Estetika Bentuk Pertunjukan Tari Lenggang Pari
Estetika Bentuk Pertunjukan Tari Lenggang Pari
Estetika Bentuk Pertunjukan Tari Lenggang Pari
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Nama : Devvi Lutfiana
NIM : 2501413072
Program Studi : Pendidikan Seni Tari
Jurusan : Sendratasik
Motto:
Semua apa yang telah ditetapkan oleh Allah adalah sebuah rezeki meski jalanNya
tidak pernah kita ketahui sama sekali dan tidak selamanya perjalanan itu mudah,
rezeki adalah anugrah Allah kepada hambanya yang senantiasa harus disyukuri
karena Allah tidak lebih jauh dari urat leher kita. (Devvi Lutfiana)
Persembahan:
SARI
Tari Lenggang Pari merupakan komposisi tari berpasangan putra dan putri.
Tari Lenggang Pari menggambarkan aktifitas bercocok tanam. Tari Lenggang Pari
ditarikan oleh penari putra dan putri sebagai wujud dari lambang kesuburan yang
berkaitan erat dengan kemakmuran masyarakat. Estetika bentuk pertunjukan tari
Lenggang Pari dapat dilihat dari pola pertunjukan dan elemen pertunjukan tari
Lenggang Pari. Masalah yang dikaji adalah bentuk tari Lenggang Pari dan nilai
keindahan bentuk tari Lenggang Pari di Sanggar Seni Perwitasari Kelurahan
Kemandungan Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan bentuk dan nilai keindahan tari Lenggang Pari
yang dapat dilihat melalui pola pertunjukan dan elemen pertunjukan tari
Lenggang Pari. Manfaat penelitian dari penelitian ini yaitu untuk menambah
wawasan serta memberikan motivasi, mengenal, mempelajari, dan melestarikan
kesenian daerah Kota Tegal yaitu tari Lenggang Pari.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif,
pendekatan estetis koreografis dan pendekatan emik & etik. Lokasi penelitian
terletak di Kelurahan Kemandungan Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal tepatnya
di Sanggar Seni Perwitasari. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data
menggunakan analisa tari menurut konsep Janet Adshead. Teknik pemeriksaan
keabsahan data dilakukan dengan meliputi uji kredibilitas dan dilakukan dengan
triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara
dan berbagai waktu.
Berdasarkan hasil analisis data, hasil temuan dari pertunjukan tari
Lenggang Pari menunjukan bahwa estetika bentuk pertunjukan tari Lenggang Pari
dapat dilihat dari pola pertunjukan dan elemen pertunjukan tari Lenggang Pari.
Bentuk pertunjukan tari Lenggang Pari nampak pada pola pertunjukannya yang
terdiri dari bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Serta, elemen pertunjukan
yang mendukung pertunjukan tari Lenggang Pari yang terdiri dari tema, alur
cerita/alur dramatik, gerak, penari, pola lantai, ekspresi wajah/polatan, tata rias,
tata busana, iringan/musik, setting panggung, properti dan pencahayaan.
Tari Lenggang Pari sebagai salah satu bentuk tari kerakyatan dari Kota
Tegal. Walaupun merupakan tarian kreasi baru diharapkan mampu menggugah
semangat generasi muda untuk mempelajari, mencintai, melestarikan serta
mengenalkan salah satu bentuk kebudayaan daerah Kota Tegal.
vii
PRAKATA
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal”, yang telah terselesaikan dengan baik.
dari bantuan dan bimbingan baik materiil maupun spiritual dari berbagai pihak.
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS)
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberikan saran dan
5. Utami Arsih, S.Pd, M.A., Dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberikan saran dan motivasi
6. Segenap Dosen dan Staf Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik yang telah
7. Keluarga tercinta (Bapak, Ibu, dan Adik) yang telah memberikan dukungan dan
motivasi baik materil maupun moral demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Priambodo dan Ibu Damayanti selaku pencipta dan penata tari Lenggang
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal yang telah membantu memberikan data
10. Penari Lenggang Pari Zulfa, Dimas, Wike, Deri dan pemusik Fatkhudin
11. Teman-teman Seni Tari Angkatan 2013 dan keluarga besar Sendratasik yang
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ............................................................................................. iv
SARI ............................................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR FOTO
Foto Halaman
4.19 Tata Rias Wajah Penari Putri Tari Lenggang Pari .................................. 159
4.20 Tata Rias Wajah Penari Putra Tari Lenggang Pari ................................. 160
4.22 Tata Rias Rambut Penari Putri Tari Lenggang Pari ................................ 162
4.24 Tata Rias Rambut Penari Putra Tari Lenggang Pari ............................... 164
4.25 Kain Jarik Penari Putri Tari Lenggang Pari ............................................ 165
4.31 Tata Busana Penari Putri Tari Lenggang Pari ......................................... 169
4.34 Kain Jarik Penari Putra Tari Lenggang Pari ........................................... 171
4.39 Tata Busana Penari Putra Tari Lenggang Pari ........................................ 174
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
ketrampilan dan imajinasi kreatif. Seni juga berarti suatu perencanaan yang mahir,
Menurut The Liang Gie dalam Bahari (2008: 66-67) seni adalah suatu
kemahiran atau kemampuan dari kegiatan manusia yang secara sadar dan melalui
telah dihayati kepada orang lain, sehingga mereka juga merasakan apa yang telah
dirasakan oleh pencipta karya. Seni adalah suatu kegiatan manusia dalam
sembari menyajikan realita itu secara simbolis karena seni merupakan kegiatan
berguna atau indah. Seni adalah suatu aktivitas kemanusiaan secara sadar
Keindahan ialah idea yang terwujud dan dapat ditangkap oleh indera. Seni
ialah hubungan antara idea dengan indera. Bentuk hubungan itu disebut
“simbolis”, karena belum mencapai idealisme seni yang stabil (Hegel dalam
2
Bahari 2008: 68). Indah adalah suatu kualitas yang membuat senang penginderaan
dan kegembiraan batin. Sesuatu yang indah dapat memberikan perasaan senang
garis, warna, bunyi atau bentuk, mengungkapkan apa yang dirasakan sehingga
orang lain tergugah perasaannya secara sama. Seni lahir sebagai sarana
Karya seni adalah bentuk ekspresi yang diciptakan bagi persepsi kita lewat
indera dan pencitraan, dan yang diekspresikan adalah perasaan manusia. Seni
adalah sebuah ekspresi perasaan seluruh umat manusia, dan bukan perasaan
dirinya sendiri. Seni merupakan ciptaan, sesuatu yang tercipta berarti terwujud,
yang tadinya tak ada menjadi ada. Seni adalah suatu ciptaan bentuk yang ‘hidup’,
yang didalamnya ada dinamika, ada kesatuan logis dalam dirinya. Setiap karya
seni harus bersifat organis, dinamis, hidup, penuh vitalitas. Suatu karya seni yang
tak berhasil sering disebut karya yang ‘mati’, karena strukturnya tidak
mengandung potensi mobilitas dan dalam hal bentuk ini dapat dikatakan sesuatu
Keindahan dalam seni dapat dilihat melalui proses bagaimana seni tercipta
indah. Proses seni tercipta indah dapat dilihat melalui nilai intrinsik dan nilai
ekstrinsiknya. Nilai keindahan intrinsik adalah nilai bentuk seni yang dapat
diindera dengan mata, telinga, atau keduanya. Nilai bentuk ini kadang juga
atau nilai bahannya. Nilai isi atau nilai ekstrinsik atau nilai bahanya berupa
bentuk yang berstruktur dan dinamai nilai intrinsik. Karya seni tetap harus
dinamis, kreasi, ekspresi, bentuk hidup, persepsi artistik dan “cahaya alami”,
pertalian yang logis dan nyata antar seni, imitasi dan transformasi, prinsip seni
dan gambaran kreatifnya, simbol seni, serta kreasi puitis (Langer 2006: 15 ).
Beberapa hal tersebut saling berkaitan satu sama lain dan pembahasannya tidak
dapat dipisahkan. Jakob Sumarjo (2000: 10) dalam buku Filsafat Seni pada pokok
bahasan seni menurut Langer, tiga prinsip mendasar dari konsep Langer adalah
Seni itu indah karena keindahan selalu lekat dengan aktivitas kesenian.
Suatu kesenian menjadi indah karena ditata dan diolah melalui proses. Proses seni
tercipta indah dapat dilihat dari bentuk, isi dan penampilan dari seni tersebut.
Bentuk atau wujud dapat dilihat dari komponen-komponen pembentuk seni itu
sendiri berupa aspek pokok dan aspek pendukungnya. Isi yang dimaksud meliputi
ide gagasan, suasana, dan pesan yang terkandung didalamnya. Sedangkan melalui
pendukung sajian pertunjukan. Sarana atau media yang ada menimbulkan nilai
artistik bagi para penikmatnya dengan ditandai dengan ciri khas atau karakter
4
khusus dari suatu karya seni. Keindahan seni dapat dilihat dari bentuk, isi, dan
Seni tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk ritmis dari badan di dalam
ruang yang lahir dari desakan perasaan manusia yang dapat diserap melalui indera
terutama gerakan kaki dan tangan, dengan ritme-ritme teratur, yang diiringi irama
Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama
perasaan, maksud, dan fikiran. Seni tari merupakan salah satu bagian dari
kebudayaan yang identik dengan nilai estetis, cipta, rasa dan karsa. Setiap tari
yang diciptakan memiliki sisi keindahan yang khas menempel pada tari tersebut.
Keindahan suatu tarian dapat ditelaah melalui bentuk dan isi tarian.
Seni tari dapat diserap secara visual dan audio. Estetika tari dilihat
pertama kali oleh penonton dari penyajiannya, kemudian berlanjut pada konsep
akan digunakan untuk melihat sisi estetis dari segi bentuk tarinya, kemudian
ekspresi, dan kreasi. Ketiga konsep Langer tersebut dipilih karena citra dinamis,
ekspresi, dan kreasi manjadi „roh‟ yang dimiliki oleh suatu bentuk seni. Ketiga hal
tersebut dirasa telah cukup untuk mengungkap suatu gagasan, konsep, ekspresi,
yang tertuang dalam sebuah kreasi koreografer. Tari merupakan sebuah wujud
5
yang diciptakan atas kreativitas dan ekspresi penciptanya. Koreografer dan penari
memiliki kepaduan agar dapat menyampaikan makna atau maksud tarian itu,
sehingga tarian menjadi “hidup” tidak sekedar tebakan gerak yang “mati ”
berbeda-beda antara tari daerah yang satu dengan lainnya karena konsep
daerahnya dan nilai keindahan yang berbeda dari satu daerah dengan daerah lain
Tari Lenggang Pari adalah sebuah tarian kreasi baru yang diciptakan pada
akhir bulan November tahun 2015, Tari Lenggang Pari terinspirasi dari panen
raya padi MSP seluruh Indonesia yang diadakan di Kota Cirebon. Tari Lenggang
Pari merupakan komposisi tari duet berpasangan putra dan putri. Tari berpasangan
ini merupakan bentuk tari pergaulan yang disajikan untuk menghibur penonton.
bekerja sebagai petani. Lenggang dalam tarian ini diartikan sebagai aktifitas
masyarakat dalam bertani, tari Lenggang Pari disajikan oleh penari putra dan putri
sebagai wujud dari lambang kesuburan yang berkaitan erat dengan kemakmuran
masyarakat melalui hasil panen padi MSP yang berlimpah. Tari Lenggang Pari
merupakan ekspresi jiwa, konsep, atau gagasan seniman pelakunya (penari dan
6
musisi) yang diungkapkan dengan bentuk pola pengaturan ritme gerak dan pola
ruang secara berpasangan oleh penarinya. Tari Lenggang Pari dapat dikategorikan
sebagai tari tradisional kerakyatan. Tari tradisional kerakyatan adalah tari yang
tumbuh secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya dalam
Menurut Maryono (2012: 25) jenis tari rakyat biasanya mempunyai bentuk
Keindahan tersebut bisa dilihat pada keunikan yang terdapat pada tari Lenggang
Pari. Tari Lenggang Pari mempunyai konsep dwi karsa yang berarti kesatuan dua
unsur kehendak dalam kehidupan. Keunikan tari Lenggang pari dapat dilihat
melalui segi bentuk pertunjukannya, pada ragam gerak dewi-dewian penari putra
mengangkat penari putri serta melakukan gerak sembahan sebagai wujud rasa
hormat kepada sang pencipta dan kasih sayang terhadap pasangan. Warna busana
tari Lenggang Pari yang didominasi warna merah dan putih pada konsep dwi
slendro sanga yang berarti seorang petani harus ikhlas, mempunyai semangat
juang yang tinggi dalam kerja kerasnya bercocok tanam agar kehidupan tetap
berlangsung. Keunikan dilihat dari bentuk dapat dianalisis melalui gerak, rias
wajah, tata busana, iringan tari, pelaku/penari, tempat pentas, tata lampu dan tata
Berpijak pada hal tersebut penelitian ini ingin mengupas estetika bentuk
aspek pokok dan aspek pendukung dalam tari Lenggang Pari untuk
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan Estetika Bentuk
Kemandungan Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal dengan tujuan kajian pokok :
Kota Tegal.
Manfaat dari hasil penelitian terbagi menjadi dua golongan yaitu manfaat
berikut :
a. Manfaat Teoretis
agar mengetahui dan mengenal tari gaya Tegalan yang ada di Kota Tegal.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi penelitian yaitu untuk
Hasil penelitian dapat memberi manfaat bagi kelompok kesenian agar tetap
3) Bagi Masyarakat
serta pandangan dari segi estetika kepada masyarakat luas melalui karya tulis
pada tari Lenggang Pari yang ada di Kota Tegal. Memberi informasi yang
lengkap dan mengenalkan suatu karya tari baru kepada masyarakat yang
dapat dibahas secara urut dan terarah. Adapun sistematika penulisan skripsi ini
terdiri dari:
1.5.1 Bagian awal berisi tentang halaman judul, pengesahan, penguji, motto dan
persembahan, sari, prakata, daftar isi, daftar bagan, daftar tabel, daftar
skripsi.
Bab II Landasan teoretis dan kajian pustaka berisi teori pendukung yaitu
Bab III Metode penelitian berisi tentang pendekatan penelitian menjadi data
dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, teknik
keabsahan data.
1.5.3. Bagian akhir berisi daftar pustaka yang berkaitan dengan penelitian dan
BAB II
yang disusun sendiri secara elektrik maupun teori yang digunakan oleh seorang
pustaka yang memuat hasil penelitian dalam lingkup topik penelitian yang
Pustaka yang dikaji dapat berupa buku, artikel dalam jurnal ilmiah, makalah
skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Pustaka yang digunakan harus
relevan dengan topik penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa buku dan
sumber acuan landasan teoretis, beberapa diantaranya artikel dengan judul Kajian
Nilai Estetis Tari Rengga Manis di Kabupaten Pekalongan dalam jurnal seni tari
Unnes Volume 5 Nomor 1 tahun 2016. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai
estetis tari Rengga Manis juga dapat dilihat dari komponen pendukung koreografi
seperti rias dan busana tari, iringan, isi tari yang terdiri dari suasana, gagasan,
pesan serta yang terakhir yaitu penampilan terdiri dari wiraga, wirama, dan
wirasa. Dilihat dari geraknya memunculkan kesan lembut, terlihat lincah saat
gerakan dengan tekanan yang kuat dan tempo cepat. Hal ini terlihat salah satunya
“Renggong Manis” dengan ciri khas pada kendhang dan bonang yang merupakan
Didukung dengan busana yang dipakai menggunakan perpaduan warna hijau yang
memberikan kesan ketenangan dan warna kuning yang memberikan kesan bahagia
dan semangat.
Penelitian yang dilakukan oleh Agiyan Wiji Pritaria Arimbi yang berjudul
Kajian Nilai Estetis Tari Megat-Megot di Kabupaten Cilacap dalam jurnal seni tari
Unnes Volume 5 Nomor 1 tahun 2016. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai
estetis Tari Megat-Megot di Kabupaten Cilacap, meliputi aspek wujud, isi dan
penampilan. Aspek wujud terdiri dari gerak, iringan, tata rias dan busana, properti
serta pola lantai. Sedangkan aspek isi meliputi ide atau gagasan dan suasana.
Aspek penampilan terdiri dari wiraga, wirama dan wirasa. Dilihat dari aspek gerak
dalam pertunjukan Tari Megat-Megot kesan yang terlihat yaitu kesan dinamis,
kesan tersebut muncul karena tempo dalam sajian Tari Megat-Megot banyak
Penggunaan tempo cepat disertai tenaga yang kuat salah satunya terlihat dalam
ragam gerak obah bahu dengan sikap badan mayuk dan kaki mendhak,
gerak ini terlihat sangat dinamis. Selain itu kesan dinamis dalam Tari Megat-
Megot muncul karena penggunaan iringan tari dari instrumen gamelan calung
yang keras disertai tempo cepat dan penggunaan dialek Banyumas dalam tembang
iringan Tari Megat-Megot. Penggunaan rias dan busana menjadi aspek pendukung
13
penampilan para penari, warna busana yang cerah dengan dominan warna orange
Komariyah (skripsi 2016) dengan judul Nilai Estetika Barongan Wahyu Arom
penelitian menunjukan bahwa nilai estetika Barongan dapat dilihat dari bentuk, isi
dan penampilan. Nilai estetis Barongan dari segi bentuk pertunjukannya nampak
pada gerak yang dilakukan penari Barongan yang lebih bersifat spontan dan lebih
banyak melakukan improvisasi gerak dan mengikuti alunan iringan dengan alat
musik yang menimbulkan kesan ramai. Koordinasi gerak antara pemain Barongan
yang bertugas sebagai kepala dengan ekor yang seimbang akan nampak lebih
menimbulkan kesan dinamis, enerjik, gagah, dan mistis. Gerak yang dilakukan tari
diwujudkan melalui gerak topeng Barongan seperti gerak spontan ke kanan dan
untuk melihat mangsa. Bentuk topeng barong yang dipandu dengan kain motif
bergaris seperti kulit hewan harimau lebih memberi kesan ganas dan garang
dengan menggunakan pencahayaan dari lampu neon pada malam hari dan sinar
matahari pada siang hari. Setting panggung dengan sesaji-sesaji menjadi salah satu
Isi pertunjukan Barongan Wahyu Arom Joyo nampak pada gagasan, suasana dan
pesan yang ada dalam pertunjukan Barongan. Pertunjukan Barongan Wahyu Arom
Joyo bersumber dari cerita Geger Kediri. Cerita Barongan Geger Kediri dipadukan
dengan lawakan guyon maton yaitu lawakan bebas yang berfungsi menghibur
penonton. Pesan yang disampaikan dalam pertunjukan barongan ini melalui cerita
kebaikan maka dimanapun kebaikan akan selalu menang sehingga penonton akan
dan kebahagiaan. Penampilan kesenian Barongan Wahyu Arom Joyo nampak pada
bakat, ketrampilan dan sarana atau media. Bakat yang dimiliki penari Barongan
merupakan potensi kemampuan khas yang dimiliki oleh penari yang didapatkan
yang berkualitas dilakukan dengan dicapai dengan latihan baik latihan fisik
maupun non fisik. Sarana atau media dalam pertunjukan Barongan terdiri dari
memiliki persamaan yang terletak pada kajian yang ingin diteliti yaitu nilai estetis
nampak dari beberapa penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan
estetika berasal dari bahasa yunani yaitu aistheta yang juga diturunkan dari aisthe
(hal-hal yang dapat ditanggapi dengan indra, tanggapan indra). Pada umumnya
aishte diposisikan dengan noeta, dari akar kata noein, nous, yang berarti hal-hal
yang berkaitan dengan pikiran, dalam pengertian yang lebih luas berarti kepekaan
Estetika berasal dari kata Yunani Aesthesis, yang berarti perasaan atau
sensitivitas. Itulah sebabnya maka estetika erat sekali hubungannya dengan selera
perasaan atau apa yang disebut dalam bahasa Jerman Geschmack atau Taste
berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek yang disebut indah. Hal-
hal yang indah dapat berupa keindahan alami maupun keindahan buatan. Pada
umumnya apa yang kita sebut indah di dalam jiwa kita dapat menimbulkan rasa
senang, rasa puas, rasa aman, nyaman dan bahagia, dan bila perasaan itu kuat,
Estetika dalam seni tari adalah sesuatu yang hanya bisa dinikmati dengan
rasa. Rasa keindahan pada tari dapat terwujud melalui keutuhan penggarapan
penekanan (Made dan Utina 2007: 175). Estetika memberikan pedoman terhadap
berbagai pola perilaku manusia yang berkaitan dengan keindahan, yang pada
Kedua, estetika memberikan pedoman bagi penikmat untuk menyerap karya seni
sebagai teori tentang keindahan atau seni. Estetika berkaitan dengan nilai indah-
jelek (tidak indah). Nilai estetik berarti nilai tentang keindahan. Keindahan dapat
diberi makna secara luas, secara sempit, dan estetik murni. Secara luas yaitu
pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan warna) dan secara estetik murni
tak ada yang berlebih atau berkurang. Sesuatu yang pas dan khas adanya.
Keindahan pada dasarnya bersumber pada dua faktor, yaitu faktor yang
berasal dari kualitas objek (benda, peristiwa kesenian yang indah), dan faktor
yang berasal dari cara kita dalam menangkap, merespons atau menanggapi
keindahan (Jazuli 2008: 109). Kualitas estetika untuk dinikmati, dirasakan, dan
dihayati bukan untuk dipikirkan (Kutha Ratna 2007: 17). Karya seni dapat
keindahan, di samping tarian itu sendiri harus juga mengandung isi, makna, atau
terkait erat dengan ekspresi estetik, seperti wayang, batik, bangunan, tari dan
dengan ungkapan religius terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, rasa pengabdian
2) Bersifat Simbolik, dalam arti bahwa masyarakat Jawa dalam segala tindakan
3) Bersifat filosofis, dalam arti bahwa masyarakat Jawa dalam setiap tindakannya
Nilai merupakan sesuatu yang diharapkan (das solen) oleh manusia. Nilai
manusia terdorong untuk melakukan tindakan agar harapan itu terwujud dalam
Nilai dapat diartikan sebagai martabat atau hakekat sesuatu nilai tidak
tampak sebagai nilai bagi seseorang saja, melainkan bagi segala umat manusia,
nilai hanya dapat dirasakan oleh setiap orang. Nilai tampil sebagai sesuatu yang
patut dikerjakan dan dilaksanakan oleh semua orang, sebab nilai itu baik, oleh
karena itu nilai dapat dikomunikasikan kepada orang lain (Mujiono dalam Fitri
2016: 45).
bernilai karena berguna dalam kehidupan. Nilai juga merupakan sesuatu yang
ditambahkan pada suatu kenyataan, sedangkan kenyataan itu sendiri bebas nilai
atau paling tidak hanya menyimpan sejumlah nilai. Nilai-nilai itu diperoleh dari
seseorang itu akibat pergaulan dan pendidikan. Pada dasarnya setiap nilai seni
dari konteks mana pun memiliki yang tetap, setiap artefak seni mengandung
19
Nilai lain dalam karya seni adalah nilai kognitif atau pengetahuan. Nilai ini
terbatas pada beberapa cabang seni saja. Musik misalnya, bermaterial bunyi, dan
bunyi ini dimana pun sama kedengarannya, hanya alat yang menimbulkan bunyi
itu yang bersifat konstektual. Nilai seni yang terakhir adalah nilai hidup. Nilai
hidup yang dimaksud adalah nilai moral, nilai sosial, nilai politik, nilai agama,
nilai psikologi. Nilai-nilai hidup ini yang bersifat universal (Sumardjo 2000: 135-
138).
Nilai estetik tidak seluruhnya terdiri dari keindahan. Nilai estetis, selain
terdiri dari keindahan sebagai nilai yang positif, kini dianggap pula meliputi nilai
yang negatif. Hal yang menunjukan nilai negatif itu ialah kejelekan (ugliness).
suatu benda disebut indah, melainkan menunjuk pada ciri-ciri yang nyata-nyata
bertentangan sepenuhnya dengan kualitas yang indah itu (Bahari 2008: 167).
Aspek estetis dalam sebuah karya seni mengenai citra dinamis yakni
cerminan kedalaman suatu bentuk tari, ekspresi, serta kreasi yang terdapat dalam
suatu karya seni. Citra dinamis merupakan pandangan mengenai suatu cerminan
kedalaman tari dengan melihat tari sebagai sebuah entitas virtual, dianalogikan
seperti ketika melihat diri dari pantulan cermin, kenampakan diri yang maya itu
sesungguhnya memiliki nilai dibalik objek yang terlihat. Bentuk tari dilihat dari
konsep citra dinamis. Ekspresi merupakan sesuatu yang tidak dapat disamakan
antara satu objek dengan yang lain kecuali antar objek itu benar-benar sama,
20
ekspresi ini lah yang memberikan „jiwa‟ sehingga tarian itu memiliki „isi‟.
Sedangkan kreasi, karya seni bukan hanya sekedar ilusi meskipun itu merupakan
entitas virtual yang hampir nyata, namun karya seni merupakan suatu entitas
Menurut Kutha Ratna (2007: 120-121) nilai bersifat parasit sebab tidak
dapat hidup tanpa didukung oleh objek yang diberinya nilai yang disebut sebagai
objek estetis. Oleh karena itu, nilai tidak terbatas, nilai melebihi benda yang
diberikan nilai sebab nilai dihasilkan melalui antar hubungan. Pemahaman inilah
diri, bahkan tunduk terhadap mekanisme estetis sebab hanya orang yang bisa
Hasil karya seni merupakan ungkapan perasaan yang dibentuk dari unsur-
unsur yang dipadu menjadi satu kesatuan yang utuh untuk dapat dinikmati secara
karya seni untuk dinikmati keindahannya oleh penikmat seni. Untuk memahami
tari terangkum dalam kemampuan Hasta Sawanda, yaitu: pacak, pancat, ulat,
lulut, wiled, luwes, irama, dan gendhing dan wiraga, wirasa, wirama, wirupa
gamelan.
yang mampu menghayati atau mempersepsi karya seni. Dari kedua kutub
subyektif dan obyektif inilah penilaian karya seni sepanjang masa dilakukan
(Murgiyanto 2002: 37). Ada dua macam keindahan, yaitu keindahan yang
keindahan sebuah karya seni dari cara menangkap, merespon, atau menanggapi
sekurang-kurangnya daya tarik dari karya seni itu sebatas kemampuan diri (Jazuli
2008: 110).
Menurut David Best dalam Sal Murgiyanto (2002: 37-38) Di dalam tari
yang sangat penting adalah perasaan spontan. Makna estetik dan kualitas gerak
adalah dua hal yang dirasakan baik oleh penari maupun penonton. Keduanya
sangat subyektif dan pribadi sifatnya, sehingga sangat kecil bahkan tidak
nikmat pada indera atau ingatan. Karenanya, impresi atau kesan yang diperoleh
22
adalah milik pribadi bukan orang lain, karena itu kesan tentang sebuah tarian
murni subyektif.
karya lebih dekat dengan deskripsi murni. Dalam pendekatan ini, nilai karya
dicari di dalam kualitas estetik formal seperti bentuk, ukuran, dan warna
dalam sehingga rangsangan itu diolah menjadi kesan. Kesan ini dilanjutkan lebih
Penangkapan kesan dari luar yang menimbulkan nikmat indah terjadi melalui dua
dari lima jenis panca indera, yakni melalui mata dan atau telinga. Yang melalui
mata disebut kesan visual dan yang melalui telinga kesan akustis atau auditif
diri sang pengamat sebagai pengalaman menikmati karya seni. Kesan yang
diukur adalah hasil dari kegiatan budi sang pengamat, kegiatan faculty tastenya
karena itu dalam penelitian seni terjadilah pada sang pengamat dua kegiatan yang
terpisah. Hasil dari kegiatan itu sangat tergantung dari kemahiran sang pengamat,
bukan saja kemahiran merasakan sifat-sifat estetik yang tergantung dalam karya
23
tersebut tetapi juga kemahiran mengukur dirinya sendiri, mengukur reaksi yang
maka dengan itu hasil pengamatan tidak bisa terlepas dari kepribadian sang
pengamat dalam kata lain, selalu ada hal-hal yang bersifat subjektif ikut serta
kepada indera atau ingatan seseorang. Seseorang mengatakan sebuah benda indah
berarti mengenali ciri-ciri atau kualitas pada objek yang diamati yang memberi
rasa nikmat (pleasure) kepada diri sendiri atau orang lain yang mampu
2002: 36).
kemampuan yang terdapat pada suatu objek yaitu sebuah karya seni yang
orang yang mengamatinya sebagai pelaku seni, karena bernilai estetis untuk
manusia sebagai subjek indra jiwa (Jazuli 2008: 109). Estetika merupakan cabang
ilmu filsafat yang berasal dari pengalaman jiwa yang dapat diserap oleh panca
24
indra seseorang karena sublimasi seluruh medium suatu karya seniman secara
utuh menempatkan keindahan dan seni sebagai objek telaah (Djelantik 1999: 12).
bentuk, teknik dan biasanya mengabaikan latar budaya dari mana suatu tari atau
penata tari itu berasal. Penilaian keindahan sebuah karya seni secara lebih detail,
yaitu unsur-unsur objektif itu yang nyata, dapat dilihat, dapat didengar serta dapat
2.2.3.1 Wujud
Banyak hal dalam kesenian yang tidak nampak dengan mata seperti
misalnya suara gamelan, nyanyian, yang tidak mempunyai rupa, tetapi jelas
mempunyai wujud. Baik wujud yang nampak dengan mata (visual) maupun
wujud yang nampak melalui telinga (akustis) bisa diteliti dengan analisa. Dibahas
dapat dipersepsi dengan matau atau telinga) maupun kenyataan yang tidak
nampak secara konkrit, yakni yang abstrak, yang hanya bisa dibayangkan seperti
suatu yang diceritakan atau dibaca dalam buku. Pembagian mendasar atas
hukum hidup. Bentuk dalam segala kaitannya berarti pengaturan. Bentuk seni
Aspek estetis lahir melalui hubungan bentuk dan isi. Bentuk adalah
sedangkan isi adalah apa yang disampaikan (Kutha Ratna 2007: 442). Bentuk
adalah unsur dari semua perwujudan yang dapat diamati dan dirasakan (Langer
dalam Jazuli 2008: 57). Bentuk adalah wujud yang dapat dilihat, dengan wujud
internal atau bagian tari (Soedarsono 1999: 45). Bentuk yang dimaksudkan
keseluruhannya dan berikarsasi misalnya dalam seni tari (Shaidily 1986: 448).
seni pertunjukan. Bentuk adalah perpaduan dari beberapa unsur atau komponen
yang bersifat fisik, saling mengkait dan terintegrasi dalam suatu kesatuan. Sebagai
bentuk seni yang dipertunjukan atau ditonton masyarakat, tari dapat dipahami
secara visual dapat ditangkap dengan indera manusia. Secara visual komponen-
komponen dasar dalam tari memiliki nilai-nilai artistik yang dapat memikat
diekspresikan lewat media sensa supaya dapat menarik, memikat, menyentuh, dan
menggugah jiwa manusia. Bentuk tari secara garis besar terdiri dari komponen
Kehadiran bentuk tari akan tampak pada desain gerak dan pola
kesinambungan gerak yang berlangsung dalam ruang dan waktu. Bentuk tari
terlihat dari keseluruhan penyajian tari, yang mencakup paduan antara elemen tari
(gerak, ruang, waktu) maupun berbagai unsur pendukung penyajian tari (iringan,
tema, tata busana, rias, tempat dan tata cahaya) (Jazuli 2008: 8).
penikmat oleh karena itu, tari tidak hanya sekedar rangkaian gerak, tetapi
27
mempunyai bentuk, wujud, kesatuan, dan ciri khas. Bentuk merupakan bagian
koreografi yang paling sulit dikerjakan karena di dalamnya banyak sekali terdapat
dari kekuatan-kekuatan sebagai hasil dari struktur internal dari tari. Menurut
Harold Rugg, bentuk adalah organisasi yang paling cocok dari kekuatan-kekuatan,
dalam tari yang menciptakan suatu nilai yang hidup (Widyastutieningrum 2014:
68-70).
atau ditampilkan dari awal sampai akhir yang dapat dinikmati dan dilihat,
pencipta kepada penikmat. Kehadiran bentuk tari akan tampak pada desain gerak,
pola keseimbangan gerak yang mencakup paduan antara elemen tari (gerak,
(iringan, tema, tata busana, rias, tempat dan tata cahaya) serta kesesuaian dengan
Menurut Indriyanto (dalam Fitri 2016: 11) yang dimaksud bentuk adalah
bentuk fisik, bentuk yang diamati sebagai sarana untuk menuangkan nilai yang
diungkapkan seorang seniman, sedangkan isi adalah bentuk ungkap, yaitu nilai-
nilai atau pengalaman jiwa yang wigati, yang digarap dan diungkapkan seniman
28
melalui bentuk ungkapannya dan yang dapat ditangkap atau dirasakan dalam
bentuk fisik. Bentuk ungkapan suatu karya seni pada hakekatnya bersifat fisik,
seperti garis, warna, bunyi-bunyian, gerak tubuh dan kata-kata. Bentuk fisik
dalam tari dapat dilihat melalui elemen-elemen bentuk penyajian yaitu bentuk
penataan tari secara keseluruhan, jadi yang perlu di tekankan dalam kajian bentuk
adalah elemen-elemenya.
Bentuk pertunjukkan dalam tari adalah segala sesuatu yang disajikan atau
ditampilkan dari awal sampai akhir yang dapat dinikmati dan dilihat, didalamnya
penikmat. Kehadiran bentuk tari akan tampak pada desain gerak, pola
tarinya serta kesesuaian dengan maksud dan tujuan tarinya (Jazuli 2008: 4).
suatu pengalaman bersama. Hal ini berarti seni pertunjukkan adalah suatu
pementasan yang ditonton secara khusus, sehingga diantara penonton dan penari
ada jarak yang memisahkan. Namun dilihat dari sisi lain dalam suatu pementasan
kesatuan, saling terkait secara utuh, sehingga mampu memberikan daya apresiasi
(Maryono 2011: 90). Aspek estetis lahir melalui hubungan bentuk dan isi. Bentuk
29
adalah struktur, isi adalah pesan. Bentuk adalah bagaimana cara menyampaikan
sedangkan isi adalah a pa yang disampaikan (Kutha Ratna 2007: 442). Struktur
adalah sisi elastis pola, kedudukannya antara berubah dan tidak berubah. Berubah
oleh susunan struktualnya, tidak berubah karena setia pada pola dasarnya
Dalam proses analisis estetika tari unsur minimal yang sering berperan
dalam karya seni tari sebagai berikut: pertama, kesatuan (unity) artinya karya tari
(complexity) tidak sederhana sekali tetapi kaya dengan isi dan unsur yang
kualitas tertentu (gerak, kostum, dan unsur pendukung yang lainnya) yang
yaitu:
1) Kesatuan (unity)
Atribut yang paling esensial dari tari yang diberi bentuk adalah kesatuan atau
unity atau keutuhan (wholeness). Tari merupakan kesatuan yang siap dihayati
dan dimengerti karena kesatuan itu menarik dan menahan perhatian. Kesatuan
2) Variasi (Variety)
Variasi di dalam tari yang merupakan kesatuan harus ada variasi. Kontras-
tari. Variasi bukanlah untuk kepentingan variasi itu sendiri, variasi harus
3) Kontinuitas
Pengulangan adalah unsur yang penting dalam semua seni, demikian pula
dalam tari. Sifat sementara dari gerak pengulangan yang digunakan dalam tari
bukan hanya sebagai satu cara untuk memberitakan ide, tetapi juga merupakan
4) Klimaks
Urut-urutan gerak harus membentuk satu klimaks. Dalam struktur tari ada
dan penyelesaian.
kekuatan yang kontras dan berinteraksi yang memberi karya itu vitalitas, tetapi
Struktur adalah sisi elastis pola, kedudukannya antara berubah dan tidak
berubah. Berubah oleh susunan struktualnya, tidak berubah karena setia pada pola
antara bagian-bagian dari keseluruhan perwujudan itu. Struktur yaitu susunan dari
Susunan atau struktur dari suatu karya seni adalah aspek yang
menyangkut keseluruhan dari karya itu dan meliputi juga peranan masing-masing
dalam karya seni itu terdapat suatu pengorganisasian, penataan, ada hubungan
tertentu antara bagian-bagian yang tersusun itu, akan tetapi dengan adanya
terjamin bahwa apa yang terwujud sebagai keseluruhan itu merupakan sesuatu
keseluruhannya sifat yang utuh, yang tidak ada cacatnya, berarti tidak ada
32
yang kurang dan tidak ada yang berlebihan. Keutuhan dapat dilihat dalam
menikmati suatu karya seni sesuatu hal tertentu, yang dipandang lebih penting
dari pada hal-hal yang lain. Untuk seni tari penonjolan terdapat pada motif
c. Keseimbangan (balance)
Rasa keseimbangan dalam karya seni paling mudah tercapai dengan simetri.
bagian yang terasa ringan, atau mengurangi bobot pada bagian yang berat.
rupa sehingga menjadi sebuah tarian yang berjiwa dan menarik perhatian.
gerak, suara atau musik, dan rupa. Rupa dalam hal ini termasuk tata rias, tata
dalam tari merupakan bentuk yang secara visual dapat ditangkap dengan indera
nonkebahasaan terdiri dari: 1) tema, 2) alur cerita atau alur dramatik, 3) gerak, 4)
2.2.4.1 Tema
Tema adalah pokok pikiran, gagasan utama atau ide dasar. Tema lahir
dari pengalaman hidup seorang seniman tari yang telah diteliti dan
18-19). Tema dalam tari merupakan rujukan cerita yang dapat menghantarkan
seseorang pada pemahaman esensi. Tema dapat ditarik dari sebuah peristiwa atau
cerita, yang selanjutnya dijabarkan menjadi alur cerita sebagai kerangka sebuah
dalam sebuah pertunjukan. Prinsip dasarnya tema dalam tari berorientasi pada
Alur cerita atau alur dramatik dalam sebuah karya tari dapat dibentuk dari
cerita dan ritme. Bentuk alur cerita atau alur dramatik dalam karya tari yang
wireng, dan tarian tunggal. Alur cerita atau alur dramatik dalam karya tari yang
34
dibentuk dari ritme, dapat dicermati pada jenis-jenis tari rakyat yang tidak
menggunakan pola cerita. Artinya bentuk garap tari yang demikian lebih
didasarkan pada penggarapan irama atau tempo gerak yang meliputi: keras-lirih,
Jenis-jenis garapan tari pada kenyataan dalam sajiannya dari awal hingga
akhir terdapat anti klimak-anti klimak yang dibangun untuk pencapaian klimak
utama. Jenis-jenis anti klimak atau letupan-letupan yang terdapat dalam garapan
ekspresinya. Bobot atau kualitas ekspresi rasa masing-masing tahap atau fase anti
klimak semakin mendekati klimak utama sebagai puncak garapan atau puncak
dramatik semakin meningkat pada garap tari dengan alur cerita maupun yang
Jenis-jenis tari yang tidak menggunakan pola cerita, alur dramatik yang
terkesan monoton. Bentuk garapan tari semacam ini tidak terdapat klimak utama
sebagai puncak garapan. Pola-pola garapan ini banyak terdapat pada tari rakyat
2.2.4.3 Gerak
dinikmati. Medium gerak adalah pengalaman fisik yang pokok dari manusia,
pertama dan terakhir manusia terhadap hidup, situasi dan manusia lainnya
dilakukan dalam bentuk gerk. Perasaan puas, kecewa, cinta, takut dan sakit selalu
dialami lewat perubahan-perubahan yang halus dari gerakan tubuh kita. Hidup
berarti bergerak dan gerak adalah bahan baku tari (Murgiyanto 1983: 20).
salah satu diantara pilar penyangga wujud seni pertunjukan yang dapat terlihat
Gerak adalah materi baku dari seni tari, tetapi gerak-gerak di dalam tari
itu bukanlah gerak yang realistis melainkan gerak yang telah diberi bentuk
itu ialah bentuk yang diungkapkan manusia untuk dinikmati dengan rasa. Gerak-
gerak eskpresif ialah gerak-gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan
manusia. Adapun gerak yang indah adalah gerak yang distilir yang di dalamnya
mengandung ritme tertentu. Kata indah di dalam dunia seni identik dengan bagus
yang oleh John Martin diterangkan sebagai sesuatu yang memberi kepuasan batin
manusia. Jadi bukan hanya gerak-gerak yang halus saja yang bisa indah tetapi
36
gerak-gerak yang keras, kasar, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan serta gerak
aneh pun dapat merupakan gerak yang indah (Soedarsono 1986: 16).
Tari terdiri dari berbagai macam gerak yang dapat mengungkapkan batin
manusia. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh atau badan yang
selaras dengan musik (gamelan), diatur dengan irama yang sesuai dengan maksud
dan tujuan tari. Tari tidak hanya gerak tubuh yang indah dan berirama saja, tetapi
juga harus disertai ekspresi jiwa penari, karena sebuah tarian akan jelas maksud
dan isinya dengan melihat ekspresi penari dengan dukungan irama (Soedarsono
1986: 4)
Menurut Rusliani (dalam Fitri 2016: 17) gerak dalam seni tari merupakan
tenaga atau energi yang mencangkup ruang dan waktu, artinya gejala yang
menimbulkan gerak adalah tenaga, dan bergerak berarti memerlukan ruang dan
membutuhkan waktu.
Gerak tari adalah gerak yang berasal dari hasil proses pengolahan yang
itu adalah gerak maknawi dan murni. Gerak murni adalah gerak yang digarap
sekedar untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk
mengandung arti yang jelas misalnya gerak nuding atau menunjuk pada tari Bali
yang berarti marah, menirukan berhias diri, memanen, mencangkul, namun gerak-
37
gerak ini baru bernilai sebagai gerak tari apabila telah mengalami stilasi atau
distorsi. Dalam setiap garapan tari diperlukan gerak murni dan gerak maknawi,
Makna gerak dalam tari terletak pada penjiwaan, yaitu suatu daya yang
mengakibatkan gerakan tampak hidup (Jazuli 2008: 9). Di dalam semua gerak,
2014: 36).
Elemen dasar tari adalah gerak. Gerak sebagai unsur pokok dalam tari
meliputi gerak bagian-bagian tubuh, yakni (1) gerak kepala, (2) gerak badan, (3)
gerak tangan, dan (4) gerak kaki. Gerak terjadi karena adanya perpaduan antara
motorik untuk menggerakan otot-otot mata, jari, tangan ataupun kepala dan kaki.
bagian-bagian yang lebih spesifik lagi, misalnya kaki masih terdiri atas tungkai
atas, tungkai bawah, kaki, serta jari-jarinya. Badan terdiri atas badan bagian
bawah yang menyangkut cethik atau panggul, kemudian badan bagian atas adalah
lambung. Tangan juga terdiri dari lengan atas, lengan bawah, tangan dan jari-jari.
Sedangkan kepala meliputi leher, kepala, muka, dan pandangan mata (Rahmawati
2014:18).
38
dapat dibagi menjadi tiga bagian yang masing-masing mempunyai watak yang
berbeda. Bagian atas terletak dari dada ke atas, merupakan bagian yang berwatak
akan lebih berhasil apabila dipusatkan pada bagian atas. Bagian tengah terletak
antara bahu sampai pinggang, mempunyai watak penuh perasaan. Emosi penari
lebih bisa dituangkan melalui bagian tengah ini. Sedangkan bagian bawah terletak
antara pinggang sampai lantai, merupakan bagian vital yang penuh daya hidup.
Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak dan komponen tari tidak dapat
dan waktu.
Tubuh dalam dunia tari adalah alat pokok untuk menari. Tubuh untuk
keperluan tari adalah tubuh yang berdaya dan berjiwa. Tubuh tari tidak sekedar
penampakan dari organ-organ tubuh manusia seperti: kepala, badan, lengan, dan
tungkai. Tubuh penari menunjukan tubuh yang sehat, bertenaga, kuat, lentur dan
peka. Tubuh yang aktif, terlatih, terampil dan cerdas, tanggap bereaksi dan
Sebagai seorang penari atau penata tari, kita harus menggunakan tubuh kita, baik
39
dalam berekspresi maupun dalam menghayati atau merasakan apa yang terjadi di
sekeliling kita. Oleh karena itu, kita harus mengenal kemampuan, kelebihan, dan
kekurangan tubuh kita untuk kemudian melatihnya agar jangkauan geraknya dapat
lebih luas. Setiap gerakan tubuh itu harus kita latih di dalam sebuah ruangan
Pelatihan untuk penari dilakukan secara rutin dan terarah dalam program
jengkeng kodok, ayunan, srisik, mecut, tai garing). Injeksi lebih ditekankan pada
latihan-latihan tungkai terdiri atas, bawah dan kaki. Pemahaman atas anatomi
Menurut Sal Murgiyanto (1983: 20) mengatakan bahwa aspek dasar gerak
adalah tenaga, ruang, dan waktu. Nilai keindahan gerak dapat dilihat dari aspek
2.2.4.3.1.1 Tenaga
dalam tari dapat diatur oleh penari untuk memunculkan watak dan dinamik. Keras
lembutnya gerak yang muncul, adalah hasil dari pengaturan tenaga yang dapat
disalurkan melalui ekspresi gerak. Jika rasa tenaga ini dihayati benar-benar mudah
menular kepada penonton sehingga mereka seakan-akan ikut merasakan apa yang
tari, rasa ini dikenal dengan “simpati otot”. Tenaga yang tersalur dalam tubuh
penonton akan merasakan ketegangan pada ototnya, setelah gerakan sulit itu
dalam gerak tari meliputi: intensitas, aksen, dan kualitas (Murgiyanto 1983: 27).
a. Intensitas
sebuah gerak. Dalam bergerak, seorang penari dapat menggunakan tenaga yang
tenaga ini, yaitu mulai dari ketegangan yang tidak terlihat sampai pada luapan
tenaga yang maksimum. Gerak dengan intensitas tenaga yang besar memberikan
tenaga yang kecil mengurangi rasa kegairahan dan keyakinan pada tarian.
41
Penggunaan tenaga yang mengalun akan memberikan kesan lebih feminim dan
lemah lembut. Keindahan suatu tarian akan nampak apabila penari melakukan
gerak secara maksimal dengan intensitas yang tepat atau banyak sedikitnya tenaga
yang digunakan sesuai dengan gerak tari yang dilakukan sehingga akan
b. Tekanan/aksen
Tekanan atau aksen terjadi jika ada penggunaan tenaga yang tidak rata,
artinya ada yang sedikit dan ada pula yang banyak. Penggunaan tenaga yang lebih
besar sering dilakukan untuk mencapai kontras dengan gerakan sebelumnya dan
tekanan gerak semacam ini berguna untuk membedakan pola gerak yang satu
Gerak dengan tekanan tenaga yang tinggi akan memberikan kesan tarian
yang kuat dan gagah sedangkan gerak dengan intensitas tenaga yang lemah maka
akan menimbulkan kesan tari yang lembut dan halus. Gerak tanpa tekanan berarti
tenaganya merata sehingga menimbulkan kesan tari yang lemah lembut dan
penggunaan aksen atau tekanan yang tepat untuk gerak-gerak tertentu dalam tari
c. Kualitas
rasa-rasa gerak tertentu. Kualitas-kualitas gerak dapat dibedakan antara lain yang
bersifat ringan atau berat, lepas atau berbatas jelas serba menghentak cepat,
langsung atau tidak langsung dalam menuju titik akhir dari frase gerak. Ketiga
elemen gerak (tenaga) ruang dan waktu tidak pernah terpisah dalam gerak tubuh.
Ketiganya terangkai secara khas sebagai penentu “kualitas gerak”. Kita dapat
(tenaga). Dari kombinasi cara menggunakan ruang, waktu dan tenaga bisa
sebuah tarian menjadi hidup. Kekuatan itu dikenali lewat kemampuan seorang
penari untuk menghadirkan dirinya secara nyata di atas pentas, artinya hadir utuh
secara jasmaniah dan mental setiap saat di atas pentas, misalnya terlihat dari nyala
lingkungannya.
Ketajaman dan kepekaan rasa yang dimiliki penari dapat teraktualisasi dalam
43
sebuah sajian tari dan mampu menggugah intuisi para penghayat. Keluluhan jiwa
bagi seorang seniman. Jika penari tidak berkualitas kekuatan ekspresinya akan
tampak lemah. Kelemahan dari kualitas penari sebagai penyampai isi atau pesan
dari seniman penyusun tari merupakan kendala yang sangat vital karena hanya
dari ekspresi penari makna tari dapat ditangkap atau dihayati oleh penonton
2.2.4.3.1.2 Ruang
Ruang adalah sesuatu yang tidak bergerak dan diam sampai gerakan yang
berhubungan dengan waktu yang dinamis dari gerakan (Hadi 1996: 13).
Pengertian ruang atau arena adalah lantai tiga dimensi yang di dalamnya
seorang penari dapat mencipta suatu imaji dinamis, yaitu perincian bagian-bagian
ruang menjadi fleksibel dan luar biasa keberadaannya. Aspek-aspek ruang karena
gerakan tubuh akan terlihat oleh penonton secara keseluruhan, sehingga aspek
ruang merupakan komponen visual tari yang kuat. Analisis bentuk ruang selalu
hadir dalam gerakan tari, seperti misalnya menghentikan seorang penari yang
sedang bergerak, maka dapat mewujudkan suatu desain bentuk atau wujud dalam
ruang seperti sebuah sikap atau pause yang mungkin menjadi tidak berdaya
Kesadaran dan kepekaan rasa ruang ini harus kita manfaatkan di dalam
menyusun sebuah tarian sebab pada waktu bergerak kita selalu menggunakan
ruang. Hal itu juga harus menjadi pertimbangan dalam menggunakan ruang
pentas. Figur penari yang bergerak menciptakan desain di dalam ruang dan
hubungan timbal balik antara gerak dan ruang akan membangkitkan corak dan
makna tertentu. Seorang penari yang mampu mengontrol penggunaan ruang akan
memperbesar kekuatan yang ditumbuhkan oleh gerak yang dilakukannya. Hal itu
disebabkan oleh gerak penari berinteraksi dengan ruang (Murgiyanto 1983: 23).
gerak, tanpa ada ruang tidak mungkin terwujud suatu gerak. Setiap gerak yang
dalam dimensi ruang dan waktu, dengan demikian penari semata-mata dapat
bergerak atau menari karena adanya ruang. Ruang dalam tari dapat dibedakan
berhubungan dengan penari, batas ruang yang diperlukan untuk melakukan gerak
sesuai dengan gerakan yang mampu dilakukan oleh penari, yaitu batas yang
paling jauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kaki penari dalam posisi tidak
pindah tempat.
b) Ruang Pentas
Ruang ini tempat penari melakukan gerak dalam wujud ruang secara
nyata. Ruangan ini merupakan arena yang dilalui penari dalam melakukan gerak.
45
estetis. Dalam hubungannya dengan komposisi, beberapa elemen ruang yang patut
1) Garis
Garis yang dimaksudkan berupa kesan yang ditimbulkan dari gerak tubuh
penari ketika menari. Gerak tubuh dapat diatur sedemikian rupa sehingga
yang tidak berbeda dengan garis-garis dalam seni rupa. Garis mendatar
memberikan kesan istirahat. Garis tegak lurus memberikan kesan tenang, dan
memberikan kesan lentur tidak kaku sedangkan garis-garis diagonal atau zigzag
Secara garis besar gerak tari dapat dibagi dua, yaitu simetris dan asimetris.
garis asimetris mempunyai watak kurang kokoh tetapi dinamis dan menarik.
agar garapannya tetap menarik (Doris Humprey dalam Soedarsono 1986: 39).
2) Volume
tergantung besar kecilnya ruang pentas. Misalnya karena ruang pentas tidak
46
terlalu luas, maka langkah penari yang lebar dibuat menjadi langkah-langkah
pendek dengan jumlah yang sama. Volume gerak tari dibedakan menjadi tiga,
yaitu: volume besar atau terbuka mempunyai watak kelaki-lakian, volume kecil
Gerakan tubuh kita mempunyai ukuran besar kecil atau volume. Gerakan
langkah biasa atau langkah lebar. Ketiga gerakan itu sama tetapi ukurannya
berbeda. Sebuah posisi atau gerakan yang kecil bisa dikembangkan, sementara
3) Arah
Gerak juga memilik arah. Seringkali dalam tarian mengulang sebuah pola
atau rangkaian gerak dengan mengambil arah yang berbeda. Kecuali arah ke atas
dan ke bawah, sebuah gerakan dapat dilakukan ke arah depan, belakang, kiri,
kanan, serong kanan depan, serong kiri depan, serong kanan belakang dan serong
kiri belakang. Hal ini yang masih berhubungan dengan arah dalam tarian adalah
arah hadap penari. Arah hadap tubuh seorang penari dapat banyak berbicara untuk
mengenali tingkah laku seseorang, misalnya seorang pahlawan akan berjalan lurus
ke depan tanpa rasa takut, tetapi seorang pengecut akan berjalan berbelit-belit dan
tetap menghadap ke bahaya itu, atau berbalik dan melarikan diri (Murgiyanto
1983: 23-24).
4) Level
Garis mendatar yang dibuat oleh seorang penari dengan kedua belah
adalah daerah tinggi yang terletak pada penari ke atas seperti hal nya mengangkat
kedua tumit. Level sedang adalah daerah yang terletak pada ruang antara penari
dengan panggung penari seperti hal nya berdiri biasa, jongkok. Level rendah
adalah daerah yang terletak antara pinggang penari dengan lantai seperti halnya
duduk. Ketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh seorang penari adalah ketika
5) Fokus Pandangan
memusatkan perhatian ke salah satu sudut pentas, maka perhatian kita pun akan
terarah ke sana, sehingga penari yang sesaat kemudian ke luar dari sudut ini akan
menjadi fokus pandang kita. Akan tetapi, jika arah pandang tiap-tiap penari
berbeda-beda, perhatian kita pun akan terpecah. Andaikata ketujuh orang di antara
mereka itu memusatkan perhatiannya kepada orang yang ke delapan, maka fokus
2.2.4.3.1.3 Waktu
Waktu disebut juga durasi yaitu lamanya sajian di atas pentas. Hitungan
waktu dimulai dari awal mulai sampai dengan berakhirnya sajian. Lamanya waktu
48
sangat berpengaruh pada lamanya iringan musik. Waktu yang berkaitan dengan
tempo (cepat dan lambat) dibuat bervariasi, artinya tempo iringan disesuaikan
dengan tempo gerak atau sebaliknya. Tempo meliputi tempo lambat, sedang dan
tempo cepat (Made astini dan Usrek Tani Utina 2007: 174).
Unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari. Waktu tetap
berjalan tanpa terpengaruh oleh apapun yang kita lakukan. Kita bisa bergerak
waktu dapat dirasakan juga ketika berjalan cepat dan kemudian berjalan
dari rangkaian gerak, dan juga sebagai alat untuk mengembangkan secara
atau koreografi. Struktur waktu dalam tari dapat dianalisis adanya aspek-aspek
1) Tempo
Aspek tempo atau irama dalam tari dipahami sebagai suatu “kecepatan”
atau “kelambatan” sebuah irama gerakan. Jarak antara “terlalu cepat dari cepat”,
dan “terlalu lambat dari lambat”, akan menentukan energi atau rasa geraknya,
Tempo atau kecepatan sebuah tarian ditentukan oleh jangka waktu dalam
yang cepat biasanya lebih aktif dan menggairahkan, sedangkan gerakan yang
dengan tempo cepat pada tarian akan memberikan kesan lincah, ramai, dan
berenergi. Gerak dengan tempo lambat pada tarian akan memberikan kesan lemah
lembut.
2) Ritme
Ritme dalam gerak tari menunjukan ukuran waktu dari setiap perubahan
detail gerak. Ritme lebih mengarah kepada ukuran cepat atau lambatnya setiap
gerakan yang dapat diselesaikan oleh penari. Ritme terjadi dari serangkaian bunyi
ditonjolkan harus ditekankan dan dipisahkan dari dalam wujud yang jelas, serta
rangkaian-rangkaian terencana. Setiap transisi dari awal ke bagian tengah dan dari
Aspek ritme dipahami dalam suatu gerakan tari sebagai pola hubungan
“timbal-balik” dari jarak waktu “cepat” dan “lambat” atau susunan tekanan “kuat
energi yang “ajeg” dan sama. Tekanan atau laku-laku itu mempunyai rasa
keteraturan dan sering disebut dengan “ritme ajeg” atau even rhytm. Apabila
pengulangannya, maka ritme semacam itu “tidak ajeg” atau uneven rhytm. Setiap
gerakan mempunyai ritme-ritme semacam itu, sehingga energi yang berjalan dan
Ritme bisa disebut juga sebagai isian gerak atau kepadatan gerak dalam
satu ketukan tertentu. Isian gerak semakin padat dibanding dengan ketukan maka
memberi kesan lincah, ritme tidak datar atau tidak rata sedangkan isian gerak
sedikit dibandingkan dengan ketukan maka memberi kesan lemah lembut pada
tarian.
3) Durasi
Aspek durasi dipahami sebagai jangka waktu yang digunakan yaitu berapa
lama gerakan tari atau koreografi itu berlangsung. Barangkali dengan hitungan
detik atau menit, bahkan dapat lebih panjang lagi sebuah gerakan itu dilakukan.
Kesadaran terhadap durasi dalam gerakan ini dapat dirasakan, gerakan itu dapat
dibuat dengan ritme “ajeg” dan “tidak ajeg”, tergantung kebutuhan dan
dicoba dengan menggunakan durasi waktu yang lebih pendek atau singkat.
secara esensial sama (Hadi 2011: 27). Keindahan tari dapat dilihat dari durasi atau
2.2.4.4 Penari
merupakan bagian pokok yaitu sebagai sumber ekspresi jiwa dan sekaligus
bertindak sebagai media ekspresi atau media penyampai (Maryono 2012: 56).
Pelaku atau seniman adalah penyaji dalam pertunjukan, baik yang terlibat
pertunjukan dilihat dari usia dapat bervariasi, misalnya anak-anak, remaja, atau
Tunggal artinya suatu tarian yang disajikan oleh satu orang penari saja baik laki-
laki maupun perempuan. Berpasangan artinya suatu tarian yang disajikan oleh
dua orang penari atau sepasang yaitu sejenis atau berlainan jenis, antara penari
artinya tarian dengan jumlah penari lebih dari satu orang dan antara penari satu
Penari memiliki fungsi sebagai sumber isi dan merupakan bentuk sebagai
penyampai isi. Untuk itu sebagai seorang penari harus mempunyai kemampuan
fisik maupun nonfisik yang memadai terjaga kondisi kebugarannya. Kondisi fisik
penari harus benar-benar dalam keadaan sehat, segar secara total kondisi jasmani
maupun rohani agar sistem ekspresi menjadi berfungsi secara optimal dan
nilai. Kualitas seorang penari hanya akan tercapai bila penari mampu menghayati
dan kepekaan rasa yang dimiliki penari dapat teraktualisasi dalam sebuah sajian
tari dan mampu menggugah intuisi para penghayat (Maryono 2012: 57).
yaitu penari atau pemusik. Keindahan dari pelaku seni dapat dilihat melalui
postur tubuh dan jenis kelamin. Jenis kelamin dan postur tubuh penari harus
disesuaikan dengan karakter atau tokohnya, misalnya apakah harus jenis kelamin
wanita atau laki-laki, maupun postur tubuh gemuk, kurus, pendek, dan tinggi
(Hadi, 2011: 92). Penari wanita memberikan kesan feminim, sedangkan penari
Pola lantai atau gawang dalam sajian tari merupakan salah satu unsur
merupakan garis yang dibentuk dari gerak tubuh penari yang terlintas pada lantai
53
dengan kepekaan rasa. Pola lantai menjadi sangat penting agar perpindahan
jelas, dan memberikan kesan teatrikal yang mantap (Maryono 2012: 58).
Bentuk pola lantai dalam pertunjukan tari pada prinsipnya terdiri dari dua
jenis yaitu a) semetris atau seimbang dan b) asemetris. Pola lantai semetris dan
asemetris merupakan bentuk pola lantai yang dipengaruhi jumlah penari dan
penari, misalnya pola lantai bagian kanan empat penari untuk bagian kiri juga
empat penari. Jenis pola lantai semetris yang didasarkan pada bentuk garis yang
dibuat penari, misalnya pola lantai bagian kanan berbentuk segitiga untuk bagian
kiri juga berbentuk segitiga sekalipun jumlah penari tidak sama, namun selisih
atau perbedaan jumlah penari tidak signifikan. Bentuk pola lantai asemetris
berdasarkan jumlah penari, misalnya panggung bagian kiri tiga penari untuk
bagian kanan satu penari. Sedangkan pola lantai asemetris berdasarkan bentuk,
misalnya panggung bagian kiri membentuk pola lurus untuk bagian kanan
dari bentuk pola lantai dapat memberikan kesan tersendiri pada tarian. Garis
lurus memiliki kesan kuat dan sederhana, sedangkan garis lengkung memiliki
kesan lembut.
54
unsur gerak tangan, kaki, badan, dan kepala. Ekspresi wajah dalam pertunjukan
yang sedang dialami peran atau tokoh. Suasana-suasana sedih, gembira, marah,
tegang, takut, konflik, dan bahagia merupakan kondisi yang harus dibangun
dian dan veronica eni eryanti 2012:4). Karakter peran atau tokoh dalam
pertunjukan tari banyak dibentuk dari rias alat-alat kosmetik. Rias dalam seni
bergantung peran yang dikehendaki. Prinsip dasar merias dalam pertunjukan tari
55
adalah untuk mengubah wajah pribadi dengan alat-alat kosmetik yang disesuaikan
dengan karakter figur atau peran supaya tampil ekspresif. Kadar perubahan wajah
dimaksud sangat relatif artinya bahwa pada setiap rias, masing-masing penari
Jenis-jenis alat rias yang digunakan dalam pertunjukan tari diantaranya: rose,
bedak dasar, eye shadow, pensil alis, liner, bulu mata, bulu kumis, dan bulu
dalam pertunjukan tari, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip penataan rias tari
antara lain: (1) Rias hendaknya mencerminkan karakter tokoh/peran, (2) Kerapian
dan kebersihan rias perlu diperhatikan, (3) Garis-garis yang dikehendaki jelas, (4)
Rias panggung (Stage make up) adalah rias yang diciptakan untuk
penampilan di atas panggung yang berbeda dengan rias sehari-hari. Tata rias
panggung dibedakan menjadi dua, yaitu tata rias panggung (tertutup) dianjurkan
agar riasan lebih tegas, jelas garis-garisnya dan tebal, karena penonton melihat
pertunjukan dalam jarak yang cukup jauh. Tata rias panggung arena (terbuka),
pemakaian rias tidak perlu terlalu tebal, yang lebih utama adalah halus dan rapi
Fungsi rias antara lain untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter
tokoh yang sedang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi wajah sesuai peran
dan untuk menambah daya tarik penampilan karena dengan rias kekurangan dapat
tertutupi (Jazuli 2008: 23). Tata rias digunakan penari agar penampilannya di
56
atas pentas dapat memenuhi karekter dan identitas yang diinginkan (Suriyanto
Corson dalam Dini (2015: 20) menyebutkan beberapa kategori rias, yaitu
rias korektif (corrective make up), rias karakter (character make up), dan rias
fantasi (fantasy make up). Rias korektif adalah rias wajah sehari-hari dengan
tujuan membuat wajah menjadi cantik, tampak lebih muda dan lebih tua dari usia
sebenarnya dan berubah sesuai dengan yang diharapkan seperti lebih jonjong atau
karakter orangnya. Rias karakter yaitu merias wajah agar sesuai dengan karakter
yang dikehendaki dalam cerita, seperti: karakter tokoh-tokoh fiktif, legendaris dan
historis. Rias fantasi yaitu merias wajah agar berubah sesuai dengan fantasi perias,
dapat yang bersifat realistis maupun non realistis, sesuai dengan kreatifitas
Nilai keindahan rias bisa dilihat dari tata hubungan antara bagian yang
dirias dengan warna-warna tertentu. Bagian wajah yang dirias meliputi rias mata,
alis, hidung, pipi, bibir dan bagian wajah secara keseluruhan dengan garis-garis
rias yang rapi seperti membuat alis dan pemilihan warna yang sesuai sehingga
memberikan kesan lebih artistik. Rias pada bagian mata meliputi pemberian
warna eye shadow dengan warna-warna cerah seperti merah, kuning emas, biru
muda, hijau muda memberi kesan segar dan lebih berani sedangkan warna-warna
gelap seperti coklat dan abu-abu akan memberikan kesan lebih natural.
Penggunaan alat dan bahan rias wajah (make up) untuk mempertegas daerah
Make up berfungsi memperjelas wajah, maka garis mata dan alis serta mulut perlu
dibuat yang tebal. Tata rias dalam tari digunakan untuk memperjelas garis-garis
sebagai penegas karakter dan sebagai daya tarik dalam suatau penyajian tari. Tata
yang dipakai mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki (Lestari 1993: 16).
Busana adalah alat yang dipakai untuk menutupi bagian-bagian tubuh sesuai
dengan norma masyarakat yang berlaku. Pemakaian busana dalam tari lebih pada
tari adalah untuk mendukung tema atau isi tari, dan untuk memperjelas peran-
peran dalam suatu sajian tari. Busana tari yang baik bukan hanya sekedar untuk
menutup tubuh semata, melainkan juga harus dapat mendukung desain ruang pada
fungsi yaitu untuk kenyamanan, untuk kesopanan, dan untuk pertunjukan (Moriss
dalam Pebriyanti 2013: 13). Kostum tari yang baik bukan sekedar berguna sebagai
Busana selain mempunyai bentuk atau mode juga memiliki warna yang
bentuk dan warna busana para penari dimaksudkan mempunyai peranan sebagai:
dasar busana dalam seni pertunjukan mempunyai makna simbolis yang dapat
hitam dalam pertunjukan tari memiliki kesan bijaksana, berwibawa, dan anggun.
Warna putih merupakan warna yang memiliki kesan suci, setia, dan aksentuasi
kesan berani, agresif, dan dinamis yang banyak diperuntukan tokoh-tokoh. Warna
kuning yang sering digunakan dalam pertunjukan tari adalah warna-warna kuning
kuning keemasan dan kuning kunyit tua yang memiliki kesan glamor, mewah,
dalam pertunjukan tari merupakan sarana atau media presentasi estetis. Bagi
penyusun tari bentuk dan warna-warna busana yang dipakai penari selain
berkaitan dengan identitas peran dan karakteristik peran juga tidak kalah penting
61-64).
perpaduan busana yang digunakan dalam suatu sajian tari yang memberikan
berbagai macam kesan yang ditimbukan, dengan berbagai warna dan aksesoris
penari terlihat lebih hidup didalam pentas. Ekspresi penari dapat ditimbulkan
melalui penggunaan busana tari. Seni menata segala pakaian yang dikenakan oleh
terkadang busana tari terlihat unik dengan berbagai macam perpaduan warna dan
59
bentuk. Warna dalam busana tari disesuaikan dengan tema tari dan dapat
keindahan busana akan nampak apabila semua tata hubungan terkait. Keragaman
bentuk dan warna busana dalam pertunjukan tari merupakan sarana atau media
presentasi estetis. Keindahan pemakaian busana akan nampak bila bentuk busana
tari sesuai dengan isi sajian tari dengan pemilihan warna yang tepat.
baik dengan alat musik, maupun yang berasal dari tubuh, yang berfungsi
sebagai penegas suasana dalam suatu penyajian tari. Tari sebagai desain gerak
dalam penyajiannya tidak terlepas dari musik pengiring, karena dalam hal ini tari
dan musik berhubungan erat (Hadi 1996: 31). Musik akan selalu memberi
tekanan ekspresi suatu gerak, seperti yang dikatakan Sumarsam (2002: 8) musik
musik adalah partner dari sebuah karya tari yang tak bisa ditinggalkan.
Hubungan musik dan tari sangat erat kaitannya, keduanya berasal dari
sumber yang sama yaitu dorongan ritmis manusia. Pada dasarnya musik di bagi
menjadi dua yaitu musik internal dan musik eksternal. Musik internal adalah
musik yang bersumber dari dalam diri penari itu sendiri, seperti siulan, teriakan,
tepuk tangan, hembusan nafas, tiruan bunyi alat musik, hentakan kaki, bunyi
kostum atau perlengkapan yang digunakan. Musik eksternal adalah musik tari
yang berasal dari luar diri penari seperti bunyi alat musik tradisional maupun alat
musik modern. Iringan terbagi menjadi dua yaitu iringan hidup dan iringan
60
rekaman. Iringan hidup memberikan gairah dan suasana yang hidup pada sebuah
Fungsi musik dalam tari sangat penting yaitu sebagai pengiring atau
antara musik tari itu sangat erat sekali. Fungsi musik dalam tari diantaranya
adalah:
Gerak dalam tari berada dalam kerangka irama, irama tari sebenarnya juga
dimiliki atau dirasakan oleh si penari. Irama tersebut perlu diperjelas melalui
Gerakan pada tari sangat beragam yang dilakukan dengan berbagi tekanan.
Semua tekanan yang dilakukan dalam gerak tersebut diperjelas oleh musik. Ini
Ilusi atau gambaran suasana dalam tari erat kaitannya dengan karakter atau
watak tari. Tari dengan watak lembut biasanya ditampilkan dengan gerakan-
gerakan halus dan lembut. Musik dapat membantu membangun karakter tari
dengan iringan musik yang lembut atau sebaliknya dengan iringan musik yang
keras dan cepat. Dengan demikian musik pemberi illustrasi tidak dipengaruhi oleh
d. Merangsang penari.
dengan tema tariannya. Dengan musik gerakan penari menjadi lebih hidup. Musik
juga dapat membantu mengingatkan penari jika penari tiba-tiba lupa dengan
2008: 14-16).
pengiring sebuah tarian dengan jenis musik tertentu. Penggunaan jenis musik
dalam tari menambah nilai wirasa, wirama dan wiraga tarian sehingga tampak
lebih indah. Iringan tari dapat bersumber dari gerakan tubuh manusia contohnya
hentakan kaki, tepukan tangan, dan suara-suara dari mulut atau bahkan permainan
alat musik tradisional atau pribadi. Nilai keindahan iringan dalam tari dapat dilihat
dari garap musiknya. Contohnya adalah keras lemahnya bunyi, tempo musik dan
permainan melodi, irama dan lagu mampu memberikan kesan emosional yang
mendalam, nada-nada yang dihasilkan musik seperti rasa sedih, riang, dan
menyatu dengan ekspresi tari sehingga membentuk suatu ungkapan seni atau
ungkapan estetis. Wujud kristalisasi tari dan musik adalah untuk mencapai
pada dasarnya nilai estetis kesenian adalah sebuah ungkapan yang harmoni dan
utuh.
2.2.4.10 Panggung
panggung penari tidak bisa menari yang berarti tidak akan dapat diselenggarakan
terdiri dari dua bentuk panggung yaitu tertutup dan terbuka. Panggung tertutup
tarian pasangan, dan tarian tunggal); dan c) tabang atau panggung keliling (tarian
berbentuk: a) halaman yang sifatnya alami tepat untuk pertunjukan jenis-jenis tari
rakyat, b) lapangan untuk jenis-jenis garapan tari yang bersifat kolosal, dan c)
jalan untuk pertunjukan jenis-jenis tari yang sifatnya karnaval atau berjalan ini
tepat untuk pertunjukan tari-tari: kerakyatan dan garapan tari masal (Maryono
2012: 67).
panggung yang dapat disaksikan penonton dari segala arah disebut panggung
arena, panggung leter L yaitu panggung yang disaksikan dari dua sisi memanjang
dan sisi melebar, panggung tapal kuda adalah panggung yang dapat disaksikan
oleh penonton dari sisi depan dan samping kiri dan kanan, selain dari pada itu
pertunjukan yang hanya dapat disaksikan dari satu arah pandang penontonnya
panggung yang memiliki kualitas pertunjukan yang layak, memadahi dan menarik
tersebut dapat diperoleh dari ragam ornamen atau ilustrasi-ilustrasi gambar, benda
maupun dekorasi visual dalam panggung pertunjukan tari. Pada dramatari yang
2.2.4.11 Properti
Properti (property) adalah istilah dalam bahasa inggris yang berarti alat-
sebagai sets dan property sebagai alat bantu berekspresi. Property merupakan
lebih memberikan arti pada gerak, atau sebagai tuntutan ekspresi (Hidajat 2011:
54).
sifatnya tentatif. Masing-masing tari memiliki cara, gaya, dan model berekspresi
keberadaan properti tari tidak selalu terdapat dalam pertunjukan tari. Jenis-jenis
properti yang lazim digunakan untuk pertunjukan tari, diantaranya: cundrik, keris,
Bentuk pemilahan fungsi atau peranan properti tersebut sifatnya tidak mutlak
tetapi lebih didasari dari tebal tipisnya penggunaan alat pada pertunjukan tari
Properti tari yang digunakan untuk alat senjata, dapat diamati pada genre
tari Pethilan, diantaranya: senjata pada tari Anila Prahastha, senjata gendewa dan
anak panah pada tari Adaninggar Kelaswara. Bentuk properti yang difungsikan
Jenis-jenis properti tari yang difungsikan sebagai sarana ekspresi adalah jenis-
jenis properti yang secara substansial menjadi dasar penggarapan gerak dalam tari.
Bentuk-bentuk properti pedang dan tameng misalnya pada tari Eko Prawira.
properti yang difungsikan sebagai sarana simbolik tari adalah jenis-jenis properti
65
yang memiliki makna yang dalam berkaitan dengan peran tari. Jenis tersebut
seperti properti boneka yang digunakan pada sajian tari Bondhan Sayuk (Maryono
2012: 68).
yang dalam beberapa hal, merupakan pokok makna tarian secara keseluruhan.
Properti merupakan salah satu wujud bawaan yang berbeda antara koreografi yang
satu dengan yang lainnya. Kehadiran tokoh atau peran dalam koreografi adalah
tokoh adalah pemikiran tentang pemilihan motif gerak, gaya yang dirujuk serta
penggambaran objek manusia atau binatang dan sebagai musik internal yang
dimainkan sebagai alat bantu menari sehingga bunyi-bunyian yang terjadi adalah
pelengkap sajian tari. Penggunaan properti saat menari menimbulkan tenaga yang
digunakan dalam ragam gerak tertentu terlihat jelas. Kesan yang muncul secara
jelas mampu memperlihatkan nilai keindahan tari melalui properti tari yang
digunakan. Properti tari juga digunakan sebagai cara menyampaikan pesan dalam
2.2.4.12 Pencahayaan
Tata Lampu atau lighting harus diperhatikan karena lighting ini untuk
pentas bukan hanya sekedar untuk penerang semata tetapi juga berfungsi untuk
menciptakan suasana atau efek dramatik. Lampu-lampu khusus yang disebut spot
light adalah yang paling ideal karena dengan lampu khusus daerah yang lemah
pun bisa menjadi daerah yang kuat. Juga bisa memakai lampu dengan warna-
warna khusus atau disebut colour medium yang bisa memberi suasana tertentu.
sewarna karena akan menghapus warna pada kostum dan rias wajah. Contoh,
colour medium warna merah akan menghapus kostum warna merah, bahkan bila
sama-sama kuat warna merah akan berubah menjadi putih. Colour medium warna
kuning muda akan memperjelas warna kostum, sedangkan warna biru dapat
mempertegas ide yang disampaikan kepada penonton. Pada zaman modern ini
Penataan lampu atau sinar bukanlah sekedar sebagai penerang semata melainkan
berfungsi untuk menciptakan suasana atau efek dramatic dan memberikan daya
67
hidup pada sebuah pertunjukan seni, baik langsung maupun tidak langsung (Jazuli
2008: 30).
menyinari arena permainan serta menimbulkan efek artistik. Tata cahaya adalah
kamera mampu melihat obyek dengan jelas dan menciptakan ilusi sehingga
penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu
macam warna cahaya dalam suatu adegan tari menambah nilai keindahan
tersendiri. Melalui pencahayaan yang tepat tari akan terlihat semakin jelas,
untuk membuat bagian-bagian pentas sesuai dengan keadaan lakon dan menyinari
daerah tertentu maka akan ada sesuatu atau suasana yang lebih hendak ditonjolkan
ESTETIKA
NILAI KEINDAHAN
BAB III
METODE PENELITIAN
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai sumber data dilakukan secara purposive dan
2008: 15).
proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika
penelitian melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif (Azwar 2013: 5).
penting untuk diteliti. Data kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas
dalam hal ini datanya berupa deskripsi yang berwujud kata-kata atau kalimat yang
rekaman suara dan diproses sebelum siap digunakan sebagai bahan, diproses
melalui beberapa proses yakni pencatatan, pengetikan, atau alih tulis. Metode
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga
sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak
kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif
menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah
untuk difahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar
yang diperoleh. Uraian kesimpulan didasari oleh angka yang diolah tidak secara
ini lebih menitik beratkan keutuhan (entity) sebuah fenomena budaya, bukan
memandang budaya secara parsial. Dalam kaitan ini, unsur pengamatan sangat
penelitian kualitatif karena peneliti ikut berbaur dan terlibat langsung dalam
rangkaian kegiatan yang menjadi objek penelitian untuk mengkaji estetika yang
pokok tari (tenaga, ruang, dan waktu) serta unsur pendukungnya seperti iringan,
rias wajah dan busana, tempat pertunjukan, waktu pertunjukan, tata cahaya,
mendeskripsikan nilai keindahan yang ada dalam tari Lenggang Pari melalui
bentuk tari yang terdiri dari unsur pokok dan unsur pendukung tari.
Secara garis besar estetika dipilahkan menjadi dua golongan, yakni: (1)
estetika tentang alam yang tidak diciptakan manusia dan (2) estetika yang
Tuhan bersifat sempurna, sedang estetika buatan manusia bersifat imitasi yang
sebuah studi tentang keindahan dan lebih luas merupakan suatu kepekaan untuk
Dalam menikmati estetika suatu karya seni tidak hanya dilihat dari kemasannya
saja, namun juga faktor-faktor dari luar objek yang mendukungnya (Djelantik
1999: 17-18).
sebenarnya saling terkait, yakni memandang karya seni tari secara bentuk fisik
atau intraestetik dan melalui konteks bagaimana tari tersebut dipandang bersama
ilmu pengetahuan yang lain atau ekstraestetik. Peneliti melihat tari Lenggang
Pari lewat wujud tekstualnya secara koreografis, dibantu oleh teori Hayes dengan
keseimbangan, dan keselarasan. Teori Hayes mengenai prinsip bentuk seni ini
2014: 75).
Namun pendekatan ini memiliki peran yang sama pentingnya dalam sebuah
penelitian. Dua pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan emik dan etik.
dimana data yang diperoleh dari sudut pandang peneliti (Endraswara 2012: 35).
Pendekatan emik merupakan esensi yang sahih untuk satu bahasa atau satu
kebudayaan pada satu waktu tertentu, pendekatan emik merupakan usaha untuk
mengungkap dan menguraikan pola suatu bahasa atau kebudayaan tertentu dari
cara unsur-unsur bahasa atau kebudayaan itu berkaitan satu dengan lainnya dalam
melakukan fungsi sesuai dengan pola tersebut. Pendekatan emik adalah struktur
yang berarti penulis berasumsi bahwa perilaku manusia terpola dalam sistem pola
2012: 82).
emik, suatu klarifikasi etik telah dibuat atas dasar tipe-tipe yang telah disusun
sebelumnya terhadap sistem kultur atau bahasa tertentu dalam contoh demikian
pendekatan etik adalah pra struktural, dengan penggunaan cara khusus sebagai
perkiraan sampai mencapai analisis sistem struktur bahasa dan kultur etik.
Analisis memiliki salah satu diantara banyak kemungkinan klasifikasi etik umum
Etik Emik
membandingkannya
konseptual
berlaku universal
menjadikan dirinya sebagai bagian utuh kebudayaan yang diteliti. Peneliti ikut
Tari Lenggang Pari tergolong tarian yang baru, tetapi pola geraknya
pendekatan emik karena istilah-istilah yang dipakai merupakan nama atau bahasa
yang ada dalam tari Jawa, seperti ukel karno, tawing, nanggung, tanjak,
76
peneliti apabila tidak ditemukan istilah-istilah atau bahasa yang ada dalam
pendekatan emik, sehingga peneliti harus membuat kode sendiri sebagai perkiraan
penelitian dilakukan (Kutha Ratna 2007: 296). Lokasi ditentukan oleh data, maka
mengikuti kepentingan data tersebut. Lokasi yang dianggap baik belum tentu
menyediakan data yang baik, tetapi data yang baik harus diusahakan untuk diteliti
Barat Kota Tegal tepatnya di Sanggar Seni Perwitasari yang dipimpin oleh Ibu
bermotor.
Kemandungan Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal adalah tari Lenggang Pari
Tegal Barat Kota Tegal beserta aspek-aspek yang mendukung baik pemilik
77
sanggar, penari, pemusik dan beberapa orang penikmat tari Lenggang Pari,
sedangkan sasaran dalam penelitian ini yaitu pada Estetika Bentuk Pertunjukan
3.3.1 Observasi
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera, jadi mengobservasi dapat
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang
observasi berperan aktif, peneliti selain sebagai pengamat juga mengambil peran
kedatangan peneliti terhadap objek yang diteliti kadarnya lebih besar dari pada
dua yaitu:
b. Observasi tidak langsung yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak
Seni Perwitasari milik Ibu Damayanti dan Bapak Priambodo selaku pimpinan dari
pokok nilai keindahan bentuk tari yang dianalisis melalui aspek pokok koreografi
Lenggang Pari dalam berbagai acara. Alat yang digunakan dalam proses
dokumentasi berupa kamera digital untuk foto dan vidio serta handphone untuk
di beberapa tempat untuk memperoleh data yang akurat mengenai estetika bentuk
Untuk memperoleh data yang valid, peneliti juga terjun langsung dan
Desa Ketanggungan Brebes dalam rangka panen raya nasional padi MSP. Hasil
observasi memperoleh data mengenai bentuk pertunjukan tari Lenggang Pari serta
keseluruhan.
Perwitasari dan penciptaan tari Lenggang Pari. Proses penciptaan gerak tari
Lenggang Pari, bentuk pertunjukan tari Lenggang Pari secara keseluruhan dari
aspek pokok gerak sampai aspek pendukung berupa rias, busana, tata cahaya,
pelaku, tempat, properti. Proses latihan tari Lenggang Pari hingga persiapan
dalam pertunjukan tari Lenggang Pari serta keunikan yang terdapat dalam tari
Pari, teknik dalam melakukan gerak tari Lenggang Pari, penyusunan komposisi
pada tari Lenggang Pari, persiapan dalam pertunjukan tari Lenggang Pari secara
pertunjukan pementasan tari Lenggang Pari yaitu di gedung Pusat Kegiatan Guru
Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal dalam rangka FLS2N tahun 2017 Kecamatan
Tegal Timur Kota Tegal. Hasil observasi memperoleh data mengenai bentuk
data mengenai letak dan kondisi geografis lokasi penelitian, kehidupan sosial
Kemandungan.
penata iringan tari Lenggang Pari. Hasil observasi memperoleh data mengenai
penjelasan alat-alat musik yang digunakan dalam pembuatan musik tari Lenggang
Pari beserta tembang-tembang dan notasi garap. Observasi pada tanggal 25 April
dengan 4 penari tari Lenggang Pari. Hasil observasi memperoleh data mengenai
81
bentuk pertunjukan tari Lenggang Pari dari aspek dasar yaitu gerak dan aspek
pendukung meliputi tata rias, tata busana, iringan, tempat, properti. Jadwal latihan
yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati. Selain itu peneliti
untuk bertanya lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti. Teknik
mengambil gambar maupun video segala aktivitas yang dilakukan sebelum dan
3.3.2 Wawancara
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
82
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawncara, pengumpul
terstruktur. Tujuan dari wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini
untuk dijawab atau direspon oleh terwawancara. Peneliti dapat bertatap muka
langsung dengan pihak yang terkait dengan pertunjukan tari Lenggang Pari.
dan rinci tentang estetika bentuk tari Lenggang Pari, peneliti memilih narasumber
Wawancara dilakukan pada tanggal 9 April 2017 pukul 16.00 WIB dengan
informan Priambodo selaku ketua sanggar seni perwitasari dan Damayanti selaku
Lenggang Pari. Proses penciptaan gerak tari Lenggang Pari, bentuk pertunjukan
tari Lenggang Pari secara keseluruhan dari aspek pokok gerak sampai aspek
pendukung berupa rias, busana, tata cahaya, pelaku, tempat, properti. Proses
latihan tari Lenggang Pari hingga persiapan dalam pertunjukan tari Lenggang Pari
serta keunikan yang terdapat dalam tari Lenggang Pari yang membuat
Lenggang Pari.
Surokhim selaku lurah dan Darmawan selaku Kasi Tata Pemerintahan Kelurahan
tumbuh dan berkembang serta upaya-upaya yang dilakukan pihak kelurahan untuk
Kemandungan.
3) Pemusik
Juli 2017 dengan Slamet Waluyo selaku penata iringan. Hasil wawancara yaitu
untuk mengetahui jenis iringan yang digunakan, alat musik yang dipakai, dan
4) Penari
Wike dan Putri selaku penari. Hasil wawancara memperoleh data mengenai
bentuk pertunjukan tari Lenggang Pari dari aspek dasar yaitu gerak dan aspek
pendukung meliputi tata rias, tata busana, iringan, tempat, properti. Jadwal latihan
3.3.3 Dokumentasi
digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal
85
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto 2013: 274).
bentuk pertunjukan tari Lenggang Pari. Dokumen yang digunakan peneliti disini
informan, sehingga gambar atau foto yang diambil dapat dijadikan sebagai bukti
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
Menurut Janet Adshead dalam Murgiyanto (2002: 9-10), dalam bukunya Dance
86
Analysis: Theory and Practice, membagi proses analisa tari ke dalam empat tahap
sebagai berikut:
konteks pertunjukan, gaya dan genre, tema, isi tarian, dan konsep interpretasi
spesifik.
dengan gaya dan genre, isi dan pesan tari; konsep-konsep spesifik tarian yang
pertunjukan tari terdiri atas dua tahap. Tahap pertama mencermati hal-hal yang
berkaitan dengan “teks” atau pertunjukan tari: gerak, tari, koreografi, dan produksi
dalam kaitan tempat dan kurun waktu serta hal-hal yang berkaitan sejarah aspek,
budaya, sosial, politik, ekonomi, agama yang merupakan bekal penting untuk
berikut:
dengan melihat aspek pokok tari dan aspek pendukung tari antara lain gerak
(tenaga, ruang, dan waktu), iringan, tata rias dan busana, tata lampu, tata suara,
penari, aspek visual berupa wujud bentuk pertunjukan tari Lenggang Pari yang
suatu gagasan atau ide yang dituangkan dan dapat dimunculkan gerak, suasana,
pertunjukan tari Lenggang Pari dilihat dari segi koreografi meliputi aspek
pokok tari dan aspek pendukung tari. Hubungan itu adalah hubungan antar
komponen gerak dengan tema, iringan rias busana. Dalam sub komponen gerak
juga dicari hubungan antar elemen gerak, perjalanan ruang dan waktu: bentuk
dengan busana, properti, tata lampu dan suara, tempat pertunjukan dan
properti.
88
dari berbagai sumber, antara lain informasi dari narasumber yaitu pemilik sanggar
Lenggang Pari, dan Dinas Kebudayaan Kota Tegal. Data diperoleh melalui
wawancara dan dokumentasi kemudian dianalisis lebih lanjut sesuai masalah yang
diungkapkan dalam penelitian ini. Dari hasil data yang diperoleh tersebut maka
hasil penelitian dianalisis secara tepat agar kesimpulan yang diperoleh juga tepat.
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji
validitas dan reliabilitas. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
atau temuan. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
tingkat kebenaran tentang data dari lapangan (Maryono 2011: 113). Menurut
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Hal itu dapat
dicapai dengan jalan: 1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
apa yang dikatakan secara pribadi; 3) membandingkan apa yang dikatakan orang-
orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; 4)
pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau
dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Dengan
triangulasi sumber data dapat dicapai dengan cara membandingkan data berupa
bentuk pertunjukan tari Lenggang Pari yang telah disaksikan pada pertunjukan
dengan wawancara dengan Ibu Damayanti dan Bapak Priambodo selaku penata
gerak tari Lenggang Pari dan penari tari Lenggang Pari yaitu: Dimas, Zulfa, Wike,
Putri tentang tari Lenggang Pari mengenai bentuk tari Lenggang Pari dan nilai
wawancara dengan dokumen yang telah ada, yaitu dokumen yang berupa video
90
pertunjukan tari Lenggang Pari yang kemudian diulas kembali dengan penjelasan
tentang bentuk tari Lenggang Pari dengan cara wawancara kepada pihak sumber
pertanyaan yang mempunyai pokok masalah yaitu untuk mengetahui bentuk tari
Lenggang Pari dan nilai keindahan bentuk tari Lenggang Pari untuk menggali
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau
yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber
data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang
teknik digunakan oleh peneliti dengan cara melakukan pengecekan terhadap data
yang diperoleh yaitu tentang bentuk tari Lenggang Pari dan nilai keindahan
bentuk tari Lenggang Pari dengan melihat beberapa dokumentasi yang ada dan
kemudian dihubungkan atau dibandingkan dengan metode yang sama, maka untuk
pertunjukan tari Lenggang Pari diperoleh data dilapangan yaitu tentang gerak,
penari, iringan, tema, tata rias, tata busana, properti, pola lantai, tata pentas, tata
91
dianalisis berdasarkan bentuk tari Lenggang Pari dan nilai keindahan bentuk tari
Lenggang Pari.
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi berbeda. Bila hasil
dikumpulkan dengan wawancara di pagi hari saat narasumber masih segar, belum
memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Waktu yang dipilih
pertunjukan tari Lenggang Pari. Hal ini dalam rangka pengujian kredibilitas data
observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda. Bila hasil uji
BAB IV
Tegal. Lokasi penelitian ini mempunyai letak, kondisi geografis dan demografis
sebagai berikut:
terbagi menjadi 3 RW yaitu RW 1 terdiri dari 4 RT, RW 2 terdiri dari 6 RT, dan
Letak objek penelitian tari Lenggang Pari terletak di Jalan Sukardi No.32
Sanggar Seni Perwitasari ini berada dekat dengan pusat kota dan berada dekat
Tegal, SMK Bhakti Karya Kota Tegal. Sanggar Seni Pewitasari berada di pusat
perkantoran dan Pasar Modern seperti Rita Mall, Transmart Tegal, Pacific Mall.
pusat Kota Tegal 2 km, dan ke pusat pemerintahan Kecamatan 1 km. Letak
Sanggar Seni Perwitasari berada di rumah pribadi milik Ibu Damayanti dan Bapak
lingkungan yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh industri, PNS dan
wiraswasta.
kendaraan pribadi dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dari pusat Kota Tegal.
maupun kendaraan umum, hal ini dikarenakan karena akses transportasi di daerah
Kelurahan Kemandungan Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ini dipenuhi banyak
4.1.3 Kependudukan
Kemandungan sebanyak 3.681 jiwa, terdiri dari 1.815 jiwa penduduk laki-laki dan
kelompok umur, mata pencaharian, tingkat pendidikan dan jumlah fasilitas umum
6. 25 – 29 93 117 210
24 tahun. Usia penari tari Lenggang Pari antara 15-19 tahun termasuk usia remaja
berjumlah sekitar 10 orang. Usia 20-24 tahun termasuk usia tahap pendewasaan
bekerjasama yang baik dengan tingkat kesadaran dan pembawaan diri cukup baik.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yanti tanggal 9 April 2017, hal ini amat
penting dalam pembelajaran dan perkembangan tari Lenggang Pari hingga tujuan
4. Budha 85 orang
5. Hindu 14 orang
kewajiban sesuai dengan ajaran agama nya masing-masing sebagai ungkapan rasa
syukur atas karunia Tuhan dengan penuh khikmat agar senantiasa dalam
4. Pengusaha 50 orang
PNS / TNI / POLRI. Hal ini tidak berkaitan dengan pertunjukan tari Lenggang
97
menengah atas maupun perguruan tinggi, meskipun ada beberapa penari yang
tergolong cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan jumlah lulusan tingkat SLTA
yang cukup banyak yaitu berjumlah 921 orang. Kenyataan yang ditemui peneliti
di lapangan menunjukan sebagian besar penari adalah siswa SMA dan Perguruan
orang penari sudah bekerja. Pada saat pertunjukan tari Lenggang Pari mayoritas
menyeluruh dari tingkat pendidikan rendah sampai perguruan tinggi. Kerja keras,
kerja sama, kekeluargaan, semangat yang membara, keahlian atau bakat serta
Apresiasi masyarakat dari kalangan petani hingga pejabat daerah setempat yang
ditunjukan dengan perasaan senang akan memberikan motivasi dan kekuatan baru
1. Masjid 2
2. Mushola 6
3. Pasar modern 1
4. Lapangan Olahraga 1
5. PAUD 2
7. SD/MI 5
8. SMA/SMK/MA 1
9. Perguruan Tinggi 1
10. Posyandu 3
11. Puskesmas 1
14. TP PKK 1
99
17. Wartekkel 1
Tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa jumlah fasilitas umum yang paling
banyak adalah mushola sebagai sarana tempat ibadah. Namun sarana dan
prasarana yang berhubungan dengan tari Lenggang Pari adalah sarana yang dapat
digunakan sebagai sarana tempat latihan adalah lapangan olahraga, karang taruna,
PAUD, SD, SMK, UNNES PGSD. Gedung tersebut dapat digunakan sebagai
tempat latihan karena tempat-tempat tersebut cukup luas untuk latihan para penari
akan tetapi Sanggar Seni Perwitasari menggunakan fasilitas umum milik kota
Tegal yaitu Pendopo Ki Gede Sebayu sebagai tempat latihan. Sarana dan
menjelang pertunjukan.
lokasi penelitian tari Lenggang Pari. Sanggar Seni Perwitasari berdiri sejak tahun
2002 dan sudah mendapatkan pengakuan serta pengesahan dari pemerintah Kota
Tegal. Sanggar Seni Perwitasari dipimpin dan dikelola oleh Bapak Priambodo dan
Ibu Damayanti yang juga menggeluti bidang seni terutama tari. Awalnya sanggar
100
ini dibuat karena dorongan kedua orang tua Pak Pri, dengan tujuan untuk
Perwitasari diambil dari nama air suci yang abadi sebagai filosofi dalam
penamaan sanggar dengan maksud supaya ilmu yang disampaikan kepada anak
didik dapat menjadi sumber penghidupan yang bermanfaat dan berlangsung lama.
“.....Awal pertama kali berdiri itu belum ada murid, untuk pendanaan kita
memulai nya dari menari berdua mba mewakili Kota Tegal. Pada tahun
2003 mulai tetaangga kanan kiri ada yang ingin ikut, murid-murid dari
sekolah-sekolah yang saya dan Bu Yanti bina yang memang punya talenta
khusus kita gabungkan ke sanggar. Pada saat ada kegiatan-kegiatan
tertentu dari murid sanggar kita libatkan sebagai kepengurusan
didalamnya. Didalam perkembangannya walaupun kami mengalami
pasang surut keanggotaan karna kami pijakannya tidak dimateri jadi,
alhamdulillah sanggar seni perwitasari bisa eksis sampai sekarang
dengan modal itu tadi berniat kebersamaan untuk belajar. Karena tujuan
utama kami mendirikan sanggar ini untuk pelestarian kebudayaan.
Dengan sukarela kami berdua berfikir shodakoh ilmu mudah-mudahan
ilmu itu bermanfaat dan pelestarian kebudayaan jawa agar tidak
punah.....”
Sanggar Seni Perwitasari aktif digunakan untuk berlatih tari khususnya tari
jawa. Jadwal latihan rutin di Sanggar Seni Perwitasari dilakukan pada hari
Minggu sore mulai pukul 15.00 – 17.00 bertempat di Pendopo Ki Gede Sebayu
Kota Tegal. Sejak banyaknya murid yang berlatih di Sanggar Seni Perwitasari
lingkungan kantor walikota Tegal. Hal ini merupakan wujud apresiasi dan
sambutan yang baik dari pemerintah Kota Tegal terhadap Sanggar Seni
Perwitasari. Siswa yang belajar berlatih tari di Sanggar Seni Perwitasari terdiri
dari berbagai kalangan tingkat pendidikan dan usia serta kemampuan menari. Ada
siswa yang memang benar-benar dari dasar berlatih menari, ada juga siswa yang
101
memang sudah mempunyai bakat dan tetap belajar menari secara bersama-sama
dari gerakan dasar sampai dapat mengembangkan. Latihan dasar pada Sanggar
Seni Perwitasari biasanya diberikan injeksi berupa olah tubuh selama 1 jam
pertemuan. Materi yang diberikan disesuaikan dengan usia siswa, akan tetapi
semua siswa wajib mendapatkan latihan gerak dasar tari jawa seperti pengenalan
ragam gerak dasar tangan, ragam gerak dasar kaki, tolehan dan sikap mendhak
pemahaman tentang gerakan dasar menari pada tari Jawa sebagai bekal
pengetahuan dan kelancaran pada materi berikutnya. Siswa siswi ini berasal dari
anak-anak binaan Ibu Damayanti dan Bapak Priambodo di sekolah formal, dari
tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi, berawal mula dari itu
sekarang jumlah siswa yang aktif latihan menari mencapai 50 orang. Siswa yang
mengikuti latihan di Sanggar Seni Perwitasari ini berasal dari tingkat pemula,
lanjut dan mahir. Pembagian kelas menari berdasarkan usia dan kemampuan diri
siswa tersebut. Pada kelas pemula lebih mendetail diberikan latihan fisik dan
kekuatan otot melalui olah tubuh. Pengenalan ragam gerak dasar tari Jawa secara
bertahap dan dalam satu rangkaian. Siswa juga dilatih kepekaan iringan dengan
tari. Siswa diberikan latihan ragam gerak dasar tari Jawa dengan mengenal ragam
rangkaian gerak tari dengan diberikan materi tari kreasi dolanan seperti Suwe Ora
Jamu yang gerakannya sudah dibuat oleh penata tari sebagai pelatih. Untuk kelas
102
lanjut dan mahir mulai diberikan tarian yang memang khusus diciptakan oleh Ibu
Damayanti dan Bapak Priambodo sebagai materi ajar di Sanggar Seni Perwitasari
mengajar menari. Selain tarian khusus tersebut siswa di Sanggar Seni Perwitasari
juga diajarkan tari bentuk tari kreasi Jawa, tari Klasik Jawa seperti tari Topeng
Endel, Tari Gambyong, Gagahan Putra, Jemparingan, tari Golek dan tari
Gambyong. Siswa juga diajarkan tarian yang diciptakan khusus oleh Ibu
Bedayan Pancasakti, tari Giyul Bahari, tari Srimpen Dharmasetra, tari Panca
Kusuma, tari Bedayan Dipa Arimurcitta, tari Lengger, tari Jaipong Pancasakti dan
tari Ambu Sakanti. Selain tarian bentuk siswa juga dilatih untuk berkreatifitas dan
masing siswa.
makeup dalam berbagai acara. Hasil latihan menari di Sanggar Seni Perwitasari
sangat baik, hal ini didukung oleh niat siswa dalam berlatih dan keseriusannya.
Selain itu daya kreatifitas penata tari dalam menciptakan tarian seperti pada Tari
Lenggang Pari. Tari Lenggang Pari sudah sering ditampilkan diberbagai acara dan
diberbagai tempat seperti di Cirebon & Brebes pada acara Panen Raya Nasional
Padi MSP, di Pendopo Ki Gede Sebayu dalam acara Pembukaan Piala Gubernur
Jawa Tengah, di Taman Rakyat Slawi dalam acara HUT Kabupaten Tegal 2016,
Kamus Bahasa Jawa Tegal, dan pada acara HUT BNI yang mewakili BNI cabang
Tari Lenggang Pari adalah sebuah tarian kreasi baru yang diciptakan pada
akhir bulan November tahun 2015 oleh Ibu Damayanti. Tari Lenggang Pari
terinspirasi dari panen raya padi MSP seluruh Indonesia yang diadakan di Kota
105
Cirebon. Tari Lenggang Pari merupakan tarian putri yang ditarikan secara
berupa warna merah dan putih yang melambangkan suatu kesuburan dalam
kehidupan masyarakat. Warna merah dalam tari Lenggang Pari berarti suci,
sedangkan warna putih adalah hidup atau nyawa. Warna meerah menjadi
Tari Lenggang Pari merupakan komposisi tari berpasangan putra dan putri.
Tari berpasangan ini merupakan bentuk tari kerakyatan yang disajikan untuk
masyarakat yang bekerja sebagai petani. Lenggang dalam tarian ini diartikan
sebagai aktifitas masyarakat dalam bertani, tari Lenggang Pari disajikan oleh
penari putra dan putri sebagai wujud dari lambang kesuburan yang berkaitan erat
dengan kemakmuran masyarakat melalui hasil panen padi MSP yang berlimpah.
Tari Lenggang Pari merupakan ekspresi jiwa, konsep, atau gagasan seniman
pelakunya (penari dan musisi) yang diungkapkan dengan bentuk pola pengaturan
ritme gerak dan pola ruang secara berpasangan oleh penarinya. Tari Lenggang
Tari Lenggang Pari termasuk tari kreasi yang masih berpijak pada gerak
tari tradisi gaya surakarta dan tegalan, gerak-gerak tari Topeng yang sudah
yang indah hingga akhirnya menjadi suatu tarian. Beberapa gerakan yang khas
pada tari Lenggang Pari memiliki nama ragam, yaitu seperti Lumaksono Ngracik,
2017).
dramatik, gerak, penari, pola lantai, ekspresi wajah/polatan, tata rias, tata busana,
Pola pertunjukan tari Lenggang Pari terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Berikut uraian penjelasan pola
Bagian awal dari tari Lenggang Pari ditandai dengan ilustrasi musik suara
burung yang menggambarkan suasana ladang yang berkaitan erat dengan petani.
untuk menuju ke sawah. Kemudian tanda dimulainya jalan masuk penari putri ke
area panggung ditandai dengan perubahan musik dari ilustrasi ke tembang. Penari
107
mengayunkan kedua tangan secara bergantian dan dimulai dari tangan kanan
Srisig.
Bagian inti pertunjukan tari Lenggang Pari dimulai saat penari putra dan
putri berada di atas panggung. Penari mulai menarikan tari Lenggang Pari dengan
alunan musik yang bersenandung. Bagian inti dari pertunjukan tari Lenggang Pari
dimulai ketika penari putra dan putri menarikan tarian dengan ragam gerak
Nandur dan mulai memainkan properti dalam menari. Penari menarikan tari
Lenggang Pari secara utuh dari ragam gerak Nandur, Ngusir Manuk, Ngasoh,
Pada bagian ini merupakan penggambaran dari kegiatan bertani dari menanam
Bagian akhir dari pertunjukan tari Lenggang Pari ditandai pada saat penari
putri melakukan gerakan Lembehan Putri dan penari putra melakukan gerakan
atas hasil panen padi yang berlimpah dan diakhiri dengan pose meletakkan caping
4.4.2.1 Tema
royongan, bekerja keras, sifat bersyukur dan nilai kebahagiaan. Tema yang
diambil dalam pertunjukan tari Lenggang Pari diperoleh dari hasil observasi
secara langsung penata tari dengan masyarakat yang bekerja sebagai petani,
menikmati suasana persawahan dan kehidupan petani. Hal ini sangat berpengaruh
pada kualitas tari Lenggang Pari. Garapan yang matang pada tari Lenggang Pari
dapat menyampaikan pesan-pesan yang terkandung dalam tarian secara utuh dan
dapat diterima oleh penonton. Keutuhan tersebut mampu memiliki nilai estetik
sehingga maksud dan tujuan dari tema tersebut mampu tersampaikan kepada
royongan, bekerja keras, sifat bersyukur dan nilai kebahagiaan akan benar-benar
pekerjaan sebagai petani. Cerita yang diangkat dalam pertunjukan tari Lenggang
Nilai estetis pertunjukan tari Lenggang Pari dari segi alur cerita nampak dari
cerita rangkaian kegiatan bertani yang diwujudkan melalui gerak-gerak tari. Alur
cerita tersebut dirangkai secara utuh dalam rangkaian gerak tari, iringan, rias
4.4.2.3 Gerak
eksplorasi, improvisasi dan komposisi oleh penata tari. Gerak pada tari Lenggang
Pari berpijak pada tari kerakyatan gaya surakarta. Bentuk gerak tari Lenggang
Tari Lenggang Pari memiliki perincian gerak yang dapat dilihat melalui
unsur ragam gerak Tari Lenggang Pari dan deskripsi gerak tari Lenggang Pari.
Unsur ragam gerak tersebut meliputi ragam gerak kepala, tangan, kaki dan badan.
Elemen tubuh tersebut dapat diuraikan ke dalam sikap dan unsur gerak dalam tari
dan dirangkai secara utuh menjadi tari Lenggang Pari yang memiliki sifat gerak
lincah, dinamis, atraktif dan energik. Bentuk dari tarian ini merupakan interaksi
penari putra dan penari putri. Keberadaan penari putra dan putri menunjukan
kebersamaan, rasa saling tolong menolong dan kerukunan sesuai dengan konsep
Berikut ini adalah tabel deskripsi ragam gerak tari Lenggang Pari yang
dapat diuraikan dari nama ragam gerak, deskripsi ragam gerak, keterangan
hitungan atau ketukan gerak dan gambar foto sikap dari masing-masing ragam
1-8
Ayunan kedua
tangan ke sisi
kanan kiri
penari putra
dan putri
1-8
Ayunan kedua
tangan ke sisi
kanan kiri
penari putra
dan putri
sejajar
2. Penghubung 1 x 8 hitungan Putri : sikap telapak Ragam gerak
terdiri dari: tangan nyekithing penghubung
kemudian posisi dilakukan
1-4 tangan dibalik, ketika iringan
Penari putri tangan kiri ditekuk tari masuk
melakukan di depan pusar dan pada musik
gerakan tangan kanan vokal dengan
lontang kedua dilontangkan ke arah suasana
tangan ke sisi samping kanan sayup-sayup,
kanan dengan kaki kanan tempo gerak
penari putra mancat ke depan sedang dan
merentangkan dilakukan secara ritmenya
kedua tangan berulang ke kiri dan tidak ajeg.
kanan dan berhenti
5-6 dengan pose tangan
Penari putri kiri lontang ke kiri
melakukan agak sedikit ditekuk
gerakan dengan kaki kiri
lontang kedua jinjit di samping kaki
tangan ke sisi kanan, tolehan ke
kiri arah tangan kiri
penari putra posisi badan
menyilangkan mendak.
kedua tangan
Putra : posisi badan
7 mendhak, kedua kaki
Penari putri membuka lebar
lontang kedua kemudian kaki kiri
tangan ke sisi ditarik agar menutup
kanan dengan dan sejajar lurus satu
kaki kanan kepal tangan, badan
mancat ditegakkan, kedua
112
1- 8 berjalan mundur
Badan penari sambil
putra dan putri menggetarkan kedua
hadap depan, pundak dan
membungkuk menggerakan caping
dan kedua dengan posisi badan
tangan membungkuk dan
menggetarkan caping menutupi
caping di wajah.
depan wajah
4. Nandur 4 x 8 hitungan Putri dan Putra : Ragam gerak
terdiri dari: Posisi badan nandur
membungkuk, kedua dilakukan
1-2 tangan lurus ke ketika iringan
penari putra depan sejajar telinga masuk pada
dan putri dan menggerakan bagian musik
merentangkan caping, tangan kanan berirama
kaki kanan lepas dari caping dengan
mancat ke kemudian menyilang suasana
samping lurus ke bawah ke riang, tempo
kanan, tangan depan kaki kiri gerak yang
kanan lurus ke sambil kaki kanan dilakukan
bawah berada membuka cepat dan
di depan kaki melangkah ke kanan, ritme
kiri, tangan kaki kanan menutup geraknya
kiri memegang sambil tangan kanan ajeg.
caping, membuka ke arah
kemudian kaki kaki kanan
kiri geser ke kemudian badan
arah kanan tegap lurus, kedua
diikuti tangan tangan memegang
kanan lurus ke caping lurus
bawah di kebawah caping
depan kaki berada sejajar pusar
kanan kaki kiri mancat ke
depan, gerakan
3-4 tersebut dilakukan
Penari putra berulang-ulang
dan putri sebanyak delapan
merentangkan kali dan bergerak ke
kaki kanan arah kanan.
mancat ke
samping
kanan, tangan
kanan lurus ke
bawah berada
114
di depan kaki
kiri, tangan
kiri memegang
caping,
kemudian kaki
kiri mancat ke
depan, kedua
tangan
menekan
caping ke
bawah posisi
badan lurus
Dilakukan
berulang-ulang
sebanyak 4 x 8
hitungan
dengan
gerakan sama
5. Ngusir 6 x 8 hitungan Putri : Kedua tangan Ragam gerak
Manuk terdiri dari: mengangkat caping ngusir manuk
untuk dikenakan dilakukan
1-4 diatas kepala ketika iringan
Kedua tangan kemudian berputar masuk pada
penari putri ke arah kanan dan bagian musik
ngrayung dan kedua telapak tangan berirama
berputar, kaki ditepukkan, dengan
kiri penari selanjutnya kedua suasana
putra tangan ditekuk riang, tempo
membuka ke dengan sikap tangan gerak yang
samping kiri ngrayung, badan dilakukan
kedua tangan serong kiri dan kaki cepat dan
memegang kanan diangkat. ritme
caping Kemudian berputar geraknya
digerakan ke kembali ke arah ajeg.
arah kiri dan kanan dengan posisi
kanan tangan ditekuk lurus
kedepan dengan
5-6 sikap tangan
Kedua tangan ngrayung. Tangan
penari putri ditepukkan
tepuk-tepuk kemudian dikibaskan
didepan dada ke arah kiri, kaki kiri
dari arah kanan melangkah ke kiri
ke kiri, kaki sedikit dan kaki
kanan penari kanan diloncatkan,
115
1-8
Penari putra
berlari kecil-
kecil sambil
berputar,
penari putri
merentangkan
kedua tangan
1-8
Penari putra
berjalan ke
arah samping
kiri, penari
putri
melakukan
gerakan tangan
dengan
sembahan serta
membuka
tangan lebar
kesamping
kanan kiri
1-4
Penari putra
menurunkan
penari putri
5-8
Penari putri
mendhak
kedua tangan
120
disatukan
melakukan
sembahan,
penari putra
jengkeng
kedua tangan
melakukan
sembahan
9. Ngani-ani 6 x 8 hitungan Putri : caping Ragam gerak
terdiri dari: diletakkan di pinggul ngani-ani
sebelah kiri dengan dilakukan
1-2 ditopang tangan kiri, ketika iringan
Tangan kiri kemudian tangan masuk pada
penari putri kanan bergerak bagian
memegang kebawah caping gendhing
caping terbalik dengan tangan lancaran
di sisi pinggul terbuka sambil lesung
kiri, tangan badan membungkuk jumengglung
kanan sambil mendhak. slendro sanga
ngrayung Kemudian tangan dengan
bergerak kanan naik ke atas suasana
dibawah caping, kaki berjalan sangat riang,
caping dengan double step secara tempo gerak
kaki kiri bergantian dan sedang dan
didepan, kedua mengembat. ritme
kaki penari Kemudian kedua geraknya
putra tangan mengangkat ajeg.
membuka caping ke atas.
lebar dan
berjalan ke Putra : kedua tangan
arah samping mengangkat caping
kanan dengan dari atas kepala dan
kedua tangan di letakan ke bawah
direntangkan kaki jengkeng.
Kemudian penari
3-4 naik posisi badan
Tangan kanan tegak dan kedua kaki
ngrayung membuka lebar
bergerak diatas dengan kedua tangan
caping dengan membuka kesamping
posisi kaki kanan dan kiri
kanan di sejajar pundak.
depan, kedua Kemudian kaki kiri
kaki penari menyilang
putra kebelakang kaki
membuka kanan badan
121
Dilakukan
secara
berulang-ulang
dengan rincian
hitungan dan
gerak yang
sama,
122
sebanyak 2 x 8
hitungan
10. Ndheplok 3 x 8 hitungan Putri : kedua tangan Ragam gerak
terdiri dari: di gerakan naik turun ndheplok
kaki mancat dilakukan
1-8 bergantian. ketika iringan
Kedua tangan masuk pada
penari putri Putra : kaki bagian
ditekan melakukan gerakan gendhing
kebawah kaki junjungan sambil lancaran
kanan kiri lompat secara lesung
bergantian bergantian di ikuti jumengglung
mancat gerakan tangan slendro sanga
kedepan, ngepel tekuk dan dengan
kedua tangan kambeng secara suasana
penari putra bergantian. sangat riang,
ngepel dengan tempo gerak
kaki kanan dan cepat dan
kiri onclang ritme
secara geraknya
bergantian ajeg.
Dilakukan
secara
berulang-ulang
dengan rincian
hitungan dan
gerak yang
sama,
sebanyak 3 x 8
hitungan
11. Lembehan 2 x 8 hitungan Putri : kaki kanan Ragam gerak
Leyeh terdiri dari: mancat kedepan, lembehan
tangan kiri ditekuk leyeh
1-4 sejajar pusar, tangan dilakukan
Kedua tangan kanan lontang kanan ketika iringan
penari putri sambil diembat dan masuk pada
lontang kanan di hentakan, bagian
kaki kiri dilakukan secara gendhing
mancat depan bergantian dan lancaran
dan kedua berulang. lesung
tangan jumengglung
dihentakaan, Putra : kedua tangan slendro sanga
kedua tangan kambeng, kaki dengan
penari putra membuka lebar, suasana
kambeng, ogek ogek pundak, dan sangat riang,
123
Dilakukan
secara
berulang-ulang
dengan rincian
hitungan dan
gerak yang
sama,
sebanyak 2 x 8
hitungan
12. Nampi 6 x 8 hitungan Putra dan Putri : Ragam gerak
terdiri dari: kedua tangan nampi
mengangkat caping dilakukan
1-4 dan berputar ketika iringan
Penari putra membentuk masuk pada
dan putri lingkaran, kaki bagian
menghentakan kanan mancat, kedua gendhing
caping dengan tangan memegang lancaran
kedua tangan caping terbalik dan lesung
ke arah bawah, di hentakan ke atas jumengglung
kaki kanan bawah lalu di putar slendro sanga
mancat di dari kanan kekiri dan dengan
depan, bertukar caping suasana
kemudian dengan penari lain sangat riang,
kedua tangan dengan cara tempo gerak
124
Dilakukan
secara
berulang-ulang
dengan rincian
hitungan dan
gerak yang
sama,
sebanyak 2 x 8
hitungan
13. Seak 8 x 8 hitungan Putri : tangan kiri Ragam gerak
terdiri dari: membawa caping
seak
yang terbuka
dilakukan
1-8 diletakan di posisi ketika iringan
Tangan kiri kiri tangan kanan masuk pada
penari putri mengayun kearah
bagian musik
memegang samping kanan
kenthongan
caping, tangan dengan gerakan
sampai musik
kanan membuka menutup ending
mengayun ke kaki berjalan di dengan
depan tempat, mengembat suasana
belakang dan mengayun sangat riang,
bergantian, kepala noleh. tempo gerak
kaki jalan lambat
ditempat, Putra : kaki kanan mengayun
kedua tangan mancat, dan ritme
penari putra menghentak-hentak geraknya
merentang di kedua tangan ajeg.
125
1-4
Kedua tangan
penari putri
bergerak
mendorong ke
samping kanan
kiri bergantian,
kedua tangan
putra
mendorong ke
arah bawah
5-8
Kedua tangan
penari putri
bergerak
mengayun ke
kanan kiri
dengan
ditekuk, kedua
tangan penari
putra
membuka
lebar ke atas
Dilakukan
secara
126
berulang-ulang
dengan rincian
hitungan dan
gerak yang
sama,
sebanyak 2 x 8
hitungan
(Wawancara: Sri Damayanti, 6 Juni 2017)
Unsur gerak sebagai elemen dasar tari adalah bagian terkecil dari gerak
tari. Unsur gerak dilakukan oleh bagian-bagian tubuh sebagai media bahan baku
yang meliputi kepala, tangan, badan dan kaki. Unsur gerak tari Lenggang Pari
dapat diidentifikasi dalam unsur gerak kepala, tangan, sikap badan dan kaki.
Nilai keindahan tari Lenggang Pari dapat dilihat dari aspek koreografi
yang terdapat di dalamnya. Aspek koreografi terdiri dari aspek pokok tari dan
aspek pendukung tari. Aspek pokok tari meliputi aspek tenaga, ruang dan waktu.
Sedangkan aspek pendukung tari meliputi iringan, pelaku, tata rias wajah, tata rias
130
wajah dan busana, tata lampu, tata suara, tempat pentas dan properti. Gerak dalam
tari Lenggang Pari yang dilakukan berulang-ulang adalah ragam gerak lumaksono
penghubung antar ragam yang satu ke gerak berikutnya. Berikut penjelasan ragam
1. Lumaksono Ngracik
panggung. Posisi badan penari putri mendhak dengan kedua tangan ditekuk siku-
siku dan telapak tangan ngrayung. Posisi badan penari putra mendhak dan
membuka lebar, sikap tangan ditekuk siku-siku dengan jari menggenggam dan ibu
jari keluar. Kaki diangkat sebatas mata kaki secara bergantian dengan gerakan
jalan ditempat. Pandangan mata melihat lurus ke depan. Kepala dipatahkan ke kiri
penggunaan tenaga meliputi intensitas, aksen dan kualitas yang digunakan oleh
ragam gerak lumaksono ngracik yang ditimbulkan oleh penari putra dengan
penggunaan tenaga yang lebih besar karena volume gerak besar atau terbuka dan
Tidak ada tekanan atau aksen pada ragam gerak lumaksono ngracik yang
dilakukan oleh penari putri dan putra, tenaganya merata sehingga menimbulkan
Ekspresi wajah penari putri dibuat senyum manis untuk memberi kesan
dan mampu menggugah intuisi para penghayat. Posisis badan penari putri dan
putra pada ragam gerak lumaksono ngracik membentuk garis tegak lurus yang
memberikan kesan tenang dan seimbang dengan volume gerak yang kecil atau
tertutup sehingga watak kewanitaan semakin nampak pada penari putri dan
volume yang lebih besar atau terbuka mempunyai watak kelaki-lakian pada penari
putra, sikap mendhak pada ragam lumaksono ngracik menunjukan level rendah
yang memberi kesan tenang. Gerakan mengayunkan tangan pada ragam gerak
lumaksono ngracik dengan tempo gerak lambat memberikan kesan lemah lembut
menimbulkan ritme ajeg yang mempunyai rasa keteraturan gerak dengan isian
Perbedaan antara penari putri dan putra hanya terletak pada volume geraknya saja.
2. Penghubung
penari putri dilontangkan ke samping kanan dan kiri secara bergantian dengan
diikuti gerakan kaki yang diakhiri dengan jinjit. Pandangan penari putri mengikuti
arah lontangan kedua tangan baik ke samping kanan maupun kiri. Penari putra
dan kiri sambil berjalan. Gerakan Penghubung pada tari ini tidak mempunyai
istilah khusus, hanya saja gerakan Penghubung pada tari Lenggang Pari
Nilai keindahan pada ragam gerak penghubung dapat dilihat dari gerakan
kedua tangan yang dilontangkan kanan kiri oleh penari putri dan kibasan caping
oleh penari putra dilakukan dengan intensitas tenaga besar yang memberikan
kesan penampilan tari bersemangat dan kuat. Tekanan pada kedua tangan penari
putra dan putri menimbulkan keseimbangan gerak yang memberikan kesan tarian
penekanan tertentu energi yang berjalan dan isian gerak padat memberikan kesan
tarian lincah. Pola gerak penghubung dengan fokus pandangan mengikuti gerakan
tangan, arah hadap tubuh penari ke depan dan menggunakan level sedang
membentuk garis asimetris yang memberikan kesan tarian dinamis dan menarik.
133
3. Srisig
Srisig dalam tari Lenggang Pari berbeda dengan gerakan srisig pada
umumnya. Gerakan srisig pada tari Lenggang Pari dilakukan oleh kedua penari
putra dan putri dengan gerakan kedua tangan memegang caping diluruskan ke
arah depan sejajar dada penari putra dan diluruskan keatas kepala penari putri.
Caping digerakan dengan kedua tangan dan pundak penari putra melakukan gerak
oklak sehingga terlihat bergetar. Penekanan gerak ini pada gerakan berjalan cepat,
penari putra dengan berjalan mundur sedangkan penari putri berputar dan
Ragam gerak srisig mempunyai nilai keindahan pada gerakan yang cepat
memberikan kesan kewes (genit, centil) bagi penari putri dan bersemangat pada
penari putra. Rasa kegairahan muncul pada saat kedua penari melakukan gerak
134
srisig dengan intensitas tenaga yang besar dan tekanan pada pundak dengan gerak
oklak menambah nilai estetis tari Lenggang Pari. Gerak srisig dilakukan dengan
tempo cepat dan ritme ajeg dengan pengulangan gerakan yang sederhana terkesan
sangat teratur. Fokus pandangan penari ke depan dangan arah hadap saling beradu
wajah dan berada pada level sedang memberikan kesan tari yang lincah. Gerak
srisig merupakan gerak saling mengisi antar penari putra dan putri dengan saling
4. Nandur
padi. Penari putra berada di belakang penari putri dan berjalan seirama
kanan ke samping kanan tangan kanan menyilang ke bawah di depan kaki kiri,
kaki kiri bergerak ke kanan menutup tangan kiri menyilang ke bawah di depan
135
kaki kanan, kaki kanan kembali melangkah membuka lebar ke samping kanan
kemudian kaki kiri mancat ke depan dan badan ditegakkan pandangan ke arah
Nilai keindahan ragam gerak nandur dilakukan oleh putra dan putri
dengan gerak saling mengisi. Pada saat bergerak dengan kelincahan kaki penari
penampilan tari yang bersemangat dan kuat. Penggunaan tenaga yang lebih besar
dilakukan pada saat badan penari pada posisi tegak untuk mencapai kontras
seimbang, lincah dan terlihat kuat saat kaki kiri mancat ke depan. Keseimbangan
gerakan juga nampak pada gerak-gerak tangan yang menyilang secara teratur dan
menggambarkan gerakan petani menanam benih padi. Gerak tubuh pada ragam
kanan tubuh penari memberikan kesan tarian yang dinamis. Ragam gerak nandur
dilakukan dengan tempo cepat dengan ritme ajeg sehingga isian gerak lebih padat
dan teratur.
136
5. Ngusir Manuk
Ragam gerak ngusir manuk dalam tarian ini mempunyai maksud seperti
menggambarkan petani yang sedang mengusir burung dengan tali yang telah
arah samping kanan dan kiri secara bergantian dengan sedikit loncat dan salah
satu kaki diangkat. Gerak yang dilakukan penari putra bergerak menjauh dari
penari putri dengan posisi badan mendhak bergerak melangkah ke samping kiri,
memutar ke arah kanan dan kiri serta diputar di depan dada. Kemudian berubah
arah hadap dan melakukan gerakan dengan menggetarkan caping didepan dada
dengan kedua tangan lurus dan kaki melakukan junjungan dengan lompatan
Nilai keindahan ragam gerak ngusir manuk terdapat pada peralihan tenaga
yang dilakukan. Ketika penari putri berputar kemudian menepukan kedua tangan
137
tetapi ketika gerakan diberikan tekanan kuat pada kaki kanan yang diangkat dan
melompat, serta ayunan kedua tangan dari arah kanan ke kiri seolah-olah
Sedangkan pada penari putra intensitas tenaga yang digunakan kuat, adanya
kemudian melakukan lompatan dengan junjungan kaki kanan dan kiri secara
bergantian dan mampu menjaga keseimbangan tubuh pada satu tumpuan kaki.
Kesan yang ditimbulkan adalah kesan tegas, gagah, kuat dan bersemangat.
Kualitas gerak kedua penari pada ragam gerak ngusir manuk bersifat serba
menghentak cepat, kekuatan ekspresi wajah penari terlihat jelas dari pandangan
penari putra yang bergerak menjauh dari penari putri pada ragam gerak ngusir
sebagai seorang petani yang diwujudkan melalui arah hadap penari yang berganti-
ganti. Figur kedua penari yang bergerak menciptakan desain di dalam ruang
pentas dan adanya hubungan timbal balik antar gerak dan arah hadap dalam ruang
pentas membangkitkan corak dan makna tarian. Garis-garis zigzag yang terbentuk
oleh penari memberikan kesan tarian yang dinamis. Level yang digunakan pada
ragam gerak ngusir manuk baik oleh penari putra maupun putri dari level sedang
sampai level tinggi ketika gerakan melompatkan kaki. Ragam gerak ngusir manuk
138
menggunakan ritme ajeng dengan tempo cepat sehingga gerakan terasa lebih aktif
dan menggairahkan. Gerak dengan tempo cepat serta didukung suasana dan
senggakan hoi memberikan kesan lincah, ramai dan berenergi pada ragam gerak
ngusir manuk.
6. Ngasoh
beraktifitas yang dilakukan seorang petani. Penari putra dan putri mengangkat
caping dari atas kepala dan kemudian diletakan di depan pinggul dengan posisi
jongkok dan mendhak sebagai wujud berhenti beraktifitas. Ragam gerak ngasoh
terkesan fenimin pada penari putri dan terkesan tenang pada penari putra.
tari yang lemah lembut. Kualitas gerak penari bersifat ringan dan ekspresi penari
Nilai keindahan ragam gerak ngasoh juga dapat dilihat dari tempo yang
lambat memberikan kesan lemah lembut dan tenang. Ritme yang digunakan pun
139
tidak ajeg dari berjalan kemudian berhenti memberikan wujud penerapan dan
pengendoran kekuatan selama durasi waktu yang dibutuhkan, isian gerak nya
sedikit dibandingkan dengan ketukan maka memberikan kesan lemah lembut pada
tarian. Garis yang terbentuk oleh penari simetris, sikap pause pada gerak ngasoh
mewujudkan suatu desain ruang yang memberikan kesan gerakan tenang. Level
tinggi digunakan penari putri pada saat gerakan jalan mengangkat caping, level
sedang digunakan penari putri pada saat posisi jongkok. Sedangkan penari putra
kualitas penari melalui ekspresi penari yang dapat ditangkap oleh penonton.
7. Mupuk Siram
Pembagian gerak penari putra dan putri pada ragam gerak mupuk siram sangat
140
jelas terlihat. Posisi gerak mupuk siram yang dilakukan penari putri, volume gerak
lebar kedua kaki membuka lebar, posisi badan mendhak dan membungkuk, gerak
dan menutup serta kaki bergerak geser ke arah kanan dengan tekanan gerak pada
menggetarkan caping di depan wajah secara cepat dalam keadaan badan masih
membungkuk dengan kedua kaki trecet ke arah kanan dengan fokus pandangan
melihat kebawah. Sedangkan posisi gerak mupuk siram yang dilakukan penari
putra dalam keadaan posisi badan mendhak, kedua tangan mengankat caping dan
mundur.
Pada ragam gerak mupuk siram yang dilakukan oleh penari putra dan
putri, nilai keindahan terdapat pada intensitas penggunaan tenaga yang besar
memberikan kesan penampilan tari yang bersemangat pada penari putri dan kuat
pada penari putra. Tekanan gerak penari putri difokuskan pada kedua pergelangan
tangan dan sikap kaki ketika melakukan gerakan trecet. Tekanan gerak semacam
ini berguna untuk membedakan pola gerak yang satu dengan pola gerak yang lain.
Tekanan gerak penari putra difokuskan pada salah satu tangan ketika mengangkat
caping lebih tinggi dari kepala. Tekanan gerak yang digunakan tinggi sehingga
menimbulkan kesan kuat dan gagah. Ragam gerak mupuk siram dilakukan dengan
tempo gerak cepat yang memberikan kesan lincah, ramai dan berenergi. Ritme
gerak penari putri ajeg sehingga memberikan kesan lincah, sedangkan ritme gerak
141
penari putra tidak ajeg ada frase pengendoran kekuatan gerak ketika mengangkat
caping dan berpose. Kualitas gerak yang dihasilkan bersifat menghentak cepat
dalam menuju titik akhir dari frase gerak oleh penari putri, dan mengalun pada
penari putra. Volume gerak penari putri sedang sehingga memberikan kesan
bersemangat. Volume gerak penari putra besar sehingga memberikan kesan gerak
kuat.
8. Dewi-dewian
untuk menyembah dan memberikan rasa hormat kepada sang pencipta, bersyukur
atas rahmat yang telah diberikan berupa nikmat sehat dan mampu menyelesaikan
putri diangkat oleh penari putra dan bergerak berjalan menyamping kemudian
berputar saling berhadapan dengan pasangan penari yang lain. Penari putra
menjaga keseimbangan dalam mengangkat penari putri dan berjalan. Penari putri
142
tangannya di ukel kedalam maupun keluar. Kemudian penari putri diturunkan dari
pundak penari putra, sikap kedua tangan menyatu dan ngrayung posisi badan
mendhak. penari putra jengkeng dan melakukan proses sembahan sama hal nya
ketika penari putra mengangkat penari putri. Penari putra menggunakan intensitas
tenaga besar sehingga memberikan kesan gerak yang kuat. Penari putri melakukan
gerakan kedua tangan tanpa tekanan dan tenaganya merata sehingga menimbulkan
kesan gerak yang lemah lembut. Arah pergerakan penari berputar dan saling
antar pasang penari untuk bersama-sama memanjatkan doa. Ritme gerak dipandu
oleh syair yang dilantunkan oleh sinden, mengalun untuk memberi kesan tenang
dan khusuk. Pada gerakan menyembah tempo gerak pelan dengan tenaga sedikit.
bersyukur akan nikmat dan rahmat yang diberikan oleh sang pencipta.
9. Ngani-ani
seperti menggambarkan aktifitas panen raya dengan gerak memotong padi yang
dilakukan petani. Proses ragam gerak ngani-ani oleh penari putri dengan berjalan
mudur kebelakang dengan kedua tangan mengangkat caping yang dibalik terbuka,
langkah kaki ke kanan dan ke kiri. Kemudian tangan kiri memegang caping dan
caping, posisi badan mendhak dan mengencot, tangan kanan di ukel di atas
caping, pandangan ke arah depan. Proses ragam gerak ngani-ani oleh penari putra
membuka kedua tangan dan kaki, bergerak melangkah ke samping kanan dengan
menyilangkan kedua tangan ke bawah dan kaki kiri menyilang di belakang kaki
kanan. Kemudian merentangkan salah satu tangan dan melakukan gerakan oklak
yang menimbulkan tubuh penari putra bergetar. Gerak menyilang pada penari
Nilai keindahan pada ragam gerak ngani-ani dapat dilihat dari intensitas
penggunaan tenaga yang besar ketika bergerak memberikan kesan lincah, dinamis
pada penari putri dan kuat pada penari putra. Cara berjalan penari putri
menitikberatkan gerak encotan pada kaki. Tekanan pada kaki penari putri
penggunaan tenaga tinggi memberikan kesan gerak yang kuat dan gagah.
144
kualitas gerak yang cepat dan menghentak memberikan kesan tarian kuat dan
dengan ritme gerak yang ajeg sehingga isian gerak lebih padat memberikan kesan
10. Ndeplok
petani dalam menumbuk padi hasil panen dengan alat tradisional berupa lesung,
gerakan tangan penari putri seperti mengangkat tumbukan dan menumbuk padi,
padi. Proses gerak yang dilakukan penari putri dengan sikap tangan ngithing
gerakan kaki mancat kanan dan kiri, tolehan wajah mengikuti pergerakan kedua
tangan ketika berada di posisi bawah setara pinggang. Proses gerak yang
145
dilakukan penari putra dengan melakukan gerakan onclang junjungan kaki kanan
dan kiri secara bergantian dan berjalan berputar, kedua telapak tangan ngepel
diayunkan ke arah kanan dan kiri secara bergantian, jengkeng mengambil caping
dengan kedua tangan dan diletakan diatas kepala lalu melakukan gerakan oklak.
penggunaan tenaga yang besar oleh penari sehingga menimbulkan kesan gerak
yang kuat dan bersemangat pada penari putra serta lincah pada penari putri.
Tekanan yang tinggi pada kedua tangan penari putra serta junjungan kaki
memberikan kesan kuat dan gagah. Tekanan teratur pada kedua tangan penari
putri dan gerak kaki mancat memberikan kesan gerak yang seimbang. Arah
pergerakan penari putra dengan variasi berputar bersama dan saling mengelilingi
kemudian penambahan aksi loncat memberikan kesan gerak yang dinamis dan
bersemangat. Arah pergerakan penari putri dengan level sedang membentuk garis
simetris memberikan kesan gerak tenang dan sederhana. Ragam gerak ndeplok
menggunakan tempo cepat yang memberikan kesan lincah, ramai dan berenergi.
Ritme gerak ajeg dengan isian gerakan lebih padat dibanding dengan ketukan
untuk menumbuk padi dan melepas rasa lelah yang dirasakan petani. Proses gerak
lembehan leyeh pada penari putra dan putri hampir sama yaitu dengan melakukan
penthangan pada kedua tangan ke arah samping kanan dan kiri secara bergantian.
Penari putri melakukan penthangan pada kedua tangan dengan sikap tangan
ngrayung digerakan secara bergantian ke kanan dan kiri dengan posisi kaki
menyilang maju dan menyilang mundur, tolehan wajah mengikuti arah gerakan
kedua tangan. Proses gerak lembehan leyeh pada penari putra dengan melakukan
penthangan tangan dengan sikap tangan ngepel dan kambeng, posisi badan
Nilai keindahan ragam gerak lembehan leyeh dapat dilihat pada pola lantai
yang digunakan adalah menyudut lintasan gerak penari putri keduanya adalah
maju dan mundur, sedangkan penari putra nmengikuti ke arah samping seperti
saling tarik menarik antar penari putra. Motif gerak ini menggambarkan sepasang
muda mudi yang berusaha untuk melepas penat secara bersama dan mengajak
pasangannya untuk berkumpul bersama dan mengenal satu sama lain. Penggunaan
tenaga dengan intensitas tenaga yang mengalun memberikan kesan feminim pada
penari putri dan tenang pada penari putra. Tekanan gerak penari putra dan putri
terdapat pada kedua tangan yang menghentak dengan tenaga teratur menimbulkan
tempo lambat sehingga memberi kesan lemah lembu, ritme gerak yang ajeg
dengan isian gerak lebih sedikit dibanding ketukan memberikan kesan yang lemah
lembut.
12. Nampi
Ragam gerak nampi pada tari Lenggang Pari mempunyai maksud seperti
ditumbuk. Proses ragam gerak nampi yang dilakukan oleh penari putra dan putri
mempunyai motif gerak yang sama. Caping dilepas dan diangkat dengan kedua
tangan yang kemudian dibalik posisinya sehingga caping terbuka, kedua tangan
mengayunkan caping ke arah atas dan bawah dengan posisi badan mendhak kaki
Kedua tangan lalu memutar caping di depan badan dari arah kanan ke kiri, caping
dilemparkan ke sisi kanan penari lalu ditangkap oleh penari lain, gerakan tersebut
hentakan kaki kanan dan kedua tangan mengayunkan caping ke arah atas dan
bawah.
Nilai keindahan ragam gerak nampi dapat dilihat dari pola lantai yang
digunakan yaitu saling mengelilingi satu sama lain dari empat arah penjuru, dua
pasang penari putra dan putri saling berhadapan dan melakukan interaksi dengan
pergerakan penari yang diam ditempat memberikan kesan tenang dan kompak
dalam bekerjasama saling bahu membahu. Tempo gerak yang digunakan sedang
penari putri dan tenang pada penari putra. Tekanan gerak difokuskan pada
Ritme gerak nya tidak ajeg adanya pause gerak menunggu musik menimbulkan
isian gerak tidak padat sehingga memberi kesan tarian lemah lembut.
13. Seak
Ragam gerak seak pada tari Lenggang Pari mempunyai maksud seperti
jogedan dan ayunan tangan sebagai bentuk rasa kepuasan terhadap hasil panen
padi. Penari putra dan putri menari bersama, penari putra berada di belakang
penari putri, penari putra sesekali berjalan maju dan mundur di sisi kanan penari
putri.
Proses ragam gerak seak yang dilakukan penari putri dengan tangan kiri
mengayun kebelang dan ke depan sisi kanan dengan sikap tangan ngrayung, posisi
badan mendhak, posisi kaki berjalan ke samping kanan kiri bergantian sehingga
merupakan akibat dari langkah kaki ke kanan dan ke kiri. Kedua tangan
mengenakan caping di atas kepala, kedua tangan penari putri ditekuk dan
mendorong ke samping kanan dan kiri dengan gerakan telapak tangan berlawanan
arah hadap antara punggung tangan dan telapak tangan sejajar pundak. Ayunan
kedua tangan berganti dengan sikap tangan ngrayung digerakan di depan dada
Proses gerak ragam gerak seak yang dilakukan penari putra dengan kedua
bawah bergantian, posisi kaki kanan menyilang di depan kaki kiri, kaki kanan dan
kiri menghentak bergantian, motif gerak jogedan penari putra pada ragam gerak
150
seak dilihat dari gerakan tangan penari putra mendorong ke arah bawah samping
kanan dan kiri diikuti kaki kanan dan kiri yang bergeser secara bergantian.
arah bawah kemudian mendorong ke arah atas, posisi kaki berjalan maju double
Nilai keindahan ragam gerak seak pada tari Lenggang Pari dapat dilihat
dari intensitas penggunaan tenaga yang teratur pada saat bergerak memberikan
kesan gerak lemah lembut. Jogedan penari putra mempunyai maksud seperti
jogedan antar penari putra dan putri memberi kesan gerak yang menarik dan
Arah pergerakan penari putra dan putri dengan variasi gerak maju dan
mundur, ke depan dan ke belakang, ke kanan dan kiri dilakukan secara simetris.
Kesimetrisan ini menimbulkan citra kuat karena desain ruangnya yang seimbang.
Gerak mengalun dengan tempo lambat pada ayunan tangan penari memberi kesan
lemah lembut pada tarian. Ritme gerak yang ajeg dengan pengulangan gerak yang
tenang, lemah lembut dan halus pada tarian. Pola-pola pengulangan ini
Keberadaan penari putra dan putri pada tari Lenggang Pari menunjukan
putra dan putri berbasis gerak yang sama namun perbedaan gender mengakibatkan
Motif-motif gerak pada tari Lenggang Pari sederhana karena dilihat dari
menegaskan keunikan dari bentuk tari Lenggang Pari. Motif gerak tari Lenggang
Pari kuat karena setiap motif gerak dilakukan dengan simetris dua sisi yakni
Pola lantai pada pertunjukan tari Lenggang Pari pada saat penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sangat sederhana. Pola lantai penari sudah terstruktur dari
152
penari lebih kuat. Pola lantai dalam tari Lenggang Pari dalam setiap
pertunjukanya tidak lah sama, akan tetapi penari dapat menempatkan variasi pola
lantai secara bebas berdasarkan ruang dan jumlah penarinya serta tidak
mengurangi esensi tariannya. Pola lantai pada pertunjukan tari Lenggang Pari
Nilai keindahan pola lantai pada pertunjukan tari Lenggang Pari terdapat
pada beberapa variasi bentuk pola lantai yang dibuat dengan variasi arah hadap
penari dari sisi kanan dan kiri ataupun ke depan dan ke belakang sehingga
memberikan kesan keseimbangan pada tarian. Bentuk pola lantai dengan garis
pola lantai dengan garis vertikal membentuk garis lurus dari depan ke belakang
memberikan kesan sederhana dan kuat. Pada pertunjukan tari Lenggang Pari
hampir semua arah pergerakan penari dilakukan secara simetris kanan dan kiri
4.4.2.4 Penari
dengan menggunakan rias dan busana tari Lenggang Pari sehingga membentuk
suatu pertunjukan tari yang utuh. Tari Lenggang Pari merupakan tari pasangan
penari putra dan putri yang ditarikan secara berkelompok, minimal dua pasangan.
Untuk menjadi penari pada tari Lenggang Pari seseorang baik putra maupun putri
harus mempunyai niat belajar yang sungguh-sungguh. Untuk usia seorang penari
Pada penelitian yang dilakukan kali ini pertunjukan tari Lenggang Pari
dilakukan oleh empat orang penari, terdiri dari dua penari putri dan dua penari
yang mulai menginjak usia dewasa dan merupakan anak didik pilihan yang
tari Jawa serta bakat untuk meguasai materi tari lenggang Pari melalui proses
dan penyesuaian dari kebiasaan yang dipelajari oleh anggota sanggar kemudian
beradaptasi ke tari Lenggang Pari dengan berbagai gerakan yang memiliki tempo
melakukan sebuah pertunjukan tari. Kualitas seorang penari pada tari Lenggang
Pari baik putri maupun putra berhasil tercapai dengan kemampuan penghayatan
dan ekspresi yang sesuai pada setiap ragam geraknya. Keindahan penari pada tari
Lenggang Pari juga dilihat dari jenis kelamin, penari putri memberikan kesan
serta kepekaan rasa dari penari putri dan putra memberikan kualitas tari yang
mampu menggugah intuisi para penghayat. Konsep mengenai putra dan putri
adalah konsep dwi karsa yang berarti kesatuan dua unsur kehendak dalam
kehidupan. Keindahan penari putri nampak pada ekspresi wajah dengan senyuman
memberi kesan lembut, serta gerakan pinggul memberikan kesan lincah dan
atraktif. Keindahan penari putra nampak pada kondisi jasmani yang menunjukan
154
Ide, bentuk dan gaya gerak menjadi sebuah kesatuan yang utuh dalam
suatu konsep karya tari. Gerak merupakan sebuah media penuangan ekspresi yang
adanya keberagaman bentuk tersebut menjadi datar, kurang menarik dan kurang
sempurna untuk ditangkap maknanya. Dalam usia yang sama dengan jenis
kelamin berbeda tentu memiliki karakter dan sifat pembawaan yang berbeda pula.
Bentuk tari Lenggang Pari merupakan interaksi penari putra dan putri. Interaksi
tersebut menimbulkan berbagai macam ekspresi yang dapat dilihat dan diserap
makna nya oleh penonton. Ekspresi tersebut juga tidak terlepas dari iringan
tariannya.
dalam suatu bentuk ekspresi yang akan diserap dengan persepsi indera
ekspresi melalui mimik wajah. Ekspresi muncul dari gerak-gerak yang dipolakan
dalam tari Lenggang Pari. Tari Lenggang Pari merupakan tarian yang ekspresif.
wajah dan penghayatan gerak seperti tersenyum. Ada kalanya gerak itu dengan
ritme cepat memuat banyak sekali ekspresi gerak namun ada kalanya lembut
hal tertentu agar dapat dimaknai oleh penonton, pengulangan tersebut membantu
keunikan dari tari Lenggang Pari seperti pada gerak lumaksono ngracik,
gerak ngasoh mimik wajah penari datar dan menunduk memberi kesan lelah. Pada
Tuhan dan perasaan berserah diri dengan menengadahkan tangan keatas dan
Tata rias dan busana dalam pertunjukan tari Lenggang Pari juga sangat
diperlukan untuk menunjang penampilannya. Tata rias wajah dalam tari Lenggang
Pari menggunakan rias korektif untuk penari putri dan rias karakter untuk penari
putra. Tata rias rambut pada penari putri menggunakan cemara yang dibentuk
sanggul bundar dan kecil yang diberikan aksesoris sebagai pengikatnya, untuk tata
rias rambut penari putra hanya diberikan ikat. Untuk tata busana yang digunakan
disesuaikan dengan jenis kelamin pada penarinya. Untuk lebih jelasnya tata rias
wajah, tata rias rambut dan tata busana dalam tari Lenggang Pari secara utuh
diperankan. Tata rias wajah pada tari Lenggang Pari merupakan rias panggung
sehingga menimbulkan daya tarik dan kepekaan rasa pada penontonnya. Untuk
2 3 4 5 6
10
1 9
15 14
7 11
12
13
Foto 4.18 menunjukan gambar dari alat dan bahan rias wajah yang
digunakan pada tari Lenggang Pari, antara lain: 1) Milk cleanse, 2) Face tonic, 3)
Pensil Alis, 9) Blush on, 10) Lipstik, 11) Eye liner cair, 12) Eye liner padat, 13)
Lem bulu mata, 14) Bulu mata palsu, 15) Satu seat kuas makeup.
157
Kegunaan alat-alat kosmetik dan bahan yang digunakan dalam tata rias
menempel di wajah.
3. Pelembab: untuk memberikan kelembapan pada kulit, dan agar make-up dapat
4. Alas bedak / foundation: untuk memberikan efek halus pada kulit wajah dan
menjadikan make up tahan lama serta dapat menutupi pori-pori dan flek kurang
baik.
dari foundation.
6. Bedak padat: berguna untuk memberikan kesan wajah lebih halus dan bersinar,
agar terlihat lebih bulat dan tajam, dan bayangan pada hidung agar terlihat
mancung.
11. Eyeliner cair: untuk membuat kesan garis kelopak mata atas lebih tajam
12. Eyeliner padat: untuk membuat kesan garis bawah mata lebih tajam
158
13. Lem bulu mata: untuk menempelkan bulu mata palsu pada kelopak mata
14. Bulu mata palsu: untuk memperindah mata dan memberikan kesan lebih
15. Satu seat kuas makeup: untuk memulaskan bahan-bahan makeup pada setiap
bagian-bagian wajah.
Tahapan yang dilakukan untuk merias wajah penari putri dan putra pada tari
1. Milk cleanser dituangkan pada telapak tangan dan dioleskan merata pada
2. Tuang face tonic pada kapas lalu ditepuk-tepuk ke seluruh bagian wajah dan
3. Wajah dan leher diberi pelembab secara merata, tunggu beberapa saat sampai
4. Wajah dan leher diberi foundation secara merata dengan menggunakan puff.
5. Kemudian beri bedak tabur pada wajah dan leher dengan tone warna sesuai
dengan kulit penari putri maupun putra dan ditambah dengan bedak padat
6. Merapikan dan membentuk alis penari putri dengan menggunakan pensil alis
berwarna coklat yang dibaurkan dengan warna hitam, serta alis penari putra
dengan pensil alis warna hitam pekat dengan model alis putra alus luruh.
busana yang digunakan oleh penari putri dan eyeshadow coklat tua untuk
penari putra.
159
8. Menggunakan bulu mata palsu yang diberi lem bulu mata dan ditempelkan
9. Menggunakan eye liner cair di atas bulu mata untuk mempertegas garis kelopak
10. Menggunakan eye liner padat pada bawah mata penari putri dan putra untuk
11. Menggunakan blush on dengan kuas untuk menjadikan pipi penari terlihat
lebih merona.
12. Membentuk godeg dengan menggunakan pensil alis berwarna hitam pekat
pada pelipis penari putra dan jenggot pada dagu penari putra.
13. Tahap terakhir yaitu menggunakan lipstik berwarna merah pada bibir penari
putri agar terlihat cantik dan menawan, serta garis bibir pada penari putra.
Foto 4.19 Tata Rias Wajah Penari Putri Tari Lenggang Pari
(Sumber: Devvi Lutfiana, 19 Mei 2017)
160
Foto 4.20 Tata Rias Wajah Penari Putra Tari Lenggang Pari
(Sumber: Devvi Lutfiana, 19 Mei 2017)
Nilai keindahan tata rias wajah dalam pertunjukan tari Lenggang Pari
nampak pada kesatuan yang utuh dari bagian-bagian yang dirias baik mata,
hidung, pipi, bibir dan wajah secara keseluruhan. Rias wajah yang dipakai oleh
penari putri dalam pertunjukan tari Lenggang Pari memiliki nilai keindahan pada
pemelihan warna yang cerah dan menyala seperti pada eyeshadow merah yang
dibaurkan dengan warna kuning emas, blush on berwarna merah, pensil alis coklat
yang dibaurkan warna hitam memberi kesan tegas dan lipstik merah memberi
kesan canti, segar dan bersemangat. Lain halnya dengan rias wajah pada penari
coklat dan abu-abu memberikan kesan natural pada kelopak mata penari namun
lebih tegas garis kelopak matanya, penggunaan pensil alis berwarna hitam dengan
model alis putra alus luruh serta godeg dan jenggot buatan menjadikan wajah
Tata rias rambut penari putra maupun putri dalam pertunjukan tari
Lenggang Pari menggunakan cemara dan ikat kepala. Tata rias rambut untuk
penari putri menggunakan cemara yang diberi aksesoris dan dikaitkan serta
dililitkan pada rambut asli yang telah dirapikan dan dicepol. Penggunaan cemara
terlebih dahulu dengan cara, rambut disisir rapi dan diikat membentuk cepol kecil
dengan menggunakan sisir, hairspray, karet, jepit biting dan harnal. Setelah itu,
cemara diberi aksesoris dan dililitkan kemudian dikaitkan diantara ikatan rambut
asli, rambut cemara diputar dan dibentuk sanggul sederhana. Berikut ini dapat
dilihat beberapa aksesoris yang digunakan pada tatanan rambut penari putri.
Foto 4.21 adalah cemara dan aksesoris yang digunakan pada tata rias
rambut penari putri dalam pertunjukan tari Lenggang Pari. Berikut adalah hasil
Foto 4.22 Tata Rias Rambut Penari Putri Tari Lenggang Pari
(Sumber: Devvi Lutfiana, 19 Mei 2017)
Tata rias rambut yang digunakan penari putra dalam pertunjukan tari
Foto 4.24 Tata Rias Rambut Penari Putra Tari Lenggang Pari
(Sumber: Devvi Lutfiana, 19 Mei 2017)
Foto 4.23 dan foto 4.24 menunjukan aksesoris ikat kepala yang digunakan
dalam tata rias rambut penari putra dan hasil dari penggunaan aksesoris ikat
kepala pada tata rias rambut penari putra dalam pertunjukan tari Lenggang Pari.
Setelah dijelaskan apa saja yang digunakan dan tata cara untuk tata rias
rambut penari dalam pertunjukan tari Lenggang Pari. Nilai keindahan tata rias
rambut penari putri dan putra dalam pertunjukan tari Lenggang Pari dapat dilihat
karya tata rias rambut penari putri, sanggul sederhana yang terbentuk memberikan
kesan pada penari yang sederhana dan anggun. Sedangkan pada penari putra
Busana yang digunakan oleh penari putri dalam pertunjukan tari Lenggang
Pari terdiri dari streples atau kamisol, kain jarik, kebaya putih, sabuk, giwang atau
164
1. Kain Jarik
seperempat bagian dan masih memanjang cukup untuk menutup bagian perut
sampai dibawah lutut atau betis. Bahannya terbuat dari kain berwarna dasar merah
melingkari dari bagian perut hingga dibawah lutut atau betis. Cara penggunaannya
setelah kain ditekuk memanjang seperempat bagian dari lebar kain, kain dililitkan
dipinggul dengan kedua ujung kain berada didepan pusar kemudian ditekuk atau
diwiru lebar membentuk rok, setelah rapi kemudian stagen dililitkan ke pinggang
Bahannya dari kain dengan tulang-tulang agar membentuk badan. Fungsinya yaitu
165
agar badan nampak bagus dan berbentuk. Cara penggunaannya yaitu dipakai pada
Foto 4.26 Streples atau Kamisol Putih Penari Putri Tari Lenggang Pari
(Sumber: Devvi Lutfiana, 18 Mei 2017)
3. Kebaya
berukuran lengan panjang dari bahan kain brokat berwarna putih. Fungsinya
menggunakan baju biasa dan dikancing bagian depan kemudian lengan ditekuk
seperempat.
166
Slepe atau sabuk berbentuk seperti ikat pinggang namun agak lebar.
Bahannya terbuat dari kain berwarna merah dengan garis tepi kuning dan
dengan mute-mute dipinggir dan bagian tengah berkilau, terbentuk dari permata
Foto 4.29 Giwang atau anting Penari Putri Tari Lenggang Pari
(Sumber: Devvi Lutfiana, 18 Mei 2017)
6. Kalung
Adapun tata cara pemakaian busana penari putri dalam pertunjukan tari
1. Memakai kain jarik yang telah ditekuk seperempat bagian kain, kain digunakan
membentuk wiru pada bagian kanan dan kiri. Setelah wiru terbentuk kedua
putih.
2. Menggunakan streples atau kamisol berwarna putih yang dililitkan di badan dan
3. Memakai baju kebaya berwarna putih seperti memakai baju pada umumnya dan
di kancing, setelah dirapikan ambil kedua ujung kebaya dan diikatkan simpul
dibawah pusar, kemudian pada bagian lengan ditekuk sampai tiga kali sehingga
atau diatas simpul tali dari baju kebaya kemudian dikaitkan dan di kencangkan
dengan peniti.
Berikut adalah tata busana komplit pada penari putri dalam pertunjukan
Busana untuk penari putra menggunakan baju lengan panjang, celana panji
(panjangnya sebatas lutut), kain jarik, stagen merah, sabuk, binggel (gelang kaki),
gelang kain. Dapat dijelaskan bagian-bagian busana penari putra yang digunakan
pergelangan tangan. Baju lengan panjang yang digunakan penari putra dalam
pertunjukan tari Lenggang Pari berwarna merah, bentuk baju jadi tidak memiliki
kancing sama sekali, pada tepi pergelangan tangan terdapat pita emas yang
melingkari bagian pergelangan tangan, pada bagian leher terdapat motif putih
seperti kace.
170
Foto 4.32 Baju Lengan Panjang Penari Putra Tari Lenggang Pari
(Sumber: Devvi Lutfiana, 18 Mei 2017)
2. Celana Panji
Celana panji yaitu celana dengan panjang sebatas lutut. Celana panji yang
digunakan penari putra dalam pertunjukan tari Lenggang Pari berwarna merah,
mempunyai hiasan pada ujung celana berupa pita berwarna emas yang melingkar.
3. Kain Jarik
cukup untuk menutup dan melingkari dari perut sampai bagian diatas lutut pada
penari putra. Bahannya terbuat dari kain dengan warna dasar putih dan
mempunyai motif bunga merambat. Cara penggunaan kain jarik pada penari putra
yaitu lebar kain dilipat menjadi dua, kemudian dililitkan di badan dan kedua
4. Stagen
ini berupa tenunan kain, lebarnya sekitar 25 sentimeter dan panjangnya 2 meter.
Ikat pinggang ini berfungsi untuk mengencangkan kain yang digunakan. Cara
5. Sabuk
terbuat dari kain berwarna merah dengan garis tengah kuning emas. Fungsinya
7. Gelang kain
Gelang kain penari putra dalam pementasan tari Lenggang Pari merupakan
sebuah aksesoris yang dibuat dari kain bludru berwarna merah dan diberi pita
dengan dililitkan pada pergelangan tangan dan mengaitkan kedua perekat yang
terletak diujung.
Adapun tata cara pemakaian busana penari putra dalam pertunjukan tari
2. Memakai kain jarik yaitu lebar kain dilipat menjadi dua, kemudian dililitkan di
badan dari perut sampe panjangnya kurang lebih diatas lutut dan kedua
kaki
4. Langkah terakhir mengenakan binggel pada kedua pergelangan kaki dan gelang
Berikut adalah tata busana komplit pada penari putra dalam pertunjukan tari
Lenggang Pari.
Nilai keindahan tata busana dalam pertunjukan Tari Lenggang Pari dilihat
mengarahkan pemahaman karakteristik atau figur tokoh. Warna merah dan putih
sebagai warna dominan yang mendukung tatanan busana pada tari Lenggang Pari
warna sebagai simbol kehidupan dalam tari Lenggang Pari. Warna merah
biasanya memberikan kesan berani, agresif dan dinamis akan tetapi dalam tari
Lenggang Pari warna merah menjadi perlambangan benih Ibu yang membutuhkan
putih biasanya merupakan warna yang memiliki kesan suci, setia dan aksentusi
yang berhubungan dengan nirwana, akan tetapi dalam tari Lenggang Pari warna
berpasangan. Konsep laki-laki dan perempuan dalam tari Lenggang Pari dikaitkan
busana nya melalui perwujudan motif gerak tari Lenggang Pari. Busana diken
akan sesuai dengan konsep kerakyatan, sederhana tidak memiliki ornamen yang
dengan penggunaan kain jarik yang sangat sederhana. Baju yang dikenakan penari
putra mencitrakan rakyat sederhana. Warna kuning emas yang muncul pada
busana tari Lenggang Pari dimaknai sebagai rasa kebikjasanaan seorang petani.
4.4.2.7 Iringan/musik
Iringan atau musik pada pertunjukan tari Lenggang Pari berfungsi untuk
gerak dan merangsang penari. Musik sebagai pengiring tari juga membantu
dalam pembuatan musik tari Lenggang pari yaitu instrumen tradisi dan instrumen
barat. Instrumen tradisinya ada saron, demung, peking, bonang barung, bonang
recorder dengan suling pada ilustrasi awal. Berdasarkan hasil wawancara Bapak
...g1
BPg5
_2525 653g2 3212 535g6
2626 161g5 2126 216g5+_
Ompak:
Notasi vokal
. . . 5 6 2 3 5 . . ! 6 5 3 1 2
Le- sung ju-meng-glung Sru im- bal im- bal- an
. . . 2 5 6 1 2 . . 5 3 2 3 5 6
Le- sung ju-meng-glung Ma-neng -gker ma-nung-kung
. 2 6 6 . 2 6 6 ! . ! 6 ! . ! 5
Ngu-man-dhang nge-ba-ki saj- ro-ning pa- de-san
2 . 2 1 2 . 2 5 2 . 2 1 2 1 6 5
Thok thok thek thok thok dhung thok thok thek thok thek thok dhung
2 . 2 1 2 . 2 5 2 . 2 1 2 1 6 5
Thok thok thek thok thok dhung thok thok thek thok thek thok dhung
musik dengan gerak tari. Nilai keindahan iringan pada pertunjukan tari Lenggang
Pari dapat dilihat dari garap musiknya. Jenis Instrumen yang digunakan mampu
musik memberikan kehidupan pada iringan tari tersebut. Pembagian alur yang
sangat nampak dengan permainan tempo musik, permainan melodi, irama dan
Keindahan iringan tari Lenggang Pari juga dapat dilihat dari pemilihan dan
Sebuah pertunjukan tari tidak terlepas dari sebuah tempat pementasan. Panggung
181
merupakan tempat atau lokasi yang digunakan untuk menyajikan suatu tarian.
Pada pertunjukan tari Lenggang Pari bisa dilakukan di tempat terbuka dan
tertutup dengan jenis panggung tabang atau panggung keliling yang diletakan di
Panggung dalam pertunjukan tari Lenggang Pari dalam acara Panen Raya
bentuk panggung tapal kuda yang dapat disaksikan penonton dari sisi depan dan
samping kiri dan kanan. Panggung tapal kuda tersebut ditata sedemikian rupa
sesuai dengan konsep pada acara tersebut. Berikut ini adalah bentuk panggung
dan tata pentas dalam pertunjukan tari Lenggang Pari pada saat penelitian
dilakukan.
182
panggung yang memiliki kualitas pertunjukan yang layak, memadahi dan menarik
artistik setting. Setting panggung dalam pertunjukan tari Lenggang Pari pada saat
ornamen panggung tidak berlebihan sehingga ruang gerak penari tidak terganggu
panggung sehingga iringan tari mampu didengarkan oleh penari dengan baik.
4.4.2.9 Properti
ekspresi dalam pertunjukan tari Lenggang Pari yang mempunyai daya tarik
tari Lenggang Pari berupa caping dengan warna merah emas dan putih emas.
183
Penggunaan caping sebagai properti pada pertunjukan tari Lenggang Pari sesuai
dengan konsep tarian yaitu menggambarkan kehidupan petani. Caping sangat erat
difungsikan sebagai pelengkap sajian tari. Penggunaan properti caping oleh penari
melalui properti caping yang digunakan sebagai identitas diri seorang petani
dengan pola dan motif gerak penari dengan properti. Caping yang digunakan
sebagai properti saat menari menimbulkan tenaga yang digunakan dalam ragam
gerak tertentu terlihat jelas sehingga mampu memperlihatkan nilai keindahan tari
melalui properti caping yang digunakan. Caping sebagai properti tari juga
dalam ruangan atau gedung. Pertunjukan tari Lenggang Pari biasanya diadakan
tidak hanya siang hari namun juga pada malam hari. Penggunaan tata lampu dan
tata suara dalam pertunjukan tari Lenggang Pari disesuaikan dengan tempat dan
Lenggang Pari pada saat itu berada di luar ruangan atau area terbuka dengan
didukung panggung sebagai tempat pementasan dan diadakan pada siang hari.
Pertunjukan tari Lenggang Pari pada siang hari menggunakan sinar alami yaitu
Lenggang Pari dengan cahaya alami dari sinar matahari pada saat peneliti
panggung pementasan ada lima buah sound besar di bagian depan panggung,
samping panggung dan sudut belakang panggung di sisi kanan dan kiri.
185
3 5
Foto 4.42 Tata Lampu dan Tata Suara Tari Lenggang Pari
(Sumber: Devvi Lutfiana, 12 Maret 2017)
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tari Lenggang Pari adalah tarian kreasi baru
yang diciptakan pada akhir bulan November tahun 2015 oleh Ibu Sri Damayanti.
186
Tari Lenggang Pari merupakan komposisi tari berpasangan putra dan putri. Tari
tanam. Tari Lenggang Pari ditarikan oleh penari putra dan putri sebagai wujud
Konsep mengenai putra dan putri yang digunakan adalah konsep dwi karsa yang
atas tarian tersebut. Keindahan suatu benda seni dapat berbeda antara satu orang
dengan yang lain, maka pada karya tulis Estetika Bentuk Pertunjukan Tari
Tegal Barat Kota Tegal dapat dilihat dari pola pertunjukan dan elemen
pertunjukan tari Lenggang Pari. Bentuk pertunjukan tari Lenggang Pari memiliki
tiga pola pertunjukan yaitu bagian awal, bagian inti atau isi dan bagian akhir serta
elemen yang mendukung pertunjukan tari Lenggang Pari yaitu tema, alur
cerita/alur dramatik, gerak, penari, ekspresi wajah, Tata rias dan busana,
yang dilakukan penari putra dan putri dengan intensitas tempo yang cepat dan
lambat, aksen dan kualitas gerak sesuai dengan urutan ragam gerak yang diiringi
musik tari Lenggang Pari yang berkesinambungan memunculkan kesan lincah dan
dinamis. Kesan lincah timbul saat tempo yang digunakan cepat. Kesan dinamis
timbul pada saat iringan sesuai dengan ketukan gerak dan iringan yang dimainkan
187
dari bentuk tari Lenggang Pari. Arah pergerakan penari putra dan putri dengan
variasi gerak maju dan mundur, ke depan dan ke belakang, ke kanan dan kiri
dilakukan secara simetris. Kesimetrisan ini menimbulkan citra kuat karena desain
ruangnya seimbang.
Tema dan alur cerita yang dihasilkan dari cerita kehidupan masyarakat
kehidupan yang teladan, bekerja keras, kebersamaan dan rasa syukur. Penggunaan
tata rias wajah dan busana memberikan kesan tersendiri pada pertunjukan tari
Lenggang Pari. Warna busana yang didominasi warna merah dan putih
penggunaan tata lampu, tata suara, properti dengan setting panggung yang terlihat
Lenggang Pari.
5.2 Saran
Penari tari Lenggang Pari diharapkan akan terus berlatih dengan rutin lagi
mengenai teknik dasar gerak tari untuk meningkatkan kualitas gerak saat menari.
188
Penari tari Lenggang Pari diharapkan dapat menguasai tari Lenggang Pari untuk
dikemudian hari digunakan untuk kegiatan yang baik misalnya dapat di tampilkan
Sanggar Seni Perwitasari sebagai salah satu sanggar yang berada di Kota
potensi kesenian daerah yang ada didalamnya. Dalam kegiatan yang telah
dijalankan agar tetap dijaga kelestariannya untuk lebih menarik lagi agar
menari.
DAFTAR PUSTAKA
Pebriyanti, Sestri Indah. 2013. Makna Simbolik Tari Bedhaya Tunggal Jiwa.
Harmonia jurnal pengetahuan dan pemikiran seni Vol.13 No.2. Semarang:
FBS UNNES.
Ratna, I Nyoman. 2007. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rizanti, Elisa. 2016. Kajian Estetis Tari Rengga Manis Di Kabupaten
Pekalongan. Jurnal seni tari Vol.5 No.1. Semarang: FBS UNNES.
Sarastiti, Dian dan veronica eni iryanti. 2012. Bentuk Penyajian Tari Ledhek
Barangan Di Kabupaten Blora. Jurnal seni tari Vol.1 No.1. Semarang:
FBS UNNES.
Sedyawati, edi dkk. 1986. Pengetahuan Elementar Tari Dan Beberapa Masalah Tari.
Jakarta: Direktorat kesenian departemen pendidikan dan kebudayaan.
LAMPIRAN
JUDUL:
1. PEDOMAN OBSERVASI
1.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian yaitu Sanggar Seni Perwitasari Kelurahan
2. PEDOMAN WAWANCARA
195
2.1.3 Berapa lama Anda menjadi Ketua pengelola sanggar seni perwitasari ?
2.1.5 Bagaimana latar belakang penciptaan tari Lenggang Pari di sanggar seni
perwitasari ?
2.1.6 Dimana saja tempat pentas tari Lenggang Pari dan dalam rangkaian acara
apa ?
2.1.7 Siapa saja yang terlibat dalam pementasan tari Lenggang Pari ?
2.1.8 Persiapan apa saja yang dilakukan guna menunjang pementasan tari
Lenggang Pari ?
2.1.13 Apa saja tata lampu dan tata suara yang digunakan ?
2.1.15 Apa yang menjadi daya tarik dan keunikan tari Lenggang Pari ?
2.1.16 Apakah ada syarat khusus untuk menjadi penari tari Lenggang Pari ?
2.1.22 Properti apa yang digunakan dalam pementasan tari Lenggang Pari ?
2.1.23 Bagaimana nilai estetika atau nilai keindahan yang ada dalam pementasan
2.2.2 Adakah syarat tertentu untuk menjadi penari tari Lenggang Pari ?
2.2.7 Adakah latihan khusus sebelum adanya pementasan tari Lenggang Pari ?
2.2.10 Apa saja kostum yang Anda kenakan pada saat menari tari Lenggang Pari
2.2.14 Bagaimana bentuk tata rias dan tata busana yang digunakan ?
2.2.15 Apa saja urutan penyajian dalam pementasan tari Lenggang Pari ?
2.2.16 Properti apa yang digunakan dalam pementasan tari Lenggang Pari ?
197
2.2.17 Apa yang menjadi daya tarik penari dalam tari Lenggang Pari ?
2.2.18 Bagaimana nilai keindahan bentuk tari Lenggang Pari menurut Anda ?
2.3.2 Apa saja instrumen yang digunakan dalam pembuatan musik iringan tari
Lenggang Pari ?
2.3.7 Musik apa saja yang diadopsi dalam tari Lenggang Pari ?
2.3.8 Apa nilai estetis yang ada dalam tari Lenggang Pari ?
3. PEDOMAN DOKUMENTASI
3.5 Foto tata rias wajah dan busana penari Lenggang Pari
2. Nama : Priambodo
Tempat, tanggal lahir : Tegal, 3 Juli 1977
Pekerjaan : Seniman
Alamat : Jl. Sukardi No.32 Kemandungan
Jabatan : Pimpinan Sanggar Seni Perwitasari
Lampiran 8
BIODATA PENELITI
211
NIM : 2501413072
Agama : Islam
No. HP : 085647543014
a. Ayah : Wahyudin