaian anak di masa yang akan
datang.Karena buku diperuntukkan untuk dibaca anak-anak,
tentunya sangat penting di diperhatikan tampilan buku tersebut,
termasuk bahan buku, gambar gambar yang menarik dan
berwarna, untuk bisa menarik perhatian anak dalam mmbaca.
41
akan tecipta generasi hebat. Dengan memiliki generasin yang
hebat, negara ini tidak hanya menjadi negara berkembang, tetapi
akan segera menjadi negara maju. Sejak tahun 1945 negeri ini
merdeka, sehingga sekarang di tahun 2021, Indonesia masih
tetap sebagai negara berkembang. Entah kapan negeri kita
menjadi negara maju menyusul jepang dan yang lainnya. Bila
dilihat sejarah, Jepang di tahun 1945 mengalami kehancuran
Luar biasa di kota Hiroshima dan Nagasaki akibat letusan BOM
oleh Amerika. Belum lagi Jepang harus menghadapi embargo
dari Amerika, serta efek letusan BOM yaitu Radiasi BOM yang
juga sangat berbahaya bagi kesehatan. Tetapi Jepang sekarang
sudah mampu bangkit dan menjadi Negara yang maju.
Dari sebuah buku banyak hal yang bisa kita atau pembaca
dapatkan. Kita bisa bayangkan sendaianya para pemuda kita
saat lebih suka mebaca buku daripada bermain sosial media,
betapa bayak ilmu yang dimiliki, betapa matang dan tenang pola
pemikiran mereka karena ilmu yang dimiliki begitu luas.
Tentunya ini akan mampu mengurangi jumlah pemuda yang
menganggur, pemuda tawuran, aneka kejahatan yang saat ini
marak seperti pencurian, penipun, seks bebas. Saat ini memang
buku tidak hanya bentuk cetak, di internet pun cukup banyak
tersedia berbagai informasi.Tetapi dengan menggunakan
internet, betul memang sekan dunia ada di genggaman, tetapi
efek iklan positif dan negatif, seringkali menggangu konsentrasi
kita mebaca, akibatnya seringkali kita jadi lupa tujuan awal.
Masih banyak PR bagi kita semua untuk membawa masyarakat
pada kegemaran membaca buku. Semoga segera terwujud
sebuah negeri yang maju, Indonesia Raya, karena para pemuda,
masyarakat dan pemerintah yang berkualitas, yang tentunya
peran buku disini juga sangatlah besar.
42
Diana Rahmawati, A.md.TP., S.Pd., lahir di Tulungagung, Jawa
Timur 16 januari 1979 adalah seorang guru di MAN 1
Tulungagung. Lulus D-3 Perpustakaan Universitas Airlangga
Surabaya Tahun 2000, Lulus S-1 Pendidikan Ekonomi Sekolah
Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan PGRI Tulungagung Tahun
2012.Pernah Menjadi Pustakawan di MTsn 6 Tulungagung
tahun 2001, Pustakawan di MAN 1 Tulungagung tahun 2005-
2011, Pernah mengajar di D-2 Ilmu perpustakaan Universitas
terbuka di tahun 2011.Alamat penulis saat ini di Jl. MT haryono
VIII Perum Permata Kota blok E-12 Bago Tulungagung,
Tulungagung. Bisa korespondensi melalui nomor 081333584877,
Email: [email protected],@dianarahmwati2240
43
Seorang yang Gemar Baca Buku
44
sempatin untuk baca hingga selesai. Karna di dalam novel itu
berisi curahan sesorang terhadap allah atas yang dialami dan dia
merindukan yang dia sakiti.
46
Buku
47
memikirkan realita, masih sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan
kita yang akan kita kerjakan, sibuk dengan problematika
kehidupan yang sedang mendera. Maka disinilah arti penting
mengapa kita harus meluangkan waktu sejenak untuk
beristirahat secara total, break, melepaskan semua urusan yang
membuat pikiran terus bekerja tak berjeda. Saat break, kita bisa
mengisi waktu tersebut dengan membaca buku.
Mengapa harus buku? Tak ada yang bisa mengalahkan
sensasi menyentuh cover depan dan belakang sebuah buku, lalu
membolak-balikkan setiap halamannya dengan jari-jemari
tangan. Buku memberi kesan tersendiri dibanding dengan kita
membaca konten yang sama di layar komputer atau layar
gadget, sensasinya kurang dan terasa monoton. Selain
melakukan gerakan scroll dan pandangan mata dari kanan ke
kiri, apa lagi yang bisa kita lakukan? Bukankah terasa
membosankan?
Buku adalah harta bagi penggemar ilmu, harta bagi
para pemikir, dan jalan bagi mereka yang sedang mencari jalan
ke dunia yang lapang. Karena semakin luas pengetahuanmu,
maka semakin luas pula duniamu, maka naik pula derajatmu
di sisi-Nya, maka taburkanlah pengetahuanmu, maka engkau
seperti menabur tanaman yang kelak akan kau tuai di akhirat
atau balasan di dunia yang tak akan pernah berhenti mengalir.
Banyak cara untuk meningkatkan minat membaca bagi
kita. Pertama, ciptakan suasana yang nyaman saat membaca.
Hal yang perlu diperhatikan suasana membaca yang nyaman
ialah mengatur jarak membaca, tidak dalam posisi tidur, dan
carilah tempat membaca dengan sumber penerangan yang baik.
Kemudian lakukan secara bertahap. Misalnya dari selembar
artikel, bertahap ke buku yang tipis hingga buku yang tebal.
Selanjutnya cermati apa yang kita baca agar dapat diterima
48
ilmunya secara maksimal. Dan yang terakhir, sampaikan apa
yang kita baca kepada orang lain agar lebih bermanfaat. Namun
kita harus tahu waktu dan tempat serta situasi agar orang yang
kita ajak bicara tidak tersinggung.
Oleh karena itu, marilah kita jadikan membaca sebagai
sebuah rutinitas dan menjadikannya sebuah kebiasaan atau
bahkan kebutuhan. Maka kita akan merasakan banyak manfaat
yang timbul karena kegiatan membaca tersebut.
Pada akhirnya saya menyadari betapa menyenangkan sebuah
aktivitas membaca dengan berbagai tema yang mana
memberikan banyak manfaat bagi kita.
49
Buku, Aku dan Si Kecil
… Galuh Harisusana …
50
lama menantikannya. Disaat saat awal dia hanya bisa menangis
dan merenggek kegiatan mengenalkan buku tetap ku berikan.
Terkadang akupun membacakannya dongeng sebelum tidur
atau mendengarkan cerita dari Handphone agar dia tetap
tenang.
51
wayang adalah hobby dia yang terpenting kosakata dia dalam
merangkai kata semakin banyak dan berkembang lucunya lagi
Bahasa pedalangan menggunakan Bahasa Jawa bukan Bahasa
Indonesia yang biasa kami berikan kepadanya. Di
perkembangan usianya dia pun mulai memberikan pertanyaan
pertanyaan yang mungkin kita akan sedikit membutuhkan
jawaban yang kadang belum bisa dia cerna. Kami tidak tau
apakah itu ada hubungannya dengan kegiatan kami selama ini
mengenalkan buku padanya.
52
memilih sendiri buku yang dia inginkan buku bergambar dan
berwarna, buku buku puzzle yang harus dirangkai katanya. Dan
yang membuat kita takjub walaupun tidak paham kalimatnya
dia bersemangat membentuk ceritanya terkadang betul
terkadang juga salah tapi itu point yang sangat berharga begitu
sukanya dia pada buku.
53
buku. Penulis saat ini tinggal di Tulungagung. Penulis belum
pernah ikut kegiatan dalam hal menulis ini adalah awal dalam
menghasilkan karya bisa dibilang sebagai pemula. Pemula yang
minim pengalaman dan hasil karya. Pemula yang ingin belajar
dan mengembangkan diri. Kontak Penulis yaitu 081335391015,
email [email protected] dan instragram
putramakenzie.
54
Bukuku Menjelma
55
pembaca, bahkan sampai pembaca tersebut mengikuti jejak
penulis atau mencontohnya. Namun tidak berlaku pada generasi
milenial saat ini, buku bahkan penulis jarang yang medapatkan
tempat dihati pembaca. Buku dari sudut pandang generasi
milenial hanyalah seonggok barang tak berguna dan
memberatkan pikiran. Novel, cerpen, cerbung tidak lagi sebagai
hiburan melainkan momok yang menakutkan. Sebagai seorang
pendidik saya sungguh prihatin melihat fenomena yang terjadi.
Terlebih saya seorang guru Bahasa Indonesia. Pelajaran saya
yang sangat berhubungan erat bahkan menyatu dengan sebuah
buku, menjadi tampak mengerikan untuk generasi milenial.
Pernah saya mencoba meminta anak untuk pergi ke
perpustakaan membaca buku yang mereka sukai, kemudian
merangkum buku tersebut, alhasil hanya 20% siswa yang serius
membaca, 30% hanya sebatas memilah-milah buku, 50%
bergurau dan tidak membaca. Bagi generasi milenial buku
adalah hal yang membosankan, buku adalah benda yang tak
berguna, buku adalah benda yang membuat merek mengantuk.
Ya…generasi milenial membuat buku menjelma menjadi barang
yang menyeramkan.
56
tetapi beda menurut pandangan anak milenial saat ini. Siswa
beranggapan bahwa dalam internet semua sudah tersedia,
mencari apapun dapat ditemukan melalui internet. Sehingga
mereka tidak perlu bersusah payah membaca satu buku yang
tebal untuk mendapatkan ilmu yang mereka inginkan.
Paradigma tentang buku kini berubah. Dulu setiap siswa
diwajibkan khatam sejumlah buku untuk mapel Bahasa
Indonesia agar bisa mengikuti ujian atau ulangan harian. Tetapi
cara tersebut apabila ditempuh hasilnya pun akan berbeda.
Generasi milenial hidupnya adalah smartphone. Mereka
mengandalkan smartphone untuk setiap kepentingan.
Menyimpan catatan penting, nomor telepon relasi penting,
bahkan mencari sebuah informasi. Dulu buku telepon dianggap
penting, catatan sekolah menjadi pegangan belajar, buku
masakan menjadi pedoman ibu rumah tangga, kamus besar
Bahasa Indonesia menjadi buku wajib setiap pelajar dan guru,
majalah menjadi langganan bagi para remaja, dan komik
menjadi bacaan wajib anak anak. Tetapi kini buku menjelma,
seakan tak lagi ada, meski wujudnya dimana-mana.
57
ditegaskan lagi. Gerakan literasi sudah dilakukan pada sekolah
kami, dimana setiap siswa diwajibkan membaca buku setiap
pagi sebelum pembelajaran berlangsung, dan dibuatkan jurnal
kegiatan literasi sekolah. Setiap anak diwajibkan membaca buku
apapun itu, baik novel, cerpen, majalah, atau buku-buku
nonfiksi. Satu bulan pertama berjalan baik, didepan kelas,
ditaman sekolah, dikantin setiap anak memegang bukunya
masing masing dan semua membaca. Nampak menyenangkan ,
menenangkan dan membahagiakan melihat kejadian ini.
Antusias, semangat dalam membaca mulai tertanam dalam diri
para siswa, kembali lagi meski dengan cara sedikit dipaksa
dengan aturan dan nilai. Tetapi cara ini dirasa ampuh untuk
meningkatkan minat baca siswa dan guru untuk kemajuan
Bersama. Namun Gerakan literasi menghilang karena kini
sekolah dilakukan secara daring atau dengan pembelajaran jarak
jauh. Guru tidak lagi mampu memantau siswa dalam kegiatan
membaca.
58
manusia. Sehingga para penulis bukupun menjadi lebih
bersemangat karena karya-karya mereka bisa dinikmati dan
digemari pembaca. Butuh dukungan pemerintah juga untuk
menggalakkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
pengembangan minat baca, menulis, dan sejenisnya. Dapat juga
diawali dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Dimana orang
tua bisa memulai mengajarkan anak untuk gemar membaca dan
menyukai buku, sehingga dapat menularkan hobi tersebut
dikalangan yang lebih luas. Anak yang sejak dini diajarkan
membaca dan menyukai buku, mereka akan tumbuh menjadi
pribadi yang tak lepas dari buku. Pengetahuan tentang
pentingnya buku juga perlu ditanamkan orang tua sejak dini,
agar generasi berikutnya juga tumbuh menjadi generasi yang
mencintai buku. Agar kalimat atau semboyan buku adalah
jembatan ilmu, jendela dunia, tidak lagi hanya sekedar
semboyan, melainkan benar adanya dan menjadi suatu budaya.
59
mengenal lebih dekat dengan penulis lewat akun media
facebook Hanifah Ithoek, dan Instagram @hanifah rendra
60
E-Book Penyemangat Minat
… Indah Mustaskirin …
61
jilid atau aneka resep kuliner dan obat tradisional mendapat
tempat tersendiri dihati masyarakat.
62
Perjumpaan fisik yang tak dapat diprediksi bakal kembali
normal menyebabkan e-book hadir sebagai solusi bagi penikmat
buku yang tidak harus bingung untuk membagi waktunya
dengan aktifitas kesehariannya yang banyak dilalukan dengan
menggunakan smartphone. E-book juga mempermudah proses
anak dalam memahami materi pelajaran karena dilengkapi
dengan fitur - fitur didalamnya. Selain itu juga dapat melindungi
informasi yang disampaikan dan juga memberikan kesempatan
bagi pembuat konten untuk lebih mudah berbagi informasi,
dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.
63
Karenamu, Ku Temukan Arti Kebahagiaan
Kamu…
64
Aku belum pernah ketemu dengan mereka. Tapi ku tahu
mereka, dari coretan indah yang telah ku kumpulkan sejak kala
itu. Iya, ku beli beberapa buku dari harga yang receh sampai
yang menyamai gaji bulananku.
~ Mohammad Hatta ~
65
Selain berdoa, saya nekat untuk membeli salah satu buku
beliau “Personal Excellent”. Yaa bukan karena apa. Yang saya
pikirkan cuma satu.
~ Syafii Efendi ~
66
harus sehat lahir, batin, juga pikirannya ya. Biar tidak menjadi
beban untuk kita. Wkwk.
“Jika Anda ingin dikenang, harus pilih dari 3 hal ini, atau
juga bisa dikombinasikan semuanya.
Seperti yang saya kutip dari salah satu karya buku teman
berjuang saya, Alivia Zanuba Al Adawiyah, Penulis muda
dengan karya-karya istimewanya.
68
Bergeraklah. Untuk dirimu sendiri. Untuk agamamu.
Untuk keluargamu. Untuk bangsa ini, negara Indonesia yang
sangat kita cintai ini.
… Sri Indahyani …
Bismillahirrohmaanirrohiim...
Tak terasa 21 tahun sudah amanah ini aku geluti,
“tukang momong” saya lebih suka menyebutnya begitu, di
tahun 2000 pertama kali saya belajar menjadi seorang guru
Kelompok Bermian, kemudian beralih ke Raudahtaul Athfal di
salah satu lembaga di Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban,
Jawa Timur. Menjadi seorang guru di saat saya masih kuliah di
saat itu bukan sesuatu yang mudah bagiku, hanya tekad ingin
belajar dan bermanfaat untuk ummat yang menjadi
penyemangatku. Salah satu kompetensi yang harus dicapai
dalam pembelajaran untuk anak PAUD adalah program
pengembangan Bahasa. Dalam Program Pengembangan Bahasa
hasil akhir yang di harapkan orang tua tiada lain adalah anak
mampu membaca dan menulis, namun sebagai seorang guru
dan pengelola lembaga saya mempunyai tujuan bahwa tujuan
kita pada program pengembangan bahasa tidak sebatas mampu
membaca dan menulis tapi bagaimana cara agar anak menjadi
suka membaca, karena membaca adalah menjadi sesuatu yang
wajib jika kita ingin mengetahui atau dalam belajar hal apapun.
Perlu kita ketahui bersama ada tiga tahapan dalam proses
pembelajaran program pengembangan bahasa yang pertama
yaitu bahasa reseptif, bahasa ekspresif dan keaksaraan.
70
Berbagai metode membaca saya pernah ikuti tetapi
setiap metode punya kelebihan dan kekurangan masing masing,
dan yang paling menjadi dasar kami dalam memberikan
pembelajaran ke anak adalah guru wajib tahu modalitas belajar
anak, agar guru tidak memaksakan apa yang ada di kepalanya
untuk masuk di kepala anak. Modalitas belajar anak ada tiga
yaitu visual, auditorial dan kinestetik. Modalitas belajar visual
dapat di lihat anak mampu fokus kepada guru saat belajar, pada
modalitas auditorial anak cenderung suka berdiskusi sesama
teman temannya saat belajar sedangkan pada modalitas belajar
kinestetik anak lebih suka bergerak saat proses belajar, hal inilah
yang membuat kami harus benar benar memberikan
pemahaman kepada oang tua untuk bisa menjadi pendamping
belajar terbaik bagi anak anak terutama dalam program
pengembangan bahasa, hendaknya memperhatikan betul
tahapan belajar bahasa. Karena tidak bisa anak ujug ujug bisa
membaca dan menulis, tanpa diawali tahapan sebelumnya yaitu
belajar bahasa reseptif dan ekspresif. Dalam memberikan
pemahaman kepada orang tua saya mencoba berbagi
pengalaman saya pribadi bagaimana cara memberikan stimulus
tahapan proses belajar perkembangan bahasa kepada anak saya.
Benar sekali pengalaman adalah guru yang paling baik,
menjadi seorang tukang momong di saat saya belum menikah
adalah sebuah karunia Allah yang tidak bisa terbeli oleh uang,
ilmu yang saya dapatkan mampu menjadi kan saya menjadi
“tukang momong” untuk anak saya dan ini mahal nilainya.
Alhamdulillah kami, saya dan suami sama sama suka membaca
buku rutinitas kami saat muda dan setelah menikah untuk
mengunjungi perpustakaan menjadi hal yang menyenangkan.
Saya masih ingat di saat usia kehamilan 7 bulan ke atas , saat
kami berkunjung ke perpusatakaan bayi yang saya kandung,
71
selalu bergerak-gerak lebih aktif, serasa bayi yang saya
kandung merasa sangat senang jika berada di perpustakaan.
Proses inilah salah satu stimulus bahasa reseptif kepada anak,
dengan diajak komunikasi walaupun masih di dalam
kandungan, diajak berkativitas membaca buku di sinilah anak
akan mendengar dan menabung kosa kata. Saya
memperkenalkan buku secara fisik mulai anak saya” ‘Aisyah”
bisa memegang buku walapun kadang disobek diremas tapi
kami tetap memberikannya.
Pada usia satu tahun saya sering mengajak ‘Aisyah
untuk ikut aktivitas saya di sekolah, saya selalu memberi media
buku gambar crayon atau spidol agar dia bisa menggambar
obyek yang dia sukai, di usia tiga tahun saya ajak untuk
memberi nama atau labelling objek yang telah digambarnya,
tentunya dengan bantuan saya di awal menulis, dengan
mencontoh tulisan saya. Lama kelamaan dengan huruf yang
dikenal, ‘aisyah bisa menamai gambarnya sendiri, ini saya
lakukan di mana saja tidak hanya di sekolah, saat jalan jalan dan
bermain di taman kota atau kemana saja saya selalu
membawakan media menggambar dan menulis ini.
Alhamdulillah di saat ‘Aisyah masuk Kelompok Bermain
di saat teman temannya masih belajar abjad, Alhamdulilah
‘Aisyah sudah bisa membaca, dari sini bisa dilihat bahasa
ekspesifnya mulai berkembang dengan baik. Pembiasaan untuk
selalu berkunjung ke perpustakaan selalu kami lakukan sampai
anak saya usia SD, hampir tiap bulan kami “njajan buku” kami
tidak membiasakan beli mainan, ada kalanya beli mainan tapi
sangat jarang. Di saat ‘Aisyah duduk di kelas 4 SD, ‘Aisyah
mulai suka menulis cerita fiktif dari pengalaman dia membaca
buku buku, Aisyah menulisnya di buku tulis, saat kelas 5 mulai
belajar membuat cerita dengan mengetik di laptop. Saya
72
membebaskan cerita apa saja yang ‘Aisyah tulis Alhamdulillah
dia cukup mengetahui yang terpenting tulisannya mampu
menginspirasi pembaca untuk berbuat kebaikan itu yang dia
jelaskan kepada saya.
Hampir tiap pekan ‘Aisyah selalu rajin ke perpustakaan,
di saat teman-temannya bermain gadget kami tidak membelikan
gadget, karena kami bersepakat akan membelikan gadget saat
‘Aisyah baligh, dan benar benar tahu mana yang boleh dan tidak
untuk diakses, ‘Aisyah belum kami berikan ruang di medsos
boleh pinjam gadget hanya untuk whatsapp teman jarang main
untuk main game, kenapa hanya boleh pinjam gadget punya
kami, agar kami mudah mengontrol, kapan boleh pinjam dan
tidak. Menginjak SMP kami menyekolahkan di lembaga boarding
school di kota kami, Alhamdulillah kemampuan menulisnya
sudah semakin terasah dengan baik, di kelas 8 sudah menjuarai
menulis cerpen tingkat kabupaten dan hasil tulisannya
diterbitkan oleh penerbit ternama, kelas 9 menjuarai menulis
juga sampai tingkat Jawa Timur. Setiap kali libur sekolah toko
buku tempat rekreasi kami, dan setiap di depan kasir di deretan
buku yang berjajar rapi di etalase belakang kasir ‘Aisyahku
selalu berkata “Umik, suatu saat aku pingin buku yang aku tulis
ada di atas etalase itu”. “Lha kenapa Nduk” jawab saya. “masa
umik gak tahu to, kalo buku yang di taruh di etalase itu buku
best seller Mik,” Masyaallah semoga Allah mengijabah
keinginanmu Nduk.
Demikian sedikit kisah bagaimana untuk memberikan
stimulus kepada anak anak kita untuk menjadi anak yang suka
membaca, dimulai dari stimulus bahasa reseptif sejak anak
dalam kandungan, kemudian stimulus bahasa reseptif dengan
dukungan media dan motivasi dari orang tua, sehingga pada
akhirnya anak akan mudah untuk menuangkan keaksaraannya
73
dengan baik. Karena membaca itu suatu kebutuhan agar anak
anak kita mampu memahami berbagai macam ilmu agar kelak
ilmu itu sebagai modal anak-anak kita untuk bisa bertahan
hidup dan bermanfaat bagi ummat di dunia maupun bekal
investasi akhirat kelak.
74
Hasrat Ingin Memiliki
… Ivone De Carlo …
75
Sebuah toko dengan lokasi yang strategis dan bangunan
sangat representatif telah menggoda untuk dikunjungi.
Terutama saat digelar bazar di halaman depan toko tersebut.
Beraneka jenis buku dengan harga lima ribu rupiah bisa
ditemui dalam bazaar tersebut. Sebuah harga yang lebih murah
dari semangkok bakso.
Senang rasanya ketika mengunjungi bazar tersebut. Dapat
membeli buku-buku bagus dengan harga miring.
Menjadi warga kota Yogya, mengantarkan aku menjadi
pengunjung setia pameran buku. Baik Islamic Book Fair ataupun
pameran buku yang diadakan oleh Ikatan Penerbit Indonesia.
Walaupun masing-masing pameran mempunyai karakter
tersendiri, namun bagiku ada kesamaan, yaitu memperoleh
buku dengan harga terjangkau kantong.
Sebenarnya membeli buku dengan harga sale
merupakan sebuah dilema. Satu sisi ada rasa sedih melihat
buku-buku bagus dijual dengan harga murah. Namun, di sisi
lain ada kesemptan untuk menikmati buku bagus tanpa
merogoh saku terlalu dalam.
Seiring dengan perjalanan waktu, pameran bukupun
tergerus. Baik dari segi volume pengadaan maupun jumlah
peserta dalam setiap pameran. Hal ini semakin terasa ketika
menghadiri Pameran Buku Islam yang telah dimodifikasi.
Jumlah stand buku boleh dibilang sebanding dengan jumlah
stand selain buku.
Seperti mengikuti hukum ekonomi, semakin jarang
sebuah produk, semakin tinggi nilai jualnya. Demikian juga
dengan harga buku. Perlahan tapi pasti, tidak ditemukan lagi
buku dengan nilai lima ribu rupiah. Sudah genti rego mejadi
sepuluh ribu rupiah.
76
Dengan izinNya, aku tidak hanya menjadi pengunjung
pameran buku lokal. Allah menganugerahkan kesempatan
untuk mengunjungi pameran buku tingkat nasional dan juga
internasional. Peluang yang hadir, ketika aku mengikuti sebuah
pelatihan.
Saat itu, aku mengikuti pelatihan Women and Enterprise
Development di Noida. Kota Noida adalah sebuah kota
penyangga ibu kota India, New Delhi. Sudah menjadi suratan
tangan, ketika mengikuti pelatihan tersebut, diadakan pameran
buku tingkat internasional.
Bersama beberapa orang teman sesama peserta pelatihan,
kami melangkahkan kaki menuju tempat pameran. Di sana aku
menemukan sebuah stand penerbit, yang buku-buku
terbitannya sering menjadi text book waktu kuliah, John Wiley &
Sons.
Serasa ndak percaya ketika berada di stand penerbit
tingkat internasional itu. Di stand tersebut, aku menemukan
buku-buku text book dengan jenis kertas bookpaper. Sesuatu yang
belum pernah aku temukan di masa perkuliahan dahulu.
Usut punya usut, ternyata buku-buku tersebut diterbitkan
di India. Dalam memasarkan buku-buku terbitan John Wiley &
Son di India, maka Pemerintah India mensyaratkan penerbit
tersebut untuk menerbitkan buku-buku terbitannya khusus
untuk mahasiswa dengan jenis kertas bookpaper. Wow.
Demikianlah upaya pemerintah India untuk menyediakan text
book bagi para mahasiswanya.
Lain lagi ketika aku mengikuti sebuah pelatihan tentang
perpustakaan di Jakarta. Bersamaan dengan pelaksanaan
pelatihan tersebut, diadakan Pameran Buku Islam. Dengan guide
seorang teman pelatihan yang nota bene warga Betawi, kami
mengunjungi pameran tersebut. Sebenarnya keinginan untuk
77
mengunjungi Pameran Buku Islam tingkat nasional ini sudah
lama bersemayam di kalbu. Alhamdulilah, akhirnya Allah
mewujudkan keinginan tersebut.
Menjadi staf di bagian perpustakaan kantor, Balai Besar
Kerajinan dan Batik kembali menumbuhsuburkan HIMku.
Amanah untuk menyusun daftar pengadaan buku, benar-benar
aku nikmati.
Bersama teman-teman sesama warga perpustakaan, kami
sepakat untuk membeli buku-buku, terutama buku tentang batik
yang ekslusif. Hal yang menjadi pertimbangan kami dalam
mengambil kebijakan tersebut adalah tidak semua orang
mempunyai kemampuan membeli buku apik tersebut.
Tahun 2020, ketika bagian pengadaan menyerahkan
sebuah buku berjudul Isen-Isen dalam Batik Tatik Suroyo,
langsung kupeluk buku tersebut. Alhamdulillah bisa menikmati
buku mahal yang sangat memanjakan mata dengan
keindahannya.
Tahun ini, sensasi itu kembali hadir. Saat aku
mengunjungi ruang persediaan, tumpukan buku-buku apik
telah tersedia. Dengan antusias, aku meminta agar buku-buku
pengadaan tahun anggaran 2021 tersebut segera diserahkan ke
perpustakaan. Rasanya tidak sabar menyentuh dan membaca
buku-buku tersebut.
Ketika membaca sebuah buku yang berjudul Tenun
Gedhog, karya Judi Knight Achjadi, rasa syukur hadir dalam
sanubari. Pada bagian tokoh, diungkapkan bahwa salah seorang
tokoh Tenun Gedhog, Bu Uswatun, pernah mengikuti pelatihan
di Balai Besar Kerajinan dan Batik. Alhamdulillah. BBKB telah
ikut berperan dalam memberi warna pada perjalanan seorang
tokoh.
78
Memang ini bukan testimoni pertama tentang BBKB yang
dituangkan dalam sebuah buku. Irwan Tirta, pernah menulis
tentang BBKB dalam bukunya yang berjudul Batik Sebuah Lakon.
Demikian juga E.A. Natnegara dalam buku Dunia Batik Seorang
Jultin. Melalui pengembangan koleksi, perpustakaan BBKB telah
mendokumentasikan terbitan yang berkaitan dengan BBKB.
Selain secara kedinasan, secara pribadi aku merasa
terpanggil untuk melengkapi koleksi di perpustakaan melalui
kocek pribadi. Buku-buku tentang batik dan kerajinan aku beli
secara pribadi dan ditempatkan di rak yang diberi nama Pojok
Ivone. Sebagai pelengkap, tentu saja buku yang dibeli, adalah
buku yang belum tersedia di perpustakaan dan dengan harga
yang sesuai dengan kemampuan keuanganku.
Aku masih terjangkit virus HIM (buku) dengan berbagai
alasan. Alhamdulillah, virus yang telah menjadi nutrisi nurani
dan sebagai pencatat sejarah peradabadan terutama untuk
sebuah lembaga (BBKB) yang akan berusia seratus tahun pada
tahun 2022. Terimakasih penulis, penerbit, toko buku off line dan
juga on
79
Ivone De Carlo lahir dan besar di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Usai menamatkan SMA merantau ke Banda Aceh untuk
menikmati bangku kuliah. Perjalanan nasib mengantarkannya
untuk bekerja dan berumah tangga di Yogyakarta. Gemar
menulis semenjak SMA dan diikuti dengan senang membaca
mulai masa perkuliahan. Sejak Pandemi Covid-19 melanda,
menulis dan belajar menulis menjadi perhatian Ivone. Buku
berjudul Batik Pedia yang diterbitkan Andi Ofset telah terbit.
Selain itu telah ikut berkontribusi dalam sebelas buku antologi.
Informasi tentang buku-buku tersebut dan lainnya dapat
disimak di @buku.prangko.ivone. Untuk berkomunikasi bisa
melalui alamat [email protected].
80
Buku, Perpustakaan, dan Peradaban Bangsa
… Joko Setiyono …
81
perpustakaan tertinggi di dunia (24 lantai plus 3 basement)
menjawab segala keraguan ini. Gedung ini tersimpan asa untuk
melahirkan percepatan program mencerdaskan bangsa, merebut
hati masyarakat semakin dekat perpustakaan dan budaya
literasi. Membaca dan menulis. Tanpa disadari Perpusnas
dengan gedung barunya telah menerakan diri sebagai gedung
perpustakaan tertinggi di dunia. Monumental.
Spirit monumental gedung ini selayaknya mampu
membuahi alam pikiran warga bangsa untuk terus membaca
dan menulis. Memacu semangat belajar sepanjang hayat. Bangga
menjadi warga bangsa yang giat membaca. Sebagaimana Agus
Rifai tuliskan: Menjadi Bangsa Pembaca (Kompas, 22/9/2017). Kini
bangsa kita telah memiliki istana megah bagi buku, bagi
khazanah pengetahuan bangsa. Gedung Perpustakaan tinggi
menjulang bagai bintang-bintang. Perpustakaan akan
membukakan cakrawala indahnya cita-cita bagi para warga
bangsa. Perpustakaan dengan fasilitas dan layanan yang
lengkap nan modern, merangkul semua kalangan usia dari
anak-anak sampai manula, mengandeng setiap manusia dari
yang sempurna raga sampai penyandang disabilitas.
Setidaknya ada tiga hal membanggakan dari Perpusnas
saat ini, menyusul diresmikannya gedung baru tersebut. Ketiga
hal itu merupakan kesimpulan pribadi saya dari hasil
pengamatan terhadap Perpusnas beberapa tahun terakhir.
Bermula dari kunjungan Jokowi ke Perpusnas (5/9/2014)
beberapa hari sebelum diambil sumpah jabatan sebagai Presiden
RI pada tanggal 20 Oktober 2014. Membaca peristiwa tersebut
saya menulis esai di harian Solopos (1/10/2014) dengan tajuk
“Logistik Mental”. Simpulan saya, Jokowi sedang mengirim
pesan kepada segenap warga bangsa di mana lokus khazanah
perbendaraaan bagi gerakan revolusi mental itu berada. Bahkan
itu Jokowi lakukan jauh hari sebelum secara resmi memegang
tampuk pimpinan tertinggi untuk menghela gerakan revolusi
mental bagi segenap warga bangsa Indonesia.
82
Pertama, Logo bintang pengganti identitas logo Perpusnas
yang lama. Logo ini tampil memberi kesan grafis begitu
futuristik dan kekinian. Logo bintang segi lima sebagai bentuk
dasar secara jeli diberi ornamen berupa buku terbuka ke arah
kanan di bagian atas. Memberi ciri khas yang dengan cepat
mengiring asosiasi ikonik kepada pengetahuan. Mengajak
kepada cita-cita setinggi bintang-bintang di langit. Kombinasi
gradasi warna hijau dan biru, memberikan kesan kontras yang
kuat. Secara keseluruhan logo baru tersebut mampu tampil
menonjol dalam berbagai aplikasi media baik berbasis cetak atau
pun digital, baik itu dalam wujud berwarna maupun
monokromatik. Perpaduan gambar bintang dan buku mampu
menyimbolisasikan perpustakaan secara cerdas, bernas dan
ikonik.
Logo baru Perpusnas mengusung makna bahwa ilmu
pengetahuan senantiasa berkembang, dan membawa manfaat
bagi kesejahteraan umat manusia. Perpustakaan dimaknai
sebagai sumber ilmu pengetahuan. Layaknya bintang,
perpustakaan adalah lambang ketinggian ilmu dan kemuliaan
yang diharapkan mampu membuka cakrawala berpikir umat
manusia. Manusia selalu tumbuh dan melakukan regenerasi,
begitu juga dengan ilmu pengetahuan yang selalu tumbuh
berkembang sesuai dengan jamannya. Perpustakaan, di
manapun dan kapanpun juga akan selalu tumbuh berkembang
mengawal peradaban manusia.
Sementara itu, dari kreatornya mensublimasi nilai-nilai ini
dalam logo tersebut yaitu bentuk bintang melambangkan
ketinggian ilmu dan kemuliaan, pelita / penerang di tengah
malam, dan petunjuk arah. Bintang bersegi lima juga
melambangkan dasar negara Pancasila. Sedangkan buku
terbuka melambangkan ilmu pengetahuan yang senantiasa
berkembang. Buku terbuka ke arah kanan melambangkan
bahwa ilmu pengetahuan membawa manfaat bagi kesejahteraan
umat manusia. Warna logo hijau melambangkan pertumbuhan
83
dan regenerasi, disematkan pada bentuk buku sebagai sumber
pengetahuan. Biru melambangkan sifat tenang dan memberikan
kesan kedalaman, ketenangan berpikir, dan kedalaman ilmu
pengetahuan yang dimiliki merupakan landasan pengabdian
kepada masyarakat, nusa dan bangsa. Gradasi dari warna tua ke
warna muda pada masing-masing warna melambangkan
konsep “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang berarti dengan
membaca buku akan membuka cakrawala berpikir,
mencerahkan, mencerdaskan dan membuka ilmu pengetahuan
bagi umat manusia.
Logo baru Perpusnas yang diresmikan pada pada 29
Desember 2014 ini sebagai upaya Perpusnas merangkul
masyarakat luas. Meningkatkan kesadaran dan menumbuhkan
apresiasi masyarakat atas keberadaan Perpusnas memerlukan
identitas lembaga yang kuat. Logo baru merupakan langkah
strategis dalam pengembangan dan penguatan identitas
Perpusnas. Perubahan logo juga membangun persepsi dan
kesadaran masyarakat terhadap eksistensi Perpusnas sebagai
lembaga yang melaksanakan fungsi sebagai perpustakaan
pembina, penelitian, pelestarian, rujukan, pusat deposit, pusat
jejaring perpustakaan, dan sebagai pusat rekreasi keilmuan.
Manfaat ini yang ingin terus Perpusnas sadarkan dan tularkan
di dalam masyarakat.
Pergantian logo baru menunjukkan bahwa Perpusnas
merupakan lembaga yang progresif dan selalu berpikiran maju.
Logo Perpusnas sebelumnya berbentuk buku dengan nyala obor
dengan dua tangan yang terkatup lengkap dengan lima jari yang
menopang. Logo tersebut dimaknai bahwa Perpustakaan adalah
lambang ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang
sebagai usaha mencerdaskan bangsa. Upaya tersebut bisa
dicapai melalui pendidikan seutuhnya yang didukung oleh
penyediaan sarana pustaka yang lengkap.
Kehadiran logo baru tentu membawa harapan baru,
semangat baru, dan optimisme baru. Pasca peluncuran logo baru
84
Perpusnas, ahli marketing Rhenald Kasali (yang mengisi sesi
orasi) mengisyaratkan dengan logo baru Perpusnas perlu ke luar
dari zona nyaman jangan terbuai dengan rasa: aman, tenang,
familiar, dan sesuai keahlian. Agar tertantang menjalani hal-hal
baru. Memasuki tantangan baru, tentu akan mengundang
resiko-resiko, penuh ketidakpastian dan bahkan mungkin
muncul hal-hal yang tidak terduga. Namun, inilah ujian yang
harus dihadapi dengan hasrat, percaya diri, dan penuh
kesempatan. Jika berhasil, maka kualitasnya akan teruji.
Keberhasilan akan mengikuti.
Logo baru Perpusnas merupakan hasil dari kontes logo.
Hal ini sangat apresiatif karena Perpusnas tidak segan untuk
mengandeng penyedia jasa kontes logo online yaitu Sribu.com.
Kontes diadakan pada 10 sampai 21 Desember 2014, diikuti oleh
sebanyak 1.067 desain logo sementara desainer yang mengikuti
kontes tersebut sebanyak 403 orang. Adapun pemenang kontes
adalah pemiliki akun Sribu.com bernama @rafale dengan desain
terpilih bertangar #747, memenangkan hadiah nominal sebesar
Rp. 20-an juta. Hasilnya, diperoleh logo yang kekinian selaras
selera zaman.
Logo baru Perpusnas ini tentunya dapat dimaksimalkan
sebagai gimmick pemasaran perpustakaan. Baik itu berupa
cinderamata, atribut-atribut baik tercetak maupun online,
bahkan dapat pula dimanfaatkan untuk endorsement yang
dilakukan oleh para publik figure, baik dari birokrasi, politik,
pengusaha sampai para selebritis. Lewat logo tersebut
disublimasikan citra bahwa perpustakaan dan budaya literasi,
menulis dan membaca, mencintai ilmu pengetahuan adalah
sesuatu yang sangat bernilai dan tentunya juga merupakan hal
yang keren.
Kedua, Gedung menjulang setinggi 24 lantai plus 3
basemen disebut-sebut sebagai gedung perpustakaan tertinggi
di dunia. Mendekonstruksi kesan perpustakaan sebagai sebuah
gudang ilmu yang dianggap konservatif dan kuno. Terutama
85
bagi generasi sekarang yang dekat dengan segala hal berbau
instan, praktis dan mudah pakai. Tak heran mereka lebih
memilih untuk mengunduh secara langsung tanpa perlu
bersusah payah datang ke perpustakaan. Pemustaka generasi
milenial saat ini telah menjadi konsumen informasi yang dalam
sekejap saja dapat melompat dari mesin pencari ke laman artikel,
akun wikipedia bahkan melalui jejaring sosial.
Keprihatinan inilah, rupanya yang diserap Joko Widodo
saat blusukan ke Perpusnas pada bulan September 2014 waktu
itu. Selanjutnya secara sigap menindaklajuti rencana
pembangunan perpustakaan berstandar internasional yang
telah bergulir sejak tahun 2010 dan mempercepat revitalisasi
pembangunan perpustakaan milik bangsa yang diperuntukkan
bagi siapa saja yang terletak di pusat kota. Maka dibangunlah
gedung yang semula hanya 3 lantai itu menjadi gedung
perpustakaan tertinggi di dunia.
Sebuah pencapaian yang potensial menjadi daya tarik
ajakan bangkitnya budaya literasi, membaca dan menulis.
Selebrasi 14 September 2017 mestinya memantik energi potensial
itu menjadi daya kinetika yang terus memompa semangat warga
bangsa untuk membaca dan menulis.
Terlebih, gedung Perpusnas dibangun di lokasi prestisius
berada kawasan Ring Satu pemerintahan pusat. Merupakan
kompleks bersejarah yang bersebelahan dengan lapangan IRTI
Monas. Terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan nomor 11
gedung ini dibangun di atas lahan seluas 11.975 m2 dengan luas
bangunan 50.917 m2 dan tinggi bangunan mencapai 126,3 meter
memiliki 27 lantai terdiri dari 24 lantai gedung dan tiga
besement, diyakini sebagai gedung tertinggi di dunia untuk
kategori perpustakaan. Berkonsep green building dengan indeks
konsumsi energi (IKE) sebesar 150 kwh/mm2 per tahun.
Dilengkapi teknologi kabel jaringan data kategori 7 (CAT-7) dan
perangkat jaringan aktif yang mampu mentransfer data hingga
100 Gbps. Memiliki mesin pendingin sentral sebagai sistem
86
pendingin ruangan yang akan mengusir rasa gerah atau
kepanasan.
Desainnya gedung dipilih dari sayembara desain
arsitektur. Bentuk bangunan menjulang tinggi berupa persegi
layaknya jendela yang menghadap ke beranda rumah diartikan
sebagai "Jendela Dunia" atau The Window of the World. Meski
sekilas tampak luar tak begitu istimewa, sama seperti gedung
pemerintahan pada umumnya. Namun bagian dalam gedung
banyak spot dan ruangan yang tak biasa, hiasan ruang banyak
yang menampilkan ornamen nusantara. Terdapat layanan
inklusif diperuntukkan untuk melayani para penyandang
disabilitas baik itu sarana dan prasarana, koleksi, maupun
ruangan khusus bagi disabilitas tuna netra. Menyajikan pojok
baca anak-anak yang didesain unik, menarik dan
menyenangkan dengan dinding yang dihiasi lukisan mural
bertema cerita rakyat nusantara. Memicu anak-anak untuk
bermain, membaca, bereksplorasi, berinteraksi hingga melatih
kepercayaan diri dengan kreatifitas yang mereka miliki tersedia
panggung kreasi untuk mengembangkan kemampuan literasi.
Di samping itu bagi lansia atau warga senior diberikan layanan
dan tempat khusus lengkap dengan koleksi dan petugas
pendampingnya.
Fasilitas layanan Perpusnas dilengkapi dengan pusat data
koleksi berteknologi Tier 3 dan telelift (sistem transportasi buku
secara otomatis), ruang pameran (galeri), teater, aula
berkapasitas 1000 kursi, ruang teleconference dan beberapa ruang
diskusi yang dapat dimanfaatkan oleh para pegiat dari
komunitas literasi. Kartu anggota perpustakaan berbasis
teknologi Radio Frequency Indetification (RFID) atau identifikasi
berbasis gelombang radio. Pengelolaan koleksi di setiap lantai
pun sudah menggunakan teknologi ini. Tujuannya sebagai
sarana pengaman dan inventori koleksi. Fasilitas layanan
perpustakaan juga memberikan kemudahan bagi para
pengunjung yang ingin meminjam buku untuk dibawa pulang
87
dengan batas waktu tertentu.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menambahkan
bahwa kita boleh berbangga tapi jangan cepat berpuas hati.
Diharapkan gedung ini tidak hanya sekedar megah tetapi
menjadi corong peradaban untuk menyongsong masa depan
menjangkau hingga 50 tahun mendatang. Perpustakaan ini
diharapkan menjadi sentra aktifitas yang edukatif, rekreatif dan
kultural. Gedung baru Perpusnas diharapkan mampu menjadi
daya dorong percepatan program-program mencerdaskan
bangsa dan memposisikan Perpustakaan Nasional sebagai
perpustakaan yang dibanggakan masyarakat Indonesia dan
diperhitungkan di mata internasional (pnri.go.id).
Perpusnas bersama segenap komponen bangsa dapat
memanfaatkan modal sumber daya lokasi dan kemegahan
bangunan ini untuk menjadi destinasi wisata ilmu pengetahuan.
Misalnya, dengan bekerjasama dengan sekolah-sekolah di
seluruh penjuru negeri untuk singgah ke Perpusnas ketika
mengadakan program darmawisata dengan tujuan Ibu Kota
Jakarta. Para siswa tidak hanya diajak ke Ancol, Taman Mini,
dan Monas saja namum juga mampir ke Perpusnas.
Ketiga, hal ini merupakan transformasi dari buku secara
digital, selaras era zaman: iPusnas. Perpusnas menghadirkan
dan mempersembahkan iPusnas sebagai layanan perpustakaan
digital, layanan perpustakaan yang dapat diakses tanpa
hambatan ruang dan waktu. iPusnas bisa disebut layanan
perpustakaan di awan. Semua koleksinya berbasis data digital,
berupa ebook yang dapat dibaca lewat beragam gadget baik
komputer, iPad, ataupun telepon genggam. Seluruh warga
Indonesia dapat dengan mudah mendaftar sebagai anggota
perpustakaan lewat akun media sosial (Facebook) atau e-mail.
Selanjutnya bisa langsung memilih buku, meminjam dan
membacanya selama jangka waktu tertentu (3 hari), dari
manapun dan kapanpun jua selama memiliki akses internet.
iPusnas merupakan aplikasi perpustakaan digital yang
88
dikembangkan Perpustakaan Nasional bekerja bersama dengan
PT Woolu Aksara Maya (Aksaramaya). Aplikasi ini dilengkapi
eReader untuk membaca ebook. Dengan basis media sosial,
pengguna iPusnas dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya
seperti memberikan rekomendasi buku yang sedang dibaca,
ulasan buku, serta mendapatkan teman baru. Selengkapnya,
iPusnas dapat didownload lewat Google Play Store dari ponsel.
Membaca e-book di iPusnas jadi lebih menyenangkan karena
dapat membaca ebook secara online maupun offline.
Menjadi tantangan bagi Perpusnas untuk meramu ketiga
sumber daya tersebut sebagai kekuatan sosialisasi perpustakaan
secara nasional yang berdaya guna dan berkelanjutan. Lebih
jauh lagi perpustakaan dapat membersamai masyarakat dalam
aktivitas literasi membaca dan menulis yang akan mengerakkan
knowledge management bagi bangsa Indonesia. Menumbuh-
kembangkan kecintaan masyarakat akan ilmu pengetahuan.
Sehingga kita bisa berharap masa depan generasi bangsa yang
cemerlang, memiliki fondasi tradisi ilmu pengetahuan yang
kokoh. Semakin mewujud secara nyata cita-cita luhur yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ramuan itu misalnya menjadikan gedung Perpusnas
sebagai destinasi wisata ilmu pengetahuan favorit di Ibu Kota
Negara. Utamanya bagi anak-anak sekolah dari SD sampai SMA,
Perpusnas bisa bekerjasama dengan sekolah-sekolah dan biro-
biro perjalanan wisata merancang paket kunjungan
perpustakaan yang menyenangkan dan membanggakan. Logo
Perpusnas disematkan dalam aneka rupa pernak-pernik
cinderamatanya bekerjasama dengan industri kreatif untuk
menemukan produk kekinian yang cocok bagi generasi milenial
ini. Keberhasilan Perpusnas dalam merangkul generasi muda ini
akan teramati bila logo Perpusnas menjadi sebuah nilai
kebanggaan. Mereka memiliki kebanggaan terhadap logo
Perpusnas yang tertera di atas suatu proverti milikinya. Bangga
menjadi bagian dari masyarakat yang berpengetahuan luas.
89
Selanjutnya, iPusnas wajib diperkenalkan agar di manapun
mereka berada sepulangnya dari Perpusnas masih dapat
menikmati layanan perpustakaan bahkan diharapkan menjadi
semakin dekat dan intens membaca buku-buku digital via
iPusnas. Karena dengan iPusnas layanan perpustakaan benar-
benar berada di ujung jari kita.
Keberhasilan Perpusnas meramu ketiga modal sumber
daya tersebut untuk merangkul sebanyak mungkin warga
bangsa dan seluas mungkin lapisan masyarakat akan
mengabadikan moment peresmian gedung baru Perpusnas
menjadi milestone atau tonggak sejarah peradaban bangsa.
Senyampang, milestone ini dimaksudkan sebagai a significant
point in any progress of development peristiwa yang bermakna bagi
gerak maju masyarakat atau suatu bangsa dalam perkembangan
pembangunan yang diupayakannya. Memiliki makna bagi
perkembangan adab dan budaya suatu bangsa, karena peristiwa
tersebut mampu merubah pola pikir, pola sikap dan tindak
manusia atau bangsa yang bersangkutan menuju kemajuan
ummat manusia. Secara konsisten bergerak maju mencapai
tujuan yang hendak diwujudkan oleh masyarakat atau bangsa.
Selaras dengan tema besar revolusi mental yaitu gerakan sosial
untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih baik.
Bukankah, perpustakaan dapat disebut sebagai logistik mental,
alamat terkonsentrasinya beraneka ragam buku, khazanah
pengetahuan sehingga pengetahuan dapat diabadikan dan
dikomunikasikan melintasi batas ruang dan waktu; merupakan
wahana belajar sepanjang hayat untuk mencerdaskan warga
negara. Membangun peradaban bangsa []
91
IQ’RO : Keutamaan Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadhan
… Juli Purnawati …
92
tidak dapat tidur dan ketika itulah kamu tidak akan
mendapatkan keterangan. Sebaliknya jika membaca maka kamu
akan menjadi tenang, akan memperoleh pengetahuan dalam
kehidupan. Mengutip Syekh Abdul Halim Mahmud, mantan
petinggi Al Azhar Mesir mengatakan : “membaca disini adalah
lambang dari segala apa yang dilakuakan oleh manusia, baik
yang bersifat aktif maupun pasif. Kalimat ini berarti pengertian
dan jiwanya ingin menyatakan ‘bacalah demi Tuhanmu,
bergeraklah demi Tuhanmu, bekerjalah demi Tuhanmu.
Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Pahala berlipat ganda. Seseorang yang rutin membaca Alquran
akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Rasulullah SAW
bersabda “Barangsiapa yang membaca Alquran maka ia akan
mendapat satu kebaikan dan dari satu kebaikan itu berlipat
menjadi sepuluh kebaikan”.
Obat penyakit hati dan fisik. Dengan membaca Alquran sakit
hati dan fisik kita dapat terobati. Cara yang lazim dilakukan
adalah dengan ruqyah. Allah SWT berfirman , “Dan kami
turunkan di dalam Alquran suatu yang menjadi obat (penyakit
manusia) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. “ (QS. Al
Isra: 82).
Rumah menjadi bercahaya. Rumah yang senantiasa dibacakan
Alquran akan terasa tenang dan damai. Rasulullah bersabda,
“Perumpamaan rumah yang di dalamnya dan rumah yang tidak
disebut nama Allah di dalamnya adalah seperti perumpamaan
orang yang hidup dan mati.”. Dalam riwayat At Tirmidzi juga
terdapat sebuah hadis yang berbunyi: “Sesungguhnya setan
tidak akan masuk ke rumah yang dibaca di dalamnya surah Al
Bawalah.
Dilindungi dari godaan setan. “Sesungguhnya setan itu adalah
musuh yang nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh (mu),
93
karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala.”(QS. Faathir: 6).
Memberikan syafaat di akhirat kelak. Membaca Alquran secara
rutin akan mendatangkan kemuliaan bagi insan yang
mengamalkannya. Tidak hanya didunia, bahkan diakhirat kelak,
Alquran dapat menjadi syafaat atau penolong bagi pembacanya.
Dalam hadis riwayat Muslim, “Bacalah bait Al Quran, karena
sesungguhnya pada hari kiamat nanti akan datang memberikan
syafaat yang baik pada pembacaannya.”
Diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Allah SWT akan
mengangkat derajat orang-orang yang selalu membaca Alquran
dan mempelajari isi kandungannya serta mengabaikannya
setiap hari.
Ditempatkan di tempat terbaik. Seorang yang rajin membaca
Alquran dan menghafalnya akan ditempatkan bersama
malaikat-malaikat pencatat yang patuh kepada Allah dan selalu
berbuat kebaikan. Dikutib dalam kitab Fatal Bari menurut Al
Qurthubi, yang dimaksud mahir adalah orang yang cerdas,
maksudnya hafalan dan tajwidnya mempunyai kualitas yang
baik
IQ’RO Kunci Peradaban dan Kemajuan
Hikmah bulan Ramadhan dengan turunnya Alquran jika kita
kaitkan dengan pendidikan, yaitu dimulai dengan perintah “iq’
ra” (bacalah), hal ini berarti bahwa manusia diciptakan oleh
Allah agar untuk belajar. Bagi siapa yang tidak belajar, hidupnya
pasti tertinggal. Surah inilah yang menjadi tonggak perubahan
peradaban dunia, yakni pentingnya ilmu pengetahuan.
Perubahan dari kehidupan jahiliah menjadi terang benderang.
Perintah membaca itu dimaknai buka sebatas membaca
94
lembaran-lembaran buku, melainkan juga membaca tanda-
tanda kebesaran Allah SWT dan alam semesta.
Iqra bismi rabbikallazi khaliq. Artinya: bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Ayat pertama
merupakan perintah untuk mencari buku. Ilmu yang bersifat
umum baik ilmu yang menyangkut ayat Alquran dan ayat yang
terjadi di alam. Dan ayat-ayat kauniyahbialah tanda-tanda
kebesaran Allah SWT yang berupa keadaan alam semesta.
Khalaqal insana min alaq. Artinya: Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Allah SWT berfirman dalam
surah Al Mukminum : 12-14, “Dan sesungguhnya telah kami
ciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk ) lain.
Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Iqra wa rabbukal karam. Artinya : Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha Mulia.
Allazi allamah bil qalam. Artinya : Yang mengajar (manusia)
dengan pena.
Allamal insana ma lam ya’ lam. Artinya: Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.
Kala innal insaan layatga. Artinya : Sekali kali tidak ! Sungguh
manusia itu benar-benar melampaui batas.
Ar ra ahustagnaa. Artinya: Apabila melihat dirinya serba cukup.
Inna ila rabbikar ruj’a. Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah
tempat kembali (mu).
95
A ra aitallazi yan ha. Artinya: Bagaimana pendapatmu tentang
orang yang melarang.
Abdan iżā ṣallā. Artinya : seorang hamba ketika dia
melaksanakan salat.
A ra`aita ing kāna 'alal-hudā. Artinya : Bagaimana pendapatmu
jika dia (yang dilarang salat itu) berada di atas kebenaran
(petunjuk).
Au amara bit-taqwāatau. Artiny: Dia menyuruh bertakwa
(kepada Allah)?
A ra`aita ing każżaba wa tawallā. Artinya: Bagaimana
pendapatmu jika dia (yang melarang) itu mendustakan dan
berpaling?
A lam ya'lam bi`annallāha yarā. Artinya: Tidakkah dia
mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala
perbuatannya)?
Kallā la`il lam yantahi lanasfa'am bin-nāṣiyah. Artinya: Sekali-
kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian)
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (ke dalam neraka).
Nāṣiyating kāżibatin khāṭi`ah. Artinya: yaitu ubun-ubun orang
yang mendustakan dan durhaka.
Falyad'u nādiyah. Artinya: Maka biarlah dia memanggil
golongannya (untuk menolongnya).
Sanad'uz-zabāniyah. Artinya: Kelak Kami akan memanggil
Malaikat Zabaniyah, (penyiksa orang-orang yang berdosa).
Kallā, lā tuṭi'hu wasjud waqtarib. Artinya : sekali-kali tidak!
Janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah serta
dekatkanlah (dirimu kepada Allah).
Demikianlah surat Al-Alaq ayat 1-19 dalam Al Quran. Semoga
setelah membacanya kita dapat mengamalkannya dan menjadi
manusia yang lebih baik.
96
Juli Purnawati S.Sos
Experience
2006 s/d sekarang
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara• Staff •
Universitas Sumatera Utara
Pustakawan Berprestasi dalam ajang Pemilihan Dosen
dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat
Universitas Sumatera Utara Tahun 2018. Pustakawan
Berprestasi 2 :
Jl. Rahayu Dusun JuliPurnawati, S.Sos.
V
Desa Tanjung Judul Karya Prestasi Unggulan : “Utilitas Pustakawan
Baru sebagai Agen Literasi Digital pada Era RevolusiIndustri
Kec. Tanjung 4.0”.
Morawa
Pustakawan Berprestasi dalam ajang Pemilihan Dosen
dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat
081375065337 Universitas Sumatera Utara Tahun2016.
PustakawanBerprestasi 2 :
JuliPurnawati, S.Sos.
juli.purnawati@gm
ail.com Judul Karya Prestasi Unggulan :“Pola Koordinasi
juli.purnawati@lib Pustakawan Antar Unit Pelayanan Dalam Upaya
rary.usu.ac.id PeningkatanAkreditasi Universitas Sumatera Utara”.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara
Jurnal Literal 2019 “Pemanfaatan Media Blog Sebagai
Soft Skill Menulis Pustakawan Perspektif Insklusi Sosial
97
https://www.faceboo (Deskripsi Blog Personal Pustakawan di Perpustakaan
k.com/juli.purnawati USU)”
.9
98
Penjaga Hatiku
… Junaida …
100
sama tanteku. Dalam tekadku adikku nantinya akan kubawa
kuliah di Sumatera Utara.
101
Junaida adalah staf penataan bahan perpustakaan cetak di
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Pernah meraih
predikat sebagai pustakawan berprestasi dalam ajang pemilihan
dosen dan tenaga kependidikan berprestasi tingkat Universitas
Sumatera Utara pada tahun 2006. Saat ini tinggal di Jalan
Tuamang No. 149 Kel. Siderejo Hilir, Kec. Medan Tembung
Medan-20222. Untuk korespondesi dapat melalui 081361119004
(WA), [email protected] atau [email protected]
(email) dan www.facebook.com/junaida.akbar/ (FB).
102
Terimakasih Buku
… Khusnatul Mawaddah …
103
mengikuti semua wejangannya. Ya, mereka orang-orang
tangguh yang sudah banyak mengenyam pahit getirnya
kehidupan. Tak lama keakrapanku dengan anak-anak TPQ
semakin membikin semangat saja. Melatih gerak lagu islami,
membawakan puisi islam, membaca tartil, seakan hidup tak ada
dukanya. Setiap kali takmir punya rezeki para ustadzahnya
selalu kebagian, entah itu seragam, cemilan maupun uang.
Segala yang bersifat materi semua terpenuhi, tak peduli
seberapa besar nilai nominalnya. Rasa syukur atas nikmat Allah
perlahan mempengaruhi pola pikir ini. Awalnya rasa idealis
ingin segera bisa kerja di perusahaan besar, bergaji banyak
seakan sudah kuabaikan.
104
kontrak dari perusahaan ke karyawan dalam jangka waktu
tertentu. Jangka waktunya biasa 1 tahun sejak ditandatangani
perjanjian tersebut. Bangun pagi dandan rapi dan wangi,
penampilan memang nomor satu karena berhubungan dengan
konsumen juga sales. Membuat nota pengiriman barang,
membagi biaya perjalanan dinas dan menghubungi para
konsumen untuk memastikan keberadaan mereka.
105
mengikuti setiap momen penting berita terkini wajib bagi para
penulis untuk tahu duluan.
106
Buku dan Masa Depan
… Lina Pahalawati …
107
bahwa buku adalah jendela dunia, buku adalah gudangnya
ilmu. Maka seharusnya buku tetap menjadi pilihan
pertama dalam berliterasi, Sementara itu, bahan bacaan
atau tulisan di internet tidak semua dapat dipercayai 100%
kebenarannya.
110
dan biasanya juga mudah untuk di jangkau oleh seluruh
kalangan masyarakat baik kelas atas maupun kelas bawah.
111
Proklamator ini dengan membaca beliau dapat betemu
dengan tokoh – tokoh besar seperti Thomas Jefferson
(penulis Declaration of Independence), George Washington
(Presiden AS pertama), Paul Reverve, Gladstone, Mazzini
Cavour, Garibaldi, Frederich Engels, Jean Jacques
Rousseau, Aristide Briand dan Jean Jaures ahli pidato
terbesar dalam sejarah Perancis.
112
Dari Buku Dapat Apa, Sih?
… Mar’atus Sholihah …
113
termurah yang bisa kita beli. Buku adalah pesawat, kereta api,
dan jalan harapan untuk orang-orang yang ingin berada di
tempat lain.
114
pada para penulis-penulis buku adalah dengan senantiasa
merawat, mencintai dan membaca karya-karyanya.
115
Buku dan Masa Depan Industri Perbukuan
… Mariana Ginting …
Sejarah Penerbitan
118
tanpa batas, tanpa ruang, dan tanpa pakem-pakem
perpustakaan konvensional. Pemustaka tidak akan kesulitan
dalam mengakses buku-buku berkualitas karena sudah
disediakan melalui iPusnas. Volume buku cetak dengan jumlah
halaman yang mencapai ratusan pun tidak akan menjadi
kendala dalam membawanya karena sudah ada e-book sebagai
pengganti buku cetak tersebut dan lebih ringan dibawa kemana
pun. Waktu yang dihabiskan untuk berkunjung ke perpustakaan
konvensional pun dapat dipangkas dengan adanya iPusnas ini
dan dapat diakses selama 24 jam.
119
harus ikut andil dalam hal ini, seperti membuat kebijakan
kebijakan baru, misalnya yang sekarang digalakkan pemerintah
gerakan literasi sekolah. Gerakan Literasi Sekolah(GLS) adalah
sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa
yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan
menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat
baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca.
Contoh implementasi GLS, umpama lima belas menit sebelum
memulai pelajaran harus membaca buku. Dalam hal ini buku
cetak tetap masih dibutukan, berarti perusahaan penerbitan
masih bisa jalan.
120
Kalau Buku Bisa Ngomong: Perjalanan Sebuah Buku
121
mengolah, kami pun memiliki tanggung jawab besar dalam
menjadikan sumber informasi tersebut sebagai pengetahuan
yang mencerahkan. Dan bau buku baru bagaikan aromaterapi
yang membangkitkan jiwa, menghirupnya menghantarkan
kebahagiaan.
Ada satu candaan yang sering kami lontarkan saat kami
sedang melakukan proses mengolah buku, yang mengingatkan
kami pada lagu di atas, yaitu “kalau buku bisa ngomong.” Saya
sering tersenyum sendiri bila mengingatnya. Tapi, memangnya
kenapa kalau buku bisa ngomong? Apa yang akan mereka
bicarakan? Bisa jadi, mereka akan bilang, “kami lelah.” Dan kami
yang sehari-hari berhadapan dengan buku amat memahami hal
itu. Karena sejatinya, buku adalah perjalanan. Dan biasanya
yang kita peroleh dari suatu perjalanan selain rasa bahagia juga
rasa lelah, terutama jika perjalanan yang ditempuh cukup jauh.
Berikut adalah perjalanan sebuah buku. Pertama,
perjalanan secara fisik. Sejak proses pengadaan berlangsung,
buku dibawa dalam sebuah perjalanan baik melalui transportasi
darat maupun laut jika diperoleh dari luar negeri. Lalu setibanya
di perpustakaan, buku masih akan mengalami proses panjang
sebelum disajikan di ruang layanan pemustaka, yaitu
penerimaan buku yang selanjutnya siap untuk diolah. Di bagian
pengolahan, kami akan melakukan beberapa tahap yaitu
verifikasi data, pengatalogan deskriptif, pengatalogan subjek
yang terdiri dari analisis subjek, penentuan tajuk subjek dan
klasifikasi serta penentuan nomor panggil, serta
pascapengatalogan atau penyelesaian fisik seperti pemasangan
label buku, tagging RFID (Radio Frequency Identification) untuk
pengamanan, dan penyampulan. Di sini buku akan berjalan ke
satu pengolah ke pengolah lain sesuai urutan prosesnya.
Mungkin mereka akan pusing, seperti halnya kami yang bekerja.
122
Selanjutnya perjalanan kedua, adalah perjalanan
intelektual buku. Selama ini yang kita tahu adalah bahwa sebuah
buku ditulis, diedit, dicetak, lalu dijual di toko maupun e-
commerce, dan laku keras. Akan tetapi di balik itu kita juga perlu
memahami bahwa penemuan ide atau gagasan oleh penulis
untuk dibukukan adalah suatu proses yang amat rumit, bahkan
memerlukan penelitian hingga berbulan-bulan sampai menjadi
naskah yang masih tetap harus melalui proses diskusi dan
editing berkali-kali. Belum lagi pembuatan sampul dengan
desain yang dapat menarik minat pembaca, hingga buku
tersebut sampai pada proses cetak, akhirnya dijual dan laku
keras. Ini merupakan sebuah proses yang melelahkan bagi
semua pihak yang terlibat, baik dari penulis maupun penerbit.
Dari sini akhirnya kita mengenal kutipan yang terkenal dari
Joseph Brodsky (1940-1996), seorang penulis puisi dan esai, yaitu
“Ada kejahatan yang lebih kejam daripada membakar buku.
Salah satunya adalah tidak membacanya.” Bagaimana tidak,
perjalanan intelektual ini begitu luar biasa tak terduga, sehingga
sayang bila buku hanya dijadikan pajangan saja.
Lalu perjalanan ketiga, adalah perjalanan sejarah. Buku
menandai peradaban dunia yang telah berlangsung selama
berabad-abad. Sejak awal masa sejarah, manusia berusaha
membuat catatan untuk dapat dikenang dan diwariskan pada
generasi penerus, yang awalnya masih berupa gambar-gambar
hingga akhirnya mereka mengenal aksara. Media yang
digunakan berupa lempengan tanah liat, daun lontar, papirus,
tempurung kura-kura, kulit dan tulang hewan, kulit kayu,
bambu, juga dinding-dinding bangunan. Hingga akhirnya
ditemukanlah kertas oleh bangsa Tiongkok. Masa berganti,
penerbitan buku pun mulai berkembang di Zaman Renaisans
dengan adanya revolusi teknik percetakan oleh Johannes
123
Gutenberg. Sehingga yang pada awalnya buku hanya dapat
dinikmati oleh kalangan bangswan maupun keluarga raja-raja,
sejak ditemukannya mesin cetak ini, orang biasa pun dapat
bebas membaca buku yang diinginkan. Hingga kini dengan
teknologi yang terus berkembang, bukan hanya buku tercetak
saja yang dapat kita nikmati, namun juga buku elektronik atau
e-book yang dapat kita akses melalui perangkat gawai.
Ternyata panjang sekali ya, perjalanan buku dari berbagai
perspektif. Sebagai pustakawan dan pengelola perpustakaan,
kami amat bangga menjadi bagian dari perjalanan ini. Kami
berharap dengan pemahaman ini, pemustaka dan masyarakat
pada umumnya makin sadar akan peranan penting buku dalam
kehidupan dan menerapkan literasi mulai dari level dasar yaitu
baca tulis, hingga akhirnya dapat mengimplementasikannya ke
level literasi untuk kesejahteraan.
Kalau buku bisa ngomong… eh, tapi bukannya seram ya
kalau buku ngomong? Jika demikian, biarlah kami pustakawan
yang mewakili mereka bicara, “cintai buku, bacalah dan
temukan harta karun di dalamnya. Jadikan kami guru dan
sahabat yang mencerahkan serta membentuk pribadi yang lebih
bijak. Jika di masa lalu kalian belum melakukannya, maka di
masa kinilah saatnya dan teruslah berlanjut di masa yang akan
datang. Dan yang tidak kalah pentingnya, jangan lupa baca buku
yang asli ya, jangan yang bajakan.”
Selamat membaca, selamat merayakan Hari Buku Sedunia
(23 April) dan Hari Buku Nasional (17 Mei) dengan senantiasa
membudayakan membaca dan menulis agar indeks literasi
Indonesia semakin meningkat. [Jember, 24 April 2021].
124
Maya Pradhipta Hapsari, S.Sos, lahir di Bojonegoro, 24 April
1979. Lulus dari Universitas Padjadjaran Bandung, penulis
menjadi pustakawan di UPT Perpustakaan Universitas Jember
yang menangani pengadaan dan pengolahan bahan
perpustakaan. Di sela-sela pekerjaan, penulis senantiasa
meluangkan waktu untuk membaca buku serta menonton film
dan serial period drama. Pernah berkontribusi dalam penulisan
beberapa buku antologi, book chapter, dan sekali dalam jurnal
ilmiah. Tahun 2020 terpilih sebagai 15 finalis Inkubator Literasi
Pustaka Nasional yang diselenggarakan oleh Perpustakaan
Nasional RI. Telah 16 tahun tinggal di Jember, namun akan
selalu merindukan Bojonegoro. Dapat dikontak melalui nomor
+6282245134329, e-mail [email protected], Twitter
@LuvMaia, dan Instagram @maya.ph24.
125
Sang Pustakawan
126
dalam pikiran, terkada ada dalam lisan, dan terkadang ada
dalam tulisan. Dengan firman Allah swt. tersebut merupakan
bukti bahwa dengan ilmu yang tertulis atau dalam bentuk buku
akan tetap abadi sampai akhir zaman yang kemudian
dilanjutkan dalam sebuat Atsar “ikatlah ilmu itu dengan tulisan”
kedua perintah tersebut merupakan kekuasaan Allah swt. yang
ingin memuliakan manusia dengan membaca dan menulis
sehinggah ilmu yang tertulis atau yang sekarang dalam bentuk
buku dapat bermanfaat kepada generasi mendatang dengan izin
Allah swt. insyallah.
127
bahkan setiap agama di dunia memiliki kitab suci sendiri sebagai
wahyu untuk menjalani kehiduan masa kini dan masa yang akan
datang.
128
mengawal Perguruan Tinggi mencapai atmosfir akademik yang
setara denga world class university yang berperadaban.
129
Karenanya saya sangat menyambut baik program “Kelas
Menulis Buku Virtual” ini. Saya mengerti tentu masih banyak
kisah yang perlu dituangkan tentang Perpustakaan dan
Pustakawan, namum carita yang tertulis pada tulisan ini bisa
sedikit menjadi potret sang Pustakawan dalam mengabdi
kepada Ibu Pertiwi. Saya berharap tulisan ini bisa pula menjadi
motivasi untuk masyarakat luas untuk meningkatkan minat
bacanya guna meningkatkan ilmu dan pengetahuannya yang
merupakan tugas utama Pustakawan yaitu menyebarkan
informasi dan ilmu pengetahuan.
130
Buku dan Masa Depan
… Nadratun Najah …
131
dengan membaca segala hal yang kita anggap susah atau tidak
ada solusinya bisa kita dapatkan dari membaca buku.
132
mengalir ke otak kita dan kita kan menjadi manusia yang cerdas
dan pandai dalam segala hal.
135
meski dapat di daur ulang, tapi tentu saja dari segi ini buku
digital selangkah lebih unggul dibandingkan buku cetak.
136
seseorang merasa buku digital yang ia miliki bagus, maka
selanjutnya ia akan mencari versi cetaknya. Begitu kiranya
sehingga buku cetak diharap tidak akan pernah mati.
138
Cerita Kehidupan
… Novia Rohmatullaili …
139
Sejak dulu Aisyah tak pernah berfikir bagaimana ia bisa
bersaing dengan teman sekelas nya, dari datangnya 2 siswi baru
tadi serasa mereka adalah jawaban dari doa Aisyah. Mereka bisa
merubah sikap Aisyah yang pendiam dan pemalu itu dengan
mengajaknya mengikuti semua aktifitas yang dijalankan oleh
pihak sekolah dan setiap hari 2 siswi itu mengajak Aisyah masuk
ke perpustakaan sekoalah untuk menambah wawasan dan lebih
mengenal dunia. Setelah 2 tahun berlalu Aisyah dan semua
temannya lulus SMA dan melanjutkan di sekolah tinggi agama
dengan mengambil program studi Ekonomi Syariah.
140
yudisium akhirnya Aisyah lulus kuliah dengan membawa nama
baik kampusnya, ia menjadi mahasiswi interpreneur terbaik
dengan ide-ide yang ia miliki karena banyaknya bacaan yang ia
serap. Setelah ia terbebas dari sekolahnya sekarang ia fokus pada
bisnis rumah maknnya yang semakin terkenal karena menu-
menu makanan tidak hanya dari desa terapi juga resep luar
negeri. Lalu ia berniat mendirikan restaurant yang besar dengan
hasil pengumpulan uang sisa perbelanjaan beberapa tahun lalu
ia bisa mendirikan resto yang ia ingikan.
141
jangan lah sesekali menyombongkan diri seakan kita unggul
dalam hal keuangan ingatlah kita hanyalah serpihan yang
tercipta di dunia ini, tidak ada yang abadi. Jika ketika kita
melanjutkan sekolah di perguruan tinggi dan ada yang
menjatuhkan niat kalian maka jangan kalian melemah,
jadikanlah semua omongan oarang sebagai tantangan,
tunjukkan kepada mereka bahwa kita bisa, tidak ada yang sia-
sia ketika kita sedang menjalankan pembelajaran.
142
Buku dan Hidupku
… Nuraini Indrawaty …
143
menggapai cita citanya hingga menjadi seorang dokter. Selain
buku cerita Laila dan Surya saya juga senang membaca buku
cerita tentang sejarah, diantaranya sebuah kisah api dibukit
menoreh, pedang naga sasra sabuk inten. buku ini mengenalkan
pada saya tentang cerita masa kerajaan majapahit.
Saat Sekolah Dasar ibu guru saya selalu mengatakan buku
adalah jendela dunia, saat itu saya tidak faham dengan
maksudnya. Saya selalu mencari makna dari kata tersebut, tanpa
sengaja saya menemukan maksud dari buku adalah “jendela
dunia “di dalam majalah bobo yang sering say abaca. Dari
sinilah kebiasaan membacatercipta dan mulai menjadikan
hobby.
Menginjak Sekolah Menengah Pertama saya mulai
mengenalnya Namanya buku harian yang biasa disebut dengan
“diary”. Buku diary ini yang menuntun saya denan kebiasaan
menulis hingga menjadi kegemaran. Didalam buku harian ini
banyak sekali saya tuliskan kisah kisah saya, keluh kesah saya,
dan cita cita saya. Dan saat itu memang buku harian menjadi
sesuatu yang sagat penting. Buku harian ini yang selalu
menemani saya, dikarenakan saya tidak memiliki tempat untuk
mencurahkan keluh kesah dan kesendiriaan saya. Saat itu saya
tidak tinggal Bersama orang tua namun tinggal bersaya keluarga
dari ibu. Dimana setiap kerinduan ingin berkumpul dan
bertemu keluarga tidak bisasetia saat dapat terpenuhi. Hanya
buku harianlah yang menjadi teman untuk melampiaskan rasa
rindu kepada orang tua dan saudara.
Banyak sekali kenangan bersama buku harianku, banyak
sekali kisah yang saya tuangkan disana mulai dari kami anak
desa yang tidak pernh dapat memiliki ataupun membeli buku
pelajaran. Perjuangan kami anak desa untuk menggapai cita cita
masa depan yang gemilang. Walaupun kami anak desa hanya
144
bisa memiliki buku degan cara dipinjami dari sekolah namun
semangat untuk terus menbaca dan membuka cakrawala dunia
terus dilakoni. Hingga akhirnya kepindahan saya kesekolah
dikota mengikutiorang tua terlaksana. Ini semua dituangkan
dalam buku harian itu.
Saat kepindahan kekota saya menemui suasana baru yang
lebih menantang lagi dengan problema buku. Di sekolah baru
tidak ada lagidipinjami buku pelajaran namun buku pelajaran
tersebut wajib dimiliki oleh semua siswa. Inilah awal dari saya
memiliki banyak buku bacaan walaupun itu buku pelajaran.
Rasanya sangat senang sekali karena dapat memiliki banyak
buku, buku yang sangat sering say abaca adalah buku mengeni
geografi dan kependudukuan. Diperpustakaan sekolah yang
baru lebih banyak saya temui buku yang bagus, tidak seperti
saat saya didesa dahulu sangat minim sekali buku bacaan selain
pelajaran. Mulailah saya meminta berlangganan majalah “gadis”
kepada orang tua. Dari majalah gadis ini saya terinspirasi untuk
menulis keluar. Mulailah saya mencoba membuat puisi dan
cerpen. Walau hanya mencoba menulis di dalam buku harian
saja. Semakin sering saya membuat tulisan akhirnya saya ingin
mencoba untuk mempublikasikannya lewat madding, walau
masih sangat sederhana namun saya merasa senang.
Saat saya menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama
menulis buku harian, puisi dan cerpen tidak saya tinggalkan,
bahkan makin sering saya menulis dan di publikasikan di
madding. Suatu hari saya mencoba menulis lagi sebuah cerpen
dan saya coba untuk mempublikasikannya kesebuah majalah
namun gagal, sya tidak berkecil hati. Saya tetap mencoba
menulis hingga kini. Suatu Ketika ada sebuah perlombaan
menulis karya ilmiah dan membuat sebuah klipink, saya
mencoba untuk mengikutinya.mulailah saya meminjam buku
145
lebih sering lagi guna mengikuti perlombaan itu. Alhamdulillah
saya dapat menang juara satu se pulau Jawa, Bali dan Sumatra.
Dari kemenangan ini saya dihadiahi banyak sekali buku buku
ilmu pengetahuan dan buku buku bacaan hiburan yang
mendidik.
Buku buku yang saya peroleh kemudian di jadikan taman
bcaav dilingkungan sekitar tempat tinggal saya. Saya mengajak
teman teman untuk singgah di taman bacaan saya tersebut. Lagi
lagi buku harian saya menjadi tempat bercerita saya, tentang
kegembiraan saya dapat memiliki banyak sekali buku bacaan
baik buku bacaan sejarah, ilmu pengetahuan, cerita rakyat,
novel, majalah anak dan remaja, bahkan religius.
Di dalam buku harian, saya menuliskan sebuah cita cita
yaitu ingin menjadi guru karena dengan menjadi guru saya akan
bisa lebih banyak lagi ilmu pengetahuan dan juga dapat
mengembangkan hoby saya. Saat kuliah saya sering sekali
mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku, bahkan
sampai keperpustakaan daerah. Yang paling sering saya
kunjungi adalah toko buku. Mengapa sayamemilih toko buku?
Di toko buku ini saya bisa lebih banyak lagi melihat dan
membaca buku buku baru sehingga dapat menambah
pengalaman yang lebih luas lagi. Memang buku sulit sekali
dijauhkan dari hidup saya. Saat itu buku buku yang sering say
abaca bukan lagi buku cerita namun buku buku ilmu
pengetahuan yang bisa menunjang masa depan saya.buku yang
sering di baca adalah buku pertanian, perikanan, peternakan,
perkebunan, keterampilan, kedokteran yang tidak ada
hubungannya dengan kuliah saya. Terkadang teman saya
sampai mengeluh mengatakan untuk apa ketoko buku terus
menerus apakah tidak bosan. Saya menjawab saya tidak akan
pernah bosan dengan buku.
146
Akhirnya saya dapat lulus dari kuliah keguruan, dan cita
cita yang pernah saya tuliskan dlam buku harian tersampaikan.
Saat menjadi guru benar saja bertambahlah ilmu saya dari
membaca buku mata pelajaran lain yang ada di sekolah, karena
saat itu saya ditugaskan di daerah terpencil yang bisa dibilang
saat itu banyak penduduknya kurang mengenal Pendidikan.
Sulit sekali mereka diajak untuk mengenal buku. Namun lambat
laun mereka dapat menerima kehadiran Pendidikan dan buku.
Kendalanya saat saya bertugas siswa lebih cepat mengenal
multimedia dari pada buku ataupun Pendidikan. Banyak sekali
anak anak jaman sekarang sulit sekali diajak untuk hobi
membaca, sulit sekali untuk mencintai buku apa lagi untuk
memilikinya. Buku sebagai jendela dunia tidaklagi mereka kenal
namun gadget sebagai jendela dunia adalah yang mereka kenal,
dan lebih dekat dihati.
147
Buku Pertama di Masa Pandemi
… Nurriska Amalina…
148
menulis itu merupakan kegiatan yang sulit. Begitu pula yang
saya fikirkan ketika oleh Kepala Perpustakaan tempat saya
bekerja menginstruksikan kami seluruh staff perpustakaan
untuk menulis sebuah artikel yang nantinya akan dijadikan
Buku.
Susah untuk memulai membuat kalimat awal di artikel
yang akan saya buat, setiap diketik satu kalimat saya hapus lagi,
sulit sekali untuk memulai menulisnya. Dari kecil saya memang
suka sekali membaca buku tapi untuk menulis sebuah artikel
popular cukup sulit. Berawal dari sebuah tuntutan dan tugas
dari atasan, saya beranikan untuk mencoba menulis biarlah
kalimat per kalimat dan paragraph per paragraph tidak
nyambung, yang penting saya terus menulis sehingga
menghasilkan satu buah artikel.
Setelah selesai membuat karya tulis berupa artikel yang
isinya mengenai Job Desk saya ketika bekerja di Perpustakaan
dan di masa Pandemi ini yang diberi judul “Sulit Cari Referensi
saat Pandemi? LMS Unikom Aja”, akhirnya artikel saya dan
teman-teman yang lainnya di koreksi oleh editor, dan setelah
dilakukan revisi kumpulan artikel tersebut dijadikan Sebuah
Buku yang Berjudul “Inovasi Perpustakaan di Era Covid-19 –
Konteks Pelayanan dan Pemanfaatan Teknologi”.
149
Ini merupakan Buku pertama saya dan juga teman-
teman Perpustakaan Unikom, ternyata menulis dan
menerbitkan sebuah Buku itu merupakan pengalaman yang
berharga, banyak ilmu yang diperoleh. Ternyata membuat
sebuah buku itu tidak mudah, sebuah buku bukan saja hanya
untuk dibaca ketika waktu senggang tapi juga harus mempunyai
nilai informasi dan pengetahuan baru untuk yang membacanya.
Buku yang kami buat ini menceritakan bagaimana
pengalaman kami staff Perpustakaan Unikom mengalami
banyak perubahan ketika masa Pandemic, yaitu salah satunya
pelayanan perpustakaan, yang biasanya dilakukan secara tatap
muka kini diubah secata online. Dalam buku ini diceritakan
bagaimana kami berusaha untuk memberikan pelayanan yang
maksimal kepada pemustaka. Dan bagaimana kegigihan kami
dalam menghadapi pandemic Covid-19.
Dengan berhasilnya cetakan pertama buku ini, memacu
saya untuk menjadi rajin menulis lagi, meskipun masih belajar
tetapi setelah di jalani ternyata menulis itu tidak begitu sulit
asalkan kita banyak belajar, dan banyak membaca buku. Dengan
demikian pengetahuan kita akan semakin bertambah, sehingga
akan lebih mudah untuk menulis sebuah kalimat dan ide.
Mudah-mudah ini bukan menjadi karya yang pertama dan
terakhir, semoga akan terbit lagi buku-buku yang lain, dan
menjadi inspirasi untuk perpustakaan dan pustakawan yang
lainnya.
150
Nurriska Amalina, S.Pd. biasa dipanggil dengan Icha lahir di
Bandung tahun 1992. Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersuadara. Telah menyelesaikan Studi Strata 1 Perpustakaan
dan Informasi di Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun
2016. Saat ini bekerja sebagai Pustakawan di Perpustakaan
Universitas Komputer Indonesia Bagian Pengembangan dan
Pengolahan Bahan Pustaka Referensi dan Serial, sejak tahun
2016 hingga sekarang. Semoga artikel yang saya tulis dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada pertanyaan atau ingin
diskusi Penulis dapat dihubungi melalui email
[email protected] dan @nurriskaamalina (IG).
151
Buku Vitamin Ilmu
152
buku majalah Bobo, saya tetap bisa belajar membaca dari buku
majalah teman saya tersebut.
Setelah lancar membaca, pada pertengahan kelas dua SD
saya mencoba untuk meraih buku lainnya selain buku mata
pelajaran. Saya mencoba membaca komik bergambar, cerita
bersambung (cerbung), cerita pendek (cerpen) dan koran. Itu
semua masih punya teman saya. Itu berlangsung sampai saya
lulus SD tahun 1994.
Kemudian melanjutkan ke SMP. Setelah masuk SMP saya
baru menyadari manfaat dari membaca. Di setiap jam istirahat,
saya hampir tidak pernah ke kantin untuk membeli jajanan
karena keterbatasan ekonomi. Lebih baik menyimpan uang saku
untuk membeli buku pelajaran atau Lembar Kerja Siswa (LKS)
guna memperlancar belajar daripada untuk jajanan sehingga
dari rumah saya sudah sarapan dan membawa air untuk bekal
minum. Kemanakah saya pergi selama istirahat? Coba tebak!!!...
Ya, benar perpustakaan sekolah. Dengan membaca buku secara
tidak langsung saya dapat manfaat dari membaca. Waktu di SD
saya tidak pernah mendapatkan peringkat kelas, di SMP dari
kelas 7 sampai kelas 9 saya mendapatkan peringkat kelas
walaupun selalu juara 3. Saya lulus SMP pada tahun 1997.
Kemudian melanjutkan ke SMK. Setelah masuk SMK saya
sering mengunjungi perpustakaan dan masih mendapatkan
manfaat dari membaca yaitu selalu mendapat peringkat kelas
dan lagi-lagi juara 3. Selama SMK saya juga membantu menjaga
kantin koperasi sekolah selama jam istirahat. Hal ini saya
lakukan untuk meringankan beban orang tua. Selama
membantu kantin koperasi sekolah, saya tidak perlu membayar
uang sekolah karena bagi siswa yang membantu kantin koperasi
sekolah akan dibebaskan dari biaya sekolah. Untuk menambah
153
wawasan, saya meminjam buku perpustakaan untuk dibawa
pulang dan mengembalikannya setelah selesai membaca.
Selama belajar di SMK saya dimotivasi oleh seorang guru
yang membimbing saya di kantin koperasi sekolah untuk
melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Orang tua sempat tidak
setuju jikalau saya malanjutkan kuliah, tapi atas kegigihan saya
dan dapat meyakinkan orang tua serta dibantu oleh paman, saya
diijinkan untuk melanjutkan kuliah. Saya lulus SMK tahun 2000.
Setelah lulus SMK saya mencoba mendaftar di STAIN,
karena literasi saya kurang pada bidang Ilmu Agama, maka saya
tidak lolos sehingga saya dimotivasi ibu saya untuk melanjutkan
ke STKIP dan lulus tahun 2004.
Setelah lulus STKIP saya menikah dan diajak suami
merantau ke Kalimantan Timur. Sekarang saya bekerja di salah
satu SMA di Kalimantan Timur. Di SMA tersebut saya bertugas
sebagai guru dan kepala perpustakaan. Semoga saya dapat
menjalankan tugas negara yang saya emban sebagai pegiat
literasi. Amiin… YRA…
Semoga dari buku yang kita baca dapat menjadikannya
sebagai vitamin ilmu yang sangat bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan akan ilmu pengetahuan untuk menggapai cita-cita.
Salam literasi.
154
Biodata Penulis
155
“Menulis, ooh Menulis…”
… Purwa Saputra …
156
Lalu sekarang, menyelami dunia kerja, aku ‘jatuh’ di
dunia pendidikan, yang lagi-lagi juga ndak lepas dari ‘tuntutan’
menulisnya. Lama-lama jadi geli telingaku kebanyakan dengar
kata “menulis”, haha… Geregetan banget dah. Alamaak, ibarat
makan nasi lauk sambal cabe, kalau ndak ada rasanya hambar,
tapi kalau ada ya kepedesan, hehe…Hmm, tapi kurasa, mestinya
bukan cuma aku saja ya yang mengalami ini. Orang berbakat
nan berminat menulis memang banyak. Tapi orang yang malas
mikir malas nulis macam aku kayaknya juga ndak sedikit, hehe…
157
ucapan motivator. Ndak sedikit kejutan malah lahir dari hal yang
tidak biasa bahkan nyeleneh.
Ya, parameter keberhasilan kan bukan cuma satu dua.
Banyak faktor-faktor yang berpengaruh. Berkarya pun demikian
adanya. Berkarya bukan hanya milik orang hebat. Menulis
bukan hanya milik orang yang berbakat. Bahkan orang yang
malas pun bisa. Tapi ya ndak sembarang malas lho ya. Harus
diarahkan juga. Belokan itu rasa malas, tuang ke dalam cangkir
karya imajinasimu. Squidward aja sampai gaduh bukan main
gara-gara menyaksikan kedahsyatan imajinasi Spongebob sama
Patrick dalam kotak kardus, HaHaHa....
Aku rasa cukup sekian saja ‘tulisan kurang dari 800 kata’
ini, sudah larut malam, malam terakhir pengumpulan pula,
ditambah besok deadline laporan kerja seharga dua juta. Hadeeh,
aku ingin istirahat. Paradoks. Menulis, ooh, menulis…
Tentang Penulis:
Namaku Purwa Saputra, seorang yang malas mikir dan
malas nulis. Tulisan ini pun sejatinya juga terpaksa bikin,
hehehe… Tinggal saat ini ikut orang tua di Desa
Sumberjokidul Kecamatan Sukosewu Kabupaten
Bojonegoro. Nomor WA 085855925788, e-mail
[email protected], instagram @suigintou .
Pernah bercita-cita jadi TNI tapi gagal, lalu bercita-cita
jadi peneliti biologi tapi masihgagal juga. Hehe..
159
Buku Berbagi Ilmu
Aku dan buku, dua unsur yang tidak selalu bisa menyatu
tapi aku sadar keilmukanku dangkal soal apapun, jadi aku harus
mecandu buku. Buku jendela dunia, tapi bagiku buku lebih dari
itu. Buku bagiku adalah sebuah lorong waktu, ruang penuh isi
yang mengungkap seluruh cerita dunia, hingga luar angkasa
dan segala macam yang tak pernah terbersit dalam pikiranku
mengenai semesta.
160
banyak ragamnya, status tetangga yang tak bermakna saja
kadang lebih menarik banyak pembaca dibandingkan buku
terbitan baru.
162
menulis buku untuk berbagi ilmu.
163
Pahlawanku
… Rita Yuana …
164
pahlawan pendidikan bahkan tidak pernah merasakan memakai
baju seragam. Hari-hari mereka lalui hanya dengan harapan
supaya ternak dan tanaman bisa menghasilkan sesuai yang
orang tua harapkan.
165
Awal Mutiaraku Diuntai
… Riyanti …
168
untuk bertahan demi anak-anak, itu yang pada akhirnya
menguatkan aku untuk sembuh sekalipun sulit dan berat.
170
Diagnosis dari sakit ku adalah infeksi usus buntu. Dimana
umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus
buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang
umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan
apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga
abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Kejadian
inilah yang kemudian banyak orang menyebutnya dengan
perforasi. Perforasi saluran cerna dapat terjadi oleh karena
banyak sebab, seperti trauma tajam (misal: pisau, gunting) di
dada sebelah bawah atau abdomen dan biasanya mengenai usus
halus karena organ ini menempati besar rongga perut.
174
hanya di tidurkan saja. Oh Tuhan, jalanMu memang tak
terselami oleh hati kami. Namun satu hal ku percaya ada
rencana indah yang bisa kami rasakan hingga sekarang dan
sampai yang akan datang.
175
Meneladani Hari Buku Sedunia dan Kegemaran Membaca
pada Masyarakat Kota Cirebon
… Ropadi …
176
Kegemaran membaca pada anak harusnya menjadi
target utama pihak-pihak pendidik, karena anak-anak kedepan
akan menjadi generasi penerus bangsa. Kegemaran membaca
pada anak ini harus terus dipupuk supaya membaca menjadi
budaya pada anak-anak Kota Cirebon. Tugas Dinas pendidikan
melalui guru pengajar harus bisa mengarahkan anak didiknya
supaya membaca menjadi budaya sehingga membaca menjadi
kebutuhan sehari-hari. Disamping guru pendidik yang
mempunyai inovasi atas kemajuan dalam mengembangkan dan
meningkatkan kegemaran membaca pada anak juga peran
sentral dari orang tua.
Peran utama orang tua dalam keluarga ini sangat urgent
dalam mendukung kegemaran membaca pada anak, karena
anak waktunya lebih banyak dirumah dan peran orang tua ini
akan sangat menunjang perkembangan anak baik dalam
meningkatkan minat dan budaya baca. Orang tua harus terus
memantau perkembangan anaknya supaya bisa konsisten dalam
kebiasaan membaca.Selain membaca, anak-anak juga harus
membiasakan menulis.Membaca dan menulis merupakan hal
yang tidak bisa dilepaskan, karena membaca tanpa menulis
ibarat makan tanpa garam dan sebaliknya. Memang tidak
mudah mengawali sesuatu yang tidak terbiasa akan tetapi
begitu sudah membiasakan diri sering membaca dan
diaplikasikan dengan menulis maka lama kelamaan akan
terbiasa dan menjadi rutinitas bahkan dijadikan kebutuhan.
Dengan kebiasaan membaca dan menulis anak-anak dan
masyarakat tentunya akan mendapatkan dampak yang positif
bagi pembaca dan untuk orang lain. Akan tetapi apakah
kebiasaan membaca dan menulis sudah menjadi kebiasaan
ditengah-tengah masyarakat Kota Cirebon? kita lihat kenyataan
bersama-sama sayangnya kegemaran membaca dan menulis
177
masih sangat rendah. Kita ambil contoh bearapa jumlah guru
dan tenaga profesi lainya yang sudah mengaplikasikan
kegemaran membaca menjadi karya tulis atau buku, hasilnya
sangat sedikit. Kenyataan ini sangat miris sekali, karena sebagai
pelopor dunia pendidik seharusnya memberikan contoh untuk
selalu membaca dan menulis.
Menulis merupakan sesuatu yang sangat berat sekali,
terutama bagi para pemula. Tetapi apabila kita ada kemauan dan
kesungguhan untuk belajar menulis Insya Allah yang awalnya
berat akan menjadi mudah dan terbiasa bahkan akan kecanduan
menulis. Menulis juga harus didasari dengan niat yang ikhlas
karena Allah sebab apa yang telah ditulis mungkin dipandang
kurang bagus akan banyak ejekan, untuk para penulis tentunya
anggapan yang seperti itu sebagai cambuk dalam perbaikan
tulisan kita dan mungkin kita abaikan sebab tugas dari seorang
penulis hanya menulis. Orang yang sering menulis setiap hari
dia akan terbiasa dan lama kelamaan akan menjadi penulis yang
besar. Akan tetapi kenyataan masih sedikit sekali yang
membiasakan membaca buku.
Di Kota Cirebon gerakan kegemaran membaca dengan
literasi yang kuat terus dikobarkan oleh Dra. Hj. Eti Herawati
bunda litersi Kota Cirebon juga melalui Dinas Pedidikan, Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan, bunda literasi kecamatan dan
bunda literasi kelurahan bersinergi untuk menumbuh
kembangkan minat budaya baca pada masyarakat. bunda
litaersi berkomitmen terus untuk mengembangkan budaya baca
pada masyarakat dengan mencanangkan program pojok baca
disetiap Rukun Warga (RW) minimal satu pojok baca.
Selain pojok baca dalam meningkatkan budaya baca,
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan bersama Walikota Cirebon
membuat terbosan yaitu ‘WALI SEHATI’ di mana program ini
178
menjaring para donator dari lembaga Pemerintah, yayasan dan
perorangan berupa buku, Alqur’an dan peralatan penunjang
lainya untuk nantinya akan salurkan atau disumbangkan ke
masjid-masjid, pondok pesantren, majlis taklim. Dengan adanya
program ini diharapkan buku-buku yang disalurkan bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga gerakan kegemaran
membaca semakin meningkat di Kota Cirebon dan diharapkan
masyarakat cinta membaca buku dan mau menuangkannya
melalui tulisan sehingga selain memiliki wawasan yang luas dari
membaca juga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat.
Membaca dan menulis merupakan pekerjaan yang
sangat berat apabila belum ada keinginan dan niat yang ikhlas,
akan tetapi bila membaca dan menulis sudah menjadi kebiasaan
sehari-hari akan tidak terasa bahwa membaca dan menulis itu
sangat mudah, menyenangkan bahkan akan kecanduan. Hidup
adalah pilihan maka mulailah berusaha untuk selalu membaca
dan menulis sepanjang masa, karena dengan berbekal membaca
dan menulis dunia dalam genggaman kita. Dengan membaca
dan menulis, bisa mengubah perekonomian pada masyarakat,
dengan membaca dan menulis akan menunjung tinggi nilai-nilai
peradaban bangsa. Dengan seringnya membaca buku, akan
menerangi hati dengan berbagai keilmuan, menjadi penuntun
bagi orang yang beriman dan mau berpikir. Membaca buku juga
bisa menjadi obat ketenangan jiwa.
Bacaan:
179
Kristiani dkk_Perpustakaan dan pustakawan berbasis inklusi
sosial_Yuma Pustaka_Surakarta, Maret 2020.
180
Inyiak Sosok Seorang yang Cinta Buku
… Segara Murnia …
Saat itu, ada rasa takut di dalam hati, tapi dituntun berjalan
bersama inyiak, rasa takut saya terabaikan .Saat pulang dari
masjid kami menempuh jalan yang berbeda, menyusuri jalan rel
kereta api terus sampai depan rumah. Rumah kami persis berada
disamping jalan si kereta besi itu .Cepat sekali inyiak berjalan,
sebelum waktu subuh kami sudah sampai di Masjid Jihad
Padang Panjang. Inyiak langsung mengambil posisi pada saf
paling kiri depan, tidak di tengah karena ada .cucunya. Khawatir
182
mengganggu, memutus saf. Begitu setiap hari berulang
menjelang subuh inyiak lakukan. Mengapa inyiak harus
bersusah payah setiap hari menjelang subuh berjalan jauh ?
Menuju masjid, memakan waktu sekitar 30 menit. Rupanya di
Mesjid Jihad ada kuliah subuh yang gurunya berganti setiap
hari. Sedangkan di surau dekat rumah tidak ada kuliah
subuhnya. Untuk shalat magrib dan isya, kami shalat di surau
saja.
183
tinggal bersama inyiak saya. Hampir setiap malam saya
bercerita kepada mereka.
184
Segara Murnia lahir 53 tahun silam di Padang Panjang, yang
terkenal dengan sebutan Kota Dingin, Sumatera Barat. Sejak
tahun 1974 Ayah bunda tercinta memboyong kami, kakak
beradik sembilan bersaudara ke kota hujan, Bogor. Sempat
kembali sebentar ke Padang, namun akhirnya menetap di Bogor
hingga kini. Memliki hobi membaca, penulis melanjutkan studi
di IPB dengan memilih jurusan Ilmu Perpustakaan jenjang DII.
Dibesarkan dari keluarga besar yang berprofesi guru,
memotivasinya melanjutkan sekolah keguruan untuk menjadi
guru IPS. Dukungan dari suami, anak dan lingkungan,
mendorongnya melanjutkan studi magister di bidang
pendidikan IPS. Kontak whatsapp: 085280880952.
185
Buku adalah Salah Satu Surga Dunia
186
Banyak yang mengatakan buku adalah jendela dunia di
mana kita bisa menjelajah dunia tanpa harus melakukan
perjalanan mengelilingi dunia, kegiatan membaca buku ini
merupakan suatu cara untuk membuka jendela tersebut,
kegiatan tersebut dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja
dan oleh siapa saja, tanpa kita sadari bahwa banyak manfaat
yang dapat kita rasakan apabila kita rutin memiliki hobi
membaca buku, namun sayangnya akhir-akhir ini kegiatan
membaca buku sering diabaikan di berbagai kalangan dengan
alasan seperti: banyaknya kesibukan, maupun karena
mudahnya mencari informasi dari media yang lebih praktis
seperti televisi, radio maupun internet.
Banyak juga yang telah menjelaskan manfaat dari
kegiatan buku dari berbagai kalangan yang banyak orang
mengabaikannya. Secara ringkas apabila dilihat dari berbagai
kalangan yang telah menjelaskan tentang manfaat membaca
buku, di antaranya yaitu: dapat menstimulasi mental,
menambah wawasan dan pengalaman, mengurangi stres,
meningkatkan kualitas memori, menambah kosa kata,
meningkatkan konsentrasi, melatih keterampilan untuk berpikir
dan menganalisis, memperluas pemikiran sesorang, dan
berbagai manfaat lainnya.
Banyak juga yang beranggapan bahwa membaca buku
justru membuat otak terus bekerja dan menimbulkan stres,
padahal dari beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
kegiatan membaca justru memiliki potensi untuk menurunkan
stres.
Buku juga dapat membuka wawasan dan pengetahuan
kita tentang berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, politik,
ekonomi, sosial maupun aspek kehidupan lainnya. Dan dari
buku juga kita dapat mendapatkan informasi. Meski akhir-akhir
187
ini banyak dari berbagai kalangan mengabaikan kegiatan
membaca buku dikarenakan kesibukan, tidak adanya waktu
luang, malas, membosankan, membuang-buang waktu,
kemudahan mencari informasi dari media yang lebih praktis
dan berbagai alasan yang lainnya.
Membaca buku juga termasuk hal yang menyenangkan,
kegiatan membaca buku pun dapat dibaca di berbagai kalangan
dan dapat dilakukan oleh siapa saja, dari mulai anak-anak,
remaja, dewasa bahkan orang-orang tua yang berusia lanjut pun
sering kita jumpai.
Di dalam agama islam wahyu yang pertama turun
merupakan wahyu yang menjelaskan tentang perintah
membaca, dan sebelum era di mana zaman sekarang teknologi
telah mendunia. segala hal pada zaman dulu ditulis di berbagai
tempat kemudian dibukukan dan diturun temurunkan, apakah
kita akan melupakan budaya membaca buku ini?
Pahlawan wanita di Indonesia yaitu Raden Ajeng Kartini
juga mengajarkan tentang pentingnya membaca buku, dan buku
itu sendiri, dengan buku kita bisa mengubah dunia, bisa
mengubah masa depan kita yang awalnya suram menjadi terang
benderang.
Manfaat lainnya yang sangat juga dapat kita rasakan
dengan membaca buku juga dapat menbawa kedamaian batin
serta ketenangan yang sangat besar. Membaca buku juga dapat
menurunkan tekanan darah yang juga bisa disebabkan oleh stres
tersebut yang telah dibuktikan dapat membantu orang yang
menderita gangguan mood tertentu dan penyakit mental ringan.
Di sepanjang zaman meski zaman terus menerus
berubah manfaat dari buku sendiri pun tak akan berubah, jika
kita lestarikan dan kita jaga dengan baik, jika tidak kita, siapa
lagi. Jika tidak untuk orang lain, maka manfaatnya dapat kita
188
rasakan untuk kita sendiri. dan dengan semestinya pun akan
berdampak baik untuk orang lain. Secanggih-canggihnya
teknologi pasti tak akan luput dari kegiatan membaca, bila kita
malas membaca lalu bagaimana kita bisa mengetahui setiap
berita yang ada.
Buku dan masa depan sangat berkaitan, buku mengikat
setiap peristiwa dan segala hal yang berada di masa lalu dengan
sebuah tulisan dalam lembaran buku, begitupun masa depan,
dari berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat kita
jadikan pelajaran untuk menghadapi masa depan yang
kemugkinan beberapa kisah dari masa lalu akan terulang
kembali, dari mana kita dapat mempelajari dan mengetahui
segala kisah dari masa lalu tersebut? jawabannya adalah dari
sebuah buku.
Setiap ingatan bisa hilang ditelan masa dan keadaan
namun tidak dengan tulisan, bila keadaan dapat berkembang
maka dengan tulisan kita bisa mengembangkan sesuai keadaan
yang kita hadapi di zaman sekarang. Dunia telah mengajarkan
kita maka tugas kita mengajarkan penerus kita apa yang telah
kita dapati dari pengalaman kita melalui tulisan yang kita
kembangkan, jaga setiap buku yang ada dan lestarikanlah
budaya membaca buku dalam setiap keadaannya.
BIODATA
… Sholehah Yuliati …
190
peduli dengan perkembangan AUD inilah kiranya perlu
diberikan pembekalan yang cukup. Hingga pada tahun 2011
Himpaudi Kab. Bojonegoro menjadi garda terdepan
melaksanakan Diklat Berjenjang tingkat dasar pendidik PAUD
secara mandiri. dengan 9 mata latih kepaudatan mulai dari
Konsep daasar PAUD, Cara Belajar Anak Usia Dini,
Perkembangan Anak, Perencanaan Pembelajaran, Penilaian
Perkembangan Anak, Pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus,
Kesehatan dan Gizi Anak, Komunikasi Pengasuhan, Etika dan
Karakter Pendidik PAUD.
191
Perlu kita perkuat lagi bahwa yang masih memiliki
anggapan mengajar AUD persoalan kecil, Pernyataan ini jauh
beda dengan pendapat para ahli. Dunia Anak ya bermain,
Mereka belajar dengan sangat baik melalui bermain, dalam
bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah,
berkomunikasi, dan bernegosiasi. Mereka menciptakan
peristiwa khayalan, melatih keterampilan fisik, sosial, dan
kognitif. Saat bermain anak dapat mengekspresikan dan melatih
emosi dari pengalaman dan kejadian yang mereka temui setiap
hari. Dengan bermain bersama dan mengambil peran berbeda,
anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut
pandang orang.
193
[email protected] (email), @sholehahyuliati (IG),
dan Sholehah Yuliati (FB).
194
Tauladanku
195
sabar ibu menjelaskan kepada kami apapun yang terjadi kami
harus tetap sekolah, dengan cara kakak yang tua bekerja untuk
biaya hidup dan sekolah kami, apabila adik dibawahnya telah
lulus baru kakak ini berkeluarga, dan seterusnya.
Keadaan kami sangat dan sangat minim saat itu, tetapi
ibu selalu mengingatkan kepada kami untuk tetap semangat
belajar demi masa depan kami. Walaupun beliau tidak
berpendidikan tinggi, bahkan hanya kelas 4 SD, akan tetapi
semangat untuk menyekolahkan anak – anaknya sangat tinggi.
Di usia muda ditinggal suami, dengan 8 anak yang masih
kecil – kecil. Beliau tidak pernah ingin menikah lagi, sisa hidup
beliau hanya untuk kami anak –anaknya. Dengan sabar dan
telaten menghadapi kami sebagai anak yatim yang kadang
menguji kesabaran ibu, beliau tetap sabar. Kami anak – anaknya
tak pernah merasakan cubitan atau bentakan dari beliau. Setiap
kali kami melakukan kesalahan, bukan hukuman atau pukulan
yang ibu berikan justru pelukan hangat yang kami dapatkan
serta yang tak pernah lupa kecupan dikening kami sambil
berdo’a. Entah do’a apa yang dipanjatkan oleh beliau saat itu
kami tak paham hanya dekapan dan kecupan hangat yang selalu
terpatri disanubari kami sampai saat ini.
Ibu! Bagi orang lain mungkin beliau hanya sosok wanita
tua renta, dengan rambut memutih semua, guratan kelelahan
diwajah, dan tak berarti. Tapi bagi anak – anakmu, Engkau sosok
yang dikirim oleh Allah untuk menghadirkan kami didunia ini,
menyayangi kami, menjaga kami, dan menghantarkan kami
dikehidupan yang diRidhoi Allah.
“Ya Allah apabila hambamu ini boleh meminta berikan
ibuku kesehatan, umur panjang yang barokah
Ya Allah apabila hambamu ini boleh memberi akan
kuberikan perhatianku tuk menjaga ibuku disisa umurnya.
196
Ya Allah jangan biarkan kedua orangtuaku menyentuh
api nerakaMu, masukkan mereka di Jannah FirdausMu kelak
nanti.
Hanya do’a yang mampu kami panjatkan tuk kedua
orangtuaku.
Ibu, aku selalu bersimpuh dikakimu tuk meminta
Ridhomu. Maafkan anakmu ini yang tak mungkin dapat
membalas semua yang telah Engkau berikan padaku, baktiku
padamu terbagi dengan baktiku pada suamiku, itupun atas
perintahmu ibu.
Perintah, didikan, nasehat dan taulanMu akan kujadikan
pegangan hidupku ibu. Satu kata yang selalu kuingat, setiap kali
ada orang bingung menghadapi masalah dan mencari solusi
kesana kemari dan minta nasehat ibu, Beliau akan menjawab “
kok koyo ora duwe Gusti Allah” ( dalam bahasa Indonesianya “
kok seperti tidak punya Tuhan / Allah” ). Sekilas kata – kata itu
tanpa makna tetapi setelah aku dewasa dan selalu terngiang
kalimat itu, aku baru sadar. Kalimat itu bentuk ketaukhitan yang
luar biasa. Dengan tujuan semua masalah kita kembalikan
kepada Robb kita, tidak perlu mencari solusi kepada manusia,
tetapi memohon solusi dari Allah.
Kesabaran dan kepasrahan ibu kepada Allah yang selalu
kujadikan contoh tuk menjalani kehidupan ini. Saat aku
menghadapi masalah kehidupan ini, kembali kuingat perjalanan
hidup ibu yang dihadapi dengan sabar, selalu bersyukur, dan
hanya berharap kepada Sang Kholik.
“Mengapa Allah menempatkan SurgaNya dibawah kaki
ibu?”padahal Surga yang mulia, surga yang selalu kita nanti –
nantikan kelak. Yang begitu mulia hanya ditempatkan dibawah
kaki ibu?
197
Ya Allah, ternyata ibu dimata Allah lebih mulia, lebih
agung dan lebih segalanya. Tetapi mengapa kita hanya mengejar
SurgaNyaAllah?. Sedang ibu kita yang begitu mulia dimata
Allah, kita sia – siakan, kita bentak – bentak dengan sedikit
kesalahannya diusia lanjutnya.
Bukankah kita melakukan hal yang lebih dari itu, waktu
kita kecil. Apakah mereka melakukan hal yang sama untuk
anaknya?. Oh ibu! Maafkan anakmu yang tak tahu diri ini ibu.
Tak terasa pipi ini basah dengan air mata penyesalan karena,
hambamu ini belum bisa membalas jasa ibuku, Ya Robb!
“nduk! Adzan, ayo buko” suara lembut ibuku
membuyarkan lamunanku. Aku menoleh kearah datangnya
suara dan ternyata ibuku sudah duduk dibelakangku, tanpa
sanggup berkata – kata lagi langsung aku bersimbuh
dipangkuannya tuk memohon Ridho dan ampunannya.
Semakin basah pipi ini oleh air mata, “Ya Allah jaga selalu ibuku,
dan aku belum sanggup ditinggalkannya Ya Robb!” terbesit do’a
disela – sela isak tangisku.
198
Buku, Jendela Duniaku
… Siti Rukayah …
199
Manusia, bila dibandingkan dengan hewan, maka secara
fisik kalah jauh dengan hewan. Tubuhnya lemah. Sebagai
contoh, gajah mampu mengangkut beban yang berat. Kuda,
mampu berlari kencang sekali. Tetapi, manusia memiliki akal,
pikiran, kemauan serta semangat yang kuat, sehingga mampu
menciptakan teknologi berupa mesin hidrolik yang mampu
mengangkat beban berat sekalipun. Manusia juga membuat
pesawat jet agar mampu menempuh perjalanan dengan jarak
jauh dalam waktu lebih singkat.
Sebenarnya kita adalah buku, sumber ilmu pengetahuan,
kita adalah bagian dari buku yang telah kita baca, karena jika
buku itu memberikan ilmu kepada kita, maka kita juga adalah
pengetahuan tersebut. Semakin banyak buku yang kita baca,
maka akan semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang kita
dapatkan. Dengan demikian, kita sebagai manusia, juga layak
mendapat julukan sebagai sumber ilmu pengetahuan
sebagaimana sering kita mendengar kalimat buku adalah
sumber ilmu pengetahuan.
Dikatakan pula bahwa buku adalah jendela dunia, di
mana kita bisa melihat dunia dengan segala isinya tanpa harus
melakukan perjalanan, hanya cukup membaca halaman demi
halaman. Buku adalah sebuah media yang bisa dijadikan untuk
mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan hidup, karena jika
kita sering membaca buku, maka kita akan semakin tahu dunia.
Buku juga mampu menambah kecerdasan, sebagai penuntun
pola berpikir kita,me ningkatkan kreativitas kita, bahkan
membantu mengubah masa depan. Jika kita merasa bingung,
ingin mengetahui sesuatu sementara tidak ada yang kita tanya,
maka kita bisa bertanya dengan membaca buku.
Buku cerita anak, juga mampu memberi manfaat melalui
pesan didalam buku tersebut, yang bisa menjadi bekal
200
pendidikan akhlaknya, karakter didalamnya menjadi bekal di
masa depan nanti, yang bisa membuat pembacanya menjadi
terinspirasi mencontohnya.
Demikian juga, bagi penulis buku, ia mampu
mengembangkan kemampuan, kecerdasan dan ketrampilan
yang dimiliknya untuk lebih bisa bermanfaat dan bisa
dimanfaatkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Kebiasaan yang baik dan positif adalah membaca buku,
bukan hanya mendapatkan hiburan saja tapi kita juga bisa
menambah pengetahuan. Dengan membuka buku, sama seperti
membuka jendela yang diluarnya terdapat hal menarik yang
belum kita ketahui. Membaca buku yang belum pernah kita baca
sama seperti berkenalan dengan teman baru, yang didalamnya
kita akan mendapatkan pengetahuan baru, mendapatkan
manfaat baru. Wawasan baru, mendapatkan cerita baru. Dan,
membaca buku yang lama seperti bertemu dengan teman lama
yang telah memberikan kita sesuatu yaitu ilmu untuk bekal
masa depan kita nanti.
Dengan membaca buku kita akan mendapatkan ilmu
untuk mampu membuat sebuah karya yang bisa di kenal dunia.
Contohnya menulis. Menulis adalah cara untuk membuat karya.
Dengan begitu bisa menjadi sarana untuk memberikan manfaat
kepada banyak orang, melalui isi buku yang kita tulis dapat
dijadikan sarana untuk memberi ilmu pada orang lain dan
memperlihatkan betapa indahnya dunia melalui buku.
Dengan menulis buku kita bisa dikenal dunia. Itulah
buku. Buku yang memberi kepada kita kehidupan.
Buku sama seperti teman kita yang bisa menghibur kita,
yang bisa memberikan nasehat kepada kita agar kita bisa lebih
baik, lebih maju, lebih berarti dan selalu di jalan yang benar
tentunya.
201
Waktu kecil dulu, kita dibiasakan untuk selalu membaca
buku, membaca buku dapat memberikan wawasan yang sangat
luas, dan dengan wawasan pengetahuan kita dapat menjadikan
masa depan kita cerah. Buku adalah kunci kesuksesan.
Dan buku adalah sumber ilmu pengetahuan yang
banyak memberikan sumbangan atas terbentuknya bangsa yang
maju, yang memiliki sumber daya manusia yang mampu
bersaing yaitu melalui meningkatnya ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kecerdasan. Peningkatan sumber daya
manusia sangat erat dengan literasi,. Dan melalui kegiatan
literasi, maka ketiga aspek tersebut akan tercapai. Semakin
mengerti, memahami, semakin bertambah pula wawasan
pengetahuan, keterampilan bahkan mampu menghasilkan
sebuah karya serta mampu menjadi sumber daya manusia
Indonesia yang siap bersaing dengan negara negara lain.
Peran buku sangat penting dalam menentukan kemajuan
sebuah bangsa. Bangsa dengan sumber daya manusia yang
unggul tentunya akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi nusa dan bangsa.
Hanya bermodalkan meja dan buku untuk membaca,
kita mampu meraih sukses di masa depan.
Banyak orang sukses di dunia itu juga karena ia sering
membaca buku, bahkan buku itu sudah menjadi bagian hidup
mereka, buku yang telah mengubah pemikiran mereka hingga
akhirnya mereka mencapai sukses.
Menulis adalah media untuk membuat sesuatu lebih
bermanfaat bagi orang lain, dengan membagikan ilmu, akan
memberi warna dalam kehidupan kita maupun orang lain,
dengan menulis kita akan lebih kreatif dan semakin lama maka
tulisan kita akan semakin bagus.
202
Mari kita dukung gerakan literasi, agar generasi bangsa
termotivasi untuk selau belajar. Karena, pemilik masa depan
adalah mereka mereka yang terus mau belajar.
203
Menuju Kumap
… Sri Mulyani …
204
lokasi yang masih asing baginya. Sampai di pinggir jalan raya
Andre berdiri menunggu angkutan lewat. Dia dikagetkan suara
kenek bus dengan suara lantang membuyarkan lamunannya.
Segera dia naik dan mencari tempat duduk yang masih belum
berpenghuni. Perjalanan dilanjutkan hingga tak terasa dia
tertidur hingga akhirnya sudah sampai tempat tujuan pertama
yaitu tempat dimana dia janjian dengan teman-temannya yang
akan melaksanakan tugas dilokasi Kalimantan Selatan.
206
Di Balik sebuah Karya: Pengalaman Pertama Membuat
Artikel Populer
207
pekerjaan sehari-hari yang saya lakukan di bagian pengolahan
dan pengembangan bahan pustaka. Buku merupakan salah satu
jenis bahan pustaka yang saya olah.
Selama masa pandemi ini banyak hal dalam kehidupan
kita yang berubah. Pada awal-awal masa pandemi semua
kegiatan benar-benar dilakukan dari rumah. Mulai dari belajar
dari rumah, bekerja dari rumah, berdoa dari rumah dan yang
lainnya. Demikian juga kegiatan operasional di perpustakaan
.Perpustakaan tidak lagi melayani pemustaka secara langsung.
Di masa pandemi pelayanan dilakukan secara online.
Pustakawan pun kadang menjalani work from home sehingga
pekerjaan banyak dilakukan secara online dari rumah. Dalam
rangka memberikan pelayanan prima meskipun dalam masa
pandemi, perpustakaan harus menyediakan berbagai koleksi
digital, di antaranya adalah buku. Dengan latar belakang itulah
saya membuat tulisan yang berjudul “Ngolah Buku di masa
pandemi? nggak masalah!”. Tulisan saya itu menceritakan
tentang salah satu inovasi yang bisa dilakukan oleh pustakawan
bagian pengolahan bahan pustaka dalam mengolah buku di saat
pandemi. Pada masa pandemi ini, perpustakaan dituntut untuk
menyediakan koleksi digital yang dapat diakses dimana saja dan
kapan saja. Salah satu koleksi digital yang saya olah adalah e-
books. Pengolahan buku yang saya lakukan bertambah dengan
adanya koleksi buku yang berbentuke-books. Dalam tulisan itu
saya menjelaskan tahapan-tahapan dalam proses pengolahan
buku yang dilakukan sebelum masa pandemi dan setelah masa
pandemi. Sebelum masa pandemi saya mengolah buku dalam
hanya dalam bentuk tercetak. Setelah datangnya masa pandemi,
terjadilah perubahan dengan hadirnya koleksi e-books sehingga
pengolahan buku di masa pandemi terdiri dari pengolahan buku
tercetak dan pengolahan e-books. Dalam buku itu saya
208
menjelaskan tahapan-tahapan pengolahan buku tercetak dan
dan tahapan-tahapan dalam pengolahan e-books. Selama masa
work from home, pengolahan e-books dapat dilakukan dari rumah
dengan memanfaatkan jaringan internet sedangkan pengolahan
buku tercetak saya lakukan di kantor saat work from office.
Tujuan saya memilih judul artikel itu adalah untuk memberikan
gambaran tentang salah satu inovasi yang bisa dilakukan oleh
perpustakaan dalam pengolahan buku selama masa pandemi.
Tulisan saya mengalami beberapa revisi sampai akhirnya tulisan
itu selesai bulan Januari 2021 dan digabungkan dengan dalam
karya bersama yang terbit di bulan Februari 2021 dengan judul
“Inovasi Perpustakaan Di Era Vovid-19: Konteks Pelayanan dan
Pemanfaatan Teknologi”. Ternyata belajar untuk menulis tidak
mudah. Membutuhkan kemauan dan tekad yang kuat untuk
menghalau rasa malas. Demikianlah kisah di balik karya
pertama penulisan artikel saya dalam karya bersama dengan tim
perpustakaan UNIKOM. Semoga pengalaman yang telah kami
rangkai kata demi kata dalam buku itu dapat menjadi inspirasi
bagi pustakawan dan perpustakaan lain dalam memberikan
pelayanan perpustakaan di masa pandemi.
209
210
Judul tulisan pertamaku
211
Sri Utami Lestari, lahir di Kota Klaten, pada tanggal 30 Agustus
1976. Penulis merupakan alumni DIII Ilmu Perpustakaan,
Universitas Gadjah Mada. Saat ini bekerja di bagian
Pengembangan dan Pengolahan Bahan Pustaka, Perpustakaan
Universitas Komputer Indonesia dan tinggal di Kota Bandung.
Penulis dapat dihubungi melalui email
[email protected].
212
Akhirnya Karirku di Pulau Garam
… Sri Wahyuningsih …
Nasib orang memang tidak ada yang tahu walaupun diri kita
sendiri, semua menjalani dan berusaha semampu mungkin
hanya Allah SWT yang menentukan di mana kita akan
ditempatkan dan bisa mengabdi di negara tercinta ini.
Jika saya ditanya orang-orang tentang cita-cita, saya selalu
menjawab ingin menjadi pendidik jawaban yang simpel banget.
Dan tidak memikirkan cita-cita yang lainnya semisal ingin
menjadi dokter, perawat, polwan, atau yang lainnya.
Sejak saya lulus S1 Ilmu Komunikasi pada tahun 2001 Maret,
saya membuka les-lesan bahasa Inggris yang diikuti oleh anak-
anak SD, SMP, maupun SMA yang berada di lingkungan sekitar
atau tetangga desa. Alhamdulillah banyak peminat, dan
merekapun menyukai bagaimana saya mengemas pembelajaran
bahasa Inggris. Yang nota bene pada waktu itu memang belum
ada banyak tempat kursus bahasa Inggris maupun les-lesan
bahasa Inggris.
Akhirnya pada suatu hari saya sama guru-guru SD di daerah
saya diminta untuk mengajar bahasa Inggris pada waktu itu
bahasa Inggris menjadi pelajaran muatan lokal. Kebetulan
mereka para guru kurang mampu dalam mengajar bahasa
Inggris, akhirnya dengan tanpa ragu saya bergabung dengan SD
itu untuk menyumbangkan sedikit kemampuan saya mengajar
di bidang bahasa Inggris basic.
Dan lambat laun datanglah informasi tentang CPNS Dosen
Unijoyo (brand kampus pada waktu itu) yang sekarang sudah
213
berubah brandnya yaitu UTM (Universitas Trunojo Madura).
Saat itu tahun 2003 UTM membutuhkan dosen Ilmu Komunikasi
dengan kuota 3 orang, format pengangkatan masih S-1, saya
tidak berpikir panjang untuk mencobanya karena bisa jadi itu
kesempatan buat saya. Singkat kata seleksi demi seleksi
Alhamdulillah saya dinyatakan lolos dalam perekrutan dosen
CPNS ilmu komunikasi itu. Dan saya masih ingat ketika kita test
interview selain ditanya mata kuliah apa yang paling anda
kuasai, kemudian disuruh praktik mengajar, dan yang paling
membekas adalah ditanya tetang Tri Dharma Perguruan Tinggi
(Pendidikan dan Pengajarn, Penelitian, dan Pengabdian),
Alhamdulillah saya bisa menjawab semua dan disuruh
menjelaskan satu persatu. Jadi seorang dosen kegiatan wajib
yang harus dilakukan adalah menyangkut Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
Hingga tiba waktunya tahun 2006 saya berangkat S-2 di Unpad
Bandung dengan Beasiswa Dikti dengan kelulusan pujian,
kemudian tahun 2015 saya berangkat lagi untuk S-3 di Unpad
dengan beasiswa Dikti lulus dengan pujian juga. Jurusan yang
saya ambil linier yaitu ilmu komunikasi mulai dari S-1 sampai
dengan S-3, memang profesi seorang dosen sebaiknya harus
linier ketika mau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Kenapa studi lanjutnya memilih Unpad karena waktu itu saya
berpikir para pakar ilmu komunikasi semuanya ada di Unpad
terutama Prof. Deddy Mulyana, Ph.D yang selalu diidolakan
oleh kita terkait prestasi-prestasinya pada kajian-kajian maupun
karya-karyanya di bidang ilmu komunikasi.
Dan saya sekarang pun sangat menggeluti dan menikmati
profesi saya sebagai dosen Ilmu Komunikasi di Universitas
Trunojoyo Madura dengan padatnya kegiatan Tri dharma
Perguruan Tinggi. Hingga semua kegiatan Tri Dharma
214
Perguruan Tinggi itu menghantarkan saya pada jabatan
fungsional Lektor Kepala pada bidang Psikologi Komunikasi.
Seorang Dosen masa depannya memang tidak pernah terlepas
dengan buku-buku, karena kegiatan kita diantaranya adalah
membuat karya ilmiah seperti membuat buku, menulis jurnal
nasional, maupun internasional, prosiding (bidang penelitian),
dan itu semua juga membutuhkan banyak referensi dari buku,
jurnal-jurnal nasional maupun internasional. Hingga pun saya
mencoba menghasilkan karya 10-an buku di antaranya menulis
sendiri dan menulis bersama-sama dengan rekanan sejawat
dosen. Masih miskin karya sih... Dan yang masih tetap terngiang
pesan penulis buku best seller di bidang ilmu komunikasi juga,
beliau tidak pernah berhenti untuk mensupport dan selalu
menginspirasi saya, yang merupakan adiknya Prof. Deddy yaitu
bapak Alex Sobur “usahakn setiap tahun harus ada karya buku
Bu Naning”. Semoga tahun 2021 ini ada karya buku terlahir dari
penerbit Mayor Aamiin. Salam Literasi.
215
Sri Wahyuningsih kerap disapa “Naning”, lahir di desa Remen,
Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur,
tepatnya pada tanggal 02 Maret 2078. Memulai karirnya sejak
bulan Desember tahun 2003 sampai sekarang sebagai dosen PNS
pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya di Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Minat yang di
dalami pada kajian Psikologi Komunikasi dan Komunikasi
Kesehatan. Berusaha aktif menulis di jurnal nasional maupun
jurnal internasional, dan media cetak. Karya bukunya sendiri di
antaranya metode penelitian studi kasus (Konsep, Teori, dengan
Pendekatan Pikologi Komunikasi), desain komunikasi visual,
film dan dakwah, dan orang dengan gangguan jiwa dalam
perspektif komunikasi.
Korespondensi lebih jauh melalui e-mail:
[email protected]/[email protected], WA:
085203772328. IG: naning_rustamrusdiyanto.
216
Buku, Cahaya Masa Depan
… Sri Wulandari …
217
bergambar. Dari terbata - bata belajar membaca huruf dan
merangkai huruf hingga lancar membaca dan menulis semua
karena ada buku sebagai sumber bacaan dan tempat menulis
menuangkan segala macam ide dan pengalaman sepanjang
perjalanan hidup.
Dengan membaca buku kita dapat menemukan
pengetahuan yang tak terkira, mengetahui banyak hal yang ada
di dunia ini. Tentang ilmu pengetahuan, perkembangan
teknologi, sejarah peradaban, sejarah modern, dan masih ada
banyak lagi.
Mungkin tulisan di buku hanya sekedar teori namun dari
teori tersebut membuat kita untuk melakukan eksperimen,
belajar membuktikan teori tersebut untuk membuahkan hasil
yang dapat diterima oleh masyarakat. Hasil praktek dari teori
tersebut dituangkan kembali ke dalam buku juga sebagai bukti.
Pepatah mengatakan “buku adalah jendela dunia” yang
tak akan habis ditelan masa. Memang benar menurut aku
dengan membaca banyak buku kita akan dapat mengetahui apa
yang ada di dunia dari masa lalu sampai sekarang. Karena buku
memberikan pengetahuan yang kita inginkan dan menjadikan
manusia lebih bermanfaat, bermartabat dan memiliki rasa
hormat. Banyak ilmu yang dapat kita ambil dari membaca buku.
Dengan membaca buku dapat meningkatkan daya kreatifitas
kita. Membaca dua buku atau lebih dengan judul yang sama
akan membuat kita belajar berfikir lebih kritis karena
membandingkan dua hal yang berbeda.
Buku sudah ada sejak dulu sebelum teknologi berkembang
pesat. Buku merupakan peninggalan yang masih relevan di
sepanjang zaman karena isi atau materi yang ada di dalam buku
nilainya sama meskipun mengalami banyak perubahan dan
perkembangan serta pembaharuan mengikuti perkembangan
218
teknologi. Buku menjadi ciri sebuah peradaban, sebab
masyarakat suatu bangsa bisa dilihat dari bagaimana mereka
memperlakukan buku dan ilmu pengetahuan. Membaca buku
merupakan hal yang sangat luar biasa karena dengan membaca
kita mendapatkan ilmu-ilmu untuk digunakan dalam
kehidupan dan disampaikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Buku adalah sumber dari segala multi ilmu. Buku tidak
bisa lepas dari kehidupan manusia. Perkembangan teknologi
yang semakin pesat membuat kita semakin dimanjakan dan
serba praktis dalam melakukan berbagai hal, termasuk
membaca. Meskipun perkembangan teknologi semakin pesat
buku tidak bisa hilang dari dunia ini. Buku mengikuti
perkembangan teknologi menjadi e-book. Di era yang serba
digital membuat manusia merubah kebiasaan membaca buku.
Dari membaca buku secara langsung berpindah menjadi
membaca buku dengan menggunakan gawai. Dulu ketika ingin
membaca buku kita harus pergi ke Perpustakaan, Toko Buku,
pameran buku, membeli buku atau bahkan sampai pinjam ke
rumah teman. Sekarang dengan kemajuan teknologi buku dapat
kita baca melalui gawai. Lebih mudah dan lebih sederhana,
cukup dengan mencari topik dari internet atau mendownload
buku yang kita inginkan.
Di kota-kota besar dengan ketersediaan sarana dan
prasarana internet menjadikan kemudahan kita untuk
mengakses bahan baca lewat gawai daripada membawa buku
bacaan. Sehingga ada sedikit orang yang membaca buku secara
langsung, mereka lebih suka membaca lewat gawai karena
menganggap lebih simple dan ringan.
Berbeda jauh dengan daerah terpencil yang jauh dari
jangkauan jaringan internet, buku bacaan masih banyak
dibutuhkan oleh masyarakat terutama anak-anak kecil. Dimana
219
di daerah terpencil biasanya belum ada sarana prasarana
internet yang sampai. Sehingga buku bacaan menjadi sumber
hiburan dan informasi bagi mereka. Minimnya akses internet
yang diterima menjadikan masyarakat kurang menerima
informasi pengetahuan dan perkembangannya, sehingga
dibutuhkan banyak buku sebagai bahan bacaan menambah
wawasan pengetahuan bagi masyarakat daerah terpencil
tersebut.
Buku sangat dibutuhkan oleh manusia di segala umur
sampai kapanpun. Buku merupakan cahaya ilmu pengetahuan
bagi manusia untuk menemukan jati diri yang sebenarnya.
Manusia mulai belajar dari kecil, bersekolah menuntut ilmu
untuk masa depannya.
Jadi, buku sangat membantu manusia dalam menemukan
jati siapa dirinya yang sebenarnya. Buku adalah sumber cahaya
bagi kehidupan dan masa depan manusia.
220
Perjalanan Anak Desa dalam Meraih Mimpinya
222
diutarakan kepada anaknya, karena saat itu berita di TV banyak
pesawat yang jatuh. Ia tetap mendaftar dan berangkat tes ke
Curug diantar bapaknya.
224
atas mimpi anak desa yang ingin naik pesawat terbang kemana-
mana. Semoga Allah selalu memberikan keselamatan dan
perlindungan saat naik pesawat dan kemanapun langkah
kakinya. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.
~ Sekian ~
225
Meraih Asa dengan Catatan Pena
… Sulistiyani …
***
226
Apa saja yang dapat kita tulis untuk dijadikan sebuah
buku? Banyak hal dapat kita jadikan tulisan, mulai dari tulisan
fiksi maupun tulisan non fiksi. Tidak ada alasan untuk tidak
menulis, karena setiap individu diberikan kemampuan untuk
menulis. Hanya saja, semua tergantung dari mau tidaknya
seseorang untuk melakukannya. Sepandai apapun individu,
setinggi apapun pendidikannya, jika tidak didasarkan pada kata
mau, maka selamanya tidak akan menghasilkan karya tulis.
Semua dimulai dari kemauan yang kuat untuk mau menulis,
dan ingin terus menulis apa pun bentuk dan tema tulisannya.
227
Menulis dimulai dari menemukan ide terlebih dahulu.
Setelah menemukan ide, segera tuangkan dalam tulisan. Karena
jika tidak, ide itu akan menguap kemudian hilang tanpa bekas.
Sama halnya dengan setiap peristiwa, baik itu yang terjadi pada
kehidupan pribadi kita, maupun kehidupan yang terjadi pada
orang lain termasuk kejadian alam, suhu politik, serta
kehidupan sosial pendidikan dan seluruh bidang kehidupan
yang terjadi di sekitar kita. Jika tidak kita catat, maka semua akan
hilang begitu saja tanpa ada sisa peninggalannya. Tidak ada
catatan sejarah di dalamnya.
228
kita mengembangkan tulisan. Outline dapat berupa peta konsep
(mind-map). Hal ini sangat membantu kita agar alur cerita tidak
berantakan, sehingga pembaca tidak memahaminya dengan
baik. Dengan alur yang baik, tulisan akan mudah dipahami dan
tentu saja memberikan nilai lebih kepada penulisnya. Setelah itu
kita perlu mereview tulisan kita kembali, dan melakukan
pengeditan atau swasunting.
229
Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari buku yang
kita hasilkan. Kita mampu meraih asa dengan catatan pena.
Buku adalah bukti atas sebuah eksistensi bahwa kita ada dan
mampu untuk berkarya, meraih asa sebagai bentuk pengabdian
kita pada keluarga dan bangsa.
***
230
Sulistiyani, lahir di
Banyuwangi,
tepatnya di Desa
Sukorejo. Saat ini,
mengabdikan diri
mengajar di SMKN
2 Balikpapan.
Baginya, menulis
tak sekadar literasi,
melainkan untaian
cinta dari hati.
Menuangkan
sebuah kerinduan
dalam tulisan dan
menyampaikan pesan cinta kepada pembaca. Pandemi
membuat ruang baginya untuk menulis. Karyanya termuat di
Antologi Waspada Gelombang Kedua Corona, Kearifan Kampung
Nusantara, Demi Anak, Pandemi Lahirkan Innovasi, Menuangkan Ide
Menjadi Buku, Trik Menembus Penerbit Mayor, Cara Mudah
Menyusun Outline Buku, Cara Mudah Mengubah KTI Menjadi Buku,
Catatan Nulis Bareng Pakdhe_2, Sepilihan Cerpen Ruang Hati,
Catatan Rindu Seorang Guru, 300 Cerpen Tanpa Dia, Di Bawah
Langit SKADA. Karya solonya berupa novel Rindu. Follow akun
Instagram dan Facebook-nya @Sulis Ummu Yazid, serta Wattpad
@SulisTiyani780. Untuk mendapatkan novel Rindu, hubungi
Whatsapp 085345103011.
231
Buku; Muara Pelarian
… Suparmanto Phimèn* …
232
membuktikan sebuah teorema yang dikemudian hari menjadi
cikal bakal kemajuan kajian geometri.
Dari mana kita bisa mengambil hikmah dari pemikiran
para filsuf dimasa silam, jika tidak ada jejak tulisan (buku)?
tanpa buku “Sejarah Filsafat Barat” karya Bertrand Russell, kami
juga tidak akan tahu bahwa Socrates pernah berujar di depan
hakim yang akan menghukum mati dirinya; saat perpisahan tiba,
dan marilah kita tempuh jalan kita masing-masing; aku mati dan kalian
hidup. Manakah yang lebih baik, hanya Dewata yang tahu.
Membaca buku akan mengantarkan kita pada ruang
yang penuh dengan pengetahuan dan hal-hal baru. Akan
menggiring kita pada pemahaman-pemahaman baru, ataupun
khazanah pemikiran yang belum pernah terlintas dalam nalar
kita.
Mengutip Sudjono (2019) bahwa untuk membangun
peradaban sebuah bangsa dan negara tidak cukup hanya
mengandalkan kekayaan sumber alam. Maju mundurnya
peradaban, ditentukan pula oleh kualitas manusianya. Salah
satu faktornya ditentukan oleh masyarakat yang gemar
terhadap literasi (membaca). Peradaban tidak bisa dibangun
tanpa budaya baca, walaupun budaya baca bukan satu-satunya
penentu peradaban suatu bangsa. Budaya baca tentu beiringan
dengan eksistensi buku yang dijadikan sumber membaca.
236
Peran Buku, Kini dan Nanti
237
pelajaran. Namun menyadari betapa pentingnya buku tersebut
dan kegigihan saya untuk belajar, maka orang tua saya pun
akhirnya membelikan meskipun dengan berbagai persyaratan
yang harus saya jalankan, misalnya tidak boleh jajan atau potong
jatah uang saku.
Ketika beranjak remaja, saya mulai menyukai novel dan
cerpen. Saya sering meminjam novel atau kumpulan cerpen di
perpustakaan sekolah. Meskipun satu novel tidak habis saya
baca sekali duduk, artinya saya membutuhkan waktu beberapa
hari untuk membaca sebuah novel. Saya menikmati kegiatan
saya tersebut. Novel atau cerpen yang saya sukai adalah yang
bertema remaja karena terkadang isinya sesuai dengan
pengalaman saya sebagai seorang remaja yang mulai mengalami
masa puber dan mengenal percintaan, lebih tepatnya cinta
monyet.
Saya termasuk orang yang mudah jatuh cinta dengan
buku. Ketika sedang di toko buku, saya akan betah berlama-
lama untuk membeli buku yang saya inginkan. Saya akan
mengamati tampilan sampulnya terlebih dahulu, melihat
sinopsis atau ringkasan isi bukunya di bagian belakang, melihat
daftar isinya, kemudian kalau cocok, saya akan membelinya.
Bahkan ketika seorang laki-laki, yang sekarang menjadi suami
saya, pada saat melamar saya pun, saya meminta buku sebagai
salah satu maharnya. Judul buku tersebut adalah “Kado
Pernikahan Terindah”. Buku tersebut berisi tentang proses
bagaimana dua orang manusia mulai saling mengenal dan
menambatkan hati hingga membawanya ke dalam bahtera
pernikahan. Tidak hanya itu, dalam buku tersebut juga
mengajarkan hal-hal yang harus kita ketahui dalam menjalankan
rumah tangga, di antaranya adalah mengenai hak dan kewajiban
suami dan istri. Bisa dikatakan, buku tersebut telah banyak
238
memberi saya panduan dan pengetahuan tentang pernikahan
dan seluk-beluknya.
Saya menyadari ada banyak hal yang tidak bisa
menggantikan peran atau fungsi buku dengan telepon pintar.
Satu diantaranya yang paling penting adalah telepon pintar
tidak mengajarkan kita arti kebersamaan. Bahkan ketika dalam
sebuah keluarga, semua anggotanya sibuk dengan gawainya
masing-masing, maka komunikasi antaranggota keluarga itu
tidak terjalin. Maka banyak orang akhirnya mengatakan bahwa
telepon pintar itu dapat mendekatkan yang jauh tapi juga dapat
menjauhkan yang dekat. Lain halnya dengan buku. Ketika
semua anggota keluarga sibuk membaca bukunya masing-
masing, mereka akan menemukan apa yang mereka cari dan
kemudian dapat bertukar pengetahuan dengan anggota
keluarga lainnya. Apa yang tertulis di buku itu jelas darimana
sumbernya dan dapat dipertanggungjawabkan. Tetapi informasi
yang kita peroleh dari internet melalui telepon pintar, harus
dipilah-pilah terlebih dahulu agar kita dapat mengetahui
sumber informasi yang jelas alias bukan hoaks.
Ilmu yang kita peroleh dari buku akan sangat bermanfaat
dan diingat sampai kapanpun. Slogan buku adalah jendela
dunia itu saya yakini memang benar dan terbukti. Itulah
mengapa buku memiliki peran yang sangat penting untuk masa
depan kita, terutama untuk anak-cucu kita nantinya. Masa
depan yang cerah dimulai dari membaca buku.
239
Nama saya Vina Budi Purnasih. Saya lahir di Salatiga pada 2
Februari 1988. Sekarang saya tinggal di kota ukir, Jepara. Tahun
2010 saya menamatkan 240endidikan S-1 jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Nomor telepon saya 085640929789, email vinabudipurnasih, dan
nama Instagram vinabudipurnasih. Bagi teman-teman yang
ingin berdiskusi tentang kegiatan menulis, dapat menghubungi
saya di nomor dan alamat tersebut.
240
Kita Butuh Buku
… Vivi Sufiati …
241
termasuk dunia perbukuan. Namun, di masa lalu, sekarang,
bahkan masa depan buku tetap dibutuhkan. Karya buku bisa
semakin bervariasi, bentuk buku bisa berkembang dari cetak
hingga e-book, tetapi intinya tetap buku sebagai sumber ilmu.
Buku mungkin bukan satu-satunya referensi, tapi buku
selalu menjanjikan isi. Setiap tugas makalah, karya ilmiah, tugas
praktik, dan tugas akhir menuntut referensi. Jaman digital
mempermudah perolehan informasi buku secara online.
Bukankah ini situasi yang menguntungkan seharusnya.?
Apakah ini sudah maksimal dimanfaatkan?
Pengalaman menjadi seorang staf pengajar baru,
membuka fakta tentang mahasiswa dan buku. Memberikan
tugas makalah yang harus mencantumkan daftar pustaka adalah
hal umum. Tentunya sebagai mahasiswa harus terhindar dari
plagiat. Ekspektasi mengatakan akan banyak referensi buku atau
jurnal baik cetak maupun online yang tercantum. Yang terjadi
adalah referensi dari blogspot dan wordpreess. Bukan karena
tidak ada fasilitas, tetapi karena kemudahan di depan mata.
Perpustakaan universitas, dan program studi menawarkan
berbagai buku koleksi. Tempat ini ternyata sepi pengunjung.
Sesekali perpustakaan akan ramai karena ada pengajar tertentu
yang mewajibkan mengunjungi perpustkaan untuk mencari
materi tertentu dari buku.
Setiap mahasiswa pasti memiliki fasilitas gadget untuk
online. Buku dan jurnal online tersedia, namun tak sepraktis
mengunjungi situs blogspot maupun wordpreess. Di zaman
yang semakin canggih, sedih rasanya mendegar curhat kesulitan
referensi untuk karya tulis. Akan lebih sedih lagi jika karya tulis
berisi referensi dari banyak sumber, tetapi ternyata di daftar
pustaka yang ada adalah sumber blogspot. Ternyata kemudahan
242
tidak semua mampu merasakan. Tidak semua memiliki
keinginan membaca langsung dari sumber induk.
Membaca adalah kemampuan dasar, bahkan dari
prasekolah ada materi pra membaca. Kesadaran pentingnya
kemapuan membaca dirasakan semua pihak. Hal ini terbukti
dari banyaknya tempat les membaca, bahkan banyak mahasiswa
yang menjadi guru les privat membaca. Guru dan orangtua juga
memiliki kebiasaan membacakan cerita. Membaca sebagai
kebutuhan dalam pergaulan. Harusnya membaca adalah
kebiasaan, tapi membaca buku ternyata hanya menjadi candu
bagi orang tertentu.
Fasilitas boleh lengkap, tetapi harus dibersamai
keinginan untuk menggunakan. Koleksi buku perpustakaan,
akses ebook tidak berarti jika tidak ada yang memiliki keinginan
mengunjungi. Masalah kurang referensi akan terus ada jika
kecintaan pada dunia literasi kurang. Pada beberapa mahasiswa
yang sedang menyusun skripsi sebagai tugas akhir, masih
dijumpai saran dosen untuk menambah referensi. Kembali
referensi buku menjadi kendala. Terlihat kurva pengunjung
perpustakaan terbanyak adalah mahasiswa yang sedang
menempuh skripsi.
Pengalaman tetang permasalahan referensi buku yang
dihadapi mahasiswa juga terjadi ketika penyusunan Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM). PKM menjadi kesempatan untuk
mahasiswa menunjukkan eksistensi dan kreativitas ide.
Mahasiswa memiliki ide namun kesulitan untuk
menuliskannya, dan salah satu masalahnya adalah kurang
referensi buku untuk menulis di kajian pustaka. Kreativitas yang
terkendala referensi buku kembali terjadi.
Rasa menghargai hasil karya berupa buku harus
ditingkatkan. Adanya Undang-undang Hak Cipta termasuk
243
melindungi karya buku. Adanya aplikasi untuk mengukur
tingkat plagiatisme juga upaya menghargai karya cipta. Di era
digital mudah mengambil karya orang tanpa permisi. Tidak
perlu menjadi pihak pertama yang membaca, informasi bisa
didapatkan. Namun, ini bukan karakter yang diharapkan ada
pada mahasiswa.
Masalah referensi buku yang dihadapi mahasiswa
membutuhkan penyelesaian. Istilah bisa karena terbiasa
nampaknya harus diterapkan. Membentuk pembiasaan literasi
terutama membaca dan menulis perlu dibudayakan kembali.
Mewajibkan referensi dari buku untuk tugas perkuliaahan bisa
diterapkan. Peraturan ini akan memaksa pembiasaan membaca.
Kewajiban ini juga harus dibersamai dengan peraturan detail
dalam mengambil kutipan dalam tulisan. Diharapkan akan ada
kesesuaian antara sumber dalam isi tulisan dengan daftar
pustaka atau referensi. Selain itu cek plagiatism untuk tugas
akhir sebagai control dalam menulis yang menghargai karya
yang dikutip.
Program kemahasiswaan perlu diarahkan untuk
membudayaka literasi. Membuat klub atau kelompok literasi
tingkat kampus akan membantu. Dimulai dari sekelompok
mahasiswa yang sudah memiliki ketertarikan terhadap dunia
literasi terutama buku untuk menyosialisasikan ke mahasiswa di
luar klub. Membiasakan diri menulis dengan mengadakan serta
mengikuti penulisan buku Antologi maupun karya tulis lain
juga akan meningkatkan kemampuan dan kecintaan di bidang
literasi.
Budaya sadar kebutuhan akan buku membutuhkan
keteladanan. Seperti guru TK yang membacakan cerita agar anak
cinta membaca buku, dosen pun dituntut melakukan hal yang
sama. Dari sini penulis menyadari, mengapa harus memiliki
244
karya. Sebagai role model, menulis buku dan membaca buku
adalah bentuk sosialisasi “kita butuh buku” pada mahasiswa.
Vivi Sufiati, Lahir di Wonogiri 31 Mei 1992. Domisili pada saat
ini adalah di Jalan Ki Ageng Kebo, Kartoharjo, Kota Madiun.
Menyelesaikan pendidikan S-1 PG PAUD di Universitas Negeri
Yogyakarta pada tahun 2014. Melanjutkan S-2 Pendidikan Anak
Usia Dini di Universitas Negeri Yogyakarta dan lulus tahun
2017. Sehari-hari disibukkan sebagai dosen di Program Studi PG
PAUD Universitas PGRI Madiun. Penulis dapat dihubungi
melalui email [email protected] dan nomor HP 085642426361.
Akun media sosial instagram @vi2sufi. Blog tulisan yang bisa
dikunjungi vi2sufi.blogspot.com dan vi2sufi.tumblr.com.
245
Buku Aku
… Wiwit Noerkomariana …
Kita tidak pernah tahu apa pun di dunia ini tanpa buku,
sejak lahir di dunia ini nama kita sudah tercatat di dalam buku,
di saat kita meninggalkan dunia ini nama kita juga tercatat di
dalam buku. Buku adalah himpunan kertas atau bahan lainnya
yang berisi tulisan, gambar atau tempelan. Setiap sisi dari
sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebagai halaman.
Perkembangan di zaman yang modern ini terutama di bidang
informatika yang mengandalkan perangkat komputer, laptop,
tablet, smartphone, dan lainnya kita juga bisa membaca buku
elektronik yang dikenal dengan istilah e-book atau buku-e (buku
elektronik). Menurut sejarah buku lahir di Mesir tahun 2400
Sebelum Masehi setelah orang Mesir menciptakan kertas
pepirus. Kemudian gulungan kertas pepirus yang berisi tulisan
adalah bentuk buku yang pertama. Pada tahun 200an Sebelum
Masehi Tsai Lun seorang Tiongkok berhasil menciptakan kertas
dari bahan dasar bambu.
Adakah sesorang di dunia ini yang tidak memiliki buku?
Mungkin ada sebagian kecil sesorang dibelahan bumi ini yang
memang tidak mengenal buku, akan tetapi semua makhluk
dialam semesta ini pastilah tertulis pada sebuah kitab dan buku.
Bagi sebagian orang yang bisa membaca, buku
merupakan sesuatu yang sangat amat berharga dan seperti
udara dan makanan yang selalu dibutuhkan
keberadaannya.Tetapi bagaimana dengan anak-anak usia dini
yang baru mengenal buku, hal baru yang asing dan mungkin
246
belum pernah mereka ketahui sebelumnya. Lingkungan yang
kurang mendukung dan keadaan perekonomian yang serba
kekurangan menjadi faktor yang menjadi alasan utama sampai
saat ini. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan keluarga
tersebut pada waktu memasuki dunia sekolah mereka baru
mengenal adanya buku di lingkungan sekolah,memang langka
dan jarang dijumpai di zaman generasi milenial ini tetapi
kenyataannya memang ada.
Seharusnya di zaman ini buku itu sudah hal yang biasa
dikenal anak karena orang tua mereka pastilah sudah mengenal
adanya buku, minimal buku nikah milik mereka. Buku adalah
jendela dunia ungkapan yang terkenal sepanjang jaman itu patut
diberi penghargaan setinggi tingginya. Karena dengan membaca
buku kita mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia tanpa
melakukan perjalanan cukup membaca sebuah halaman
sehingga membuka cakrawala kita tentang dunia dan alam
semesta yang luas ini.
Buku adalah sumber ilmu terbaik bagi pembacanya,
buku adalah pertemuan dari dua kekuatan yang berhasil
memengaruhi pendidikan manusia yaitu seni dan sains. Buku
itu sahabat yang paling setia yang rela menjadi pendampingi
kita di mana pun dan kapan pun tanpa memikirkan dirinya,
sebaik-baik teman sepanjang zaman adalah buku. Buku
merupakan bagian terpenting bagi mereka yang belajar
membaca untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.
Membaca buku untuk pertama kalinya seperti berkenalan
dengan seseorang yang baru kita kenal, membaca kedua kalinya
seperti bertemu dengan teman lama.
Bagi seorang anak buku lebih dari sekedar bacaan, tetapi
itu impian, pengetahuan untuk masa depan sekaligus masa
silam. Buku itu sesuatu yang membuat anak berekpresi. Buku
247
lama adalah buku baru bagi mereka yang belum membacanya.
Siapapun yang terhibur dengan buku-buku, kebahagiaan akan
selalu ada dari dirinya. Buku adalah liburan termurah yang bisa
dibeli, karena buku adalah alat transportasi bagi orang yang
ingin mengetahui tempat lain. Buku merupakan panduan bagi
generasi muda dan pelipur lara bagi generasi tua serta penolong
dikala kesepian dan menjaga kita supaya tidak menjadi beban
untuk diri kita sendiri. Bagaimanapun wujud sebuah buku pasti
ada manfaatnya.
Buku adalah kekasih setia yang tidak cemburu apabila
diduakan. Buku-buku bisa mengembangkan kecerdasan,
membina watak, bahkan mengubah dunia, Tetapi tanpa dibaca
buku itu pasti tiada artinya. Buku itu candu bagi yang suka
membacanya, dan buku itu seperti minum obat bila
membacanya di kala tertentu. Aku rela dipenjara bersama buku
karena dengan buku, aku bebas.” -Moh. Hatta.
248
Hari Buku Bagiku
… Y. Kristiyani S. …
249
Wroclaw, Conakry, dan Kuala Lumpur. Untuk tahun 2021 ini,
Kota Tbilisi, Georgia yang mendapatkan kehormatan,
ditahbiskan menjadi World Book Capital 2021.
Nah, selama tanggal 23 April di setiap tahunnya, akan
banyak sekali event-event untuk merayakannya. Sebab, dengan
peringatan tersebut, diharapkan setiap orang dapat bermimpi,
belajar dan berefleksi. Misi utama dari peringatan Hari Buku
Sedunia adalah mengubah peran membaca, bahwa membaca itu
menyenangkan, relevan, mudah diakses, mengasyikkan, dan
memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan.
Khusus untuk Indonesia, kita memiliki perayaan Hari
Buku Nasional yang dirayakan setiap tanggal 17 Mei. Tanggal
itu dipilih karena merupakan tanggal berdirinya Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia. Perayaan Hari Buku Nasional ini
dicetuskan oleh Menteri Pendidikan, Abdul Malik Fajar, dan
mulai diadakan sejak tahun 2002. Jadi, kita merayakan dua hari
buku, dunia dan nasional.
Setiap tanggal 23 April dan 17 Mei bisa dipastikan akan
banyak terselenggara kegiatan yang berkaitan dengan buku,
penulis dan promosi membaca. Perpustakaan sebagai salah satu
lembaga penyedia jasa informasi biasanya merayakannya
dengan mengadakan perpustakaan expo, sesi pembacaan buku,
kuis tentang buku, lomba menulis resensi, story-telling, sesi
membaca nyaring (read A-loud), bedah buku, dan banyak
kegiatan lainnya.
Ajang perayaan Hari Buku ini bisa dimanfaatkan sebagai
sarana promosi bagi perpustakaan dalam upaya meningkatkan
minat baca masyarakat. Perayaan hari buku ini merupakan
momentum yang sangat bagus untuk menyemarakkan dan
membudayakan membaca.
250
Jika menilik dari perjalanan panjang sejarah Hari Buku
Sedunia dan Hari Buku Nasional, tentunya manfaat dan
keberadaan buku dalam kehidupan akan terus kita rasakan,
bahkan sampai nanti, selama peradaban manusia masih ada.
Buku akan tetap dicari dan dinantikan oleh para pemujanya,
termasuk saya .
Walau memang tak bisa dipungkiri, seiring
perkembangan jaman, bentuk buku pun turut berubah. Dari
bongkahan tanah liat menjadi lembaran perkamen, akhirnya ke
lembaran kertas. Bentuk buku selain yang tercetak, sekarang
telah umum ditemui berupa e-book, buku elektronik.
Apakah dengan adanya bentuk buku elektronik ini
menjadikan penurunan minat akan buku tercetak? Sepertinya
tidak. Karena masing-masing bentuk buku telah memiliki
pasarnya sendiri. Ada sebagian orang yang memang mulai
beralih ke buku elektronik karena pertimbangan kepraktisan,
efisien, penghematan (tempat penyimpanan dan harga).
Namun, masih banyak yang tetap setia mencintai buku tercetak.
Saya salah satunya. Koleksi buku saya memang tidak
banyak, tapi setidaknya saya memiliki koleksi dari beberapa
penulis favorit. Mengapa saya lebih memilih mengkoleksi buku
tercetak, mungkin karena masih termasuk orang-orang old-
fashion, yang suka memandang deretan buku koleksi yang tak
seberapa di rak. Selain itu, saya selalu membeli buku asli, bukan
bajakan.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu penulis favorit
saya, Paulo Coelho, “When you buy a book from an author, you’re
buying more than a story. You are buying numerous hours of errors
and re-writes. You are buying moments of frustration and moments of
sheer joy. You are not buying just a book, you are buying something
they delight in sharing, a piece of their heart, a piece of their soul … a
251
small piece of someone’s life.” Membeli buku asli adalah cara saya
merayakan hari buku, karena itulah bentuk penghargaan yang
bisa saya berikan untuk jerih payah penulis dalam setiap
karyanya.
Penulis mendapatkan hak royalti dari karya yang terjual,
dan nilainya sangat kecil. Jika kita membeli buku bajakan,
rasanya seperti merampok mereka. Padahal untuk bisa
menghasilkan karya yang layak terbit, para penulis tersebut
bekerja keras dari mulai menemukan ide untuk tulisan, hingga
mengembangkannya menjadi sebuah karya yang utuh.
Jika naskah/karya sudah selesai, bukan berarti selesai
juga perjuangan para penulis. Mereka masih harus mengirimkan
sinopsis atau karyanya ke beberapa penerbit untuk
mendapatkan penilaian apakah karya mereka layak terbit atau
tidak. Jika ingin diterbitkan oleh penerbit mayor, tentu jalannya
masih panjang dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Kalau diterbitkan oleh penerbit indie, memang alur dan
waktunya akan lebih pendek/singkat dari penerbit mayor.
Belum lagi jika karya mereka tidak lolos seleksi
penerbitan atau mendapatkan penolakan. Tentu saja harus
mencari atau mengirimkan karyanya ke penerbit lain. Sungguh
sebuah proses dan perjalanan yang melelahkan. Maka, dengan
tidak membeli buku bajakan, paling tidak kita membantu para
penulis untuk terus berkarya menghasilkan beragam bentuk
tulisan yang menginspirasi. Sebuah bentuk dukungan
sederhana dari seorang penikmat karya dari para penulis-
penulis hebat.
Saya menganggap semua penulis adalah orang-orang
hebat. Dari karya tangan mereka, saya bisa menjelajah,
berfantasi, bahkan berandai-andai menjadi salah satu tokoh
dalam karya mereka. Bahkan tidak jarang juga saat membaca
252
salah satu karya dari para penulis itu, membuat saya
meneteskan airmata, tertawa, dan terkejut dengan akhir kisah
yang tak terduga. Membaca sudah menjadi candu yang
memabukkan, apalagi membaca kisah-kisah dari para penulis
favorit.
Sebenarnya tidak hanya saat peringatan hari buku saja,
tetapi setiap hari saya sangat menghargai keberadaan buku
dalam kehidupan saya. Tulisan yang tertuang dalam karya-
karya penulis selalu membuat saya merasa masih banyak hal
yang belum saya ketahui dan pelajari. Bahkan, saya selalu
menantikan karya-karya baru dari beberapa penulis favorit.
Mengoleksi karya mereka adalah salah satu hobi yang
menyenangkan dan menenangkan. Hari buku menjadi puncak
momentum penghargaan tertinggi saya kepada para penulis.
253