Ikhtisar Modul Pensiun Pejabat Negara Dan ASN - Sahril Ramadhan - BKPSDM Kota Bima
Ikhtisar Modul Pensiun Pejabat Negara Dan ASN - Sahril Ramadhan - BKPSDM Kota Bima
Ikhtisar Modul Pensiun Pejabat Negara Dan ASN - Sahril Ramadhan - BKPSDM Kota Bima
OLEH:
TAHUN 2021
Sebelum adanya penetapan pemberhentian dan pemberian pension PNS terlebih
dahulu BKN menyusun daftar nominative dari PNS yang akan mencapai batas usia
pension yang disampaikan kepada masing-masing instansi 12 bulan sebelum PNS
mencapai batas usia pension, kemudian Pejabat Pembina Kepegawaian dalam waktu
satu bulan wajib menyiapkan data perorangan calon penerima pensiun yang
selanjutnya disampaikan kepada PNS yang bersangkutan untuk dilengkapi dan
melakukan pemeriksaan. PNS yang telah menerima DPCP wajib memeriksa dan meneliti
data mulai dari CPNS dan lain sebagainya.
PNS yang dinyatakan cacat oleh tim kesehatan dan tidak dapat bekerja lagi yang
disebabkan karena dinas diberhentikan dengan horat sebagai PNS dengan hak pensiun
dan diberikan kenaikan pangkat pengabdian berdasarkan penetapan Pejabat Pembina
Kepegawaian setelah mendapat pertimbangan teknis dari kepala BKN. Bagi PNS yang
dinyatakan tewas, penetapan surat keputusan pensiun janda/duda ditetapkan oleh
pejabat Pembina kepegawaian setelah mendapat pertimbangan teknis kepala BKN dan
dapat diusulkan untuk kenaikan pangkat anumerta. Apabila yang tewas adalah CPNS,
maka terlbeih dahulu yang bersangkutan diangkat menjadi PNS pada tanggal 1 bulan
yang bersangkutan dinyatakan tewas, selanjutnya diberikan kenaikan pangkat
anumerta terhitung mulai tanggal pada saat yang bersangkutan dinyatakan tewas dan
diberikan pensiun terhitung mulai tanggal 1 bulan berikutnya.
Bagi PNS yang meninggal dunia maka pensiun janda/dudanya ditetapkan oleh
pejabat Pembina kepegawaian setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari kepala
BKN. Usul pensiun janda/duda diajukan bersamaan dengan usul kenaikan pangkat
pengabdian (KPP) bagi PNS yang memenuhi syarat.
Kategori mantan pejabat Negara yang diberikan hak pensiun dan janda/duda
yaitu pejabat Negara eksekutif dan pejabat Negara non eksekutif yang diberhentikan
dengan hormat dari jabatannya, janda/duda mantan pejabat Negara yang diberhentikan
dengan hormat dari jabatannya, dan anak kandung yang sah mantan pejabat Negara.
Bagi pejabat Negara yang memiliki lebih dari satu isteri yang sah, maka yang berhak
mendapat pensiun janda adalah isteri pertama. Sedangkan untuk pejabat Negara yang
tidak mempunyai isteri/suami yang berhak menerima pensiun janda/duda atau apabila
penerima pensiun janda/duda mantan pejabat Negara kawin lagi, atau apabila
meninggal dunia, maka anak mantan pejabat Negara tersebut berhak menerima pensiun
dengan ketentuan belum berusia 25 tahun, belum mempunyai pekerjaan yang tetap
atau belum pernah kawin.
Besarnya pensiun pokok pejabat Negara adala 1% untuk tiap 1 bulan masa jabatan
dengan ketentuan sekurang-kurangnya 6% sebanyak-banyaknya 75% dari dasar
pensiun. Pejabat Negara eksekutif atau non eksekutif yang diberhentikan dengan
hormat dari jabatannya karena oleh tim penguji kesehatan dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi yang disebabkan karena dinas berhak menerima pensiun tertinggi sebeasr
75% dari dasar pensiun dan berhak mendapat tunjangan cacat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku bagi PNS. Besarnya pensiun janda/duda pejabat Negara adalah setengah
dari pensiun yang berhak diterima oleh almarhum suami/almarhum isterinya. Apabila
pejabat Negara eksekutif atau non eksekutif tewas, maka besarnya pensiun janda/duda
adalah 72% dari dasar pensiun. Besarnya pensiun anak adalah sama dengan besarnya
pensiun janda/duda.
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena mencapai batas usia
pensiun yaitu 58 tahun bagi pejabat administrasi, 60 tahun bagi pejawbat pimpinan
tinggi, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi pejabat
fungsional.