IDIK4013
IDIK4013
Edisi Kesatu
Cetakan pertama, Agustus 2013 Cetakan keenam, Juni 2015
Cetakan kedua, Januari 2014 Cetakan ketujuh, September 2015
Cetakan ketiga, Juni 2014 Cetakan kedelapan, Mei 2016
Cetakan keempat, September 2014 Cetakan kesembilan, November 2016
Cetakan kelima, Januari 2015
808.066
MAT MATERI pokok teknik penulisan karya ilmiah; 1 – 6; IDIK4013/
2 sks/ IG A.K Wardani [et.al]. -- Cet.10; Ed.1 --
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka 2016.
283 hal; ill.; 21 cm
ISBN. 978-979-011- 801-0
1. teknik penulisan
I. Wardani, IG A.K. [et.al.]
iii
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Karakteristik Karya Ilmiah ................................................................... 1.21
Latihan ………………………………………….................................. 1.33
Rangkuman …………………………………........................................ 1.35
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................. 1.35
Kegiatan Belajar 2:
Pengumpulan Informasi untuk Penulisan Karya Ilmiah ........................ 2.19
Latihan ………………………………………….................................. 2.37
Rangkuman …………………………………........................................ 2.38
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................. 2.39
iv
Kegiatan Belajar 2:
Plagiarisme dan Etika serta Penulisan Rujukan (Sitasi)
dan Penulisan Referensi ……………………………………………… 3.31
Latihan ………………………………………….................................. 3.45
Rangkuman …………………………………........................................ 3.45
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................. 3.46
Kegiatan Belajar 2:
Komponen dan Isi Artikel Ilmiah .......................................................... 4.17
Latihan ………………………………………….................................. 4.35
Rangkuman …………………………………........................................ 4.36
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................. 4.37
v
Kegiatan Belajar 2:
Bentuk Tulisan dan Bahasa dalam Menulis Karya Ilmiah .................... 5.19
Latihan ………………………………………….................................. 5.35
Rangkuman …………………………………........................................ 5.35
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................. 5.36
Kegiatan Belajar 2:
Sosialisasi Karya Ilmiah... ..................................................................... 6.31
Latihan ………………………………………….................................. 6.41
Rangkuman …………………………………........................................ 6.41
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................. 6.42
P ara mahasiswa FKIP UT, Selamat jumpa dalam mata kuliah Teknik
Penulisan Karya Ilmiah. Perlu Anda ketahui, bahwa Dirjen Dikti
melalui Surat Edaran nomor 152/E//T/2012 tertanggal 22 Januari 2012 telah
menetapkan bahwa untuk lulus program sarjana harus menghasilkan makalah
yang terbit pada Jurnal ilmiah. UT telah mengantisipasi hal tersebut karena
telah memasukan mata kuliah IDIK4013 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
dalam kurikulum setiap program studinya. Terkait dengan hal tersebut,
pimpinan UT telah mengambil kebijakan bahwa mulai 2014 memberlakukan
persyaratan tersebut. Artinya, mahasiswa akan di yudisium bila telah
memenuhi persyaratan akademik yang telah ditetapkan oleh program studi
serta telah memublikasi karya ilmiahnya. Bila ada mahasiswa yang telah
lulus akademik, tetapi belum memublikasi karya ilmiah maka mahasiswa
tersebut belum dapat dinyatakan lulus.
Mata kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah (TPKI), dimaksudkan untuk
memfasilitasi mahasiswa agar mampu menulis karya ilmiah/makalah/artikel
ilmiah dengan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam penulisan karya ilmiah
yang baik. Menulis karya ilmiah bagi guru merupakan salah satu kompetensi
yang harus dimiliki dalam rangka mengembangkan profesionalitas secara
berkelanjutan. Untuk menguasai kompetensi tersebut, mahasiswa diwajibkan
mengkaji berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan teknik penulisan
karya ilmiah, serta berlatih menulis karya ilmiah. Konsep/teori yang akan
dikaji meliputi hakikat dan karakteristik karya ilmiah, persiapan menulis
karya ilmiah, pemanfaatan pustaka dalam menulis karya ilmiah, komponen-
komponen karya ilmiah, kiat-kiat dalam menulis karya ilmiah, reviu,
finalisasi, dan sosialisasi karya ilmiah.
Secara khusus, kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap
mahasiswa setelah menempuh mata kuliah ini adalah mampu:
1. menjelaskan hakikat Karya Ilmiah;
2. menjelaskan cara mempersiapkan penulisan Karya Ilmiah;
3. menjelaskan cara memanfaatkan pustaka dalam penulisan Karya Ilmiah;
4. menjelaskan cara mendeskripsikan Komponen-komponen Karya Ilmiah;
5. menulis Karya Ilmiah; dan
6. mereviu dan memfinalkan Karya Ilmiah; serta
7. mengidentifikasi cara menyosialisasikan Karya Ilmiah.
viii
Berkaitan dengan hal tersebut, materi mata kuliah ini dikemas dalam 6
modul berikut ini.
Modul 1: membahas tentang hakikat dan karakteristik karya ilmiah.
Modul 2: membahas tentang persiapan dan teknik pengumpulan informasi
untuk penulisan karya ilmiah.
Modul 3: membahas tentang cara memanfaatkan pustaka dalam penulisan
karya ilmiah.
Modul 4: mendeskripsikan komponen-komponen karya ilmiah.
Modul 5: membahas tentang menyusun dan menulis karya ilmiah.
Modul 6: membahas tentang cara mereviu dan memfinalkan karya ilmiah
serta menyosialisasikannya dengan efektif.
Kemampuan Anda dalam menguasai mata kuliah ini akan dinilai melalui
UAS berupa tes objektif dan menulis satu artikel ilmiah seperti:
1. membuat abstrak;
2. menulis karya ilmiah lengkap;
3. menyosialisasikan karya ilmiah.
Dalam mempelajari mata kuliah ini Anda harus membaca setiap modul
secara berurutan mulai dari Modul 1 kemudian Modul 2 dan seterusnya
sampai Modul 6. Dalam mempelajari setiap modul, Anda harus membaca
setiap komponen mulai dari pendahuluan, materi, dan kerjakan latihan serta
tes formatif yang disediakan pada setiap kegiatan belajar. Selain itu, Anda
juga dapat mengikuti tutorial tatap muka dan disediakan oleh UPBJJ UT atau
tutorial online yang disediakan FKIP-UT.
Sebagai informasi tambahan, mata kuliah TPKI terkait dengan mata
kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). Pada mata kuliah PKP
mahasiswa diharuskan menulis laporan penelitian dan menulis
artikel/makalah atau karya ilmiah terkait dengan penelitian perbaikan
pembelajaran yang dilakukannya. Laporan penelitian dan artikel tersebut
ditulis dengan menerapkan ketentuan-ketentuan dalam penulisan karya
ilmiah.
Peta Kompetensi
Teknik Menulis Karya Ilmiah/IDIK4013/2 sks
Mendeskripsikan
komponen-komponen
karya ilmiah
Menjelaskan hakikat
karya ilmiah
Modul 1
PEN D A HU L UA N
K arya ilmiah tentu sudah merupakan bacaan yang sangat akrab dengan
Anda. Sebagai mahasiswa, Anda tentu sudah sering membaca
berbagai artikel, baik yang bersifat populer, ilmiah populer, maupun yang
memang benar-benar merupakan karya ilmiah. Berbekalkan pengalaman
tersebut, dalam Modul 1 ini, Anda akan mengkaji hakikat dan karakteristik
karya ilmiah. Hakikat mencakup pengertian, tujuan, fungsi/manfaat,
sedangkan karakteristik karya ilmiah di antaranya mencakup: struktur,
substansi, penyajian, sikap penulis, dan bahasa. Dengan menguasai hakikat
dan karakteristik karya ilmiah, Anda akan dengan mudah dapat
mengidentifikasi apakah sebuah tulisan termasuk karya ilmiah atau bukan. Di
samping itu, bekal penguasaan ini juga akan memandu Anda dalam menulis
karya ilmiah, yang merupakan tujuan akhir mata kuliah ini.
Berkaitan dengan uraian di atas, setelah menyelesaikan modul ini, Anda
diharapkan dapat menjelaskan hakikat dan karakteristik karya ilmiah. Secara
lebih terperinci, Anda diharapkan dapat:
1. mendefinisikan karya ilmiah dengan kata-kata sendiri;
2 menjelaskan tujuan penulisan karya ilmiah;
3. menjelaskan manfaat karya ilmiah, baik bagi kalangan tertentu maupun
bagi masyarakat umum;
4. membedakan karya ilmiah dari karya ilmiah populer;
5. menjelaskan karakteristik karya ilmiah;
6. menjelaskan struktur penyajian karya ilmiah;
7. memberi contoh substansi karya ilmiah;
8. mengenal sikap penulis dalam karya ilmiah;
9. membedakan bahasa karya ilmiah dengan bahasa yang digunakan dalam
karya lain.
1.2 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Selamat Belajar!
IDIK4013/MODUL 1 1.3
Kegiatan Belajar 1
Ikuti dengan cermat uraian berikut ini agar Anda menguasai kemampuan
yang dituntut.
1. Pengertian
Untuk membahas pengertian karya ilmiah, cobalah terlebih dahulu Anda
cermati kutipan berikut ini. Kemudian, tandailah, mana yang tergolong karya
ilmiah?
Kutipan 1a.
Pemerintah tampaknya sudah memperkirakan, kalau kebijakan likuidasi
perbankan nasional yang diumumkan Sabtu (13/3), lalu akan
mengundang protes. Mulai dari tudingan tidak objektif, tidak adil hingga
ancaman gugatan dari para pemilik bank yang ditutup.
Oleh karena itu, direktur Bank Indonesia (BI), Subarjo Joyosumarto,
yang kerap menjadi juru bicara pemerintah dalam soal likuidasi,
tampak santai menghadapi semua tuduhan itu. “Kalau mereka (pemilik
bank - Red) mau menuntut, silakan saja, itu hak mereka”, kata Subarjo,
yang ditemui seusai membuka pelatihan Bank Syariah, di Jakarta
kemarin.
(Republika, 16 Maret 1999, hal. 1)
1.4 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Kutipan 1b.
Perbankan siap memberikan kredit dengan suku bunga relatif rendah
untuk sektor-sektor unggulan. Alasannya, sektor unggulan akan memiliki
risiko relatif lebih kecil dibandingkan dengan sektor lain. Dengan suku
bunga kredit yang rendah, daya saing sektor unggulan diharapkan
meningkat. (Kompas, 30 Januari 2010, hal:19).
Kutipan 2
Rini bermimpi sedang tidur di samping Lisa yang masih kecil. Lisa
punya kebiasaan kalau tidur tak pernah tenang dalam satu posisi,
melainkan berputar-putar. Yang semula tempat kepala bisa jadi tempat
kaki. Risikonya kaki Lisa juga mendarat di atas kepalanya. Berat. Makin
lama makin berat. Tetapi makin lama makin terasa riel. Mimpi atau
kenyataan?
Ia membuka mata tanpa menggeser kepalanya. Lalu, terkejut
ketika menyadari telapak tangan Edu ada di atas kepalanya. Tapi,
telapak tangan itu, sepertinya bertumpu menekannya hingga terasa
berat. Ia melirikkan matanya ke arah atas supaya bisa melihat wajah
Edu tanpa menggeser kepalanya. Ternyata Edu sedang memejamkan
mata. Mungkin dalam tidurnya ia tak sengaja meletakkan tangan di atas
kepalanya. Tetapi menilik posisi tubuhnya yang berubah lebih ke pinggir
dan miring, Rini yakin, Edu sengaja melakukannya (V. Lestari. Cinta
Seorang Kekasih).
Kutipan 3a
Peningkatan Kompetensi Profesional di Indonesia merupakan hal yang
penting dalam rangka pembinaan Tenaga Kerja Indonesia yang andal
dan siap bersaing di era globalisasi. Berbagai usaha pemerintah, seperti
pemanfaatan BLK yang tersedia, pembentukan inkubator, pemilihan
pelaksana pelatihan yang tepat, dan perbaikan kurikulum yang sangat
sederhana, akan tetapi tepat guna, akan dapat membantu banyak
dalam meningkatkan kompetensi profesi tenaga kerja Indonesia.
Masalah keuangan untuk pelatihan kelompok maupun individu yang
sering merupakan penghambat, juga perlu dicarikan jalan ke luarnya.
(Dari: Miranda S. Goeltom. Kompetensi Profesional dalam Era
Globalisasi: Tantangan dan Kita Indonesia.
Kutipan 3b.
Penurunan laju pertumbuhan penduduk pada dekade terakhir ternyata
juga berpengaruh terhadap peta persekolahn di Indonesia. Data di
beberapa kabupaten dan kota di eks keresidenan Surakarta
menunjukkan kecenderungan menurunnya jumlah siswa SD. Hal ini
IDIK4013/MODUL 1 1.5
Kutipan 4
Sekitar 200 guru Sekolah Dasar (SD), sekolah menengah dan sekolah
kejuruan meninggalkan Kabupaten Likuisa. Pengungsian yang
berlangsung sejak Senin (5/4) lalu itu dilakukan, menyusul kerusuhan
antara kelompok prokemerdekaan dengan prointegrasi yang bertikai di
wilayah tersebut. Mereka lari ke berbagai daerah, seperti Dili, NT'T,
Jawa, dan Sulawesi. Akibat kerusuhan dan pengungsian itu, pelaksanaan
Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) dan Evaluasi Belajar Tahap Akhir
Nasional (Ebtanas) terancam batal.
Jika Anda memilih Kutipan 3a dan 3b sebagai karya ilmiah, maka Anda
sudah dapat menandai karya ilmiah dari sejumlah karya yang tampaknya
sejenis. Mari kita kaji kutipan tersebut satu per satu.
Kutipan 1a yang diambil dari Harian Republika merupakan berita
tentang likuidasi bank dan Kutipan 1b yang diambil dari harian Kompas lebih
dari 10 tahun kemudian, juga mengenai dunia perbankan. Karakteristik kedua
kutipan itu sama. Berita tersebut ditulis oleh wartawan dengan
mengemukakan apa yang didengar, dilihat, dan mungkin juga dipikirkan. Ia
tidak mengupas atau menelaah peristiwa tersebut secara mendalam, tetapi
hanya melaporkan apa adanya. Senada dengan Kutipan 1a dan 1b adalah
Kutipan 4, yang juga berasal dari sebuah harian, yaitu Kompas. Artikel ini
juga menceritakan apa yang terjadi tanpa melakukan analisis terhadap
peristiwa yang diceritakan tersebut. Sebenarnya, dengan melihat sumber
kutipan tersebut, Anda sudah dapat menerka bahwa kutipan itu bukan karya
1.6 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Sebelum membahas tujuan penulisan karya ilmiah, ada baiknya kita kaji
dulu mengapa penulisan karya ilmiah perlu dipelajari atau dilatih. Sebagai
mahasiswa, dan juga sebagai guru, Anda tentu sering diminta untuk menulis
sesuatu yang berkaitan dengan bidang ilmu. Dalam mengerjakan tugas
tersebut, Anda tentu memerlukan berbagai bantuan, misalnya bagaimana cara
menulis yang baik, bagaimana harus memulai tulisan tersebut atau bagaimana
cara mengutip pendapat orang. Semua bantuan tersebut dapat Anda peroleh,
jika ada satu pegangan yang dapat Anda jadikan acuan. Di samping itu,
penulisan karya ilmiah perlu dikuasai oleh setiap mahasiswa karena alasan
berikut.
1. Seseorang yang berpendidikan tinggi diharapkan mampu
mengungkapkan ide/gagasannya dalam bentuk karya tulis. Kemampuan
menulis perlu dilatih. Kaidah-kaidah dalam menulis karya ilmiah tidak
hanya cukup dipahami, tetapi harus diterapkan. Oleh karena itu,
diperlukan latihan.
2. Berbagai pengamatan di lapangan (Wardani, 1995, Wardani, dkk, 2002;
dan Tim Peneliti, 2008) menunjukkan bahwa kemampuan menulis para
1.8 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Ilustrasi 1
Ilustrasi 2
Ilustrasi 3
seseorang. Anda tentu tertarik untuk memetik manfaat tersebut. Oleh karena
itu, berlatihlah secara terus-menerus agar manfaat tersebut dapat Anda
nikmati.
Setelah mengkaji apa dan mengapa karya ilmiah, kini tiba saatnya Anda
menggunakan pengetahuan Anda tersebut untuk membandingkan antara
karya ilmiah dan karya ilmiah populer. Istilah karya ilmiah populer mungkin
sudah sering Anda dengar, terutama jika Anda rajin membaca. Dari segi
pembentukan istilah, Anda tentu dengan cepat dapat menandai bahwa kata
populer membuat kedua istilah ini berbeda. Seberapa jauh perbedaan
tersebut, mari kita kaji bersama-sama.
Jika kita ingin membandingkan karya ilmiah dengan karya ilmiah
populer, kita dapat juga mulai dengan membandingkan makna kedua istilah
tersebut. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus,
1997) disebutkan bahwa kata ilmiah diartikan sebagai bersifat ilmu atau
memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan, sedangkan ilmiah populer
diartikan sebagai menggunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh
masyarakat awam (hal. 370-371). Istilah ilmiah populer biasanya dikaitkan
dengan artikel atau gaya penulisan karya ilmiah. Dengan makna seperti ini
dapat kita pahami bahwa karya ilmiah lebih banyak menggunakan istilah
teknis, seperti IQ, grafik, tabel, simpangan baku atau sejenisnya, sedangkan
karya ilmiah populer lebih banyak menggunakan istilah-istilah umum yang
lebih mudah dipahami orang banyak, seperti tingkat kecerdasan atau variasi
yang besar atau bahkan berbagai analogi atau ungkapan yang populer di
masyarakat. Dengan cara seperti ini, karya ilmiah populer akan mudah
dinikmati oleh masyarakat umum karena “keilmiahan” yang sering membuat
orang enggan membacanya sudah dipoles sehingga menjadi paparan yang
mengasyikkan untuk dibaca. Untuk melihat kebenaran asumsi tersebut,
cobalah Anda cermati kutipan berikut.
IDIK4013/MODUL 1 1.13
Kutipan 1
Di Balik Keindahan Kantong Semar
Indah dan aneh. Itu yang terucap saat kita perhatikan tumbuhan yang
bentuknya, seperti kantong dan bergelantungan di setiap ujung daun
itu. Bunga itu tidak lain adalah kantong semar. “Sincerek”, begitulah
orang Sumatera Barat menyebut tumbuhan yang termasuk golongan
Nepenthes ini. Secara sepintas lalu memang tumbuhan ini menampilkan
keindahan dan keunikan dari kantong-kantong yang berwarna cerah.
Namun di balik semua itu, tumbuhan ini merupakan penjebak serangga
yang ulung.
Kutipan 2
Etos adalah pandangan hidup; sifat, nilai, dan adat istiadat yang khas
suatu golongan (BP7, 1985). Etos belajar atau semangat belajar adalah
sikap dasar dan penilaian seseorang tentang kedudukan belajar
(Sunaryo, 1995). Lebih lanjut dikatakan bahwa prinsip-prinsip yang
menyemangati etos belajar adalah memiliki orientasi ke masa depan;
bekerja keras, teliti, dan menghargai waktu; senantiasa berupaya untuk
memelihara dan menguasai alam lingkungannya, disiplin dan
bertanggung jawab, hemat dan sederhana, memiliki semangat
berkompetisi secara jujur dan sehat.
Kutipan 3
Duh, gimana sih, berat badan saya kok enggak turun-turun juga?
Padahal, saya sudah minum obat pelangsing yang ada di teve, lo”, keluh
Ira (35). Keluhan Ira mungkin mirip dengan keluhan banyak wanita
lainnya. Merasa sudah menggunakan obat pelangsing, tetapi ukuran
tubuh tetap over size. Bahkan mungkin ditambah keluhan mahalnya
harga obat tersebut.
1.14 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Kutipan 4
Pertumbuhan angkatan kerja yang relatif tinggi di KTI saat ini tidak
dapat dipisahkan dari laju pertumbuhan penduduk di masa lalu.
Meskipun laju pertumbuhan penduduk mulai menurun, pertumbuhan
angkatan kerja di KTI masih relatif tinggi karena adanya angkatan kerja
baru, yaitu penduduk usia 10 tahun ke atas, yang memasuki pasar kerja
(lihat Grafik 1).
juga membahas sesuatu yang bersifat ilmiah, yaitu suatu paparan atau analisis
yang mengacu pada realita atau teori/pendapat yang pernah ada. Karena gaya
bahasa yang santai dan keakraban yang tercermin dari tulisan tersebut, tulisan
itu tidak menakutkan.
Bagaimana dengan kutipan nomor 2 dan 4? Apakah masyarakat umum
seperti para pedagang, ibu rumah tangga atau para buruh bangunan atau para
pegawai perusahaan akan tertarik membacanya? Hal ini tentu tergantung dari
kegemaran setiap orang. Namun secara umum, apabila ada tulisan lain yang
lebih menarik, kutipan 2 dan 4 tidak akan dibaca oleh masyarakat umum.
Untuk menguji kebenaran asumsi ini Anda dapat mengadakan satu survei
kecil dengan melihat kecenderungan masyarakat umum dalam memilih
bacaan. Sediakan lima bacaan (ilmiah dan ilmiah populer), kemudian
mintalah para responden Anda untuk memilih satu bacaan yang paling
menarik untuk dibaca.
LAT IH A N
Contoh Paragraf
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat
pesat serta kecenderungan terjadinya globalisasi dalam berbagai aspek
kehidupan menyebabkan beberapa parameter dalam tatanan kehidupan
juga berubah drastis. Perubahan ini berpengaruh langsung terhadap
sistem pendidikan nasional. Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
yang selama ini dianggap sudah mantap, perlu dikaji ulang agar mampu
mengakomodasi perubahan yang terjadi.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
2) Di antara judul berikut, yang manakah yang paling sesuai untuk judul
sebuah karya ilmiah?
A. Senjata Makan Tuan.
B. Kumbang Cantik Pengisap Madu.
C. Pengaruh Gizi pada Pertumbuhan Anak.
D. Pengaruh Obat Bius yang Menghebohkan.
1.18 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Paragraf di atas merupakan bagian dari satu karya ilmiah karena alasan
berikut, kecuali ….
A. membahas tentang tutorial
B. menggunakan istilah teknis
C. menggunakan bahasa baku
D. membahas topik bidang ilmu
7) Rini Sawitri diundang untuk berbicara dalam sebuah seminar. Untuk itu,
ia menulis sebuah karya ilmiah sesuai dengan topik yang ditetapkan
dalam seminar tersebut. Tujuan penulisan karya ilmiah yang berkaitan
dengan aktivitas yang dilakukan oleh Rini Sawitri adalah untuk ….
IDIK4013/MODUL 1 1.19
9) Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan secara populer.
Kepopuleran ini dapat ditandai dengan berbagai aspek, kecuali ….
A. gaya bahasa yang kurang resmi
B. gaya penyajian yang santai
C. sistematika yang tidak jelas
D. lebih banyak menggunakan kata-kata yang dikenal umum
Kegiatan Belajar 2
D alam Kegiatan Belajar 1 Anda sudah mengkaji hakikat karya ilmiah. Ini
berarti Anda sudah menguasai definisi, tujuan penulisan, serta manfaat
dan fungsi karya ilmiah. Pengetahuan tersebut sangat membantu Anda dalam
mempelajari Kegiatan Belajar 2 ini, yang akan mengajak Anda mengkaji
lebih jauh tentang karakteristik karya ilmiah. Penguasaan tentang
karakteristik ini akan membantu Anda dalam mempelajari modul-modul
berikutnya serta dalam mencoba menulis karya ilmiah. Setelah
menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan karakteristik karya ilmiah;
2. menjelaskan struktur penyajian karya ilmiah;
3. memberi contoh komponen dan substansi karya ilmiah;
4. mengenal sikap penulis dalam karya ilmiah;
5. membedakan bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah dengan bahasa
yang digunakan dalam karya lain.
Agar tujuan di atas dapat Anda capai, bacalah dengan cermat uraian dan
contoh berikut. Perkaya contoh yang diberikan dengan contoh-contoh yang
Anda temukan sendiri. Untuk melakukan hal ini, Anda dituntut banyak
membaca. Selanjutnya, kerjakan tugas /latihan yang diberikan secara disiplin.
tulisan lain dari koran atau buku cerita. Bahan-bahan ini akan Anda perlukan
selama pengkajian Anda terhadap keempat aspek tersebut.
Kutipan 1
IDIK4013/MODUL 1 1.23
Neneng Salmiah (56), seorang artis tenar pada masanya dan kini notaris,
ditembak perampok Jumat (24/11) sekitar pukul 16.30 di Jakarta.
Sampai semalam ia masih dirawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical
Centre (RS MMC). Polisi menyebut perampok berciri tubuh kekar dan
rambut cepak, menggunakan FN 45, senjata organik TNI.
Kutipan 2
Kutipan 3
Etos Kerja Dosen
Berbeda halnya dengan berita dan cerita pendek, sebuah karya ilmiah
selalu dimulai dengan bagian pendahuluan, yang isinya mengantarkan
pembaca kepada topik yang akan dibahas. Pendahuluan ini kadang-
kadang sangat luas sehingga kita tidak dapat menebak apa yang
menjadi kajian utama sebelum selesai membaca bagian pendahuluan.
Jika Anda baca Kutipan 3 di atas, tanpa membaca judul artikel, Anda
tentu belum dapat menebak dengan pasti apa yang menjadi topik inti
dalam artikel ini. Topik inti tersebut baru dapat Anda ketahui setelah
membaca seluruh bagian pendahuluan.
Memang struktur penyajian seperti di atas, merupakan ciri khas
struktur penyajian karya ilmiah. Karya ilmiah tidak mungkin dimulai
dengan bagian tengah, bagian yang menarik atau bagian inti, dan tentu
saja tidak mungkin pula dimulai dengan bagian simpulan. Ia harus mulai
dengan suatu pembuka yang biasanya dapat berupa latar belakang yang
diambil dari situasi atau masalah yang erat kaitannya dengan topik yang
akan dibahas. Dari bagian inilah penulis secara berangsur-angsur
mengemukakan topik yang akan dibahasnya. Dengan menyimak
penjelasan ini, Anda tentu paham bahwa seorang penulis karya ilmiah
harus mematuhi berbagai persyaratan penulisan karya ilmiah, termasuk
bagaimana menulis bagian awal dari karyanya. Seorang penulis harus
sabar, dia tidak dapat langsung menyampaikan inti karya ilmiah yang
ditulisnya (misalnya hasil penelitian yang dianggapnya sangat menarik
dan penting). Ia harus mulai dengan tata urutan yang sudah merupakan
kesepakatan.
Bagian inti atau pokok pembahasan sebuah karya ilmiah merupakan
bagian yang paling besar dalam sebuah karya ilmiah. Tergantung dari
luasnya masalah yang dibahas atau dari jenis karya ilmiah yang ditulis,
bagian pembahasan ini dapat sangat panjang dan dapat pula cukup
singkat. Skripsi, tesis, dan disertasi mungkin mencantumkan beberapa
bab yang dapat dikelompokkan sebagai bagian inti, sedangkan artikel
ilmiah mungkin mencantumkan beberapa subtopik. Namun yang jelas,
bagian inti atau pokok pembahasan ini memberi kesempatan kepada
penulis untuk memaparkan proses kajian/penelitian yang dia lakukan,
hasil kajian atau hasil penelitian yang akan diungkapkan, serta
pembahasan mengenai hasil penelitian tersebut. Tentu dalam hal ini
termasuk berbagai teori yang digunakan sebagai rujukan dalam
melakukan kajian serta dalam memberikan argumentasi untuk
mempertahankan pendapatnya. Bagi pembaca, bagian ini merupakan
bagian yang paling penting untuk mengetahui secara terperinci proses
pemikiran yang ingin dituangkan oleh penulis atau untuk
mengungkapkan secara lengkap gagasan yang ingin disampaikan. Agar
pemahaman Anda lebih mantap dalam melihat struktur sajian ini,
cobalah Anda teliti berbagai artikel ilmiah/laporan penelitian,
kemudian bandingkan struktur sajian setiap jenis. Diskusikan dengan
teman-teman Anda mengapa struktur sajian tersebut tidak sama. Untuk
IDIK4013/MODUL 1 1.25
Contoh 1.3 (Artikel ilmiah, Jurnal Ilmu Pendidikan, Nov. 1999, No. 4,
hal. 276-278)
Judul : Etos Kerja Dosen
Bagian Awal : Merupakan bagian pendahuluan yang menguraikan
tentang latar belakang pentingnya pembahasan etos
dosen, pengertian etos, dan contoh-contoh etos kerja.
Bagian Inti : Terdiri dari 3 subtopik, yaitu kompetensi profesional
dosen, kegiatan dosen, dan etos kerja dosen.
Kutipan 1 (Berita)
Beberapa kali Kompas menghubungi Sally Sarjan yang lebih banyak tahu
tentang perjalanan The Singers, tetapi gagal. Menurut Lukman, Sally
paling tahu dan paling dekat dengan Neneng sampai sekarang. Sally
adalah adik kandung Toto Sarjan, suami Henny. Toto adalah adik
kandung Titi Qadarsih.
Setelah mengundurkan diri dari dunia musik, Neneng memilih menjadi
pejabat pembuat akta tanah atau notaris. Kantor notarisnya terletak di
Jalan Senopati, Jakarta Selatan. (win/nic).
Sebuah karya tulis selalu terdiri dari beberapa komponen atau bagian.
Dalam struktur sajian yang telah Anda simak, Anda dapat melihat bahwa
setiap karya tulis mempunyai bagian awal, bagian inti, dan bagian penutup.
Ketiga bagian ini dapat kita sebut sebagai batang tubuh sebuah tulisan. Jika
karya-karya lain dapat hanya berupa batang tubuh tulisan tanpa tambahan
maka karya ilmiah menuntut lebih dari itu. Sebuah karya ilmiah yang paling
sederhana, seperti makalah, biasanya paling tidak harus memuat daftar
pustaka atau daftar rujukan yang digunakan oleh penulis sebagai rujukan
dalam mengungkapkan topik/masalah dan dalam memberikan argumentasi.
Karya ilmiah yang berupa artikel ilmiah, lebih-lebih yang akan
dipublikasikan menuntut adanya Abstrak (sari pati tulisan) yang dimuat
setelah judul artikel dan nama penulis. Karya ilmiah berupa laporan
penelitian juga mencantumkan lampiran untuk mendukung laporan tersebut.
Karya ilmiah berupa skripsi, tesis, dan disertasi dilengkapi dengan beberapa
komponen lain, seperti abstrak, daftar gambar dan tabel, ucapan terima kasih
(kata pengantar), dan tentu saja daftar pustaka dan lampiran.
Substansi atau materi bahasan karya ilmiah dapat mencakup segala
bidang dari yang paling kecil/sederhana ke yang paling besar/kompleks, dari
lumut sampai pesawat ruang angkasa. Oleh karena bidangnya demikian luas,
substansi karya ilmiah pada umumnya dikelompokkan sesuai dengan disiplin
ilmu. Sejalan dengan pemikiran ini, ada karya ilmiah yang berkaitan dengan
ilmu-ilmu sosial (termasuk di dalamnya bidang pendidikan, pengetahuan
sosial, dan ekonomi), ilmu-ilmu eksakta, seperti matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), dan seni. Cobalah Anda cari contoh-contoh karya
ilmiah dalam berbagai bidang tersebut. Khusus untuk artikel ilmiah, dapat
Anda cari dalam jurnal bidang ilmunya, misalnya Jurnal Ilmu Pendidikan,
Jurnal Hukum, Jurnal Ekonomi Pembangunan, dan Buletin Ilmu Peternakan
dan Perikanan. Dengan membaca berbagai artikel ilmiah, terutama yang
relevan dengan bidang ilmu yang Anda tekuni, Anda akan mempunyai modal
dasar untuk menulis karya ilmiah karena, seperti yang sudah Anda kaji dalam
Kegiatan Belajar 1, menulis karya ilmiah juga berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan membaca. Dengan banyak membaca, khasanah pengetahuan
Anda akan menjadi luas sehingga jika Anda ingin menulis, bekal yang Anda
miliki sudah cukup memadai.
IDIK4013/MODUL 1 1.29
Salah satu ciri karya ilmiah adalah bersifat objektif. Ini berarti penulis
berusaha menyajikan tulisannya berdasarkan fakta dan data yang cukup kuat
atau selalu mendukung argumentasi yang disajikannya dengan berbagai teori
yang telah diakui kebenarannya atau pengalaman empiris yang diakui
kalangan luas. Tidak demikian halnya dengan berita atau cerita, baik novel
maupun cerita pendek. Berita sering memasukkan unsur subjektivitas para
penulis berita sehingga kadang-kadang apa yang diberitakan lebih hebat dari
kejadian sebenarnya. Akibatnya, sering terjadi tuntutan dari mereka yang
merasa dirugikan oleh berita yang ditulis oleh para wartawan.
Anda barangkali pernah membaca kejadian seperti itu. Hal ini terjadi
karena penulis berita terlalu banyak memasukkan interpretasi yang keliru dan
opininya sendiri sehingga sering dikatakan memutarbalikkan fakta. Kejadian
seperti itu, dapat juga disebabkan oleh banyaknya informasi yang diterima
sehingga terjadi kekeliruan ketika melakukan interpretasi. Novel atau cerita
pendek, lebih-lebih dongeng merupakan khayalan penulis yang tentu saja
tidak selamanya benar meskipun khayalan tersebut mungkin muncul dari
pengamatan penulis pada berbagai realita kehidupan. Dengan demikian,
tingkat kesubjektifan dongeng, novel, cerita pendek atau jenis cerita lain,
sangat tinggi.
Penulis karya ilmiah harus mampu mengendalikan diri. Dia tidak dapat
memutarbalikkan fakta karena dia harus menyajikan masalah/topik sesuai
dengan kenyataannya. Sikap penulis seperti ini, tercermin dalam gaya bahasa
karya ilmiah yang bersifat impersonal, yang ditandai dengan banyak
menggunakan bentuk pasif dan tidak menggunakan kata ganti orang pertama
atau kedua, yang semuanya memberi kesan bahwa penulis mengambil jarak
dari tulisannya. Penggunaan ragam bahasa resmi atau formal membantu
penulis untuk menampilkan sikap ini. Coba Anda simak kutipan berikut.
Kutipan 1
Pola pembelajaran atau sering disebut sebagai instructional pattern
merupakan salah satu aspek pembelajaran yang banyak dibahas dalam
kuliah-kuliah lembaga pendidikan guru. Pola pembelajaran merupakan
langkah-langkah yang ditempuh guru sejak pelajaran dimulai sampai
pelajaran berakhir. Langkah-langkah ini sangat menentukan keefektifan
pembelajaran karena melalui langkah-langkah inilah siswa terlibat
dalam pembelajaran. Dengan demikian, langkah yang ditempuh guru
akan menentukan tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
1.30 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Kutipan 2
Etos adalah pandangan hidup; sifat, nilai, dan adat istiadat yang khas
suatu golongan (BP7, 1985). Etos belajar atau semangat belajar adalah
sikap dasar dan penilaian seseorang tentang kedudukan belajar
(Sunaryo, 1995). Lebih lanjut dikatakan bahwa prinsip-prinsip yang
menyemangati etos belajar adalah memiliki orientasi ke masa depan;
bekerja keras, teliti, dan menghargai waktu; senantiasa berupaya untuk
dapat memelihara dan menguasai alam lingkungannya, disiplin dan
bertanggung jawab, hemat dan sederhana, memiliki semangat
berkompetisi secara jujur dan sehat.
Kedua kutipan di atas diambil dan dua artikel ilmiah. Jika Anda cermati
dengan baik, kedua tulisan tersebut bersifat netral, artinya, penulis
menyajikan hal-hal yang diakui kebenarannya oleh orang banyak atau penulis
terdahulu. Tentu saja dengan mengutip pendapat orang lain seperti itu, berarti
penulis memang setuju dengan pendapat atau fakta yang dikutipnya. Namun,
tanda kesetujuan tersebut tidak tersurat di dalam tulisannya. Perhatikan pula
bentuk pasif yang banyak digunakan dalam kedua kutipan tersebut, dan tidak
adanya kata ganti orang pertama, seperti saya atau Anda, yang digunakan.
Inilah yang disebut sebagai tulisan yang bersifat impersonal, yaitu sesuatu
yang bersifat tidak mengenai orang tertentu, tetapi berlaku secara umum.
Sikap seperti ini tentu berbeda dengan sikap penulis pada jenis tulisan lain.
Coba cermati kutipan berikut.
Kutipan 1a (berita)
Sesumbar Trinidad boleh jadi memang bukan omong kosong. Petinju
asal Puerto Rico kelahiran 10 Januari 1973 dan pemegang gelar
menengah WBA ini memiliki modal utama yakni pukulan kanannya yang
keras. Dengan kekuatannya itu dia telah menjatuhkan 31 lawannya dari
38 rekor bertandingnya di mana ia belum pernah kalah.
Kutipan 1 b.
Setelah disentil presiden, para menteri Kabinet Bersatu Indonesia II
kemarin ramai-ramai menjelaskan soal isu-isu kontroversial yang melilit
kementerian mereka.
Jika Anda simak secara cermat, sikap penulis dalam ketiga kutipan
tersebut sangat kentara. Penulis tidak mengambil jarak dari tulisannya.
Dalam Kutipan 1a, penulis berita memberi komentar sesuai dengan persepsi
yang dia miliki tentang petinju Trinidad; sedangkan pada Kutipan 1b, penulis
berita memberi komentar tentang reaksi para menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II. Jika Anda yang memberi komentar tentang sesumbar petinju
Trinidad tersebut, atau tentang reaksi para menteri, mungkin komentar Anda
akan berbeda. Sikap seperti ini, malah lebih kentara dalam Kutipan 2 (cerita
pendek). Penulis mengungkapkan perasaannya ketika berada di sebuah
supermarket. Perasaan ini tentu sangat subjektif. Jika Anda yang berada di
supermarket tersebut, perasaan Anda mungkin akan jauh berbeda, sesuai
dengan pengalaman yang pernah Anda hayati. Dengan demikian, baik dalam
berita maupun dalam cerita, objek atau realita yang sama dapat menimbulkan
persepsi yang berbeda, yang selanjutnya akan menghasilkan cerita yang
berbeda pula.
1.32 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Sikap penulis seperti di atas, tentu sangat berbeda dengan sikap penulis
dalam karya ilmiah sebagaimana yang telah Anda kaji dalam contoh kutipan
karya ilmiah. Penanda utama yang dapat Anda jadikan pegangan adalah gaya
bahasa atau gaya pengungkapan. Gaya bahasa dalam karya ilmiah bersifat
impersonal, sedangkan dalam karya lainnya bersifat personal atau
mengenai/berkaitan dengan orang/pribadi tertentu.
E. PENGGUNAAN BAHASA
Tabel 1.1.
Contoh Kata/Istilah/Idiom Baku dan Tidak Baku
LAT IH A N
1) Simpulan yang Anda buat dapat bertitik tolak dari aspek-aspek yang
membentuk sebuah karya tulis. Bagaimana cara Anda mengenal aspek
tersebut inilah yang harus Anda temukan.
2) Anda dapat membandingkan keempat aspek yang merupakan sumber
untuk mendeskripsikan karakteristik karya ilmiah. Bandingkan aspek
tersebut satu per satu. Kemudian, simpulkan apa perbedaan artikel di
koran dengan artikel dalam jurnal ilmiah. Setelah itu kajilah pengalaman
Anda dengan menjawab pertanyaan berikut.
a) Apakah perbedaan tersebut dapat Anda temukan secara mudah?
b) Apakah semua aspek berbeda?
c) Jika yang Anda bandingkan lebih dari satu artikel, apakah
pertanyaan a dan b jawabannya juga sama?
Dengan menjawab ketiga pertanyaan tersebut, Anda akan dapat
menyimpulkan apa yang dapat Anda pelajari dari perbandingan
tersebut.
3) Anda dapat mendeskripsikan dengan cara Anda sendiri, asal deskripsi
tersebut mengandung kata kunci sebagai berikut.
a) Struktur sajian: bagian awal, inti, penutup.
b) Komponen dan substansi: abstrak, pendahuluan, pokok pembahasan,
penutup, daftar rujukan (pustaka); substansi: bidang ilmu dari yang
sederhana sampai yang canggih.
c) Sikap penulis: objektif, impersonal.
d) Penggunaan bahasa: bahasa baku
4) Penjelasan Anda harus mengandung kata kunci sebagai berikut.
a) Bagian awak: pengantar ke pokok bahasan.
b) Bagian inti: pokok pikiran yang ingin diungkapkan.
c) Bagian penutup: simpulan dan rekomendasi/tindak lanjut.
5) Agar diskusi Anda menjadi terarah, bagilah diskusi menjadi subtopik
berikut.
a) Ragam bahasa yang digunakan.
b) Pilihan kata/istilah.
c) Kalimat.
IDIK4013/MODUL 1 1.35
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
2) Baca kutipan berikut (yang diambil dari bagian awal sebuah tulisan)
dengan cermat.
Tulisan di atas tidak termasuk bagian awal dari sebuah karya ilmiah
karena ….
A. tulisan ini merupakan kutipan dari surat kabar Kompas
B. isi tulisan tentang bencana banjir yang menyebabkan galodo
C. bagian awal tulisan langsung bercerita tentang inti/pokok
pembahasan
D. bahasa tulisan banyak menggunakan bentuk pasif dan kata ganti
orang ketiga
5) Berikut ini adalah sebuah kutipan yang merupakan bagian akhir dari
sebuah tulisan. Baca dengan cermat kutipan tersebut, kemudian jawab
pertanyaannya.
IDIK4013/MODUL 1 1.37
……………………………………………………………………………………………………………………
Ia mencontohkan Australia, salah satu negara maju yang memilih
melaksanakan ujian sekolah pada akhir tahun ajaran. Belakangan mutu
pendidikan mereka mulai turun karena lemahnya pengawasan.
6) Substansi sebuah karya ilmiah dapat mencakup berbagai hal, dari yang
paling sederhana sampai yang paling kompleks. Berikut ini adalah
contoh-contoh substansi karya ilmiah, kecuali ….
A. pendidikan
B. kebudayaan
C. pemulung
D. informatika
8) Dalam karya ilmiah penulis bersikap netral, objektif, dan tidak memihak.
Sikap ini sesuai dengan hakikat karya ilmiah yang merupakan kajian
yang berlandaskan pada hal-hal berikut, kecuali ….
A. fakta/kenyataan
B. argumentasi
C. teori yang diakui kebenarannya
D. data empirik/hasil penelitian
1.38 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
10) Di antara kalimat berikut, kalimat mana yang paling sesuai untuk sebuah
karya ilmiah?
A. Sudah dua hari Dodi tidak pulang, ia tidak memberi kabar, ia juga
tidak meninggalkan pesan kepada temannya maupun kepada ibunya.
B. Jika kamu tidak ikut perintahku, kau boleh pergi dari sini, terserah
kau mau pergi ke mana aku tidak peduli.
C. Ribuan pemudik yang melintasi jalur Pantura terjebak kemacetan,
antrean panjang kendaraan mencapai 5 km, ditambah lagi
banyaknya cegatan minta sumbangan.
D. Guru merupakan ujung tombak di lapangan yang selalu bertemu
secara terprogram dengan siswa.
Tes Formatif 1
1) B. Karya ilmiah tidak selalu merupakan deskripsi satu kejadian.
2) C. Judul ini yang paling pas, yang lain sudah mengandung unsur
subjektivitas.
3) A. Ini yang paling benar, C juga benar, namun tidak mencakup karya
ilmiah populer.
4) D. Tita membaca karya ilmiah untuk rujukan bagi makalahnya.
5) D. Meningkatkan kemampuan menulis merupakan manfaat bagi
penulis, bukan manfaat bagi penulisan karya ilmiah.
6) A. Karya ilmiah dapat membahas berbagai topik, bukan hanya tutorial.
7) B. Ini yang paling benar, C, dan D juga benar, tetapi yang langsung
berkaitan langsung dengan tujuan ini adalah B.
8) B. Kemampuan membaca penulis sangat menentukan kualitas
tulisannya.
9) C. Sistematika sebuah tulisan harus jelas.
10) D. Karya ilmiah populer memang untuk masyarakat umum.
Tes Formatif 2
1) B. Panjang karya ilmiah dapat bervariasi sesuai dengan jenis dan tujuan
penulisan.
2) C. Bagian awal karya ilmiah bukan merupakan inti, tetapi pengantar ke
arah pokok pembahasan.
3) A. Sudah jelas - penutup lebih dari simpulan dan abstrak tidak selalu
dituntut dalam karya ilmiah.
4) D. Jawaban B dan C tidak lengkap, jawaban A: rangkuman tidak sama
dengan simpulan.
5) B. Bagian akhir sebuah karya ilmiah merupakan simpulan dan saran,
bukan contoh.
6) C. Pemulung bukan substansi, tetapi topik yang dapat digolongkan
dalam ilmu sosial.
7) A. Daftar pustaka memang harus ada dalam setiap karya ilmiah.
8) B. Argumentasi tidak selalu berdasarkan kebenaran/objektivitas.
9) C. Sudah jelas.
10) D. Kalimat D menggunakan pilihan kata dan struktur kalimat baku.
1.40 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Daftar Pustaka
PEN D A HU L UA N
menulis? Padahal, ada kondisi yang menuntut kita untuk menulis secara
sistematis dalam batasan waktu tertentu, seperti membuat laporan atau
menyelesaikan tugas. Seorang mahasiswa dituntut untuk menulis karya
ilmiah yang mencerminkan kemampuannya dalam penguasaan materi atau
keahlian yang dipelajarinya dalam batas waktu tertentu. Kondisi ini
mengharuskan mahasiswa untuk mampu dan terbiasa menulis karya ilmiah.
Masalahnya adalah bagaimana caranya menguasai kompetensi tersebut?
Menulis karya ilmiah merupakan proses pribadi yang sangat intensif dan
memerlukan dukungan berbagai keterampilan, seperti keterampilan
menyusun gagasan secara runut, keterampilan penalaran logika, keterampilan
berbahasa, keterampilan penelusuran pustaka dan bahan tulisan lainnya, dan
sebagainya. Adapun cara atau prosedur menulisnya, mahasiswa dapat
memutuskan sendiri cara yang paling sesuai bagi dirinya.
Sehubungan dengan hal itu, kita akan membahas salah satu cara yang
dapat membantu Anda dalam proses penulisan karya ilmiah secara sistematis.
Ada lima langkah yang perlu diperhatikan. Pertama, persiapan. Kedua,
pengumpulan bahan tulisan (data, informasi, dan berbagai hal terkait dengan
isi tulisan). Ketiga, pengembangan outline atau kerangka karangan. Keempat,
proses penulisan. Kelima, proses penyuntingan.
Kelima langkah utama tersebut akan diuraikan dalam dua modul, yaitu
Modul 2 dan 5 dari Mata Kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah ini. Modul 2
berisi penjelasan, contoh, dan latihan tentang langkah persiapan dan langkah
pengumpulan data/informasi/bahan untuk tulisan. Masing-masing langkah
tersebut diuraikan dalam satu kegiatan belajar sehingga dalam Modul 2 ini
terdapat 2 kegiatan belajar. Modul 5 berisi uraian tentang ketiga langkah
penulisan karya ilmiah lainnya, yaitu pengembangan outline tulisan, proses
penulisannya sendiri, sampai dengan proses penyuntingan. Ketiga langkah
penulisan tersebut diulas dalam tiga kegiatan belajar.
Khusus untuk Modul 2 ini, setelah mempelajarinya, Anda diharapkan
dapat menjelaskan:
1. tahap-tahap persiapan dalam penulisan karya ilmiah;
2. cara mengumpulkan data/informasi/bahan untuk tulisan.
jelas serta tanpa didukung oleh bahan, literatur, dan referensi yang memadai,
apa yang dapat Anda ditulis?
Baiklah, selamat belajar. Semoga Anda sukses menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang diuraikan dalam mata kuliah ini untuk menulis suatu
karya tulis ilmiah yang baik.
2.4 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Kegiatan Belajar 1
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah bekerja sesuai jadwal.
Jalan terbaik untuk mulai menulis adalah mengikuti tahap atau langkah-
langkah yang sudah Anda buat untuk mencapai sasaran demi sasaran jangka
pendek, dan memfokuskan konsentrasi Anda. Kedisiplinan dalam mengikuti
jadwal ini sangat penting dalam penyelesaian tulisan tepat pada waktunya.
Meskipun Anda dapat bekerja secara produktif tanpa henti untuk selama
beberapa jam, atau Anda dapat mempercepat pekerjaan penulisan, namun
Anda juga harus siap jika pada suatu ketika Anda mengalami penurunan
konsentrasi, kebuntuan berpikir, atau kendala lainnya.
Pembahasan kita pada Kegiatan Belajar 1 Modul 2 ini difokuskan untuk
mendiskusikan hal-hal yang dapat dilakukan seorang penulis karya ilmiah
pada tahap persiapan. Pada tahap ini, hal terpenting yang harus dipikirkan
oleh seorang penulis adalah pemilihan topik. Untuk memperoleh topik yang
diinginkan, sesuai dengan tujuan penulisan maka hal-hal yang patut
dipertimbangkan pada saat memilih topik adalah (1) menentukan
topik/masalah yang akan menjadi pijakan menulis, (2) mengidentifikasikan
pembaca tulisan, dan (3) menentukan cakupan (keluasan dan kedalaman)
materi tulisan.
a. Merumuskan tujuan
Apa yang Anda harapkan dapat diketahui atau dilakukan oleh pembaca
setelah membaca tulisan Anda? Apabila Anda dapat menjawab pertanyaan
tersebut, artinya Anda telah menentukan tujuan menulis dengan baik
(Brusaw, et all, 1982). Pada umumnya, terlalu sering para penulis pemula
merumuskan tujuan penulisan karya tulis ilmiahnya dalam kalimat yang
terlalu umum atau terlalu luas. Artinya, dengan membaca rumusan tujuan
tersebut para pembacanya tidak bisa membayangkan apa yang akan
dipaparkan penulis dalam karya tulisnya tersebut.
Cobalah perhatikan contoh rumusan tujuan penulisan, yaitu
“Menjelaskan model pembelajaran konstruktivisme”. Jika kita cermati
rumusan tujuan tersebut, maka kita tidak tahu persis apa yang akan diuraikan
oleh penulis mengenai model pembelajaran konstruktivisme tersebut. Apakah
yang menjadi fokus perhatiannya: apakah pengertiannya, karakteristiknya,
kelebihan dan kekurangan model pembelajaran itu, kendala-kendala yang
bakal dihadapi guru jika menerapkan model pembelajaran tersebut di
kelasnya, ataukah kesiapan guru dalam menerapkan model pembelajaran
konstrukstivisme?
2.6 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Contoh:
1) Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran konstruktivisme?
Jawaban atas pertanyaan ini dapat dikembangkan menjadi berbagai
pernyataan yang dapat menguraikan fokus/tujuan penulisan yang
berkaitan dengan penjelasan:
a) pengertian model pembelajaran konstruktivisme menurut beberapa
ahli pendidikan dari dalam dan luar negeri;
b) karakteristik model pembelajaran konstruktivisme;
c) kelebihan dan kekurangan model pembelajaran konstruktivisme;
d) dan seterusnya.
Jadi, ibaratnya kita menelusuri sebatang pohon yang besar. Kita akan
dapat menentukan berbagai cabang yang ada pada pohon tersebut.
2.8 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
b. Menentukan topik
Dalam membuat karya ilmiah, topik tulisan dapat ditentukan oleh Anda
sendiri atau orang lain. Siapa pun yang menentukan topik itu, langkah
pertama yang harus Anda lakukan adalah menentukan ide-ide utama.
Kemudian, uji dan tanya pada diri sendiri apakah memang ide-ide itu yang
akan Anda tulis. Beberapa ide kadang-kadang perlu diendapkan terlebih
dahulu. Ide-ide tersebut akan berkembang di dalam pikiran bawah sadar kita
hanya jika ide-ide tersebut mengakar dengan baik. Perlu diingat bahwa
sebagaimana benih, ide-ide juga perlu dirangsang agar berkembang terus.
Setelah Anda memperoleh ide untuk tulisan, hal berikutnya yang perlu
Anda lakukan adalah bertanya pada diri sendiri tentang hal-hal berikut.
1) Apakah Anda betul-betul berminat mengulas topik tersebut secara lebih
mendalam?
2) Mudahkah Anda mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
menulis topik tersebut?
3) Apakah topik tersebut mudah dipilah menjadi bagian-bagian lebih kecil
yang dapat dikembangkan lebih lanjut?
IDIK4013/MODUL 2 2.9
4) Pertanyaan seperti apa yang dapat diajukan terhadap topik yang dipilih
tersebut?
Nah, apa makna ilustrasi di atas dalam kaitannya dengan penentuan topik
suatu karya tulis ilmiah? Marilah kita diskusikan lebih lanjut.
Mengacu pada ilustrasi di atas maka bisa diartikan bahwa Anda
ditugaskan untuk menulis suatu masalah atau diminta untuk melakukan
penelitian tentang suatu hal. Topiknya sudah ditentukan. Lalu, apa yang
harus Anda perbuat? Hal pertama yang dapat Anda lakukan adalah
membaca judul topik tersebut dengan seksama. Kemudian, mengartikan
sendiri apa yang tersirat dan tersurat dari judul tersebut. Untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang apa yang harus ditulis,
Anda dapat melakukan penelusuran materi melalui kegiatan berikut.
a) membaca beberapa referensi;
b) berdiskusi dengan teman yang sedikit banyak mengerti tentang topik
yang akan ditulis;
c) berkonsultasi dengan dosen atau atasan yang memberi tugas atau
barangkali berkaca pada pengalaman Anda sendiri atau orang lain.
Dari hasil penelusuran tersebut, Anda akan sampai pada suatu keadaan,
di mana Anda merasa yakin memahami betul materi yang akan
dikembangkan. Sebagaimana contoh di atas, pada saat topik tentang
pengelolaan sumber belajar di sekolah diajukan oleh dosen Anda maka
Anda dapat menulis tentang jenis-jenis sumber belajar yang terdapat di
sekolah Anda dan pemanfaatannya oleh guru dan siswa, atau dapat juga
Anda melakukan studi terhadap upaya yang dilakukan sekolah dalam
pengadaan dan pengelolaan sumber belajar bagi siswanya.
Saudara, itulah salah satu cara merumuskan kembali topik yang
ditugaskan agar menjadi topik Anda, milik Anda. Anda dapat
menentukan sendiri apa yang akan Anda tulis, sesuai dengan
pengetahuan dan informasi yang Anda miliki. Satu hal yang perlu Anda
ingat adalah tema pokok dari tulisan harus tetap sama dengan topik yang
ditugaskan kepada Anda.
c. Menelusuri topik
Bila topik telah ditentukan, bukan berarti masalah selesai. Anda masih
harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran.
Berikut ini langkah-langkah yang dapat Anda tempuh dalam memfokuskan
topik tulisan.
2.12 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
2) Ajukan Pertanyaan
Pada saat topik sudah dipilih dan dipilah menjadi bagian-bagian yang
mudah dikelola, Anda dapat membedahnya dengan mengajukan
beberapa pertanyaan. Para jurnalis biasanya menggali topik tersebut
dengan pertanyaan-pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana,
dan mengapa. Jika Anda memikirkan topik tersebut bukan sebagai objek,
tetapi sebagai tindakan, Anda dapat menggunakan pertanyaan-
pertanyaan tersebut untuk menggeneralisasikannya. Misalnya, Apa yang
terjadi? Siapa yang menyebabkannya terjadi atau siapa yang
mempengaruhi sampai hal itu terjadi? Bagaimana hal tersebut terjadi?
Mengapa hal itu terjadi? Apa akibatnya?
Memang, tidak semua kata tanya itu bisa dipakai untuk semua topik. Jika
Anda menulis tentang gempa bumi atau bencana alam lainnya misalnya,
tentunya tidak relevan jika Anda mempertanyakan siapa yang
menyebabkannya bukan? Namun, tiap-tiap pertanyaan tersebut dapat
dicoba untuk topik-topik tertentu, untuk menggali segala kemungkinan
dan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut.
Kita ambil contoh tentang model pembelajaran kontruktivisme, seperti di
atas. Apa yang terjadi bila model pembelajaran konstruktivisme
diterapkan di sekolah kita? Siapa saja yang paling terpengaruh dengan
IDIK4013/MODUL 2 2.13
LAT IH A N
1) Gunakan salah satu kata tanya apa, mengapa atau bagaimana, terhadap
pernyataan-pernyataan tersebut di atas. Jika diperoleh jawaban terhadap
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana maka sudah dapat dipastikan
bahwa perumusan tujuannya sudah jelas dan tepat. Namun, apabila
dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut jawabannya masih mengambang,
berarti rumusan tujuan demikian masih terlalu sumir atau terlalu umum.
Silakan berlatih.
2) Baca kembali uraian materi tentang menelusuri topik.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
5) “Bertanya pada diri sendiri” merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan ketika...
A. merumuskan tujuan penulisan karya ilmiah
B. menelusuri pustaka untuk tulisan
C. menentukan cakupan materi tulisan
D. menentukan topik tulisan
2.18 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Kegiatan Belajar 2
Pengumpulan Informasi
untuk Penulisan Karya Ilmiah
Pada umumnya, bahan untuk menulis suatu karya tulis ilmiah, baik itu
makalah atau laporan hasil penelitian, tidak hanya datang dari pikiran penulis
sendiri. Melainkan, didukung pula oleh sumber-sumber informasi lainnya,
seperti bahan cetak, buku, jurnal, dan sebagainya. Mengumpulkan bahan-
bahan tulisan, dengan banyak membaca atau membuat catatan-catatan kecil,
misalnya berkaitan erat dengan proses persiapan penulisan suatu karya tulis
ilmiah.
Cepat atau lambat Anda akan memanfaatkan perpustakaan untuk
mencari bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau
informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak,
contohnya buku teks, majalah, jurnal; media audiovisual, contohnya program
audio, video, komputer; dan media-media lainnya, seperti microtext. Selain
2.20 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
itu, perlu Anda ketahui dan cermati juga bahwa saat ini teknologi ICT
berkembang dengan pesat dan koneksi internet sudah sangat mudah
dilakukan. Hal ini akan mempermudah Anda dalam mencari informasi yang
diperlukan untuk mendukung tulisan Anda. Hanya dengan melakukan
browsing di Internet, Anda akan memperoleh informasi yang Anda butuhkan,
selama Anda mengetahui alamat website yang dituju.
Pada umumnya, hampir semua orang mengetahui fungsi perpustakaan,
tetapi belum tentu semuanya memahami bagaimana cara memanfaatkannya.
Berikut ini akan diuraikan cara mengenal dan memanfaatkan perpustakaan
guna menunjang keberhasilan proyek penulisan karya ilmiah Anda.
Mengenal perpustakaan, baik perpustakaan di kampus ataupun di
tempat-tempat lain, merupakan hal yang penting dilakukan oleh siapa pun
yang akan memanfaatkannya. Tanpa mengenal perpustakaan dengan baik,
baik dalam hal lokasi, jam kerja, tata cara peminjaman pustakanya, dan
sebagainya, bagaimana mungkin dapat memanfaatkannya dengan efektif dan
efisien? Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mengenal perpustakaan
tersebut? Inilah kiat pemanfaatan perpustakaan yang dapat Anda coba
terapkan.
Pertama, pastikan di mana letak perpustakaan tersebut berada. Anda
harus dapat menggambarkan letaknya secara persis, dalam arti letaknya di
sebelah gedung apa, berbatasan dengan gedung atau ruangan apa saja,
letaknya di lantai berapa, berapa lantai semuanya, dan sebagainya.
Kemudian, apabila Anda masuk ke dalam perpustakaan tersebut kenali
pembagian ruangannya. Tandailah semua ruangan yang dapat Anda jumpai.
Kemudian, kenalilah masing-masing bagian/ruangan yang ada. Pada
umumnya perpustakaan memiliki bagian/ruangan, seperti:
1. tempat kartu katalog;
2. tempat koleksi buku;
3. meja petugas perpustakaan;
4. meja tempat peminjaman buku;
5. tempat referensi;
6. tempat periodical;
7. ruang fotokopi;
8. koleksi microfilm dan tempat membacanya;
9. ruangan belajar/baca;
10. ruangan untuk koleksi media, terminal komputer, koleksi khusus, dan
tempat mengetik.
IDIK4013/MODUL 2 2.21
Dengan mengetahui hal-hal apa saja yang dapat Anda temui di bagian
referensi ini, paling tidak Anda akan mempunyai gambaran tentang langkah-
langkah apa saja yang dapat dilakukan pada saat melakukan penelusuran
sumber informasi atau data di perpustakaan. Nah, sekarang bagaimana
caranya memanfaatkan referensi-referensi tersebut? Untuk lebih jelasnya,
simaklah uraian berikut ini.
1. Pemanfaatan encyclopedia, misalnya Anda ingin menulis tentang
masalah pendidikan dasar. Untuk itu, Anda harus membaca encyclopedia
tentang pendidikan. Kemudian, telusuri isi encyclopedia ini dengan cara
mencari tulisan atau artikel yang relevan dengan topik yang akan Anda
tulis. Di samping itu, dapat pula dicari tulisan yang dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak Anda berkaitan dengan
topik yang akan Anda tulis. Selanjutnya jika Anda telah menemukan
beberapa artikel yang sesuai dengan yang dimaksud maka pada lembar
terakhir dari artikel-artikel tersebut biasanya terdapat daftar artikel lain
yang membahas topik yang senada.
2. Pemanfaatan panduan untuk mencari fakta dan statistik, misalnya Anda
ingin melakukan riset tentang pencemaran air laut oleh bahan bakar
minyak di perairan Teluk Jakarta. Untuk itu, hal pertama yang harus
Anda lakukan adalah menentukan periode waktu tertentu, di mana
pencemaran terjadi. Setelah itu, cari laporan kejadian serta hasil-hasil
analisisnya di bagian fakta dan statistik ini.
3. Pemanfaatan anotasi bibliografi pada umumnya dilakukan bila Anda
telah memiliki judul buku dan pengarangnya sekaligus tentang topik
yang Anda tulis, dan Anda ingin mengetahui isi dari buku tersebut secara
lebih mendalam. Untuk keperluan tersebut, Anda dapat menelusurinya
dalam anotasi bibliografi ini.
Misalnya, Anda ingin menulis tentang pemanfaatan komputer dalam
pendidikan jarak jauh, dan Anda telah mempunyai judul buku Using
Computers in Distance Education yang ditulis oleh M.A. Bramer. Untuk
mengetahui apa saja yang dibahas oleh Bramer dalam bukunya tersebut,
Anda dapat mencarinya dalam anotasi bibliografi dan di dalamnya akan
ditemukan keterangan yang Anda butuhkan tersebut, yaitu:
E 103 Braymer, M.A. Using Computers in Distance Education: The
first ten years oh the British Open University, Milton Keynes,
Open University.
2.24 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Anda tinggal memilih, buku mana yang Anda butuhkan dari daftar buku
yang ada.
c. Selanjutnya, dengan menekan Enter atau Return pada keyboard
komputer, Anda dapat menelusuri lebih lanjut mengenai judul buku
lainnya yang sesuai dengan yang Anda cari.
d. Jika judul buku, artikel atau daftar buku yang Anda butuhkan sudah
diperoleh maka Anda tinggal menekan Enter atau Return pada keyboard
terminal komputer untuk melanjutkan penelusuran atau berhenti
melakukan penelusuran.
Contoh:
Nama penulis Nama penerbit
95/1039-40
1. Judul
86/7657
Jika buku, artikel atau jurnal yang Anda cari tidak ditemukan di
perpustakaan, Anda dapat memanfaatkan fasilitas Interlibrary Loan jika
memang fasilitas tersebut tersedia.
Cara mencari buku referensi dengan menggunakan kartu katalog adalah
sebagai berikut.
a. Ingat kembali topik yang akan Anda tulis, kemudian fokuskan materi apa
saja yang akan dicakup dalam topik tersebut, misalnya fokus tulisan
tersebut adalah sanitasi lingkungan.
IDIK4013/MODUL 2 2.27
Contoh catatan:
Bagi pelajar dan mahasiswa yang berprestasi baik dan berasal dari
keluarga kurang mampu, diberikan bantuan untuk uang saku dan uang
buku. Bantuan diterimakan setiap bulan selama satu tahun.
Ali Imron “Pembiayaan” 23
Halaman 23
5. Membuat Kutipan
Anda harus mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari
sumber bacaan yang Anda gunakan jika pernyataan tersebut merupakan
pandangan mendasar dari penulis dan jika Anda ubah ke dalam bahasa Anda
sendiri akan mengaburkan arti sesungguhnya.
Contoh:
“Pengertian kreativitas, menurut Semiawan (1992), adalah kemampuan
untuk menciptakan produk baru. Ciptaan berupa produk baru tersebut
tidak harus seluruhnya baru, tetapi bisa kombinasi dari unsur-unsur
yang sudah ada.”
Contoh:
Aspirasi siswa
Rencana studi
Cita-cita
Bea siswa
Uang saku (SPP) “Bantuan untuk pelajar atau
Uang Saku mahasiswa yang diterima
Uang Buku dari perorangan, yayasan,
organisasi, lembaga yang
tidak bersifat mengikat.”
Depdikbud
c. Gunakan tanda titik (…) jika Anda telah memotong kalimat pernyataan
dari sumber yang Anda kutip, dan hanya mengutip sebagian saja.
Contoh:
Lebih jauh menurut Hasandi (1999) unsur utama kreativitas adalah “…
daya kesanggupan untuk mencipta produk baru”.
IDIK4013/MODUL 2 2.31
Contoh:
Pengertian asli adalah bukan “tiruan atau jiplakan” (dibuat berdasarkan
sesuatu yang sudah ada sebelumnya atau mengikuti pola yang sudah
ada).
Sebelum lebih lanjut membahas tahapan wawancara ini, ada baiknya kita
diskusikan dulu apa yang dimaksud dengan wawancara. Michalak dan Yager
(1979, dalam Gluey, 1989) mengatakan bahwa wawancara adalah teknik
pengumpulan informasi/data yang dilakukan melalui pengajuan pertanyaan
secara kontak langsung. Dalam hal ini, pencari informasi mencari sumber
informasi, biasanya orang yang ahli atau bergelut dalam bidang-bidang
tertentu, dan langsung mengajukan pertanyaan kepada sumber informasi
tersebut. Teknik ini sering dilakukan dalam menunjang kegiatan penulisan
karya ilmiah karena berbagai kelebihannya. Wawancara atau interviu
merupakan cara yang umum dipergunakan untuk memperoleh informasi
dalam berbagai situasi, yang dapat dilakukan secara formal ataupun informal.
2.32 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
2. Persiapan Wawancara
Setelah menentukan nama-nama orang yang akan diwawancarai, langkah
berikutnya adalah meminta kesediaan orang-orang tersebut untuk
diwawancarai. Caranya dapat dilakukan secara langsung. Anda datang ke
tempat orang itu berada dan mengutarakan maksud Anda, atau dapat pula
secara tidak langsung, melalui telepon atau surat. Permintaan kesediaan
wawancara melalui surat harus dipertimbangkan masak-masak jika Anda
diburu oleh deadline karena biasanya tanggapan yang diharapkan melalui
surat datangnya lebih lama dibandingkan melalui telepon atau langsung.
Selanjutnya, Anda pun diharapkan mempelajari sebanyak mungkin
karakteristik orang yang akan Anda wawancarai, terutama tentang segala hal
yang berkaitan dengan pekerjaannya jika memang itu yang akan Anda gali.
Pada saat Anda menghubungi orang yang akan diwawancarai, jelaskan
kepadanya (a) siapa Anda, (b) mengapa Anda memintanya untuk wawancara,
(c) mengapa Anda memilihnya untuk diwawancarai, (d) apa masalah yang
akan dibahas dalam wawancara, (e) meminta persetujuan tentang waktu yang
tepat untuk wawancara, dan (f) berikan izin yang bersangkutan untuk
membaca draf tulisan Anda jika dia menginginkannya.
IDIK4013/MODUL 2 2.33
Jenis Teknik,
Pertanyaan Responden Waktu Tempat
Informasi Strategi
Diisi:
Wawancara
formal/
informal,
catat/rekam
wawancara yang baik adalah pertanyaan yang singkat, jelas dan terarah
serta memerlukan jawaban seketika. Pertanyaan demikian, akan mudah
dipahami, dicerna, dan dapat dijawab secara langsung dengan lugas
tanpa memerlukan waktu untuk membuka dokumen serta mencari
datanya. Penguasaan keterampilan menyusun berbagai tipe pertanyaan
diperlukan dan sangat berguna dalam menyelesaikan tugas ini.
3. Pelaksanaan Wawancara
Pelaksanaan wawancara di lapangan harus diarahkan agar mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut
ditentukan oleh kemampuan pewawancara mengikuti pedoman wawancara
yang telah disusun sebelumnya. Apabila yang disiapkan adalah pedoman
umum maka pewawancara harus pandai-pandai mengatur jalannya
wawancara dan mengarahkan pokok pembicaraan. Apabila telah disiapkan
daftar pertanyaan yang terstruktur maka wawancara tinggal mengikuti daftar
tersebut. Pembuatan daftar pertanyaan terstruktur memungkinkan
dilaksanakannya wawancara secara lebih efektif dan efisien.
adalah cara untuk memperoleh jawaban yang terbaik. Diam dapat berarti
pula sebuah pertanyaan, artinya pewawancara rajin mendengar lebih
banyak jawaban.
g. Apabila jawaban yang diberikan masih belum lengkap, tanyakan lagi.
Jika Anda tidak menanyakannya pada saat wawancara, jangan-jangan
nanti Anda akan kesulitan mendapatkan jawabannya lagi.
h. Apabila yang diwawancarai kehilangan arah di dalam menjawab
pertanyaan Anda, siaplah dengan pertanyaan yang persis dan langsung
untuk membimbingnya kembali ke permasalahan yang sedang dibahas.
i. Buat catatan seperlunya, khususnya catatan yang dapat membantu Anda
pada saat mengingat kembali proses wawancara nantinya. Jangan
meminta yang diwawancarai untuk memperlambat uraiannya hanya
karena Anda ingin membuat catatan. Hal ini, tidak hanya menyita
waktunya yang telah dialokasikannya untuk Anda, tetapi juga dapat
mengganggu atau merusak jalan pikirannya di dalam menjawab
pertanyaan Anda.
j. Jika Anda menggunakan tape recorder, jangan terlalu santai sehingga
Anda lupa pertanyaan penting yang harus diajukan.
k. Buatlah catatan sesegera mungkin setelah wawancara selesai. Jangan
menunda hal ini karena sebagus apa pun daya ingat seseorang, beberapa
poin penting akan terlupakan bila tidak diingat (dicatat) seketika.
Hasil Wawancara
Hasil wawancara pada dasarnya adalah suatu simpulan yang akurat dan
dapat dipercaya yang diharapkan dapat dijadikan dasar dan bahan
untuk menunjang beberapa konsep ataupun teori yang dibahas di dalam
karya tulis yang sedang Anda kembangkan. Informasi yang akurat
tersebut dirumuskan berdasarkan atas pengolahan data wawancara.
Informasi tersebut harus disajikan dalam bahasa yang lugas, sederhana,
mudah dipahami dan ditafsirkan.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
2) Hal pertama yang harus Anda lakukan pada saat melakukan penelusuran
pustaka di perpustakaan adalah ....
A. memahami tata tertib yang berlaku di perpustakaan
B. mengetahui jam operasional perpustakaan
C. membuat catatan apa saja bahan yang dibutuhkan
D. mengetahui di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan berada
Tes Formatif 1
1) D. Merumuskan tujuan merupakan hal penting yang perlu dilakukan
penulis pertama kali sebelum menulis, karena rumusan tujuan akan
menentukan cakupan tulisan, pembaca tulisan, dan pustaka yang
dibutuhkan.
2) C. Penelusuran topik karya ilmiah dapat dilakukan dengan cara
memusatkan topik tulisan dan mengajukan pertanyaan.
3) B. Kata tanya apa, mengapa dan bagaimana, dapat dipakai untuk
membantu merumuskan tujuan penulisan.
4) B. Menguraikan tata cara pengoperasian komputer, merupakan salah
satu contoh rumusan tujuan yang baik, karena jelas, tepat, dan fokus.
5) D. Menentukan topik tulisan salah satunya dapat dilakukan dengan cara
bertanya pada diri sendiri tentang apa menarik minat untuk ditulis.
Tes Formatif 2
1) C. Buku teks termasuk kategori referensi, bukan periodicals
2) B. Penelusuran pustaka akan berhasil dengan baik apabila sebelumnya
diketahui terlebih dahulu di mana letak sumber informasi yang
dibutuhkan.
3) B. Encyclopedia, index, bibliography, atlas, dan kamus, dapat
ditemukan di bagian referensi.
4) D. Mengetahui letak sumber informasi bukan merupakan tata tertib
perpustakaan.
5) B. Mencari topik tentang topik tertentu semestinya di encyclopedia,
bukan di periodicals.
2.42 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Daftar Pustaka
Brusaw, C.T., Aired, G.J., and Oliu W.E. (1982). Handbook of Technical
Writing, Second Edition. New York: St. Martin's Press.
Hubbard, F.A. (1988). How Writing Works, Learning and Using the
Processes. New York: St. Martin's Press.
PEN D A HU L UA N
D i dalam dua modul terdahulu (Modul 1 dan Modul 2) Anda tentu sudah
memahami berbagai hal pokok tentang karya ilmiah baik yang berupa
hasil penelitian maupun yang bukan hasil penelitian. Penyajian karya ilmiah
dari hasil penelitian mempunyai komponen pendahuluan, kajian pustaka,
desain (yang terdiri atas metodologi, hasil dan pembahasan/diskusi serta
kesimpulan dan saran). Penyajian karya ilmiah dari hasil nonpenelitian
berbeda dalam uraian tentang kajian pustaka dan desain, yaitu diganti
dengan isi sajian dan kesimpulan, serta saran jika diperlukan.
Dalam modul ini, Anda akan mempelajari bagaimana memanfaatkan
pustaka dalam penulisan karya ilmiah. Uraian dimulai dengan membahas
esensi kegiatan ilmiah dan bekerja dengan pustaka. Atas dasar pembahasan
tersebut kemudian disajikan pengertian, jenis-jenis dan peran pustaka dalam
menulis karya ilmiah. Setelah itu, diuraikan bagaimana pustaka cetak dan
online dapat ditelusuri serta bagaimana teknik penulisan rujukan (sitasi) dan
penulisan referensi. Akhirnya, modul ini juga akan membahas tentang etika
penulisan karya ilmiah. Tidak lupa juga akan disinggung suatu kasus etika
dalam penulisan karya ilmiah yang baru-baru menjadi pembicaraan hangat di
berbagai kalangan masyarakat, yaitu tentang plagiarisme dan cara
pencegahannya.
Setelah mempelajari materi dalam modul ini, diharapkan mahasiswa
akan mampu:
1. menjelaskan peran pustaka dalam menulis karya ilmiah;
2. melakukan penelusuran pustaka yang relevan untuk menulis karya
ilmiah;
3. menerapkan etika dalam menulis karya ilmiah;
4. menerapkan teknik merujuk pustaka dalam menulis karya ilmiah.
3.2 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Selamat Belajar!
IDIK4013/MODUL 3 3.3
Kegiatan Belajar 1
A. KEGIATAN/AKTIVITAS ILMIAH
Pengertian dan peran pustaka pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari
esensi kegiatan ilmiah. Tegasnya, pustaka adalah produk dari kegiatan ilmiah
yang wujudnya terlihat, di dunia nyata maupun maya, sehingga dapat diakses
secara luas oleh kalangan masyarakat. Kegiatan ilmiah lahir dari keberadaan
suatu komunitas yang mempunyai komitmen dan tanggung jawab untuk
membina suatu disiplin ilmu tertentu (ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, ilmu
pengetahuan sosial, dst.). Pembinaan dilakukan secara periodik dengan cara
memublikasikan dan mendiskusikan karya ilmiah dalam berbagai saluran
komunikasi (publikasi artikel dalam jurnal, seminar, simposium, lokakarya,
dst.). Seperti terlihat dari ilustrasi pada Gambar 1 (Frame 1 dan Frame 2),
kegiatan ilmiah merupakan aktivitas menulis secara bersama-sama (we wrote
this together) agar dapat berbagi ilmu pengetahuan serta menolong satu sama
lain memecahkan berbagai masalah yang dihadapi disiplin ilmu yang
bersangkutan (we shared, we help each other) sehingga disiplin ilmu terbina
dengan baik dan benar (we had fun and fund, benefit and outcome). Gambar.
1 (Frame 2) secara lebih formal operasional menyatakan kegiatan ilmiah
terbentuk dari interaksi antara observasi atau pencarian data faktual/empiris
(secara formal dinyatakan dengan experimental design model atau model
rancangan eksperimental dan penafsiran atas temuan data tersebut (domain-
specific reasoning model atau model penalaran yang khas bidang kajian).
Atau singkatnya, interaksi antara data dan teori.
Dalam desain eksperimental atau di dunia data, kita merumuskan hasil
pengamatan, mengumpulkan data, mendesain, dan melaksanakan percobaan
(observational assertion, data gathered, design experiment, and perform
experiment). Sementara itu, dalam model penalaran atau di dunia teori, kita
mengumpulkan serta membuat rumusan interpretasi, memadu berbagai
rumusan, membuat prediksi dan menyusun hipotesis (intrepretational
assertion, aggregate assertion, make prediction and formulate hypothesis).
Selanjutnya, Gambar 3.1 (Frame 3) menyatakan interaksi data dan teori
3.4 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Gambar 5.1.
Kegiatan Ilmiah yang Mewariskan Disiplin Keilmuan Terbina dari Satu
Generasi ke Generasi Ilmuwan Berikutnya
IDIK4013/MODUL 3 3.5
yaitu karya ilmiah harus logis, sistematis dan objektif. Begitu juga
warisannya di dunia filosofis atau dunia sosial umumnya, sama dengan
warisan teori korespondensi, yaitu menekankan pada kebenaran,
keindahan, dan kebaikan (yang masing-masing sepadan dimensi patos,
patos dan etos).
3. Dimensi etos dari karya ilmiah terutama merupakan wujud dari teori
kebenaran pragmatis yang menyatakan perlunya manfaat suatu
pernyataan. Teori ini muncul ketika teori korespondensi dan teori
konsistensi sulit diterapkan. Sebagai contoh, teori kuantum dan teori
relativitas sama-sama diturunkan dari fisika Newton, tapi keduanya
mempunyai implikasi yang bertolak-belakang. Contoh lain dari dunia
medis yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah:
apakah orang yang sakit panas itu perlu dikompres dengan lap dingin
atau dengan lap panas? Kedua teori masing-masing konsisten
argumennya dan ada bukti-bukti empirisnya. Oleh karena itu, kedua teori
dapat dipakai sesuai keperluan. Pada tahap ini, yang terutama
berkembang mulai awal abad 20 (sama seperti teori kebenaran
konsistensi), kepercayaan bahwa „teori hanya dapat diperoleh dari data
atau data mendikte teori‟ mulai luntur. Muncul kepercayaan bahwa teori
itu berinteraksi dengan teori dan bahkan teori dapat mendikte data
(dalam arti teori ditemukan terlebih dahulu sementara pembuktian
empirisnya menyusul). „Warisan‟ dari teori ini adalah perlunya karya
ilmiah itu kritis dan komprehensif selain juga logis, sistematis dan
objektif (kritis dalam arti bebas mengungkapkan apa saja asal dengan
penuh tanggung jawab, dan komprehensif dalam arti lengkap dan rinci).
Sementara itu, di wilayah filosofis dan dunia sosial umumnya, tradisi
teori korespondensi menekankan pada tiga gagasan yang disebut Adler
(1982) sebagai ideas we act on (gagasan-gagasan yang dengannya kita
bertindak). Ketiga gagasan tersebut adalah keadilan, kebebasan dan
persamaan (yang masing-masing senada dengan dimensi patos, patos dan
etos).
B. PERAN PUSTAKA
Dari uraian tentang kegiatan ilmiah dan esensinya, maka dapat kita
simpulkan bahwa pustaka pada dasarnya adalah setiap karya yang dihasilkan
oleh para ilmuwan dalam suatu komunitas keilmuan. Semua karya tersebut
jalin menjalin satu dengan lainnya sehingga terbentuk tradisi ilmiah dan
kumpulan pengetahuan/keilmuan „spesifik‟ (teridentifikasi siapa
penggagasnya) yang teruji. Pengetahuan spesifik dimaksud terbedakan dari
apa yang dinamakan common knowledge (pengetahuan yang secara umum
sudah diketahui semua orang) seperti angsa itu ada yang warnanya putih ada
juga yang warnanya hitam, apel itu ada yang merah ada pula yang hijau,
alun-alun itu berada di pusat kota/pemerintahan, bumi itu sebenarnya
mengitari matahari sekalipun seolah-olah mataharilah yang mengelilingi
bumi.
Dalam hal ini, pustaka berperan sebagai „indra penglihatan‟. Pustaka itu
ibarat bahasa: sebegitu bahasa yang kita kuasai sebegitu pula dunia yang
dapat kita lihat. Konkretnya, seseorang yang menguasai banyak bahasa
(seperti yang dicapai nabi Sulaeman, misalnya) mengetahui banyak hal
tentang dunia, layaknya orang yang naik menara: makin tinggi menara
dinaiki, makin banyak bagian alam/dunia sekitar yang dilihatnya. Thomas
Huxley seorang sahabat dan pembela teori evolusi Charles Darwin mengakui
sama-sama melihat semua fakta serta desain atau pelaksanaan eksperimen
yang tersedia sehingga memungkinkan untuk dirumuskannya teori evolusi.
Namun, hanya Darwin yang pertama-tama mengemukakan teori evolusi,
bukannya mereka berdua. Hal tersebut kiranya terkait dengan keluasan,
kedalaman dan keberagaman pengalaman atau „pustaka/bahasa‟ Darwin.
Selain itu, hal itu menunjukkan kebenaran kata-kata seorang pakar yang
mengatakan bahwa „research [or for that matter, knowledge] is to see what
everybody has seen and to think nobody else had thought‟ (riset –atau pada
dasarnya pengetahuan- itu adalah melihat semua yang telah dilihat orang lain
dan berpikir sesuatu yang tidak terpikirkan oleh siapa pun).
Pustaka sebagai „indra penglihatan‟ juga dapat dikaji dari sisi
berjalannya (diakronis) waktu. Dalam hal ini, pustaka berperan menyatakan
keadaan terkini (state of the arts) suatu disiplin ilmu. Sebagai contoh, di
masa hidup Copernicus, fakta yang kita terima saat ini adalah „bumi itu
sebenarnya mengitari matahari sekalipun seolah-olah mataharilah yang
mengelilingi bumi‟ bukan merupakan common knowledge. Justru di situlah
IDIK4013/MODUL 3 3.9
letak peran Copernicus, yaitu mengubah pandangan orang saat itu yang
percaya pada geosentris (kepercayaan „matahari mengelilingi bumi‟) menjadi
percaya pada heliosentris („bumi mengelilingi matahari‟).
Secara lebih operasional lagi, dalam kegiatan ilmiah, bekerja dengan
pustaka akan sangat bermanfaat, baik bagi Anda sebagai penulis karya ilmiah
maupun bagi pembaca karya Anda. O‟Leary (2004) membedakannya
menjadi reasons for reviewing literature (alasan/manfaat mengkaji pustaka)
dan purposes of the literature review (tujuan/manfaat kajian pustaka).
Adapun manfaat tersebut dapat diurai dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 3.1.
Manfaat Mengkaji Pustaka dan Kajian Pustaka
note that is made while reading any form of text. This may be as simple as
underlining or highlighting passages‟ (Anotasi adalah catatan yang dibuat
ketika membaca suatu teks bacaan apa saja. Anotasi paling sederhana dapat
berupa menggarisbawahi atau men-stabilo bagian-bagian bacaan yang
dianggap penting, http://en.wikipedia.org/wiki/Annotation). Termasuk ke
dalam langkah menata adalah memetakan informasi yang Anda peroleh
(yang sudah Anda peroleh dan yang seharusnya Anda peroleh).
Selanjutnya, dalam penggunaan pustaka, Anda terbantu dalam memilih
topik tulisan karya ilmiah atau penelitian, merumuskan atau mengajukan
permasalahan yang akan dibahas, merumuskan rasional penyelesaian
masalah, memberi dukungan model, landasan konseptual dan/atau kerangka
teoritis atas permasalahan dan penyelesaian permasalahan yang Anda ajukan
serta memberi Anda pilihan untuk merancang berbagai strategi dan metode
penyelesaian masalah. Akhirnya, ketika me-review pustaka, Anda harus
(i) memahami tujuan penulisan karya ilmiah (memberi informasi,
menekankan persuasi, melakukan advokasi, meluruskan suatu duduk perkara,
dst.), (ii) memastikan liputan pustaka memadai dalam arti meliput semua
perspektif yang relevan dengan permasalahan, dan (iii) menulis dengan
bahasa, gaya dan nada yang tepat (O‟Leary, ibid.).
Makna kata pustaka atau kaitan kata pustaka dengan istilah sejenisnya
dapat divisualkan seperti Gambar 2 berikut.
IDIK4013/MODUL 3 3.11
Sumber: http://www.artikata.com/arti-346552-pustaka.php
Gambar 3.2.
Visual dari Kata „Pustaka‟, „Perpustakaan‟ dan „Kepustakaan‟
Lebih dari itu, ragam pustaka dan kepustakaan adalah sebagai berikut.
1. Encyclopedia, dalam encyclopedia tersusun sekumpulan artikel secara
alfabetis. Encyclopedia terbagi menjadi encyclopedia umum dan
encyclopedia khusus. Encyclopedia umum memberikan berbagai ulasan
memadai tentang hal umum yang berkaitan dengan suatu objek tertentu.
Contohnya, Encyclopedia Americana, Encyclopedia Britannica, dan
New Columbia Encyclopedia. Sementara itu, encyclopedia khusus berisi
informasi yang mendalam mengenai bidang-bidang tertentu yang lebih
spesifik. Contohnya, Encyclopedia of Chemical Technology, McGraw
Hill Encyclopedia of Science and Technology.
2. Kamus, adalah (1) buku acuan yang memuat kata dan ungkapan,
biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna,
pemakaian, atau terjemahannya, (2) buku yang memuat kumpulan istilah
atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang asal
kata, cara melafalkan, makna dan pemakaiannya, (3) diri, pikiran: tak
ada istilah "takut" dalam diri/pikiran saya. Selain kamus bahasa, terdapat
juga kamus bidang ilmu, yang pada umumnya berisi uraian tentang
definisi atau istilah yang spesifik untuk bidang-bidang tertentu
subjek/topik pada bidang-bidang yang lebih khusus, seperti bidang
pendidikan, seni, teknologi, budaya, sejarah, kesusastraan, dan psikologi.
Encyclopedia of Dictionary of Economics and Business, New Grove
Dictionary of Music and Musicians.
3. Kompilasi fakta dan data-data statistik terbitan pemerintah dan
lembaga swasta. Pada umumnya, bagian ini berisi sekumpulan laporan
tentang kejadian-kejadian penting yang pernah ada, disertai dengan
nama, tanggal dan tempat kejadian termasuk laporan dari Biro Pusat
Statistik tentang berbagai hal.
4. Bibliografi, berisi daftar tulisan yang ditulis oleh beberapa ahli yang
terkenal dalam bidangnya dilengkapi dengan uraian singkat mengenai isi
buku dan kadang-kadang disertai dengan riwayat hidup singkat
penulisnya.
5. Periodicals, pustaka yang termasuk kategori periodicals di antaranya
adalah jurnal, majalah, dan surat kabar. Untuk memudahkan pencarian
periodical, biasanya di perpustakaan ada indeks/daftar periodical
(www.KamusBahasaIndonesia.org, Sadjati, 2004:2.20-2.21).
3.14 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Untuk memahami jenis-jenis pustaka yang tersedia pada masa kini, kita
sekurang-kurangnya harus memahami bagaimana karakter zaman atau masa
kini umumnya. Berikut adalah suatu uraian mengenai karakter zaman kini.
Lebih dramatis lagi adalah sajian pada Gambar 3.3. Gambar 3.3
menunjukkan bahwa grafik perkembangan jumlah penduduk dari sejak 2.5
juta tahun lalu identik dengan grafik perkembangan jumlah host internet dari
IDIK4013/MODUL 3 3.15
250,000,000
200,000,000
No. of Hosts
150,000,000
100,000,000
50,000,000
0
69
2
/7
/7
/7
/7
/7
/8
/8
/8
/8
/8
/8
/8
/9
/9
/9
/9
/9
/9
/9
/9
/9
/9
/9
/9
/0
/0
9/
01
01
01
01
01
08
08
10
11
07
01
10
01
10
04
10
04
10
07
01
01
01
01
01
01
08
Time Period
Gambar 3.3.
Perbandingan Perkembangan Jumlah Penduduk dan Jumlah Host Internet
Dari uraian tentang karakter jaman beserta suatu contoh inovasi berupa
didirikannya UT, dan uraian tentang kecenderungan perkembangan dunia
pustaka, kita dapat membedakan adanya dua jenis pustaka, yaitu pustaka
cetak dan pustaka online. Gambar berikut merupakan ilustrasi dari kedua
jenis pustaka tersebut.
Gambar 3.4.
Ilustrasi Pustaka Cetak dan Pustaka Online
Contoh:
Nama penulis Nama penerbit
95/1039-40
Gambar 3.5.
Contoh Kartu Katalog
Gambar 3.6.
Contoh Tampilan Awal Komputer ketika Memulai Pencarian Informasi
tentang „Miriam Budiarjo‟
tahun 1990-2000. Jika demikian halnya, maka Anda perlu mengetik kata
kunci seperti tertera di tampilan berikut.
Gambar 3.7.
Contoh Tampilan Awal Komputer ketika Memulai Pencarian Informasi
tentang „Miriam Budiarjo Tata Negara 1990-2000‟
Perpustakaan
digital
Ketik
Ketik kata
kata sandi
sandi
Ketik ulang kata sandi
Klik
Gambar 3.8.
Situs-Situs Informasi yang Dapat Diakses (Rumanta, 2012)
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
2) Jika hakikat kegiatan ilmiah dilihat sebagai produk interaksi antara data
dan teori maka hubungan antara data dan teori yang paling tepat
adalah ....
A. antara data dan teori tidak ada hubungan sama sekali
B. antara data dan teori terjadi hubungan timbal balik
C. data mendikte dan mengarahkan teori
D. teori mendikte dan mengarahkan data
3) Suatu dimensi karya ilmiah adalah logos yang senada dengan teori
kebenaran ....
A. pragmatis
B. koherensi
C. korespondensi
D. konsistensi
8) Menurut Blanning (2002), ketika jumlah judul sedikit dan dicetak dalam
jumlah sedikit karena mahal, bacaan dibaca tidak dengan tujuan ....
A. pengetahuan
B. pengajaran
C. pencerahan
D. pengabdian
10) Situs di internet berikut yang menuntut kita mempunyai alamat email
adalah situs….
A. yahoo
B. google
C. google scholar
D. 4shared.com
3.30 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Kegiatan Belajar 2
Monalisa, plagiarismekah hal tersebut? Begitu juga dengan poster film yang
jelas-jelas meniru poster Barat. Plagiarismekah poster tersebut?
IDIK4013/MODUL 3 3.33
Gambar 3.9.
Beberapa Contoh Plagiarisme
Kata-kata atau
buatan kita
Ya Tidak
sendiri?
Kutipan
Gagasan Kita Sendiri?
Langsung/Utuh?
Tidak Ya
Parafrase/Modifikasi?
Ya
Dokumentasi: Sitasi, Kutipan, atau Referensi (Harus mencantumkan sumber)
Gambar 3.10.
Plagiarisme, Kutipan, dan Referensi
IDIK4013/MODUL 3 3.35
Saran Tindakan
Niat Melakukan Tidak dapat diterima. Pelanggaran serius dan
Plagiarisme: Meskipun demikian, fokus tidak termaafkan. Beri
Sengaja pada (re)edukasi, bukan hukuman secepatnya dan
pada hukuman dengan tepat.
Jangan abaikan. Fokus pada Mungkin terjadi karena
(re)edukasi dan salah pemahaman yang
Tidak Sengaja mengingatkan konsekuensi signifikan. (Re)Edukasi
plagiarisme tentang konsekuensi dari
plagiarisme
Keluasan Plagiarisme
Minor Ekstrim
Sumber: google image
Gambar 3.11.
Skema Tindakan untuk Menangani Plagiarisme
dokumen, terpaksa ditulis dengan kata tanpa tahun di antara tanda kurung;
jika tanpa kota terbit tulislah tanpa kota di antara tanda kurung; jika tanpa
penerbit tulislah tanpa penerbit di antara tanda kurung. Contoh: Walton, J.E.
(t.t.). Probability and Statistics. Washington DC, (tanpa penerbit).
LAT IH A N
R A NG KU M AN
karya ilmiah. Setelah itu, diurai teknik dan aturan dokumentasi (menulis
sitasi dan referensi).
TES F OR M AT IF 2
Tes Formatif 1
1) C. Pilihan A dan B salah karena hubungan antara keduanya bermakna,
yaitu seperti dinyatakan pilihan C: pustaka merupakan produk dari
kegiatan ilmiah. Pilihan D salah karena tidak mungkin suatu barang
(yaitu pustaka) menghasilkan sebuah kegiatan.
2) B. Pilihan A salah karena antara data dan teori terdapat hubungan
timbal balik seperti dinyatakan pilihan B. Pilihan C dipercaya benar
hanya sekitar abad 17 sampai dengan awal abad 20. Pilihan D
kurang tepat karena selalu mungkin ada data yang tidak terangkum
teori.
3) C. Pilihan A cocok untuk dimensi etos, sementara pilihan B dan D
cocok untuk dimensi patos.
4) D. Pilihan A, B dan C benar karena memang hal-hal tersebut
merupakan karakteristik bukan „provokasi‟, maka pilihan D dapat
diterima.
5) A. Pilihan B, C dan D merupakan tujuan atau manfaat kajian pustaka,
bukan alasan atau manfaat mengkaji pustaka seperti dinyatakan pada
pilihan A.
6) D. Pilihan A, B, dan C merupakan makna dari wacana yang lebih luas
maknanya dari kata pustaka seperti dinyatakan pilihan D.
7) B. Pilihan A, C dan D termasuk pada ragam pustaka dan kepustakaan,
sementara pilihan B adalah istilah yang sepadan dengan
perpustakaan.
8) A. Pilihan B, C dan D merupakan tujuan orang membaca ketika jumlah
bahan bacaan masih sedikit, sedangkan pilihan merupakan tujuan
ketika jumlah bahan bacaan melimpah.
9) B. Pilihan A, B dan D merupakan kategori yang umumnya dipakai
sebuah perpustakaan, sementara pilihan B biasanya termasuk ke
dalam kategori referensi dan tidak menjadi kategori yang berdiri
sendiri.
10) D. Pilihan A, B dan C merupakan situs umum yang tidak memerlukan
kita mempunyai alamat email. Lain halnya dengan situs yang
disebut pada pilihan D.
IDIK4013/MODUL 3 3.49
Tes Formatif 2
1) A. Tindakan menyontek adalah perbuatan yang mengakui sebagai hasil
karya orang lain sebagai hasil karyanya sendiri. Oleh karena itu,
menyontek tidak dapat dikategorikan sebagai kasus plagiarisme abu-
abu, kurang jelas atau tidak jelas seperti masing-masing dinyatakan
oleh pilihan B, C, dan D.
2) D. Permendiknas tersebut mengatur baik perbuatan sengaja, tidak
sengaja mau pun perbuatan untuk memperoleh nilai/kredit seperti
masing-masing dinyatakan oleh pilihan A, B, dan C.
3) C. Plagiarisme yang tidak dapat diterima adalah yang sengaja dan
minor. Dengan demikian, pilihan A salah. Plagiarisme sekalipun
tidak sengaja dan minor, tetap tidak diterima. Dengan demikian,
pilihan B salah. Perbuatan yang perlu diberi sanksi ialah ketika
perbuatan tersebut sengaja dan ekstrem. Dengan demikian, pilihan D
salah.
4) D. Tindakan menghilangkan atau menyelaraskan data serta melakukan
provokasi adalah tindakan tidak etis. Dengan demikian, pilihan A, B
dan C salah.
5) A. Penulisan nama penulis pada sitasi/kutipan langsung mengikuti
aturan „nama akhir (tahun: halaman)‟. Dengan demikian, pilihan B,
C, dan D salah.
3.50 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Glosarium
Dimensi etos : dimensi yang harus dimiliki karya ilmiah berupa alur
berupa tingkat kepercayaan memadai agar karya
ilmiah dapat dipahami dan diterima oleh pembacanya.
Dimensi logos : dimensi yang harus dimiliki karya ilmiah berupa alur
berupa alur penalaran atau argumen memadai agar
karya ilmiah dapat dipahami dan diterima oleh
pembacanya.
Dimensi patos : dimensi yang harus dimiliki karya ilmiah berupa alur
berupa appeal atau kesenadaan emosi memadai agar
karya ilmiah dapat dipahami dan diterima oleh
pembacanya.
Etika : juga dikenal dengan filsafat moral: cabang filsafat
yang berupaya untuk mensistemasi, mempertahankan
dan merekomendasi konsep-konsep perilaku benar
dan salah (http://en.wikipedia.org/wiki/Ethics).
Fabrikasi data : tindakan melakukan membuat data palsu dengan
sengaja.
Falsifikasi data : tindakan melakukan manipulasi data, omisi/
penghilangan data, dan/atau komisi/penambahan data
tertentu.
Kegiatan ilmiah : aktivitas menulis secara bersama-sama (we wrote this
together) agar dapat berbagi ilmu pengetahuan serta
menolong satu sama lain memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi disiplin ilmu yang
bersangkutan (we shared, we help each other),
sehingga disiplin ilmu terbina dengan baik dan benar
(we had fun and fund, benefit and outcome).
Kutipan/Sitasi : pendokumentasian bahan rujukan di dalam teks.
Plagiat : perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau
nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya ilmiah pihak lain yang
diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan
sumber secara tepat dan memadai (Permendiknas
No.17 Tahun 2010, Pasal 1).
Pustaka : (1) kitab; buku; (2) buku primbon. Atau, setiap karya
yang dihasilkan oleh para ilmuwan dalam suatu
IDIK4013/MODUL 3 3.51
komunitas keilmuan.
Referensi/daftar : pendokumentasian bahan rujukan di akhir teks.
pustaka
Teori Kebenaran : teori kebenaran yang menyatakan antara satu
Konsistensi pernyataan dengan pernyataan lain itu harus konsisten
atau padu, tidak saling melemahkan atau meniadakan.
Teori Kebenaran : teori kebenaran yang menyatakan harus adanya relasi
Korespondensi satu-satu antara pernyataan dan pernyataan.
Teori Kebenaran : teori kebenaran yang menyatakan perlunya manfaat
Pragmatis suatu pernyataan.
3.52 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Daftar Pustaka
Adler, M.J. (1981). Six great ideas: truth, goodness, beauty, liberty, equality,
justice. New York: Macmillan Pub. Co.
Sadjati, I.M. (2004). Persiapan penulisan karya ilmiah, dalam Wardani, dkk.
Teknik penulisan karya ilmiah, BMP, Penerbit UT.
Trebilock, C. (2002). Surfing the wave: the long cycle in the industrial
centuries, dalam Martland, P., Ed. (2002), The future of the past: Big
questions in history, Pimlico Random House, London.
Tim Guru Pintar Online FKIP-UT. (2010). Panduan GPO. Pintu Interaksi
Antarguru secara Online, Jakarta.
http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1179&bih=563&gbv=2&tbs=is
ch%3A1&sa=1&q=scientific+works&aq=f&aqi=&aql=&oq= (7 April
2012).
http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1179&bih=563&gbv=2&tbs=is
ch%3A1&sa=1&q=tulisan+ilmiah&btnG=Telusuri&aq=f&aqi=&aql=&
oq (10 April 2012).
http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1179&bih=563&gbv=2&tbs=is
ch%3A1&sa=1&q=karya+ilmiah&btnG=Telusuri&aq=f&aqi=g3&aql=
&oq= (10 April 2012).
http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&biw=1179&bih=563&tbs=isc
h%A1&sa=1&q=plagiarism&btnG=Telusuri (5 April 2012).
http://www.artikata.com/arti-346552-pustaka.php (8 April 2012).
PEN D A HU L UA N
M enulis laporan atau karya tulis ilmiah merupakan pekerjaan yang sangat
berat bagi sebagian besar orang termasuk mahasiswa. Bagi mereka
yang belum terbiasa, menulis laporan ilmiah bisa membuat seseorang pusing
tujuh keliling dan stres. Akan tetapi, bagi mereka yang sudah biasa maka
menulis laporan ilmiah merupakan pekerjaan yang menyenangkan dan
memberikan kepuasan batin yang tidak bisa dinilai dengan uang. Sedangkan
sebagai mahasiswa yang konon katanya calon intelektual, menulis karya
ilmiah merupakan sebuah keharusan. Mengapa demikian? Karena karya tulis
merupakan sarana bagi mahasiswa untuk menyampaikan gagasan, pemikiran
dan hasil penelitian ilmiahnya secara tertulis.
Dalam praktiknya menulis karya ilmiah tidaklah semudah orang menulis
surat pribadi, tetapi memerlukan latihan yang intens dan mematuhi aturan-
aturan tertentu agar gagasan, pemikiran, pendapa dan temuannya dapat
dipahami pembacanya. Oleh karena itu, agar karya tulis dapat dan mudah
dipahami, maka karya tulis harus dapat disampaikan secara cermat
(accurate), singkat (brevity), dan jelas (clear).
Dalam perjalanannya, penulisan karya ilmiah harus dibuat secara
terencana, memperhatikan siapa calon pembacanya, memikirkan tentang
judul/topik yang dipilih dan tujuan penulisan serta memperhatikan berapa
banyak informasi yang akan ditulis atau berapa panjang atau jumlah kata
yang akan ditulis. Untuk itu, sebelum memulai proses penulisan, seseorang
calon penulis harus dan perlu memperhatikan aturan-aturan awal atau
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Buatlah rencana penulisan dengan cermat, yaitu bagaimana Anda akan
melakukan pekerjaan tersebut, dan sediakan waktu Anda untuk menulis.
Karena pekerjaan menulis tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa dan
serentak tanpa perencanaan yang matang.
4.2 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
dibimbing untuk mempelajari cara menulis karya ilmiah hasil penelitian dan
karya ilmiah bukan hasil penelitian (nonpenelitian) berbentuk laporan
penelitian dan makalah. Modul ini secara khusus akan membahas hal
tersebut. Diharapkan, setelah selesai mempelajari materi Modul 4 ini Anda
akan mampu menjelaskan cara menulis karya ilmiah, secara khusus Anda
akan mampu mendeskripsikan persyaratan dasar penulisan artikel ilmiah, dan
mendeskripsikan komponen-komponen artikel ilmiah. Secara khusus, setelah
mempelajari modul ini, Anda akan dapat:
1. menjelaskan persyaratan dasar penulisan artikel ilmiah;
2. menyebutkan kronologi proses penulisan artikel ilmiah;
3. membedakan jenis-jenis artikel ilmiah;
4. menyebutkan komponen-komponen artikel ilmiah;
5. membedakan daftar isi (outline) laporan hasil penelitian dengan outline
artikel hasil penelitian;
6. membedakan komponen artikel hasil penelitian dengan artikel
nonpenelitian;
7. membedakan judul penelitian dengan judul artikel ilmiah.
Selamat Belajar!
4.4 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Kegiatan Belajar 1
artikel dan bagian mana yang dianggap kurang perlu untuk disampaikan
kepada target pembaca. Penulis artikel juga dapat mencari informasi baru
yang relevan dengan isu yang sedang dibahas, karena referensi yang
digunakan pada saat menulis laporan penelitian mungkin sudah kedaluwarsa
atau ada hal-hal baru yang ingin ditambahkan.
Anda juga dapat mengevaluasi sebuah isu/masalah yang sudah pernah
dipublikasikan (review article) atau membuat kajian teori (theoritical article)
yang memuat cuplikan-cuplikan tentang hasil-hasil penelitian tentang sebuah
masalah tertentu kemudian dirangkai menjadi naskah untuk artikel ilmiah
serta disusun sesuai format standar sebuah artikel untuk jurnal.
laporan hasil penelitian yang pernah Anda lakukan, maka Saudara tidak
perlu lagi mengumpulkan materi yang relevan, karena hal tersebut sudah
Saudara lakukan mulai dari proses penulisan proposal, pelaksanaan
penelitian sampai dengan proses membuat laporan penelitian.
Berdasarkan sumbernya, ada dua jenis artikel ilmiah, yaitu artikel hasil
penelitian dan artikel nonpenelitian.
ilmiah, yaitu sistematis, logis dan berbobot ilmiah. Format baku yang umum
berlaku meliputi judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, kajian pustaka
dan metode, hasil, dan daftar pustaka.
Judul harus dibuat spesifik yang mencerminkan isi artikel, tetapi jangan
menggunakan istilah yang terlalu teknis yang hanya dipahami oleh ahlinya.
Judul umumnya menjelaskan/menyebutkan isi materi atau variabel penelitian
(untuk artikel yang berasal dari hasil penelitian). Misalnya: “Pengaruh gaya
bicara terhadap penampilan akademik”. Judul juga dapat merupakan hasil
dari/kesimpulan dari seluruh tulisan. Misalnya, “Gaya bicara yang buruk
mempengaruhi penampilan akademik”. Selanjutnya, nama penulis harus
diletakkan di depan makalah ilmiah di bawah judul, karena penulis adalah
orang yang bekerja dan menulis artikel. Untuk makalah yang diterbitkan/
dipublikasikan, seluruh tim yang ikut bekerja namanya harus dicantumkan.
Abstrak secara umum adalah ringkasan sebuah makalah/tulisan.
Diterbitkan bersamaan dengan artikel ilmiah dan biasanya digunakan sebagai
gambaran awal tentang isi artikel. Abstrak biasanya juga diterbitkan secara
terpisah di sumber bibliografi seperti Abstract Bibliography of Education for
Homeless. Abstrak ditulis dalam satu paragraf yang terdiri dari tujuan,
metode, hasil dan kesimpulan dari artikel/tulisan. Abstrak yang baik adalah
terdiri dari tidak lebih 300 kata.
Pendahuluan merupakan penjelasan awal dan singkat tentang apa yang
akan dijelaskan tentang penelitian atau materi yang akan disampaikan.
Menjelaskan tentang permasalahan dan literatur yang relevan, sehingga
pembaca akan mengerti mengapa penulis tertarik pada masalah tersebut.
Pendahuluan cukup ditulis tidak lebih dari empat paragraf dan diakhiri
dengan pertanyaan spesifik yang akan dicari jawabnya.
Kajian pustaka dan metode menjelaskan bagaimana cara penulis
menjawab pertanyaan yang sudah ditulis/dideklarasikan di awal tulisan.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis dapat menggunakan contoh-
contoh atau pengalaman dari hasil tulisan lain yang sejenis dan relevan dari
penulis lain. Di sinilah peran dari kajian pustaka, yaitu penulis harus dapat
mencari dan melakukan kajian ilmiah tentang penelitian atau subyek yang
sama sebagai bahan perbandingan dan pendalaman serta untuk mencari ide.
Kajian pustaka yang baik apabila dilengkapi dengan diagram, tabel atau
bagan aliran (flow chart) untuk memudahkan pembaca memahami ide yang
akan penulis sampaikan. Hasil merupakan jawaban dari pertanyaan spesifik
yang diajukan di bagian pendahuluan. Sedangkan daftar pustaka adalah
IDIK4013/MODUL 4 4.11
merupakan daftar nama-nama penulis, judul tulisan, tahun, kota dan nama
penerbit yang digunakan penulis sebagai rujukan.
Isi artikel yang diangkat dari hasil penelitian pada dasarnya merupakan
esensi dari laporan hasil penelitian. Penulis dapat memilah-milah bagian
mana yang perlu dimasukkan menjadi bagian dari isi artikel dan bagian mana
yang dianggap kurang perlu untuk disampaikan kepada target pembaca.
Penulis juga dapat memasukkan informasi baru yang relevan dengan isu yang
sedang dibahas, karena referensi yang digunakan pada saat menulis laporan
penelitian mungkin sudah kedaluwarsa atau mungkin ada hal-hal baru yang
dapat dijadikan argumen dan ingin disampaikan penulis tentang temuan
penelitian kepada target pembaca.
2. Artikel Nonpenelitian
Artikel nonpenelitian adalah telaah artikel, kajian pustaka, dan hasil
pengembangan proyek. Dalam modul ini hanya dibicarakan telaah artikel dan
kajian pustaka.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
2) Dalam menulis artikel, diperlukan data, gambar, atau grafik untuk ....
A. memperkuat pernyataan yang dibuat penulis
B. mempermudah memahami ide yang disampaikan penulis
C. memperkuat kredibilitas penulis
D. meningkatkan kualitas tulisan
Kegiatan Belajar 2
Halaman judul
Lembar pengesahan
Abstrak
Daftar Isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Daftar lampiran
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
II. Kajian Pustaka
III. Pelaksanaan Penelitian
A. Subyek Penelitian
B. Deskripsi Tindakan Perbaikan per Siklus
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Deskripsi Hasil Tindakan Perbaikan per Siklus
B. Pembahasan per Siklus
C. Hasil Perbaikan Yang Dicapai
V. Kesimpulan dan Saran Tindak Lanjut
A. Kesimpulan
B. Saran Tindak Lanjut
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
ARTIKEL ILMIAH
A. JUDUL
teknis yang hanya dimengerti oleh kelompok tertentu saja, karena itu, judul
harus disesuaikan dengan target pembaca (Steingraber, et al. 1985).
Penulisan judul artikel memiliki dua tujuan, yaitu menarik minat pembaca
dan membantu dalam indeksisasi dan penelusuran subjek. Judul yang baik
adalah yang memenuhi kriteria berikut.
1. Merupakan ringkasan dari ide pokok karya tulis dan disusun sedemikian
rupa agar dapat menarik perhatian pembaca. Judul akan memberikan
kesan awal untuk merangsang minat audiens untuk membaca. Judul
sangat mempengaruhi apakah seseorang tertarik membaca atau tidak.
Usahakan sedapat mungkin menggunakan judul yang singkat dan jelas,
serta jangan menggunakan singkatan dalam judul dan hindari jargon.
Judul artikel hendaknya merepresentasikan variabel atau aspek yang
diteliti.
2. Judul haruslah mengandung kata-kata kunci yang mewakili isi tulisan.
Judul artikel yang baik adalah 10-12 kata dan hindari penggunaan kata-
kata yang tidak perlu (redundant), seperti:
a. sebuah studi tentang ………;
b. penelitian tentang ………….;
c. laporan kegiatan penelitian tentang ……;
d. hindari penggunaan jargon, simbol, singkatan, formula;
e. hindari penyajian secara sub/superscript.
Contoh:
IDIK4013/MODUL 4 4.21
Jadi, hal-hal yang perlu dihindari dalam menyusun abstrak adalah (i)
menyampaikan informasi tentang latar belakang dengan panjang lebar (tidak
fokus); (ii) menggunakan kutipan/referensi dari sumber pustaka lain di luar
artikel; (iii) menggunakan kalimat-kalimat yang tidak lengkap atau tidak
efektif, dan (iv) menggunakan singkatan atau istilah yang tidak umum maka
abstrak yang baik adalah akurat, utuh (self-contained), konsisten dan spesifik,
IDIK4013/MODUL 4 4.27
Untuk abstrak hasil kajian teori dan reviu artikel biasanya lebih singkat
dari abstrak hasil studi empiris, yaitu 75-100 kata. Isinya meliputi:
1. judul ditulis dalam satu kalimat;
2. tujuan, dasar teori yang digunakan, kerangka berpikir dan ruang lingkup
tulisan;
3. sumber-sumber yang digunakan untuk membuat tulisan, misalnya studi
dokumen, observasi atau wawancara, dan lain-lain;
4. kesimpulan dan implikasi atau aplikasi dalam praktik di lapangan.
1. Pendahuluan
Pendahuluan diawali dengan latar belakang yaitu menyampaikan kepada
pembaca tentang permasalahan yang umum sebagaimana sudah Anda
nyatakan dalam laporan penelitian dan kemudian mengerucut menjadi
masalah yang lebih spesifik atau yang Anda pikir cukup menarik untuk
dipublikasikan. Kalimat pertama dari latar belakang haruslah terfokus dan
langsung menyentuh permasalahan. Hal ini akan memudahkan Saudara
langsung dapat masuk ke materi sehingga alur penulisan lebih terfokus.
Latar belakang membeberkan permasalahan yang penting dan relevan dengan
IDIK4013/MODUL 4 4.29
judul artikel dan boleh dibuat agak dramatis untuk menarik minat pembaca.
Pendahuluan merupakan ringkasan dari kajian pustaka yang sudah Anda
gunakan dalam laporan penelitian. Hal ini akan membuat pembaca
memahami mengapa Anda melakukan penelitian tentang masalah tersebut
(atau memilih judul tersebut). Halaman pendahuluan untuk sebuah artikel
cukup 1-4 halaman.
Latar belakang diakhiri dengan menyebutkan tujuan penulisan artikel,
mencantumkan problem statement, hipotesis atau pertanyaan penelitian.
Untuk artikel yang diangkat dari hasil penelitian, latar belakang biasanya
diakhiri dengan penjelasan singkat rasional dan metode/pendekatan yang
digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menyusun pendahuluan,
sebagai berikut.
a. Apa permasalahan yang ingin Anda ungkapkan?
b. Apakah pertanyaan penelitian/hipotesis relevan dengan permasalahan
yang ingin Anda ungkapkan?
c. Apa kaitan tulisan Anda dengan tulisan/penelitian terdahulu? Teori atau
konsep dan metode apa yang relevan untuk mengatasi masalah tersebut?
Apakah permasalahan yang ingin Anda ungkapkan relevan dengan
pertanyaan penelitian?
d. Apa implikasi teoritis terhadap permasalahan yang Anda angkat?
Peran serta suami merupakan unsur yang sangat penting dalam program
KB di Indonesia. Catatan jumlah pertambahan penduduk Indonesia sejak
satu dekade terakhir menunjukkan kegagalan program KB di Indonesia.
Data demografi dari BPS 2010 menunjukkan bahwa pertambahan jumlah
penduduk Indonesia meningkat secara positif. Artinya jumlah kelahiran
bayi makin meningkat secara positif dan drastis, dan tidak ada tanda-
tanda akan turun.
Hal ini disebabkan karena program KB yang merupakan produk Orde
Baru dianggap sudah harus dilupakan dan bukan prioritas Pemerintah
era reformasi. Kondisi ini dipicu oleh dampak pasca reformasi, yaitu
4.30 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Tulisan ini merupakan hasil sebuah kajian teori yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kegagalan program KB di Indonesia berdasarkan
analisis teori-teori yang berlaku, mencermati titik kelemahan dari teori
tersebut dan kemudian memperkenalkan teori baru yang lebih baik,
unggul, sesuai dan relevan dengan masalah yang dibahas.
2. Materi Inti
Materi inti merupakan bagian yang menyajikan inti permasalahan. Agar
lebih sistematis dan memudahkan pembaca memahami tulisan Saudara,
bagian ini bisa menjadi bagian terpisah (subjudul). Untuk artikel yang
diangkat dari hasil penelitian, judul disesuaikan dengan variabel yang
digunakan dalam penelitian atau disesuaikan dengan judul artikel. Tetapi
harus diwaspadai bahwa materi inti adalah bagian dari inti permasalahan,
bukan sekedar tinjauan pustaka. Oleh karena itu, penulis harus mampu
menunjukkan adanya adu argumentasi antarpeneliti. Penulis dapat mencuplik
pendapat atau argumen dari berbagai narasumber dan tentu saja harus
diperhatikan relevansi dan urutannya untuk memudahkan dalam menarik
kesimpulan. Karena itu, materi inti harusnya disusun secara sistematis
sehingga terbentuk sebuah kerangka berpikir yang logis.
Bagian ini dapat diperoleh dari literatur atau fakta empiris atau
keduanya. Anda harus menunjukkan sumber dari semua informasi yang
Anda gunakan. Jadi ingatlah untuk menyimpan catatan lengkap tentang
semua literatur yang telah Anda kumpulkan. Jika Anda tidak melakukan ini,
Anda bisa dituduh plagiarisme yang merupakan bentuk pencurian intelektual.
3. Metode
Bagaimana cara Anda menjawab pertanyaan penelitian? Untuk artikel
jurnal hasil penelitian, bagian ini menyajikan deskripsi dan justifikasi yang
memungkinkan peneliti lain mengulang metode yang digunakan. Karena itu
penjelasan tentang metode analisis data harus jelas. Metode yang digunakan
harus relevan dengan tujuan penelitian dan informasi yang disampaikan harus
sesuai kronologis pertanyaan penelitian. Metode hendaknya memuat hal-hal
tentang subyek, variabel, materi, prosedur, dan analisis statistik (Zeiger,
1991).
a. Subyek menjelaskan tentang metode sampling dan sistem rekrutmen,
jumlah subyek, justifikasi dari ukuran sampel.
b. Variabel menjelaskan tentang jenis variabel yang digunakan, apakah
independen, dependen, ekstraneous atau kontrol.
c. Material menjelaskan tentang peralatan dan instrumen yang digunakan.
d. Prosedur menjelaskan tentang deskripsi singkat secara kronologis
seputar kegiatan penelitian yang sudah dilakukan.
4.32 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
5. Penutup/Kesimpulan
Dalam bagian ini jelaskan jumlah temuan-temuan Anda berdasarkan
hasil analisis data, menginterpretasikan hasil analisis data, dan menarik
kesimpulan. Penyampaian temuan dan kesimpulan hendaknya selaras dengan
hipotesis atau problem statement atau pertanyaan penelitian. Fokuskan
bagian ini pada hasil penelitian yang paling signifikan, dan jangan hanya
IDIK4013/MODUL 4 4.33
Referensi/Daftar Pustaka
Referensi mencakup semua literatur yang Anda referensikan dalam
artikel Anda. Cari tahu sistem referensi yang digunakan. Sebuah metode yang
populer adalah sistem American Psychological Association (APA),
Geological Society of London atau Harvard yang berisi daftar nama keluarga
penulis yang diurut berdasarkan abjad, diikuti dengan inisial mereka, tanggal
publikasi, judul buku dalam huruf miring, tempat publikasi dan penerbit. Jika
referensi adalah artikel jurnal, judul artikel ditulis dalam huruf biasa dan
nama jurnal muncul dalam huruf miring (italic), diikuti dengan nomor
volume dan halaman artikel. Referensi lengkap untuk setiap karya yang
diterbitkan dikutip dalam teks harus diberikan dalam urutan abjad pada
bagian yang terpisah, di akhir laporan. Ada banyak cara yang berbeda seputar
cara penulisan format referensi. Salah satu gaya penulisan diberikan di bawah
ini. Anda juga perlu melihat cara penulisan referensi dari berbagai jurnal
ilmiah untuk mencari alternatif.
Contoh-contoh cara penulisan referensi:
Afolabi, S.O. (2003). Assessment of Students on Teaching Practice: A case
Study of College of Education llorin.
http://www.unilorin.ed.ng/unilorin/journals/ije/june2003.
American Psychological Association (2005). Publication manual of the
American Psychology Association (5th ed.). Los Angelos: APA.
Daramola, S.O. (1991). Teaching practice and university admissions for NGE
graduates Ilorin Journal of Education, 2 (1), 88- 94.
4.34 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Senior, B. (1997). Team roles and team performance: Is there really a link?
Journal of Occupational and Organizational Psychology, 70, 241-258.
Garza, A. (1999, March 17). Mexican tradition under siege. Boston Globe,
p.A2. Retrieved June 3, 2005, from ProQuest Newsstand database.
Gocsik, K. (2004). What is an academic paper? Darthmouth Writing
Program. Retrieved January 13, 2011, from.
http://www.dartmouth.edu/~writing/materials/student/ac_paper/what.shtml
Last modified: Tuesday, 12-Jul-2005.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
5) Abstrak yang baik ditulis dalam satu paragraf secara akurat, artinya ....
A. relevan dan benar sesuai dengan isi
B. menjelaskan tujuan penulisan
4.38 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
10) Secara garis besar, metode hendaknya memuat tentang subyek, variabel,
materi, prosedur, dan analisis statistik serta hal lain-lain tentang ....
A. kelengkapan persyaratan pelaksanaan penelitian
B. proses pengumpulan data
C. kisi-kisi instrumen penelitian
D. rincian pembiayaan penelitian
IDIK4013/MODUL 4 4.39
Tes Formatif 1
1) A. Keaslian ide, artinya bukan hasil pemikiran orang lain atau hasil
plagiat.
2) B. Mempermudah memahami ide yang disampaikan penulis, karena
data, gambar, atau grafik merupakan pelengkap dari penjelasan
deskriptif.
3) B. Jelas.
4) C. Jelas.
5) D. Laporan yang merupakan hasil penelitian yang dilakukan secara
ilmiah, artinya dilaksanakan dengan menggunakan metode/
prosedur ilmiah.
6) C. Jelas.
7) A. Mencari hubungan-hubungan antarteori tentang isu yang sedang
dibahas untuk mendapatkan jawaban atau menarik „benang merah‟
berdasarkan analisis penulis.
8) A. Esensi artinya isu/temuan yang paling menonjol atau menarik
untuk dipublikasikan.
9) A. Media bagi seorang ilmuwan untuk berkomunikasi dengan
ilmuwan lain tentang temuan dari hasil penelitiannya.
10) C. Validitas isi, maksudnya agar isinya dapat dipertanggung jawabkan
dari segi isi, relevansi dan tujuan.
Tes Formatif 2
1) B. Jelas.
2) D. Merefleksikan/menggambarkan isi artikel sehingga menarik
seseorang untuk mendalami isinya.
3) D. Karena untuk artikel hasil penelitian, penulis harus memasukkan
metode yaitu bagian yang memuat tentang subyek, variabel,
materi, prosedur, dan analisis statistik.
4) C. Jelas.
5) C. Mencerminkan materi tulisan yang paling esensial sehingga akan
memudahkan pembaca melakukan browsing apakah artikel tersebut
sesuai dengan isu/masalah yang ingin diketahuinya.
6) B. Jelas.
7) D. Abstrak adalah penjelasan singkat tentang esensi sebuah artikel
ilmiah, tidak bersifat evaluatif artinya abstrak bukan hasil
evaluasi.
8) D. Jelas.
IDIK4013/MODUL 4 4.41
Daftar Pustaka
Kompas (2005, 9 Mei). Kuliah Jarak Jauh Tidak Menjamin Kompetensi Guru
(Artikel). Harian Kompas, hal. 9.
Marijnissen, S., Beier, P., Awoyemi, S., and Ajagbe, A. (2008). Guidelines
for writing scientific papers. Society for Conservation Biology Africa
Section. Retrieved December 12, 2010 from
http://www.conbio.org/sections/africa/Guidelines_ScientificWriting
Steingraber, S., Jolls, C., Goldberg, D.,et al. (1985). Guidelines for writing
scientific papers. Retrieved December 12, 2010 from
http://www.bms.bc.ca/resources/library/pdf/GuidelinesScientificPapers
P E ND A H UL U AN
S audara mahasiswa, untuk sampai pada Modul ke-5 ini tentu Anda sudah
melewati dan mengkaji 4 modul sebelumnya. Anda sudah mengenal
hakikat karya ilmiah, sudah pandai menyiapkan karya ilmiah, sudah terbiasa
memanfaatkan berbagai sumber pustaka untuk menulis karya ilmiah dan
Anda sudah dapat mendeskripsikan karya ilmiah. Pada Modul 5 ini tugas
Anda tidak ringan. Bahkan mungkin tugas Anda di modul ini paling berat.
Hal tersebut dikarenakan Modul 5 pada dasarnya adalah inti dari mata kuliah
Teknik Penulisan Karya Ilmiah ini. Saudara dituntut bukan hanya tahu dan
mengaplikasikan hal-hal yang berhubungan dengan karya ilmiah yang diurai
di Modul 1 sampai Modul 4 atau bahkan yang disajikan pada Modul 6 nanti.
Saudara pertama-tama dan terutama harus bisa dan pandai menulis karya
ilmiah itu sendiri. Dengan pandai menulis sendiri karya ilmiah, hal-hal lain
yang berhubungan dengan karya ilmiah itu nantinya akan menjadi bagian
pengetahuan refleks atau tacit Anda, pengetahuan yang secara otomatis
diketahui dan dipraktikkan.
Mengingat pentingnya tugas Saudara dalam mengkaji dan
mempraktikkan isi Modul 5 ini, penulis modul juga tentu merasa berat sekali
untuk menulis modul. Hal tersebut dikarenakan modul pada dasarnya adalah
sebentuk karya ilmiah. Penulisan modul dengan demikian akan menjadi
contoh bagi Saudara untuk menulis karya semacam itu. Beruntunglah dalam
menulis modul sudah ada terlebih dulu rancangan awalnya. Rancangan awal
tersebut secara formal dituangkan dalam bentuk tulisan yang dinamakan
Rancangan Mata Kuliah (RMK). RMK pada dasarnya merupakan
kesepakatan pengampu dan ahli mata kuliah mengenai apa yang sepatutnya
dan selayaknya disajikan dalam modul. Lebih dari itu, karena BMP (Buku
Materi Pokok yang terdiri atas 6 modul ini) merupakan edisi kedua, RMK
juga ditulis berdasarkan atas evaluasi atas BMP lama. Dengan demikian,
penulisan BMP baru ini –termasuk Modul 5 ini– terarahkan oleh RMK.
5.2 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Dengan mempelajari modul ini, Anda seperti diurai di atas harus dapat
menulis karya ilmiah. Menulis karya ilmiah tentu bagi sebagian dari Anda
adalah prasyarat untuk kenaikan pangkat/golongan. Akan tetapi, yang lebih
mendasar lagi, kiranya ucapan seorang pakar, walau cukup ekstrem, sangat
IDIK4013/MODUL 5 5.3
tepat di sini: tidak berguna ilmu yang tidak dapat menuntun Anda pada
tindakan atau dalam kasus ini pada menulis karya ilmiah!
Agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini ikuti
petunjuk belajar sebagai berikut.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda
memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari konsep ini.
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-
kata yang Anda anggap baru.
3. Pelajari secara cermat pengertian demi pengertian dari isi modul ini
melalui pemahaman Anda dan tukar pikiran dengan sesama teman
sejawat atau tutor Anda.
4. Kaitkanlah konsep baru yang Anda pelajari dengan konsep lain yang
telah Anda peroleh, kemudian hubungkanlah konsep-konsep tersebut
dengan pengalaman Anda sehari-hari, termasuk pengalaman mengajar
Anda sehingga akan membawa hasil yang lebih efektif.
5. Perhatikan contoh-contoh yang diberikan pada setiap kegiatan belajar,
kerjakanlah latihan yang ada.
6. Kerjakan sendiri tes formatif semaksimal mungkin, kemudian untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda, cocokkan jawaban Anda dengan
kunci jawaban yang tersedia pada bagian akhir modul ini.
7. Buatlah catatan khusus hasil pemahaman terhadap belajar Anda sendiri
atau hasil diskusi dengan teman maupun tutor untuk mempersiapkan
tugas-tugas bila mengikuti tutorial dan ujian akhir mata kuliah.
8. Carilah referensi lain dalam internet dengan search engine yang ada,
misalnya dengan www.google.com atau www.ut.ac.id untuk
memperkaya pemahaman Anda tentang konsep yang sedang dipelajari.
Kegiatan Belajar 1
Menulis karya ilmiah umumnya kaya dengan narasi. Dengan kata lain,
sebagian besar tulisan itu didominasi oleh narasi. Oleh karena itu, dalam
Kegiatan Belajar 1 ini, uraian ditujukan sepenuhnya untuk mengkaji tulisan
yang sifatnya sepenuhnya narasi. Dalam kegiatan belajar berikutnya
diasumsikan bahwa keterampilan menulis dengan paduan narasi dan bentuk
penyajian lainnya berupa tabel atau diagram merupakan pengembangan lebih
lanjut, namun sederhana, dari proses menulis yang semata-mata berupa
tulisan narasi/naratif. Untuk menulis karya ilmiah, baik yang sifatnya naratif
atau paduan narasi dan penyajian data lainnya, selain dituntut mempunyai
keahlian atau pengetahuan secukupnya tentang masalah yang akan ditulis,
anda perlu terus berlatih, berlatih dan berlatih. Berlatih itu dimulai dari sering
berlatih mencari dasar keilmuan dan informasi tentang tulisan. Kemudian,
setelah itu, berlatih untuk terus menulis tanpa kenal bosan dan lelah. Sebagai
motivator agar anda tetap berlatih, berikut diurai sekelumit analogi historis
IDIK4013/MODUL 5 5.5
dapat tatap muka atau dengan modus pembelajaran jarak jauh. Makna
mengajar (teach) itu bukan hanya meliput mengajar orang lain saja, tapi juga
sering yang utama dan terutama adalah mengajar diri sendiri, ’mengajar dan
belajar... masing-masing dapat dideskripsikan sebagai seperangkat aktivitas...
tapi, juga ada makna penting di mana mengajar tanpa belajar sama saja
dengan tidak mengajar sama sekali (begitu juga sebaliknya). Dalam bahasa
tertentu (misalnya dalam bahasa Prancis)...”saya belajar” sama artinya
dengan ”saya mengajar diri sendiri”’ (Hamilton, 1987: 36). Akhirnya, dengan
terlibat dalam proses pembelajaran, Anda diperkaya dengan refleksi,
pengalaman atau data empiris untuk lebih mengonkretkan, memperkuat, dan
mengembangkan gagasan serta argumen yang telah Anda peroleh lewat
proses membaca dan menulis.
Setelah secara sekilas mengurai hakikat proses menulis, seperti dituntut
oleh judul subbab ini, berikut disajikan bagaimana tulisan awal tentang
’Marsupilami’ yang sifatnya lebih banyak informatif atau berupa extended
outline (garis besar tulisan yang diurai lebih lanjut) direvisi menjadi suatu
bentuk tulisan naratif yang dapat memenuhi kriteria logos, patos, dan etos.
Tulisan awal:
Marsupilami
Tulisan akhir:
Beberapa butir hasil pemikiran kritis atau reflektif atas tulisan tentang
hakikat dan contoh proses menulis adalah sebagai berikut. Pertama, untuk
memberi landasan keilmuan bagi refleksi yang kita lakukan harus
diperhatikan bahwa pada Modul 3 telah disampaikan bahwa karakteristik
karya ilmiah itu ada tiga, yaitu logos, patos, dan etos. Tabel 5.1 berikut
mengurai ketiga karakteristik tersebut dari sisi cara berpikir (seperti diurai di
5.8 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Tabel 5.1.
Cara berpikir, karakteristik tulisan yang dihasilkannya dan pengaruh
yang diharapkan dari Logos, Patos, dan Etos
dalam berlatih, berlatih, dan berlatih menulis adalah Anda perlu menuliskan
dulu apa saja yang dalam pikiran Anda. Anda tidak perlu berpikir tentang
bentuk akhir dari tulisan dulu. Setelah tulisan tentang semua yang Anda
pikirkan itu selesai, barulah Anda mulai melihatnya dengan ’kepala jernih’
atau bahkan Anda berperan sebagai orang lain yang melihat tulisan tersebut.
Di tahap merevisi tulisan itulah, Anda mengonsentrasikan pikiran untuk
menyempurnakan tulisan dan memikirkan bentuk akhir tulisan.
Ketiga, judul subbab ini Berpikir Kritis atau Reflektif Tentang
Hakikat Proses Menulis menyatakan bahwa subbab ini mengurai atau
merupakan refleksi/berpikir kritis tentang subbab sebelumnya yang berjudul
Hakikat dan Contoh Proses Menulis. Dengan subbab ini, kita pada
dasarnya akan mengkaji apakah karakteristik karya ilmiah seperti tersaji pada
Tabel 5.1 sudah dipenuhi oleh uraian pada Kegiatan Belajar 1 ini. Dengan
demikian, tulisan pada Kegiatan Belajar 1 ini termasuk tulisan dalam semua
subbab yang ada di dalamnya merupakan refleksi atau evaluasi diri: sebuah
tulisan yang mengajak atau menyampaikan tulisan atau karya ilmiah yang
baik tentulah dalam dirinya sendiri harus merupakan tulisan yang baik atau
sekurang-kurangnya sudah berupaya menerapkan tiga kriteria karya ilmiah
(logos, patos, dan etos). Selanjutnya, dari judul subbab ini, refleksi, evaluasi
diri atau berpikir reflektif kita anggap sama dengan berpikir kritis dan
komprehensif. Penggunaan kata-kata ‘kritis’, ‘komprehensif’ dan dengan
demikian ‘reflektif’, kita catat, misalnya, pada uraian di Modul 3: ‘Dengan
hadirnya ketiga gagasan terakhir ini [yaitu: keadilan, kebebasan, dan
persamaan] komprehensiflah kiranya perangkat ilmiah peradaban: kita dapat
dengan kritis menjawab kebenaran, keindahan, dan kebaikan apa, menurut
siapa serta untuk apa dan untuk siapa dalam kerangka tindakan yang diwarnai
dengan keadilan, kebebasan dan persamaan (dikutip dengan penambahan
keterangan dan tekanan berupa huruf miring)’. Pendeknya, berpikir kritis
adalah cara berpikir yang tidak hanya peduli pada kualitas dan keberadaan
karya ilmiah yang kita hasilkan, tetapi juga peduli baik pada penerimaan dan
dampaknya bagi pembaca, maupun pada keberadaan kita seutuhnya (lewat
proses refleksi). Lebih dari itu, pada tataran praktek pendidikan, kenaikan
pangkat/jabatan atau bahkan sertifikasi guru di kalangan guru pendidikan
dasar dan menengah sekarang ini (di antaranya) mempersyaratkan guru yang
bersangkutan mampu melakukan kajian kritis (critical review). Sampai saat
ini, kajian kritis tidak atau belum didefinisikan secara definitif baik
5.10 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
titik A., B., C., dst., subsubbab dengan angka Latin yang diberi tanda titik
1.,2.,3., dst. Jika diperlukan pembagian lebih lanjut setelah subsubbab
gunakan secara berturut-turut:
1. Huruf kecil Latin yang diberi tanda titik: a., b., c., dst.
2. Angka kecil Latin berselendang: 1), 2), 3), dst.
3. Huruf kecil Latin berselendang: a), b), c), dst.
Berikut adalah beberapa contoh format penulisan karya ilmiah.
Disertasi:
KAJIAN FILOSOFIS KURIKULUM PENDIDIKAN UMUM
(Studi Analisis Filosofi Philip Henry Phenix
dalam Mata Kuliah Cakrawala Pendidikan Umum)
Oleh:
Dodi Sukmayadi (2004).
Dst.
Oleh:
T. Raka Joni, Jurnal Ilmu Pendidikan, UNM, Juni 2005, Jilid 12, Nomor 2)
Oleh:
Endang Nugraheni, Jurnal Pendidikan UT, Vol 10(2), 2009
(Perhatikan bahwa subjudul –juga subsubjudul, jika ada– ditulis dalam huruf
kecil yang tiap awal katanya kapital kecuali kata tugas seperti yang dan
dalam).
Dalam kegiatan belajar ini, Anda perlu memahami hakikat dan proses
menulis karya ilmiah. Selain itu, yang lebih penting lagi adalah Anda perlu
mempraktekkan pemahaman tersebut sehingga Anda tidak berhenti untuk
terus menerus menulis karya ilmiah. Hal yang perlu diingat ketika menulis
karya ilmiah ialah Anda harus menyesuaikan format penulisan sesuai dengan
format yang ditetapkan oleh penerbit. Lebih dari itu, Anda juga dapat
mempraktekkan atau melakukan kajian kritis seperti dicontohkan di subbab
kedua Kegiatan Belajar 1 ini. Dalam melakukan kajian kritis, Anda harus
memperhatikan konteks tulisan/’yang tersirat’ (termasuk teori atau
pandangan yang digunakan penulis dan jika perlu profil pribadi penulis dapat
disampaikan) dan teks/’yang tersurat’ mulai dari yang substansial (meliput
aspek logos, patos, dan etos) sampai ke teknis detil seperti format penulisan.
Penggunaan format penulisan harus konsisten dari awal hingga akhir.
5.16 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
LAT IH A N
R A NG KU M AN
Dengan slogan read, write, teach jaman kita sekarang beda dengan
jaman dulu yang menekankan veni, vidi, vici. Slogan tersebut
mengisyaratkan dari sejak urusan pokok dalam kehidupan kita seperti
karier dan pekerjaan sampai ke hal-hal kecil sekalipun kita dituntut
untuk banyak membaca dan menulis. Syukur-syukur juga kita dapat
banyak mengajar. Dalam proses menulis untuk memenuhi aspek logos,
patos, dan etos, kita perlu mengembangkan cara berpikir logis, sistematis
dan objektif, selain juga cara berpikir kritis, reflektif dan komprehensif.
Aspek logos ditujukan agar karya ilmiah kita mendapat respons rasional
dan kognitif, sementara aspek patos untuk menimbulkan respons
emosional dan aspek etos untuk memperlihatkan kompetensi dan
reliabilitas kita sebagai penulis sejalan upaya kita menghargai gagasan
dan nilai-nilai yang dianut pembaca. Istilah berpikir analisis dan berpikir
IDIK4013/MODUL 5 5.17
TES F OR M AT IF 1
4) Cara berpikir induktif dapat dinyatakan dengan cara berpikir ketika ....
A. realitas mendikte konsepsi
B. konsepsi mendikte realita
C. teori mendikte data
D. data mendikte teori
Kegiatan Belajar 2
bagan, peta, dan ilustrasi relatif tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut,
sementara diagram memerlukan penanganan tersendiri.
Selain itu, Anda juga dikenalkan dengan penulisan karya ilmiah yang
menggunakan bahasa Indonesia baku (EYD/ejaan yang disempurnakan) yang
baik dan benar sehingga tulisan bentuk akhir yang Anda peroleh bukan hanya
berupa paduan bentuk narasi dengan tabel dan diagram, tapi juga disajikan
dengan bahasa yang baik dan benar.
Dalam uraian tentang tabel dan diagram digunakan sumber acuan teknis
tabel dan diagram yang pada Microsoft Office Word dan Microsoft Office
Excel. Untuk membuat tabel kita baik di Microsoft Office Word maupun di
Microsoft Office Excel. Tentunya masing-masing mempunyai cara membuat
yang tersendiri. Dengan pengetahuan secukupnya, membuat tabel di
Microsoft Office Excel jauh lebih mudah dan mempunyai fitur yang tidak
dapat dilakukan di Microsoft Office Word. Fitur yang tidak dilakukan di
Microsoft Office Word dan Microsoft Office Excel di antaranya ialah tidak
dapat melakukan berbagai operasi matematika dan tidak dapat membuat
diagram. Istilah yang digunakan Microsoft Office Excel adalah chart yang
meliput, dalam penggunaan istilah sehari-hari kita, diagram dan grafik. Oleh
karena itu, dalam kegiatan belajar ini digunakan istilah chart diterjemahkan
menjadi diagram. Berikut diurai bagaimana data pada tabel dibuat menjadi
diagram. Diagram tertentu memerlukan (tabel) data tersendiri. Dengan kata
lain, tidak semua data pada tabel mana saja dapat dibuat diagram mana saja.
B. DIAGRAM SEDERHANA
Pada Kegiatan Belajar 1 kita sudah belajar ’membaca data’ pada tabel,
yaitu pada Tabel 5.1). Untuk membuat diagram, kita harus mempunyai tabel
seperti diperlihatkan pada Tabel 5.2.
IDIK4013/MODUL 5 5.21
Tabel 5.2.
Data Dasar Kependudukan Indonesia
pertanian, industri dan jasa masing-masing berjumlah 45%, 16%, dan 39%,
(b) jumlah yang tidak tamat Sekolah Dasar, tamat Sekolah Dasar, tamat
Sekolah Menengah dan tamat Perguruan tinggi adalah masing-masing 26,8%,
50,6%, 18,4% dan 4,2%, dan (c) dari data domisili, komposisi tenaga kerja
dan tingkat pendidikan, ditambah data rasio dependensi, misalnya, kita dapat
memahami bahwa Indonesia masih termasuk ke dalam negara berkembang
dan beban kehidupan orang Indonesia masih relatif berat.
Perhatikan bahwa narasi itu bersifat argumentatif atau terdapat
pemberian makna pada data. Tegasnya, uraian tidak hanya menyinggung
aspek logos (berupa angka-angka dari data), tapi juga dari aspek etos ada
unsur argumentatif (menghubungkan domisili dengan tenaga kerja dan
tingkat pendidikan serta akhirnya dengan rasio dependensi dan ’label’ negara
berkembang) dan dari aspek patos ada upaya memahami keberadaan/
kehidupan orang Indonesia (misalnya disebutkan ’ beban kehidupan orang
Indonesia masih relatif berat’).
Selain itu, perhatikan bahwa pembaca dengan cukup repot mencermati
bolak-balik antara narasi dengan data pada tabel sehingga mungkin aspek
patos dan etosnya tidak tecermati dengan baik. Agar pembaca dengan mudah
mengidentifikasi data dan lebih memfokuskan pada aspek patos dan etos
maka diagram berikut dapat dipilih sebagai alternatif dari Tabel 5.2 dalam
menyampaikan data angka-angka. Penyajian dengan paduan narasi dan
diagram seperti itu, selain memudahkan pembaca memverifikasi narasi dan
data dalam diagram, juga membuat penampilan karya ilmiah lebih
mengesankan dan lebih ’cantik-komprehensif’. Diagram 5.1 dinamakan
diagram bar (balok horizontal) yang sederhana. Dikatakan sederhana karena
bentuknya dua dimensi (lebar x panjang). Diagram lain yang tersedia adalah
bar 3 dimensi, silinder, piramid, dan cone.
Diagram 5.1 juga dinamakan diagram bar (balok horizontal) yang
sederhana karena untuk satu variabel seperti misalnya penduduk desa
direpresentasikan dengan satu bar, tidak dipadu dengan variabel lain atau
dengan diagram lain. Dalam contoh-contoh diagram berikut sejumlah data
dari Tabel 5.2 akan disajikan dengan diagram lain (yaitu diagram pie, donat,
bubble, area, line, stock, surface dan radar) dan dengan diagram yang
memadukan dua atau lebih variabel dan dua atau lebih jenis diagram.
Diagram column tidak diberi contoh karena pada dasarnya diagram tersebut
sama dengan diagram bar. Beda diagram column dan bar terletak pada arah
IDIK4013/MODUL 5 5.23
horizontal dari balok pada diagram bar, sementara pada diagram column arah
balok vertikal. Semua contoh diagram tersebut menggunakan diagram yang
paling sederhana. Untuk memahami dan mempraktekkan diagram yang lebih
canggih lagi, Anda perlu langsung belajar mencobanya sesuai dengan
keperluan Anda sendiri. Begitu juga keterampilan Anda untuk menarasikan
setiap jenis diagram perlu Anda latih. Pada contoh-contoh diagram di bawah
ini tidak dijelaskan bagaimana untuk menarasikannya.
Diagram 5.1.
Data Dasar Kependudukan Indonesia
1. Diagram 5.2 (a) dinamakan diagram pie (kue pai) untuk gender.
2. Diagram 5.2 (b) dinamakan diagram donat untuk domisili.
3. Diagram 5.2 (c) dinamakan diagram diagram bubble (buih) untuk tenaga
kerja.
5.24 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
(a)
IDIK4013/MODUL 5 5.25
(b) (c)
(d) (e)
(f) (g)
Diagram 5.2.
Jenis-jenis Diagram Sederhana
5.26 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
C. DIAGRAM PADUAN
(a) (b)
IDIK4013/MODUL 5 5.27
(c) (d)
Diagram 5.3.
Jenis-jenis Diagram Paduan Bahasa Indonesia Baku
E. TULISAN BAKU
jalan, maka ejaan yang digunakan harus EYD. Misalnya, Jalan Ir. H.
Juanda.
2. Huruf pertama gelar (kehormatan, keturunan, agama), jabatan, atau
pangkat yang diikuti nama orang ditulis dengan huruf kapital. Contoh:
Raden Leonard Situmorang, Gubernur Akhmad Heryawan, Prof. Dr.
Dina Mustafa.
3. Nama jabatan yang diikuti nama daerah ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: gubernur Jawa Barat, camat Cirendeu. Kekecualiannya ialah
dalam rangkaian tulisan, penyebutan nama jabatan tersebut mengacu
pada orang tertentu. Contoh: Gubernur Jawa Barat Akhmad Heryawan
hadir dalam acara Seminar Nasional itu. Setelah membuka acara dengan
resmi, Gubernur Jawa Barat itu menyampaikan pidato sambutan.
4. Kecuali kata tugas, setiap kata dari nama sebuah buku, majalah, surat
kabar, judul karangan, judul puisi/syair, bab buku, dan nama mata kuliah
atau mata pelajaran ditulis dengan huruf besar. Contoh: surat kabar
Media Indonesia, buku Pembelajaran Berwawasan Masyarakat, mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Kata sang dan si ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan bagian
dari nama diri dan ditulis dengan huruf awal kecil dalam pemakaian
lainnya. Contoh: Sang Saka, Si Singamangaraja, sang suami, si
tersangka.
6. Kata maha yang selalu muncul bersama-sama dengan kata lain ditulis
menjadi satu kata, kecuali kata yang diikutinya berawalan. Contoh:
Mahaesa, Mahatinggi, Maha Penyayang, Maha Pemurah.
7. Gunakan tanda penghubung (-) jika menggunakan gabungan kata.
Contoh: komputer guru-baru (artinya: komputer yang dimiliki guru
baru), komputer-guru baru (artinya: komputer baru yang dimiliki guru).
8. Unsur yang hanya muncul dalam gabungan dengan kata lain (tidak dapat
berdiri sendiri) harus ditulis serangkai. Contoh: tunanetra,
semipermanen, subseksi, eksmahasiswa, tantunai, tribulanan, nonpartai,
propemerintah, adikuasa, salingtukar, serbabisa, ultrakolot, mahadahsyat,
alihpesawat, informal, antarpulau.
9. Penulisan kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang
menyertainya. Contoh: di sini, di antara, di samping, ke kanan, ke kiri.
Tapi ada kata depan ke yang ditulis serangkai. Contoh: Dia sudah keluar
lewat pintu keluar itu.
IDIK4013/MODUL 5 5.29
F. EJAAN BAKU
bl – memblokade pr – mempropagandakan
dr – mendrop sk - menskors
gl – mengglobalkan sp - mensponsori
gr – menggranat st - menstabilkan
kl – mengklasifikasikan str - merestrukturisasi
kr – mengkritik tr – mentransmigrasikan
pl – memplagiat sl - menslogankan
2. Selain kata-kata baku, juga terdapat sejumlah kata bentukan yang mulai
dianggap baku. Contoh: ratusan, ribuan, dst. (beratus-ratus, beribu-ribu,
dst.), ketidakpuasan, ketidaktentuan, ketidakadilan, dst. (sebagai lawan
kata dari kepuasan, ketentuan, keadilan, dst.), ketinggian, kemahalan,
kepanjangan, dst. (menunjukkan pengertian lebih dari pada seharusnya
atau dari yang diharapkan), budiman-budiwati, dermawan-dermawati,
hartawan-hartawati, seniman-seniwati, wartawan-wartawati
(pembentukan dengan menambahkan akhiran wan/wati atau man/wati
melengkapi kata-kata yang memperbedakan jenis kelamin sebelumnya
seperti dewa-dewi, putra-putri, siswa-siswi).
3. Pilih kata yang lebih singkat atau bercita rasa baik jika terdapat dua atau
lebih kata yang mempunyai rujukan yang sama. Contoh: suaka politik
(bukan perlindungan politik), kosakata (buka perbendaharaan kata),
pemandu atau pramuwisata (bukan penunjuk jalan), pembantu (bukan
babu atau jongos), pramuniaga (bukan penjual atau penjaga toko),
karyawan (bukan pekerja).
IDIK4013/MODUL 5 5.31
1. Tata Bentuk
Nonbaku Baku
Hama itu merusak tanaman Hama itu merusakkan tanaman
Prestasi sekolah kita tahun ini lebih Prestasi sekolah kita tahun ini lebih
baik dibanding tahun yang lalu. baik dibandingkan dengan prestasi
tahun yang lalu.
Hukuman pada si terdakwa itu Hukuman pada si terdakwa itu
dirasa kurang adil. dirasakan kurang adil.
Siapa yang mengajar Agama di Siapa yang mengajarkan Agama di
sekolah kita? sekolah kita?
Sekolah memberi kesempatan Sekolah memberikan kesempatan
kepada kami untuk meneliti kepada kami untuk meneliti
kemajuan belajar siswa. kemajuan belajar siswa.
Pemerintah memberi kami
kesempatan untuk meneliti
kemajuan belajar siswa.
Sekolah menugaskan kami untuk Sekolah menugasi kami untuk
meneliti kemajuan belajar siswa. meneliti kemajuan belajar siswa.
Sekolah kita dipinjamkan guru Sekolah kita dipinjami guru
Olahraga oleh sekolah di kota. Olahraga oleh sekolah di kota.
Sudah berapa lama dia mengajar Sudah berapa lama dia mengajari
mereka bahasa Inggris? mereka bahasa Inggris?
Sudah berapa lama dia mengajar di
sini?
Sekolah belum memberitahukan Sekolah belum memberitahukan
kami tentang kabar itu. kabar itu kepada kami.
Sekolah belum memberi tahu kami
tentang kabar itu.
Sampai sekarang buku saya yang Sampai sekarang buku saya yang
hilang belum ketemu/diketemukan. hilang belum ditemukan.
Setiap bulan guru dapat gaji. Setiap bulan guru mendapat gaji.
Berhasil tidaknya siswa belajar Berhasil tidaknya siswa belajar
IDIK4013/MODUL 5 5.33
Nonbaku Baku
tergantung kepada keuletannya. bergantung kepada keuletannya.
Siswa itu sekolah di mana? Siswa itu bersekolah di mana?
Siswa itu tidak keberatan Siswa itu tidak berkeberatan
meminjamkan buku catatannya. meminjamkan buku catatannya.
2. Tata Kalimat
Nonbaku Baku
Bukan warna merah yang Bukan warna merah yang saya pilih,
saya pilih, tetapi warna melainkan warna yang hijau.
yang hijau. Ket.: perlawanan merah dan hijau
(dianggap) mutlak.
Anak itu pandai, tetapi tidak rajin.
Ket. Perlawanan pandai dan rajin tidak
(dianggap) mutlak.
Jika saya Anda, saya tidak Andaikata/seandainya saya Anda, saya
menulis tentang hal itu. tidak menulis tentang hal itu.
Ket.: Beda dengan jika,
andaikata/seandainya dipergunakan untuk
‘hubungan syarat yang tidak berada dalam
realitas.
Segeralah ke bandara Segeralah ke bandara sekarang!
sekarang! Jangan-jangan Barangkali/Boleh jadi/Mungkin Ayah
Ayah sudah tiba dari sudah tiba dari Medan.
Medan. Ket.: Jangan-jangan mengandung
pengertian ‘khawatir’, sementara
barangkali/boleh jadi/mungkin
mengandung pengertian ‘harapan yang
menggembirakan’.
Kecuali alasan itu, perlu Selain alasan itu, perlu dipertimbangkan
dipertimbangkan juga juga alasan-alasan lainnya.
alasan-alasan lainnya. Kecuali alasan itu, alasan-alasan lainnya
juga perlu dipertimbangkan
Berhubung kekurangan Karena kekurangan biaya, pembangunan
biaya, pembangunan sekolah ditunda.
sekolah ditunda. Berhubung dengan kekurangan biaya,
pembangunan sekolah ditunda.
5.34 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Nonbaku Baku
Dia di Bandung sekarang. Dia tinggal di Bandung sekarang.
Dia berada di Bandung sekarang.
Dia ada di Bandung sekarang.
Keamanan yang sudah Keamanan yang sudah terkendali di daerah
terkendali di daerah itu agar itu hendaknya/sebaiknya/harus/mesti
dipertahankan. dipertahankan.
Ayah selalu membawa Ayah selalu membawa oleh-oleh
oleh-oleh waktu kembali bila(mana) kembali dari perjalanan dinas.
dari perjalanan dinas.
Semua pekerjaan itu telah Semua pekerjaan itu telah diselesaikan
dia selesaikan dengan baik. olehnya/ diselesaikannya dengan baik.
Apa yang telah mereka Apa yang telah dikerjakan oleh mereka
kerjakan selama ini? selama ini?
Sejak dari dahulu daerah itu Sejak dahulu daerah itu sering dilanda
sering dilanda bencana. bencana.
Dari dahulu daerah itu sering dilanda
bencana.
I. LAFAL BAKU
LAT IH A N
R A NG KU M AN
Bahasa Indonesia baku ialah salah satu ragam bahasa yang digunakan
dalam lingkungan atau situasi resmi dan pergaulan sopan. Penggunaan
bahasa baku terikat oleh tulisan baku, ejaan baku, kosakata baku, tata
bahasa baku, dan lafal baku (Suryaman, 1985).
TES F OR M AT IF 2
Untuk menjawab soal No. 1 dan 2 gunakan data pada diagram berikut.
Untuk menjawab soal No. 3 dan 4 gunakan data pada diagram berikut.
9) Dari kalimat baku berikut yang salah sebagai pengganti kalimat tidak
baku ‘Tolong pertinggi sedikit bendera itu!’ adalah ….
A. Tolong dipertinggi sedikit bendera itu!
B. Tolong tinggikan sedikit bendera itu!
C. Tolong ditinggikan sedikit bendera itu!
D. Tolong pertinggikan sedikit bendera itu!
10) ‘Dia ke Jawa besok’ tidak dapat diubah menjadi bentuk baku berikut ….
A. Dia berangkat ke Jawa besok
B. Dia pulang ke Jawa besok
C. Dia berada di Jawa besok
D. Dia kembali ke Jawa besok
IDIK4013/MODUL 5 5.39
Tes Formatif 1
1) B. Kalimat ‘Namun sayang, ternyata lorong tersebut panjang dan
membuat mereka tercebur ke sungai yang dalam dan berarus deras’
menuntut orang berpikir logis, faktual atau objektif dan dengan
demikian memenuhi kriteria karya ilmiah logis (pilihan jawaban B).
2) C. Penggunaan bahasa yang memerlukan penafsiran lebih luas dan lebih
dalam termasuk ke dalam upaya memenuhi kriteria karya ilmiah
patos (pilihan jawaban C).
3) C. Format penulisan seperti ini memang tidak sepenuhnya sama dengan
yang disajikan dalam contoh penulisan disertasi. Namun, demikian
aturannya dapat atau sebaiknya mengikuti aturan tersebut. Dengan
demikian pilihan jawaban yang benar adalah pilihan jawaban C.
4) C. Uraian pada butir keempat subbab kedua menjelaskan bahwa cara
berpikir induktif dapat dinyatakan dengan cara berpikir ketika data
mendikte teori.
5) B. Uraian pada butir keempat subbab kedua menjelaskan bahwa teori
kritis merupakan paduan antara cara berpikir analisis dan humanis.
Tes Formatif 2
1) D. Pilihan A salah karena nilai rata-rata Erna dan Fakhri lebih kecil dari
nilai IPA, pilihan B salah karena nilai rata-rata Erna dan Fakhri lebih
besar dari nilai Matematika. Mengingat nilai IPA yang semakin naik
diimbangi oleh nilai rata-rata yang turun-naik sejalan turun-naiknya
nilai Matematika, pilihan paling tepat adalah D.
2) C. Sejalan jawaban pada butir nomor 1, nilai IPA yang semakin naik
diimbangi dengan nilai Matematika yang cenderung turun.
3) A. Terlihat dari diagram bahwa mata pelajaran Olah raga dan Kesenian
mempunyai nilai rata-rata paling tinggi.
4) B. Terlihat dari diagram bahwa IPS mempunyai rentang nilai tertinggi-
nilai terendah yang paling pendek. Dengan demikian, kemampuan
siswa dalam IPS cenderung paling homogen.
5) D. Paduan pada pilihan A dan B sudah dicontohkan atau dapat
disimpulkan dari contoh. Paduan pada pilihan C juga mungkin
dilakukan. Jadi, yang paling tidak mungkin adalah pilihan D (untuk
IDIK4013/MODUL 5 5.41
Glosarium
Dimensi logos : dimensi yang harus dimiliki karya ilmiah berupa alur
berupa alur penalaran atau argumen memadai agar
karya ilmiah dapat dipahami dan diterima oleh
pembacanya.
Dimensi patos : dimensi yang harus dimiliki karya ilmiah berupa alur
berupa appeal atau kesenadaan emosi memadai agar
karya ilmiah dapat dipahami dan diterima oleh
pembacanya.
5.44 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Daftar Pustaka
Durant, W. (1966). The Story of Philosophy: the Lives and Opinions of the
World’s Greatest Philosophers from Plato to John Dewey. Washingtion
Square Press, NY.
PEN D A HU L UA N
Kompetensi Umum
Setelah mengkaji Modul 6 dan berlatih mereviu dan merevisi karya
ilmiah, mahasiswa dapat memfinalkan karya ilmiah yang ditulis dengan baik.
Kompetensi
Setelah mengkaji Modul 6 ini mahasiswa diharapkan memiliki
kemampuan:
1. menjelaskan pengertian dan tujuan mereviu karya tulis ilmiah;
2. menyebutkan indikator penulisan karya ilmiah yang baik;
3. menjelaskan cara melakukan reviu karya ilmiah;
4. melakukan reviu karya ilmiah;
5. merevisi karya ilmiah;
6. menjelaskan hakikat sosialisasi karya ilmiah;
7. menjelaskan media sosialisasi karya ilmiah.
Kegiatan Belajar 1
Mereviu karya ilmiah merupakan bagian dari proses suatu karya ilmiah
yang dibuat untuk dipublikasikan baik melalui jurnal, maupun melalui
kegiatan seminar. Sebagai penulis karya ilmiah Anda harus mampu
melakukan reviu karya ilmiah agar dalam menulis karya ilmiah dapat selalu
memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. Dengan demikian, jika
pada suatu ketika Anda diminta untuk mereviu karya ilmiah orang lain maka
Anda akan dapat melakukan reviu sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan
karya ilmiah. Baiklah, marilah kita mulai membahas bagaimana mereviu
karya ilmiah. Kita mulai dari memahami pengertian, tujuan, dan cara
melakukan reviu, serta praktik reviu.
karya tulis itu sudah memenuhi persyaratan sebagai karya tulis ilmiah yang
baik, baik dari segi isi maupun tata tulis.
Menurut Philbin & Presley (1989) reviewing is a process in which you
read the work of other writers in order to comment on the improvements,
changes, and delition that can make the document easier to read or use.
(Menurut Philbin & Presley: 128. 1989). Berdasarkan pengertian ini
pengertian reviu yang dapat disimpulkan adalah bahwa reviu artikel diartikan
sebagai proses membaca hasil karya tulis ilmiah dengan maksud untuk
memberikan komentar dengan tujuan untuk perbaikan, perubahan atau
menghilangkan/penghapusan yang dapat membuat karya ilmiah lebih mudah
dibaca.
LAT IH A N 1a
a. Mereviu judul
Untuk mereviu judul sebuah karya ilmiah maka Anda harus memahami
indikator apa saja yang harus dipenuhi dalam judul karya ilmiah yang baik.
Oleh karena itu, sebelum Anda melakukan reviu judul karya tulis ilmiah,
Anda harus memahami syarat utama yang harus dipenuhi oleh sebuah judul
tersebut. Nah, syarat yang harus dipenuhi judul menurut Suminar Setiati
IDIK4013/MODUL 6 6.7
Misalnya:
“Pengaruh motivasi, latar belakang ekonomi, dan lingkungan terhadap
prestasi belajar siswa SMA di Yogyakarta”.
LAT IH A N 1b
a. Mereviu abstrak
Untuk dapat melakukan reviu abstrak sebuah karya tulis ilmiah maka
Anda juga harus mengetahui cara menulis abstrak. Oleh karena itu, marilah
kita bahas bagaimana menulis abstrak yang benar. Apakah Anda sudah
memahami tentang apa itu abstrak? Abstrak merupakan bagian dari sebuah
karya tulis ilmiah yang menggambarkan secara singkat dan padat tentang isi
dari karya tulis ilmiah tersebut. Dengan demikian, jika Anda membaca
abstrak suatu karya tulis ilmiah maka Anda akan memahami secara garis
besar isi karya tulis ilmiah tersebut.
6.10 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Contoh:
Abstrak
Makalah ini mendiskusikan pemanfaatan Teknologi informasi dan
komunikasi dalam pengembangan sistem pembelajaran bahasa Inggris
berbasis internet di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka. Paper ini berisi pengalaman-pengalaman penulis dalam
mengintegrasikan pendidikan jarak jauh dan mendesain sumber belajar
menggunakan moodle LMS serta teknologi jaringan social web 2.0. Di
samping itu, berisi juga pengembangan mata kuliah berbasis jaringan
melalui digital.
sudah mencerminkan keseluruhan isi judul. Jika Anda baca abstrak tersebut
belum mencerminkan isi judul.
LAT IH A N 1c
b. Mereviu pendahuluan
Apapun jenis karya tulis ilmiah yang Anda tulis baik itu bentuk tulisan
esai, laporan, artikel, jurnal, tinjauan literatur, atau karya tulis lain yang
sejenisnya. Apabila pendahuluan ditulis dengan tidak baik maka pembaca
akan segera meninggalkan, dan tidak akan melanjutkan membaca untuk
mengetahui isi karya tulis yang sedang dibacanya. Menulis Pendahuluan
sangat penting diperhatikan dalam menulis karya ilmiah, agar dapat menulis
pendahuluan yang baik dan sesuai dengan kaidah ketentuan penulisan
pendahuluan. Pendahuluan dalam karya ilmiah merupakan bagian pertama
yang akan dibaca dan dilihat oleh pembaca. Jika penulisan pendahuluan
tidak sesuai dengan ketentuan penulisan karya ilmiah yang baik, maka akan
kehilangan pembaca. Oleh karena itu, pendahuluan harus ditulis secara
menarik agar tidak membosankan. Hal apa saja yang harus dikemukakan
dalam pendahuluan? Anda dapat melakukan reviu pendahuluan sebuah karya
ilmiah dengan menentukan indikator pendahuluan yang baik. Berikut ini ada
sejumlah pertanyaan terkait dengan cara penulisan pendahuluan yang dapat
Anda gunakan sebagai panduan untuk mereviu pendahuluan.
1) Siapa pembaca yang menjadi sasaran tulisan tersebut? Apakah umum,
terpelajar, tidak terpelajar? Ilmuan bidang tertentu atau lainnya?
2) Apa tujuan (kalimat topik/rumusan masalah) penulisan? Apakah tujuan
tersebut mengalir dari latar belakang atau muncul tiba-tiba? Apakah
IDIK4013/MODUL 6 6.15
LAT IH A N 1d
A. LATAR BELAKANG
c. Reviu pembahasan
Pembahasan merupakan bagian yang penting dalam sebuah karya ilmiah.
Di dalam pembahasan ini pembaca dapat memperoleh jawaban dari
permasalahan yang diajukan dalam pendahuluan. Jika karya ilmiah yang
ditulis berdasarkan hasil penelitian, maka pada pembahasan ini akan
ditemukan jawaban pertanyaan penelitian. Jika karya ilmiah hasil pemikiran
atau pengalaman maka dalam pembahasan ini juga dapat diperoleh jawaban
permasalahan yang diangkat.
Untuk dapat melakukan reviu hasil pembahasan ini, pereviu perlu
memahami komponen apa saja yang harus ada dalam pembahasan. Achmadi
6.20 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
d. Mereviu pustaka
Jika Anda menulis karya ilmiah tentu Anda tidak akan lepas dari kajian
pustaka. Kajian pustaka ini dilakukan untuk mengaitkan ide-ide atau gagasan
penulis dengan pendapat pakar lain. Kajian pustaka ini dapat diwujudkan
dalam bentuk kutipan langsung, atau bentuk parafrase. Semua kutipan dan
parafrase itu harus disebutkan sumbernya. Hal ini untuk menghindari
pelanggaran plagiasi. Kajian pustaka merupakan usaha yang dilakukan oleh
penulis dalam membaca, mengkaji, menelaah dan mengutip sumber pustaka
baik berupa buku, jurnal atau hasil penelitian yang relevan dengan masalah,
atau tema yang sedang ditulis.
Jika Anda akan mereviu karya ilmiah terutama dalam melihat bagaimana
penulis melakukan kajian pustaka maka rambu-rambu yang harus dilakukan
adalah terkait dengan teknik penulisan pustaka serta di mana saja tinjauan
pustaka dapat dilakukan. Menurut Achmadi (2011) sebuah tinjauan pustaka
dalam karya ilmiah hendaknya memiliki persyaratan sebagai berikut:
1) tidak dituliskan sebagai bagian terpisah;
2) masuk dalam pendahuluan, metode, pembahasan;
3) pustaka yang diacu harus ada dalam daftar pustaka;
4) acuan harus relevan, mutakhir, dan dari acuan primer;
5) ulasan pustaka tidak terlalu ekstensif;
IDIK4013/MODUL 6 6.21
e. Mereviu kesimpulan
Tujuan dari kesimpulan adalah untuk menyatukan ide keseluruhan dari
karya ilmiah yang ditulis, atau mengintegrasikan berbagai isi, penelitian, dll,
yang tercakup dalam karya ilmiah, dan untuk membuat komentar atas makna
dari semua yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut. Kesimpulan mencakup
implikasi yang dihasilkan, serta rekomendasi, peramalan masa depan, dan
kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut. Kesimpulan harus:
1) menjadi akhir yang logis dari semua yang telah dibahas sebelumnya.
Kesimpulan harus merupakan kumpulan kesatuan dari semua bagian dari
argumen yang telah dibahas dan merujuk pada topik utama; dengan
demikian, dapat menggambarkan bahwa karya ilmiah yang ditulis
merupakan kesatuan utuh;
2) pernah mengandung informasi baru;
3) biasanya tidak hanya sebuah paragraf panjang, tetapi dalam sebuah esai
diperpanjang terdiri dari dua atau tiga paragraf;
4) menambah kualitas keseluruhan dan dampak dari esai. Ini adalah
pernyataan akhir Anda tentang topik ini sehingga dapat membuat
dampak yang besar pada pembaca;
5) kesimpulannya tidak boleh hanya meringkas saja, berisi dengan kutipan
panjang, hanya berfokus pada titik kecil dalam argumen Anda dan hanya
memperkenalkan materi baru.
f. Mereviu bahasa
Di samping bagian-bagian dari sebuah karya ilmiah bagian lain yang
perlu direviu adalah unsur bahasa yang mencakup penggunaan ejaan,
penggunaan kata, penggunaan istilah, penyusunan kalimat. Berikut salah satu
IDIK4013/MODUL 6 6.23
contoh cara mereviu unsur bahasa dalam karya ilmiah yang dikutip dari
Achmadi (2011).
2. Melakukan Perbaikan
Untuk melakukan perbaikan karya ilmiah yang sudah ditulis maka
diperlukan cara untuk membaca komentar, masukan atau saran dari pereviu.
Setelah membaca saran atau masukan tersebut maka langkah selanjutnya
adalah memaknai saran atau masukan dari pereviu.
Contoh:
Setelah Anda membaca hasil reviu dan menelaah segala masukan dan
saran atau kritik, maka selanjutnya Anda tuangkan ke dalam merevisi karya
ilmiah tersebut.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
1) Salah satu alasan pentingnya dilakukan reviu karya ilmiah sebelum karya
ilmiah tersebut dipublikasikan adalah ….
A. agar memudahkan penulis dalam memasukkan ke jurnal
B. agar penulis dapat memahami kekurangan materi yang diungkapkan
C. untuk mendapat masukan baik dari segi isi materi maupun tata tulis
yang baik
D. untuk mengetahui cara yang tepat untuk keperluan publikasi
3) Kriteria sebuah judul karya ilmiah berikut yang memenuhi judul karya
ilmiah di atas adalah ….
A. jumlah kata 15-17 kata
B. belum mencerminkan isi dengan pas
C. tidak memuat kata-kata kunci
D. tidak ada singkatan, rumus, jargon
IDIK4013/MODUL 6 6.27
Abstrak
9) Penulisan acuan yang tidak benar pada contoh berikut adalah ....
A. industri sudah sangat berkembang saat ini (Shamsuddin dan Dimick
1986)
B. menurut Hendro Gunarto (2006) salah satu teknologi yang dapat
digunakan untuk kepentingan pemanfaatan audio dan video adalah
fasilitas streaming
C. menurut Alennsi & Trollip (2001) terdapat delapan cara yang dapat
dilakukan dalam pembelajaran online secara Interactive Mulitimedia
yaitu Tutorials, hypermedia, drills, simulations, games, tools and
open ended learning environments, tests, Web-based learning
D. keuntungan menggunakan video dalam pembelajaran online antara
lain dikemukakan oleh Weller (2002) dalam Hendro mencakup
penambahan variasi materi, mampu mendemonstrasikan situasi,
kontekstual, contoh konkret, membantu mempraktikkan konsep,
memungkinkan peserta melakukan kontrol
10) Berikut adalah pernyataan tentang kesimpulan dan saran dalam karya
ilmiah yang hendaknya dipenuhi, kecuali ….
A. memilah-milahkan keseluruhan ide menjadi bagian Tujuan dari
kesimpulan adalah untuk menyatukan ide keseluruhan dari artikel
yang ditulis, atau mengintegrasikan berbagai isu, penelitian, dan
lain-lain, yang tercakup dalam karya ilmiah, dan untuk membuat
komentar atas makna dari semua yang dibahas dalam karya ilmiah
tersebut. Kesimpulan mencakup implikasi yang dihasilkan, serta
rekomendasi, peramalan masa depan, dan kebutuhan untuk
penelitian lebih lanjut dari artikel yang ditulis
B. mengintegrasikan berbagai isu, penelitian, dan lain-lain, yang
tercakup dalam karya ilmiah
C. memuat komentar atas makna dari semua yang dibahas dalam karya
ilmiah tersebut
D. kesimpulan mencakup implikasi yang dihasilkan, serta rekomendasi,
peramalan masa depan, dan kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut
6.30 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Kegiatan Belajar 2
mengharuskan publikasi karya ilmiah oleh mahasiswa program S1, S2, dan
S3 sebagai syarat kelulusan. Universitas Terbuka akan menerapkan ketentuan
ini mulai tahun 2014. Namun, tujuan utama sosialisasi karya ilmiah adalah
untuk menghindari plagiat atau penyontekan, dan melatih mahasiswa lebih
produktif menulis dan menuangkan ide-idenya dengan lebih baik. Selain itu,
keharusan membuat karya ilmiah bagi mahasiswa adalah untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas karya tulis, yang saat ini yang masih
minim.
Gambar 6.1.
Pelaksanaan Seminar Konvensional
Gambar 6.2.
Sarana Peralatan Videoconference dalam Seminar Jarak Jauh
IDIK4013/MODUL 6 6.35
Gambar 6.3.
Pelaksanaan Seminar Jarak Jauh
Gambar 6.4.
Contoh Slaid Menggunakan Program Power Point
3. Jurnal Ilmiah
Jurnal Ilmiah merupakan suatu terbitan berkala yang berbentuk majalah
yang isinya bersifat informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya
mutakhir dalam kajian ilmu pengetahuan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17207/4/Chapter%20II.pdf
Jurnal ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik dalam hal ini
penulis dapat memublikasikan hasil karya ilmiahnya dalam bentuk
artikel ilmiah. Pada modul 4 telah dijelaskan bahwa setiap artikel ilmiah
yang akan diterbitkan pada jurnal ilmiah harus melalui proses reviu dan
seleksi ketat oleh para pakar yang ditunjuk oleh penerbit. Reviu terhadap
artikel ilmiah bertujuan untuk memastikan apakah kualitas artikel ilmiah
yang akan diterbitkan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, baik
dari segi validitas isi maupun teknik penulisannya.
Tujuan penerbitan jurnal ilmiah adalah untuk mengomunikasikan ide dan
pemikiran kepada orang lain yang tertarik pada subjek yang sama atau
berdekatan. Jurnal ilmiah dikelompokkan dalam berbagai disiplin ilmu
seperti Jurnal Ekonomi, Jurnal Matematika, Jurnal Kedokteran, Jurnal
Pendidikan dan seterusnya. Anda dapat memilih Jurnal Ilmiah yang
IDIK4013/MODUL 6 6.39
JURNAL ONLINE
Gambar 6.5.
Jurnal Cetak dan Jurnal Online
tiga format, yaitu teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk
PDF). E-jurnal memiliki kandungan informasi yang terbaru dan mutakhir
artinya isi e-jurnal selalu terbaru serta informasinya dapat dipercaya
karena memiliki identitas dokumen atau data bibliografi yang lengkap
seperti: nama pengarang, jenis jurnal, jurnal fulltext dan abstrak serta
alamat email pengarang tercantum di dalam database sehingga
memudahkan komunikasi antar pembaca jurnal dengan pengarang jurnal.
Jika dibandingkan e-jurnal dengan jurnal cetak adalah sebagai berikut.
Tabel 6.1.
Perbandingan E-Journal dan Jurnal Cetak
LAT IH A N
R A NG KU M AN
6.42 Teknik Penulisan Karya Ilmiah
TES F OR M AT IF 2
6) Keberhasilan suatu seminar tidak saja ditentukan oleh penyaji, tak kalah
pentingnya adalah moderator. Tugas moderator yang baik adalah sebagai
berikut, kecuali ….
A. pembuka seminar
B. penanggung jawab kegiatan seminar
C. pembimbing penyaji
D. pemegang kendali dari suatu seminar
Daftar Pustaka
Achmadi. Suminar Setiati. (2011). Swasunting Artikel Ilmiah dan Daftar
Cek. Bahan presentasi dalam pelatihan penulisan karya ilmiah di
Universitas Terbuka tahun 2011.
Paul Mundy dan Jan Bernsten (1985) Bagaimana menulis makalah dan
menyajikan seminar ilmiah. Bogor: Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan Jalan Merdeka 99.
Suciati dalam IGAK Wardani (2005) Teknik Penulisan Karya Ilmiah (modul)
Jakarta: Universitas Terbuka.
________________
http://www.canberra.edu.au/studyskills/writing/literature
Kompas.comhttp://edukasi.kompas.com/read/2012/02/07/15455189/ Jumlah
Jurnal Ilmiah Masih Sangat Minim diunduh tanggal 1 Desember 2012.
http://untung-waluyo.blog.ugm.ac.id/2012/04/30/e-journal-sebuah-fasilitas-
untuk-mewujudkan-masyarakat-berbasis-pengetahuan/
http://matakuliahseminar.blogspot.com/2009/10/pengertian-seminardiskusi
simposium-dan.html.
http://www.bisnis.com/articles/jurnal-ilmiah-sosialisasi-masih-kurang.
http://www.mamud.com/Docs/makalah_seminar_ilmiah.pdf
http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/kelebihan-dan-kekurangan-metode-
seminar.html.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17207/4/Chapter%20II.pdf
http://www.lib.itb.ac.id//