PTTL 2
PTTL 2
PTTL 2
KATA PENGANTAR
Buku panduan ini merupakan pegangan bagi para mekanik AHASS dan PDI Man di seluruh
jaringan Jawa Barat yang akan mengikuti seleksi Technical Training Level – 2 (TTL-2). Melalui
buku ini diharapkan para mekanik dan PDI Man dapat memperoleh gambaran umum mengenai
materi yang akan disampaikan pada saat Technical Training Level - 2 (TTL-2).
Pembuatan buku ini berkenaan dengan tuntutan atau kebutuhan dari berbagai pihak terutama
Jaringan yang mengirimkan karyawannya untuk mengikuti seleksi, akan tetapi para
karyawannya banyak yang tidak lolos mengikuti seleksi tersebut.
Dengan diterbitkannya buku panduan ini, diharapkan para calon peserta seleksi TTL – 2 sudah
siap untuk menyelesaikan soal-soal yang akan diberikan. Sehingga diharapkan dapat
meningkatkan tingkat kelulusan dari peserta tes.
Demikian buku pedoman ini kami buat, dengan harapan dapat menjadi panduan dan
bermanfaat bagi semua pihak.
2
A. ELECTRICAL
a. SISTEM PENGAPIAN
Secara garis besar, alur sistem pengapian adalah sebagai berikut :
1. Batere (Untuk sistem DC) dan ACG (untuk sistem AC)
2. ICM / ECM
3. Coil Pengapian
4. Busi
3
c. SISTEM BEBAN
Secara garis besar sistem beban adalah sebagai berikut :
d. SISTEM PENGISIAN
Secara garis besar alur sistem pengisian adalah sebagai berikut :
1. ACG
2. Regulator Rectifier
3. Baterai
a. Sumber listrik
Battery : Sumber listrik arus DC
Alternator / generator : Sumber listrik arus AC
b. Alat daya
Ignition coil : Mengubah tegangan listrik (dari rendah ke tinggi)
Resistor : Menahan atau membatasi arus listrik
Kondensator : Menyimpan arus listrik sementara
4
B. SISTEM PGM-FI
A. Throttle Body
Throttle body mengatur jumlah udara masuk sewaktu pengendara mengoperasikan handle gas.
E. Injector
Injector berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam saluran masuk / intaxe manifold.
Jika terjadi gangguan / kegagalan fungsi dari Injector, maka MIL akan berkedip sebanyak 12
Kedipan.
F. Sensor Engine Coolant Temperature (ECT) dan Engine Oil Temperature (EOT)
Sensor ECT / EOT berfungsi untuk mendeteksi suhu mesin dan mengirimkan informasi tersebut ke
ECM untuk mengoreksi jumlah injeksi bahan bakar dan waktu pengapian berdasarkan panas
mesin. Jika terjadi gangguan / kegagalan fungsi dari ECT / EOT, maka MIL akan berkedip sebanyak
7 Kedipan.
5
G. Sensor Intake Air Temperature (IAT)
Sensor IAT berfungsi untuk mendeteksi suhu pada inlate pipe intake dan mengirimkan informasi
tersebut ke ECM untuk membantu mengoreksi perbandingan udara dengan bahan bakar.
Jika terjadi gangguan / kegagalan fungsi dari IAT, maka MIL akan berkedip sebanyak 9 Kedipan.
Alat yang digunakan untuk melakukan pengecekan history gangguan adalah Service connector Short
atau DLC short connector.
6
B. Penghapusan History Gangguan
7
C. general
1. MICROMETER
Micrometer adalah salah satu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur diameter benda kerja. Jenis
Micrometer ada 3 Jenis, yaitu : Inside Micrometer, Outside Micrometer, Depth Micrometer.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang presisi. Lakukan Kalibrasi dengan cara memeriksa
ketepatan titik nol.
8
Cara pembacaan Micrometer :
2. DIAL GAUGE
Dial gauge berfungsi untuk mengukur : Kerataan permukaan bidang datar, kebulatan sebuah
poros, Keolengan roda, dan Kerataan permukaan dinding silinder.
Cylinder bore gauge berfungsi untuk mengukur diameter bagian dalam silinder.
Cara mengukur Silinder menggunakan cylinder bore gauge (ketelitian 0,01 mm), diantaranya :
a. Pasang dial ke tangkai bore gauge. Pastikan dial tertekan 1 mm (posisi jarum pendek di angka 1)
b. Ukur diameter silinder menggunakan vernier caliper
c. Pilih ukuran Rod / Anvil & washer yang sesuai
d. Pasang rod / anvil & washer dengan benar pada tangkai gauge
e. Masukan bore gauge ke dalam silinder, bagian bergerak terlebih dahulu
f. Posisikan tegak lurus pada bidang cylinder
g. Gerakan tangkai gauge ke arah kiri dan kanan secara perlahan – lahan, sambil melihat pergerakan
jarum panjang yang paling kecil
h. Ukur diameter silinder di 6 titik. Catat hasil ukur di setiap titik
i. Konversikan hasil ukur bore gauge ke Micrometer.
9
D. Engine
Sistem pendingin berfungsi untuk Menjaga suhu kerja mesin agar tetap dalam batas normal, dan
mencegah overheating (panas berlebih).
10
3. Pemeriksaan Tekanan Kompresi
Tekanan kompresi silinder adalah Tekanan yang dihasilkan pada langkah kompresi saat piston
bergerak dari TMB ke TMA. Kompresi tinggi di sebabkan oleh adanya endapan karbon, dan gejala
ini bisa ditemukan apabila : Panas berlebih dan adanya gejala knocking. Kompresi rendah di
sebabkan oleh adanya kebocoran kompresi, gejala ini bisa ditemukan apabila : Mesin sulit
dihidupkan, Putaran stationer kasar, unjuk kerja mesin buruk. Alat yang digunakan untuk
mengkukur tekanan kompresi adalah Compression tester.
4. Penggantian Shim
5. Sistem Kopling
Fungsi sistem kopling adalah Untuk memutus meneruskan putaran (daya mesin) dari crankshaft
ke transmisi.
a. Kopling Sentrifugal
Jenis kopling sentrifugal ada dua : Kopling sentrifugal tipe basah dan Kopling sentrifugal tipe
kering.
Kopling sentrifugal :
o Konstruksi sederhana
o Tidak menyatu dengan starting clutch dan kopling pemindah gigi
b. Kopling Manual
Komponen kopling manual :
o Rumah kopling (Clutch Outer)
o Kampas kopling (Friction disk)
o Plat kopling (Clutch Plate)
o Clutch center
11
E. chassis
1. Sistem Rangka
Ditinjau dari bahan dan cara pembuatannya, rangka terbagi menjadi 3 jenis, diantaranya :
a. Jenis Pressed Steel dan Tubular
b. Jenis Pressed Steel
c. Jenis Tubular
a. Keseimbangan Roda
Ketika roda berputar dengan kecepatan tinggi, akan terjadi getaran akibat gaya sentrifugal.
Menyetel keseimbangan roda bertujuan untuk mengurangi getaran pada roda. Untuk
menyeimbangkan roda, maka digunakan weight balance
Weight balance untuk pelek jari – jari Cast Wheel (pelek bintang)
12
b. Bearing Roda
Bearing roda berfungsi menopang as roda dan hub, membantu agar roda dapat berputar
dengan lancar dan halus.
3. Suspensi
a. Suspensi Depan
Jenis Suspensi depan :
o Tipe Teleskopik
Tipe penyangga bottom bridge
Tipe penyangga top / bridge
o Tipe Bottom link
Tipe Leading arm
Tipe trailing arm
b. Suspensi Belakang
Sistem suspensi belakang untuk sepeda motor terdiri atas dua tipe utama :
o Tipe swing arm yang terdiri atas suspensi belakang (shock absorber) dan sebuah swing
arm, (Double shock, Mono shock, Pro link shock)
o Tipe unit swing / shock konvensional (terdapat pada tipe matic)
13
4. Sistem kemudi
14