0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
291 tayangan32 halaman

7segment

Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang tujuan percobaan digital output seven segment menggunakan Arduino Uno. Dokumen tersebut juga menjelaskan dasar teori mengenai seven segment display, Arduino Uno, dan driver system LED tujuh segmen.

Diunggah oleh

elviana
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
291 tayangan32 halaman

7segment

Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang tujuan percobaan digital output seven segment menggunakan Arduino Uno. Dokumen tersebut juga menjelaskan dasar teori mengenai seven segment display, Arduino Uno, dan driver system LED tujuh segmen.

Diunggah oleh

elviana
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 32

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DIGITAL DAN

MIKROKONTROLER

“ DIGITAL OUTPUT 7 SEGMENT ”

Disusun Oleh:

NAMA : AHMAD
NIM : 32118055
KELAS : 2C D3 TEKNIK LISTRIK

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN 2019
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :

a. Membuat layout simulasi rangkaian keluaran seven segmen di proteus


menggunakan Arduino Uno.

b. Membuat program sketch di IDE Arduino dengan menyalakan simulasi seven


segment di proteus.

c. Mengaplikasikan hasil simulasi di proteus ke Board Modul Arduino Uno.

II. DASAR TEORI


1. Seven Segment Display

Pengertian Seven Segment Display 


Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka
desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada
umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital,
Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven
ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan
dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun
1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).
Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan
secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0
(nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi
Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf
Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment
Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan
untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display,
terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal.  Terdapat
beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs,
Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode
(LED).
LED 7 Segmen (Seven Segment LED)

Salah satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi
Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai
penerangnya.  LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis dan 1
segmen titik yang menandakan “koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan segmen atau
elemen LED sebenarnya adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan mudah, ketika
segmen atau elemen tertentu diberikan arus listrik, maka Display akan menampilkan
angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang diberikan.

Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common


Cathode” dan “LED 7 Segmen common Anode”.

 LED 7 Segmen Tipe Common Cathode (Katoda)


Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua
segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi
Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin
ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control
Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.LED Seven
Segment Display Tipe Common Katoda.

 LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)


Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua
segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi
Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin
ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan
diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.LED Seven Segment
Display Tipe Common Anoda.

Prinsip Kerja Dasar Driver System pada LED 7 Segmen


Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen.

Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8
jalur yaitu “a” sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen
sehingga menghasilkan angka atau digit yang diinginkan. Contohnya, jika output
dekoder adalah a, b, dan c, maka Segmen LED akan menyala menjadi angka “7”. Jika
Sinyal Input adalah berbentuk Analog, maka diperlukan ADC (Analog to Digital
Converter) untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital sebelum masuk ke Input
Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal Digital, maka Dekoder akan
menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup
kepada Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder
sendiri dapat mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan
Segmen LED maka Blok Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk
menyalakan 7 Segmen ini adalah terdiri dari 8 Transistor Switch pada masing-masing
elemen LED.
2. Arduino
Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada
ATmega328 (datasheet). Arduino UNO mempunyai 14 pin digital input/output (6 di
antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator
Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan
sebuat tombol reset. Arduino UNO memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang
mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah computer dengan sebuah kabel
USB atau mensuplaindengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan baterai
untuk memulainya. 

Gambar 2.1 Arduino UNO

Gambar 2.2 Bagian-bagian Arduino Uno


Berdasarkan pada Gambar 2, akan diurutkan bagian-bagian dari board Arduino
beserta fungsi-fungsinya yaitu sebagai berikut:
1)      USB Soket/Power USB
USB Soket/Power USB digunakan untuk memberikan catu daya ke Papan
Arduino menggunakan kabel USB dari komputer. Selain menjadi port catu daya, USB
juga memiliki berfungsi untuk:
 Memuat program dari komputer ke dalam board Arduino.
 Komunikasi serial antara papan Arduino dan komputer begitu juga sebaliknya.
Pada versi lebih lama Arduino terdapat sambungan SV1 Sambungan atau jumper
untuk memilih sumber daya yang digunakan, apakah dari sumber eksternal atau
menggunakan USB. Sambungan ini tidak diperlukan lagi pada papan Arduino versi
terakhir karena pemilihan sumber daya eksternal atau USB dilakukan secara otomatis.
2)      Power (Barrel Jack)
Papan Arduino dapat juga diberikan colokan catu daya secara langsung dari
sumber daya AC dengan menghubungkannya ke Barrel Jack yang tersedia. Tegangan
maksimal yang dapat diberikan kepada Arduino maksimal 12volt dengan range arus
maksimal 2A (Agar regulator tidak panas).
3)      Voltage Regulator
Fungsi dari voltage regulator adalah untuk mengendalikan atau menurunkan
tegangan yang diberikan ke papan Arduino dan menstabilkan tegangan DC yang
digunakan oleh prosesor dan elemen-elemen lain.
4)      Crystal Oscillator
Kristal (quartz crystal oscillator), jika mikrokontroler dianggap sebagai sebuah
otak, maka kristal adalah jantung-nya karena komponen ini menghasilkan detak-detak
yang dikirim kepada mikrokontroler agar melakukan sebuah operasi untuk setiap
detak-nya. Kristal ini dipilih yang berdetak 16 juta kali per detik (16MHz).
Crystal oscillator membantu Arduino dalam hal yang berhubungan dengan waktu.
Bagaimana Arduino menghitung waktu? Jawabannya adalah, dengan menggunakan
crystal oscillator. Angka yang tertulis pada bagian atas crystal 16.000H9H berarti
bahwa frekuensi dari oscillator tersebut adalah 16.000.000 Hertz atau 16 MHz.
5)      5, 17 Arduino Reset
Kita dapat mereset papan arduino, misalnya memulai program dari awal.
Terdapat dua cara untuk mereset Arduino Uno. Pertama, dengan menggunakan reset
button (17) pada papan arduino. Kedua, dengan menambahkan reset eksternal ke pin
Arduino yang berlabel RESET (5). Perhatikan bahwa tombol reset ini bukan untuk
menghapus program atau mengosongkan mikrokontroler.
6)      3.3V (6) − Supply 3.3 output volt
7)      5V (7) − Supply 5 output volt
Sebagaian besar komponen yang digunakan papan Arduino bekerja dengan baik
pada tegangan 3.3 volt dan 5 volt.
8)      GND (8)(Ground) – Ada beberapa pin GND pada Arduino, salah satunya dapat
digunakan untuk menghubungkan ground rangkaian.
9)      Vin (9) – Pin ini juga dapat digunakan untuk memberi daya ke papan Arduino
dari sumber daya eksternal, seperti sumber daya AC.
10)  10 Analog pins
Papan Arduino Uno memiliki enam pin input analog A0 sampai A5. Pin-pin ini
dapat membaca tegangan dan sinyal yang dihasilkan oleh sensor analog seperti sensor
kelembaban atau temperatur dan mengubahnya menjadi nilai digital yang dapat dibaca
oleh mikroprosesor. Program dapat membaca nilai sebuah pin input antara 0 – 1023,
dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.
11)  Main microcontroller
Setiap papan Arduino memiliki Mikrokontroler (11). Kita dapat
menganggapnya sebagai otak dari papan Arduino. IC (integrated circuit) utama pada
Arduino sedikit berbeda antara papan arduino yang satu dengan yang lainnya.
Mikrokontroler yang sering digunakan adalah ATMEL. Kita harus mengetahui IC apa
yang dimiliki oleh suatu papan Arduino sebelum memulai memprogram arduino
melalui Arduino IDE. Informasi tentang IC terdapat pada bagian atas IC. Untuk
mengetahui kontruksi detai dari suatu IC, kita dapat melihat lembar data dari IC yang
bersangkutan.
12)  12 ICSP pin
Kebanyakan, ICSP (12) adalah AVR, suatu programming header kecil untuk
Arduino yang berisi MOSI, MISO, SCK, RESET, VCC, dan GND. Hal ini sering
dirujuk sebagai SPI (Serial Peripheral Interface), yang dapat dipertimbangkan sebagai
“expansion” dari output. Sebenarnya, kita memasang perangkat output ke master bus
SPI.
In-Circuit Serial Programming (ICSP)Port ICSP memungkinkan pengguna
untuk memprogram microcontroller secara langsung, tanpa melalui bootloader.
Umumnya pengguna Arduino tidak melakukan ini sehingga ICSP tidak terlalu dipakai
walaupun disediakan.
13)  Power LED indicator
LED ini harus menyala jika menghubungkan Arduino ke sumber daya. Jika LED
tidak menyala, maka terdapat sesuatu yang salah dengan sambungannya.
14)  14 TX dan RX LEDs
Pada papan Arduino, kita akan menemukan label: TX (transmit) dan RX
(receive). TX dan RX muncul di dua tempat pada papan Arduino Uni. Pertama, di
pin digital 0 dan 1, Untuk menunjukkan pin yang bertanggung jawab untuk
komunikasi serial. Kedua, TX dan RX led (13). TX led akan berkedip dengan
kecepatan yang berbeda saat mengirim data serial. Kecepatan kedip tergantung pada
baud rate yang digunakan oleh papan arduino. RX berkedip selama menerima
proses.
15)  Digital I/O
Papan Arduino Uno memiliki 14 pin I/O digital (15), 6 pin output
menyediakan PWM (Pulse Width Modulation). Pin-pin ini dapat dikonfigurasikan
sebagai pin digital input untuk membaca nilai logika (0 atau 1) atau sebagai pin
digital output untuk mengendalikan modul-modul seperti LED, relay, dan lain-lain.
Pin yang berlabel “~” dapat digunakan untuk membangkitkan PWM.
16)  AREF
AREF merupakan singkatan dari Analog Reference. AREF kadanag-kadang
digunakan untuk mengatur tegangan referensi eksternal (antar 0 dan 5 Volts) sebagai
batas atas untuk pin input analog input.
III. ALAT DAN BAHAN

1. Tools Proteus (software)


2. Tools IDE Arduino Uno
3. Board Modul Arduino Uno : 1 set
4. Kabel USB : 1 buah
5. Kabel jumper male-female, male-male, female-female

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 4.1 Rangkaian percobaan seven segment

 Percobaan I ( menampilkan angka 3 )


 Percobaan II ( membuat counter 0-9 dengan 7 segmen)

Gambar 4.2 Rangkaian percobaan III


 Percoban III (menampilkan angka yang berbeda di masing masing 7
segmen)
 Percobaan IV (menampilkan huruf K pada dot matriks LED)

V. LANGKAH PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN


 Percobaan I
1. Merangkai gambar di proteus seperti pada gambar 4.1
2. Membuat program arduinonya
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
pinMode(2,OUTPUT);
pinMode(3,OUTPUT);
pinMode(4,OUTPUT);
pinMode(5,OUTPUT);
pinMode(6,OUTPUT);
pinMode(7,OUTPUT);
pinMode(8,OUTPUT);
pinMode(10,OUTPUT);
}

void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,LOW);
digitalWrite(6,HIGH);
digitalWrite(7,HIGH);
digitalWrite(8,LOW);
digitalWrite(10,LOW);
}
3. Men-copy file hex arduino pada proteus.
4. Kemudian simulasikan dengan menekan tombol play
5. Hasil simulasi

Gambar 5.1 hasil simulasi percobaan 1

 Percobaan II
1. Merangkai gambar di proteus seperti pada gambar 4.1
2. Membuat program arduinonya
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
pinMode(2,OUTPUT);
pinMode(3,OUTPUT);
pinMode(4,OUTPUT);
pinMode(5,OUTPUT);
pinMode(6,OUTPUT);
pinMode(7,OUTPUT);
pinMode(8,OUTPUT);
pinMode(10,OUTPUT);
pinMode(11,OUTPUT);
pinMode(12,OUTPUT);
pinMode(13,OUTPUT);
}

void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
// kondisi 0
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,LOW);
digitalWrite(6,LOW);
digitalWrite(7,LOW);
digitalWrite(8,HIGH);
digitalWrite(10,LOW);
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(12,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(1000);
// kondisi 1
digitalWrite(2,HIGH);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,HIGH);
digitalWrite(6,HIGH);
digitalWrite(7,HIGH);
digitalWrite(8,HIGH);
digitalWrite(10,LOW);
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(12,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(1000);
// kondisi 2
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,HIGH);
digitalWrite(5,LOW);
digitalWrite(6,LOW);
digitalWrite(7,HIGH);
digitalWrite(8,LOW);
digitalWrite(10,LOW);
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(12,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(1000);
// kondisi 3
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,LOW);
digitalWrite(6,HIGH);
digitalWrite(7,HIGH);
digitalWrite(8,LOW);
digitalWrite(10,LOW);
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(12,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(1000);
// kondisi 4
digitalWrite(2,HIGH);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,HIGH);
digitalWrite(6,HIGH);
digitalWrite(7,LOW);
digitalWrite(8,LOW);
digitalWrite(10,LOW);
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(12,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(1000);
// kondisi 5
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,HIGH);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,LOW);
digitalWrite(6,HIGH);
digitalWrite(7,LOW);
digitalWrite(8,LOW);
digitalWrite(10,LOW);
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(12,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(1000);
// kondisi 6
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,HIGH);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,LOW);
digitalWrite(6,LOW);
digitalWrite(7,LOW);
digitalWrite(8,LOW);
digitalWrite(10,LOW);
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(12,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(1000);
// kondisi 7
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,HIGH);
digitalWrite(6,HIGH);
digitalWrite(7,HIGH);
digitalWrite(8,HIGH);
digitalWrite(10,LOW);
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(12,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(1000);
// kondisi 8
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,LOW);
digitalWrite(6,LOW);
digitalWrite(7,LOW);
digitalWrite(8,LOW);
digitalWrite(10,LOW);
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(12,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(1000);
// kondisi 9
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,LOW);
digitalWrite(6,HIGH);
digitalWrite(7,LOW);
digitalWrite(8,LOW);
digitalWrite(10,LOW);
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(12,LOW);
digitalWrite(13,LOW);
delay(1000);

}
3. Men-copy file hex arduino pada proteus.
4. Kemudian simulasikan dengan menekan tombol play
5. Hasil simulasi
Gambar 5.2 Hasil simulasi percobaan II

 Percobaan III
1. Merangkai board arduino sesuai pada gambar 4.2
2. Membuat program arduinonya
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
pinMode(2,OUTPUT);
pinMode(3,OUTPUT);
pinMode(4,OUTPUT);
pinMode(5,OUTPUT);
pinMode(6,OUTPUT);
pinMode(7,OUTPUT);
pinMode(8,OUTPUT);
pinMode(10,OUTPUT);
pinMode(11,OUTPUT);
pinMode(12,OUTPUT);
pinMode(13,OUTPUT);
}

void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
// kondisi 1
digitalWrite(2,HIGH);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,HIGH);
digitalWrite(6,HIGH);
digitalWrite(7,HIGH);
digitalWrite(8,HIGH);
digitalWrite(10,LOW);
digitalWrite(11,HIGH);
digitalWrite(12,HIGH);
digitalWrite(13,HIGH);
delay(100);
// kondisi 2
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,HIGH);
digitalWrite(5,LOW);
digitalWrite(6,LOW);
digitalWrite(7,HIGH);
digitalWrite(8,LOW);
digitalWrite(10,HIGH);
digitalWrite(11,LOW);
digitalWrite(12,HIGH);
digitalWrite(13,HIGH);
delay(100);
// kondisi 3
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,LOW);
digitalWrite(6,HIGH);
digitalWrite(7,HIGH);
digitalWrite(8,LOW);
digitalWrite(10,HIGH);
digitalWrite(11,HIGH);
digitalWrite(12,LOW);
digitalWrite(13,HIGH);
delay(100);
// kondisi 4
digitalWrite(2,HIGH);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
digitalWrite(5,HIGH);
digitalWrite(6,HIGH);
digitalWrite(7,LOW);
digitalWrite(8,LOW);
digitalWrite(10,HIGH);
digitalWrite(11,HIGH);
digitalWrite(12,HIGH);
digitalWrite(13,LOW);
delay(100);
}
3. Tekan tombol upload
4. Kemudian simulasikan dengan menekan tombol play
5. Hasil Simulasi
Gambar 5.5 hasil simulasi percobaan III
 Percobaan IV
1. Merangkai board arduino sesuai jobsheet
2. Membuat program arduinonya
void setup ()
{
pinMode ( 2, OUTPUT);
pinMode ( 3, OUTPUT);
pinMode ( 4, OUTPUT);
pinMode ( 5, OUTPUT);
pinMode ( 6, OUTPUT);
pinMode ( 7, OUTPUT);
pinMode ( 8, OUTPUT);
pinMode ( 9, OUTPUT);
pinMode ( 10, OUTPUT);
pinMode ( 11, OUTPUT);
pinMode ( 12, OUTPUT);
pinMode ( 13, OUTPUT);
}

void loop ()
{
//Kondisi K
digitalWrite (2, HIGH);
digitalWrite (3, HIGH);
digitalWrite (4, HIGH);
digitalWrite (5, HIGH);
digitalWrite (6, HIGH);
digitalWrite (7, HIGH);
digitalWrite (8, HIGH);
digitalWrite (9, LOW);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, HIGH);
delay (1);

//KONDISI 2
digitalWrite (2, LOW);
digitalWrite (3, LOW);
digitalWrite (4, LOW);
digitalWrite (5, HIGH);
digitalWrite (6, LOW);
digitalWrite (7, LOW);
digitalWrite (8, LOW);
digitalWrite (9, HIGH);
digitalWrite (10, LOW);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, HIGH);
delay (1);

//KONDISI 3
digitalWrite (2, LOW);
digitalWrite (3, LOW);
digitalWrite (4, HIGH);
digitalWrite (5, LOW);
digitalWrite (6, HIGH);
digitalWrite (7, LOW);
digitalWrite (8, LOW);
digitalWrite (9, HIGH);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, LOW);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, HIGH);
delay (1);

//KONDISI 4
digitalWrite (2, LOW);
digitalWrite (3, HIGH);
digitalWrite (4, LOW);
digitalWrite (5, LOW);
digitalWrite (6, LOW);
digitalWrite (7, HIGH);
digitalWrite (8, LOW);
digitalWrite (9, HIGH);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, LOW);
digitalWrite (13, HIGH);
delay (1);

//KONDISI 5
digitalWrite (2, HIGH);
digitalWrite (3, LOW);
digitalWrite (4, LOW);
digitalWrite (5, LOW);
digitalWrite (6, LOW);
digitalWrite (7, LOW);
digitalWrite (8, HIGH);
digitalWrite (9, HIGH);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, LOW);
delay (1);

digitalWrite (2, LOW);


digitalWrite (3, LOW);
digitalWrite (4, LOW);
digitalWrite (5, LOW);
digitalWrite (6, LOW);
digitalWrite (7, LOW);
digitalWrite (8, LOW);
digitalWrite (9, HIGH);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, HIGH);

delay (1000);
digitalWrite (2, HIGH);
digitalWrite (3, HIGH);
digitalWrite (4, HIGH);
digitalWrite (5, HIGH);
digitalWrite (6, HIGH);
digitalWrite (7, HIGH);
digitalWrite (8, HIGH);
digitalWrite (9, LOW);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, HIGH);
delay (1);

digitalWrite (2, HIGH);


digitalWrite (3, LOW);
digitalWrite (4, LOW);
digitalWrite (5, HIGH);
digitalWrite (6, LOW);
digitalWrite (7, LOW);
digitalWrite (8, HIGH);
digitalWrite (9, LOW);
digitalWrite (10, LOW);
digitalWrite (11, LOW);
digitalWrite (12, LOW);
digitalWrite (13, LOW);
delay (1);

digitalWrite (2, LOW);


digitalWrite (3, LOW);
digitalWrite (4, LOW);
digitalWrite (5, LOW);
digitalWrite (6, LOW);
digitalWrite (7, LOW);
digitalWrite (8, LOW);
digitalWrite (9, HIGH);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, HIGH);

delay (1000);
digitalWrite (2, HIGH);
digitalWrite (3, HIGH);
digitalWrite (4, HIGH);
digitalWrite (5, HIGH);
digitalWrite (6, HIGH);
digitalWrite (7, HIGH);
digitalWrite (8, HIGH);
digitalWrite (9, LOW);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, HIGH);
delay (1);

digitalWrite (2, LOW);


digitalWrite (3, HIGH);
digitalWrite (4, LOW);
digitalWrite (5, LOW);
digitalWrite (6, LOW);
digitalWrite (7, LOW);
digitalWrite (8, LOW);
digitalWrite (9, HIGH);
digitalWrite (10, LOW);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, HIGH);
delay (1);

digitalWrite (2, LOW);


digitalWrite (3, LOW);
digitalWrite (4, HIGH);
digitalWrite (5, LOW);
digitalWrite (6, LOW);
digitalWrite (7, LOW);
digitalWrite (8, LOW);
digitalWrite (9, HIGH);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, LOW);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, HIGH);
delay (1);

digitalWrite (2, LOW);


digitalWrite (3, LOW);
digitalWrite (4, LOW);
digitalWrite (5, HIGH);
digitalWrite (6, LOW);
digitalWrite (7, LOW);
digitalWrite (8, LOW);
digitalWrite (9, HIGH);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, LOW);
digitalWrite (13, HIGH);
delay (1);

digitalWrite (2, HIGH);


digitalWrite (3, HIGH);
digitalWrite (4, HIGH);
digitalWrite (5, HIGH);
digitalWrite (6, HIGH);
digitalWrite (7, HIGH);
digitalWrite (8, HIGH);
digitalWrite (9, HIGH);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, LOW);
delay (1);

digitalWrite (2, LOW);


digitalWrite (3, LOW);
digitalWrite (4, LOW);
digitalWrite (5, LOW);
digitalWrite (6, LOW);
digitalWrite (7, LOW);
digitalWrite (8, LOW);
digitalWrite (9, HIGH);
digitalWrite (10, HIGH);
digitalWrite (11, HIGH);
digitalWrite (12, HIGH);
digitalWrite (13, HIGH);

delay (1000);
}

3. Tekan tombol upload


4. Hasil Praktek
Gambar 5.4 hasil praktek percobaan IV

VI. ANALISIS
1. Percobaan 1
Dalam percobaan ini hanya digunakan 1 dari keempat 7segment. Percobaan
ini dilakukan dengan menghubungkan kaki-kaki LED ke kaki positif arduino
dari kaki 1-8 dan kaki negatif LED ke grounding. Untuk pembuatan programnya
menggunakan ARDUINO IDE, dan karena LED 7segmet yang digunakan adalah
jenis anoda maka untuk menyalakan angka tiga, pin 2,3,4,5 dan 8 diberi masukan
LOW.
2. Percobaan 2
• Analisis pemrograman
Percobaan kedua ini, hal yang pertama kali dilakukan ialah mensimulasikan
padaboard arduino di Proteus. Seperti pada gambar diatas ada sebuah LED yang
dihubungkan dengan pin 2 pada board arduino, kemudian dihubungkan pula
dengan ground.
Adapun cara untuk menulis bahasa pemograman untuk menyalakan LED di
pin 2 yaitu, pada Void Setup(); diberikan perintah “pinMode (2, OUTPUT)”;
dimana angka 2 ini berarti pin-nya dan disetsebagai output. Adapun pada bagian
void loop (); diberikan perintah “digitalWrite (2, High)”; yang mana membuat
LED yang terhubung dengan Output arduino akan menyala.
• Analisis hasil percobaan secara praktek
Dalam percobaan ini akan dibuat suatu rangkaian LED yang menampilkan
angka yang berubah-ubah dari waktu-ke waktu (counter). Pembuatan
programnya dibagi menjadi 0-9 kondisi yang akan menampilkan angka 0-9.
Setiap angka yang akan ditampilkan dibuat programnya sesuai segment yang
akan menampilkan angka tersebut namun diberi delay 1000 milisecond atau sama
dengan 1 detik. Sehingga pada saat dijalankan akan ditampilkan angka 0-9
dengan jeda 1 detik setiap angka.

3. Percobaan 3
Dalam percobaan ini akan dibuat suatu rangkaian LED dengan tampilan yang
berbeda pada keempat 7segment. Percobaan ini dibuat menjadi 4 kondisi dengan
tampilan 1,2,3, dan 4. Untuk pin 10,11,12,13 yang merupakan bagian groundnya
akan diberi keterangan LOW agar bisa menyalakan LED dan setiap pin mewakili
1 dari keempat 7segment. Percobaan ini juga ditambahkan delay 1000 milisecond
agar perpindahan angka dari segment lain ke segment berikutnya terjadi dengan
lambat sehingga akan memunculkan angka 1,2,3,dan 4 secara bergantian.

4. Percobaan IV
Di percobaan ini terdapat LED yang berbentuk bulatan dengan baris x kolom
adalah 7x5. Untuk memunculkan angka K, pin baris dihubungkan pada pin 2-8
arduino dan pin kolom dihubungkan pada pin 9-13 arduino. Dalam scriptnya,
untuk menyalakn LED dalam baris digunakan perintah HIGH, sedangkan untuk
menyalakan LED dalam kolom digunakan perintah LOW. Dalam script, untuk
menyalakn titik-titik LED secara bersamaan diberikan delay yang sangat kecil
agar mata menagkap seolah titik-titik LED muncul secara bersamaan.

VII. KESIMPULAN
 Praktikan mampu membuat layout simulasi rangkaian keluaran seven segmen
di proteus menggunakan Arduino kuno
 Praktikan mampu membuat program sketch di IDE Arduino dengan
menyalakan simulasi seven segmen di protes
 Praktikan mampu mengaplikasikan hasil simulasi di proteus ke Board Modul
Arduino Uno

DAFTAR PUSTAKA

https://teknikelektronika.com/pengertian-seven-segment-display-layar-tujuh-segmen/
http://fungkynotes.blogspot.com/2018/04/bagian-dan-fungsi-pada-board-
arduino.html#

Anda mungkin juga menyukai