Dokumen - Tips Log Linear 3 Dimensi New 1docx
Dokumen - Tips Log Linear 3 Dimensi New 1docx
Dokumen - Tips Log Linear 3 Dimensi New 1docx
MODUL IV
LOG LINEAR 3 DIMENSI
Oleh :
1. Fitri Ayu Kusumawati 1313 201 045
2. Yuanita Damayanti 1313 201 047
3. Puspita Kartikasari 1313 201 048
Dosen :
Dr. Vita Ratnasari, S.Si., M.Si.
Jurusan Statistika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2013
I. TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Log Linier 3 Dimensi
Log linier 3 dimensi digunakan untuk menggambarkan ada tidaknya hubungan antara
dua atau lebih variabel dan sekaligus untuk mengetahui sel-sel mana yang menyebabkan
dependensi.
Tabel 1.1 Organisasi Data
Keterangan : nijk = banyaknya observasi pada baris ke-i, kolom ke-j, dan layer ke-k.
Dengan model [ CITATION Wul09 \l 1057 ] :
V ijk =λ+λ A +λ B+ λ C + λ +λ +λ +λ
i j k ij AB jkBC ik AC ijk ABC (1.1)
Jika antara ketiga variabel tersebut saling independent, maka taksiran nilai harapan dari
masing-masing sel adalah sebagai berikut :
ni. . n. j. n. . k
e ij=
n 2
... (1.2)
J K
ni. .=∑ ∑ nijk =
dimana : j=1 k=1 jumlah nilai observasi pada baris ke-i
I K
n. j.=∑ ∑ nijk =
i=1 k =1 jumlah nilai observasi pada kolom ke-j
J I
n. . k =∑ ∑ nijk =
j=1 i=1 jumlah nilai observasi pada lyer ke-k
I J K
n .. .=∑ ∑ ∑ nijk =
i=1 j=1 k =1 jumlah seluruh nilai observasi
Bila kedua ruas persamaan (1.2) dinyatakan dalam bentuk logaritma didapatkan :
log
e ijk = log ni.. + log n. j. + log n..k - 2 log n... (1.3)
Page | 1
yang analog dengan : log e ijk= λ+ λiA + λBj + λ Ck + λijAB + λ ikAC + λ BC ABC
jk + λ ijk
Arti dari model tersebut adalah variabel 1, 2 dan 3 ada dalam model, tapi tidak ada
interaksi antara ketiganya (ketiga variabel independen). Dimana :
λ= grand mean dari logaritma jumlah nilai harapannya atau rata-rata dari seluruh logarima
nilai harapannya.
I J K
^λ= 1 ∑ ∑ ∑ log e
ijk
IJK i=1 j=1 k=1 (1.4)
A
λ+ λ i = main effect variabel 1 atau pengaruh dari variabel 1 terhadap model.
J K
1
λ+λ iA = ∑ ∑ log e ijk
JK j=1 k =1 (1.5)
B
λ+ λ j = main effect variabel 2 atau pengaruh dari variabel 2 terhadap model.
I K
1
λ+ λ Bj = ∑ ∑ log eijk
IK i=1 k =1 (1.6)
λ+λ Ck = main effect variabel 3 atau pengaruh dari variabel 3 terhadap model
I J
1
λ+λ Ck = ∑ ∑ log eijk
IJ i=1 j=1 (1.7)
u1(i) u2( j ) u3(k)
dan dan menunjukkan deviasi penyimpangan dari u sehingga
I J K
∑ λ iA= ∑ λ Bj = ∑ λCk =0
i =1 j=1 k=1
dengan :
Page | 2
Tabel 1.2 Resume Derajat bebas untuk Log Linear 3 Dimensi
Bentuk Db
λ 1
A
λi I-1
B J-1
λj
C
λk K-1
AB (I-1)(J-1)
λij
AC
λik (I-1)(K-1)
λ BC
jk
(J-1)(K-1)
ABC (I-1)(J-1)(K-1)
λijk
Total IJK
Nilai X2 diatas kemudian dibandingkan dengan nilai X2 pada tabel. Dengan daerah
kritisnya Tolak H0 jika X2hitung > X2tabel[ CITATION Wul09 \l 1057 ].
Page | 3
1. Pengujian interaksi pada derajat K atau lebih sama dengan nol (Test that K-Way and
higher order effect are zero) uji ini didasarkan pada hipotesis bahwa efek order ke-K dan
yang lain tinggi sama dengan nol. Pada model log liniear hipotesisnya sebagai berikut.
Untuk K=3
A B C AB AC BC
H0 : Efek order ke-3 = 0 ( log e ijk= λ+ λi + λ j + λ k + λij + λ ik + λ jk )
A B C AB AC BC ABC
H1 : Efek order ke-3 ≠ 0 ( log e ijk = λ+ λi + λ j + λ k + λij + λ ik + λ jk + λ ijk )
Untuk K = 2
A B C
H0 : Efek order ke-2 = 0 ( log e ijk = λ+λ i + λ j + λ k )
A B C AB AC BC ABC
H1 : Efek order ke-2 ≠ 0 ( log e ijk = λ+ λi + λ j + λ k + λij + λ ik + λ jk + λ ijk )
Untuk K = 1
Untuk K = 3
ABC
H0 : Efek order ke-3 = 0 ( λijk =0 )
ABC
H1 : Efek order ke-3 ≠ 0 ( λijk ≠0 )
2
Kriteria penolakan G2 > χ (db: α ) maka tolak H0 [ CITATION Wul09 \l 1057 ].
1.3.2 Uji Asosiasi Parsial
Pengujian ini mempunyai tujuan untuk menguji semua parameter yang mungkin dari
suatu model lengkap baik satu variabel yang bebas maupun untuk hubungan ketergantungan
Page | 4
beberapa variabel yang merupakan parsial dari suatu model lengkap. Hipotesisnya sebagai
berikut :
AB
1. H0 : X1 dan X2 independen dalam setiap level X3 ( λij =0 )
AB
H1 : X1 dan X2 dependen dalan setiap level X3 ( λij ≠0 )
AC
2. H0 : X1 dan X3 independen dalam setiap level X2 ( λik =0 )
AC
H1 : X1 dan X3 dependen dalan setiap level X2 ( λik ≠0 )
A B C AB BC
Maka jika Terima H0 logeijk = λ+ λ i +λ j + λk +λij + λ jk
BC
3. H0 : X2 dan X3 independen dalam setiap level X1 ( λ jk =0 )
BC
λ
H1 : X2 dan X3 dependen dalan setiap level X1 ( jk ≠0 )
A B C AB AC
Maka jika Terima H0 logeijk = λ+ λ i + λ j + λk + λij + λik
A
4. H0 : X1 independen dalam setiap level ( λi =0 )
A
H1 : X1 dependen dalan setiap level ( λi ≠0 )
Page | 5
2. Keluarkan efek interaksi tiga faktor sehingga modelnya menjadi (XY, YZ, XZ) yang
disebut model (1).
3. Bandingkan model (0) dengan model (1) dengan hipotesis sebagai berikut.
A B C AB AC BC
H0 : Model (1) = model terbaik ( log e ijk= λ+λi + λ j +λ k + λij +λ ik +λ jk )
A B C AB AC BC ABC
H1 : Model (0) = model terbaik ( log e ijk= λ+λi + λ j +λ k + λij +λ ik +λ jk +λ ijk )
Statistik uji yang digunakan adalah Likelihood Ratio Test (G2).
4. Jika H0 ditolak, maka dinyatakan bahwa model (0) adalah model terbaik. Tetapi jika
gagal tolak H0, maka bandingkan model (1) tersebut dengan model (0). Kemudian
salah satu interaksi dua faktor dikeluarkan dari model.
5. Untuk menentukan interaksi mana yang dikeluarkan terlebih dahulu maka dipilih nilai
G2 terkecil.
6. Jika H0 diterima maka Model (1) yang terbentuk, sehingga dibuat Model (2) dengan
hipotesis sebagai berikut.
A B C AC BC
a. H0 : Model (2) = model terbaik ( log e ijk = λ+λi + λ j +λ k + λik +λ jk )
A B C AB AC BC
H1 : Model (1) = model terbaik ( log e ijk = λ+ λ i + λ j + λ k + λ ij + λ ik + λ jk )
A B C AB BC
b. H0 : Model (2) = model terbaik ( log e ijk= λ+λi + λ j +λ k + λij +λ jk )
A B C AB AC BC
H1 : Model (1) = model terbaik ( log e ijk= λ+ λi + λ j + λ k + λij + λ ik + λ jk )
A B C AB AC
c. H0 : Model (2) = model terbaik ( log e ijk= λ+λi + λ j +λ k + λij +λ ik )
A B C AB AC BC
H1 : Model (1) = model terbaik ( log e ijk = λ+ λi + λ j + λ k + λij + λ ik + λ jk )
[ CITATION Wul09 \l 1057 ]
Page | 7
Isi Frequency Variable dengan frekuensi.
Page | 8
Masukkan variabel Jeniskelamin, Usia, dan Berita ke Factor(s), pilih Model
Pada model, pilih custom. Masukkan variabel Jeniskelamin, Usia, dan Berita ke
terms in model dengan pilihan type main effect
Page | 9
3. Menguji Interaksi k-suku atau lebih adalah nol
Analyze > Loglinier > Model Selection
Page | 10
Pilih Enter in single step, kemudian pilih Model
Page | 11
Pilih Option, kemudian klik Parameter estimates dan Association table.
Continue > OK
Page | 12
Tabel 3.1 Frekuensi Harapan Data Berdasarkan Output SPSS
Observed Expected
Jeniskelamin Usia Berita
Count % Count %
Umum 10 3.3% 26.549 8.8%
25-27
Metropolis 15 5.0% 22.483 7.5%
tahun
Olahraga 29 9.7% 22.722 7.6%
Umum 25 8.3% 26.831 8.9%
38-50
Laki-laki Metropolis 23 7.7% 22.722 7.6%
tahun
Olahraga 27 9.0% 22.964 7.7%
Umum 48 16.0% 31.350 10.5%
>50 tahun Metropolis 27 9.0% 26.549 8.8%
Olahraga 25 8.3% 26.831 8.9%
Umum 15 5.0% 8.231 2.7%
25-27
Metropolis 15 5.0% 6.971 2.3%
tahun
Olahraga 10 3.3% 7.045 2.3%
Umum 10 3.3% 8.319 2.8%
38-50
Perempuan Metropolis 9 3.0% 7.045 2.3%
tahun
Olahraga 1 .3% 7.120 2.4%
Umum 3 1.0% 9.720 3.2%
>50 tahun Metropolis 5 1.7% 8.231 2.7%
Olahraga 3 1.0% 8.319 2.8%
Page | 14
kode
nijk eijk nijk-eijk (nijk-eijk)2 (nijk-eijk)/eijk nijk/eijk nijk ln (nijk/eijk)
level
111 10 26,55 -16,55 273,86 10,32 0,38 -9,76
112 15 22,48 -7,48 55,99 2,49 0,67 -6,07
113 29 22,72 6,28 39,41 1,73 1,28 7,08
121 25 26,83 -1,83 3,35 0,12 0,93 -1,77
122 23 22,72 0,28 0,08 0,00 1,01 0,28
123 27 22,96 4,04 16,29 0,71 1,18 4,37
131 48 31,35 16,65 277,22 8,84 1,53 20,45
132 27 26,55 0,45 0,20 0,01 1,02 0,46
133 25 26,83 -1,83 3,35 0,12 0,93 -1,77
211 15 8,23 6,77 45,82 5,57 1,82 9,00
212 15 6,97 8,03 64,47 9,25 2,15 11,50
213 10 7,04 2,96 8,73 1,24 1,42 3,50
221 10 8,32 1,68 2,83 0,34 1,20 1,84
222 9 7,04 1,96 3,82 0,54 1,28 2,20
223 1 7,12 -6,12 37,45 5,26 0,14 -1,96
231 3 9,72 -6,72 45,16 4,65 0,31 -3,53
232 5 8,23 -3,23 10,44 1,27 0,61 -2,49
233 3 8,32 -5,32 28,29 3,40 0,36 -3,06
TOTAL 55,86 30,26
2 3 3
∑ ∑ ∑ (nijk −e ijk )2
I =1 j=1 k =1
χ 2= =55 , 86
e ijk
2 3 3 nijk
G2 =2 ∑ ∑ ∑ (nijk −eijk )2 n ijk ln
I =1 j=1 k=1 eijk
¿2×30 , 26
¿60 ,52
Kesimpulan: Karena 2hitung yaitu 55,86 dan G2 = 60,52 yang lebih dari 21,0642
maka tolak H0, sehingga ada hubungan antara ketiga variabel (jenis kelamin,usia, dan
jenis berita yang disenangi).
Page | 16
2 = 7,470
G2 = 7,082
Kesimpulan :
Karena nilai 2 yaitu 7,470 dan nilai G2 7,082 kurang dari 9,4877 maka gagal tolak H 0.
Kesimpulan ini juga didapatkan dari nilai P-Value pada uji Chi-Square 0,113 yang lebih
besar dari alpha 0,05. Sehingga keputusannya adalah order ke-3 sama dengan nol atau
A B C AB AC BC ABC
model log linearnya adalah log e ijk= λ+λi + λ j +λ k + λij +λ ik +λ jk +λ ijk
2. Untuk k = 2
A B C
H0 : order ke-2 sama dengan nol ( log e ijk= λ+λi + λ j + λ k )
H1 : order ke-2 tidak sama dengan nol
A B C AB AC BC ABC
( log e ijk= λ+ λi + λ j +λ k + λij +λ ik + λ jk +λ ijk )
α=5%
Daerah Kritis : 2hitung > 2((i-1)(j-1)+(i-1)(k-1)+(j-1)(k-1)-(i-1)(j-1)(k-1),α)
2hitung > 2((2-1)(3-1)+(2-1)(3-1)+(3-1)(3-1)-(2-1)(3-1)(3-1),α)
2hitung > 2(12, 0,05)
2hitung > 21,0642 atau G2 > 21,0642
Statistik Uji :
Nilai ekspektasi (e) untuk masing-masing level ditampilkan pada Tabel 3.2, dan
perhitungannya pada Tabel 3.4.
Sehingga statistik uji yang didapatkan adalah
2 3 3
∑ ∑ ∑ (nijk −e ijk )2
χ 2 = I =1 j=1 k =1
=55 , 86
e ijk
2 3 3 nijk
G2 =2 ∑ ∑ ∑ (nijk −eijk )2 n ijk ln
I =1 j=1 k=1 eijk
¿2×30 , 26
¿60 ,52
Kesimpulan :
Karena nilai 2 yaitu 55,86 dan nilai G2 60,52 lebih dari 21,0642 maka tolak H0.
Kesimpulan ini juga didapatkan dari nilai P-Value pada uji Chi-Square 0 yang kurang
dari alpha 0,05. Sehingga keputusannya adalah order ke-2 tidak sama dengan nol atau
Page | 17
3. Untuk k = 1
Page | 18
232 16.67 5 -11.67 8.167 0.3 -6.019
233 16.67 3 -13.67 11.207 0.18 -5.144
TOTAL 148.92 75,835
2 3 3
∑ ∑ ∑ (nijk −e ijk )2
χ = I =1
2 j=1 k =1
=148 , 92
e ijk
2 3 3 nijk
G =2 ∑ ∑ ∑ (nijk −eijk )2 n ijk ln
2
Page | 19
2. Untuk k = 2
AB AC BC
H0 : efek order ke-2 sama dengan nol ( λij =λ ik =λ jk =0 )
AB AC BC
H1 : efek order ke-2 tidak sama dengan nol ( λij ≠0 atau λik ≠0 atau λ jk ≠0 )
α=5%
Daerah Kritis : 2hitung > 2(db2-db1,α)
2hitung > 2(12-4,α)
2hitung > 2(8, 0,05)
2hitung > 15,507 atau G2 > 15,507
Statistik Uji :
G2 = G22 – G32
= 60,527 – 7,082
= 53,445
Kesimpulan :
Karena nilai G2 adalah sebesar 53,445 lebih dari 15,507 maka tolak H0. Kesimpulan ini
juga didapatkan dari nilai P-Value pada uji Likelihood Ration 0 yang kurang dari alpha
0,05. Sehingga keputusannya adalah order ke-2 tidak sama dengan nol.
3. Untuk k = 3
ABC
H0 : efek order ke-3 sama dengan nol ( λijk =0 )
ABC
H1 : efek order ke-3 tidak sama dengan nol ( λijk ≠0 )
α=5%
Daerah Kritis : 2hitung > 2(db3,α)
2hitung > 2(4,α)
2hitung > 9,488 atau G2 > 9,488
Statistik Uji :
G2 = G32
= 7,082
Kesimpulan :
Karena nilai G2 7,082 kurang dari 9,488 maka gagal tolak H0. Kesimpulan ini juga
didapatkan dari nilai P-Value pada uji Likelihood Ration 0,132 yang lebih dari alpha
0,05. Sehingga keputusannya adalah order ke-3 sama dengan nol.
Page | 20
3. Test Asosiasi Parsial
Test ini bertujuan untuk menguji hubungan ketergantungan antara dua variabel
dalam setiap level variabel lainnya.
Tabel 3.8 Partial Association
Partial Number
Effect df Chi- Sig. of
Square Iterations
Jeniskelamin*Usia 2 36.113 0.000 2
Jeniskelamin*Berit
2 12.851 0.002 2
a
Usia*Berita 4 15.520 0.004 2
Jeniskelamin 1 87.564 0.000 2
Usia 2 1.790 0.409 2
Berita 2 1.790 0.409 2
ni.×n. j
e ij=
n ..
n1 .×n. 1 229×94
e 11= = =71 ,7533
n.. 300
n 1. x n. 2 229 x 95
e 12= = =72 , 5167
n .. 300
n1. x n. 3 229 x 111
e 13 = = =84 , 73
n.. 300
n2. x n. 1 71 x 94
e 21= = =22 ,2467
n.. 300
Page | 21
n2. x n. 2 71 x 95
e 22= = =22 , 4833
n.. 300
n2. x n. 3 71 x 111
e 23= = =26 ,27
n.. 300
Tabel 3.10 eij jenis kelamin dan umur
Jenis kelamin 25-37 tahun 38.51 tahun >50 tahun
Laki-laki 71,7533 72,5167 84,73
Perempuan 22,2467 22,4833 26,27
2 3 2
( nij −e ij )
Nilai uji χ 2=∑ ∑
i=1 j =1 eij
χ 2=4.392549+0.085039+2.751952+14.16748+0.274283+8.876014
¿ 30,54731
db= (i-1)(j-1)=(2-1)(3-1)=2
χ 2(2: 0.05)=5,991
Tolak Ho, Jenis kelamin dan Usia dependent dalam setiap level Koran.
2. Untuk variabel jenis kelamin dan koran
AC
H0 : Jenis kelamin dan koran independent dalam setiap level umur ( λik =0)
AC
H1 : Jenis kelamin dan Koran dependent dalam setiap level umur ( λik ≠0)
α=5%
Daerah Kritis : 2hitung > 2((i-1)(k-1),α)
2hitung > 2((2-1)(3-1),α)
2hitung > 2(2, 0,05)
2hitung > 5,991 atau G2 > 5,991
Statistik Uji :
Tabel 3.11 Jenis Kelamin dan Berita
Jenis kelamin Koran 1 Koran 2 Koran 3 Total
Laki-laki 83 65 81 229
Perempuan 28 29 14 71
total 111 94 95 300
ni .×n. k
e ik=
n. .
n1 .×n. 1 229 x 111
e 11= = =84 , 73
n.. 300
n 1. x n. 2 229 x 94
e 12= = =71, 7533
n .. 300
n1. . x n. 3 229 x 95
e 13= = =72 , 5167
n .. 300
Page | 22
n2. x n. 1 71 x 111
e 21= = =26 ,27
n.. 300
n2. . x n. 2 71 x 94
e 22= = =22 , 2467
n .. 300
n2. x n. 3 71 x 95
e 23= = =22 , 4833
n.. 300
Tabel 3.12. eik Jenis Kelamin dan berita
Jenis kelamin Koran 1 Koran 2 Koran 3
Laki-laki 84,73 71,7533 72,5167
Perempuan 26,27 22,2467 22,4833
2 3 2
2 ( nik −e ik )
Nilai uji χ =∑ ∑
i=1 k=1 eik
Page | 23
n1. x n. . 3 94 x 95
e 13= = =29 ,7667
n .. 300
n2. x n. 1 95 x 111
e 21= = =35 , 15
n.. 300
n2. x n. 2 95 x 94
e 22= = =29 , 7667
n.. 300
n2. x n. . 3 95 x 95
e 23= = =30 ,0833
n. . .2 300
n 3. x n. 1 111 x 111
e 31= = =41, 07
n .. 300
n .3 . x n. 2 111 x 94
e 32= = =34 , 78
n .. 300
n3. x n. 3 111 x 95
e 33= = =35 , 15
n.. 300
Tabel 3.14. ejk Usia dan Berita
Umur Koran 1 Koran 2 Koran 3
25-37 tahun 34,78 29,4533 29,7667
38-50 tahun 35,15 29,7667 30,0833
>50 tahun 41,07 34,78 35,15
2 3 2
2 ( n jk −e jk )
Nilai uji χ =∑ ∑
j=1 k=1 e jk
Page | 24
db= (i-1)=(2-1)=1
χ 2(1: 0.05)=3,841
Tolak Ho, Jenis kelamin dependent dalam Model.
5. Untuk variabel Usia
B
H0 : Usia independent dalam model ( λ j =0)
B
H1 : Usia dependent dalam model ( λ j ≠0)
α=5%
Daerah Kritis : 2hitung > 2((j-1),α)
2hitung > 2((3-1),α)
2hitung > 2(2, 0,05)
2hitung > 5,991 atau G2 > 5,991
Statistik Uji :
Nilai uji χ 2=1,790
db= (j-1)=(3-1)=2
χ 2(1: 0.05)=5,991
Gagal tolak Ho, Usia independent dalam Model.
6. Untuk variabel Berita
C
H0 : Berita independent dalam model ( λ k =0)
C
H1 : Berita dependent dalam model ( λ k ≠0)
α=5%
Daerah Kritis : 2hitung > 2((k-1),α)
2hitung > 2((3-1),α)
2hitung > 2(2, 0,05)
2hitung > 5,991 atau G2 > 5,991
Statistik Uji :
Nilai uji χ 2=1,790
db= (k-1)=(3-1)=2
χ 2(1: 0.05)=5,991
Gagal tolak Ho, berita independent dalam Model.
Untuk mengetahui kecenderungan per cell, maka digunakan tabel assosiasi parsial sebagai
berikut.
Page | 25
Tabel 3.15 Tabel Assosiasi Parsial
95% Confidence
Std. Interval
Effect Parameter Estimate Z Sig.
Error Lower Upper
Bound Bound
1 -.180 .144 -1.250 .211 -.463 .102
Jeniskelamin*Usia*Berit 2 .116 .138 .844 .399 -.154 .386
a 3 -.218 .159 -1.371 .170 -.531 .094
4 -.107 .157 -.681 .496 -.416 .201
1 -.535 .104 -5.147 .000(a) -.739 -.332
Jeniskelamin*Usia
2 .141 .127 1.111 .267 -.108 .389
1 -.122 .112 -1.087 .277 -.341 .098
Jeniskelamin*Berita
2 -.224 .107 -2.081 .037(b) -.434 -.013
1 -.271 .144 -1.878 .060 -.554 .012
2 -.092 .138 -.664 .506 -.362 .179
Usia*Berita
3 .243 .159 1.527 .127 -.069 .555
4 .137 .157 .871 .384 -.171 .445
Jeniskelamin 1 .643 .083 7.708 .000 .479 .806
1 .181 .104 1.739 .082 -.023 .385
Usia
2 -.084 .127 -.665 .506 -.333 .164
1 .099 .112 .883 .377 -.121 .318
Berita
2 .114 .107 1.063 .288 -.096 .325
Berdasarkan tabel 3.15 menunjukkan bahwa terdapat dua cell yang memiliki
kecenderungan, sel-sel tersebut adalah sebagai berikut.
(a) : Jenis kelamin kategori pertama (laki-laki) memiliki kecenderungan berusia
dengan kategori pertama (38-50 tahun) dalam pengamatan.
(b) : Jenis kelamin kategori pertama (laki-laki) memiliki kecenderungan untuk
memilih jenis berita kategori kedua (metropolis).
4. ELIMINASI BACKWARD
Metode Backward Elimination, pada dasarnya menyelesaikan model dengan
menggunakan prinsip hierarki, yaitu dengan melihat model terlengkap sampai dengan
model yang sederhana atau dimulai dari model umum (semua kemungkinan
dimasukkan).
Untuk memilih model terbaik, maka dibandingkan antara model 0 dengan model
1 dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Model 1 adalah model terbaik
H1 : Model 0 adalah model terbaik
Page | 26
A B C AB AC BC ABC
Model 0 log e ijk= λ+ λi + λ j + λ k + λij + λ ik + λ jk + λ ijk
A B C AB AC BC
Model 1 log e ijk = λ+ λi + λ j + λ k + λij + λ ik + λ jk (interaksi antara tiga
variabel dihilangkan)
Daerah Kritis : 2hitung > 2(db1-db0,α)
2hitung > 2(12-4,α)
2hitung > 2(8, 0,05)
2hitung > 15,507 atau G2 > 15,507
Tabel 3.15 Step Summary
Number
Chi-
Stepa Effects df Sig. of
Squarec
Iterations
Generating
JENIS*UMUR*KORAN .000 0 .
Classb
0
Deleted
1 JENIS*UMUR*KORAN 7.082 8 0.528 4
Effect
JENIS*UMUR,
Generating
JENIS*KORAN, 7.082 8 0.528
Classb
UMUR*KORAN
1
1 JENIS*UMUR 36.113 4 0.000 2
Deleted
2 JENIS*KORAN 12.851 4 0.012 2
Effect
3 UMUR*KORAN 15.520 4 0.004 2
JENIS*UMUR,
Generating
2 JENIS*KORAN, 7.082 8 0.528
Classb
UMUR*KORAN
Statistik Uji :
G2 = G12 – G02
= 7,082 – 0
= 7,082
Kesimpulan :
Karena nilai G2 7,082 kurang dari 15,507 maka gagal tolak H0. Kesimpulan ini juga
didapatkan dari nilai P-Value 0,528 yang lebih dari alpha 0,05. Sehingga keputusannya
adalah model 1 adalah model terbaik untuk iterasi pertama.
Untuk selanjutnya, dilakukan iterasi kedua yang terdiri dari tiga pengujian, pengujian
tersebut adalah sebagai berikut.
A B C AC BC
a. H0 : Model (2) = model terbaik ( log e ijk= λ+λi + λ j +λ k + λik +λ jk )
A B C AB AC BC
H1 : Model (1) = model terbaik ( log e ijk= λ+ λi + λ j + λ k + λij + λ ik + λ jk )
Page | 27
= 0,05
Daerah Kritis : 2hitung > 2(db2-db1,α)
2hitung > 2(12-8,α)
2hitung > 2(4, 0,05)
2hitung > 9,488 atau G2 > 9,488
Statistik Uji :
G2 = 36,113
Kesimpulan :
Karena nilai G2 36,113 lebih dari 9,488 maka tolak H 0. Sehingga keputusannya
adalah model 1 adalah model terbaik pada iterasi kedua. Jadi keputusan akhir,
A B C AB AC BC
model terbaik adalah log e ijk= λ+λi + λ j +λ k + λij +λ ik +λ jk
A B C AB BC
b. H0 : Model (2) = model terbaik ( log e ijk= λ+λi + λ j +λ k + λij +λ jk )
A B C AB AC BC
H1 : Model (1) = model terbaik ( log e ijk= λ+ λi + λ j + λ k + λij + λ ik + λ jk )
= 0,05
Daerah Kritis : 2hitung > 2(db2-db1,α)
2hitung > 2(12-8,α)
2hitung > 2(4, 0,05)
2hitung > 9,488 atau G2 > 9,488
Statistik Uji :
G2 = 12,851
Kesimpulan :
Karena nilai G2 12,851 lebih dari 9,488 maka tolak H 0. Sehingga keputusannya
adalah model 1 adalah model terbaik pada iterasi kedua. Jadi keputusan akhir,
A B C AB AC BC
model terbaik adalah log e ijk= λ+λi + λ j +λ k + λij +λ ik +λ jk
A B C AB AC
c. H0 : Model (2) = model terbaik ( log e ijk = λ+λ i + λ j +λ k + λ ij +λ ik )
A B C AB AC BC
H1 : Model (1) = model terbaik ( log e ijk = λ+ λi + λ j + λ k + λij + λ ik + λ jk )
= 0,05
Daerah Kritis : 2hitung > 2(db2-db1,α)
2hitung > 2(12-8,α)
2hitung > 2(4, 0,05)
2hitung > 9,488 atau G2 > 9,488
Page | 28
Statistik Uji :
G2 = 15,520
Kesimpulan :
Karena nilai G2 15,520 lebih dari 9,488 maka tolak H0. Sehingga keputusannya
adalah model 1 adalah model terbaik pada iterasi kedua. Jadi keputusan akhir,
Page | 29