Bab Ii - Penurunan Konsep
Bab Ii - Penurunan Konsep
Bab Ii - Penurunan Konsep
BAB II
PENURUNAN KONSEP
II-1
II-2
secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses
pendahuluan untuk proses rakitan akhir.
4. Fase 3. Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material,
dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unit pada produk dan
identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana
proses dinyatakan dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat,
dalam sistem produksi. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian
untuk produk, gambar untuk tiap komponen produk dan peralatan
produksinya, spesifikasi komponen-komponen yang dapat dibeli, serta
rencana untuk proses pabrikasi dan perakitan produk.
5. Fase 4. Pengujian dan Perbaikan
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari
bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototipe awal (alpha)
biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk
dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan
proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada
proses pabrikasi sesungguhnya. Sasaran dari prototipe beta biasanya adalah
untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka
mengidentifikasi kebutuhan perubahan- perubahan secara teknik untuk
produk akhir.
6. Fase 5. Produksi awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang
sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam
memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi
sesungguhnya. Pada beberapa titik pada masa peralihanini, produk diluncurkan dan
mulai disediakan untuk didistribusikan (Ulrich dan Eppinger, 2001).
sketsa atau sebagai sebuah model 3 dimensi secara garis besar dan seringkali
disertai oleh sebuah uraian gambar. Produk dapat memuaskan pelanggan dan
dapat sukses dipasaran bergantung pada nilai yang tinggi untuk ukuran kualitas
yang mendasari suatu konsep. Proses penyusunan konsep dimulai dengan
serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target, dan diakhiri dengan
terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir. (Ullrich dan
Epinger, 2001).
Gambar 2.1 House of Quality Produk Tempat Sarung Tangan dan Kaos Kaki
Berdasarkan gambar 2.1 House of Quality produk tempat sarung tangan
dan kaos kaki yang telah dibuat, terdapat beberapa analisis berupa customer
needs, technical characteristics, correlation matrix between whats and hows,
directions of improvement, how much, roof atas, roof samping, customer
assessment, technical assessment, organizational difficulty, weighted importance,
dan relative importance. Berikut analisis dari House of Quality 1 produk tempat
bumbu dapur.
Customer needs adalah kebutuhan dan keinginan pelanggan terhadap suatu
produk/ jasa, data tersebut didapatkan dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada
para responden. Kebutuhan pelanggan terdiri dari kebutuhan primer, sekunder,
dan tersier. Kebutuhan primer dari produk tempat sarung tangan dan kaos kaki
adalah berupa tempat sarung tangan dan kaos kaki, untuk kebutuhan sekunder
berupa performance, durability, dan feature, sedangkan kebutuhan terseier
merupakan bagian dari kebutuhan sekunder. Kebutuhan tersier dari permormance
yaitu, produk berukuran berukuran luas dengan bobot nilai 4 yang berarti
pelanggan setuju dan produk dapat menyimpan banyak kaos kaki dengan bobot
nilai 5 yang berarti para pelanggan sangat setuju. Kebutuhan tersier dari
durability yaitu, produk memiliki material yang sangat kokoh dengan bobot nilai 5
yang berarti para pelanggan dan produk memiliki daya tahan yang lama dengan
bobot nilai 5 yang berarti para pelanggan sangat setuju. Kebutuhan tersier dari
feature yaitu, produk terdapat fitur tambahan dengan bobot nilai 5 yang bearti para
pelanggan sangat setuju.
Techical characteristics adalah proses ketika Tim pengembang
menggunakan metode untuk menterjemahkan kebutuhan dan keinginan pelanggan
yang ingin direalisasikan kepada produk berdasarkan karakteristik yang
diharapkan oleh pelanggan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Karakterisktik teknik terbagi menjadi karaketeristik teknik primer, sekunder, dan
tersier. Karakteristik teknik primer produk tempat sarung tangan dan kaos kaki
adalah berupa tempat sarung tangan dan kaos kaki sedangkan untuk karakteristik
teknis sekundernya yaitu material, dimensi, inovasi, dan ketahanan. Karakteristik
teknik tersier merupakan bagian dari karakteristik sekunder, untuk karakteristik
tersier dari material adalah kayu multipeks dengan bobot nilai 4 yang berarti
unggul, karakteristik teknis tersier dari dimensi teridiri panjang, lebar, tinggi
dengan masing-masing bobot nilai sama yaitu 4 yg berarti sangat unggul, untuk
inovasi yaitu berupa tambahan tutup pada produk tempat sarung tangan dan kaos
kaki dengan bobot nilai 3 yang berarti cukup unggul, dan untuk ketahanan yaitu,
produk diberi jenis pelapis dengan bobot nilai 4 yang berarti unggul.
Correlation matrix between whats and hows menjelaskan mengenai
seberapa besar hubungan antara karakteristik teknis dengan kebutuhan pelanggan
yang penilaiannya oleh pelanggan terhadap bagian yang di anggap penting untuk
di dapatkan perlakuan terhadap jasa ataupun produk. Tim pengembang pada
tersebut yaitu pada produk inovasi adanya penambahan yaitu berupa penutup,
dimana konsumen akan lebih tertarik pada produk Tempat Sarung tangan dan
Kaos kaki karena adanya penambahan penutup. Berdasarkan segi ketahanan
diberikan simbol yang artinya untuk segi ketahanan dari produk inovasi lebih
baik dibandingkan produk pesaing, karena pada produk inovasi diberikan
tambahan yaitu pelapis.
How much ini terdapat jenis material kayu yang menjadi target tim
pengembang untuk dipakai yaitu jenis material kayu multipleks. Produk sarung
tangan dan kaos kaki ini memiliki berat sebesar ± 2 kg dengan dimensi dari
produk tempat sarung tangan dan kaos kaki yaitu Panjang 44 cm, lebar 23 cm, dan
tinggi 36 cm. Pada produk ini tempat sarung tangan dan kaos kaki tim
pengembang menambahkan inovasi yaitu 1 unit penutup untuk menutup bagian
atas produk dan juga produk ini ditambahkan jenis pelapis sebesar 500ml
sehingga produk bisa bertahan lebih lama.
Organizational Difficulty ini digunakan untuk menentukan seberapa sulit
Tim pengembang dalam memenuhi karakteristik teknis pada suatu produk.
Tingkatan Kesulitan ini terdapat 5 tingkat mulai dari tingkat 1 sampai tingkat 5.
Tingkat 1 sangat sangat mudah, tingkat 2 menunjukan mudah dalam memenuhi
karakteristiknya, tingkat 3 menunjukkan cukup mudah dalam memenuhi
karakteristik teknis tersebut, tingkat 4 menunjukan sulit bagi tim pengembang
dalam mewujudkan karakteristik teknisnya dan terakhir tingkat 5 yang
menunjukan sangat sulit untuk mewujudkan karakteristik teknis tersebut.
Organizational Difficulty pada produk tempat sarung tangan dan kaos kaki pada
jenis material kayu multipleks bernilai 3 yang berarti cukup mudah bagi tim
pengembang untuk memenuhi karakteristik produk berbahan kayu multipleks.
Kemudian pada dimensi panjang, lebar, tinggi ini bernilai 2 yang berarti mudah
bagi tim pengembang untuk mewujudkan dimensi panjang, lebar, tinggi tersebut.
Pada tambahan inovasi penutup menunjukkan nilai 3 berarti cukup mudah bagi
tim pengembang untuk mewujudkan inovasi penutup ini. Terakhir pada ketahanan
jenis pelapis bernilai 3 juga sama seperti inovasi yang berarti cukup mudah bagi
tim pengembang untuk mewujudkan produk yang diberi jenis pelapis ini.
technical assessment dari segi jenis material kayu, produk pesaing memperoleh
bobot sebesar 4 yang artinya unggul, sedangkan pada produk inovasi memperoleh
bobot sebesar 4 yang artinya unggul karena kedua produk pesaing dan produk
inovasi menggunakan jenis material kayu yang sama yaitu multipleks.
Berdasarkan segi dimensi panjang, produk pesaing memperoleh bobot sebesar 3
yang artinya cukup unggul, sedangkan pada produk inovasi memperoleh bobot
sebesar 4 yang artinya unggul karena panjang produk pesaing yaitu 40 cm dan
produk inovasi 44 cm, dimana ukuran tersebut bisa dibilang sudah cukup untuk
menyimpan sarung tangan dan kaos kaki. Berdasarkan segi dimensi lebar, produk
pesaing memperoleh bobot sebesar 3 yang artinya cukup unggul sedangkan pada
produk inovasi memperoleh bobot sebesar 4 yang artinya unggul karena lebar
produk pesaing yaitu 35 cm dan produk inovasi 23 cm, dimana ukuran tersebut
bisa dibilang sudah cukup untuk menyimpan sarung tangan dan kaos kaki.
Berdasarkan segi dimensi tinggi, produk pesaing memperoleh bobot sebesar 3
yang artinya cukup unggul sedangkan pada produk inovasi memperoleh bobot
sebesar 4 yang artinya unggul karena tinggi produk pesaing yaitu 30 cm dan
produk inovasi 36 cm, dimana ukuran tersebut bisa dibilang sudah cukup untuk
menyimpan sarung tangan dan kaos kaki. Berdasarkan segi dimensi berat, produk
pesaing memperoleh bobot sebesar 3 yang artinya cukup unggul sedangkan pada
produk inovasi memperoleh bobot sebesar 5 yang artinya sangat unggul karena
produk inovasi memiliki ukuran yang lebih besar sehingga memuat lebih banyak
sarung tangan dan kaos kaki dibandingkan dengan produk pesaing yang memiliki
ukuran lebih kecil. Berdasarkan segi fitur tambahan, produk pesaing memperoleh
bobot sebesar 2 yang artinya tidak unggul sedangkan pada produk inovasi
memperoleh bobot sebesar 3 yang artinya cukup unggul karena produk pesaing
tidak memiliki fitur tambahan penutup sehingga produk inovasi lebih unggul
karena memiliki fitur tambahan penutup. Berdasarkan segi ketahanan, produk
pesaing memperoleh bobot sebesar 1 yang artinya sangat tidak unggul sedangkan
pada produk inovasi memperoleh bobot sebesar 4 yang artinya unggul karena
produk inovasi menggunakan jenis pelapis yang membuat ketahanannya lebih
kuat dibandingkan dengan produk pesaing yang tidak menggunakan jenis pelapis
apapun.
Relative Importance merupakan presentase dari weight importance dalam
bentuk diagram batang. Pada diagram ini menunjukan bahwa nilai yang harus
diprioritaskan oleh Tim pengembang terdapat pada (Jenis material, dimensi
panjang, dimensi lebar, dimensi tinggi, penutup dan jenis pelapis) yang artinya
prioritas ini harus dikembangkan oleh Tim pengembang.
Weight importance merupakan bobot nilai yang menunjukan kepentingan
yang harus diprioritaskan oleh Tim pengembang agar dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. Hasil dari perhitungan HOQ pada produk tempat sarung tangan dan
kaos kaki yaitu pada kolom 1 “Jenis Material” dengan bobot nilai yaitu 45.00 ini
didapatkan dari nilai customer importance yang dikalikan dengan nilai hubungan
pada kebutuhan pelanggan yaitu dengan bobot nilai 9 di kali dengan customer
importance kolom 1 sebesar 5.0 = 45.00. Lalu pada kolom 2 yaitu “Panjang”
dengan bobot nilai yaitu 45.00 ini didapatkan dari nilai customer importance yang
dikalikan dengan nilai hubungan pada kebutuhan pelanggan yaitu dengan bobot
nilai 9 di kali dengan customer importance kolom 2 sebesar 5.0 = 45.00. Lalu
pada kolom 3 yaitu “Lebar” dengan bobot nilai yaitu 45.00 ini didapatkan dari
nilai customer importance yang dikalikan dengan nilai hubungan pada kebutuhan
pelanggan yaitu dengan bobot nilai 9 di kali dengan customer importance kolom 3
sebesar 5.0 = 45.00. Lalu pada kolom 4 yaitu “Tinggi” dengan bobot nilai yaitu
45.00 ini didapatkan dari nilai customer importance yang dikalikan dengan nilai
hubungan pada kebutuhan pelanggan yaitu dengan bobot nilai 9 di kali dengan
customer importance kolom 4 sebesar 5.0 = 45.00. Lalu pada kolom 5 yaitu
“Berat” dengan bobot nilai yaitu 36.00 ini didapatkan dari nilai customer
importance yang dikalikan dengan nilai hubungan pada kebutuhan pelanggan
yaitu dengan bobot nilai 9 di kali dengan customer importance kolom 5 sebesar
4.0 = 36.00. Lalu pada kolom 6 yaitu “Penutup” dengan bobot nilai yaitu 45.00 ini
didapatkan dari nilai customer importance yang dikalikan dengan nilai hubungan
pada kebutuhan pelanggan yaitu dengan bobot nilai 9 di kali dengan customer
importance kolom 6 sebesar 5.0 = 45.00. Lalu pada kolom 7 yaitu “Jenis pelapis”
dengan bobot nilai yaitu 45.00 ini didapatkan dari nilai customer importance yang
dikalikan dengan nilai hubungan pada kebutuhan pelanggan yaitu dengan bobot
nilai 9 di kali dengan customer importance kolom 7 sebesar 5.0 = 45.00. Dengan
begitu dapat disimpulkan weight importance pada (Jenis material, dimensi
panjang, dimensi lebar, dimensi tinggi, penutup dan jenis pelapis) menunjukan
nilai yang sama yakni 45.00. Sedangkan pada dimensi berat menunjukan nilai
yang berbeda yakni 36.00. Dengan jumlah total weight importance sebesar 306.
Berdasarkan nilai yang ada (Jenis material, dimensi panjang, dimensi lebar,
dimensi tinggi, penutup dan jenis pelapis) merupakan weight importance dengan
karakteristik yang paling dominan untuk difokuskan Tim pengembang dalam
pengembangan produk tempat sarung tangan dan kaos kaki.
Gambar 2.2 Pohon Klasifikasi Keseluruhan Produk Tempat Sarung Tangan dan Kaos Kaki
Pohon klasifikasi keseluruhan adalah metode yang digunakan untuk
membantu memisahkan ataupun mengelompokan tiap bagian berdasarkan
karakter serta kelas yang berbeda. Pohon klasifikasi keseluruhan ini dapat
membantu memprediksi dalam mengambil keputusan yang lebih akurat. Pada
pohon klasifikasi keseluruhan tersebut, yaitu produk tempat sarung tangan dan
kaos kaki terdapat beberapa bagian yang sudah dikelompokan menjadi 4
klasifikasi sesuai dengan karakternya masing-masing.
Kebutuhan pelanggan untuk klasifikasi yang pertama yaitu “Produk
berukuran besar” terdapat 3 pillihan solusi yang terdapat pada ukuran tersebut
diantaranya (32 x 32 x 23) cm, (35 x 35 x 25) cm (20 x 20 x 15) cm alasan
digunakannya produk berukuran besar karena konsumen menginginkan agar
produk tempat sarung tangan dan kaos kaki beukuran besar.
Kebutuhan pelanggan pada klasifikasi yang kedua yaitu “Produk
bermaterial kayu” terdapat 3 pillihan solusi pada material yang digunakan pada
produk tersebut yaitu jenis kayu jati, kayu mahoni, dan multipleks alasan yang
digunakan produk bermaterial kayu yaitu agar produk sarung tangan dan kaos
kaki memiliki material yang awet dan harga yang lebih terjangkau.
Kebutuhan pelanggan pada klasifikasi yang ketiga yaitu “Produk tahan
lama” terdapat 3 pilihan solusi pada bahan untuk membuat produk menjadi tahan
lama yaitu digunakannya jenis pelapis seperti cat, pernis, dan plitur alasan
digunakannya bahan tersebut adalah untuk membuat produk sarung tangan dan
kaos kaki menjadi lebih tahan lama untuk digunakan dalam jangka waktu yang
panjang.
Kebutuhan pelanggan yang terakhir yaitu pada klasifikasi keempat
“Produk memiliki fitur tambahan” terdapat 3 pilihan solusi yang di dapat
digunakan pada produk sarung tangan dan kaos kaki yaitu jenis fitur tambahan
yang digunakan yaitu roda, penutup, dan gantungan alasan digunakannya solusi
yang tersedia pada fitur tambahan produk sarung tangan dan kaos kaki yaitu agar
produk tersebut memiliki nilai lebih ataupun kegunaan lain yang dapat digunakan
pada produk tersebut.
Gambar 2.3 Pohon Klasifikasi Terpilih Produk Tempat Sarung Tangan dan Kaos Kaki
Pohon klasifikasi terpilih merupakan metode yang digunakan untuk
memperkirakan anggota objek dalam kelas kelas yang berbeda. Pohon klasifikasi
terpilih ini digunakan untuk memprediksi sebuah kelas variable satu atau lebih.
Pada pohon klasifikasi terpilih dari produk tempat sarung tangan dan kaos kaki
terdapat 4 kelompok yang sudah di klasifikasi dengan bagiannya masing masing.
Kebutuhan pelanggan pada klasifikasi pertama yaitu “Produk berukuran
besar” terdapat solusi yang di dapatkan berdasarkan keputusan yang sangat di
butuhkan ataupun diinginkan oleh konsumen pada produk sarung tangan dan kaos
kaki yaitu ukuran (32 x 32 x 23) cm dan (35 x 35 x 25) cm, tidak dipilihnnya
ukuran (20 x 20 x 15) adalah dikarenakan ukuran tersebut dianggap terlalu kecil
ataupun tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan
Kebutuhan pelanggan pada klasifikasi kedua yaitu “Produk bermaterial
kayu” terdapat solusi yang di dapatkan berdasarkan keputusan yang sangat di
butuhkan ataupun diinginkan oleh pelanggan yaitu jenis kayu jati dan multipleks,
tidak dipilihnya kayu mahoni adalah karena kayu tersebut di anggap tidak sesuai
pada produk sarung tangan dan kaos kaki dan juga tidak di inginkan oleh
pelanggan.
Kebutuhan pelanggan pada klasifikasi klasifikasi ketiga yaitu “Produk
tahan lama” terdapat solusi yang di dapatkan berdasarkan keputusan ataupun
keinginan yang sangat dibutuhkan oleh konsumen yaitu jenis pelapis cat dan
pernis, alasan tidak digunakannya plitur karena bahan tersebut tidak cocok untuk
daya tahan yang digunakan pada produk sarung tangan dan kaos kaki
dibandingkan dengan cat ataupun pernis.
Kebutuhan pelanggan yang terakhir terdapat pada klasifikasi keempat
yaitu “Produk memiliki fitur tambahan” terdapat solusi yang digunakan
berdasarkan kebutuhan yang sangat diinginkan oleh konsumen yaitu jenis fitur
tambaha roda dan penutup, tidak digunakannya gantungan karena fitur tambahan
tersebut dianggap tidak terlalu berguna ataupun berpengaruh pada produk sarung
tangan dan kaos kaki.