Teori Peksos

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGEMBANGAN SOSIAL DAN MASYARAKAT (SOCIAL AND

COMMUNITY DEVELOPMENT)

Mata Kuliah Teori Pekerjaan Sosial

Dosen : Ade Subarkah, MPS. Sp

Disusun Oleh : Kelompok 10

1. Anugerah Pihawiano ( 18.04.049 )


2. Andi Arie Puspasari ( 18.04.034 )
3. Erika Tania J. Ginting ( 18.04.122 )
4. Fahreza Zulkifli ( 18.04.007)

2E – Pekerjaan Sosial

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PEKERJAAN SOSIAL

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

Jalan Ir.H. Juanda No.367 Telp.(022)2504838 Fax.(022)2502962

Bandung-40135

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan merupakan proses perubahan kehidupan masyarakat dari


keadaan yang belum berkembang menjadi berkembang. Pemikiran pembangunan
mulai muncul saat Perang dunia telah usai. Ketika itu negara jajahan di Asia dan
Afrika yang mulai bangkit melakukan perlawanan terhadap para penjajah dan
kemudian memerdekakan diri ini sudah mempunyai konsep pembangunan demi
terciptanya kesejahteraan rakyat dan agar mereka segera keluar dari keterbelakangan
kemiskinan dan kebodohan.

Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan


yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah,
keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat definisi lain dari
Masyarakat juga merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan
hidup manusia

Pekerjaan sosial komunitas adalah sebuah praktik banyak dipakai di Inggris


pada tahun 1970-an dan 1980-an, saat pelayanan pekerjaan sosial dalam lembaga-
lembaga public umum besar diatur sedemikian rupa dengan fokus pada kebutuhan
masyarakat kecil. Pekerjaan sosial komunitas berusaha menyatukan pekerjaan sosial
dengan sebuah rangkaian praktik layanan sosial guna menyediakan layanan
responsive secara lokal yang memenuhi kebutuhan yang telah teridentifikasi dengan
melibatkan masyarakat secara sukarela dan saling mendukung.

Kemiskinan dan eksklusi sosial adalah sasaran penting dari pembangunan


sosial di negara-negara kaya dan miskin sumber daya. Kewirausahaan sosial, sebuah
perkembangan di abad dua puluh awal, bertujuan untuk membangun sikap
profesional seperti bisnis dan struktur yang terorganisasi pada profesi-profesi di
bidang sosial.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pembangunan sosial?


2. Apa tujuan dari pembangunan sosial?
3. Bagaimana gagasan pembangunan sosial dan pengembangan ekonomi?
4. Apa yang dimaksud dengan perusahaan sosial?
5. Apa yang dimaksud dengan pedagogi sosial?
6. Bagaimana keterkaitan dari pembangunan sosial dengan pekerjaan makro dan
komunitas, serta pedagogi sosial?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mempelajari dan mengetahui yang dimaksud dengan pembangunan


sosial.
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari pembangunan sosial.
3. Untuk mengetahui bagaimana gagasan pembangunan sosial dan
pengembangan ekonomi.
4. Untuk mengetahui tentang perusahaan sosial.
5. Untuk mengetahui apa itu pedagogi sosial.
6. Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara pembangunan sosial dengan
pekerjaan makro dan komunitas, serta pedagogi sosial.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Pembangunan Sosial

Definisi penting tentang pengembangan sosial menurut Paiva (1977:332) yang


sering dikutip mengatakan bahwa pembangunan sosial adalah ‘pengembangan
kapasitas orang untuk bekerja secara berkelanjutan untuk kesejahteraan diri dan
masyarakatnya’.

Menurut Jones dan Pandey (1981:5) pembangunan sosial mengarah pada


proses perubahan institusi yang dirancang untuk membawa kecocokan yang lebih
baik antara kebutuhan masyarakat dengan aspirasi pada satu belah pihak dan antara
kebijakan sosial dengan program sosial dipihak lainnya.

Pembangunan sosial menurut Midgley (1995; 250) adalah “a process of


planner social change designed to promote the well-being of the population as a
whole in conjunction with a dynamic process of development”. Berdasarkan definisi
yang dikemukakan oleh Midgley tersebut terlihat bahwa pembangunan sosial
ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup seluruh masyarakat.

Sementara Edi Suharto mengartikan Pembangunan Sosial sebagai pendekatan


pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara
paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan
fisik sampai social.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pembangunan Sosial

Pembangunan sosial merupakan bentuk utama pekerjaan sosial di negara-


negara miskin sumber daya. Tujuannya adalah untuk menyatukan kemajuan sosial
dengan pembangunan ekonomi. Di area pembangunan ekonomi sering melibatkan
prioritas politik, pembangunan sosial telah dipengaruhi oleh metode-metode
intervensi komunitas.

Pembangunan sosial dan komunitas adalah aspek dari pengembangan yang


lebih luas dari lokalitas, area, region, dan negara, dan berhubungan dengan
pembangunan ekonomi dan industry. Gagasan mengenai pembangunan memiliki
sejarah yang panjang. Ekonomi di Eropa berkembang dari abad kedelapan belas dan
seterusnya, sedangkan ekonomi Negara-negara lain berkembang di abad kesembilan
belas dan dua puluh. Weber (1930) menyatakan bahwa negara-negara luar Eropa
berkembang dengan lamban karena budaya mereka tidak mengandung etika kerja
kaum Protestan seperti di negara Erpa bagian Utara.

3.2 Tujuan Pembagunan Sosial

Pembangunan sosial bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia


dengan mengadakan perubahan sosial, sehingga masalah sosial dapat diselesaikan,
kebutuhan dapat dipenuhi dan kesempatan untuk pemutakhiran tersedia. Menurut
Midgley pembangunan sosial mempromosikan pekerjaan sosial, dimana para ahli
menyediakan bantuan profesional, serta provisi layanan kesejahteraan sosial sebagai
struktur institusional yang meningkatkan kesejahteraan sosial.
Pembangunan sosial tidak sama seperti bentuk-bentuk kesejahteraan ini,
dalam arti pembangunan sosial tidak menangani individu dengan cara mengobati atau
merehabilitasi mereka dengan struktur yang sudah ada. Tujuannya adalah untuk
mempengaruhi kelompok yang lebih besar, seperti komunitas atau masyarakat dan
hubungan sosial terjalin dalam masyarakat tersebut. Pembangunan sosial dianggap
universal daripada selektif dan menginginkan pertumbuhan daripada hanya
mengembalikan manusia ke tingkat kesejahteraan yang sudah ada. Pembangunan
sosial juga mengikuti proses perubahan sosial melalui tindakan manusia yang
disengaja.

Pembangunan sosial merupakan suatu proses. Arti proses tidak sama seperti
yang diartikan dalam teori psikodinamika, dimana proses berkisar pada interaksi
antara komunikasi, tindakan, persepsi, dan tanggapan pada hal-hal tersebut. Dalam
pembangunan sosial proses lebih fokus pada gagasan bahwa intervensi dibutuhkan
dalam bentuk seri terhubung dan terencana secara koheren atau berhubungan.
Prasyarat untuk meraih pembangunan sosial berarti menghapus rintangan pada
kemajuan ini. Pandangan modernisasi menyarankan bahwa gagasan budaya dan
sosial perlu diubah agar dapat memfasilitasi pengembangan ekonomi dan
pembangunan sosial dan menyatakan bahwa pendidikan dan kemampuan menulis
dapat mengatasi sikap tradisional, contohnya ketika pandangan kaum lelaki atau
kepentingan susku mendominasi proses pengambilan keputusan keluarga. Sebagai
tambahan, kontrol populasi keluarga akan mengurangi tekanan pada keluarga dan
sumber daya masyarakat keluarga besar. Migrasi dari tempat terpencil ke wilayah
perkotaan harus dikurangi, sehingga dapat mencegah tekanan pada infrastruktur
perkotaan yang akan mengarah pada kondisi yang kotor. Bagaimanapun juga,
pengaturan ini terhadap kebebasan tindakan bersifat opresif dan berbagai usaha untuk
memaksakan adanya pengaturan tersebut seringkali gaagl. Pandangan alternative
mengenai rintangan pembangunan sosial menyarankan adanya intervensi dari
pemerintah dan kapitalisme bebas. Contoh, lahan atau kepemilikan perumahan dan
kontrol sumber kuangan) telah menjadi rintangan yang signifikan bagi
pengembangan, beserta faktor-faktor sosial modern.

Menurut Midgley (1995), beberapa elemen dibutuhkan untuk teori


pembangunan sosial yang layak :

1. Sebuah komitmen ideology untuk kemajuan adalah prasyarat untuk


pembangunan sosial. Konsep ini menyiratkan penerimaan gagasan modernis
bawa pengetahuan dan institusi sosial bergerak menuju idealisme ssoial.
Kritik pada gagasan seperti itu melihat negara maju secara ekonomi di Barat
menjadi bagian dari proses penurunan sosial, ekinomi, dan moral.
2. Pengembangan juga diambil untuk kebutuhan intervensi.
3. Faktor ekonomi juga harus dipertimbangkan intervensi sosial penyebab
kesejahteraan memiliki nilai tersendiri dan tidak hanya sebagai barometer
efisiensi ekonomi. Banyak individu, keluarga, dan komunitas kecil yang
ditangani oleh pekerja sosial dan pekerja pembangunan sosial perlu
menemukan cara-cara efektif untuk mempromosikan kesejahteraan ekonomi
mereka dan pada saat yang sama menghadapi permasalahan pribadi mereka.
4. Strategi ideologis yang memberi dasar untuk pembanguanan sosial perlu
dipertimbangkan.
5. Tujuan pembanguanan sosial mungkin mencari pengaturan ulang penuh
kemasyarakatan yang mengacu pada suatu perencanaan keseluruhan atau
mencari peningkatan tetap yang lebih melalui perubahan berskala kecil.

Strategi untuk pembangunan sosial dikategorikan oleh Midgley di bawah tiga


poin diatas beroperasi pada tiga level dalam masyarkat:

1. Strategi individualistis fokus dalam memberi bantuan pada orang untuk


menjadi bergantung pada dirinya sendiri dan mandiri, meskipun tidak
sepenuhnya tentang diri mereka sendiri. Pendidikan dan pelatihan, pribadi,
bantuan keuangan dan nasihat, serta bantuan transisi dari sifat ketergantungan
pada jaminan sosial atau kerabat dapat membantu meraih kepercayaan diri
secara ekonomi. Hal ini dapat menghasilkan rasa mandiri yang lebih besar
serta keamanan emosional.
2. Strategi kolektivitas pada dasrnya bersifat komunitarian. Berasumsi bahwa
orang yang berada di kelompok sosial yang ada dapat mengelompokkan diri
untuk memenuhi kebutuhan mereka dan mendapat kontrol akan sumber daya
dan persoalan yang mereka hadapi. Hal ini merupakan dasar intervensi
komunitas dan pengembangan komunitas. Bekerja dengan kelompok
komunitas mungkin lebih fokus pada pendidikan dengan mempelajari sejarah
lokal atau industri, tulisan atau keterampilan menulis, dan pekerjaan artistic
seperti musik, fotografimkomunitas, lukisan dinding atau graffiti, atau drama.
3. Pendekatan statis, yaitu dimana mereka yang melihat tanggung jawab utama
untuk kesejahteraan di masyarakat ada di tangan pemerintah. Ini memang
seharusnya dilakukan karena negara mewujudkan kepentingan dan aspirasi
sosial warganya.

Tujuan dari tiga level diatas adalah untuk mengerakkan institusi sosial,
termasuk pasar, negara, dan organisasi komunitas untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pekerja sosial harus meneriman dan memfasilitasi keterlibatan organisasi
yang berbeda dalam pembanguann sosial melalui keanekaragaman dengan bekerja
dalam negara, di dalam oragnisasi lokal dan perusahaan komersial, serta pasar. Usaha
pembangunan sosial seharusnya ditempatkan pada setiap tingkatan oragnisasi sosial,
tidak semata-mata hanya lokal, tetapi juga daerah dan nasional, sehingga usaha ini
bisa saling mendukung.

3.3 Gagasan Pambangunan Sosial dan Pengembangan Ekonomi

Pembangunan adalah pengembangan kapasitas orang untuk bekerja secara


berkelanjutan untuk kesejahteraan diri dan masyarakatnya. Hal ini menekankan fokus
pada peningkatan kapasitas individu dalam konteks pembangunan sosial yang lebih
luas. Paiva (1993) berpendapat bahwa hal ini tidak meniadakan empat aspek penting
lainnya dari pembangunan sosial: perubahan structural, integrasi sosial ekonomi,
pengembangan dan pembaruan institusi. Jones dan Pandey (1981) fokus pada elemen
pengembangan institusi, yaitu membuat institusi sosial memenuhi kebutuhan
masyarakat dengan layak; definisi mereka adalah ‘Pembanguan sosial mengarah pada
proses perubahan institusi yang dirancang untuk membawa kecocokan yang lebih
baik antara kebutuhan masyarakat dengan aspirasi pada satu belah pihak dan antara
kebijakan sosial dengan program sosial di pihak lainnya’.

Menurut Jones (1981:2) pada pandangan resmi awal dalam Pembukaan


Strategi Pengembangan Internasional Bagi Dekade Kedua PBB “Karena tujuan utama
dari pengembangan adalah untuk menyediakan kesempatan yang membaik bagi
semua orang demi kehidupan yang lebih baik, sangatlah penting untuk melakukan
konstribusi adil dari penghasilan dan kekayaan untuk meningkatkan keadilan sosial
dan efisiensi produksi. Oleh Karen itu, perubahan kualitatif dan structural di
masyarakat harus dilakukan bersama-sama dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat
dan perbedaan yang ada… sebaiknya dikurangi secara subtansial.”

Wilkinson dan Pickett menyimpulkan masalah sosial penting di dunia orang


kaya lebih umum ditemukan di masyarakat yang memiliki ketidaksamaan sosial
ekonomi. Perbedaannya besar dan masalah-masalah ini tiga kali hingga sepuluh kali
lipat lebih umum di masyarakat yang memiliki ketidaksetaraan sosial ekonomi
rendah. Terlebih dari itu, banyak negara yang mengalami tingkat masalah-masalah
sosial yang tinggi; jika mereka memilih satu jenis masalah, mereka cenderung
memiliki masalah-masalah yang lain. Wilkinson dan Pickett menyimpulkan bahwa
setiap orang di masyarakat tertentu mandapatkan keuntungan dan kesamaan. Dengan
menggali pola ketidaksamaan yang naik turun di berbagai masyarakat tertentu,
mereka juga menyimpulkan bahwa semangat politik untuk mengurangi
ketidaksetaraan sosial ekonomi sering ditunjukkan untuk meningkatkan, baik
kesamaan masalah sosial yang signifikan yang diakibatkan oleh ketidaksetaraan
tersebut. Berbagai gagasan mengenai modal sosial menyatakan bahwa banyak
kelompok dan komunitas dapat meningkatkan sumber daya yang tersedia bagi
populasi yang miskin sumber daya dengan meningkatkan jumlah dan rangkaian
jaringan sosial yang mencakupi mereka.

Banyak orang mengasosiasikan pengembangan ekonomi dan pembangunan


sosial dengan negara-negara bekas koloni yang miskin sumber daya, khususnya di
negara-negara yang berada dibawah garis khatulistiwa; pembangunan ekonomi dan
pembangunan sosialnya sering kontras dengan Kanada, Eropa, dan Amerika Serikat
yang sering disebut dengan negara ‘barat’, ‘industrialisasi’atau negara ‘maju’.
Negara-negara industri Barat sering digambarkan sebagai negara ‘maju’ dan banyak
negara di Asia dan Afrika disebut sebagai negara ‘berkembang’ (secara politisi adalah
istilah yang benar) atau ‘belum maju’ (istilah pengecapan). Kedua istilah ini memiliki
implikasi bahwa perlu ada pengembangan ekonomi yang sejalan dengan negara-
negara barat, meskipun banyak orang yang akan meragukan asumsi tersebut.

Menanggapi hal tersebut, istilah ‘sumber daya miskin’ digunakan untuk


mengacu kepada negara-negara yang berada di belahan bumi bagian selatan, yang
mendorong adanya kebijakan pengembangan ekonomi guna meningkatkan
tersedianya modal ekonomi dan sosial untuk warganya. Semua pemerintah berusaha
untuk meningkatkan jumlah kegiatan ekonomi di dalam sebuah wilayah atau negara
untuk melawan kemiskinan dan hal ini memiliki konsekuensi ekonomi, sosial, dan
politik. Baru-baru ini ada kekhawatiran tentang dampak globalisasi yang dalam masa
penuh perubahan politik, ekonomi, dan budaya ini telah mengarah pada peningkatan
dominasi budaya dan ekonomi negara barat yang mulai menggantikan kontrol politik
melalui penguasaan yang terjadi di era colonial (Payne dan Askeland, 2008).

Pengembangan ekonomi di wilayah tersebut secara umum bertujuan untuk


melawan kemiskinan yang makin umum bertujuan untuk melawan kemiskinan yang
makin umum dalam populasi (Jones,1990). Kemiskinan tersebut sering
disangkutpautkan dengan persoalan sosial yang juga menjadi perhatian pekerja sosial.
Contohnya kesehatan dan kecacatan, pendidikan, peran perempuan, industrialisasi
dan urbanisasi, serta masalah-masalah yang berhubungan seperti kejahatan dan
keretakan keluarga. Pembangunan dan komunitas merupakan strategi untuk
mengahadapi konsekuensi-konsekuensi tersebut. Pemerintah juga dapat berusaha
mengurangi kebutuhan ekonomi dan sosial akan kekayaan dan penghasilan dari suatu
wilayah atau negara. Contohnya, mereka dapat melakukan ini dengan cara mengatur
peningkatan jumlah populasi atau biaya kesehatan dan sosial. Di negara yang secara
ekonomi maju, pembangunan sosial dan ekonomi juga berkisar pada perampasan
dalam kota, pengurangan wilayah industri dan perancangan lingkungan. Menghadapi
persoalan-persoalan sosial atau proses pembangunan itu terkadang membutuhkan
intervensi komunitas.

Pada akhirnya gerakan-gerakan sosial yang penting sebagai tanggapan akan


kebutuhan etnik dan budaya lokal di negara-negara yang berbeda juga menantang
pentingnya sentralisasi dan globalisasi (Guidry et al, 2003) serta peran pekerja sosial
sebagai bentuk kekuatan regulasi sosial (Thompson, 2002).

Pandey (1981) menemukan adanya tiga strategi dasar untuk pembangunan


sosial, dijelaskan berdasarkan tujuannya :

1. Strategi distributive, bertujuan untuk meningkatkan kesetaraan sosial diantara


kelompok-kelompok secara nasional.
2. Strategi partisipative, bertujuan untuk mengadakan reformasi structural dan
institusional guna melibatkan orang didalam pengembangan dan perubahan
sosial.
3. Strategi pembangunan manusia, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
dan kapasitas masyarakat agar dapat bertindak sendiri dalam meningkatkan
pengembangan ekonomi dan institusional di tempat mereka tinggal.

Potter dan Brough (2004:340) setelah meninjau ulang penelitian dalam


penguatan kapasitas, menyatakan bahwa penguatan lebih dari sekedar pendidikan
atau pengembangan pribadi bagi individu, meskipun elemen-elemen ini juga dapat
dilibatkan. Program penguatan kapasitas untuk pengembangan masyarakat termasuk
empat elemen berikut:
1. Struktur, sistem, dan peran di dalam organisasi yang terlibat;
2. Staf dan pelatihan serta infrastruktur pengembangan pribadi;
3. Keterampilan personel yang terlibat, termasuk sukarelawan dan anggota
masyarakat;
4. Peralatan, termasuk fasilitas dan teknik.

Midgley (1993) membagi ideologi pembangunan sosial kedalam tiga jenis


kegiatan:

1. Strategi individualis, fokus pada aktualisasi diri, penentuan diri, dan


pengembangan diri.
2. Strategi kolektivis, menekankan pada pembangunan organisasi sebagai basis
untuk mengembangkan pendekatan-pendekatan baru guna mengambil
tindakan ini dikenal sebagai pendekatan institusional.
3. Strategi populis, fokus pada kegiatan berskala kecil berdasarkan masyarakat
lokal.

Hujo dan McClanahan (2011) menyarankan bahwa kebijakan pembangunan


harus dapat mengembangkan demokrasi dan inklusivitas secara sosial jika mereka
ingin mencapai pembangunan sosial dan pengembangan ekonomi.

3.4 Pengertian Perusahaan Sosial

Perusahaan sosial adalah sebuah elemen baru yang penting dalam teori
pembanguann sosial dan digunakan di negara-negara barat yang maju, begitu pula di
negara miskin sumber daya. Dengan mengembangkan layanan baru dan menciptakan
layanan sector umum, layanan non-profit atau saling membantu, perusahaan sosial
membuat bisnis yang mencari keuntungan dengan tiga karakteristik utama:

1. Tujuan bisnis yang menggabungakan tujuan sosial sebagai prioritas penting.


2. Laba didaur ulang guna mendukung tujuan sosial, daripada sekedar dibayar
sebagai deviden wirausaha.
3. Membangun bisnis daripada layanan amal atau umum, wirausaha menolak
otoritas dan mengatur arah perubahan individu atau sosial sesuai dengan
keinginan pengguna (Ashton, 2010).

Salah satu keuntungan dari perusahaan sosial dibandingkan struktur-struktur


pembangunan sosial lain adalah keuntungan yang didapat akan memberikan
kebebasan dari pengaturan oleh pemerintah atau pemberi dana amal yang sering
mewakili kepentingan elit sosial. Hal ini membuat ketentuan sosial secara finansial
tetap berjalan dengan meyediakan sumber keuangan tersendiri dan fokus dalam
mencari inovasi daripada layanan kesejahteraan yang bertujuan untuk
mempertahankan dukungan sosial (Mawson, 2008). Khususnya dengan kelompok
minoritas dan yang terkucil, perusahaan sosial mengijinkan fokus pada
pengembangan ekonomi dengan cara membuat perusahaan kecil dan mecegah dalam
komunitas etnis minoritas untuk mencapai pembangunan sosial sejalan dengan
kemandirian finansial.

Perusahaan sosial menggunakan pendekatan keuangan mikro guna


mengurangi kemiskinan. Keuangan mikro memberikan pinjaman bagi bisnis-bisnis
kecil agar dapat terus berjalan. Berbagai area penting lainnya berupa: perawatan,
kesehatan, pendidikan, dan pelatihan, khususnya untuk meningkatkan partisipasi
orang-orang yang mengalami kesulitan belajar dan beberapa saudara mereka di
masyarakat; proyek lingkungan; regenerasi komunitas dan perumahan; proyek
kesejahteraan untuk mengatasi pengangguran; proyek alkoholisme dan
penyalahgunaan obat terlarang; dan advokasi serta kampanye, contohnya Fairtrade
dan Traidcraft yang menyediakan pemasukan ekonomi yang bagus bagi bisnis-bisnis
di negara yang lebih kaya (Nicholls, 2006:14).

Kewirausahaan sosial dapat ikut mendiskusikan kegagalan pasar bisnis


konvensional dan institusi sosial. Contohnya adalah kegagalan bisnis di area miskin,
pengunduran diri pemerintah dari provisi sosial, penarikan gereja dari wilayah yang
memberi mereka bantuan marjinal, dan provisi sosial dimana ada kekurangan
pendapatan pajak atau keuangan lain untuk mendukung pengembangan organisasi-
organisasi lokal yang berbasis komunitas (Nicholls, 2006:16).

3.5 Pengertian Pedagogi Sosial

Pedagogi sosial dikembangkan dari karya ahli filosofi Jerman Diesterweg dan
Mager (Hamalainen, 1989, 2003; Lorenz, 1994:91-7) dan ditujukan pada berbagai
aspek sosial pendidikan yang secara khusus fokus pada kaum miskin di masyarakat.
Teori ini menekankan bahwa pendidikan dapat menciptakan perubahan besar dalam
kehidupan kaum miskin; juga dapat digunakan untuk melawan ekslusi sosial dan
mengembangkan identitas sosial, mengarah kepada pertumbuhan pribadi dan sosial
melalui pemecahan masalah dan tidak hanya resolusi masalah pribadi (Hamalainen,
2003).

Proyek ini menemukan empat elemen utama pedagogi sosial di dalam konteks
pelayanan residensial untuk anak-anak (Cameron et al, 2011:13):

1. Pemahaman yang luas tentang perawatan karena menjadi holistic dan


multidimensi;
2. Membantu anak-anak belajar di dalam sebuah wadah pengajaran dengan
memfasilitasi kapasitas mereka untuk berpikir bagi diri mereka sendiri;
3. Mengembangkan hubungan asli dan terpercaya antara anak dan kasih saying
dan tingkat privasi bagi anak yang wajar;
4. Pemberdayaan dalam kesan mendorong ikatan aktif di dalam kehidupan anak
di masyarakat secara umum.

Praktik pedagogi sosial adalah holistik, memandang para anak sebagai mampu
berpikir dan merasakan, dan memiliki ekstensi fisik, spiritual, sosial, dan kreativitas
yang diekspresikan dalam interaksi mereka dengan para orang dewasa karena mereka
dengan berbagi ruang tunggal yang sama. Tugasnya adalah untuk menciptakan
interaksi yang memukinkan anak untuk mengekspresikan eksistensinya secara penuh.
Aspek bati dari pedagogi sosial memberikan kepentimgan bagi orang dewasa dan
anak dalam mengekspresikan emosi dan reaksi etika mereka saat berinteraksi. Aspek
tangan pedagogi sosial berarti menggunakan kegiatan perawatan dan kehidupan
sehari-hari untuk mengekspresikan hubungan antara orang dewasa dan anak melalui
interaksi. Aspek kepala pedagogi sosial menunjukkan pentingnya refleksi, tidak
hanya untuk menghasilkan laporan dan catatan, tetapi juga sebagai suatu kegiatan
yang dapat dilakukan bersama untuk mengerti apa yang berlangsung di rumah.

3.6 Keterkaitan Pembangunan Sosial dengan Pekerjaan Makro dan Komunitas, serta
Pedagogi Sosial

Pembangunan sosial, pekerjaan makro dan komunitas, serta pedagogi sosial


berhubungan dengan pendekatan partisipatif di dalam semua bentuk provisi sosial;
mereka semua membutuhkan keterampilan interpersonal dan komunikasi kelompok
yang disangkutpautkan dengan keterampilan pekerjaan sosial dan berhubungan dekat
dengan praktik pemberdayaan. Orgainsasi-organisasi self-help dapat juga menjadi
mekanisme penting untuk praktik ini dengan menumbuhkan keteranpilan
interpersonal. Dengan berpartisipasi dalam berbagai cara, individu dapat dilibatkan
melalui organisasi akar rumput lokal. Hal ini membantu memberikan prioritas paad
harapan lokal, menghindari situasi dimana pengaruh politik luar atau asumsi sosial,
seperti opresi gender melampaui kepentingan komunitas.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pembangunan sosial dan komunitas menyediakan fokus sosial yang luas bagi
intervensi pekerja sosial untuk membantu orang yang mengalami tekanan lebih
banyak dari teori sistem yang lebih fokus pada interpersonal.

Pembangunan sosial dan pedagogi sosial telah berkembang di luar literatur


konvensional negara Barat dan memberikan wawasan yang diambil dari perspektif
teoritis dan praktik alternatif.

4.2 Saran

Saran yang penulis dapat sampaikan adalah


DAFTAR PUSTAKA

Payne,Malcolm. 2005. Modern Social Work Theory. Edisi Ketiga. New York:


Palgrave Macmillan.

Payne, Malcolm. 2016. Modern Social Work Theory. Edisi Keempat. New York:
Palgrave Macmillan.

Anda mungkin juga menyukai