Matbis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

6.5.

9 Fungsi Konsumsi, Fungsi Tabungan dan Angka Penggada

Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan (Pendapatan
Nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan,yakni dikonsumsikan dan ditabung. Jika pendapatan
dilambangan dengan Y, sedangkan konsumsi dan tabungan masing masing dilambangkan dengan C dan
S , maka kita akan mendapat persamaan

Y= C+S
Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilambangkan sebagai fungsi
linear dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin
besar pendaparan semakin besar pula konsumsi dan tabungannya. Sebaliknya, apabila pendapatan
berkurang, konsumsi dan tabungan pun akan berkurang pula.

Fungsi Konsumsi, Fungsi konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan
nasional,yang secara umum di rumuskan sebagai:

C = f(Y) – Ca + cY
Keterangan : Ca = Konsumsi otonom

c = MPC

Konstanta Ca menunjukkan besarnya konsumsi pendapatan pada pendapatan nasional sebesar


nol; mencerminkan konsumsi nasional minimum (Autonomous Consumption, konsumsi otonom) yang
pasti ada atau harus tersedia,meskipun pendapatan nasionalnya nihil. Secara grafik, C o penggal kurva
konsumsi pada sumbu vertikal C. Koefisien c mencerminkan besarnya tambahan konsumsi sebagai
akibat adanya tambahan pendapatan nasional sejumlah tertentu. Dalam bahasa ekonomi, c adalah
Marginal Propensinty to Consume. Secara grafik, c merupakan lereng dari kurva konsumsi.

Fungsi Tabungan, Fungsi tabungan menjelaskan hubungan antara tabungan dan pendapatan
nasional,yang secara umum dirumuskan sebagai:

S = g(Y) = So + sY
Keterangan : So = Tabungan Otonom

S = MPS

Konstanta So, yaitu tabungan otonom (Autonomous Saving), merupakan penggal kurva
tabungan pada sumbu vertikal S. Koefisien s (Marginal Propensity to Save,MPS) merupakan lereng dari
kurva tabungan.

Persamaan fungsi tabungan dapat pula diturunkan dengan memanfaatkan kesamaan Y = C+S.
Y=C+S S=Y–C

S = Y – Co – cY Sebab C = C o + cY

S = -Co + (1 – c)Y

Jadi,

So + sY = S = -Co + (1-c)Y

Dapat disimpulkan bahwa

So = -Co

s=1–c c+s=1

MPS = 1 – MPC MPC + MPS = 1

Kurva konsumsi dan kurva tabungan dapat digambarkan secara bersama sama pada sistem
sumbu silang.Garis

Garis bantu ( Y = C + S) yang


membentuk sudut 45° merupakan
penjumlahan grafis kurva C dan kurva S.
Setiap titik pada garis bantu ini berjarak
sama terhadap sumbu horizontal
maupun sumbu vertikal. Berarti setiap
titik pada garis ini mencerminkan
jumlah yang sama antara Y dan C + S.
Pada titik M terlihat bahwa S = 0, berarti
seluruh y pendapatan dialokasikan
untuk keperluan konsumsi. Di sebelah
kanan titik M, pendapatan lebih besar
daripada konsumsi sehingga kelebihan
pendapatan tersebut bisa ditabung; hal ini tercermin dari positifnya kurva S. Sedangkan di sebelah kiri
titik M pendapatan lebih kecil daripada konsumsi, berarti sebagian konsumsi dibiayai bukan dari
pendapatan sendiri, melainkan dari sumber lain misalnya pinjaman atau utang. Dalam hal ini
tabungannya negatif (dissaving). Pada titik pangkal Q(0,0) seluruh konsumsi bahkan dibiayai bukan dari
pendapatan, besarnya konsumsi sama dengan tabungan negatif.

Kasus 15

Konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh persamaan C = 30 + 0,8 Y. Bagaimana


fungsi tabungannya?

Berapa besarnya konsumsi jika tabungan sebesar 20?


S=Y–C

= Y – (30+0,8Y)

= Y – 30 – 0,8Y

= -30 + 0,2Y

Jika S = 20

20 = -30 + 0,2Y

50 = 0,2 Y

Y = 250

Maka C = Y – S = 230

Angka Pengganda, angka pengganda ialah suatu bilangan yang menjelaskan tambahan
pendapatan nasional sebagai akibat adanya perubahan pada variabel-variabel tertentu pada
perekonomian.

Secara umum, dalam model perekonomian yang paling sederhana, angka pengganda (multiplier)
dirumuskan seabagai:

Dalam kasus 15 diatas MPS = 0,2. Berarti angka-penggandaannya (K) = 5. Dengan K = 5 berarti
bahwa apabila variabel ekonomi tertentu – misalnya investasi atau pengeluaran pemerintah – ditambah
sejumlah tertentu, maka pendapatan nasional akan bertambah sebesar 5 kali tambahan variabel tadi.

6.5.10 Pendapatan Disposabel

Pendapatan Nasional pada dasarnya merupakan penjumlahan total dari pendapatan semua
sector dalam satu negara, meliputi sector rumah tangga(orang perorang), sector badan usaha dan sector
pemerintah. Pendapatan disposable (disposable Income) adalah pendapatan nasional yang secara nyata
dapat dibelanjakan oleh masyarakat, tidak termasuk di dalamnya pendapatan pemerintah, semisal
pajak, cukai dan sebagainya. Dengan dikenakan pajak, maka pendapatan yang secara nyata dapat
dibelanjakan oleh masyarakat berkurang sebesar pajak tersebut. Sebagai gambaran: jika pendapatan
nasional adalah sebesar Y, tetapi didalamnya termasuk pendapatan pemerintah atau pajak sebesar T,
maka pendapatan yang secara nyata dapat dibelanjakan (dikonsumsi dan ditabung) oleh masyarakat
hanyalah sebesar Yd = Y – T. Jadi pajak merupakan variable yang memperkecil pendapatan disposable.
Kecuali ada variable yang memperkecil, maka tentu ada variable yang akan memperbesar
pendapatan disposable. Variabel tersebut meliputi pembayaran khusus dari pemerintah kepada
masyarakat yang sifatnya merupakan pembayaran ekstra atau tunjangan,missal: tunjangan pension,
tunjangan hari raya,, gaji bulan ke 13 atau sumbangan untuk korban bencana alam, Bantuan Langsung
Tunai (BLT). Pembayaran yang bersifat ekstra ini dalam ekonomi makro dikenal sebagai sebutan
pembayaran alihan ( transfer payment), karena hanya merupakan pengalihan uang dari pemerintah ke
masyarakat, bukan merupakan imbalan langsung atas jasa masyarakat pada pemerintah dalam tahun
berjalan. Sebagai ilustrasi: jika pendapatan nasional sebesar Y, tetapi di sampping pemerintah juga
mengeluarkan pembayaran alihan sebesar R, maka pendapatan disposibelnya Yd = Y + R.

Berdasarkan ada tidaknya pajak (T) dan pembayaran alihan (R) dalam ekonomi suatu
negara, besarnya pendapatan disposable (Yd) sehingga dapat dirinci:

1. Tidak ada pajak dan pembayaran alihan:

Yd = Y

2. Dalam hal hanya ada pajak

Yd = Y – T

3. Hanya terdapat pembayaran alihan

Yd = Y + R

4. Terdapat pajak maupun pembayaran alihan:

Yd = Y – T + R

Sesungguhnya pendapatan Disposibel  ( Y d ) –lah,dan bukan pendapatan nasional  ( Y ), yang


merupakan variable bebas dalam persamaan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan .dengan demikian,
rumusan fungsi konsumsi  dan fungsi tabungan yang sebenarnya bukanlah  C  = f ( Y ) dan S  = g ( Y ),
melainkan :

C = f(Yd) S = g(Yd)

= Co +cYd = So + sYd
                        

Dalam uraian sebelum ini ,kita mendapati rumusan fungsi konsumsi  C =     f ( Y )= C0 + c Y. dalam kasus
tersebut memang tidak di sebutkan tentang adanya pajak dan pembayaran alihan ,sehingga peraktis Y = f ( Y )
= C0 + C Yd sama artinya dengan  C = C0 +c Y.untuk selanjutnya, anda harus berpedoman pada rumusan yang
baku yakni C = f ( Yd ),begitu pula S = g  ( Yd ).

Kasus 16

Fungsi konsumsi masyarakat suatu Negara di tunjukan oleh C = 30 + 0,8 Yd.jika pemerintah
menerima dari masyarakat pembayaran pajak sebesr 16 dan pada tahun yang sama memberikan pada
warganya pembayaran alihan sebesar 6 ,berapa konsumsi nasional seandaenya pendapatan nasional
pada tahun tersebut sebesar 200 ? berapa pula tabungan nasional ?

Yd = Y – T + R = 200 – 16 = 190
C = 30 + 0,8 Yd S = Yd – C

=30 + 0,8 ( 190) = 182 = 190 – 182 = 8

6.5.11 Fungsi Pajak

Pajak yang dikenakan oleh pemerintah pada warganya bersifat dua macam. Pertama ialah
pajak yang jumlahnya tertentu,tidak dikaitkan dengan tingkat pendapatan. Secara matrmatik, T = T o;
kurva pajaknya berupa sebuah garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.

Secara keseluruhan, besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah adalah T = T o = tY; lurva
pajaknya berupa sebuah garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.

Secara keseluruhan, besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah adalah T = T o + tY; kurva
pajaknya berupa sebuah garis lurus berlereng positif dan bermula dari penggal T o.

Ket :

C=T

K = To

Vc = T2

Vq = tY

Fc = T1

T = To + tY

To : Pajak otonom (Autonomous tax)

t : Proporsi pajak terhadap pendapatan

6.5.12 Fungsi Investasi

Permintaan akan invstasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Jika investasi dilambangkan
dengan huruf i,maka secara umumfungsi (permintaan akan) investasi dapat dituliskan sebagai berikut :

Io = Investasi Otonom
I = f(i)
i = Tingkat Bunga
I = I o - Pi
P = Proporsi I terhadap i

Permintaan akan investasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Dengan logika ekonomi
hal ini sangat mudah dipahami. Apabila tingkat bunga tinggi, orang akan lebih senang menyioan uangnya
di bank daripada menginvestasikannya, sebab hasil harapan (expected return) yang akan diperoleh dari
bunga bank lebih besar daripada hasil haraoan yang akan diterima dari penanaman modal,akibatnya
permintaan akan investasi berkurang. Tingginya bunga mencerminkan pula mahalnya kredit, sehingga
mengurangi gairah berinvestasi kalangan (calon) pengusaha. Hal sebaliknya terjadi jika tingkat bunga
rendah.
Dalam menggambarkan kurva permintaan akan investasi terdapat “kebiasaan aneh” di kalangan
ekonom, yakni variabel bebasnya (i) diletakkan pada suatu bertikal dan variabel terikatnya (I) justru
ditempatkan pada sumbu horizontal. Perhatikan contoh berikut.

Kasus 17

Jika permintaan akan investasi ditunjukkan oleh I = 250 – 500i,  Berapa besarnya investasi pada saat
tingkat bunga bank yang berlaku senilai 12%?

Berapa investasi bila tingkat bunga tersebut 30%?

I = 250 – 500i

Jika i = 12 % = 0,12 Jika i = 30% = 0,30

I = 250 – 500 (0,12) I = 250 – 500 (0,30)

I = 250 – 60 I = 250 - 150

I = 190 I = 100

6.5.13 Fungsi Impor

Impor suatu negara merupakan fungsi dari pendapatan nasionalnya, dan cenderung berkorelasi
positif. Semakin besar pendapatan nasional suatu negara, semakin besar pula kebutuhan atau hasratnya
akan barang-barang dari luar negri (terutama barang modal, bagi negara yang sedang berkembang),
sehingga nilai impornya pun semakin besar.

Mo = Impor otonom
M = Mo + mY Y = Pendapatan nasional

m = Marginal Propensity to Import

Kasus 18

Bentuklah persamaan impor suatu negara bila diketahui impor otonomnya 25 dan marginal propensity
to import-nya 0,05. berapa nilai impornya jika pendapatan nasional sebesar 600?
M0  =  25                                             M = M0 + m Y
m   = 0,05                                            M = 25 + 0,05 Y

Pada tingkat  Y =  600


                        M =  25 + 0,05 (600)
                            =  55

6.5.14 Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah jumlah nilai seluruh keluaran (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh
suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga
macam pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendapatan dan pengeluaran. Ditinjau dari segi pendekatan
pengeluaran,pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh sektor di dalam
suatu negara. Sektor sektor perekonomian yang dimaksud adalah sektor rumah tangga, sektor badan usaha,
sektor pemerintah dan sektor perdagangan dengan luar negri. Pengeluaran sektor rumah tangga dicerminkan
oleh konsumsi masyarakat (C), pengeluaran sektor badan usaha dicerminkan oleh investasi yang dilakukan
oleh perusahaan perusahaan (I),pengeluaran sektor pemerintah dicerminkan oleh pengeluaran pemerintah
(G), sedammhlam pemheluaran perdagangan dengan luar negri tercermin dari selisih antara ekspor dan
impor negara yang besangkutan (X – M).
Analisis pendapatan nasional selalu bertolak dari anggapan mengenai model perekonomian yang
sedang di bahas. Dalam hal ini dikenal tiga macam model perekonomian. Pertama ialah model perekonomian
sederhana; disini dianggap bahwa perekonomian hanya terdiri atas 2 sektor, yaitu sektor rumah tangga dan
sektor badan usaha; tidak terdapat sektor pemerintah dan sektor perdagangan dengan luar negri. Kedua
ialah model perekonomian terdiri atas 4 sektor termasuk sektor perdagangan dengan luar negri; ini
merupakan model yang paling lengkap dan nyata.

Kasus 19
Hitunglah pendapatan nasional suatu negara jika diketahui konsumsi otonom masyarakatnya
sebesar 500, MPS = 0,2. Investasi yang dilakukan oleh sector badan usaha sebesar 300 dan pengeluaran
pemerintah sebesar 250. sedangkan nilai ekspor dan impor masing-masing 225 dan 11175.

Jawab:
Co = 500 dan c = MPC = 0,8

C = Co + cYd
500 + 0,8 Yd = 500 + 0,8 Y
Yd = Y – T + R = Y – 0 + 0 = Y

Y = C + I + G + ( X – M)
500 + 0,8 Y + 300 + 250 + ( 225 – 175)
Y – 0,8 Y = 1100
0,2 Y = 1100
Y = 5500

Dalam model perekonomian terbuka yang kompleks, perhitungan angka pengganda (multiplier)-
nya cukup rumit. Untuk contoh diatas tadi angka penggandanya dapat dihitung dengan menggunakan
rumus yang diperkenalkan dalam seksi 6.5.9,yakni k = 1/MPS = 1/0,2 = 5.Cukup mudah
menghitungnya,sebab variable variable selain C bersifat eksogen (berupa konstanta, bukan berupa
fungsi), pula tidak terdapat unsur pajak (T) dan pembayaran alihan (R). Persoalannya akan menjadi lain
jika terdapat pajak dan pembayaran alihan, serta keduanya bersama sama dengan impor (M)
merupakan fungsi dari pendapatan nasional (Y)
Andaikan kita memiliki data sebagai berikut
C = Co + cYd
I = Io (Konstanta)
G = Go (Konstanta)
T = To + tY berarti Yd = Y – T + R
R = Ro + rY Yd = Y – To – tY + Ro + rY
X = Xo (Konstanta)
M = Mo + mY Sehingga C = Co + c(Y – To – tY + Ro + rY)
C = Co + cY – cTo – ctY + cRo + crY
Kesamaan pendapatan nasionalnya :
Y = C + I + G + (X-M)
Y = Co + cY – cTo – ctY + cRo + crY + Io + Go + Xo – Mo – mY
Y – cY + ctY – crY + mY = Co – cTo + cRo + Io + Go + Xo – Mo
Jika kita sederhanakan (1 – c + ct – cr + m) = a, maka:
Yo = Co – cTo + cRo + Io + Go + Xo – Mo
1
Y= (Co – cTo + cRo + Io + Go + Xo – Mo)
a

Angka penggandanya, secara umum, ialah


1
K= dimana a = 1 – c + ct – cr + m
a
c : Marginal prospensinty to consume
t : Marginal propensinty to tax
r : Marginal propensinty to transfer
m: Marginal propensinty to import.

Angka pengganda khusus untuk masing-masing variabel adalah :


1
 Angka pengganda konsumsi : Kc=
a
−c
 Angka pengganda pajak : Kt =
a
c
 Angka pengganda pembayaran alihan : Kr=
a
1
 Angka penggandan investasi : Ki=
a
1
 Angka pengganda pengeluaran pemerintah : Kg=
a
1
 Angka pengganda ekspor : Kx=
a
−1
 Angka pengganda impor : Km=
a

Angka pengganda hanya berlaku untuk menghitung secara langsung perubahan pendapatan
nasional (Y) sehubung dengan perubahan pada variabel variabel yang bersifat otonom. Angka
pengganda untuk pajak dan impor bertanda negatif, sebab perubahan pajak dan perubahan impor
membuahkan perubahan yang berlawanan arah pada pendapatan nasional.

Kasus 20

Konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh persamaan C = 1500 + 0,75Yd, Investasi dan
pengeluaran pemerintah masing-masing sebesar 2000 dan 1000. Pajak yang diterima dan transfer
payment yang dilakukan oleh pemerintah masing-masing dicerminkan oleh T = 500 +0,25Y dan R= 100
+0,05Y. Jika nilai ekspornya sebesar 1250 dan impornya dicerminkan oleh M = 700 +0,10Y, Hitunglah
Pendapatan nasional negara tersebut!, Nilai kosumsi, Nilai tabungan, Nilai pajak, Nilai transfer payment,
Nilai impor dan Nilai pendapatan nasional baru jika pemerintah menaikan pengeluarannya menjadi
sama seperti nilai ekspornya!
Yd = Y – T + R = Y – 500 – 0,25 Y + 100 + 0,05 Y = 0,80 Y – 400
Sehingga C = 1500 + 0,75 (0,80 Y – 400) = 1200 + 0,60 Y
Y = C + I + G + (X – M)
Y = 1200 + 0,60 Y + 2000 + 1000 + 1250 + 700 – 0,10 Y
Y = 4750 + 0,50 Y
0,50 Y = 4750
Y = 9500

Pendapatan nasionalnya adalah 9500


Pendapatan disposable : Yd = 0,80 Y – 400 = 0,80 (9500) – 400 = 7200
C = 1500 + 0,75 Yd = 1500 + 0,75 (7200) = 6900
S = Yd – C = 7200 – 6900 = 300
T = 500 + 0,25 Y = 500 + 0,25 (9500) = 2875
R = 100 + 0,05 Y = 100 + 0,05 (9500) = 575
M = 700 + 0,10 Y = 700 + 0,10 (9500) = 1650

a = 1 – c + ct – cr + m
= 1 – 0,75 + 0,75 (0,25) – 0,75(0,05) + 0,10
= 1 – 0,75 + 0,1875 – 0,0375 + 0,10
= 0,5

Kg = 1/a
= 1/0,05
=2

G = X = 1250, berarti ∆ G=G−G=1250−1000=250. Kemudian ∆ Y =Kg× ∆ g=2× 250=50 0

Pendapatan nasional yang baru:Y = Y + ∆ Y


Y = 9500 + 500
= 10000

6.5.15 Analisis IS-LM

Dalam ekonomi makro, pasar dibeda-bedakan berdasarkan “obyek”-nya menjadi 3 macam :


pasar barang (termasuk jasa),pasar uang (termasuk modal) dan pasar tenaga kerja. Analisis yang
membahas keseimbangan serempak di pasar barang dan pasar uang dikenal dengan sebutan analisis IS-
LM. Alat analisis yang digunakan adalah kurva IS dan kurva LM.
Kurva IS, ialah kurva yang menunjukkan keseimbangan antara pendapatan nasional dan tingkat
bunga di pasar barang. Untuk model perekonomian sederhana (dua sektor),persamaan kurva IS dapat
dbentuk dengan menyamakan investasi (I, investment) terhadap persamaan tabungan ( S, saving )
I = I0─ pi                         I = S                           
S = S0  + sY           I0  ─ pi = S0  + sY 
i = S0  + sY 
Dengan menyederhanakan ( Io – So)Is = Yb dan Pls = b, bentuk umum kurva IS dapat ditulis
sebagai :
Y = f ( i )  = Y b ─ b i

Kasus 21
Bentuklah persamaan dan gambarkan kurva IS untuk C = 500 + 0,80Y dan I = 2000 – 5000i.
I = 2000 – 5000i
C = 500 + 0,80Y
S = -500 + 0,20Y
I=S
2000 – 5000i = -500 + 0,20Y
2500 – 5000i = 0,20Y
Y = 12500 – 25000i

0,50

Kurva IS
Y = 12,500 – 25,000i

Y
12,500
Kurva LM, Kurva LM adalah kurva yang menunjukkan keseimbangan antara pendapatan
nasional dan tingkat bunga di pasar uang. Persamaan kurva LM dapat dibentuk dengan menyamakan
persamaan permintaan akan uang (Liquidity preference) terhadap persamaan penawaran uang (Money
supply).

Permintaan akan uang : L = Lo + kY – hi


Penawaran uang : M = Mo

Mo−Lo h
L = M -> Lo + kY – hi = Mo -> Y = + i
k k

Dengan menyederhanakan (Mo – Lo)lK = Yu dan h/k = u,bentuk umum persamaan kurva LM dapat
ditulis sebagai
Y= g(i) = Yu + ui

Kasus 22
bentuklah persamaan dan gambarkan kurva LM jika permintaan akan uang ditunjukkan oleh L = 10000 +
0,4Y – 20000i dan jumlah uang yang ditawarkan (beredar) sebanyak 9000
L=M
10000 + 0,4Y – 20000i = 9000
0,4Y = - 1000 + 20000i
Y = - 2500 + 50000i

LM

0,05

2,500 Y

Keseimbangan Serempak. Keseimbangan serempak di pasar barang dan pasar uang ditunjukan
oleh perpotongan antara kurva IS dan kurva LM. Pada posisi ini tercipta tingkat bunga keseimbangan
dan pendapatan keseimbangan. Untuk IS dalam kasus 21 dan LM dalam kasus 22 diatas, keseimbangan
serempak tercipta pada tingkat bunga 20 % dan pendapatan nasional sebesar 7500

0,50
IS

S LM
Li = 0,20
0,05
-2,500 7,500 12,500

IS = LM
12500 – 25000i = - 2500 + 50000i
15000 = 75000i
i = 0,20

Dengan memasukkan i = 0,20 ke dalam persamaan IS atau LM, akan diperoleh Y = 7.500.

Anda mungkin juga menyukai