Makalah Kelompok 1 - Sastra Bali Anyar
Makalah Kelompok 1 - Sastra Bali Anyar
Makalah Kelompok 1 - Sastra Bali Anyar
Dosen Pengampu:
Ida Bagus Rai, S.S.,M.Pd.
Oleh:
SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena atas berkat rahmat-Nya, makalah yang berjudul
“Pengertian, Genre, dan Contoh Karya Sastra Bali Modern” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam menulis makalah ini, penulis mendapat
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ida Bagus Rai, S.S, M.Pd. sebagai dosen pegampu mata kuliah “Sastra Bali
Anyar”.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari
bahwa karya ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
karya tulis ini.
ii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. Kesimpulan ....................................................................................................13
B. Saran ..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra Bali merupakan karya sastra yang digubah atau diciptakan oleh
masyarakat Bali dan merupakan salah satu khazanah kesusastraan di Nusantara.
Sastra Bali diciptakan dalam bentuk tertulis dan lisan. Di lihat dari kategori
periodisasi karya sastra Bali terbagi menjadi 2 kategori yaitu Sastra Bali Purwa dan
Sastra Bali Anyar/Modern.
Sastra Bali Purwa merupakan karya sastra bali yang diwariskan dari naskah-
naskah lama. Sedangkan Sastra Bali Anyar/Modern merupakan karya sastra bali
yang telah mengalami perubahan/modernisasi. Karya sastra Bali Modern pertama
kali diterbitkan dengan memakai bahasa Bali adalah "Balian" yang diciptakan oleh
I Made Pasek pada tahun 1913. Namun periodisasi yang modern dianggap dimulai
pada tahun 1931 dengan diterbitkannya novel I Wayan Gobiah yang berjudul
"Nemoe Karma", novel pertama dengan memakai Bahasa Bali. Hingga sekarang
karya sastra bali modern terus mengalami perkembangan dan banyak munculnya
berbagai macam karya sastra yang diciptakan oleh sastrawan-satrawan Bali.
Sehingga hingga saat ini, periodisasi karya sastra termasuk pada karya sastra bali
modern.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sastra Bali merupakan karya sastra yang digubah atau diciptakan oleh
masyarakat Bali dan merupakan salah satu khazanah kesusastraan di Nusantara.
Sastra Bali diciptakan dalam bentuk tertulis dan lisan. Di lihat dari kategori
periodisasi karya sastra Bali terbagi menjadi 2 kategori yaitu Sastra Bali Purwa dan
Sastra Bali Anyar/Modern.
Sastra Bali Purwa merupakan karya sastra bali yang diwariskan dari naskah-
naskah lama. Sedangkan Sastra Bali Anyar/Modern merupakan karya sastra bali
yang telah mengalami perubahan/modernisasi. Karya sastra Bali Modern pertama
kali diterbitkan dengan memakai bahasa Bali adalah "Balian" yang diciptakan oleh
I Made Pasek pada tahun 1913. Namun periodisasi yang modern dianggap dimulai
pada tahun 1931 dengan diterbitkannya novel I Wayan Gobiah yang berjudul
"Nemoe Karma", novel pertama dengan memakai Bahasa Bali. Hingga sekarang
karya sastra bali modern terus mengalami perkembangan dan banyak munculnya
berbagai macam karya sastra yang diciptakan oleh sastrawan-satrawan Bali.
Sehingga hingga saat ini, periodisasi karya sastra termasuk pada karya sastra bali
modern.
Sastra Bali Modern dibagi menjadi beberapa jenis karya sastra yaitu sebagai
berikut.
❖ Prosa
1 Cerpen Bali
Cerpen Bali merupakan salah satu jenis karya sastra Bali Modern. Karya
sastra ini tidak jauh berbeda dengan sastra cerpen di Bahasa Indonesia. Cerpen
Bali adalah sastra yang diciptakan oleh penulis dengan ceritanya yang singkat,
jelas, dan strukturnya sama seperti sastra cerpen Bahasa Indonesia. Pemakaian
3
kata yang ada pada Cerpen Bali ini adalah sekitar 10.000 kata, dan ceritanya
mengisahkan hanya 1 buah konflik saja.
2 Novel
Novel adalah karya sastra yang ceritanya mengisahkan seorang tokoh dari
kecil hingga tokoh tersebut mati atau mengalami sesuatu yang tak terduga.
Panjang cerita pada karya sastra ini melebihi dari cerpen (10.000 kata), serta
penceritaan yang terdapat pada sastra ini memakai banyak alur/jalan cerita.
Selain itu, permasalahan/konflik yang ada pada sastra ini lebih dari 1 masalah.
Sehingga jalan ceritanya akan sulit dimengerti, bila penggunaan alurnya maju-
mundur, maju-maju, atau mundur-mundur.
Puisi adalah sastra yang menuangkan ekspresi jiwa dan perasaan dari
penulis yang ditulis menggunakan bahasa sesuai rima, irama, matra, dan bait-
bait. Selain itu, isi atau pesan yang terkandung pada pada sastra ini penuh
dengan makna-makna yang sulit dimengerti. Sehingga perlu pemahaman lebih
dalam mengenai majas-majas ataupun gaya bahasa yang dipakai oleh seorang
penulis. Karya sastra ini adalah karya sastra hasil dari ungkapan perasaan
dengan memakai bahasa yang indah dan bernada.
❖ Drama
Drama adalah jenis karya sastra bali modern. Karya sastra ini merupakan
sastra yang menggambarkan/mencerminkan kehidupan manusia melalui gerak
dan tindakan. Drama ini mencerminkan kisah-kisah nyata dalam kehidupan
yang diperankan oleh tokoh-tokoh melalui peran dan dialog yang dipentaskan.
Biasanya kisah dan cerita dari sastra ini memuat konflik dan emosi yang
ditujukan lewat pementasan teater.
4
sastra adalah kehidupan rekaan yang dibuat oleh sastrawan, tampak seperti sebuah
realita hidup. Karya sastra juga menggambarkan ekspresi dari kehidupan nyata.
Kehidupan di dalam karya sastra adalah kehidupan yang telah diwarnai dengan
sikap penulisannya, latar belakang pendidikannya, keyakinan dan sebagainya
(Sutarjo, 1984:24).
5
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
hakikat karya sastra adalah suatu hasil seni kreatif pengarang yang dituangkan
dalam kehidupan manusia melalui bentuk bahasa, intuisi dan imajinasi yang mampu
meninggalkan suatu pesan dan kesan bagi pembacanya. Sastra mencoba
menampilkan gambaran kehidupan manusia yang nyata dalam bermasyarakat
dengan segala permasalahannya. Sapardi Joko Darmono mengatakan bahwa sastra
sebagai potret atau pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan
masyarakat (1978:1).
Ketika Sastra Bali Modern pertama hadir tahun 1910-an, bentuk yang
muncul adalah cerita pendek. Tahun 1913, I Made Pasek menerbitkan buku
berjudul Tjatoer Perenidanâ, Tjakepan kaping doeâ pâpeladjahan sang mâmanah
maoeroek mâmaos aksarâ Belanda” (Catur Perenidana, buku pelajaran kedua bagi
peminat belajar bahasa aksara Belanda), yang berisi 46 karangan termasuk jenis
eksposisi dan narasi. Cerita pendek yang muncul dalam buku ini berjudul “Balian”
(Dukun), sangat pendek dan bisa dianggap cikal-balak cerpen bahasa Bali Modern.
Pasek juga menerbitkan buku Aneka Roepa Kitab Batjaan (1916, penerbit
Landsdruikkerij, Batavia). Buku ini ditulis dengan huruf Latin, berisi 33 judul,
sebagian besar merupakan tulisan naratif berbentuk cerita pendek, yang struktur
dan alurnya lebih mantap dari cerita sebelumnya. Salah satu cerpen yang menarik
dalam buku ini berjudul “Pemadat”, mengisahkan orang yang hidupnya berantakan
(sampai mencuri sapi) karena kecanduan narkoba zaman itu. Dalam buku lain,
Pasek juga menulis cerita tentang orang yang minum-minuman keras seperti brendi
dan jenewer, akibatnya mabuk dan meninggal. Selain Pasek, Mas Nitisastro,
seorang guru dari Jawa yang bertugas di Singaraja juga menerbitkan buku yang
6
berisi cerpen, seperti buku Warna Sari, Batjaan Bali Hoeroef Belanda(1925, terbit
di Weltevreden), ditulis dalam huruf Latin (bukan huruf Belanda), digunakan untuk
kelas III di Bali. Salah satu cerpen Nitisastro adalah “Anak Rihih” (Orang Cerdik),
kisah anak yang pintar untuk minta tolong menggali sumur. Berbeda dengan cerita
Made Pasek soal narkoba dan minum keras, cerita ini bernada jenaka. Meski
berbeda, tema-tema cerita Pasek dan Nitisastro sama-sama aktual dengan situasi
saat itu atau memberikan nasehat dan hiburan yang cocok untuk anak-anak sekolah.
Kecenderungan tematik karya Sastra Bali Modern bisa dikategorikan ke dalam tiga
tema utama yaitu, identitas Bali, hukum karma dan sistem kepercayaan, serta
perubahan sosial khususnya akibat dampak pariwisata. Kadang satu karya bisa
tampil memadukan dua atau ketiga tema tersebut.
Masalah identitas muncul dalam berbagai karya, seperti puisi, cerpen, dan
novel. Dalam novel Nemu Karma (Ketemu Jodoh) yang terbit tahun 1931, masalah
identitas muncul dalam pergantian nama tokoh-tokohnya sehingga mereka tidak
mengetahui bahwa mereka bersaudara. Dalam novel Mlantjaran ka Sasak karya
Gde Srawana masalah identitas yang muncul adalah masalah kasta, yang
menghalangi dua remaja saling jatuh cinta berbeda kasta untuk melanjutkan.
7
menyertakan pesan tentang pentingnya keyakinan terhadap Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, 8endidikan, dan diskursus soal pentingnya upacara tradisional yang mewah.
• Sinopsis Singkat
Pan Soedana, seorang duda, sangat gemar berjudi dan terlilit utang. Setelah
utang memaksanya bercerai dengan istri keduanya, Men Tirta, Pan Soedana
menjual putranya, Soedana, kepada pan Soekreni di Ubud untuk melunasi
utangnya. Novel ini kemudian mengisahkan kehidupan Soedana yang
menghabiskan masa kecilnya untuk melunasi utang ayahnya sebelum kabur.
Setelah ia diselamatkan keluarga Men Soekarsi, novel ini berfokus pada interaksi
di dalam keluarga ini.
Sangga kemudian diketahui jatuh cinta dengan adik tiri Soedana, Loeh Tirta
(dikenal dengan nama Loeh Ratna). Saat ia meminta restu ayahnya untuk menikahi
Loeh Tirta, Pan Sangga menolak karena silsilah keluarganya tidak jelas. Akhirnya
Sangga menceraikan Wiri dan mencari Loeh Tirta. Ketika sedang mencari di hutan,
ia bertemu Soedana. Keduanya pun bertemu Loeh Tirta, tetapi Loeh Tirta sudah
menikah. Lantas Sangga pulang karena ia mengira Soedana juga ingin menikahi
Loeh Tirta. Setelah itu, Soedana bertemu ibu angkatnya.
• Cerpen Bali
GURU GUYU
Uli pidan I Wayan Sugih Artha Lacur Braya ngaku dot dadi guru. Pang kuda
kaden ia milu test pegawe negeri, pang monto ia sing lulus. “Ma nak belog cara ci
8
ee kanti nyidang dadi guru, man kenken ya padadinne murid-murid”, keto I
Nyoman Blek Tukang Walwk nyacadin. Prajani barak biing muanne I Wayan. Ia
tersinggung sajan-sajan tersinggung. Das sajan botol arake anggona nimpungin I
Nyoman. Mirib man sing sekaa tuak ane lenan nambakin, sinah suba bocor
tenggekne I Nyomanb, sinah suba maganti adanne. Dadi I Nyoman red pesu getih.
“Man cang orahang ci belog, ci kenken?, man ci mrasa dueg mai mapadu, pang
karuan, krama sekaa tuake dadi juri”, keto abetne I Wayan sambilanga muding I
Nyoman nganggo lima tengebot. Lima tengawanne suba magemelan, siap kal
nyagur.
Ada dasa menit, sepi jampi sekan tuake. Sing ada ane bani ngamaluin
mamunyi. Konyangan ngaku-ngaku prihatin ke nasibne I Wayan Sugih Harta Lacur
Braya. “Cang sing nyidaang dadi guru, jani pianak cangge orain cang nyobak milu
test calon Guru. Mara kal test ada anak mulih ngaku-ngaku anak ane nyidang
ngalulusang. Kone man dot lulus, man sarjana patut mayah satus selai juga. Man
sing ngelah pis amonto, lima juta dogen kone bayah malu. Man suba seken lulus,
tuur suba maan SK, SK-ne ngadiang di bank, silihang satus duang dasa, mara gajihe
anggon nyilcil. Peh jeg aluh sajan anake ento mamunyi, kewala pengeng baana
icang ningehang”, keto i Wayan sambilanga mecik pelengan.
9
guru guyu ya adane, memeh bandingan ke dadi guru mautang, luungan dadi Guru
Wayan, Guru Made, Guru Candra lan guru ane lenan dogen”, keto I Made Dabdab
Kereng gradab-Gradab mamunyi sambilanga kedek. Krama sekaa tuake milu
kedek.
“To awinan tiang sing buin percaya teken guru-guru cara janinne. Luungan
suba cucun-cucun tiange maguru ken alam. Apang sing uli cenik bisa ia miara alam,
sing uli cenik adepanga buku, apang liu reramanne ngelah utang. Man keto dog
kwalitas calon-calon gurune, pantesan tiang dadi guru teh”, ko I Wayan mamunyi
sambilanga majujuk nitgtig tangkah. Buin siep krama sekaa tuake. Konyangan takut
pelih mamunyi.
• Puisi
Judul : Sekolah
sekolah..
sekolah..
10
sane tulus ngajahin titiang
Judul : Pasih
Uling kangin
Ditu di pasih
11
➢ Kumpulan Cerpen
➢ Kumpulan Puisi
➢ Kumpulan Novel/Roman
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis memohon kritik serta
saran yang membangun dari pembaca untuk menjadi pedoman dalam perbaikan
makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
14