WAITING LINE CV. Agung Elektronik
WAITING LINE CV. Agung Elektronik
WAITING LINE CV. Agung Elektronik
PENDAHULUAN
1
Antrian dapat saja timbul dikarenakan oleh kebutuhan akan layanan yang
melebihi kapasitas dari fasilitas layanan.Tambahan fasilitas pelayanan dapat
diupayakan untuk mengurangi atau mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi
biaya karena memberikan tambahan pelayanan dapat juga menimbulkan
pengurangan keuntungan mungkin sampai dibawah rata-rata yang biasa diterima
perusahaan. Untuk itu dibutuhkan suatu metode untuk mengelola antrian tersebut
sehingga fasilitas layanan yang ditambahkan pun tidak menimbulkan pengurangan
keuntungan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
“Antrian adalah deret tunggu di dalam sebuah sistem dari unit-unit yang
ingin memperoleh pelayanan dari suatu fasilitas pelayanan” (Purnawan,
Hendikawati, & Muslim, 2013). Menurut Aulele (Aulele, 2014) “Antrian adalah
suatu garis tunggu dari orang/satuan yang memerlukan pelayanan dari satu atau
lebih fasilitas layanan”, misalnya pelayanan antrian penjualan elektronik. Menurut
Heizer dkk, 2008 dalam (Ridwansyah, 2017) “Teori antrian (Waiting Line)
merupakan ilmu pengetahuan utama tentang bentuk antrian dan merupakan
sebuah bagian penting operasi serta alat yang sangat berharga bagi manajer
operasi”. (Ridwansyah, 2017) juga mengemukakan bahwa “Rumus dasar antrian
mengenal 2 simbol yaitu λ dan μ, simbol λ (lambda) mewakili jumlah kedatangan
pelanggan rata-rata per satuan waktu, sedangkan simbol μ (miu) mewakili jumlah
pelanggan yang dilayani per satuan waktu”. Waiting Line Method bermanfaat
sekali dalam menganalisa bentuk panjang antrian, rata-rata waktu pelayanan, rata-
rata waktu menunggu. Sehingga dapat ditemukan analisa permasalahan terkait
antrian yang terjadi berdasarkan pelayanan yang diberikan, sehingga antrian yang
panjang dapat terhindarkan. Melalui perhitungan Waiting Line Method akan
menghasilkan informasi tentang tingkat intensitas pelayanan dalam antrian yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengembangan dan perencanaan
peningkatan mutu dan pelayanan suatu perusahaan dagang maupun jasa (Kresna,
2016).
Metode Waiting Line biasa digunakan untuk mengelola antrian pelayanan. Ini
adalah salah satu metode yang digunakan dalam memecahkan masalah yang
ditemukan dalam pengambilan keputusan seperti pemilihan staf, program antrian
dari sistem komputer, pembuatan jadwal staf dan lain-lain. Wati (Wati, 2017)
mengemukakan “Waiting Line Method sangat berguna untuk menganalisa bentuk
panjang antrian, rata-rata waktu pelayanan, rata-rata waktu menunggu”. Dengan
3
bantuan perhitungan Metode Waiting Line akan menghasilkan informasi tentang
tingkat intensitas pelayanan dalam antrian yang dapat dijadikan pertimbangan
untuk pengembangan dan perencanaan peningkatan mutu dan pelayanan suatu
perusahaan.
Antrian adalah deret tunggu di dalam sebuah sistem dari unit-unit yang
ingin memperoleh pelayanan dari suatu fasilitas pelayanan. Kenyataannya
menunggu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, dan yang dapat diharapkan
adalah dapat mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Kondisi tersebut sering
terlihat dalam kehidupan sehari-sehari, seperti orang menunggu untuk
mendapatkan tiket, mengantri di kasir sebuah toko dan swalayan, pada bank, dan
situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Antrian terjadi
karena adanya keterbatasan sumber pelayanan, yang umumnya berkaitan dengan
terbatasnya server (fasilitas) karena alasan ekonomi. Jika jumlah server (fasilitas)
yang disediakan terbatas, memungkinkan terjadi antrian yang terlalu lama,
sehingga orang dapat memutuskan untuk meninggalkan antrian tersebut. Hal ini
merupakan suatu kerugian bagi pihak perusahaan, karena kehilangan customer.
Agar tidak kehilangan customer, maka pihak perusahaan harus menyediakan
server (fasilitas) tambahan yang mencukupi, tetapi dilain pihak perusahaan harus
mengeluarkan biaya yang lebih besar.
4
pelanggan yang tidak puas, dapat membuat target pendapatan yang diharapkan
perusahaan menjadi terhambat.
A. Karakteristik Kedatangan
Menurut Heizer dan Rander (2006:659) terdapat tiga komponen dalam sebuah
sistem anrian yaitu : Sumber input yang menghadirkan kedatangan pelanggan
bagi sebuah sistem pelayanan memiliki tiga karakteristik utama :
1. Ukuran populasi kedatangan Ukuran populasi dilihat sebagai tidak terbatas
atau terbatas. Jika jumlah kedatangan atau pelanggan pada sebuah waktu
tertentu hanyalah sebagian kecil dari semua kedatangan yang potensial, maka
populasi kedatangan disebut sebagai populasi tidak terbatas (Unlimited, or
Infinite, Population). Sedangkan populasi terbatas (Limited, or Finite,
Population) adalah sebuah antrian ketika hanya ada pengguna pelayanan yang
potensial dengan jumlah yang terbatas.
2. Prilaku kedatangan Hampir semua model antrian berasumsi bahwa pelanggan
yang datang adalah pelanggan yang sabar. Pelanggan yang sabar adalah
5
orang-orang yang menunggu dalam antrian hingga mereka dilayani dan tidak
berpindah garis antrian.
Menurut Aminudin (2005:174), ada tiga istilah yang biasa digunakan dalam
antrian untuk menggambarkan tingkah laku pemanggilan populasi :
a. Tidak mengikuti (Renege), yakni bila seseorang bergabung dalam
antrian dan kemudian meninggalkannya
b. Menolak (Balking), berarti serta merta tidak mau bergabung
c. Merebut (Bulk), menunjukkan kondisi dimana kedatangan terjadi
secara bersama-sama ketika memasuki sistem sehingga seseorang
berebut menyerobot ke depan.
3. Pola kedatangan Pelanggan tiba di sebuah fasilitas pelayanan baik yang
memiliki jadwal tertentu atau yang datang secara acak. Kedatangan dianggap
sebagai kedatangan yang acak bila kedatangan tersebut tidak terikat satu sama
lain dan kejadian kedatangan tersebut tidak dapat diramalkan secara tepat.
Sering dalam permasalahan antrian, banyaknya kedatangan pada setiap unit
waktu dapat diperkirakan oleh sebuah distribusi probabilitas yang dikenal
sebagai distribusi poisson (Poisson Distribution).
B. Karakteristik Antrian
Sistem ini adalah yang paling sederhana. Single Chanel berarti bahwa
hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem layanan atau ada satu
pelayan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun
layanan sehingga yang telah menerima layanan dapat langsung keluar
dari sistem antrian. Contohnya adalah pada pembelian tiket kereta api
antar kota yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan toko dan
sebagainya.
6
2. Single Chanel - Multi Phase
Istilah multi phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan
secara berurutan dalam fase-fase. Misalnya pada proses pencucian mobil.
Situasi ini terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh suatu
antrian tunggal. Sebagai contoh adalah pada pembelian tiket yang dilayani
oleh lebih dari satu loket, pelayanan potong rambut oleh beberapa tukang
cukur dan sebagainya.
7
4. Multi Channel- multi Phase
8
Model antrian berusaha menciptakan suatu model antrian yang menguntungkan
dari sisi penyedia layanan sekaligus mengurangi atau menghilangkan antrian
(waktu menunggu) bagi pihak yang dilayani atau customer. Waiting line method
atau model antrian digunakan untuk mengelola antrian, baik antrian orang
maupun antrian barang. Antrian yang terlalu pendek akan membuat fasilitas
pelayanan menganggur, sebaliknya antrian yang terlalu panjang akan membuat
pelanggan meninggalkan fasilitas pelayanan. Oleh sebab itu, manajemen
memerlukan informasi mengenai jumlah fasilitas pelayanan yang akan
meminimumkan biaya untuk mengoperasikan fasilitas pelayanan dan kerugian
karena pelanggan meninggalkan antrian. Selain itu, manajemen membutuhkan
informasi mengenai waktu antrian pelanggan untuk dibandingkan dengan
toleransi pelanggan terhadap lamanya antrian.
9
Terdapat 2 (dua) buah model dalam antrian dalam Metode Waiting Line (Wati,
2017), diantaranya:
Keterangan:
10
2. Antrian Banyak atau Multiple Channel Model (M/M/s)
Keterangan:
11
Software yang digunakan dalam mengatasi permasalahan antrian pada penelitian
ini menggunakan Software POM for Windows versi 3.0.
C. Karakteristik Pelayanan
Layanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik,
dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain.
Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang
diperlukan seseorang.
1. First Come First Served (FCFS) atau First In First Out (FIFO) artinya,
lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya,
antrian pada suatu kasir di swalayan, loket pembelian tiket bioskop.
2. Last Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO) artinya,
yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, antrian pada satu
tumpukan barang di gudang yang terakhir masuk akan berada di
tumpukkan paling atas sehingga akan di ambil pertama dan sistem
antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
12
3. Service In Random Order (SIRO) atau random selection for services
(RSS) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak
mempermasalahkan siapa yang lebih dahulu tiba. Misalnya, kertas –
kertas undian yang menunggu untuk ditentukan pemenangnya yang
diambil secara acak.
4. Priority Service (PS) artinya, prioritas layanan diberikan kepada
pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan
pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang
terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu.
Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal.
Misalnya, seseorang yang dalam keadaan penyakit yang lebih berat
dibanding dengan orang lain dalam suatu praktek dokter maupun
rumah sakit.
Bentuk disiplin pelayanan yang dipakai oleh CV. Agung Elektronik untuk
penjualan barang elektronik adalah First Come First Served (FCFS) atau First
In First Out (FIFO).
13
B. Prosedur Pembayaran
Setelah melakukan pemesanan, pembeli diharuskan melakukan pembayaran.
Jika pembeli datang langsung kepada CV. Agung Elektronik, pembayaran
dapat dilakukan tunai. Sedangkan apabila pembeli memesan via telepon, fax
ataupun email, pembeli diharuskan melakukan pembayaran dengan melakukan
transfer melalui Bank yang sudah ditunjuk oleh CV. Agung Elektronik. Untuk
pembayaran yang dilakukan melalui transfer bank, akan dikenakan biaya
pengiriman sesuai lokasi tujuan pengiriman. Setelah melakukan transfer, bukti
transfer bank yang akan diterima dan pembayaran yang dilakukan tunai
divalidasi oleh staf divisi penjualan barang elektronik dan kemudian keduanya
diserahkan kepada bagian keuangan. Kemudian setelah pembayaran sudah
dilakukan, maka bagian keuangan akan membuat bukti pembayaran berupa
kwitansi dua rangkap. Rangkap pertama diserahkan kepada pembeli dan
rangkap kedua disimpan untuk diarsipkan.
14
2.3 Penyelesaian Masalah
Asumsi Sistem Berjalan Saat Ini Manajemen Operasional Penjualan alat -alat
elektronik di CV. Agung Elektronik
CV. Agung Elektronik saat ini hanya mempunyai 1 (satu) buah komputer
dan 2 (dua) orang kasir yang berfungsi dalam memberikan pelayanan pemesanan
penjualan barang elektronik pada pelanggannya. Dimana tingkat kedatangan
pelanggan yang datang memesan rata-rata 20 pelanggan per jam. Setiap kasir rata-
rata dapat melayani 11 orang pelanggan per jam. Waktu pelayanan setiap kasir
15
rata-rata adalah 7 jam. Dimana dari asumsi tersebut diketahui bahwa jumlah rata-
rata tingkat kedatangan pelanggan (λ) adalah λ=20. Jumlah rata-rata pelanggan
dapat dilayani (μ) adalah μ=11. Jumlah fasilitas pelayanan atau server (s) adalah
s=2.
Model model sistem antrian yang digunakan adalah (M/M/s) dengan penjabaran
sebagai berikut:
Entry Data Model Sistem Antrian (M/M/s) pada Software POM for Windows versi
3.0
16
Sehingga didapatkan hasil perolehan model tersebut sebagai berikut :
17
Tingkat probabilities (kemungkinan pelanggan yang dilayani dalam sistem
tersebut) sebagai berikut:
18
c. Kebanyakan dari pelanggan merasa kurang puas, karena pelayanan yang
konvensional dinilai lambat dalam merespon keinginan pelanggan.
d. Akibat pelanggan yang tidak puas, dapat membuat target pendapatan yang
diharapkan perusahaan menjadi terhambat.
Oleh karena itu, perlunya solusi terbaik untuk mengatasi hal tersebut sehingga
antrian pelanggan dapat diminimalisir. Berikut adalah solusi terbaik yang peneliti
usulkan sebagai berikut:
19
Use Case Diagram Sistem Usulan Pengunjung dan Pelanggan
Activity Diagram
Sistem Usulan Prosedur Pendaftaran Pelanggan
20
Activity Diagram Sistem Usulan Prosedur Pendaftaran Pelanggan
Waktu pelayanan setiap kasir rata-rata adalah 7 jam. Dimana dari asumsi
tersebut diketahui bahwa jumlah rata -rata tingkat kedatangan pelanggan (λ)
adalah λ=50. Jumlah rata-rata pelanggan dapat dilayani (μ) adalah μ=25. Jumlah
fasilitas pelayanan atau server (s) adalah s=3. Model model sistem antrian yang
digunakan adalah (M/M/s) dengan penjabaran sebagai berikut:
21
Entry Data Model Sistem Antrian Usulan (M/M/s) pada Software POM for
Windows versi 3.0
Berdasarkan Metode Waiting Line, dari hasil tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan tingkat intensitas fasilitas pelayanan kasir (P) adalah 0,67 artinya
Kasir mempunyai tingkat kesibukan melayani pelanggan selama 67% dari
waktunya. Angka tersebut menunjukkan bahwa Kasir akan sibuk melayani
pelanggan selama 67% dari waktunya. Sedangkan 33% dari waktunya idle
time akan digunakan kasir untuk istirahat, dan lain-lain.
22
2. Jumlah kedatangan pelanggan yang diharapkan menunggu dalam Waiting Line
(Lq) sebanyak 8,89 pelanggan atau pembulatan 9 pelanggan.
3. Jumlah rata-rata kedatangan pelanggan yang diharapkan dalam sistem (L)
adalah 2.89 pelanggan atau pembulatan 3 pelanggan.
4. Waktu yang diharapkan oleh setiap kedatangan pelanggan untuk menunggu
dalam Waiting Line (Wq) selama 0,02 jam atau sama dengan 1,2 menit.
5. Waktu yang diharapkan oleh setiap kedatangan pelanggan selama dalam sistem
atau menunggu dalam pelayanan (W) selama 0,06 jam atau sama dengan 3,6
menit.
6. Tingkat probabilities (kemungkinan pelanggan yang dilayani dalam sistem
tersebut) sebagai berikut:
Peneliti melihat kasir tidak terlalu sibuk sekali dalam melayani pelanggan,
saat ini sekitar 33% dari waktunya dapat digunakan oleh kasir untuk beristirahat
dari sebelumnya hanya 9% saja. Pelanggan pun tidak terlalu lama menunggu
dalam antrian yaitu hanya sekitar 1 menit saja dari sebelumya 25 menit dalam
23
antrian. Kemudian dengan menggunakan sistem usulan baru waktu pelanggan
menunggu saat dilayani pun hanya sekitar 3 menit saja dari sebelumnya harus
menunggu sekitar 31 menit.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan uji coba melalui metode Waiting Line, didapatkan Nilai P = 0,9,
Lq = 8,66, L = 10,48, Wq = 0,43, Ws = 0,52. Sistem baru yang diusulkan untuk
memperbaiki keoptimalan manajemen komputer operasional yg ada, maka peneliti
mengusulkan untuk membuat sistem penjualan online (E-Commerce) serta
menambahkan Kasir menjadi 3 orang dan Penambahan PC (khusus untuk
penerapan e-commerce). Nilai yang didapatkan Nilai P = 0,67, Lq = 8,89, L =
2.89, Wq = 0,02, Ws = 0,06.
25
3.2 Saran
Penerapan Sistem Manajemen Operasional Komputer pada sebuah perusahaan
sangatlah penting dalam menunjang operasional perusahaan. Hal ini terlihat
dirasakan oleh CV. Agung Elektronik Pekanbaru khususnya di bagian Divisi
Penjualan barang elektronik. Terlihat bahwa dengan pendayagunaan operator dan
komputer yg optimal, masalah yang dihadapi seperti antrian, kendala pelanggan
yang kurang puas, ketidakefektifan dan ketidakefisiensian kegiatan operasional
dapat diatasi dengan baik. Dalam memanajemen sebuah perusahaan diperlukan
perhitungan serta analisa analisa agar pelayanan dan produkifitas dapat efektif dan
mencapai maksimal.
26
DAFTAR PUSTAKA
Aulele, S. N. (2014). Analisis Sistem Antrian Pada Bank Mandiri Cabang Ambon.
Jurnal Barekeng, 8(1), 45–49.
Hidayatun, N. (2013). Waiting Line Method Dengan Model Multi Channel Untuk
Evaluasi Pelayanan Administrasi. Jurnal Teknik Informatika, 1(1), 72–78.
Purnawan, D., Hendikawati, P., & Muslim, M. A. (2013). Analisis Model Antrian
Perbaikan Sepeda Motor Dengan Menggunakan Program Visual Basic.
Unnes Journal of Mathematics, 2(1), 39–45.
27