Laporan Minipro
Laporan Minipro
Penyusun:
Edwin Satya J P 011723143081
Mikael Fery I 011723143139
Ari Fitria W R 011723143140
Adhyasta Nata P S 011723143141
Dyah Ratri W 011723143142
Ulinnuha Q A 011723143143
Pembimbing :
Dr. Sri Umijati, dr., M.S.
PembimbingOperasional
PuskesmasTanah Kali Kedinding,
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi ilmu pengetahuan
maupun bagi para pembaca.
Dokter Muda
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
iv
2.7 Pemilihan Solusi dengan Delbeque Technic ....................................................... 42
3.1 Ringkasan Evidence Based untuk Usulan Strategi Pemecahan Masalah ............ 43
4.2 Saran.................................................................................................................... 51
Lampiran
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
b. Menyelenggarakan penelitian dasar, terapan dan penelitian kebijakan yang
inovatif untuk menunjang pengembangan pendidikan dan pengabdian kepada
masyarakat.
c. Mendharmabaktikan keahlian dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi,
humaniora, dan seni kepada masyarakat.
d. Mengupayakan pengembangan kelembagaan manajemen modern yang
berorientasi pada mutu dan kemampuan bersaing secara internasional.
Maka dari itu, kegiatan Kepaniteraan Klinik II (Paklin II) diselenggarakan di
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) wilayah Kota Surabaya. Pada kegiatan
ini dokter muda diharapkan dapat mengetahui alur pelayanan primer di puskesmas,
pengelolaan program pelayanan kedokteran atau kesehatan di puskesmas, tata cara
pemecahan suatu masalah kesehatan melalui pembuatan suatu mini project, tata
cara melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat, serta menguasai sistim
pelaporan puskesmas demi tercapainya visi dan misi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Melalui IKM-KP, dokter muda diharapkan dapat mengetahui program
pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas, mengetahui pendidikan kesehatan yang
ditujukan kepada masyarakat, mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerja puskesmas, serta memberikan usulan solusi yang dikemas dalam
suatu bentuk miniproject.
DATA KEPENDUDUKAN
2
b. Data Sarana Kesehatan
Jenis Pelayanan :
1. Pelayanan Pemeriksaan Umum
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Pelayanan Spesialis Gigi (Perio)
4. Pelayanan KIA– KB – Kespro
5. Pelayanan 3 in 1: Kinik Gizi, Klinik Sanitasi, Promkes
6. Pelayanan Psikologi
7. Pelayanan Kestrad
8. Rawat Inap
9. Unit Gawat Darurat
10. Laboratorium
11. Pelayanan Kefarmasian
12. Pelayanan Persalinan
Layanan Unggulan :
a. Layanan Prioritas (Pelayanan TB)
b. Layanan Inovasi (Pelayanan 3 in 1, PKPR, Batra)
c. Program Inovasi (Wis Sehat Rek, Tanya Gue)
Persyaratan Pelayanan :
Pasien umum : membayar retribusi sesuai perda
Pasien BPJS : membawa kartu BPJS
Pasien Jamkesda dan SKTM : membawa kartu Jamkesda/ SKTM
+Fotocopy KK
Pasien anak sekolah : membawa buku UKS
3
b. Jum’at : 07.30 – 11.30 WIB
c. Sabtu : 07.30 - 13.00 WIB
B. Pelayanan Sore: a. Senin - Jum’at : 14.30 - 17.30 WIB
Jumlah kunjungan per hari / perbulan : 210 orang / hari
Pasien
datang
Gawat Pendaftaran
Darurat dan Rekam
Medik
Rawat
Inap Persalinan
Pemeriks Kesehatan
KIA - KB Psikologi Kestrad Gizi Sanitasi
aan Gigi &
Umum Mulut
Pelayanan Pelayan
Kefarmasian Laboratorium
3 in 1 Kespro
Rujuk ke
Pulang
RS
4
1.1.2 ProfilPuskesmas
a. IdentitasPuskesmas
Nama Puskesmas : Tanah Kali Kedinding
Nama KepalaPuskesmas : drg. Isti Utami H
Alamat : Jl. HM Noer 226 Kecamatan Kenjeran
No. Telp : 031 - 51501347
KontakPersonil : 081233433409
Email Puskesmas : [email protected]
TipePuskesmas : Rawat Inap
JenisPuskesmas : PuskesmasPerkotaan
Visi : Mewujudkan Puskesman dengan pelayanan
prima menuju kelurahan sehat
Misi :
1. Meningkatkan sistem manajemen mutu pelayanan.
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
4. Meningkatkan pelayanan upaya kesehatan perongan dan upaya
kesehatan masyarakat.
5
• Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya kesehatan minimal yang
harus dilaksanakan oleh tiap puskesmas, yang dikemas dalam ’basic six’
6
c. Wilayah Kerja Puskesmas
Batas Wilayah:
Utara : Kelurahan Tambak Wedi
Timur : Kecamatan Bulak
Selatan : Kelurahan Gading
Barat : Kelurahan Sidootopo Wetan
Posisi Geografis
Puskesmas Tanah Kali Kedinding terletak di wilayah Kelurahan Tanah Kali
Kedinding Kecamatan Kenjeran, berjarak kira-kira 5.9 km dari pusat
pemerintahan Kota Surabaya dengan kondisi jalan penghubung seluruhnya
sudah beraspal. Puskesmas Tanah Kali Kedinding memiliki satu kelurahan,
yakni Kelurahan Tanah Kali Kedinding
7
Petugas Batra : 1 orang
Linmas : 4 orang
Rekam Medik : 1 orang
Sopir Pusling : 1 orang
Cleaning Service : 3 orang
Sanitarian : 1 orang
8
Struktur organisasi Puskesmas Tanah Kali Kedinding
Kepala
Puskesmas
KA. SUB.
BAG. TU
P. J. UKM P. J. UKP
Poli Rawat
KESLING PERKESMAS KES. TRAD UGD
Psikologi Inap
Laborato
rium
9
e. Keuangan
Sumber dana/ keuangan Puskesmas Tanah Kali Kedinding antara lain
berasal dari:
1. APBD Provinsi Jawa Timur
2. APBD Kota Surabaya
3. Dana BPJS
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami kinerja dan masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas berikut pemecahan masalah kesehatan berdasarkan evidence
based sebagai unit organisasi fungsional yang melaksanakan Usaha
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Perseorangan (UKP) secara menyeluruh,
terarah, dan terpadu kepada masyarakat.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat untuk Puskesmas
1. Menjalin kerjasama antara pihak Puskesmas dengan dokter muda.
2. Adanya masukan dari laporan dan saran yang diberikan oleh dokter
mudayang dapat digunakan untuk perbaikan serta peningkatan mutu
10
pelayanan di tiap upaya kesehatan di wilayah Puskesmas Tanah Kali
Kedinding.
11
BAB II
ANALISIS MASALAH
2. Kematian Ibu 3. Jumlah kasus KIA PKP dan AM Tidak ada data 3. Kematian Ibu: 1
akibat kehamilan kematian Ibu P (Meningo
12
dan persalinan 4. Penyebab Jan 2015 Ensefalitis)
Kematian Ibu
(Periode 6
bulan terakhir)
13
Daftar Masalah Sumber data/
No. Kesehatan Data yang dicari Upaya Kesehatan Harapan/Target Capaian/Kenyataan
Laporan
Masyarakat
Puskesmas
dalam SKDI 2012
3. Kehamilan Resiko 5. Distribusi ibu KIA PKP dan Buk Tidak ada data Kehamilan Risti: 479
Tinggi dan Sangat hamil sesuai u Kehamilan Risren: 1.296
Tinggi identifikasi Kohort Ibu Bumil Baru: 1.775
kartu skor LB3 KIA
Poedji Rochjati
4. Tidak 6. Jumlah laporan KIA AMP Tidak ada data Tidak ada data
terlaksananya audit audit maternal
maternal perinatal perinatal yang
telah dilakukan
(periode 6
bulan terakhir)
5. Laktasi (termasuk 7. Cakupan ASI Perbaikan Gizi Buku laporan 7. Cakupan ASI Cakupan ASI Eksklusif
lingkungan kerja eksklusif KIA E1 – E6 dan Eksklusif: 47% Inisiasi Menyusu Dini
yang tidak 8. Inisiasi Observasi 8. IMD: 47% Semester 2 2018:
mendukung Menyusui Dini Mandiri 7. ASI Ekslusif: 73%
fasilitas laktasi) (opsional) 8. IMD: 76,9%
6. Imunisasi 9. Cakupan KIA & PKP dan Buk Imunisasi Dasar Imunisasi Dasar
pelayanan Pemberantasan u Lengkap: 95% Lengkap: 95,6%
imunisasi yang Penyakit Menular Imunisasi UCI Desa: 95% UCI Desa: 100%
meliputi: DT SD Kelas 1: DT SD Kelas 1: 91,7%
Imunisasi bayi: 98% Campak SD Kelas 1: 0%
• HB 0 – 7 hari Campak SD Kelas Imunisasi TT SD Kelas
• BCG 1: 98%
• DPT/HB 1 2 dan 3: 94,9%
Imunisasi TT SD
14
• DPT/HB 3 Kelas 2 dan 3: 98% TT – WUS: 36,7%
• Campak TT – WUS: 85% Pemantauan Suhu
Drop Out Pemantauan Suhu Lemari Es Vaksin: 100%
• DPT /HB 1 – Lemari Es Vaksin: Ketersediaan Vaksin:
Campak 100% 100%
• DPT /HB 1 – Ketersediaan
DPT/HB 3 Vaksin: 100%
UCI Desa
Imunisasi anak
kelas 1 SD : DT
dan Campak
Imunisasi TT
pada anak SD
kelas 2 dan 3
Imunisasi TT 5
pada WUS (15
– 45 tahun)
Pemantauan
suhu lemari es
vaksin
Ketersediaan
vaksin
7. Perilaku hidup 10. Capaian Promosi Kesehata PKP PHBS Rumah PHBS Rumah Tangga:
bersih dan sehat Rumah tangga n Puskesmas Tangga: 59% 70,9%
(PHBS) pada dan Institusi Laporan tahun Institusi Institusi Pendidikan:
masyarakat (sekolah dan 2018 Pendidikan: 69% 71,4%
termasuk anak usia TTU) yang Institusi Kesehatan: Institusi Kesehatan:
sekolah melaksanakan 100% 114,3%
PHBS TTU: 64% TTU: 72,7%
Tempat Kerja: 49% Tempat Kerja: 50%
15
Daftar Masalah Sumber data/
No. Kesehatan Data yang dicari Upaya Kesehatan Harapan/Target Capaian/Kenyataan
Laporan
Masyarakat
Puskesmas
dalam SKDI 2012
8. Anak dengan 11. Jumlah anak KIA PKP Tidak ada data 11. Jumlah
difabilitas (delay dengan Penyimpanngan
tumbuh kembang) penyimpangan KPSP: 0 Kasus
Skor DDTK
(Deteksi Dini
TumbuhKembang)
9. Kekerasan dan 12. Laporan Balai Pengobatan Rekam Medis Tidak ada data 12. Laporan Terkait
kejahatan seksual terkaitkekerasan & Non Puskesmas & Kantor KDRT: 0 kasus
(termasukpelecehan, dalam rumah Polsek 13. Kasus Medis
perkosaan,tindakan tangga(KDRT) Terduga
cabul,child abuse dan 13. Kasus medis KDRT: 0 kasus
neglected,sertakekerasan terdugakekerasan
rumah tangga) dalam rumahtangga
10. Kesehatan kerja 14. Laporan Balai Pengobatan Tidak ada data Tidak ada data
kejadian & Penyehatan
kecelakaankerja Lingkungan
15. Cakupan
pembinaanindustri
(rumah tangga
dan kecil)
16
Daftar Masalah Sumber data/
No. Kesehatan Data yang dicari Upaya Kesehatan Harapan/Target Capaian/Kenyataan
Laporan
Masyarakat
Puskesmas
dalam SKDI 2012
11. Audit Medik 16. Kepatuhan Tidak ada data Tidak ada data
terhadap
pedoman
pelaksanaan
Audit Medik
di Puskesmas
12. Pembiayaan 17. Rasio POA Tidak ada data Tidak ada data
pelayanan Kecukupan
kesehatan Pelayanan dan
Pembiayaan
Kesehatan
13. Kesehatan lansia 18. Status Kesehatan Usia Tidak ada data Kehadiran pada kegiatan
Kesehatan Lanjut posyandu lansia 100 %
Lansia (data
terkait
mortalitas dan
morbiditas)
19. Cakupan
kegiatan
posyandu
lansia
17
Daftar Masalah Sumber data/
No. Kesehatan Data yang dicari Upaya Kesehatan Harapan/ Target Capaian/ Kenyataan
Laporan
Masyarakat
Puskesmas
dalam SKDI 2012
14. Cakupan pelayanan 20. Hasil Balai Pengobatan 20. 20.
kesehatan yang pencapaian 1) 1)
masih rendah kelompok a. a.
kegiatan b. b.
Pengobatan c. c.
1) Kunjungan 2) 2)
rawat jalan a. 0 kasus a. 362 kasus GD
a. Jumlah b. 0 kasus b. 362 kasus GD
kunjungan c. 0 kasus sesuai standar
kasus baru c. 0 kasus rujukan
b. Jumah 21. Target GD ke RS sesuai
kunjungan Kunjungan standar
kasus lama Rumah (PHN):
c. Visit rate 80% 21. Kunjungan
(Jumlah 22. Rumah (PHN): 112%
kunjungan/ 22.
jumlah
penduduk)
2) Penanganan
Kasus
a. Jumlah kasus
GD yang
ditemukan
18
……….
Kasus
b. Jumlah kasus
GD yang
ditangani
Puskesmas
sesuai standar
c. Jumlah
rujukan kasus
GD ke RS
sesuai standar
21. Jumlah
kunjungan
rumah (PHN)
22. Jumlah
kunjungan rumah
penderita
penyakit
kronis
19
Daftar Masalah Sumber data/
No. Kesehatan Data yang dicari Upaya Kesehatan Harapan/Target Capaian/Kenyataan
Masyarakat Laporan
dalam SKDI Puskesmas
2012
15. Kepercayaan dan 23. Jumlah KIA 23. 0 orang 23. 0 orang
tradisi yang dukunberanak 24. 0 orang 24. 0 orang
mempengaruhi 24. Jumlah ibu
kesehatan yangmelahirkan di
dukunberanak
16. Kurangnya mutu 25. Tingkatkepuas KotakKepuasa Tidak ada data 25. Tingkat
fasilitas pelayanan anpasien n PKP Kepuasaan pasien:
kesehatan Semester 2 77,08%
tahun 2018
17. Sistem rujukan 26. Jumlah/ Balai Pengobatan 26. Rujukan non 26. Rujukan non
yang belum Persentaserujukan Spesialistik: <5% Spesialistik: 6%
berjalan baik yang 27. 27. Tidak ada data
dilakukan Tidak ada data
27. Persentase
rujukan balik
18. Kejadian Luar 28. Laporan/ Pemberantasan 28. 28.
Biasa indikasi Penyakit Menular DBD : Tidak ada DBD : 0 kasus KLB
terkait & Balai data Diare : 0 kasus KLB
kejadian luar Pengobatan Diare : Tidak Kusta : 0 kasus KLB
biasa ada data
Kusta : Tidak
ada data
20
Daftar Masalah Sumber data/
No. Kesehatan Data yang dicari Upaya Kesehatan Harapan/Target Capaian/Kenyataan
Masyarakat Laporan
dalam SKDI 2012 Puskesmas
19. Morbiditas dan 29. Peningkatan Pemberantasan (LB1) 29. 29.
mortalitas yangbermakna Penyakit Menular Semester 2 DBD DBD
penyakit- penyakit terhadap jumlah tahun 2018 Penanganan Penanganan Kasus:
menular dan tidak kasuspenyakit Kasus: 100% 75%
menular tertentu (DBD, Diare Diare
TB,Kusta, Diare, LROA: 100% LROA: 166,7%
ISPA) Zn: 100% Zn: 58,4%
Diare Balita: Diare Balita: 70,4%
100% Oralit: 64,2%
Oralit: 100% TB
TB Ditemukan & Diobati:
Ditemukan & 113%
Diobati: 100% Penemuan terduga:
Penemuan 61%
terduga: 100% Success Rate: 94%
Success Rate: Kusta
90% Pem. Kontak dari
Kusta Kusta Baru: 100%
Pem. Kontak dari Kasus Kusta yang
Kusta Baru: >80% dilakukan PFS: 100%
Kasus Kusta yang RFT: 100%
dilakukan ISPA
PFS: >95% Penemuan Penderita
RFT: >90% Pneumonia Balita: 18%
21
ISPA
Penemuan
Penderita
Pneumonia Balita:
85%
20. Kesehatan 30. Cakupan air Penyehatan 30. Cakupan air 30. Cakupan air bersih
lingkungan bersih dalam satu Lingkungan bersih 83% 99,5%
(termasuk sanitasi, wilayahPuskesmas 31. Cakupan 31. Cakupan Rumah
air bersih, dan 31. Cakupan Rumah Sehat 61% Sehat 130,1%
dampak pemanasan Rumah Sehat 32. Cakupan 32. Cakupan Jamban
global) 32. Cakupan Jamban Sehat 100,4%
Jamban Sehat Sehat 65% 33. Cakupan
33. Cakupan 33. Cakupan Pembinaan TTU 90,9%
pembinaan Pembinaan 34. Cakupan
danpengawasan TTU 87% Pengendalian Vektor
tempatumum 34. Cakupan (ABJ) 95%
34. Cakupan Pengendalian 35. tidak ada data
pengendalian Vektor (ABJ) 95%
vektor 35. tidak ada dat
35. Pembinaan a
kader
lingkungan
22
Daftar Masalah Sumber data/
No. Kesehatan Data yang dicari Upaya Kesehatan Harapan/Target Capaian/Kenyataan
Laporan
Masyarakat
Puskesmas
dalam SKDI 201
2
21. Beban Gizi Ganda 36. Jumlah balita Perbaikan Gizi Laporan Balita dibawah Balita dibawah garis
yang bulanan garis merah merah 0,4%
tetap/turun pelayanan gizi <1,8% N/D Posyandu: 100%
berat tingkat N/D Posyandu:
badannya puskesmas 60%
sesuai KMS
37. Jumlah balita
dengan status
gizi buruk/
kurang/ lebih
23
Berdasarkan data di atas, didapatkan lima permasalahan kesehatan yang masih harus
dihadapi oleh Puskesmas Tanah Kali Kedinding. Masalah kesehatan tersebut antara lain
kasus Tuberkulosis.
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari masalah-masalah kesehatan yang ada, maka didapatkan perumusan
masalah sebagai berikut.
Masalah Kesehatan Terpilih 1 : Diare
SUMBER Acuan Temuan Terkait
No
INFORMASI Penelurusan Permasalahan Terpilih
1. Skrining pelayanan
kasus diare di
Perencanaan
posyandu.
Dokumen kegiatan yang
2. Pemberiaan oralit
1. RUK/RPK PKM telah dilakukan
pada kasus diare.
(Perencanaan-P1) terkait masalah
3. Pemberian tablet
kesehatan
Zinc pada kasus
diare.
Kesepakatan
Dokumen
mengenai
2. Lokakarya Mini Tidak ada data.
kegiatan dalam
PKM
periode berjalan
Penggunaan oralit
pada balita diare
Bulan Maret 2018
Target: 84%
Bulan April 2018
Target: 93%
Bulan Mei 2018
Target: 81%
Bulan Juli 2018
Target: 85%
Bulan Agustus 2018
Trend perbaikan
Target: 78%
Laporan Bulanan atau penurunan
3. Bulan September 2018
PKM masalah
Target: 94%
kesehatan
Bulan Oktober 2018
Target: 93%
Bulan November 2018
Target: 97%
Bulan Desember 2018
Target: 81%
Penggunaan
suplementasi zinc pada
balita diare
Bulan Maret 2018
24
Target: 80%
Bulan April 2018
Target: 93%
Bulan Mei 2018
Target: 88%
Bulan Juli 2018
Target: 87%
Bulan Agustus 2018
Target: 78%
Bulan September 2018
Target: 94%
Bulan Oktober 2018
Target: 93%
Bulan November 2018
Target: 97%
Bulan Desember 2018
Target: 0%
25
balita diare?
2. Apa saja upaya yang telah dilakukan terkait masalah kesehatan tersebut?
3. Apa saja usulan yang bisa diberikan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
26
sebanyak 3.925 kasus
(40,89%) (Binas
Kesehatan Kota
Surabaya, 2017).
Rendahnya angka
capaian penemuan kasus
pneumonia pada balita
menurut stakeholders
dapat dikarenakan
berbagai macam faktor,
antara lain
ketidaksesuaian
pengisian kode
Wawancara dengan Potential target diagnosis ICD,
9.
Stakeholders intervensi rendahnya jumlah kasus
yang memenuhi kriteria
diagnosis pneumonia,
dan tidak validnya
diagnosis ispa
dikarenakan jumlah
pasien yang terlalu
banyak dan waktu
operasional yang
terbatas.
27
Puskesmas 2018 Target: <5%
Capaian: 6%
Laporan Triwulan
4. Data tambahan Tidak ada data
PKM
Laporan Kejadian
5. Data tambahan Tidakada data
Luar Biasa PKM
Laporan atau
6. Data tambahan Tidakada data
dokumen lain
Laporan
7. Data tambahan Tidakada data
Kunjungan PKM
Hal-hal yang
mengakibatkan
tingginya angka
Rujukan non
Spesialistik Fasilitas
Kesehatan Tingkat
Pertama (Alawi et al,
2017):
• Jarak
• Wilayah Puskesmas
Banyaknya fasilitas
rujukan
mempengaruhi
dokter maupun
Prevalensi, pasien untuk
Jurnal ilmiah insiden, dan memanfaatkan
8.
penyebab fasilitas rujukan
masalah • Kecukupan alat
kesehatan
Ketiadaan atau
kekurangan alat
kesehatan akan
mengurangi dan
menghambat tugas
dokter dalam
melaksanakan
pekerjaannya.
• Pendistribusian obat
Meskipun distribusi
obat sudah teratur,
tetapi tidak
dipungkiri bahwa di
Puskesmas masih
kekurangan obat
dikarenakan
permintaannya tidak
28
sesuai dengan yang
didistribusikan.
Wawancara dengan Potential
9. Tidak ada data
Stakeholders intervensi target
Laporan Triwulan
4. Data tambahan Tidak ada data
PKM
Laporan Kejadian
5. Data tambahan Tidak ada data
Luar Biasa PKM
Laporan atau
6. Data tambahan Tidak ada data
dokumen lain
Laporan
7. Data tambahan Tidak ada data
Kunjungan PKM
Cakupan imunisasi TT
pada anak sekolah dasar
Prevalensi, tahun 2013 sebesar
Jurnal ilmiah insiden, dan 94.3%
8.
penyebab
masalah Pada tahun 2016, di
Kota Surabaya tidak
ditemukan penyakit
29
tetanus Neonatorum
(Binas Kesehatan Kota
Surabaya, 2017).
Faktor yang
mempengaruhi
kelengkapan imunisasi
menurut Suparyanto
(2011) antara lain;
• Pendidikan
• Penghasilan
• Pengalaman
• Pekerjaan
• Dukungan Keluarga
• Motif
• Fasilitas Posyandu
• Lingkungan
• Tenaga Kesehatan
• Ketersediaan vaksin
30
5. Pelacakan pasien
TB.
6. Pemeriksaan HIV
pada semua pasien
TB yang diobati.
7. Pemeriksaan DM
pada semua pasien
TB yang diobati.
8. Pemberian PPINH
pada anak usia <5
tahun yang memiliki
kontak erat.
Kesepakatan
Dokumen
mengenai
2. Lokakarya Mini Tidak ada data
kegiatan dalam
PKM
periode berjalan
Trend perbaikan
Laporan Bulanan atau penurunan
3. Tidak ada data
PKM masalah
kesehatan
Triwulan III (2018)
Total : 28 kasus
Ekstra paru: 1 kasus
Baru: 17 kasus
Kambuh: 9 kasus
Putus berobat: 1 kasus
Cek HIV
Negatif: 10 kasus
Tidak dilakukan: 18
kasus
Laporan Triwulan
4. Data tambahan Triwulan IV (2018)
PKM
Total: 34 kasus
Ekstra paru: 2 kasus
Baru: 29 kasus
Kambuh: 3 kasus
Putus berobat: 0 kasus
Cek HIV
Positif: 2 kasus
Negatif: 1 kasus
Tidak dilakukan: 31
kasus
Laporan Kejadian
5. Data tambahan Tidakada data
Luar Biasa PKM
Laporan atau
6. Data tambahan Tidakada data
dokumen lain
Laporan
7. Data tambahan Tidakada data
Kunjungan PKM
8. Jurnal ilmiah Prevalensi, Jumlah cakupan
31
insiden, dan penemuan kasus
penyebab penyakit tuberkulosis
masalah tahun 2017 di Indonesia
sebanyak 360.770 kasus
(Kemenkes RI, 2018).
Jumlah total case
notification rate tahun
2017 sebanyak 138
kasus (Kemenkes,
2018).
Tidak tercapainya angka
penemuan terduga kasus
TB dikarenakan;
1. Masyarakat
kebanyakan merasa
tidak sakit meskipun
gejala yang dialami
mengarah ke
diagnosis
tuberkulosis
2. Kader yang masih
belum secara
maksimal
mengedukasi
masyarakat di
sekitarnya mengenai
tindakan utama yang
harus dilakukan
apabila terdapat
Wawancara dengan Potential target gejala tuberkulosis,
9.
stakeholders intervensi yakni cek dahak
sebelum foto dada.
Para kader juga
masih enggan
menggalakkan
program
pengumpulan dahak
di pot dahak karena
masih terdapat
stigma penularan
penyakit melalui
dahak.
3. Pelaporan dan
pencatatan yang
belum maksimal
dikarenakan belum
adanya kebijakan
untuk pencarian
kasus terduga
tuberkulosis.
32
Hasil Rumusan Masalah:
1. Apa saja yang menyebabkan tidak tercapainya target angka penemuan terduga kasus
TB ?
2. Apa saja upaya yang telah dilakukan terkait tidak tercapainya target angka
penemuan terduga kasus TB ?
3. Apa saja usulan yang bisa diberikan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
33
2.3 Proses Penentuan Prioritas
Prioritas masalah ditentukan dengan menggunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan
prioritas masalah dengan metode teknik skoring 1 – 5 dengan mempertimbangkan
tiga komponen yakni;
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia, serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau
akibat yang menimbulkan masalah – masalah lain jika maslah penyebab isu
tidak dipecahkan.
3. Growth
Seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu yang akan menjadi semakin buruk bila
dibiarkan
34
penderita diare yaitu dengan pemberian Oralit dalam 200cc air
pada setiap kali bab cair dan suplemen zinc dalam jangka waktu
10 hari.
35
operasional FKTP.
36
pengobatan penyakit tuberculosis yang sangat lama (6 sampai 9
bulan) dan disertai efek samping obat yang tidak nyaman.
Growth: Kemungkinan rendahnya angka penemuan kasus tuberculosis untuk
berkembang sangat besar dikarenakan transmisi penyakit
tuberculosis antar manusia ke manusia sangat tinggi sehingga
kemungkinan angka kesakitan tuberculosis dapat meningkat pesat.
37
2.4 Diagram Determinan Masalah Ishikawa
ENVIRONMENT METHOD
38
2.5 Identifikasi Penyebab Masalah
Para kader TB pada tahun 2019 tidak mendapatkan alokasi dana dari Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) dari DKK Surabaya. Hal ini juga berdampak pada
kemauan kader/satgas untuk melaksanakan tugasnya.
39
memanfaatkan fasilitas tersebut. Penyuluhan tentang pemeriksaan dahak untuk
mendeteksi TB ini kebanyakan terpusat pada puskesmas, sehingga hanya mencakup
warga yang mencari pertolongan petugas kesehatan, dan tidak mencakup warga
yang tidak mencari pertolongan petugas kesehatan/ yang menganggap gejala TB
merupakan gejala batuk biasa yang tidak perlu memeriksakan diri ke petugas
kesehatan.Para Kader/Satgas TB juga belum memiliki alat bantu untuk mereka
dapat melakukan penyuluhan di masing-masing RW tempat mereka tinggal. Tidak
adanya alat bantu untuk penyuluhan ini juga berdampak pada keengganan para
kader/satgas TB untuk melakukan penyuluhan.
40
2.6 Alternatif Solusi dari Determinan Masalah
• Memberikan
penyuluhan kepada
Kader untuk
pengambilan spesimen
dahak yang baik dan
benar.
2. Money Alasan
• Mencanangkan alokasi • Solusi ini tidak dilakukan
• Tidak ada alokasi dana dari pihak karena membutuhkan rencana
dana untuk program Kecamatan. anggaran dana.
TB
3. Markerting Alasan
• Diadakannya sosialisasi • Solusi ini tidak dilakukan
• Banyak masyarakat oleh tenaga kesehatan karena sosialisasi yang
belum mengetahui maupun kader mengenai dilakukan oleh tenaga
bahwa jika di PKM fasilitas TCM yang kesehatan maupun kader
sudah tersedia tersedia di Puskesmas mengenai fasilitas
fasilitas pemeriksaan dapat diakses oleh pemeriksaan dahak di
dahak TCM (Tes seluruh warga. Pusekesmas.
Cepat Molekuler)
41
4. Material Alasan
• Pengadaan flipchart dan • Solusi ini kami pilih
• Kurang tersedianya leaflet dikarenakan kurang sesuai nya
alat bantu yang bahan dan objek yang dapat
digunakan untuk digunakan untuk sosialisasi
penyuluhan. maupun penyuluhan oleh kader
dan tenaga kesehatan.
5. Metode Alasan
• Pembuatan petunjuk • Solusi ini tidak dilakukan
• Belum terbentuknya klinis mengenai karena pembuatan petunjuk
petunjuk klinis tahun deskripsi kerja para klinis merupakan kewenangan
2019 yang menjadi Kader TB oleh dari pihak Puskesmas.
acuan dari deskripsi Puskesmas.
kerja para Kader TB.
6. Environment Alasan
• Penambahan anggota • Solusi ini tidak dilakukan
• Wilayah cakupan Kader TB diwilayah karena pemilihan kader dan
kerja Kader TB kerja Puskesmas agar jumlah kader merupakan
terlalu luas dengan luas wilayah dapat kewenangan dari pihak RW
jumlah Kader yang dijangkau oleh para masing-masing di wilayah
sedikit menyebabkan kader dan meningkatkan kerja Puskesmas.
efektivitasan kinerja keefektivitasan kinerja
Kader rendah. Kader.
42
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
43
course). Strategi ini dinilai mampu secara efektif dan ekonomis sebagai strategi
pengendalian dan pencegahan.
Lima komponen dari strategi ini yaitu komitmen pemerintah untuk menjaga kontrol
terhadap TB, deteksi dini kasus TB di antara suspek melalui pemeriksaan dahak, pengobatan
intensif dengan regimen standar dibawah supervisi, penjaminan suplai obat TB secara teratur,
dan pelaporan kasus untuk kontrol dan evaluasi kinerja (Aditama, 2012).
Deteksi dini kasus tidak lepas dari peran masyarakat. Selama ini, strategi yang
populer adalah passive case finding dan deteksi dini di dalam strategi DOTS masih menganut
prinsip ini. Hal ini dinilai kurang maksimal oleh Depkes (2017). Pengendalian TB menurut
Corbett et al. (2003) seharusnya menganut tiga strategi, yakni penemuan kasus secara aktif
(active case finding) dan pengobatan penyakit, pengobatan infeksi TB laten, serta vaksinasi
BCG. Diantara ketiga strategi ini, active case finding menjadi sarana utama untuk
mengendalikan transmisi dan mengurangi kejadian TB. Metode yang melibatkan masyarakat
untuk mendeteksi orang-orang di sekitarnya yang suspek TBC merupakan salah satu bentuk
Active case finding (Depkes , 2014), dimana kelompok masyarakat yang dimaksud
merupakan kader yang ditunjuk untuk mendeteksi kasus secara cepat untuk kemudian
melaporkan terduga kasus ini ke puskesmas untuk dilakukan tindakan diagnostik lebih lanjut.
Penelitian yang dilakukan Pratiwi et al. (2017) di beberapa puskesmas di area
Kabupaten Wonosobo menunjukkan bahwa intervensi peningkatan kemampuan kader
kesehatan TB oleh supervisor TB dapat meningkatkan pengetahuan kader, penemuan
tersangka, dan kasus smear (+). Hasil penelitian ini muncul setelah dilakukan pelatihan atau
refresing pengetahuan secara berkala baik untuk melatih kader baru maupun kader yang telah
senior. Meskipun begitu, kegiatan peningkatan pengetahuan tidak akan efektif jika hanya
dilakukan satu kali (Pratiwi et al., 2007).
44
Sebuah telaah artikel yang dilakukan Golub et al. (2005) dalam
InternationalJournal of Tuberculosis Lung Disease membahas mengenai beberapa
strategi penemuan kasus secara aktif penyakit TB paru dari beberapa jurnal yang
sudah diterbitkan sebelumnya. Beberapa strategi yang dirangkum di dalamnya adalah
radiografi masal, survey dari rumah ke rumah, enhanced case finding, skriningpada
pasien rawat jalan, sasaran kepopulasi resiko tinggi, dan perhitungan efektivitas biaya.
Di bagian ini yang akan dibahas hanya survey dari rumah ke rumah dan enhanced
case finding, karena keduanya yang memerlukan kerjasama dari masyarakat dalam
upaya deteksi kasus TBC.
45
dibandingkan sebelum menerima pendidikan.Hal ini membuat case detection rate meningkat
menjadi 13%.
Pada tahun 2013, WHO membuat semacam panduan skrining sistematik untuk
penyakit TB aktif. Dalam panduan itu, bukan hanya dibahas pentingnya active case finding
atau passive case finding, namun juga kombinasi dari penemuan kasus secara pasif dan aktif.
Namun, pada guideline ini belum dibahas mengenai keterlibatan kader yang langsung turun
ke masyarakat untuk penemuan suspek TB dan menindaklanjutinya.
Atas usul Wakil Presiden Republik Indonesia, Kemenkes pada tahun 2015 telah
memulai kegiatan Ketuk Pintu untuk memperkuat penemuan kasus TB secara aktif. Tahun
2017, kegiatan ini dilakukan serentak di 34 provinsi pada tanggal 6-20 Maret 2017. Para
kader kesehatan dibantu LSM, tenaga kesehatan, dan ormas melakukan kegiatan ketuk pintu.
Pelaporan sampai dengan tanggal 27 Maret 2017 telah berhasil diketuk sebanyak 565.798
rumah. Dari kunjungan ketuk pintu ini, telah berhasil dilakukan skrining dan edukasi TB
pada 1.590.529 orang dan ditemukan suspek 91.049 orang. 4.950 orang di antaranya
terkonfirmasi TB. Pendekatan melalui Ketuk Pintu sangat efektif untuk capaian Case
Detection rate di atas 70% (Kemenkes, 2017). Gerakan ini merupakan implementasi dari
program TOSS TB (Temukan TB Obati Sampai Sembuh) yang dicanangkan juga oleh
Menteri Kesehatan untuk mencapai target Indonesia bebas tuberkulosis tahun 2035.
2. Dengan determinan:
46
b. Waktu: Dalam jangka waktu 12 bulan.
5. Maka tujuan dari mini project ini adalah: Meningkatkan angka penemuan terduga
kasus Tuberkulosis sebesar 10% dalam kurun waktu 12 bulan dengan dana
mengajukan rencana anggaran ke Dinas Kesehatan Kota maupun mengajukan kerja
sama dengan perangkat kelurahan dan dikerjakan bersama orang-orang / instansi
yang terkait yaitu: Kader Tuberculosis, Pihak RT, Pihak RW, Kelurahan,
Kecamatan dengan metode melakukan survei di awal program, pembuatan brosur
promosi, mengadakan kerja sama dengan pihak puskemas dan kader untuk
membagikan brosur dan melakukan penyuluhan, melakukan survei di akhir
program, serta memonitor kerja para kader tiap tiga bulan sekali.
1. Pelatihan Kader
A. Kegiatan:
B. Sasaran: Kader TB, ketua RT, RW, Kelurahan, dan Kecamatan di wilayah
kerja puskesmas Tanah Kali Kedinding.
C. Periode: 1 bulan
47
rincian biaya sebagai berikut:
Total Rp 520.000,00
C. Periode: 10 bulan
48
dengan rincian biaya sebagai berikut:
Total Rp 3.675.000,00
B. Metode:
a. Melakukan survey sebelum program ini dilakukan untuk mengetahui
pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat di wilayah kerja puskesmas
Tanah Kali Kedinding tentang TB terutama tentang periksa dahak.
b. Pembuatan brosur promosi pemeriksaan dahak untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap TB
c. Bekerjasama dengan pihak puskesmas dan kader TB tiap RW untuk
membagikan brosur
d. Bekerjasama dengan pihak puskesmas dan kader TB untuk melakukan
penyuluhan terkait pesan pemeriksaan dahak bila batuk lebih dari 2 minggu.
e. Melakukan survey sesudah program ini dilakukan untuk mengetahui
efektivitas dari program ini yang juga meliputi pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat terhadap TB di wilayah kerja puskesmas Tanah Kali
Kedinding.
f. Memantau/ memonitor kerja para kader TB dalam melakukan penyuluhan
tiap tiga bulan sekali.
D. Periode: 12 bulan.
49
F. Dana: Pengajuan rencana anggaran ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya dengan
rincian biaya sebagai berikut:
a. Brosur: Rp 5.00,00 x 12 x 20 x 10 = Rp 1.200.000,00
b. Fotocopy Absensi: Rp 200,00 x 12 x 10 = Rp 24.000,00
Total Rp 1.224.000,00
G. Indikator capaian:
• Sebanyak 70% kader yang melakukan penyuluhan menggunakan media
brosur promosi pemeriksaan dahak tiap 3 bulan sekali.
• Sebanyak 60% masyarakat di wilayah kerja puskesmas Tanah Kali
Kedinding yang disurvei mengetahui pentingnya pemeriksaan dahak dan
mau memeriksakan dahaknya ke puskesmas.
• Cakupan riil penemuan kasus terduga TB naik sebesar 10% setelah
dilakukan intervensi melalui program ini selama 1 tahun
H. Cara pengukuran:
• Absensi warga yang mengikuti penyuluhan
• Survei yang berisi kuesioner pertanyaan pengetahuan, sikap, dan perilaku
tentang TB
• Jumlah warga terduga TB yang memeriksakan diri di puskesmas Tanah
Kali Kedinding.
50
BAB IV
4.1.Kesimpulan
Berdasarkan data dari puskesmas Tanah Kali Kedinding tahun 2018 didapatkan
bahwa masih terdapat beberapa masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas Tanah
Kali Kedinding. Masalah yang terdeteksi melalui data diantaranya adalah pemberian oralit
dan suplementasi zinc pada balita diare, penemuan penderita pneumonia balita, rujukan non –
spesialistik, cakupan imuunisasi anak SD kelas 2 dan 3, dan penemuan kasus terduga
tuberkulosis (Case Detection Rate). Melalui proses penentuan prioritas masalah dengan
metode Urgency, Seriousness, Growth (USG) didapatkan bahwa masalah yang paling
realistis untuk dijadikan prioritas di Puskesmas Tanah Kali Kedinding adalah
penemuan kasus terduga tuberkulosis. Usulan program solusi peningkatan penemuan
kasus terduga tuberkulosis adalah Pemberian Brosur Promosi Pemeriksaan Dahak dari
kader kepada masyarakat
4.2.Saran
Program-program peningkatan angka penemuan kasus terduga Tuberkulosis
yang diusulkan tentunya tidak lepas dari kelemahan dan kekurangan. Diharapkan melalui
monitoring dan evaluasi program didapatkan informasi mengenai efektivitas
program-program tersebut. Perbaikan-perbaikan metode penyampaian program dapat
membantu meningkatkan efektivitas program. Hendaknya juga terdapat alokasi dana
BOK Plan of Action untuk melancarkan program-program usulan tersebut. Kerjasama
antara pihak Puskesmas Tanah Kali Kedinding dan pihak institusi luar diharapkan
dapat terus terjalin untuk mengembangkan program – program serupa
51
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T. Y., 2012. TBC Masalah Kesehatan Dunia. Pusat Komunikasi Publik
Kementerian Kesehatan RI. Didapat dari:
https://www.depkes.go.id/article/print/1923/tuberkulosis-masih-merupakan-
masalah-kesehatan-penting-di-dunia-dan-di-indonesia.html [diakses tanggal 14
April 2019].
Armstrong D. B., 1921. Four Years of the Framingham Demonstration. New English
Journal Medicine. Vol. 177 pp. 660-663. Didapat dari:
https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM191711081771906
[diaksestanggal 14 April 2019].
British Columbia CDC. 2017. Sputum Collection for Tuberculosis (TB) Testing.
Accessed on 18th April 2019. Available
on: https://www.healthlinkbc.ca/hlbc/files/documents/healthfiles/hfile51b.pdf
[diakses pada tanggal 18 April 2019].
52
Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Profil Kesehatan Tahun 2016. 2017. Pemerintahan
Kota Surabaya. Didapat dari:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_20
16/3578_Jatim_Kota_Surabaya_2016.pdf [diakses tanggal 14 April 2019].
Golub, J.E., et al., 2005. Active Case Finding of Tuberculosis: Historical Perspective
and Future Prospects. Int J Tuberc Lung Dis. Vol. 9(11) pp. 1183-1203. Didapat
dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4472641/pdf/nihms698464.pdf
[diakses tanggal 14 April 2019].
Kemenkes RI, 2017. Kemenkes Pecahkan Rekor Muri ‘Ketuk Pintu 500.000 Rumah’
untuk Penemuan Kasus TB. Didapat dari:
https://www.depkes.go.id/article/view/17040300007/kemenkes-pecahkan-rekor-
muri-ketuk-pintu-500-000-rumah-untuk-penemuan-kasus-tb-.html [diakses
tanggal 14 April 2019].
Kemenkes RI, 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Didapat dari:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf [diakses tanggal 14 April
2019]
Sung C. K., 1976. Case-finding in Korean National Tuberculosis Programme. Bull Int
Union Tuberc. Vol. 51 pp. 381-382.
Didapatdarihttps://europepmc.org/article/med/829483 [diakses tanggal 14 April
2019].
54
LAMPIRAN
55
Lampiran 2 : Brosur Penyuluhan
56
Lampiran 3: Kuisioner survei pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang
pemeriksaan dahak
KUISIONER PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT
TENTANG PEMERIKSAAN DAHAK
A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan : 1. Tidak tamat SD 3. SLTP 5. Sarjana
2. SD 4. SLTA
57