LP Katarak
LP Katarak
LP Katarak
KATARAK
OLEH:
1002105016
2012
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi Pengertian
Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi
pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa),
denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya
mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak
bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai
retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan
bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi.
Katarak adalah terjadinya opasitas dari lensa kristalina yang seharusnya jernih
(Smeltzer,2001) atau dapat dikatakan katarak adalah proses pengaburan pada lensa.
(Pearce,1999) katarak senilis adalah katarak yang terjadi pada usia lanjut
Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul
lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari
65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).
Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-
duanya.Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.(kapita selekta. jilid
satu.2001)
2. Epidemiologi/insiden kasus
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan (WHO). Sebanyak tujuh belas juta
populasi dunia mengidap kebutaan yang disebabkan oleh katarak dan dijangka
menjelang tahun 2020, angka ini akan meningkat menjadi empat puluh juta.
Katarak senilis merupakan bentuk katarak yang paling sering ditemukan. 90% dari
seluruh kasus katarak adalah katarak senilis. Sekitar 5 % dari golongan usia 70 tahun dan
10% dari golongan usia 80 tahun harus menjalani operasi katarak.
3. Penyebab/faktor predisposisi
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia
seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan
tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat
hamil muda. Duke Elder mencoba membuat ikhtisar dari penyebab-penyebab yang dapat
menimbulkan katarak sebagai berikut. :
a. Sebab-sebab biologik : (a) Karena usia tua. Seperti juga pada seluruh
makhluk hidup maka lensa pun mengalami proses tua dimana dalam keadaan ini ia
menjadi katarak. (b) Pengaruh genetik. Pengaruh genetik dikatakan berhubungan
dengan proses degenerasi yang timbul pada lensa.
b. Sebab-sebab imunologik : Badan manusia mempunyai kemampuan
membentuk antibodi spesifik terhadap salah satu dari protein- protein lensa. Oleh
sebab-sebab tertentu dapat terjadi sensitisasi secara tidak disengaja oleh protein lensa
yang menyebabkan terbentuknya antibodi tersebut. Bila hal ini terjadi maka dapat
menimbulkan katarak.
c. Sebab-sebab fungsional : Akomodasi yang sangat kuat (memforsir mata)
mempunyai efek yang buruk terhadap serabut-serabut lensa dan
cenderung memudahkan terjadinya kekeruhan pada lensa. Ini dapat terlihat
pada keadaan- keadaan seperti intoksikasi ergot, keadaan tetani dan
aparathyroidisme.
d. Gangguan yang bersifat lokal terhadap lensa : Dapat berupa (a)
Gangguan nutrisi pada lensa, (b) Gangguan permeabilitas kapsul lensa, (c) Efek radiasi
dari cahaya matahari.
e. Gangguan metabolisme umum : defisiensi vitamin dan gangguan endokrin dapat
menyebabkan katarak misalnya seperti pada penyakit diabetes melitus atau
hyperparathyroidea.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
• Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yang
mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh (Katarak Senilis)
• Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet, alkohol,
kurang vitamin E,radang menahun dalam bola mata, polusi asap motor/pabrik karena
mengandung timbal
• Cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, bahan
kimia yang merusak lensa (Katarak Traumatik)
• Peradangan/infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan (Katarak Kongenital)
pilokarpin)
• Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
Katarak primer
Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu :
1. Katark juvenilis (umur <20 tahun ),
2. Katarak presenilis (umur sampai 50tahun)
3. katarak senilis (umur sampai 50tahun )
Katarak primer dibagi menjadi 4stadium :
a. Stadium Ins ipien
- Stadium paling dini
- Kekeruhan lensa terdapat pada bagian perifer berbentuk bercak-bercak yang
tidak teratur
- Pasien mengeluh gangguan penglihatan melihat ganda dengan satu mata
- Tajam penglihatan belum terganggu
- Proses degenerasi belum menyerap cairan mata yang kedalam lensa
sehingga terlihat bilik mata depan yang kedalaman normal.
b. Stadium Imatur
- Proses degenerasi mulai menyerap cairan mata kedalam lensa sehingga
lensa
- Menjadi cembung.
- Terjadi pembengkakan lensa yang dapat menjadi katarak intumesen.
- Terjadi miopisasi
- Dapat terjadi glaucoma sekunder
- Shadow test positif
c. Stadium Mat ur
- Terjadi kekeruhan seluruh lensa
- Tekanan dalam seimbang dengan cairan dalam mata dengan ukuran lensa
normal
- Tajam penglihatan sangat menurun dan hanya tinggal proyeksi sinar
positif
- Di pupil tampak lensa seperti mutiara
d. Stadium Hy permatur
- Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nucleus lensa
turun karena daya beratnya.
- Melalui pupil, nucleus terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian
bawah dengan warna berbeda dari atasnya yaitu kecoklatan
- Terjadi kerusakan kapsul lensa yang menjadi lebih permeabel dsehingga
isi korteks dapat keluar dan lensa menjadi kempis yang dibawahnya terdapat
nucleus lensa (Katarak Morgagni)
Katarak Komplikata
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi dari penyakir lain.
Penyebab katarak jenis ini adalah :
- Gangguan okuler, karena retinitis pigmentosa glaucoma, ablasio
retinayang sudah lama, uveitis, myopia maligna.
- Penyakit sistemik, Diabetes Mellitus, hipoparatiroid, sindrom down,
dermatitis atopik.
- Trauma, trauma tumpul, pukulan, benda asing di dalam mata, terpajan
panas yang berlebihan, sinar –X, radioaktif, terpajan sinar matahari, toksik kimia.
Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan
lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini sering ditemukan
pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita rubella, diabetes mellitus,
toksoplasmosis, hipoparatiroidisme, galaktosemia. Ada pula yang menyertai
kelainan bawaan pada mata itu sendiri seperti mikroftalmus, aniridia, koloboma ,
ektopia lentis, keratokonus, megalokornea, heterokornea iris. Kekeruhan dapat
dijumpai dalam bentuk arteri hialoidea yang persisten, katarak polaris anterior-
posterior, katarak aksialis, katarak zonularis, katarak stelata, katarak totalis dan
katarak congenital membranasea.
6. Gejala Klinis
a. Pandangan kabur
g. Halo
Penderita dapat mengeluh adanya lingkaran berwarna pelangi yang terlihat
disekeliling sumber cahaya terang, yang harus dibedakan dengan halo pada penderita
glaucoma.
h. Diplopia monokuler
Gambaran ganda dapat terbentuk pada retina akibat refraksi ireguler dari lensa yang
keruh, menimbulkan diplopia monocular, yang dibedakan dengan diplopia binocular dengan
cover test dan pin hole.
i. Perubahan persepsi warna
Perubahan warna inti nucleus menjadi kekuningan menyebabkan perubahan
persepsi warna, yang akan digambarkan menjadi lebih kekuningan atau kecoklatan
dibanding warna sebenarnya.
j. Bintik hitam
Penderita dapat mengeluhkan timbulnya bintik hitam yang tidak bergerak-gerak
pada lapang pandangnya. Dibedakan dengan keluhan pada retina atau badan vitreous
yang sering bergerak-gerak.
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
- Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
- Peka terhadap sinar atau cahaya.
- Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
- Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
- Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
Gangguan penglihatan bisa berupa :
- Kesulitan melihat pada malam hari
- Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
−
sel endotel 2000 sel/mm3 , pasien ini merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan
fakoemulsifikasi dan implantasi IOL.
9. Therapy/tindakan penanganan
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke
titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka penanganan biasanya
konservatif.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk
bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang
terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandang
mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau bila visualisasi segmen posterior sangat
perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau saraf
optikus, seperti diabetes dan glaukoma. Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan
lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
1) Pengangkatan lensa
Ada tiga macam teknik pembedahan ynag biasa digunakan untuk mengangkat
lensa:
Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan
endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intraokuler posterior,
perencanaan implantasi sekunder lensa intraokuler, kemungkinan akan
dilakukan bedah glaukomamata dengan predisposisi untuk terjadinya prolaps
badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolaps badan kaca, sebelumnya
mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular edema, pasca bedah
ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti
prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini
yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.
10. Komplikasi
Komplikasi yang sering timbul akibat katarak adalah:
kali akan terjadi keburaman dalam lensa, kemudian pembengkakan lensa dan penyusutan akhrid
yang terjadi pada usia lanjut, pertama engankehilangan transp
tuk cairan putih susu, yang dapat menyebabkan
peradangan berat jika pecah kapsul lensa dan terjadi kebocoran. bila tidak diobati,
katarak dapat menyebabkan glaukoma.
Ada beberapa fase dari katarak yang bisa menimbulkan glaukoma, yaitu:
1. Phocomorpic Glaucoma
Lensa lebih besar karena menyarap air sehingga pada orang dengan
predisposes itertentu akan menyebabkan bilik matanya menjadi dangkal dan
jaringan trabekulum bisa tertutup akibat irisnya maju. Bisa menimbulkan
glaucoma sekunder sudut tertutup. Glaukomanya mirip dengan glaukoma akut,
tapi glaukomanya sekunder.
2. Phacolytic Glaucoma
Terjadi pada katarak hipermatur di mana protein lensa keluar dari kapsul, bisa
ke bilik mata depan dan menyumbat trabekulum sehingga menyebabkan
tekanan intraokular meningkat. Pada kasus ini glaukomanya sudut terbuka,
tetapi tersumbat oleh protein-protein lensa.
3. Phacotoxic Glaucoma
Lensa sudah keriput sehingga bisa maju ke depan atau ke belakang. Kalau
lebih ke arah anterior maka keadaan ini bisa menyebabkan blokade pupil yang
bias menyebabkan glaukoma sekunder sudut tertutup.
Uveitis
Protein lensa keluar dan dianggap benda asing, sehingga tubuh berusaha
menghancurkannya. Keadaan ini menimbulkan reaksi uveitis
- Prolaps iris. Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada periode
pascaoperasi dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi. Pupil
mengalami distorsi. Keadaan ini membutuhkan perbaikan segera dengan
pembedahan.
- Edema makular sistoid. Makula menjadi edema setelah pembedahan, terutama bile
disertai hilangnya vitreous. Dapat sembuh seiring waktu namun dapat menyebabkan
penurunan tajam penglihatan yang berat.
- Opasifikasi kapsul posterior. Pada sekitar 20% pasien, kejernihanan kapsul posterior
berkurang pada beberapa bulan setelah pembedahan ketika sel epitel residu
bermigrasi melalui permukaannya. Penglihatan menjadi kabur dan mungkin
didapatkan rasa silau. Dapat dibuat satu lubang kecil pada kapsul dengan
laser (neodymium yttrium (ndYAG) laser) sebagai prosedur klinis rawat jalan.
Terdapat risiko kecil edema makular sistoid atau terlepasnya retina setelah
kapsulotomi YAG. Penelitian yang ditujukan pada pengurangan komplikasi ini
menunjukkan bahwa
bahan yang digunakan untuk membuat lens, bentuk tepi lens. dan tumpang tindih
lensa intraokular dengan sebagian kecil cincin kapsul anterior penting dalarn
mencegah opasifikasi kapsul posterior.
- Jika jahitan nilon dada tidak diangkat setelah pembedahan maka jahitan dapat lepas
dalam beberapa bulan atau tahun setelah pembedahan dan mengakibatkan iritasi atau
infeksi. Gejala hilang dengan pengangkatan jahitan.
11. Prognosis
Prognosis katarak adalah baik dengan lebih dari 95% pasien mengalami perbaikan
visual setelah dilakukan operasi. Prognosis visual pada pasien anak yang mengalami
katarak dan menjalani operasi tidak sebaik pada pasien dengan katarak yang
berhubungan dengan umur. Prognosis untuk perbaikan kemampuan visual paling buruk
pada katarak kongenital unilateral yang dioperasi dan paling baik pada katarak kongenital
bilateral inkomplit yang bersifat progresif lambat. Penderita penyakit katarak memiliki
prognosis untuk menjadi lebih baik setelah dilakukan pembedahan dan disiplin
dalam mematuhi penatalaksanaan.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a) Data k lien
b) Keluhan Utama
Klien mengeluh mual, muntah, nyeri mata, kemerahan, serta penglihatan kabur setelah
mengalami jatuh dan benturan batu pada matanya.
c) Riwayat Kesehatan
Apakah klien pernah mengalami trauma yang mengenai mata; penyakit lain
yang diderita seperti DM, arteriosklerosis, dan myopia tinggi.
• Pola nutrisi
Tanyakan pada klien tentang riwayat diet, makanan dan nutrisi yang
dikonsumsi selama ini.
Tanyakan pada klien berapa volume cairan yang dikonsumsi setiap hari, serta
frekuensi dan keluhan BAK/BAB.
3. pola eliminasi
• kaji pola tidur klien. Klien dengan diabetes insipidus mengalami kencing terus
menerus saat malam hari sehingga mengganggu pola tidur/istirahat klien.
6. pola kognitif/perceptual
• kaji fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, daya ingatan masa lalu dan ketanggapan
dalam menjawab pertanyaan.
• Kaji keinginan klien untuk berubah (mis : melakukan diet sehat dan latihan).
8. pola peran/hubungan
9. pola seksualitas/reproduksi
• klien tetap melaksanakan keagamaan dengan tetap sembahyang tiap ada kesempatan.
f) Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
• Inspeksi
Postur dan gambaran klien : -
Kesimetrisan m ata :-
Alis :-
Kelopak m ata :-
Konjungtiva : k emerahan
Sklera :-
Iris : te rganggu fu ngsinya
Kornea : k eruh (b eruap)
Pupil : p upil t erlihat m embesar d an t erfiksasi
Lensa ma ta :-
• Pemeriksaan penglihatan
- Penurunan visus
- Pemeriksaan lapang pandang: lapang pandang perifer
- Halo positif
• Palpasi
• Pemeriksaan diagnostic
• Terapi
Ansietas berhubungan dengan penglihatan kabur karena keruhnya lensa mata yang
ditandai dengan penurunan visus dan lapang pandang perifer.
Resiko cedera berhubungan dengan disfungsi sensoris penurunan visus dan lapang
pandang perifer.
Post operasi