Makalah Konsep Dasar Askep Kritis
Makalah Konsep Dasar Askep Kritis
Makalah Konsep Dasar Askep Kritis
KONSEP DASAR
DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
TINGKAT 3 REGULER 1
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai “Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan Kritis” Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu,saya meminta
pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya yang dapat membangun.Kritik
dan saran dari pembaca sangat saya harapkan untuk menyempurnakan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan menfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I ...............................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
ii
A. Kesimpulan.................................................................................................8
B. Saran...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasien kritis adalah pasien yang secara fisiologis tidak stabil, sehingga
mengalami respon hipermetabolik komplek terhadap trauma, sakit yang
dialami yang dapat mengubah metabolisme tubuh, hormonal, imunologis dan
homeostatis nutrisi (Menerez, 2012). Pasien dengan sakit kritis yang dirawat
di ruang ICU sebagian besar mengalami kegagalan multi organ dan
memerlukan support teknologi dalam pengelolaan pasien (Schulman, 2012).
Pasien yang masuk ruang perawatan ICU umumnya bervariasi, yaitu
pasien elektif pasca operasi mayor, pasien emergensi akibat trauma mayor,
stress akibat trauma, cedera, pembedahan, sepsis atau gagal nafas. Keadaan
tersebut dapat mengakibatkan peningkatan metabolism dan katabolisme yang
dapat mengakibatakan malnutrisi (Menerez, 2012).
Pasien kritis di Ruang ICU diharuskan menjalani bed rest. Stabilisasi
kondisi hemodinamik, pemasangan berbagai alat monitoring maupun support
kehidupan, pasien post operasi dan penurunan status kesadaran baik fisiologis
maupun program sedasi menjadi tantangan perawat untuk memobilisasi
pasien kritis. Kompleksitas program terapi dan pemantauan pasien kritis
mengharuskan perawat untuk dapat terus fokus terkait stabilisasi kondisi
respirasi, sirkulasi dan status fisiologis lainnya untuk mempertahankan
kehidupan pasien. Hal ini menyebabkan mobilisasi terkadang terlewatkan
oleh perawat (Menerez, 2012)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Kritis?
2. Bagaimanakah cara pengkajiannya?
3. Bagaimanakah cara menegakkan diagnosisnya?
4. Bagaimanakah cara menentukan intervensinya?
1
5. Bagaimanakah cara mengimplementasikannya?
6. Bagaimanakah cara melakukan evaluasinya?
7. Bagaimanakah cara pendokumentasiannya?
C. Tujuan
Untuk memahami dan menyamakan konsep dasar asuhan keperawatan
kritis agar dapat diketahui dan ditangani dengan cepat dan tepat untuk
menghindari perburukan keadaan bagi masyarakat awam umumnya serta bagi
tenaga kesehatan khususnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
untuk pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk
mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian
pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut
unit perawatan intensif koroner Intensive Care Coronary Unit (ICCU). Baik
UGD, ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana
perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir
dengan kematian.
4
b. Pendekatan sistem tubuh :
Mengkaji masing-masing tubuh secara bebas banyak perawat
kritikal menggunakan suatu kombinasi pendekatan dimana pendekatan
dari kepala sampai kaki dan pendekatan sistem tubuh terintegrasi
yakni, perawat memulai pengkajian dengan kepala dan mengevaluasi
sistem neurologi, kemudian mengkaji dada dan meliputi sistem
kardiovaskular dan sistem pernafasan.
Pendekatan ini memberikan suatu perkembangan yang logis untuk
pengkajian.Pengkajian menghasilakan data dasar. Data dasar ini
dirumuskan dari riwayat keperawatan, pengkajian fisik dan sumber
lain dari pengkajian data
C. Diagnosa Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian, data dikumpulkan dan diinterpretasikan
kemudian dianalisa lalu ditetapkan masalah/diagnosa keperawatan
berdasarkan data yang menyimpang dari keadaan fisiologis. Kriteria hasil
ditetapkan untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan yang
diformulasikan berdasarkan pada kebutuhan klien yang dapat diukur dan
realistis. Ditegakkan untuk mencari perbedaan serta mencari tanda dan gejala
yang sulit diketahui untuk mencegah kerusakan/ gangguan yang lebih luas.
5
Perencanaan tindakan mencakup 4(empat) umsur kegiatan yaitu
observasi/monitoring, terapi keperawatan, pendidikan dan tindakan
kolaboratif. Pertimbangan lain adalah kemampuan untuk melaksanakan
rencana dilihat dari keterampilan perawat, fasilitas, kebijakan dan standar
operasional prosedur.
Perencanaan tindakan perlu pula diprioritaskan dengan perencanaan ini
adalah untuk membuat efisiensi sumber-sumber, mengukur kemampuan dan
mengoptimalkan penyelesaian masalah. Ditujukan pada penerimaan dan
adaptasi pasien secara konstan terhadap status yang selau berubah.
E. Pelaksanaan Tindakan / Implementasi
Semua tindakan dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap
klien sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini penting untuk mencapai tujuan.
Tindakan keperawatan dapat dalam bentuk observasi, tindakan prosedur
terntentu, dan tindakan kolaboratif. Dalam tindakan perlu ada pengawasan
terus menerus terhadap kondisi klien karena kondisi klien kritis sangat tidak
stabil dan cepat berubah.
Ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul pertama kali untuk pencegahan
krisis dan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat
beradaptasi dengan tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau
terjadi kematian.
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan dan merupakan
dasar pertimbangan yang sistematis untuk menilai keberhasilan tindkan
keperawatan dan sekaligus dan merupakan alat untuk melakukan pengkajian
ulang dalam upaya melakukan modifikasi/revisi diagnosa dan tindakan.
Evaluasi dapat dilakukan setiap akhir tindakan pemberian asuhan yang
disebut sebagai evaluasi proses dan evaluasi hasil yang dilakukan untuk
menilai keadaan kesehatan klien selama dan pada akhir perawatan. Evaluasi
dicatatan perkembangan klien.
6
Dilakukan secara cepat, terus menerus dan dalam waktu yang lama untuk
mencapai keefektifan masing-masing tindakan/ terapi, secara terus-menerus
menilai kriteria hasil untuk mengetahui perubahan status pasien.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien kritis prioritas
pemenuhan kebutuhan tetap mengacu pada hirarki kebutuhan dasar Maslow
dengan tidak meninggalkan prinsip holistic bio-psiko-sosio dan spritual.
Keperawatan kritis harus menggunakan proses keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan :
a. Data akan dikumpulkan secara terus – menerus pada semua pasien yang
sakit kritis dimanapun tempatnya.
b. Indentifikasi masalah/kebutuhan pasien dan prioritas harus didasarkan
pada data yang dikumpulkan.
c. Rencana asuhan keperawatan yang tepat harus diformulasikan.
d. Rencana asuhan keperawatan harus diimplementasikan menurut
prioritas dari identifikasi masalah atau kebutuhan.
e. Hasil dari asuhan keperawatan harus dievaluasi secara terus – menurus.
G. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan yang berisi data pelaksanaan tindakan
keperawatan atau respon klien terhadap tindakan keperawatan sebagai
petanggungjawaban dan pertanggunggugatan terhadap asuhan keperawatan
yang dilakukan perawat kepada pasien dari kebijakan.
Lembar alur merupakan dasar dokumentasi keperawatan kritis. Lembar
alur yang dibuat dengan baik dan komprehensif mengkomunikasikan dan
mencerminkan standar perawatan populasi pasien utama yang dilayani oleh
unit. Data harus diatur sedemikian rupa sehingga pengkajian dan intervensi
rutin dapat ditentukan sebelumnya dan perawat diminta untuk memastikan
bahwa dokumentasinya lengkap dan mencakup semua area penting intervensi
keperawatan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk
menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai
masalah kebutuhan pasien dapat teratasi . Proses keperawatan merupakan
cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama pasien dalam
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian,
diagnosis, merencanakn tindakan yang akan di lakukan, melaksanakan
tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah diberikan
dengan berfokus pada pasien.
B. Saran
Perawat ruang intensif/kritis harus memberikan pelayanan keperawatan
yang mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal keperawatan
yang mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal kesehatan.
Perawat ruang kritis harus bekerja sesuai dengan aturan yang ada (standar
rumah sakit/standar pelayanan maupun asuhankeperawatan).
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/145621269/Konsep-Dasar-Kep-Kritis
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/4440/2/Keperawatan%20Kritis.pdf
https://id.scribd.com/document/423658660/Konsep-Dasar-Keperawatan-Kritis