TUGAS RESUME
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Chapter 13 & Chapter 14
Dibuat oleh :
DIVISI SDM B
Shafira Dwi M.(Direktur) 2017310791
Agista Prisilia A. 2017310693
Adela Jihan F. 2017310701
STIE PERBANAS SURABAYA
2019
HUKUM DAN PERATURAN
Perusahaan adalah sebuah badan hukum. Dengan demikian, mereka tunduk pada
hukum dan peraturan yurisdiksi pemerintah ketika menjalankan usaha dan orang-orang
dari pasar saham ketika sahamnya diperdagangkan. Pendekatan dan mekanisme tata
kelola perusahaan bervariasi diseluruh negara.
Secara umum, orientasi tata kelola perusahaan di dunia dapat dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Sistem Aglo Amerika
Sistem ini berfokus pada keunggulan pemegang saham sebagai penerima manfaat dari
kewajiban fidusia.
2. Sistem Eropa Kontinental/Jepang
Sistem ini memiliki kepedulian yang lebih besar kepada para pemegang saham lainnya.
Sistem hukum di Amerika Serikat menciptakan kewajiban fidusia bagi manajer dan
direksi untuk bertindak demi kepentingan terbaik bagi pemegang saham. Para direktur
sebagai para wakil terpilih dari para pemegang saham, bertugas mengawasi tindakan
manajemen. Oleh karena pemegang saham dipandang sebagai investor, tujuan utama yang
harus dicapai adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Di Amerika Serikat,
perusahaan yang tergabung dalam negara bagian sendiri terikat oleh hukum dan putusan
pengadilan negara itu.
Sistem pemerintahan Eropa Kontinental/Jepang bertujuan untuk memastikan bahwa
perusahaan dikelola untuk kebaikan perusahaan, beberapa stakeholder, dan masyarakat
pada umumnya. Pemegang saham hanya salah satu dari sekian banyak kelompok
stakeholder yang terkena dampak. Salah satu efek penting dari perbedaan hukum ini
adalah komposisi dewan direksi. Perusahaan di Jerman misalnya, wajib memiliki struktur
dua tingkatan dewan, tingkat satu menyediakan pengawasan strategis dan tingkat dua
menyediakan ppengawasan manajemen operasional.
UNDANG-UNDANG SARBANES-OXLEY TAHUN 2002
Pada Juli 2002, sebagai respons beberapa kegagalan perusahaan besar,
terutama Enron dan World Com, Kongres Amerika Serikat mengesahkan Undang-
Undang Sarbanes-Oxley. UU Sarbanes-Oxley memberlakukan persyaratan baru pada
perusahaan yang terdaftar di Amerika Serikat dan auditor mereka. Tujuan eksplisit
UU Sarbanes-Oxley adalah untuk meningkatkan transparansi, ketepatan waktu dan
kualitas pelaporan keuangan. Namun, sejak pengendalian yang ditingkatkan atas
pelaporan keuangan juga memiliki pengaruh menguntungkan bagi pengendalian
manajemen, pemahaman mengenai unsur-unsur dari UU Sarbanes-Oxley dan juga
peraturan pelaporan keuangan lainnya, menjadi penting bagi mereka yang tertarik
terhadap SPM.
Gambar 13.1 menyajikan ringkasan ketentuan-ketentuan utama dalam
Sarbanes-Oxley, antara lain:
Audit eksternal industri, yang sebelumnya diatur sendiri kemudian menjadi
sangat diatur oleh pemerintah federal.
Para anggota komite audit dewan direksi perusahaan dituntut untuk mandiri
dan paham mengenai hal keuangan.
Manajer senior perusahaan, biasanya CEO dan CFO, diwajibkan untuk
menyatakan bahwa mereka telah memeriksa laporan keuangan triwulan dan
tahunan di perusahaan mereka.
DEWAN DIREKSI
Dalam perusahaan publik, pemegang saham biasanya memvariasikan risiko
mereka dan memiliki portofolio saham diberbagai perusahaan. Secara individual,
mereka jarang memiliki insentif cukup besar untuk menyediakan sumber daya supaya
memastikan bahwa manjemen bertindak demi kepentingan terbaik para pemegang
saham. Solusi umum bagi pemegang saham secara kolektif adalah menyerahkan
wewenang mereka dalam mengawasi tindakan manajemen kepada dewan direksi.
Dewan direksi (dan juga pejabat perusahaan) memiliki kewajiban fidusia untuk
mendorong keberhasilan jangka panjang perusahaan bagi kepentingan pemegang
saham dan juga kadang-kadang bagi pemegang utang.
Tugas dasar fidusia terdiri atas beberapa elemen :
a. Kewajiban pemeliharaan–kewajiban untuk membuat/mendelegasikan keputusan dengan
cara yang tepat.
b. Kewajiban loyalitas-kewajiban untuk memajukan perusahaan diatas kepentingan
pribadi.
c. Kewajiban itikad baik-kewajiban untuk memegang komitmen dan loyal kepada
kepentingan perusahaan dan pemegang sahamnya.
d. Kewajiban untuk tidak “melakukan pemborosan”–kewajiban untuk menghindari
kerusakan nilai yang disengaja bagi para pemegang saham.
Dewan direksi memiliki dua tanggung jawab pengendalian yang utama, yaitu :
1. Mereka menjaga kepentingan ekuitas investor, khususnya memastikan bahwa
manajemen berusaha untuk memaksimalkan nilai ekuitas saham investor pemegang
saham di perusahaan.
2. Mereka melindungi kepentingan stakeholder perusahaan lainnya (seperti karyawan,
pemasok, pelanggan, kompetitor, atau masyarakat pada umumnya) dengan memastikan
bahwa karyawan perusahaan bertindak sesuai hukum dan bertanggung jawab secara
sosial. Tugas yang mereka lakukan antara lain adalah membantu memastikan pelaporan
keuangan, kompensasi dan persaingan yang adil, serta perlindungan terhadap
lingkungan, dan perilaku bisnis oleh perusahaan secara keseluruhan.
KOMITE AUDIT
Komite audit memberikan pengawasan independen atau proses pelaporan keuangan
perusahaan, pengendalian internal, dan auditor independen. Komite audit meningkatkan
kemampuan dewan untuk berfokus secara intensif dan tidak menggunakan biaya relatif mahal
(tanpa melibatkan dewan utama secara penuh) pada fungsi pelaporan keuangan yang
berkaitan dengan perusahaan. Unit komite audit biasanya mencakup lingkup tanggung jawab
komite dan bagaimana melaksanakan tanggung jawab tersebut, termasuk struktur, proses, dan
persyaratan keanggotaan. Komite audit juga menetapkan prosedur untuk menangani keluhan
mengenai akuntansi, proses audit, dan hal-hal terkait pengendalian internal, termasuk
prosedur rahasia, yakni penyerahan yang tidak diketahui oleh karyawan mengenai praktik
akuntansi yang dipertanyakan.
Komite audit diharapkan untuk bisa menginformasikan, mewaspadai, dan menjadi
pengawas yang efektif pada proses pelaporan keuangan dan sistem pengendalian internal
perusahaan mereka. Komite audit umumnya menganggap tanggung jawab dewan berkaitan
dengan pelaporan keuangan organisasi, tata kelola perusahaan, dan praktik kontrol. Di area
pelaporan keuangan, komite audit memberikan jaminan bahwa pengungkapan keuangan
perusahaan adalah sebuah hal yang wajar dan akurat.
KOMITE KOMPENSASI
Komite kompensasi menangani masalah yang berkaitan dengan kompensasi dan
manfaat yang diberikan kepada karyawan, dan khususnya pihak top executive. Komite
kompensasi memiliki tanggung jawab fidusia untuk memastikan bahwa program kompensasi
eksekutif perusahaan berjalan adil dan tepat untuk menarik, mempertahankan, dan
memotivasi manajer, sehingga membuat tindakan mereka sesuai dengan pandangan ekonomi
perusahaan dan relevan terhadap praktik perusahaan.
Komite kompensasi biasanya bergantung pada fungsi sumber daya manusia di dalam
perusahaan sebagai staf pendukung. Selain itu, karena desain rencana kompensasi dapat
menimbulkan masalah yang kompleks, seperti yang berkaitan dengan ukuran kinerja, bentuk,
(misalnya, uang tunai, opsi saham), dan hal-hal yang berkaitan dengan struktur (misalnya,
ambang batas kinerja, membuat ketentuan) ekuitas kompensasi internal eksternal dan
internal, hukum dan pertimbangan pajak, komite kompensasi sering menggunakan konsultaan
luar untuk menyediakan data atau keahlian yang tidak dimiliki perusahaan.
Kesimpulan
Dewan Direksi adalah bagian penting dari system tata kelola perusahaan dan SPM.
Hukum dan Peraturan membutuhkan beberapa praktik yang dianggap diinginkan, sepeti
kemandirian anggota dewan yang menjadi bagian komite kompensasi dan audit. Dalam
perusahaan yang dikelola secara baik, apa yang tidak didefinisikan oleh hukum dan peraturan
dibentuk oleh keinginan untuk meniru apa yang sering disebut “praktik terbaik”.
Menyalahkan Dewan Direksi ketika perusahaan mengalami kejanggalan dan
penyimpangan etis adalah sebuah hal yang biasa terjadi. Akan tetapi, direksi yang mandiri
hanya melayani organisasi mereka paruh waktu. Tata Kelola Perusahaan yang baik harus
bergantung pada bagaimana cara manajer membangun budaya integritas yang melibatkan
hubungan yang terbuka dan jujur dengan dewan direksi yang terlibat dan mendukung,
sekaligus memberikan tantangan. Setiap individu memiliki persepsi sendiri dan pemahaman
tentang peran dan tanggungjawab.