0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
252 tayangan14 halaman

PERC 2 Aliran Melalui Peluap Segitiga Acc

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 14

Laboratorium Hidraulika

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Ujung Pandang

PERCOBAAN 2
ALIRAN MELALUI PELUAP SEGITIGA (V-NOTCH)
2.1. DASAR TEORI

Peluap adalah suatu bukan yang dapat berbentuk persegi empat


(rectangular nocth), segitiga (V-nocth) dll. Peluap berfungsi untuk menghitung
besar debit yang mengalir melalui peluap tersebut.

Setiap tipe peluap masing-masing mempunyai karakteristik pengaliran


(koefisen), misalnya koefisien kontraksi (Cc), koefisien kecepatan (Cv) dan
koefisien debit (Cd). Pemakaian nilai-nilai koefisien aliran pada sebuah formulasi
pengukuran debit dan dimensi bangunan umumnya diambil berdasarkan asumsi.

Asumsi-asumsi ini didasarkan pada beberapa hasil pengujian para ilmuwan


terdahulu berdasarkan kondisi-kondisi dari lokasi, tipe, dimensi, dan teknologi
alat yang tersedia pada saat itu. Maka dari itu diperlukan pengujian-pengujian
yang berkelanjutan untuk mendapatkan nilai-nilai koefisien tersebut.Dengan
menerapkan persamaan Bernaulli, maka dapat dituliskan debit yang melimpah
adalah :

Gambar 10.1 peluap segitiga (Vee Notch)


Kecepatan melalui pias adalah :
V = √ 2. g . h
Luas pias setinggi dh :
A=b . dh
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Lebar b tergantung dari h dan sudut θ :


θ
b=2 ( H −h ) tan
2
Debit pias dQ adalah :
dQ=V .b . dh
1
θ
dQ=√ 2 g . h 2 .2 ( H−h ) tan .dh
2
1 3
θ (
dQ=2. √ 2 g . tan . Hh 2 −h 2 . dh
2
)
Integrasi h = 0 hingga h = H :
H 1 3
θ (
Q=2. √ 2 g . tan . ∫ Hh 2 −h 2 . dh
2 0
)
3 5 H
2
[
2
Q=2. √ 2 g . 1,4167 . Hh 2 − h 2
3 5 ]
0

5
8
Q= . √ 2 g . 1,4167 . H 2 …………..Debit teoritis
15

5
8
Q=Cd . . √ 2 g . 1,4167 . H 2 ……....
Debit real
15

Dimana :
Q = debit yang melimpah (m3/detik)
Cd = Koefisien debit
b = lebar pelimpah (m)
H = tinggi air meluap (m)
θ = sudut bukaan pelimpah
g = percepatan gravitasi (9.81 m/detik2)
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

2.2 ALAT DAN BAHAN


1. Bak penampungan air (hydraulic Bench)
2. Peluap segitiga
3. Alat ukur tinggi muka air/taraf muka air
4. Stopwatch

2.3 LANGKAH KERJA


1. Memasang pintu peluap segitiga padau jung bak lalu kencangkan baut-baut
penahan dan pasangkan lem lilin pada celah pintu peluap dengan terlebih
dahulu mengukur ukuran lebar (b) dan tinggi (H) peluap segi empat.
2. Menjalankan mesin pompa dan buka katup pemasukan, hingga mencapai
batas dasar pintu peluap.
3. Kemudian katup ditutup dan mesin pompa dimatikan sejenak hingga
permukaan air sejajar dengan dasar bukaan atau tidak terjadi pelimpahan lagi.
4. Memasang alat ukur tinggi air, kemudian setting alat tersebut sejajar dengan
muka air pada angka nol dan tetapkan sebagai dasar pengukuran (nol
ketinggian).
5. Kemudian jalankan mesin pompa lalu buka katup pemasukan hingga terjadi
peluapan di pintu peluap dengan memulai ketinggian tertentu.
6. Mencatat tinggi air yang meluap di pintu peluap sebagai H .
7. Menghitung debit(Q) yang terlebih dahulu, lalu tentukan volume air (V) yang
diinginkan, kemudian catat waktu (T) yang dibutuhkan untuk mencapai
volume yang sudah ditentukan.
8. Langkah no.5 hingga no. 7 diulangi dengan menambah ketinggian dengan
membuka katup secara perlahan-lahan untuk beberapa variasi ketinggian H.
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

2.4 DATA HASIL PERCOBAAN


Tabel 2.1 Data Pengamatan Peluap Segitiga

T
No H V Q
(detik)
. (mm) (liter) (liter/detik)
T1 T2 T3 Trata-rata
1 27,30 2 24 20 20 21,33 0,094

2 31,30 2 16 16 18 16,67 0,120

3 35,00 2 9 10 10 9,67 0,207

4 38,70 2 7 8 8 7,67 0,261

5 46,00 2 4 5 6 5,00 0,400

Sumber :Hasil analisa percobaan di laboratorium

Keterangan :
H : Tinggi muka air yang meluap
V : Volume Air
T : Waktu
Q : Debit
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dan Waktu (T)


50
46
45
Tinggi Muka Air ( H )

40 38.7

35
35
31.3
30 27.3

25

20
5.00 8.00 11.00 14.00 17.00 20.00 23.00

Waktu ( T )

Grafik. 2.1 Hubungan Tinggi Muka Air (H) dan Waktu (T)
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

2.5 ANALISA PERHITUNGAN


1. Perhitungan Debit (Q)
Rumus :
V
Q= Dimana : Q = Debit air (m3/detik)
t
V = Volume (m3)
t = Waktu (detik)

0 , 002
Q1 = = 0 . 00009
Penyelesaian : 21,33 m³/dtk.

Tabel 2.2 Perhitungan Debit ( Q )

V T rata-
No Q (m³/detik)
liter m³ rata
1 2 0,002 21,33 0,00009
2 2 0,002 16,67 0,00012
3 2 0,002 9,67 0,00021
4 2 0,002 7,67 0,00026
5 2 0,002 5,00 0,00040
Sumber : Hasil analisa data percobaan

Grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dan Debit Air (Q)

0.05 0.05
0.05
0.04
0.04
Tinggi Muka Air ( H )

0.04
0.04 0.03
0.03 0.03

0.03
0.02
0.02
0.01
0.00005 0.00010 0.00015 0.00020 0.00025 0.00030 0.00035 0.00040

Debit Air ( Q )

Grafik. 2.2 Hubungan Waktu (T) dan Debit (Q)


Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

2. Perhitungan Koefisien debit (Cd)

8 θ 5
15 .Q
Q = Cd . . √ 2 g . tan . H 2 Cd= 5
15 2 8 . √ 2 g .1,4167 . H 2

Dimana :
g = 9.81 m/detik2
θ 8,5
tan = tan
2 6
= 1,4167
15. Q
5
Cd= θ
8 . √ 2 g . tan . H 2
2
( 15 ) (0,00009)
Cd= 5 = 0,322
2
8 . √ 2(9,81).1,4167 . H
Tabel 2.3 Perhitungan Koefisien Debit (Cd)
N H
Q Cd
O mm m³
1 0,00009 27,3 0,0273 0,322
2 0,00012 31,3 0,0313 0,293
3 0,00021 35,0 0,0350 0,382
4 0,00026 38,7 0,0387 0,375
5 0,00040 46,0 0,0460 0,373
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dan Debit Air
(Q)
0.05 0.05
0.05
0.04
Tinggi Muka Air ( H )

0.04
0.04
0.04 0.03
0.03 0.03
0.03
0.02
0.02
0.01
0.00005 0.00010 0.00015 0.00020 0.00025 0.00030 0.00035 0.00040

Debit Air ( Q )

Grafik 2.3 Hubungan antara tinggi muka air (H) dan debit air (Q)

- Persamaan regresi hubungan antara Debit(Q) dengan Koefisien debit(Cd)

Tabel 2.4 Hubungan antara Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd)

NO Q Q² Cd Cd.Q

1 0,00009 0,000000009 0,322 0,000030


2 0,00012 0,000000014 0,293 0,000035
3 0,00021 0,000000043 0,382 0,000079
4 0,00026 0,000000068 0,375 0,000098
5 0,00040 0,000000160 0,373 0,000149
Σ 0,00108 0,000000290 1,745 0,000391
Sumber : Hasil analisa data percobaan

- Rumus Persamaan Garis : Cd = a.Q + b


n . ∑ (Q .C d )−∑ Q . ∑ C d ∑ C d . ∑ Q 2−∑ Q . ∑ (Q .C d )
a= b=
n . ∑ Q2 −( ∑ Q )2 n. ∑ Q2 −( ∑ Q )2
(5)(0,000391)−(0,00108 )(1,745)
a=
(5 )(0,000000290)−(0,00108)2

(1,745)(0,000000290 )−(0,00108 )(0,000391)


b=
(5 )(0,000000290)−(0,00108)2
= 231,666 = 0,2990
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan antara debit (Q) dengan koefisien debit
(Cd) adalah : Cd = a Q + b, Cd = 231,666 Q + 0,2990

Grafik hubungan antara Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd)


0.390
f(x) = 231.67 x + 0.3
0.370 R² = 0.52
Koefisien Debit (Cd)

0.350
0.330
0.310
0.290
0.270
0.250
0.00009 0.00019 0.00029 0.00039
Debit Air (Q)

Grafik 2.4 Hubungan antara Debit (Q) dengan Koefisien Debit (Cd)

- Persamaan regresi hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan Koefisien
Debit (Cd).
Tabel 2.5 Hubungan antara Tinggi muka air (H) dan Koefisien Debit (Cd)

H
NO H² Cd Cd.H
mm m
1 27,30 0,0273 0,00075 0,322 0,0088
2 31,30 0,0313 0,00098 0,293 0,0092
3 35,00 0,0350 0,00123 0,382 0,0134
4 38,70 0,0387 0,00150 0,375 0,0145
5 46,00 0,0460 0,00212 0,373 0,0172
Σ 178,3 0,1783 0,00656 1,745 0,0630
Sumber : Hasil analisa data percobaan

- Rumus Persamaan Garis : Cd = a.H + b


n . ∑ ( H .Cd )−∑ H . ∑ Cd ∑ Cd . ∑ H 2 −∑ H . ∑ ( H . Cd )
a= b=
n . ∑ H 2 −( ∑ H )2 n . ∑ H 2 −( ∑ H )2
(5)(0,0630 )−( 0,1783)(1,745) (1,745)(0,00656 )−( 0,1783 )(0,0630)
a= b=
(5 )(0,00656)−(0,1783 )2 (5 )( 0,00656)−(0,1783)2
= 3,762 = 0,2149
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi muka air(H) dengan
Koefisien Debit(Cd) adalah : Cd = a H + b, Cd = 3,762 H + 0,2149

Grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dan Koefisien Debit
(Cd)
0.390
f(x) = 3.76 x + 0.21
0.370
R² = 0.47
Koefisien Debit (Cd)

0.350
0.330
0.310
0.290
0.270
0.250
0.0200 0.0250 0.0300 0.0350 0.0400 0.0450 0.0500
Tinggi Muka Air (H)

Grafik 2.5 Hubungan tinggi muka air (H) dan Koefisien debit (Cd)
- Persamaan regresi hubungan antara Tinggi muka air(H) dengan Debit(Q).

Tabel 2.6 Hubungan antara H dan Q


N H
H² Q Q.H
O mm m
1 12,2 0,0122 0,00064 0,00009 0,0000011
2 20,5 0,0205 0,00089 0,00012 0,0000025
3 25,6 0,0256 0,00114 0,00021 0,0000053
4 29,8 0,0298 0,00156 0,00026 0,0000078
5 32,6 0,0326 0,00174 0,00040 0,0000130
Σ 120,7 0,1207 0,00596 0,00108 0,0000297
Sumber : Hasil analisa data percobaan

- Rumus Persamaan Garis : Q = a.H + b

n. ∑ H .Q−∑ H . ∑ Q ∑ Q . ∑ H 2 −∑ H . ∑ H .Q
a= b=
n. ∑ H 2 −( ∑ H )2 n. ∑ H 2 −( ∑ H )2

(5)(0,0000297 )−(0,1207)(0,00108 )
a=
(5 )(0,00596)−(0,1207 )2

(0,00108)(0,00596 )−(0,1207)(0,0000297 )
b=
(5 )(0,00596)−(0,1207 )2
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

= 0,001 = 0.0001

Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi muka air(H) dengan
Debit(Q) adalah : Q = a H + b, Q = 0,001H + 0,0001

Grafik Hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dan Debit Air (Q)
0.00045
0.00040
0.00035
0.00030 f(x) = 0.01 x − 0
Debit Air (Q)

0.00025 R² = 0.83
0.00020
0.00015
0.00010
0.00005
0.00000
0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.04
Tinggi Muka Air (H)

Grafik 2.6 Hubungan antara Tinggi Muka Air dan Debit Air

2.6 KESIMPULAN

Dari hasil percobaan, kami dapat menyimpulkan bahwa :

1. Jika semakin rendah luapan air maka waktu yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air akan semakin lama. Hal ini disebabkan karena antara tinggi
luapan dengan waktu berbanding terbalik.
( dapat diketahu dari Tabel. 2.1 Data Pengamatan Peluap Segitiga dan
Tabel 2.2 Perhitungan Debit ( Q ) )
2. Hubungan antara debit (Q) dengan Kofisien Debit ( Cd ) yaitu semakin tinggi
nilai Debit (Q) maka Koefisien Debit (Cd) semakin rendah.
( dapat diketahui dari Grafik 2.4 Hubungan antara Debit (Q) dengan
Koefisien Debit (Cd) )
3. Hubungan antara tinggi muka Air (H) dengan Kofisien Debit (Cd) yaitu
semakin tinggi muka air (H) maka Koefisien Debit (Cd) semakin rendah.
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

( dapat diketahui dari Grafik 2.5 Hubungan Tinggi muka air (H) dan
Koefisien Debit(Cd) )
4. Hubungan antara debit (Q) dengan Tinggi Muka Air (H) yaitu semakin tinggi
muka air (H) maka Koefisien Debit (Cd) semakin tinggi.
( dapat diketahu dari Grafik 2.6 Hubungan antara Tinggi Muka Air (H)
dengan Debit (Q) )
5. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan Koefisien
debit (Cd), yaitu Cd = 231,666 Q + 0,2990
( dapat diketahui dari Grafik 2.4 Hubungan antara Debit (Q) dengan
Koefisien debit(Cd) )
6. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan
Koefisien debit (Cd), yaitu Cd = 3,762 H + 0,2419
( dapat diketahui dari Grafik 2.5 Hubungan Tinggi muka air (H) dan
Koefisien debit(Cd) )
7. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan
Koefisien debit (Q), yaitu Q = 0,001H + 0,0001( dapat diketahu dari
Grafik 2.6 Hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan Debit (Q) )
2.7 GAMBAR ALAT

Hydraulics Bench
Alat Ukur Tinggi Muka Air
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Peluap Segitiga

2.8 GAMBAR KERJA

Gambar 1 : Memasang alat ukur tinggi air Gambar 2 : Menambah volume air
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Gambar 3 : Mencatat debit dan mencatat waktu

Anda mungkin juga menyukai