0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
296 tayangan10 halaman

Modul 1 Rangkaian Elektrik II

Dokumen tersebut membahas konsep impedansi, hubungan antara impedansi, resistansi dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL. Juga membahas hubungan tegangan dan arus serta respons terhadap frekuensi pada kedua rangkaian tersebut."

Diunggah oleh

Melfini Tamba
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
296 tayangan10 halaman

Modul 1 Rangkaian Elektrik II

Dokumen tersebut membahas konsep impedansi, hubungan antara impedansi, resistansi dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL. Juga membahas hubungan tegangan dan arus serta respons terhadap frekuensi pada kedua rangkaian tersebut."

Diunggah oleh

Melfini Tamba
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 10

Percobaan 21

Rangkaian AC

1.1
2.1Tujuan
Tujuan
1. Memahami konsep impedansi dalam arti fisik
2. Memahami hubungan antara impedansi resistansi dan reaktansi pada rangkaian
seri RC dan RL
3. Memahami hubungan tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL
4. Mengukur pada fasa tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL
5. Memahami “response” terhadap frekuensi pada rangkaian seri RC dan RL

2.2Persiapan
1.2 Persiapan
Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul rangkaian AC ini. Kerjakan tugas
pendahuluan dan kumpulkan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pendahuluan
Dalam arus bolak-balik, untuk bentuk gelombang sinus, impedansi adalah perbandingan
phasor tegangan dan phasor arus.
Dari hubungan tegangan dan arus seperti v = R i;
di dv
v=L ,i=C
dt dt

maka akan terlihat bahwa untuk sinyal tegangan sinusoidal (sinus atau kosinus):
pada R ; tegangan sefasa dengan arusnya
pada L ; tegangan mendahului 90o terhadap arusnya
pada C ; tegangan ketinggian 90o dari arusnya
Bila perbandingan tegangan dan arus pada R disebut resistansi, dan perbandingan
tegangan dan arus pada L dan C disebut reaktansi, maka akan terlihat bahwa resistansi
tidak akan “sebanding” dengan reaktansi.

Hal ini dinyatakan dengan adanya suatu operator “j” yang besarnya = −1 yang menunjukan
perputaran 90o searah atau berlawanan arah dengan jarum jam terhadap besaran
semula.

Praktikum Rangkaian Elektrik II Laboratorium Dasar Teknik Elektro – ITERA


12
Rangkaian RC
Perhatikan rangkaian pada Gambar 2 -1.

Gambar 2-1 Rangkaian RC sederhana


Menurut hukum Kirchoff II (KVL), dapat di tulis :
1
vi = Ri + ∫ i.dt
C
vi = vR + vC

Tegangan resistor vR sefasa dengan I sedangkan tegangan kapasitor vC ketinggalan 90o dari
arus. Arus total mendahului antara 0o s.d. 90o. Sudut ketertingalan vi (θ) ditentukan oleh
perbandingan reaktansi dan resistansinya. Beda fasa antara vC dan i, atau vi dan i dapat
dilihat dengan membandingkan beda fasa antara vC dan vR, atau antara vi dan vR
(mengapa?)

Diferensiator
Masih dari persamaan di atas, bila output diambil pada resistor vO = vR, untuk vC >> vR akan
diperoleh vi ≈ vC sehingga

1 dvt
vi ≈
C
∫ i dt atau i ≈ C dt

Dengan demikian diperoleh hubungan output (vO = vR) dengan input (vi) sebagai berikut :
dvt
v = RC .
o
dt
Rangkaian dengan persyaratan ini dikenal sebagai rangkaian differensiator.

Praktikum Rangkaian Elektrik II Laboratorium Dasar Teknik Elektro – ITERA


13
Dalam bentuk phasornya, persyaratan di atas dapat dituliskan sebagai berikut :

vC >> vR atau V C >>V R

1
I >> RI
jωC
sehingga diperoleh ωCR >>1.

Bila atau , maka persamaan di atas dapat dituliskan


ω
<<1 atau ω << ω .
O
ωO
ωO disebut frekuensi “cut off”.

Kondisi terakhir ini adalah syarat frekuensi dan nilai-nilai kapasitansi dan resistansi untuk
memperoleh fungsi diferensiasi yang baik.

High-Pass Filter
Dari persamaan VI = V R +V C , bila diambil V O = V R , maka dapat dituliskan

Ada nilai utama yang diperoleh dari fungsi di atas:


VO
• Untuk ω >> ωo akan diperoleh ≈1
VI
VO
• Untuk ω << ωo akan diperoleh ≈0
VI

• Untuk ω = ωo akan diperoleh

Dari, dapat diturunkan bahwa daya di R adalah

Pmax adalah daya pada R saat ω >> ωo .


Rangkaian merupakan High Pass Filter (HPF) yang sederhana.

Praktikum Rangkaian Elektrik II Laboratorium Dasar Teknik Elektro – ITERA


14
Integrator
1
Dari persamaan vi = vR + vC atau vi = Ri + C ∫ i dt bila tegangan output diambil pada

vi
kapasitor ( vo = vC ) dan vR >> vC , maka vi ≈ vR sehingga vi ≈ Ri atau i ≈ . Pada
R

output diperoleh Fungsi rangkaian ini dikenal sebagai

rangkaian integrator.

Syarat terpenuhinya fungsi rangkaian integrator RC yang baik adalah vR >> vC dalam bentuk
phasornya, hubungan di atas dapat dituliskan sebagai berikut :

1
Sehingga R >> atau ωCR >>11
ωC

Bila ω ≡ atau , maka persamaan diatas dapat dituliskan


ω
<<1 atau ω << ω .
ωO O

Low-Pass Filter
Dari persamaan V I = V R +V R , bila diambil V O = V C maka dapat dituliskan :

Ada nilai utama yang diperoleh dari fungsi di atas:

• Untuk ω >> ωo akan diperoleh

• Untuk ω << ωo akan diperoleh

• Untuk ω = ωo akan diperoleh

Dengan ketiga keadaan di atas, rangkaian menunjukkan fungsi Low Pass Filter (LPF)
sederhana.

Praktikum Rangkaian Elektrik II Laboratorium Dasar Teknik Elektro – ITERA


15
Rangkaian RL
Analisa pada rangkaian RL seperti pada Gambar 2-2 dapat dilakukan dengan cara yang
sama seperti pada rangkaian RC.

Gambar 2 -2 Rangkaian RL sederhana


Menurut hukum Kirchoff II (KVL) vi = vR + vL sehingga
di
V = Ri + L
i
dt
Untuk sinyal berbentuk sinusoidal, VR sefasa dengan I dan vi mendahului terhadap I (dengan
sudut atara 0o dan 90o). Sama seperti pada rangkaian RC, sudut θ ditentukan oleh
perbandingan reaktansi dan resistansinya. Beda fasa antara VL dan I, atau anata vi dan I
dapat dilihat dengan membandingakan beda fasa VL dan VR, atau vi dan VR (mengapa?)
Dengan cara yang sama seperti pada rangkaian RC, dapat diturunkan persyaratannya yang
harus dipenuhi agar rangkaian RL berfungsi sebagai differensiator, integrator, High Pass
Filter, ataupun Low Pass Filter.

Praktikum Rangkaian Elektrik II Laboratorium Dasar Teknik Elektro – ITERA


16
2.3 Alat dan Komponen yang Digunakan
1.3
1. Kit Rangkaian RC & RL (1 buah)
2. Generator sinyal (1 buah)
3. Osiloskop (1 buah)
4. Multimeter (1 buah)
5. Resistor : 1 KΩ, 10 KΩ , 100 KΩ , 1MΩ (masing-masing 1 buah)
6. Kapasitor : 0,1 µF, 0,01 µF, 0,001 µF (masing-masing 1 buah)
7. Inductor : 2,5 mH (1 buah)

2.4
1.4 Tugas Pendahuluan
1. Turunkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh rangkaian RL agar berfungsi
sebagai: differensiator integrator high pass filter dan low pass filter
2. Dengan harga R = 10 KΩ; 100 KΩ dan 1MΩ hitunglah harga C dan L dari
rangkaian RC dan RL untuk menjadi differensiator, integrator, high pass filter dan
low pass filter. Isikanlah syarat ini pada tabel data percobaan 1 dalam Buku
Catatan Laboratorium (BCL) saudara.

2.5
1.5 Percobaan
Memulai Percobaan
1. Sebelum memulai percobaan, isi dan tanda tangani lembar penggunaan meja
yang tertempel pada masing-masing meja praktikum.
2. Kumpulkan tugas pendahuluan pada asisten yang bertugas.

Rangkaian RC
1. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada Gambar 2-3.

Gambar 2-3 Rangkaian RC untuk pengukuran fasor

Praktikum Rangkaian Elektrik II Laboratorium Dasar Teknik Elektro – ITERA


17
A. Rangkaian RC

Gambar 1 Rangkaian RC

1. Rangkailan sumber tegangan AC (2 Vrms dan f: 300 Hz) secara seri terhadap kapasitor
dan resistor. (Resistor : 10K ohm, Kapasitor : 0.1 uF)
2. Ukur tegangan resistor dan kapasitor (Vr dan Vc) menggunakan probe multimeter.
3. Amati dengan osiloskop bentuk gelombang Vc dan Vi serta amati beda fasanya dengan
menghitung menggunakan rumus berikut
𝜃 = (𝑡𝑙 ∗ 360°)/𝑇

𝜃 : beda fasa (°)


𝑡𝑙 : selisih waktu antara dua buah sinyal
𝑇 : periode sinyal

4. Lakukan perhitungan teori untuk mengetahui tegangan Vr dan Vc. serta beda fasa
antara Vc dan Vr.
5. Setelah melakukan perhitungan dan pengukuran, catatlah pada Buku Catatan Praktikum
(BCP) anda.

Note : Sumber AC bisa meggunakan generator sinyal atau AC power pada simulasi
B. Rangkaian RL

Gambar 2 Rangkaian RL

1. Rangkailah sumber tegangan AC (2 Vrms dan f: 60 KHz) secara seri terhadap induktor
dan resistor. (Resistor : 1K ohm dan induktor : 2,5 mH)
2. Ukur tegangan resistor dan induktor (Vl dan Vr) menggunakan probe multimeter.
3. Amati dengan osiloskop bentuk gelombang Vl dan Vi serta amati beda fasanya dengan
menghitung dengan rumus berikut
𝜃 = (𝑡𝑙 ∗ 360°)/𝑇

𝜃 : beda fasa (°)


𝑡𝑙 : selisih waktu antara dua buah sinyal
𝑇 : periode sinyal

4. Lakukan perhitungan teori untuk mengetahui tegangan Vr dan Vl. serta beda fasa antara
Vi dan Vl.
5. Setelah melakukan perhitungan dan pengukuran, catatlah pada Buku Catatan Praktikum
(BCP) anda.

Note : Sumber AC bisa meggunakan generator sinyal atau AC power pada simulasi

C. Rangkaian Diferensiator
Gambar 3 Rangkaian Diferensiator

1. Susun rangkaian seperti pada percobaan A. (Resistor : 1k,10k,100k ohm dan kapasitor :
0.1 uF)
2. Atur input pada generator sinyal/sumber kotak dengan input 4 Vpp dan frekuensi 500
Hz.
3. Dengan osiloskop pasang probe A pada titik input dan probe B pada titik output (yang
ditunjuk panah).
4. Ukur torsi (pengukuran) dengan menghitung menggunakan persamaan berikut
𝑡𝑖𝑚𝑒
( 𝑥 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘)
𝑑𝑖𝑣
5. Selanjutnya lakukan perhitungan torsi dengan mengkali nilai R dan C
6. Lakukan percobaan lagi dengan nilai resistor berbeda.
7. Catatlah hasil pengukuran dan perhitungan serta grafik ke BCP.

D. Rangkaian Integrator

Gambar 4 Rangkaian Integrator

1. Susun rangkaian seperti pada percobaan A. Tukar posisi kapasitor dan resistor. (Resistor:
1k, 10k, 100k ohm dan Kapasitor : 10nF dan 8.2 nF)
2. Atur input pada generator sinyal/sumber sinyal kotak dengan input 4 Vpp dan frekuensi
500 Hz.
3. Dengan osiloskop cari bentuk gelombang dari tegangan input dan tegangan output.
Dengan probe A pada input dan probe B pada output (Ditunjuk oleh panah)
4. Ukur torsi dengan menghitung menggunakan persamaan berikut
𝑡𝑖𝑚𝑒
( 𝑥 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘)
𝑑𝑖𝑣

5. Selanjutnya lakukan perhitungan torsi dengan mengkali nilai R dan C


6. Lakukan langkah yang sama untuk resistor dan kapasitor yang berbeda.
7. Catatlah hasil pengukuran dan perhitungan serta grafik ke BCP.
8. Ulangi percobaan untuk gelombang segitiga

Anda mungkin juga menyukai