Makalah Sistem Endokrin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

``

SISTEM ENDOKRIN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Farmakologi

Disusun Oleh :

Herismawati

Hani Setiani

Marlina Boru Siringoringo

Shella Nabila Iwanda

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN

POLITEKNIK TEDC BANDUNG

Jalan Pasantren KM. 2 Cibabat 40513 Cimahi

CIMAHI

2012
SISTEM ENDOKRIN

A. Pengertian
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung
ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan menyekresi zat kimia yang disebut hormon.
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ yang
mempengaruhi kegiatan di dalam sel.
Adapun fungsi kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh jaringan
tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
4. Merangsang pertumbuhan jaringan
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.

B. Kelenjar Endokrin dan Hormon Yang Dihasilkan


a. Kelenjar hipofisis ( lobus anterior ) :
 hormon pertumbuhan ( somatotropin )
 thyroid-stimulatin hormon ( TSH )
 adrenokortikotropin ( ACTH )
 follicle-stimulating hormon ( FSH )
 luteinizing hormon ( LH )
 prolaktin

b Kelenjar hipofisis ( lobus posterior ):


 antidiuretik ( vasopresin )
 oksitosin

c. Kelenjar tiroid :
 tiroksin
 kalsitonin

d. Kelenjar paratiroid :
 parathormon

e.Kelenjar timus
 timosin

f. kelenjar adrenal :
 korteks : mineralokortikoid, glukokortikoid, dan hormon seks
 medula : epinefrin, dan norepinefrin

g. kelenjar pankreas :
 insulin
 glukagon
 somatostatin

h.Kelenjar Kelamin
 ovarium :estrogen
 testis :pogesteron

C. Kelenjar Hipofisis

Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur
bertulang (sela tursika) di dasar otak. Hipotalamus adalah bahagian kecil Diencephalon (otak)
pada bahagian bawah (inferior) thalamus Hipofisis mengendalikan fungsi dari sebagian besar
kelenjar endokrin lainnya, sehingga disebut kelenjar pemimpin, atau master of gland. kelenjar
hipofisis terdiri dari dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus posterior.
1. Fungsi hipofisis anterior ( adenohipofise )
 menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi
dari semua organ endokrin yang lain.
 Hormon pertumbuhan (somatotropin ) : mengendalikan pertumbuhan tubuh
(tulang, otot, dan organ-organ lain).
 Hormon TSH : mengendalikan pertumbuhan dan aktivitas sekretorik kelejar
tiroid.
 Hormon ACTH : mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol
yang berasal dari kortex suprarenal. 
 Hormon FSH : pada ovarium berguna untuk merangsang perkembangan folikel
dan sekresi esterogen. Pada testis, homon ini berguna untuk merangasang
pertumbhan tubulus seminiferus, dan spermatogenesis.
 Hormon LH : pada ovarium, untuk ovulasi, pembentukan korpus luteum,
menebalkan dinding rahim dan sekresi progesteron. Dan pada testis, untuk sekresi
testoteron
 Hormon Prolaktin : untuk sekresi mamae dan mempertahankan korpus luteum
selama hamil.
2. Fungsi hipofisis posterior
 Anti-diuretik hormon (ADH): mengatur jumlah air yang melalui ginjal, reabsorbsi
air, dan mengendalikan tekanan darah pada arteriole
 Hormon oksitosin : mengatur kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan
pengeluaran air susu sewaktu menyusui.

D. Kelenjar Tiroid

Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat
dibawah jakun. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba,
tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak
dibawah atau di samping jakun. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang
mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara
yaitu merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
dan  Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel. Atas pengaruh hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior, kelenjar tiroid dapat memproduksi hormon
tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat metabolisme tubuh
dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Fungsi kelenjar tiroid sendiri adalah sebagai berikut :
 Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
 Mengatur penggunaan oksidasi
 Mengatur pengeluara karbon dioksida
 Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
 Pada anak mempengaruhi fisik dan mental
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sbb :
 Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat,
katabolisme protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi
hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada
balita dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dangan satu nama,yaitu hormon tiroid.
 Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, dengan meningkatkan jumlah
penumpukan kalsium pada tulang.

E. Kelenjar Paratiroid

Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang
kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya.
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan memobilisasi Ca2+.
Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma, PTH meningkatkan ekskresi
fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh penurunan reabsorpsi fosfat di tubulus
proksimal. PTH juga meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+
biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme karena terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi
yang melebihi efek reabsorpsi. PTH juga meningkatkan pembentukan 1,25
dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang secara fisiologis aktif.  Hormon ini
meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini tampaknya disebabkan hanya akibat
stimulasi pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol.
Fungsi kelenjar paratiroid :
 Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
 Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
 Mempercepat absorbsi kalsium di intestin
 Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga
menambah kalsium dalam darah
 Menstmulasi dan mentransport kalsium dan fosfat melalui mmbran sel
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring disebut parathormon, yang berfungsi
meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan reorpsi kalsium, dan menurunkan kadar kalsium
darah.

F.Kelenjar Timus

 Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.


 Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.
 Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan
dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
 Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.

G. Kelenjar Adrenal ( anak ginjal )


Terdapat 2 buah kelenjar adrenal pada manusia, dan masing-masing kelenjar terletak diatas
ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian medula adrenal ( bagian tengah
kelenjar adrenal ) dan korteks adrenal ( bagian luar kelenjar ).
Korteks adrenal memproduksi 3 kelompok hormon steroid, yaitu glukokortikoid dengan
prototipe hidrokortison, mineralokortikoid khususnya aldosteron, dan hormon-hormon seks
khususnya androgen.
Glukokortikoid berfungsi untuk mempengeruhi metabolisme glukosa, peningkatan sekresi
hidrokortison akan menaikan kadar glukossa darah.
Mineralikortikoid bekerja meningkatkan absorbsi ion natrium dalam prose pertukaran untuk
mengekresikan ion kalium atau hidrogen.
Hormon seks adrenal ( androgen ) memberikan efek yang serupa dengan efek hormon seks pria.
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari saraf otonom. Selain itu juga menghasilkan
adrenalin da noradrenalin. Nor adrenalin menikan tekanan darah denga jalan merangsang serabut
otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, dan adrenalin membantu metabolisme
karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Fungsi kelenjar adrenal korteks :
 Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam
 Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, dan protein
 Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid
Fungsi kelenjar adrenal medula :
 Vasokontriksi pembuuh darah perifer
 Relaksasi bronkus
 Kontraksi selaput lendir dan arteriole

H. Kelenjar Pankreas

Kelenjar ini terdapat di belakang lambung didepan vertebra lumbalis I dan II. Sebagai kelenjar
eksokrin akan menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum. Sedangkan
Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau Langerhans, menghasilkan hormon. Pulau langerhans
berbntuk oval dan tersebar diseluruh pankreas. Fungsi pulau langerhans sebagai unit sekresi
dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida.
Pada manusia, mengandung 4 macam sel, yaitu :
- sel A (atau α) : menghasilkan glukagon
- sel B (atau β) : menghasilkan insulin
- sel D (atau γ) : menghasilkan somatostatin
- sel F (sgt kecil) : menghasilkan polipeptida pankreas
hormon insulin berguna untuk menurunkan gula darah, menggunakan dan menyimpan
karbohidrat. Glukagon berfungsi untuk menaikan glukosa darah dengan jalan glikolisis.
Sedangkan somatostatin berguna menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon
pertumbuhan dan glukagon.

I. Kelenjar Kelamin

Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu kelima.
Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ke tujuh dan
ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan
meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid.

a.Testis

. Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi.
Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron
diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk
memulai dan mempertahankan spermatogenesis.Estrogen mempunyai efek menurunkan
konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar
testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai
organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus.Efek testosteron pada fetus merangsang
diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini akan
merangsang perkembangan tanda- tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh,
pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan
penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormone anabolik, akan
merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.

b. Ovarium

Seperti halnya testis, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi.
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ
reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk
selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi
perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta
mempertahankan proses laktasi. Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein
korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.

J. Gangguan Hormon

Hormon mengontrol sejumlah fungsi esensial tubuh, termasuk aktivitas kimia sel-sel,
pertumbuhan, keseimbangan garam dan cairan, perkembangan seksual, dan respon terhadap
penyakit dan stres.

Kelenjar endokrin (kelenjar dari sistem endokrin yang mengeluarkan hormon langsung ke dalam
darah) utama adalah kelenjar hipotalamus, kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal
(ginjal), ovarium dan plasenta pada perempuan hamil.

Gangguan kelenjar endokrin mempunyai efek luas di seluruh tubuh. Gangguan fungsi kelenjar
memengaruhi semua bagian tubuh yang distimulasi dan dikontrol oleh hormon-hormon yang
dikeluarkan kelenjar tersebut.

Berikut beberapa gejala penyakit akibat kekurangan atau kelebihan hormon yang diproduksi
kelenjar endokrin:

Hormon pertumbuhan (growth hormone)

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan, yang seringkali dikaitkan
dengan kegagalan kematangan seksual.

Penanganan: Gangguan ini bisa diobati dengan pemberian hormon pertumbuhan (dalam jumlah
yang sangat sedikit).

Terlalu banyak. Terlalu banyak hormon pertumbuhan memicu pertumbuhan berlebih. Pada anak,
hal ini bisa menyebab anggota tubuh (seperti tangan) tumbuh terlalu panjang. Pada orang
dewasa, hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan berlebih pada tulang tengkorak, tangan, kaki,
pembesaran laring, penebalan kulit dan suara yang kedengaran semakin dalam.

Penanganan: kondisi ini bisa diatasi dengan radioterapi atau pengangkatan sebagian dari
kelenjar.

Prolaktin

Terlalu banyak. Terlalu banyak prolaktin bisa menghentikan siklus menstruasi, membuat
payudara menghasilkan susu dan menjadi lembek, serta memicu ketidaksuburan.

Penanganan: Kondisi ini biasanya diatasi dengan penggunaan tablet untuk mengurangi produksi
prolaktin.

Hormon antidiuretik (anti-diuretic hormone)

Terlalu sedikit. Terlalu sedikit jenis hormon ini akan membuat ginjal gagal merespon hormon
tersebut. Akibatnya produksi air seni yang tidak diencerkan semakin banyak (diabetes insipidus).

Penanganan: Pasien biasanya diatasi dengan pemberian hormon sintetis dalam bentuk nasal
spray (semprot hidung). Hormon selanjutnya akan diserap ke dalam darah.
Hormon tiroksin

Terlalu banyak. Terlalu banyak tiroksin ditandai dengan penurunan berat badan, penambahan
selera makan, panas tubuh berlebih, penghentian menstruasi pada perempuan.

Penanganan: Gangguan ini bisa ditangani dengan obat-obat antitiroid, yodium radioaktif melalui
mulut untuk menghancurkan sel-sel yang memproduksi tiroksin berlebih, serta operasi untuk
mengangkat bagian kelenjar.

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan penurunan selera tetapi diikuti dengan berat badan
berlebih dan pembengkakan tubuh, keletihan, serta konstipasi. Pada bayi, gangguan ini bisa
memicu kretinisme (kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental).

Penanganan: Penggantian hormon yang hilang dengan dosis yang dikontrol sesuai keperluan.
Bayi yang baru lahir perlu menjalani screening. Dengan begitu, gangguan jni bisa dideteksi dan
ditangani sejak dini.

Parathormone

Terlalu banyak. Gangguan ini ditandai dengan pengeluaran air seni dalam jumlah besar,
gangguan pencernaan, batu ginjal, perasaan tidak enak badan.

Penanganan: pengangkatan tumor.

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan kejang otot, kejang, keletihan, dan gangguan
mental.

Penanganan: Pemberian tablet vitamin D yang meniru aksi hormon yang hilang.

Adrenalin
Terlalu banyak. Gangguan ini ditandai dengan serangkaian jantung berdebar, perasaan takut,
peningkatan tekanan darah, denyut nadi yang cepat. Hal ini akan memicu peningkatan tekanan
darah permanen dan wajah menjadi pucat.

Penanganan: pengangkatan tumor yang memicu produksi adrenalin berlebih.

Insulin

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gula darah tinggi. Kondisi ini bisa memicu
penurunan berat badan, perasaan haus dan pengeluaran air seni dalam jumlah besar.

Penanganan: Diet dengan cara mengurangi jumlah asupan gula merupakan langkah dasar
mengatasi gangguan ini. Selain itu bisa dibantu dengan suplemen tablet antidiabetes atau
suntikan insulin.

Hormon seks laki-laki

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
seksual. Pada orang dewasa ditandai dengan impotensi atau ketidaksuburan.

Penanganan. Penggantian hormon yang hilang dengan suntikan setiap bulan.

Hormon seks perempuan

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
seksual serta tidak munculnya siklus menstruasi. Di usia selanjutnya, gangguan ini bisa
menyebabkan menopause (karena kurangnya kadar hormon).

Penanganan: Penggantian hormon dengan tablet. (IK/OL-08)


DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Ed.
8. Vol. 2. Jakarta : EGC
Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed. 3. Jakarta : EGC

http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/03/25/2316/13/Gangguan-
Kelebihan-dan-Kekurangan-Hormon

http://yusnia-bio.blogspot.com/2009/04/kelenjar-timus.html

Anda mungkin juga menyukai