0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
40 tayangan31 halaman

07.1 Lampiran 1

1. Reaktor gelembung direncanakan untuk mereaksikan larutan natrium karbonat dengan karbon dioksida menjadi natrium bikarbonat pada suhu 40°C dan tekanan 3 atm. 2. Parameter operasi dan komposisi umpan cairan dan gas dihitung, termasuk densitas, viskositas, dan kecepatan volumetrik cairan. 3. Konstanta laju reaksi dihitung menggunakan metode Simpson untuk integrasi laju reaksi orde 2. Diffus

Diunggah oleh

Laras Subekti
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
40 tayangan31 halaman

07.1 Lampiran 1

1. Reaktor gelembung direncanakan untuk mereaksikan larutan natrium karbonat dengan karbon dioksida menjadi natrium bikarbonat pada suhu 40°C dan tekanan 3 atm. 2. Parameter operasi dan komposisi umpan cairan dan gas dihitung, termasuk densitas, viskositas, dan kecepatan volumetrik cairan. 3. Konstanta laju reaksi dihitung menggunakan metode Simpson untuk integrasi laju reaksi orde 2. Diffus

Diunggah oleh

Laras Subekti
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 31

LAMPIRAN A

PERANCANGAN REAKTOR

Fungsi : Mereaksikan larutan sodium karbonat (Na2CO3) dengan karbon dioksida

(CO2) agar membentuk sodium bikarbonat (NaHCO3) sebagai produk

utama dan air sebagai hasil samping.

Jenis : Reaktor gelembung (Bubble column reactor) silinder tegak dan tangki

tertutup.

Kondisi operasi : T = 40 oC

P = 3 atm

Reaksi yang terjadi adalah :

 Reaksi utama :

Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g) NaHCO3(s)

Sodium karbonat + Air + Karbon dioksida Sodium bikarbonat

Alasan pemilihan bubble reactor :

a. Reaktor gelembung cocok untuk reaksi gas-cair, dengan jumlah gas yang

relatif sedikit direaksikan dengan cairan yang jumlahnya besar.

b. Relatif lebih murah, perawatan dan pengoperasiannya lebih mudah.

c. Di dalam reaktor gelembung, aliran gas dianggap plug flow, tetapi cairan

teraduk sempurna oleh aliran gelembung gas yang naik ke atas, sehingga

suhu cairan didalam reaktor selalu serba sama (mixed flow).

(Perry’s, 23 – 49, 1999)

A-1
1. Umpan Cairan

Komposisi umpan cairan masuk reaktor

T = 40 oC

P = 3 atm

Komponen Kg/Jam wi Kmol/jam xi


Na2CO3 5332,519 0,200 50,307 0,041
H2O 21383,508 0,800 1187,973 0,959

Total 26716,027 1,000 1238,279 1,000

Densitas cairan
T n
ρ = A ∗ B −(1−Tc)

Komponen Wi A B n Tc (K) ρ (kg/m3) ρc = wi*ρ


Na2CO3 0,200 2540,0000 506,9840
H2O 0,800 0,3471 0,2740 0,2857 647,1300 1013,6381 811,3160

Total 1,000 3553,6381 1318,3000

ρcampuran = 1.318,3000 kg/m3 = 82,2248 lb/ft3

Berat molekul cairan

BMc = Bmi *
Komponen BM xi
xi
Na2CO3 106 0,041 4,306
H2O 18 0,959 17,269

Total 1,000 21,575

BMc = 21,575 kg/kmol

A-2
Kecepatan volumetris cairan :
Massa cairan
Fc =
ρc
= 20,266 m3/jam

Viskositas cairan
B
log µ = A + T + CT + DT 2

Komponen Wi A B C D log μ μ cair μci = wi/μ


Na2CO3 0,200
H2O 0,800 -10,2158 1,792,5 0,0177 -0,000012 -0,1782 0,663 1,206

Total 1,000 1,206

1
𝜇=
𝜇𝑐

= 0,8289 cP

= 8,289E-04 kg/m.s

Surface tension (σ)


T n
σ = A (1 − )
TC

Komponen Wi A Tc n όi όc
Na2CO3 0,200
H2O 0,800 132,674 647,130 0,9550 70,541 56,461
NaHCO3 0,000
Total 1,000 56,461

σcampuran = 56,461 dyne/cm

= 0,0565 N/m

= 0,0058 kg/m.s2
A-3
2. Feed Gas

Densitas

Diketahui :

P = 3,0398 bar = 3 atm

R = 0,08206 atm.m3/mol.K

T = 313,15 K

Bm = 44 g/mol

Tc = 87,89 oF = 304,2 K

Pc = 1.070,6 psia = 73,8153 bar

Densitas gas CO2 dapat diketahui dengan persamaan berikut :


P Ʃyi. BMi
𝜌gas =
Z. R. T
Untuk mencari nilai Z perlu diketahui :
T 313,15 = 1,02942
Tr = Tc = 304,2
𝑃 3,0398 = 0,04118
Pr = 𝑃𝑐 = 73,8153

Dari grafik diperoleh nilai Z = 0,74

Maka densitas gas adalah


g
3 atm x 44
𝜌gas = mol
L. atm
0,74 x 0,08206 x 313,15K
mol. K

= 6,9416

A-4
Viskositas

Viskositas dapat dihitung dengan persamaan :

µ = A + BT + CT2 (Carl L.Yaws, P.452)

Dimana : T : Temperatut (K)

A, B dan C : Konstanta

μgas : Viskositas gas (micropoise)

Diketahui umpan masuk reaktor pada T = 40 oC = 313.15 K, sehingga :

Komponen A B C
CO2 11,336 0,49918 -0,00010876
Maka, μgas = 156,9889 micropoise

= 1,57E-04 cP

= 1,57E-07 kg/m.s

3. Penentuan Parameter Konversi

a. Mencari persamaan laju reaksi

Dari Hari Asriyanto, 2010 :

XA = Konversi = 98%

T = 60 menit

Reaksi :

Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g) NaHCO3(s)

A B C

Komposisi reaktan dihitung menggunakan persamaan :


𝑁𝑥 𝑃
𝐶𝑥 = x (Fogler, 1999)
𝑁𝑇 𝑅. 𝑇

Keterangan :

A-5
Cx = Komposisi reaktan

Nx = Mol reaktan

NT = Mol total = 1.238,279 Kmol

P = Tekanan operasi = 3 atm

T = Temperatur operasi = 313,15 K

R = Konstanta gas ideal = 0,082057 m3.atm/Kmol.K

− Konsentrasi Na2CO3
50,307 3
 CAO = x
1238,279 82,057x10−3 x313,15

= 4,74E-03 kmol/m3

 CA = CAO (1 − X)

CA = 4,74E − 03(1 − 0,98)


= 9,49E-05 kmol/m3

− Konsentrasi CO2
60,718 3
 CB0 = x
1238,279 82,057x10−3 x 313,15

= 5,72E-03 kmol/m3

 CB = CBO − (CAO . X)

CB = 5,72E-03 − (4,74E-03*0,98)
= 1,08E-03

Reaksi yang terjadi merupakan reaksi orde 2, dimana persamaan laju

reaksinya adalah :
−𝑟𝐴 = 𝑘 . 𝐶𝐴 . 𝐶𝐵

A-6
Keterangan :

-rA : laju reaksi

k : konstanta laju reaksi (m3/kmol.jam)

Ci : konsentrasi masing-masing komponen (kmol/m3)

Dengan :

CA = CA0 (1-XA)

CB = CB0 – (CA0.XA)

Sehingga,

-rA = k.[CA0(1-XA)].[CB0-(CA0.XA)] ….. [1]


X
dXA ……. [2]
τ = CA0 ∫
0 −rA
(Levenspiel 3rd ed. Page 102)

Substitusikan persamaan [1] ke [2] :


X
1 dXA
τ= ∫
kCA0 0 (1 − XA )(1.2 − XA )

1 X dXA
k= ∫
τCA0 0 (1−XA )(1,2−XA )

Bentuk integral pada persamaan di atas diselesaikan dengan metode

Simpson’s rule. Jika pada bentuk integral dimisalkan dengan :


X dXA
I = ∫0 (1−XA )(1,2−XA )

Maka,
XN
∆X
∫ I. dX = (I + 4I1 + 2I2 + … + 2. IN−2 + 4. IN−1 + I)
3 0
X0

0,98
Dengan ∆X =
10

= 0,098
A-7
Untuk N = 10, maka :

No Xi Ii Ii.koef
0 0,0000 0,8333 0,8333
1 0,0980 1,0060 4,0241
2 0,1960 1,2388 2,4777
3 0,2940 1,5634 6,2536
4 0,3920 2,0356 4,0711
5 0,4900 2,7617 11,0467
6 0,5880 3,9660 7,9320
7 0,6860 6,1959 24,7838
8 0,7840 11,1289 22,2578
9 0,8820 26,6496 106,5984
10 0,9800 227,2727 227,2727
Total 417,551216
0.98

Jadi, ∫ I. dX = 13,6400
0
Sehingga diperoleh konstanta laju reaksi (k) :

k = 2875,7656 m3/kmol.jam

Laju reaksi dicari menggunakan persamaan :

−𝑟𝐴 = 𝑘 . 𝐶𝐴 . 𝐶𝐵

Dengan : k = 2,876E+03

CA0 = 4,74E-03

CB0 = 5,725E-03

XA = 0,98

Maka nilai (-rA) = 0,0016 kmol/m3.jam

A-8
b. Diffusivitas karbon dioksida (CO2) terlarut kedalam cairan
1
117,3x10−18 (ϕxBM)2 xT
𝒟BL =
μL x VB 0,6
(Coulson 1983, vol 6 : 255)

Dengan :

𝒟BL : Difusivitas CO2 dalam Pelarut, m2/s

Φ : Faktor disosiasi pelarut = 2,26

BM : Berat molekul campuran cairan, kg/kmol = 21,575

T : Suhu reaktor, K = 313,15

μ : Viskositas cairan, kg/m.s = 8,289E-04

VB : Volume molal CO2 pada titik didihnya,m3/kmol

= 0,034 (Tabel 8.6 Coulson, 1983 hal.258)

Maka,
1
117,3x10−18 (2,26 x 21,575)2 x 313,15
𝒟BL 𝐶𝑂2 = (0,289E−04) x (0,034)0,6

= 2,353E-09 m2/s = 8,47E-06 m2/jam

c. Koefisien transfer massa CO2 di fase cair

Untuk rancangan perforated plate


1 1
g. μc 3 𝒟BL . ρc 2 (Froment : 726)
K BL = 0,42 × ( ) ×( )
ρc μc
Maka,
1 1
9,8 x 8,289E − 04 3 2,353E − 09 x 1.318,3000 2
K BL = 0,42 × [ ] ×( )
1.318,3000 8,289E − 04

= 4,711E-04 m/s

= 1,6959 m/jam

A-9
4. Menentukan Bilangan Hatta (MH)
2
k r . CA0 . ϑBL
MH =
k 2BL

(2,876𝐸+03)(4,74𝐸−03)(8,47𝐸−06)
= (1,6959)2
= 4,0147E-5

MH = 0,0063
Nilai MH < 0,02, sehingga reaksi kimia lebih mengontrol dibandingkan dengan

transfer massa.

5. Perancangan Perforated Plate

Digunakan perforated plate dengan susunan triangular pitch dengan

pertimbangan :

 Jumlah lubang tiap satuan lebih besar daripada susunan square pitch

 Ukuran reaktor menjadi lebih kecil dan turbulensi lebih terjamin

Keterangan :

Pr : Pitch

Do : Diameter orifice

Mencari laju alir gas masuk reaktor (Qg)


1 1
Qg = Mg x x
ρg 3600

kg 1 1
= (2.671,603 jam) ( 𝑘𝑔 ) (3.600)
6,9416 3
𝑚

= 0,1069 m3/s = 106.908,2 cm3/s

A-10
Mencari diameter gelembung (dbo)
1
6. 𝑑𝑜 . 𝜎𝑙 3
𝑑𝑏𝑜 = ( )
𝑔. (𝜌𝑙 − 𝜌𝑔 )
Dimana :

dbo : Diameter gelembung, m

do : Diameter orifice, m (0,024-0,95) = 0,12 cm = 0,0012 m (Perry’s)

σL : Tegangan muka cairan, kg/m.s2 = 0,0058

g : percepatan gravitasi, m/s2 = 9,8

ρ : Densitas (cairan-gas), kg/m3 = 1.318,30 dan 6,9416

Maka diameter gelembung :


1
6(0,0012)(0,0058) 3
𝑑𝑏𝑜 =( )
(9,8)(1.318,3 − 6,9416)

= 0,0015 m = 0,1477 cm

Mencari laju alir tiap orifice


5
3 6
d3bo . π. g 5 (Perry’s, 1999 : 14-71)
Qgo = ( )
(6)(1.378)

5
3 6
(0,1477)3 ((3,14)(980)5 )
= ( (6)(1,378)
)

= 0,117 cm3/s

Mencari luas orifice Mencari jumlah orifice


π 2 Qg
Lo = .d No =
4 o Qgo
3,14
= (0,12)2 106.908,2
cm3
4 s
= cm3
0,117
s
= 0,0113 cm2
= 913.395,0963
A-11
Mencari nilai pitch

c = k x dbo

dimana nilai k > 1, maka diambil = 3

nilai c :
c = (3)(0,1477)

= 0,4430 cm

Mencari jumlah luas orifice


Lto = Lo . No

= (0,0113 cm2)(913.395,0963)

= 10.325,0182 cm2

Mencari luas perforated plate

Mencari persentase luas total orifice terhadap perforated plate :


d
Dpc =
c
0,12 cm
= 0,4430 cm

= 0,2709
diplotkan pada grafik, untuk memperoleh nilai a

A-12
dari grafik diatas, diperoleh nilai a = 6,9% = 0,0690

Maka luas perforated plate :


Lto
Lp =
a
10.325,0182 cm2
= 0,0690

= 149.637,9445 cm2 = 14,9634 m2

6. Menentukan Diameter dan Tinggi Cairan

Menentukan diameter reaktor


1
4. Lp 2
DR = ( )
π
1
(4)(149.637,9445) 2
=( )
3,14

= 436,6023 cm = 4,3660 m
Trial tinggi reaktor

Dipilih D/H :1:2

LR0 = Hcair + Hgas + Hcoil

= (4,3660*2) = 8,7 m

Tekanan gas rata-rata dalam reaktor


0,5. ρL . LRO
Pgr = P + ( )
1,0132 ∗ 106
(0,5)(1.318,30)(8,7)
=3+ ( (1,0132 x 106 )
)

= 3,0057 atm
Diameter gelembung gas rata-rata dalam reaktor
1
d3BO . Pgr 3
DBr =( )
P
1
(0,0015)3 (3,0057) 3
=( ) A-13
3

= 0,0015 m
Kecepatan terminal gelembung
1
2. σL g. DBr 2
Vt = [( )+( )]
DBr . ρL 2
1
(2)(0,0058) (9,8)(0,0015) 2
= [((0,0015)(1.318,30)) + ( )]
2

= 0,1147 m/s
Kecepatan tinggal gelembung dalam reaktor

Dengan asumsi kecepatan naik gelembung di dalam reaktor konstan pada

kecepatan terminalnya.

LRO
θg =
Vt
8,7
= 0,1147 = 76,1426 s

Volume tiap gelembung


π 3
Vgo = .D
6 Br
π
= (0,0015)3
6

= 1,6879E-09 m3 = 0,00169 m3
Jumlah gelembung tiap orifice per satuan waktu
Qgo
Ngo =
Vgo

0,117
= 0,00169

= 69 buah
Jumlah gelembung total didalam reaktor
Ngt = No . Qgo . θg

= (913.395,0963)(0,117)(76,1426)

= 8.140.274,239 buah

A-14
Volume gas gelembung total di dalam reaktor

Vgt = Ngt . Vgo

= (8.140.274,239)(1)

= 8.140.274,239 cm3 = 8,1403 m3

Menentukan volume cairan

Menghitung volume larutan untuk aliran plug flow :


X
V dXA
=∫
FA0 0 −rA
0,98
dXA
V = 𝐹𝐴0 ∫
0 −rA
𝐹𝐴0 0,98 dXA
= ∫
kCA0 0 (1 − XA )(1,2 − XA )

60,718
= x(13,64)
(2.875,77 x 4,74E − 03)

Vcair = 60,7180 m3
Jadi :

Vgas+cair = Vgas + Vcair

= (8,1403 + 60,7180) m3 = 68,8583 m3

Menentukan tinggi cairan

Diketahui :

D = 4,3660 m = 171,8903 in
π
V= D2 H = 68,8583 m3
4
V
Maka, H =
0,25 . π. D2
68,8583
= = 4,6017 m = 181,1673 in
(0,25 )(π)(4,3660)2

A-15
Menentukan hold up gas
Vgt
εg =
Vgt + Vc

8,1403
= 8,1403 +60,7180

= 0,1182
Luas permukaan interface
6. εg (Perry’s, 1999)
Ag =
DBr

(6)(0,1182)
Ag =
0,00015

= 480,0734 m-1

7. Penurunan Tekanan (Pressure Drop)

Dry pressure drop

Dry pressure drop merupakan pressure drop aliran gas akibat friksi di

dalam hole (orifice). Dimana hole dianggap sebagai tabung pendek dengan tebal

plate sama dengan tinggi tabung (Treyball, 1981, hal 171).


𝑉𝑜 . 𝜌𝑔 𝐴0 4. 𝐿. 𝑓 𝐴𝑜 2
ℎ𝐷 = . 𝐶 [0,4 (1,25 − ) + + (1 − ) ]
2. 𝑔. 𝜌𝐿 𝑜 𝐴𝑛 𝑑𝑜 𝐴𝑛
dimana :

hD = dry pressure drop

Vo = kecepatan linier gas lewat hole, m/s

do = diameter hole, m

L = tebal plate

Tebal plate dari treyball, tabel 6.2, hal 169 : Untuk bahan Stainless Steel dan

do = 1,2 mm, maka L/do = 0,65

L = 0,00078 m = 0,78 mm
A-16
do 0.25
Co = koefisien orifice = 109. ( ) = 1,2139
L
Ao = luas orifice, m2 = 1,13E-06

An = luas perforated plate, m2 = 1,50E+01

ρL = densitas cairan, kg/m3 = 1.318,30

Qgo = laju alir tiap orifice, m3/s = 1,17E-07

Reh = Bilangan Reynold gas lewat hole = 4.987,68


𝑉0 . 𝜌𝑔 . 𝑑𝑜
𝑅𝑒ℎ =
𝜇𝑔
f = factor friksi Fanning

= 0,079/(Re0,25), untuk aliran turbulen 2.000<Re<100.000

= 0,00940

nilai hD :

hD = 4,67E-05 m

Hydraulic head

Pressure drop akibat gaya hidrostastis cairan dalam reaktor (Trebal, 1981, hal

172).

hL = tinggi cairan = 4,6017 m

Residual gas pressure drop

Pressure drop akibat pembentukan gelembung gas. (Treybal, 1981, hal 172)

6. σL
hR =
ρL . do . g

(6)(0,0565)
= (1.318,30)(0,0012)(9,8) = 0,0218 m

A-17
*) Total pressure drop (∆Pt)

ht = hD + hL + hR

= (4,67E-05)+(4,6017)+(0,0219) = 4,6236 m

maka,

∆Pt = ht * ρL * g

= ((4,6236)(1.318,30)(9,8))/100.000

= 0,5973 atm

8. Dimensi Reaktor

Tipe

Jenis reaktor : Tangki tertutup, silinder tegak

Alasan pemilihan : Proses Vessel, menjaga tekanan (P>1 atm) dan suhu

tetap

Jenis head : Flanged and dished head (torispherical)

Alasan pemilihan : Cocok untuk tekanan antara 15-200 psig

Kondisi operasi

Suhu operasi = 40 oC = 313,15 K

Tekanan operasi = 3 atm = 44,09 psia

Tekanan total (∆P) = 1 atm = 8,78 psia

Over desain = 10%

A-18
Pemilihan material konstruksi

Material : Low-alloy steel SA-204 grade C

Alasan pemilihan : 1. Tahan korosi, tahan panas dan tahan asam

2. Tekanan operasi moderat

3. Suhu operasi < 900 oC

4. Untuk dinding reaktor yang tebal

(Brownell, 1959 hal. 253)

Spesifikasi : Tensile strength = 7.500 psi

Allowable stress (f) = 18.750 psi

Corrosion allowance = 0,125

(Tabel 13.1 Brownell, 1959)

Tebal shell
Pd . ri
ts = +c (Brownell, 1959)
f. E − 0,6. Pd
Dengan : ts = Tebal shell, in

Pd = Tekanan desain, psia = 71,912

ri = Jari-jari dalam reaktor, in = 85,9452

f = Allowable stress, psi

c = Corrosion allowance, psi

E = Single welded butt joint = 85%

sehingga,
(71,912)(85,9452)
ts = + 0,125
(18.750 x 0,85) − (0,6 x 71,912)

= 0,5138 in
dipilih tebal shell standar adalah 0,625 in = 0,0159 m

A-19
Tinggi shell

Tinggi reaktor = 4,602 m = 181,167 in

Diameter reaktor = 4,366 m = 171,890 in

Volume reaktor = 68,86 m3

Over desain = 10% = 0,1

Volume perancangan = (1+0,1)Vr

= 75,7441 m3 = 2.674,88 ft 3 = 476,3962 bbl

Volume reaktor (Vt) = Vshell + 2Vhead

Vt = (1/4 x π x Di2 x H) + 2(0,000076 x Di3)

= 68,87092 m3
Vt − 2 × Vh
H=
0,25 × 3,14 × Di2
(68,87092)−(2×(68,86))
= (0,25)×(3,14)×(4,366)2

= 4,6033 m = 181,2339 in

Dimensi head

ODshell = IDshell + 2ts

= (171,890 + 2(0,625)) in

= 173,1403 in

= 4,397764 m

= 4.397,764 mm

Rumus tebal head untuk flanged & dished head :


Pd . rc . v
th = +c
2. f. E − 0.2Pd
dengan :

A-20
th = Tebal head, in

Pd = Tekanan desain, psia = 71,912

Di = Inside diameter reactor, in = 171,890

f = Allowable stress, in = 18,750

E = Welded joint efficiency = 0,85 (single welded)

C = Corrosion allowance, in = 0,125

k = a/b = (85,9452/42,9726) = 2

a = Jari-jari dalam = Di/2 = 85,9452 in

b = kedalaman dish = a/2 = 42,9726 in

V = (1/6)(2+k2)

= (1/6)(2+22) = 1

sehingga nilai th :
Pd . rc . v
th = +c
2. f. E − 0.2Pd
171,890
(71,912)( )(1)
2
= (2 x 18.750 x 0,85)−(0,2 x 71,912)

= 0,3190 in
dipakai tebal standar adalah 0,375 in = 0,0095 m = 9,525 mm

maka, ODhead = ID + 2th

= (171,890)+(2*0,375) in

= 172,6403 in

= 4,3851 m

= 4.385,064 mm

A-21
Tinggi reaktor

Dari tabel 5-11 Brownell, untuk th = 0,375 in diperoleh sf = 2-3 in

Dipilih sf = 3 in

Diketahui :

OD = 4,3851 m

ID = 4,366 m

a = ID/2 = 85,9452 in = 2,1830 m

b = ID/4 = 42,97258 in = 1,0915 m

OA = t h + sf + b

= (0,375 + 3 + 42,97258) in = 46,348 in = 1,1772 m

Tinggi reaktor = Tinggi shell + 2*tinggi head

= (4,6033) m + (2*1,1772) m = 6,9578 m

= 273,9288 in

= 22,82745 ft

9. Perancangan Coil Pendingin

Kebutuhan air pendingin

Kondisi operasi isothermal

Jumlah panas yang diserap berdasarkan perhitungan neraca panas :

Q = 2.035.542,839 kJ/jam = 1.929.424,492 Btu/jam


A-22
Toperasi = 40 oC = 313,15 K = 104 oF

Pendingin :

− Suhu air masuk t1 = 30 oC = 303,15 K = 86 oF

− Suhu air keluar t2 = 35 oC = 308,15 K = 95 oF

Sifat fisis air pada suhu rata-rata (42,5) :

Cpair = 75,337 Btu/lbm.F = 4,181 kJ/kg.K

Jumlah air yang dibutuhkan :


Q
Mair =
Cp. (t 2 − t1 )
2.035.542,839
= (4,181)(308,15−303,15)

= 97.371,09971 kg/jam

= 27,0475 kg/s
Volume pendingin yang diperlukan :

dengan nilai ρair pada suhu 30 oC = 1.022,8753

Vpendingin = 97.371,09971/1022,8753

= 95,1935 m3/jam

= 0,0264 m3/s

∆T Log Mean Temperature Difference (∆TLMTD)

(T − t1 ) − (T − t 2 )
∆TLMTD =
T − t1
Ln ( )
T − t2

(104−86)−(104−95)
= 104−86
Ln(104−95)

= 12,9843 oF

A-23
Pipa koil pendingin

Ukuran pipa koil = 1,5-2,5 in (Perry, 1999 hal 11.20)


Dipilih IPS = 2,5 in

Spesifikasi pipa koil : (Kern, 1983 hal 844)

Diameter pipa luar (OD) = 2,88 in = 0,0732 m = 0,2400 ft

Schedule number (SN) = 40

Diameter dalam (ID) = 2,469 in = 0,0627 m = 0,2058

Flow area per pipe (ao) = 4,79 in2 = 0,003 m2

Surface area per linier ft (Ao) = 0,753 ft2/ft = 0,230 m2/m

Susunan koil = helix

Diameter helix (Dh) = (0,7-0,8)*IDreaktor (Rase, 1977 hal 361)

= 0,75 * 4,366 m = 3,275 m = 10,743 ft

Jarak antar lilitan (l) = (1-1,5)*OD (Perry, 1999)

= 1,5 * 0,0732 = 0,110 m

Koefisien transfer panas dalam koil

Digunakan data air pendingin :

(Kern, 1983 hal 103)

dengan :

hi = Koefisien transfer panas konveksi dalam koil, Btu/jam.ft2.F

ID = Diameter dalam koil, ft

k = Konduktivitas panas air, Btu/jam.ft.F

Dh = Diameter helix, ft

A-24
Re = Bilangan Reynold

Pr = Bilangan Prandtl

Mencari nilai Re
𝐺𝑡. 𝐼𝐷 dengan μ = 9,00E-04 kg/m.s
𝑅𝑒 = air
𝜇𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑖𝑟 27,0475 𝑘𝑔
Gt = 𝐺𝑡 = 𝕒𝑜 = 0,003 = 8.752,348 𝑚2 . 𝑠

maka,
Gt. ID
Re =
μair

(8.752,348)(0,0627)
=
(9,00E−04)

= 609.869,4748
Mencari nilai Pr
Cp. μ
Pr = [ ] dengan, Cp = 1,003 Btu/lbm.oF
k air
k = 0,655 Btu/jam.ft.oF
(1,003)(2,082)
= [ (0,655)
]
air μ = 2,082 lbm/ft.jam

= 3,188

Mencari nilai hi

= 5.734,2755 Btu/jam.ft2.oF

= 7,5318 kcal/s.m2.oC

A-25
Koefisien transfer panas dalam koil dilihat dari luar

ID
hio = hi
OD
Rase, 1977 hal. 664
(0,2058)
= (5.734,2755) (0,2400)

= 4.915,9466 Btu/jam.ft2.oF

= 6,4570 kcal/s.m2.oC

Koefisien konveksi di luar koil

Digunakan data fluida di dalam reaktor

Dengan :

ho = koefisien konveksi di luar koil, kcal/m2.s.oC

kc = konduktifitas panas cairan, kcal/s.m2.oC

OD = diameter luar pipa koil, m

ρc = densitas cairan, kg/m3

ρg = densitas gas, kg/m3

Gg = superficial mass velocity of gas, kg/m2.s

μc = viskositas cairan, kg/m.s

Cpc = panas spesifik cairan, kcal/kg.oC

dan nilai Gg,

Mcairan
Gg =
1⁄ . π. ID2
4 r

26.716,027
=
(1⁄4)(π)(4,366)

= 1.785,378 kg/m2.jam
A-26
= 0.4959 kg/m2.s
maka nilai ho,

= 4,3390 kcal/s.m2.oC

= 2.618,3614 Btu/jam.ft2.oF

Koefisien transfer panas keseluruhan (Uc)


hio . ho
Uc = (Pers. 6.7, Kern, 1950)
hio + ho

(4.915,9466)(2.618,3614)
= (4.915,9466)
+ (2.618,3614)

= 1.708,4150 Btu/jam.ft2.oF = 2,2911 kcal/s.m2.oC

Koefisien transfer panas keseluruhan saat kotor (Ud)

Dengan, Rd = dirt factor/fouling factor = 0,005 (Tabel 12, Kern, 1950)


1 1
= + Rd
UD Uc

1
UD =
1
Uc + Rd

UD = 179,0402 Btu/jam.ft2.oF
UD air-zat organik adalah 100-200 Btu/jam.ft2.oF, sehingga Ud memenuhi syarat.

Luas kontak perpindahan panas


𝑄
𝐴𝑡 =
𝑈𝑑 . 𝛥𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷

= 829,9685 ft2

= 77,1057 m2

Panjang koil
𝐴𝑡
𝐿𝑐 = , Lc = 205,6701 m
𝑎𝑜

dimana,

A-27
b = 0,500*AD (diameter helix = IDh)

x = AB (jarak antar lilitan)

a = (b2 + x2/4)0,5

BD2 = AD2 + AB2

a = (b2 + x2/4)0,5

Keliling koil (Klc) = 2.π.((a2 + b2)/2)0,5

= 2.π.((b2 + x2/4 + b2)/2)0,5

= 2.π.(b2 + x2/8)0,5

b = 1,6373

a = 0,055

(b2 + x2/8)0,5 = 1,6373

x = 0,110

Keliling koil (Klc) = 10,2849 m

Jumlah koil (Nt)


Lc
Nt =
Kell. koil
(205,6701)
=
10,2849

= 19,9973
Untuk perancangan dipilih jumlah koil (Nt) = 20 lilitan

Koreksi nilai :

Lckoreksi = Klc x Nt

= (10,2849 x 20) m = 205,6974 m

Atkoreksi = Lc x ao

= ( 205,6974 x 0,230) = 47,2082 m2 = 508,1492 ft2

A-28
𝑄
Udkoreksi =
𝐴𝑡 . ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
= 292,4284 Btu/jam.ft2.oF

Tinggi koil (Hc) dan Volume koil (Vc)

 Tinggi koil (Hc)


Hc = (Nt − 1) x jarak lilitan + (Nt ∗ ODkoil )

= ((20 – 1) x 0,110) + (20 x 0,0732)

= 3,5479 m

 Volume koil (Vc)


𝑉𝑐 = 1⁄4 . 𝜋. (𝑂𝐷𝑘𝑜𝑖𝑙 )2 ∗ 𝐿𝑐

= 0,8641 m3

10. Perancangan Pipa

Di optimum = 3,9 x Q0.43 x ρ0.13 (Pers. 6.32, Wallas, 1988)

dengan, Di = diameter pipa optimum, in

Q = debit, ft3/s

ρ = densitas, lbm/ft3

Ukuran pipa pemasukan umpan dari tangki pencampur

Debit cairan = 20,2655 m3/jam = 0,1988 ft3/s

ρcairan = 1,3183 gr/ml = 82,2988 lbm/ft3

Di, opt = 3,4545 in

Dari tabel 11, Kern, 1950 dipilih pipa dengan spesifikasi :

ID = 4,026 in

OD = 4,5 in
A-29
IPS = 4 in

ao = 12,7 in2

SN = 40

Ukuran pipa pemasukan umpan gas (CO2)

Debit cairan = 382,2643 m3/jam = 3,7499 ft3/s

ρgas = 0,0069 gr/ml = 0,4333 lbm/ft3

Di, opt = 6,1756 in

Dari tabel 11, Kern, 1950 dipilih pipa dengan spesifikasi :

ID = 7,625 in

OD = 8,625 in

IPS = 8 in

ao = 45,7 in2

SN = 80

Ukuran pipa pengeluaran produk

Debit cairan = 34,0268 m3/jam = 0,3338 ft3/s

ρcairan = 0,8429 gr/ml = 52,6234 lbm/ft3

Di, opt = 4,0230 in

Dari tabel 11, Kern, 1950 dipilih pipa dengan spesifikasi :

ID = 4,026 in

OD = 4,5 in

IPS = 4 in

ao = 12,7 in2

SN = 40

A-30
Ukuran pipa pengeluaran gas (CO2)

Debit cairan = 72,8914 m3/jam = 0,7150 ft3/s

ρgas = 0,0069 gr/ml = 0,4333 lbm/ft3

Di, opt = 3,0284

Dari tabel 11, Kern, 1950 dipilih pipa dengan spesifikasi :

ID = 3,068 in

OD = 3,5 in

IPS = 3 in

ao = 7,38 in2

SN = 40

A-31

Anda mungkin juga menyukai