XI Sejarah KD-3.7 Final
XI Sejarah KD-3.7 Final
XI Sejarah KD-3.7 Final
SEJARAH KELAS XI
PENYUSUN
Zia Ulhaq
SMAN 42 JAKARTA
DAFTAR ISI
PENYUSUN.......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii
GLOSARIUM .................................................................................................................................... iii
PETA KONSEP ................................................................................................................................. iv
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Identitas Modul ...................................................................................................... 1
B. Kompetensi Dasar .................................................................................................. 1
C. Deskripsi Singkat Materi ....................................................................................... 1
D. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................................. 2
E. Materi Pembelajaran .............................................................................................. 2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ................................................................................................... 3
RESPON BANGSA INDONESIA TERHADAP KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
BARAT DALAM BIDANG POLITIK & EKONOMI .................................................................. 3
A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................................. 3
B. Uraian Materi ......................................................................................................... 3
C. Rangkuman .......................................................................................................... 14
D. Latihan Soal ......................................................................................................... 14
E. Penilaian Diri ....................................................................................................... 18
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ................................................................................................ 19
RESPON BANGSA INDONESIA TERHADAP KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
DI BIDANG SOSIAL-BUDAYA DAN PENDIDIKAN ............................................................ 19
A. Tujuan Pembelajaran ........................................................................................... 19
B. Uraian Materi ....................................................................................................... 19
C. Rangkuman .......................................................................................................... 25
D. Latihan Soal ......................................................................................................... 25
E. Penilaian Diri ....................................................................................................... 26
EVALUASI........................................................................................................................................ 27
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 32
GLOSARIUM
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN iii
Modul Sejarah Kelas XI KD 3.7 Dan 3.7
PETA KONSEP
Respon Bangsa Indonesia terhadap
imperialisme dan kolonialisme
Bidang Politik
(Organisasi Pergerakan)
Bidang Ekonomi
(perlawanan terhadap
monopoli)
Bidang Sosial-Budaya
Bidang Pendidikan
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 Pertemuan)
Judul Modul : Respon Bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan
kolonialisme dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan
pendidikan
B. Kompetensi Dasar
3.7. Menganalisis respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan
kolonialisme dalam bidang politik (organisasi pergerakan), ekonomi
(bentuk perlawanan terhadap praktik monopoli), sosialbudaya (karya seni
dan sastra), dan pendidikan (Taman Siswa, Kayu Tanam)
4.7. Menyajikan hasil analisis respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme
dan kolonialisme dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan
pendidikan dalam bentuk tulisan dan/atau media lain
E. Materi Pembelajaran
Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran antara lain :
1. Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dalam
Bidang Politik dan Ekonomi
2. Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dalam
Bidang Sosial-Budaya dan Pendidikan
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
B. Uraian Materi
Hallo, kali ini kita akan belajar tentang Respon Bangsa Indonesia Terhadap
kolonialisme dan imperialisme barat di Berbagai Bidang. Respon dalam KBBI (kamus
besar Bahasa Indonesia) artinya tanggapan; reaksi: terhadap sesuatu. Sehingga apa
maksud dari Respon Bangsa Indonesia Terhadap kolonialisme dan imperialism barat ?
sejak kedatangan Bangsa Eropa khususnya Belanda ke Indonesia, telah terjadi berbagai
respon yang beragam dari Bangsa Indonesia, namun ketika kedatangan tersebut makin
intens dan terjadi berbagai upaya Bangsa Eropa untuk masuk dan menguasai
Kepulauan Indonesia, munculah respon-respon dari kalangan masyarakat Indonesia,
khususnya dalam bentuk perlawanan.
Pada awalnya kedatangan bangsa barat dimotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan
rempah-rempah sebagai salah satu komoditas yang sangat laku di pasar Eropa,
keinginan bangsa Barat untuk menjelajahi dunia baru di Kawasan Timur, termasuk
Indonesia didorong oleh motivasi 3G, yaitu Gold, Glory dan Gospel (Kekayaan, Kejayaan
dan Penyebaran Agama) secara umum Bangsa Barat yang datang ke Indonesia memang
diawali dengan berbagai kegiatan perdagangan, yang memang sudah sangat umum
dilakukan di Indonesia dengan berbagai bangsa. Komoditas yang menjadi primadona
antara lain adalah rempah-rempah,
Yang dimaksud dengan imperialisme adalah suatu sistem politik yang tujuannya adalah
menjajah bangsa atau negara lain demi untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan
secara sepihak yang jauh lebih besar. Sementara yang dimaksud dengan kolonialisme
adalah tindakan penguasaan atas suatu wilayah dan penduduk suatu bangsa dengan
tujuan yang sifatnya militer juga ekonomi. Keberadaan bangsa barat di Indonesia
utamanya Belanda adalah contoh nyata kolonialisme dan imperialisme sebab tujuan
penguasaan atas sejumlah wilayah di nusantara adalah untuk memperluas kekuasaan
dan mendapatkan keuntungan ekonomi.
Sejak kedatangan Belanda 1596 hingga 1942 M, dapat kita sama sama ingat periodisasi
penjajahan Bangsa Barat di Indonesia dalam timeline di bawah ini, meskipun timeline
ini bukan menggambarkan penguasa sah seluruh Kepulauan Indonesia, serta tidak
dapat dikatakan bahwa Bangsa Eropa menguasai Kepulauan Indoensia secara
utuh sejak Abad 16 M, karena pada saat Bangsa Eropa sudah menguasai sebagian
wilayah Kepulauan Indonesia, banyak pula pada saat yang bersamaan, penguasa-
penguasa lokal Indonesia tetap memerintah kerajaannya, mari kita ingat kembali
periodisasi sebagai berikut :
1816-1830 1870-1900
1808-1811
1602-1799
Pemerintah Pemerintah Hindia-
Pemerintah Hindia-Belanda Belanda masa Ekonomi
Periode VOC Republik Bataaf masa 3 Komjen Liberal
Dalam uraian materi ini akan diambil 2 contoh organisasi pergerakan nasional dari
masing-masing periode, yaitu Budi Utomo dan Sarekat Islam mewakili masa
penyusunan, Perhimpunan Indonesia dan PNI mewakili masa radikal/non kooperasi,
dan Parindra serta GAPI mewakili masa moderat/Koperasi. Sedangkan sebagai
informasi, organisasi-organisasi pergerakan nasional dapat dilihat secara singkat
pada tabel di bawah ini:
Budi Utomo (Boedi Oetomo) ialah organisasi yang didirikan tanggal 20 Mei 1908
oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA. Mereka adalah Goenawan
Mangoenkoesoemo dan Soeraji. Wahidin Sudirohusodo merupakan penggagas
Budi Utomo dan namanya selalu dikaitkan dengan sejarah Budi Utomo ataupun
sejarah berdirinya Budi Utomo.
Budi Utomo dipelopori oleh para pemuda dari STOVIA, Sekolah Guru Bandung,
Sekolah Pamong Praja Magelang dan Magelang, Sekolah Peternakan dan Pertanian
Bogor, dan Sekolah Sore untuk Orang Dewasa di Surabaya. Para pelajar tersebut
terdiri dari Soeradji, Muhammad Saleh, Soewarno A, Goenawan
Mangoenkoesoemo, Suwarno B., R. Gumbreg, R. Angka, dan Soetomo. Baca juga
pahlawan nasional dari Jawa, pahlawan nasional dari Madura, pahlawan nasional
dari Jawa Tengah, dan biodata pahlawan kemerdekaan dari berbagai daerah di
Indonesia.
Nama organisasi Budi Utomo diusulkan oleh Soeradji dan semboyan yang
dikumandangkan ialah Indie Vooruit (Hindia Maju) dan bukan Java Vooruit (Jawa
Maju). Budi Utomo terdiri atas kata budi yang berarti perangai atau tabiat dan
utomo yang berarti baik atau luhur. Jadi perkumpulan Budi Utomo dapat
dimaknasi sebagai perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan
keluhuran budi dan kebaikan perangai atau tabiat.
Tujuan Budi Utomo yakni memperoleh kemajuan yang harmonis bagi nusa dan
bangsa Jawa dan Madura. Pada awalnya Budi Utomo hanya mengendaki perbaikan
sosial yang meliputi Jawa dan Madura, sehingga kata kemerdekaan belum disebut.
Beberapa usaha ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut yakni memajukan
pengajaran sesuai dengan yang dicita-citakan oleh dr. Wahidin, peternakan,
pertanian, perdagangan, teknik, industri, dan menghidupkan kembali kebudayaan.
Sebetulnya ruang netral itu tidak ada. Sebab, hampir semua ruang kehidupan
manusia itu terkait dengan politik. Mana bisa Islam terpisah dari persoalan
kehidupan? Mana bisa Islam tutup mata dengan penderitaan umatnya?
Dan memang, jika kita menengok ke masa silam, Islam tidak berjarak dengan
politik. Itu terjadi pada permulaan abad 20, bersamaan dengan kebangkitan
perlawan rakyat Indonesia menentang kolonialisme, muncul gerakan politik Islam
atau Islam Politik.
Di awal abad ke-20, ada organisasi sosial-politik yang sangat mencolok. Namanya:
Sarekat Islam. Ini organisasi massa terbesar di zamannya. Tjokroaminoto,
pimpinan SI yang kerap disebut “Raja Jawa” itu, mengklaim jumlah anggotanya
mencapai 2 juta orang.
Namun, versi lain yang lebih akurat menyatakan, SI berasal dari organisasi yang
sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islamiyah (SDI). Pendirinya adalah seorang
bekas murid STOVIA yang terbakar api nasionalisme Tiongkok, Tirto Adhi Soerjo,
pada tahun 1909. Pendapat ini diusung oleh Pramoedya Ananata Toer dalam
tetralogi bagian ketiganya, Jejak Langkah. Namun, pada tahun 1913, sebagai upaya
menjegal perkembangan SDI, penguasa kolonial membuang Tirto ke Ambon.
Kepengurusan SI pun berpindah ke Haji Samanhudi dan kegiatannya berpusat di
Solo.
Pendapat Pram itu hampir sejalan dengan pendapat Bung Hatta saat
menyampaikan ceramah berjudul “Dari Budi Utomo menuju Sarekat Islam” di
gedung Kebangkitan Nasional tanggal 22 Mei 1974. Menurut Bung Hatta, pendiri
SDI adalah Tirto di Batavia tahun 1909. Tirto kemudian melakukan tur keliling
jawa, termasuk Solo. Dengan demikian, SDI Solo yang diketuai Haji Samanhudi
adalah cabang SDI-nya Tirto Adhisuryo.
SDI di bawah Haji Samanhudi terus berkembang. Sayang, Haji Samanhudi tidak
bisa mengendalikan organisasi yang terus berkembang. Ia juga tak kuasa melawan
tekanan penguasa kolonial. Akhirnya, pada tahun 1912, kepemimpinan SI
diserahkan kepada Tjokroaminoto, seorang teknisi di pabrik gula Rogojampi.
Pusat kegiatan SI pun dipindahkan ke Surabaya. Namanya pun berubah menjadi
Sarekat Islam (SI).
c. Perhimpunan Indonesia
Selain rakyat yang ada di daerah kita, jiwa nasionalisme juga timbul dari luar
negeri. Para mahasiswa yang sedang belajar di Belanda, pada tahun 1908,
membentuk Indische Vereeniging. Pada mulanya, mereka membentuk ini atas
dasar sosial. Namun, seiring berjalannya waktu, namanya berubah menjadi
Indonesia Vereeniging pada tahun 1922. Mereka pun semakin melebarkan
sayapnya dan memasuki dunia politik. Gagasan-gagasannya disalurkan lewat
majalah Hindia Putra. Sampai akhirnya, tiga tahun kemudian, mereka menjadi
lebih radikal dan mengganti namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Mereka pun secara tegas memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr.
Soenarjo. Pada permulaan berdirinya, PNI berkembang benar-benar cepat karena
disupport oleh elemen-faktor berikut.
1. Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
2. PKI sebagai partai massa telah dilarang.
3. Propagandanya menarik dan memiliki orator ulung yang bernama Ir. Soekarno
(Bung Karno).
Melihat PNI ini pesat menarik massa dan hal ini betul-betul mencemaskan
pemerintah kolonial Belanda. Pengawasan kepada aktivitas politik dilakukan
semakin ketat bahkan dengan tindakantindakan penggeledahan dan penangkapan.
Dengan berkembangnya desas desus bahwa PNI akan mengadakan
pemberontakan, karenanya empat tokoh PNI yaitu Ir. Soekarno, R. Gatot
Mangkuprojo, Markun Sumodiredjo, dan Supriadinata ditangkap dan dijatuhi
sanksi oleh pengadilan Bandung. Dalam proses peradilan itu, Ir. Soekarno dengan
kejagoannya melaksanakan advokasi yang diberikan judul “Indonesia Menggugat”.
Penangkapan terhadap para tokoh pemimpin PNI merupakan pukulan berat dan
menggoyahkan keberlangsungan partai. Dalam suatu kongres luar umum yang
diadakan di Jakarta pada tanggal 25 April 1931, diambil keputusan untuk
membubarkan PNI. Pembubaran ini memunculkan pro dan kontra. Mr. Sartono
kemudian mendirikan Partindo. Mereka yang tak setuju dengan pembubaran dan
usulan Sartono, lantas mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru)
yang didirikan oleh Drs. Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir. Baik Partindo
maupun PNI-Baru, masih menerapkan asas PNI yang lama yaitu self help dan
nonkooperasi. Lewat di antara keduanya terdapat perbedaan dalam hal strategi
perjuangan. PNI-Baru lebih mengutaman pendidikan politik dan sosial, sedangkan
Partindo mengutamakan aksi massa sebagai senjata yang tepat untuk mencapai
kemerdekaan
pejabat Belanda- Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan
Indonesia sebagai penghasil bahan mentah.
Informasi di atas adalah sederet perlakuan Bangsa Belanda kepada Indonesia pada
masa penjajahan, berbagai kerugian harus diderita Bangsa Indonesia khususnya di
bidang ekonomi, berbagai kebijakan dari Pemerintah Hindia-Belanda maupun pada
periode penguasa sebelumnya, yaitu VOC, tidak ada yang menguntungkan bagi rakyat
Indonesia kebanyakan, Adapun pihak yang mendapat keuntungan, hanya segelintir
elit bangsawan yang menjadi kepanjangan dan kaki tangan pemerintah Belanda
maupun penguasa VOC.
Hal tersebut memancing berbagai respon yang muncul dari Bangsa Indonesia,
khususnya dalam hal bidang ekonomi, perlawanan yang lahir dari penolakan
terhadap system monopoli yang dilakukan VOC maupun pemerintah Belanda.
Beberapa respon perlawanan terhadap system monopoli adalah sebagai berikut :
a. Perlawanan Rakyat Maluku
Belanda telah sejak lama bercokol di Kawasan Maluku, sejak 1630, Belanda telah
menjadi kekuatan yang besar di Ambon, demi menegakkan hegemoni mereka di
Kawasan perdagangan Indonesia, maka Belanda langsung berupaya untuk
menguasai dan menduduki produsen rempah-rempah secara langsung, yaitu
Kawasan Maluku, pada saat itu kekuasaan di Maluku terdiri dari banyak para raja
dan gubernur-gubernur yang satu sama lain seringkali bertikai.
Sejak abad ke XVII, VOC selalu mengupayakan adanya perjanjian yang mengikat
antara VOC dan para penguasa di Maluku, tuntutan VOC adalah dia diberikan hak
untuk menguasai perdagangan rempah-rempah secara tunggal (monopoli) dan
sebagai imbalan bagi para penguasa di Maluku, adalah uang ganti rugi yang
besarannya sesuai kesepakatan, hal ini membuat VOC dan para penguasa di
Maluku menjadi sejahtera, sementara kalangan petani dan pemiliki kebun
cengkeh, pala dan bunga pala tidak mendapatkan keuntungan besar karena
mereka harus menjual kepada VOC yang telah menentukan harga jual seenaknya.
1634 – 1643 melawan penjajah Belanda (VOC). Politik monopoli perdagangan dan
“hongi tochten” pada zaman VOC sangat menyengsarakan rakyat di kerajaan Hitu
(Tanah Hitu).
Pada tahun 1634 peperangan mulai berkobar melawan Belanda dan rakyat Hitu
dibantu oleh Gimelaha Luhu dari Jasirah Hoamual di Seram Barat dan para
pejuang dari Hatuhaha di Pulau Haruku dan rakyat Iha dari Pulau Saparua. Selain
itu rakyat Hitu mendapat bantuan dari Makassar dan Ternate. Setelah digempur
dengan armada oleh pasukan Belanda yang dikirim dari Batavia (Jakarta), para
pejuang Hitu terpaksa menyingkir dan bertahan di gunung Wawani yang dijadikan
benteng pertahanan yang kuat dan dipimpin panglima Hitu Patiwani. Pada tahun
1635 Kakiali dapat ditangkap melalui suatu tipu daya dalam perundingan dengan
Belanda. Ia dibuang ke Batavia. Tahun 1637, Kakiali dipulangkan ke Hitu untuk
menentramkan rakyat Hitu yang semakin bergolak.
Bersama dengan Kakiali datang pula Gubernur Jenderal van Diemen. Ia meminta
bantuan Sultan Hamzah dari Ternate (politik adu domba) untuk bersama-sama
melawan Hitu. Kemudian diangkatlah Gubernur Gerard Demmer. Tokoh Belanda
yang keras ini mulai mengadakan serangan besar-besaran ke benteng Wawani.
Pada tahun 1643 Belanda dapat menduduki Wawani setelah perang tersebut
dikosongkan pasukan Hitu dan Panglima Patiwani. Kakiali kembali menyusun
siasat baru melawan Belanda dengan rencana meminta bantuan Makassar, namun
dia dikhianati oleh teman-temannya sendiri. Kakiali gugur bukan karena peluru
VOC. Pada tanggal 16 Agustus 1643 seorang kenalannya yang baik yaitu Fransisco
de Toire (seorang Spanyol) setelah disogok uang oleh Belanda, ia membunuh
Kakiali pada saat sedang tidur. Kakiali ditikam dengan sebilah keris. Pahlawan dari
Wawani ini meninggal seketika. Namun perlawanan rakyat Hitu belum berhenti.
Peperangan diteruskan pada tahun 1643 – 1646 sebagai perang Hitu II yang
dipimpin oleh Kapitan Tulukabessy dan Imam Rijali.
Hubungan antara Banten dan VOC yang semula baik berubah seiring dengan
naiknya Sultan Banten Abu’l Fath Abdulfattah yang lebih dikenal sebagai Sultan
Ageng Tirtayasa menjadi raja Banten pada tahun 1651. Sultan yang duduk di tahta
saat berusia 20 tahun ini tidak menyukai Belanda karena Belanda dalam
pandangannya hanya merupakan penghalang perdagangan Banten.
Di sisi lain, Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menjalin hubungan dagang dan kerja
sama dengan pedagang-pedagang Eropa bukan Belanda. Pedagang-pedagang
Inggris dan Denmark misalnya, bebas membeli lada di seluruh wilayah kerajaan
Banten. Dalam upaya mengimbangi monopoli perdagangan yang dilakukan
Belanda, Sultan Ageng berupaya untuk memberikan berbagai kesempatan
berdagang bagi seluruh bangsa Eropa yang datang ke Banten, seperti Inggris dan
Perancis, hal itu dikarenakan Sultan Ageng sangat tidak setuju terhadap praktek
monopoli yang dilakukan oleh Belanda.
Hubungan baik antara Inggris, Prancis dan Sultan Banten itu bagaimana pun mulai
mencemaskan pihak Belanda yang kuatir kalau aliansi antara Prancis dan Sultan
itu akan ditujukan ke Batavia. Di samping itu, persengketaan Belanda dengan
Banten juga tidak dapat dilepaskan dari berdirinya kota Batavia yang dirintis oleh
Jan Pieterszoon Coen, yang semula berpangkat Kepala Tata Buku kongsi dagang
itu di Banten, kemudian di Batavia.
Berkat taktik VOC, pada tahun 1676, Banten mulai goyah. Dengan politik adu
domba, Sultan Haji, putra Sultan Ageng, berhasil dipengaruhi sehingga memusuhi
ayahnya. Ia memang dikenal sebagai sosok yang sangat pro-Belanda. Akibatnya,
terjadi perselisihan antara anak dan ayah. Masyarakat pun terbagi dua. Sebagian
tetap setia kepada Sultan Ageng, sedangkan yang lain memihak Sultan Haji.
pecah perang antara Sultan Ageng dengan Belanda dan Sultan Haji. Pasukan Sultan
Ageng berhasil merebut istana Sultan Haji di Surosowan. Belanda
melipatgandakan kekuatan.
Atas jasa-jasanya pada negara, Sultan Ageng Tirtayasa diberi gelar Pahlawan
Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 045/TK/Tahun 1970,
tgl 1 Agustus 1970.
Fakta Mencengangkan :
Pada perang melawan VOC, Sultan Ageng dibantu anaknya yang kedua,
yaitu Pangeran Purbaya, setelah ayahnya menyerah, Pangeran Purbaya
pun sedia menyerah namun hanya mau dijemput oleh perwira VOC yang
berasal dari orang pribumi, yang menjemputnya kemudian adalah Untung
Surapati, karena simpati kepada Pangeran Purbaya, Untung Surapati
bukannya menyerahkan Pangeran, malah justru berbalik Kembali
menyerang Belanda dan menyatakan keluar dari ketentaraan
C. Rangkuman
1. Periode panjang penjajahan di sebagian wilayah Indonesia seringkali
menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia, munculnya
berbagai perlawanan dari para tokoh Bangsa Indonesia membuat gambaran
betapa banga kita bukan bangsa yang diam saja ketika mengalami penindasan
2. Respon Bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan Imperialisme Belanda
muncul dalam berbagai bidang antara lain, politik, ekonomi, Sosial-Budaya dan
Pendidikan
3. Dalam bidang politik, muncul respon terhadap kolonialisme dan Imperialisme
dalam bentuk adanya pergerakan nasional
4. Masa-masa pergerakan nasional yang dilakukan demi tercapainya cita-cita bangsa
dimulai tahun 1908. Dimulai dari pergerakan yang moderat hingga radikal. Hingga
pada titik tercapainya sumpah pemuda untuk menyatukan visi misi bangsa
Indonesia.
5. Respon Bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan Imperialisme Belanda dalam
bidang ekonomi muncul dalam bentuk perlawanan terhadap monopoli Belanda
6. Perlawanan terhadap monopoli Belanda antara lain dilakukan oleh masyarakat
Hitu di Maluku dan Kesultanan Banten di bawah pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa.
D. Latihan Soal
1. Alasan logis terhadap munculnya berbagai respon dari adanya praktek kolonialisme
dan Imperialisme oleh Bangsa Indonesia terhadap Bangsa Indonesia adalah karena ....
A. Kolonialisme dan imperialisme Belanda menguntungkan Sebagian pihak
B. Rakyat merasa ditindas dan dilanggar hak asasi manusianya
C. Bangsa Belanda tidak mempraktekkan kolonialisme gaya baru
D. Bangsa Indonesia tidak menerima jika hanya dijadikan sebagai target pasar dari
industri Belanda
E. Belanda memiliki berbagai strategi yang mengadu domba antara penguasa di
Indonesia
4. Sebagai salah satu organisasi pertama yang berciri khas modern, Budi Utomo masih
dapat dikatakan bersifat kedaerahan pada awalnya, hal tersebut dikarenakan tujuan
Budi Utomo pada awalnya terbatas pada …
A. Pemajuan kebudayaan orang Jawa dan Madura
B. Kemerdekaan para kaum pelajar Jawa
C. Hanya boleh diikuti oleh orang Jawa
D. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam pendirian Budi Utomo hanya orang Jawa
E. Ketua Organisasi Budi Utomo adalah orang dari suku bangsa Jawa
5. Organisasi Sarekat Islam adalah sebuah bentuk respon dalam bidang politik terhadap
kolonialisme dan imperialisme Belanda di Indonesia, namun demikian, Sarekat Islam
memiliki akar organisasi yang bermotif ekonomi, hal tersebut dikarenakan …
A. Sarekat Islam pada awalnya menentang berbagai bentuk monopoli yang dilakukan
oleh VOC di Kawasan Indonesia bagian timur
B. Sarekat Islam didirikan sebaga bentuk kekecewaan masyarakat pedagang Solo
terhadap kebijakan Pemerintah Hindia-Belanda yang mengeluarkan kenaikan
pajak pertambahan nilai bagi komoditas kain batik
C. Sarekat Dagang Islam, merupakan cikal bakal organisasi Sarekat Islam yang
didirikan oleh para pedagang
D. Sarekat Islam merupakan organisasi yang berkembang dari Sarekat Dagang Islam
yang memiliki motif untuk memajukan dunia perdagangan di kalangan
Masyarakat Islam di Batavia
E. Sarekat Islam berasal dari organisasi Sarekat Dagang Islam yang bertujuan untuk
membantu pedagang pribumi dalam menghadapi dominasi pedagang Tionghoa
9. Upaya yang dilakukan Sultan Ageng Tirtayasa dalam menghambat upaya monopoli
dari VOC antara lain adalah dengan cara ...
A. Membuka peperangan terbuka di Batavia
10. Upaya Belanda dalam menghadapi berbagai respon Bangsa Indonesia terhadap
kolonialisme dan Imperialisme yang dilakukannya seringkali dengan politik yang
dikenal sebagai politik belah bamboo, yaitu dengan cara …
A. Menginjak satu pihak dan mengangkat pihak lain (adu domba)
B. Mendekati para pemimpin di suatu Kawasan dan menipunya
C. Memerangi secara sporadis terhadap seluruh penguasa di Indonesia
D. Menjatuhkan sanksi berat kepada tokoh-tokoh yang berani melawan
E. Melakukan blockade dan mengisolir suatu kerajaan akibat tidak mau
bekerjasama dengan VOC
Kunci
No. Pembahasan
Jawaban
3. C Masa penyusunan-radikal/nonkooperasi-Moderat
Politik belah bamboo sering juga dikenal politik pecah belah atau adu
10. A
domba
E. Penilaian Diri
Setelah mempelajari semua uraian materi dan mengerjakan latihan soal, mari kita
menilai sejauh mana pemahaman kita terhadap materi kali ini, Jawab pertanyaan di
kolom tabel ini sesuai dengan pencapaian pemahaman kamu. Isilah dengan
memberi tanda centang di salah satu kolom jawaban
Catatan,
1. Bila anda menjawab di kolom “tidak” baca dan fahamilah kembali materi pada
modul ini
2. Bila jawaban anda seluruhnya berada di kolom “ya” silahkan lanjutkan
pembelajaran di kegiatan berikutnya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan, siswa mampu :
1. Mengumpulkan dan mengolah data dari berbagai sumber mengenai respon
bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme dalam bidang sosial-
Budaya dan Pendidikan.
2. Menganalisis dan menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan terkait
respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme dalam bidang
sosial-Budaya dan Pendidikan.
B. Uraian Materi
1. Respon Bangsa Indonesia Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme di bidang
Sosial-Budaya
Kolonialisme dan Imperialisme Bangsa Belanda di Indonesia banyak berdampak
terhadap kehidupan social-budaya masyarakat Indonesia, berbagai dampak tersebut
antara lain adalah:
• Terciptanya kelas sosial dalam masyarakat, dengan bangsa Eropa dianggap
sebagai yang tertinggi, disusul oleh Asia Timur Jauh, dan terakhir golongan
Bumiputera, sebagai orang yang lebih dahulu tinggal di Indonesia, golongan
Bumiputera mendapatkan perlakuan diskriminatif, keistimewaan diberikan
pada golongan Eropa dan Timur Asing yang seringkali diprioritaskan dan
diutamakan dalam pemenuhan Haknya, hingga kaum Bumiputera merasa
didiskriminasikan di tanahnya sendiri.
• Terjadinya perubahan berbagai ritual dan tradisi kuno di istana-istana dan
keraton maupun di masyarakat. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia, seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan
istana menjadi sangat sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi
tersebut secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah belanda.
• Mundurnya aktivitas perdagangan laut. Daerah Indonesia pada saat abad ke
XVII masih banyak bergantung pada aktivitas di tepi laut sehingga
perubahan aktivitas perdagangan berdampak pada kehidupan di pedalaman.
Kemunduran perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya
feodalisme di pedalaman. Di bawah prinsip feodalisme, rakyat bumiputera
dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan tanah Barat/Timur Asing.
• Masuknya agama Katolik dan Protestan, bersamaan dengan datangnya
Bangsa Belanda dan sebelumnya Portugis dan Spanyol, diperkenalkanlah
agama Katolik dan Protestan di Indonesia.
Pada periode awal abad XX muncul para sastrawan, yang terkenal antara lain
adalah Mohammad Yamin (1903-1964) yang mulai menulis sajak-sajak modern
pada tahun 1920-1922. Lalu ada pula Marah Roesli (lahir 1898) yang menulis
sebuah novel legendaris berjudul Siti Nurbaya, yang menceritakan kisah cinta
tragis sebagai akibat adanya benturan antara nilai-nilai modern dan tradisional,
selain itu ada pula Sanusi Pane (1905-1968) yang juga menulis puisi modern dan
merupakan sastrawan berpengaruh khususnya dibidang pengembangan
kebudayaan yang berakar dari kebudayaan pra-islam.
Aktifitas-aktifitas dari kegiatan budaya dan politik ini pada akhirnya akan
membawa ke arah persatuan Indonesia, yang tercermin dalam adanya kongres
Pemuda II yang sama-sama mencetuskan sebuah sumpah pemuda yang diinisiasi
oleh para pemuda dari berbagai suku dan etnis, dalam memperingati kongres
yang diselenggarakan tahun 1928 ini, Moh.Yamin menulis sekumpulan sajak
yang diterbitkan pada tahun 1929 dengan judul Indonesia Tumpah Darahku.
Sajak tersebut menggambarkan keyakinan di kalangan kaum terpelajar
Indonesia bahwa pertama-tama mereka adalah Orang Indonesia, dan baru
setelah itu mereka adalah orang Minangkabau, Batak, Jawa, Kristen, Islam dan
lain-lain.
Selain Moh. Yamin adapula Mas Marco Kartodirdjo yang menulis buku yang
berjudul “ Student Hidjo (1919) didalamnya menceritakan kehidupan Hidjo
seorang pemuda dari kalangan priyai rendahan yang berhasil meraih prestasi di
sekolahnya dan bisa melanjutkan belajar ke negeri Belanda, Buku lainnya yaitu
yang berjudul Rasa Merdika (1924), menceritakan seorang pemuda yang selalu
berkonflik dengan ayahnya yang di anggapnya sebagai alat pemerintahan
Belanda.
Guna menyiapkan tenaga guru pengajar lalu didirikanlah sekolah guru atau disebut
kweekschool di kota Sala pada tahun 1852, di kota Bandung dan kota Probolinggo
pada tahun 1866. Pelajar lulusan sekolah tersebut akan ditempatkan di beberapa
sekolah-sekolah gubernemen. Bahasa sehari-hari yang digunakan di dalam aktivitas
persekolahan tersebut ialah bahasa Jawa, Madura, Sunda atau bahasa Melayu,
tergantung dimana lokasi sekolah tersebut.
Karena rasa ketidakpuasaan pada pendidikan Belanda yang cenderung mahal dan
hanya orang tertentu. Maka banyak orang biasa yang tidak bisa mendapatkan
pendidikan. Akhirnya muncul berbagai respon terhadap kolonialisme dan
imperialism Belanda pada bidang Pendidikan sebagai bentuk sekolah tandingan
terhadap sekolah pemerintah, antara lain adalah munculnya sekolah-sekolah milik
orang Indonesia asli, antara lain adalah :
a. Taman Siswa
Setelah pulang dari pengasingan bersama dengan rekan-rekannya dalam Indische
Partij (IP) Ki Hajar Dewantara, yang bernama asli Suwardi Suryaningrat lantas
mendirikan sebuah perguruan yang bercorak Nasional yang di beri nama
Onderwijs Instituut Taman Siswa ( Perguruan Taman Siswa).
Sejak berdirinya pada tahun 1922 hingga kini Taman siswa sangat dikenal sebagai
lembaga pendidikan yang menasional. Meski beberapa dekade belakangan ini
nama Tamansiswa agak surut, termasuk dalam dunia pendidikan yang menjadi
andalannya itu sendiri. Hal tersebut tidak semata-mata karena semakin banyaknya
bermunculan lembaga-lembaga pendidikan yang kompetif, meski cenderung
menjadi pasar, namun juga karena tampaknya Tamansiswa sendiri kehabisan
energi, terutama energi pembaruan, di bidang pendidikan.
Setelah didirikannya Taman Siswa pada tanggal 3 juli 1922, perjalanan Taman
Siswa ini tidak berhenti disitu saja melainkan Taman Siswa ini terus berkembang
dimana Taman Siswa ini berperan dalam menumbuhkan rasa Nasionalisme
bangsa Indonesia. Seperti kita ketahui sejak awal Taman Siswa dibentuk
memberikan pendidikan yang berdasarkan pada kepribadian bangsa. Meskipun
menggunakan sistem pendidikan modern Belanda akan tetapi Taman Siswa tidak
mengambil kepribadian Belanda. Dengan demikian, anak didiknya tidak
kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang sangat berbeda dengan
Belanda. Peran Guru Taman Siswa berasal dari bangsa Indonesia dan umumnya
berasal dari para aktivis pergerakan nasional yang bercita-cita memerdekakan
bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
Berbagai warisan dari Taman Siswa yang berasal dari Ki Hajar Dewantara antara
lain adalah Semboyan pendidikan yang sampai kini tetap dipegang oleh Indonesia
yaitu
a. Ing ngarso sung tuladha artinya dapat memberi teladan
b. Ing Madya Mangun Karsa artinya menjadi penyemangat
c. Tut wuri Handayani artinya memberi dorongan
Selain itu, hari lahirnya Ki Hajar Dewantara pada tanggal 2 Mei pun tiap tahun
diperingati sebagai hari Pendidikan nasional di Indonesia.
Moh. Syafei pada tanggal 31 Mei 1922 berangkat ke negeri Belanda menempuh
pendidikan atas biaya sendiri. Belajar selama 3 tahun dengan memperdalam ilmu
musik, menggambar, pekerjaan tangan, sandiwara termasuk memperdalam
pendidikan dan keguruan. Pada tahun 1925 kembali ke Indonesia untuk
mengabdikan ilmu pengetahuannya.
Berikut ini adalah Perkembangan Pendidikan INS Kayu Tanam, antara lain :
1) Masa Awal RP INS Kayutanam
Kayutanam adalah nama desa kecil di Sumatera Barat sedangkan INS sebuah
lembaga pendidikan yang merupakan akronim dari Indonesche
Nederlandsche School. Cikal bakal sekolah ini adalah milik jawatan kereta api
yang dipimpin oleh ayahnya. Tanggal 31 oktober 1926 diserahkan kepada M.
Syafei untuk mengelolanya dan kemudian tersohor dengan nama Ruang
Pendidikan Indonesche Nederlandsche School (RP INS) Kayutanam.
d. 1 pesanggerahan
4) Zaman Kemerdekaan
Nama INS tetap dipakai akan tetapi sebagai singkatan dari Indonesia Nasional
School, pada masa kemerdekaaan Kayu tanam mengalami perkembangan ini
dilihat dari :
▪ Atas ijin pemerintah Kayutanam mendirikan ruang pendidikan
pengajaran, dan kebudayaan di bekas kantor penyelidikan di Padang
Panjang. Perpustakaan ini pada masa itu memiliki koleksi buku sebanyak
23.000 buku.
▪ Pada tahun 1952 mendirikan percetakan dan penerbitan sendiri yang
bernama Sridharma, dan menerbitkan majalah bulanan Sendi, serta
mengarang buku Kunci 18 untuk memberantas buta huruf.
▪ Pada tanggal 31 Oktober 1952 INS dijadikan SGBN Istimewa,
keistimewaan ini terletak pada :
▪ Moh Syafei tidak 100% terikat oleh peraturan-peraturan pemerintah.
▪ Murid-murid INS berasal dari seluruh Indonesia.
▪ Pelajaran yang diutamakan adalah ekspresi, seperti menggambar, musik,
tari-tarian, pekerjaan tangan.
C. Rangkuman
Setelah membaca uraian materi ini, kembali simak rangkuman materi di bawah ini,
1. Respon Bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan Imperialisme Belanda juga
muncul dalam bidang sosial- budaya dan Pendidikan
2. Respon dalam bidang sosial budaya antara lain adalah terbitnya karya-karya
sastra yang menjadi penyemangat dan penyebar identitas ke-Indonesiaan lewat
kesatuan Bahasa, tokohnya antara lain: Moh.Yamin, Mas Marco, Marah Roesli
3. Selain dalam bidang sastra, respon juga muncul melalui seni music, tokohnya
antara lain Ismail Marzuki yang banyak menulis lagu sebagai penyemangat ke-
Indonesiaan
4. Dalam bidang Pendidikan, respon muncul dalam bentuk didirikannya sekolah
tandingan oleh para tokoh Indonesia yang tidak puas terhadap Pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Hindia-Belanda yang elitis dan hanya dinikmati
segelintir masyarakat Bumiputera
5. Lembaga Pendidikan yang didirikan sebagai bentuk respon kolonialisme dan
imperialisme Belanda antara lain adalah didiirkannya Taman Siswa dan INS
Kayutanam
6. Pada Taman Siswa maupun INS Kayutanam, sangat dijunjung tinggi Independensi
dari pengaruh pemerintah Hindia-Belanda, terbukti dengan adanya penolakan
terhadap bantuan yang diberikan pemerintah Belanda kepada kedua Lembaga
Pendidikan tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap pengaruh dari
pemerintah.
D. Latihan Soal
1. Sebagai sebuah bangsa yang merasa dikolonialisasi oleh Bangsa lain, Indonesia
tidak diam saja dan menerima perlakuan diskriminatif dari pemerintah colonial
Belanda, jelaskan 3 bentuk respon Bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan
imperialisme Belanda dalam bidang sosial-Budaya
2. Timbul dan berkembangnya karya sastra yang memuat sajak-sajak dan cerita
bernuansa penjajahan Belanda bukan saja dapat memperkenalkan dan
mempertebal rasa cinta tanah air dari para penduduk Bumiputera, namun
memiliki dampak lain, yaitu ….
3. Seni musik dapat menjadi media dalam menggelorakan rasa kebangsaan Ketika
masa kolonialisme Belanda di Tanah Air, jelaskan kiprah Ismail Marzuki sebagai
komponis dalam perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme oleh
Belanda di Indonesia
4. Berdasarkan ketidakpuasan Pendidikan yang digelar oleh pemerintah Belanda,
banyak tokoh yang kemudian mendirikan Lembaga Pendidikan sebagai bentuk
respon terhadap kolonialisme dan imperialisme Belanda di Indonesia, jelaskan apa
saja yang menjadi ketidakpuasan terhadap pendidikan Belanda dari tokoh bangsa
seperti Ki Hajar Dewantara ?
Kunci Jawaban
Ismail Marzuki adalah komponis asal Betawi yang banyak menulis lagu-lagu
3. bertema perjuangan dan sering digunakan dalam upaya mempertebal rasa
kebangsaan dan cinta tanah air
E. Penilaian Diri
Setelah mempelajari semua uraian materi dan mengerjakan latihan soal, mari kita
menilai sejauh mana pemahaman kita terhadap materi kali ini, Jawab pertanyaan di
kolom tabel ini sesuai dengan pencapain pemahaman kamu, jangan lupa, isi dengan
jujur ya. Isilah dengan memberi tanda centang di salah satu kolom jawaban
No. Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah anda memahami berbagai bentuk respon Bangsa
. Indonesia dalam bidang sosial budaya dan Pendidikan terhadap
kolonialisme dan imperialisme Belanda
2 Dapatkah anda menjelaskan ulang berbagai bentuk respon
. bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme
dalam bidang sosial budaya ?
3 Dapatkah anda menjelaskan ulang berbagai bentuk respon
. bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme
dalam bidang pendidikan?
Catatan,
1. Bila anda menjawab di kolom “tidak” , bacalah dan fahami kembali materi pada
modul ini
2. Bila jawaban anda seluruhnya berada di kolom “ya” silahkan lanjutkan
pembelajaran di kegiatan berikutnya.
EVALUASI
Kerjakan soal di bawah ini dengan menjawab pilihan yang paling tepat
1. Praktek kolonialisme dan Imperialisme yang dilakukan oleh Belanda Indonesia dalam
bidang ekonomi memunculkan berbagai respon perlawanan dari Bangsa Indonesia
dalam bentuk penyelundupan, sabotase, penyerangan dari para penguasa di
nusantarra terhadap Belanda (Khususnya VOC), secara mendasar, bentuk kolonialisasi
dan imperialisme yang paling ditentang para penguasa di Indonesia di bidang ekonomi
adalah ...
A. Praktek tanam paksa
B. Kerja rodi
C. Monopoli perdagangan
D. Pembangunan jalan raya pos
E. Politik adu domba
2. Latar belakang para pedagang Eropa, mencari kepulauan Indonesia sekitar abad ke 15
dan 16 adalah….
A. Minyak bumi dan tembakau
B. Pala, cengkeh dan bunga pala
C. Batu permata dan cengkeh
D. Mutiara dan keramik
E. Kain tenun dan minyak kelapa
4. VOC merupakan organisasi dagang milik Belanda yang dibentuk pada 20 Maret 1602.
Meskipun berstatus kongsi dagang , dalam perkembangan VOC dapat menjalankan
pemerintahan layaknya sebuah negara karena….
A. VOC memiliki wewenang khusus berupa hak oktroi
B. VOC mampu memperluas wilayah kekuasaan
C. VOC memiliki wewenang khusus berupa hak oktroi
D. Pemerintah Belanda memberikan kebebasan bagi VOC
E. Keanggotaan VOC tidak hanya mencakup orang Belanda
5. Respon Bangsa Indonesia terhadap dominasi dan monopoli VOC di kepulauan maluku
lantas menimbulkan berbagai perlawanan, salah satunya adalah yang terjadi di Maluku
pada abad ke-17 dibawah pimpinan Kapiten Hitoe “Kakiali”, salah satu respon yang
dilakukan oleh Kakiali antara lain adalah ….
A. Membakar benteng Belanda di Ambon
B. Menjalin aliansi dengan Ternate dan Gowa dalam rangka melawan monopoli
Belanda
C. Memotong jalur perbekalan VOC dari Batavia melalui jalur laut Makassar
D. Menggelorakan perang sabil terhadap kedudukan VOC di Ambon
E. Memungut upeti dari kekuasaan-kekuasaan yang setia kepada VOC di kepulauan
Maluku
6. Respon bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan Imperialisme Belanda di tanah air
dalam bidang politik antara lain adalah dengan mendirkan berbagai organisasi
pergerakan nasional yang merupakan ciri dari perlawanan setelah abad XX, salah satu
organisasi massa terbesar yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan kaum
Bumiputera dan memiliki latar belakang ekonomi Ketika didirikan adalah ….
A. Budi Utomo
B. Sarekat Islam
C. Indische Partiij
D. Indonesische Vereeniging
E. Partai Nasional Indonesia
7. Salah satu pendiri Indische Partij merupakan seorang Indo-Belanda yang bernama
Ernest Douwes Dekker (lantas dikenal dengan nama Setiabudi) pada perjuangannya
dia menarik dukungan dari para kaum Indo di tanah air agar setia dan memiliki
identitas kebangsaan yang sama dengan kaum Bumiputera, hal tersebut
menggambarkan bahwa sebenarnya ….
A. Kaum Indo-Belanda di Indonesia merupakan kaum yang sangat bergantung pada
Bumiputera
B. Indo-Belanda memiliki ketakutan terhadap kekuatan kaum Bumiputera
C. Kolonialisme Belanda bersifat sangat diskriminatif sehingga kaum Indo-Belanda
saja memprotes
D. Pendidikan dari kaum Indo Belanda lebih rendah dari kaum Bumiputera
E. Pemerintah Hindia-Belanda selalu menganggap kaum Indo-Belanda sebagai
golongan masyarakat kelas atas
8. Corak pergerakan nasional yang menolak kerja sama dengan pemerintah kolonial biasa
disebut kelompok ...
A. non-kooperatif
B. kooperatif
C. Liberal
D. sosialis
E. Politik Etis
9. Salah satu perbedaan cara berjuang dalam pergerakan nasional terjadi pada organisasi
Partai Nasional Indonesia setelah pemimpinnya tertangkap, Mr.Sartono mendirikan
Partindo dan Moh.Hatta & Sjahrir mendirikan PNI-Baru, secara mendasar perbedaan
kedua organisasi pecahan PNI itu terletak pada ....
A. Pendekatan agitasi massa oleh Partindo dan Pendidikan politik oleh PNI-Baru
B. Pemimpin yang memiliki visi berbeda dalam memandang dasar negara Indonesia
C. Latar belakang perjuangan yang berhaluan sosialisme dan yang satu berhaluan
komunisme
D. Langkah perjungan, Partindo menggalang sumbangan dari penduduk, PNI-Baru
lebih kepada membentuk koperasi mandiri
E. Partindo menggunakan pendekatan kooperatif sedangkan PNI-Baru nonkooperatif
10. Indische Partij adalah organisasi pergerakan nasional yang didirikan oleh tiga tokoh
yang dikenal dengan sebutan tiga serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker, Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Organisasi ini berdiri pada tahun 1912 dan
organisasi ini bersifat politik. Indische Partij menunjukkan garis politik secara jelas dan
tegas serta menginginkan suatu kesatuan penduduk yang multirasial. Hal ini
disebabkan karena ....
A. Indische Partij dalam perjuangannya bersikap moderat
B. Indische Partij memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
C. berjuang untuk memperbesar pengaruh pro Hindia Belanda
D. organisasi ini diketuai tokoh yang berpendidikan Belanda
E. Indische Partij menuntut persamaan hak dalam berbangsa
12. Kelahiran Budi Utomo yang di bidani oleh dr.Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908,tanggal
tersebut kemudian hingga hari ini diperingati sebagai hari …
A. Kejayaan Nasional
B. Kemenangan Nasional
C. Hari Pahlawan
D. Kemerdekaan Nasional
E. Kebangkitan Nasional
13. Perjalanan karya sastra di Indonesia cukup berkembang pada masa awal abad ke-20,
tokoh seperti Mohammad Yamin, Marah Ruslie, Sanusi Pane, Mas Marco banyak
menulis berbagai karya sastra yang kemudian mengilhami nilai-nilai kehidupan
modern dan salah satunya adalah nilai kebangsaan, selain nilai kebangsaan Indonesia,
karya sastra tersebut juga membantu bagi …
A. Bergeraknya roda ekonomi dari para pengusaha percetakan
B. Para pemimpin nasional sebagai bahan pidato
C. Pemerintah Belanda untuk mengidentifikasi siapa saja tokoh kebangsaaan
Indonesia yang bersifat tidak kooperatif
D. Kaum terpelajar untuk menambah rujukan dalam berjuang
E. Meluasnya penggunaan Bahasa Indonesia di kalangan bangsa Indonesia
14. Tokoh pencipta lagu Indonesia raya adalah seorang kebangsaan Indonesia yang
bernama Wage Rudolf Supratman, selain komponis pencipta lagu Indonesia Raya,
terdapat pula komponis dari Betawi yang sering menulis lagu bertema perjuangan dan
romansa masa penjajahan Belanda, tokoh tersebut bernama …
A. Ismail Marzuki
B. Moh.Yamin
C. Sanusi Pane
D. Sutan Sjahrir
E. Raden Saleh
Kunci Jawaban
4. A 14. A
5. B 15. D
6. B
7. C
8. A
9. A
10. E
Daftar Pustaka
Acemoglu, Daron, dan James Robinson. Mengapa Negara Gagal awal mula kekuasaan,
kemakmuran dan Kemiskinan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014.
Hapsari, Ratna, dan M Adil. Sejarah Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA
kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014.
Supriatna, Nana. Buku siswa Aktif dan Kreatif Belajar Sejarah Untuk SMA/MA kelas XI
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: Grafindo Media Pratama, 2017.
Intenet :
• https://www.google.com/search?q=gambar+kerajaan+aceh&safe=strict&sxsrf=
ALeKk01hiL37vePwUUXrFdVRHyE7xpTdJQ:1600342593302&source=lnms
&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjkkqvejPDrAhUP73MBHclXCHEQ_AUoA
XoECAwQAw&biw=1242&bih=558#imgrc=6LY2oT1arXpPNM
• https://pahamify.com/blog/artikel/sejarah-bukti-bukti-pengaruh-islam-yang-
masih-ada-hingga-kini/
• https://www.academia.edu/41934311/Respon_Bangsa_Indonesia_Terhadap_Kol
onialisme_dan_Imperialisme_di_Bidang_Pendidikan
• https://tirto.id/ins-kayutanam-sekolah-alternatif-yang-melawan-kurikulum-
belanda-cJLR