Modul P13
Modul P13
MACHINE
LEARNING
(P151700003)
13
Ilmu Komputer Teknik Informatika P151700003 Indrajani, S.Kom., MM
Abstract Competencies
Salah satu tugas dan keahlian serta kelebihan Support Vector Machine adalah untuk
melakukan prediksi. Mampu mengklasikasikan dan mengregresi dalam suatu kasus adalah
kemampuan yang dimiliki oleh SVM.
Pada penerapannya, SVM memiliki suatu prinsip dasar linier clasier, yang penjelasannya
adalah suatu kasus yang secara linier dapat dipisahkan, namun saat ini SVM juga sudah
dikembangkan supaya dapat pula bekerja pada problem non-linier dengan menambahkan
konsep kernel pada ruang kerja yang berdimensi tinggi. perlu diketahui, pada ruang
berdimensi tinggi, akan dicari sesuatu yang disebut hyperplane yang bisa memaksimalkan
jarak antar beberapa kelas data.
SVM linier merupakan pemisahan data menurut linier-nya. Pemisah terbaik tidak hanya dapat
memisahkan data, tetapi juga margin. Selanjutnya agar SVM dapat memisahkan data yang
tidak hanya secara linier makan SVM akan dimodikasi.
Untuk mengenal SVM lebih dalam, kita akan mencari tahu terlebih dahulu seajarah dari
SVM. Tahun 1992 merupakan tahun dimana metode klasikasi ini ditemukan dan
dipresentasikan oleh Vapnik, Guyon, dan Boser. Pada tahun pertamanya, ia dikenal sebagai
salah satu pattern recognition. Pattern recognition adalah salah satu dari bidang komputer dan
sains, tugasnya adlah memetakan suatu data tertentu kedalam konsep yang sudah didenisikan
sebelumnya, konsep tersebut dipanggil class atau category. SVM ini masihlah berumur muda.
Namun, kemampuannya di mengolah aplikasi berhasil memproleh tempat sebagai state of the
art dalam pattern recognition.
Metode yang digunakan oleh SVM adalah metode learning machine yaitu bekerja pada
dengan prinsip Structural Risk Minimizationyang bertujuan menemukan hyperplane terbaik
yang memasihkan 2 buah class pada ruang input.
SVM diduga bekerja lebih baik dari pada Neural Network. Keduanya sudah berhasil
digunakan dalam pengenalam pola.
Dari orang-orang biasa hingga para ilmuwa telah menerapkan metode ini dalam
menyelesaikan masalahmasalah di kehidupan sehari hari. Sudah terbukti bahwa SVM
memberikan hasil kerja yang sangat baik dalam banyak implementasi.
SVM sangat mudah dijelaskan secara sederhana untuk usaha mencari hyperplane-hyperplane
terbaik yang berguna untuk mengklasikasikan dua buah class pada ruang input. Problem
Hyperplane yang ditemukan SVM diilustrasikan seperti Gambar 1 posisinya berada ditengah-
tengah antara dua kelas, artinya jarak antara hyperplane dengan objek-objek data berbeda
dengan kelas yang berdekatan (terluar) yang diberi tanda bulat kosong dan positif. Dalam
SVM objek data terluar yang paling dekat dengan hyperplane disebut support vector. Objek
yang disebut support vector paling sulit diklasifikasikan dikarenakan posisi yang hampir
tumpang tindih (overlap) dengan kelas lain. Mengingat sifatnya yang kritis, hanya support
vector inilah yang diperhitungkan untuk menemukan hyperplane yang paling optimal oleh
SVM.
Dari contoh diatas, didapatkan plot contoh data yang dijelaskan pada Gambar 2.
Bibliography
1] S. Shalev-Shwartz dan S. Ben-David, Understanding machine learning: From theory to
algorithms, vol. 9781107057. 2014.
[2] A. C. Muller dan S. Guido, Introduction to Machine Learning with Python. California: O’
Reilly Media Inc, 2016.
Pendukung:
H. Daume, A course in machine learning. 2012.