Erdiana LaprakEDP TitrasiKonduktometri
Erdiana LaprakEDP TitrasiKonduktometri
Erdiana LaprakEDP TitrasiKonduktometri
Titrasi Konduktometri
Disusun Oleh :
Erdiana Putri Pertiwi (062118057)
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip titrasi konduktometri didasarkan pada selama titrasi, salah satu ion
digantikan oleh ion lainnya dan kedua ion memiliki perbedaan ionik konduktivitas
dengan hasil bahwa konduktivitas larutan bervariasi selama titrasi. Titik ekivalen
dapat ditemukan secara grafis dengan memplot perubahannya dalam konduktansi
sebagai fungsi volume titran yang ditambahkan. Nilai konduktansi ionik
bervariasi antara kation dan anion. Akhirnya, konduktivitas juga tergantung pada
terjadinya reaksi kimia dalam larutan elektrolitik.
2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan yaitu power supply (satu daya) 1,5 volt, pipet
volumetrik, magnetic stirrer, mikroburet, gelas piala dan labu ukur 500 mL,
pernometer dan sel konduktometri.
2.2 Bahan
C. Penetapan Pb
Diamati nilai konduktansi (atau resistansi) larutan cuplikan yang
disediakan
Disiapkan mikro buret, bilas dan isi dengan larutan asam sulfat yang telah
dipersiapkan dan di standarisasi.
Diaduk larutan Pb asetat dan ditambahkan titran sebanyak 0,3 ml, aduk
selama 15 detik. Dan diamati nilai konduktansi (atau nilai resistensinya)
dan dicatat suhu larutan.
Lanjutkan prosedur penambahan titran ini dengan setiap penambahan
sebanyak 0,3 ml sampai diperoleh 4 titik setelah lewat titik ekivalen.
Ulangi penetapan ini dengan cuplikan yang baru dua atau tiga kali ulangan
Dibuat plot masing – masing titrasi antara ml titran sebagai ordinat dan
nilai konduktansi sebagai sumbu absis.
Ekstrapolasikan kurva dan temukan ekivalen serta hitung/nilai atau
moralitas Pb asetat.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.2 Perhitungan
A. Perhitungan bobot Pb-asetat secara teoritis
gram 1000
M= x
Mr V
gram 1000
0,1 = x
379,34 50
Gram = 18,967
B. Standarisasi H2SO4 0,1 M dengan Na2CO3
Bobot Na2CO3
gram 1000
M= x
Mr V
gram 1000
0,1 = x
105,99 100
Gram = 1,0599
Molaritas H2SO4 pekat
10 x % x P
M=
Mr
10 x 95 x 1,84
=
98
= 17,8 mL
Pengenceran H2SO4
V1N1 = V2N2
V1.0,5 = 100.0,1
V1 = 20 mL
Pengenceran H2SO4 (p)
V1N1 = V2N2
V1.0,5 = 100.0,1
V1 = 20 mL
Standarisasi H2SO4
Bobot timbang Na2CO3 : 1,0528 gram
Volume titran 1 : 29,4 mL
Volume titran 2 : 29,5 mL
Volume rata-rata titran : 29,45 mL
Molaritas H2SO4
mg Na 2CO 3
M=
Fp x V x BM Na 2CO 3
1062,8 mg
=
4 x 29,45 x 106
= 0,0850 M
C. Kurva Titrasi Konduktometri
Kurva Titrasi Konduktometri
4
3.5
3
Konduktansi (mS)
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Volume titran (mL)
PEMBAHASAN
Kemudian dilakukan titrasi konduktometri pada Pb-asetat, pada saat titrasi titran
(larutan asam sulfat sudah distandarisasi) yang ditambahkan dinaikkan menjadi
0,3 ml dari volume awal sehingga akan diperoleh nilai konduktansi. Sehingga dari
penambahan volume titran terhadap konduktansi dapat dibuat grafik untuk
menentukan titik ekivalen. Dari data yang diperoleh dapat dilihat, dari data
pengamatan nilai konduktansi yang tidak stabil dikarerenakan nilai yang
didapatkan selama proses penambahan titran nilai data nya naik turun. Seharusnya
semakin bertambahnya volume titran yang ditambahkan maka daya hantar
listriknya akan semakin tinggi. Kesalahan tersebut dapat terjadi karena elektroda
tidak terendam dengan baik, elektroda yang digunakan belum steril dan masih
terkandung sisa larutan sebelumnya, pada saat pengenceran larutan belum
tercampur secara sempurna dan saat pengadukan dengan stirrer belum teraduk
sempurna, namun sudah diukur daya hantar listriknya. Penentuan titik ekivalen
pada grafik diatas menunjukkan titik yang sama pada konduktansi sebesar 3,23
mS yang terdapat pada penambahan volume titran sebesar 2,7 mL dan 3 mL
sehingga titik ekivalen yang diambil adalah titik ekivalen volume rata-rata sebesar
2,85 mL. Reaksi yang terjadi:
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J., R. C. Denney, G.H Jeffrey, J. Mendhom. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia
Analisa Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC.
Day, R.A. dan A.L. Underwood. 2002. Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi Keempat.
Jakarta (ID): Erlangga
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. (Alih bahasa:
A.Saptorahardjo). Jakarta: Ui Press.
Svehla, G., 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, Edisi kelima, diterjemahkan oleh Setiono, L & Pudjaatmaka,
A. H, Jakarta, Media Pusaka
Tim Dosen Kimia Analitik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Instrumen.
Makassar : Laboratorium Kimia, FMIPA, UNM.
LAMPIRAN
1. Titrasi konduktometri semacam ini dapat dimanfaatkan untuk analisis apa saja?
Apakah jenis reaksi redoks, asam basa dan pembentukan kompleks juga dapat
memanfaatkan teknik ini untuk mengikuti perubahan parameter titrasi?
2. Mengapa dalam pengukuran konduktivitas ini diterapkan voltase dan arus yang
cukup kecil?
Jawab :